skripsi analisis risiko usahatani padi di daerah
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH PERBUKITAN
DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN PURWOREJO
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S.P)
Oleh:
Rio Saputra
NIM. 132310039
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
iv
MOTTO
“Karena dengan berusaha dan sabarlah yang akan membuat kita sukses dalam
kehidupan”
(Ali ‘Imran: 3)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al Baqarah: 2)
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keuntungan besar”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Orang tua tercinta (Bapak Markos dan Ibu Ros Miyati, semua kebaikan yang
ada pada diri saya selama ini semua berasal dari kalian berdua, terima kasih
banyak atas bimbingan dan dukungan yang telah kalian berikan.
Seluruh dosen Fakultas Pertanian beserta staff terimakasih atas bimbingan,
dukungan dan doa yang telah diberikan.
Rekan-rekan agribisnis angkatan tahun 2013 terimakasih yang telah
memberikan semangat dan dukungan.
Seluruh petani padi di Desa Kragilan, Kecamatan Gebang, Kabupaten
Purworejo terimakasih atas kerja samanya sehingga skripsi ini bisa di
selesaikan.
v
vi
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas
limpahan rahmat karunia, dan hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul
“Analisis Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan di Desa Kragilan
Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo” ini dapat diselesaikan.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo
2. Dekan Fakultas Pertanian yang telah memberikan izin dan rekomendasi
kepada penyusun mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Progaram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, yang telah
memberikan perhatian dan dorongan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Istiko Agus Wicaksono S.P., M.Sc, selaku pembimbing I dan Ir. H.
Didik Widiyantono M.Agr, selaku pembimbing II yang telah banyak
membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan
tidak mengenal lelah, serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala Desa Kragilan Kecamatan Gebang, Kelompok Tani “Karya Tani”
yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian ini.
6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada
penyusun dalam menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis.
Penyusun hanya dapat berdoa dan berusaha semoga Allah Swt.
Memeberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Purworejo, September 2017
Penyusun
Rio Saputra
vii
ABSTRAK
Rio Saputra.”Analisis Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan di Desa
Kragilan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo”. Skripsi. Program Studi
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) risiko yang dihadapi petani
padi di sekitar daerah perbukitan di desa Kragilan, dan bagaimana risikonya
terhadap harga, produksi dan pendapatan petani, 2) persepsi petani padi terhadap
risiko usahatani padi di sekitar daerah perbukitan di desa Kragilan, 3) cara petani
padi dalam menghadapi risiko usahatani di daerah perbukitan di desa Kragilan.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan lokasi penelitian dipilih di desa Kragilan kecamatan Gebang
karena desa tersebut salah satu desa penghasil padi dengan produktifitas tinggi di
daerah perbukitan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel
kuota sehingga di peroleh 36 petani sampel.
Hasil penelitian diketahui bahwa (1) Macam-macam risiko yang dihadapi
petani padi di sekitar daerah perbukitan adalah a) bencana alam (seperti longsor
dan kekeringan), b) perubahan cuaca dan iklim (seperti lebih lamanya musim
kemarau daripada musim hujan), c) gangguan OPT (serangan hama wereng), d)
kesulitan pengolahan lahan karena tidak bisa dilalui oleh traktor, e) mencari
pinjaman modal yang sulit. analisis risiko menunjukkan risiko produksi, biaya dan
pendapatan risikonya rendah (2) Petani mempunyai persepsi buruk terhadap risiko
Karena menganggap risiko merupakan suatu kejadian yang sangat mengganggu
jalannya usahatani padi, walaupun masih ada sebagian risiko bisa dicegah dan
diatasi. (3) cara yang dipilih oleh petani dalam mengendalikan risiko; a) sebelum
melakukan usahatani padi petani atau mengalami risiko, petani terlebih dahulu
membuat perencanaan bersama kelompok tani dan penyuluh pertanian, b) pada
saat masa produksi apabila terserang hama dan penyakit petani lebih banyak
memilih untuk membasmi hama dengan menggunkan pestisida yang lebih cepat
dan terbukti, walaupun petani sudah mengetahui dampaknya dan c) setelah
mengalami risiko, petani tetap melakukan/menyelesaikan usahataninya walaupun
produksi padi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kata Kunci: Padi, Risiko Usahatani, Pebukitan
viii
ABSTRACT
Rio Saputra: Risk Analysis of rice farming in hilly areas in Kragilan village,
Gebang district, Purworejo regency. Essay. Agribusiness study program. Faculty
of Agriculture. Muhammadiyah University of Purworejo.
This study aims to determine; 1) the risks faced by rice farmers around the
hills in the village of Kragilan, and how the risks to farmers' prices, production
and income, 2) the perception of rice farmers against rice farming risks around the
hills in Kragilan village, 3) the way rice farmers face Farming risks in the hilly
areas of Kragilan village.
The basic method used in this research is descriptive method with the
research location selected in Kragilan village, Gebang sub district, because the
village is one of rice producing villages with high productivity in hilly area in
Gebang sub district. The sampling technique used the quota sampling method so
that 36 farmers got the sample.
The results of the research note that (1) Various kinds of risks faced by
rice farmers in the hilly areas are: a) natural disasters (such as landslides and
droughts), b) weather and climate changes (such as the duration of the dry season
rather than the rainy season), c) disturbance of plant-disturbing organisms (aphid
attack pasts), d) difficulty in land preparation due to difficult conditions for tractor
to pass, e) looking for a difficult capital loan. Risk analysis based on the
coefficient of variation shows the risk of production, cost and income risk is low.
(2) Farmers have a bad perception of risk because it considers the risk is an event
that is very disturbing the course of rice farming, although there are still some
risks that can be prevented and controlled. (3) Farmers preferred strategy by
farmers is; a) before doing rice farming, farmers first plan together farmer groups
and agricultural extension workers, b) at the time of production when attacked by
pests and diseases, more farmers choose to eradicate pests by using faster
pesticides and proven, although the farmers already know the impact and c) after
experiencing the risk, farmers keep doing/completing their farms although rice
production is not as expected.
Key words: Rice, Farming Risk, Farming in Hilly Areas
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian .............................. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ................................................. 10
A. Kajian Teori .......................................................................... 10
B. Tinjauan Pustaka ................................................................... 20
C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 26
D. Rumusan Hipotesis ............................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29
A. Desain Penelitian .................................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 30
D. Variabel Penelitian ................................................................ 31
E. Definisi Operasional ............................................................. 31
F. Pengumpulan Data ................................................................ 33
G. Instrumen Penelitian ............................................................. 35
H. Analisis Data ......................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 43
A. Keadaan Umum Wilayah ...................................................... 43
B. Analisis Data ......................................................................... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 58
x
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 73
A. Simpulan ................................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Produksi Padi Sawah dari Tahun 2012-2015 di Kabupaten
Purworejo.................................................................................
2
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Menurut Jenis
Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Purworejo Tahun
2015 .........................................................................................
2
Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Menurut
Kecamatan di Kabupaten Purworejo Tahun 2015....................
3
Tabel 4. Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Desa di Kecamatan
Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2015............................
4
Tabel 5. Perbandingan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu.......
24
Tabel 6. Waktu Pelaksanaan Penelitian.................................................
30
Tabel 7. Indikator Persepsi Petani..........................................................
40
Tabel 8. Kategori Persepsi Petani...........................................................
41
Tabel 9. Keadaan Lahan Menurut Kegunaannya di Desa Kragilan
Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2016……..
44
Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa
Kragilan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun
2016…………………………………………………………..
45
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Kragilan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun
2016…………………………………………………………..
46
Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Kragilan
Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2016……..
47
Tabel 13. Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin di Desa Kragilan
Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2016……..
48
Tabel 14. Karakteristik responden Petani Padi di Daerah Perbukitan
Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kragilan Tahun 2017…..
53
xii
Tabel 15. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah
Perbukitan Berdasarkan Umur Produktif di Desa Kragilan
Tahun 2017………………………………………………..….
54
Tabel 16. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah
Perbukitan Berdasarkan Pendidikan Petani di Desa Kragilan
Tahun 2017…………………………………………………...
55
Tabel 17. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah
Perbukitan Berdasarkan Jumlah Keluarga di Desa Kragilan
Tahun 2017…………………………………………………...
55
Tabel 18. Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan
Berdasarkan Luas Lahan di Desa Kragilan Tahun 2017……..
56
Tabel 19. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah
Perbukitan Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Desa
Kragilan Tahun 2017…………………………………………
57
Tabel 20. Risiko yang Bersumber dari Produksi………………………. 58
Tabel 21 Risiko yang Bersumber dari Pasar…………………………... 59
Tabel 22. Risiko yang Bersumber dari Institusi………………………... 60
Tabel 23. Risiko dari Manajemen Sumber Daya Manusia…………….. 61
Tabel 24. Risiko yang Bersumber dari Keuangan……………………... 62
Tabel 25. Besaran Risiko Produksi, Biaya dan Pendapatan pada
Usahatani Padi di Daerah Perbukitan Desa Kragilan Tahun
2017………………………………….................…………….
64
Tabel 26. Persepsi Petani Terhadap Risiko Usahatani Padi di Daerah
Perbukitan Desa Kragilan Tahun 2017………………………
68
Tabel 27. Persepsi Petani Padi Terhadap Risiko di Desa Kragilan
Tahun 2017…………………………………………………...
69
Tabel 28. Nilai Skor Persepsi Petani Padi Terhadap Risiko di Daerah
Perbukitan di Desa Kragilan…………………………………
69
Tabel 29. Cara Petani dalam menghadapi Risiko Usahatani Padi di
Daerah Perbukitan di Desa Kragilan Tahun 2017……………
70
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Prilaku Petani dalam Menghadapi Risiko...........................
15
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran.................................................
26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Identitas Responden
Lampiran 3. Analisis Penggunaan Benih
Lampiran 4. Analisis Penggunaan Pupuk
Lampiran 5. Analisis Penggunaan Pestisida
Lampiran 6. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Lampiran 7. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga
Lampiran 8. Analisis Penyusutan Alat Pertanian/Musim Tanam (MT)
Lampiran 9. Analisis Risiko Biaya
Lampiran 10. Analisis Penerimaan
Lampiran 11. Analisis Risiko Pendapatan
Lampiran 12. Analisis Risiko Produksi
Lampiran 13. Analisis Persepsi Risiko Usahatani
Lampiran 14. Dokumentasi Wawancara Petani
Lampiran 15. Surat Perizinan dari Pemerintah Kabupaten Purworejo
Lampiran 16. Kartu Bimbingan Skripsi
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting
perannya dalam perekonomian nasional. Sektor ini mampu memperoleh
keuntungan yang manghasilkan devisa bagi negara. Sektor pertanian juga
merupakan salah satu sektor yang dipersiapkan untuk menghasilkan produk
yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis, selain itu beberapa komoditas
pertanian juga sudah menjadi bahan pangan pokok (makanan pokok) sehari-
hari masyarakat di Indonesia, contoh seperti padi, ketela pohon, singkong dan
jagung (Anonim 2005:1-2).
Padi merupakan komoditas pertanian yang sangat banyak diproduksi oleh
masyarakat Indonesia, mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga
Papua. Padi merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Daerah
di Indonesia yang banyak memproduksi padi adalah pulau Jawa, salah satu
daerahnya berada di kabupaten Purworejo yaitu daerah penghasil padi bagian
selatan pulau Jawa (Jawa Tengah) dengan produksi pada tahun 2015 mencapai
355.330 ton atau 62,55 Kw/Ha, produksi ini meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu tahun 2014 dengan produksi sebesar 323.233 atau 57,06 Kw/Ha, berikut
data produksi padi sawah dari tahun 2012-2015 untuk lebih jelas dapat dilihat
pada Tabel 1 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 225).
Tabel
1
2
Produksi Padi Sawah dari Tahun 2012-2015 di Kabupaten Purworejo
Tahun Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-Rata Produksi
(Kw/Ha)
2015 56,805 355.330 62,55
2014 56,649 323.233 57,06
2013 58,402 329.938 56,49
2012 58,170 324.456 55,78
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 225
Padi merupakan salah satu komoditas dengan produksi terbesar di
kabupaten Purworejo dengan jumlah produksi tahun 2015 sebesar 355.330 ton,
berikut Tabel 2 menunjukkan luas panen, produksi dan rata-rata produksi
menurut jenis bahan makanan di kabupaten Purworejo tahun 2015.
Tabel 2
Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Menurut Jenis Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Purworejo Tahun 2015
Jenis Tanaman Pangan Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-Rata Produksi
(Kw/Ha)
Padi Sawah 56.805 355.330 62,55
Padi Ladang 492 2.682 54,52
Jagung 3.066 18.560 60,54
Ketela Pohon 4.070 80.825 198,59
Ketela Rambat 190 2.031 106,92
Kacang Tanah 1.682 2.313 13,75
Kedelai 2.976 4.021 13,51
Kacang Hijau 691 934 13,51
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 224
Tabel 3 berikut menunjukkan luas panen, produksi dan rata-rata produksi
padi menurut kecamatan di kabupaten Purworejo Tahun 2015
3
Tabel 3
Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Menurut Kecamatan di
Kabupaten Purworejo Tahun 2015
Kecamatan Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-Rata Produksi
(Kw/Ha)
Daerah Perbukitan
Kaligesing 248 1.453,56 58,61
Bruno 2.482 14.955,37 60,26
Gebang 2.797 17.850,10 63,82
Loano 2.193 13.386,66 61,04
Bener 2.601 16.215,96 62,35
Daerah Dataran Rendah
Grabag 5.164 32.999,14 63,9
Ngombol 7.159 44.573,32 62,26
Purwodadi 5.263 33.144,51 62,98
Bagelen 806 4.783,61 59,61
Purworejo 2.819 16.565,19 58,76
Banyuurip 5.378 33.954,33 63,14
Bayan 3.533 22.717,19 64,3
Kutoarjo 3.723 22.864,54 61,41
Butuh 5.184 32.244,07 62,2
Pituruh 4.707 30.092,91 63,93
Kemiri 2.748 17.529,99 63,79
Jumlah 56.805 355.330,43 62,55
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 225
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 5 kecamatan yang berada di daerah
yang berbukit, daerah tersebut tepatnya di bagian utara kabupaten Purworejo,
dari ke 5 daerah perbukitan tersebut kecamatan Gebang merupakan kecamatan
dengan produksi padi sawah terbesar dengan rata-rata produksi 63,82 Kw/Ha,
untuk seluruh kecamatan di kabupaten Purworejo, kecamatan Gebang
merupakan produksi padi sawah terbesar ketiga setelah kecamatan Pituruh
dengan rata-rata produksi 63,93 Kw/Ha. kecamatan Gebang merupakan tempat
yang cocok untuk penelitian dikarenakan daerah kecamatan Gebang
sebagiannya merupakan daerah perbukitan, merupakan daerah yang sulit untuk
4
berusahatani padi sawah, berikut Tabel 4 menunjukkan produksi dan
produktivitas padi menurut desa di kecamatan Gebang.
Tabel 4
Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Desa di Kecamatan Gebang,
Kabupaten Purworejo Tahun 2015
No Nama Desa Luas Panen
(ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
Daerah Perbukitan
1 Bendosari 89 544,9 6,12
2 Tlogosono 12 73,8 6,15
3 Penungkulan 192 1217,1 6,34
4 Sidoleren 14 85,8 6,13
5 Kalitengkek 21 128,9 6,14
6 Redin 82 504,1 6,15
7 Kemiri 30 187,2 6,24
8 Kragilan 68 457,5 6,73
9 Ngaglik 27 152,5 5,65
10 Prumben 25 152,5 6,10
11 Pelutan 86 524,6 6,10
12 Gintungan 172 1098,6 6,39
13 Bulus 48 296,8 6,18
14 Salam 74 455,55 6,16
15 Rendeng 187 1144 6,12
16 Pakem 217 1333,2 6,14
Daerah Dataran Rendah
1 Ngemplak 114 695,4 6,10
2 Mlaran 272 1659,2 6,10
3 Lugosobo 216 1355 6,27
4 Seren 408 2535,05 6,21
5 Winongkidul 113 626,8 5,55
6 Kroyo 168 725,9 4,32
7 Winonglor 195 1199,4 6,15
8 Gebang 98 634,3 6,47
Jumlah 2928 17788,1 6,08
Sumber: UPT Dinas Pertanian Kecamatan Gebang, 2016
Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 16 desa di kecamatan Gebang yang
berada di daerah perbukitan/daerah dengan permukaan tanah yang tidak rata,
5
diantara 16 desa yang berada di daerah perbukitan desa Kragilan merupakan
desa dengan produktivitas usahatani padi yang besar dengan jumlah 6,73
Ton/Ha dan merupakan jumlah produktivitas padi terbesar di kecamatan
Gebang. Daerah perbukitan umumnya ditanami tumbuhan/tanaman keras
dikarenakan daerah perbukitan memiliki permukaan yang tidak rata sehingga
menyulitkan petani untuk mananam padi sawah yang justru membutuhkan
banyak air untuk produksinya, jika petani tetap berusahatani padi maka petani
akan menghadapi risiko-risiko yang ada di daerah perbukitan salah satu risiko
yang ada dan disebabkan oleh alam adalah kekeringan.
Risiko merupakan suatu hal yang harus dihadapi siapa saja. Tindakan
untuk menghindari risiko merupakan hal yang cukup sulit untuk dilakukan,
sehingga yang paling mudah ialah bagaimana mengelola risiko dengan baik.
Risiko yang dikelola dengan baik akan meminimalisir kerugian yang diperoleh.
Risiko dalam bisnis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Robison
dan Barry dalam Assafa (2014: 13) menyatakan bahwa seorang pengambil
keputusan harus memperhatikan tiga hal penting yang berkaitan dengan risiko,
yakni seberapa besar kemampuan risiko yang akan mempengaruhi seluruh
kombinasi keputusan yang dibuat dalam bisnis, sumber informasi apa yang
tersedia untuk memprediksi risiko bisnis yang akan dihadapi dan alternatif apa
saja yang tersedia untuk meminimalisir risiko bisnis yang dihadapi.
6
B. Identifikasi Masalah
Letak desa Kragilan berada di wilayah yang berbukit, merupakan
wilayah yang sangat sulit untuk ditanami atau melakukan usahatani padi yang
membutuhkan air yang cukup. Secara umum risiko dalam usahatani padi di
desa Kragilan meliputi risiko produksi yaitu pengolahan lahan yang sulit (tidak
bisa menggunakan mesin), risiko institusi yaitu lambannya pembangunan
infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi dan penyangga sawah terhadap
sungai, risiko pasar yaitu harga jual padi dari petani dibeli dengan harga yang
murah (di bawah harga pasaran), risiko manajemen sumber daya manusia yaitu
petani selalu menggunakan alat pertaniannya sehingga rentan mengalami
kerusakan seperti (sabit dan cangkul), risiko keuangan yaitu petani kesulitan
dalam mencari modal untuk memulai usahatani padi.
Permasalahan yang menonjol dihadapi petani di desa Kragilan yaitu:
pengolahan lahan secara manual karena lahan yang sulit untuk dilewati traktor,
longsor yang diakibatkan kelebihan air dan abrasi karena aliran sungai disekitar
lahan petani dan pada musim tanam yang kedua lahan milik petani diserang
hama wereng. Serangan hama wereng mengakibatkan hampir seluruh padi
milik petani mengalami kerusakan. Permasalahan usahatani padi yang dihadapi
petani tersebut merupakan suatu risiko yang harus dikelola oleh petani agar
usahataninya berhasil.
Usahatani padi di desa Kragilan yang daerahnya perbukitan umumnya
cocok untuk ditanami tanaman keras seperti usahatani pohon jati dan albasia
namun petani di desa Kragilan tetap melakukan usahatani padi. Tingkat
7
produktivitas padi di desa Kragilan sebesar 6,73 Ton/Ha pada tahun 2015 dan
merupakan produktivitas usahatani padi terbesar di kecamatan Gebang. Hal ini
menunjukkan bahwa petani di desa Kragilan sudah sangat baik dalam
mengelola risiko yang dihadapi dalam usahatani padi di. Kemampuan petani
dalam mengola risiko itu menarik untuk dipelajari lebih lanjut agar dapat
menggambarkan risiko-risiko apa saja yang sesungguhnya yang dihadapi
dalam usahatani padi di daerah perbukitan, bagaimana persepsi petani terhadap
risiko-risiko yang ada dan bagaimana cara-cara petani dalam menghadapi
risiko tersebut.
