six sigma

26
MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS SIX SIGMA Disusun Oleh: Alfi Shahril Z (201110160311195) Pandu Laksono (201110160311204) Hendra Gunawan (201110160311297) Fendi Prasetyo (201110160311396)

Upload: kiedneff-basoeki-sang-inspirator

Post on 18-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Six sigma

TRANSCRIPT

Page 1: Six Sigma

MAKALAH

MANAJEMEN KUALITAS

SIX SIGMA

Disusun Oleh:

Alfi Shahril Z (201110160311195)

Pandu Laksono (201110160311204)

Hendra Gunawan (201110160311297)

Fendi Prasetyo (201110160311396)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Page 2: Six Sigma

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

nikmat, rahmat, dan karunia yang sudah diberikan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah

ini kami susun sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu dosen

pengampu mata kuliah Manajemen Kualitas. Sekaligus sebagai media

pembelajaran kami, untuk lebih memahami materi yang akan disampaikan pada

bangku perkuliahan nanti.

Materi ini kami susun terdiri dari topik- topik utama yang merupakan

berbagai pemahaman dasar bedasarkan teori dari beberapa sumber reffrensi dan

literature yang telah sesuai perkembangan perekonomian dunia seperti sekarang

ini. Sehingga makalah ini kiranya sangat diperlukan bagi Mahasiswa guna

menambah wawasan yang terkait erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan

yang berfokus pada “Six Sigma”

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat secara maksimal pada saat

ini maupun yang akan datang dalam kegiatan pembelajaran Manajemen Kualitas.

Makalah ini tentunya masih terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran sangat

kami perlukan untuk perbaikan di kemudian hari. Karena penulis menyadari,

bahwasannya keterbatasan ilmu merupakan kekurangan yang manusiawi

tergantung bagaimana kita menyiasati. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Malang, 14 Desember 2014

Penulis

i

Page 3: Six Sigma

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................…….. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A. Pengertian Six Sigma.................................................................................3

B. Metodologi Six Sigma (DMAIC)..............................................................6

1. Fase Define (D)....................................................................................6

2. Fase Measure (M)................................................................................8

3. Fase Analyse (A)..................................................................................9

4. Fase Improve (I)...................................................................................9

5. Fase Control (C)..................................................................................9

C. Tools yang Dipakai Dalam Six Sigma.....................................................10

BAB III PENUTUP............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

ii

Page 4: Six Sigma

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Globalisasi dan kemudahan akses terhadap informasi, perkembangan

produk dan jasa yang pesat telah mengubah bagaimana pelanggan

bertransaksi dengan sebuah perusahaan. Model bisnis lama sudah tak bisa

dijalankan lagi. Situasi kompetisi dewasa ini tidak memberikan sedikitpun

ruang bagi perusahaan untuk berbuat salah. Perusahaan harus benar-benar

memuaskan pelanggannya dan selalu berupaya mencari cara baru untuk

memenuhi permintaan pelanggan melebihi harapan-harapan

pelanggan.  Untuk itulah, selalu diperlukan strategi bisnis handal yang

dilandasi filosofi dasar manajemen yang kokoh untuk tampil sebagai barisan

terdepan dalam penciptaan nilai (value) kepada pelanggan.

Dewasa ini banyak perusahaan lebih memfokuskan diri kepada

kepuasan pelangan melalui persaingan dalam hal kualitas produk ataupun jasa

yang dihasilkan. Oleh karena itu sudah semestinya perusahaan lebih

memperhatikan pengendalian kualitas produksi untuk lebih bisa bersaing

dan menunjang program jangka panjang perusahaan, yaitu

mempertahankan pangsa pasar atau bahkan menambah pangsa pasar

perusahaan.

Kualitas produksi sudah semestinya menjadi prioritas yang paling

utama dan penting dilakukan oleh perusahaan agar produk yang

dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan

maupun standar yang telah ditetapkan oleh badan lokal dan

internasional yang mengelola standarisasi mutu. Untuk mendapatkan

kualitas produksi yang dapat bersaing dibutuhkan metode

pengendalian kualitas produk yang berkesinambungan. Ada bebarapa

konsep metode pengendalian kualitas produksi diantaranya mulai dari

Total Quality Manajement (TQM), Statistical Proces Control (SPC) dan

Six Sigma. Dari beberapa konsep pengendalian kualitas produksi yang

1

Page 5: Six Sigma

disebutkan diatas six sigma bisa dikatakan hasil evolusi terakhir dari

Quality Improvement yang berkembang sejak tahun 1940-an dan mulai

deterapkan oleh Motorola ditahun 1980-an.

