skripsi gambaran pengetahuan ibu tentang pijat bayi … · latar belakang: pijat bayi adalah...
TRANSCRIPT
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
1
SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
PIJAT BAYI DI KLINIK PERASIMALINGKAR B
TAHUN 2019
Oleh :
YUDI HARTATI MENDROFA
022016043
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTAELISABETH
MEDAN
2019
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
PIJAT BAYI DI KLINIK PERA SIMALINGKAR B
TAHUN 2019
UntukMemperolehGelar Ahli Madya Kebidanan
Dalam Program Studi Diplomas 3 Kebidanan
Pada SekolahTinggiIlmuKesehatan Santa Elisabeth Medan
Oleh :
YUDI HARTATI MENDROFA
022016043
PROGRAM STUDIDIPLOMA 3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTAELISABETH
MEDAN
2019
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth
Medan, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : YUDI HARTATI MENDROFA
NIM : 022015043
Program Studi : Diploma 3 Kebidanan
Jenis Karya : Skripsi
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas Royalti
Non-esklutif (Non-exclutive Royality Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul: “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Klinik Pera
Simalingkar B Tahun 2019 ”.
Dengan hak bebas royalti Non-eksklutif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengolah
dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta
dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Medan, 22 Mei 2019
Yang Menyatakan
(Yudi Hartati Mendrofa)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
ABSTRAK
Yudi Hartati Mendrofa ( 022016043)
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Klinik Pera Simalingkar B
Tahun 2019
Prodi : D3 Kebidanan 2019
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Tentan Pijat Bayi
(xviii+56+lampiran
Latar belakang: Pijat bayi adalah sentuhan kepada bayi dan memberikan pijatan
ringan yang memberikan rasa aman, nyaman. Pemijatan bayi dapat dilakukan oleh
ibu, ayah atau anggota keluarga, merupakan pijatan terbaik, terbukti dapat
menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan, bisa memenuhi
kebutuhan kasih sayang yang diberikan keluarganya melalui sentuhan pemijatan
kepada bayi akan menyebabkan berbagai perubahan positif pada bayi, sentuhan
itu akan membuat nyaman dan tenang. Dengan melakukan pemijatan yang benar,
bayi akan menunjukan peningkatan nafsu makan dan efektifitas dalam tidur.
Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan maret di Klinik Pera Diketahui bahwa
ibu sebagian besar ibu tidak mengetahui secara pasti tentang manfaat pijat bayi.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pijat
bayi di BPM Pera Simalingkar BMetode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah
bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel dengan Accidental sampling 2.
Lokasi penelitian ini di Klinik Pera Simalingkar B pada tahun 2019 maret-Mei
2019. Dengan responden 30 Alat ukur yang digunakan dengan kuesioner, tertutup
yang di Uji Validitas dengan Distribusi Frekuensi.Hasil Penelitian: Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 30 Responden Di Klinik Simalingkar B
terdapat Responden yang berpengetahuan baik 4 responden (13,3%), yang
berpengetahuan cukup 13 Responden (43,3%), Yang berpengetahuan kurang 13
responden (43,4%). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian Menunjukkan
bahwa sebagian besar Responden berpengetahuan cukup dan kurang (43,3%).
Daftar pustaka (2012-2018)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
ABSTRACT
YudiHartatiMendrofa (022016043)
The Description of Mother's Knowledge about Infant Massage at Pera
ClinicSimalingkar B Clinic 2019
Study Program: Midwifery D3 2019
Keywords: Mother's Knowledge Of Baby Massage
(xviii + 56 + attachments)
Background: Baby massage is a touch to the baby and provides a light massage
that gives a sense of security, comfort. Baby massage can be done by mother,
father or family member, is the best massage, proven to produce beneficial
physiological changes, being able to fulfill the loving needs of the family through
touching massage to the baby will cause a variety of positive changes in the baby,
the touch will make it comfortable and calm down. By doing the correct massage,
the baby will show an increase in appetite and sleep effectiveness. Based on a
preliminary study on March at Pera Clinic, it was found that most mothers did not
know for certain about the benefits of baby massage. Objective: To describe the
knowledge of mothers about infant massage at BPM PeraSimalingkar B.
Research Methods: This type of research is descriptive. The sampling technique is
accidental sampling 2. The location of this study is Pera ClinicSimalingkar B
from March to May 2019. The respondents are 30. Measuring instruments used
questionnairesclosed which are tested for validity with frequency distribution.
Research Results: The results showthat of 30 respondents atSimalingkar B Clinic
consist of 4 good knowledge respondents (13.3%), medium are 13 respondents
(43.3%), and less knowledgeable are 13 respondents (43.4%) ) Conclusion:
Based on the results of the study indicate that most of the respondents are
knowledgeable enough and lacking (43.3%).
Bibliography (2012-2018)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur Peneliti Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang telah melimpahkan Rahmat dan Berkat-Nya, sehingga Peneliti dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “GambaranPengetahuanIbuTentang
Pijat Bayi Di Klinik Pera Simalingkar B Tahun 2019”
Skripsi tentang GambaranPengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Klinik
Pera Tahun 2019 ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa Peneliti sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya
kepada :
1. Mestiana Br.Karo,M.Kep., DNSc selaku KetuaSTIKes Santa Elisabeth Medan
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan.
2. Mesria S.Tr.Keb selaku Pimpinan Klinik Kasih Ibu yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
3. Anita Veronika, S.SiT., M.KM sebagai Ketua Program Studi D3 Kebidanan
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan, juga selaku
Dosen Penguji II peneliti Yang telah memberikan banyak ilmu serta perbaikan
kepada peneliti dalam mengembangkan Skripsi ini.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
4. Oktafiana Manurung, S.ST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan
Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan kepada peneliti untuk menyelesaikan Skripsi ini.
5. Kepada Desriati Sinaga, SST,. M.Keb selaku dosen penguji I yang telah
memberi banyak ilmu serta perbaikan kepada peneliti dalam mengembangkan
Skripsi ini dan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staf dosen pengajar program studi D3 Kebidanan dan pegawai yang
telah memberi ilmu, nasehat dan bimbingan kepada peneliti selama menjalani
pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan.
7. Sr. Atanasia, FSE sebagai koordinator Asramadan ibu asrama unit Agnes
Sr.Flaviana, FSE sertai buat asrama lainnya yang senantiasa memberikan
motivasi, dukungan, moral, semangat serta mengingatkan kami untuk
berdoa/beribadah dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8. Teristimewa kepada Keluargaku Tercinta, Ayah ibu A/I Dirman Mendrofa,
seluruh keluargaku tercinta dan juga Orang yang kusayang yang telah
memberikan motivasi,dukungan moral, material, dan doa kepada peneliti
dalam menjalani studi di STIKes Santa Elisabeth Medan mengucapkan banyak
Terimakasih karena telah mendoakan dan membimbing peneliti agar dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Keluarga kecil yang berada di asrama Adek-ku dan Darak Nurhayanti Halawa
dan juga cucu-cucu aku yang telah memberikan motivasi dan dukungan
selama berada di asrama bersama-sama.Teman-teman ku Tersayang Yang
telah memberikan saya motivasi dan dukungan, Jernih Anugrah Zebua, Calvin
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Natalia Laia, Etsa Zebua dan juga kepada angel Murni hutabarat, Nita manik,
dan op. Indri Simatupang yang selalu bersama menjalani masa pendidikan di
STIKes Santa Elisabeth Medan, dan Teman-temanku Kamar 4 yang selalu
bersama dan juga memberikan semangat serta dukungan selama bersama di
Asrama.
10. Seluruh teman-teman Prodi D3 Kebidanan Angkatan XVI dan orang yang
selalu memberi semangat dukungan dan motivasi serta teman-teman yang
masih belum peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi,
dukungan, serta semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan baik.