C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
1. Batasan Masalah
a. Penelitian ini dilakukan pada petani padi di daerah perbukitan desa
Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo.
b. Petani yang diteliti adalah petani yang sudah pernah melakukan
usahatani padi di desa Kragilan.
c. Padi yang diteliti adalah padi sawah.
2. Asumsi Penelitian
a. Kemampuan petani dalam usahatani padi diasumsikan sama.
b. Hasil panen padi dijual semua.
c. Petani yang mampu berfikir realistis
8
D. Rumusan Masalah
1. Apa saja risiko yang dihadapi petani padi di daerah perbukitan di desa
Kragilan, kecamatan Gebang kabupaten Purworejo dan bagaimana
risikonya terhadap harga, produksi dan pendapatan petani?
2. Bagaimana persepsi petani padi terhadap risiko usahatani padi di daerah
perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo?
3. Bagaimana cara petani padi dalam menghadapi risiko usahatani padi di
daerah perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten
Purworejo?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui risiko yang dihadapi petani padi di daerah perbukitan di desa
Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo dan bagaimana
risikonya terhadap harga, produksi dan pendapatan petani.
2. Mengetahui persepsi petani padi terhadap risiko usahatani padi di daerah
perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo.
3. Mengetahui cara petani padi dalam menghadapi risiko usahatani di daerah
perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi mahasiswa adalah sebagai salah satu syarat kelulusan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (S.P.).
9
2. Bagi petani, penelitian ini dapat membantu petani untuk mengetahui cara
yang baik dalam menghadapi suatu risiko usahatani padi di daerah
perbukitan.
3. Bagi pemerintah kabupaten Purworejo adalah sebagai bahan untuk refrensi
dan membuat perencanaan kedepannya.
4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini semoga bisa menjadi bahan informasi
yang bermanfaat.
10
BAB II. KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Padi
Padi adalah tumbuhan yang mudah ditemukan, terutama di daerah
pedesaan. Hamparan persawahan di pedesaan dipenuhi dengan tanaman padi.
Tanaman tersebut digunakan sebagai sumber makanan pokok bagi masyarakat
di Indonesia. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. Padi
(bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman
budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga
(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Tanaman padi merupakan jenis tanaman rumput-rumputan. Tanaman
padi mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas maupun
daerah yang banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200
mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang
10
11
dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman
padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan
lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah
yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan
atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4-7.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air yang sangat cukup
untuk hidupnya. Tanaman ini tergolong semi aquaris yang cocok ditanam di
tanah tergenang. Padi merupakan tanaman yang ditanam di sawah yang
menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhan, meskipun demikian
padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau istilahnya padi gogo.
Kebutuhan air pada tanaman padi pun harus terpenuhi (Anonim 2011:1)
2. Perbukitan
Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan
Tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan
ketinggian relief rendah dibandingkan dengan gunung, perbukitan umumnya
memiliki ketinggian ≤ 500 mdpl. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang
sejajar di suatu daerah yang cukup luas, daerah perbukitan masih bisa ditanami
tumbuhan. Tumbuhan yang ditanam umumnya tumbuhan/tanaman keras dan
tumbuhan/tanaman yang tidak membutuhkan banyak air.
12
Bukit adalah suatu bentuk wujud alam wilayah bentang alam yang
memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di
sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan
gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang
cukup luas. Pengertian dalam Bahasa Melayu, bukit juga dapat berarti gunung.
Dalam buku A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent
Countries (1856), John Crawfurd menulis bahwa bukit dalam Bahasa Melayu
sama dengan gunung dalam Bahasa Jawa, yaitu dataran yang tinggi.
Contohnya, pegunungan yang berjejer di pulau Sumatera, dinamakan dengan
Bukit Barisan. (Widyatmati dan Natalia, 2006:109).
3. Usahatani
Usahatani pada dasarnya adalah proses pengorganisasian alam, lahan,
tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan output pertanian. Usahatani adalah
ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan
efektif, efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi
sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007: 158).
Soekartawi (2002: 1) berpendapat bahwa ilmu usahatani adalah ilmu
yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan faktor produksi yang
ada secara efektif (mengalokasikan sumberdaya dengan sebaik-baiknya) dan
efisien (menghasilkan output yang melebihi input) untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Adapun faktor produksi dalam
13
usahatani ialah faktor alam yakni iklim dan tanah/lahan, tenaga kerja, modal,
serta pengelolaan.
Shinta (2011: 1) berpendapat bahwa usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif
pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu
adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Suratiyah (2006: 8) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu
yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir
faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal
sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan,
ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan
dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan
seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan
semaksimal mungkin. Suratiyah (2006: 9) mendefinisikan usahatani adalah
segala kegiatan petani dalam mengusahakan dan mengkoordinirkan faktor-
faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga
dapat memberikan manfaat/pendapatan sebaik-baiknya atau semaksimal
mungkin.
4. Risiko
Risiko merupakan suatu hal yang harus dihadapi siapa saja. Tindakan
untuk menghindari risiko merupakan hal yang cukup sulit untuk dilakukan,
sehingga yang paling mudah ialah bagaimana mengelola risiko dengan baik.
14
Risiko yang dikelola dengan baik akan meminimalisir kerugian yang diperoleh.
Risiko dalam bisnis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Risiko
yang paling umum ditemui bisa dibagi ke dalam tiga kategori: keuangan,
operasional, dan strategis. Selain itu, risiko bisa bersifat internal atau eksternal
kelembagaan. Risiko internal sebagian besar berada dalam kendali petani
karena terkait dengan sistem operasional dan keputusan manajemen. Risiko
eksternal sebagian besar di luar kendali petani dikarenakan terkait dengan alam
seperti bencana alam serta cuaca yang tidak menentu (Goldberg dan Palladini,
2011: 2).
Risiko selalu ada dalam setiap dunia usaha. Risiko dalam bisnis
menjadi suatu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Dunia usaha tidak terlepas
dari adanya risiko. Kata risiko telah banyak digunakan dalam berbagai
pengertian dan sudah biasa dipakai dalam dunia bisnis maupun usaha. Kegiatan
bisnis bidang pertanian pun erat kaitannya dengan istilah risiko. Pengusaha
maupun petani umumnya menggunakan istilah risiko untuk menggambarkan
suatu kejadian yang merugikan. Pemahaman setiap orang terhadap risiko bisa
berbeda-beda tergantung pada sejauh mana orang tersebut mengerti konsep dan
definisi risiko. Keputusan secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
situasi keputusan yang pasti, dan situasi keputusan yang tidak pasti atau dalam
kondisi risiko. Risiko merupakan peluang suatu kehilangan atau kerugian
(Harwood et al 1999: 1).
Risiko yang dihadapi dalam kegiatan bisnis maupun produksi,
disebabkan oleh adanya sumber-sumber penyebab terjadinya risiko.
15
Identifikasi terhadap sumber risiko produksi yang dihadapi penting untuk
dilakukan. Petani menghadapi beberapa risiko produksi seperti risiko dari
pemilihan lahan yang tepat, iklim, pengaturan irigasi dan variabel lainnya, hal
ini sesuai dengan pernyataan Hardwood et al (1999: 2). Risiko produksi
lainnya yang akan dihadapi petani dapat berasal dari hama dan penyakit.
Risk averse, risk neutral dan risk taker merupakan tiga kriteria perilaku
petani dalam menghadapi risiko, hal itu sesuai dengan pernyataan Debertin
dalam Assafa (2014:15). Setiap petani memiliki perbedaan perilaku dalam
menghadapi risiko yang dihadapi. Petani yang risk averse merupakan perilaku
petani yang tidak siap untuk menghadapi kerugian. Petani akan mengharapkan
pendapatan yang lebih tinggi jika menghadapi risiko yang tinggi. Perilaku risk
taker pada petani yang berani mengambil kesempatan walaupun hasil yang
diperoleh rendah. Pendapatan rendah yang dihadapi petani tidak
mempengaruhi keinginan petani untuk menjalankan kegiatan produksinya.
Petani risk neutral menunjukkan perilaku yang tidak peka terhadap besar atau
kecilnya risiko yang dihadapi. Ilustrasi Risk averse, risk neutral dan risk taker
tertera pada Gambar 1.
Gambar 1. Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko
Sumber: Debertin dalam Assafa (2014: 15)
16
Gambar 1 menunjukkan bahwa hubungan antara pendapatan yang
diharapkan dengan variasi berbeda berdasarkan sikap perilaku menghadapi
risiko. Petani yang baik ialah petani yang menjadi risk taker.
Harwood, et al (1999: 7) menjelaskan beberapa risiko yang sering
terjadi pada pertanian dan dapat menurunkan tingkat pendapatan petani, yaitu:
a. Risiko hasil produksi
Fluktuasi hasil produksi dalam pertanian dapat disebabkan karena kejadian
yang tidak terkontrol. Biasanya disebabkan oleh kondisi alam yang ekstrim
seperti curah hujan, iklim, cuaca, dan serangan hama dan penyakit.
Produksi juga harus memperhatikan teknologi tepat guna untuk
memaksimumkan keuntungan dari hasil produksi optimal.
b. Risiko harga atau pasar
Risiko harga dapat dipengaruhi oleh perubahan harga produksi atau input
yang digunakan. Risiko ini muncul ketika proses produksi sudah berjalan.
Risiko ini lebih disebabkan oleh proses produksi dalam jangka waktu lama
pada pertanian, sehingga kebutuhan akan input setiap periode memiliki
harga yang berbeda. Kemudian adanya perbedaan permintaan pada lini
konsumen domestik maupun internasional.
c. Risiko Institutsi
Institusi atau kelembagaan mempengaruhi hasil pertanian melalui
kebijakan dan peraturan. Kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan
proses produksi, distribusi, dan harga input-output dibutuhkan untuk
17
memenuhi kebutuhan produksi petani. Fluktuasi harga input maupun output
pertanian dapat mempengaruhi biaya produksi.
d. Risiko manusia
Risiko ini disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam melakukan proses
produksi. Sumberdaya manusia perlu diperhatikan untuk menghasilkan
output optimal. Moral manusia dapat menimbulkan kerugian seperti adanya
kelalaian sehingga menimbulkan kebakaran, pencurian, dan rusaknya
fasilitas produksi.
e. Risiko keuangan
Risiko keuangan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh cara petani
dalam mengelola keuangannya. Modal yang dimiliki dapat digunakan
secara optimal untuk menghasilkan output. Peminjaman modal yang
banyak dilakukan oleh petani memberikan manfaat seimbang berupa laba
antara pengelola dan pemilik modal.
Kemunculan risiko pada pertanian dapat pula disebabkan oleh adanya
faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor eksternal dari sektor pertanian
berpengaruh lebih besar dibandingkan dengan faktor-faktor internal. Contoh,
anomali perubahan iklim yang terjadi dewasa ini, berimplikasi langsung
terhadap aktivitas usahatani di Indonesia. Perubahan iklim yang semakin tidak
dapat dikira oleh para petani, menyebabkan sering terjadinya kejadian-kejadian
buruk yang merugikan petani seperti tidak optimalnya atau rusaknya jaringan
irigasi, jalan usahatani, dan prasarana pertanian lainnya (Ramadhana, 2013:
13).
18
Darmawi (2016:46) menyatakan bahwa informasi mengenai risiko yang
diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur ialah
Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi; dan Keparahan dari kerugian
itu. Paling sedikit untuk masing-masing dimensi itu yang ingin diketahui
adalah;
a. Rata-rata nilainya dalam periode anggaran.
b. Variasi nilai dari yang diharapkan dengan yang aktual.
c. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu.
5. Persepsi
Siagian (2004: 98) menyatakan persepsi merupakan suatu proses
seseorang/individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan
dalam usahanya memberikan suatu makna tertentu kepada lingkungan.
Interpretasi seseorang/individu tentang kesan sensorinya mengenai lingkungan
atau suatu benda akan sangat berpengaruh pada prilakunya dalam menentukan
apa yang di pandangnya/dilihat. Persepsi tidak timbul begitu saja, secara umum
ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi
a. Diri orang yang bersangkutan sendiri (diri sendiri)
b. Sasaran persepsi tersebut (obyek)
c. Faktor situasi (keadaan lingkungan)
Persepsi adalah proses mengorganisasikan dan menginterprestasikan
informasi sensoris agar informasi tersebut menjadi bermakna, sel reseptor di
mata akan merekam mendeteksi benda yang berada jauh berwarana
19
gelap/hitam, namun mata kita tidak “melihat” mobil. Mengenali bahwa benda
yang jauh berwarna hitam tersebut sebagai mobil adalah persepsi. Persepsi
merupakan pengenalan benda itu sendiri (hal yang dilakukan oleh otak
terhadap bahan mentah yang ada) (King, 2016: 130)
King (2016: 131) menyatakan bahwa ada dua proses terjadinya persepsi
yaitu bottom-up dan top-down:
a. Bottom-up adalah proses dimana reseptor sensoris menangkap informasi
mengenai lingkungan eksternal dan mengirimkannya ke otak untuk di
interpretasikan.
b. Top-down adalah dimulai dengan pemrosesan kognitif di dalam otak, pada
proses Top-down dimulai dengan beberapa pemahaman mengenai hal yang
sedang terjadi (hasil dari pengalaman) dan menerapkan kerangka pikir
tersebut untuk informasi dari luar.
Ahmadi dan Supriono (2013: 2) berpendapat bahwa persepsi di dalam
psikologi termasuk kedalam ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat
khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia, sedangkan persepsi mempunyai
cara kerja dengan menggunakan pengalaman dalam mempelajari sesuatu, yaitu
dengan mencoba, menyelidiki, membandingkan dan menarik kesimpulan
berdasarkan atas kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Sarwono (2015: 24)
persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran dan pengaturan
informasi berdasarkan indrawi.
Kesimpulannya dapat dinyatakan bahwa persepsi adalah suatu
tanggapan, penafsiran, pengartian atau menginterpretasiakn suatu objek
20
lingkungan atau benda oleh seseorang/individu melalui indra dan pengalaman
seseorang/individu masing-masing, namun persepsi belum menjamin
kebenaran informasi yang diberikan.
B. Tinjauan Pustaka
Renthiandy, dkk. (2013), melakukan penelitian tentang Analisis Risiko
Usahatani Padi di kecamatan Karanganyar, kabupaten Karang Anyar. Analisis
yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah analisis biaya dan pendapatan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Rhentiandy, dkk. dapat disimpulkan
bahwa rata-rata biaya usahatani padi di kecamatan Karanganyar MT II Tahun
2013 sebesar Rp 10.219.859 per hektar dan rata-rata pendapatan yang diterima
petani sebesar Rp 15.474.319 per hektar. Risiko usahatani padi di Kecamatan
Karanganyar MT II Tahun 2013 diperoleh hasil CV risiko produksi sebesar 0,53,
CV risiko harga sebesar 0,05, dan CV risiko pendapatan sebesar 0,73. Strategi
penanggulan risiko produksi, risiko harga, dan risiko pendapatan menggunakan
strategi ex ante, interactive, dan ex post. Strategi ex ante dilakukan dengan cara
menggunakan varietas benih yang berbeda yaitu varietas IR64 dan Ciherang.
Strategi interactive dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada
tanaman padi agar apabila terjadi kerusakan dapat segera diperbaiki atau diatasi.
Strategi ex post yang dilakukan oleh petani dengan mengistirahatkan lahan (bero)
atau menanami lahan dengan komoditas yang lain.
Ramadhana, (2013), melakukan penelitian tentang Analisis Risiko
Produksi Usahatani Padi sebagai Dasar Pengembangan Asuransi Pertanian
21
(Kasus: desa Sukaratu, kecamatan Gekbrong, Cianjur). Analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan
deskriptif dalam menjelaskan sumber-sumber dan teknik manajemen risiko
pertanian. Analisis kuantitatif yang dilakukan terdiri dari analisis probabilitas
terjadinya risiko, dampak risiko, serta perhitungan premi untuk asuransi pertanian.
Mekanisme asuransi merupakan salah satu mekanisme manajemen risiko yang
dapat melindungi kesejahteraan petani. desa Sukaratu, kecamatan Gekbrong
merupakan salah satu desa yang memiliki komoditi unggulan berupa padi. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber, probabilitas, dan dampak risiko
padi di desa Sukaratu, serta menentukan premi yang ideal untuk diterapkan dalam
mekanisme asuransi pertanian. Sumber risiko utama yang ditemukan di desa
Sukaratu adalah organisme penganggu tanaman berupa hama dan penyakit; serta
faktor cuaca. Hasil analisa menggunakan z-score menunjukkan probabilitas risiko
sebesar 3.8%. Sedangkan hasil analisa menggunakan metode VaR menunjukkan
dampak risiko sebesar Rp7 682 020.-. Nilai premi yang didapatkan melalui
metode class rating adalah sebesar Rp389 222.- per hektar tiap musim tanam.
Aribawa, (2012), melakukan penelitian tentang Pengaruh Sistem Tanam
Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi
Beriklim Basah di desa Kerta, kecamatan Payangan Gianyar Bali. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitiannya
adalah 1) perlakuan sistem tanam berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
jumlah anakan menjelang panen dan bobot 1000 butir biji, tapi berpengaruh nyata
22
(P<0,05) terhadap parameter tanaman lainnya yang diamati, 2) sisitem tanam
legowo 2:1 menunjukkan keunggulan dibandingkan perlakuan sistem tanam
lainnya. Hasil gabah kering panen per hektar tertinggi dihasilkan oleh perlakuan
tabel legowo 2:1 (s1) yaitu 8,84 t GKP ha-1, meningkat sebesar 14,36%
dibandingkan perlakuan sistem tanam legowo cara petani 12:1
Lubis, (2009), melakukan penelitian tentang Manajemen Risiko Produksi
dan Penerimaan Padi Semi Organik (Studi Kasus Gabungan Kelompok Tani Silih
Asih di desa Cibuniy, kecamatan. Cigombong, kabupaten. Bogor). Analisis yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif. Hasil penelitiannya adalah
sumber-sumber risiko dalam usaha padi semi organik pada petani diklasifikasikan
menjadi risiko produksi dan risiko harga. Hasil analisa yang dilakukan,
menunjukkan risiko produksi memiliki dampak besar dan probabilitas kecil,
sedangkan risiko penerimaan memiliki probabilitas dan dampak besar. Strategi
penanganan risiko yang telah dilakukan oleh petani untuk menghadapi risiko
produksi dan penerimaan padi semi organik diklasifikasikan pada dua kelompok
yaitu preventif (penghindaran risiko) dan mitigasi (mengurangi risiko). Tindakan
penghindaran risiko yang dilakukan antara lain; pengaturan musim tanam,
melaksanakan SOP, pengkajian teknologi, pengembangan sumberdaya manusia,
dan sistem kontrak. Penanganan yang dilakukan melalui mitigasi risiko adalah
pengendalian hama dan penyakit, pengadaan air pada musim kemarau, pembuatan
pupuk organik, dan memperbaiki sistem kontrak.
Suharyanto dkk, (2015), melakukan penelitian tentang Analisis Risiko
Produksi Usahatani Padi Sawah di provinsi Bali. Analisis data dilakukan
23
menggunakan regresi linear berganda dengan metode heteroscedastic. Model
heteroscedastic yang digunakan adalah model multiplicative heteroscedasticity
dengan memaksimumkan fungsi likelihood (Just and Pope). Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis risiko usahatani padi sawah serta pengaruh
penggunaan input usahatani terhadap risiko produksi padi sawah di provinsi Bali.
Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko produksi padi sawah lebih tinggi pada
musim hujan dengan status lahan bukan milik sendiri. Faktor-faktor produksi
yang secara nyata mempengaruhi produksi padi sawah antara lain luas lahan,
pupuk organik dan pestisida.
24 Tabel 5.
Perbandingan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis Persamaan Perbedaan
1 Rio Saputra, 2016 Analisis Risiko Usahatani Padi
Sawah di Daerah Perbukitan
desa Kragilan, kecamatan
Gebang, kabupaten Purworejo
1. Mengetahui risiko yang dihadapi petani
padi sawah di sekitar daerah perbukitan
desa Kragilan kecamatan Gebang
kabupaten Purworejo dan bagaimana
risikonya terhadap harga, produksi dan
pendapatan petani
2. Mengetahui persepsi petani padi sawah
terhadap risiko usahatani padi sawah di
daerah perbukitan di desa Kragilan,
kecamatan Gebang kabupaten Purworejo
3. Mengetahui cara petani padi dalam
menghadapi risiko usahatani di daerah
perbukitan di desa Kragilan, kecamatan
Gebang, Kabupaten Purworejo
1. Analisis deskriptif
kualitatif.
