sintesis protein

25
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sintesis protein adalah proses dimana sel dapat mengubah asam amino menjadi polimer rantai panjang yang disebut protein. Protein merupakan molekul yang mempunyai berbagai fungsi di dalam sel seperti sebagai struktur sel/jaringan, cadangan energi, pergerakan, transportasi beberapa substansi, mengkatalisa reaksi biokimia, dan melindungi terhadap terjangkitnya penyakit. Protein tersusun dari lebih 50% dari berat kering sel. Sintesis protein diprogram oleh DNA. Selama proses ini DNA akan diubah menjadi RNA yang kemudian ditranslasikan menjadi protein di ribosom. Sintesis protein atau mutasi sulit dipahami atau dijelaskan sebelum ditemukannya kode genetik. Kode genetik menjadi dasar kodon yang terdapat dalam nukleotida sebagai dasar pembawa informasi dalam sintesis protein. I.2 Tujuan dan Manfaat I.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui proses sintesis protein I.2.2 Tujuan Khusus a. Untuk menjelaskan pengaruh asam nukleat dalam proses sintesis protein b.Untuk menjelaskan biosintesis purin pirimidin sebagai bagian dari sintesis protein 1.2.3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari disusunnya referat ini adalah mampu memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai proses sintesis protein dan

Upload: arum-ardisa-rini

Post on 30-Dec-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Referat kelompok 2 : Sintesis Protein Blok 115 : 2012Bab I, II, III dan Daftar Pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: Sintesis Protein

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sintesis protein adalah proses dimana sel dapat mengubah asam amino menjadi polimer rantai panjang yang disebut protein. Protein merupakan molekul yang mempunyai berbagai fungsi di dalam sel seperti sebagai struktur sel/jaringan, cadangan energi, pergerakan, transportasi beberapa substansi, mengkatalisa reaksi biokimia, dan melindungi terhadap terjangkitnya penyakit. Protein tersusun dari lebih 50% dari berat kering sel. Sintesis protein diprogram oleh DNA. Selama proses ini DNA akan diubah menjadi RNA yang kemudian ditranslasikan menjadi protein di ribosom.

Sintesis protein atau mutasi sulit dipahami atau dijelaskan sebelum ditemukannya kode genetik. Kode genetik menjadi dasar kodon yang terdapat dalam nukleotida sebagai dasar pembawa informasi dalam sintesis protein.

I.2 Tujuan dan Manfaat

I.2.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui proses sintesis protein

I.2.2 Tujuan Khususa. Untuk menjelaskan pengaruh asam nukleat dalam proses sintesis proteinb.Untuk menjelaskan biosintesis purin pirimidin sebagai bagian dari sintesis protein

1.2.3 ManfaatManfaat yang dapat diperoleh dari disusunnya referat ini

adalah mampu memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai proses sintesis protein dan asam nukleat bagi pembaca, mahasiswa dan penulis.

Page 2: Sintesis Protein

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sintesis Protein

II.1.1 Pengertian Sintesis Protein

Sintesis protein merupakan kegiatan yang berada di pusat kehidupan, karena dalam kehidupan harus berlangsung perawatan, pertumbuhan dan perkembangan. Untuk maksud tersebut, molekul-molekul protein harus memiliki berbagai kemampuan yang mendukungnya. Berbagai kelompok kemampuannya di antaranya, protein bertindak sebagai katalisator (enzim), tranduser (pengubah bentuk energi ke bentuk lain) dalam gerakan, integrator, sinyal, dan sebagai komponen multisubunit dari sebuah “mesin” protein itu sendiri. yang dinamakan mesin protein yaitu segala komponen yang diperlukan untuk sintesis protein.

Protein atau polipeptida tersusun oleh komponen utamanya gugus-gugus yang dirangkai dari asam amino. Dengan demikian berbagai jenis molekul protein berbeda dari jumlah asam amino yang menyusun rantai, jenis asam amino yang menyusun rantai, dan struktur rantai yang membentuk protein. Kekhasan masing-masing protein tersebut harus ada pola yang tetap. Maka untuk sintesis protein dibutuhkan informasi mengenai pola tersebut.

