skripsi-perancangan sistem telemetri suhu ruangan

157
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TELEMETRI SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER (DESIGN AND IMPLEMENTATION OF TELEMETRY SYSTEM FOR ROOM TEMPERATURE BASED ON MICROCONTROLLER) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi strata satu (S1) di Institut Teknologi Telkom Disusun oleh: MANIK ALIT WASTHARINI 111061033 FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2010

Upload: firman009

Post on 08-Feb-2016

300 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TELEMETRI

SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

(DESIGN AND IMPLEMENTATION OF TELEMETRY SYSTEM FOR ROOM

TEMPERATURE BASED ON MICROCONTROLLER)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi strata satu

(S1) di Institut Teknologi Telkom

Disusun oleh:

MANIK ALIT WASTHARINI

111061033

FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

BANDUNG

2010

Page 2: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TELEMETRI SUHU

RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF TELEMETRY SYSTEM FOR ROOM

TEMPERATURE BASED ON MICROCONTROLLER

Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata 1

pada Fakultas Elektro dan Komunikasi

Institut Teknologi Telkom

Oleh :

Manik Alit Wastharini

111061033

Bandung, Juli 2010

Disahkan oleh :

Pembimbing I

Dharu Arseno,Ir.MT.

NIP : 02690271-1

Pembimbing II

Iswahyudi Hidayat, ST.MT.

NIP : 02770269-1

Page 3: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini merupakan karya orisinal saya sendiri. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan dalam karya ini, atau

ditemukan bukti yang menunjukan ketidakaslian karya ini.

Bandung, Juli 2010

Manik Alit Wastharini

Page 4: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

iv

ABSTRACT

Telemetry is a process of measuring parameters of an object (i.e. a thing, space, or

environmental condition) and transferring the output to other media through wired-data-

transfer-mechanism or wireless communication. Then, it can be directly utilized or analyzed

first for specific purposes. In this final project, telemetry system will be used to design a

system that can measure room temperature. It is expected to enhance the, currently used,

temperature control system. Nowadays, the means of controlling temperature is still done

manually or by using remote control wherever the instrumentation is placed. With the

telemetry system, temperature control can be done from afar.

In this final project, RF (YS1020-UA) module is used to build the design and

implementation of telemetry-system-enhanced temperature measurement. Telemetry

instrumentations consist of hardware and software, which is located in both receiver and

transmitter. In the transmitter, there is a temperature sensor that is integrated with

microcontroller ATMega8535 and transmitted using YS1020-UA module. The YS1020-UA

module in receiver will accept the transmission and connects it to PC. Temperature

controlling is done in receiver by transmitting minimum standard temperature to activate the

fan.

The examination of telemetry system is done in power supply block, temperature

sensor, fan motor driver, microcontroller, RF module, and application in PC. The result of the

examination shows that system works well. The time average for one temperature data

transmission is 0.148 seconds in indoor condition. Failing rate that happens in 128 times

temperature data transmissions is 6.25% with the maximum distance of 70 meters.

Key words: telemetry, PWM, RF module, temperature sensor, microcontroller ATMega8535

Page 5: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

v

ABSTRAKSI

Telemetri adalah proses pengukuran parameter suatu obyek (benda, ruang, kondisi

alam), yang hasil pengukurannya di kirimkan ke tempat lain melalui proses pengiriman data

baik dengan menggunakan kabel maupun tanpa menggunakan kabel (wireless), selanjutnya

data tersebut dapat dimanfaatkan langsung atau dianalisa untuk keperluan tertentu. Dalam

tugas akhir ini, akan dirancang sistem pengukuran suhu menggunakan telemetri. Dengan

menggunakan sistem telemetri diharapkan memberikan kemudahan bagi manusia dalam

sistem pengendalian suhu. Apalagi saat ini pengontrolan suhu masih dilakukan secara manual

atau menggunakan remote control, dimana pengontrolan dilakukan di tempat perangkat

berada. Dengan menggunakan sistem telemetri, pengontrolan suhu dapat dilakukan di tempat

berbeda.

Desain dan realisasi sistem pengukuran suhu ruangan menggunakan sistem telemetri,

dalam hal ini menggunakan modul RF (YS1020-UA). Perangkat telemetri terdiri dari

hardware dan software, dimana perangkat ini terdapat dibagian pengirim dan penerima. Di

bagian pengirim terdapat sensor suhu yang akan terintegrasi dengan mikrokontroler

ATMega8535 kemudian ditransmisikan menggunakan perangkat YS1020-UA. Setelah

ditransmisikan, di bagian penerima akan diterima oleh YS1020-UA dan dihubungkan dengan

PC. Pengontrolan suhu dilakukan dibagian penerima, dengan mengirimkan suhu standar

minimal untuk mengaktifkan kipas.

Pengujian sistem dilakukan mulai dari blok catu daya, sensor suhu, driver motor kipas,

mikrokontroler, RF modul, dan aplikasi pada PC. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan

bahwa sistem dapat bekerja dengan baik. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk satu kali

pengiriman data suhu adalah 0.148 detik pada kondisi terdapat obstacle. Faktor kegagalan

yang terjadi dari 128 pengiriman data suhu adalah 6.25% dengan jarak maksimum 70 meter.

Kata kunci : telemetri, PWM, RF modul, sensor suhu, mikrokontroler ATMega8535

Page 6: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat keimanan, nikmat kesehatan, dan ilmu-Nya serta kekuatan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

TELEMETRI SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER” ini penulis

rancang dengan tujuan agar dapat menjadi alternatif lain dalam sistem pengendalian atau

monitoring suhu ruangan.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan yang dilakukan. Oleh karena itu penulis sangat membuka kesempatan untuk

berbagai pihak untuk memberikan kontribusi berupa saran dan kritikan yang membangun

agar tugas akhir ini menjadi teknologi lebih baik lagi.

Bandung, Juli 2010

Penulis

Page 7: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan tugas akhir ini banyak pihak yang memberikan kontribusi

berupa bantuan, masukan, dorongan yang sangat berharga dan tidak akan penulis lupakan.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua penulis yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

masa studi di kampus IT Telkom dengan baik serta memberikan doa dan

dukungannya baik moral maupun materi yang tidak pernah terputus.

2. Bapak Dharu Arseno, Ir. MT. selaku pembimbing I dan Bapak Iswahyudi Hidayat,

ST.MT. selaku pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

3. Adikku yang pintar dan cerdas Ade Pramono, terima kasih buat kebaikannya

membantu dan mengajari bahasa pemprograman Visual Basic. Tengkyu ya selama di

Surabaya selalu di beliin makan. Buat adikku yang paling kecil Nining Pratiwi,

makasi ya udah selalu ngingetin jangan lupa pulang. Hahaha..

4. Sahabat kecilku Nafi Al Anshori yang selalu menemani diriku mengerjakan TA di lab

mulai dari nyolder, ngebor, ngeprogram, sampe makan dan solat pun kamu temenin.

Tanpa dirimu juga, pengukuranku tidak akan beres-beres. Ayo fi! cepat bereskan PA-

mu juga. Buat Wicak, makasi atas bantuannya waktu bikin PCB dan saran-sarannya

waktu bikin driver motor. Seminggu hardware, seminggu software. Hebat banget dah

kamu Cak ngerjain PA. ck..ck..ck..Buat Samsul, makasi atas bantuannya mengajari

diriku ngeprogram mikro, tanpa dirimu programku pasti ga bisa jalan sampe sekarang.

Ayo Sul! TMS? hajar aja.. hehhe.. Buat Ilham Bengkel, makasi atas saran-sarannya di

awal – awal ngerjain TA. Jadi inget, kamu sampe nyariin aku bahan SPI segala. Jadi

terharu, walaupun akhirnya ga kepake. Hikss..

Irma, Andi, Uudz, Nova yang selalu nanyain dan ngingetin aku buat ngerjain TA.

Aku kerjain kok teman-teman. Ni buktinya dah beres. Heheh…

5. Anak-anak “X-treme” (Ridla, Ruri, Ica, Putri). Suka, duka, capek, senang, jenuh,

stress kita lalui bersama dalam mengerjakan TA. Jangan lupain persahabatan kita ya.

Emang kita yang paling extreme. Hahaha…

6. Teman – teman Lab Elka dari angkatan 2005 (kak Dicka, kak Favian, kak Daus, kak

Uyik, kak Aji, mbak Fieda, mbak Fifah, dll), temen- temen seangkatan 2006 (Ucup,

Ela, Ayu, Charis) yang sekarang udah jarang ketemu, angkatan 2007 (Yudin, Rossy,

Page 8: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

viii

Nur, Devi, Nia, Faiz, Uji, Thomy, Ali, Ardi, Tandra, Oka, Budi), angkatan 2008

(Elisha, Rudi, Adit) dan semuanya yang telah memberikan semangat untuk ngerjain

TA.

7. Teman – teman C201 (Rahmat, Risma, Andi, Eksan, Damar, Didit, Septi (Nce), Kak

Idrus, Wulan, Yolen, Emi, Sari dan temen-temen yang lain ga kesebut, maaf ya..).

Temen – temen seberang lab (Lab Bengkel) (Kiki, Vina, Ovi, Mas Gondo, Silva,

Catur, dll). Pokoknya semua temen- temen lab lain dah. Makasi ya..

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Yang turut membantu dalam

memotivasi penulis.

Semoga semua pengorbanan yang dikeluarkan mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Amin.

Page 9: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................ iii

ABSTRACT.................................................................................................................. iv

ABSTRAKSI ................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan manfaat ................................................................................................... 2

1.4 Batasan masalah ........................................................................................................ 2

1.5 Metodologi penelitian ................................................................................................ 2

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Telemetri ................................................................................................ 5

2.2 Sensor Suhu .............................................................................................................. 5

2.3 H-Bridge ................................................................................................................... 6

2.4 ATMega8535 ............................................................................................................ 7

2.4.1 Arsitektur ATmega8535 ................................................................................... 7

2.4.2 Konfigurasi pin ATMega8535 .......................................................................... 9

2.4.3 ADC (Analog to Digital Converter) ................................................................ 10

2.4.4 PWM (pulse width modulation) ...................................................................... 12

2.4.5 Komunikasi serial mikrokontroler AVR Atmega 8535 ..................................... 14

2.4.5.1 Komunikasi serial USART Atmega 8535 ............................................. 14

2.4.5.2. Konfigurasi Serial DB-9 ...................................................................... 17

2. 5 Liquid Crystal Display (LCD) ................................................................................ 17

2.5.1 Pin-Pin LCD .................................................................................................. 17

Page 10: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

x

2.5.2 Struktur Memori LCD ................................................................................... 18

2.6 YS1020 RF Modul .................................................................................................. 19

2.7 Catu Daya ............................................................................................................... 20

2.8 Bahasa C ................................................................................................................. 20

2.9 Microsoft Visual Basic 2008 ................................................................................... 22

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

3.1 Diagram Alir Perancangan ...................................................................................... 23

3.2 Spesifikasi Perangkat .............................................................................................. 24

3.3 Perancangan Sistem ................................................................................................. 25

3.3.1 Perancangan Hardware ................................................................................... 26

3.3.1.1 Rangkaian Sensor Suhu ....................................................................... 26

3.3.1.2 Rangkaian Driver Motor Kipas............................................................ 27

3.3.1.3 Rangkaian Catu Daya .......................................................................... 28

3.3.1.4 Rangkaian RF Module ........................................................................ 28

3.3.1.5 Rangkaian LCD .................................................................................. 30

3.3.1.6 Rangkaian Mikrokontroler .................................................................. 30

3.3.2 Perancangan Software..................................................................................... 31

3.3.2.1 Perancangan Program Di Mikrokontroler ........................................... 31

3.3.2.2 Perancangan Program Aplikasi ........................................................... 34

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

4.1 Pengukuran Sinyal Keluaran Blok Hardware ........................................................... 36

4.1.1 Pengukuran Blok Catu Daya .......................................................................... 36

4.1.2 Pengujian Sensor Suhu LM 35 ....................................................................... 37

4.1.3 Pengukuran Blok Driver Motor Kipas ............................................................ 40

4.1.3.1 Pengukuran Keluaran Mikrokontroler (titik A) ................................... 40

4.1.3.2 Pengukuran Keluaran IC L293 (titik B dan C) .................................... 42

4.1.4 Pengukuran Blok Serial ................................................................................. 44

4.1.4.1 Pengukuran sinyal antara mikrokontroler dan RF modul .................... 44

4.1.4.2 Pengukuran sinyal antara RF modul dan komputer ............................. 45

4.1.5 Pengukuran performansi dan analisis komunikasi RF antara mikrokontroler

dan komputer ................................................................................................ 46

4.1.5.1 Pengukuran dengan kondisi obstacle ................................................. 46

Page 11: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

xi

4.1.5.2 Pengukuran dengan kondisi loss space .............................................. 47

4.2 Pengujian Program Aplikasi .................................................................................... 49

4.2.1 Pengujian Penerimaan Data ........................................................................... 49

4.2.2 Pengujian Pengiriman Data ............................................................................ 50

4.3 Analisa kerja sistem keseluruhan ............................................................................. 52

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 53

5.2 Saran ....................................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RANGKAIAN SKEMATIK

LAMPIRAN PROGRAM BAHASA C ATMEGA8535

LAMPIRAN PROGRAM APLIKASI

LAMPIRAN DATASHEET

Page 12: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Rangkaian dasar H-bridge .......................................................................... 6

