simposium pendidikan
DESCRIPTION
pendidikanTRANSCRIPT
A. Pendahuluan
Sekolah berperan sebagai lembaga yang memproses lulusan untuk bidang-
bidang pekerjaan dalam kehidupan masyarakat secara luas. Proses pembelajaran
di sekolah pada setiap tingkatan memiliki karakteristik dan kesulitan yang
berbeda. Semakin tinggi tingkat sekolah akan semakin sulit materi pelajaran yang
dipelajari. Sekolah kejuruan memiliki karakteristik berbeda dengan sekolah
menengah umum. Sekolah menengah kejuruan memiliki tiga kelompok mata
pelajaran yaitu adaptif, normatif dan produktif. Kelompok mata pelajaran yang
membedakan sekolah kejuruan adalah kelompok mata pelajaran produktif,
kelompok mata pelajaran ini memuat keterampilan-keterampilan yang akan
dikuasai oleh peserta didik agar siap bekerja di dunia usaha/industri (DUDI)
setelah menyelesaikan studi. Mata pelajaran produktif disesuaikan dengan
perkembangan dunia pekerjaan dan akan selalu berubah dan berkembang sesuai
dengan kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), oleh sebab itu
sekolah kejuruan terus dituntut untuk dapat menyesuaikan diri agar tidak
ketinggalan.
Salah satu program keahlian di sekolah menengah kejuruan adalah Program
Keahlian Administrasi Perkantoran. Program keahlian ini berada pada Kelompok
Bisnis dan Manajemen. Program Keahlian Administrasi Perkantoran adalah
program keahlian yang menempa peserta didik untuk terampil dalam bidang
pekerjaan administrasi perkantoran, tamatan program keahlian ini dapat bekerja
sebagai tenaga administrasi, arsiparis, sekretaris dan costumer service di dunia
usaha/industri (DUDI). Keterampilan inti pekerjaan administrasi perkantoran
adalah mengetik cepat, keterampilan ini penting karena semua kegiatan
administrasi pada saat ini telah menggunakan perangkat komputer. Semua
pekerjaan yang berada pada lingkup kegiatan administrasi perkantoran tidak lepas
dari kegiatan mengetik di komputer seperti membuat surat, mengirim email,
membuat laporan dan lain-lain. Oleh sebab itu peserta didik tamatan program
keahlian administrasi perkantoran dituntut untuk terampil mengetik cepat 10 jari
menggunakan perangkat komputer.
Khusus di SMK Negeri 4 Sarolangun Provinsi Jambi pembelajaran
mengetik masih menjadi pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik
1
karena pembelajaran mengetik tidak menggunakan media yang dapat memberikan
tantangan dan kebaharuan. Kegiatan pembelajaran mengetik dilakukan hanya
dengan cara guru memberikan naskah kepada peserta didik untuk diketik,
kegiatan seperti ini terus berulang-ulang yang akhirnya menimbulkan kebosanan
bagi peserta didik. Melihat kenyataan yang seperti ini, perlu dilakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik
mengetik cepat 10 jari. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk
meningkatkan keterampilan mengetik peserta didik adalah dengan menggunakan
media pembelajaran Rapid Typing. Pemilihan media pembelajaran Rapid Typing
sebagai solusi dalam pembelajaran mengetik bagi peserta didik program Keahlian
Administrasi Perkantoran ini dengan mempertimbangkan bahwa : (1) Media
pembelajaran Rapid Typing berbasis komputer sehingga sesuai dengan tuntutan
kebutuhan lapangan pekerjaan di dunia usaha/industri (DUDI) dimana pekerjaan
mengetik di era sekarang ini sebagian besar berbasis komputer; (2) Media
pembelajaran Rapid Typing memiliki fitur yang dapat mengukur kecepatan,
keakuratan dan grafik kemajuan praktik mengetik, sehingga peserta didik dapat
dengan cepat memperoleh feedback dari hasil belajarnya; (3) Media pembelajaran
Rapid Typing memiliki tampilan menarik dan interaktif sehingga tidak membuat
peserta didik cepat bosan dalam proses pembelajaran mengetik; dan (4) Tidak
kalah penting adalah penggunaan media pembelajaran Rapid Typing tidak
memerlukan kertas dalam proses pembelajarannya, hal ini tentu sangat ekonomis
dan ramah lingkungan.