Akhir kata peneliti mengucapkan Terimakasih kepada semua pihak, semoga
Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada peneliti dan peneliti berharapsemoga Skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Peneliti
(Yudi Hartati Mendrofa)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ..................................................................................... i
SAMPUL DEPAN ..................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iii
PERSETUJUAN ........................................................................................ iv
PENGESAHAN ......................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xvii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1.LatarBelakang ........................................................................... 1
1.2.RumusanMasalah ...................................................................... 7
1.3.Tujuan ........................................................................................ 7
1.3.1 Tujuanumum .................................................................... 7
1.3.2 Tujuankhusus.................................................................... 7
1.4 Manfaat ...................................................................................... 7
1.4.1 Manfaat teoritis .............................................................. 7
1.4.2 Manfaat praktis ............................................................... 8
BAB 2 TINAJUAN PUSTAKA ................................................................ 9
2.1. Pengetahuan ............................................................................ 9
2.1.1 Definisi Pengetahuan....................................................... 9
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ....................................................... 9
2.1.3 Cara memperoleh Pengetahuan ....................................... 11
2.1.4 Proses Perlakuan Tahu .................................................... 12
2.1.5 Faktor-faktor yang memperoleh pengetahuan................. 13
2.1.6 Kriteria Tingkat Pengetahuan.......................................... 14
2.2. Bayi .......................................................................................... 15
2.2.1 Pengertian ........................................................................ 15
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan .................................... 15
2.3. Pijat Bayi .................................................................................. 16
2.3.1 Pengertian pijat bayi ........................................................ 16
2.3.2 Manfaat pijat bayi............................................................ 18
2.3.3 Tehnik pijat bayi.............................................................. 21
BAB 3 KERANNGKA KONSEP ............................................................ 32
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 32
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................. 33
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 33
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................. 34
4.3 Variabel dan Definisi Operasionel ............................................ 35
4.4 Instrumen Penelitian .................................................................. 30
4.5 Tempat Penelitian ...................................................................... 36
4.6 Prosedur Pengambilan dan pengumpulan data .......................... 36
4.7 Kerangka Operasional ............................................................... 39
4.8 Analisa Data .............................................................................. 40
4.9 Etika Penelitian ......................................................................... 40
BAB 5 HASIL PENELITTIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 42
5.1. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 42
5.2. Hasil Penelitian ........................................................................ 42
5.2.1 Karakteristik Responden ................................................. 43
5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden ................................. 44
5.2.3 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Umur .................... 44
5.2.4 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan .............. 45
5.2.5 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ............ 45
5.2.6 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi 46
5.3 Pembahasan ............................................................................... 46
5.3.1 Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi ............................... 46
5.3.2 Pengetahuan Berdasarkan Umur ..................................... 47
5.3.3 Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan ............................... 49
5.3.4 Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ............................ 50
5.3.5 Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi ................. 52
BAB 6 KESIMPULAN ............................................................................. 54
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 54
6.2 Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 56
LAMPIRAN : 1. Surat Ijin Penelitian
2. Informed Consent
3. Alat Ukur
4. Data danHasil
\
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
DAFTAR GAMBAR
3.1 KerangkaKonsep ................................................................................... 32
4.7 KerangkaOperasionalPenelitian ............................................................ 39
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...........................................................................29
Tabel 5.2.1 Karakteristik Responden ..................................................................38
Tabel 5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden ..................................................39
Tabel 5.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur ..................39
Tabel 5.2.4 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan ............40
Tabel 5.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan ..........40
Tabel 5.2.6 Distribusi Pengetahaun Responden Berdasarkan Informasi ............41
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...........................................................................29
Tabel 5.2.1 Karakteristik Responden ..................................................................38
Tabel 5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden ..................................................39
Tabel 5.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur ..................39
Tabel 5.2.4 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan ............40
Tabel 5.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan ..........40
Tabel 5.2.6 Distribusi Pengetahaun Responden Berdasarkan Informasi ............41
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
DAFTAR ISTILAH
Kognitif : Pengetahuan
Synthesis : sintesis
Evaluation : Evaluasi
Trial and Error : Cara coba salah
Awareness : kesadaran
Interest : merasa tertarik
Informed Consent : Persetujuan
Anonimity : Tanpa nama
Confidentiality : Kerahasiaan
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan merupakan penentu seseorang untuk berprilaku, karena dari
pengetahuan lah seseorang akan menimbulkan sebuah perasaan atau pemikiran
yang ditunjukkan dengan perilaku baik itu positif maupun negatif (Adriyani, dkk,
2015)Faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memijat bayi selain
pendidikan, pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman, informasi,
kebudayaan dan dukungan keluarga (Kusbiantoro 2014).
Pengalaman seseorang berhubungan dengan pengetahuan, dimana
pengalaman yang banyak akan mendapatkan pengetahuan yang banyak pula.
Tidak adanya pengalaman dalam mengasuh anak menyebabkan ibu mudah
terpengaruh oleh orang yang dianggap penting untuk membentuk
perilaku.Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik,
dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi
ada dua, yaitu faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik merupakan faktor bawaan yang diturunkan melalui instruksi
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dan faktor
lingkungan yang merupakan faktor di sekeliling bayi yang menentukan tercapai
atau tidaknya potensi genetik.Banyak faktor yang menghambat perkembangan
tersebut, sehingga bayi tidak dapat mencapai potensi genetik yang seharusnya,
diantaranya adalah pemberian nutrisi dan stimulasi (Sulung dan Gayatri, 2015).
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan
terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang
nyaman dan aman antara ibu dan buah hatinnya. Sebenarnya, pijat bayi ini sudah
dikenal oleh berbagai bagsa dan kebudayaan di dunia ini sejak berabad-abad yang
lalu.Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan, terapi, dan
tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat
bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang orangtua
dengan buah hatinya, melalui sentuhan kulit yang berdampak luar biasa pada
perkembagan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak (Riksani 2018).
Faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan pijat bayi oleh ibu meliputi
faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya pendidikan, dengan
pendidikan yang tinggi ibu akan lebih paham tentang kesehatan bayinya, faktor
pengetahuan, dengan pengetahuan ibu yang luas akan berpengaruh pula pada
keinginan ibu untuk melakukan pijat bayi, selain itu ada pula faktor pekerjaan,
sikap dan presepsi yang dapat mempengaruhi ibu untuk melakukan pijat bayi.
Faktor eksternal meliputi faktor kebudayaan, ibu melakukan pijat bayi kepada
bayinya dikarenakan sudah menjadi sebuah kepercayaan dan tradisi tersendiri,
faktor lingkungan sosial serta dukungan keluarga juga berpengaruh pada minat
ibu untuk melakukan pijat bayi (Enidya, Santi, 2015).
Pijat bayi merupakan salah satu terapi sentuhan yang bisa memenuhi ketiga
kebutuhan pokok pada bayi karena dalam praktiknya pijat bayi ini mengandung
unsure sentuhan berupa kasih saying, suara atau bicara,kontak mata,gerakan dan
pijatan.Pijat bayi juga merupakan salah satu jenis stimulasi yang akan merangsang
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak.Stimulasi
merupakan hal yang penting tahapan pertumbuhan dalam perkembangan
danperkembangan anak.Seorang anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah
dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingka dengan anak lain yang
kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Riksani 2018).
Masyarakat indonesia sudah mengenal pijat bayi dari sejak jaman nenek
moyang dan ditularkan turun temurun. Pijat yang dilakukan dengan benar dan
sesuai dengan teknik dapat menimbulkan banyak manfaat salah satunya adalah
jika [emijatan dilakukan secara sering dapat menimbulkan rasa percaya diri yang
tinggi dan tidak mudah stres sehingga daya tahan tubuh juga akan meningkat
(Irmawati,2015). Pijat bayi dahulunya hanya dilakukan oleh dukun dan sekarang
juga bisa dilakukan oleh orang tua sendiri. Sentuhan pada pijat bayi yang
dilakukan oleh orang tua terutama ibu akan memberikan stimulasi pada panca
indra dan perkembangan otak.
Fakta dan kenyataan di masyarakat saat ini walaupun pijat bayi mempunyai
manfaat yang besar bagi bayi dan ibu bila dilakukan secara mandiri namun hal,ini
banyai ibu yang belum melakukan pijat bayi secara mandiri dikarenakan takut
salah dan kurang puas jika dipijat sendiiri dan lebi suka memijat bayinya ke
dukun bayi (Mauliddina, 2014).Dampak positif yang ditimbulkan dari pijat bayi
umumnya bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang.
Melalui sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot, peredaran darah dapat
meningkat makin lancar, ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki
otomatis dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
(Roesli, 2016). Manfaat yang lain dari pijat bayi juga meningkatkan daya tahan
tubuh sehingga bayi tidak mudah terkena penyakit, dari sini nutrisi yang
dimasukkan akan dimaksimalkan untuk pertumbuhan tidak untuk penyembuhan
(Puspita Eka Kurnia Sari, 2014).
Dampak negatif yang ditimbulkan bila pijat bayi dilakukan pemijatan dengan
cara yang salah dan tidak sesuai dengan ketentuan medis. Efek samping dari
kesalahan pemijatan diantaranya adalah pembengkakan, terdapatnya lebam,
adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, pergeseran urat, cidera,
bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi. Oleh karena itu, banyak orang tua
enggan melakukan pijat bayi, mereka takut akan terjadi resiko pijat bayi pada
buah hatinya. Resiko pijat bayi tersebut biasanya disebabkan oleh kelalaian
praktisi pijat dalam memijat, salah pijat, dan kurangnya pengetahuan pemijat
(Andriana, 2014).
Daya tahan tubuh bayi yang dipijat dapat lebih baik dibandingkan bayi yang
tidak dipijat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada 37 bayi yang
tinggal di rumah yatim piatu menunjukkan bahwa kejadian diare pada bayi yang
dipijat lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
dipijat.Selain itu angka kejadian sakit pada bayi yang dipijat lebih sedikit
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Jump et al., 2016).
Hal ini telah di buktikan oleh para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas
Miami yang dipimpin oleh tiffany M.Flied PhD, bahwa bayi-bayi yang dipijat
selama 5 hari saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami peningkatan sebesar
40% dibandingkan bayi-bayi yang tidak dipijat (Adriyan, dkk 2015). Hasil
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
penelitian yang telah dilakukan Rika di Wilayah kerja puskesmas Sidimulyo
Pekanbaru pada 68 sampel dketahui ibu yang tidak melakukan pijat bayi sebanyak
29 responden dan ibu yang bersikap negatif sebanyak 46 responden. Kebanyakan
ibu bersikap negatif antaranya dipengaruhi oleh pengalaman, kebudayaan, sumber
informasi, dan faktoe emosional (Andriyani, dkk 2015).
