skripsi - lib.unnes.ac.id · disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana...

190
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJARIPS PADA SISWA KELAS V SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Eliyana Koyimah 1401412295 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA

    DENGAN HASIL BELAJARIPS

    PADA SISWA KELAS V

    SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA

    KABUPATEN SEMARANG

    SKRIPSI

    disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    oleh

    Eliyana Koyimah

    1401412295

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2016

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN

    Moto:

    “Dan beribadahlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-

    Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada dua orang tua, karib-kerabat,

    anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh

    dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang-orang yang sombong dan suka membangga-banggakan diri (QS

    an-Nisa/ 4:36)”.

    “Manusia berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang canggih, tetapi

    sampai saat ini manusia belum mampu menciptakan sesuatu yang bisa membalas

    jasa-jasa orang tua mereka”. (Anonim)

    Persembahan

    Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua tercinta Ibu Sarniyati dan

    Bapak Kasmu’iyang senantiasa mendoakan, mendukung serta memotivasi.

    Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

  • vi

    PRAKATA

    Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan judul “Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Hasil Belajar IPS Pada

    Siswa Kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten Semarang”,

    disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.

    Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai

    pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. Fathur Rahman, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang

    atas kesempatannya yang telah diberikan kepada peneliti untuk

    menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

    2. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

    Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan

    pelaksanaan penelitian.

    3. Drs. Isa Ansori, M.Pd. Ketua Jurusan PGSDUNNES yang telah

    memberikankemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan

    penelitian.

    4. Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd, M.Pd. Dosen pembimbing utama yang telah

    memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang bermanfaat

    kepada peneliti dalam penyusunan skrisi ini.

  • vii

    5. Drs. H.A. Zaenal Abidin. M.Pd. Dosen pembimbing pendamping yang

    telah memberikan bimbingan, arahan,saran dan motivasi yang bermanfaat

    kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

    6. Drs. Susilo, M.Pd. Dosen Penguji Utama yang telah memberikan kritikan

    dan saran kepada peneliti.

    7. Rusdiharto, S.Pd, M.Pd. Kepala SDN Kalongan 01 yang telah memberikan

    izin penelitian.

    8. Sutarjo, S.Pd. Kepala SDN Kalongan 02 yang telah memberikan izin

    penelitian.

    9. Shodik, S.Pd. SD. Kepala SDN Kalongan 03 yang telah memberikan izin

    penelitian.

    10. Chibtiyah, S.Pd., M.Pd. Kepala SDN Gogik 01 yang telah memberikan ijin

    penelitian.

    11. Bapak dan Ibu dosen pengajar Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

    telah membekali ilmu dan motivasi yang bermanfat kepada peneliti.

    12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam

    penyusunan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi

    mahasiswa pendidikan pada khususnya.

    Semarang, Agustus 2016

    Peneliti

  • viii

    ABSTRAK Koyimah, Eliyana. 2016. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar

    IPS Pada Siswa kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten

    Semarang.Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

    Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri

    Susilaningsih, S.Pd., M.Pd.

    Pembelajaran IPS tidak hanya mengajarkan teori namun juga praktek yang

    dapat berguna bagi masa depan anak. Bidang kajian mata pelajaran IPS yang luas

    memerlukan konsentrasi dan perhatian khusus untuk memahami materi yang

    diajarkan. Orang tua siswa mempunyai kesibukan yang berbeda-beda sehingga

    perhatian yang diterima setiap anak juga berbeda. Kesibukan orang tua terkadang

    menjadikan anak kurang mendapatkan perhatian khusus untuk menunjang proses

    pembelajaran anak sehingga prestasi anak kurang maksimal.Rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah: adakah hubungan yang positif dan signifikan antara

    perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Ki

    Hajar Dewantara Kabupaten Semarang?. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS pada siswa

    kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dan ex post

    facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN di Gugus

    Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun

    ajaran 2015/2016 yang berjumlah 149. Penelitian ini menggunakan teknik cluster

    random sampling untuk menentukan sampel penelitian. Sampel yang diambil

    sebanyak 89 siswa. Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan bantuan

    program SPSS versi 21. Teknik pengujian Hipotesis menggunakan rumus korelasi

    product moment.Sebelum dilakukan uji analisis, dilakukan uji prasyarat analisis

    yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan perhatian orang tua

    dengan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar

    0,72> r tabel 0,213 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 dengan ingkat hubungan

    kuat. Koefisieni (r2) sebesar 56,6%, hal ini menunjukan perhatian orang tua

    berpengaruh 56,6% pada hasil belajar siswa sedangkan 43,3% dipengaruhi

    faktor-faktor lain seperti gaya belajar, motivasi belajar, kesulitan belajar, dan lain-

    lain.

    Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah ada hubungan

    yang positif dan signifikan antara perhatian oang tua dengan hasil belajar IPS.

    Saran bagi siswa, agarterus belajar untuk mencapai hasil belajar yang maskimal.

    Bagi guru, hendaknya lebih meingkatkan hubungan dengan orang tua siswa untuk

    mengetahui keadaan anak. Bagi orang tua, hendaknya dapat meningkatkan

    perhatiannya terhadap kegiatan belajar anak.

    Kata Kunci: perhatian orang tua, hasil belajar, ilmu pengetahuan sosial.

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PERNYATAAN ............................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

    PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv

    MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

    PRAKATA ..................................................................................................... vi

    ABSTRAK ..................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

    1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

    1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

    BAB II KAJIAN TEORI

    2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 10

    2.1.1 Pendidikan Keluarga ............................................................................... 10

    2.1.1.1 Pendidikan ......................................................................................... 10

    2..1.1.2 Keluarga ............................................................................................. 12

    2.1.2Perhatian orang tua ................................................................................... 13

    2.1.2.1Pengertian perhatian orang tua ............................................................. 13

    2.1.2.1 Macam-macam perhatian orang tua ..................................................... 14

    2.1.3Indikator Perhatian Orang Tua ................................................................. 17

    2.1.4 Belajar ..................................................................................................... 23

    2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ........................................... 23

    2.1.5Hasil belajar ............................................................................................. 26

  • x

    2.1.6Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................. 28

    2.1.6.1 Pengertian IPS ...................................................................................... 28

    2.1.6.2 Hakikat IPS .......................................................................................... 29

    2.1.6.3 Tujuan IPS ............................................................................................ 30

    2.1.6.4 Pembelajaran IPS ................................................................................. 31

    2.1.6.5 Kurikulum IPS ..................................................................................... 32

    2.1.6.6 Evaluasi Pembelajaran IPS .................................................................. 35

    2.1.7 Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar ............................... 39

    2.2 Kajian Empiris ........................................................................................... 40

    2.3 Kerangka Berfikir....................................................................................... 45

    2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 47

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 48

    3.1.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 48

    3.1.2 Desain Penelitian ................................................................................. 49

    3.2 Prosedur Penelitian..................................................................................... 49

    3.3 Subjek , lokasi, dan waktu penelitian ........................................................ 50

    3.3.1 SubjekPenelitian .................................................................................. 50

    3.3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 51

    3.3.3 Waktu Penelitian ................................................................................. 51

    3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 51

    3.4.1 Populasi ................................................................................................ 51

    3.4.2 Sampel ................................................................................................. 52

    3.5 Variabel Penelitian ..................................................................................... 53

    3.5.1 Variabel Bebas ..................................................................................... 53

    3.5.2 Variabel Terikat ................................................................................... 54

    3.6 Definisi Operasional................................................................................... 54

    3.7 Hubungan antar variabel ............................................................................ 55

    3.8 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 56

    3.8.1 Angket (kuisioner) ............................................................................... 56

    3.8.2 Dokumentasi ........................................................................................ 56

  • xi

    3.8.3 wawancara ............................................................................................ 57

    3.9 Instrumen Penelitian................................................................................... 57

    3.10.Uji Coba Instrumen .................................................................................. 62

    3.10.1 Validitas ............................................................................................... 62

    3.10.1.1 Validitas Isi (Content Validity ........................................................... 62

    3.10.1.2 Validitas Konstruk (Contruct Valisity) ............................................. 64

    3.10.2 Reliabilitas ........................................................................................... 65

    3.11Teknik Analisis Data ................................................................................. 67

    3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 67

    3.11.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................... 71

    3.11.2.1 Deskripsi Data Perhatian Orang Tua.................................................. 71

    3.11.2.2 Deskripsi Data Hasil Belajar .............................................................. 72

    3.11.3 Analisis Data Awal ............................................................................... 73

    3.11.3.1 Uji Prasyarat ....................................................................................... 73

    3.11.4 Analisis Data Akhir .............................................................................. 76

    3.11.4.1 Uji Hipotesis ..................................................................................... 76

    3.11.4.2 Uji Signifikansi .................................................................................. 77

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskrisi Data Hasil Penelitian ................................................................... 78