B. Kerangka Konsep/Teori
1. Keterampilan Mengetik 10 Jari
Keterampilan merupakan salah satu aspek yang harus dicapai pada hasil
belajar, Menurut Gordon (1994:55) keterampilan adalah kemampuan untuk
mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya
cenderung pada aktivitas psikomotor. Menurut Nadler (1986:73) pengertian
keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat
diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Menurut Dunnette (1976:33)
pengertian keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan
2
beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan
pengalaman yang didapat.
Menurut Robbins (2000:494-495) pada dasarnya keterampilan dapat
dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1) Basic literacy skill merupakan keahlian
dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh
kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar. 2) Technical
skill merupakan keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam
pengembangan teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat,
mengoperasikan komputer. 3) Interpersonal skill merupakan keahlian
interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk
berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar
yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. 4)
Problem solving merupakan menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas
untuk menajamkan logika, beragumentasi dan penyelesaian masalah serta
kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan
menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.
Berdasarkan pendapat di atas mengetik termasuk dalam jenis
keterampilan technical skill. Menurut Wirodiharjo dalam Marimin dan Agung
Kuswantoro (2011:51) mengetik adalah pengetahuan dan keterampilan teknik
yang harus dilatih, sebab tanpa disertai pengetahuan dan keterampilan teknik
tidak akan diperoleh pekerjaan yang memuaskan. Metode mengetik meliputi
mengetik sistem 10 jari, yaitu setiap jari mempunyai tugas sendiri-sendiri yang
harus dilatih satu demi satu, sehingga tuts yang menjadi tugasnya dapat dientak
dengan tepat dan tanpa ragu-ragu. Menurut Sulisno dalam Marimin dan Agung
Kuswanjo (2011:51) mengetik sistem 10 jari adalah tiap jari melakukan
entakan di atas tuts sesuai dengan tugas dan daerah operasi yang telah
ditentukan batasnya. Gerakan jari harus dilakukan dengan entakan-entakan
yang teratur dan dibuat seakan-akan otomatis yang keadaannya tergantung
semata-mata pada perasaan.
2. Media Pembelajaran menggunakan Program Aplikasi Rapid Typing
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
3
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar (I Wayan, 2007:3). Berdasarkan pengertian tersebut,
media pembelajaran dapat dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Menurut Daryanto (2017:8) dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(peserta didik). Adapun metode adalah prosedur untuk membantu peserta didik
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan juga
merupakan suatu strategi dalam pembelajaran. Menurut Suhardi dalam Arsyad
(2002:25-27), beberapa manfaat praktis dari penggunaan media yaitu : 1)
Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin
lancar dan meningkatkan hasil belajar. 2) Meningkatkan motivasi siswa,
dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar
sendiri-sendiri sesuai kemampuandan minatnya. 3) Penggunaan media dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Meskipun beragam jenis dan
format media sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, namun
pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat
jenis, yaitu media visual, media audio, media audio-visual dan multimedia.
Sebelum menentukan pilihan media yang akan digunakan untuk
pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru
atau instruktur. Menurut Asyhar (2012:82), memberikan sebelas prinsip dalam
pemilihan media pembelajaran yaitu : (1) kesesuaian, (2) kejelasan sajian, (3)
kemudahan akses, (4) keterjangkauan, (5) ketersediaan, (6) kualitas, (7) ada
alternatif, (8) interaktivitas, (9) organisasi, (10) kebaruan, (11) berorientasi
siswa. Sedangkan menurut Sujarwo (2010:4), dalam pemilihan media
pembelajaran, sebenarnya sudah sejak lama dikenal adanya kriteria yang harus
dipatuhi dalam prosedur penyusunan/ pengembangan media atau bahan belajar.
kriteria tersebut lebih dikenal istilah 7-M, yaitu: mudah, murah, menarik,
mempan, mendorong, mustari dan manfaat. Salah satu media pembelajaran
4
yang memenuhi unsur 7-M adalah media pembelajaran yang menggunakan
program aplikasi Rapid Typing. Program aplikasi Rapid Typing merupakan
sebuah media yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengetik. Program
ini adalah perangkat lunak (software) yang dapat dijalankan dengan bantuan
perangkat komputer. Program Aplikasi Rapid Typing merupakan program
aplikasi yang khusus dikembangkan untuk melatih keterampilan mengetik.
