sistem komputasi industri kertas gregorius, hanan, hanifah, hanifahtus, ichwan
TRANSCRIPT
SISTEM KOMPUTASI INDUSTRI KERTAS
Oleh
Gregorius (1417051061)
Hanan Risnawati (1417051062)
Hanifah Atiya Budianto (1417051063)
Hanifatussa’diyah (1417051064)
Ichwan Almaza (1417051066)
Mata Kuliah : Sains Dasar Kimia
Dosen : Mulyono, S.Si., M.Si., Ph.D.
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
Kertas adalah kemasan yang pertama ditemukan sebelum
plastik dan logam. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti
plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh
dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas
juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak.
Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan
adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi
oleh kelembaman udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas
sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan
tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat
berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas
yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas
kraft dan kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin
(waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan
kertas fleklsibel. Kemasan kertas yang kaku terdapat dalam bentuk
karton, kotak, drum, cawan - cawan yang tahan air, yang dapat
dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan
berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya
dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik
dan foil logam yang lebih bersifat protektif. Karakteristik kertas
didasarkan pada berat atau ketebalannya. Berdasarkan berat maka
kertas dapat dinyatakan dalam berat (lb)/3000 ft² atau yang
disebut dengan rim. Di USA banyaknya rim standar untuk kertas
kemasan adalah 500 lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi (61 x
91.5 cm). Di Eropa, Jepang dan negara – negara lainnya ukuran
yang lebih umum adalah grammage (gr/m²). Gramatur untuk kertas
kemasan berkisar antara 30 g /m² - 150 g/m², (18 lb / rim - 90 lb /
rim), sedangkan untuk corrugated board berkisar antara 117 gr/m2
- 300 g/m² (72 lb/rim - 85 lb /rim) (Mimi Nurminah, 2002).
II. ISI
2.1. Proses Pembuatan Kertas
Proses kimia dalam pembuatan kertas terjadi ketika
pemrosesan pulp. Proses pembuatan Pulp secara kimia dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Proses Sulfat ( proses kraft )
Kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong,
kemudian diayak. Kayu yang telah halus dimasukkan
kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester
(dimasak). Masukkan natrium sulfida dan NaOH, kemudian
dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu alat
pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut. Pulp yang
telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki
pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang
dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk
direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan
saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan
dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak
putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO atau NaOH,
dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
2. Proses Soda
Proses soda hanya memakai NaOH. Kayu yang
digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu seperti
jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Waktu
memasak 2-3 jam dengan memakai uap. Pulp yang sudah
jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah
digester. Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki
penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci
disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian
hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga
hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan
NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp
kering.
3. Proses Sulfit
Sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur,
kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil
dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini
sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang
pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini
dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan
dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang
dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh
air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium
karbonat.
S + O2→ SO2
2SO2 + H2O + CaCO3→ Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3→ Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran
air dari atas ke bawah dengan spray berlawanan dengan
aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor
yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas
lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor
dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan
magnesium bi sulfit. Digester ini diisi penuh dengan
potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan
kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000
sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan
secara langsung dengan steam (uap).
Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah
masak, pulp dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan
diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak
dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk
dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin
ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih
dan diputihkan dengan klorin dengan penambahan cairan
kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp
dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan.
Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.
2.2. Sistem Komputasi Kertas
Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa yang
diberi perlakuan kimia, dibilas, diuraikan, dipucatkan,
dibentuk menjadi lembaran setelah pressing dan
dikeringkan. Kayu terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan
bahan bersifat adhesif di lamela tengah, 20% karbohidrat
berupa xylan, resin dan tanin. Jenis kayu dan lembaran akhir
kertas yang di inginkan sangat menentukan cara pembuatan
kertas. Pada pembuatan kertas dengan bahan baku berupa
kayu terlebih dahulu dibuat menjadi pulp. Pulp yang
mengandung air 96% dan bahan padat 4% dimasukkkan ke
dalam alat pengaduk, sehingga terjadi pemisahan antara
serat dan fibril yang disebut proses fibrilisasi, yaitu proses
pecahnya lapisan kambium yang mengelilingi serat karena
serat - serat membesar dan fibril membuka. Pengadukan
yang sedikit akan menghasilkan kertas dengan daya serap
tinggi dan daya robek tinggi, dan jika pengaduan dilanjutkan
maka kertas menjadi lebih padat tapi tapi daya robek
menurun. Penambahan bahan perekat seperti resin, pati dan
tawas ke dalam alat pengaduk bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan air dan daya ikat tinta dari kertas
sehingga kertas dapat dicetak, serta mempengaruhi sifat
adhesif yang berperan dalam pembuatan kemasan. Bahan -
bahan lain yang ditambahkan dalam pewarna, bahan untuk
kecerahan dan kekakuan, seperti titanium dioksida, sodium
silikat, tanah diatom, kasein, lilin, dan kapur. Setelah dari
pengaduk, maka campuran pulp dan bahan - bahan
tambahan tadi dijernihkan pada refiner jordan, kemudian di
bawa ke silinder penyadap yang terdiri dari seperangkat
pisau – pisau tertutup rapat berputar dengan cepat bersama
- sama memecah serat. Campuran ini kemudian dimasukkan
ke dalam headbox untuk dimasukkan pada mesin pembuat
kertas dan karton.