II.1.2 Tahapan Sintesis Protein

Proses sintesis protein dengan menggunakan pola susunan urutan nukleotida DNA dalam gena, secara berturut-turut langkah-langkah yang harus dilalui :

1) Transkripsi2) Splicing molekul mRNA3) Transportasi molekul mRNA keluar inti menuju ribosom4) Translasi mRNA menjadi polipeptida 5) Modifikasi polipeptida menjadi molekul protein dalam kompleks Golgi.

1) TranskripsiTranskripsi adalah proses penyalinan DNA dalam bentuk

“sandi” perlu disalin (dikopi) dalam bentuk sandi lain yang dapat dibawa ke sitoplasma. Salinan sandi berbentuk sebagai molekul messenger (mRNA).

Page 3: Sintesis Protein

3

Transkripsi DNA dilakukan untuk setiap satuan 3 nukleotid (kodon). Transkripsi DNA hanya dilakukan pada penggal yang merupakan pola tertentu sebagai informasi struktur protein yang akan disintesis. Penggal tersebut dinamakan gena. Gena pada sel eukariot hewan tingkat tinggi biasa mempunyai panjang 100.000 pasangan nukleotid, dan beberapa gena dapat mencapai panjang 2 juta nukleotid. Untuk membuat protein berukuran sedang (300 sampai 400 asam amino) dibutuhkan gena dengan sekitar 1000 nukleotid.

Mekanisme transkripsi dengan cara menyusun rangkaian nukleotida sesuai dengan jenis basa yang dimiliki DNA yang disalin. Gugus basa T disalin menjadi A pada RNA ,G menjadi C, C menjadi G, kecuali A tidak disalin menjadi T, karena RNA tidak memiliki gugus T(thimin), dan diganti dengan gugus U(uracil). Maka urutan basa pada mRNA akan sedikit berbeda dengan molekul DNA yang disalin.

Langkah transkripsi berlangsung sebagai berikut:

1. Sebagian rantai DNA membuka, kemudian disusul oleh pembentukan rantai RNAd. Rantai DNA yang mencetak RNAd disebut rantai sense/template. Pasangan rantai sense yang tidak mencetakRNAd disebut rantai antisense.

2. Pada rantai sense DNA didapati pasangan tiga basa nitrogen (triplet) yang disebut kodogen. Triplet ini akan mencetak triplet pada rantai RNAd yang disebut kodon. Kodon inilah yang disebut kode genetika yang berfungsi mengkodekan jenis asam amino tertentu yang diperlukan dalam sintesis protein. Selanjutnya boleh dikatakan bahwa RNAd atau kodon itulah yang merupakan kode genetika.

3. Setelah terbentuk, RNAd keluar dari inti sel melalui pori-pori membran inti menuju ke ribosom dalam sitoplasma. (intisari biologi, 2003)

Dengan singkat proses sintesis protein : tahap transkripsi DNA menjadi mRNA yang disusul dengan tahap translasi mRNA menjadi polipeptida yang berlangsung di ribosom.

Messenger RNA merupakan untaian molekul nukleotid yang bentuknya komplementer dengan molekul DNA yang dipakai sebagai pola dalam transkripsi. Perbedaan mendasar RNA terhadap DNA, yaitu :

1. Berbentuk satu untai2. Gugus basa : Adenin, Cytosin, Guanin dan Uracil3. Gugus gula ribose

2) Splicing molekul mRNADi dalam suatu gena, terdapat penggal rangkaian nukleotida

yang menentukan pola susunan asam amino, sedang penggal lain merupakan ragkaian nukleotida yang tidak menentukan susunan asam

Page 4: Sintesis Protein

4

amino yang akan dirangkaikan. Jenis penggal DNA yang pertama disebut ekson dan jenis DNA kedua dinamakan intron. Dalam satu penggal gena jumlah ekson yang dipisahkan oleh penggal intron tidak sama. Dalam satu gena dapat memiliki 4 atau lebih ekson yang dipisahkan oleh intron. Penggal-penggal ekson tidak bersambungan , tetapi diselingi oleh penggal intron.

