sistem pemerintahan di indonesia

30
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA Oleh : Bernadeta Pradjna P Burhanudin S.N Enik Widiastuti Ida Suryaningsih

Upload: ida-suryaningsih

Post on 19-Jul-2015

142 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

SISTEM

PEMERINTAHAN

DI INDONESIA

Oleh :

Bernadeta Pradjna P

Burhanudin S.N

Enik Widiastuti

Ida Suryaningsih

PELAKSANAAN SISTEM

PEMERINTAHAN

Pelaksanaan sistem pemerintahan mengalami perubahan pada

beberapa periode , yaitu :

1. Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27

Desember 1949)

2. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 s.d 17 Agustus

1950)

3. ORDE LAMA ( 1950 – 1966 )

4. ORDE BARU ( 1966 – 1998)

5. REFORMASI ( 1998 – sekarang )

Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)

Pelaksanaan sistem pemerintahan

Bentuk negara : kesatuan

Bentuk pemerintahan : republik

Sistem pemerintahan : presidensiil

Konstitusi RIS 1949 (27 Desember1949 s.d 17 Agustus 1950)DEMOKRASI LIBERAL

Pelaksanaan sistem pemerintahan

Bentuk negara : serikat

Bentuk pemerintahan : republik

Sistem pemerintahan : parlementer

ORDE LAMA ( 1950 –1966 )

• Sistem pemerintahan : Presidensiil

• Bentuk negara : Kesatuan

• Bentuk Pemerintahan :

ORDE BARU( 1966 – 1998)

Sistem Pemerintahan : Presidensiil

Bentuk negara : Kesatuan

Bentuk pemerintahan : Republik

REFORMASI ( 1998 – sekarang )

Sistem pemerintahan : Presidensiil

Bentuk negara : Kesatuan

Bentuk Pemerintahan : Republik

Sistem kepartaianKonsititusi kita (UUD 1945) tidak mengamanatkan secara jelas sistem kepartaian apa yang harus

diimplementasikan. Meskipun demikian konstitusi mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia menerapkan

sistem multi partai. Pasal tersebut adalah pasal 6A (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Pasangan Presiden

dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Dari pasal tersebut tersirat

bahwa Indonesia menganut sistem multi partai karena yang berhak mencalonkan pasangan calon presiden dan

wakil presiden adalah partai politik atau gabungan partai politik. Kata “gabungan partai poltitik” artinya paling

sedikit dua partai politik yang menggabungkan diri untuk mencalonkan presiden untuk bersaing dengan calon

lainnya yang diusung oleh partai politik lain. Dengan demikian dari pasal tersebut di dalam pemilu presiden

dan wakil presiden paling sedikit terdapat tiga partai politik.

Kenyataanya, Indonesia telah menjalankan sistem multi partai sejak Indonesia mencapai

kemerdekaan. Surat Keputusan Wakil Presiden M. Hatta No X/1949 merupakan tonggak dilaksanakannya

sistem multi partai di Indonesia. Keputusan Wapres ini juga ditujukan untuk mempersiapkan penyelenggaraan

pemilu yang pertama pada tahun 1955. Pada pemilu tersebut diikuti oleh 29 partai politik dan juga peserta

independen (perseorangan). Beberapa partai politik yang mendapatkan suara signifikan pada pemilu pertama

antara lain PNI (22,32%), Masyumi (20,92%), NU (18,41%), PKI (16,36%), PSII (2,89%), Parkindo (2,66%),

PSI (1,99%), Partai Katolik (2,04%), dan IPKI (1,43%).

SISTEM PARLEMEN

Ada dua macam sistem parlemen di Indonesia, yaitu :

1. Quasi Parlementer ( Konstitusi RIS )

2. Dua kamar ( 1945-1949 dan 1950 – sekarang )

Sistem Parlemen

Sistem pemerintahan yang dianut pada masa Konstitusi RIS ialah Sistem Pariementer

Kabinet semu (Quasi Parlementer). Karena pada kenyataan parlemen kedudukannya hanya

terbatas pada hal-hal tertentu saja. Sistem pemerintahan parlementer, kabinet semu (Quasi

Parlementer) yang dianut oleh Konstitusi RIS, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana

Iazimnya (Pasal 74 ayat 2).

b. Kekuasaan perdana menteri masih dicampur tangani oleh presiden. Hal itu dapat dilihat pada

ketentuan bahwa presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan pemerintah.

Seharusnya presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya

dipegang oleh perdana menteri (Pasal 68 ayat 1).

c. Kabinet dibentuk oleh presiden, bukan oleh parlemen (Pasal 74).

d. Pertanggungjawaban menteri baik secara perorangan maupun bersama-sama adalah kepada

DPR, namun harus melalui keputusan pemerintah (Pasal 74 ayat 5).

e. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak punya

pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR juga tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya

terhadap Kabinet (Pasal 118 dan 122).

f. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala negara dan kepala

pemerintahan (Pasal 68 dan 69).