Menurut studi pendahuluan pada tanggal 08 maret 2019 di klinik pera
simalingkar B ibu yang memiliki bayi pada bulan november – january tercatat
sebanyak 50 orang bayi dan data ibu yang berkunjung untuk melakukan pijat bayi
berjumlah 10-15 orang selebihnya tidak melakukan pijat bayi karena masih
beranggapan pijat bayi dilakukan saat bayi dalam keadaan sakit.
Ottenbacher (2014) melakukan suatu meta analisis terhadap 19 penelitian
stimulasi pada bayi prematur. Hasilnya mengestimasikan sebesar 72% dari bayi
yang dipijat menunjukkan peningkatan berat badan dan perkembangan yang
relative lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang menerima perawatan
standar. Penelitian lain dilakukan pada 40 bayi aterm berusia 1-3 bulan yang
dilahirkan oleh ibu depresi sebagai orang tua tunggal dan berasal dari sosial
ekonomi rendah. Bayi mereka diberikan pijatan selama 15 menit dalam waktu dua
hari per minggu selama enam minggu.
Bayi yang dipijat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan
ayunan menunjukkan bahwa mereka yang dipijat lebih siaga dan tangisannya
berkurang. Pemijatan pada bayi berefek menurunkan kadar salivary cortisol, kadar
hormon stres katekolamin dalam air seni (norepineprin, epinefrin dan
kortisol).Pijat bayimerupakan teknik relaksasi yang diberikan kepada anak usia
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
bayi dan balita yang memberi banyak manfaat bagi anak usia dan balita yang
memberi banyak manfaat bagi anak (Irmawati, 2015).
Pijat bayi yang diberikan pada bayi merupakan suatu yang dapat dilakukan
oleh orangtua bahkan dengan sentuhan pada bayi dapat mempererat hubungan
kasih sayang terhadap bayi dan orang tua. Sentuhan pada bayi memberikan rasa
tenang dan mendorong potensi penyembuhan dari diri sendiri pada bayi (Tumer
dan Nananyakkara, 2015). Penyebab yang bisa terjadi karena kurangnya
pengetahaun ibu tentang pentingnya pelaksanaan pijat bayi secara mandiri
sehinngga menimbulkan sikap negatif terhadap stimulus pemijatan bayi secara
mandiri.
Masalah dalam pelaksanaan pijat bayi pada saat ini adalah masih adanya
anggapan dari orangtua atau keluarga yang menganggap bahwa pijat bayi
bukanlahbentuk terapi sekaligus alamiah bagi bayi yang bisa memberikan banyak
manfaat.Sementara sebagian yang lain,menganggap bahwa pijat bayi hanya
dilakukan saat si kecil mengalami sakit,seperti flu atau masuk angin. Namun fakta
berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan dan pakar kesehatan manunjukkan
bahwa teknik pijatan yang tepat dilakukan secara teratur kepada bayi dan balita
bisa dilakukan kapan pun dan baik juga dilakukan saat sikecil dalam kondisi sehat
( Riksani 2018 ).
Berdasarkan latar belakang diatas dan permasalahandiatas maka peneliti
tertarik mengambil judul tentang “Gambaran Pengetahuan IbuTentangPijat Bayi”
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumusan masalah dalam penelitian
adalah “Bagaimana Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Klinik
Pera Tahun 2019”?.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuigambaran pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Klinik
Pera Tahun 2019 ?
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat bayi berdasarkan
pekerjaan di klinik pera tahun 2019 ?
2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat bayi berdasarkan umur
diklinik Pera tahun 2019 ?
3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentangpijat bayi berdasarkan sumber
informasi di klinik Pera tahun 2019 ?
4. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat bayi berdasrkan
pendidikan di klinik pera tahun 2019?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendapat wawasan dalam bidang ilmu
kebidanan terkait pengetahuan tentang pijat bayi dan untuk meningkatkan
kemampuan serta sebagai tolak ukur untuk peneliti berikutnya, sebagai bahan
referensi di perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan dan sebagai masukan
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
untuk peneliti selanjutnya.Selain itu penelitian ini dapat menjadi data dasar dan
menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan referensi bagi mahasiswa
dalam pelaksanaan asuhan kebidanan , dapat digunakan sebagai sumber informasi
dan referensi bagi peneliti, dan sebagai acuan untuk mempertahankan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan sasuhan kebidanan terhadap ibu tentang
Pijat Bayi.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
27
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Konsep Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keinginan tahuaan melalui proses
sensoris,terutama pada mata dan telinga objek tertentu. Pengetahuan merupakan
hal yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau openn behavior
(Donsu, 2017). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia
atau hasil seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya.
Pancaindra manusia guna pengindraan terhadap suatu objek yakni penglihatan,
pendengaran,penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu pengindraan untuk
menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensis perhatian dan
persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebgaian besar diperoleh
memlalui indra Penglihatan (nursalam,2014)
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut A. Wawan,2018:12 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu,”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi menyatakan dan
sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi ataupun kondisireal (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
1) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah apabila kemungkinan itu tidak berhasil
maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin -pemimpin
masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, atau
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.
4) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir
suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan
penelitian ilmiah.
2.1.4 Proses Perilaku “TAHU”
Menurut A.Wawan 2018 Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas
manusia baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan
tertarik pada stimulus.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik
buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya,hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.
e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Budiman & Riyanto, 2014). Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin capat menerima dan memahami suatu informasi
sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih, 2015).
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (dalam A.Wawan 2018:17)
pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,
tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
3) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (dalam A.Wawan 2018:17),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari (A.Wawan 2018:18). Lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dalam
sikap dalam menerima informasi.
2.1.6 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1. Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %
2. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
3. Pengetahuan Kurang : < 56 %
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
2.2 Bayi
2.2.1 Pengertian
Bayi dan balita anak berusia 28 hari sampai dengan 1 tahun merupakan
masa bayi, sedangkan usia 1-5 tahun merupakan masa anak (Fida dan
Maya,2012). Anak usia 1-3 tahun disebut dengan balita, sedangkan 3-5 tahun
disebut prasekolah. Keduanya merupakan istilah umum dari balita, dibawah 1
tahun disebut bayi. Saat usia bayi maupun balita sangat bergantung pada orang
tuanya (anggraeani dan Sutomo, 2014).
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan bersifat kuantitatif seperti pertumbuhan
sel, pertambahan tinggi, dab berat badan. Sedangkan perkembangan bersifat
kualitatif dan kuantitatif, contohnya adalah kematangan suatu organ tubuh (Ranuh
dan Soetjiningsih, 2015). Masa bayi dan anak memiliki masa perumbuhan dan
perkembangan yang berbeda dari orang dewasa. Perumbuhan tersebut salah
satunya adalah bertumbuhnya organ menjadi besar lebih matang dan siap
digunakan pada masa dewasa.Selain itu bertambahnya sel-sel akan memperkuat
fungsi dari suatu organ.
Perkembangan sendiri akan berjalan normal saat pertumbuhan dan
kematangan berjalan sesuai umurnya. Pada tahun pertama kehidupan, tumbuh
kembang anak akan cepat, pada umur 3-4 tahun akan melambat dan meningkatkan
pada masa remaja (Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak di antaranya adalah kuturunan dan
lingkungan. Keturunan akan berpengaruh pada kematangan struktur dan fungsi
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
yang optimal, sedangkan lingkungan akan menetukan bagaimana potensi anak
akan terpenuhi (Dodge, Gray, dan Short, 2015).
2.3 Pijat Bayi
2.3.1 Pengertian
Massage adalah terapi sentuh tertua dan yang paling populer yang dikenal manusia.
Massage meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan
sejak berabad–abad silam (Andrews dalam Sulung dkk, 2015). Pijat adalah terapi
sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Pijat adalah seni
perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak abad keabad silam.
Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan
kedunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan
proses kelahiran manusia.
Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah pada waktu
dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir ibu (Cahyaningrum &
Sulistyorini, 2014). Pijat bayi bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu
fisioterapi dan bidan yang telah mengikuti pelatihan dan orang tua bayi yang telah
mengetahui tentang cara pemijatan bayi, pijatbayi paling bagus dikerjakan orang
tua, karena bisa kapanpun saling meningkatkan emosi.