Aplikasi Six Sigma berfokus pada minimalisasi cacat dan variansi,

dimulai dengan mengidentifikasi unsur-unsur kritis terhadap kualitas atau

biasa disebut sebagai Critical to Quality (CTQ) dari suatu proses. Six

sigma menganalisa kemampuan proses dan bertujuan menstabilkannya

dengan cara mengurangi atau menghilangkan variansi-variansi pada proses.

Langkah mengurangi cacat dan variansi dilakukan secara sistematis dengan

mendefinisikan (define), mengukur (measure), menganalisa (analyze),

memperbaiki (improve) dan mengendalikan (control) yang kemudian

disebut sebagai metode DMAIC.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksut dengan Six Sigma ?

2. Bagaimana konsep metode Six Sigma ?

3. Bagaimana Aplikasi dan tujuan dari implementasi Six Sigma ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

Untuk mengetahui maksut, tujuan serta konsep dari metode Six Sigma

dan bagaimana pengaplikasian serta pengaruhnya terhadap kinerja

perusahaan sebagai strategi bisnis dalam pengendalian kualitas produk

guna menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

2. Manfaat

Menambah wawasan kepada semua pihak yang membutuhkan dalam

hal metode Six Sigma, yang dalam hal ini merupakan salah satu

metode pengendalian kualitas produk sebagai bentuk strategi bisnis

dalam perusahaan.

2

Page 6: Six Sigma

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SIX SIGMA

Sigma merupakan symbol standard deviasi pada statistik (Σ atau σ)

yang berasal dari huruf Yunani, suatu ukuran untuk menyatakan variasi

(variance), atau ketidaktepatan sekelompok item atau proses. Sedangkan six

sigma (6 σ) merupakan sebuah metode untuk memperbaiki suatu proses

dengan memfokuskan pada usaha-usaha untuk memperkecil variansi proses

yang terjadi, sekaligus mengurangi cacat (produk yang keluar dari

spesifikasi) dengan memanfaatkan metode statistik. Secara sederhana six

sigma dapat diterjemahkan sebagai suatu proses yang mempunyai

kemungkinan cacat (defect opportunity) paling tidak sebesar 0,00034% atau

sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk (defect per million).

Semakin tinggi nilai sigma, makin sedikit suatu proses mengalami

variasi dan makin sedikit pula kesalahan yang akan dialami. Implementasi

Six Sigma berokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa.

Apabila tercapai, maka Six Sigma akan dapat memastikan bahwa

keseluruhan proses produksi berjalan pada efisiensi yang optimal.

Tabel : Tingkat Kecacatan pada Sigma

SigmaPresentase kecacatan

(Percent defective)Jumlah cacat per juta

(defect per milion)

1 69% 691.4692 31% 308.5383 6,7% 66.8074 0,62% 6.215 0,023% 2336 0,00034% 3,47 0,0000019% 0,019

Dari pengertian di atas, maka dapat disederhanakan menjadi satu

definisi yang lengkap dan jelas, yaitu: Six Sigma merupakan suatu sistem

yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan

3

Page 7: Six Sigma

memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan

kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data, dan analisis statistik

serta terus menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan dan mengkaji

ulang proses usaha.

Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk setiap

perusahaan tergantung pada usaha yang dijalankannya, visi dan misi serta

strategi perusahaan bersangkutan. Tetapi umumnya dengan penerapan Six

Sigma akan ada perbaikan dalam hal-hal berikut ini:

1. Pengurangan biaya

2. Pertumbuhan pangsa pasar

3. Pengurangan waktu siklus

4. Retensi pelanggan atau loyalitas pelanggan

5. Pengurangan kesalahan pada produk atau produk cacat

6. Perubahan budaya kerja

7. Pengembangan produk atau jasa

Dalam pelaksanaan Six Sigma tidak dapat dilakukan oleh perorangan,

akan tetapi dijalankan oleh suatu tim Six Sigma yang terdiri dari pihak-

pihak yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan Six

Sigma, meliputi:

1. Executive Leaders

Diduduki oleh pimpinan puncak perusahaan yang bertekad

untuk mewujudkan Six Sigma, memulai dan memasyarakatkannya

siseluruh bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.