Gambar 2. 2 kaki pin L293 .............................................................................................. 7

Gambar 2. 3 kaki pin ATmega 8535 ................................................................................ 9

Gambar 2. 4 Pulsa PWM inverting dan non-inverting .................................................... 13

Gambar 2. 5 Pulsa PWM yang glitch-free ..................................................................... 13

Gambar 2. 6 komunikasi sinkron dan asinkron .............................................................. 14

Gambar 2. 7 Level tegangan RS232 .............................................................................. 14

Gambar 2. 8 kaki pin DB-9 ........................................................................................... 17

Gambar 3. 1 Diagram alir perancangan alat .................................................................. 23

Gambar 3. 2 Cara kerja sistem ....................................................................................... 25

Gambar 3. 3 Perancangan Hardware .............................................................................. 26

Gambar 3. 4 Rangkaian sensor suhu .............................................................................. 26

Gambar 3. 5 Kaki sensor LM35..................................................................................... 27

Gambar 3. 6 Kaki pin IC L293 ...................................................................................... 27

Gambar 3. 7 Rangkaian driver motor kipas.................................................................... 27

Gambar 3. 8 Rangkaian catudaya .................................................................................. 28

Gambar 3. 9 Rangkaian RF module ............................................................................... 29

Gambar 3. 10 Kaki pin DB9 .......................................................................................... 29

Gambar 3. 11 Rangkaian LCD ...................................................................................... 30

Gambar 3. 12 Rangkaian sistem minimum ATMega8535 .............................................. 31

Gambar 3. 13 Diagram alir algoritma pemrograman mikrokontroler .............................. 33

Gambar 3. 14 Diagram alir menampilkan data suhu ...................................................... 34

Gambar 3. 15 Diagram alir pengiriman data dari komputer ke mikrokontroler ............... 35

Gambar 4. 1 Titik pengukuran keluaran blok catudaya ................................................. 36

Gambar 4. 2 Grafik tegangan keluaran sensor terhadap suhu ......................................... 37

Gambar 4. 3 titik pengukuran driver motor kipas ........................................................... 40

Gambar 4. 4 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas off ...................................... 40

Gambar 4. 5 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas slow.................................... 41

Gambar 4. 6 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas medium .............................. 41

Gambar 4. 7 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas fast ..................................... 41

Gambar 4. 8 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas off ...................................................... 42

Gambar 4. 9 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas slow ................................................... 42

Gambar 4. 10 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas medium ............................................ 42

Page 13: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

xiii

Gambar 4. 11 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas fast ................................................... 43

Gambar 4. 12 Sinyal keluaran mikrokontroler ke RF module ........................................ 44

Gambar 4. 13 sinyal masukan mikrokontroler dari RF module ...................................... 44

Gambar 4. 14 Sinyal keluaran RF modul ke komputer ................................................... 45

Gambar 4. 15 sinyal masukan RF module dari komputer ............................................... 45

Gambar 4. 16 Titik pengukuran pada kodisi obstacle di lantai yang sama ...................... 46

Gambar 4. 17 Titik pengukuran pada kondisi loss space ................................................ 47

Gambar 4. 18 Data yang diterima AccessPort dalam .hex .............................................. 49

Gambar 4. 19 Data yang diterima AccessPort dalam string ............................................ 50

Gambar 4. 20 Program aplikasi untuk koneksi ke komputer .......................................... 50

Gambar 4. 21 Data yang diterima program aplikasi ....................................................... 50

Gambar 4. 22 Data yang dikirim Access Port ................................................................ 51

Gambar 4. 23 Data yang dikirim program aplikasi......................................................... 51

Page 14: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Register ADMUX ......................................................................................... 10

Tabel 2. 2 Pemilihan mode tegangan referensi ............................................................... 10

Tabel 2. 3 Format data ADC dengan ADLAR=0 ........................................................... 10

Tabel 2. 4 Format Data ADC dengan ADLAR=1 .......................................................... 10

Tabel 2. 5 Register ADCSRA ........................................................................................ 11

Tabel 2. 6 Konfigurasi clock ADC ................................................................................ 11

Tabel 2. 7 Register SFIOR ............................................................................................ 12

Tabel 2. 8 Pemilihan sumber picu ADC ........................................................................ 12

Tabel 2. 9 Konfigurasi bit WGM01 dan WGM00 .......................................................... 12

Tabel 2. 10 konfigurasi bit COM01 dan COM00 compare output mode phase correct

PWM ........................................................................................................... 13

Tabel 2. 11 USART baudrate register ............................................................................ 15

Tabel 2. 12 perhitungan nilai UBRR ............................................................................. 15

Tabel 2. 13 Register UCSRA ........................................................................................ 15

Tabel 2. 14 Register UCSRB ......................................................................................... 15

Tabel 2. 15 Setting UCSZ0..2 untuk ukuran karakter ..................................................... 16

Tabel 2. 16 Register UCSRC ......................................................................................... 16

Tabel 2. 17 Mode paritas ............................................................................................... 16

Tabel 2. 18 konfigurasi pin DB-9 .................................................................................. 17

Tabel 2. 19 fungsi dari masing-masing pin LCD............................................................ 18

Tabel 3. 1 Kaki pin RF transceiver YS1020 .................................................................. 28

Tabel 3. 2 Konfigurasi antarmuka DB9 ......................................................................... 29

Tabel 4. 1 Tegangan keluaran catudaya ........................................................................ 36

Tabel 4. 2 Perbandingan tegangan keluaran sensor terhadap suhu (V/°C) ...................... 37

Tabel 4. 3 Pengujian Sensor LM 35 ............................................................................... 38

Tabel 4. 4 Hasil pengukuran duty cycle dan tegangan keluaran mikrokontoler pin B.3

(PWM) .......................................................................................................... 41

Tabel 4. 5 Hasil pengukuran duty cycle dan tegangan keluaran kaki IC L293 ................ 42

Tabel 4. 4 Pengukuran komunikasi RF module dengan obstacle pada lantai yang

sama .............................................................................................................. 46

Tabel 4. 5 Pengukuran komunikasi RF module dengan obstacle antar lantai .................. 47

Tabel 4. 6 Pengukuran komunikasi RF module dengan loss space ................................. 48

Page 15: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

xv

Page 16: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Suhu adalah faktor alam yang sangat penting dalam kehidupan. Tidak hanya

berpengaruh terhadap kehidupan manusia tetapi juga perangkat-perangkat elektronik.

Manusia menjadi kurang nyaman jika suhu terlampau panas ataupun dingin. Begitu juga

perangkat elektronik, perangkat mempunyai suhu efektif agar dapat bekerja secara

maksimal. Untuk itulah, diciptakan perangkat yang dapat menjaga suhu ruangan agar

selalu sesuai dengan yang diinginkan. Pada umumnya pengontrolan suhu selama ini

masih dilakukan secara manual. Penggunaan remote control pun dirasa kurang efektif,

karena harus dilakukan ditempat perangkat suhu berada. Untuk itulah perlu dirancang

suatu perangkat yang dapat mengontrol suhu ditempat lain.

Dengan menggunakan sistem telemetri, pengontrolan suhu jarak jauh dapat

dilakukan. Telemetri adalah proses pengukuran parameter suatu obyek (benda, ruang,

kondisi alam), yang hasil pengukurannya di kirimkan ke tempat lain melalui proses

pengiriman data baik dengan menggunakan kabel maupun tanpa menggunakan kabel

(wireless), selanjutnya data tersebut dapat dimanfaatkan langsung atau dianalisa untuk

keperluan tertentu. Diharapkan dengan menggunakan sistem telemetri pengontrolan suhu

dapat dilakukan ditempat lain dan memberikan kemudahan bagi manusia dalam sistem

pengontrolan suhu.

Desain dan implementasi sistem pengontrolan suhu ruangan menggunakan telemetri

modulasi GFSK. Perangkat telemetri terdiri dari hardware dan software, dimana

perangkat ini terdapat dibagian pengirim dan penerima. Di bagian pengirim terdapat

sensor suhu yang akan terintegrasi dengan mikrokontroler ATMega8535 kemudian

ditransmisikan menggunakan perangkat YS1020-UA. Setelah ditransmisikan, di bagian

penerima akan diterima oleh YS1020-UA dan dihubungkan dengan PC. PC akan

menampilkan suhu sekarang dan kondisi kipas. Pengontrolan dapat dilakukan dengan

mengirimkan suhu standar minimal untuk mengaktifkan kipas.

Page 17: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

2

1.2 Rumusan masalah

Dalam realisasi sistem telemetri pengontrolan suhu ruangan, terdapat perumusan

masalah yang akan dihadapi antara lain :

1. Bagaimana sistem di pengirim agar parameter suhu dapat diterima oleh penerima?

2. Bagaimana sistem di penerima agar pengontrolan terhadap pengirim dapat dilakukan?

3. Bagaimana kinerja alat di masing – masing blok sistem?

1.3 Tujuan dan manfaat

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mendesain dan mengimplementasikan

sistem telemetri untuk pengukuran dan pengontrolan suhu.

Manfaat dari tugas akhir ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi manusia

dalam pengontrolan suhu ruangan.

1.4 Batasan masalah

Untuk membatasi cakupan pembahasan masalah pada Tugas Akhir ini maka

diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Pembuatan sistem kontrol berupa pemprograman mikrokontroler dan user interface di

komputer serta melakukan pengolahan data.

2. Sistem pengontrolan hanya berupa pengontrolan udara dengan menggunakan satu

buah kipas yang dimodelkan dengan 3 kecepatan putaran kipas yang berbeda

3. Performansi yang akan di ukur adalah delay, akurasi sensor suhu, jarak maksimum

yang dapat di gunakan, kerja fungsional sistem dari sistem yang dibuat,

4. Tidak melakukan perancangan hardware modul RF transceiver.

5. Tugas akhir ini hanya berupa prototipe yang disimulasikan dengan mengontrol satu

ruangan saja.

1.5 Metodologi penelitian

Untuk menyelesaikan penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah :

1. Melakukan Studi Kepustakaan

Mengumpulkan bahan-bahan materi beserta pustaka yang berkaitan dengan

telemetri, mikrokontroler, sensor suhu, dan driver motor DC. Seperti buku-buku teks,

e-books, jurnal, dan penelitian orang lain.

2. Analisa Masalah

Page 18: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

3

Menganalisa semua permasalahan yang ada berdasarkan sumber-sumber yang ada

dan berdasarkan pengamatan terhadap masalah tersebut.

3. Perancangan blok sistem

Perancangan rangkaian meliputi rangkaian catudaya, sensor suhu, driver motor

kipas, mikrokontroler dan sisitem transmisi. Selain itu dilakukan juga pemrograman

mikrokontroler dan aplikasi.

4. Realisasi alat serta troubleshooting

Setelah dilakukan perancangan, proses pembuatan alat dapat dilakukan

berdasarkan perancangan yang telah dibuat. Setelah perangkat di setiap blok telah

dibuat, dilakukan troubleshooting untuk mengetahui setiap komponen terhubung atau

tidak.

5. Pengukuran dan pengujian Sistem

Setelah tahap perancangan berdasarkan standar yang ada, tahap selanjutnya adalah

melakukan simulasi sistem untuk melihat kinerja sistem tersebut.

6. Melakukan Analisis dan Evaluasi

Menganalisis dan evaluasi kinerja alat yang telah dibuat apakah perlu dilakukan

perbaikan atau tidak, menganalisa data yang diperoleh kemudian menyimpulkan

penelitian yang dilakukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah

dan asumsi yang digunakan, tujuan dan metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi konsep dasar yang mendukung terlaksananya pembuatan alat

pengontrol suhu ruangan menggunakan sistem telemetri, meliputi teori

pendukung mengenai dasar-dasar dari perangkat yang digunakan. Hal ini

dapat mendukung dalam pemecahan masalah, baik yang berhubungan dalam

pemecahan masalah, baik yang berhubungan dengan sistem maupun dengan

perangkat.

Page 19: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

4

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Membahas mengenai perancangan dan implementasi sistem telemetri

pengontrol suhu ruangan.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

Membahas mengenai rincian dari hasil dan evaluasi sistem telemetri

pengontrol suhu ruangan.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan atas hasil kerja yang telah dilakukan beserta rekomendasi

dan saran untuk pengembangan dan perbaikan selanjutnya.

Page 20: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Telemetri

Telemetri adalah proses pengukuran parameter suatu obyek (benda, ruang, kondisi

alam), yang hasil pengukurannya di kirimkan ke tempat lain melalui proses pengiriman

data baik dengan menggunakan kabel maupun tanpa menggunakan kabel (wireless),

selanjutnya data tersebut dapat dimanfaatkan langsung atau perlu dianalisa. Secara umum

sistem telemetri terdiri atas enam bagian pendukung yaitu objek ukur, sensor, pemancar,

saluran transmisi, penerima dan tampilan/display.

2.2 Sensor Suhu

Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi

besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Hampir seluruh

peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor

tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang

sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi.

Sensor suhu adalah alat untuk mendeteksi/mengukur suhu pada suatu ruang atau

sistem tertentu yang kemudian di ubah keluarannya menjadi besaran listrik. Jenis sensor

suhu yang biasa digunakan seperti : termokopel, RTD (Resistance Temperature Detector),

termistor dan IC semikonduktor.