Pijat bayi merupakan salah satu terapi yang baik bermanfaat,dan
menyehatkan bayi.Selain mempererat ikatan antara orang tua dengan anak,pijat
bayi pun membantu tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.Pijat bayi bias
dilakukan sejak baru lahir hingga berusia 7 bulan .Pemijatan dapat dilakukan
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
kapan pun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah disampaikan
sebelumnya (Riksani 2018 : 11 )
Manfaat pijat bayi antara lain meningkatkan berat badan dan pertumbuhan,
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat
bayi tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding),
meningkatkan produksi ASI. Selain ada manfaat, pijat bayi juga memiliki dampak
dan komplikasi bila dilakukan dengan tidak benar akibat kesalahan pemijat seperti
trauma atau lebam pada kulit dan otot, rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi
rewel, cedera otot dan tulang, pembengkakan, bayi semakin rewel. Tetapi selama
pijat bayi dilakukan dengan benar dan lembut, maka pijat bayi aman dilakukan,
bahkan bermanfaat (Cahyaningrum & Sulistyorini, 2014).
Ibu adalah orang tua paling dekat dengan bayi, dimana pijatan ibu kepada
bayinya adalah sapuan lembut pengikat jalinan kasih sayang. Kulit ibu adalah
kulit yang paling awal dikenali oleh bayi. Sentuhan dan pijatan yang diberikan ibu
adalah bentuk komunikasi yang dapat membangun kedekatan ibu dengan bayi
dengan menggabungkan kontak mata, senyuman, ekspresi wajah. Jika stimulasi
sering diberikan, maka hubungan kasih sayang ibu dan bayi secara timbal balik
akan semakin kuat (Irva dkk, 2014).
2.3.2 Manfaat Pijat Bayi
Berikut manfaat pijat bayi menurut hasil laporan penelitian para pakar
mengenai manfaat pijat bayi
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
1. Meningkatkan berat badan
Penelitian yang dilakukan oleh Prof T.Field dan Scafidi menunjukkan
bahwa pada bayi premature (berat badan 1280 dan 1176 gram), yang
dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per
hari 20%-47% lebih banyak dari pada yang di pijat.Penelitian pada cukup
bulam yang berusia 1-3 bulan,yang dipijat 15 menit,2 kali seminggu
selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari control.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap penderita HIV yang dipijat
sebayak 5 kali dalam seminggu selama 1 bulan, bahwa terapi pijat dapat
memicu peningkatan jumlah dan toksisitis sel pembunuh alami (natural
killer cells).Menurut penelitian para ahli di Fakultas Kedokteran
Universitas Miami yang di pimmpin oleh Tiffany M. Field, Ph.D.
menyatakan bahwa bayi-bayi yang dipijat selama 5 hari saja, akan mampu
meningkatkan daya tahan tubuhnya sebesar 40 persen dibandingkan
dengan bayi-bayi yang tidak dipijat.
3. Mengatasu sakit perut (colic)
Colic atau sakit perut pada bayi ditunjukkan oleh bayi secara khas, yaitu
dengan menangis kuat.secara teori,penyebab kiloc yang menonjol antara
lain susunan saraf autonomy yang tidak seimbang, adanya gangguan pada
pertumbuhan mekanisme control tidur/bangun, atau gangguan interaksi
antara orangtua dan bayi.Untuk mengurangi kolik ini, orangtua dianjurkan
untuk memijat bayinya pada waktu kolik berlangsung dan pada waktu
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
menjelang tidur.Para peneliti juga menemukan bahwa bayi-bayi yang
dipijat bermanfaat pada interaksi dengan orangtuanya menjadi lebih
terutur tidur/bangunya.
4. Membina ikatan kasih sayang orangtua-anak ( bonding)
Sentuhan dan pandangan kasih sayang orangtua kepada bayinya akan
mengalirkan kekuatan janinan kasih sayang di antara keduanya.Pada
perkembangan anak, sentuhan orangtua merupakan dsar perkembangan
komunikasi yang akan membangun cinta antar timbal balik.Semua ini
akan menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak
berbakti, berbudi pekerti, dan memiliki rasa percaya diri yang bagus.
5. Mengatasi masalah keterlambatan perkembangan
Menurut Berlian Theresia, AMF yang berprofesi sebagai fisioterapis, pijat
bayi bisa juga mengatasi masalah perkembangan, mendeteksi adanya
gangguan pada fisiknya hiperaktif, gangguan tidur, dan susah makan serta
untuk mengatasi anak dengan gangguan sindrom
6. Mengurangi komplikasi
Komplikasi penyakit sangat mungkin terjadi pada semua orang, salah
satunya pada bayi-bayi yang terlahir dari ibu pecandu kokain.Manfaat lain
yang didapatkan dari pijat bayi adalah berkurangnya kompilikasi dan
kenaikan berat badan yang lebih baik terjadi pada bayi-bayi yang dipijat,
perkembagannya lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Manfaat pijat bayi secara umum adalah sebagai berikut
1. Pijat memberi sentuhan yang menenangkan, serta mengingatkan bayi akan
rasa nyaman selama berada dalam kandungan mama.
2. Membuatnya lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak, dan makan lebih baik.
Juga, pencernaan bayi akan lebih lancar.
3. Mempererat kelekatan (bonding) antara anak dan orangtua, serta membuat
bayi merasa nyaman.
4. Memperlancar peredaran darah serta membuat kulit bayi terlihat lebih
sehat.
5. Bayi yang sering dipijat jarang mengalami kolik, sembelit, dan diare.
6. Membuat otot-otot bayi lebih kuat, dan koordinasi tubuhnya lebih baik.
7. Sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat, serta membuatnya lebih
tahan terhadap infeksi dan berbagai masalah kesehatan lain.
8. Bayi yang sering dipijat tumbuh menjadi anak yang lebih riang dan
bahagia. Selain itu, ia jarang rewel dan tantrum. Secara umum, anak-anak
ini jarang memang mengalami masalah psikologis atau emosional.
9. Membantu perkembangan system imun tubuh
10. Merelaksasikan tubuh bayi
11. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan
12. Mencegah risiko gangguan pencernaan dan serangan kolik lainnya
13. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega
14. Memperlancar perdaran darah serta menambah energy bayi
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
15. Mempererat ikatan kasih saying antara bayi dan orangtua.melalui sentuhan
dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orangtua akan
menambah kuatnya kontak batin keduanya.
2.3.3 Teknik Melakukan Pijat Bayi
Adapun cara melakukan pijat bayi secara umum adalah sebagai berikut
(Bidanku, 2014):
1. Bagian Kepala dan Wajah Bayi
Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan dan usap-usap
kulit kepalanya dengan ujung jari. Kemudian, gosok-gosok daun telingannya dan
usapusap alis matanya, kedua kelopak matanya yang tertutup, dan mulai dari
puncak tulang hidungnnya menyeberang ke kedua pipinya. Pijat dagunya dengan
membuat lingkaran-lingkaran kecil.
2. Bagian Dada
a. Jantung besar
Letakkan ujung –ujung jari kedua telapak tangan di tengan dada
membentuk gambar jantung.Buat gerakan ke atas sampai ke bawah
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
leher,kemudian ke samping di atas tulang selangka,kemudian ke bawah
membentuk gambar jantung dan kembali ke ulu hati
.
b. Gerakan kupu-kupu
Letakkan tangan di atas dada membentuk gambar kupu-kupu.Buat gerakan
memijat menyilang dari tengah dada/ulu hati kea rah bahu kanan,kembali
ke ulu hati gerakan tangan ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
3. Bagian tangan
a. Memijat ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah ,perlu
diingat kalau terdapat pembekakan kelenjar pada daerah ketiak sebaiknya
gerakan ini tidak perlu dilakukan
b. Perahan cara india
Pegang tangan bayi pada bagian pundak dengan kanan seperti sedang
memegang pergelangan tangan kiri memegang pergelangan
tangan.gerakan tangan kanan bayi,mulai dari bagian pundak kea rah
pergelangan tangan, lalu gerakan tangan kiri dari pundak kearah
pergelangan tangan.Demikian seterusnya
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
c. Punggung tangan dan jari
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari kemudian pijat lembut saru per
satu bagian jari menuju ujung jari dengan gerakan memutar dan setelah itu
usap punggung tangan dari penggelangan tangan menuju kearah jari
dengan lembut secara bergantian.
d. Perahan cara Swedia
Arah pijat ini di mulai dari pergelangan tangan kea rah badan (bagian
bawah ke atas).Gerakan tangan kanan dan kiri Secara bergantian mulai
dari pergelangan tangan kanan bayi kea rah pundak.Lanjutkan dengan
pijatan daei pergelangan kiri bayi kearah pundak.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
e. Gerakan menggulung
Pegang lengan bayi bagian atas /bahu dengan kedua telapak tangan.Bentuk
gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan
tangan/jari-jari.
