sistem koordinasi.docx

37
MATERI KELAS IX SMP IPA Jumat, 04 Oktober 2013 BAB 3 SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan. 1. Struktur Saraf Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron. 1.1. Sel Saraf (Neuron) Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian- bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

Upload: riski-amalludin

Post on 12-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MATERI KELAS IX SMP IPA

Jumat, 04 Oktober 2013

BAB 3 SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa

penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf

dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil

pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf

sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk

hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang

terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi

rangsangan.

Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem

saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang

dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf

otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima

informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi

yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1. Struktur SarafSistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan

neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan

impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil

tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi

sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1.1. Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut

neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan

impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian

utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah

gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta

penjelasannya:

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.

Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel

berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan

meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan

sitoplasma.

3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur

kegiatan sel saraf (neuron).

4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih

panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf

meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah

akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung

lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.

Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen

disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan

untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.

Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari

satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai

pada tujuan.

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf

satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis

terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong

yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang

disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan

kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada

sinapsis.

Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit

dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf

lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi

menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra,

dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke

otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson

pendek, dan dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk

membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang

belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek

dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di

dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut

berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls

(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

1.2. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-

macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan

makroglia.

2. Sistem Saraf PusatPusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja

jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar,

otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang

belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak,

sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang

belakang.

Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta

otak antara lain, yaitu:

1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari

badan sel.

2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut

saraf.

3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf

pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.

Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang

tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang.

Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian

serebelum.

2.1. Otak Besar

Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak.

Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi

makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar

terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak

besar.

Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi

perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak

laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di

bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-

masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan

berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat

kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf

satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

2.2. Otak Kecil

Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama

otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang

membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan

(kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat

dikoordinasikan.

2.3. Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di

persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum

lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur

beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat

pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan

impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi

refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi,

pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

2.4. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang

belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu

lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu.

Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang

punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi

utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.

Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan

saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar

impuls dari otak dan ke otak.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi

tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan

sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik;

memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.

Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak >

saraf motorik > otot > gerakan

Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik >

sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

5. Penyakit Pada Sistem SarafPenyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang

mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan

dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang

belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat

kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat,

dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak dapat

menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.

Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan emosi,

gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya. Berikut

ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak. Baik batang

otak maupun kulit otak dan otak kecil.

5.1. Encephalitis

Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah

peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait

lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang

belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges”

(membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah

karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen,

merkuri (air raksa), dll.

5.2. Stroke

Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah

ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini

berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau

kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya

koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan

turunan adalah faktor utama penyebab stroke.

5.3. Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di

kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas

pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan

si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak

turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung

rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara

marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan

responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.

5.4. Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan

pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena

gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah

luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat,

koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

5.5. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan

berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam

otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak

atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan

emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit.

Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.

5.6. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-

tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari.

Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat

berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan

bahkan lebih dari sejam.

5.7. Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang

disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa

disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

5.8. Dementia

Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian

memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan

penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia

meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia

dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai

ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup

kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan

keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.

SUMBER 2Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam berbagai sistem

dalam kehidupan

Kompetensi Dasar      : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat

indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Sistem Koordinasi dan Sistem Indera pada Manusia

Pernahkah tanganmu menyentuh benda yang panas? Bagaiman reaksi

tanganmu atau tubuhmu? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Bila kamu

mendengar seseorang memanggil namamu, tentunya kamu akan menoleh,

bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Ada sesuatu dari luar yaitu panasnya

benda yang kamu sentuh, atau suara panggilan dari temanmu. Tubuhmu

memberikan tanggapan terhadap rangsang dari luar tersebut.

Jantung berdebar dan tangan bergeerak spontan karena terkejut,

Pernahkah kamu pikirkan mengapa dan bagaimana tubuhmu bisa memberi

tanggapan atau respon seperti itu? Sistem koordinasi,  dan indera bersama-

sama terlibat dalam proses tersebut.

