skripsi - lib.unnes.ac.id · disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana...
TRANSCRIPT
-
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA
DENGAN HASIL BELAJARIPS
PADA SISWA KELAS V
SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA
KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Eliyana Koyimah
1401412295
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
“Dan beribadahlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada dua orang tua, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh
dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan suka membangga-banggakan diri (QS
an-Nisa/ 4:36)”.
“Manusia berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang canggih, tetapi
sampai saat ini manusia belum mampu menciptakan sesuatu yang bisa membalas
jasa-jasa orang tua mereka”. (Anonim)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua tercinta Ibu Sarniyati dan
Bapak Kasmu’iyang senantiasa mendoakan, mendukung serta memotivasi.
Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
-
vi
PRAKATA
Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Hasil Belajar IPS Pada
Siswa Kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten Semarang”,
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Fathur Rahman, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatannya yang telah diberikan kepada peneliti untuk
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan
pelaksanaan penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd. Ketua Jurusan PGSDUNNES yang telah
memberikankemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan
penelitian.
4. Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd, M.Pd. Dosen pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang bermanfaat
kepada peneliti dalam penyusunan skrisi ini.
-
vii
5. Drs. H.A. Zaenal Abidin. M.Pd. Dosen pembimbing pendamping yang
telah memberikan bimbingan, arahan,saran dan motivasi yang bermanfaat
kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Susilo, M.Pd. Dosen Penguji Utama yang telah memberikan kritikan
dan saran kepada peneliti.
7. Rusdiharto, S.Pd, M.Pd. Kepala SDN Kalongan 01 yang telah memberikan
izin penelitian.
8. Sutarjo, S.Pd. Kepala SDN Kalongan 02 yang telah memberikan izin
penelitian.
9. Shodik, S.Pd. SD. Kepala SDN Kalongan 03 yang telah memberikan izin
penelitian.
10. Chibtiyah, S.Pd., M.Pd. Kepala SDN Gogik 01 yang telah memberikan ijin
penelitian.
11. Bapak dan Ibu dosen pengajar Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah membekali ilmu dan motivasi yang bermanfat kepada peneliti.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi
mahasiswa pendidikan pada khususnya.
Semarang, Agustus 2016
Peneliti
-
viii
ABSTRAK Koyimah, Eliyana. 2016. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar
IPS Pada Siswa kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten
Semarang.Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri
Susilaningsih, S.Pd., M.Pd.
Pembelajaran IPS tidak hanya mengajarkan teori namun juga praktek yang
dapat berguna bagi masa depan anak. Bidang kajian mata pelajaran IPS yang luas
memerlukan konsentrasi dan perhatian khusus untuk memahami materi yang
diajarkan. Orang tua siswa mempunyai kesibukan yang berbeda-beda sehingga
perhatian yang diterima setiap anak juga berbeda. Kesibukan orang tua terkadang
menjadikan anak kurang mendapatkan perhatian khusus untuk menunjang proses
pembelajaran anak sehingga prestasi anak kurang maksimal.Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: adakah hubungan yang positif dan signifikan antara
perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Ki
Hajar Dewantara Kabupaten Semarang?. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS pada siswa
kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dan ex post
facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN di Gugus
Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2015/2016 yang berjumlah 149. Penelitian ini menggunakan teknik cluster
random sampling untuk menentukan sampel penelitian. Sampel yang diambil
sebanyak 89 siswa. Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan bantuan
program SPSS versi 21. Teknik pengujian Hipotesis menggunakan rumus korelasi
product moment.Sebelum dilakukan uji analisis, dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji linearitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan perhatian orang tua
dengan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar
0,72> r tabel 0,213 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 dengan ingkat hubungan
kuat. Koefisieni (r2) sebesar 56,6%, hal ini menunjukan perhatian orang tua
berpengaruh 56,6% pada hasil belajar siswa sedangkan 43,3% dipengaruhi
faktor-faktor lain seperti gaya belajar, motivasi belajar, kesulitan belajar, dan lain-
lain.
Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah ada hubungan
yang positif dan signifikan antara perhatian oang tua dengan hasil belajar IPS.
Saran bagi siswa, agarterus belajar untuk mencapai hasil belajar yang maskimal.
Bagi guru, hendaknya lebih meingkatkan hubungan dengan orang tua siswa untuk
mengetahui keadaan anak. Bagi orang tua, hendaknya dapat meningkatkan
perhatiannya terhadap kegiatan belajar anak.
Kata Kunci: perhatian orang tua, hasil belajar, ilmu pengetahuan sosial.
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 10
2.1.1 Pendidikan Keluarga ............................................................................... 10
2.1.1.1 Pendidikan ......................................................................................... 10
2..1.1.2 Keluarga ............................................................................................. 12
2.1.2Perhatian orang tua ................................................................................... 13
2.1.2.1Pengertian perhatian orang tua ............................................................. 13
2.1.2.1 Macam-macam perhatian orang tua ..................................................... 14
2.1.3Indikator Perhatian Orang Tua ................................................................. 17
2.1.4 Belajar ..................................................................................................... 23
2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ........................................... 23
2.1.5Hasil belajar ............................................................................................. 26
-
x
2.1.6Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................. 28
2.1.6.1 Pengertian IPS ...................................................................................... 28
2.1.6.2 Hakikat IPS .......................................................................................... 29
2.1.6.3 Tujuan IPS ............................................................................................ 30
2.1.6.4 Pembelajaran IPS ................................................................................. 31
2.1.6.5 Kurikulum IPS ..................................................................................... 32
2.1.6.6 Evaluasi Pembelajaran IPS .................................................................. 35
2.1.7 Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar ............................... 39
2.2 Kajian Empiris ........................................................................................... 40
2.3 Kerangka Berfikir....................................................................................... 45
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 48
3.1.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 48
3.1.2 Desain Penelitian ................................................................................. 49
3.2 Prosedur Penelitian..................................................................................... 49
3.3 Subjek , lokasi, dan waktu penelitian ........................................................ 50
3.3.1 SubjekPenelitian .................................................................................. 50
3.3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 51
3.3.3 Waktu Penelitian ................................................................................. 51
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 51
3.4.1 Populasi ................................................................................................ 51
3.4.2 Sampel ................................................................................................. 52
3.5 Variabel Penelitian ..................................................................................... 53
3.5.1 Variabel Bebas ..................................................................................... 53
3.5.2 Variabel Terikat ................................................................................... 54
3.6 Definisi Operasional................................................................................... 54
3.7 Hubungan antar variabel ............................................................................ 55
3.8 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 56
3.8.1 Angket (kuisioner) ............................................................................... 56
3.8.2 Dokumentasi ........................................................................................ 56
-
xi
3.8.3 wawancara ............................................................................................ 57
3.9 Instrumen Penelitian................................................................................... 57
3.10.Uji Coba Instrumen .................................................................................. 62
3.10.1 Validitas ............................................................................................... 62
3.10.1.1 Validitas Isi (Content Validity ........................................................... 62
3.10.1.2 Validitas Konstruk (Contruct Valisity) ............................................. 64
3.10.2 Reliabilitas ........................................................................................... 65
3.11Teknik Analisis Data ................................................................................. 67
3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 67
3.11.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................... 71
3.11.2.1 Deskripsi Data Perhatian Orang Tua.................................................. 71
3.11.2.2 Deskripsi Data Hasil Belajar .............................................................. 72
3.11.3 Analisis Data Awal ............................................................................... 73
3.11.3.1 Uji Prasyarat ....................................................................................... 73
3.11.4 Analisis Data Akhir .............................................................................. 76
3.11.4.1 Uji Hipotesis ..................................................................................... 76
3.11.4.2 Uji Signifikansi .................................................................................. 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskrisi Data Hasil Penelitian ................................................................... 78