Terdapat dua jenis program, yaitu program premium dan program yang
portable.
Keterampilan mengetik yang dapat dikembangkan melalui program
aplikasi ini mancakup kecepatan dan ketepatan. Program Aplikasi Rapid
Typing memiliki fitur yang dapat memantau tingkat kecepatan dan ketelitian.
Selain itu, perkembangan kemajuan keterampilan peserta didik mulai dari
latihan awal sampai dengan latihan akhir dapat diketahui secara langusung
setelah proses pembelajaran sehingga pelaksanaan penilaian oleh guru menjadi
lebih mudah. Menurut Sutirman (2011:6) program aplikasi Rapid Typing
memiliki keunggulan yaitu : (1) Media pembelajaran Rapid Typing berbasis
komputer sehingga sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan di
dunia usaha/industri (DUDI) dimana pekerjaan mengteik di era sekarang ini
sebagaian besar berbasis komputer; (2) Media pembelajaran Rapid Typing
memiliki fitur yang dapat mengukur kecepatan, keakuratan dan grafik
kemajuan praktik mengetik, sehingga peserta didik dapat dengan cepat
memperoleh feedback dari hasil belajarnya; (3) Media pembelajaran Rapid
Typing memiliki tampilan menarik dan interaktif sehingga tidak membuat
peserta didik cepat bosan dalam proses pembelajaran mengetik.
Tampilan program Program Aplikasi Rapid Typing juga sangat menarik.
Tampilan gambar dan teks yang dinamis dan beraneka warna menjadi daya
tarik tersendiri. Adanya iringan background musik juga menambah keunggulan
program ini. Aplikasi ini dilengkapi dengan beberapa worksheet yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Worksheet yang disediakan dalam program ini
mulai dari latihan mengetik dasar berupa latihan mengetik abjad sampai
dengan dengan latihan keterampilan yang rumit berupa latihan mengetik teks
Bahasa Inggris. Program Aplikasi Rapid Typing dapat diunduh di situs
5
http://www.rapidtyping.com. Terdapat dua jenis program yang dipublikasikan,
yaitu program premium dan program yang portable. Program aplikasi yang
portable dapat diunduh secara gratis. Setelah pengunduhan berhasil,
dilakukanlah penginstalan. Penginstalan program aplikasi Rapid Typing sangat
mudah, guru hanya perlu mengikuti perintah penginstalan.
C. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan media
pembelajaran Rapid Typing. Penelitian menggunakan model Kemmis McTaggart
yang dirancang dengan proses siklus yang terdiri dari empat fase kegiatan yaitu
merencanakan (planning), melakukan tindakan (action), mengamati
(observation), dan merefleksi (reflectif). Tahap-tahap ini terus berulang sampai
permasalahan teratasi atau indikator keberhasilan telah tercapai. Penelitian ini
dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Waktu
penelitian dijadwalkan mulai dari 2 Mei 2015. Subjek penelitian ini adalah peserta
didik kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 4
Sarolangun Provinsi Jambi yang berjumlah 37 orang peserta didik. Objek
penelitian adalah keterampilan peserta didik mengetik cepat 10 jari.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua teknik yaitu :
1. Teknik Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keseriusan
peserta didik dalam pembelajaran menggunakan media program Aplikasi
Rapid Typing pada pebelajaran mengetik dan untuk mengetahui laporan hasil
praktik peserta didik. Instumen yang digunakan pada teknik observasi ini
berupa daftar pengamatan.
