skizofrenia paranoid (f20

35
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) GEBY OKTAVIA SARI C111 11 006 PEMBIMBING : dr. jumiarni umar SUPERVISOR Dr. dr. H.M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015

Upload: gebayokta

Post on 09-Dec-2015

290 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

skizofrenia paranoid

TRANSCRIPT

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

GEBY OKTAVIA SARI

C111 11 006

PEMBIMBING :dr. jumiarni umar

SUPERVISORDr. dr. H.M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN2015

STATUS PASIEN I.  IDENTITAS PASIEN

Nama :   Tn. F

Umur :   34 Tahun (Lahir pada tanggal 7 Januari 1981)

Agama :   Islam

Suku :   Makassar

Status Pernikahan :   Sudah Menikah

Pendidikan Terakhir :   SMA

Pekerjaan :   Buruh Harian

Alamat :   Bonto Cinde, Gowa

A. KELUHAN UTAMAmengamuk

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANGSeorang  laki-laki  dibawa ke RSKD untuk pertama kalinya  karena mengamuk  dialami  sejak  3  bulan  yang  lalu  namun  memberat beberapa  hari  terakhir.  Saat  mengamuk,  pasien  mengejar  dan menyerang  orang-orang  yang  mengganggunya,  ataupun  orang yang  tidak  mempedulikannya.  Pasiennya  mengamuk  terutama jika  keinginannya  tidak  dipenuhi.  Pasien  juga  memecahkan barang-barang.

Perubahan perilaku diperhatikan oleh keluarga mulai sejak 4  bulan  yang  lalu,  pasien  sering  berbicara  sendiri,  juga tertawa  sendiri.  Pasien  juga mulai  suka mengurung diri  di kamarnya.  Pasien  pernah  bercerita  kepada  keluarganya bahwa  ia  mendengar  suara-suara  yang  berbisik  di telinganya.  Menurut  keluarga,  4  bulan  yang  lalu  pasien dipecat akibat berselisih dengan teman kerja. Sebelumnya pasien bekerja sebagai seorang buruh harian dan memiliki gaji  yang  cukup.  Akan  tetapi  pernah  terjadi  sedikit kesalahpahaman  dengan  teman  kerjanya.  Pasien  beradu mulut  dengan  rekan  kerjanya  dan  sejak  saat  itu  pasien berhenti bekerja. 

Selain itu, pasien juga beberapa kali melihat ada bayangan seorang  anak  perempuan  yang  sering  melintas dihadapannya  tanpa  berkata-kata.  Pasien  juga  mengaku mendapatkan  perintah/wahyu  dari  malaikat  Jibril  dan bertemu  langsung  dengannya.  Pasien  juga  mengatakan bahwa  kadang-kadang  mendengar  pembicaraan  yang membahas tentang dirinya. Pasien juga selalu curiga bahwa dirinya  sedang  diceritakan  oleh  orang-orang  sekitar (tetangga).

 HENDAYA/DISFUNGSI: Hendaya sosial (+) Hendaya pekerjaan (+) Hendaya waktu senggang (+)   FAKTOR STRESSOR PSIKOSOSIAL Antara  pasien  dan  teman  kerjanya  pernah  ada kesalahpahaman. Penyebab kesalahpahaman tidak  terlalu jelas  setelah  ditanyakan  kepada  keluarga  dan  pasien sendiri.

 HUBUNGAN GANGGUAN SEKARANG DENGAN PENYAKIT FISIK DAN PSIKIS SEBELUMNYA Riwayat Infeksi (-) Riwayat Trauma (-) Riwayat Kejang (-) Namun  Pasien,  memiliki  kebiasaan  merokok  sebanyak  2 bungkus  perhari.  Memiliki  riwayat  konsumsi  alkohol, frekuensi tidak diketahui. Dan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang.

 C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak  ditemukan  adanya  riwayat  penyakit  fisik  seperti infeksi, trauma, dan kejang.  2. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifPasien,  memiliki  kebiasaan  merokok  sebanyak  2 bungkus  perhari.  Memiliki  riwayat  konsumsi  alkohol namun  tidak  terlalu  sering,  frekuensi  tidak  diketahui. Dan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang. 3. Riwayat Gangguan Psikiatri SebelumnyaPasien belum pernah dirawat di RSJ sebelumnya.