2. Champions

Merupakan orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan Six Sigma. Mereka merupakan

pendukung utama yang berjuang demi terbentuknya black belts

berfungsi sebagaimana mestinya. Dapat dikatakan Champions

anggotanya berasal dari kalangan direktur dan manajer, bertanggung

jawab terhadap aktivitas proyek sehari-hari, wajib melaporkan

perkembangan hasil kepada executive leaders sekaligus mendukung

tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya meliputi pemilihan

4

Page 8: Six Sigma

calon-calon anggota black belt, mengidentifikasi wilayah kerja

proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin

terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal dan memastikan bahwa

tim pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.

3. Master black belt

Yaitu orang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat dan

pemandu. Master black belt adalah orang-orang yang sangat

menguasai alat-alat dan teknik Six Sigma, dan merupakan sumber

daya yang secara teknis sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh

perhatian dan kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-

aspek kunci dari peranan master black belt terletak pada

kemampuannya dalam memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa

mendominasi proyek/tugas/pekerjaan.

4. Black Belt

Merupakan orang-orang yang berperan sebagai pemimpin

proyek perbaikan kinerja perusahaan. Mereka dilatih untuk

menemukan masalah, mencari penyebab beserta penyelesaiannya,

bertugas mengubah teori ke dalam tindakan, memilah-milah data dan

bertanggung jawa mengaplikasikan Six Sigma.

Para calon anggota black belts wajib memenuhi syarat-syarat

seperti: memiliki dipilin pribadi, cakap memimpin, menguasai

ketrampilan teknis tertentu, mengenal prinsip-prinsip statistika,

mampu berkomunikasi dengan jelas, mempunyai motivasi kerja yang

memadai.

5. Green Belt

Adalah orang-orang yang membantu black belts berdasarkan

keahliannya. Pada umumnya green belts bertugas secara paruh waktu

pada bidang tertentu, mengaplikasikan alat-alat six sigma untuk

menguji dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan kritis,

mengumpulkan dan menganalisis data serta melakukan percobaan-

percobaan.

5

Page 9: Six Sigma

6. Yellow Belt

Adalah orang-orang yang membantu black belts dan green belts.

Meskipun tidak memiliki keahlian tertentu tentang six sigma, akan

tetapi mereka dapat membantu kerja black belt dan green belt dalam

pengumpulan data, pendefinisian masalah atau mencari sebab akibat

dari suatu masalah. Setiap orang yang menjadi bagian dari perusahaan

merupakan anggota Yellow Belt.

Ada enam komponen utama dalam konsep Six Sigma, yaitu:

a. Menutamakan pelayanan kepada pelanggan

b. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta

c. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan

d. Manajemen yang proaktif

e. Kerjasama tim yang bagus

f. Selalu mengejar kesempurnaa.

B. METODOLOGI SIX SIGMA (DMAIC)

Terdapat dua macam metodologi dalam Six Sigma. Yang pertama

adalah DMAIC, untuk proses yang sudah ada dan yang kedua adalah

DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify)/DFSS (Design for Six

Sigma) untuk proses yang belum ada. Model pendekatan Six Sigma yang

paling umum digunakan sekarang adalah DMAIC (Define – mendefinisikan,

Measure – mengukur, Analyze – menganalisis, Improve – memperbaiki,

Control – mengendalikan).

1. Fase Define (D)

Merupakan fase menentukan masalah dan menetapkan kebutuhan

spesifik dari pelanggan yang dalam hal ini sering disebut dengan “suara

pelanggan” (VOC − Voice of Customer). Setelah mendata semua

variabel yang dipandang penting oleh pelanggan sebagai VOC,

selanjutnya perlu diberikan nilai ukur. Variabel terukur tersebut

dinamakan kharakteristik kualitas pengganti atau Critical to Quality

6

Page 10: Six Sigma

(CTQ). Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi proses-proses yang

menyertai CTQ tersebut.