2. Teknik Angket, digunakan untuk menggali data mengenai pendapat peserta
didik tentang pembelajaran mengetik dengan memanfaatkan program aplikasi
Rapid Typing. Angket yang digunakan adalah angket terbuka.
Data dianalisis dengan statistik deskriptif yaitu mencari nilai tertinggi dan
terendah. Secara jelas analisis data terdiri dari tiga tahapan kegiatan yaitu :
1. Reduksi Data, dilakukan terhadap data yang terkumpul, yaitu data hasil
observasi kelas, dokumentasi dan field note. Data tersebut diklasifikasikan
6
berdasarkan data yang berjenis sama, selanjutnya dilakukan simplifikasi
dengan menyingkirkan data yang tidak diperlukan. Kegiatan reduksi data ini
dilaksanakan secara langsung dan terus menerus semenjak mendapatkan data
yang pertama kali sampai data yang diperoleh terakhir, sampai diteruskan
dalam penyusunan laporan.
2. Penyajian Data, akan dilaksanakan secara naratif dan terpilah. Data tersebut
merupakan sekumpulan informasi yang telah terpilih dari hasil reduksi. Dengan
cara demikian diharapkan memudahkan dalam penginterpretasian data dan
penarikan kesimpulan, sebagai bahan refleksi dan penentuan perencanaan
tindakan selanjutnya. Sekumpulan informasi yang dimaksud di sini adalah
jalannya proses pembelajaran; yaitu media penyampaian materi oleh guru,
pengelolaan kelas, dan respon peserta didik terhadap media pembelajaran.
3. Penyimpulan data, dilaksanakan berdasarkan hasil analisis data, hasil diskusi
bersama antara peneliti dengan observer berdasarkan data hasil obeservasi, data
tes, dan data pendukung lainnya. Berdasarkan hasil penyimpulan ini nanti akan
ditentukan perlu tidaknya diadakan tindakan lanjutan.
Kriteria keberhasilan merupakan titik akhir dari penelitian, apabila kriteria
berhasilan tercapai maka penelitian dapat diakhiri. Apabila pada siklus pertama
kriteria keberhasilan belum tercapai maka akan dilanjutkan ke siklus kedua dan
demikian seterusnya hingga kriteria keberhasilan tercapai. Kriteria keberhasilan
pada penelitian ini adalah sama dengan atau lebih dari 80% peserta didik memiliki
kecepatan mengetik sama dengan atau lebih dari 200 Character per Minute
(CPM) dan persentase ketepatan sama dengan atau lebih dari 90%.
D. Temuan
Pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 jam pelajaran kedua dan
ketiga yaitu pukul 08.00 – 09.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik adalah latihan mengetik huruf, Basic, Lesson 1 – 5. Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 jam pelajaran ketujuh
dan kedelapan yaitu pukul 12.00 – 13.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik adalah latihan mengetik huruf, Basic, Lesson 6 – 9.
7
Tahap pengamatan/observasi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan oleh guru
kepada peserta didik. Pengamatan/observasi dilaksanakan dengan cara melakukan
observasi terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan oleh peserta didik pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Ada dua aspek yang diobservasi oleh
guru. Aspek observasi pertama yaitu kecepatan mengetik peserta didik. Aspek
observasi kedua adalah ketepatan/ketelitian mengetik peserta didik. Selain hasil
pekerjaan peserta didik pengamatan/observasi juga dilakukan terhadap suasana
pembelajaran, sikap peserta didik pada saat latihan mengetik dan kegiatan yang
dilakukan guru pada saat pembelajaran. Hasil pengamatan/observasi yang
dilaksanakan oleh peneliti kepada semua peserta didik dapat dilihat pada tabel 1
dan 2 di bawah ini
Tabel. 1 Klasifikasi Kecepatan Mengetik
Kecepatan (CPM) Jumlah Persentase≥ 225 0 0,00%
200 – 224 20 54,05%< 200 17 45,95%
Jumlah 37 100Tabel. 2 Klasifikasi Ketepatan Mengetik
Ketepatan (%) Jumlah Persentase≥ 90 2 5,41%
80 – 89 35 94,59%< 80 0 0,00%
Jumlah 37 100
Berdasarkan data yang terkumpulkan pada pengamatan/observasi yang telah
dilaksanakan pada siklus pertama diketahui bahwa keterampilan mengetik peserta
didik belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Kecepatan mengetik
perta didik yaitu 17 orang peserta didik (45,95%) memiliki kecepatan di bawah
200 CPM, 20 orang peserta didik (54,05%) memiliki kecepatan 200 – 224 CPM
dan tidak ada peserta didik yang memiliki kecepatan melebihi 225 CPM.