Sensor suhu yang digunakan dalan tugas akhir ini adalah LM 35, dimana LM 35 ini

memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut :

a. dikalibrasi langsung dalam celcius

b. memiliki factor skala linear + 10.0 mV/°C

c. memiliki ketepatan 0,5°C pada suhu + 25°C

d. jangkauan maksimal suhu antara 55° sampai +150°C

e. cocok untuk aplikasi jarak jauh

f. bekerja pada tegangan catu 4 sampai 30 Volt

g. memiliki arus drain kurang dari 60 uA

h. pemanasan sendiri yang lambat (low self – heating), 0,08°C di udara diam

i. ketidaklinearan hanya sekitar ±14°C

j. dan memiliki impedansi keluaran yang kecil, 0,1 W untuk beban 1 mA.

Page 21: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

6

2.3 H-Bridge

Driver motor DC berfungsi untuk menjalankan motor DC. Ada beberapa macam

driver motor yang sering digunakan. Salah satunya adalah rangkaian H-bridge dimana

rangkaian ini dapat mengendalikan motor ke dua arah, searah jarum jam dan berlawanan

arah jarum jam. Secara konsep rangkaian ini terdiri dari 4 saklar yang tersusun

sedemikian rupa sehingga memungkinkan motor dapat teraliri arus dengan arah yang

berkebalikan. Pemberian polaritas tegangan pada terminal motor akan mempengaruhi

arah arus yang melewati motor, dengan demikian motor akan berputar sesuai dengan arah

arusnya. Pada rangkaian driver motor ini, saklar-saklar tersebut digantikan oleh transistor

yang dikerjakan pada daerah saturasi dan cut-off (Switch).

Gambar 2. 1 Rangkaian dasar H-bridge

Dengan adanya perkembangan di dunia IC, rangkaian H-bridge ini dikemas dalam

satu IC dimana memudahkan dalam pelaksaanaan hardware dan kendalinya. IC yang

familiar digunakan adalah IC L298 dan L293.

Dalam tugas akhir ini IC yang digunakan adalah IC l293D. IC L293D ini adalah suatu

bentuk rangkaian daya tinggi terintegrasi yang mampu melayani 4 buah beban dengan

arus nominal 600mA hingga maksimum 1.2 A. Keempat channel inputnya didesain untuk

dapat menerima masukan level logika TTL. Biasa dipakai sebagai driver relay, motor DC,

motor steper maupun pengganti transistor sebagai saklar dengan kecepatan switching

mencapai 5kHz.

Driver tersebut berupa dua pasang rangkaian h-bridge yang masing-masing

dikendalikan oleh enable 1 dan enable 2. Dengan memberikan tegangan 5V sebagai Vcc

pada pin 16 dan 12 Volt pada pin 8 untuk tegangan motor, maka IC siap digunakan. Saat

terdapat tegangan pada input 1,2 dengan memberikan logika tinggi pada enable1 maka

output 1 akan aktif. Sedangkan jika enable1 berlogika rendah, meskipun terdapat

tegangan pada input1,2 output tetap nol (tidak aktif). Hal ini juga berlaku untuk input dan

output 3,4 serta enable2.

Page 22: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

7

Gambar 2. 2 kaki pin L293

2.4 ATMega8535

Mikrokontroller adalah suatu mikroprosesor plus. Mikrokontroller adalah pusat

kerja dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Adapun nilai plus bagi mikrokontroller adalah terdapatnya memori dan port input/output

dalam suatu kemasan IC yang kompak. Kemampuannya yang programmable,fitur yang

lengkap seperti ADC internal, EEPROM internal, port I/O, komunikasi serial. Juga harga

yang terjangkau memungkinkan mikrokontroller digunakan pada berbagai sistem

elektronis,seperti pada robot, automasi industri, sistem alarm, peralatan telekomunikasi,

hingga sistem keamanan. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana

semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dalam 1 (satu)

siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Hal

ini terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda.

AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51

berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat

dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga

ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membeda-bedakan masing-masing kelas

adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang

digunakan, mereka bisa dikatakan sama.Piranti dapat diprogram secara in-system

programming (ISP) dan dapat diprogram berulang-ulang selama 10.000 kali baca/tulis

didalam sistem.

2.4.1 Arsitektur ATmega8535

Seperti umumnya mikrokontroller lainnya, setiap kelas memiliki spesifikasi

yang berbeda – beda. Dalam tugas akhir ini digunakan ATmega8535 yang memiliki

bagian – bagian seperti di bawah ini:

Page 23: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

8

1. Saluran I/O sebayak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan Port D

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran

3. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan perbandingan

4. CPU yang terdiri dari 32 buah register

5. Watchdog timer dengan osilator internal

6. SRAM sebesar 512 byte

7. Memori flash sebesar 8 kb dengan kemampuan read while write

8. Unit interupasi internal dan eksternal

9. Port antarmula SPI

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi

11. Antarmuka komparator analog

12. Port USART untuk komunikasi serial

Kapabilitas detail dari ATmega8535 adalah sebagai berikut:

1. System mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz

2. Kapabilitas memori flash 8 kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

(electrically erasable read only memory) sebesar 512 byte

3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel

4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2.5 Mbps

5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik

6. Berperformen tinggi dan dengan konsumsi daya rendah (low power)

7. Fitur Peripheral

a. Dua Timer/Counter 8-bit dengan Separate Prescaler (sumber clock yang

dapat diatur) dan Mode pembanding

b. Satu Timer/Counter 16-bit dengan Separate Prescaler, Mode pembanding

dan Capture Mode

c. Real Time Counter dengan sumber osilator terpisah

d. Terdapat delapan saluran ADC dengan resolusi sepuluh bit ADC

e. Empat saluran Pulse Width Modulation (PWM)

f. Terdapat Two Serial Interface

g. Programmable serial USART

h. Master/Serial SPI Serial Interface

i. Programmable Watchdog Timer dengan On-Chip Oscillator

j. On-Chip Analog Comparator

Page 24: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

9

8. I/O dan kemasan

a. 32 programmable saluran I/O

b. 40 pin PDIP, 44 pin TQFP, 44 PIN PLCC dan 44 pin MLF

9. Tegangan Kerja

a. 2,7 – 5,5V untuk ATmega8535L

b. 4,5 – 5,5V untuk ATmega8535

10. Kelas Kecepatan

a. 0 – 8 Mhz untuk ATmega8535L

b. 0 – 16 Mhz untuk ATmega8535

2.4.2 Konfigurasi pin ATMega8535

Gambar 2. 3 kaki pin ATmega 8535

Konfigurasi pin ATMega8535 dapat dijelaskan secara fungsional sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya

2. GND merupakan pin ground

3. Port A (PA0…PA7) merupakan pin I/O dua arah masukan ADC

4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

timer/counter, komparator analog, dan SPI

5. Port C (PC0…PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

TWI, komparator analog, dan timer oscillator

6. Port D (PD0…PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontoler

8. XTAL1 dan XTAL 2 merupakan pin masukan clock eksternal

Page 25: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

10

9. AVCC nerupakan pin masukan tegangan untuk ADC

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC

2.4.3 ADC (Analog to Digital Converter)

ATMega 8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran

ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATMega 8535

dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain

itu, ADC ATMega 8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode

operasi, kemampuan filter derau yang fleksibel sehingga dapat dengan mudah

disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri.

Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi,

format output data, dan mode pembacaan. Register yang perlu diset nilainya adalah

ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and

Status Register A), SFIOR (Special Function IO register).

ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi menentukan tegangan

referensi ADC yang digunakan. Konfigurasinya seperti dibawah ini.

Tabel 2. 1 Register ADMUX

Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. REFS[1..0] merupakan bit pengatur tegangan referensi ADC ATMega8535.

Memiliki nilai awal 00 sehingga referensi tegangan berasal dari pin AREF.

Detail nilai yang lain dapat dilihat pada tabel di bawah

Tabel 2. 2 Pemilihan mode tegangan referensi REFS[1..0] Mode tegangan referensi

00 Berasal dari pin AREF

01 Berasal dari pin AVCC

10 Tidak dipergunakan

11 Berasal dari tegangan referensi internal sebesar 2.56 V

b. ADLAR merupakan bit pemilih mode data keluaran ADC. Bernilai awal 0

sehingga 2 bit tertinggi hasil konversinya berada di register ADCH dan 8 bit

sisanya berada di register ADCL, seperti gambar dibawah ini.

Tabel 2. 3 Format data ADC dengan ADLAR=0

15 14 13 12 11 10 9 8

- - - - - - ADC9 ADC8 ADCH

ADC7 ADC6 ADC5 ADC4 ADC3 ADC2 ADC1 ADC0 ADCL

7 6 5 4 3 2 1 0

Tabel 2. 4 Format Data ADC dengan ADLAR=1

15 14 13 12 11 10 9 8

ADC9 ADC8 ADC7 ADC6 ADC5 ADC4 ADC3 ADC2 ADCH

REFS1 REFS0 ADLAR MUX4 MUX3 MUX2 MUX1 ADMUX

Page 26: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

11

ADC1 ADC0 - - - - - - ADCL

7 6 5 4 3 2 1 0

c. MUX[4..0] merupakan bit pemilih saluran pembacaan ADC. Bernilai awal 00000.

Untuk single ended input, MUX[4..0] bernilai dari 00000-00111.

ADSCRA merupakan register 8 bit yang berfungsi melakukan manajemen

sinyal control dan status dari ADC. Memiliki susunan seperti gambar dibawah ini.

Tabel 2. 5 Register ADCSRA

ADEN ADSC ADATE ADIF ADIE ADPS2 ADPS1 ADPS0 ADCSRA

Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. ADEN merupakan bit pengatur aktifasi ADC. Bernilai awal 0. Jika bernilai

1, maka ADC aktif.

b. ADCS merupakan bit penanda mulainya konversi ADC. Bernilai awal 0

selama konversi ADC akan bernilai 1, sedangkan jika konversi telah selesai,

akan bernilai 0.

c. ADATE merupakan bit pengatur aktivasi picu otomatis operasi ADC.

Bernilai awal 0. Jika bernilai 1, operasi konversi ADC akan dimulai pada

saat transisi positif dari sinyal picu yang dipilih. Pemilihan sinnyal picu

menggunakan bit ADTS pada register SFIOR

d. ADIF merupakan bit penanda akhir suatu konversi ADC. Bernilai awal 0.

Jika bernilai 1, maka konversi ADC pada suatu saluran telah selesai dan data

siap di akses.

e. ADIE merupakan bit pengatur aktifasi interupsi yang berhubungan dengan

akhir konversi ADC. Bernilai awal 0. Jika bernilai 1 dan jika sebuah

konversi ADC telah selesai, sebuah interupsi akan di eksekusi

f. ADPS[2..0] merupakan bit pengatur clock ADC. Bernilai awal 000. Detail

nilai bit dapat dilihat pada tabel dibwah ini.

Tabel 2. 6 Konfigurasi clock ADC ADPS[2..0] Besar clock ADC

000-001 𝑓𝑜𝑠𝑐2

010 𝑓𝑜𝑠𝑐4

011 𝑓𝑜𝑠𝑐8

100 𝑓𝑜𝑠𝑐16

101 𝑓𝑜𝑠𝑐32

110 𝑓𝑜𝑠𝑐64

111 𝑓𝑜𝑠𝑐128

Page 27: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

12

SFIOR merupakan register 8 bit pengatur sumber picu konversi ADC, apakah dari picu

eksternal atau dari pemicu internal. Susunannya sebagai berikut

Tabel 2. 7 Register SFIOR ADTS2 ADTS1 ADTS0 - ACME PUD PSR2 PSR10 SFIOR

ADTS[2..0] merupakan bit pengatur picu eksternal operasi ADC. Hanya

berfungsi jika bit ADATE pada register ADSCRA bernilai 1. Bernilai awal 000

sehingga ADC bekerja pada mode free running dan tidak ada interupsi yang akan

dihasilkan. Detail nilai ADTS[2..0] dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 8 Pemilihan sumber picu ADC ADTS[2..0] Sumber picu

000 Mode free running

001 Komparator analog

010 Interupsi eksternal

011 Timer counter 0 compare match

100 Timer counter 0 overflow

101 Timer counter 1 compare match B

110 Timer counter 1 overflow

111 Timer counter 1 capture event

2.4.4 PWM (pulse width modulation)

PWM (Pulse Width Modulation) merupakan salah satu keunggulan yang

dimiliki oleh ATMega 8535. Ketiga timer/counter ATMega 8535 mampu

menghasilkan sinyal PWM. Pulsa PWM adalah sederetan pulsa yang lebarnya dapat

diatur. Pulsa PWM berfungsi mengatur kecepatan motor DC, mengatur gelap terang

nyala LED, dan aplikasi lainnya.

PWM adalah timer mode output compare yang canggih. Mode PWM timer juga

dapat mencacah turun yang berlawanan dengan mode timer lainnya yang hanya

mencacah naik. Pada mode PWM tersebut, timer mencacah naik hingga mencapai

nilai TOP, yaitu 0xFF untuk PWM 8 bit. Timer/counter 0 hanya memiliki PWM 8

bit, sedangkan pada timer/counter 1 memiliki PWM 9 bit dan PWM 10 bit, selain

PWM 8 bit. Pemilihan timer mode PWM disetting melalui bit WGM01 dan bit

WGM00 pada register TCCR0.