    4.1.1 Subjek Penelitian ..................................................................................... 78

    4.1.2 Deskripsi Data Perhatian Orang Tua....................................................... 78

    4.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS ............................................................ 86

    4.1.4 Analisis Data Awal ................................................................................. 89

    4.1.4.1Uji Normalitas ....................................................................................... 89

    4.1.4.2 Uji Linearitas ........................................................................................ 90

    4.1.5 Analisis Data Akhir ................................................................................ 92

    4.1.5.1 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 92

    4.1.5.2 Uji Regresi ........................................................................................ 93

    4.2 Pembahasan ............................................................................................... 96

    4.2.1 Pemaknaan Temuan ................................................................................ 96

    4.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Perhatian Orang Tua ................................... 96

  • xii

    4.2.3 Pembahasan Hasil Analisis Hasil Belajar IPS ........................................ 96

    4.2.4 Pembahasan Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar IPS 100

    4.3 Implikasi Hasil Penelitian ......................................................................... 102

    4.3.1 Implikasi Teoritis ................................................................................... 102

    4.2.2Implikasi Praktis ..................................................................................... 102

    4.2.3 Implikasi Pedagogis ............................................................................... 103

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan ................................................................................................... 104

    5.2 Saran .......................................................................................................... 105

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107

    LAMPIRAN ................................................................................................... 110

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel

    2.1 Struktur Kurikulum SD/MI ........................................................................ 33

    3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2 ..... 34

    3.1 PopulasiSiswa Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara ......................... 52

    3.2 Kisi-kisi Instrumen .................................................................................... 59

    3.3 Kisi-kisi wawancara ................................................................................... 61

    3.4 Instrumen Dokumentasi ............................................................................. 62

    3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................. 66

    3.6 Pengkategorian Perhatian Orang Tua......................................................... 72

    3.7 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................................... 73

    3.8 Hasil Uji Linearitas .................................................................................... 74

    3.9 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ................................................. 76

    3.10 Interprestasi Koefisien Korelasi ............................................................... 77

    4.1 Subjek Penelitian ........................................................................................ 78

    4.2 Analisis Deskriptif Perhatian Orang Tua ................................................... 79

    4.3 Distribusi Skor Perhatian Orang Tua ........................................................ 80

    4.4 Distribusi Skor Pemberian Bimbingan....................................................... 82

    4.5 Distribusi Skor Memberikan Nasihat ......................................................... 83

    4.6Distribusi Skor Memberian Motivasi dan Nasihat ...................................... 84

    4.7Distribusi Skor Memenuhi Kebutuhan Anak ............................................. 85

    4.8 Distribusi Skor Pengawasan Terhadap Anak ............................................. 86

    4.9Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS ................................................. 87

    4.10Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS ............................................................. 88

    4.11 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................ 90

    4.12 Hasil Uji Linearitas .................................................................................. 91

    4.13Hasil Uji Korelasi Product Moment .......................................................... 93

    4.14 Hasil Uji Regresi ...................................................................................... 94

    4.13 Hasil Persamaan Regresi .......................................................................... 96

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar

    2.1 Kerangka Berfikir....................................................................................... ...46

    3.1 Hubungan Antar Variabel. ......................................................................... ...55

    4.1 Diagram Distribusi Skor Perhatian Orang Tua. ......................................... ...81

    4.2 Diagram Distribusi Hasil Belajar IPS. ....................................................... ...89

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 111

    2. Instrumen Uji Coba ................................................................................... 113

    3. Hasil Uji Coba Instrumen ......................................................................... 118

    4. Uji Validitas ............................................................................................. 120

    5. Uji Linearitas ........................................................................................... 121

    6. Kisi- kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 122

    7. Instrumen Penelitian ................................................................................ 124

    8. Instrumen Wawancara .............................................................................. 128

    9. Hasil Wawancara ...................................................................................... 129

    10. Rekapitulasi Skor Angket ......................................................................... 132

    11. Hasil Perhitungan Skor Angket Perhatian Orang Tua Berdasarkan

    Indikator .................................................................................................... 136

    12. Uji Normalitas ........................................................................................... 156

    13. Uji Linearitas ........................................................................................... 157

    14. Rekapitulasi Nilai UTS ............................................................................ 158

    15. Hasil Uji Korelasi Product Moment ......................................................... 161

    16. Hasil Uji Regresi ....................................................................................... 162

    17. Surat Keputusan Pembimbing ................................................................... 163

    18. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 164

    19. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 167

    20. Dokumentasi ............................................................................................. 171

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pendidikan memberikan peran penting dalam pembentukan karakter

    anak, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengajarkan berbagai keterampilan.

    Pendidikan didapatkan melalui lembaga informal, formal dan nonformal. Melalui

    pendidikan tersebut, generasi penerus dapat menjadi penerus yang berpotensi,

    kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk masa depan. Setiap

    warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk

    belajar mengembangkan potensi yang ada dalam diri.Hal tersebut sesuai

    denganpengertian pendidikan yang disebutkan pada Undang – Undang Sistem

    Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 pendidikan adalah

    usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

    negara (Sisdiknas, 2011: 3).

    Untuk mewujudkan pendidikan, orang tua mempunyai peran penting

    dalam memilih pendidikan informal, formal dan nonformal untuk anak. Hal ini

    sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab IV Pasal 7 ayat 1 dan 2

    menyatakan (1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan

    pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anak.

  • 2

    (2) Orang tua dari anak usiawajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan

    dasar kepada anaknya (Sisdiknas, 2011: 9). Setiap orang tua harus cermat dalam

    memilih lembaga yang mempunyai jejang yang dapat memberikan informasi yang

    berguna bagi masa depan anak. Sekolah merupakan salah satulembaga pendidikan

    berperan penting untuk mengoptimalkan belajar. Untuk menuju jenjang

    pendidikan yan lebih tinggi dibutuhkan pendidikan dasar yang akan melandasi

    pendidikan anak. Salah satu pendidikan dasar yaitu berbentuk Sekolah Dasar (SD)

    hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 Bab IV pasal 17 ayat 2

    menyatakan pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

    (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

    Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Sisdiknas, 2011:

    13).

    Sekolah Dasar (SD)merupakan salah satu lembaga yang membekali siswa

    dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melajutkan ke jenjang yang

    lebih tinggi. Dengan kegiatan belajardi Sekolah Dasar (SD) tersebut diharapkan

    dapat membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, inovatif dan kreatif.

    Dalam proses belajar harus memperhatikan latar belakang siswa, kemampuan,

    serta keadaan sosial siswa, sehingga dapat memahami karakteristik siswa agar

    dapat memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Dibutuhkankerjasama

    berbagai komponenuntuk memaksimalkan pembelajaran, diantaranya pihak

    sekolah, guru, dan keluarga. Keluarga mempunyai peran penting dalam

    pendidikan anak. Aspek penting untuk membina anggota keluarga adalah agama

  • 3

    dan pendidikan(Willis, 2013:6). Dalam keluarga perhatian orang tua sangat

    dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran di rumah.

    Orang tua adalah figur ayah dan ibu yang memberi contoh

    kepadaanak.Perhatian orang tua berperan untuk mendidik anak di rumah sehingga

    dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki anak. Perhatian adalah

    pemusatan/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek (Soemanto, 2012: 34).

    Pemusatan objek dalam penelitian ini adalah anak. Anak sebagai objek perhatian

    karena pada usia mereka masih membutuhkan arahan dari orang yang lebih

    dewasa dan mengetahui segala hal yang mereka belum ketahui. Perhatian yang

    dilakukan orang tua adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk

    mendukung proses pembelajaran anak. Perhatian yang dilakukan orang tua dapat

    berupa membimbing, memenuhi kebutuhan, pengawasan dan memberikan

    perlindungan.

    Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang

    yang ahli kepada mereka yang belum memahami. Bimbingan yang diberikan

    orang tua dapat berupa melatih kemandirian anak, mengarahkan dalam belajar,

    mengajarkan norma-norma yang akan berguna bagi kehidupan di masyarakat serta

    membantu mengembangkan gagasan anak sehingga anak menjadi berfikir kritis.

    Perhatian orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam membimbing anak.

    Orang tua menjadi guru pertama dalam kehidupan dan guru adalah pengganti

    orang tua di sekolah. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak harus

    mampu memberikan perhatian khusus terhadap perkembangannya dalam segala

    aspek terutama pendidikan. Orang tua mempunyai peran penting untuk

  • 4

    memberikan pengarahan kepada anak untuk lebih optimal dalam proses belajar di

    rumah.Adanya perhatian orang tua terhadap anak maka orang tua tidak kesulitan

    dalam mengarahkan keinginan anak, selain itu juga dapat menjalin ikatan batin

    orang tua dan anak semakin erat.