Sebelum mRNA dibawa keluar dari inti, dilakukan pemotongan penggal-penggal yang dimaksud diatas. Setelah masing masing penggal dipotong segera penggal-penggal ekson disambung kembali membentuk mRNA baru yang dinamakan mRNA fungsional. mRNA fungsional inilah yang dapat dibawa keluar inti menuju ribosom untuk translasi. Inilah yang disebut tahap splicing dalam sintesin protein. Tahap splicing termasuk dalam pengaturan ekspresi gena, karena penggal intron tidak diekspresikan sebagai protein.

3) Transportasi molekul mRNA keluar inti menuju ribosommRNA fungsional yang dibentuk dalam inti harus dibawa

keluar dari inti menuju ribosom dalam sitoplasma. Transportasi ini tidak akan berlangsung bila splicing belum selesai. Untuk mengangkut mRNA fungsional menuju porus nuclearis diperlukan protein khusus yang membawanya. Di pihak porus nuclearis terdapat reseptor yang mengarahkan transportasi mRNA meninggalkan inti. Setelah mRNA fungsional keluar melalui porus nuclearis dalam sitoplasma mRNA diikat oleh protein khusus untuk mengganti protein pengikat ketika masih dalam inti. Protein terakhir ini membimbing mRNA ke arah ribosom untuk langkah berikutnya.

4) Translasi mRNA menjadi polipeptida Bentuk kodon yang mungkin terbentuk dari 4 jenis nukleotid

adalah 43 atau 64 buah kemungkinan, sedang asam amino yang kita kenal adalah sebanyak 20 jenis, sehingga jumlah kombinasi nukleotid dalam kodon dan jumlah jenis asam amino tidak sama. Akibatnya ada beberapa asam amino methionin biasanya mengawali urutan sebuah polipeptid, sehingga AUG dinamakan kodon pendahulu, sebaliknya kodon penutup yang mengakhiri translasi dalam bentuk : UUA, UGA, dan AUG.

Translasi dilaksanakan dalam ribosom yang terdapat dalam sitoplasma. Untuk translasi tersebut akan dilibatkan 2 jenis RNA lain, yaitu : transfer RNA(RNA) dan ribosomal RNA (rRna).

Dengan demkian telah kita kenal 3 jenis RNA, yaitu :1. m RNA sebanyak 5%2. t RNA sebanyak 20%3. r RNA sebanyak 75%

Page 5: Sintesis Protein

5

Gambar 2.1 translasi kodon

Huruf I Huruf II Huruf III

U

U C A G

U

C

A

G

Fen Ser Tir Cis

Fen Ser Tir Cis

Leu Ser Akhir -

Leu Ser Akhir Trf

C

Leu Pro His Arg U

C

A

G

U

Leu Pro His Arg

Leu Pro Gln Arg

Leu Pro Gln Arg

Ile Tre Asn Ser

A

Ile Tre Asn Ser C

C

A

G

Ile Tre Lis Arg

Ile Tre Lis Arg

Met Tre Lis Arg

Awal

G

Val Ala Asp Gli U

C

A

G

Val Ala Asp Gli

Val Ala Asp Gli

Val Ala Glu Gli

Awal

Fen : fenilalanin Leu : leusin Cis : cistein

Ser : serin Tir : tirosin Pro : prolin

Page 6: Sintesis Protein

6

His : histidin Arg : arginin Glu : asam glutamate

Gli : glisin Trf : triptofan Gln : glutamine

Asn : asparagin Lis : lisin Tre : treonin

Val : valin Ala : alanin Ile : isoleusin

Ile : isoleusin Met : metionin Asp : asam aspartat

II.1.3 Ekspresi Gen dan Sintesis Protein

Mekanisme molekuler dari pewarisan melibatkan proses yang dikenal sebagai replikasi, di mana untai DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis salinan DNA. Setelah replikasi DNA, sel membelah dan salinan DNA ini diwariskan ke sel-sel anak (Marks, 2000).

Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses, transkripsi dan translasi. DNA mengalami transkripsi untuk menghasilkan asam ribonukleat (RNA). Dihasilkan tiga bentuk utama RNA dari transkripsi DNA dan kemudian ketiganya berpartisipasi dalam proses translasi (sintesis protein). Selama translasi, urutan basa pada mRNA dibaca tiga-tiga (setiap set yang terdiri dari tiga basa terdapat sebuah kodon). Urutan kodon pada mRNA menentukan urutan asam amino pada protein (Marks, 2000).