2. Analisis risiko biaya,
produksi dan
pendapatan
Meneliti tentang
risiko usahatani
1. Lokasi penelitian
yaitu; desa
Kragilan,
kecamatan Gebang,
kabupaten
Purworejo
2. Waktu Penelitian
2 1. Pratiska Anevi
Renthiandy
2. Joko Sutrisno
3. Mei Tri Sundari
Analisis Risiko Usahatani Padi
di kecamatan Karanganyar
kabupaten Karang Anyar
1. Mengetahui besarnya biaya dan
pendapatan petani
2. Mengetahui besarnya risiko produksi,
risiko harga, dan risiko pendapatan yang
dihadapi oleh petani
3. Mengetahui strategi penanggulangan
risiko produksi, risiko harga, dan risiko
pendapatan oleh petani padi.
Analisis biaya dan
pendapatan.
Komodtitas yang
dijadikan penelitian
adalah tanaman
padi dan alat
analisis
1. Lokasi penelitian
yaitu kecamatan
Karanganyar,
kabupaten Karang
Anyar
2. Waktu penelitian.
3 Akhmad Raihan
Ramadhana
Analisis Risiko Produksi
Usahatani Padi Sebagai Dasar
Pengembangan Asuransi
Pertanian (Kasus; desa
Sukaratu, kecamatan Gekbrong,
Cianjur)
1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko
yang menjadi penyebab adanya risiko
pada komoditas padi.
2. Menganalisis dampak dan probabilitas
terjadinya risiko dalam usahatani padi.
3. Menganalisis strategi penanganan risiko
padi yang dilakukan oleh petani padi di
desa Sukaratu.
4. Mengidentifikasi premi yang dapat
diterapkan dalam asuransi pertanian
Analisis kualitatif dan
kuantitatif
Komoditas yang
dijadikan penelitian
adalah tanaman
padi
1. Lokasi penelitian
yaitu desa
Sukaratu,
kecamatan
Gekbong, Cianjur
2. Waktu penelitian
(tahun
24
25
Lanjutan Tabel 5
komoditas padi.
4 Aribawa Ida Bagus,
(2012)
Pengaruh Sistem Tanam
Terhadap Peningkatan
Produktivitas Padi di Lahan
Sawah Dataran Tinggi Beriklim
Basah
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh
sistem tanam terhadap penigkatan
produktivitas padi di lahan sawah
dataran tinggi beriklim basah
Analisis deskriptif 1. Komoditas
yang diteliti
adalah padi
sawah
1. Lokasi penelitian di
desa Kerta,
kecamatan
Payangan Gianyar
Bali
2. Waktu penelitian
pada musim tanam
(MT) 2011
5 Asrihadi Nowvan
Lubis, (2009)
Manejemen Risiko Produksi dan
Penerimaan Padi Semi Organik
1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko
produksi dan risiko penerimaan padi
semi organik.
2. Menganalisa dampak dan probabilitas
risiko produksi petani.
3. Menganalisis strategi penanganan risiko
pada petani dengan peta risiko.
Analisis deskriptif 1. Komoditas
yang diteliti
adalah padi.
2. Analisis yang
digunakan
analisis
deskriptif
1. Lokasi penelitian di
desa Ciburuy, kec.
Cigombong, kab.
Bogor
2. Waktu penelitian
pada tahun 2009
6 Suharyanto, Jemmy
Rinaldy, Nyoman
Ngurah arya, (2012)
Analisis Risiko Usahatani Padi
Sawah di provinsi Bali
1. Menganalisis risiko usahatani padi
sawah serta pengaruh penggunaan input
usahatani terhadap risiko produksi padi
sawah di provinsi Bali
Analisis regresi linear
berganda dengan
metode multiplikatif
heteroskedastisitas
1. Komoditas
yang diteliti
adalah padi
sawah.
1. Lokasi penelitian di
provinsi Bali.
2. Waktu Penelitian
pada tahun 2012.
3. Analisis regresi
linear berganda.
23
25
26
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Usahatani adalah kegiatan petani mengorganisir atau memanfaatkan
sumberdaya yang ada di alam sebagai modal dengan seefisien mungkin dan
semaksimal mungkin. Usahatani padi umumnya dilakukan di tempat/wilayah
dengan permukaan tanah yang rata, hal ini bertujuan agar petani lebih mudah
dalam mengelola lahan usaha miliknya.
Usahatani Padi
Daerah Perbukitan
Risiko
Macam-macam
Risiko:
- Risiko Produksi
- Risiko Harga
- Risiko Institusi
- Risiko SDM
- Risiko Keuangan
Persepsi petani
terhadap risiko
Cara Petani
Dalam
menghadapi
Risiko
Analisis Skala
Likert
Analisis Koefisien
Variasi
Analisis Deskriptif
Kualitatif
27
Daerah Perbukitan merupakan suatu wilayah/kawasan yang memiliki
ketinggian yang berbeda-beda atau permukaan tanah yang tidak rata, daerah
perbukitan memiliki kesulitan dalam hal pengairan dikarenakan permukaan tanah
yang tidak rata, salah satu desa dengan wilayahnya perbukitan yaitu desa Kragilan
kecamatan Gebang kabupaten Purworejo.
Usahatani di daerah perbukitan umumnya usahatani dengan jenis tanaman
keras, namun desa Kragilan usahatani padi sawah merupakan salah satu yang
terbanyak dilakukan oleh warganya, dengan wilayah yang permukaan tanahnya
tidak rata dan pengairan yang sulit, petani di desa Kragilan tetap melakukan
usahanya yaitu usahatani padi sawah. Usahatani padi sawah yang dilakukan warga
desa Kragilan tentu memiliki risiko karena wilayah yang tidak rata (perbukitan).
Risiko yang dihadapi petani padi sawah ada beberapa macam yaitu risiko
produksi, risiko harga, risiko institusi, risiko Sumber Daya Manusia (SDM) dan
risiko keuangan, sebagian risiko dapat dihitung karena dalam bentuk
nominal/angka yaitu risiko produksi, risiko harga dan risiko keuangan. Petani
yang mengalami risiko dalam usahataninya akan mengutarakan persepsinya
mengenai sebuah risiko yang dihadapinya, kemudian persepsi petani dianalisis
dengan menggunakan skala likert. Terjadinya sebuah risiko dalam usahatani padi
akan memunculkan bagaimana cara petani dalam menghadapi risiko-risiko
tersebut. Persepsi petani terhadap risiko dan bagaimana cara petani dalam
menghadapi risiko akan dijelaskan dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yang dihasilkan dengan cara memberikan kuisioner kepada petani
responden.
28
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto 2006: 71).
Moh. Nazir (1993: 182) menyatakan hipotesis adalah jawaban yang bersifat
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara
empiris.
Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Diduga risiko usahatani padi di daerah perbukitan desa Kragilan, kecamatan
Gebang, kabupaten Purworejo rendah.
2. Diduga persepsi petani padi di daerah perbukitan desa Kragilan, kecamatan
Gebang, kabupaten Purworejo netral atau buruk.
29
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus ditempuh dalam
kegiatan penelitian agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat
memenuhi karya ilmiah (Hadi 1994: 3). Desain penelitian ini menggunakan
metode survey, yaitu penelitian untuk mendapatkan data tertentu dari suatu
tempat. Peneliti mendapatkan data primer dengan cara membagikan kuisioner dan
wawancara, sedangkan untuk memperoleh data sekunder peneliti mendapatkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo. Metode survey
digunakan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan suatu penelitian. Peneliti
juga menjelaskan tentang prosedur penelitian yang akan dilaksanakan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tentang analisis risiko usahatani padi sawah dilaksanakan di desa
Kragilan, kecamtan Gebang, kabupaten Purworejo. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja. Pemilihan lokasi ini
berdasarakan pada pertimbangan lokasi tersebut merupakan salah satu desa di
kecamatan Gebang yang masyarakatnya berusahatani padi sawah.
Pertimbangan lain yang dijadikan sebagai acuan yaitu usahatani padi sawah di
29
30
daerah pebukitan desa Kragilan, petani desa Kragilan sering mengalami risiko,
salah satunya kekeringan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan November 2016
sampai bulan April 2017.
Tabel 6
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Keterangan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Survei
2 Penyusunan Proposal
3 Pengesahan
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Analisis Data
6 Penyusunan Laporan
7 Ujian Skripsi
Sumber: Analisis Data Primer 2016
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130).
Tarsis Tarmudji (1998: 9) populasi adalah suatu keseluruhan yang diperhatikan
atau dibicarakan, yang daripadanya ingin diperoleh informasi atau data.
Penelitian dilaksanakan di desa Kragilan sebagai obyek penelitian.
Penelitian dilaksanakan terhadap petani padi sawah yang ada di wilayah
penelitian. Di desa Kragilan terdapat 1 Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani
Karya Tani, dengan jumlah total anggota 36 orang, maka penentuan sampel
dilakukan dengan cara sampel sensus.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2013:174). Sampel sensus adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
31
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan
(Sugiyono, 2012:124). Teknik sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri
pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah
ditentukan. Yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah
(quotum) yang telah ditetapkan (Arikunto, 2013: 184-185), maka jumlah sampel
yang ditentukan adalah sebanyak 36 orang, sebelum sampel terpenuhi sebanyak
36 maka penelitian ini belum dapat dinyatakan selesai.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel penelitian
yaitu objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto 2013: 159).
1. Risiko usahatani padai sawah di daerah perbukitan desa Kragilan.
2. Persepsi petani terhadap risiko usahatani di daerah perbukitan desa Kragilan
E. Definisi Operasional
1. Daerah perbukitan adalah suatu daerah/wilayah dengan permukaan tanah yang
tidak rata daerah perbukitan umumnya digunakan sebagai daerah resapan air,
desa Kragilan merupakan salah satu desa di kecamatan Gebang dengan
daerahnya perbukitan dan banyak petani melakukan usahatani padi.
2. Padi adalah tanaman pangan dari jenis tanaman rumput-rumputan yang dapat
ditanam di lahan sawah.
3. Usahatani padi di desa Kragilan adalah usahatani padi di daerah perbukitan,
usahatani di daerah perbukitan umumnya dilakukan 2 kali dalam satu tahun
32
dan perbedaan yang mencolok terlihat pada pengolahan lahan pertanian yang
masih tradisional dengan menggunakan tenaga kerbau.
4. Desa Kragilan berada pada ketinggian ±100 mdpl, dengan wilayah perbukitan
dan kemiringan lahan 20-35o
5. Petani padi adalah semua petani yang berusahatani padi dan memperoleh
pendapatan dari usahataninya.
6. Risiko adalah peluang terjadinya kemungkinan kerugian yang probabilitasnya
dapat diketahui terlebih dahulu dengan nilai koefisien variasi (CV), simpangan
baku (σ) dan Nilai rata-rata (Xr) dari pendapatan yang diterima petani selama
musim tanam terakhir.
7. Standar deviasi atau simpangan baku (σ) adalah ukuran satuan risiko terkecil
yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usahatani padi dan akar
dari ragam atau varian (σ²).
8. Koefisien variasi (CV) adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung
petani dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan
sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi padi. Koefisien
variasi (CV) diperoleh dengan membagi simpangan baku atau standar deviasi
(σ) dengan nilai yang diharapkan.
9. Nilai rata-rata (Xr) adalah nilai yang diperoleh dari seluruh produksi, biaya dan
pendapatan petani petani responden.
10. Sumber risiko adalah sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya risiko pada
usahatani padi yang dapat berasal dari internal dan eksternal petani. Sumber
risiko internal seperti ketersediaan modal, penguasaan lahan dan kemampuan
33
manajerial dalam penguasaan teknologi, sedangkan sumber risiko eksternal
seperti perubahan cuaca/iklim, hama dan penyakit, harga dan lain-lain.
11. Persepsi petani terhadap risiko adalah persepi petani tentang suatu hal yang
menjadi risiko atau kendala petani dalam berusahtani padi.
12. Biaya produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan petani dalam
berusahatani padi selama satu musim tanam, diukur dalam satuan rupiah.
13. Penerimaan usahatani padi adalah nilai produksi total usahatani padi yang di
dapat dengan cara mengalikan hasil produksi padi persatuan luas usahatani
dengan harga padi per kilogram (Kg), dinyatakan dalam satuan rupiah
perhektar per musim tanam (Rp/Ha).
14. Pendapatan adalah pendapatan yang diterima petani dari usahatani padi yang
diperhitungkan dari selisih antara penerimaan dengan biaya yang benar-benar
dikeluarkan dalam usahatani padi selama satu musim tanam dengan satuan
rupiah perhektar permusim tanam (Rp/Ha).
F. Pengumpulan Data
1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder;
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung di peroleh dari petani. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani
padi dengan menyertakan/menggunakan kuisioner. Data primer yang
34
diambil adalah identitas petani responden, macam-macam risiko, persepsi
petani terhadap risiko dan cara petani dalam mengatasi risiko.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga
yang terkait dengan penelitian ini. Sumber dari data sekunder ini diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Purworejo dan Dinas Pertanian.
Data tersebut adalah jumlah produksi dan produktivitas padi sawah dari
tingkat kecamatan Gebang sampai kabupaten Purworejo.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Interview
Metode interview adalah metode wawancara dengan menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur. Dengan demikian jawaban
yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan lengkap
dan mendalam (Arikunto 2013: 270). Wawancara adalah metode untuk
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden,
yang didasarkan pada daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan kepada petani padi di
daerah perbukitan di desa Kragilan.
b. Observasi.
Observasi adalah teknik pengambilan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga
didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti dan daerah
lokasi penelitian.
35
c. Pencatatan.
Pencatatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mencatat hasil wawancara pada kuisioner dan mencatat data sekunder dari
instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan pada waktu penelitian.
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang diketahui (Arikunto 2013: 268)
2. Skala Likert. Skala Likert merupakan cara yang digunakan untuk mengatur
sikap dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau
risiko.
H. Analisis Data
1. Analisis macam-macam risiko usahatani dan keadaan risiko tersebut terhadap
usahatani padi petani.
Mengetahui macam-macam risiko usahatani dapat diketahui dengan
analisis deskriptif. Analisis ini menggambarkan tentang macam-macam risiko
yang dihadapi petani, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk
mengukur risiko produksi, biaya dan pendapatan dengan menggunakan
koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut:
36
CV =
Keterangan:
CV = Coefitien variasi
σ = Standar deviasi (simpangan baku)
Xr = Nilai rata-rata
Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis Alternatif (Ha)
Ho : Diduga risiko usahatani padi yang dihadapi petani padi di sekitar daerah
perbukitan di desa Kragilan tinggi.
Ha : Diduga risiko usahatani padi yang dihadapi petani padi di sekitar daerah
perbukitan di desa Kragilan rendah.
Dasar pengambilan keputusan;
Ho : CV ≥ 1
Ha : CV < 1
Ho diterima dan Ha ditolak jika risiko usahatani padi di sekitar daerah
perbukitan di desa Kragilan tinggi dengan nilai CV ≥ 1.
Ha diterima dan Ho ditolak jika risiko usahatani padi di sekitar daerah
perbukitan di desa Kragilan rendah dengan nilai CV < 1.
2. Analisis persepsi petani terhadap risiko usahatani padi.
Analisis persepsi dapat di ukur dengan menggunakan skala likert. Skala
likert adalah skala yang menggunakan item tertentu yang secara pasti baik dan
secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, agak kurang, yang netral,
dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti diatas. Item yang pasti
disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-), cara mengukur skala
likert yaitu skor respons responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan
37
total skor dan total inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala
likert. Skala likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat
membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih
baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala likert. (Nazir.
2014: 297)
Sugiyono (2009: 93) menyatakan skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial atau suatu masalah. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat baik
b. Cukup baik
c. Tidak baik
Tujuan penelitian yang kedua ini untuk mengetahui bagaimana persepsi
petani terhadap risiko usahatani padi yang dihadapinya di daerah perbukitan di
desa Kragilan, maka untuk dapat mengetahuinya peneliti memberikan
pertanyaan yang akan dijawab oleh responden dengan skor yang berbeda pada
setiap jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban yang paling positif/baik adalah
jawaban Ya diberikan skor 3, sedangkan untuk jawaban Netral dan Tidak,
dengan skor masing-masing 2 dan 1. Jawaban Ya mununjukkan persepsi petani
terhadap risiko adalah Buruk, Netral adalah Netral dan Tidak menunjukkan
perspsi petani terhadap risiko adalah baik, berikut rincian indikator pertanyaan
untuk mengukur persepsi petani terhadap risiko usahatani di daerah perbukitan:
38
a. Bencana longsor sangat mengganggu usahatani petani padi
1) Sangat mengganggu Skor 3 Kerusakan lahan > 50%
2) Stabil Skor 2 Kerusakan lahan 50-20%
3) Tidak mengganggu Skor 1 Kerusakan lahan < 20%
b. Pengairan (sistem irigasi) untuk usahatani padi merupakan hambatan bagi
petani padi di daerah perbukitan di desa Kragilan.
1) Sangat sulit Skor 3 Saluran air masih berupa tanah
2) Cukup sulit Skor 2 Saluran air sebagian sudah beton
3) Tidak sulit Skor 1 Saluran air sudah beton semuanya
c. Harga padi yang fluktuatif mempengaruhi petani dalam berusahatani padi.
1) Sangat berpengaruh Skor 3 Di atas harga pasar
2) Cukup berpengaruh Skor 2 Harga padi kadang berubah-ubah
3) Tidak berpengaruh Skor 1 Sesuai dengan harga pasar
d. Harga input yang mahal mengganggu petani dalam berusahatani padi.
(input: pupuk, obat, bibit, petisida dll)
1) Sangat mengganggu Skor 3 Di atas harga pasar (3000/kg)
2) Cukup mengganggu Skor 2 Harga input naik-turun
3) Tidak mengganggu Skor 1 Harga pasar (3000/kg)
e. Modal yang sedikit menyulitkan petani dalam melakukan usahatani
padinya. (pembiayaan segala proses produksi).
1) Sangat menyulitkan Skor 3 Modal usaha ≤ Rp 500.000
2) Cukup menyulitkan Skor 2 Modal usaha Rp 600.000-
1.000.000
3) Tidak menyulitkan Skor 1 Modal usaha > Rp 1.000.000
f. Kerusakan/kekurangan alat produksi (cangkul, alat semprot, ember, sabit,
traktor) menjadi hambatan untuk melakukan usahatani padi (lebih kepada
pengolahan lahan).
1) Sangat berpengaruh Skor 3 Produksi usahatani menjadi lama
2) Cukup berpengaruh Skor 2 Kesulitan produksi usahatani
3) Tidak berpengaruh Skor 1 Produksi usahatani tetap berjalan
39
g. Kondisi lahan yang tidak rata menjadi permasalahan dalam berusahatani
padi. (lebih kepada pengolahan lahan).
1) Sangat bermasalah Skor 3 Kemiringan lahan lebih dari 30o
2) Cukup bermasalah Skor 2 Kemiringan lahan 20o – 30
o
3) Tidak berpengaruh Skor 1 Kemiringan lahan kurang dari 20o
h. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mempengaruhi hasil produksi
padi petani.
1) Sangat berpengaruh Skor 3 Kerusakan padi lebih dari 60%
2) Cukup berpengaruh Skor 2 Kerusakan padi 20-60%
3) Tidak berpengaruh Skor 1 Kerusakan kurang dari 20%
i. Kecukupan air dilahan sawah (ketersediaan air)
1) Sangat sulit Skor 3 Lahan sangat kekurangan air
2) Cukup sulit Skor 2 Lahan mempunyai air yang cukup
3) Tidak sulit Skor 1 Lahan sangat dipenuhi air
j. Kekurangan tenaga kerja pada saat masa tanam atau panen
1) Sangat menghambat Skor 3 Masa tanam/panen mundur
2) Cukup menghambat Skor 2 Produksi berjalan dengan baik
3) Tidak menghambat Skor 1 Masa tanam/panen tepat waktu
Skor dijumlahkan untuk mengetahui persepsi petani tersebut, untuk lebih
rinci, berikut Tabel 7 menunjukkan rincian skor maksimim-minimum dari
beberapa indikator persepsi petani.