    Pada era modern ini diperlukan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan

    teori saja, tetapi juga praktek yang berguna di masyarakat. Ilmu Pengetahuan

    Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan

    kemampuan berfikir dan sikap, hal ini sesuai dengan dimensi IPS yaitu

    pengetahun (knowledge), keterampilan (skills), nilai dan sikap (values and

    attitudes), tindakan (action)(Sapriya 2015: 48). Dalam pembelajaran IPS

    pengetahuan yang ada selalu dikaitkan dengan keterampilan, sikap dan

    diwujudkan dalam bentuk tindakan. Dimensi-dimensi tersebut diajarkan kepada

    anak untuk menjadikan anak menjadi lebih berpartisipasi aktif dalam kehidupan

    yang demokratis. Dengan adanya pelajaran IPS ini diharapkan anak akan menjadi

    generasi yang tidak hanya mempunyai pengetahuan tetapi juga dapat

    mengembangkan keterampilan dan mampu menanamkan nilai-nilai pancasila serta

    sikap yang baik serta melakukan tindakan yang tidak menyimpang dari aturan.

    Pendidikan IPS diharapkan dapat menjadi landasan bagi anak untuk

    mempersiapkan diri untuk mengahadapi tantangan yang ada di masa depan. Hal

    ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, salah satunya yaitu memiliki

    kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat

    yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global(Sapriya, 2015: 194). Tujuan

    pembelajaran IPS tersebut menjadikan materi yang dibahas semakin luas. Materi

  • 5

    yang luas menyebabkan anak merasa kesulitan dalam memahami materi yang ada

    apabila kurang konsentrasi dan memperhatikan. Selain guru yang menggunakan

    model pembelajaran inovatif untuk menarik perhatian dan pemahaman anak,

    orang tua juga mempunyai peran penting dalam pendidikan anak. Orang tua

    mempunyai kewajiban sebagai guru di rumah dan memperhatikan perkembangan

    akademik anak.

    Observasi yang dilakukan di SD Kalongan 01 dan 03 diperoleh hasil nilai

    Ulangan Akhir Semester gasal 2015/2016 memperoleh nilai yang kurang

    memuaskan. Hal tersebut dikarena kan masih ada nilai yang kurang dari nilai 70

    yang ditetapkan sebagai KKM. Dari data di SDN Kalongan 01, 19 siswa (59%)

    tidak memenuhi KKM, 13 siswa (41%) memenuhi KKM. Sedangkan di SDN

    Kalongan 03 15 siswa (56%) tidak memenuhi KKM,12 siswa (44%)memenuhi

    KKM.Nilai akademik anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri siswa

    (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri misalnya;

    keserdasan, motivasi, kemauan dan lain-lain, sedangkan faktor dari luar misalnya

    lingkungan keluarga, lingkungan sosial. Berdasarkan observasi yang dilakukan

    peneliti, menunjukan adanya perhatian orang tua yang kurang karena pekerjaan

    siswa yang mempunyai kesibukan masing-masing dan rendahnya hasil belajar

    anak. Rendahnya hasil belajar anak dapat dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya,

    kecerdasan, motivasi, perhatian orang tua dan lain-lain. Orang tua menjadi salah

    satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar anak. Orang tua harus

    secara aktif menuntun anak belajar ketika di rumah sehingga proses belajar

    menjadi optimal serta hasil belajar yang baik.

  • 6

    Perhatian orang tua yang diberikan kepasa anak mempunyai pengaruh

    pada hasil belajar anak, hal ini dikuatkan dengan penelitian terdahulu.

    Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh A. Y Soegeng dan Zahrotun

    Nisa (2014) berjudul “Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dan Hasil

    BelajarPada Pembelajaran Tematik Integratif Siswa Kelas IV SD Negeri

    Kembangarum 2 Mranggen Demak” menunjukkan hasil uji perhatian orang tua

    (variabel x) dan hasil belajar (variabel y) menunjukan hasil yang signifikan dan

    positif yaitu 0,996784. Dari hubungan tersebut diperoleh besar hubungan antar

    variabel sebesar 31,81%, hal ini berarti hasil belajar dipengaruhi oleh perhatian

    orang tua, sedangkan 68,19% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kecerdasan

    anak, pola asuh orang tua, tingkat ekonomi, dll. Hal ini menunjukan bahwa ada

    pengaruh perhatian orang tua yang mempengaruhi proses belajar anak.

    Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rani Febriany dan Yusri (2013)

    berjudul “Hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam

    mengerjakan tugas-tugas sekolah” menunjukan nilai Fhitung sebesar 0,544. Nilai

    Fhitung apabila dibandingkan dengan Ftabel sebesar 0,284 pada tingkat kepercayaan

    1%, artinya nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel sehingga dapat ditafsirkan

    terdapat hubungan yang signifikasn antara perhatian orang tua dengan motivasi

    belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.

    Hubungan perhatian orang tua juga ditunjukan oleh jurnal yang berjudul

    “Parent Influence on Outcome for Children: HIPPY as a Cost Effective Option”

    mengatakan :

  • 7

    “… HIPPY ( Home Interaction programme for Parents ang Youngters)

    has been successfully operated in New Zeland and overseas. HIPPY is home

    based programme that trains parents to help school or later life.”

    Pernyataan tersebut menunjukkan keberhasilan program HIPPY di New

    Zeland bejalan dengan sukses. HIPPY merupakan sebuah program yang

    diciptakan pemerintah untuk melatih orang tua berinteraksi dengan anak dengan

    cara belajar bersama, interaksi dan membantu kesulitan ketika disekolah.

    Interaksi antara anak dan orang tua sangat dibutuhkan dalam proses

    belajar, dengan adanya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka

    kesulitan yang ada dalam belajar dapat diminimalisir. Perhatian orang tua juga

    berpengaruh pada proses belajar IPS anak. Materi IPS yang luas menjadikan anak

    kesulitan dalam memahami setiap materi untuk itu butuh perhatian khusus untuk

    membuat anak berkonsentrasi dalam belajar.

    Penelitian terdahulumenunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara

    perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa dengan perhatian orang tua yang

    baik mempunyai nilai akademik yang bagus.

    Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan

    penelitiandengan judul “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar

    IPS Pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten

    Semarang”. Dengan harapan peneliti dapat memgetahui hubungan perhatian orang

    tua terhadap hasil belajar IPS siswa.

  • 8

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang

    dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah :

    Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua

    dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar

    Dewantara Kabupaten Semarang?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini untuk

    mengetahui:

    1. Perhatian orang tua yang diberikan pada siswa kelas V SDN Gugus Ki

    Hajar Dewantara.

    2. Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara perhatian orang tua

    dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:

    1.4.1 Manfaat Teoritis.

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perhatian

    orang tua terhadap hasil belajar IPS. Selain itu penelitian ini dapat juga digunakan

    sebagai pijakan bagi peneliti lain mengenai perhatian orang tua dan hasil belajar

    IPS.

  • 9

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi Siswa

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada siswa agar

    dapat lebih menghargai perhatian orang tua yang diberikan.

    2. Bagi Guru

    Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui

    perhatian orang tua terhadap anak yang akan mempengaruhi proses

    pembelajaran.

    3. Bagi Sekolah

    Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk

    menyusunprogram-program sekolah dalam usaha meningkatkan

    kegiatan belajar siswa perlumelibatkan peran orang tua, karena

    pendidikan anak tidak hanya tugas guru dan pihak sekolah.

    4. Bagi Orang Tua

    Penelitian ini diharapkan menambah informasi bagi orang tua untuk

    dapat lebih memperhatikan anak sehingga memiliki hasil belajar yang

    maksimal.

  • 10

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1. LANDASAN TEORI

    2.1.1 Pendidikan Keluarga

    2.1.1.2 Pendidikan

    Pendidikan merupakan proses bimbingan yang diberikan untuk siswa agar

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berlangsung seumur hidup. Hal ini

    dengan pendapat Purwanto (2014: 19) mengatakan pendidikan adalah

    bimbingan/pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara

    sengaja agar anak menjadi dewasa. Pertolongan yang dilakukan secara sadar

    bertujuan untuk membentuk karakter anak sehingga mampu menghadapi masa

    depan. Pendidikan dapat ditempuh dengan berbagai jalur sesuai dengan kebutuhan

    anak.