4.1.1 Subjek Penelitian ..................................................................................... 78
4.1.2 Deskripsi Data Perhatian Orang Tua....................................................... 78
4.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS ............................................................ 86
4.1.4 Analisis Data Awal ................................................................................. 89
4.1.4.1Uji Normalitas ....................................................................................... 89
4.1.4.2 Uji Linearitas ........................................................................................ 90
4.1.5 Analisis Data Akhir ................................................................................ 92
4.1.5.1 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 92
4.1.5.2 Uji Regresi ........................................................................................ 93
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 96
4.2.1 Pemaknaan Temuan ................................................................................ 96
4.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Perhatian Orang Tua ................................... 96
-
xii
4.2.3 Pembahasan Hasil Analisis Hasil Belajar IPS ........................................ 96
4.2.4 Pembahasan Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar IPS 100
4.3 Implikasi Hasil Penelitian ......................................................................... 102
4.3.1 Implikasi Teoritis ................................................................................... 102
4.2.2Implikasi Praktis ..................................................................................... 102
4.2.3 Implikasi Pedagogis ............................................................................... 103
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................... 104
5.2 Saran .......................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107
LAMPIRAN ................................................................................................... 110
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Struktur Kurikulum SD/MI ........................................................................ 33
3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2 ..... 34
3.1 PopulasiSiswa Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara ......................... 52
3.2 Kisi-kisi Instrumen .................................................................................... 59
3.3 Kisi-kisi wawancara ................................................................................... 61
3.4 Instrumen Dokumentasi ............................................................................. 62
3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................. 66
3.6 Pengkategorian Perhatian Orang Tua......................................................... 72
3.7 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................................... 73
3.8 Hasil Uji Linearitas .................................................................................... 74
3.9 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ................................................. 76
3.10 Interprestasi Koefisien Korelasi ............................................................... 77
4.1 Subjek Penelitian ........................................................................................ 78
4.2 Analisis Deskriptif Perhatian Orang Tua ................................................... 79
4.3 Distribusi Skor Perhatian Orang Tua ........................................................ 80
4.4 Distribusi Skor Pemberian Bimbingan....................................................... 82
4.5 Distribusi Skor Memberikan Nasihat ......................................................... 83
4.6Distribusi Skor Memberian Motivasi dan Nasihat ...................................... 84
4.7Distribusi Skor Memenuhi Kebutuhan Anak ............................................. 85
4.8 Distribusi Skor Pengawasan Terhadap Anak ............................................. 86
4.9Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS ................................................. 87
4.10Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS ............................................................. 88
4.11 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................ 90
4.12 Hasil Uji Linearitas .................................................................................. 91
4.13Hasil Uji Korelasi Product Moment .......................................................... 93
4.14 Hasil Uji Regresi ...................................................................................... 94
4.13 Hasil Persamaan Regresi .......................................................................... 96
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Kerangka Berfikir....................................................................................... ...46
3.1 Hubungan Antar Variabel. ......................................................................... ...55
4.1 Diagram Distribusi Skor Perhatian Orang Tua. ......................................... ...81
4.2 Diagram Distribusi Hasil Belajar IPS. ....................................................... ...89
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 111
2. Instrumen Uji Coba ................................................................................... 113
3. Hasil Uji Coba Instrumen ......................................................................... 118
4. Uji Validitas ............................................................................................. 120
5. Uji Linearitas ........................................................................................... 121
6. Kisi- kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 122
7. Instrumen Penelitian ................................................................................ 124
8. Instrumen Wawancara .............................................................................. 128
9. Hasil Wawancara ...................................................................................... 129
10. Rekapitulasi Skor Angket ......................................................................... 132
11. Hasil Perhitungan Skor Angket Perhatian Orang Tua Berdasarkan
Indikator .................................................................................................... 136
12. Uji Normalitas ........................................................................................... 156
13. Uji Linearitas ........................................................................................... 157
14. Rekapitulasi Nilai UTS ............................................................................ 158
15. Hasil Uji Korelasi Product Moment ......................................................... 161
16. Hasil Uji Regresi ....................................................................................... 162
17. Surat Keputusan Pembimbing ................................................................... 163
18. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 164
19. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 167
20. Dokumentasi ............................................................................................. 171
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memberikan peran penting dalam pembentukan karakter
anak, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengajarkan berbagai keterampilan.
Pendidikan didapatkan melalui lembaga informal, formal dan nonformal. Melalui
pendidikan tersebut, generasi penerus dapat menjadi penerus yang berpotensi,
kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk masa depan. Setiap
warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk
belajar mengembangkan potensi yang ada dalam diri.Hal tersebut sesuai
denganpengertian pendidikan yang disebutkan pada Undang – Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Sisdiknas, 2011: 3).
Untuk mewujudkan pendidikan, orang tua mempunyai peran penting
dalam memilih pendidikan informal, formal dan nonformal untuk anak. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab IV Pasal 7 ayat 1 dan 2
menyatakan (1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan
pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anak.
-
2
(2) Orang tua dari anak usiawajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan
dasar kepada anaknya (Sisdiknas, 2011: 9). Setiap orang tua harus cermat dalam
memilih lembaga yang mempunyai jejang yang dapat memberikan informasi yang
berguna bagi masa depan anak. Sekolah merupakan salah satulembaga pendidikan
berperan penting untuk mengoptimalkan belajar. Untuk menuju jenjang
pendidikan yan lebih tinggi dibutuhkan pendidikan dasar yang akan melandasi
pendidikan anak. Salah satu pendidikan dasar yaitu berbentuk Sekolah Dasar (SD)
hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 Bab IV pasal 17 ayat 2
menyatakan pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Sisdiknas, 2011:
13).
Sekolah Dasar (SD)merupakan salah satu lembaga yang membekali siswa
dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melajutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Dengan kegiatan belajardi Sekolah Dasar (SD) tersebut diharapkan
dapat membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, inovatif dan kreatif.
Dalam proses belajar harus memperhatikan latar belakang siswa, kemampuan,
serta keadaan sosial siswa, sehingga dapat memahami karakteristik siswa agar
dapat memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Dibutuhkankerjasama
berbagai komponenuntuk memaksimalkan pembelajaran, diantaranya pihak
sekolah, guru, dan keluarga. Keluarga mempunyai peran penting dalam
pendidikan anak. Aspek penting untuk membina anggota keluarga adalah agama
-
3
dan pendidikan(Willis, 2013:6). Dalam keluarga perhatian orang tua sangat
dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran di rumah.
Orang tua adalah figur ayah dan ibu yang memberi contoh
kepadaanak.Perhatian orang tua berperan untuk mendidik anak di rumah sehingga
dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki anak. Perhatian adalah
pemusatan/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek (Soemanto, 2012: 34).
Pemusatan objek dalam penelitian ini adalah anak. Anak sebagai objek perhatian
karena pada usia mereka masih membutuhkan arahan dari orang yang lebih
dewasa dan mengetahui segala hal yang mereka belum ketahui. Perhatian yang
dilakukan orang tua adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk
mendukung proses pembelajaran anak. Perhatian yang dilakukan orang tua dapat
berupa membimbing, memenuhi kebutuhan, pengawasan dan memberikan
perlindungan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
yang ahli kepada mereka yang belum memahami. Bimbingan yang diberikan
orang tua dapat berupa melatih kemandirian anak, mengarahkan dalam belajar,
mengajarkan norma-norma yang akan berguna bagi kehidupan di masyarakat serta
membantu mengembangkan gagasan anak sehingga anak menjadi berfikir kritis.
Perhatian orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam membimbing anak.