40
Tabel 7
Indikator Persepsi Petani
No Indikator Persepsi Petani Skor
Minimum Maksimum
1 Bencana Longsor sangat mengganggu
usahatani padi sawah 1 3
2 Pengairan untuk usahatani padi sawah
merupakan salah satu hambatan petani 1 3
3 Harga padi yang fluktuatif mempengaruhi
petani dalam berusahatani 1 3
4 Harga input yang mahal mengganggu petani
dalam berusahatani 1 3
5 Modal yang sedikit menyulitkan petani
dalam melakukan usahataninya 1 3
6 Kerusakan alat produksi menjadi beban
petani 1 3
7 Kondisi lahan yang tidak rata menjadi
permasalah dalam berusahatani padi sawah 1 3
8 Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
mempengaruhi hasil produksi padi petani 1 3
9 Pengoalahan lahan yang sulit menjadi
masalah bagi petani 1 3
10 Kekurangan tenaga kerja menjadi hambatan
bagi petani dalam mejalankan usahataninya 1 3
Total Skor 10 30
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Jumlah skor maksimum untuk kesepuluh pertanyaan di Tabel 7 adalah 30
dan untuk skor minimumnya adalah 10. Jumlah kategori yang ditentukan ada
tiga kelas yaitu Baik, Buruk dan Netral, maka interval kelas dapat ditentukan
sebagai berikut:
C =
C =
C =
C = 6,7
C = 7
41
Keterangan:
C = Interval Kelas
K = Jumlah Kelas
Xn = Skor Maksimum
Xi = Skor Minimum
Hasil perhitungan tersebut untuk menentukan kategori persepsi petani,
berikut dapat dilihat di Tabel 8.
Tabel 8
Kategori Persepsi Petani
No Interval Nilai Persepsi Petani
1 24 – 30 Buruk
2 17 – 23 Netral
3 10 – 16 Baik
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Menetukan hipotesis persepsi petani terhadap risiko:
Ho: Diduga persepsi petani terhadap risiko di daerah perbukitan di desa
Kragilan baik.
Ha: Diduga persepsi petani terhadap risiko di daerah perbukitan di desa
Kragilan Nertal atau buruk.
Dasar pengambilan keputusan:
Ho : Skor Persepsi 10 – 16
Ha : Skor Persepsi 17 – 30
Ho diterima dan Ha ditolak jika risiko usahatani padi di daerah perbukitan di
desa Kragilan baik dengan nilai Skor Persepsi 10 – 16
Ha diterima dan Ho ditolak jika risiko usahatani padi di daerah perbukitan di
desa Kragilan netral atau buruk dengan nilai skor 17 – 30
42
3. Analisis cara petani dalam menghadapi risiko usahatani padi.
Cara petani dalam menghadapi risiko usahatani padi menggunakan analisis
deskriptif. Analisis ini menggambarkan tentang cara yang dilakukan oleh
petani padi dalam menghadapi risiko usahataninya.
43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Wilayah
1. Letak Geografi dan Wilayah Administratif
Desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo, provinsi Jawa
Tengah merupakan satu dari 24 desa di kecamatan Gebang yang mempunyai jarak
5 km dari Kabupaten/Kota. Secara geografis, desa Kragilan terletak dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Prembun
Sebelah Timur : Desa Ngemplak
Sebelah Barat : Kecamatan Kemiri
Sebelah Selatan : Desa Mlaran
Desa Kragilan terdiri dari 4 dusun dengan luas 185,504 Ha. Jumlah curah
hujan desa Kragilan berkisar sekitar 2000 mm/tahun. Suhu udara maksimal di
desa Kragilan berkisar antara 29 oC dan suhu minimum sekitar 19
oC. Wilayah
desa Kragilan merupakan wilayah yang berada lereng di bukit dengan kontur
permukaan tanah yang tidak rata dan ketinggian rata-rata ±100 m di atas
permukaan air laut.
Keadaan lahan menurut kegunaannya di desa Kragilan yaitu; 5.940 Ha
lahan digunakan untu perumahan dan perkarangan, 15.840 Ha lahan digunakan
sebagai sawah ½ teknis, 18.857 Ha sebagai sawah sederhana, 141.877 Ha
digunakan sebagai lahan pertanian kering dan ladang, Tabel 9 beikut menjelaskan
43
44
tentang luas lahan menurut kegunaannya di desa Kragilan, kecamatan Gebang,
kabupaten Purworejo Tahun 2016.
Tabel 9
Keadaaan Lahan Menurut Kegunaannya di Desa Kragilan, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Purworejo Tahun 2015
Keterangan Jumlah (Ha) Persentase (%)
Perumahan dan Perkarangan 5.940 3.25
Sawah ½ teknis 15.840 8.68
Sawah Sederhana 18.857 10.33
Pertanian Kering dan Ladang 141.877 77.74
Total Jumlah 185.514 100
Sumber: Data Profil Desa Kragilan 2016
Penelitian ini dilakukan pada petani yang menggunakan lahan sawah
sederhana dan sawah ½ teknis, dikarenakan lahan tersebut tergolong banyak
digunakan dengan masing-masing luas lahan 18.857 dan 15.840, dan petani di
desa Kragilan sebagian besar usahataninya yaitu usahatani padi.
Data monografi desa Kragilan (2016) menjelaskan bahwa luas lahan
pertanian seluas 157,717 Ha, dengan lahan sawah ½ teknis seluas 15,840 Ha dan
lahan pertanian kering dan ladang seluas 141,877 Ha. Kondisi ini menunjukkan
bahwa pertanian merupakan sektor utama yang dikembangkan di desa Kragilan
namun tanaman yang dapat ditanam bukan hanya padi, hal ini ditunjukkan dengan
adanya lahan pertanian kering dan ladang yang luas.
Petani padi di desa Kragilan ini tidak hanya berusahatani padi, tetapi
mereka juga berternak meskipun tidak semua petani. Berternak merupakan
kegiatan sampingan petani. Binatang yang dijadikan sebagai ternak mayoritas
adalah itik. Kegiatan berternak itik tersebut dapat membantu petani dalam
45
menghidupi keluarganya seperti telurnya untuk lauk pauk atau telurnya dijual
untuk menambah pendapatan petani.
2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur
Data BPS (2012) menjelaskan bahwa pengelompokan penduduk
berdasarkan kelompok umur diketahui dengan pengelompokan usia produktif dan
usia tidak produktif. Usia 0-14 tahun dikategorikan belum produktif, usia 15-64
tahun dikategorikan usia produktif, dan usia lebih tinggi dari 64 tahun
dikategorikan usia tidak produktif. Usia produktif adalah usia yang dinilai bahwa
kemampuan fisik petani cukup potensial untuk bekerja. Usia tidak produktif
adalah usia yang dinilai bahwa kemampuan fisik petani tidak cukup potensial
dalam bekerja. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Kragilan Kecamatan
Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2015
No Umur (Tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 ≤14 164 20,86
2 15-59 516 65,65
3 ≥60 106 13,49
Jumlah 786 100
Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016
Tabel 9 menjelaskan bahwa penduduk desa Kragilan rata-rata berumur 15-
59 tahun yaitu berjumlah 516 jiwa atau sekitar 65,65% dari total jumlah
penduduk desa Kragilan. Penduduk yang berada pada usia tersebut termasuk pada
usia produktif, artinya penduduk pada usia tersebut dinilai bahwa secara
46
kemampuan fisik cukup potensial untuk melakukan usaha tani padi di sekitar
daerah pebukitan/permukaan tanah yang tidak rata. Penduduk yang berumur ≤ 14
tahun sebanyak 164 jiwa atau 20,86% dan penduduk yang berumur ≥ 60 tahun
sebanyak 106 jiwa atau 13,49%, penduduk yang berada pada umur tersebut tidak
termasuk umur produktif, dengan begitu tenaga kerja untuk usahatani padi di desa
Kragilan sangat mencukupi, hal ini dikarenakan jumlah usia produktif di desa
Kragilan tergolong besar yaitu 65,65%.
3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Data jumlah penduduk desa Kragilan berdasarkan tingkat pendidikannya
dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Kragilan Kecamatan
Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1 Belum Sekolah 55 7
2 Belum Tamat SD/Tidak Tamat 141 17,94
3 Tamat SD/Sederajat 214 27,23
4 Tamat SLTP/Sederajat 297 37,79
5 Tamat SLTA/Sederajat 77 9,79
6 Akademi/Perguruan Tinggi 2 0,25
Jumlah 786 100
Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016
Data pada Tabel 11 menjelaskan bahwa secara umum pendidikan
penduduk desa Kragilan sudah cukup tinggi. Pendidikan formal dengan jumlah
penduduk yang paling banyak adalah tamat SLTP/Sederajat yaitu sebesar 297
jiwa atau 37.79% dari total jumlah penduduk, selanjutnya yaitu yang tamat
SD/Sederajat sebanyak 214 jiwa atau 27.23%, tamat SD/Sederajat sebanyak 141
47
jiwa atau 17.94%, tamat SLTA/Sederajat sebanyak 77 Jiwa atau 9.79%, belum
sekolah 55 jiwa atau 7% dan terakhir yang diharapkan mampu memajukan
desanya yaitu tamatan perguruan tinggi sebanyak 2 jiwa atau 0.25%, tingkat
pendidikan yang cukup tinggi maka penduduk desa Kragilan akan lebih mudah
menerima hal baru.
4. Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan
Data keadaan penduduk menurut pekerjaan di desa Kragilan dapat dilihat
pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12
Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Kragilan Kecamatan Gebang
Kabupaten Purworejo Tahun 2015
No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)
1 Petani 365 46,44
2 Wiraswata 17 2,16
3 Buruh Harian Lepas 67 8,52
4 ABRI 1 0,13
5 Pensiunan Sipil/ABRI 2/1 0,4
6 PNS 4 0,50
7 Belum Bekerja 329 41,85
Jumlah 786 100
Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016
Tabel 12 menjelaskan bahwa jumlah penduduk yang paling banyak
menurut data pekerjaan/mata pencaharian di desa Kragilan adalah penduduk
dengan mata pencaharian/pekerjaan sebagai petani yaitu sebesar 365 jiwa atau
46.44% dari jumlah penduduk di desa Kragilan. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh pertanian, sehingga penduduk
mengandalkan kegiatan usahatani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
48
Penduduk yang paling banyak kedua yaitu penduduk dengan mata
pencaharian/pekerjaan masih sekolah atau belum bekerja yaitu sebesar 329 jiwa
atau 41.85%, hal ini dikarenakan sebagian penduduknya masih dalam menempuh
pendidikan dan/atau sudah selesai namun belum memperoleh pekerjaan. Buruh
harian lepas sebanyak 67 jiwa atau 8.52%, wiraswata sebanyak 17 jiwa atau
2.16%, PNS sebanyak 4 jiwa atau 0.50%, ABRI sebanyak 1 jiwa atau 0.13%.
5. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Data jumlah penduduk menurut jenis kelamin di desa Kragilan dapat
dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Kragilan Kecamatan Gebang
Kabupaten Purworejo Tahun 2015
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 419 53,3
2 Perempuan 367 46,7
Jumlah 786 100
Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016
Jumlah penduduk di desa Kragilan 419 jiwa untuk jenis kelamin laki-laki
dan 367 jiwa untuk jenis kelamin perempuan, dengan total jumlah penduduk
sebanyak 786 jiwa dan KK sebanyak 219.
6. Kondisi Umum Pertanian di Desa Kragilan
Data Monografi desa Kragilan (2015) menjelaskan bahwa luas lahan
pertanian sebesar 176.574 Ha. Lahan tersebut termasuk keseluruhan jenis
pertanian, yang meliputi lahan sawah seluas 34.697 Ha (berada di lereng bukit
dengan kemiringan 30-35o) dan lahan kering (ladang) seluas 141.877 ha yang
49
ditanami pohon penghasil kayu seperti albasia, jati, acasia dan pohon durian.
Lahan sawah di desa Kragilan berada dilereng bukit sampai ke kaki bukit dengan
kemiringan tanah antara 30o-35o yang terdiri dari lahan sawah ½ teknis seluas
15.840 ha dan lahan sawah sederhana seluas 18.857 ha. Saluran irigasi
(pengairan) di desa Kragilan merupakan saluran pembuangan dari waduk
Wadaslintang.
Petani di desa Kragilan tidak hanya berusahatani padi, tetapi mereka juga
memiliki usaha sampingan yaitu beternak, berdagang dan buruh tani. Binatang
yang diternak antara lain itik, kambing, sapi dan kerbau. Usaha dagang yang
dimiliki adalah berupa warung atau toko kelontong.
Budidaya usahatani padi di daerah perbukitan
Budidaya usahatani padi di daerah perbukitan adalah sama dengan
budidaya tanaman padi pada umumnya, namun hanya pada beberapa bagian
sedikit berbeda dan terkendala. Hal-hal yang dilakukan dalam usahatani padi
ini adalah sebagai berikut:
a. Langkah pertama sebelum menanam padi adalah membersihkan lahan
yang akan ditanami dan memberi aliran air pada lahan. Proses ini
bertujuan untuk menggemburkan tanah agar mudah untuk dibajak, untuk
di desa Kragilan yang berada di daerah perbukitan dengan lahan yang
sulit di lewati traktor, lahan dibajak dengan menggunakan kerbau, hanya
sedikit yang menggunakan traktor.
50
b. Memilih Benih Padi yang Unggul dan Berkualitas
Petani di desa Kragilan mendapatkan benih padi dengan cara membeli di
pasar, benih yang dibeli umumnya ada 2 merek yaitu; ciherang dan
cianjur
c. Menyemai Benih Padi di Lahan
Petani yang telah membeli benih padi, selanjutnya akan menyemai benih
tersebut pada lahan tanam. Padi yang sudah berkecambah disemai di
lahan persemaian yang telah disiapkan. Cara menanam benih padi adalah
dengan menyebar benih secara merata pada lahan penyemaian.
d. Cara Menanam Padi
Tahap selanjutnya adalah menanam bibit yang telah disemai ke dalam
lahan persawahan yang sudah dipersiapkan. Cara menanam padi adalah
dengan memindahkan bibit persemaian ke dalam lahan persawahan. Cara
menanam bibit padi tersebut dilakukan dengan cara ganda yaitu dua
tanaman padi dalam satu lubang. Sistem tanam yang digunakan oleh
petani di desa Kragilan adalah sistem tanam biasa/konvensional. Jarak
tanamnya mayoritas adalah 30 x 30 cm.
e. Penyiangan Lahan
Padi yang ditanam bisa tumbuh dengan sempurna apabila petani
membersihkan tanaman lain yang mengganggu atau biasa disebut dengan
tanaman gulma. Penyiangan tanaman gulma dilakukan saat masa tanam
padi menginjak umur 3 minggu dan selanjutnya bisa dilakukan
51
penyiangan rutin setiap 3 minggu sekali. Penyiangan yang dilakukan
yaitu dengan cara manual seperti mencabut gulma dengan menggunakan
tangan.
f. Memberikan Pupuk pada Tanaman Padi
Memberikan pupuk merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Karena tanpa adanya pupuk yang baik tanaman padi akan sulit utuk
tumbuh dengan sempurna dan tentu saja hasil panen tidak bisa maksimal.
Pupuk yang digunakan oleh petani pada umumnya adalah pupuk urea,
ZA, Phonska, Petroganik, Kandang, NPK, SP-36 dll.
g. Melindungi Tanaman Padi dari Hama
Setiap tanaman budidaya tidak lepas dari gangguan hama yang merusak
tanaman oleh karena itu petani melakukan pencegahan. Biasanya ada
beberapa hama yang mengganggu budidaya tanaman padi diantarnya
tikus, orang-orang, belalang, lembing, wereng hingga walang sangit.
Petani biasanya melakukan pengusiran terhadap hama dengan
menggunakan pestisida seperti Topdor, Fastac, Sidamethrin, virtako,
furadan dan Avidor.
h. Memanen Tanaman Padi
Tanda tanaman padi telah siap untuk dipanen adalah warna butiran
bijinya sudah mulai menguning, ranting buahnya sudah mulai menunduk
karena terisi dengan beras. Proses pemanenan padi di desa Kragilan
dilakukan dengan 2 cara yaitu cara tradisonal menggunakan sabit atau
52
dengan cara modern yang menggunakan mesin otomatis. Cara yang
digunakan petani untuk merontokkan padi petani ada yang menggunakan
cara tradisional yaitu dengan menggunakan mesin serit dan ada juga
yang sudah menggunakan mesin yang lebih modern.
i. Pasca Panen
Padi yang berhasil dipanen, petani menjemur padinya. Hasil panen
tersebut untuk mencukupi kebutuhan petani berikutnya, namun ada juga
petani yang langsung menjual hasil panenannya.
B. Analisis Data
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diteliti sebanyak 36 orang. Data
karakteristik yang dianalisis meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan dalam keluarga dan luas lahan serta status kepemilikannya.
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden adalah laki-laki sebanyak 36 orang, yang
semuanya berasal dari satu kelompok tani yaitu kelompok tani Karya Tani.
Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 14.
53
Tabel 14
Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Jenis
Kelamin di Desa Kragilan Tahun 2017.
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 36 100
2 Perempuan 0 0
Jumlah 36 100
Sumber: Analisi Data Primer (2017)
Tabel 14 menjelaskan bahwa petani padi yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 36 orang. Kondisi ini disebabkan laki-laki lebih berperan besar
sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab memberi nafkah kepada
keluarga, dan laki-laki dinilai lebih kuat dan mampu untuk berusahatani padi,
sedangkan perempuan hanya membantu suami dalam berusahatani padi.
Kaum perempuan di desa Kragilan ada yg bekerja sebagai petani, namun
hanya sekedar membantu suaminya atau sebagai buruh tani.
b. Berdasarkan Umur
Faktor usia berkaitan dengan produktivitas petani dalam melakukan
usahatani padinya dengan cara mudah atau cepatnya petani dalam menerima
informasi atau mengadopsi inovasi, serta dalam melakukan proses produksi
usahatani padi di daerah perbukitan. Distribusi petani responden berdasarkan
kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 15.
54
Tabel 15
Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Umur
Produktif di Desa Kragilan
No Kategori Usia
(th)
Jumlah Petani
(orang)
Persentase
(%)
1 Produktif Muda 25-45 13 36
2 Produktif Dewasa 46-65 23 64
Jumlah 36 100
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Tabel 15 menunjukkan karakterisitik responden berdasarkan umur di
desa Kragilan. Semua responden masih dalam umur produktif yaitu sebanyak
36 orang (100%). Penggolongan umur dilakukan berdasarkan usia produktif
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Undang-Undang Tenaga Kerja
No. 13 Tahun 2003 yaitu mereka yang belum atau tidak produktif adalah yang
berusia dibawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini
adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
c. Berdasarkan Pendidikan Petani
Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan
faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun ketrampilan dalam
usahatani padi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pengetahuan atau
informasi tentang usahatani padi semakin besar, sehingga akan berpengaruh
terhadap manajemen usahataninya. Tingkat pendidikan petani dalam
penelitian ini terbagi menjadi SD-sederajat dan SMP-sederajat. Karakteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 16.
55
Tabel 16
Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan
Pendidikan Petani di Desa Kragilan Tahun 2017.