 D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal (Usia 0-1 tahun)

Pasien lahir normal di rumah secara normal ditolong oleh bidan

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol. 

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)Selama  masa  kanak-kanak  pasien  sekolah  dan  meluluskan pendidikannya  di  sekolah  dasar.  Selama  bersekolah  pasien dikenal  mudah  bergaul,  senang  bermain  bersama  dengan teman semasa kanak-kanaknya. 

 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)Setelah selesai dari SD, pasien melanjutkan pendidikan ditingkat SMP dan dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul, bisa berkerjasama dengan temannya.

 5. Riwayat Masa DewasaRiwayat Pendidikan : Pendidikan  terakhir  pasien  adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)Riwayat Pekerjaan : Bekerja sebagai buruh harianRiwayat Pernikahan : Telah  menikah  pada  tahun  2007  dan memiliki 2 orang anak berusia 6 tahun dan 2 tahun.Riwayat Agama : Pasien  memeluk  agama  Islam,  dan menjalankan ibadah agama dengan cukup baik 

 Riwayat Militer Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer Riwayat Pelanggaran Hukum Selama  ini  pasien  tidak  pernah  terlibat  dengan  masalah hukum Aktivitas Sosial  Pasien memiliki kehidupan sosial yang cukup baik dengan orang-orang  disekitarnya.  Pasien  mengaku  tidak  memiliki musuh.  Kehidupan  rumah  tangganya  juga  hampir  tidak bermasalah. 

 Riwayat KeluargaPasien  merupakan  anak  ke-2  dari  4  bersaudara (♂,♂, ,♂♂). Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh  keluarga.  Riwayat  anggota  keluarga  dengan  keluhan yang sama tidak ada.  Situasi Kehidupan SekarangPasien  tinggal  bersama  dengan  istri  dan  kedua  anaknya  di Bontocinde, Gowa. Persepsi pasien tentang diri sendiri dan keluarganyaPasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak butuh pengobatan (Tilikan 1)

 II. PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM

Penampilan: Seorang laki-laki, wajah sesuai umur, postur tubuh  sedang,  memakai  baju  kemeja  berwarna  kuning, celana  panjang  warna  coklat  muda,  rambut  gondrong, perawatan diri kurang. Kesadaran: Berubah Perilaku dan aktivitas motorik: gelisah Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa  Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif

 B. KEADAAN AFEKTIF (MOOD), PERASAAN DAN EMPATI Mood: Sulit dinilai Afek: Inapropriate Empati: Tidak dapat dirabarasakan

 C. FUNGSI INTELEKTUALTaraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai dengan tingkat pendidikan Daya konsentrasi : Baik Orientasi Waktu : Baik Tempat : Baik Orang : Baik Daya ingat Jangka panjang : Baik Jangka sedang : Baik Jangka pendek : Baik Jangka segera : Baik Pikiran abstrak : Tidak terganggu Bakat kreatif : Tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri : Kurang

 D. GANGGUAN PERSEPSIHalusinasi : Halusinasi visual (pasien melihat bayangan anak perempuan yang melintas dihadapannya dan pernah melihat dan bertemu dengan malaikat Jibril). Halusinasi auditorik (pasien suara-suara laki-laki kadang juga perempuan melarang dirinya untuk menolong orang lain). Ilusi : Tidak ada Depersonalisasi : Tidak ada Derealisasi : Tidak ada

 E. Proses Berfikir Arus Pikiran Produktivitas : Cukup Kontinuitas : Relevan, Koheren Hendaya berbahasa : Tidak ada Isi PikiranPre-okupasi : Tidak adaGangguan isi pikir : Ideas of Reference (pasien yakin orang–orang yang duduk berbicara disekitar rumahnya sedang membicarakan dirinya. Waham Bizarre : Mendapat wahyu dan bertemu dengan Malaikat Jibril. 