Protein ikut serta menentukan struktur sel, dan berfungsi sebagai enzim, yang menentukan reaksi yang berlangsung di dalam sel. Karena itu, dengan menghasilkan protein, gen menetukan penampakan dan perilaku sel dan, akibatnya menentukan penampakan dan perilaku organisme (Marks, 2000).

II.2 Asam Nukleat

II.2.1 Sejarah Penemuan Asam Nukleat

Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribo nukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel. Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nya dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.Sel-sel tersebut dilarutkan nya dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh nya inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian dengan menambahkan enzim

Page 7: Sintesis Protein

7

pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam.Pada waktu itu ia belum menentukan rumus kimia untuk untuk zat tersebut,sehingga ia menamakannya nuclein.(scribd,2012)

Sebenarnya apa yang ia peroleh dari ekstrak inti sel tersebut adalah campuran senyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA . Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat pada protein yang mempunyai sifat basa,misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein.(scribd,2012)

Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein,tetapi yang menjadi monomer  bukan asam amino ,melainkan nukleotida.(scribd,2012)

II.2.2 Jenis Asam Nukleat

DNA dan RNA merupakan jenis-jenis asam nukleat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai DNA dan RNA :

1. DNADNA merupakan polimer nukleotida. Satu nukleotida tersusun atas

tiga komponen, yaitu deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. DNA melakukan penggadaan diri karena DNA memiliki sifat autokatalis., yaitu mampu menyintesis diri sendiri. Peristiwa ini disebut dengan replekasi. Hasil replekasi adalah terbentuknya utas DNA yang baru yitu dua buah DNA double helix.

Menurut para ahli ada tiga kemungkinan cara DNA bereplekasi yaitu secara konservatif. Semikonservatif, dan dispersif. (Biologi, 2002)

2. RNARNA merupakan rantai polinukleotida berutas tunggal dan pendek.

RNA tersusun atas gugus fosfat, ribose, dan basa nitrogen. Ada tiga jenis RNA, yaitu mRNA, tRNA, rRNA, dan RNA kecil.

a) mRNA mRNA adalah yang paling heterogen dari segi

ukuran dan stabilitas. mRNA berfungsi sebagai perantara yang menyampaikan informasi dalam suatu gen ke mesin pembentuk protein, dan masing-masing mRNA ini

Page 8: Sintesis Protein

8

berfungsi sebagai cetakan untuk membentuk polimer asam amino dengan sekuens spesifik, yaituproduk akhir suatu gen

gambar 2.2 ekspresi informasi genetik dalam DNA

RNA messenger, terutama pada eukariot, memiliki beberapa sifat kimiawi yang unik. Terminal 5’ mRNA ditutup oleh “tudung” 7-metilguanosin trifosfat yang berikatan dengan 2’-O-metil ribonukleosida di sebelahnya molekul mRNA sering mengandung 6-metiladeniat internal dan nukleotida2’-O-ribosa termetilasi lainnya. Peranan “tudung” ini, yaitu agar mesin translasi dapat mengenali mRNA, dan juga membantu stabilisasi mRNA dengan mencegah serangan 5’-eksonukleae. Mesin penyintesis protein mulai mentranslasikan mRNA menjadi protein, dari ujung 5’ atau capped terminal ke bawah. Ujung lain pada kebanyakan molekul mRNA, terminal 3’-hidroksil, dilekati oleh polimer residu adenilat sepanjang 20-250 nukleotida. Fungsi spesifik “ekor” poli (A) diterminal 3’-hidroksil mRNA ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi tampaknya bermanfaat untuk mempertahankan stabilitas intrasel mRNA spesifik dengan mencegah serangan 3’-eksonuklease.(biologi,2001)

Page 9: Sintesis Protein

9

Gambar 2.3 struktur tudung

b) tRNA Molekul tRNA memiliki panjang yang bervariasi

dari 74 pemrosesan molekul prekursor di nukleus. Molekul tRNA berfungsi sebagai adaptor untuk translasi informasi dalam sekuens nukleotida mRNA menjadi asam-asam amino spesifik. Terdapat paling sedikit 20 spesies molekul tRNA di setiap sel, setidaknya satu (dan sering beberapa) yang berkorespondensi dengan masing-masing dari 20 asam amino yang diperlukan untuk membentuk protein.