No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD-Sederajat 14 38,89
2 SMP-Sederajat 13 36,11
3 SMA-Sederajat 9 25,00
Jumlah 36 100
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Tabel 16 menjelaskan bahwa persentase terbanyak petani responden
memiliki tingkat pendidikan SD-sederajat yaitu 38.89%, kedua SMP-sederajat
yaitu 36.11% dan yang terakhir SMA-sederajat yaitu 25%.
d. Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
Profil keluarga responden merupakan penduduk asli dan pendatang
yang telah lama tinggal di desa Kragilan, berikut jumlah keluarga petani dapat
dilihat pada Tabel 17:
Tabel 17
Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan
Jumlah Keluarga di Desa Kragilan Tahun 2017
No Jumlah Anggota Keluarga
(orang)
Jumlah Petani
(orang)
Persentase (%)
1 2-3 23 64
2 4-5 12 33
3 >5 1 3
Jumlah 36 100
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Tabel 17 menjelaskan bahwa jumlah anggota keluarga petani padi di
daerah perbukitan desa Kragilan antara 2-7 orang dalam satu keluarga. Rata-
rata jumlah anggota keluarga petani adalah 2-3 orang dengan jumlah 23 orang
dari total keseluruhan sampel/responden atau sebesar 64%. Jumlah anggota
56
keluarga berpengaruh terhadap tenaga kerja petani dalam keluaga, sehingga
semakin banyak jumlah keluarga petani maka akan mempermudahkan petani
dalam pengeluaran biaya upah tenaga kerja usahataninya.
e. Berdasarkan Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi
usahatani padi. Luas lahan juga dapat berdampak terhadap petani dalam
mengelola usahatani untuk lebih produktif dan mempengaruhi petani dalam
memanajemen risiko usahataninya. Tabel 18 berikut merupakan distribusi
luas lahan yang digunakan petani dalam usahatani padi.
Tabel 18
Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Luas
Lahan di Desa Kragilan Tahun 2017
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 < 0.3 26 72,22
2 0.3-0.6 4 11,11
3 >0.6 6 16,67
Jumlah 36 100
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Tabel 18 menjelaskan bahwa luas lahan yang digunakan untuk
usahatani padi paling banyak adalah tanah yang luasnya < 0,3 Ha dengan
persentase 72,22% (26 orang), hal ini dikarenakan kondisi dataran yang tidak
rata, sehingga luas lahannya tergolong kecil. Lahan yang luasnya 0,3-0,6 yaitu
sebesar 11,11% (4 orang) dan > 0,6 Ha memiliki persentase 16,67% dengan
jumlah petaninya adalah 6 orang. Faktor luasan lahan dapat berpengaruh
57
terhadap jumlah produksi yang dihasilkan dan mempengaruhi petani dalam
memanajemen risiko usahataninya.
Pemilik lahan mempunyai kebebasan dalam mengolah lahan dan
mempunyai kepuasan penuh atas hasil produksi yang didapat, jika petani
menyewa maka akan menambah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
proses produksi. Tabel 19 merupakan distribusi jumlah responden
berdasarkan status kepemilikan lahan yang digunakan petani untuk usahatani
padi.
Tabel 19
Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Status
Kepemilikan Lahan di Desa Kragilan Tahun 2017
No Status Lahan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Milik 34 94,44
2 Sewa 1 2,78
3 Milik dan Sewa 1 2,78
Jumlah 36 100
Sumber: Analisi Data Primer 2017
Tabel 19 menjelaskan bahwa mayoritas status kepemilikan lahan di
desa Kragilan adalah milik sendiri sebesar 94,44%. Petani yang menyewa
lahan sebesar 2,78% dan petani yang mempunyai lahan sendiri sekaligus
menyewa sebesar 2,78%. Banyaknya petani yang memiliki lahan sendiri,
menggambarkan bahwa petani mempunyai hak penuh dalam mengolah
lahannya guna meningkatkan produksi padi dan pendapatan. Petani yang
mempunyai lahan sendiri bebas dalam melakukan manajemen risiko pada
lahan usahataninya.
58
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Risiko yang dihadapi petani padi di sekitar daerah perbukitan desa Kragilan
dan kondisi risikonya.
a. Macam-macam Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan desa Kragilan
Risiko adalah sesuatu yang dihadapi oleh petani padi dalam usahatani,
namun masih bisa dikendalikan. Hanvood, et.all (1999), menjelaskan
beberapa risiko yang sering terjadi pada pertanian dan dapat menurunkan
tingkat pendapatan petani. Sumber risiko dapat berasal dari produksi, harga
atau pasar, institusi, manusia atau orang, dan keuangan. Macam-macam risiko
usahatani padi di daerah perbukitan desa Kragilan yaitu:
1) Risiko yang bersumber dari produksi adalah risiko yang ditimbulkan
adanya fluktuasi produksi.
Tabel 20
Risiko yang Bersumber dari Produksi
No Risiko yang bersumber dari produksi Jumlah
1 Perubahan iklim/cuaca yang ekstrem 20
2 Bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan) 18
3 Gangguan organisme pengganggu tanaman (hama,
penyakit dan gulma)
32
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Hasil penelitian yang diperoleh menerangkan bahwa risiko
produksi yang dihadapi petani padi di daerah perbukitan adalah perubahan
iklim (kondisi hujan yang kuranng atau musim kemarau yang lama),
bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan) dan gangguan organisme
pengganggu tanaman (hama, penyakit dan gulma). Masing-masing risiko
59
berjumlah skor 20, 18, dan 32 orang. Mayoritas petani menganggap
bahwa perubahan iklim, bencana alam dan gangguan organisme
pengganggu tanaman sangat berpengaruh/mengganggu dalam usahatani
padi didaerah perbukitan, terlebih pada musim panen terakhir tanaman
padi milik petani habis di serang oleh hama wereng, sehingga sebagian
petani tidak bisa memanen padi.
2) Risiko Pasar/Harga adalah risiko yang terkait permintaan dan penawaran
produk-produk pertanian.
Tabel 21
Risiko yang Bersumber dari Pasar
No Risiko yang bersumber dari pasar/harga Jumlah
1 Harga jual gabah/beras fluktuatif/naik-turun 30
2 Harga input (pupuk, bibit/benih, dan pestisida) yang
mahal
25
3 Permintaan pasar terhadap beras berkurang 0
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Risiko pasar/harga yang dihadapi petani yaitu ketika harga jual
gabah yang fluktuatif, dengan petani yang memilih kategori tersebut
sebanyak 30 orang. Petani menerangkan apabila harga jual gabah naik
turun menyebabkan petani ragu untuk menjual hasil panennya, jika harga
turun petani akan merugi namun apabila naik petani mendapat
keuntungan, hal yang paling sulit di tebak yaitu kapan naik dan turunnya
harga pasarnya. Harga input produksi yang mahal juga menjadi masalah
bagi petani, hal itu terbukti dengan banyaknya petani yang memilih risiko
60
tersebut yaitu 25 petani. Harga input yang mahal akan mempersulit petani
dalam hal biaya produksi.
3) Risiko Institusi adalah risiko yang berasal dari lembaga/ pemerintahan
yang dapat mempengaruhi produksi petani.
Tabel 22
Risiko yang Bersumber dari Institusi
No Risiko yang bersumber dari institusi Jumlah
1 Tidak adanya penyuluh pertanian yang bertugas di Desa
Kragilan.
0
2 Kebijakan pemerintah yang kurang memihak kepada
petani kecil/rakyat.
28
3 Lambannya pembangunan/fasilitasi pertanian yang
dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan irigasi,
jalan, gudang dll.
24
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Petani menganggap kebijakan pemerintah yang kurang memihak
kepada petani kecil/rakyat (penetapan harga dan pengawasan dalam
pemasaran yang lemah sehingga petani dirugikan dengan adanya
tengkulak) dan lambannya pembangunan/fasilitasi pertanian yang
dilakukan oleh pemerintah seperti irigasi, jalan, gudang dll merupakan
risiko bagi petani, dengan jumlah petani yang memilih risiko ini sebesar
28 dan 24 petani. Petani menganggap hal itu sangat penting sebagai
penunjang dalam usahataninya semakin baik/bagus kebijakannya terhadap
petani dan pembangunan yang merata serta cepat dapat meningkatkan
taraf hidup seorang petani.
61
4) Risiko dari manusia adalah risiko yang ditimbulkan oleh perilaku manusia
dalam kegiatan usahatani padi sehingga mempengaruhi produksi padi.
Tabel 23
Risiko dari Manajemen Sumber Daya Manusia
No Risiko dari manajemen sumber daya manusia Jumlah
1 Kerusakan alat-alat produksi (cangkul, traktor, sabit,
mesin perontok, dll) karena pengunaan yang terus
menerus.
36
2 Kesehatan petani yang terganggu sehingga membuat
produksi usahataninya menjadi lambat/terbengkalai
23
3 Berkurangnya tenaga kerja dalam kegiatan produksi
seperti menanam dan memanen dll.
15
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Petani menganggap semua risiko yang ada/bersumber dari manusia
berpengaruh terhadap produksi usahatani, kecuali hilangnya alat produksi
karena dicuri atau terkena kebakaran, petani tidak ada yang memilih risiko
ini dikarenakan keadaan yang sebenarnya memang tidak pernah terjadi.
Kerusakan alat-alat produksi karena penggunaan yang terus menerus,
kesehatan petani dan berkurangnya tenaga kerja merupakan risiko yang
berpengaruh terhadap petani dengan skor masing-masing sebesar 36, 23
dan 15.
62
5) Risiko Keuangan adalah risiko yang merupakan dampak bagi seorang
petani akibat dari cara petani mengelola keuangannya.
Tabel 24
Risiko yang Bersumber dari Keungan
No Risiko yang bersumber dari keuangan Jumlah
1 Modal yang dimiliki untuk usahatani padi sedikit 27
2 Tidak adanya koperasi yang memberikan pinjaman
modal untuk usahatani/petani.
36
3 Pengeluaran kebutuhan rumah tangga yang besar,
sehingga menghambat untuk melakukan usahatani.
29
4 Pinjaman di Bank yang sulit karena persyaratan yang
sulit untuk dipenuhi oleh petani
16
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Risiko yang berpengaruh menurut petani padi di desa Kragilan adalah
pengeluaran kebutuhan rumah tangga, modal yang dimiliki untuk
usahatani yang sedikit dan pinjaman di bank yang sulit dengan skor
masing-masing risiko sebesar 29, 27 dan 16, dikarenakan sebagian besar
petani tidak memiliki pekerjaan sampingan selain dari bertani dan petani
juga merasa takut untuk meminjam ke bank yang menggunakan jaminan.
b. Kondisi risiko dalam usahatani padi di daerah perbukitan di desa Kragilan
Beberapa karakteristik rumah tangga petani yang penting kaitannya
dalam analisis perilaku petani dalam menghadapi risiko dan strategi
manajemen risiko yang digunakan dalam menghadapi risiko: 1) Struktur
umur kepala keluarga rumah tangga; 2) Jumlah tanggungan rumah tangga;
3) Pengalaman usahatani; 4) Struktur penguasaan lahan; 5) Keikutsertaan
dalam berbagai keorganisasian kelompok (kelompok tani, gapoktan,
63
koperasi, dan organisasi lainnya); 6) Struktur pendapatan. Penelitian ini
tidak menggunakan karakteristik keikutsertaan dalam keorganisasian
kelompok dan pengalaman petani, namun diganti dengan tingkat
pendidikan petani dan jenis kelamin petani.
Struktur umur petani akan mempengaruhi perilakunya dalam
menghadapi risiko. Petani yang masih berumur produktif (31-60 tahun)
akan lebih reaktif dalam menghadapi risiko. Petani akan berusaha lebih
keras untuk mengurangi dampak negatif akibat risiko usahatani. Petani padi
di desa Kragilan rata-rata telah berumur 40-50 tahun dan umur tersebut
masih dalam kategori umur produktif. Beban tanggungan rumah tangga
petani rata-rata adalah 3 orang. Secara teoritis semakin banyak beban
tanggungan yang ada maka semakin besar pula usaha yang akan dilakukan
untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Kegagalan panen usahatani padi
merupakan suatu ancaman bagi pemenuhan kebutuhan pangan seluruh
anggota rumah tangga.
Jenis kelamin petani dan tingkat pendidikan petani dapat
mempengaruhi perilaku petani dalam menghadapi risiko. Petani laki-laki
akan lebih kuat dan aktif dibandingkan dengan petani perempuan dalam
mengatasi sebuah risiko agar dampaknya menjadi lebih kecil. Tingkat
pendidikan petani juga berpengaruh seperti karakteristik yang lainnya.
Tingkat pendidikan petani yang semakin tinggi akan lebih bijak dalam
mengambil keputusan untuk mengatasi risiko yang dihadapi.
64
Struktur pendapatan yang dimiliki petani akan mempengaruhi petani
dalam mengatasi risiko. Petani yang memiliki pendapatan lebih besar,
mereka dapat melakukan berbagai strategi. Untuk mereduksi risiko yang
dihadapi dan sebaliknya keterbatasan pendapatan yang dimiliki oleh petani
dapat menghambat bagi petani untuk mengatasi/menekan risiko usahatani.
Rata-rata penerimaan petani padi di daerah perbukitan desa Kragilan dalam
satu musim tanam sebesar Rp 6.598.250 dan pendapatan Rp 5.256.229.
Petani padi di desa Kragilan mempunyai kegiatan sampingan yaitu
beternak itik, tukang batu, berdagang, buruh bangunan dan buruh tani.
Kegiatan sampingan tersebut digunakan sebagai salah satu upaya yang
dilakukan petani untuk mengantisipasi apabila ada risiko produksi.
Perhitungan mengenai besarnya risiko produksi, risiko biaya dan
risiko pendapatan usahatani padi di sekitar daerah perbukitan desa Kragilan
ditunjukkan dalam Tabel 21. Perolehan nilai KV maka dapat disimpulkan
bahwa risiko biaya, pendapatan dan produksi tergolong rendah yaitu 0,49,
0,44 dan 0,25 di karenakan nilai KV dari masing-masing risiko kurang dari
1.
Tabel 25
Besaran Risiko Produksi, Biaya dan Pendapatan pada Usahatani Padi di
Daerah Perbukitan Desa Kragilan Tahun 2017
No Risiko Nilai KV Kategori
1 Biaya 0,26 Rendah
2 Produksi 0,26 Rendah
3 Pendapatan 0,30 Rendah
Sumber: Analisis Data Primer 2017
65
Tabel 21 menjelaskan tentang tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi petani padi di desa Kragilan. Biaya yang dikeluarkan petani untuk
melakukan usahatani padi di desa Kragilan rata-rata sebesar Rp. 1.340.853
dengan Koefisien Variasi (KV) sebesar 0,26 artinya risiko biaya yang
dikeluarkan petani padi adalah rendah, hal ini dikarenakan biaya-biaya
untuk melakukan usahatani padi di desa Kragilan masih tergolong murah
seperti harga pupuk, pestisida,dan upah tenaga kerja. Produksi padi di desa
Kragilan rata-rata sebesar 950 Kg dengan Koefisien Variasi (KV) sebesar
0,26 artinya risiko produksi padi rendah, karena dalam melakukan
usahatani padi petani tidak banyak mengalami kendala selain dari longsor
dan hama penyakit tanaman padi. Pendapatan petani dalam melakukan
usahatani di desa Kragilan rata-rata per musim tanam Rp. 5.257.396 dan
pendapatan sampingan dari usaha dagang, tukang kayu, tukang batu, buruh
tani, buruh bangunan dan ternak itik, kambing, sapi berjumlah Rp. 481.613
dengan nilai Koefisien Variasi (KV) 0,30 yang artinya risiko pendapatan
petani padi di desa Kragilan tergolong rendah, dikarenakan jumlah
produksi yang tinggi dan didorong dengan harga padi (gabah kering) yang
tinggi berkisar Rp. 7.000/Kg.
Nilai Koefisien Variasi biaya, produksi dan pendapatan mempunyai
nilai rata-rata KV < 1 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
dikarenakan biaya produksi usahatani padi di daerah perbukitan di desa
Kragilan masih dalam keadaan normal yaitu sesuai dengan harga pasaran
66
serta didorong dengan jumlah hasil produksi musim tanam yang terakhir
dengan jumlah produksi yang tinggi dan harga jual padi (gabah kering)
yang tinggi yaitu Rp 7.000/kg.
2. Persepsi petani tentang risiko yang dihadapi dalam usahatani padi di daerah
perbukitan desa Kragilan
Perbedaan pengertian antara risiko dan ketidakpastian belum terdefinisi
dengan jelas. Kedua istilah ini masih cenderung dipakai sebagai istilah yang
sama. Beberapa penulis terdahulu mendifinisikan risiko sebagai suatu kejadian
dan hasil dari kejadian tersebut bisa diketahui secara pasti dan ketidakpastian
adalah suatu kejadian yang hasil dan peluangnya tidak bisa ditentukan.
Ketidakpastian juga dapat dideskripsikan sebagai karakter dan lingkungan
ekonomi yang dihadapi petani. Lingkungan tersebut mengandung beragam
ketidakpastian yang direspon petani berdasarkan kepercayaan subyektif petani.
Tabel 22 mendeskripsikan persepsi petani terhadap risiko usahatani padi di daerah
pebukitan desa Kragilan.
Tabel 22 menjelaskan bahwa petani menganggap risiko adalah semua
faktor yang menyebabkan kerugian namun sebagian faktor bisa di kurangi,
dengan jumlah petani sebanyak 19 orang (54%), 10 orang (27%) memilih risiko
adalah konsekuensi yang menjadi beban petani jika melakukan usahatani padi
seperti; harga input, output, sarana produksi dll, dan sebanyak 7 orang (19%)
67
memilih risiko adalah semua hal yang menyebabkan kerugian pada usahatani
padi.
Usahatani dianggap gagal oleh petani jika kerusakan padi secara total
akibat hama, penyakit dan bencana alam, dengan jumlah petani yang memilih
sebanyak 20 orang (55,56%), 11 orang (30,55%) memilih usahatani gagal apabila
produksi padi yang dihasilkan relatif rendah, dan sebanyak 5 orang (13,89%)
memilih harga jual gabah yang relatife rendah, mendekati titik impas (tidak
untung, tidak rugi).
Tingkat risiko produktivitas usahatani padi menurut persepsi petani adalah
sedang dengan tingkat kegagalan panen 20-65% sebanyak 22 orang (61,11%)
yang memilih, 9 orang (25%) memilih tinggi dengan tingkat kegagalan panen >
65%, dan sebanyak 5 orang (13,89%) yang memilih rendah dengan tingkat
kegagalan panen < 20%.
Petani tetap melakukan usahataninya di lahan permukaan tanah yang tidak
rata atau berbukit dengan alasan dampak dari risiko yang dihasilkan masih bisa
diterima dan dapat dilakukan pencegahan untuk mengurangi risikonya, dengan
jumlah petani yang berpendapat sebanyak 24 orang (66,67%). Sebanyak 7 orang
(19,44%) yang berpendapat bahwa usahatani tetap dijalankan karena usahatani
padi lebih menguntungkan dibandingkan usahatani lainnya yaitu merupakan salah
satu bahan pangan pokok masyarakat, dan sebanyak 5 orang (13,89%) memilih
tidak ada pilihan lain, sehingga usahatani padi di daerah perbukitan tetap
dilakukan meski harus menanggung risiko.
68
Tabel 26
Persepsi Petani Terhadap Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan Desa
Kragilan Tahun 2017 No Keterangan Skor Persentase
(%)
1. Risiko menurut persepsi petani
a. Semua hal yang dapat menyebabkan kerugian pada
usahatani padi
7
19
b. Semua faktor yang menyebabkan kerugian namun
sebagian faktor bisa di mengurangi keuntungan
19
54
c. Konsekuensi yang menjadi beban petani jika
melakukan usahatani padi seperti, harga input, output,
sarana produksi dll.
10
27
Total 36 100
2. Usahatani padi yang dikatakan gagal menurut persepsi petani
a. Produksi padi yang dihasilkan relatif rendah 11 30,55
b. Harga jual gabah yang relatif rendah, mendekati titik
impas (tidak untung, tidak rugi)
5
13,89
c. Kerusakan padi secara total akibat hama dan penyakit 20 55,56
Total 36 100
3. Tingkat risiko produktivitas usahatani padi menurut persepsi petani
a. Tinggi (> 65% gagal panen) 9 25,00
b. Sedang (20-65% gagal panen) 22 61,11
c. Rendah (< 20% gagal panen) 5 13,89
Total 36 100
4. Meskipun berusahatani di daerah yang permukaan tanahnya tidak rata dianggap
berisiko, petani tetap mengusahakan usahatani tersebut karena
a. Dampak risiko masih bisa diterima dengan melakukan
berbagai pencegahan atau masih bisa di kurangi
24
66,67
b. Usahatani tetap dijalankan karena usahatani padi lebih
menguntungkan dibandingkan usahatani lainnya
7
19,44
c. Usahatani lain lebih banyak risiko bila dilakukan
daripada usahatani padi
0
0
d. Tidak ada pilihan lain, sehingga usahatani padi di
daerah perbukitan tetap dilakukan meski harus
menanggung risiko seperti kekeringan.