Pernahkah kamu menginjak benda yang panas? Tanpa kamu sadari, kamu

langsung menarik kakimu. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena

kamu memiliki sistem saraf yang berfungsi untuk merespons rangsangan

dan melaporkannya ke otak. Sistem saraf merupakan salah satu sistem

koordinasi tubuh. Selain sistem saraf, terdapat sistem hormon yang

mengendalikan sistem fisiologis tubuh. Sistem saraf berhubungan erat

dengan alat indera manusia. Misalnya, ketika kamu menyentuh batang

bunga yang berduri, kamu terlebih dahulu melihat batang tersebut dengan

mata. Kemudian, kamu menyentuh duri tersebut, lalu kamu terkejut karena

duri tersebut melukai kulitmu. Dari responmu tersebut pun sistem saraf

telah bekerja.

A. Sistem Saraf

Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel saraf. Sistem

saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf (neuron). Fungsi

sistem saraf adalah sebagai pengatur koordinasi alat-alat tubuh dan sebagai

pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.

1. Sel Saraf

Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan

fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia.

Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau

sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron

melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu:

badan sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam

sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir

Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk

menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit

berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan

antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat

serabut-serabut halus yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh

selaput mielin yang berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada

tempat tertentu, terdapat penyempitan yang tidak

diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.

Gambar 1 Sel Saraf

Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu

sel saraf sensorik, motoris, dan konektor (interneuron).

a. Neuron Sensorik

Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls

dari indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

b. Neuron Motoris

Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari

sistem saraf pusat ke kelenjar atau otot.

c. Neuron Konektor (Interneuron)

Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron

sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki

banyak dendrit dan akson (multipolar).

2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks

Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf.

Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks.

Gerak biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan,

gerak

refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk

menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron

konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan

refleks tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak disebut

refleks otak. Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar

karena terkena rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya terletak di

sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang belakang.

Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.

3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi

Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf

tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf

kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).

a. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh

aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat

terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh

tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas

tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh

selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh

darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan

serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan

guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid,

dan duramater.

1) Otak

Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak

manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan

kanan. 

Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan

mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada

jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak

tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.

a) Otak besar (cerebrum)

Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3.

Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron.

Bagian luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia

grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit sehingga

berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan,

kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga

merupakan sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar

terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1) bagian depan : pusat gerakan otot

2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan

kecerdasan

3) bagian samping : pusat pendengaran

4) bagian belakang : pusat penglihatan

b) Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan

diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan

pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat:

1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang

tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta

mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.

2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan

keseimbangan cairan tubuh.

c) Otak kecil (cerebelum)

Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian

belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh,

posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan

otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan

varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu

dan bagian dalam (medula) berwarna putih.

d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)

Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan

merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya

berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya

berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan

adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat

pencernaan.

Gambar Otak

2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang

belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna

kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher

sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum

tulang belakang.

Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:

a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.

b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.

c) Mengatur gerak refleks tubuh.

Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar

kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke

otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari pusat ke

efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf

tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.

b. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak

sadar. Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan,

sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik

dan parasimpatik.

1) Sistem saraf sadar

Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan

yang dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam,

yaitu kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42

pasang  saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan

reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun

oleh 31 pasang saraf yang  keluar dari sumsum tulang belakang.

2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)

Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu  saraf simpatik dan

parasimpatik yang memiliki susunan  dan fungsi yang khas.

a) Sistem saraf simpatik

Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat  kembar berupa

ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher,

daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis.  Serabut saraf simpatik

berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar semua

pembuluh  darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung,

pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik

pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk

tonus otot sadar.

b) Sistem saraf parasimpatik

Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan  saraf yang

berhubungan dengan ganglion-ganglion yang  tersebar di seluruh tubuh.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf simpatik.

Untuk lebih memahami tentang sistem koordinasi slakan lihat video ini.

B. Sistem Indera

Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera.  Masing-masing organ

indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata

mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya

molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau

gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan

tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena

ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi

rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.

1. Indera Penglihatan

Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk  untuk menerima

rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini

dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus

untuk ditafsirkan.

a. Struktur Mata

Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang

berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.