 Pengendalian Impuls : Terganggu

 Daya Nilai Norma sosial : Terganggu Uji Daya Nilai : Terganggu Penilaian Realitas : Terganggu Tilikan (insight) : Derajat 1, yaitu pasien merasa tidak sakit Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya.

 PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI  Status Internus TD = 120/70 mmHg, N = 72x/menit, P = 18x/menit, S = 

36.5oC. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus. Paru : Bunyi pernapasan: vesikuler; Bunyi tambahan: 

ronchi (-/-), wheezing (-/-) Jantung : Bunyi jantung I/II murni, regular;Bising tidak ada Abdomen : Peristaltik usus (+) kesan normal; Hepar dan 

lien tidak teraba

 Status Neurologi GCS: E4M6V5 Pupil: bulat, isokor, reflex cahaya langsung dan tidak 

langsung (+/+) Fungsi kortikal luhur: dalam batas normal Tanda rangsang meningeal: Kaku kuduk (-), Kernig’s sign 

(-/-) Fungsi motoris dan sensoris keempat ekstremitas 

dalam batas normal Tidak ditemukan refleks patologis.

 IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Dari  hasil  alloanamnesis  dan  autoanamnesis  didapatkan  pasien  laki–  laki dengan  usia  34  tahun  10  bulan  diantar  keluarganya  ke  RSKD  Dadi  untuk pertama  kalinya  dengan  keluhan  mengamuk  yang  dialami  sejak  4  bulan yang  lalu  namun  memberat  beberapa  hari  terakhir  ini.  Pasien  selalu mengerjar  dan  hendak  menyakiti  orang-orang  yang  tidak memperdulikannya. Perubahan perilaku pertama kali  kurang  lebih 4 bulan lalu,  awalnya  pasien  sering  tertawa  sendiri,  berbicara  sendiri  dan mengurung dirinya. Pasien mengaku bahwa sering mendengar suara-suara yang  berbisik  ditelinganya  dan  melarangnya  untuk  tidak  menolong  orang lain  dan  diancam  jika  perintah  itu  dilanggar.  Pasien  juga  sering  melihat bayangan  anak  perempuan  yang  lewat  dihadapannya  tanpa  berkata-kata. Pasien  juga  mengakui  mendapat  wahyu  dan  pernah  bertemu  langsung dengan malaikat jibril.

 Pasien  selalu merasa  bahwa  jika  ada  orang  yang  berkumpul  dan berbincang  disekitaran  rumahnya,  pasien  yakin  bahwa  dia mendengar  pembicaraan  orang-orang  tersebut  yang  sedang membicarakan  tentang  dirinya.  Pasien  pernah  bekerja  sebagai seorang  buruh  harian  dan  pernah  ada  kesalahpaham  dengan rekan  kerjanya. Hingga  saat  ini  pasien tidak  lagi  bekerja.  Saat  ini didapatkan  adanya  herdaya  sosial,  herdaya  pekerjaan,  dan herdaya waktu luang. Dari pemeriksaan mental didapatkan  mood sedih, afek tumpul, empati sulit dirabarasakan. Gangguan persepsi berupa  halusinasi  visual  dan  halusinasi  auditorik,  gangguan  isi pikir  berupa  waham  curiga  dan  waham  kebesaran.  Daya  nilai terganggu  dan  tilikan  derajat  1.  Pemeriksaan  internus  dan neurologis tidak ditemukan kelainan bermakna. 

 EVALUASI MULTI AKSIAL

 Aksis I

 Berdasarkan  autoanamnesis  dan  pemeriksaan  status  mental  didapatkan  gejala  klinis bermakna berupa perilaku mengamuk.  Hal ini menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability) bagi orang lain sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan jiwa.

 Ditemukan  pula  adanya  hendaya  berat  dalam menilai  realita  berupa  halusinasi  visual, halusinasi  auditorik,  waham  curiga,  dan  waham  kebesaran    digolongkan  ke  dalam Gangguan Jiwa Psikotik.

 Pada  pemeriksaan  status  internus  dan  status  neurologis  tidak  ditemukan  adanya kelainan  yang  mengindikasikan  gangguan  medis  umum  yang  menimbulkan  gangguan fungsi otak, sehingga dapat digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.