Orang tua menjadi guru pertama dalam kehidupan dan guru adalah pengganti
orang tua di sekolah. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak harus
mampu memberikan perhatian khusus terhadap perkembangannya dalam segala
aspek terutama pendidikan. Orang tua mempunyai peran penting untuk
-
4
memberikan pengarahan kepada anak untuk lebih optimal dalam proses belajar di
rumah.Adanya perhatian orang tua terhadap anak maka orang tua tidak kesulitan
dalam mengarahkan keinginan anak, selain itu juga dapat menjalin ikatan batin
orang tua dan anak semakin erat.
Pada era modern ini diperlukan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan
teori saja, tetapi juga praktek yang berguna di masyarakat. Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan
kemampuan berfikir dan sikap, hal ini sesuai dengan dimensi IPS yaitu
pengetahun (knowledge), keterampilan (skills), nilai dan sikap (values and
attitudes), tindakan (action)(Sapriya 2015: 48). Dalam pembelajaran IPS
pengetahuan yang ada selalu dikaitkan dengan keterampilan, sikap dan
diwujudkan dalam bentuk tindakan. Dimensi-dimensi tersebut diajarkan kepada
anak untuk menjadikan anak menjadi lebih berpartisipasi aktif dalam kehidupan
yang demokratis. Dengan adanya pelajaran IPS ini diharapkan anak akan menjadi
generasi yang tidak hanya mempunyai pengetahuan tetapi juga dapat
mengembangkan keterampilan dan mampu menanamkan nilai-nilai pancasila serta
sikap yang baik serta melakukan tindakan yang tidak menyimpang dari aturan.
Pendidikan IPS diharapkan dapat menjadi landasan bagi anak untuk
mempersiapkan diri untuk mengahadapi tantangan yang ada di masa depan. Hal
ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, salah satunya yaitu memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global(Sapriya, 2015: 194). Tujuan
pembelajaran IPS tersebut menjadikan materi yang dibahas semakin luas. Materi
-
5
yang luas menyebabkan anak merasa kesulitan dalam memahami materi yang ada
apabila kurang konsentrasi dan memperhatikan. Selain guru yang menggunakan
model pembelajaran inovatif untuk menarik perhatian dan pemahaman anak,
orang tua juga mempunyai peran penting dalam pendidikan anak. Orang tua
mempunyai kewajiban sebagai guru di rumah dan memperhatikan perkembangan
akademik anak.
Observasi yang dilakukan di SD Kalongan 01 dan 03 diperoleh hasil nilai
Ulangan Akhir Semester gasal 2015/2016 memperoleh nilai yang kurang
memuaskan. Hal tersebut dikarena kan masih ada nilai yang kurang dari nilai 70
yang ditetapkan sebagai KKM. Dari data di SDN Kalongan 01, 19 siswa (59%)
tidak memenuhi KKM, 13 siswa (41%) memenuhi KKM. Sedangkan di SDN
Kalongan 03 15 siswa (56%) tidak memenuhi KKM,12 siswa (44%)memenuhi
KKM.Nilai akademik anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri siswa
(internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri misalnya;
keserdasan, motivasi, kemauan dan lain-lain, sedangkan faktor dari luar misalnya
lingkungan keluarga, lingkungan sosial. Berdasarkan observasi yang dilakukan
peneliti, menunjukan adanya perhatian orang tua yang kurang karena pekerjaan
siswa yang mempunyai kesibukan masing-masing dan rendahnya hasil belajar
anak. Rendahnya hasil belajar anak dapat dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya,
kecerdasan, motivasi, perhatian orang tua dan lain-lain. Orang tua menjadi salah
satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar anak. Orang tua harus
secara aktif menuntun anak belajar ketika di rumah sehingga proses belajar
menjadi optimal serta hasil belajar yang baik.
-
6
Perhatian orang tua yang diberikan kepasa anak mempunyai pengaruh
pada hasil belajar anak, hal ini dikuatkan dengan penelitian terdahulu.
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh A. Y Soegeng dan Zahrotun
Nisa (2014) berjudul “Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dan Hasil
BelajarPada Pembelajaran Tematik Integratif Siswa Kelas IV SD Negeri
Kembangarum 2 Mranggen Demak” menunjukkan hasil uji perhatian orang tua
(variabel x) dan hasil belajar (variabel y) menunjukan hasil yang signifikan dan
positif yaitu 0,996784. Dari hubungan tersebut diperoleh besar hubungan antar
variabel sebesar 31,81%, hal ini berarti hasil belajar dipengaruhi oleh perhatian
orang tua, sedangkan 68,19% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kecerdasan
anak, pola asuh orang tua, tingkat ekonomi, dll. Hal ini menunjukan bahwa ada
pengaruh perhatian orang tua yang mempengaruhi proses belajar anak.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rani Febriany dan Yusri (2013)
berjudul “Hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas sekolah” menunjukan nilai Fhitung sebesar 0,544. Nilai
Fhitung apabila dibandingkan dengan Ftabel sebesar 0,284 pada tingkat kepercayaan
1%, artinya nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel sehingga dapat ditafsirkan
terdapat hubungan yang signifikasn antara perhatian orang tua dengan motivasi
belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Hubungan perhatian orang tua juga ditunjukan oleh jurnal yang berjudul
“Parent Influence on Outcome for Children: HIPPY as a Cost Effective Option”
mengatakan :
-
7
“… HIPPY ( Home Interaction programme for Parents ang Youngters)
has been successfully operated in New Zeland and overseas. HIPPY is home
based programme that trains parents to help school or later life.”
Pernyataan tersebut menunjukkan keberhasilan program HIPPY di New
Zeland bejalan dengan sukses. HIPPY merupakan sebuah program yang
diciptakan pemerintah untuk melatih orang tua berinteraksi dengan anak dengan
cara belajar bersama, interaksi dan membantu kesulitan ketika disekolah.
Interaksi antara anak dan orang tua sangat dibutuhkan dalam proses
belajar, dengan adanya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka
kesulitan yang ada dalam belajar dapat diminimalisir. Perhatian orang tua juga
berpengaruh pada proses belajar IPS anak. Materi IPS yang luas menjadikan anak
kesulitan dalam memahami setiap materi untuk itu butuh perhatian khusus untuk
membuat anak berkonsentrasi dalam belajar.
Penelitian terdahulumenunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara
perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa dengan perhatian orang tua yang
baik mempunyai nilai akademik yang bagus.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitiandengan judul “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar
IPS Pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten
Semarang”. Dengan harapan peneliti dapat memgetahui hubungan perhatian orang
tua terhadap hasil belajar IPS siswa.
-
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang
dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah :
Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua
dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar
Dewantara Kabupaten Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui:
1. Perhatian orang tua yang diberikan pada siswa kelas V SDN Gugus Ki
Hajar Dewantara.
2. Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara perhatian orang tua
dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:
1.4.1 Manfaat Teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perhatian
orang tua terhadap hasil belajar IPS. Selain itu penelitian ini dapat juga digunakan
sebagai pijakan bagi peneliti lain mengenai perhatian orang tua dan hasil belajar
IPS.
-
9
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada siswa agar
dapat lebih menghargai perhatian orang tua yang diberikan.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui
perhatian orang tua terhadap anak yang akan mempengaruhi proses
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk
menyusunprogram-program sekolah dalam usaha meningkatkan
kegiatan belajar siswa perlumelibatkan peran orang tua, karena
pendidikan anak tidak hanya tugas guru dan pihak sekolah.
4. Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan menambah informasi bagi orang tua untuk
dapat lebih memperhatikan anak sehingga memiliki hasil belajar yang
maksimal.
-
10
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1 Pendidikan Keluarga
2.1.1.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan proses bimbingan yang diberikan untuk siswa agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berlangsung seumur hidup. Hal ini
dengan pendapat Purwanto (2014: 19) mengatakan pendidikan adalah
bimbingan/pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara
sengaja agar anak menjadi dewasa. Pertolongan yang dilakukan secara sadar
bertujuan untuk membentuk karakter anak sehingga mampu menghadapi masa
depan. Pendidikan dapat ditempuh dengan berbagai jalur sesuai dengan kebutuhan
anak.