5
13,89
Total 36 100
Sumber: Analisi Data Primer 2017
Baik buruknya persepsi petani terhadap suatu risiko usahatani padi di
sekitar daerah perbukitan desa Kragilan dapat dilihat pada Tabel 23. Cara untuk
mengetahui persepsi petani, terlebih dahulu mencari kelas intervalnya.
69
Hasil perhitungan persepsi petani padi di desa Kragilan kecamatan
Gebang, dapat dilihat pada tabel 23 berikut:
Tabel 27
Persepsi Petani Padi terhadap Risiko di Desa Kragilan Tahun 2017
No Kelas
Interval
Persepsi Petani Jumlah Petani
(orang)
Persentase (%)
1 24-30 Buruk 21 58,33
2 17-23 Netral 15 41,67
3 10-16 Baik 0 0
Jumlah 36 100
Sumber: Analisis Data Primer 2017
Tabel 23 menunjukkan jumlah persepsi petani pada setiap indikator,
indikator persepsi petani ada 3 yaitu buruk, netral dan baik. Indikator buruk
merupakan indikator yang paling banyak dipilih oleh petani yaitu sebesar 58,33%
(21 orang), hal ini dikarenakan pada saat melakukan penelitian sebagian lahan
petani banyak terserang hama wereng, penyakit dan iklim cuaca yang tidak
menentu, sedangkan netral jumlah kedua yang paling banyak dipilih petani
sebesar 41,67% (15 orang) hal ini dikarenakan petani beranggapan bahwa risiko
yang ada tidak terlalu mengganggu usahatani padi, dan risiko tersebut masih bisa
di atasi oleh petani atau di tanggulangi.
Tabel 28
Nilai Skor Persepsi Petani Padi Terhadap Risiko di Daerah Perbukitan di Desa
Kragilan Tahun 2017
Persepsi Petani Jumlah Skor
Jumlah Skor Pertanyaan 853
Hasil Rata-Rata Skor 23,694
Sumber: Analisis Data Primer 2017
70
Tabel 24 merupakan hasil perolehan dari masing-masing petani. Jumlah
skor yang diperoleh yaitu 853 dengan jumlah nilai rata-rata skor 243,694. Skor
tersebut menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap risiko adalah buruk, maka
Ha diterima dan Ho ditolak. Petani mempunyai persepsi buruk terhadap risiko
karena menganggap risiko merupakan suatu kejadian yang sangat mengganggu
jalannya usahatani padi seperti perubahan cuaca, bencana alam, serangan
organisme pengganggu tanaman, kenaikan harga input dan harga jual
padi/gabah/beras. Namun demikian masih ada sebagian risiko bisa dicegah dan
diatasi seperti biaya tenaga kerja dan pengairan, dikarenakan lokasi tempat usaha
tani padi di desa Kragilan terdapat saluran irigasi pembuangan dari waduk
Wadaslintang.
3. Strategi petani dalam menghadapi risiko usahatani padi di daerah perbukitan di
desa Kragilan.
Tabel 29
Cara Petani dalam Menghadapi Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan di Desa
Kragilan Tahun 2017
Sebelum Terjadi Risiko Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
Membuat perencanaan sebelum melakukan usahatani padi
bersama kelompok tani dan penyuluh, agar petani siap jika
terjadi masalah/risiko
15
41,67
Membuat prediksi dengan patokan musim guna untuk
menghindari kekeringan
7
19,44
Mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi
penggunaan pupuk yang dibeli dan beralih ke pupuk organik
yang tersedia
4
11,11
Membuat persiapan seperti mempersiapkan segala faktor
penunjang produksi usahatani padi (contoh: pengolahan
lahan, irigasi dll)
10
27,78
Jumlah 36 100
71
Dalam Masa Produksi
Metode penanaman seperti jarak tanam padi 9 25,00
Penggunaan Pupuk yang digunakan antara musim kering dan
penghujan
7
19,44
Pengendalian hama dengan menggunakan pestisida 14 38,89
Perawatan irigasi secara terus menerus agar terhindar dari
kekeringan
6
16,66
Jumlah 36 100
Setelah Mengalami Risiko
Tetap melanjutkan usahatani padi sampai masa panen, walau
produksi padi tidak sesuai dengan yang diharapkan
15
41,67
Tetap melanjutkan usahatani padi, disamping itu juga
mencari pekerjaan lain guna untuk medapatkan pendapatan
tambahan
11
30,56
Berpindah melakukan usahatani lainnya seperti (sayur-
sayuran, umbi-umbian, dll)
0
0
Mencari solusi dengan cara bertanya kepada penyuluh
pertanian setempat tentang bagaimana cara mengatasi
risiko/permasalahan yang ada
10
27,77
Jumlah 36 100
Sumber: Analisis Data Primer 2017`
Tabel 25 menjelaskan tetang bagaimana petani menghadapi risiko usahatani
padinya, dimulai dari sebelum terjadinya risiko/dalam masa pra, masa produksi dan
setelah mengalami risiko. Sebelum mengalami risiko petani banyak memilih untuk
membuat perencanaan sebelum melakukan usahatani padi bersama kelompok tani dan
penyuluh pertanian, jumlah petani yang memilih sebanyak 15 orang (41,67%), 10
orang (27,78%) memilih untuk mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi
biaya penggunaan pupuk yang dibeli dan beralih ke pupuk organik. Hal ini bertujuan
untuk menghemat biaya apabila sewaktu-waktu terjadi risiko, biayanya bisa dialih
fungsikan sebagai alternatif (solusi), 7 orang (19,44%) memilih untuk membuat
prediksi dengan patokan musim guna untuk menghindari kekeringan dan
menyesuaikan usahataninya dengan kondisi musim dan sebanyak 4 orang (11,11%)
Sambungan Tabel 29
72
memilih untuk mempersiapkan segala faktor penunjang produksi usahatani padi
(pengolahan lahan, irigasi dll).
Masa produksi merupakan masa dimana dapat mentukan hasil produksi,
apakah baik atau buruk, sehingga untuk mendapatkan hasil yang berkualitas baik
berbagai cara/solusi pun dilakukan salah satunya petani lebih memilih mengendalikan
hama dengan menggunakan pestisida dikarenakan lebih cepat walaupun petani
mengetahui bahwa pestisida tidak sepenuhnya aman, petani yang memilih sebanyak
14 orang (38,89%), 9 orang (25%) memilih untuk mengatur metode jarak penanaman
padi, 7 orang (19,44%) memilih menggunakan pupuk antar musim kering dan
penghujan, hal ini bertujuan untuk membuat tanaman padi dapat tumbuh stabil pada
saat pergantian musim dan 6 orang (16,66%) memilih untuk merawat irigasi
pengairan agar terhindar dari bencana kekeringan.
Masa setelah mengalami risiko adalah masa dimana petani sudah merasa rugi
yang disebabkan oleh risiko yang ada di daerah perbukitan, petani merasa rugi
apabila kerusakan lebih dari setengah lahan. Petani di desa Kragilan memilih tetap
melanjutkan usahataninya sampai masa panen, walaupun produksi padi tidak sesuai
dengan yang diharapkan, jumlah petani yang memilih pernyataan ini sebanyak 15
orang (41,67%), 11 orang (30,56) memilih tetap melanjutkan usahatani padinya,
disamping itu juga mencari pekerjaan lain guna untuk mendapatkan tambahan dan 10
orang (27,77%) memilih untuk mencari solusi dengan cara bertanya kepada penyuluh
pertanian yang bertugas di lokasi.
73
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Macam-macam risiko yang dihadapi petani padi di sekitar daerah perbukitan
adalah 1) bencana alam (seperti longsor dan kekeringan), 2) perubahan cuaca
dan iklim (seperti lebih lamanya musim kemarau daripada musim hujan), 3)
gangguan OPT (serangan hama wereng), 5) kesulitan pengolahan lahan karena
tidak bisa dilalui oleh traktor, 7) mencari pinjaman modal yang sulit.
Berdasarkan hasil analisis risiko yaitu; risiko produksi, biaya dan pendapatan
risikonya rendah
2. Petani mempunyai persepsi buruk terhadap risiko karena menganggap risiko
merupakan suatu kejadian yang sangat mengganggu jalannya usahatani padi,
walaupun masih ada sebagian risiko bisa dicegah dan diatasi.
3. Cara yang dipilih oleh petani dalam menghadapi risiko; 1) sebelum melakukan
usahatani padi petani atau sebelum mengalami risiko, petani terlebih dahulu
membuat perencanaan bersama kelompok tani dan penyuluh pertanian, 2) saat
masa produksi apabila terserang hama dan penyakit petani lebih banyak
memilih untuk membasmi hama dengan menggunakan pestisida yang lebih
cepat dan terbukti, walaupun petani sudah mengetahui dampaknya dan 3)
setelah mengalami risiko, petani tetap melakukan/menyelesaikan usahataninya
walaupun produksi padi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
73
74
B. Saran
1. Lembaga pemerintahan, pertanian dan pembangunan lebih aktif untuk
membantu para petani dalam mengatasi risiko di desa Kragilan seperti
bencana alam (pembangunan tegal/batas sungai secara permanen sehingga
petani terhindar dari risiko longsor pada sawahnya), perubahan iklim
(pembangunan saluran irigasi sehingga apabila terjadi musim hujan pengairan
dapat distabilkan atau lahan petani tidak kebanjiran dan pada saat musim
kemarau pengairan lahan pertanian tetap berjalan normal/lancar tidak
kekurangan air), hama dan penyakit (memberikan pendampingan penyuluh
pertanian), pasar (menetapkan harga terendah di petani sehingga petani bisa
sejahtera) dan keuangan (mempermudahkan peminjaman uang dengan/melalui
peran kelompok tani atau koperasi simpan pinjam, sehingga petani tidak takut
mengalami kegagalan dan petani akan lebih mudah untuk memulai
usahataninya)
2. Petani tidak perlu memandang bahwa risiko usahatani merupakan suatu hal
yang buruk, karena dari setiap risiko yang ada masih dapat dikurang atau
diatasi dampak negatifnya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriono. 2013. Psikologi Belajar (Edisi Revisi).
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Anonim. 2005. www.Anjak-2005-IV-15-pdf.com diakses pada hari Jumat tanggal
2 Desember 2016.
Anonim. 2013. www.2016-01-buku-tanaman-padi-pdf.com diakses pada hari
Jumat tanggal 4 November 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakartra: Rineka Cipta.
Aribawa, Ida Bagus. 2012. Pengaruh Sisitem Tanam Terhadap Peningkatan
Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah. Bali:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
BPS. 2016. Kabupaten Purworejo dalam Angka. Purworejo: Badan Pusat Statistik
(BPS)
Darmawi, Hermawan. 2016. Manajemen Risiko Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara
Goldberg, Mike dan Eric Palladini. 2011. Managing Risk And Creating Value
With Microfinance. Jakarta: Salemba Empat.
Hadi, Strisno. 1994. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
Harwood, J., et.al. 1999. Managing Risk in Farming Concepts, Researh, and
Analysis. Washington DC: Economic Research Service, USDA.
King A, Laura. 2016. Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif). Jakarta:
Salemba Humanika.
Lubis, Asrihadi Nowyan. 2009. Manajemen Risiko Produksi dan Penerimaan
Padi Semi Organik (Studi: Petani Gabungan Kelompok Tani Silih Asih di
Desa Ciburuy, Kec. Cigombong, Kab. Bogor). Skripsi: Institut Pertanian
Bogor.
Nazir, Moh. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
—————. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
75
76
Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian
(Pengantar, teori dan kasus). Jakarta: Penebar Swadaya.
Ramadhana, Akhmad Raihan. 2013. Analisis Risiko Produksi Usahatani Padi
Sebagai Dasar Pengembangan Asuransi Pertanian (Kasus: Desa
Sukaratu, Kecamatan Gekbrong, Cianjur. Skripsi: Institut Pertanian
Bogor.
Renthiandy, Pratiska Anevi, Joko Sutrisno, Mei Tri Sundari. 2013. Analisis Risiko
Usahatani Padi di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karang Anyar.
Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sarwono W, Sarlito dan Meinarno A, Eko. 2015. Psikologi Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: Universitas Brawijaya Press
(UB Press).
Siagian P, Sondang. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Suharyanto, Jemmy Rinaldy, Nyoman Ngurah Arya. 2015. Analisis Risiko
Produksi Usahatani Padi Sawah di Provinsi Bali. Penelitian: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.
Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tarmudji, Tarsis. 1998. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta: Liberty.
UPT Dinas Pertanian Kecamatan Gebang. 2015. Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Padi Sawah Menurut Desa di Kecamatan Gebang.
Purworejo: UPT Dinas Perrtanian Kecamatan Gebang.
Widyatmati, Wirastuti dan Natalia, Dini. 2006. Geografi Kelas XII (KTSP)
SMP/MTS. Jakarta: Grasindo
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH PERBUKITAN
DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN PURWOREJO
Oleh: Rio Saputra
A. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan rasa hormat, pada kesempatan ini
izinkanlah Penulis untuk memberikan beberapa pertanyaan. Bapak/Ibu/Sdr/I
diharapkan kesediaannya untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan informasi bagi penulis sebagai data
penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Risiko
Usahatani Padi di Daerah Perbukitan, Desa Kragilan, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Purworejo”. Penulis mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk
mengisi jawaban dengan keadaan sebenarnya. Penulis mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan kerjasamanya.
Penulis
Rio Saputra
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
B. IDENTITAS PETANI SAMPEL RESPONDEN
1. Nama : .......................................................
2. Pekerjaan Utama : .......................................................
3. Pekerjaan Sampingan : .......................................................
4. Jenis Kelamin : .......................................................
5. Umur : .......................................................
6. Alamat : .......................................................
7. Jumlah Anggota dan Tanggungan Keluarga : .......................................................
a. Pria : .......................................................
b. Wanita : .......................................................
8. Luas Lahan : .......................................................
a. Milik Sendiri : .......................................................
b. Sewa : .......................................................
9. Tingkat Pendidikan : .......................................................
C. Pertanyaan untuk mengetahui macam-macam risiko usahatani padi di daerah
perbukitan Desa Kragilan dan kondisi risikonya.
1. Pertanyaan untuk mengetahui macam-macam risiko usahatani padi di daerah
perbukitan Desa Kragilan.
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang diinginkan dan alasannya!
No Jenis Risiko Jawaban
1. Risiko yang bersumber dari produksi
a. Perubahan iklim/cuaca yang ekstrem
b. Bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan)
c. Gangguan organisme pengganggu tanaman (hama,
penyakit dan gulma)
Alasannya:
2. Risiko yang bersumber dari pasar/harga
a. Harga jual gabah/beras fluktuatif/naik-turun
b. Harga input (pupuk, bibit/benih, dan pestisida) yang
mahal
c. Permintaan pasar terhadap beras berkurang
Alasannya:
3. Risiko yang bersumber dari institusi
a. Tidak adanya penyuluh pertanian yang bertugas di Desa
Kragilan.
b. Kebijakan pemerintah yang kurang memihak kepada
petani kecil/rakyat.
c. Lambannya pembangunan/fasilitasi pertanian yang
dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan irigasi,
jalan, gudang dll.
Alasannya:
4. Risiko yang bersumber dari manusia
a. Kerusakan alat-alat produksi (cangkul, traktor, sabit,
mesin perontok, dll) karena pengunaan yang terus
menerus.
b. Kesehatan petani yang terganggu sehingga membuat
produksi usahataninya menjadi lambat/terbengkalai
c. Hilangnya alat produksi pertanian karena dicuri atau
terkena kebakaran.
d. Berkurangnya tenaga kerja dalam kegiatan produksi
seperti menanam dan memanen dll.
Alasannya:
5. Risiko yang bersumber dari keuangan
a. Modal yang dimiliki untuk usahatani padi sedikit
b. Tidak adanya koperasi yang memberikan pinjaman
modal untuk usahatani/petani.
c. Pengeluaran kebutuhan rumah tangga yang besar,
sehingga menghambat untuk melakukan usahatani.
d. Pinjaman di Bank yang sulit dikarenakan (suku bungan
pinjaman yang tinggi)
Alasannya:
2. Pertanyaan untuk mengetahui kondisi risiko dalam usahatani padi
No Jenis pengeluaran Satuan
(kg)
Nilai
Harga/kg
Jumlah
1. Benih/bibit
2. Pupuk
a. Urea
b. SP36
c. KCl
d. NPK
e. Pupuk Kandang
f. Lainnya sebutkan
3. Pestisida
a.
b.
c.
d.
4. Tenaga Kerja
Jumlah Orang Upah/hari Hari Kerja Total
Pria:
Wanita :
Jumlah total upah
5. Biaya Sewa Lahan (jika ada)
6. Biaya Pengolahan Lahan (traktor)
7. Biaya Lainnya (jika ada)
Sebutkan:
a.
b.
c.
8. Hasil Produksi satu musim tanam
9. Harga jual gabah/padi per (kg)
D. Pertanyaan untuk mengetahui pemahaman petani padi tentang risiko dan persepsi
tantang baik buruknya risiko menurut petani padi di daerah perbukitan Desa
Kragilan.
1. Pertanyaan untuk mengetahui persepsi petani padi tentang risiko
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang diinginkan!
No Keterangan Jawaban
1. Risiko menurut persepsi petani
a. Semua hal yang dapat menyebabkan kerugian pada
usahatani padi
b. Semua faktor yang menyebabkan kerugian namun
sebagian faktor bisa di mengurangi keuntungan
c. Konsekuensi yang menjadi beban petani jika melakukan
usahatani padi seperti, harga input, output, sarana
produksi dll.
Alasannya
2. Usahatani padi yang dikatakan gagal menurut persepsi petani
a. Produksi padi yang dihasilkan relatif rendah
b. Harga jual gabah yang relatif rendah, mendekati titik
impas (tidak untung, tidak rugi)
c. Kerusakan padi secara total akibat hama dan penyakit
Alasannya
3. Tingkat risiko produktivitas usahatani padi menurut persepsi petani
a. Tinggi (> 65% gagal panen)
b. Sedang (20-65% gagal panen)
c. Rendah (< 20% gagal panen)
Alasannya
4. Meskipun berusahatani di daerah yang permukaan tanahnya tidak rata
dianggap berisiko, petani tetap mengusahakan usahatani tersebut
karena
a. Dampak risiko masih bisa diterima dengan melakukan
berbagai pencegahan atau masih bisa di kurangi
b. Usahatani tetap dijalankan karena usahatani padi lebih
manguntungkan dibandingkan usahtani lainnya
c. Usahatani lain lebih banyak risiko bila dilakukan
daripada usahtani padi
d. Tidak ada pilihan lain, sehingga usahatani padi di
daerah perbukitan tetap dilakukan meski harus
menanggung risiko seperti kekeringan.
Alasannya
2. Persepsi tentang baik buruknya risiko menurut petani padi di daerah perbukitan
Desa Kragilan.
Isilah daftar pernyataan dengna cara mencentang (√) pada tabel yang di
sediakan:
a. Bencana kekeringan sangat mengganggu usahatani petani padi
Sangat mengganggu Skor 3 Kerusakan padi > 50% total tanam
Stabil Skor 2 Kerusakan padi 50-20% total tanam
Tidak mengganggu Skor 1 Kerusakan padi < 20% total tanam
Alasannya:
b. Pengairan untuk usahatani padi merupakan hambatan bagi petani padi di
daerah perbukitan di Desa Kragilan.
Sangat sulit Skor 3 Saluran air masih berupa tanah
Cukup sulit Skor 2 Saluran air sebagian sudah beton
Tidak sulit Skor 1 Saluran air sudah beton semuanya
Alasannya:
c. Harga padi yang fluktuatif (berubah-ubah) mempengaruhi petani dalam
berusahatani padi.
Sangat berpengaruh Skor 3 Harga padi di atas normal
Cukup berpengaruh Skor 2 Harga padi kadang berubah-ubah
Tidak berpengaruh Skor 1 Harga stabil (tetap)
Alasannya:
d. Harga input yang mahal mengganggu petani dalam berusahatani padi.
(input: pupuk, obat, bibit, petisida dll)
Sangat mengganggu Skor 3 Harga input naik
Cukup mengganggu Skor 2 Harga input naik-turun
Tidak mengganggu Skor 1 Harga input stabil (tetap)
Alasannya:
e. Modal yang sedikit menyulitkan petani dalam melakukan usahatani
padinya. (pembiayaan segala proses produksi).
