simposium pendidikan

21
A. Pendahuluan Sekolah berperan sebagai lembaga yang memproses lulusan untuk bidang-bidang pekerjaan dalam kehidupan masyarakat secara luas. Proses pembelajaran di sekolah pada setiap tingkatan memiliki karakteristik dan kesulitan yang berbeda. Semakin tinggi tingkat sekolah akan semakin sulit materi pelajaran yang dipelajari. Sekolah kejuruan memiliki karakteristik berbeda dengan sekolah menengah umum. Sekolah menengah kejuruan memiliki tiga kelompok mata pelajaran yaitu adaptif, normatif dan produktif. Kelompok mata pelajaran yang membedakan sekolah kejuruan adalah kelompok mata pelajaran produktif, kelompok mata pelajaran ini memuat keterampilan-keterampilan yang akan dikuasai oleh peserta didik agar siap bekerja di dunia usaha/industri (DUDI) setelah menyelesaikan studi. Mata pelajaran produktif disesuaikan dengan perkembangan dunia pekerjaan dan akan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), oleh sebab itu sekolah kejuruan terus dituntut untuk dapat menyesuaikan diri agar tidak ketinggalan. Salah satu program keahlian di sekolah menengah kejuruan adalah Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Program keahlian ini berada pada Kelompok Bisnis dan Manajemen. Program Keahlian Administrasi Perkantoran adalah program keahlian yang menempa peserta didik untuk terampil dalam bidang pekerjaan 1

Upload: leonnardo-sijabat

Post on 04-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: simposium pendidikan

A. Pendahuluan

Sekolah berperan sebagai lembaga yang memproses lulusan untuk bidang-

bidang pekerjaan dalam kehidupan masyarakat secara luas. Proses pembelajaran

di sekolah pada setiap tingkatan memiliki karakteristik dan kesulitan yang

berbeda. Semakin tinggi tingkat sekolah akan semakin sulit materi pelajaran yang

dipelajari. Sekolah kejuruan memiliki karakteristik berbeda dengan sekolah

menengah umum. Sekolah menengah kejuruan memiliki tiga kelompok mata

pelajaran yaitu adaptif, normatif dan produktif. Kelompok mata pelajaran yang

membedakan sekolah kejuruan adalah kelompok mata pelajaran produktif,

kelompok mata pelajaran ini memuat keterampilan-keterampilan yang akan

dikuasai oleh peserta didik agar siap bekerja di dunia usaha/industri (DUDI)

setelah menyelesaikan studi. Mata pelajaran produktif disesuaikan dengan

perkembangan dunia pekerjaan dan akan selalu berubah dan berkembang sesuai

dengan kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), oleh sebab itu

sekolah kejuruan terus dituntut untuk dapat menyesuaikan diri agar tidak

ketinggalan.

Salah satu program keahlian di sekolah menengah kejuruan adalah Program

Keahlian Administrasi Perkantoran. Program keahlian ini berada pada Kelompok

Bisnis dan Manajemen. Program Keahlian Administrasi Perkantoran adalah

program keahlian yang menempa peserta didik untuk terampil dalam bidang

pekerjaan administrasi perkantoran, tamatan program keahlian ini dapat bekerja

sebagai tenaga administrasi, arsiparis, sekretaris dan costumer service di dunia

usaha/industri (DUDI). Keterampilan inti pekerjaan administrasi perkantoran

adalah mengetik cepat, keterampilan ini penting karena semua kegiatan

administrasi pada saat ini telah menggunakan perangkat komputer. Semua

pekerjaan yang berada pada lingkup kegiatan administrasi perkantoran tidak lepas

dari kegiatan mengetik di komputer seperti membuat surat, mengirim email,

membuat laporan dan lain-lain. Oleh sebab itu peserta didik tamatan program

keahlian administrasi perkantoran dituntut untuk terampil mengetik cepat 10 jari

menggunakan perangkat komputer.