    Pemerintah telah menentukan jalur pendidikan sebagaimana dijelaskan

    pada Bab I Pasal 1 ayat 7 Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui siswa

    untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai

    dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan ini digunakan oleh pemerintah

    sebagai sarana untuk menfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi yang ada

    dalam diri siswa. Jalur pendidikan yang ada di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu

    informal, formal dan nonformal yang dijelaskan pada Bab VI Pasal 13 Ayat 1

    yaitu jalur pendidikan terdiri atas pendidikan informal, formal dan nonformal.

    Penegasan jalur pendidikan tersebut terdapat pada Bab I pasal 1 ayat (11)

  • 11

    pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

    terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. (12)

    Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

    dilaksanakan secara terstruktur. (13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan

    keluarga dan lingkungan. Ketiga jalur yang telah dijelaskan di atas dapat

    ditempuh untuk menyalurkan siswa agar dapat berkembang sesuai dengan tujuan

    pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah.

    Jalur pendidikan yang ditetapkan mempunyai peran tersendiri untuk

    mencapai tujuan pendidikan. Jalur pendidikan formal ditempuh melalui sekolah

    formal yang dimulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah menengah Pertama).

    SMA (Sekolah Menengah Atas) dan PT (Perguruan Tinggi). Setiap jenjang

    pendidikan mempunyai peran masing-masing untuk memberikan pelajaran yang

    sesuai dengan kemampuan berfikirsiswa. Misalnya untuk SD (Sekolah Dasar)

    guru mengajarkan anak untuk lebih banyak memahami pelajaran yang tidak

    terlalu membebani dan dapat diterima anak. Pembelajaran yang diberikan dapat

    dikaitkan dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa.

    Materi yang diajarkan dapat disampaikan dengan bahasa sederhana sehingga

    siswa mampu memahami materi lebih jelas. Jenjang pendidikan selanjutnya

    mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda untuk semakin menambah ilmu siswa.

    Jalur nonformal ini sebagai lembaga pendukungjalur pendidikan secara formal

    misalnya les bimbel (bimbingan belajar), les bimbel dapat dilakukan perorangan

    maupun sebuah lembaga resmi yang sudah diakui oleh pemerintah, baik

    perorangan maupun lembaga dapat membantu berlangsungnya pembelajaran

  • 12

    siswa. Jalur informal berupa pendidikan keluarga dan lingkungan. Keluarga dan

    lingkungan menjadi tempat pertama kali siswa belajar untuk mengenal hal-hal

    yang ada di sekitarnya. Keluarga dan lingkungan dapat membantu anak untuk

    meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Dari ketiga jalur di atas keluarga dan

    lingkungan menjadi dasar pendidikan siswa sebelum memulai pendidikan formal

    dan nonformal. Adanya keluarga dan lingkungan sosial menjadikan anak lebih

    siap menghadapi pendidikan formal dan nonformal.

    2.1.1.2 Keluarga

    Proses belajar anak dimulai dari lingkungan kecil yaitu keluarga. Keluarga

    adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri

    anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (UUD:1992). Setiap

    keluarga terdapat orang tua yang senantiasa memberikan pelajaran hidup dan

    bimbingan untuk menghadapi dunia luar. Nasution (1986:1) mengatakan orang

    tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah

    tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak. Orang tua

    mempunyai peran untuk membimbing anak dalam pengetahuan dan sikap sosial di

    masyarakat. Orang tua menjadi guru pertama dalam kehidupan siswa. Orang tua

    memiliki tanggung jawab yang besar untuk membentuk karakter, membimbing

    dan mengarahkan siswa untuk bekal menuju pendidikan formal. Dalam

    membimbing anak, orang tua harus memberikan perhatian khusus untuk

    mengawasi perkembangan belajar siswa. Banyak atau sedikitnya perhatian yang

    diberikan kepada siswa mempengaruhi proses belajar siswa dirumah. Semakin

    banyak perhatian orang tua yang diberikan maka semakin baik hasil belajar yang

  • 13

    diterima, sebaliknya jika sedikit perhatian yang diberikan kepada siswa maka hasil

    belajarnya akan rendah. Hal ini yang mendasari peneliti memilih faktor perhatian

    orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa.

    2.1.2 Perhatian Orang Tua

    2.1.2.1 Pengertian Perhatian Orang Tua

    Dalam keluarga terdapat orang tua yang bertanggung jawab dalam

    pendidikan anak.Orang tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu

    keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut

    ibu bapak (Nasution, 1986: 1).Orang tua sangat berperan pada proses belajar anak

    senantiasa memperhatikan perkembangan belajar siswa. Orang tua sejak dini

    mengajarkan kepada anak untuk mengenal ayah, ibu, dan orang disekitarnya,

    mengenalkan nilai-nilai yang akan berguna bagi siswa untuk bersosialisasi di

    masyarakat. Hal-hal tersebut menunjukan menunjukkan perhatian orang tua

    sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar anak. Perhatian orang tua adalah

    pemusatan/kekuatan yang ditujukan ayah dan ibu kepada siswa dalam

    memperhatikan tingkah laku serta aktifitas siswa dengan sadar. Perhatian orang

    tua dalam proses belajar dapat berupa bimbingan, pemenuhan kebutuhan,

    pengawasan dan motivasi. Dalam keluarga, siswa untuk pertama kali

    mendapatkan bimbingan, pemenuhan kebutuhan, pengawasan dan motivasi.

    Berkaitan dengan hal tersebut, dikuatkan oleh pendapat Soemanto (2012:

    34) mendefinisikan perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara

    bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Selian itu

    perhatian dapat diartikan 2 macam yaitu:

  • 14

    1) Perhatian adalah pemusatan/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek.

    2) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu

    aktifitas.

    Sedangkan Sumadi Suryabrata (2014: 14) berpendapat bahwa perhatian

    adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang

    dilakukan.

    Bersumber pendapat ahli di atas, perhatian orang tua adalah

    pemusatan/kekuatan terhadap tingkah laku serta aktifitas siswa secara sadar yang

    ditujukan untuk anak. Pemusatan disini ditekankan pada proses belajar anak,

    seperti: pemberian bimbingan, memberikan nasihat, memberikan motivasi dan

    penghargaan, memenuhi kebutuhan anak dan pengawasan terhadap anak. Ketika

    orang tua memperhatikan siswa dalam belajar, maka siswa akan merasa

    diperhatikan dan semangat untuk belajar lebih giat untuk mencapai hasil belajar

    yang maksimal.

    2.1.2.2 Macam-macam perhatian orang tua

    Perhatian orang tua yang diberikan antara satu sama lain berbeda. Ada

    orang tua yang sangat memperhatikan anak ada pula yang acuh. perhatian

    mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti yang di ungkapkan oleh

    Soemanto (2012: 35) ada bermacam-macam perhatian, yang pada pokoknya

    meliputi:

    1. Macam-macam perhatian menurut cara kerjanya:

    a. Perhatian spontan; yaitu perhatian yang tidak sengaja atau

    tidak sekehendak subjek.

  • 15

    b. Perhatian refleksif; yaitu perhatian yang disengaja atau

    sekehendak subjek.

    2. Macam-macam perhatian menurut intensifnya:

    a. Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan

    oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai

    kativitas atau pengalaman batin.

    b. Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian ynag kurang

    diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang

    menyertai aktivitas atau pengalaman baru.

    3. Macam-macam perhatian menurut luasnya:

    a. Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju kepada

    lingkup objek yang sangat terbatas.

    b. Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat

    tertuju kepada lingkup objek yang luas atau tertuju kepada

    bermacam-macam objek.

    Sumadi Suryabrata (2014: 14-15) menggolongkan perhatian menjadi 3, yaitu:

    1. Atas dasar intensifnya:

    a. Perhatian intensif, dan

    b. Perhatian tidak intensif.

    Makin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau

    pengalaman batin berarti makin intensif perhatiannya.

    2. Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan manjadi:

    a. Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja).

  • 16

    b. Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).

    Perhatian jenis pertama timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa usaha,

    tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis kedua timbul karena usaha,

    dengan kehendak.

    3. atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan

    menjadi:

    a. Perhatian terpencar (distributif),dan

    b. Perhatian terpusat (konsentratif).

    Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju pada bermacam-

    macam objek. Perhatian yang terpusat pada suatu saat hanya dapat

    tertuju kepada objek yang sangat terbatas.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa bermacam-macam

    perhatian orang tua terhadap anak. Ditinjau dari intensifnya, ada perhatian intensif

    dan tidak intensif. Perhatian intensif ini dilakukan secara rutin dan bertahap untuk

    memberikan perhatian melalui perlakuan khusus melalui rangsangan. Misalnya

    setiap malam orang tua selalu menemani anaknya belajar untuk membantu

    memahami ketika ada pelajaran yang kurang dipahami. Sebaliknya perhatian tidak

    intensif kurang diperkuat dengan rangsangan, misalnya orang tua yang hanya

    menemani anak belajar tanpa campur tangan dalam belajar anak.