Semua molekul tRNA mempunyai empat lengan utama. Lengan akseptor berakhir di nukleotida CpCpAOH. Ketiga nukleotida ini ditambahkan oleh enzim nukleotidil transferase spesifik pascatranskripsi. Asam amino yang sesuai dilekatkan, atau di-“charge” ke gugus 3’-OH nukleotida pada bagian A lengan akseptor (gambar 2.4). Lengan D, TΨ C dan lengan ekstra membantu penentuan tRNA spesifik.(biologi 2002)

Page 10: Sintesis Protein

10

Gambar 2.4 tRNA aminoasil tipikal

c) rRNAribosom adalah struktur nukleoprotein di sitoplasma

yang berfungsi sebagai mesin pembentuk protein dari cetakan mRNA. Di ribosom, molekul mRNA dan tRNA berinteraksi untuk mentranslasikan informasi yang ditranskripsikan dari gen menjadi molekul protein spesifik. Pada sintesis protein aktif, sejumlah besar ribosom berikatan dengan molekul mRNA dalam suatu susunan yang disebut polisom.

Fungsi molekul mRNA ribosom di partikel ribosom belum diketahui sepenuhnya, tetapi molekul-molekul ini diperlukan untuk perakitan ribosomal dan tampaknya

Page 11: Sintesis Protein

11

berperan kunci dalam pengikatan mRNA pada ribosom dan translasinya. Studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa komponen rRNA memiliki aktivitas peptidil transferase sehingga digolongkan sebgai suatu enzim (ribozim).

d) RNA Kecil1. Small Nuclear RNA(snRNA; RNA nuklear kecil)

snRNA, suatu sbset RNA kecil, banyak terlibat dalam pemrosesan mRNA dan regulasi gen. Dari beberapa snRNA, U1, U2, U4, U5, dan U6 ikut serta dalam pemotongan intron dan pemrosesan hnRNA menjadi mRNA . snRNA terlibat dalam produksi ujung 3’ yang tepat pada mRNA histon yang tidak memiliki ekor poli(A). RNA 7SK berikatan dengan beberapa protein untuk membentuk suatu kompleks ribonukleoprotein yang memodulasi pemanjangan transkripsi mRNA dan RNA polimerase II.

2. RNA mikro, miRNA, dan Small Interfering RNA, siRNA

miRNA dan siRNA berperan penting dalam regulasi gen. Saat ini, semua miRNA dan siRNA yang telah dikenal menyebabkan inhibisi ekspresi gen dengan mengurangi produksi protein spesifik meskipun mekanisme tersendiri.

II.2.3 Peran Asam Nukleat Dalam Sintesis Protein

1) DNAInformasi yang tersimpan dalam sekuens nukleotida

DNA memiliki memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai sumber informasi bagi sintesis semua molekul protein sel dan organisme; kedua sebagai informasi yang diariskan ke keturunan atau sel anak. Kedua fungsi ini memerlukan molekul DNA untuk berfungsi sebagai cetakan untuk transkripsi informasi ke dalam RNA dan untuk replikasi informasi ke molekul DNA anak.

2) RNA Molekul-molekul RNA sitoplasmik yang berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis protein (yag memindahkan informasi genetik dari DNA ke perangkat pembentuk protein) disebut RNA messenger atau mRNA. Banyak

Page 12: Sintesis Protein

12

molekul RNA sitoplasmik lainnya (RNA ribosom, rRNA) memiliki peran struktural, yaitu ikut dalam pembentukan dan fungsi ribosom (organel sintesis protein) atau berfungsi sebagai molekul adaptor (RNA transfer, tRNA) untuk translasi informasi RNA menjadi sekuens spesifik polimer asam amino.