4. Bagian Perut Bayi
a. Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat bayi seperti mengayuh pedal sepeda,dari atas ke
bagian bawah perut,bergantian dengan menggunakan tangan kiri dan
kanan.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
b. Mengayuh sepeda dengan kaki bayi angkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan,kemudian tangan yang
lain pijat perut bayi darin perut bagian atas sampai ke jari-jari.
c. Ibu jari kesamping
Lekatkkan kedua ibu jari di samping kiri dan kanan pusar,kemudia secara
perlahan gerakan kedua jari ke arah perut kanan dan kiri.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
d. Gerakan bulan matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke
daerah bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali
e. Gerakan pijat I LOVE YOU
Gunakan ujung jari tangan, buat pijatan-pijatan kecil melingkar. Gunakan
pijatan I Love U.Gunakan 2 atau 3 jari, yang membentuk huruf I-L-U dari
arah bayi.Bila dari posisi kita membentuk huruf
I – L – U terbalik. Berikut tahapan memijat:
1) Urut kiri bayi dari bawah hingga ke bawah (huruf I)
2) Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun ke bawah
(huruf L)
3) Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi, melengkung
membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua gerakan berakhir di perut
kiri bayi
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
5. Cara Pijat Kaki Bayi
a. Perahan cara india
Pegang kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul
soffball.Secara bergantian, gerakan tangan kebawah seperti memerah susu.
b. Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan.Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal
paha kea rah mata kaki.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
c. Punggung kaki dan jari
Urut telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,dimulai
dari tumit kaki menuju jari-jari seluruh telapak tangan kemudia jari-jari di
lakukan pemijatan satu persatu dengan gerakan memutar
d. Peregangan
Dengan menggunakan sisi dari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas
jari kea rah tumit,kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari kea rah
tumit.Dengan jari tangan yang lain, regangkan dengan lembut punggung
kaki dari daerah panhkal kaki kea rah tumit.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
6. Bagian punggung
a. Gerakan seperti kursi goyang
Tengkurupkan bayi melintang dengan kepala sebelah kaki di sebelah
kanan.Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju-mundur
seperti kursi goyang dengan menggunakan telapak tangan, dari bawah
leher hingga ke pantai bayi, lalu kembali lagi bagian leher.
b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan, sementara tangan kiri mulai
memijat dari leher ke bawah hingga bertemu dengan tangan kanan seperti
gerakan menyetrika.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
c. Gerakan melingkar
Dengan jari kedua tangan,buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil mulai
dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kana dari kiri tulang
punggung sampai ke pantat.Mulai lah lingkar-lingkar kecil dari
leher,kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
Gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan perkembagan usia
bayi.Berikut ini fase perkembangan untuk proses pijat bayi (Riksani 2018)
a. Usia bayi 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus
seperti mengusap-usap
b. Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit
memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkat.
c. Usia bayi > 3 bulan,tekanan pemijatan semakin meningkat.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
50
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teoriatau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Keranga konsep penelitian
dapat berbentuk bagan, model, matematika atau persamaan fungsional yang
dilengkapi dengan uraian kualitatif.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka peneliti
mengembangkan kerangka konsep peneliti yang berjudul “Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Pijat Bayi Di Klinik Pera Tahun 2019”. Dapat digambarkan sebagai
berikut.
INDEPENDEN DEPENDEN
Pengetahuan ibu tentang
pijat bayi
1. Pendidikan
2. Umur
3. Pekerjaaan
4. Sumber Informasi
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
51
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan petunjuk dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu
pertanyaan penelitian ( Nursalam, 2016 ).
Penelitian ini bersifat deskriptif, untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang pijat Bayi di Klinik Pera simalingkar B Tahun 2019.
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan kasus dimana peneliti tertarik. Populasi terdiri
dari populasi yang dapat diakses dan populasi yang menjadi sasaran.
Populasi yang dapat di akses adalah populasi yang sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dan dapat diakses peneliti. Sedangkan populasi sasaran
adalah populasi yang ingin disamaratakan oleh peneliti. Peneliti biasanya
membentuk Sampel dari populasi yang dapat diakses ( Polit dan Beck,
2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
yang datang berkunjung di Klinik Pera tahun 2019.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki Bayi yang datang di
klinik pera.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Teknik yang di gunakan adalah Accidental Sampling ini dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di
suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian sebanyak 30 responden.
4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.3.1 Defenisi Operasinal
Devenisi Operasional berasal dari perangkat prosedur atau tindakan
progresif yang dilakukan peneliti untuk menerima kesan sensorik yang
menunjukan adanya tingkat eksistensi suatu variable ( Grove, 2015 ).
Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
Independen
Pendidikan Tingkat
pendidikan
yang pernah
diikuti oleh
responden
secara
formal.Umur
adalah umur
responden
menurut
tahun
terakhir.
Pernyataan
responden
,ijazah atau
surat tanda
Tamat
Belajar
(STTB)
Kuesioner Rasio Dengan
kategori
1.SD
2.SMP
3.SMA
4.Pergurua
n Tinggi
Umur
Umur sangat
erat
hubungannya
dengan
pengetahuan
seseorang,
karena
semakin
bertambah
usia maka
semakin
banyaknya
juga
pengetahuann
ya
Pernyataan
tentang
responden
KTP,Akte
kelahiran
dan surat
keterangan
dari
pemerintah
setempat
Kuesioner
Ordinal
Dengan
kategori :
1.Usia
dewasa
muda <20
tahun
2.Usia
Dewasa
tua (20-35
tahun
3. >35
Tahun
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Pekerjaan
Pekerjaan
yang
dilakukan
setiap hari
oleh
responden
dan mendapat
upah dari
pekerjaannya
Kegiatan
yang
dilakukan
setiap hari :
1. IRT
2. Buruh
3. Petani
4. Swasta
PNS
Konsioner
Nomina
l
Dengan
kategori
1.IRT
2.Petani
3.Buruh
4.wiraswa
sta
5.PNS
Sumber
Informasi
Sumber
informasi
yang di
peroleh dari
berbagai
sumber
Pernyataan
responden
untuk
mendapatka
n informasi
tentang pijat
bayi
Konsioner Nomina
l
Dengan
kategori
1.Orang
tua
2. Teman
3.Internet
4.Tenaga
kesehatan
Dependen: Pengetahua
n ibu
tentang pijat
bayi
Segala
sesuatu yang
diketahui dan
yang di dapat
dari
pengindraan
tentang pijat
bayi
1. Pengerti
an pijat
bayi
2. Manfaat
pijat
bayi
3. Tehnik
pijat
bayi
Konsioner
Ordinal
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar menjadi lebih mudah dan
sistematis. ( Polit dan Beck, 2012 ). Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian adalah kuisioner yang di buat oleh peneliti sebanyak 20 butir, yang
dihitung dengan menggunakan Skala Gutman dimana jika responden menjawab
benar maka akan mendapat nilai 1, jika responden menjawab salah maka akan
mendapat nilai 0. Sama dengan pertanyaan positif dan negatif jika responden
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
menjawab salah maka akan mendapat nilai 1, jika responden menjawab benar
maka akan mendapat nilai 0. Dengan persentase:
1. 76% - 100%(Baik)
2. 56% - 75%(cukup)
3. < 56(kurang)
Dengan kategori nilai jika di jawab benar oleh responden yaitu:
1. 16–20 (Baik)
2. 12 – 15( cukup)
3. 0 – 11 (Kurang)
4.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.5.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Klinik Pera tahun 2019. Lokasi penelitian
ini dipilih karena masih rendahnya Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi.
4.5.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan jadwal yang ditetapkan dan digunakan oleh
peneliti dalam melakukan penelitiannya. Penelitian ini dilakukan mulai
bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2019 di Klinik Pera.
4.6 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
4.6.1. Pengambilan Data
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti membagikan kuesioner kepada ibu
yang memiliki bayi yang datang berkunjung ke Klinik Pera, melakukan
wawancara langsun g untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Dari hasil penelitian dikumpulkan dalam satu tabel kemudian diolah secara
manual dengan menggunakan kalkulator lalu disajikan dalam bentuk tabel
disertai penjelasan.
Tanpa adanya data maka hasil penelitian tidak akan terwujud dan penelitian
tidak akan berjalan. Maka data terbagi menjadi :
1. Data Primer
Data primer berarti data yang secara langsung diambil dari subjek/
objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwikdikno, 2010). Data primer tentang gambaran pengetahuan ibu
tentang Pijat Bayi dengan wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
4.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan
data yang dilakukan dalam peneliti. Metode pengumpulan data terdiri atas
wawancara, observasi, dokumen, focus gruop discussion, pemeriksaan fisik,
dan kuesioner atau angket (Hidayat, 2010).
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data-data
yang menyebar pada masing-masing sumber data/ subyek penelitian perlu
dikumpulkan untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Dalam proses
pengumpulan data, terdapat berbagai metode yang lazim digunakan
adalah:
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
1. Observasi
Adapun cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek
penelitian dan mencatat secara sistematis semua data yang diperoleh.
Pengamatan dilakukan untuk mencocokkan data yang telah diperoleh
melalui wawancara terhadap keadaan yang sesungguhnya, guna
mendapatkan data yang lebih andal dan akurat.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab mengenai objek penelitian dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang
sedang diteliti. Wawancara dilakukan terhadap responden yang
berkaitan langsung atau ibu hamil. Wawancara dilakukan dengan
maksud untuk mendapatkan gambaran umum mengenai tema penelitian
dan objek penelitian
3. Dokumentasi
Cara pengumpulan data berupa bukti-bukti fisik (tulisan maupun
gambar).
4. Kuisioner
Adapun pernyataan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat
bayi.