Pemerintah telah menentukan jalur pendidikan sebagaimana dijelaskan
pada Bab I Pasal 1 ayat 7 Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui siswa
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan ini digunakan oleh pemerintah
sebagai sarana untuk menfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi yang ada
dalam diri siswa. Jalur pendidikan yang ada di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu
informal, formal dan nonformal yang dijelaskan pada Bab VI Pasal 13 Ayat 1
yaitu jalur pendidikan terdiri atas pendidikan informal, formal dan nonformal.
Penegasan jalur pendidikan tersebut terdapat pada Bab I pasal 1 ayat (11)
-
11
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. (12)
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
dilaksanakan secara terstruktur. (13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan. Ketiga jalur yang telah dijelaskan di atas dapat
ditempuh untuk menyalurkan siswa agar dapat berkembang sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah.
Jalur pendidikan yang ditetapkan mempunyai peran tersendiri untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jalur pendidikan formal ditempuh melalui sekolah
formal yang dimulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah menengah Pertama).
SMA (Sekolah Menengah Atas) dan PT (Perguruan Tinggi). Setiap jenjang
pendidikan mempunyai peran masing-masing untuk memberikan pelajaran yang
sesuai dengan kemampuan berfikirsiswa. Misalnya untuk SD (Sekolah Dasar)
guru mengajarkan anak untuk lebih banyak memahami pelajaran yang tidak
terlalu membebani dan dapat diterima anak. Pembelajaran yang diberikan dapat
dikaitkan dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa.
Materi yang diajarkan dapat disampaikan dengan bahasa sederhana sehingga
siswa mampu memahami materi lebih jelas. Jenjang pendidikan selanjutnya
mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda untuk semakin menambah ilmu siswa.
Jalur nonformal ini sebagai lembaga pendukungjalur pendidikan secara formal
misalnya les bimbel (bimbingan belajar), les bimbel dapat dilakukan perorangan
maupun sebuah lembaga resmi yang sudah diakui oleh pemerintah, baik
perorangan maupun lembaga dapat membantu berlangsungnya pembelajaran
-
12
siswa. Jalur informal berupa pendidikan keluarga dan lingkungan. Keluarga dan
lingkungan menjadi tempat pertama kali siswa belajar untuk mengenal hal-hal
yang ada di sekitarnya. Keluarga dan lingkungan dapat membantu anak untuk
meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Dari ketiga jalur di atas keluarga dan
lingkungan menjadi dasar pendidikan siswa sebelum memulai pendidikan formal
dan nonformal. Adanya keluarga dan lingkungan sosial menjadikan anak lebih
siap menghadapi pendidikan formal dan nonformal.
2.1.1.2 Keluarga
Proses belajar anak dimulai dari lingkungan kecil yaitu keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (UUD:1992). Setiap
keluarga terdapat orang tua yang senantiasa memberikan pelajaran hidup dan
bimbingan untuk menghadapi dunia luar. Nasution (1986:1) mengatakan orang
tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah
tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak. Orang tua
mempunyai peran untuk membimbing anak dalam pengetahuan dan sikap sosial di
masyarakat. Orang tua menjadi guru pertama dalam kehidupan siswa. Orang tua
memiliki tanggung jawab yang besar untuk membentuk karakter, membimbing
dan mengarahkan siswa untuk bekal menuju pendidikan formal. Dalam
membimbing anak, orang tua harus memberikan perhatian khusus untuk
mengawasi perkembangan belajar siswa. Banyak atau sedikitnya perhatian yang
diberikan kepada siswa mempengaruhi proses belajar siswa dirumah. Semakin
banyak perhatian orang tua yang diberikan maka semakin baik hasil belajar yang
-
13
diterima, sebaliknya jika sedikit perhatian yang diberikan kepada siswa maka hasil
belajarnya akan rendah. Hal ini yang mendasari peneliti memilih faktor perhatian
orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa.
2.1.2 Perhatian Orang Tua
2.1.2.1 Pengertian Perhatian Orang Tua
Dalam keluarga terdapat orang tua yang bertanggung jawab dalam
pendidikan anak.Orang tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu
keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut
ibu bapak (Nasution, 1986: 1).Orang tua sangat berperan pada proses belajar anak
senantiasa memperhatikan perkembangan belajar siswa. Orang tua sejak dini
mengajarkan kepada anak untuk mengenal ayah, ibu, dan orang disekitarnya,
mengenalkan nilai-nilai yang akan berguna bagi siswa untuk bersosialisasi di
masyarakat. Hal-hal tersebut menunjukan menunjukkan perhatian orang tua
sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar anak. Perhatian orang tua adalah
pemusatan/kekuatan yang ditujukan ayah dan ibu kepada siswa dalam
memperhatikan tingkah laku serta aktifitas siswa dengan sadar. Perhatian orang
tua dalam proses belajar dapat berupa bimbingan, pemenuhan kebutuhan,
pengawasan dan motivasi. Dalam keluarga, siswa untuk pertama kali
mendapatkan bimbingan, pemenuhan kebutuhan, pengawasan dan motivasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, dikuatkan oleh pendapat Soemanto (2012:
34) mendefinisikan perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara
bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Selian itu
perhatian dapat diartikan 2 macam yaitu:
-
14
1) Perhatian adalah pemusatan/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek.
2) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu
aktifitas.
Sedangkan Sumadi Suryabrata (2014: 14) berpendapat bahwa perhatian
adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang
dilakukan.
Bersumber pendapat ahli di atas, perhatian orang tua adalah
pemusatan/kekuatan terhadap tingkah laku serta aktifitas siswa secara sadar yang
ditujukan untuk anak. Pemusatan disini ditekankan pada proses belajar anak,
seperti: pemberian bimbingan, memberikan nasihat, memberikan motivasi dan
penghargaan, memenuhi kebutuhan anak dan pengawasan terhadap anak. Ketika
orang tua memperhatikan siswa dalam belajar, maka siswa akan merasa
diperhatikan dan semangat untuk belajar lebih giat untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
2.1.2.2 Macam-macam perhatian orang tua
Perhatian orang tua yang diberikan antara satu sama lain berbeda. Ada
orang tua yang sangat memperhatikan anak ada pula yang acuh. perhatian
mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti yang di ungkapkan oleh
Soemanto (2012: 35) ada bermacam-macam perhatian, yang pada pokoknya
meliputi:
1. Macam-macam perhatian menurut cara kerjanya:
a. Perhatian spontan; yaitu perhatian yang tidak sengaja atau
tidak sekehendak subjek.
-
15
b. Perhatian refleksif; yaitu perhatian yang disengaja atau
sekehendak subjek.
2. Macam-macam perhatian menurut intensifnya:
a. Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan
oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai
kativitas atau pengalaman batin.
b. Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian ynag kurang
diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang
menyertai aktivitas atau pengalaman baru.
3. Macam-macam perhatian menurut luasnya:
a. Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju kepada
lingkup objek yang sangat terbatas.
b. Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat
tertuju kepada lingkup objek yang luas atau tertuju kepada
bermacam-macam objek.
Sumadi Suryabrata (2014: 14-15) menggolongkan perhatian menjadi 3, yaitu:
1. Atas dasar intensifnya:
a. Perhatian intensif, dan
b. Perhatian tidak intensif.
Makin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensif perhatiannya.
2. Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan manjadi:
a. Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja).
-
16
b. Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).
Perhatian jenis pertama timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa usaha,
tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis kedua timbul karena usaha,
dengan kehendak.
3. atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan
menjadi:
a. Perhatian terpencar (distributif),dan
b. Perhatian terpusat (konsentratif).
Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju pada bermacam-
macam objek. Perhatian yang terpusat pada suatu saat hanya dapat
tertuju kepada objek yang sangat terbatas.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa bermacam-macam
perhatian orang tua terhadap anak. Ditinjau dari intensifnya, ada perhatian intensif
dan tidak intensif. Perhatian intensif ini dilakukan secara rutin dan bertahap untuk
memberikan perhatian melalui perlakuan khusus melalui rangsangan. Misalnya
setiap malam orang tua selalu menemani anaknya belajar untuk membantu
memahami ketika ada pelajaran yang kurang dipahami. Sebaliknya perhatian tidak
intensif kurang diperkuat dengan rangsangan, misalnya orang tua yang hanya
menemani anak belajar tanpa campur tangan dalam belajar anak.
Ditinjau dari cara kerjanya pehatian spontan yaitu perhatian yang
dilakukan tanpa disadari. Misalnya melihat anaknya gelisah ketika mendapatkan
pekerjaan rumah (PR) dari guru namun setelah dicari pada buku pelajaran materi
yang ada kurang jelas. Orang tua yang perhatian akan membantu anak untuk
-
17
mengarahkan mencari jawaban dari pertanyaan yang dimaksud. Sebaliknya
perhatian refleksi yaitu perhatian yang disengajakan untuk memperhatikan suatu
objek.
Ditinjau dari luasnya perhatian, ada yang terpusat dan terpencar. Perhatian
terpusat yaitu perhatian yang tertuju langsung pada satu objek dan tidak luas
sedangkan perhatian terpencar merupakan perhatian yang luas dan lebih dari satu
objek.
Perhatian khusus yang diberikan oleh orang tua dalam proses belajar
menjadikan siswa lebih terarah karena bimbingan yang diberikan selama proses
belajar dirumah.Adanya bimbingan,fasilitas dan suasana belajar yang kondusif
dapat memperlancar proses belajar.
2.1.3 Indikator Perhatian Orang Tua
Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan pengetahuan maupun pengalaman hidup yang akan
berguna bagi masa depan anak. Hamalik (2013: 6) mengatakan orang tua
menyadari bahwa anak-anak perlu memiliki pengetahuan yang tingkatnya
melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tuanya sendiri. Seiring berjalannya
waktu orang tua mulai membuka wawasan tentang pendidikan melalui sebuah
lembaga. Sekolah Dasar (SD) dipilih sebagai suatu lembaga yang akan
memberikan pendidikan serta pengalaman belajar untuk membekali anak di masa
depan. Selain sekolah orang tua perlu memberikan fasilitas yang memadahi untuk
menunjang proses belajar. Orang tua semakin selektif dalam memberikan fasilitas
belajar untuk anak. Namun tidak semua orang tua memberikan fasilitas yang
-
18
memadahi untuk menunjang belajar anak. Djamarah (2014: 267) mengatakan
“Jika komunikasi yang harmonis antara orang tua dan anak telah terbangun dan
implikasinya dapat menciptakan keluarga sejahtera...”. Orang tua dan anak
membutuhkan komunikasi yang baik untuk memaksimalkan rasa perhatian orang
tua terhadap anak. Orang tua dengan komunikasi yang baik akan selalu bertanya
tentang proses belajar disekolah, interaksi bersama teman selama disekolah,
interaksi dengan masyarakat, dll. Dengan adanya komunikasi antara orang tua dan
anak maka orang tua akan mengetahui kegiatan anak dalam proses belajar selain
itu anak juga dapat mengemukakan kesulitan yang dialami dalam proses belajar.
Selain itu kasih sayang dan suasana belajar yang nyaman juga dibutuhkan untuk
mendukung terciptanya proses belajar yang kondusif.
Orang tua diberikan amanah oleh Allah SWT untuk mendidik anak ke
jalan yang benar. Djamarah (2014: 129) mengatakan “Mendidik anak berarti
mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang”. Dalam
mendidik anak orang tua akan memperhatikan kegiatan dalam proses belajar anak.
Orang tua mempunyai kewajiban untuk mengenalkan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat, hal yang pantas atau tidak dan sebagainya sejak usia dini.
Hal ini akan membentuk karakter anak yang sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat. Dengan adanya pengetahuan yang luas didukung dengan karakter
yang luhur akan menjadi modal bagi anak untuk menghadapi tantangan di masa
depan.
Memberikan pendidikan yang layak untuk masa depan anak merupakan salah
satu tanggung jawab orang tua. Abdullah Nashih Ulwan dalam Djamarah (2014:
-
19
46) mengatakan “…tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak adalah
tanggung jawab pada aspek pendidikan iman (akal), pendidikan kejiwaan,
pendidikan sosial dan pendidikan seksual”. Pendidikan yang dilakukan oleh orang
tua di lingkungan keluarga menitik beratkan pada penanaman budi pekerti sehari-
hari yang dapat digunakan untuk hidup di masyarakat. Budi pekerti merupakan
suatu cerminan dari akhlak mulia. Tidak semua orang tua mengajarkan budi
pekerti dengan maksimal. Menurut Djamarah (2014:16) “…pendidikan yang
mulia itu adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak
dalam keluarga. Namun sayangnya, tidak semua orang tua melakukannya. Banyak
faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk dan bekerja
keras siang dan malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi
anaknya, waktunya dihabiskan diluar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat
mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk
memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anak terabaikan”.
Indikator yang akan diteliti tentang perhatian orang tua ada 5 yaitu: (1)
Pemberian bimbingan(2) memberikan nasihat, (3) memberikan motivasi dan
penghargaan, (4) memenuhi kebutuhan anak (5) pengawasan terhadap anak.
Penjelasannya sebagai berikut:
1) Pemberian Bimbingan.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan dapat dilakukan di
masyarakat. Bimbingan belajar salah satunya dapat di laksanakan di dalam
keluarga. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak
berkewajiban memberikan bimbingan belajar pada anak saat di rumah.
-
20
Seorang anak cenderung masih labil dalam menghadapi permasalahan belajar.
Untuk itu orang tua wajib untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada anak. Bimbingan dan arahan ini dimaksudkan untuk membuat anak
menjadi lebih jelas dan termotivasi untuk belajar. Dengan adanya peran serta
orang tua dalam belajar anak, maka anak akan menjadi lebih terarah untuk
mengetahui mana yang salah dan yang benar yang harus di lakukan anak
dalam belajar. Mugiharso (2012:4) mengatakan “Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Bimbingan dalam
hal ini orang tua memberikan tuntunan dan membantu anak untuk menghadapi
masalah yang dialami dalam proses belajar selain itu mengajarkan tentang
tanggung jawab terhadap pilihan yang telah dipilih. Dalam hal ini orang tua
berperan untuk membimbing anak dalam proses belajar. Orang tua juga
mengajarkan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak
sehingga anak menjadi lebih berkembang dan mencapai hasil belajar yang
maksimal. Pemberian bimbingan, misalnya; membimbing anak ketika ada
kesulitan, mendampingi mengerjakan tugas, dan menegur ketika tidak
bersungguh-sungguh dalam belajar.
2) Memberikan nasihat
-
21
Nasihat digunakan orang tua untuk memberikan kritik, saran dan masukan
terhadap apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Kritikan yang diberikan
sebaiknya tidak menjatuhkan mental anak. kritikan juga harus disertai saran
perbaikan sehingga anak tidak merasa di marahi atas hal yang telah dilakukan.
Nasihat digunakan untuk membuat anak menjadi paham mana yang salah dan
yang benar. Menasihati anak tidak berarti memarahi anak, nasihat dipandang
sebagai pemberian saran untuk memecahkan masalah berdasarkan pengalaman
yang telah dilakukan oleh orang tua. Memberikan nasihat, misalnya;
memberikan nasihat untuk tidak melakukan kecurangan, memberikan nasihat
untuk rajin belajar, dan menasihati pentingnya sekolah lanjut.