Khusus di SMK Negeri 4 Sarolangun Provinsi Jambi pembelajaran

mengetik masih menjadi pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik

1

Page 2: simposium pendidikan

karena pembelajaran mengetik tidak menggunakan media yang dapat memberikan

tantangan dan kebaharuan. Kegiatan pembelajaran mengetik dilakukan hanya

dengan cara guru memberikan naskah kepada peserta didik untuk diketik,

kegiatan seperti ini terus berulang-ulang yang akhirnya menimbulkan kebosanan

bagi peserta didik. Melihat kenyataan yang seperti ini, perlu dilakukan penelitian

tindakan kelas (PTK) untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik

mengetik cepat 10 jari. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk

meningkatkan keterampilan mengetik peserta didik adalah dengan menggunakan

media pembelajaran Rapid Typing. Pemilihan media pembelajaran Rapid Typing

sebagai solusi dalam pembelajaran mengetik bagi peserta didik program Keahlian

Administrasi Perkantoran ini dengan mempertimbangkan bahwa : (1) Media

pembelajaran Rapid Typing berbasis komputer sehingga sesuai dengan tuntutan

kebutuhan lapangan pekerjaan di dunia usaha/industri (DUDI) dimana pekerjaan

mengetik di era sekarang ini sebagian besar berbasis komputer; (2) Media

pembelajaran Rapid Typing memiliki fitur yang dapat mengukur kecepatan,

keakuratan dan grafik kemajuan praktik mengetik, sehingga peserta didik dapat

dengan cepat memperoleh feedback dari hasil belajarnya; (3) Media pembelajaran

Rapid Typing memiliki tampilan menarik dan interaktif sehingga tidak membuat

peserta didik cepat bosan dalam proses pembelajaran mengetik; dan (4) Tidak

kalah penting adalah penggunaan media pembelajaran Rapid Typing tidak

memerlukan kertas dalam proses pembelajarannya, hal ini tentu sangat ekonomis

dan ramah lingkungan.

B. Kerangka Konsep/Teori

1. Keterampilan Mengetik 10 Jari

Keterampilan merupakan salah satu aspek yang harus dicapai pada hasil

belajar, Menurut Gordon (1994:55) keterampilan adalah kemampuan untuk

mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya

cenderung pada aktivitas psikomotor. Menurut Nadler (1986:73) pengertian

keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat

diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Menurut Dunnette (1976:33)

pengertian keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan

2

Page 3: simposium pendidikan

beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan

pengalaman yang didapat.

Menurut Robbins (2000:494-495) pada dasarnya keterampilan dapat

dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1) Basic literacy skill merupakan keahlian

dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh

kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar. 2) Technical

skill merupakan keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam

pengembangan teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat,

mengoperasikan komputer. 3) Interpersonal skill merupakan keahlian

interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk

berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar

yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. 4)

Problem solving merupakan menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas

untuk menajamkan logika, beragumentasi dan penyelesaian masalah serta

kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan

menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.

Berdasarkan pendapat di atas mengetik termasuk dalam jenis

keterampilan technical skill. Menurut Wirodiharjo dalam Marimin dan Agung

Kuswantoro (2011:51) mengetik adalah pengetahuan dan keterampilan teknik

yang harus dilatih, sebab tanpa disertai pengetahuan dan keterampilan teknik

tidak akan diperoleh pekerjaan yang memuaskan. Metode mengetik meliputi

mengetik sistem 10 jari, yaitu setiap jari mempunyai tugas sendiri-sendiri yang

harus dilatih satu demi satu, sehingga tuts yang menjadi tugasnya dapat dientak

dengan tepat dan tanpa ragu-ragu. Menurut Sulisno dalam Marimin dan Agung

Kuswanjo (2011:51) mengetik sistem 10 jari adalah tiap jari melakukan

entakan di atas tuts sesuai dengan tugas dan daerah operasi yang telah

ditentukan batasnya. Gerakan jari harus dilakukan dengan entakan-entakan

yang teratur dan dibuat seakan-akan otomatis yang keadaannya tergantung

semata-mata pada perasaan.

2. Media Pembelajaran menggunakan Program Aplikasi Rapid Typing

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

3

Page 4: simposium pendidikan

perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan belajar (I Wayan, 2007:3). Berdasarkan pengertian tersebut,

media pembelajaran dapat dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat

menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,

sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Menurut Daryanto (2017:8) dalam proses pembelajaran, media memiliki

fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima

(peserta didik). Adapun metode adalah prosedur untuk membantu peserta didik

menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Media

pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan juga

merupakan suatu strategi dalam pembelajaran. Menurut Suhardi dalam Arsyad

(2002:25-27), beberapa manfaat praktis dari penggunaan media yaitu : 1)

Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin

lancar dan meningkatkan hasil belajar. 2) Meningkatkan motivasi siswa,

dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar

sendiri-sendiri sesuai kemampuandan minatnya. 3) Penggunaan media dapat

mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Meskipun beragam jenis dan

format media sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, namun

pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat

jenis, yaitu media visual, media audio, media audio-visual dan multimedia.