4.6.3. Uji Validitas dan Uji Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan sebagai alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) valid tidaknya instrumen. Instrumen yang
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Metode yang digunakan dalam uji validitas penelitian ini adalah korelasi
pearson product moment. Variabel dikatakan valid jika rhitung > r tabel
(0.457) maka artinya pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan dalam
penelitian, sedangkan jika r hitung < r tabel (0.368) maka artinya pertanyaan
tersebut tidak valid. (Riyanto, 2011)
Uji validitas telah dilakukan pada 13 responden, di klinik Eka pada
tanggal 2 April 2019. Hasil uji validitas pada istrumen pengetahuan ibu
tentang pijat bayi terdapat 20 item pertanyaan yang valid untuk instrument
pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
2. Uji Reabilitas
Uji Reabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
4.7. Kerangka Operasional
Ibu yang memiliki bayi
Penjelasan melakukan
Persetujuan
Informed consent
Wawancara
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Pemberian kuesioner
Pencatatan data
Editing
Coding
Tabulasi
Menganalisis Data
Gambar 4.7. Kerangka Operasional
4.8. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian yang dilakukan berdasarkan tahapan sebagai
berikut :
a. Analisis Univariabel
Analisa univariat dilakukan untuk memeperoleh gambaran setiap variabel,
distribusi frekuansi dan presentase berbagai variable yang diteliti baik variable
dependen maupun variable independen ( Grove, 2015 ).
4.9. Etika Penelitian
Unsur penelitian yang tidak kalah penting adalah etika penelitian ( Nursalam,
2013). Ketika manusia digunakan sebagai peserta studi, perhatian harus dilakukan
untuk memeastikan bahwa hak mereka dilindungi. Etik adalah system nilai moral
yang berkaitan dengan sejauh mana prosedur penelitian mematuhi kewajiban
professional, hokum, dan social kepada peserta studi. Tiga prinsip umum
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
mengenai standar perilaku etis dalam penelitian berbasis :beneficience (berbuat
baik), respect for human dignity (penghargaan terhadap martabat manusia ). Dan
justice (Keadilan) (Polit & Beck,2012).
Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum
penelitian dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan
subyek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah - masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
60
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis akan mendeskripksikan hasil penelitian dan pembahasan
tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di klinik Pera Tahun 2019
5.1. Gambaran dan Lokasi Penelitian
Klinik Pera berada di Jalan Pintu Air IV. Klinik Pera Pasien dengan jumlah
Bed ada 3, terdapat 1 ruang Apotik, 1 Ruang Bersalin, dan 1 Ruang Nifas serta
pelayanan yang diberikan seperti Pemeriksaan umum, Pelayanan ANC, Bersalin,
Baby Spa/Mesage, KB Pemeriksaan Gula, Kolestrol, Asam urat serta menerima
layanan BPJS untuk ibu bersalin.
5.2.Hasil Penelitian
5.2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Karakteristik Responden berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
tentang Tentang Pijat Bayi di Klinik Pera. Dalam penelitian Ini terdapat beberapa
karakteristik yang dijabarkan dalam tabel 5.2.1 dibawah ini :
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Umur frekuensi Persentase
1. < 20 Tahun
2. 20-35
3. >35
3
27
0
10,0
90,0
0
Total 30 100
No Pekerjaan
1. IRT
2. Petani
3. Wiraswasta
4. PNS
18
3
7
2
60,0
10,0
23,3
6,7
Total 30 100
No. Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
1
7
22
3,3
23,3
73,3
Total 30 100
No Sumber informasi
1. Orang tua
2. Teman
3. Internet
4. Tenaga kesehatan
2
5
7
16
6,7
16,7
23,3
53,3
Total 30 100
Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa berdasarkan umur, Jumlah keseluruhan s
responden berumur 20-25 tahun berjumlah 27 orang (90,0%) dan responden yang
berumur <20 tahun 3 orang (10,0)
Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar Responden yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 18 orang (60,0%), Responden yang bekerja sebagai
Wiraswasta sebanyak 7 orang (23,3%), dan ibu yang bekerja sebagai PNS
(Pegawai Negeri Sipil) berjumlah 2 orang (6,7%).
Berdasarkan Pendidikan, sebagain besar Responden memiliki pendidikan
terakhir yaitu SMA dengan jumlah 22 orang (73,3%), pendidikan terakhir SMP
dengan jumlah 7 orang (23,3%), Pendidikan SD Jumlah 1 orang (3,3%).
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Berdasarkan Sumber informasi yang didapat, sebagian besar Responden
memperoleh informasi melalui tenaga kesehatan 16 (53,3%), Sumber informasi
melalui teman dengan jumlah 5 orang (16,7%), dan yang memperoleh informasi
melalui internet dengan jumlah 7 orang (23,3)
5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden
Tabel 5.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Klinik Pera
Simalingkar B Tahun 2019
No Pengetahuan frekuensi %
1 Baik 4 13,3
2 Cukup 13 43,3
3 Kurang 13 43,3
Total 30 100
Berdasarkan tabel 5.2.2 mayoritas berpengetahuan cukup dan kurang
sebanyak 26 responden (86,6%)
5.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pijat Bayi
berdasarkan Umur Di Klinik Pera Simalingkar B Tahun 2019
No Umur Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
f % f % f % F %
1
2
3
< 20 Tahun
20-35 Tahun
>35 Tahun
0
4
0
0
13,3
0
0
13
0
0
43,3
0
3
10
0
10
33,3
0
3
27
0
10
89,9
Jumlah 4 13,3 13 43,3 13 43,3 30 100
Berdasarkan tabel 5.2.3 yang berpengetahuan baik umur 20-35 tahun
sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang berpengetahuan kurang lebih banyak
pada usia 20-35 tahun sebanyak 10 responden (33,3%)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
5.2.4 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.2.4 Pengetahuan Responden Tentang Pijat Bayi berdasarkan
Pekerjaan Di Klinik Pera Simalingkar B Tahun 2019
No Pekerjaan Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
f % f % f % f %
1
2
3
4
IRT
Petani
Wiraswasta
PNS
2
1
1
0
6,6
3,3
3,3
0
7
1
4
1
23,3
3,3
13,3
3,3
9
1
2
1
30
3,3
6,6
3,3
18
3
7
2
59,9
9,9
23,2
9,0
Jumlah 4 13,3 13 43,2 13 43,2 30 100
Berdasarkan tabel 5.2.4 lebih banyak berpengetahuan kurang berdasarkan
pekerjaan yang bekerja sebagai IRT sebanyak 9 responden (30%).
5.2.5 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan pendidikan
Tabel 5.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi berdasarkan
Pendidikan Di Klinik Pera Simalingkar B Tahun 2019.
No Pendidikan Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
f % f % f % f %
1
2
3
SD
SMP
SMA
0
0
4
0
0
13,3
1
1
11
3,3
3,3
36,6
0
6
7
0
20
23,3
1
7
22
3,3
23,3
72,9
Jumlah 4 13,3 13 43,2 13 43,2 30 100
Berdasarkan tabel 5.2.5 lebih banyak yang berpengetahuan kurang yang
berpendidikan SMA sebanyak 7 responden (23,3%)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
5.2.6 Distribusi Pengetahuan berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 5.2.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi berdasarkan
Sumber Informasi Di Klinik Pera Simalingkar B Tahun 2019.
No Sumber
Informasi
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
f % f % f % f %
1
2
3
4
Orang Tua
Teman
Internet
Tenaga
kesehatan
0
0
1
3
0
0
3,3
10
1
2
4
6
3,3
6,6
13,3
20
1
3
2
7
3,3
10
6,6
23,3
2
5
7
16
6,6
16,6
23,2
53,3
Jumlah 4 13,3 13 43,3 13 43,3 30 100
Berdasarkan tabel 5.2.6 lebih banyak yang berpengetahuan kurang
berdasarkan sumber informasi terdapat pada tenaga kesehatan sebanyak 7
responden (23,3%)
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian
5.3.1 Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
(A. Wawan, 2018). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni,
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk merubah
perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang pijat bayi
merupakan faktor yang menentukan seorang ibu dapat merubah negatif dalam
mencari pelayanan pijat bayi ke perilaku positif. Pengetahuan dapat diperoleh
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
melalui pengalaman dan proses belajar baik pendidikan formal maupun informal.
Seseorang yang berpengetahuan tinggi/memadai dalam masalah-masalah
kesehatan, diharapkan dapat berperilaku hidup sehat. Sebelum seseorang
mengadopsi perilaku (berperilaku baru), seseorang harus tahu terlebih dahulu apa
arti atau manfaat perilaku tersebut bagi diri individu maupun keluarganya
(Wawan, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden menunjukkan bahwa
pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Klinik Pera yang berpengetahuan baik 4
responden (13,3%), cukup 13 responden (43,3%) dan kurang 13 responden
(43,3%) responden memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena ibu
belum mengetahui tentang cara pemijatan bayi dan usia yang dianjurkan untuk
dilakukan pemijatan bayi. Ibu sudah mendapatkan informasi dari Bidan namun
hanya pengertian dan manfaat tentang pemijatan bayi, sedangkan untuk tentang
cara pemijatan bayi, ibu tidak diberi tahu dan hanya melihat bidan memberikan
pijat bayi.