1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)

Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat

kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata

dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat

difokuskan.

2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)

Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh

darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya

yang menyimpang di  dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.

3) Lapisan dalam mata (retina)

Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk

batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf

ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena

itu, daerah ini disebut bintik buta.

Struktur mata mulai dari depan ke belakang, adalah

sebagai berikut.

1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan  dan tembus

cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.

2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan

selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil.

Iris  menentukan warna mata.

3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan  celah dalam iris

yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.

4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari  badan siliari dan

diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea

melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.

5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua

sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.

6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar.

Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata.

Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina

dengan selaput koroid.

b. Reseptor Mata

Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel

yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.

1) Sel batang

Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak

mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang

terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin

diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang

dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang

disebut buta senja.

2) Sel kerucut

Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga

berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna.

Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat

tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,

dan biru.

c. Otot pada Mata

Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus,

sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola

mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah

serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah

secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.

2. Indera Pendengaran (Telinga)

Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian,

yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.

a. Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis.

Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang

masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi

benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga

agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga Tengah

Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang

mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani

atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran

eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini

berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar

dengan udara di dalam telinga tengah.

c. Telinga Dalam

Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai

saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin

tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin

tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran

yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah

tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.

Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung

ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa

disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.

d. Saraf Pendengaran

Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah

satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang

berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak

menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons

dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris

pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera

pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan,

cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.

3. Indera Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan

tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga

dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai

indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air

dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan

absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan

dermis (korium).

a. Epidermis

Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan,

yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan

epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang

membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan

stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk,

terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril

halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal

terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.

b. Dermis

Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis.

Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh

darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar

keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam

dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke

pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain

rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit

dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan

jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar

panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).

4. Indera Perasa ( Pengecap)

Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah

juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena

terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap.

Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin.

Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum

merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat

dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan

dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.

Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal

lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.

5. Indera Penciuman

Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima

rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan

dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau

rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa

penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila

dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk

waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu

karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui

sesuatu.

C. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera

Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan

panca indera, antara lain sebagai berikut:

1. Meningitis

Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit

ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau  obat-

obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya

dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan

kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus

meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur,

atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

2. Alzheimer

Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat

melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan

dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga

mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya

proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),

Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan

penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang

rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi

orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor

resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer

berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah

sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa

tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya

penyakit alzhemier:

a) Kemunduran memori/daya ingat.

b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.

c) Kesulitan bicara dan berbahasa.

d) Sulit dalam berhitung.

e) Salah meletakkan benda.

f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau

berhias.

g) Perubahan emosi dan perilaku.

h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi

penderita terganggu.

i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi

pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.

j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan

(kecuali sedang menderita flu).

3. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering

dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat

menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan

tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak

akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan

terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat

disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak

negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan

keluarganya.

4. Anosmia

Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui,

merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat

dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang

berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak.

Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa

berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan

membaui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari

makanan terasa kurang enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami

kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak dapat

membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang,

hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan,

bahkan bersifat menetap.

5. Otitis

Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh

mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan

telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak

sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang

terlambat.

Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan

dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti

menjadi tuli. Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:

a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.

b) Alergi.

c) Infeksi.

d) Sumbatan pada telinga.

6. Tuli

Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf 

pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama

radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun 

tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita

tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang

lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain,

terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli

tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.

Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu,

penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini

biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli

dapat mendengar dengan jelas.

7. Buta Warna

Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang

disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk

menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang

terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah

faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak

memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama

kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan

hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami

penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.

8. Katarak

Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus

cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan.

Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan

sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit

tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak.

Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan

sudah menderita katarak.

Beberapa gejala umum katarak, antara lain:

a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.

b) Warna-warna tampak kusam.

c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.

d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.

Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang

sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat

diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi

katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.

9. Hipermetropi

Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan  dimana lensa mata tidak

dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan

benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak

jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh

masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak

usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat

atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa

cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa

cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.

10. Miopi

Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu

cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di

depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai

14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil

tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan

komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa

cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa

cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan

normal.