    Ditinjau dari cara kerjanya pehatian spontan yaitu perhatian yang

    dilakukan tanpa disadari. Misalnya melihat anaknya gelisah ketika mendapatkan

    pekerjaan rumah (PR) dari guru namun setelah dicari pada buku pelajaran materi

    yang ada kurang jelas. Orang tua yang perhatian akan membantu anak untuk

  • 17

    mengarahkan mencari jawaban dari pertanyaan yang dimaksud. Sebaliknya

    perhatian refleksi yaitu perhatian yang disengajakan untuk memperhatikan suatu

    objek.

    Ditinjau dari luasnya perhatian, ada yang terpusat dan terpencar. Perhatian

    terpusat yaitu perhatian yang tertuju langsung pada satu objek dan tidak luas

    sedangkan perhatian terpencar merupakan perhatian yang luas dan lebih dari satu

    objek.

    Perhatian khusus yang diberikan oleh orang tua dalam proses belajar

    menjadikan siswa lebih terarah karena bimbingan yang diberikan selama proses

    belajar dirumah.Adanya bimbingan,fasilitas dan suasana belajar yang kondusif

    dapat memperlancar proses belajar.

    2.1.3 Indikator Perhatian Orang Tua

    Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan mempunyai tanggung

    jawab untuk memberikan pengetahuan maupun pengalaman hidup yang akan

    berguna bagi masa depan anak. Hamalik (2013: 6) mengatakan orang tua

    menyadari bahwa anak-anak perlu memiliki pengetahuan yang tingkatnya

    melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tuanya sendiri. Seiring berjalannya

    waktu orang tua mulai membuka wawasan tentang pendidikan melalui sebuah

    lembaga. Sekolah Dasar (SD) dipilih sebagai suatu lembaga yang akan

    memberikan pendidikan serta pengalaman belajar untuk membekali anak di masa

    depan. Selain sekolah orang tua perlu memberikan fasilitas yang memadahi untuk

    menunjang proses belajar. Orang tua semakin selektif dalam memberikan fasilitas

    belajar untuk anak. Namun tidak semua orang tua memberikan fasilitas yang

  • 18

    memadahi untuk menunjang belajar anak. Djamarah (2014: 267) mengatakan

    “Jika komunikasi yang harmonis antara orang tua dan anak telah terbangun dan

    implikasinya dapat menciptakan keluarga sejahtera...”. Orang tua dan anak

    membutuhkan komunikasi yang baik untuk memaksimalkan rasa perhatian orang

    tua terhadap anak. Orang tua dengan komunikasi yang baik akan selalu bertanya

    tentang proses belajar disekolah, interaksi bersama teman selama disekolah,

    interaksi dengan masyarakat, dll. Dengan adanya komunikasi antara orang tua dan

    anak maka orang tua akan mengetahui kegiatan anak dalam proses belajar selain

    itu anak juga dapat mengemukakan kesulitan yang dialami dalam proses belajar.

    Selain itu kasih sayang dan suasana belajar yang nyaman juga dibutuhkan untuk

    mendukung terciptanya proses belajar yang kondusif.

    Orang tua diberikan amanah oleh Allah SWT untuk mendidik anak ke

    jalan yang benar. Djamarah (2014: 129) mengatakan “Mendidik anak berarti

    mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang”. Dalam

    mendidik anak orang tua akan memperhatikan kegiatan dalam proses belajar anak.

    Orang tua mempunyai kewajiban untuk mengenalkan nilai dan norma yang

    berlaku di masyarakat, hal yang pantas atau tidak dan sebagainya sejak usia dini.

    Hal ini akan membentuk karakter anak yang sesuai dengan yang diharapkan

    masyarakat. Dengan adanya pengetahuan yang luas didukung dengan karakter

    yang luhur akan menjadi modal bagi anak untuk menghadapi tantangan di masa

    depan.

    Memberikan pendidikan yang layak untuk masa depan anak merupakan salah

    satu tanggung jawab orang tua. Abdullah Nashih Ulwan dalam Djamarah (2014:

  • 19

    46) mengatakan “…tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak adalah

    tanggung jawab pada aspek pendidikan iman (akal), pendidikan kejiwaan,

    pendidikan sosial dan pendidikan seksual”. Pendidikan yang dilakukan oleh orang

    tua di lingkungan keluarga menitik beratkan pada penanaman budi pekerti sehari-

    hari yang dapat digunakan untuk hidup di masyarakat. Budi pekerti merupakan

    suatu cerminan dari akhlak mulia. Tidak semua orang tua mengajarkan budi

    pekerti dengan maksimal. Menurut Djamarah (2014:16) “…pendidikan yang

    mulia itu adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak

    dalam keluarga. Namun sayangnya, tidak semua orang tua melakukannya. Banyak

    faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk dan bekerja

    keras siang dan malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi

    anaknya, waktunya dihabiskan diluar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat

    mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk

    memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anak terabaikan”.

    Indikator yang akan diteliti tentang perhatian orang tua ada 5 yaitu: (1)

    Pemberian bimbingan(2) memberikan nasihat, (3) memberikan motivasi dan

    penghargaan, (4) memenuhi kebutuhan anak (5) pengawasan terhadap anak.

    Penjelasannya sebagai berikut:

    1) Pemberian Bimbingan.

    Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan dapat dilakukan di

    masyarakat. Bimbingan belajar salah satunya dapat di laksanakan di dalam

    keluarga. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak

    berkewajiban memberikan bimbingan belajar pada anak saat di rumah.

  • 20

    Seorang anak cenderung masih labil dalam menghadapi permasalahan belajar.

    Untuk itu orang tua wajib untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

    kepada anak. Bimbingan dan arahan ini dimaksudkan untuk membuat anak

    menjadi lebih jelas dan termotivasi untuk belajar. Dengan adanya peran serta

    orang tua dalam belajar anak, maka anak akan menjadi lebih terarah untuk

    mengetahui mana yang salah dan yang benar yang harus di lakukan anak

    dalam belajar. Mugiharso (2012:4) mengatakan “Bimbingan adalah proses

    pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang

    atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar

    orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan

    mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat

    dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Bimbingan dalam

    hal ini orang tua memberikan tuntunan dan membantu anak untuk menghadapi

    masalah yang dialami dalam proses belajar selain itu mengajarkan tentang

    tanggung jawab terhadap pilihan yang telah dipilih. Dalam hal ini orang tua

    berperan untuk membimbing anak dalam proses belajar. Orang tua juga

    mengajarkan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak

    sehingga anak menjadi lebih berkembang dan mencapai hasil belajar yang

    maksimal. Pemberian bimbingan, misalnya; membimbing anak ketika ada

    kesulitan, mendampingi mengerjakan tugas, dan menegur ketika tidak

    bersungguh-sungguh dalam belajar.

    2) Memberikan nasihat

  • 21

    Nasihat digunakan orang tua untuk memberikan kritik, saran dan masukan

    terhadap apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Kritikan yang diberikan

    sebaiknya tidak menjatuhkan mental anak. kritikan juga harus disertai saran

    perbaikan sehingga anak tidak merasa di marahi atas hal yang telah dilakukan.

    Nasihat digunakan untuk membuat anak menjadi paham mana yang salah dan

    yang benar. Menasihati anak tidak berarti memarahi anak, nasihat dipandang

    sebagai pemberian saran untuk memecahkan masalah berdasarkan pengalaman

    yang telah dilakukan oleh orang tua. Memberikan nasihat, misalnya;

    memberikan nasihat untuk tidak melakukan kecurangan, memberikan nasihat

    untuk rajin belajar, dan menasihati pentingnya sekolah lanjut.

    3) Memberikan motivasi dan penghargaan.

    Motivasi dan penghargaan dilakukan guru dan orang tua untuk memberikan

    semangat belajar bagi anak. Hamzah B Uno (2013:3) mengatakan “Motivasi

    adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha

    mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

    kebutuhannya”. Motivasi dapat berasal dar diri siswa maupun dari luar.

    Lingkungan keluarga berperan penting untuk memotivasi atau memberikan

    dorongan dalam proses belajar. Selain memberikan motivasi yang akan

    memberikan semangat untuk belajar, orang tua memberikan penghargaan

    dapat berupa pujian ataupun berupa hadiah. Baik motivasi dan penghargaan

    dibutuhkan untuk memberikan semangat belajar anak. Memberikan motivasi

    dan penghargaan, misalnya memberikan penghargaan untuk memotivasi anak,

  • 22

    memberikan semangat belajar, memberikan hadiah ketika mendapatkan nilai

    yang baik.