5.3.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat bayi Berdasarkan Umur.
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat beberapa tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat,
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup
kedewasaannya (Nursalam, 2014). Pada masa dewasa ditandai oleh perubahan
jasmani dan mental. Kemahiran, keterampilan dan profesional yang dapat
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Berdasarkan hasil penelitian Veronika Winda Saskia 2017 dengan judul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat bayi Di BPM Leny Indrawati
Karongo Jogottirto Berdah Sleman dapat di ketahuai bahwa dari 44 responden
berdasarkan Umur yang memiliki Pengetahuan kurang berumur <20 tahun
sebanyak 12 responden (63,2%),
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwapengetahuan responden tentang
pijat bayi berdasarkan umur yang berpengetahuan baik terdapat pada usia > 20-32
Tahun sebanyak 4 responden (13,3%), berpengetahuan cukup sebanyak 13
responden (43,3%),berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (33,3%)
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian Veronika Winda Saskia dengan
penelitian ini berbeda dimana hasil dari penelitian Veronika Winda Saskia
menunjukkan bahwa pengetahuan responden berdasarkan usia < 20 tahun
memiliki pengetahuan kurang Tentang Pijat bayi sedangkan hasil penelitian yang
saya lakukan dimana ibu yang berpengetahuan kurang Terdapat pada Responden
yang berusia 20-35 Tahun. Hal ini tidak sama dengan teori yang menurut Huclok,
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir,bekerja dan mempengaruhi kemampuan intelektual dalam
menerima informasi.
Menurut asumsi peneliti, bahwa pengetahuan responden berdasarkan umur
yang berpengetahuan kurang sebanyak 33,3 % yang mayoritas di atas 20-35 tahun
menurut teori semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja.Hal ini menunjukan bahwa umur tidak jadi
pedoman seseorang dalam mengatahui pijat bayi tetapi salah satu yang
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
menunjukkan kemauan ibu dalam melakukan pijat bayi adalah dukungan
keluarga jika keluarga mendukung ibu dalam melakukan pijat bayi , maka
perilaku ibu dalam melaksanakan pijat bayi akan baik pula, karena keluarga bisa
memberikan bantuan apa saja yang dibutuhkan ibu bisa terpenuhi. Dukungan
keluarga adalah komunikasi verbal dan non
5.3.3 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Berdasarkan Pekerjaan.
Pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan, lingkungan pekerjaan dapat
mempengaruhi pengetahuan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ibu yang tidak bekerja akan memiliki banyak waktu luang untuk
meningkatkan pengetahuan maupun pengalaman dengan mengakses informasi
baik dari media online maupun dari tentangga.
Berdasarkan hasil penelitian Dwi tentang tingkat pengetahuan ibu tentang
pijat bayi di dukuh sambeng desa sambeng ibu yang bekerja sebagai Swasta
(21%), Wiraswasta (28%) dan IRT (51%). Dari tersebut ibu yang bekerja sebagai
swasta rata-rata memiliki pengetahuan baik dan cukup, sedangkan ibu yang
bekerja sebagai IRT memiliki Pengetahuan cukup dan kurang.
Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat pengetahuan Responden tentang
pijat bayi berdasarkan Pekerjaan yang berpengetahuan baik adalah Responden
yang bekerja sebagai IRT baik 2 orang (6,6%) cukup 7 orang (23,3%) ,kurang 9
orang (30%), responden yang bekerja sebagai Wiraswasta yang berpengetahuan
baik 1 orang (3,3%) ,cukup 4 orang (13,3%), dan yang berpengetahuan kurang
yang bekerja sebagai PNS sebanyak 1 orang (3,3%).
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Hal ini menunjukkan bahwa hasil Penelitian ini dengan penelitian Dwi
Tentang pijat bayi sama dimana yang berpengetahuan kurang dikategorikan pada
ibu yang tidak bekerja (IRT). Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang
bekerja biasanya mempunyai wawasan yang luas di bandingkan orang yang tidak
bekerja.Sumber informasi baru bagi orang yang bekerja akan lebih mudah
diperoleh dibandingkan yang tidak bekerja di luar rumah.
Hal ini didukung oleh teori Riyanto (2014), bahwa pekerjaan merupakan
faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Menurut asumsi penelitin seseorang yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
itu sering mempengaruhi minat seseorang dalam melakukan pijat bayi. Seorang
ibu mempunyai peranan penting didalam keluarga sebagai seorang istri dan ibu
bagi anak-anaknya. Selain itu disibukkan untuk melakukan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga, sehingga kurangnya penerimaan informasi tentang pijat bayi baik
dari teman, media (cetak/elektronik).
5.3.4 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Berdasarkan Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah orang tersebut untuk menerim informasi. Pendidikan tinggi
seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pul pengetahuan yang
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
didapat tentang kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal ( Fitriani 2015).
Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
karena tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
tinggi pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Purwati (2013) bahwa tingkat pengetahuan yang dipenga-ruhi oleh
pendidikan, untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka tingkat
pengetahuannya juga lebih baik.
Dari hasil penelitian yang di lakukan Siti Muniroh dan Kurniawati dengan
Judul Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Memijat pada Bayi Usia 0-12 bulan di
Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Jombang Tahun 2017 dapat di ketahui Bahwa
dari 89 Responden hampir setengahnya berpendidikan SMA sebanyak 41 (46%)
dengan pengetahuan kurang tentang pijat bayi.
Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan diperoleh bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang pijat bayi berdasarkan Pendidikan yang berpengetahuan
baik terdapat pada responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 4 orang
(13,3%), yang berpengetahuan cukup 11 responden (36,6%), dan yang
berpengetahuan kurang sebanyak 17 responden (23,6%).
Hal ini dapat dikatakan bahwa tingginya tingkat pendidikan seseorang
belum tentu tingkat pengetahuannya juga tinggi, sebaliknya juga rendahnya
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
tingkat pendidikan seseorang belum tentu tingkat pengetahuannya rendah, dan
tidak menutup kemungkinan seseorang yang lulusan SMA memiliki pengetahuan
yang lebih tinggi di bandingkan dengan seseorang yang berpendidikan diatas
lulusan SMA, karena memperoleh pendidikan tidak hanya didapat pada
pendidikan formal saja tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Menurut asumsi peneliti berdasarkan pendidikan terakhir ibu bayi yang
sebagian besar adalah berpendidikan terakhir SMA, yaitu 73%. Meskipun
pendidikan terakhir ibu sebagian besar SMA,pendidikan yang tinggi tidak
menjamin seseorang akan termotivasi untuk memijat bayinya secara mandiri.
5.3.5 TingkatPengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Berdasarkan Sumber
Informasi.
Informasi tidak terlepas dari sumber informasinya. Menurut Rahmahayani
(2014), sumber informasi adalah asal dari suatu informasi dari data yang
diperoleh seesorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas.
Berdasarkan penelitian Siti Muniroh 2017 tentang pengetahuan ibu tentang
teknik memijat bayi usia 0-12 bulan di Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Jombang
berdasarkan informasi dari 88 responden yang berpengtahuan kurang 81
responden (91%) tidak mendapatkan informasi tentang pijat bayi
Berdasarkan hasil penelitian ini yang berpengetahuan responden baik di
dapat dari tenaga kesehatan dengan jumlah 3 orang (10%), yang berpengetahuan
cukup 6 orang (20%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (23%).
Berdasarkan asumsi peneliti, tenaga kesehatan sangat berperan dalam
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
memberikan informasi dan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai bayi karna
tenaga kesehatan sudah jauh lebih berpengalaman dan dapat menjadi mentor yang
baik untuk melakukan pijat bayi.
Berdasarkan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Siti Muniroh
2017 dimana hasil dari penelitian Siti Muniroh 2017 tentang pijat bayi 81
responden tidak mendapatkan informasi tentang pijat bayi sedangakan penelitian
ini menunjukan bahwa responden yang berpengtahaun baik di dapat dari tenaga
kesehatan dengan jumlah 3 orang (10%),
Berdasarkan asumsi peneliti,berdasarkan informasi tentang pijat bayi yang
diperoleh ibu masih kurang. Terdapat 43,2 % ibu bayi yang kurang mendapatkan
informasi tentang adanya pijat bayi. Hanya 13,3 % ibu bayi yang mendapatkan
informasi pijat bayi dari tenaga kesehatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kemauan ibu untuk mencari informasi tentang pijat bayi, serta kurangnya
kepedulian ibu terhadap pertumbuhan bayinya.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
72
BAB 6
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ibu tentang Pijat Bayi
Klinik Pera Simalingkar B Tahun 2019 dan pengolahan data yang dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
Klinik Pera Simalingkar B tahun 2019 lebih banyak yang berpengetahuan
cukup sebanyak 11 responden (43,3%) dan Berpengetahuan kurang
sebanyak 11 responden (43,3%).
6.1.2 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi di
Klinik Pera Tahun 2019 berdasarkan umur rata-rata responden
berpengetahuan cukup sejumlah 13 responden (43,3%) dengan umur 20-35
Tahun.