 Dari  pemeriksaan  status  mental  didapatkan  adanya  waham  bizarre  yang  telah berlangsung > 1 bulan sehingga menurut PPDGJ-III dapat didiagnosis sebagai Skizofrenia (F20) menurut pedoman diagnostik satu gejala dan ditambahkan halusinasi dan waham curiga yang menonjol sehingga dikategorikan sebagai Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

 Aksis IIPasien dikenal sebagai orang yang cukup mudah bergaul dengan orang lain. Berdasarkan di atas belum cukup untuk mengarahkan kepribadian pasien ke dalam salah satu ciri kepribadian khas. (Z 03.2 : TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS II)

 Aksis IIITidak ada diagnosa (None)

 Aksis IVStressor psikososial adalah pasien pernah berselisih paham dengan rekan kerjanya kemudian dipecat dari pekerjaannya. Penyebab pasien perselisihanpaham tidak diketahui secara pasti.

 Aksis VGAF scale 50-41 (Gejala berat/serious, disabilitas berat)

 DAFTAR MASALAH Organobiologik Tidak  ditemukan  adanya  kelainan  fisik  yang  bermakna,  tetapi diduga  terdapat  ketidakseimbangan  neurotransmitter,  maka pasien memerlukan terapi farmakoterapi. Psikologik Ditemukan  adanya  hendaya  berat  dalam  menilai  realita  berupa halusinasi visual, halusinasi auditorik, dan waham curiga sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

 Sosiologik Ditemukan  hendaya  dalam  bidang  sosial,  pekerjaan,  dan penggunaan waktu senggang; sehingga diperlukan sosioterapi.

 PROGNOSIS Faktor Pendukung: Adanya dukungan dari keluarga Stressor psikologis yang jelas Tingkat pendidikan sudah cukup tinggi (SMA)   Faktor Penghambat: Usia muda

 Dari faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien: Dubia ad malam

 RENCANA TERAPI Farmakoterapi Risperidone 2 mg 2x1 Clozapin 25 mg 2x1

 Psikoterapi  Pendekatan psikoterapi untuk skizofrenia berupa terapi suportif dan konseling sangat bermanfaat untuk terapi skizofrenia jangka panjang. 

 Sosioterapi Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya untuk memberikan dukungan moral dan menciptakan kondisi yang nyaman untuk pasien

 FOLLOW UP Memantau  keadaan  umum  pasien  serta  perkembangan penyakitnya,  selain  itu menilai  efektivitas  dan  kemungkinan  efek samping

 DISKUSI Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku atau psikologik seseorang yang secara klinik 

cukup bermakna dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Disfungsi itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat.  Gangguan psikotik adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang memenuhi kriteria yaitu adanya hendaya berat dalam menilai realita: hendaya dalam pekerjaan, hendaya dalam sosial, dan hendaya dalam waktu senggang. Skizofrenia paranoid adalah salah satu dari beberapa jenis skizofrenia, yaitu suatu penyakit mental yang kronis di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan/ realitas (psikosis). Gambaran umum dari skizofrenia paranoid adalah adanya delusi (waham) dan mendengar hal-hal yang tidak nyata.

 Penderita dengan skizofrenia paranoid, kemampuan mereka dalam berpikir dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari mungkin lebih baik dibandingkan dengan jenis lain dari skizofrenia. Mereka mungkin tidak memiliki banyak masalah dengan emosi, ingatan, konsentrasi. Namun, skizofrenia paranoid adalah suatu kondisi serius, sering seumur hidup yang dapat menyebabkan banyak komplikasi, termasuk perilaku bunuh diri.

 Meskipun demikian, dengan pengobatan yang efektif, mereka dapat mengelola gejala skizofrenia paranoid dan bekerja untuk menjalani hidup sehat dan bahagia.

 SKIZOFRENIA PARANOID F20.0  Pedoman Diagnostik menurut PPDGJ-III mengenai Skizofrenia: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): “Thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi 

pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau “Thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi 

pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan “Thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; “Delution of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau “Delution of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; 

(tentang “dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);

“Delutional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat;

Halusinasi auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.

Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)

 Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: halusinasi yang menetap  dan  panca-indera  apa  saja,  apabila  disertai  baik  oleh  waham  yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus; Arus  pikiran  yang  terputus  (break)  atau  yang  mengalami  sisipan  (interpolation),  yang 

berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; Perilaku  katatonik,  seperti  keadaan  gaduh-gelisah  (excitement),  posisi  tubuh  tertentu 

(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; Gejala-gejala  “negative”,  seperti  sikap  sangat  apatis,  bicara  yang  jarang,  dan  respons 

emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial;  tetapi harus  jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya  gejala-gejala  khas  tersebut  diatas  telah  berlangsung  selama  kurun  waktu  satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)

Harus  ada  suatu  perubahan  yang  konsisten  dan  bermakna  dalam  mutu  keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi  (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

 Pedoman Diagnostik PPDGJ-lll tentang Kriteria Skizofrenia Paranoid: Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Sebagai tambahan:

Halusinasi dan/atau waham harus menonjol: Suara-suara  halusinasi  yang  mengancam  pasien  atau  member 

perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whisting), mendengung (humming) atau bunyi tawa (laughing)

Halusinasi  pembauan  atau  pengecapan  rasa  atau  bersifat  seksual atau  lain-lain  perasaan  tubuh,  halusinasi  visual  mingkin  ada  tapi jarang menonjol.

Waham  dapat  hampir  setiap  jenis  tetapi  waham  dikendalikan, dipengaruhi dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata.

 Pada pasien  ini  terdapat  cukup  gejala  untuk menegakkan diagnosis  Skizofrenia  Paranoid.  Adanya  gejala  waham Bizarre  yang  menetap  >  1  bulan  sudah  cukup  untuk menegakkan diagnosis Skizofrenia. Diagnosis lebih spesifik yaitu  Skizofrenia  Paranoid  ditegakkan  atas  dasar  adanya waham curiga yang menonjol. Prognosis  pada  pasien  ini  Dubia  ad  Bonam  dikarenakan adanya  faktor  pendukung  dari  dukungan  keluarga  agar pasien dapat sembuh, tidak adanya kausa organobiologik, stressor  psikososial  yang  jelas.  sedangkan  faktor penghambat usia pasien yang masih muda.

 Sebagai terapi pada pasien skizofrenia, dapat diberikan obat antipsikotik (neuroleptika). Ada yang tipikal dan atipikal. Umumnya yang digunakan adalah tipikal, namun akhir-akhir ini  lebih  sering  digunakan  atipikal  oleh  karena  golongan  ini  lebih  jarang  ditemukan adanya  efek  samping  seperti  Ekstrapiramidal  sindrom.  Salah  satu  contoh  antipsikoti atipikal  adalah  risperidon  yang  merupakan  golongan  benzisoxazole  yang  mekanisme kerjanya  pada serotonin 5 HT2 Reseptor serta dapat pula berafinitas terhadap Dopamine D2 Reseptor. Dosis yang dianjurkan untuk penggunakan risperidon 2-6 mg/h. Selain itu, dapat  pula  digunakan  kombinasi  dengan  obat  antipsikotik  lainnya  yang  tidak menimbulkan efek samping ekstrapiramidal sindrom. Namun, pemilihan obat antipsikotik harus  dipertimbangkan  gejala  psikotik  yang  dominan  pada  pasien  dan  efek  samping penggunaan obatnya. Clozapin  juga dapat digunakan sebagai  terapi kombinasi ataupun terapi pengganggi dari obat antipsikotik, sebab tidak menimbulkan gejala ekstrapiramidal sindrom. Akan tetapi, penggunaan clozapin juga tetap harus diperhatikan dan dipantau, sebab  efek  samping  lain  yang  dapat  timbul  dari  penggunaan  clozapin  adalah agranulositosis. Dosis yang dianjurkan adalah 25-100 mg/h dengan efek sedasi yang lebih dominan ditimbulkan.

TERIMA KASIH