    4) Memenuhi kebutuhan anak.

    Penyediaan fasilitas yang memadahi merupapakan salah satu penunjang

    belajar anak. Orang tua yang baik akan senantiasa memperhatikan fasilitas

    belajar yang akan menunjang belajar anak sehingga proses belajar berjalan

    secara optimal. Fasilitas belajar yang harus ada yaitu: alat tulis, buku

    penunjang IPS, suasana belajar yang nyaman, dan lain sebagainya. Apabila

    salah satu fasilitas tidak terpenuhi akan menghambat proses belajar anak dan

    mengurangi semangat belajar anak. Sebaliknya apabila fasilitas terpenuhi

    maka anak akan menjadi lebih semangat dalam belajar. Memenuhi kebutuhan

    anak, misalnya; menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar,

    menyediakan peralatan sekolah anak, menyediakan ruangan khusus untuk

    belajar.

    5) Pengawasan terhadap anak.

    Pengawasan terhadap anak difokuskan pada proses belajar anak. Dengan

    adanya pengawasan orang tua akan mengetahui kesulitan yang dialami anak

    dalam belajar dan perkembangan belajar anak. dengan adanya pengawasan

    orang tua akan mengetahui kebutuhan apa saja yang akan dibutuhkan terkait

    dengan aktifitas belajar. Pengawasan bukan berarti mengekang anak.

    Pengawasan yang dilakukan oleh orang tua berguna untuk membuat anak

    menjadi lebih disiplin dalam belajar. Pengawasan terhadap anak, misalnya;

    mengawasi anak dalam proses belajar di rumah, mengatur jam belajar dan

  • 23

    membatasi jam bermain anak, mengawasi perkembangan anak baik di rumah

    dan di sekolah.

    Indikator yang telah ditetapkan digunakan sebagai acuan untuk membuat

    instrumen tentang perhatian orang tua pada siswa kelas V SDN di gugus Ki Hajar

    Dewantara Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

    2.1.4 Belajar

    Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia dalam segala

    aspek kehidupan yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai

    suatu tujuan. Seseorang akan belajar mengalami perubahan perilaku dan cara

    berfikir maupun tingkah laku dan akan semakin bertambah secara bertahap dan

    berkelanjutan. Hal ini dikuatkan oleh pendapat para ahli.

    Soemanto (2012: 104) mengungkapkan bahwa belajar itu bukan sekedar

    pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar

    berlangsung secara aktif dan intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk

    perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

    Laura (2012: 390) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku

    yang relatif menetap dan muncul melalui pengalaman.

    Belajar merupakan hal yang wajar yang telah dilakukan oleh semua

    makhluk dari usia dini dan akan berlangsung sampai meninggal. Secara tidak

    langsung kita belajar dari bangun tidur sampai tidur kembali. Belajar dapat

    dilakukan di rumah, sekolah, lembaga pendidikan formal, non formal dan

    informal. Pengalaman yang kita lewati semasa hidup merupakan proses belajar.

  • 24

    Berdasarkan pendapat para ahlidi atas, belajar dimaknai sebagai proses perubahan

    tingkah laku yang relatif tetap yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    Pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku manusia, antara yang

    satu dan lainnya mempunyai kemampuan berbeda dalam proses belajar. Berhasil

    atau tidak proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda pula. Faktor

    tersebut ada yang berasal dari dalam diri ataupun luar diri seseorang sebagaimana

    diungkapkan oleh para ahli.

    Purwanto (2014: 102) mengatakan faktor – faktor yang mempengaruhi

    belajar siswa adalah sebagai berikut:

    1. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor

    individual, dan

    2. faktor yang ada diluar individu kita disebut faktor sosial, yang termasuk

    faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,

    kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang

    termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga,

    guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar

    mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

    Sedangkan Soemanto (2012: 113) menggolongkan faktor-faktor yang

    mempengaruhi belajar menjadi 3 golongan sebagai berikut:

    1. Faktor-faktor stimulasi belajar; (a) Panjangnya bahan pelajaran, (b) Kesulitan bahan pelajaran, (c) Berartinya bahan pelajaran,

    (d) Berat-ringannya tugas, (e) Suasana lingkungan eksternal

  • 25

    2. Faktor-faktor metode belajar; (a) Kegiatan berlatih atau praktek, (b) Overlearning and drill, (c) Resitasi selama belajar, (d)

    Pengenalan tentang hasil-hasil belajar, (e) Belajar dengan

    keseluruhan dengan bagian-bagian (f) Penggunaan modalitas

    indra (g) Penggunaan dalam belajar, (h) Bimbingan dalam

    belajar (i) Kondisi-kondisi insentif.

    3. Faktor-faktor individual; (a) Kematangan, (b) Faktor usia kronologis, (c) Faktor perbedaan jenis kelamin, (d) Pengalaman

    sebelumnya, (e) Kapasitas mental, (f) Kondisi kesehatan

    jasmani, (g) Kondisi kesehatan rohani, (h) Motivasi

    Djamarah (2011:175) menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

    1. Faktor Lingkungan a. Lingkungan alami. b. Lingkungan social budaya.

    2. Faktor instrumental a. Kurikulum. b. Program c. Sarana dan fasilitas d. Guru

    3. Kondisi Fisiologis

    4. Kondisi psikologis a. Minat b. Kecerdasan c. Bakat d. Motivasi e. Kemampuan kognitif

    Beberapa pendapat para ahli di atas dapat diketahui faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal (berasal dari diri siswa)

    meliputi: intelegensi, kesehatan, kondisi fisik, motivasi dan gaya belajar dan

    faktor eksternal(berasal dari luar diri siswa) meliputi: lingkungan keluarga,

  • 26

    lingkungan sekolah, gaya mengajar guru, metode pengajaran yang dilakukan guru,

    lingkungan sosial dan sebagainya.

    Lingkungan keluarga merupakan faktor belajar yang pertama dan utama bagi

    kehidupan siswa. Sejak lahir siswa memulai proses belajar dalam keluarga. Orang

    tua sangat berperan dalam proses belajar dalam keluarga. Orang tua senantiasa

    memberikan kasih sayang dan perhatian untuk menunjang proses belajar anak.

    Perhatian yang diberikan orang tua kepada siswa akan memberikan semangat bagi

    anak untuk belajar. Bimbingan dan pengarahan orang tua sangat dibutuhkan

    dalam membantu anak menyelesaikan kesulitan dalam belajar, selain orang tua

    juga bertanggung jawab atas tersedianya fasilitas pendukung belajar seperti: alat

    tulis, buku penunjang pembelajaran IPS, memperhatikan tumbuh kembang anak

    dan memperhatikan kesehatan mental maupun fisik siswa. Jadi perhatian orang

    tua yang termasuk faktor eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

    2.1.5Hasil belajar

    Pada kegiatan pembelajaran seorang siswa harus melalui proses

    pembelajaran. Proses tersebut mempunyai beberapa tahapan yang nantinya akan

    berakhir pada hasil belajar, pada tahap awal siswa akan diberikan informasi yang

    terkait dengan materi yang dipelajari. Tahap selanjutnya adalah proses pengolahan

    informasi materi yang diterima selanjutnya akan dilakukan pendalaman melalui

    pemahaman materi dan latihan soal. Barulah tahap terakhir akan diperoleh hasil

    belajar melalui evaluasi keseluruhan untuk mengukur sejauh mana sejauh mana

    pemahaman terhadap materi yang telah diberikan.

  • 27

    Suprijono (2012: 7) mengungkapkan hasil belajar adalah perubahan

    perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

    saja.

    Dari pernyataan di atas hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah

    laku melalui tahapan belajar untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

    materi atau ketuntasan nilai dalam pembelajaran.

    Menurut Bloom (dalam Sudjana,2010:22-23) membaginya menjadi tiga

    ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (1) Ranah

    kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek

    yaitu pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

    evaluasi.Ranah kognitif pada materi IPS banyak yang diajarkan kepada anak.