3) Memberikan motivasi dan penghargaan.
Motivasi dan penghargaan dilakukan guru dan orang tua untuk memberikan
semangat belajar bagi anak. Hamzah B Uno (2013:3) mengatakan “Motivasi
adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya”. Motivasi dapat berasal dar diri siswa maupun dari luar.
Lingkungan keluarga berperan penting untuk memotivasi atau memberikan
dorongan dalam proses belajar. Selain memberikan motivasi yang akan
memberikan semangat untuk belajar, orang tua memberikan penghargaan
dapat berupa pujian ataupun berupa hadiah. Baik motivasi dan penghargaan
dibutuhkan untuk memberikan semangat belajar anak. Memberikan motivasi
dan penghargaan, misalnya memberikan penghargaan untuk memotivasi anak,
-
22
memberikan semangat belajar, memberikan hadiah ketika mendapatkan nilai
yang baik.
4) Memenuhi kebutuhan anak.
Penyediaan fasilitas yang memadahi merupapakan salah satu penunjang
belajar anak. Orang tua yang baik akan senantiasa memperhatikan fasilitas
belajar yang akan menunjang belajar anak sehingga proses belajar berjalan
secara optimal. Fasilitas belajar yang harus ada yaitu: alat tulis, buku
penunjang IPS, suasana belajar yang nyaman, dan lain sebagainya. Apabila
salah satu fasilitas tidak terpenuhi akan menghambat proses belajar anak dan
mengurangi semangat belajar anak. Sebaliknya apabila fasilitas terpenuhi
maka anak akan menjadi lebih semangat dalam belajar. Memenuhi kebutuhan
anak, misalnya; menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar,
menyediakan peralatan sekolah anak, menyediakan ruangan khusus untuk
belajar.
5) Pengawasan terhadap anak.
Pengawasan terhadap anak difokuskan pada proses belajar anak. Dengan
adanya pengawasan orang tua akan mengetahui kesulitan yang dialami anak
dalam belajar dan perkembangan belajar anak. dengan adanya pengawasan
orang tua akan mengetahui kebutuhan apa saja yang akan dibutuhkan terkait
dengan aktifitas belajar. Pengawasan bukan berarti mengekang anak.
Pengawasan yang dilakukan oleh orang tua berguna untuk membuat anak
menjadi lebih disiplin dalam belajar. Pengawasan terhadap anak, misalnya;
mengawasi anak dalam proses belajar di rumah, mengatur jam belajar dan
-
23
membatasi jam bermain anak, mengawasi perkembangan anak baik di rumah
dan di sekolah.
Indikator yang telah ditetapkan digunakan sebagai acuan untuk membuat
instrumen tentang perhatian orang tua pada siswa kelas V SDN di gugus Ki Hajar
Dewantara Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
2.1.4 Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia dalam segala
aspek kehidupan yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai
suatu tujuan. Seseorang akan belajar mengalami perubahan perilaku dan cara
berfikir maupun tingkah laku dan akan semakin bertambah secara bertahap dan
berkelanjutan. Hal ini dikuatkan oleh pendapat para ahli.
Soemanto (2012: 104) mengungkapkan bahwa belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Laura (2012: 390) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relatif menetap dan muncul melalui pengalaman.
Belajar merupakan hal yang wajar yang telah dilakukan oleh semua
makhluk dari usia dini dan akan berlangsung sampai meninggal. Secara tidak
langsung kita belajar dari bangun tidur sampai tidur kembali. Belajar dapat
dilakukan di rumah, sekolah, lembaga pendidikan formal, non formal dan
informal. Pengalaman yang kita lewati semasa hidup merupakan proses belajar.
-
24
Berdasarkan pendapat para ahlidi atas, belajar dimaknai sebagai proses perubahan
tingkah laku yang relatif tetap yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku manusia, antara yang
satu dan lainnya mempunyai kemampuan berbeda dalam proses belajar. Berhasil
atau tidak proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda pula. Faktor
tersebut ada yang berasal dari dalam diri ataupun luar diri seseorang sebagaimana
diungkapkan oleh para ahli.
Purwanto (2014: 102) mengatakan faktor – faktor yang mempengaruhi
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, dan
2. faktor yang ada diluar individu kita disebut faktor sosial, yang termasuk
faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang
termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga,
guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar
mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Sedangkan Soemanto (2012: 113) menggolongkan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar menjadi 3 golongan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor stimulasi belajar; (a) Panjangnya bahan pelajaran, (b) Kesulitan bahan pelajaran, (c) Berartinya bahan pelajaran,
(d) Berat-ringannya tugas, (e) Suasana lingkungan eksternal
-
25
2. Faktor-faktor metode belajar; (a) Kegiatan berlatih atau praktek, (b) Overlearning and drill, (c) Resitasi selama belajar, (d)
Pengenalan tentang hasil-hasil belajar, (e) Belajar dengan
keseluruhan dengan bagian-bagian (f) Penggunaan modalitas
indra (g) Penggunaan dalam belajar, (h) Bimbingan dalam
belajar (i) Kondisi-kondisi insentif.
3. Faktor-faktor individual; (a) Kematangan, (b) Faktor usia kronologis, (c) Faktor perbedaan jenis kelamin, (d) Pengalaman
sebelumnya, (e) Kapasitas mental, (f) Kondisi kesehatan
jasmani, (g) Kondisi kesehatan rohani, (h) Motivasi
Djamarah (2011:175) menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor Lingkungan a. Lingkungan alami. b. Lingkungan social budaya.
2. Faktor instrumental a. Kurikulum. b. Program c. Sarana dan fasilitas d. Guru
3. Kondisi Fisiologis
4. Kondisi psikologis a. Minat b. Kecerdasan c. Bakat d. Motivasi e. Kemampuan kognitif
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal (berasal dari diri siswa)
meliputi: intelegensi, kesehatan, kondisi fisik, motivasi dan gaya belajar dan
faktor eksternal(berasal dari luar diri siswa) meliputi: lingkungan keluarga,
-
26
lingkungan sekolah, gaya mengajar guru, metode pengajaran yang dilakukan guru,
lingkungan sosial dan sebagainya.
Lingkungan keluarga merupakan faktor belajar yang pertama dan utama bagi
kehidupan siswa. Sejak lahir siswa memulai proses belajar dalam keluarga. Orang
tua sangat berperan dalam proses belajar dalam keluarga. Orang tua senantiasa
memberikan kasih sayang dan perhatian untuk menunjang proses belajar anak.
Perhatian yang diberikan orang tua kepada siswa akan memberikan semangat bagi
anak untuk belajar. Bimbingan dan pengarahan orang tua sangat dibutuhkan
dalam membantu anak menyelesaikan kesulitan dalam belajar, selain orang tua
juga bertanggung jawab atas tersedianya fasilitas pendukung belajar seperti: alat
tulis, buku penunjang pembelajaran IPS, memperhatikan tumbuh kembang anak
dan memperhatikan kesehatan mental maupun fisik siswa. Jadi perhatian orang
tua yang termasuk faktor eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
2.1.5Hasil belajar
Pada kegiatan pembelajaran seorang siswa harus melalui proses
pembelajaran. Proses tersebut mempunyai beberapa tahapan yang nantinya akan
berakhir pada hasil belajar, pada tahap awal siswa akan diberikan informasi yang
terkait dengan materi yang dipelajari. Tahap selanjutnya adalah proses pengolahan
informasi materi yang diterima selanjutnya akan dilakukan pendalaman melalui
pemahaman materi dan latihan soal. Barulah tahap terakhir akan diperoleh hasil
belajar melalui evaluasi keseluruhan untuk mengukur sejauh mana sejauh mana
pemahaman terhadap materi yang telah diberikan.