Sebagian molekul RNA memiliki aktivitas katalitik instrinsik. Aktivitas ribozim ini sering menyebabkan pemutusan suatu asam nukleat. Salah satu contoh adalah peran RNA dalam mengatalisis pengolahan transkrip primer suatu gen menjadi mRNA matur.

Banyak RNA yang disintesis dari cetakan DNA sel eukariot, termasuk sel mamalia, ternyata diuraikan di dalam nukleus dan tidak pernah berfungsi sebagai entitas struktural atau informasional di dala sitoplasma sel.

II.3 Biosintesis Purin Pirimidin

II.3.1 Biosintesis Nukleotida Purin

Nukleotida purin dan pirimidin disintesis in vivo dengan kecepatan

yang konsisten dengan kebutuhan fisiologis. Mekanisme intrasel mendeteksi dan

meregulasi besarnya jumlah kompartemen nukleotida trifosfat (NTP), yang

mengikat selama masa pertumbuhan atau regenerasi jaringan ketika sel-sel

membelah dengan cepat. Penelitian awal mengenai biositesis nukleotida mula-

mula menggunakan burung dan kemudian  Escherichia coli. Prekursor isotopik

yang diberikan sebagai makanan bagi burung dara terbukti sebagai sumber dari

setiap atom pada suatu basa purin dan memicu dilakukannya penelitian mengenai

zat-zat antara dalam biosintesis purin. Ada 3 proses yang berperan dalam

biosintesis nukleotida purin yaitu: 1) sintesis dari zat antara amfibolik (sintesis de

novo), 2)fosforibosilasi, 3)fosforilasi nukleosida purin.(ebook biologi,2012)

Page 13: Sintesis Protein

13

Gambar 2.5 sumber atom nitrogen dan karbon cincin purin

Pada prokariot, setiap reaksi dikatalis oleh polipeptida yang berlainan.

Sebaliknya, pada eukariot enzim-enzim nya adalah polipepetida yang mempunyai

aktivitas katalitik multiple dan tempat-tempat katalitik nya saling berdekatan

sehingga zat-zat antara mudah disalurkan diantara tempat-tempat tersebut(ebook

Biologi,2012)

Perubahan purin, ribonukleosida dan deoksiribonukleosida nya menjadi

mononukleotida memerlukan apa yang disebut sebagai reaksi penyelamatan.

Reaksi ini jauh lebih sedikit memerlukan energi dibanding sintesis de novo.

Mekanisme yang lebih penting melibatkan fosforibolisasi oleh PRPP purin bebas

(Pu) untuk membentuk purin 5’-mononukleotida (Pu-RP).

Pu + PR-PP → PRP + PP

Dua fosforibosil transferase kemudian mengubah adenine menjadi AMP serta

mengubah hipoxantin dan guanin menjadi IMP atau GMP. Mekanisme

penyelamatan kedua melibatkan transfer fosforil dari ATP ke ribonukleosida

purin (PuR):

PuR + ATP → PuR – P + ADP

Page 14: Sintesis Protein

14

Adenosin kinase mengatalisis fosforilasi adenosin dan deoksiadenosin

menjadi AMP dan dAMP, dan deoksisitidin kinase memfosforilasi deoksisitidin

dan 2’-deoksiguanosin menjadi dCMP dan dGMP.

Hepar sebagai tempat utama biosintesis nukleotida purin menyediakan purin

dan nukleotida purin untuk “diselamatkan” dan digunakan oleh jaringan-jaringan

yang tidak mampu membentuk kedua zat tersebut. Contohnya, otak manusia

memiliki PRPP glutamil amidotransferase dalam kadar yang rendah sehingga

bergantung pada purin eksogen.

II.3.2 Biosintesis Nukleotida Pirimidin

Katalis reaksi awalnya adalah karbamoil fosfat sintase II sitosilik,

suatu enzim yang berbeda dari karbamoil fosfat sintase II mitokondria yang

berperan dalam sintesis urea. Karena itu perbedaan letak mini menghasilkan dua

kompartemen karbamoil fosfat yang independent. PRPP salah satu zat yang

berperan pada awal sintesis nukleotida purin akan ikut serta pada tahap yang jauh

lebih belakangan dalam biosintesis pirimidin.