Tabel 2. 9 Konfigurasi bit WGM01 dan WGM00

Page 28: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

13

Sebagai penggunaan mode PWM timer/counter 0, keluaran sinyal PWM terletak

pada pin OC0. Ketika nilai TCNT0 sama dengan OCR0, maka output pada OC0

akan berlogika nol atau satu, tergantung pada pemilihan mode PWM. Pemilihan

mode PWM disetting melalui bit COM01 dan bit COM00 pada register TCCR0

yang konfigurasinya seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2. 10 konfigurasi bit COM01 dan COM00 compare output mode phase correct PWM

Dari tabel diatas dapat diketahui saat COM00 clear dan COM01 set, pin OCR

clear saat timer mencacah diatas compare match dan pin OC0 set saat timer

mencacah dibawah compare match atau non-inverting PWM. Kebalikannya saat

COM00 set dan COM01 juga set, maka pin OC0 set saat timer mencacah diatas

compare match atau disebut juga inverting PWM. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat

pada ilustrasi berikut.

Gambar 2. 4 Pulsa PWM inverting dan non-inverting

Gambar 2. 5 Pulsa PWM yang glitch-free

Page 29: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

14

2.4.5 Komunikasi serial mikrokontroler AVR Atmega 8535

Dalam komunikasi serial dikenal 2 cara pengiriman yaitu secara sinkron dan

asinkron. Pada transmisi data secara sinkron, sinyal clock diperlukan oleh penerima

data untuk mengetahui adanya pengiriman setiap bit data. Data akan dikirim dan

diterima dengan kecepatan yang sama. Sedangkan pada transmisi data secara

sinkron tidak memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi, namun pengiriman data

harus diawali dengan start bit dan diakhiri dengan stop bit. Jadi data bisa dikirimkan

kapan saja. Penerima hanya perlu mendeteksi adanya start bit sebagai awal

pengiriman data, dan menunggu adanya stop bit sebagai tanda bahwa data telah

dikirim.

Gambar 2. 6 komunikasi sinkron dan asinkron

Tegangan pada mikrokontroller adalah standard digital +5V dan 0V, maka

Integrated Circuit (IC) MAX232 digunakan untuk mengubah level TTL menjadi

level RS 232. Pada RS-232 biner 1 disebut mark dan bisa memiliki tegangan dari -3

sampai -15 Volt. Biner 0 disebut space dan memiliki jangkauan tegangan antara +3

sampai +15 Volt. Karena perbedaan level tegangan RS232 dengan TTL/CMOS

maka diperlukan satu antarmuka/driver seperti IC max232.

Gambar 2. 7 Level tegangan RS232

2.4.5.1 Komunikasi serial USART Atmega 8535

Universal synchronous and asynchronous serial receiver and

transmitter adalah layanan komunikasi serial yang dimiliki oleh ATMEGA

Page 30: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

15

8535. UBRR (USART baud rate register) adalah register 16 bit yang

berfungsi untuk menentukan kecepatan transmisi data yang digunakan dalam

komunikasi serial. UBRR dibagi menjadi dua bagian yaitu UBRRH dan

UBRRL.

Tabel 2. 11 USART baudrate register URSEL - - - UBRR[11..8] UBRRH

UBRR[7..0] UBRRL

a. URSEL adalah bit pemilih antara UBRR dan UCSR.

b. UBRR adalah tempat menyimpan konstanta penentu kecepatan

komunikasi serial

Tabel 2. 12 perhitungan nilai UBRR

U2X merupakan bit pada register UCSRA

Tabel 2. 13 Register UCSRA RXC TXC UDRE FE DOR PE U2X MPCM UCSRA

a. RXC bernilai 1 jika ada data atau yang belum terbaca dan bernilai 0 jika

tidak ada data.

b. TXC bernilai 1 jika keseluruhan data sudah terkirim.

c. UDRE adalah interup yang akan aktif jika UDRIE pada UCSRB diset 1.

UDRE bernilai 1 jika buffer kosong.

d. FE bernilai 1 jika terjadi error pada proses penerimaan data.

e. DOR bernilai 1 jika terjadi over run data, artinya ketika register

penerimaan telah penuh dan terdapat data baru yang menunggu.

f. PE bernilai 1 jika terjadi error pada parity.

g. U2X berhubungan pada mode asinkron.

h. MPCM berkiatan pada proses multiprocessor

Pengaturan pengaktifan komunikasi serial diatur pada register UCSRB

Tabel 2. 14 Register UCSRB RXCIE TXCIE UDRIE RXEN TXEN UCSZ2 RXB8 TXB8 UCSRB

Page 31: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

16

a. RXCIE berfungsi untuk mengatur interupsi pada penerimaan data serial.

Diberi nilai satu saat interupsi diaktifkan dan bernilai nol saat intrupsi

tidak aktif

b. TXCIE berfungsi untuk mengatur interupsi pada pengiriman data serial.

Diberi nilai satu saat interupsi diaktifkan dan bernilai nol saat intrupsi

tidak aktif

c. UDRIE berfungsi untuk mengaktifkan interupsi pada UDRE. Jika

bernilai satu maka interupsi aktif saaat UDRE bernilai satu

d. RXEN aktivasi penerima data serial

e. TXEN aktivasi pengiriman data serial

f. UCZ2 pada UCSRB dab UCZ1,UCZ0 pada UCSRC berfungsi untuk

mengatur ukuran karakter serial yang dikirimkan.

Tabel 2. 15 Setting UCSZ0..2 untuk ukuran karakter

UCZ2 UCZ1 UCZ0 Ukuran karakter (bit)

0 0 0 5

0 0 1 6

0 1 0 7

0 1 1 8

100 – 110 Tidak digunakan

1 1 1 9

Pengaturan mode kecepatan serial diatur di register UCSRC

Tabel 2. 16 Register UCSRC URSEL UMSEL UPM1 UPM0 USBS UCZ1 UCSZ0 UCPOL UCSRC

a. URSEL adalah bit pemilih antara UBRR dan UCSRC

b. UMSEL Pengatur komunikasi sinkron atau asinkron. Diberi nilai satu

untuk komunikasi sinkron dan diberi nilai nol untuk komunikasi

asinkron.

c. UPM [1..0] bit pengatur paritas

Tabel 2. 17 Mode paritas

UPM1 UPM0 Mode Paritas

0 0 Tidak Aktif

0 1 Tidak digunakan

1 0 Paritas Genap

1 1 Paritas Ganjil

d. USBS pemilih ukuran bit stop. Diberi nilai nol untuk jumlah paritas satu

dan diberi nilai satu untuk jmlah paritas dua

Page 32: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

17

e. UCSZ[1..0] pengatur jumlah karakter serial

f. UCPOLpengatur hubungan antara perubahan data keluaran dan masukan

serial dengan clock sinkronisasi.

2.4.5.2. Konfigurasi Serial DB-9

Salah satu jenis konektor yang menghubungkan komunikasi serial

mikrokontroller dengan PC adalah konektor dengan 9 pin (DB-9). Pada

dasarnya hanya 3 pin yang digunakan pada DB-9, yaitu: pin kirim, pin

terima, dan ground.

Gambar 2. 8 kaki pin DB-9

Tabel 2. 18 konfigurasi pin DB-9 No. Pin Nama Sinyal Direksi Deskripsi

1 DCD In Data Carrier Detect

2 TxD In Receiver Data

3 RxD Out Transmitter Data

4 DTR Out Data Terminal Ready

5 GND - Ground

6 DSR In Data Set Ready

7 RST Out Request To Send

8 CTS In Clear To Send

9 RI In Ring Indicator

2. 5 Liquid Crystal Display (LCD)

Pada sebuah LCD ( Liquid Crystal Display ), dapat ditampilkan angka-angka,

huruf-huruf, bahkan simbol tertentu. LCD mempunyai kegunaan yang lebih

dibandingkan dengan 7-segment LED ( Light Emitting Diode ). Ada banyak variasi

bentuk dan ukuran LCD yang tersedia jumlah baris 1 - 4 dengan jumlah karakter per

baris 8, 16, 20, 40, dll.

2.5.1 Pin-Pin LCD

Sebagian besar modul LCD memenuhi suatu standar interface tertentu. Ada 14-

pin yang dapat diakses, meliputi delapan line data, tiga line control dan tiga line

power. Posisi pin LCD dapat diketahui dengan membaca nomor yang biasanya

tercetak di PCB-nya (Printed Circuit Board).

Page 33: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

18

Tabel 2. 19 fungsi dari masing-masing pin LCD

Nomor Pin Nama Fungsi

1 Vss Ground

2 Vdd Positive Supply

3 Vee Contrast

4 RS Register Select

5 R/W Read/Write

6 EN Enable

7 D0 Data bit 0

8 D1 Data bit 1

9 D2 Data bit 2

10 D3 Data bit 3

11 D4 Data bit 4

12 D5 Data bit 5

13 D6 Data bit 6

14 D7 Data bit 7

15 V+ BL Positif backlight voltage

16 V- BL Negative backlight voltage

Pin 1 dan 2 merupakan line power supply. Pin Vdd terhubung dengan positive

supply (5 V dc), dan Vss dengan 0 V supply atau ground. Pin 3 (Vee) adalah pin

control yang digunakan untuk mengatur ketajaman karakter yang tampil di LCD.

Pin terhubung dengan resistor variable. Pin 4 adalah line RS (Register Select). Saat

RS low, data yang ada di data bus diperlakukan sebagai instruksi khusus seperti:

clear screen, positioning cursor, dll. Saat RS high, data yang ada di data bus

diperlakukan sebagai karakter/teks yang kemudian ditampilkan ke LCD.

Pin 5 adalah R/W (Read Write). Saat R/W low, data (instruksi/karakter) ditulis

ke LCD, sedangkan saat R/W high, digunakan untuk membaca data karakter atau

status informasi pada register LCD. Read status informasi busy flag menggunakan

DB7 sebagai indikator. Jika DB7 high, maka operasi internal sedang berlangsung

sehingga belum boleh mengirim instruksi/karakter selanjutnya, sampai saat DB7

low.

Pin 6 adalah line EN (enable). Line kontrol ini digunakan untuk memberi

informasi pada LCD bahwa sedang mengirimkannya suatu data dengan melakukan

transisi dari 1-0.

2.5.2 Struktur Memori LCD

Modul LCD memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk

menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD.

Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Pola karakter tersimpan di

memori CGRAM untuk pola karakter yang dapat diedit dan CGROM untuk pola

Page 34: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

19

karakter yang permanen, sedangkan pada DDRAM berfungsi untuk menunjukan

lokasi pola karakter yang akan ditampilkan pada layar LCD.

2.6 YS1020 RF Modul

YS-1020 series Low Power RF Module didesain untuk sistem transmisi data UART

jarak dekat. YS-1020 merupakan adaptasi Texas Instruments (Chipcon) CC1020 RF IC,

bekerja pada ISM frequency band, transmisi half duplex. Modul dapat langsung

tersambung dengan monolitik prosesor, PC, perangkat RS485, dan komponen UART lain

dengan RS232, RS485, dan TTL interface port.

Gambar 2.16 RF Data Transceiver YS-1020ua

YS-1020 memiliki beberapa fitur sebagai berikut :

a. Carrier frequency :433/450/868/915 MHz atau ISM optional, free license.

b. Antarmuka : RS232/RS485/TTL optional.

c. Baudrate di udara : 1200/2400/4800/9600/19200/38400 bps, di set dahulu

sebelum pengiriman.

d. Transparent Data Transmission : apa yang diterima sama dengan apa yang

dikirim, cocok untuk beberapa protocol standar maupun tidak.

e. Modulasi : GFSK, anti-interferensi tinggi dan BER rendah.

f. Half duplex : satu jalur digunakan secara bergantian untuk kirm dan terima, 10 ms

autochange untuk pergantian jalur.

g. Konsumsi daya rendah dan sleep function.

RF Data Transceiver ini biasa digunakan untuk berbagai aplikasi industri maupun

rumah tangga. Sebagai contoh adalah sebagai wireless remote control, sistem

telemetri, monitoring, dan lain-lain. YS1020 memiliki spesifikasi sebagai berikut agar

dapat bekerja :

a. Daya RF : < 50 mW/ 17 dBm

b. Arus terima : < 25 mA

c. Arus kirim : < 55 mA

d. Arus sleep mode : <20 µA

e. Power supply : DC 5 V atau 3.3 V

Page 35: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

20

f. Sensitivitas terima : -115 dBm (@9600 bps)

-120 dBm (@1200 bps)

g. Jarak : < 0.8 km (BER= 10-3

@9600 bps, antena 2m di atas tanah)

< 1 km (BER= 10-3 @1200 bps, antena 2m di atas tanah)

2.7 Catu Daya

Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika.

Rangkaian catu daya DC dapat diperoleh dari penyearahan tegangan AC yang disusun dari

transformator, penyearah, dan regulator tegangan.

Tegangan AC dari jala-jala PLN diturunkan nilainya oleh transformator step down dan

kemudian disearahkan dengan dioda bridge. Keluaran dari dioda bridge diratakan dengan

rangkaian filter untuk memperkecil tegangan ripple. Kemudian digunakan regulator untuk

menstabilkan tegangan yang keluar.