Sebelum menentukan pilihan media yang akan digunakan untuk

pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru

atau instruktur. Menurut Asyhar (2012:82), memberikan sebelas prinsip dalam

pemilihan media pembelajaran yaitu : (1) kesesuaian, (2) kejelasan sajian, (3)

kemudahan akses, (4) keterjangkauan, (5) ketersediaan, (6) kualitas, (7) ada

alternatif, (8) interaktivitas, (9) organisasi, (10) kebaruan, (11) berorientasi

siswa. Sedangkan menurut Sujarwo (2010:4), dalam pemilihan media

pembelajaran, sebenarnya sudah sejak lama dikenal adanya kriteria yang harus

dipatuhi dalam prosedur penyusunan/ pengembangan media atau bahan belajar.

kriteria tersebut lebih dikenal istilah 7-M, yaitu: mudah, murah, menarik,

mempan, mendorong, mustari dan manfaat. Salah satu media pembelajaran

4

Page 5: simposium pendidikan

yang memenuhi unsur 7-M adalah media pembelajaran yang menggunakan

program aplikasi Rapid Typing. Program aplikasi Rapid Typing merupakan

sebuah media yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengetik. Program

ini adalah perangkat lunak (software) yang dapat dijalankan dengan bantuan

perangkat komputer. Program Aplikasi Rapid Typing merupakan program

aplikasi yang khusus dikembangkan untuk melatih keterampilan mengetik.

Terdapat dua jenis program, yaitu program premium dan program yang

portable.

Keterampilan mengetik yang dapat dikembangkan melalui program

aplikasi ini mancakup kecepatan dan ketepatan. Program Aplikasi Rapid

Typing memiliki fitur yang dapat memantau tingkat kecepatan dan ketelitian.

Selain itu, perkembangan kemajuan keterampilan peserta didik mulai dari

latihan awal sampai dengan latihan akhir dapat diketahui secara langusung

setelah proses pembelajaran sehingga pelaksanaan penilaian oleh guru menjadi

lebih mudah. Menurut Sutirman (2011:6) program aplikasi Rapid Typing

memiliki keunggulan yaitu : (1) Media pembelajaran Rapid Typing berbasis

komputer sehingga sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan di

dunia usaha/industri (DUDI) dimana pekerjaan mengteik di era sekarang ini

sebagaian besar berbasis komputer; (2) Media pembelajaran Rapid Typing

memiliki fitur yang dapat mengukur kecepatan, keakuratan dan grafik

kemajuan praktik mengetik, sehingga peserta didik dapat dengan cepat

memperoleh feedback dari hasil belajarnya; (3) Media pembelajaran Rapid

Typing memiliki tampilan menarik dan interaktif sehingga tidak membuat

peserta didik cepat bosan dalam proses pembelajaran mengetik.

Tampilan program Program Aplikasi Rapid Typing juga sangat menarik.

Tampilan gambar dan teks yang dinamis dan beraneka warna menjadi daya

tarik tersendiri. Adanya iringan background musik juga menambah keunggulan

program ini. Aplikasi ini dilengkapi dengan beberapa worksheet yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Worksheet yang disediakan dalam program ini

mulai dari latihan mengetik dasar berupa latihan mengetik abjad sampai

dengan dengan latihan keterampilan yang rumit berupa latihan mengetik teks

Bahasa Inggris. Program Aplikasi Rapid Typing dapat diunduh di situs

5

Page 6: simposium pendidikan

http://www.rapidtyping.com. Terdapat dua jenis program yang dipublikasikan,

yaitu program premium dan program yang portable. Program aplikasi yang

portable dapat diunduh secara gratis. Setelah pengunduhan berhasil,

dilakukanlah penginstalan. Penginstalan program aplikasi Rapid Typing sangat

mudah, guru hanya perlu mengikuti perintah penginstalan.

C. Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan media

pembelajaran Rapid Typing. Penelitian menggunakan model Kemmis McTaggart

yang dirancang dengan proses siklus yang terdiri dari empat fase kegiatan yaitu

merencanakan (planning), melakukan tindakan (action), mengamati

(observation), dan merefleksi (reflectif). Tahap-tahap ini terus berulang sampai

permasalahan teratasi atau indikator keberhasilan telah tercapai. Penelitian ini

dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Waktu

penelitian dijadwalkan mulai dari 2 Mei 2015. Subjek penelitian ini adalah peserta

didik kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 4

Sarolangun Provinsi Jambi yang berjumlah 37 orang peserta didik. Objek

penelitian adalah keterampilan peserta didik mengetik cepat 10 jari.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua teknik yaitu :

1. Teknik Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keseriusan

peserta didik dalam pembelajaran menggunakan media program Aplikasi

Rapid Typing pada pebelajaran mengetik dan untuk mengetahui laporan hasil

praktik peserta didik. Instumen yang digunakan pada teknik observasi ini

berupa daftar pengamatan.

2. Teknik Angket, digunakan untuk menggali data mengenai pendapat peserta

didik tentang pembelajaran mengetik dengan memanfaatkan program aplikasi

Rapid Typing. Angket yang digunakan adalah angket terbuka.

Data dianalisis dengan statistik deskriptif yaitu mencari nilai tertinggi dan

terendah. Secara jelas analisis data terdiri dari tiga tahapan kegiatan yaitu :

1. Reduksi Data, dilakukan terhadap data yang terkumpul, yaitu data hasil

observasi kelas, dokumentasi dan field note. Data tersebut diklasifikasikan

6

Page 7: simposium pendidikan

berdasarkan data yang berjenis sama, selanjutnya dilakukan simplifikasi

dengan menyingkirkan data yang tidak diperlukan. Kegiatan reduksi data ini

dilaksanakan secara langsung dan terus menerus semenjak mendapatkan data

yang pertama kali sampai data yang diperoleh terakhir, sampai diteruskan

dalam penyusunan laporan.

2. Penyajian Data, akan dilaksanakan secara naratif dan terpilah. Data tersebut

merupakan sekumpulan informasi yang telah terpilih dari hasil reduksi. Dengan

cara demikian diharapkan memudahkan dalam penginterpretasian data dan

penarikan kesimpulan, sebagai bahan refleksi dan penentuan perencanaan

tindakan selanjutnya. Sekumpulan informasi yang dimaksud di sini adalah

jalannya proses pembelajaran; yaitu media penyampaian materi oleh guru,

pengelolaan kelas, dan respon peserta didik terhadap media pembelajaran.

3. Penyimpulan data, dilaksanakan berdasarkan hasil analisis data, hasil diskusi

bersama antara peneliti dengan observer berdasarkan data hasil obeservasi, data

tes, dan data pendukung lainnya. Berdasarkan hasil penyimpulan ini nanti akan

ditentukan perlu tidaknya diadakan tindakan lanjutan.

Kriteria keberhasilan merupakan titik akhir dari penelitian, apabila kriteria

berhasilan tercapai maka penelitian dapat diakhiri. Apabila pada siklus pertama

kriteria keberhasilan belum tercapai maka akan dilanjutkan ke siklus kedua dan

demikian seterusnya hingga kriteria keberhasilan tercapai. Kriteria keberhasilan

pada penelitian ini adalah sama dengan atau lebih dari 80% peserta didik memiliki

kecepatan mengetik sama dengan atau lebih dari 200 Character per Minute

(CPM) dan persentase ketepatan sama dengan atau lebih dari 90%.

D. Temuan

Pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 jam pelajaran kedua dan

ketiga yaitu pukul 08.00 – 09.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh peserta didik adalah latihan mengetik huruf, Basic, Lesson 1 – 5. Pertemuan

kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 jam pelajaran ketujuh

dan kedelapan yaitu pukul 12.00 – 13.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik adalah latihan mengetik huruf, Basic, Lesson 6 – 9.

7

Page 8: simposium pendidikan

Tahap pengamatan/observasi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan oleh guru

kepada peserta didik. Pengamatan/observasi dilaksanakan dengan cara melakukan

observasi terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan oleh peserta didik pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Ada dua aspek yang diobservasi oleh