    Pada aspek pengetahuan dan ingatan, siswa diarahkan untuk menghafalkan dan

    mengetahui fakta, konsep dan generalisasi pada mata pelajaran IPS. Pada aspek

    pemahaman, siswa diarahkan untuk memahami atau mengerti yang telah diketahui

    atau dihafalkan sebelumnya. Aspek aplikasi, siswa dapat menerapkan konsep-

    konsep tentang IPS. Aspek analisis, siswa diarahkan untuk menguraikan suatu

    keadaan menjadi lebih kecil dan memahami hubungan antar bagian. Aspek

    sintesis, siswa mampu menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur secara

    logis. Aspek evaluasi, kemampuan siswa dalam membuat pertimbangan terhadap

    suatu kondisi. (2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap yang terdiri dari

    limaaspek yakni penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, dan

    internalisasi.Ranah afektif dalam mata pelajaran IPS ini diajarkan dalam materi

    sosiologi, dimana dalam materi tersebut diajarkan bagaimana cara bersikap yang

  • 28

    baik, berperilaku sesama manusia, menghargai sesama, dan berinteraksi antar

    individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Hal ini

    diajarkan kepada siswa dengan harapan setelah mempelajari IPS anak dapat

    bersosialisasi dengan masyarakat dan tidak merasa asing di masyarakat.(3) Ranah

    psikomotoris, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan, dan kemampuan

    bertindak. Ranah psikomotorik ini lebih mengarah pada hasil dari teori ranah

    kognitif dan afektif yang telah diajarkan. Di ranah psikomotorik ini anak dapat

    menerapkan materi yang telah diterima kedalah kehidupan sehari-hari. Dengan

    demikian diaharapkan dengan mempelajari mata pelajaran IPS ini anak tidak

    hanya pandai dalam segi pengetahuan saja namun juga sikap dan tindakan di

    masyarakat.

    Ketiga ranah diatas dinilai guru selama proses pembelajaran IPS, namun

    dalam aplikasinya guru paling banyak memunculkan nilai kognitif karena ranah

    kognitif dapat dinilai dari hasil ulangan yang telah dilaksanakan, sedangkan untuk

    ranah afektif dan psikomotoris guru harus ada pengamatan khusus untuk

    memberikan nilai mengingat ranah tersebut tidak dapat diamati hanya sekali dua

    kali saja. Dalam penelitian ini variabel hasil belajar IPS menggunakan hasil

    belajar pada ranah kognitif, karena mencakup aspek pengetahuan dan ingatan,

    pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Data yang digunakan adalah

    nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPS kelas V tahun ajaran

    2015/2016.

    2.1.6 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial

  • 29

    Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

    pelajaran yang ada di sekolah dasar. Mata pelajaran IPS mempunyai cakupan

    materi yang luas. Penjelasan tentang IPS diuraikan sebagai berikut:

    2.1.6.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

    Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran, salah

    satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Sapriya, dkk

    (2006:3) IPS merupakan perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti

    sejarah, geografi, ekonomi, antopologi budaya dan sebagainya yang diperuntukan

    sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan. Selain itu A. Kosasih Djahiri

    (dalam Sapriya, dkk, 2006:7) mengatakan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu

    pengatahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu

    sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.

    Bersumber pendapat para ahli bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

    perpaduan konsep-konsep ilmu sosial dan ilmu lainya berdasarkan prinsip

    pendidikan yang diajarkan sebagai pembelajaran di sekolahan.

    2.1.6.2 Hakikat IPS

    Dalam kehidupan ini kita tidak lepas dari hubungan antara makhluk satu

    dengan yang lainnya. Setiap individu membutuhkan adaptasi terhadap lingkungan

    sosial sehingga dapat bertahan hidup dalam masyarakat. Daerah satu dengan

    lainnya tentu memiliki keadaan sosial yang berbeda-beda. Untuk itu pemahaman

    terhadap lingkungan sosial harus diajarkan sedini mungkin melalui ilmu khusus

    yang tidah hanya mengajarkan teori namun juga implikasinya di masyarakat, salah

    satunya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan salah satu ilmu yang

  • 30

    tidak hanya membina generasi muda untuk belajar namun juga menanamkan nilai

    serta prinsip-prinsip yang ada di masyarakat sehingga dapat berguna untuk masa

    depannya. Selain itu IPS juga dapat digunakan untuk menghadapi dunia modern

    yang menuntut generasi muda untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif untuk

    melaksanakan pembangunan di masyarakat. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat

    ahli.

    Menurut Taneo (2010: 19) “Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari

    anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda

    belajar ke arah positif yakni megadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang

    diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip-

    prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan

    masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak

    diwariskan kepada turunannya secara lebih baik”.

    Bersumber pendapat ahli di atas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknai

    sebagai ilmu yang pengetahuan yang membina generasi muda untuk lebih aktif,

    kreatif dan inovatif dan melakukan perubahan sosial yang diinginkan masyarakat.

    2.1.6.3 Tujuan IPS

    Setiap pembelajaran yang diberikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai

    dalam kegiatan belajar. Dengan adanya tujuan, pembelajaran dapat terarah dan

    sesuai dengan yang diinginkan.

    Kurikulum 2006 menjelaskan bahwa IPS bertujuan agar siswa memiliki

    kemampuan sebagai berikut:

  • 31

    1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

    dan lingkungannya.

    2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin

    tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan

    sosial.

    3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosialdan

    kemanusiaan.

    4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

    dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global.

    Selain itu Taneo (2010: 26).mengatakan Tujuan mempelajari ilmu

    pengetahuan di Indonesia untuk memberikan pengetahuan yang merupakan

    kemampuan mengingat kembali atau mengenal kembali atau mengenal ide-ide atau

    penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau dialami sebelumnya

    Selain itu Fenton dalam Taneo (2010: 26) mengungkapkan bahwa tujuan

    Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mempersiapkan siswa menjadi Negara yang baik,

    mengajar anak didik agar mempunyai kemampuan berfikir dan dapat melanjutkan

    kebudayaan bangsa.

    Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknaisebagai salah satu mata

    pelajaran untuk mempersiapkan siswa mendapatkan pengetahuan, mengembangkan

    kemampuan berfikir kritis, keterampilan, penanaman nilai dan sikap sosial untuk

    mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik dan dapat melanjutkan

    kebudayaan bangsa serta mempersiapkan siswa untuk menjadi masyarakat yang

    demokratis dan membaur di masyarakat.

  • 32

    2.1.6.4 Pembelajaran IPS

    Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

    sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (sisdiknas, 2011: 5)

    Menurut Hamalik (2014: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

    tersusun meliputi unsur-unsur manusiwi (siswa dan guru), material (buku, papan

    tulis, kapur, dan audio visual), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses

    yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar.

    Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk., 2006:7) mengatakan

    ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengatahuan yang memadukan sejumlah

    konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah

    berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.

    Pendapat ahli di atas dapat dimaknai pembelajran IPS sebagai interaksi

    antara peserta didik dan pendidik yang mempelajari tentang ilmu sosial yang

    didukung dengan material, fasilitas dan proses yang saling mempengaruhi untuk

    mencapai tujuan belajar IPS.

    2.1.6.5 Kurikulum IPS SD

    Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

    pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

    tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

    tertentu (sisdiknas, 2011: 5).

    Menurut Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    dalam Suprayogi (2011:19) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

  • 33

    pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

    sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

    pendidikan tertentu.

    Bersumber pendapat ahli di atas, kurikulum merupakan suatu perangkat

    pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tujuan, isi dan

    bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

    Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2006. Kurikulum

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sekolah dasar tahun 2006 ditetapkan berdasarkan

    keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006.

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang

    sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005

    bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Dasar Pendidikan pada jenjang pendidikan

    dasar dan menengah mengacu pada:

    1. Standart isi 2. Standart proses 3. Standart kompetensi lulusan 4. Standart pendidik dam tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana 6. Standar pembiayaan 7. Standar pengelolaan standar pembiayaan 8. Standar penilaian.

    Standar isi yang digunakan untuk satuan pendidikan dasar dan

    menengah (2006: 11) disebutkan bahwa struktur kurikulum SD/MI meliputi

    substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama

    enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI

    disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata

  • 34

    pelajaran dengan ketentuan yaitu kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran,

    muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut:

    Tabel 2.1

    Struktur Kurikulum SD/MI

    Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

    I II III IV, V, VI

    A. Mata Pelajaran

    1. Pendidikan Agama 3

    2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

    3. Bahasa Indonesia 5

    4. Matematika 5

    5. Ilmu Pengetahuan Alam 4

    6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

    7. Seni Budaya dan Keterampilan 4

    8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

    4

    B. Muatan Lokal 2

    C. Pengembangan Diri 2

    Jumlah 26 27 28 32

    Sumber: Permendiknas, 2016

    Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan

    dengan menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini

    adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

    Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta

    didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar

    yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang

    berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem

    Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

    Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan

    oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap

  • 35

    muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu

    dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan

    tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan

    pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

    Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SD/MI/SDLB

    berlangsung selama 35 menit (BSNP, 2006: 41). Berikut Standar Kompetensi dan

    Kompetensi Dasar yang pada kelas V semester genap:

    Tabel 2.2

    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    2. Menghargai peranan

    tokoh pejuang dan

    masyarakat dalam

    mempersiapkan dan

    mempertahankan

    kemerdekaan Indonesia

    2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh

    pejuang pada masa penjajahan Belanda dan

    Jepang

    2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan

    dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

    2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

    memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

    2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam

    mempertahankan kemerdekaan Indoneisa

    Sumber: Permendiknas, 2016

    2.1.6.6 Evaluasi Pembelajaran IPS

    Menurut Ground dalam Gunawan (2013: 79) mengatakan evaluasi adalah

    proses sistematik dalam pengumpulan, analisis dan penafsiran informasi untuk

    menentukan jangkauan pencapaian tujuan pembelajaran.