Sistem komputasi yang diterapkan dalam industri
kertas sangat banyak, contohnya penggunaan sensor yang
dihubungkan dengan komputer untuk mendeteksi kadar
kelembaban kertas. Bubur kertas yang digunakan untuk
membuat kertas dengan kualitas baik harus memiliki kadar
kelembaban kertas 2%, yang artinya kadar air 98% nya itu
harus dibuang. Contoh selanjutnya yaitu sistem
pengendalian suhu, karena dalam pembuatan kertas sangat
dibutuhkan suhu tertentu. Jika suhu melebihi batas normal
untuk membuat kertas, maka kertas yang dihasilkan tidak
akan bagus atau bisa dikatakan kertasnya tidak berkualitas
baik. Kemudian dalam proses pengeringan kertas juga
menggunakan sistem pengendalian suhu. Dalam proses
pembuatan kertas, agar kertas bertekstur halus dan tidak
mudah sobek, maka kertas harus di kontrol dengan baik
dengan bantuan sistem, software, dan sensor yang di
kendalikan oleh komputer.
2.3. Sistem Pengendalian Suhu
Sebuah perangkat pengeringan kertas yang ampuh
dan efisien dalam industri percetakan sangatlah penting.
Alat ini dimanfaatkan untuk pengeringan kertas yang akan
dicetak untuk mendapatkan kertas kering yang memiliki
temperatur dan kelembaban yang ideal. Dengan hasil yang
akan memudahkan dan mendukung proses produksi untuk
mendapatkan mutu yang optimal dari hasil cetakan. untuk
merancang pengembalian data tingkat kelembaban dan
temepratur menggunakan sistem kontrol untuk mesin kertas
dalam pengeringan berdasar kontrol logika,lebih tepatnya
logika fuzzy menggunakan Atmega 8535 mikrokontroler,
untuk mendapatkan kertas yang memiliki suhu yang ideal
dan memiliki tingkat kelembaban pada 33°C - 35.5°C dan
41% dari kadar air dalam 0,00075 inci ketebalan untuk
masing-masing lembar kertas. (Perry Chemical Engineers
'Handbook: 12,34).
2.4. Perangkat Lunak Sistem Pemotong Kertas
Berbasis Mikrokontroler At89s51 Dengan Borland
Delphi 7
Telah dilakukan perancangan dan realisasi
perangkatlunak sistem pemotong kertas berbasis
mikrokontroler AT89S51 dengan Borland Delphi 7.
Perangkat ini dapat dimanfaatkan sebagai perankat
pemotong kertas otomatis pada bidang industri kertas ini
tentunya. Sistem ini dibangun atas perangkat keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras terdiri atas motor DC,
motor stepper, dan sensor optokopler. Komputer akan
mengirimkan data ke mikrokontroller untuk mengatur
motor secara serial.
Mikrokontroler akan mengirimkan data secara serial
dan akan menampilkan data jumlah cacahan kertas pada
komputer. Seluruh proses komunikasi data ditangani
oleh perangkat lunak pada mikrokontroller dan
komputer. Perangkat lunak dalam mikrokontroller
menggunakan bahasa assembly read51 dan untuk
komputer menggunakan bahasa Borland Delphi 7
sebagai kontrol visual dan menampilkan database hasil
jumlah potongan kertas.
Metode yang digunakan dalam pembuatan program yaitu:
1. Pendefinisian perangkat lunak sistem
Pendefinisian perangkat lunak sistem yang
akan dibuat meliputi beberapa hal yaitu bahasa
pemrograman yang digunakan, cara kerja program, dan
softwarependukung yang berhubungan dengan
program yang akan dibuat .
2. Rancangan
Merancang program yang akan dibuat.
Rancangan program meliputi pembuatan tiap-tiap
bagian (form) yang terdapat pada program aplikasi,
mendesain tiap-tiap formdengan tampilan yang
menarik
3. Implementasi
Setelah bagian-bagian form selesai dibuat
maka program akan diimplementasikan agar dapat
bekerja sesuai keinginan. Hal ini meliputi
pengaturan hubungan antar form, proses kirim dan
terima data dengan software pendukung lainnya agar
terjadi sinkronisasi.
4. Pengujian
Menguji program yang telah dibuat.
Pengujian program dilakukan untuk mengetahui
apakah program bekerja dengan baik atau tidak.
III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telah kita ketahui bahwasanya dunia Information
Tecnology yang semakin pesat perkembangannya sangat di
gunakan dalam semua bidang, yang fungsi utamanya
sebagai alat untuk membantu pekerjaan manusia. Maka dari
itu seorang yang study di bidang IT juga sangat perlu bekal
ilmu pengetahuan alam, agar ilmu Itnya dapat di terapkan
dengan baik dan berguna bagi kelangsungan kehidupan
manusia.