-
27
Suprijono (2012: 7) mengungkapkan hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja.
Dari pernyataan di atas hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku melalui tahapan belajar untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
materi atau ketuntasan nilai dalam pembelajaran.
Menurut Bloom (dalam Sudjana,2010:22-23) membaginya menjadi tiga
ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (1) Ranah
kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek
yaitu pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.Ranah kognitif pada materi IPS banyak yang diajarkan kepada anak.
Pada aspek pengetahuan dan ingatan, siswa diarahkan untuk menghafalkan dan
mengetahui fakta, konsep dan generalisasi pada mata pelajaran IPS. Pada aspek
pemahaman, siswa diarahkan untuk memahami atau mengerti yang telah diketahui
atau dihafalkan sebelumnya. Aspek aplikasi, siswa dapat menerapkan konsep-
konsep tentang IPS. Aspek analisis, siswa diarahkan untuk menguraikan suatu
keadaan menjadi lebih kecil dan memahami hubungan antar bagian. Aspek
sintesis, siswa mampu menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis. Aspek evaluasi, kemampuan siswa dalam membuat pertimbangan terhadap
suatu kondisi. (2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap yang terdiri dari
limaaspek yakni penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.Ranah afektif dalam mata pelajaran IPS ini diajarkan dalam materi
sosiologi, dimana dalam materi tersebut diajarkan bagaimana cara bersikap yang
-
28
baik, berperilaku sesama manusia, menghargai sesama, dan berinteraksi antar
individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Hal ini
diajarkan kepada siswa dengan harapan setelah mempelajari IPS anak dapat
bersosialisasi dengan masyarakat dan tidak merasa asing di masyarakat.(3) Ranah
psikomotoris, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan, dan kemampuan
bertindak. Ranah psikomotorik ini lebih mengarah pada hasil dari teori ranah
kognitif dan afektif yang telah diajarkan. Di ranah psikomotorik ini anak dapat
menerapkan materi yang telah diterima kedalah kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian diaharapkan dengan mempelajari mata pelajaran IPS ini anak tidak
hanya pandai dalam segi pengetahuan saja namun juga sikap dan tindakan di
masyarakat.
Ketiga ranah diatas dinilai guru selama proses pembelajaran IPS, namun
dalam aplikasinya guru paling banyak memunculkan nilai kognitif karena ranah
kognitif dapat dinilai dari hasil ulangan yang telah dilaksanakan, sedangkan untuk
ranah afektif dan psikomotoris guru harus ada pengamatan khusus untuk
memberikan nilai mengingat ranah tersebut tidak dapat diamati hanya sekali dua
kali saja. Dalam penelitian ini variabel hasil belajar IPS menggunakan hasil
belajar pada ranah kognitif, karena mencakup aspek pengetahuan dan ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Data yang digunakan adalah
nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPS kelas V tahun ajaran
2015/2016.
2.1.6 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial
-
29
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang ada di sekolah dasar. Mata pelajaran IPS mempunyai cakupan
materi yang luas. Penjelasan tentang IPS diuraikan sebagai berikut:
2.1.6.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran, salah
satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Sapriya, dkk
(2006:3) IPS merupakan perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi, antopologi budaya dan sebagainya yang diperuntukan
sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan. Selain itu A. Kosasih Djahiri
(dalam Sapriya, dkk, 2006:7) mengatakan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu
pengatahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu
sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.
Bersumber pendapat para ahli bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
perpaduan konsep-konsep ilmu sosial dan ilmu lainya berdasarkan prinsip
pendidikan yang diajarkan sebagai pembelajaran di sekolahan.
2.1.6.2 Hakikat IPS
Dalam kehidupan ini kita tidak lepas dari hubungan antara makhluk satu
dengan yang lainnya. Setiap individu membutuhkan adaptasi terhadap lingkungan
sosial sehingga dapat bertahan hidup dalam masyarakat. Daerah satu dengan
lainnya tentu memiliki keadaan sosial yang berbeda-beda. Untuk itu pemahaman
terhadap lingkungan sosial harus diajarkan sedini mungkin melalui ilmu khusus
yang tidah hanya mengajarkan teori namun juga implikasinya di masyarakat, salah
satunya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan salah satu ilmu yang
-
30
tidak hanya membina generasi muda untuk belajar namun juga menanamkan nilai
serta prinsip-prinsip yang ada di masyarakat sehingga dapat berguna untuk masa
depannya. Selain itu IPS juga dapat digunakan untuk menghadapi dunia modern
yang menuntut generasi muda untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif untuk
melaksanakan pembangunan di masyarakat. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat
ahli.
Menurut Taneo (2010: 19) “Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari
anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda
belajar ke arah positif yakni megadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang
diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip-
prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan
masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak
diwariskan kepada turunannya secara lebih baik”.
Bersumber pendapat ahli di atas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknai
sebagai ilmu yang pengetahuan yang membina generasi muda untuk lebih aktif,
kreatif dan inovatif dan melakukan perubahan sosial yang diinginkan masyarakat.
2.1.6.3 Tujuan IPS
Setiap pembelajaran yang diberikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai
dalam kegiatan belajar. Dengan adanya tujuan, pembelajaran dapat terarah dan
sesuai dengan yang diinginkan.
Kurikulum 2006 menjelaskan bahwa IPS bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
-
31
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosialdan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global.
Selain itu Taneo (2010: 26).mengatakan Tujuan mempelajari ilmu
pengetahuan di Indonesia untuk memberikan pengetahuan yang merupakan
kemampuan mengingat kembali atau mengenal kembali atau mengenal ide-ide atau
penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau dialami sebelumnya
Selain itu Fenton dalam Taneo (2010: 26) mengungkapkan bahwa tujuan
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mempersiapkan siswa menjadi Negara yang baik,
mengajar anak didik agar mempunyai kemampuan berfikir dan dapat melanjutkan
kebudayaan bangsa.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknaisebagai salah satu mata
pelajaran untuk mempersiapkan siswa mendapatkan pengetahuan, mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, keterampilan, penanaman nilai dan sikap sosial untuk
mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik dan dapat melanjutkan
kebudayaan bangsa serta mempersiapkan siswa untuk menjadi masyarakat yang
demokratis dan membaur di masyarakat.
-
32
2.1.6.4 Pembelajaran IPS
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (sisdiknas, 2011: 5)
Menurut Hamalik (2014: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiwi (siswa dan guru), material (buku, papan
tulis, kapur, dan audio visual), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar.
Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk., 2006:7) mengatakan
ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengatahuan yang memadukan sejumlah
konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.
Pendapat ahli di atas dapat dimaknai pembelajran IPS sebagai interaksi
antara peserta didik dan pendidik yang mempelajari tentang ilmu sosial yang
didukung dengan material, fasilitas dan proses yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan belajar IPS.
2.1.6.5 Kurikulum IPS SD
Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (sisdiknas, 2011: 5).
Menurut Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dalam Suprayogi (2011:19) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
-
33
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Bersumber pendapat ahli di atas, kurikulum merupakan suatu perangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tujuan, isi dan
bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2006. Kurikulum
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sekolah dasar tahun 2006 ditetapkan berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Dasar Pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah mengacu pada:
1. Standart isi 2. Standart proses 3. Standart kompetensi lulusan 4. Standart pendidik dam tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana 6. Standar pembiayaan 7. Standar pengelolaan standar pembiayaan 8. Standar penilaian.