11. Presbiopi

Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi

karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada

umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang

nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca

pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya.

Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata

untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi

presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal).

Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar  ibandingkan

bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa

yang lebih besar.

12. Astigmatisme

Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak

sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini

dapat ditolong dengan lensa silindris

SUMBER 2

Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf

pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.

Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron

Cara Kerja Sitem Saraf

Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :

a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra

b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar

c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak

d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak

e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Skema terjadinya gerak sadar

Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor- tanggapan

-Sistem Hormon

Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh

pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi

menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi

sasarnnya.

-Hipofisa (Pituitary)

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.

Letaknya di otak

Macam hormon yang dihasilkan :

1) Somatotropin: berfungsi mempercepat pertumbuhan

2) Prolaktin : berfungsi mengantar kegiatan kelenjar susu

3) Tireotropin: mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid

4) Adnecorticotropin : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek

5) Gonadotropin: mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis

6) Vasopresin: mengatur penyempitan pembuluh darah

7) Oksitosin : mengatur kontraksi otot uterus pada saat melahirkan.

- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Letak kelenjar di

sekitar jakun.

- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)

Terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan fungsi mempertahankan kadar

kalsium dan fosfor dalam darah.

- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)

Terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang berfungsi mengatur

metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam.

Sedang bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi mempengaruhi denyut jantung,

mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen menjadi

glukosa.

- Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini mengatur kadar

gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen.

- Kelenjar kelamin

Pada laki-laki

Terletak dibagian testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu testosteron yang berfungsi mempertahankan

proses pembentukan sperma dan menumbuhkan cirri-ciri kelainan sekunder

Pada wanita

Terletak pada ovarium. Hormon yang dihasilkan :

1) Estrogen, untuk mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder

2) Progesteron, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.

Indera Manusia

Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima

macam indera yaitu :

• Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)

• Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan

9statoreseptor)

• Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)

• Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)

• Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :

1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan

2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik

3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik

4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.

Mata

- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak

- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya

- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.

- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan

diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak

-

Telinga

- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pendengaran

- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran

- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.

Kulit

- kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba

- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri

Lidah

- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap

- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka

terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)

- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.

-

-Hidung

- Hidung berfungsi sebagai indera pembau

- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan

permukaan atas kerang hidung yang tengah.

- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab

- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke

pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.

Kelainan dan Penyakit Indera

➔ Miopi atau rabun jauh

Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan retina. Kelainan ini terjadi

karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengash mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan

menggunakan lensa negatif

➔ Hypermetropi atau rabun dekat

Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang retina. Kelainan ini terjadi karena

lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa

positif.

➔ Presbiopi

Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya

menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negative.

➔ Rabun Senja

Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan

dari terang ke gelap atau saat senja

➔ Katarak

Yaitu mengaburnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga factor usia.

SUMBER 3

Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ

tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian

besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Dalam bab ini hanya akan

dibahas tentang sistem saraf .

Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah

organ indera.

b. Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf

yang disebut neuron.

c. Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada manusia adalah

otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormon menaggapi

rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh tertentu. Misalnya : mempercepat/memperlambat

denyut jantung, melebarkan/menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.

1. Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls

(rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima

rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel

berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat

mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel.

Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Neurit (akson)

Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak

yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk

isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini

disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi

membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut

dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin)

menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.

2. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)

a. Saraf sensorik

saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor (indra) ke saraf pusat(otak dan

sumsum tulang belakang).

b. Saraf motorik

saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat susunan saraf ke efektor (otot dan

kelenjar).

c. Saraf konektor

saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf sensorik ke saraf motorik.

3. Macam-macam Gerak

Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan. Berdasarkan jalannya rangsangan

(impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Gerak sadar

Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Pada gerak sadar ini,

gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui

neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak

mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh

gerak sadar misalnya : menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan.

Skema gerak sadar :

Rangsangan(Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik 

--> Otak  --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)

b. Gerak Refleks (Tak Sadar)

Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini tidak

melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang belakang. Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat

kaki karena menginjak benda runcing, gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat

menghindari tabrakan dan lain sebagainya.