Sangat menyulitkan Skor 3 Modal usaha ≤ Rp 500.000
Cukup menyulitkan Skor 2 Modal usaha Rp 600.000-1.000.000
Tidak menyulitkan Skor 1 Modal usaha > Rp 1.000.000
Alasannya:
f. Kerusakan/kekurangan alat produksi menjadi hambatan untuk melakukan
usahatani padi (lebih kepada pengolahan lahan).
Sangat berpengaruh Skor 3 Produksi usahatani menjadi lama
Cukup berpengaruh Skor 2 Kesulitan produksi usahatani
Tidak berpengaruh Skor 1 Produksi usahatani tetap berjalan
Alasannya:
g. Kondisi lahan yang tidak rata menjadi permasalah dalam berusahatani padi.
(lebih kepada pengolahan lahan).
Sangat bermasalah Skor 3 Kemiringan lahan lebih dari 30o
Cukup bermasalah Skor 2 Kemiringan lahan 20o – 30
o
Tidak berpengaruh Skor 1 Kemiringan lahan kurang dari 20o
Alasannya:
h. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mempengaruhi hasil produksi
padi petani.
Sangat berpengaruh Skor 3 Kerusakan padi lebih dari 60%
Cukup berpengaruh Skor 2 Kerusakan padi 20-60%
Tidak berpengaruh Skor 1 Kerusakan kurang dari 20%
Alasannya:
i. Pengolahan lahan yang sulit menjadi masalah bagi petani.
Sangat sulit Skor 3 Lahan sangat kekurangan air
Cukup sulit Skor 2 Lahan mempunyai air yang cukup
Tidak sulit Skor 1 Lahan sangat dipenuhi air
Alasannya:
j. Kekurangan tenaga kerja menjadi hambatan bagi petani dalam mejalankan
usahataninya
Sangat menghambat Skor 3 Membuat produksi menjadi lama
Cukup menghambat Skor 2 Produksi berjalan dengan baik
Tidak menghambat Skor 1 Kekurangan TK tidak menghambat
Alasannya:
E. Pertanyaan untuk mengetahui cara petani dalam menghadapi risiko usahatani padi
di daerah perbukitan.
Bagaimana cara saudara menangani risiko usahatani pada daerah tempat tinggal
saudara?
Sebelum Terjadi Risiko
Membuat perencanaan sebelum melakukan usahatani padi bersama
kelompok tani dan penyuluh, agar petani siap jika terjadi masalah/risiko
Membuat prediksi dengan patokan musim guna untuk menghindari
kekeringan
Mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi penggunaan pupuk
yang dibeli dan beralih ke pupuk organik yang tersedia
Membuat persiapan seperti mempersiapkan segala faktor penunjang
produksi usahatani padi (contoh: pengolahan lahan, irigasi dll)
Alasannya;
Dalam Masa Produksi
Metode penanaman seperti jarak tanam padi
Penggunaan Pupuk yang digunakan antara musim kering dan penghujan
Pengendalian hama dengan menggunakan pestisida
Perawatan irigasi secara terus menerus agar terhindar dari kekeringan
Alasannya;
Setelah Mengalami Risiko
Tetap melanjutkan usahatani padi sampai masa panen, walau produksi
padi tidak sesuai dengan yang diharapkan
Tetap melanjutkan usahatani padi, disamping itu juga mencari pekerjaan
lain guna untuk medapatkan pendapatan tambahan
Berpindah melakukan usahatani lainnya seperti (sayur-sayuran, umbi-
umbian, dll)
Mencari solusi dengan cara bertanya kepada penyuluh pertanian setempat
tentang bagaimana cara mengatasi risiko/permasalahan yang ada
Alasannya;
2017
Petani Responden
(..................................)
Lampiran 2. Identitas Responden
1 Ahmad Zamzani L 32 3 SMA 0.2 Perangkat Desa Buruh
2 Abdul Kholim L 40 5 SMP 0.25 Petani Dagang
3 Ahmad Khalimi L 43 4 SD 0.67 Petani Ternak Itik
4 Ali Suwoto L 41 3 SMP 0.1 Petani Ternak Itik
5 Ahmad Tauhid L 51 7 SD 0.05 Petani Tukang Batu
6 Hadi Suparno L 53 5 SMA 0.23 Pedagang Petani
7 Jamro L 55 3 SMA 0.13 Petani Tukang Kayu
8 Heriyanto L 39 3 SMP 0.09 Petani Buruh Tani
9 Daryadi L 31 5 SMA 0.7 Petani Tukang Kayu
10 Bisri Mustofa L 41 5 SMP 0.06 Petani Traktor
11 Basroni L 52 3 SMA 0.62 Petani Ternak Itik
12 Bakri L 55 3 SD 0.13 Petani Buruh Tani
13 Japar L 56 4 SMP 0.15 Petani Tukang Batu
14 Karsono L 56 3 SMP 0.26 Petani Pedagang
15 Maesaroh L 46 5 SMP 0.19 Petani Buruh Tani
16 Mahmud L 64 2 SD 0.11 Petani Buruh
17 Maryono L 61 2 SD 0.64 Petani Ternak Kambing
18 Miftahudin L 59 3 SD 0.11 Petani Tukang Batu
19 Mudasin L 61 5 SD 0.62 Petani Dagang
20 Muharis L 28 3 SD 0.07 Petani Tukang Batu
21 Sumarjo L 52 3 SMA 0.53 Perangkat Desa Buruh Tani
22 Mulyono L 50 3 SMP 0.49 Petani Tukang Batu
23 Nowawi L 56 3 SMA 0.27 Perangkat Desa Petani
24 Muhlasin L 48 4 SMA 0.13 Petani Buruh Tani
25 Suwardi L 34 2 SMP 0.34 Perangkat Desa Petani
26 Sariman L 38 3 SMP 0.19 Petani Buruh Tani
27 Sisyono L 50 5 SD 0.64 Petani Ternak Itik
28 Sunarto L 45 3 SMP 0.04 Petani Ternak Itik
29 Syaiful Rodhi L 46 3 SMP 0.25 Petani Buruh Tani
30 Tarsiman L 35 2 SD 0.5 Petani Buruh
31 Tri Ardani L 37 3 SMP 0.2 Petani Buruh Tani
32 Yasak L 65 3 SD 0.06 Petani Buruh Tani
33 Wariso L 55 4 SD 0.68 Petani Ternak Sapi
34 Zainur Wakhid L 40 3 SMP 0.21 Petani Buruh
35 Purwadi L 52 3 SD 0.16 Petani Buruh
36 Prasetyanto L 57 4 SD 0.06 Petani Tukang Kayu
48 4 0.3
No NamaJenis
Kelamin
Umur
(th)
Jumlah Tanggungan
Keluarga (orang)Pendidikan
Pekerjaan
Pokok
Pekerjaan
Sampingan
Rata-rata
Luas
Lahan (ha)
Lampiran 3. Analisis Penggunaan Benih
1 Ahmad Zamzani Ciherang 10 12000 120000
2 Abdul Kholim Ciherang 10 12000 120000
3 Ahmad Khalimi Ciherang 6 12000 72000
4 Ali Suwoto Ciherang 8 12000 96000
5 Ahmad Tauhid Ciherang 5 12000 60000
6 Hadi Suparno Ciherang 12 12000 144000
7 Jamro Ciherang 8 12000 96000
8 Heriyanto Ciherang 7 12000 84000
9 Daryadi Cianjur 20 17000 340000
10 Bisri Mustofa Ciherang 7 12000 84000
11 Basroni Cianjur 15 17000 255000
12 Bakri Ciherang 8 12000 96000
13 Japar Ciherang 9 12000 108000
14 Karsono Cianjur 10 17000 170000
15 Maesaroh Ciherang 8 12000 96000
16 Mahmud Ciherang 8 12000 96000
17 Maryono Ciherang 15 12000 180000
18 Miftahudin Ciherang 7 12000 84000
19 Mudasin Cianjur 17 17000 289000
20 Muharis Ciherang 6 12000 72000
21 Sumarjo Ciherang 15 13000 195000
22 Mulyono Ciherang 14 12000 168000
23 Nowawi Ciherang 10 12000 120000
24 Muhlasin Ciherang 8 12000 96000
25 Suwardi Ciherang 13 12000 156000
26 Sariman Ciherang 8 12000 96000
27 Sisyono Cianjur 16 17000 272000
28 Sunarto Ciherang 6 12000 72000
29 Syaiful Rodhi Ciherang 10 12000 120000
30 Tarsiman Cianjur 15 17000 255000
31 Tri Ardani Ciherang 10 12000 120000
32 Yasak Ciherang 7 12000 84000
33 Wariso Cianjur 18 17000 306000
34 Zainur Wakhid Ciherang 10 12000 120000
35 Purwadi Ciherang 8 12000 96000
36 Prasetyanto Ciherang 6 12000 72000
370 468000 5010000
10.3 13000 139166.6667
Total Harga
Benih (Rp)No Nama
Nama
Benih
Jumlah
(kg)
Harga per
Kg (Rp)
Jumlah
Rata-rata
Lampiran 3. Analisis Penggunaan Pupuk
Lampiran 4. Analisis Penggunaan Pupuk
Kg Harga Per kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp)
1 Ahmad Zamzani 45 2000 90000 30 2500 75000 0 0 0 0 0 0 50 1500 75000 35 3000 105000 345000
2 Abdul Kholim 50 2000 100000 35 2500 87500 0 0 0 0 0 0 45 1500 67500 32 3000 96000 351000
3 Ahmad Khalimi 30 2000 60000 32 2500 80000 30 3000 90000 0 0 0 30 1500 45000 0 0 0 275000
4 Ali Suwoto 40 2000 80000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 47 1500 70500 0 0 0 150500
5 Ahmad Tauhid 0 0 0 40 2500 100000 0 0 0 0 45 1500 67500 0 0 0 167500
6 Hadi Suparno 35 2000 70000 0 0 0 34 3000 102000 30 1000 30000 36 1500 54000 0 0 0 256000
7 Jamro 45 2000 90000 30 2500 75000 0 0 0 30 1000 30000 40 1500 60000 0 0 0 255000
8 Heriyanto 30 2000 60000 0 0 0 0 0 0 35 1000 35000 40 1500 60000 0 0 0 155000
9 Daryadi 50 2000 100000 0 0 0 45 3000 135000 0 0 0 50 1500 75000 40 3000 120000 430000
10 Bisri Mustofa 40 2000 80000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 56 1500 84000 0 0 0 164000
11 Basroni 60 2000 120000 50 2500 125000 30 3000 90000 35 1000 35000 56 1500 84000 0 0 0 454000
12 Bakri 0 0 0 50 2500 125000 0 30 1000 30000 50 1500 75000 0 0 0 230000
13 Japar 0 0 0 45 2500 112500 20 3000 60000 0 0 0 45 1500 67500 0 0 0 240000
14 Karsono 0 0 0 40 2500 100000 30 3000 90000 0 0 0 50 1500 75000 31 3000 93000 358000
15 Maesaroh 30 2000 60000 40 2500 100000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 3000 90000 250000
16 Mahmud 40 2000 80000 35 2500 87500 0 0 0 45 1000 45000 0 0 0 20 3000 60000 272500
17 Maryono 0 0 0 30 2500 75000 40 3000 120000 45 1000 45000 60 1500 90000 35 3000 105000 435000
18 Miftahudin 30 2000 60000 0 0 0 0 0 0 30 1000 30000 50 1500 75000 30 3000 90000 255000
19 Mudasin 47 2000 94000 40 2500 100000 0 0 0 60 1000 60000 30 1500 45000 45 3000 135000 434000
20 Muharis 50 2000 100000 0 0 0 35 3000 105000 30 1000 30000 0 0 0 0 0 0 235000
21 Sumarjo 0 0 0 55 2500 137500 0 0 0 43 1000 43000 50 1500 75000 30 3000 90000 345500
22 Mulyono 0 0 0 35 2500 87500 30 3000 90000 0 0 0 45 1500 67500 35 3000 105000 350000
23 Nowawi 0 0 0 48 2500 120000 30 3000 90000 50 1000 50000 0 0 0 0 0 0 260000
24 Muhlasin 0 0 0 50 2500 125000 0 0 0 50 1000 50000 50 1500 75000 0 0 0 250000
25 Suwardi 0 0 0 40 2500 100000 0 0 0 0 0 0 40 1500 60000 39 3000 117000 277000
26 Sariman 45 2000 90000 40 2500 100000 0 0 0 30 1000 30000 35 1500 52500 0 0 0 272500
27 Sisyono 55 2000 110000 45 2500 112500 35 3000 105000 47 1000 47000 40 1500 60000 0 0 0 434500
28 Sunarto 35 2000 70000 30 2500 75000 0 0 0 0 0 0 60 1500 90000 0 0 0 235000
29 Syaiful Rodhi 40 2000 80000 0 0 0 0 0 0 55 1000 55000 60 1500 90000 0 0 0 225000
30 Tarsiman 30 2000 60000 30 2500 75000 40 3000 120000 35 1000 35000 45 1500 67500 0 0 0 357500
31 Tri Ardani 48 2000 96000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 1500 75000 33 3000 99000 270000
32 Yasak 44 2000 88000 0 0 0 30 3000 90000 0 0 0 50 1500 75000 0 0 0 253000
33 Wariso 60 2000 120000 45 2500 112500 0 0 0 0 0 0 50 1500 75000 48 3000 144000 451500
34 Zainur Wakhid 40 2000 80000 37 2500 92500 30 3000 90000 0 0 0 52 1500 78000 0 0 0 340500
35 Purwadi 0 0 0 44 2500 110000 0 0 0 50 1000 50000 43 1500 64500 0 0 0 224500
36 Prasetyanto 0 0 0 39 2500 97500 0 0 0 0 0 38 1500 57000 30 3000 90000 244500
Jumlah 1019 48000 2038000 1035 65000 2587500 459 42000 1377000 730 18000 730000 1488 48000 2232000 513 45000 1539000 10503500
Rata-rata 28.31 1333.33 56611.11 28.75 1805.56 71875.00 13.50 1235.29 38250.00 20.86 500.00 20277.78 41.33 1333.33 62000.00 14.25 1250.00 42750.00 291763.89
Total Biaya
Pupuk (Rp)No Nama
Jenis Pupuk
Urea SP-36 Phonska Petroganik Kandang NPK
Lampiran 4. Analisis Penggunaan Pestisida
Lampiran 5. Analisis Penggunaan Pestisida
Bungkus Harga/Bungkus Jumlah (Rp) Botol Harga/botol Jumlah (Rp) Botol Harga/botol Jumlah (Rp) Botol Harga/botol Jumlah (Rp) Bungkus Harga/bungkus Jumlah (Rp)
1 Ahmad Zamzani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 40000 80000 2 35000 70000 150000
2 Abdul Kholim 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 2 35000 70000 145000
3 Ahmad Khalimi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 40000 80000 1 35000 35000 115000
4 Ali Suwoto 1 24000 24000 0 0 0 2 35000 70000 0 0 0 0 0 0 94000
5 Ahmad Tauhid 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 2 40000 80000 0 0 0 115000
6 Hadi Suparno 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 2 35000 70000 145000
7 Jamro 2 25000 50000 1 20000 20000 2 35000 70000 0 0 0 0 0 0 140000
8 Heriyanto 1 25000 25000 2 20000 40000 1 35000 35000 0 0 0 0 0 0 100000
9 Daryadi 3 25000 75000 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 0 0 0 150000
10 Bisri Mustofa 2 25000 50000 1 20000 20000 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 105000
11 Basroni 0 0 0 2 20000 40000 0 0 0 1 40000 40000 0 0 0 80000
12 Bakri 2 25000 50000 1 20000 20000 1 35000 0 0 0 0 0 0 105000
13 Japar 2 25000 50000 0 0 0 0 0 0 1 40000 40000 0 0 0 90000
14 Karsono 2 25000 50000 1 20000 20000 1 35000 35000 0 0 0 0 105000
15 Maesaroh 0 0 0 1 20000 20000 0 0 0 2 40000 80000 0 0 0 100000
16 Mahmud 1 25000 25000 0 0 0 0 0 2 35000 70000 95000
17 Maryono 1 25000 25000 3 2000 6000 0 0 0 2 40000 80000 0 0 0 111000
18 Miftahudin 3 25000 75000 1 20000 20000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 95000
19 Mudasin 2 25000 50000 2 20000 40000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90000
20 Muharis 1 25000 25000 1 20000 20000 1 35000 35000 0 0 0 0 0 0 80000
21 Sumarjo 2 25000 50000 1 20000 20000 1 35000 35000 1 40000 40000 0 0 0 145000
22 Mulyono 0 0 0 0 0 0 2 35000 70000 1 40000 40000 1 35000 35000 145000
23 Nowawi 0 0 0 1 20000 20000 0 0 0 1 40000 40000 1 35000 35000 95000
24 Muhlasin 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 0 0 0 75000
25 Suwardi 0 0 0 1 20000 20000 1 35000 35000 0 0 0 1 35000 35000 90000
26 Sariman 1 25000 25000 3 20000 60000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85000
27 Sisyono 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 2 40000 80000 1 35000 35000 150000
28 Sunarto 2 25000 50000 1 20000 20000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70000
29 Syaiful Rodhi 1 25000 25000 3 20000 60000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85000
30 Tarsiman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 40000 80000 2 35000 70000 150000
31 Tri Ardani 0 0 0 2 20000 40000 1 35000 35000 0 0 0 0 0 0 75000
32 Yasak 1 25000 25000 0 0 0 1 35000 35000 0 0 0 1 35000 35000 95000
33 Wariso 3 25000 75000 0 0 0 0 0 0 1 40000 40000 0 0 0 115000
34 Zainur Wakhid 1 25000 25000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 35000 70000 95000
35 Purwadi 0 0 0 0 0 0 2 35000 70000 1 40000 40000 0 0 0 110000
36 Prasetyanto 2 25000 50000 1 20000 20000 0 0 0 2 40000 80000 0 0 0 150000
36 524000 899000 29 362000 526000 22 595000 770000 27 760000 1080000 19 455000 665000 3940000
1.95 28324.32 48594.59 1.61 20111.11 28432.43 1.19 33055.56 41621.62 1.54 43428.57 58378.38 1.03 24594.59 35945.95 109444.44
Fastac Roundup Sidametrhrin Topdor
Jumlah
Rata-rata
Total (Rp)No Nama
Pestisida
Avidor
Lampiran 6. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Upah Total Upah Total Upah Total Upah Total
Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp)
1 0 0 0 0 45000 0 1 1 1 2 45000 90000 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 157500
2 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000
3 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 90000
4 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 112500
5 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 112500
6 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 1 2 0.5 1.5 45000 67500 135000
7 0 0 0 0 45000 0 0 1 1.5 1.5 45000 67500 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 135000
8 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500
9 0 0 0 0 45000 0 1 1 1 2 45000 90000 1 1 1 2 45000 90000 1 1 1 2 45000 90000 270000
10 0 0 0 0 45000 0 1 0 0.5 0.5 45000 22500 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 90000
11 0 0 0 0 45000 0 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 0 2 2 45000 90000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 225000
12 0 0 0 0 45000 0 0 1 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 135000
13 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 135000
14 0 0 0 0 45000 0 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 90000
15 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 2 0.5 1.5 45000 67500 135000
16 0 0 0 0 45000 0 0 0 0 0 45000 0 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 67500
17 0 0 0 0 45000 0 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 157500
18 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500
19 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 1 0.5 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000
20 0 0 0 0 45000 0 1 0 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500
21 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 0 1 2 2 45000 90000 1 1 0.75 1 45000 45000 180000
22 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 1 0.75 1 45000 45000 157500
23 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 2 45000 90000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 202500
24 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000
25 0 0 0 0 45000 0 1 0 2.5 2.5 45000 112500 1 0 2 2 45000 90000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 270000
26 0 0 0 0 45000 0 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 157500
27 0 0 0 0 45000 0 1 1 1.5 3 45000 135000 0 1 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 270000
28 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 90000
29 0 0 0 0 45000 0 0 1 1.5 3 45000 135000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 225000
30 0 0 0 0 45000 0 0 1 2.5 2.5 45000 112500 1 0 2 2 45000 90000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 270000
31 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 0 1 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000
32 0 0 0 0 45000 0 0 1 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500
33 0 0 0 0 45000 0 1 1 1.2 2.5 45000 112500 0 1 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 247500
34 0 0 0 0 45000 0 0 1 1.5 1.5 45000 67500 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 157500
35 0 0 0 0 45000 0 0 1 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500
36 0 0 0 0 45000 0 1 1 1 2 45000 90000 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 1 1 2 45000 90000 202500
Jumlah 0 0 0 0 1620000 0 23 23 34.2 47 1620000 2115000 28 10 32.5 34 1620000 1530000 36 18 34.5 47 1620000 2115000 5760000
Rata-rata 0 0 0 0 45000 0 0 0 0.95 1.305556 45000 58750 0 0 0.902778 0.944444 45000 42500 0 0 0.958333 1.305556 45000 58750 160000
Jumlah Total
(Rp)
Pemupukan dan Perawatan
TKHari HKO
No
Pemanenan
TKHari HKO
Pengolahan Lahan
TKHari HKO
Penanaman
TKHari HKO
Lampiran 7. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga
Upah Total Upah Total Harga/kg Total Upah
Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0 150000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 143 3700 528571 768571
2 0 150000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 114 3700 422857 662857
3 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 214 3700 792857 1012857
4 0 130000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 93 3700 343571 518571
5 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 121 3700 449286 594286
6 0 150000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 136 3700 502143 742143
7 0 130000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 143 3700 528571 703571
8 0 100000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 171 3700 634286 824286
9 0 150000 1 2 1.5 4.5 45000 202500 0 0 0 0 0 0 189 3700 697714 1050214
10 0 100000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 136 3700 502143 692143
11 0 150000 1 2 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 129 3700 475714 760714