    Suprayogi (2011: 82) juga meyebutkan evaluasi adalah penilaian yang

    sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek.

  • 36

    Dewanto dalam Suprayogi (2011:82) proses evaluasi ada dua langkah

    utama yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah kegiatan untuk

    membandingkan kriteria objektif yang telah ditentukan dengan yang telah

    dikuasai peserta didik (siswa). Kriteria harus objektif dan ditentuakn sebelum

    proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian merupakan proses untuk menentukan

    siswa dalam kelompoknya, baik dalam metode dan proses, tetapi satu hal yang

    perlu diingat adalah pengukuran merupakan proses awal evaluasi. Proses ini tidak

    dibalik.

    Bersunber pendapat para ahli di atas, evaluasi dimaknai sebagai sebuah

    proses yang sistematik untuk mengukur dan menilai suatu objek (siswa) untuk

    menentukan pencapaian tujuan belajar yang ditetapkan.

    Menurut Gronlound dalam Suprayogi (2011:83) guru dapat membuat

    keputusan yang berkaitan dengan proses penilaian yaitu; (1) keputusan pada

    permulaan pengajaran, (2) keputusan pada saat pengajaran berlangsung dan (3)

    keputusan pada akhir pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh siswa

    membantu siswa untukmemperkuat motivasi belajar, memperdaya daya ingat dan

    transfer belajar, memperbesar pemahaman siswa terhadap keberadaan dirinya dan

    memberikan bahan umpan balik tentang keefektifan belajar (Suprayogi, 2011:83).

    Tujuan dari evaluasi menurut Suprayogi (2011:83-84) antara lain:

    1. Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar.

    2. Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.

    3. Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar

    mengajar.

  • 37

    4. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama

    kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.

    5. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai

    dengan kemampuannya.

    Menurut Suprayogi (2011:83) adapun empat fungsi utama dalam

    pembelajaran, yaitu:

    1. Formatif yang merupakan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program

    remedial bagi siswa yang belum menguasai separuh materi yang

    dipelajari.

    2. Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, menetukan angka nilai sebagai bahan keputusan

    kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat

    meningkatkan motivasi belajar siswa.

    3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (Psikologis, fisik, dan lingkungan yang mengalami kesulitan belajar.

    4. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkansiswa sesuai dengan minat dan

    kemampuannya.

    Evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran IPS, memiliki

    beberapa fungsi yang bermakna, baik bagi kita selaku guru maupun bagi peserta

    didik yang sedang menjalani proses pembelajaran. Bagi kita guru IPS, evaluasi itu

    berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar yang meliputi

    bobot materi yang disajikan, metode yang diterapkan, media yang digunakan dan

    strategi yang dilaksanakan. Disini, hasil evaluasi dapat dijadikan dasar

    memperbaiki kelemahan proses kegiatan mengajar. Sedangkan di pihak siswa,

    evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran oleh

    mereka dan juga untuk mengungkapakan kemajuannya secara individual ataupun

    kelompok dalam mempelajari IPS.

  • 38

    Evaluasi pembelajarn IPS yang memenuhi syarat mencapai tujuan yang

    sebaik-baiknya, harus berlandaskan asas evaluasi yang meliputi (1) asas

    komprehensif atau asas keseluruhan, (2) asas kontinuitas atau asas

    kesinambungan, dan (3) asas objektif. Asas komprehensif pada evaluasi

    pembelajaran IPS, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus meliputi

    keseluruhan pribadi peserta didik yang dievaluasi, meliputi pengusaan materi

    (pengetahuan), kecakapan (kecerdasan), keterampilan, kesadaran,dan sikap

    mentalnya. Berpegang pada taksonomi Bloom, evaluasi itu meliputi aspek-aspek

    kognitif, afektif dan psikomotor. Asas kontinuitas pada pembelajaran IPS

    mempersyaratkan bahwa evaluasi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan

    mulai dari sebelum (pra) proses mengajar-membelajarkan IPS itu dilaksanakan,

    selama proses itu berjalan atau ditengah-tengah (mid) proses berlangsung, dan

    setelah (pasca) proses tersebut berakhir. Pengajuan pertanyaan oleh guru

    dilakukan sebagai upaya untuk mengecek keberhasilan proses. Sedangkan asas

    objektif pada evaluasi pembelajaran IPS mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai

    dan mengukur apa adanya.

    Evaluasi pembelajaran IPS secara menyeluruh, meliputi bentuk-bentuk tes

    dan nontes. Bentuk tes, meliputi tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan.

    Sedangkan ke dalam nontes, meliputi tugas dan penampilan. Dalam pelaksanaan

    pembelajaran evaluasi IPS guru dapat menentukan bentuk yang paling sesuai

    dengan tingkat kemampuan peserta didik yang dievaluasi.Evaluasi dalam

    pembelajaran IPS terdiri dari tiga bagian yaitu evaluasi pra pembelajaran, evaluasi

    selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran.

  • 39

    Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan

    awal peserta didik. Dengan mengetahui kemampuan awal, guru dapat

    membandingkan kemampuan sebelum pembelajaran dengan kemampuan setelah

    pembelajaran. Dengan demikian guru dapat mengetahui perbahan perilaku dan

    kemampuan sebagai hasil pembelajaran IPS.

    Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, terutama

    bukan untuk menilai kemampuan, melainkan untuk mengecek apakah proses

    pembelajaran yang sedang berlangsung itu dapat diserap atau tidak oleh peserta

    didik.padakesempatan ini sekaligus guru dapat memperbaiki tugas kerja guru, jika

    proses itu tidak memenuhi sasaran.

    Evaluasi pada tahap pasca pembelajaran adalah evaluasi sesuai dengan

    fungsi dan tujuannya yang mengungkapakan keberhasilan pembelajaran IPS, baik

    dari pihak pemenuhan tugas sebagai guru IPS maupun dari pihak peserta didik

    yang menjadi subjek utama dalam pembelajaran IPS (Sumaatmaja, 2003: 1.44-

    1.48).

    2.1.7 Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar

    Orang tua menginginkan prestasi yang unggul dalam segala bidang. Sering

    kali anak di paksa untuk terus belajar agaranak menjadi lebih memahami

    pelajaran, hal ini harus didukung orang tua dengan perhatian terhadap kegiatan

    belajar anak dan pengawasan terhadap perkembangan belajar anak. Ormord

    (2008: 168) mengatakan pada sebagian besar budaya, prestasi sekolah sangat

    dihargai dan para orang tua mendorong anak-anaknya untuk berprestasi di

    sekolahnnya. Dengan adanya dorongan dari orang tua diharapkan anak menjadi

  • 40

    lebih bersemangat dalam belajar sehingga nilai yang diperoleh dapat maksimal.

    Oleh sebab itu perhatian orang tua menjadi faktor pendukung hasil belajar yang

    diperoleh anak.

    Dalam proses belajar anak orang tua berperan aktif membantu

    mengarahkan anak ketika kesulitan dalam belajar. Sikap orang tua juga

    mempengaruhi bagaimana mereka mengarahkan anak dalam belajar. Nasution

    (1986: 4) mengatakan sebagai orang tua besar pengaruhnya terhadap anggota

    keluarga. Hal yang seperti ini sebenarnya baik sekali bagi orang tua untuk

    mempergunakan sebagai alat pendidikan kepada anak-anaknya. Dengan cara ini

    anak-anak akan dapat diajak untuk meningkatkan kegiatan belajarnya, sehingga

    prestasi sekolah dapat meningkat. Setiap keluarga mempunyai cara tersendiri

    untuk mendidik anaknya. Perbedaan cara orang tua anak dalam mendidik anak

    berbeda dikarenakan setiap orang tua mempunyai sikap dan sifat yang berbeda-

    beda. Ada orang tua yang menerapkan sikap disiplin terhadap anak dan ada yang

    memanjakan