Ketepatan mengetik peserta didik yaitu 35 orang peserta didik (94,59%) memiliki
ketepatan antara 80 - 89% dan hanya 2 orang peserta didik (5,41%) yang memiki
ketepatan di atas 90%.
Berdasarkan data tersebut maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus
kedua. Berdasarkan catatan peneliti ada beberapa kekurangan yang dilakukan oleh
8
guru pada saat pelaksanaan tindakan. Kekurangan pertama yaitu peserta didik
terlalu tegang dalam latihan mengetik, ketegangan ini disebabkan karena guru
selalu mengamati dengan cara berkeliling mengitari peserta didik pada saat latihan
mengetik. kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut dapat mengganggu
konsentrasi peserta didik. Perbaikan untuk tindakan selanjutnya adalah guru tidak
perlu berkeliling mengitari peserta didik. Kegiatan pengamatan dilakukan setela
peserta didik selesai latihan mengetik. Kekurangan kedua adalah guru tidak
memberikan penjelasan kepada peserta didik mengenai sikap mengetik yang baik
dan benar kepada peserta didik. Akibat yang ditimbulkan adalah pada saat latihan
mengetik banyak peserta didik yang memiliki sikap mengetik yang tidak baik dan
benar. Sikap pada saat mengetik tentu akan mempengaruhi hasil latihan mengetik
peserta didik. Perbaikan untuk tindakan selanjutnya adalah sebelum latihan
mengetik dimulai, guru perlu memberikan penjelasan kepada peserta didik
mengenai sikap pada saat mengetik yang baik dan benar. Kekurangan ketiga
adalah guru tidak memberikan waktu untuk peserta didik melakukan pemanasan
dalam mengetik. pemanasan perlu dilakukan agar jari-jari peserta didik lentur dan
tidak kaku. Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan hanya lima menit.
Pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah perbaikan dan kelanjutan dari
pelaksanaan tindakan siklus pertama. Pelaksanaan tindakan siklus kedua
dilaksanakan sebanyak dua pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 25 Mei 2015
jam pelajaran kedua dan ketiga yaitu pukul 08.00 – 09.30 WIB. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik adalah latihan mengetik huruf
kapital, Basic, Lesson 1 – 5. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 27 Mei 2015 jam pelajaran ketujuh dan kedelapan yaitu pukul 12.00 –
13.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik adalah
latihan mengetik huruf kapital, Basic, Lesson 6 – 9.
Hasil pengamatan/observasi yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 3
dan 4 berikut ini
Tabel. 3 Klasifikasi Kecepatan MengetikKecepatan (CPM) Jumlah Persentase
≥ 250 2 5,41200 – 249 28 75,68
< 200 7 18,92Jumlah 37 100,00
9
Tabel. 4.Klasifikasi Ketepatan MengetikKetepatan (%) Jumlah Persentase
≥ 90 34 91,8980 – 89 3 8,11
< 80 0 0,00Jumlah 37 100
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa keterampilan mengetik peserta
didik telah mencapai indikator keberhasilan pada penelitian tindakan ini yaitu
80% peserta didik memiliki kecepatan mengetik sama dengan atau lebih dari 200
Character per Minute (CPM) dan persentase ketepatan sama dengan atau lebih
dari 90%. Dengan demikian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Perbandingan data kecepatan mengetik peserta didik pada pelaksanaan siklus
pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.