2.8 Bahasa C

Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai jenis perangkat, termasuk

mikrokontroler ATMega8535. Bahasa ini sudah merupakan high level language, dimana

memudahkan programmer membuat algoritmanya.

Dasar bahasa C adalah sebagai berikut:

1. Struktur penulisan program

#include <[library1.h]>

#include <[library2.h]>

void main (void)

Deklarasi local variable

Isi program Utama

2. Tipe Data

a. char : 1 byte ( -128 s/d 127 )

b. unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 )

c. int : 2 byte ( -32768 s/d 32767 )

d. unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )

e. long : 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 )

f. unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 )

g. float : bilangan desimal

h. array : kumpulan data-data yang sama tipenya.

3. Deklarasi variabel & konstanta

Page 36: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

21

a. Variabel adalah memori penyimpanan data yang nilainya dapat diubah-ubah.

b. Konstanta adalah memori penyimpanan data yang nilainya tidak dapat diubah.

4. Statement

Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ] atau [ ].

Statement tidak akan dieksekusi bila diawali dengan tanda [ // ] untuk satu baris. Lebih

dari 1 baris gunakan pasangan [ /* ] dan [ */ ]. Statement yang tidak dieksekusi disebut

juga komentar.

5. Function

Function adalah bagian program yang dapat dipanggil oleh program utama.

6. Conditional statement dan looping

a. if else : digunakan untuk penyeleksian kondisi.

b. For : digunakan untuk looping dengan jumlah yang sudah

diketahui.

c. while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat

tertentu.

d. do while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat

tertentu, namun min 1 kali.

e. switch case : digunakan untuk seleksi dengan banyak kondisi.

7. Operasi logika dan biner

a. Logika : AND (&&), OR (||), NOT (!)

b. Biner : AND (&), OR(|), XOR (^)

8. Operasi relasional (perbandingan)

a. Sama dengan : ==

b. Tidak sama dengan : !=

c. Lebih besar : >

d. Lebih besar sama dengan : >=

e. Lebih kecil : <

f. Lebih kecil sama dengan : <=

9. Operasi aritmatika

a. + , - , * , / : tambah,kurang,kali,bagi

b. ++ : tambah satu (increment)

c. -- : kurang satu (decrement)

Page 37: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

22

2.9 Microsoft Visual Basic 2008

Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan

membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan

menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat

membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi

command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya

(seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh

secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri

menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai

evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di

atas .NET Framework.

Page 38: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

23

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

3.1 Diagram Alir Perancangan

mulai

Penentuan spesifikasi

perancangan

Studi literatur rangkaian

dan pemprograman

Perancangan

rangkaian catudaya,

sensor suhu, kipas,

dan sistem transmisi

Perancangan rangkaian

dan pemprograman

mikrokontroler

ATMega8535

Pembuatan program

aplikasi

Pembuatan alat dan

program

Pengujian alat

dan program

Sesuai dengan

spesifikasi awal?

selesai

Analisa dan evaluasi

N

Y

Gambar 3. 1 Diagram alir perancangan alat

Pada diagram alir diatas dapat dilihat bahwa dalam pembuatan dan penyusunan tugas

akhir ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu

1. Penentuan spesifikasi perancangan alat ini adalah untuk menentukan kriteria

komponen/rangkaian seperti apa yang akan dibutuhkan untuk dapat

merancang alat ini.

2. Sedangkan pada tahap studi literatur, langkah yang dilakukan adalah

menentukan komponen/rangkaian seperti apa yang akan digunakan. Untuk

itulah dilakukan studi literature untuk mencari rangkaian seperti apa yang

dibutuhkan.

3. Pada tahap studi literature ditentukan akan seperti apa rangkaian yang sesuai

dengan spesifikasi alat dan dana yang ada. Pada tahap ini perancangan

Page 39: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

24

rangkaian yang dibutuhkan adalah rangkaian catudaya, sensor suhu, LCD,

driver motor kipas, mikrokontroler dan RF modul.

4. Setelah itu tahap yang dilakukan adalah pembuatan dan pengujian alat. Jika

alat yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi awal maka dapat dilakukan

analisa, jika tidak sesuai maka akan dilakukan studi literatur lagi untuk

mencari rangkaian perancangan yang sesuai spesifikasi.

3.2 Spesifikasi Perangkat

Untuk merancang tugas akhir ini, beberapa perangkat harus memiliki spesifikasi yang

sesuai dengan yang diinginkan. Spesifikasi yang tersebut antara lain:

1. Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler sebagai pusat kendali untuk mengakses sensor suhu, tampilan

di LCD, pengaktifan kipas, serta pengiriman data. Mikrokontroler ini dipasang

kristal 11.0592 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock, kapasitor 22

pF pada pin XTAL1 dan XTAL2, resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin

reset, resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin AVCC. PortA.4 digunakan

sebagai input mikrokontroler yang dihubungkan ke sensor. Port ini merupakan

pin masukan ADC. PortB.3 digunakan untuk PWM ke IC L293, dan PortB

lainnya digunakan sebagai data input ke LCD. PortD digunakan sebagai

transmitter dan receiver ke RF module YS1020UA.

2. Sensor suhu (LM35)

Sensor LM 35 memerlukan tegangan 4 – 20 Volt untuk dapat bekerja. LM 35

dipilih dengan alasan antara lain, memiliki linieritas yang tinggi, keluaran

tegangan konstan (10 mV/derajat celcius), konsumsi tegangan kecil, dan

mudah di peroleh dipasaran dengan harga yang relatif murah. Untuk tugas

akhir ini digunakan sensor LM35DZ yang memiliki range pengukuran suhu

dari 0-1000C dengan model TO-92 dan tegangan catuan sebesar 5V. Tegangan

keluaran LM35 diolah mikrokontroler ATMega8535 menggunakan pin ADC,

dimana dilakukan konversi dari analog (tegangan) menjadi digital.

3. Driver motor kipas (IC L293)

Dalam tugas akhir ini IC L293 yang digunakan mempunyai tipe IC L293D. IC

L293D ini adalah suatu bentuk rangkaian H-bridge yang mampu

menggerakkan motor DC dengan arus nominal 600mA hingga maksimum 1.2

A. Dalam tugas akhir ini motor DC yang digunakan adalah kipas DC yang

Page 40: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

25

memiliki konsumsi arus sebesar 150mA. 2 channel input yang akan digunakan

didesain untuk dapat menerima masukan level logika TTL (menggunakan

metode PWM di mikrokontroler). Tegangan input untuk enable yang

digunakan adalah sebesar 5V dan tegangan input yang di gunakan untuk kipas

DC adalah sebesar 12V karena kipas DC bekerja pada tegangan 12V dan arus

0.15A.

4. Sistem transmisi (YS1020UA)

YS-1020 series Low Power RF Module didesain untuk sistem transmisi data

UART jarak dekat. Modul ini dapat langsung tersambung dengan komponen

UART seperti RS232 dan TTL interface port. Frekuensi carrier yang

digunakan adalah 433Mhz dengan baudrate 19200 bps. Modulasi yang

digunakan adalah GFSK. Sistem kerja modul ini adalah half duplex yaitu satu

jalur digunakan secara bergantian untuk kirim dan terima dengan 10 ms

autochange untuk pergantian jalur. Jarak maksimal yang dapat ditempuh

adalah < 0.8 km (BER= 10-3

@9600 bps, antena 2m di atas tanah).

3.3 Perancangan Sistem

Sensor suhu

Driver motor

kipasmikrokontroler RF module RF module

PC/Laptop

Catu daya Catu daya

LCD

Gambar 3. 2 Cara kerja sistem

Secara garis besar cara kerja dari sistem alat tersebut adalah :

1. Sensor suhu mengirimkan data suhu ruangan secara periodik ke mikrokontroler

2. Ketika mikrokontroler menerima data suhu, maka mikrokontroler akan:

a. menampilkan data suhu ruangan di LCD

b. memberikan perintah pengaktifkan kipas jika diperlukan

c. mengirim data suhu tersebut ke komputer melalui RF module.

3. Komputer akan menerima data melalui RF module akan secara otomatis

menyimpan data suhu tersebut ke dalam log.txt di Visual Basic. Selain

menyimpan, komputer dapat menampilkan suhu ruangan terbaru.

4. Ketika user ingin mengubah suhu minimum ruangan yang di kontrol agar kipas

aktif, maka komputer akan mengirimkan perintah ke mikrokontoler melalui RF

Page 41: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

26

module. Perintah yang dikirimkan tersebut akan diolah oleh mikrokontroler untuk

mengaktifkan kipas ketika diperlukan.

3.3.1 Perancangan Hardware

Perancangan disusun untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai

perencanaan rangkaian dan komponen yang dibutuhkan untuk mendapatkan unjuk

kerja alat yang diinginkan. Perancangan hardware ini terdiri dari beberapa rangkaian

antara lain, sensor suhu, driver motor kipas, catudaya, mikrokontroler dan RF

module.

Berikut ini adalah gambaran umum rangkaian yang akan dirancang.

Sensor suhu

Driver motor

kipasmikrokontroler RF module RF module

PC/Laptop

Catu daya Catu daya

LCD

Gambar 3. 3 Perancangan Hardware

3.3.1.1 Rangkaian Sensor Suhu

Sensor temperatur digunakan untuk mengukur suhu ruang untuk

kemudian dijadikan sebagai acuan dalam menentukan kondisi ruangan.

Rangkaian ini terdiri dari sensor LM 35 yang berbentuk seperti transistor

yang dipasang pada lantai model ruangan. Sensor LM 35 memerlukan

tegangan 4 – 20 Volt untuk dapat bekerja. LM 35 dipilih dengan alasan

antara lain, memiliki linieritas yang tinggi, keluaran tegangan konstan (10

mV/derajat celcius), konsumsi tegangan kecil, dan mudah di peroleh

dipasaran dengan harga yang relatif murah.

Gambar rangkaian sensor temperatur dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Gambar 3. 4 Rangkaian sensor suhu

Page 42: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

27

Tegangan keluaran sensor suhu ini akan masuk ADC (Analog to Digital

Converter) mikrokontroler kemudian datanya diolah. Tipe sensor yang

digunakan adalah LM 35DZ dengan model TO-92.

Gambar 3. 5 Kaki sensor LM35

3.3.1.2 Rangkaian Driver Motor Kipas

Untuk rangkaian kipas, digunakan metode PWM (Pulse Width

Modulation) untuk mengatur kecepatan putaran kipas. Pulsa PWM adalah

sederetan pulsa yang lebar pulsanya dapat diatur, sehingga didapatkan

putaran kipas yang berbeda-beda. Mikrokontroler ATmega8535 sudah

dilengkapi kaki pin khusus untuk PWM, sehingga keluaran dari kaki pin

mikrokontroler dihubungkan dengan kaki pin 15 pada IC L293. IC L293

merupakan salah satu IC H-bridge, dimana didalam IC ini terdapat 2

rangkaian H-bridge. Penggunaan IC ini dimaksudkan untuk memudahkan

dalam perancangan dan merangkai driver motor kipas karena sudah

berbentuk IC.

Gambar kaki pin IC L293 adalah sebagai berikut

Gambar 3. 6 Kaki pin IC L293

Untuk gambar rangkaian kipas secara keseluruhan adalah sebagai

berikut.

Gambar 3. 7 Rangkaian driver motor kipas

Page 43: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

28

3.3.1.3 Rangkaian Catu Daya

Dalam perancangan hardware ini diperlukan rangkaian catu daya

sebanyak 2 buah. Rangkaian catudaya 5 volt digunakan untuk mencatu

mikrokontroler, RF module, LM35, dan IC L293. Sedangkan rangkaian

catudaya 12V digunakan untuk mencatu IC L293. Untuk lebih jelasnya

dapat melihat rangkaian dibawah ini.

Gambar 3. 8 Rangkaian catudaya

Untuk membuat rangkaian catudaya dibutuhkan beberapa komponen

antara lain:

1. Transformator step down untuk menurunkan tegangan AC 220V

menjadi 7.5 V dan 12V

2. IC regulator (IC 7805 dan IC 7812) untuk membatasi tegangan

keluaran catudaya yaitu sebesar 5V (IC 7805) dan 12V (IC 7812)

3. Kapasitor 2200uF dan 330uF

4. Resistor 330ohm sebagai penghambat arus ke led

5. Led sebagai lampu indikator

3.3.1.4 Rangkaian RF Module

Dalam perancangan hardware ini, komunikasi antara mikrokontroler dan

komputer bersifat wireless sehingga diperlukan RF module yang berfungsi

sebagai sistem transmisinya. Dalam perancangan komunikasi RF digunakan

suatu modul RF transceiver YS1020. RF module ini telah diatur pada

frekuensi 433.0325 MHz dengan baudrate 19200 bps.

Tabel 3. 1 Kaki pin RF transceiver YS1020 Pin Pin Name Description Level Connection with Terminal

1 GND Grounding of power supply Ground

2 Vcc Power supply DC 3.3-5.5 V Vcc

3 RXD/TTL Serial data receiving end TTL TxD (PD.1)

4 TXD/TTL Serial data transmitting end TTL RxD (PD.0)

5 DGND Digital grounding Ground

6 A(TXD) A of RS485 or TXD of RS232

7 B(RXD) B of RS485 or RXD of RS232

8 Sleep Sleep control (input) TTL Sleep signal (PB.0)

9 Test Ex-factory setting

Page 44: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

29

Untuk komunikasi mikrokontroler dan RF module digunakan konfigurasi

TTL RF modem, sedangkan untuk komunikasi RF module dan computer

digunakan konfigurasi RS-232 RF modem. Sehingga perancangan untuk

komunikasi RF module, mikrokontroler, dan komputer adalah sebagai

berikut.