12 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 100 3700 370000 590000
13 0 130000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 186 3700 687143 862143
14 0 150000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 157 3700 581429 821429
15 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 121 3700 449286 669286
16 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 114 3700 422857 642857
17 0 150000 1 2 1.5 4.5 45000 202500 0 0 0 0 0 0 96 3700 354143 706643
18 0 130000 1 1 1.5 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 111 3700 412286 677286
19 0 150000 0 3 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 107 3700 396429 681429
20 0 150000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 123 3700 454571 649571
21 0 150000 1 2 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 136 3700 502143 787143
22 0 150000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 129 3700 475714 715714
23 0 150000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 140 3700 518000 713000
24 0 150000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 77 3700 285429 480429
25 0 150000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 129 3700 475714 715714
26 0 130000 1 1 0.5 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 81 3700 301286 476286
27 0 150000 1 2 1.5 4.5 45000 202500 0 0 0 0 0 0 207 3700 766429 1118929
28 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 86 3700 317143 462143
29 0 150000 1 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 100 3700 370000 565000
30 0 150000 1 2 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 119 3700 438714 723714
31 0 150000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 93 3700 343571 538571
32 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 109 3700 401714 546714
33 0 150000 0 2 1.5 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 143 3700 528571 813571
34 0 150000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 140 3700 518000 713000
35 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 159 3700 586714 806714
36 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 193 3700 713571 858571
Jumlah 0 4900000 24 43 38 71.5 1620000 3217500 0 0 0 0 0 0 4742.857 133200 17548571 25666071.43
Rata-rata 0 264864.865 0 0 1.055556 1.986111 45000 89375 0 0 0 0 0 0 131.75 3700 487460.32 712946.4286
Jumlah Total
(Rp)No
Hari HKOTK
Pengolahan Lahan
Borongan Total (Rp)TK Natura
(kg)
Penanaman Pemupukan Pamanenan
Hari HKO
Lampiran 8. Analisis Penyusutan Alat Pertanian/Musim Tanam (MT)
1 2 200000 3000 20 7000 3500 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14125
2 2 220000 3000 20 8000 4000 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14625
3 1 100000 2000 10 8000 4000 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14625
4 1 100000 2000 10 8000 4000 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15125
5 1 100000 2000 9 9111 4556 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15681
6 1 120000 2000 10 10000 5000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 16375
7 1 120000 2000 9 11333 5667 3 225000 3000 15 12000 6000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15792
8 1 135000 2000 9 13000 6500 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 17125
9 2 200000 3000 18 8111 4056 3 225000 3000 14 13071 6536 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 24466
10 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 6 12333 6167 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14847
11 2 200000 3000 18 8111 4056 2 150000 2000 14 8714 4357 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 22288
12 1 100000 2000 10 8000 4000 2 160000 2000 14 9429 4714 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 12839
13 1 100000 2000 10 8000 4000 2 160000 2000 15 8667 4333 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 12458
14 1 120000 2000 10 10000 5000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16625
15 1 120000 2000 9 11333 5667 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 17292
16 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 6 12333 6167 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14847
17 2 200000 3000 20 7000 3500 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14375
18 1 100000 2000 10 8000 4000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15625
19 2 200000 3000 18 8111 4056 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14931
20 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16181
21 2 200000 3000 16 9500 4750 3 225000 3000 13 14308 7154 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 25779
22 2 200000 3000 18 8111 4056 2 150000 2000 11 11636 5818 1 150000 5000 6 20000 10000 1 35000 500 4 8250 4125 23999
23 2 240000 3000 18 10333 5167 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 15542
24 1 100000 2000 8 10500 5250 1 75000 1000 6 11500 5750 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14875
25 2 200000 3000 20 7000 3500 1 75000 1000 6 11500 5750 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 13125
26 1 100000 2000 10 8000 4000 1 75000 1000 5 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15125
27 1 100000 2000 8 10500 5250 2 150000 2000 12 10500 5250 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14375
28 1 120000 2000 9 11333 5667 1 75000 1000 5 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16792
29 1 115000 2000 9 10778 5389 1 75000 1000 5 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16514
30 2 200000 3000 18 8111 4056 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14931
31 1 100000 2000 8 10500 5250 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16375
32 1 100000 2000 8 10500 5250 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16875
33 2 200000 3000 16 9500 4750 3 240000 3000 15 13000 6500 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 25125
34 1 135000 2000 10 11500 5750 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16875
35 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16181
36 1 100000 2000 10 8000 4000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15625
Jumlah 48 5045000 84000 442 331722 165861 61 4730000 61000 322 473992 236996 5 750000 25000 30 100000 50000 48 1680000 24000 192 291000 145500 598357
Rata-rata 0.00 140138.89 2333.33 12.28 9214.51 4607.25 0.00 131388.89 1694.44 8.94 13166.44 6583.22 0.00 20833.33 694.44 0.83 2777.78 1388.89 0.00 46666.67 666.67 5.33 8083.33 4041.67 16621.03
Total (Rp)No
RespondenJumlah
Barang
Harga/Buah
(Rp)
UE
(tahun)
Cangkul
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai Sisa
(Rp)
Penyusutan/MT
(Rp)
Harga/Buah
(Rp)
UE
(tahun)
Total/th
(Rp)
Jumlah
Barang
Total/th
(Rp)
Jumlah
Barang
Harga/Buah
(Rp)
UE
(tahun)
Total/th
(Rp)
Sabit
Penyusutan/
MT (Rp)
Penyemprot
Penyusutan/
MT (Rp)
Ember
Penyusutan/
MT (Rp)
Total/th
(Rp)
UE
(tahun)
Harga/Buah
(Rp)
Jumlah
Brang
Lampiran 9. Analisis Risiko Biaya
Benih Pupuk Pestisida TKLK Sewa Lahan Pajak Penyusutan Alat
1 120000 345000 150000 768571 1000000 14125 2397696 5748948163584
2 120000 351000 145000 662857 21000 14625 1314482 1727863303890
3 72000 275000 115000 1012857 14280 14625 1503762 2261300582290
4 96000 150500 94000 518571 8400 15125 882596 778976455727
5 60000 167500 115000 594286 6000 15681 958466 918657590423
6 144000 256000 145000 742143 19320 16375 1322838 1749899996290
7 96000 255000 140000 703571 10920 15792 1221283 1491532398714
8 84000 155000 100000 824286 7560 17125 1187971 1411274418001
9 340000 430000 150000 1050214 58800 24466 2053481 4216782392045
10 84000 164000 105000 692143 7200 14847 1067190 1138894665495
11 255000 454000 80000 760714 52080 22288 1624082 2637642291166
12 96000 230000 105000 590000 10920 12839 1044759 1091521965086
13 108000 240000 90000 862143 12600 12458 1325201 1756158195240
14 170000 358000 105000 821429 21840 16625 1492894 2228731215613
15 96000 250000 100000 669286 15960 17292 1148537 1319138115445
16 96000 272500 95000 642857 13200 14847 1134404 1286873263511
17 180000 435000 111000 706643 53760 14375 1500778 2252334176490
18 84000 255000 95000 677286 9240 15625 1136151 1290838445572
19 289000 434000 90000 681429 52080 14931 1561439 2438092147277
20 72000 235000 80000 649571 8400 16181 1061152 1126043533417
21 195000 345500 145000 787143 44520 25779 1542942 2380669099772
22 168000 350000 145000 715714 41160 23999 1443873 2084769306801
23 120000 260000 95000 713000 22680 15542 1226222 1503619575803
24 96000 250000 75000 480429 750000 14875 1666304 2776567592156
25 156000 277000 90000 715714 28560 13125 1280399 1639422330858
26 96000 272500 85000 476286 15960 15125 960871 923272529572
27 272000 434500 150000 1118929 53760 14375 2043564 4176152070470
28 72000 235000 70000 462143 4800 16792 860735 740863920478
29 120000 225000 85000 565000 21000 16514 1032514 1066084930748
30 255000 357500 150000 723714 42000 14931 1543145 2381296001138
31 120000 270000 75000 538571 16800 16375 1036746 1074843157156
32 84000 253000 95000 546714 5040 16875 1000629 1001258967429
33 306000 451500 115000 813571 57120 25125 1768316 3126942991556
34 120000 340500 95000 713000 25200 16875 1310575 1717606830625
35 96000 224500 110000 806714 13440 16181 1266835 1604870515055
36 72000 244500 150000 858571 7200 15625 1347896 1816824782156
Jumlah 5010000 10503500 3940000 25666071 1750000 802800 598356.9486 48270728.38 68886567917048
Rata-rata 139166.67 291763.89 109444.44 712946.43 875000 23611.76471 16621.02635 1340853.566 1913515775473.55
X2 (Rp)Total Biaya
(Rp)No
Biaya (Rp)
Analsis Risiko Biaya
S2
( )
S2
S2 =
S2
=
S2
= 118931132500
σ = √
σ = √
σ = 344864
KV = σ/Xr
KV = 344864 / 1340853.566
KV = 0.26
Lampiran 10. Analisis Penerimaan
1 Ahmad Zamzani 1000 7000 7000000
2 Abdul Kholim 860 7000 6020000
3 Ahmad Khalimi 1500 7000 10500000
4 Ali Suwoto 650 7000 4550000
5 Ahmad Tauhid 850 7000 5950000
6 Hadi Suparno 945 7000 6615000
7 Jamro 1000 6500 6500000
8 Heriyanto 1200 7000 8400000
9 Daryadi 1320 7000 9240000
10 Bisri Mustofa 950 7000 6650000
11 Basroni 900 7000 6300000
12 Bakri 700 7000 4900000
13 Japar 1300 7000 9100000
14 Karsono 1100 7000 7700000
15 Maesaroh 850 7000 5950000
16 Mahmud 800 7000 5600000
17 Maryono 1200 7000 8400000
18 Miftahudin 780 7000 5460000
19 Mudasin 750 7000 5250000
20 Muharis 855 7000 5985000
21 Sumarjo 950 7000 6650000
22 Mulyono 900 6500 5850000
23 Nowawi 985 7000 6895000
24 Muhlasin 545 7000 3815000
25 Suwardi 900 7000 6300000
26 Sariman 575 7000 4025000
27 Sisyono 1450 7000 10150000
28 Sunarto 600 7000 4200000
29 Syaiful Rodhi 700 7000 4900000
30 Tarsiman 832 7000 5824000
31 Tri Ardani 654 7000 4578000
32 Yasak 765 7000 5355000
33 Wariso 1000 6500 6500000
34 Zainur Wakhid 980 6500 6370000
35 Purwadi 1115 7000 7805000
36 Prasetyanto 1350 7000 9450000
Jumlah 33811 250000 234737000
Rata-rata 939 6944 6520472
Penerimaan
(Rp)No
Nama
Responden
Hasil
Produksi
(Kg)
Harga per Kg
(Rp)
Lampiran 11. Analisis Risiko Pendapatan
Benih Pupuk Pestisida TKLK Sewa Lahan Pajak Penyusutan Alat
1 120000 345000 150000 768571 1000000 14125 2397696 7000000 4602304 500000 5102304 26033501735012.7
2 120000 351000 145000 662857 21000 14625 1314482 6020000 4705518 1300000 6005518 36066244732461.7
3 72000 275000 115000 1012857 56280 14625 1545762 10500000 8954238 200000 9154238 83800070745147.5
4 96000 150500 94000 518571 8400 15125 882596 4550000 3667404 150000 3817404 14572570027155.6
5 60000 167500 115000 594286 6000 15681 958466 5950000 4991534 300000 5291534 28000329217407.6
6 144000 256000 145000 742143 19320 16375 1322838 6615000 5292162 5292162 28006980146290.3
7 96000 255000 140000 703571 10920 15792 1221283 6500000 5278717 1000000 6278717 39422285970142.9
8 84000 155000 100000 824286 7560 17125 1187971 8400000 7212029 300000 7512029 56430583989429.1
9 340000 430000 150000 1050214 58800 24466 2053481 9240000 7186519 1000000 8186519 67019100614267.0
10 84000 164000 105000 692143 7200 14847 1067190 6650000 5582810 500000 6082810 37000576530574.6
11 255000 454000 80000 760714 52080 22288 1624082 6300000 4675918 200000 4875918 23774576497515.0
12 96000 230000 105000 590000 10920 12839 1044759 4900000 3855241 250000 4105241 16853001322229.1
13 108000 240000 90000 862143 12600 12458 1325201 9100000 7774799 250000 8024799 64397395933334.7
14 170000 358000 105000 821429 21840 16625 1492894 7700000 6207106 1300000 7507106 56356646929898.5
15 96000 250000 100000 669286 15960 17292 1148537 5950000 4801463 200000 5001463 25014628329730.7
16 96000 272500 95000 642857 13200 14847 1134404 5600000 4465596 500000 4965596 24657140009542.9
17 180000 435000 111000 706643 53760 14375 1500778 8400000 6899222 1500000 8399222 70546932605061.7
18 84000 255000 95000 677286 9240 15625 1136151 5460000 4323849 300000 4623849 21379982217000.5
19 289000 434000 90000 681429 52080 14931 1561439 8050000 6488561 750000 7238561 52396763512356.3
20 72000 235000 80000 649571 8400 16181 1061152 5985000 4923848 300000 5223848 27288588092940.4
21 195000 345500 145000 787143 44520 25779 1542942 6650000 5107058 5107058 26082044445926.0
22 168000 350000 145000 715714 41160 23999 1443873 5850000 4406127 400000 4806127 23098856518201.1
23 120000 260000 95000 713000 22680 15542 1226222 6895000 5668778 5668778 32135047792469.5
24 96000 250000 75000 480429 750000 14875 1666304 3815000 2148696 200000 2348696 5516374913584.2
25 156000 277000 90000 715714 28560 13125 1280399 6300000 5019601 5019601 25196391330857.7
26 96000 272500 85000 476286 15960 15125 960871 4025000 3064129 200000 3264129 10654539993857.7
27 272000 434500 150000 1118929 53760 14375 2043564 10150000 8106436 150000 8256436 68168742499041.3
28 72000 235000 70000 462143 4800 16792 860735 4200000 3339265 100000 3439265 11828547015715.7
29 120000 225000 85000 565000 21000 16514 1032514 4900000 3867486 250000 4117486 16953691875192.9
30 255000 357500 150000 723714 42000 14931 1543145 5824000 4280855 400000 4680855 21910405017010.7
31 120000 270000 75000 538571 16800 16375 1036746 4578000 3541254 200000 3741254 13996978285727.0
32 84000 253000 95000 546714 5040 16875 1000629 5355000 4354371 230000 4584371 21016454846000.5
33 306000 451500 115000 813571 57120 25125 1768316 6500000 4731684 4731684 22388829420127.0
34 120000 340500 95000 713000 25200 16875 1310575 6370000 5059425 500000 5559425 30907206330625.0
35 96000 224500 110000 806714 13440 16181 1266835 7805000 6538165 500000 7038165 49535768801563.1
36 72000 244500 150000 858571 7200 15625 1347896 9450000 8102104 1000000 9102104 82848289425012.7
Jumlah 5010000 10503500 3940000 25666071 1750000 844800 598356.9486 48312728.38 237537000 189224271.6 14930000 204154271.6 1261256067668410.0
Rata-rata 139166.67 291763.89 109444.44 712946.43 875000 24847.05882 16621.02635 1342020.233 6598250 5256229.767 481613 5670951.99 35034890768567.0
X2 (Rp)Pendapatan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)No
Penerimaan
(Rp)
Biaya (Rp) Pendapatan
Sampingan (Rp)
Jumlah Pendapatan
(X) (Rp)
Analsis Risiko Pendapatan
S2
( )
S2
S2 =
S2
=
S2
= 2957342709697
σ = √
σ = √
σ = 1719692.62
KV = σ/Xr
KV = 1719692.62 / 5670951.99
KV = 0.30
Lampiran 12. Analisis Risiko Produksi
1 1000 1000000
2 860 739600
3 1500 2250000
4 650 422500
5 850 722500
6 945 893025
7 1000 1000000
8 1200 1440000
9 1320 1742400
10 950 902500
11 900 810000
12 700 490000
13 1300 1690000
14 1100 1210000
15 850 722500
16 800 640000
17 1200 1440000
18 780 608400
19 1150 1322500
20 855 731025
21 950 902500
22 900 810000
23 985 970225
24 545 297025
25 900 810000
26 575 330625
27 1450 2102500
28 600 360000
29 700 490000
30 832 692224
31 654 427716
32 765 585225
33 1000 1000000
34 980 960400
35 1115 1243225
36 1350 1822500
Jumlah 34211 34581115
Rata-rata 950
NoHasil Produksi
(Kg) XX2 (kg)
Analisi Risiko Produksi
S2
( )
S2
S2 =
S2 =
S2 = 59149
σ = √
σ = √
σ = 243.2
KV = σ/Xr
KV = 243.2 / 950
KV = 0.26
Lampiran 13. Analisis Persepsi Risiko Usahatani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ahmad Zamzani 2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 22
2 Abdul Kholim 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 23
3 Ahmad Khalimi 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 24
4 Ali Suwoto 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 25
5 Ahmad Tauhid 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 25
6 Hadi Suparno 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 24
7 Jamro 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 25
8 Heriyanto 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 24
9 Daryadi 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 21
10 Bisri Mustofa 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 22
11 Basroni 1 3 2 3 2 3 2 3 1 2 22
12 Bakri 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 23
13 Japar 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 25
14 Karsono 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 25
15 Maesaroh 1 3 3 2 1 2 1 2 1 3 19
16 Mahmud 3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 24
17 Maryono 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 26
18 Miftahudin 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 26
19 Mudasin 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 24
20 Muharis 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 25
21 Sumarjo 2 3 3 3 1 2 2 3 3 2 24
22 Mulyono 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 25
23 Nowawi 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 26
24 Muhlasin 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 24
25 Suwardi 1 2 3 3 1 3 2 2 3 1 21
26 Sariman 1 3 2 3 3 3 3 2 3 1 24
27 Sisyono 1 2 2 3 1 2 1 3 3 1 19
28 Sunarto 3 2 2 2 3 2 1 2 3 3 23
29 Syaiful Rodhi 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 19
30 Tarsiman 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 26
31 Tri Ardani 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2 21
32 Yasak 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 23
33 Wariso 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 25
34 Zainur Wakhid 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 25
35 Purwadi 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 26
36 Prasetyanto 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
853
23.694Rata-rata Skor
Total
Nilai
No
RespondenNama Responden
Pertanyaan
Total Skor
Lampiran 13. Dokumentasi Wawancara Petani Responden
Lampiran 15. Surat Perizinan dari Pemerintah Kabupaten Purworejo
Lampiran 16. Kartu Bimbingan Skripsi