guru. Aspek observasi pertama yaitu kecepatan mengetik peserta didik. Aspek

observasi kedua adalah ketepatan/ketelitian mengetik peserta didik. Selain hasil

pekerjaan peserta didik pengamatan/observasi juga dilakukan terhadap suasana

pembelajaran, sikap peserta didik pada saat latihan mengetik dan kegiatan yang

dilakukan guru pada saat pembelajaran. Hasil pengamatan/observasi yang

dilaksanakan oleh peneliti kepada semua peserta didik dapat dilihat pada tabel 1

dan 2 di bawah ini

Tabel. 1 Klasifikasi Kecepatan Mengetik

Kecepatan (CPM) Jumlah Persentase≥ 225 0 0,00%

200 – 224 20 54,05%< 200 17 45,95%

Jumlah 37 100Tabel. 2 Klasifikasi Ketepatan Mengetik

Ketepatan (%) Jumlah Persentase≥ 90 2 5,41%

80 – 89 35 94,59%< 80 0 0,00%

Jumlah 37 100

Berdasarkan data yang terkumpulkan pada pengamatan/observasi yang telah

dilaksanakan pada siklus pertama diketahui bahwa keterampilan mengetik peserta

didik belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Kecepatan mengetik

perta didik yaitu 17 orang peserta didik (45,95%) memiliki kecepatan di bawah

200 CPM, 20 orang peserta didik (54,05%) memiliki kecepatan 200 – 224 CPM

dan tidak ada peserta didik yang memiliki kecepatan melebihi 225 CPM.

Ketepatan mengetik peserta didik yaitu 35 orang peserta didik (94,59%) memiliki

ketepatan antara 80 - 89% dan hanya 2 orang peserta didik (5,41%) yang memiki

ketepatan di atas 90%.

Berdasarkan data tersebut maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus

kedua. Berdasarkan catatan peneliti ada beberapa kekurangan yang dilakukan oleh

8

Page 9: simposium pendidikan

guru pada saat pelaksanaan tindakan. Kekurangan pertama yaitu peserta didik

terlalu tegang dalam latihan mengetik, ketegangan ini disebabkan karena guru

selalu mengamati dengan cara berkeliling mengitari peserta didik pada saat latihan

mengetik. kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut dapat mengganggu

konsentrasi peserta didik. Perbaikan untuk tindakan selanjutnya adalah guru tidak

perlu berkeliling mengitari peserta didik. Kegiatan pengamatan dilakukan setela

peserta didik selesai latihan mengetik. Kekurangan kedua adalah guru tidak

memberikan penjelasan kepada peserta didik mengenai sikap mengetik yang baik

dan benar kepada peserta didik. Akibat yang ditimbulkan adalah pada saat latihan

mengetik banyak peserta didik yang memiliki sikap mengetik yang tidak baik dan

benar. Sikap pada saat mengetik tentu akan mempengaruhi hasil latihan mengetik

peserta didik. Perbaikan untuk tindakan selanjutnya adalah sebelum latihan

mengetik dimulai, guru perlu memberikan penjelasan kepada peserta didik

mengenai sikap pada saat mengetik yang baik dan benar. Kekurangan ketiga

adalah guru tidak memberikan waktu untuk peserta didik melakukan pemanasan

dalam mengetik. pemanasan perlu dilakukan agar jari-jari peserta didik lentur dan

tidak kaku. Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan hanya lima menit.

Pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah perbaikan dan kelanjutan dari

pelaksanaan tindakan siklus pertama. Pelaksanaan tindakan siklus kedua

dilaksanakan sebanyak dua pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 25 Mei 2015

jam pelajaran kedua dan ketiga yaitu pukul 08.00 – 09.30 WIB. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik adalah latihan mengetik huruf

kapital, Basic, Lesson 1 – 5. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 27 Mei 2015 jam pelajaran ketujuh dan kedelapan yaitu pukul 12.00 –

13.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik adalah

latihan mengetik huruf kapital, Basic, Lesson 6 – 9.

Hasil pengamatan/observasi yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 3

dan 4 berikut ini

Tabel. 3 Klasifikasi Kecepatan MengetikKecepatan (CPM) Jumlah Persentase

≥ 250 2 5,41200 – 249 28 75,68

< 200 7 18,92Jumlah 37 100,00

9

Page 10: simposium pendidikan

Tabel. 4.Klasifikasi Ketepatan MengetikKetepatan (%) Jumlah Persentase

≥ 90 34 91,8980 – 89 3 8,11

< 80 0 0,00Jumlah 37 100

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa keterampilan mengetik peserta

didik telah mencapai indikator keberhasilan pada penelitian tindakan ini yaitu

80% peserta didik memiliki kecepatan mengetik sama dengan atau lebih dari 200

Character per Minute (CPM) dan persentase ketepatan sama dengan atau lebih

dari 90%. Dengan demikian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Perbandingan data kecepatan mengetik peserta didik pada pelaksanaan siklus

pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.