KELEMBAGAAN NEGARA

Susunan kelembagaan negara di Indonesia mengalami

beberapa perubahan. Yang dibedakan menjadi tiga,

yaitu :

1. Konstitusi RIS

2. Sebelum amandemen

3. Sesudah amandemen

1. Presiden

2. Dewan Menteri

3. Senat

4. Dewan Perwakilan Rakyat

5. Mahkamah Agung

6. Dewan Pengawasan Keuangan

LEMBAGA NEGARA ( KONSTITUSI RIS )

Perlu di ketahui, lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga

tinggi negara menurut UUD 1945 (sebelum amandemen) adalah :

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

2. Presiden

3. Dewan Pertimbanagan Agung (DPA)

4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

6. Mahkamah Agung (MA)

LEMBAGA NEGARA ( SEBELUM AMANDEMEN)

LEMBAGA NEGARA

( SESUDAH AMANDEMEN )

1. MPR

2. DPR

3. DPD

4. BPK

5. PRESIDEN

6. MAHKAMAH AGUNG

7. MAHKAMAH KONSTITUSI

8. KOMISI YUDISIAL

a. Pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat mempunyai kekuasaan membuat peraturanperundang-undangan baik untuk satu,beberapa atausemua Negara bagian (pasal 127)

b. Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengadakanperubahan-perubahan dalam usul undang-undang yang simajukan oleh pemerintah atau senat (pasal 129)

c. Presiden mempunyai hak memberi ampun darihukuman-hukuman yang telah dijatuhkan oleh keputusankehakiman. Hak itu dilakukan sesudah meminta nasihatdari mahkamah agung (pasal 160)

Hubungan Antar LembagaNegara

Bagan Kelembagaan Negara Sebelum dan Sesudah Amandemen

Kelembagan Negara sebelum Amandemen1 . MPR

* Sebagai Lembaga Tertinggi Negara diberi kekuasaan tak terbatas (super power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.* Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan yang diangkat.

Dalam praktek ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:

* Presiden, sebagai presiden seumur hidup.* Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 (tujuh) kali berturut turut.* Memberhentikan sebagai pejabat presiden.* Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya.* Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden.* Lembaga Negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah Presiden, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang paling banyak menduduki kursi di MPR.

2. PRESIDEN / WAPRES

* Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai

mandataris MPR, meskipun kedudukannya tidak “neben” akan

tetapi “untergeordnet”.

* Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara

tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the

president).

* Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive

power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative

power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).

* Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.

* Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat

menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian

presiden dalam masa jabatannya.

3. DPR

* Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.

* Memberikan persetujuan atas PERPU.

* Memberikan persetujuan atas Anggaran.

* Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna

meminta pertanggungjawaban presiden.

4. DPA DAN BPK

* Di samping itu, UUD 1945 tidak banyak mengintrodusir

lembaga-lembaga negara lain seperti DPA dan BPK dengan

memberikan kewenangan yang sangat minim.

5. MA

* Merupakan lembaga tinggi Negara dari peradilan Tata Usaha

Negara,PN,PA,dan PM.

Kelembagan Negara sesudah Amandemen

A. MPR

· Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan

lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR,

DPD, MA, MK, BPK.

· Menghilangkan supremasi kewenangannya.

· Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.

· Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden

(karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu).

· Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.

· Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari

anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan

Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui

pemilu.

B. DPR

· Posisi dan kewenangannya diperkuat.

· Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada

di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan

persetujuan saja) sementara pemerintah berhak

mengajukan RUU.

· Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan

Pemerintah.

· Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi

anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme

kontrol antar lembaga negara.

C. DPD

· Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi

keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan

tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan

utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.

· Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan

Negara Republik Indonesia.

· Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah

melalui pemilu.

· Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut

membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah,

hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait

dengan kepentingan daerah.

D. BPK

· Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

· Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

· Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

· Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.

E. PRESIDEN

· Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki

tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa

jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial.

· Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.

· Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua

periode saja.

· Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus

memperhatikan pertimbangan DPR.

· Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus

memperhatikan pertimbangan DPR.

· Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon

presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh

rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan

presiden dalam masa jabatannya.

F. MAHKAMAH AGUNG

· Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman,

yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk

menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].

· Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji

peaturan perundang-undangan di bawah Undang-undang

dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.

· Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam

lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan

Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan

Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

· Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan

kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti

: Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.

G. MAHKAMAH KONSTITUSI

· Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian

konstitusi (the guardian of the constitution).

· Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD,

Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus

pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan

memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan

pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.

· Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-

masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan

ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari

3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan

eksekutif.

H. KOMISI YUDISIAL

· Tugasnya mencalonkan Hakim Agung dan melakukan

pengawasan moralitas dank ode etik para Hakim.

FILIPINA

FILIPINA

• Sistem pemerintahan : Presidensiil

• Bentuk negara : Kesatuan

• Bentuk pemerintahan : Republik

• Presiden : Beniqno Aquino II

• Wakil : Jejomar Biray

Filipina

Presiden di Filipina berfungsi sebagai kepala negara,

kepala pemerintahan, dan panglima tertinggi angkatan

bersenjata. Yang dipilih melalui pemilu ( masa jabatan

selama 6 tahun dan mengepalai kabinet ).

Dewan legislatif di Filipina punya dua kamar yang

terdiri dari senat dan perwakilan.

Cabang yudikatif pemerintahan dikepalai oleh

mahkamah agung ( satu ketua, 14 hakim agung ).

Terima Kasih

MERDEKA !!!!!