Gambar 3. 9 Rangkaian RF module

Antarmuka antara komputer dan RF module menggunakan komunikasi

serial DB9. Untuk konfigurasi kaki pin DB9 dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 3. 10 Kaki pin DB9

Tabel 3. 2 Konfigurasi antarmuka DB9

Sebelum merangkai seperti gambar di atas, maka dilakukan setting

terhadap RF module terlebih dahulu melalui software khusus yang

disertakan dalam RF module ini. Untuk melakukan setting ini, rangkaian

yang digunakan adalah rangkaian RS-232 modem untuk koneksi ke

komputernya. Setting yang dilakukan berupa baudrate, stop bits, data bit,

dan frekuensi yang akan digunakan. Setelah di-setting, RF module

YS1020UA dapat dirangkai sesuai perancangan di atas.

Page 45: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

30

3.3.1.5 Rangkaian LCD

Rangkain LCD ini digunakan untuk melihat tampilan suhu yang diterima

oleh mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah LCD 4x20 yang memiliki

16 pin. Pada perancangan ini tidak semua pin dari LCD dihubungkan. Pin

data LCD yang digunakan hanya 4 dari 8 pin data LCD yang dihubungkan

ke port I/O mikrokontroler yaitu PORTB.4 – PORTB.7. Selain itu, ada 3 pin

kontrol LCD (RS, RW, dan EN) yang dihubungkan ke port I/O

mikrokontroler, PORTB.0 – PORTB.2.

Gambar 3. 11 Rangkaian LCD

3.3.1.6 Rangkaian Mikrokontroler

Rangkaian mikrokontroler merupakan pusat pengendalian dari bagian

input dan keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan

mikrokontroler jenis ATMEGA8535 yang memiliki spesifikasi sebagai

berikut:

a. Kristal 11.0592 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.

b. Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2.

c. Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset.

d. Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin AVCC.

e. Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :

PortA.4 digunakan sebagai input mikrokontroler yang dihubungkan

ke sensor. Port ini merupakan pin masukan ADC.

PortB.3 digunakan untuk PWM ke IC L293, dan PortB lainnya

digunakan sebagai data input ke LCD.

Page 46: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

31

PortD digunakan sebagai transmitter dan receiver ke RF module

YS1020UA.

Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroler dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 3. 12 Rangkaian sistem minimum ATMega8535

3.3.2 Perancangan Software

Perancangan software ini diperlukan agar sistem dapat bekerja dengan baik.

Perancangan software ini meliputi program di mikrokontroler dan di komputer.

Untuk perancangan program mikrokontroler digunakan software codevision AVR

yang menggunakan bahasa C. Untuk di komputer, digunakan software Microsoft

Visual Studio 2008 dengan bahasa pemprograman Visual Basic.

3.3.2.1 Perancangan Program Di Mikrokontroler.

Bahasa yang digunakan dalam software ini adalah bahasa C dengan

menggunakan aplikasi Code Vision kemudian di-compile sehingga menjadi

file yang berekstensi *.hex yang akan dimasukkan kedalam mikrokontroler.

Algoritma pada program mikrokontroler adalah sebagai berikut:

1. Inisialisasi port-port dan nilai variable-variabel yang akan digunakan.

Karena dalam perancangan ini terdapat 4 kondisi kipas yaitu kipas

off, kipas slow, kipas medium, dan kipas fast. Sehingga diperlukan

pengaturan nilai threshold suhu. Untuk awal program, inisialisai nilai

threshold suhu adalah 20. Maksud nilai 20 tersebut adalah batas suhu

dimana kipas akan mulai di aktifkan. Ketika suhu lebih kecil dari 20,

Page 47: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

32

maka kipas akan mati. Sedangkan jika suhu lebih dari 20, maka kipas

akan hidup.

2. Setelah inisialisasi, sensor suhu mengirimkan data suhu berupa

tegangan yang nantinya akan diolah oleh pin A.4 di mikrokontroler

menjadi data digital menggunakan ADC (Analog to Digital

Converter)

3. Data digital yang telah didapatkan tersebut akan di tampilkan pada

layar LCD yang terhubung dengan kaki mikrokontroler pada

PORTB.

4. Untuk mendapatkan kondisi kipas maka nilai threshold yang telah

ditentukan sebelumnya dibandingkan dengan data suhu terbaru.

Untuk lebih jelasnya dapat melihat rumus dibawah ini.

x < a, untuk kondisi kipas off

a < x < b, untuk kondisi kipas slow

b < x < c, untuk kondisi kipas medium

x > c, untuk kondisi kipas fast

keterangan: x = data suhu terbaru

a = nilai threshold suhu

b = a + 5

c = b + 5

Karena default awal program nilai threshold diberikan 20, maka

kondisi kipas dapat dinyatakan sebagai berikut.

x < 20, untuk kondisi kipas off

20 < x < 25, untuk kondisi kipas slow

25 < x < 30, untuk kondisi kipas medium

x > 30, untuk kondisi kipas fast

5. Setelah menentukan kondisi kipas maka mikrokontroler akan

mengirimkan sinyal ke driver motor kipas. Untuk membuat kipas

aktif dengan beberapa kecepatan digunakan metode PWM (Pulse

Width Modulation) dimana mikrokontroler akan mengeset nilai

OCR0 di kaki pin B.3.

Dalam perancangan ini nilai OCR0 telah ditentukan sebagai berikut.

OCR0 = 0x00h, untuk kondisi kipas off

Page 48: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

33

OCR0 = 0x80h, untuk kondisi kipas slow

OCR0 = 0xC0, untuk kondisi kipas medium

OCR0 = 0xFFh, untuk kondisi kipas fast

Setelah nilai OCR0 di set, maka sinyal PWM akan dikirimkan ke

kaki 1 IC L293 untuk menggerakkan kipas.

6. Nilai threshold ini dapat diubah oleh user dengan mengirimkan nilai

threshold terbaru melalui PC dan akan dikirim melalui RF module ke

mikrokontroler. Data yang dikirim dari PC berbentuk hexadesimal,

hal ini dikarenakan mikrokontroler menerima data berbentuk

hexadesimal. Data yang diterima oleh mikrokontroler akan disimpan

di buffer.

7. Nilai threshold sebelumnya diganti dengan data yang ada di buffer.

8. Kondisi kipas akan berubah sesuai dengan rumus di no 2.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.

Suhu<a?

Kirim ke

komputer melalui

RF module

a<suhu<b?

b<suhu<c?

Kirim “00”

Kirim “01”

Kirim “02”

Kirim “03”

selesai

Y

N

Y

N

N

Y

OCR0 = 0x00h

OCR0 = 0x80h

OCR0 = 0xC0h

OCR0 = 0xFFh

Kirim ke

driver kipas

Y

Y

Y

Inisialisasi

nilai_threshold=20=0x14h

x= buffer

a = x

b= a + 0x05h

c= b +0x05h

Ada data yang

diterima dari

komputer?

buffer = data

berbentuk

hexadecimal

nilai_threshold = buffer

N

Y

Ambil data dari

sensor suhu

mulai

Tampilkan di

LCD

Gambar 3. 13 Diagram alir algoritma pemrograman mikrokontroler

Page 49: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

34

3.3.2.2 Perancangan Program Aplikasi

Data yang dikirim oleh mikrokontoler akan di terima oleh komputer

melalui suatu program yang telah dibuat sebelumnya. Program aplikasi yang

dibuat dapat menampilkan kondisi suhu sekarang dan kondisi kipas serta

dapat mengirimkan nilai suhu threshold ke mikrokontroler.

Algoritma menampilkan suhu dan kondisi kipas adalah sebagai berikut.

1. Data yang diterima berupa data string suhu dan kondisi kipas. Untuk

kondisi kipas data yang diterima hanya berupa “ 00 ”, ” 01 ”,” 02 ”,”

03 ”. Sehingga data yang diterima selain itu dianggap data suhu.

2. Data suhu yang diterima ditampilkan langsung, sedangkan data

kondisi kipas dikonversi terlebih dahulu kemudian setelah konversi

baru dikembalikan. Hasil konversi data kondisi kipas dapat dilihat

dibawah ini.

“ 00 ” menjadi “off”

” 01 ” menjadi “slow”

” 02 ” menjadi “medium”

” 03 ” menjadi “fast”

3. Selain ditampilkan, data suhu dan kondisi kipas disimpan dalam log

yang berbentuk .txt untuk melihat database suhu.

Untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini.

mulai

Inisialisasi

Ambil data

Apakah data yang

diterima “00”,

“01”,”02”,”03”?

“ 00 “?

“ 01 “?

“ 02 ”?

Tampilkan

“off”

Tampilkan

“slow”

Tampilkan

“medium”

Tampilkan

“fast”

Tampilkan

suhu

selesai

N Y Y

N

Y

N

Y

N

“ 03 ”?Y

N

Simpan data

dalam log .txt

Gambar 3. 14 Diagram alir menampilkan data suhu

Page 50: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

35

Sedangkan algoritma untuk mengirimkan nilai suhu threshold adalah

sebagai berikut.

1. Default nilai suhu threshold lama adalah 20. Jika ingin mengubahnya

maka yang diperlukan hanya mengetikkan nilai suhu threshold baru.

Data suhu yang diketikkan berbentuk string.

2. Data suhu threshold yang baru akan mengganti nilai suhu threshold

lama.

3. Data suhu threshold baru yang berbentuk string tersebut dikonversi

menjadi data hexadesimal.

4. Data suhu threshold baru kemudian dikirim ke mikrokontroler

melalui RF module.

Untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini.

mulai

Inisialisasi

nilai threshold suhu =

suhu standar = 20

Tampilkan suhu

standar

Ubah suhu

standar?

Masukkan suhu

standar

Kirim data ke

mikrokontroler

Konversi

menjadi

hexadecimal

selesai

N

Y

Tampilkan suhu

standar

Gambar 3. 15 Diagram alir pengiriman data dari komputer ke mikrokontroler

Page 51: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

36

BAB IV

PENGUKURAN DAN ANALISA

Pengukuran merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh data nilai ukur

dari alat yang dirancang, sehingga diketahui karakteristik dan spesifikasinya. Dari hasil

pengukuran ini dibuat analisa yang akan mengetahui sejauh mana sistem ini memiliki

kesesuaian antara spesifikasi perancangan dengan spesifikasi pengukuran. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui kemampuan kinerja sistem yang telah dibuat. Adapun pengujian

yang dilakukan meliputi pengujian setiap blok dan pengujian alat secara keseluruhan.

4.1 Pengukuran Sinyal Keluaran Blok Hardware

Sistem yang direalisasikan terdiri dari beberapa blok diantaranya blok catu daya, blok

I/O yang terdiri dari blok driver motor kipas, blok RF module, serta blok mikrokontroler

Atmega8535. Pengukuran blok-blok ini dilakukan dengan alat bantu osiloskop digital dan

multimeter digital, dan stopwatch.

4.1.1 Pengukuran Blok Catu Daya

Trafo Dioda bridgeRangkaian

Regulator output

A B

Gambar 4. 1 Titik pengukuran keluaran blok catudaya

Pengukuran tegangan yang keluar dari blok catu daya menggunakan osiloskop.

Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tegangan yang keluar dari masing-

masing titik pengukuran. Dari tabel dibawah ini dapat dilihat tegangan keluaran

ditiap-tiap titik.

Tabel 4. 1 Tegangan keluaran catudaya

Titik

pengukuran

Tegangan keluaran blok

catudaya 5V

Tegangan keluaran blok

catudaya 12V

A 15.4 Vpp 30.8 Vpp

B 5.04 Vdc 11.9 Vdc

Dari tabel terlihat bahwa tegangan yang terukur di osiloskop adalah 5.04V untuk

catudaya 5V dan 11.9V untuk catudaya 12V. Sehingga rangkaian catudaya ini

bekerja dengan baik karena telah sesuai dengan spesifikasi awal.

Page 52: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

37

4.1.2 Pengujian Sensor Suhu LM 35

LM35 mikrokontroler

LCD

Komputer

termometerSumber

panas

A

B

C

D

Vout Pin A.4

Pin B

Pengujian sensor LM 35 dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan

keluaran sensor dan membandingkannya dengan suhu termometer air raksa,

sehingga diketahui besarnya kenaikan tegangan keluaran sensor tiap oC.

Sensor suhu LM 35 diuji dengan cara memberikan catuan sebesar 5V dan

memanaskan kepala sensor untuk membandingkan antara suhu yang terukur dengan

tegangan keluaran sensor. Berikut adalah hasil pengujian dilakukan.