Untuk lebih memudahkan pendefinisian masalah pada fase ini ada

2 tahap yang dapat digunakan:

a. Project StatementProject Statement adalah suatu pernyataan proyek yang

meliputi beberapa komponen berikut:

1) Busunes Case − berisi pernyataan yang menyatakan latar

belakang umum permasalahan yang terjadi

2) Problem Statement − berisi pernyatan tentang masalah yang

akan dibahas

3) Project Scope − menyatakan objek dan ruang lingkup

penelitian.

4) Goal Stetment − menyatakan tujuan dari penelitian yang

dilakukan

5) Milestone − menyatakan jangka waktu penelitian.

Untuk membatu dalam membangun project statement bisa

menggunakan diagram pareto yang merupakan grafik untuk

membuat peringkat pada hal-hal yang harus diprioritaskan, yaitu

dengan memilih penyebab mana yang harus diprioritaskan terlebih

dahulu.

b. Peta aliran proses (mapping proces)

Peta aliran proses adalah suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam

meningkatkan kualitas proses menggunakan simbol-simbol standar

flochart. Proses mapping mempunyai 5 kategori kerja utama, yaitu

mengidentifikasi Supplier – Input – Proses – Output − Costumer

(SIPOC). Adapun kegunaan dari peta aliran proses adalah sebagai

berikut:

1) Digunakan untuk mengetahui aliran bahan mulai awal masuk

dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.

2) Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu

7

Page 11: Six Sigma

proses.

3) Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami

bahan selama proses berlangsung.

4) Alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses,

mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-

tempat dimana terjadi ketidakefisienan pekerjaan.

2. Fase Measure (M)

Merupakan fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan dan tingkat

kinerja. Dalam fase ini, pengukuran yang dilakukan antara lain:

a. Pengukuran baseline kinerja

Sebelum dilakukan proses six sigma harus dilakukan

pengukuran tingkat kinerja saat ini atau pengukuran baseline

kinerja. Ukuran hasil kinerja baseline yang digunakan pada six

sigma adalah tingkat DPMO (defect per million opportunity) dan

pencapaian tingkat kapabilitas sigma (sigma level).

Perhitungan nilai sigma dilakukan untuk mengetahui

performa proses saat ini yang akan menjadi tolak ukur dalam

menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Langkah-

langkahnya yaitu:

1) Menghitung nilai DPMO

DPMO merupakan suatu ukuran kegagalan dalam six

sigma yang menunjukkan kerusakan suatu produk dalam satu

juta barang yang diproduksi. Kriteria DPMO harus

didefinisikan dengan teliti. Kerusakan dapat digambarkan

dengan tidak bersih, tidak tepat atau tidak sesuai dengan

standar. DPMO ditulis dengan persamaan:

DPMO= Jumlah KerusakanJumlah Semua Produksi

X 1.000 .000

Nilai DPMO dari suatu produk menggambarkan rata-rata

pengukuran pada proses.

8

Page 12: Six Sigma

2) Mengobservasi nilai DPMO ke nilai sigma menggunakan

tabel konversi sigma. Setelah diperoleh nilai DPMO dan level

sigma maka kita dapat mengetahui besarnya baseline kinerja

perusahaan saat ini.

b. Pengukuran tingkat kapabilitas proses (capability proses)

Suatu proses disebut mempunyai kapabilitas jika proses

tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan output yang

berada dalam batas spesifikasi yang diharapkan, yaitu apabila nilai

rata-rata dari proses tersebut sama dengan nilai target yang

diharapkan dan besarnya rentang batas spesifikasi yang diinginkan

perusahaan, yaitu batas spesifikasi atas perusahaan (USL) dan batas

spesifikasi bawah perusahaan (LSL) lebih besar dari rentang batas

kontrol pada produk yaitu dihasilkan, yaitu garis hasil atas (UCL)

dan garis bawah (LCL).

3. Fase Analyse (A)

Merupakan fase mencari dan menentukan penyebab dari suatu

masalah. Selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis

menggunakan diagram sebab akibat, ichigawa, fishbone dan failure

models and effect analysis/FMEA.

4. Fase Improve (I)

Merupakan fase meningkatkan proses dan menghilangkan sebab-

sebab timbulnya cacat. Setelah sumber-sumber penyebab masalah

kualitas dapat diidentifikasi, maka dapat dilakukan penetapan rencana

tindakan (action plan) untuk melaksanakan peningkatan kualitas six

sigma.