6.1.3 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
Klinik Pera Tahun 2019 berdasarkan Pekerjaan bahwa Ibu yang yang
berpengetahuan kurang yang bekerja sebagai IRT sebanyak 9 responden
(30%).
6.1.4 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa responden yang berpengetahuan ibu
tentang pijat bayi di Klinik Pera Tahun 2019 berdasarkan Pendidikan yang
yang berpengtahuan cukup lebih banyak yang berpendidikan terakhir SMA
sebayak 11 responden (36,6%).
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
6.1.5 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
Klinik Pera Tahun 2019 berdasarkan Sumber Informasi yang
berpengetahuan kurang lebih banyak di temukan pada tenaga kesehatan
sebanyak 7 responden (23,3%).
6.2 Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan bagi BPM PERA untuk memberikan materi tentang pijat bayi
pada saat penyuluhan atau acara lainnya seperti posyandu,agar masyarakat
dapat menambah wawasan mengenai pijta bayi bisa meningkatkan perilaku
ibu dalam melakukan pijat bayi secara mandiri dapat memberikan sumber
informasi kepada ibu tentang manfaat pijat bayi. sehingga ibu dapat
melakukan pijat bayi dengan benar.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya dapat menambah penelitian tentang pengetahuan ibu tentang pijat
bayi sehingga dapat menambah referensi bagi peneliti yang lain dengan
pembahasan yang sejenis dan menambah buku tentang pijat bayi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnyadiharapkan untuk melakukan acuan referensi dalam
melakukan penelitian lebih lanjut tentang pijat bayi.
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
74
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D., 2014, Tumbuh kembang & terapi bermain pada anak, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta
Andriyani, R., & Sari, R. B. (2015). Hubungan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi
dengan Perilaku Ibu dalam Memijat Bayi di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(6), 270-
273.
Aryati, K. L., Yunitasari E., Pradanie, R. 2014. Faktor Pelaksanaan Pijat Bayi di
Ruang Nifas. Journal of Unair. 2(2): 1-14
Bastian A, Syarifah, dan Tukiman (2014). Pijat Bayi Oleh Pemijat Bayi
Tradisional Di Kecamatan Medan Area Tahun 2014. Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat, USU, Vol 1, No. 2.
Cahyaningrum & Sulistyorini, E. (2014). Hubungan pijat bayi terhadap kualitas
tidur bayi umur 0-3 bulan di rb suko asih sukoharjo tahun 2013. Naskah
Publikasi. Akademi
Donsu, J, D, T. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press. Cetakan I.
Grove, susan. (2015). Understanding Nursing Research Building An Evidence
Based Practice, 6 th Edition. China Elseiviar
Irva, S. & Hasanah, O. & Woferst, R. (2014). pengaruh terapi pijat terhadap
peningkatan berat badan bayi. Penelitian ini menggunakan metode Quasy
Ekspeiment dengan pre test dan post test control group design. Jom Psik.
Volume 1. Nomor 2.
Kusbiantoro, D (2014). Perilaku Pijat Bayi Berhubungan dengan Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga, Jurnal Keperawatan, vol.03, No. XIX. Lee,
Mardiana,L., Martini Diah, E. (2014). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan di Desa Manungrejo Kecamatan Ngimbang
Kabupaten Lamongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 02, No. XVIII,
hal.109.
Marianty, Dewi Sri. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
Terhadap Pijat Bayi Usia 0-12 Bulan Di Komplek TNI AL Sabang. Skripsi
pada Stikes U’Budiyah Indonesia Provinsi Aceh: naskah diterbitkan.
Nugraheni, N. D. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan
Purwojati Kabupaten Banyumas. Cakrawala Galuh. 2(6): 67-74.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ed.4 Jakarta: Salemba Medikal
Polit, Denise F & Cheryl Tatano Beck. (2012). Nursing Reserchhing :
Generating And Assessing Evidence For Nursing Practice ( 9 Th Ed.).
Philadephina : Lippincott Williams &Wilkinis.
Riksani, R. (2018). Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat.
Rini, D. P. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Melakukan Pijat Bayi
Rosalina., 2015, Fisiologi Pijat Bayi, Bandung : Johnson & Johnson Indonesia &
Trikarsa Multi Media
Santi, Enidya. 2015. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk Tumbuh Kembang Optimal
Sehat dan Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher Sulung, N. dan Gayatri, A. (2015). Efektivitas Massage Baby Terhadap
Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014. Menara Ilmu. Volume
9. Nomor 57.
Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN (2014). Tumbuh Kembang Anak. Edisi II.
Jakarta : EGC. p. 2-109.
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rismadefi Woferst,( 2014). http://jom.unri.ac.id
Pengaruh terapi pijat terhadap peningkatan berat badan bayi. JOM PSIK
VOL. 1 NO. Diakses 2 OKTOBER 2015.
Wati, A. M., & Renityas, N. N. (2014). The Effect of Health Education to Baby
Massage Skill. Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery)
Wawan & Dewi M. 2018. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusi.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Media
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
“Informed Consent”
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program D-3 Kebidanan Stikes
Santa Elisabeth Medan, Saya akan melakukan penelitian tentang Gambaran
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Tanda BahayaSelama Kehamilan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian tingkat akhir. Untuk
keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia *) Bapak/Ibu/Saudara
untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon
bersedia/tidak bersedia *) Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner yang saya
sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara dijamin kerahasiaan.
Demikian, lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya
disampaikan terimakasih.
Medan, Maret 2019
Responden
(...................................)
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
1. Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
No Pernyataan Benar Salah
1 Pijat bayi adalah sentuhan komunikasi yang nyaman
antara ibu dan bayi
2 Sentuhan dan pelukan merupakan kebutuhan dasar bayi
3 Pijat bayi tidak memiliki manfaat terhadap bayi
4 Sentuhan tidak sama dengan mengurut dan memijat
5 Pijat bayi tidak dapat meningkatkan nafsu makan anak
6 Pijat bayi dapat meningkatkan kualitas tidur pada bayi
7 Pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi
8 Pijat bayi dapat membantu pertumbuhan pada bayi
9 Pijat bayi tidak dapat meningkatkan kesanggupan
belajar pada bayi dan balita
10 pijat bayi tidak dapat meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap virus penyakit yang menyerang tubuh bayi
11 Pijat bayi merupakan praktik pengasuhan anak secara
tradisonal
12 Pemijatan bayi tidak dapat meningkatkan penyerapan
(pencernaan) makanan menjadi lebih baik
13 Pijat bayi tidak dapat membantu bayi mengenal anggota
tubuhnya
14 Sebelum memijat bayi terlebih dulu menyiapkan
peralatan seperti minyak telon, alas bayi, popok dan
pakaian ganti dan selimut
15 Membersihkan atau mencuci tangan sebelum memijat
bayi
16 Mulailah pijatan dari daerah kaki, kemudian lanjutkan
dengan area lainnya diakhiri pada area punggung
17 Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir
18 Ketika umur bayi 0-1 bulan disarankan disarankan
hanya diberikan gerakan halus seperti mengusap-usap
19 Ketika umur bayi 3 bulan – 3 tahun disarankan seluruh
gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu pemijatan
yang lebih meningkat
20 Bayi akan mendapatkan keuntungan lebih besar apabila
pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia
enam atau tujuh bulan
STIK
es S
ANTA E
LISA
BETH M
EDAN
2. Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
No Pernyataan Benar Salah
1 Pijat bayi adalah sentuhan komunikasi yang nyaman
antara ibu dan bayi
2 Sentuhan dan pelukan merupakan kebutuhan dasar bayi
3 Pijat bayi tidak memiliki manfaat terhadap bayi
4 Sentuhan tidak sama dengan mengurut dan memijat
5 Pijat bayi tidak dapat meningkatkan nafsu makan anak
6 Pijat bayi dapat meningkatkan kualitas tidur pada bayi
7 Pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi
8 Pijat bayi dapat membantu pertumbuhan pada bayi
9 Pijat bayi tidak dapat meningkatkan kesanggupan
belajar pada bayi dan balita
10 pijat bayi tidak dapat meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap virus penyakit yang menyerang tubuh bayi
11 Pijat bayi merupakan praktik pengasuhan anak secara
tradisonal
12 Pemijatan bayi tidak dapat meningkatkan penyerapan
(pencernaan) makanan menjadi lebih baik
13 Pijat bayi tidak dapat membantu bayi mengenal anggota
tubuhnya
14 Sebelum memijat bayi terlebih dulu menyiapkan
peralatan seperti minyak telon, alas bayi, popok dan
pakaian ganti dan selimut
15 Membersihkan atau mencuci tangan sebelum memijat
bayi
16 Mulailah pijatan dari daerah kaki, kemudian lanjutkan
dengan area lainnya diakhiri pada area punggung
17 Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir
18 Ketika umur bayi 0-1 bulan disarankan disarankan
hanya diberikan gerakan halus seperti mengusap-usap
19 Ketika umur bayi 3 bulan – 3 tahun disarankan seluruh
gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu pemijatan
yang lebih meningkat
20 Bayi akan mendapatkan keuntungan lebih besar apabila
pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia
enam atau tujuh bulan