Gambar 4. 2 Grafik tegangan keluaran sensor terhadap suhu

Tabel 4. 2 Perbandingan tegangan keluaran sensor terhadap suhu (V/°C)

Vout sensor (Volt) suhu (°C) V/°C

0.247 24 0.010292

0.255 25 0.0102

0.264 26 0.010154

0.271 27 0.010037

0.281 28 0.010036

0.298 29 0.010276

0.307 30 0.010233

0.312 31 0.010065

0.321 32 0.010031

0.328 33 0.009939

rata-rata 0.010126

0

5

10

15

20

25

30

35

0.2

47

0.2

55

0.2

64

0.2

71

0.2

81

0.2

98

0.3

07

0.3

12

0.3

21

0.3

28

suhu (°C)

suhu (°C)

Page 53: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

38

Termometer air raksa diuji dengan menggunakan solder secara periodik

kemudian dicatat suhu termometer dan tegangan keluaran sensor.

Dari hasil pengujian diketahui tegangan keluaran sensor naik sebesar 0.01 V

untuk setiap 1oC hal ini sesuai dengan datasheet sensor LM 35, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa sensor telah bekerja dengan baik.

Setelah melakukan pengujian di atas, kemudian dilakukan pengujian hasil

tegangan keluaran sensor yang dibandingkan dengan data ADC pada mikrokontroler

dan hasil tampilan di LCD dan komputer. Dari hasil pengujian didapat hasil sebagai

berikut.

Tabel 4. 3 Pengujian Sensor LM 35

No Masukan

ADC(Volt)

Titik B

Desimal (LCD)

Titik C

Komputer (°C)

Titik D

Termometer (°C)

Titik A

V/°C

1 0.247 24 24 24 0.010291667

2 0.249 25 25 24 0.010375

3 0.248 24 24 24 0.010333333

4 0.248 24 24 24 0.010333333

5 0.248 24 24 24 0.010333333

6 0.248 24 24 24 0.010333333

7 0.247 24 24 24 0.010291667

8 0.247 24 24 24 0.010291667

9 0.247 24 23 24 0.010291667

10 0.247 24 24 24 0.010291667

11 0.258 25 25 25 0.01032

12 0.257 25 25 25 0.01028

13 0.256 25 25 25 0.01024

14 0.257 25 25 25 0.01028

15 0.257 25 25 25 0.01028

16 0.255 25 25 25 0.0102

17 0.26 26 26 26 0.01

18 0.264 26 26 26 0.010153846

19 0.265 26 26 26 0.010192308

20 0.267 26 26 26 0.010269231

21 0.271 27 27 26.5 0.010226415

22 0.272 27 27 27 0.010074074

23 0.272 27 27 27 0.010074074

24 0.272 27 27 27 0.010074074

25 0.271 27 27 27 0.010037037

26 0.271 27 27 27.5 0.009854545

27 0.271 27 27 27.5 0.009854545

28 0.272 27 27 27.5 0.009890909

29 0.272 27 27 27.5 0.009890909

Page 54: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

39

30 0.271 27 27 27.5 0.009854545

31 0.281 28 28 28 0.010035714

32 0.277 27 27 28 0.009892857

33 0.287 28 28 28 0.01025

34 0.282 28 28 28 0.010071429

35 0.283 28 28 28 0.010107143

36 0.284 28 28 28 0.010142857

37 0.277 27 28 28 0.009892857

38 0.282 28 27 28 0.010071429

39 0.282 28 27 28 0.010071429

40 0.282 28 28 28 0.010071429

41 0.294 29 29 29 0.010137931

42 0.296 29 29 29 0.010206897

43 0.301 30 30 29 0.01037931

44 0.304 30 30 29 0.010482759

45 0.307 30 30 30 0.010233333

46 0.308 30 30 30.5 0.010098361

47 0.309 30 31 31 0.009967742

48 0.31 31 31 31 0.01

49 0.312 31 31 31 0.010064516

50 0.314 31 31 31 0.010129032

51 0.315 31 31 31 0.01016129

52 0.315 31 31 31.5 0.01

53 0.317 31 31 32 0.00990625

54 0.318 31 31 32 0.0099375

55 0.326 32 32 32 0.0101875

56 0.32 32 32 32 0.01

57 0.321 32 32 32 0.01003125

58 0.322 32 32 32 0.0100625

59 0.325 32 32 32.5 0.01

60 0.323 32 32 32.5 0.009938462

61 0.323 32 32 32.5 0.009938462

62 0.326 32 32 33 0.009878788

63 0.325 32 32 33 0.009848485

64 0.327 32 32 33 0.009909091

65 0.33 33 32 33 0.01

66 0.29 29 32 33 0.008787879

67 0.332 33 33 33.5 0.009910448

68 0.33 33 32 33.5 0.009850746

69 0.343 34 34 33.5 0.010238806

70 0.344 34 34 33.5 0.010268657

71 0.342 34 34 33.5 0.010208955

rata-rata (V/°C) 0.01009275

Page 55: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

40

Dari hasil pengujian ADC didapat bahwa konversi ADC berjalan sesuai dengan

yang diinginkan yaitu 0.01 Volt/bit. Hasil tampilan di LCD dan komputer pun

menunjukkan hasil yang sama sehingga sensor dan ADC berjalan sesuai dengan

yang diinginkan.

4.1.3 Pengukuran Blok Driver Motor Kipas

Mikrokontroler IC L293Pin B.3 Pin 15

kipas

Pin 3

Pin 6

AB

C

Gambar 4. 3 titik pengukuran driver motor kipas

Pengukuran terhadap blok driver motor kipas dilakukan di 2 tempat, yaitu

keluaran PORTB.3 pada mikrokontroler untuk melihat sinyal PWM sebagai

masukan ke IC L293 dan di pin 14 dan 13 pada IC L293 untuk melihat bentuk

sinyal yang dihasilkan untuk menggerakkan kipas.

4.1.3.1 Pengukuran Keluaran Mikrokontroler (titik A)

Pada pengukuran ini, PORTB.3 berfungsi sebagai pin keluaran PWM,

dimana sinyal ini yang digunakan untuk masukan pin 9 di IC L293.

Pengukuran dilakukan dalam 4 kondisi, gambar sinyal yang dihasilkan

dengan menggunakan osiloskop dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 4. 4 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas off

Page 56: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

41

Gambar 4. 5 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas slow

Gambar 4. 6 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas medium

Gambar 4. 7 Tegangan keluaran mikrokontroler saat kipas fast

Tabel 4. 4 Hasil pengukuran duty cycle dan tegangan keluaran mikrokontroler pin B.3 (PWM)

Kondisi

kipas

Duty cycle

menurut

perhitungan

Duty cycle

menurut

pengukuran

Tegangan

menurut

perhitungan

Tegangan

menurut

pengukuran

Off 0% 0% 0 V 40.1mV

Slow 50% 50% 2.5V 2.54V

Medium 75% 75.3% 3.75V 3.64V

Fast 100% 100% 5V 5.08V

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keluaran kaki pin B.3

mikrokontroler yang berfungsi sebagai PWM dapat bekerja dengan baik.

Dapat dilihat dari nilai duty cycle dan tegangan yang terukur nilainya

mendekati nilai yang diinginkan (sesuai dengan setting awal).

Page 57: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

42

4.1.3.2 Pengukuran Keluaran IC L293 (titik B dan C)

Untuk pengukuran keluaran IC L293, dilakukan dalam 4 kondisi sama

seperti pengukuran keluaran di mikrokontroler. Pengukuran sinyal keluaran

IC L293 dengan menggunakan osiloskop tektronix dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 4. 8 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas off

Gambar 4. 9 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas slow

Gambar 4. 10 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas medium

Page 58: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

43

Gambar 4. 11 Sinyal keluaran IC L293 saat kipas fast

Dari hasil pengukuran sinyal dengan menggunakan osiloskop dan

multimeter dapat dilihat hasil pengukuran keseluruhan sebagai berikut.

Tabel 4. 5 Hasil pengukuran duty cycle dan tegangan keluaran kaki IC L293

Kondisi

kipas

Duty cycle

menurut perhitungan

Duty cycle

menurut pengukuran

Tegangan

keluaran

menurut perhitungan

(Volt)

Tegangan keluaran

tanpa kipas

DC (Volt)

Tegangan

keluaran

dengan kipas DC

(Volt)

Arus kipas

DC (mA)

Off 0% 0% 0mV 58mV 56.1mV 0

Slow 50% 49.1% 6 5.81 5.67 28.3-29.45

Medium 75% 74.3% 9 8.72 8.82 67.16-69.2

Fast 100% 100% 12V 11.69 11.6 130.2-134.5

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai duty cycle yang terukur mendekati nilai duty cycle yang

diinginkan.

2. Nilai tegangan keluaran yang diinginkan mendekati nilai tegangan

keluaran IC L293 baik dengan menggunakan kipas DC maupun

tidak.

3. Arus yang terukur sesuai dengan yang diinginkan. Semakin besar

nilai arus maka kipas akan berputar semakin cepat.

Perbedaan nilai duty cycle dan tegangan yang terukur dengan yang

diinginkan tidak mempengaruhi kinerja alat, karena perbedaan nilainya tidak

terlalu signifikan. Sehingga secara keseluruhan hasil pengukuran keluaran

IC L293 sesuai dengan yang diinginkan.

Page 59: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

44

4.1.4 Pengukuran Blok Serial

4.1.4.1 Pengukuran sinyal antara mikrokontroler dan RF modul

Untuk melihat bentuk sinyal keluaran mikrokontroler dilakukan

pengukuran serial dengan format data tegangan TTL. Pada saat pengukuran

digunakan osiloskop digital untuk melihat bentuk sinyal dari data serial

keluaran mikrokontroler. Berikut merupakan hasil pengukuran data keluaran

mikrokontroler AVR Atmega8535.

Gambar 4. 12 Sinyal keluaran mikrokontroler ke RF module

Gambar 4. 13 sinyal masukan mikrokontroler dari RF module

Pada port mikrokontroler level tegangan TTL ditandai dengan logika 0

bernilai 0 volt (pendekatan) dan saat logika 1 bernilai 5 volt (pendekatan).

Sedangkan pada pengukuran ini, logika 0 bernilai 0 volt dan saat logika 1

bernilai 5 volt dengan pengaturan skala tegangan di osiloskop 1Volt/div.

Sehingga Dari gambar dapat disimpulkan bahwa data dapat dikirim dan

diterima dengan baik.

Page 60: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

45

4.1.4.2 Pengukuran sinyal antara RF modul dan komputer

Untuk melihat bentuk sinyal sinyal keluaran RF modul dilakukan

pengukuran serial dengan format data tegangan RS232. Pada saat

pengukuran digunakan osiloskop digital untuk melihat bentuk sinyal dari

data serial keluaran RF modul.

Gambar 4. 14 Sinyal keluaran RF modul ke komputer

Gambar 4. 15 sinyal masukan RF module dari komputer

Pada port serial komputer level tegangan RS232, logika 0 ditandai

bernilai antara +3 hingga +15 volt dan logika 1 bernilai antara -3 hingga -15

volt. Sedangkan pada pengukuran ini, logika 0 bernilai +3 volt dan saat

logika 1 bernilai -7 volt dengan pengaturan skala tegangan di osiloskop

2Volt/div. Sehingga dari gambar dapat disimpulkan bahwa data dapat

dikirim dan diterima dengan baik.

Page 61: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

46

4.1.5 Pengukuran performansi dan analisis komunikasi RF antara mikrokontroler

dan komputer

Pengukuran performansi komunikasi RF ini dilakukan dengan 2 kondisi yaitu

menguji komunikasi RF dengan kondisi free space (LOS) dan dengan meletakkan

obstacle diantara mikrokontroler dan komputer. Pengujian terhadap komunikasi RF

dilakukan dengan cara melakukan pengiriman data suhu dari mikrokontroler ke

komputer. Indikasi pengiriman data berhasil terlihat pada komputer menggunakan

software access port. Pada komunikasi ini digunakan baudrate sebesar 19200 bps

dan delay disetiap pengiriman data selama 3 detik.

4.1.5.1 Pengukuran dengan kondisi obstacle U

p

Up

Gambar 4. 16 Titik pengukuran pada kodisi obstacle di lantai yang sama

Di bawah ini adalah hasil pengukuran dengan menggunakan obstacle

yang dilakukan di gedung E.