Skema gerak refleks :

Rangsangan(Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik 

--> Sumsum Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)

4. Susunan Sistem Saraf Manusia

Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem saraf manusia tersusun dari

sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

A. Sistem saraf pusat

1) Otak

Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di rongga tengkorak dan

dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut duramater, paling dalam

adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal

yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan

yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia terbagi

menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan sumsum lanjutan.

a) Otak besar (cerebrum)

Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh

sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar

berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut

saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat,

berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.

b) Otak Kecil (Cerebellum)

Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan

kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Terbagi menjadi dua lapis sama

seperti otak besar yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk

mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot-otot ketika kita bergerak.

c) Sumsum lanjutan

Sumsum lanjutan (medula Oblongata) terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam yang berwarna kelabu karena

banyak mengandung badan sel-sel saraf dan lapisan luar berwarna putih karena berisi neurit (akson). Sumsum

lanjutan berfungsi sebagai pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh darah, mengatur denyut jantung,

mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak disadari.

2). Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher

sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput

meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak berwarna putih (substansi

alba) karena banyak mengandung akson (neurit) dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna

kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf.

Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:

a) menghantarkan impuls dari dan ke otak,

b) memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.

B. Sistem saraf tepi

1) Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar Proses yang dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu

dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem

ini. Misalnya ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak

menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan

mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.

Sistem saraf somatis terdiri atas :

a. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang

yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.

b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang . Saraf

sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan

impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.

2) Sistem saraf autonom (tak sadar)

Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja

secara otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh

darah, jantung dan alat-alat reproduksi.

Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:

a. Sistem saraf simpatik

b. Sistem saraf parasimpatik

Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan

kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik

disebut sistem pengendalian ganda.

Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :

• Mempercepat denyut jantung.

• Memperlebar pembuluh darah.

• Memperlebar bronkus.

• Mempertinggi tekanan darah

• Memperlambat gerak peristaltis.

• Memperlebar pupil.

• Menghambat sekresi empedu.

• Menurunkan sekresi ludah.

• Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada

sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem

saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung

SUMBER 4

BAB I

PENDAHULUAN

  A.    Latar Belakang Masalah

Disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata

kuliah Fisiologi Hewan agar lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam membuat suatu

makalah dan untuk memahami tentang sistem saraf pada manusia.

  B.     Identifikasi Masalah

Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :

    a.       Reseptor          : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra

    b.      Efektor            : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar

    c.       Sel Saraf Sensoris       : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak

    d.      Sel saraf Motorik        : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak

    e.       Sel Saraf Konektor     : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain

   C.    Pembatasan Masalah

Makalah ini membahas tentang Anatomi Sistem Saraf Pada Manusia

   D.    TUJUAN

Untuk menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan data

tentang Sistem Saraf Pada Manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

Definisi

Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang

disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara

berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat

dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer

terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan

mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur

saraf yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer, memiliki

kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh

saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal. 

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul

saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi anggapan

rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron

mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis

yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis

di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik mungkin

bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan

fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang menginformasikan sistem saraf pusat negara

bagian tubuh dan lingkungan eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau

di perifer ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral

neuron, yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan

output mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit

neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring

dengan neuron, sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau

hanya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.

Sistem saraf didefinisikan oleh kehadiran tipe khusus dari sel-neuron (terkadang disebut

“neuron” atau “sel saraf”). Neuron dapat dibedakan dari sel-sel lain dalam beberapa cara, tetapi

mereka yang paling mendasar properti adalah bahwa mereka berkomunikasi dengan sel lainnya

melalui sinapsis, yang membran-ke-membran yang mengandung molekul Persimpangan mesin

yang memungkinkan sinyal transmisi cepat, baik listrik atau kimia. Banyak jenis memiliki

sebuah akson neuron, suatu yg bersifat protoplasma tonjolan yang dapat memperluas untuk jauh

bagian tubuh dan membuat ribuan kontak sinaptik. Akson sering bepergian melalui tubuh dalam

kumpulan yang disebut saraf.