Lima dari enam aktivitas enzim pertama dalam biosintesis

pirimidin dilakukan oleh polipeptida multifungsional. Salah satu polipeptida ini

mengatalisis tiga reaksi pertama dan memastikan bahwa karbamoil fosfat

disalurkan secara efisien ke jalur biosintesis pirimidin.

Page 15: Sintesis Protein

15

Gamba 2.6 bentuk rantai purin dan pirimidin

Karena sel mamalia tidak banyak menggunakan ulang pirimidin bebas,

reaksi penyelamatan mengubah ribonukleosida pirimidin (uridin dan sitidin)

deoksiribonuklesida pirimidin (timidin dan deksisitidin) menjadi nukleotida

masing-masing. Fosforriltrasferase (kinase) yang bergantung –ATP mengatalisi

fosforilasi difosfat menjadi nukleosida trifosfat padanan masing-masing.(ebook

biologi,2012)

II.3.3 Biosintesis Nukleotida Purin dan Pirimidin Diregulasi Secara terpadu

Biositesis purin dan pirimidin pralel satu sama lain untuk setiap molnya.

Hal ini mengisyaratkan adanya kontrolterkoordinasi dalam biositesis keduanya.

Biosintesis purin dan pirimidin ditandai oleh adanya beberapa tempat regulasi

silang. PRPP sintase yang membentuk suatu precursor yang esensial bagi kedua

proses diinhibisi secara umpan balik oleh nukleotida purin dan pirimidin.(ebook

biologi,2011).

Page 16: Sintesis Protein

16

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Sintesis protein merupakan protein-protein yang disintesis berdasarkan pola yang telah ada pada benang DNA. Dengan demikian sintesis protein oleh sel diantaranya untuk mencerminkan sifat-sifat sel atau organisme. Protein yang disintesis sebagian besar yamg terjadi di dalam sel. Protein yang disintesis sebagian diperlukan untuk menunjang kehidupan sel atau jaringan.

Transkripsi dan translasi merupakan proses utama dalam sintesis protein. Transkripsi dibutuhkan untuk menyalin molekul DNA menjadi RNA. Translasi adalah interpretasi kodon dalam mRNA menjadi asam amino yang membentuk peptide. Translasi terjadi di sitoplasma.

Asam nukleat yang berbentuk DNA dan RNA sangat berperan dalam proses sintesis. Dalam proses sintesis, DNA dibutuhkan untuk membawa informasi yang dibutuhkan dalam sitoplasma, sehingga tidk diperlukan transportasi DNA dari inti ke sitoplasma. mRNA yang merupakan hasil transkripsi dari DNA, berfungsi sama seperti DNA yaitu pembawa pesan atau informasi

Purin Pirimidin merupakan bagian dari nukleotida yang merupakan bahan pembangun dasar atau unit monomer asam nukleat. Karakter planar purin pirimidin mempermudah pembentukan ikatan erat atau “stcking”(penumpukan) yang dapat menstabilkan DNA untai ganda.

III.2 Saran

Dalam penulisa referat ini penulis mengakui masih banyak kekurangan, baik dari segi isi materi dan pokok materi. Penulis sangat berterimakasih atas masukan-masukan yang diberikan baik dari dosen, teman-teman, dan pihak-pihak yang turut serta dalam pembentukan referat ini.

Page 17: Sintesis Protein

17

Daftar Pustaka

Campbell A Nehl, Reece B Jane, dan M G Lawrence.2002. Biologi. Erlangga, Jakarta. 325-338.

Dawn B Marks, Allan D Marks, Collen M Smith. 2006. Biokimia Kedokteran

Dasar . EGC, Jakarta. 143-160.

Maggy Thenawijaya. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta. 141 hal

Robert K Murray, Daryl K Granner, dan Victor W. Rodwell. 2006. Biokimia

Harper Edisi 27. EGC, Jakarta. 304-392.

Stephen D Bresnicu.2003. Intisari Biologi. Hipokrates, Jakarta. 39 hal

Subowo. 2007. Biologi Sel. Angkasa, Bandung. 151-165.

Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. 83-86.

Wildan Yatim. 2003. Biologi Sel. PT Tarsito, Bandung. 240-250.