5. Fase Control (C)

Pada fase control hasil-hasil peningkatan kualitas

didokumentasikan dan disebarluaskan. Hasil-hasil yang memuaskan dari

proyek peningkatan kualitas six sigma harus distandarisasikan, dan

selanjutnya dilakukan peningkatan terus menerus pada jenis masalah

yang lain mengikuti konsep DMAIC.

9

Page 13: Six Sigma

Ada tiga kualifikasi dasar yang harus dipenuhi bila akan

menggunakan metode DMAIC, yaitu:

1. Ada celah antara kinerja sekarang dengan yang diharapkan.

Pertamatama perlu ditentukan permasalahan apa yang harus

dipecahkan, atau kesempatan apa yang akan diraih. Pada kasus desain

proses, ada aktivitas baru yang diluncurkan di mana tidak ada proses

yang muncul.

2. Penyebab masalah tidak dipahami secara benar. Pihak manajemen

mungkin hanya mengerti permasalahan secara teoritis, tetapi tidak

mengetahui akar penyebab masalah.

3. Solusi belum ditetapkan. Bila pihak manajemen telah merencanakan

perubahan jangka pendek, masih ada waktu untuk menerapkan Six

Sigma. Penerapan Six Sigma secara cepat dapat menghemat waktu

untuk analisis yang lebih akurat. Bila suatu usaha secara signifikan

telah dijalankan untuk menjembatani celah tersebut, penerapan Six

Sigma tidak akan berguna.

C. TOOLS YANG DIPAKAI DALAM SIX SIGMA

Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan juga

alat-alat yang digunakan dapat memberi kekuatan pada proses usaha

perbaikan dan usaha pembelajaran. Alat-alat atau metode-metode tersebut

akan diuraikan pada bagian ini.

Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses yang

sistematik untuk memotivasi suatu bisnis agar lebih fokus terhadap

pelanggan. QFD ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memecahkan

masalah yang terlibat dalam penyediaan produk, proses, jasa dan strategi

yang akan lebih memuaskan pelanggan. Ini merupakan suatu proses untuk

mengerti keinginan pelanggan dan pentingnya keuntungan yang akan

diperoleh.

Diagram Boxplot adalah suatu alat grafik dasar yang menampilkan

pengumpulan, penyebaran, dan pendistribusian dari kumpulan data yang

10

Page 14: Six Sigma

berkesinambungan. Diagram boxplot ini menyediakan hasil ringkasan dari

kumpulan data, yaitu nilai tengah dari 50% data, median, dan quartile.

Grafik run chart adalh suatu pengukuran kinerja dari suatu proses

pada suatu periode waktu yang digunakan untuk mengidentifikasi tren atau

pola.

Process capability menunjuk kepada kemampuan dari suatu proses

untuk memproduksi suatu produk/jasa yang bebas dari penyimpangan

(defect) di bawah kendali lingkungan produksi/jasa. Beberapa indikator

yang digunakan menunjukkan kinerja keseluruhan dan kinerja potential.

Diagram sebab akibat (Fishbone) adalah analisa yang dilakukan

dengan memulai pada akibat atau masalah yang timbul kemudian secara

terstruktur mencari kemungkinan penyebabnya. Pada umumnya ada enam

faktor yang dapat menimbulkan penyimpangan di dalam proses bisnis yaitu

5 M (material, method, machine, measures, mother nature) dan 1 P

(people).

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) merupakan seperangkat

pedoman, proses, dan format untuk mengidentifikasi dan memprioritas

masalah penting atau kegagalan. Metode FMEA mempunyai banyak

aplikasi dalam lingkungan Six Sigma, dalam hal mencari berbagai masalah

bukan hanya dalam proses serta perbaikan kerja, tapi juga dalam aktivitas

pengumpulan data, usaha-usaha Voice of Customer, prosedur dan bahkan

dalam pelaksanaan inisiatif Six Sigma. Satu-satu prasyarat adalah adanya

situasi yang kompleks atau berisiko tinggi dimana perlu diberikannya

penekanan khusus untuk menghentikan masalah.