< 200 CPM 200 – 224 CPM ≥ 225 CPM0
5
10
15
20
25
30
SIKLUS 1SIKLUS 2
Gambar 1. Perbandingan Kecepatan Mengetik
Perbandingan data ketepatan mengetik peserta didik pada pelaksanaan
siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.
< 80% 80 – 89% ≥ 90%0
5
10
15
20
25
30
35
40
SIKLUS 1SIKLUS 2
10
Gambar 2. Perbandingan Ketepatan Mengetik
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
Rapid Typing dapat meningkatkan keterampilan mengetik peserta didik, hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sutirman (2011)
dengan judul penelitian Pemanfaatan Program Aplikasi Rapid Typing Sebagai
Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mengetik Manual di
Yogyakarta.
E. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu 1) Pada siklus pertama Kecepatan mengetik perta didik yaitu
17 orang peserta didik (45,95%) memiliki kecepatan di bawah 200 CPM, 20
orang peserta didik (54,05%) memiliki kecepatan 200 – 224 CPM dan tidak
ada peserta didik yang memiliki kecepatan melebihi 225 CPM. Ketepatan
mengetik peserta didik yaitu 35 orang peserta didik (94,59%) memiliki
ketepatan antara 80 - 89 % dan hanya 2 (5,41%) orang peserta didik yang
memiki ketepatan di atas 90%. 2) Kecepatan mengetik yaitu 7 orang peserta
didik (18,92%) memiliki kecepatan di bawah 200 CPM, 28 orang peserta didik
(75,68%) memiliki kecepatan mengetik 200 – 224 CPM dan 2 orang peserta
didik (5,41%) memiliki kecepatan mengetik di atas 225 CPM. Ketepatan
mengetik peserta didik yaitu 3 orang peserta didik (8,11%) memiliki ketepatan
80 – 89% dan 34 orang peserta didik (91,89%) memiliki ketepatan di atas 90%.
3) Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan media pembelajaran
Rapid Typing dapat meningkatkan keterampilan mengetik peserta didik.
2. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan
keterampilan mengetik peserta didik diajukan saran yaitu 1) Kepala sekolah
SMKN 4 Sarolangun sebaiknya menyediakan fasilitas laboratorium khusus
untuk Program Keahlian Administrasi Perkantoran agar guru dapat lebih
leluasa menerapkan media pembelajaran Rapid Typing untuk meningkatkan
keterampilan mengetik peserta didik. 2) Guru agar dapat menerapkan media
11
pembelajaran Rapid Typing untuk meningkatkan keterampilan mengetik
peserta didik. 3) Peserta didik dapat mengasah keterampilan mengetik secara
terus menerus hingga mahir terutama menggunakan media pembelajaran Rapid
Typing sehingga kecepatan dan ketepatan mengetik dapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dunnette. 1976. Keterampilan Mengaktifkan Siswa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gordon, Sheldon P. and Florence S. Gordon. 1994. Contempo-rary Statistics: A Computer Approach. New York: McGraw-Hill, Inc.,
I Wayan Santyasa. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran Bagi Guru - Guru SMA Negeri Banjar Angkan, di Banjar Angkan Klungkung, 10 Januari 2007.
Marimin dan Agung Kuswantoro. 2011. Penggunaan Media Gudmen untuk Meningkatkan Keterampilan Manual 10 Jari Buta pada Mahasiswa Administrasi Perkantoran FE UNNES. Emarang: Lembaran Ilmu Pendidikan Jilid 40.
Munadi Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada press. Prestasi.
Nadler, G. 1986. Terobosan Cara Berpikir. California: Southern University.
Slephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Sujarwo. 2010. Kelas Internasional di Universitas. Diakses dari http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=kela+internasional+sujarwo&btnG=Telusuri&as_ylo=&as_vis=0
Sutirman. 2011. Pemanfaatan Program Aplikasi Rapid Typing Sebagai Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mengetik Manual. Yogyakarta: Laporan Penelitian Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi UNY.
12
Taggart Robin Mc. 1991. Action Research: A Short Modern History. Victoria : Deakin University.
13