< 200 CPM 200 – 224 CPM ≥ 225 CPM0

5

10

15

20

25

30

SIKLUS 1SIKLUS 2

Gambar 1. Perbandingan Kecepatan Mengetik

Perbandingan data ketepatan mengetik peserta didik pada pelaksanaan

siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.

< 80% 80 – 89% ≥ 90%0

5

10

15

20

25

30

35

40

SIKLUS 1SIKLUS 2

10

Page 11: simposium pendidikan

Gambar 2. Perbandingan Ketepatan Mengetik

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa media pembelajaran

Rapid Typing dapat meningkatkan keterampilan mengetik peserta didik, hal ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sutirman (2011)

dengan judul penelitian Pemanfaatan Program Aplikasi Rapid Typing Sebagai

Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mengetik Manual di

Yogyakarta.

E. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh beberapa

kesimpulan yaitu 1) Pada siklus pertama Kecepatan mengetik perta didik yaitu

17 orang peserta didik (45,95%) memiliki kecepatan di bawah 200 CPM, 20

orang peserta didik (54,05%) memiliki kecepatan 200 – 224 CPM dan tidak

ada peserta didik yang memiliki kecepatan melebihi 225 CPM. Ketepatan

mengetik peserta didik yaitu 35 orang peserta didik (94,59%) memiliki

ketepatan antara 80 - 89 % dan hanya 2 (5,41%) orang peserta didik yang

memiki ketepatan di atas 90%. 2) Kecepatan mengetik yaitu 7 orang peserta

didik (18,92%) memiliki kecepatan di bawah 200 CPM, 28 orang peserta didik

(75,68%) memiliki kecepatan mengetik 200 – 224 CPM dan 2 orang peserta

didik (5,41%) memiliki kecepatan mengetik di atas 225 CPM. Ketepatan

mengetik peserta didik yaitu 3 orang peserta didik (8,11%) memiliki ketepatan

80 – 89% dan 34 orang peserta didik (91,89%) memiliki ketepatan di atas 90%.

3) Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan media pembelajaran

Rapid Typing dapat meningkatkan keterampilan mengetik peserta didik.

2. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan

keterampilan mengetik peserta didik diajukan saran yaitu 1) Kepala sekolah

SMKN 4 Sarolangun sebaiknya menyediakan fasilitas laboratorium khusus

untuk Program Keahlian Administrasi Perkantoran agar guru dapat lebih

leluasa menerapkan media pembelajaran Rapid Typing untuk meningkatkan

keterampilan mengetik peserta didik. 2) Guru agar dapat menerapkan media

11

Page 12: simposium pendidikan

pembelajaran Rapid Typing untuk meningkatkan keterampilan mengetik

peserta didik. 3) Peserta didik dapat mengasah keterampilan mengetik secara

terus menerus hingga mahir terutama menggunakan media pembelajaran Rapid

Typing sehingga kecepatan dan ketepatan mengetik dapat lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dunnette. 1976. Keterampilan Mengaktifkan Siswa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gordon, Sheldon P. and Florence S. Gordon. 1994. Contempo-rary Statistics: A Computer Approach. New York: McGraw-Hill, Inc.,

I Wayan Santyasa. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran Bagi Guru - Guru SMA Negeri Banjar Angkan, di Banjar Angkan Klungkung, 10 Januari 2007.

Marimin dan Agung Kuswantoro. 2011. Penggunaan Media Gudmen untuk Meningkatkan Keterampilan Manual 10 Jari Buta pada Mahasiswa Administrasi Perkantoran FE UNNES. Emarang: Lembaran Ilmu Pendidikan Jilid 40.

Munadi Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada press. Prestasi.

Nadler, G. 1986. Terobosan Cara Berpikir. California: Southern University.

Slephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Sujarwo. 2010. Kelas Internasional di Universitas. Diakses dari http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=kela+internasional+sujarwo&btnG=Telusuri&as_ylo=&as_vis=0

Sutirman. 2011. Pemanfaatan Program Aplikasi Rapid Typing Sebagai Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mengetik Manual. Yogyakarta: Laporan Penelitian Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi UNY.

12

Page 13: simposium pendidikan

Taggart Robin Mc. 1991. Action Research: A Short Modern History. Victoria : Deakin University.

13