Standar isi yang digunakan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah (2006: 11) disebutkan bahwa struktur kurikulum SD/MI meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama
enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI
disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
-
34
pelajaran dengan ketentuan yaitu kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Struktur Kurikulum SD/MI
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV, V, VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
4
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2
Jumlah 26 27 28 32
Sumber: Permendiknas, 2016
Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan
dengan menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini
adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem
Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
-
35
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SD/MI/SDLB
berlangsung selama 35 menit (BSNP, 2006: 41). Berikut Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang pada kelas V semester genap:
Tabel 2.2
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan Indoneisa
Sumber: Permendiknas, 2016
2.1.6.6 Evaluasi Pembelajaran IPS
Menurut Ground dalam Gunawan (2013: 79) mengatakan evaluasi adalah
proses sistematik dalam pengumpulan, analisis dan penafsiran informasi untuk
menentukan jangkauan pencapaian tujuan pembelajaran.
Suprayogi (2011: 82) juga meyebutkan evaluasi adalah penilaian yang
sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek.
-
36
Dewanto dalam Suprayogi (2011:82) proses evaluasi ada dua langkah
utama yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah kegiatan untuk
membandingkan kriteria objektif yang telah ditentukan dengan yang telah
dikuasai peserta didik (siswa). Kriteria harus objektif dan ditentuakn sebelum
proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian merupakan proses untuk menentukan
siswa dalam kelompoknya, baik dalam metode dan proses, tetapi satu hal yang
perlu diingat adalah pengukuran merupakan proses awal evaluasi. Proses ini tidak
dibalik.
Bersunber pendapat para ahli di atas, evaluasi dimaknai sebagai sebuah
proses yang sistematik untuk mengukur dan menilai suatu objek (siswa) untuk
menentukan pencapaian tujuan belajar yang ditetapkan.
Menurut Gronlound dalam Suprayogi (2011:83) guru dapat membuat
keputusan yang berkaitan dengan proses penilaian yaitu; (1) keputusan pada
permulaan pengajaran, (2) keputusan pada saat pengajaran berlangsung dan (3)
keputusan pada akhir pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh siswa
membantu siswa untukmemperkuat motivasi belajar, memperdaya daya ingat dan
transfer belajar, memperbesar pemahaman siswa terhadap keberadaan dirinya dan
memberikan bahan umpan balik tentang keefektifan belajar (Suprayogi, 2011:83).
Tujuan dari evaluasi menurut Suprayogi (2011:83-84) antara lain:
1. Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar.
2. Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.
3. Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar
mengajar.
-
37
4. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama
kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.
5. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai
dengan kemampuannya.
Menurut Suprayogi (2011:83) adapun empat fungsi utama dalam
pembelajaran, yaitu:
1. Formatif yang merupakan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
remedial bagi siswa yang belum menguasai separuh materi yang
dipelajari.
2. Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, menetukan angka nilai sebagai bahan keputusan
kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (Psikologis, fisik, dan lingkungan yang mengalami kesulitan belajar.
4. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkansiswa sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran IPS, memiliki
beberapa fungsi yang bermakna, baik bagi kita selaku guru maupun bagi peserta
didik yang sedang menjalani proses pembelajaran. Bagi kita guru IPS, evaluasi itu
berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar yang meliputi
bobot materi yang disajikan, metode yang diterapkan, media yang digunakan dan
strategi yang dilaksanakan. Disini, hasil evaluasi dapat dijadikan dasar
memperbaiki kelemahan proses kegiatan mengajar. Sedangkan di pihak siswa,
evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran oleh
mereka dan juga untuk mengungkapakan kemajuannya secara individual ataupun
kelompok dalam mempelajari IPS.
-
38
Evaluasi pembelajarn IPS yang memenuhi syarat mencapai tujuan yang
sebaik-baiknya, harus berlandaskan asas evaluasi yang meliputi (1) asas
komprehensif atau asas keseluruhan, (2) asas kontinuitas atau asas
kesinambungan, dan (3) asas objektif. Asas komprehensif pada evaluasi
pembelajaran IPS, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus meliputi
keseluruhan pribadi peserta didik yang dievaluasi, meliputi pengusaan materi
(pengetahuan), kecakapan (kecerdasan), keterampilan, kesadaran,dan sikap
mentalnya. Berpegang pada taksonomi Bloom, evaluasi itu meliputi aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Asas kontinuitas pada pembelajaran IPS
mempersyaratkan bahwa evaluasi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan
mulai dari sebelum (pra) proses mengajar-membelajarkan IPS itu dilaksanakan,
selama proses itu berjalan atau ditengah-tengah (mid) proses berlangsung, dan
setelah (pasca) proses tersebut berakhir. Pengajuan pertanyaan oleh guru
dilakukan sebagai upaya untuk mengecek keberhasilan proses. Sedangkan asas
objektif pada evaluasi pembelajaran IPS mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai
dan mengukur apa adanya.
Evaluasi pembelajaran IPS secara menyeluruh, meliputi bentuk-bentuk tes
dan nontes. Bentuk tes, meliputi tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan.
Sedangkan ke dalam nontes, meliputi tugas dan penampilan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran evaluasi IPS guru dapat menentukan bentuk yang paling sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta didik yang dievaluasi.Evaluasi dalam
pembelajaran IPS terdiri dari tiga bagian yaitu evaluasi pra pembelajaran, evaluasi
selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran.
-
39
Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik. Dengan mengetahui kemampuan awal, guru dapat
membandingkan kemampuan sebelum pembelajaran dengan kemampuan setelah
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat mengetahui perbahan perilaku dan
kemampuan sebagai hasil pembelajaran IPS.
Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, terutama
bukan untuk menilai kemampuan, melainkan untuk mengecek apakah proses
pembelajaran yang sedang berlangsung itu dapat diserap atau tidak oleh peserta
didik.padakesempatan ini sekaligus guru dapat memperbaiki tugas kerja guru, jika
proses itu tidak memenuhi sasaran.
Evaluasi pada tahap pasca pembelajaran adalah evaluasi sesuai dengan
fungsi dan tujuannya yang mengungkapakan keberhasilan pembelajaran IPS, baik
dari pihak pemenuhan tugas sebagai guru IPS maupun dari pihak peserta didik
yang menjadi subjek utama dalam pembelajaran IPS (Sumaatmaja, 2003: 1.44-
1.48).
2.1.7 Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar
Orang tua menginginkan prestasi yang unggul dalam segala bidang. Sering
kali anak di paksa untuk terus belajar agaranak menjadi lebih memahami
pelajaran, hal ini harus didukung orang tua dengan perhatian terhadap kegiatan
belajar anak dan pengawasan terhadap perkembangan belajar anak. Ormord
(2008: 168) mengatakan pada sebagian besar budaya, prestasi sekolah sangat
dihargai dan para orang tua mendorong anak-anaknya untuk berprestasi di
sekolahnnya. Dengan adanya dorongan dari orang tua diharapkan anak menjadi
-
40
lebih bersemangat dalam belajar sehingga nilai yang diperoleh dapat maksimal.
Oleh sebab itu perhatian orang tua menjadi faktor pendukung hasil belajar yang
diperoleh anak.
Dalam proses belajar anak orang tua berperan aktif membantu
mengarahkan anak ketika kesulitan dalam belajar. Sikap orang tua juga
mempengaruhi bagaimana mereka mengarahkan anak dalam belajar. Nasution
(1986: 4) mengatakan sebagai orang tua besar pengaruhnya terhadap anggota
keluarga. Hal yang seperti ini sebenarnya baik sekali bagi orang tua untuk
mempergunakan sebagai alat pendidikan kepada anak-anaknya. Dengan cara ini
anak-anak akan dapat diajak untuk meningkatkan kegiatan belajarnya, sehingga
prestasi sekolah dapat meningkat. Setiap keluarga mempunyai cara tersendiri
untuk mendidik anaknya. Perbedaan cara orang tua anak dalam mendidik anak
berbeda dikarenakan setiap orang tua mempunyai sikap dan sifat yang berbeda-
beda. Ada orang tua yang menerapkan sikap disiplin terhadap anak dan ada yang
memanjakan