            Bahkan dalam sistem saraf satu spesies seperti manusia, ratusan jenis neuron ada, dengan

berbagai morfologi dan fungsi. Ini termasuk indra neuron yang mentransmutasikan rangsangan

fisik seperti cahaya dan suara menjadi sinyal saraf, dan motor neuron yang mentransmutasikan

sinyal saraf ke aktivasi mucles atau kelenjar, namun pada banyak spesies sebagian besar neuron

mereka menerima semua masukan dari neuron lain dan mengirimkan outputnya ke neuron lain.

Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :

   a.       Reseptor                      : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra

   b.      Efektor                        : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar

   c.       Sel Saraf Sensoris       : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak

   d.      Sel saraf Motorik        : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak

   e.       Sel Saraf Konektor     : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain

  A.    Organ Penyusun Sistem Saraf pada Manusia.

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas

badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan

tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tentang

gambar jaringan saraf berikut :

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.

Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf

mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor

adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan

tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang

menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan

pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti

sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).

Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi

mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya,

dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut

saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang

merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia

yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann

disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari

akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat

penghantaran impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu :

(1). Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,

yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori

berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

(2). Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau

kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor

berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,

sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

(3). Sel saraf intermediete

Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam

sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau

berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet

menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung

dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau

simpul saraf.

Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf

sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

skema berikut:

  B.     Sistim Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf

otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak

saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf

tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem

saraf pusat.

Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Sistem

saraf sadar ), dan (2) Sistem saraf tak sadar Kemudian berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar

dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan

secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf

sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang

(spinal).

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar

dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang

belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

   1.      Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

   2.      Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

   3.      Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk

bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut

saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan

asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf

punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3

buah pleksus yaitu sebagai berikut.

  a.       Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,

bahu, dan diafragma.

   b.      Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

   c.       Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari

sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat

beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga

membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra

ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf

otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur

antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai

ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang

sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat

pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem

saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah

dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Untuk jelasnya mengenai fungsi

saraf otonom baik sistem saraf parasimpatik maupun sistem saraf simpatik dapat dilihat pada

tabel 2 berikut.

Tabel 2. Fungsi Saraf Otonom

Sistem Saraf Parasimpatik Sistem Saraf Simpatik Mengecilkan pupil Menstimulasi aliran ludah Memperlambat denyut jantung Membesarkan bronkus Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan Mengerutkan kantung kemih

 Memperbesar pupil Menghambat aliran ludah Mempercepat denyut jantung Mmengecilkan bronkus Menghambat sekresi kelenjar pencernaan Menghambat kontraksi kandung kemih

   C.    Sistim Saraf Pusat

Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian terbesar, dan termasuk otak dan sumsum tulang

belakang. The spinal rongga berisi sumsum tulang belakang, sementara kepala berisi otak. The

SSP adalah tertutup dan dilindungi oleh Meninges, tiga sistem berlapis-lapis membran, termasuk

yang tangguh, kulit lapisan luar yang disebut dura mater. Otak juga dilindungi oleh tengkorak,

dan sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.

Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang

mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau

perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat

terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak,

sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua

organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges.

Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter,

merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid,

merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter

terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang

berupa membran tebal fibrosa yang melapisi dan melekat pada tulang.

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula

spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting

maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3

lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang

disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat

cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi

selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.

Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa

metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf

pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya

berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih

terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk

kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak

Secara garis besar Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak

tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak

pada fase embrio. Adapun bagian-bagian dari otak adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Otak Besar

Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua

belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan

bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya

belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar

(korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan

neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus

parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian

belakang kepala).

Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh

aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya

khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya.Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian

yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir.

Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan

bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang

dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin,

panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.

b. Otak tengah (mesencephalon)

Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah

berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan

pupil mata.

c. Otak belakang

Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan

permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan

Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Ketiga

bagian otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan Varol berisi serabut yang

menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan

korteks otak besar. Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua

belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan,

koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata

membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis,

misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak

refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.

Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu

lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang

pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls

sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di

dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.

Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar

berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena

mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna

abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut

sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke

efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan

neuron sensorik.