Analisa pareto dilakukan dengan menyusun atau mengelompokan

data dari yang terbesar sampai terkecil. Diagram Pareto ini membantu di

dalam mengidentifikasi suatu penyebab masalah yang paling sering terjadi

atau memberikan kontribusi terbesar. Analisa Pareto ini biasanya

menggunakan aturan “80/20” yang mengindikasikan bahwa 80% biaya yang

timbul di dalam perusahaan disebabkan oleh 20% masalah.

Selain tools-tools di atas, terdapat tools lainnya seperti pengujian

Tingkat Signifikan Statistik (Chi – Square, t – test, ANOVA) yang mana

11

Page 15: Six Sigma

merupakan teknik yang digunakan para ahli statistik untuk mencari pola

atau menguji kecurigaan mereka pada data yang ada. Pada Six Sigma, alat-

alat ini dapat digunakan untuk:

a. Mengkonfirmasi permasalahan yang terjadi atau adanya perubahan

yang berarti pada kinerja proses.

b. Memeriksa validitas data.

c. Menentukan jenis pola data atau distribusi dalam sekelompok data

kontinu.

d. Mengembangkan akar penyebab hipotesis berdasarkan pola dan

perbedaan yang ada.

e. Validasi atau tidak menyetujui akar penyebab hipotesis.Analisis korelasi dan regresi menganalisa hubungan antara dua faktor

atau lebih. Bila dua faktor saling berhubungan, berarti perubahan pada satu

faktor akan berakibat pada faktor lain. Adapun kegunaan dari Korelasi dan

Regresi itu sendiri adalah:

1. Menguji hipotesa akar masalah dengan melihat apakah ada hubungan

antar penyebab yang diduga (X) dan respon atau ouput (Y).

2. Mengukur dan membandingkan pengaruh berbagai faktor (X) pada

hasil (Y).

3. Memprediksi kinerja sebuah proses, produk, atau jasa dibawah kondisi

tertentu.

12

Page 16: Six Sigma

BAB III

PENUTUP

Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang sangat terfokus terhadap

pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara

keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas

waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem

komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk

mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena

terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena

mengikuti model formal, yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve,

Control ) dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya,

seperti Diagram Pareto (Pareto Chart), Fish Bone, Sebab akibat dan Histogram.

Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan

untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal

fundamental dalam filosofi six sigma.

Model pendekatan Six Sigma yang paling umum digunakan sekarang adalah

DMAIC, yaitu:

1) Define, mengkonfirmasikan kesempatan dan mendefinisikan batasan dan

tujuan dari suatu proyek. Pada tahap ini dilakukan identifikasi

permasalahan.

2) Measure, mengumpulkan data untuk membangun suatu “current state” apa

yang terjadi secara aktual ditempat kerja dengan proses yang terjadi

dilapangan. Pada tahap ini dilakukan untuk memvalidasi, mengukur,

menganalisis permasalahan berdasarkan data yang ada.

3) Analyze, penggunaan data dan tool untuk memahami penyebab yang dapat

mempengaruhi hubungan proses, yaitu mengintepretasikan data untuk

membangun sebab akibat.

4) Improve, mengembangkan modifikasi dengan perbaikan yang valid terhadap

proses dari sistem.

5) Control, mengimplementasikan prosedur-prosedur untuk meyakinkan

bahwa perbaikan-perbaikan dapat berlangsung lama.

13

Page 17: Six Sigma

DAFTAR PUTAKA

Brue, Greg. 2002. Six Sigma for Managers. Jakarta: Canary.

Dale, B.G., and Plunkett, J.J. 1990. Managing Quality. Great Britain: Philip

Allan.

Gaspersz Vincent, Fontana Avanti. 2011. Lean Six Sima for Manufacturing and Service Industries. Bogor: Vinchiristo Publication.

Miranda, dan Tunggal, Amin Widjaja. 2002. Six Sigma: Gambaran Umum,

Penerapan Proses dan Metode-Metode yang Digunakan untuk Perbaikan:

GE MOTOROLA. Jakarta: Harvarindo.

Hidayat, Ridwan Asep. 2010. Skripsi: Analisis Masalah Kualitas Produk Air Mineral Pada Perusahaan Air Minum Menggunakan Metode Six Sigma termuat di : http:// Jurnal Six Sixma com. diakses pada: 14 Desember 2014.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Metodologi Six Sigma. Termuat di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma. Diakses pada: 14 Desember 014.

14