Tabel 4. 6 Pengukuran komunikasi RF module dengan obstacle pada lantai yang sama

jarak (meter)

indoor (waktu dalam detik) waktu rata-rata

Error (%) 1 2 3 4 5 6 7 8

5 3.1 3 3 3 3 3 2.9 2.9 2.9875 0

10 2.8 3.1 2.9 3.2 2.9 2.9 3.3 2.8 2.9875 0

15 2.9 2.8 3.1 2.9 3.1 3 3.2 3 3 0

20 2.9 3.1 2.9 3.1 3 3 3.1 3.1 3.025 0

25 3.1 2.9 3.1 3 2.9 2.9 3.1 2.9 2.9875 0

30 3 3 3 3.1 2.9 3 3.1 3 3.0125 0

35 3 3.1 3 2.9 3.1 3 3.2 2.8 3.0125 0

40 2.9 3.1 3 3 3 2.8 3.3 3 3.0125 0

45 2.9 2.9 3.1 3 3 3 3.1 3.1 3.0125 12.5

50 3.1 3 3 3 3 3 3.2 3.1 3.05 0

55 3 3 3 3 3.1 3 3.2 3.1 3.05 0

60 2.9 3.1 3 2.9 3.1 3 3.1 2.9 3 0

65 3 3.1 3 2.9 3.1 6 3.2 3 3.4125 12.5

70 6 6 2.9 3.1 3 3 9.2 3 4.525 62.5

71 60 0 0 0 0 0 0 0 7.5 100

72 40.3 17.2 35.5 61.7 0 0 0 0 19.3375 100

73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100

Page 62: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

47

Tabel 4. 7 Pengukuran komunikasi RF module dengan obstacle antar lantai

beda lantai

lantai 2 tegak lurus terhadap lantai 1 3 3 3 3.2 2.9 2.9 3.2 3

lantai 3 tegak lurus terhadap lantai 1 2.9 3 3 3.1 3 2.9 3.2 3.1

lantai 2 diagonal terhadap lantai 1

lantai 3 diagonal terhadap lantai 1

ket:

data hilang

data terima salah

Dari tabel, hasil pengukuran jarak maksimum yang dapat diukur pada kondisi

obstacle adalah 70 m sehingga luas area pengukuran adalah

𝜋𝑟2 = 𝜋. 702 = 15393 𝑚2

Sedangkan rata-rata waktu datangnya data kedua setelah data pertama diterima

adalah sebesar 3.148 detik, dengan jeda antara pengiriman data adalah sebesar 3

detik sehingga delay dari pengiriman data suhu adalah 0.148 detik pada kondisi

terdapat obstacle. Faktor kegagalan yang terjadi dari 128 pengiriman data suhu

adalah 6.25% dengan jarak maksimum 70 m.

4.1.5.2 Pengukuran dengan kondisi loss space

LC

Gambar 4. 17 Titik pengukuran pada kondisi loss space

Di bawah ini adalah hasil pengukuran dengan loss space yang dilakukan

di sepanjang jalan di depan Learning Center (LC).

Page 63: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

48

Tabel 4. 8 Pengukuran komunikasi RF module dengan loss space

jarak (meter)

outdoor (waktu dalam detik) waktu rata-rata

error (%) 1 2 3 4 5 6 7 8

5 3 3.1 3 2.9 3.1 2.9 3.2 3.1 3.0375 0

10 2.9 3.1 3.1 2.9 3.3 2.9 3.1 3.1 3.05 0

15 3.1 2.9 3 3.1 3 3.1 3.1 2.9 3.025 0

20 3.1 2.9 2.9 3.2 3 3 3 3.1 3.025 0

25 3.1 3 3 2.9 3.2 2.9 3.1 3.1 3.0375 0

30 3 3.1 3 3.1 2.9 3.6 2.6 3 3.0375 0

35 2.9 3.2 3.1 2.9 3 2.9 3.2 2.9 3.0125 0

40 2.9 3.1 3.1 3 3.1 3 3.1 3 3.0375 0

45 3.3 2.9 2.8 3 3 3 3.1 3 3.0125 0

50 2.9 3.1 3 3.1 3 2.9 3.1 3.1 3.025 12.5

55 3 3.1 2.9 2.9 3.1 3 3.1 2.9 3 0

60 3 3.1 3 3.1 3 3 3.1 2.9 3.025 0

65 3 3 3.1 2.9 3.1 5.2 19 3.1 5.3 37.5

70 3 6 3 6.3 3 2.9 3.2 2.9 3.7875 25

75 2.8 3 3 3 3.1 3 3 2.9 2.975 0

80 3 3 3.1 3 3.1 3 3.1 3 3.0375 0

85 2.9 3 3 3 3 2.9 3.2 2.9 2.9875 0

90 3.1 3 2.9 3.1 3 2.9 3.2 2.8 3 0

95 2.9 3.1 3.1 2.9 3 3.2 3.1 2.9 3.025 0

100 3 3.2 2.9 3 3 3 3.2 2.8 3.0125 0

105 3.1 3 3 3 2.9 3 3 3.1 3.0125 0

110 3.1 3.1 2.8 3.1 3 3.1 2.9 2.9 3 0

115 2.7 3.1 2.8 3.2 3 3 3.1 2.9 2.975 0

120 3.2 3 3.1 3.1 2.6 3.2 3.1 3.1 3.05 0

125 3.1 3.1 3 3.1 3.1 3 3.1 2.8 3.0375 0

130 3.1 3.3 3.2 3.3 2.9 3.2 2.9 2.9 3.1 25

135 3.1 3.4 2.8 3 3.3 2.7 3 3 3.0375 0

140 3 3.2 3.1 2.9 3.1 3.1 3 3.1 3.0625 0

145 3 3.4 2.9 2.8 3.1 3.1 3 3 3.0375 0

150 2.9 3 3 3 2.9 3.1 3 3.1 3 0

155 3 3 3 3.2 3 2.9 3.1 2.9 3.0125 0

160 3.3 3.2 2.9 3.2 2.9 2.9 3.2 3 3.075 37.5

165 27.3 3.3 2.7 3 3 3 3 2.9 6.025 12.5

170 9 3.1 3.1 2.9 3.1 3.3 43.1 0 8.45 37.5

171 3 3.1 3 3 3 3.2 3 3.1 3.05 0

172 3.5 3 2.7 3 3 3 3.1 3.2 3.0625 0

173 3 3 3 3.1 3.1 3 2.9 3 3.0125 0

174 3 3 3 2.9 3.1 2.9 3 3 2.9875 0

175 14.8 3.1 18.2 5.9 16.8 0 0 0 7.35 100

176 3 6.2 9 14.9 6.1 15.4 0 0 6.825 100

177 2.2 8.1 13.1 21.8 11.8 6.2 18.1 0 10.1625 100

178 24.6 8.6 18.5 5.8 6 34.5 11.5 0 13.6875 100

179 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100

Page 64: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

49

Keterangan:

Kotak Data terima salah

Kotak Data hilang

Dari tabel hasil pengukuran jarak maksimum yang diukur adalah 174 m

sehingga luas area pengukuran adalah

𝜋𝑟2 = 𝜋. 1742 = 95114 𝑚2

Dari kedua tabel diatas rata-rata waktu datangnya data kedua setelah data

pertama diterimaadalah sebesar 3.32 detik dengan jeda antar pengiriman data adalah

sebesar 3 detik sehingga delay dari pengiriman data suhu adalah 0.32 detik pada

kondisi free space. Faktor kegagalan yang terjadi dari 336 pengiriman data suhu

adalah 4.934% dengan jarak maksimum 174 m.

4.2 Pengujian Program Aplikasi

Program yang dibuat dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana program ini

dapat bekerja dengan baik. Pengujian yang pertama dilakukan untuk melihat data suhu

dan kondisi kipas dapat diterima oleh komputer. Pengujian kedua dilakukan untuk

mengirim nilai suhu threshold ke mikrokontroler dan melihat respon mikrokontroler

terhadap data yang dikirim dari computer.

4.2.1 Pengujian Penerimaan Data

Pada pengujian penerimaan data dilakukan melalui komunikasi serial dengan

menggunakan kabel serial dengan konfigurasi yang telah dijelaskan di bab III. Pada

pengujian ini digunakan dua software yaitu AccessPort dan program aplikasi yang

telah dibuat. AccessPort digunakan untuk melihat data yang dikirim oleh

mikrokontroler sebelum program aplikasi dibuat.

1. Pengujian dengan menggunakan AccessPort. Langkah – langkah pengujian

adalah :

a) Hubungkan kabel serial antara port serial komputer dengan DB9 yang sudah

terkoneksi dengan RF modul. Atur baudrate-nya sebesar 19200bps, 8 bits

data, 2 stop bits, dan COM yang digunakan.

b) Berikut adalah data yang dikirim oleh PC.

Gambar 4. 18 Data yang diterima AccessPort dalam .hex

Page 65: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

50

Gambar 4. 19 Data yang diterima AccessPort dalam string

2. Pengujian dengan menggunakan program aplikasi. Langkah – langkahnya

sebagai berikut :

a) Hubungkan kabel serial antara port serial komputer dengan DB9 yang sudah

terkoneksi dengan RF module. Pada program aplikasi, baudrate, stop bit,

data bits, dan COM telah diatur sebelumnya. Sehingga hanya tinggal

menghubungkan kabel serial saja.

b) Jalankan aplikasi sehingga muncul gambar seperti dibawah ini. Klik

“connect” untuk menjalankan aplikasinya.

Gambar 4. 20 Program aplikasi untuk koneksi ke komputer

c) Berikut adalah contoh data yang diterima oleh PC :

Gambar 4. 21 Data yang diterima program aplikasi

4.2.2 Pengujian Pengiriman Data

Pengujian dalam pengiriman data ini mirip dengan pengujian penerimaan data.

Komunikasi yang digunakan masih sama yaitu dengan menggunakan komunikasi

serial. Pengujian dilakukan dengan menggunakan access port dan program aplikasi

Page 66: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

51

yang telah dibuat. Data yang dikirim berbentuk hexadecimal, karena program yang

telah dibuat di mikrokontroler hanya dapat mengolah data berbentuk hexadesimal.

1. Pengujian dengan menggunakan AccessPort. Langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

a) Ketikkan nilai suhu threshold yang di inginkan dalam format hexadesimal.

b) Klik icon “send”. Data akan dikirim ke mikrokontroler dan akan di proses,

sehingga data yang diterima adalah seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4. 22 Data yang dikirim Access Port

2. Pengujian dengan menggunakan program aplikasi. Langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut.

a) Ketikkan nilai suhu threshold (standar suhu baru) yang diinginkan dalam

format desimal.

b) Klik icon “update”. Data yang awalnya berbentuk desimal akan dikonversi

ke hexadesimal sehingga dapat di kirim ke mikrokontroler. Sehingga nilai

suhu threshold akan berubah sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 4. 23 Data yang dikirim program aplikasi

Page 67: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

52

4.3 Analisa kerja sistem keseluruhan

Pengujian dan analisa kerja sistem menggabungkan kinerja hardware dan software

yang telah dibuat. Secara garis besar, pengujian kerja sistem sesuai dengan perancangan

yang telah dilakukan. Informasi dari sensor suhu dapat sampai ke program aplikasi yang

dibuat pada komputer. Kipas pun dapat aktif sesuai dengan kondisi suhu yang dirancang.

Untuk driver motor kipas dilakukan setting awal untuk kecepatan putaran kipas.

Kecepatan putaran kipas dapat di atur dengan metode PWM, dengan mengubah nilai

OCR0 pada mikrokntroler. Hasil dari perubahan nilai OCR0 ini mempengaruhi nilai duty

cycle sinyal keluaran yang dihasilkan. Duty cycle adalah perbandingan dari periode

munculnya bit “1” atau tegangan 5 V pada mikrokontoler (Ton) dengan periode (T) pada

suatu sinyal, atau dapat ditulis seperti dibawah ini.

Duty Cycle = ( Ton / T ) x 100%

Pada perancangan ini duty cycle di atur dalam 4 kondisi yaitu 0% (kipas off), 50% (kipas

slow), 75% (kipas medium), 100% (kipas fast).

Pada perancangan driver motor kipas ini tidak membandingkan kecepatan kipas yang

dirancang dengan lamanya penurunan suhu akibat kipas aktif. Hal ini dikarenakan kipas

yang digunakan satu buah yang hanya memasukkan udara ke dalam ruang model, tidak

ada kipas lain yang digunakan untuk membuang udara dari dalam ruang model. Sehingga

hanya terjadi perputaran udara didalam ruang model.

Page 68: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

53

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dari pengujian dan pengukuran yang dilakukan terhadap system

monitoring suhu ruangan secara wireless dan PC sebagai pusat kontrol, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. ADC pada ATmega8535 berfungsi dengan baik dalam melakukan konversi yaitu

sebesar 0.01 Volt/bit sesuai dengan datasheet LM35 yaitu sebesar 0.01V/0C pada

saat pengukuran sensor suhu pada perangkat ini.

2. PWM pada ATmega8535 bekerja dengan baik dapat dilihat pada tegangan yang

dihasilkan yaitu:

a. kipas off: tidak ada tegangan yang dihasilkan

b. kipas slow: tegangan yang dihasilkan sebesar 2.54Volt dengan duty cycle 50%.

c. kipas medium: tegangan yang dihasilkan sebesar 3.64Volt dengan duty cycle

75.3%

d. kipas fast: tegangan yang dihasilkan sebesar 5.08Volt

3. Pada pengukuran komunikasi RF module pada kondisi obstacle, pengaturan awal

berupa pengiriman data dilakukan setiap 3 detik. Rata-rata waktu datangnya data

kedua setelah data pertama diterima adalah sebesar 3.148 detik sehingga delay dari

pengiriman data suhu adalah 0.148 detik. Faktor kegagalan yang terjadi dari 128

pengiriman data suhu adalah 6.25% dengan jarak maksimum 70 m.

4. Pada pengukuran komunikasi RF module pada kondisi free space, pengaturan awal

berupa pengiriman data dilakukan setiap 3 detik. Rata-rata waktu datangnya data

kedua setelah data pertama diterima adalah sebesar 3.32 detik sehingga delay dari

pengiriman data suhu adalah 0.32 detik pada kondisi free space. Faktor kegagalan

yang terjadi dari 336 pengiriman data suhu adalah 4.934% dengan jarak maksimum

174 m.

5. Software yang berfungsi sebagai aplikasi monitoring suhu yang memiliki fitur untuk

menampilkan suhu ruangan dan kondisi kipas serta mengubah standar suhu ruangan

yang dikontrol untuk mengaktifkan kipas. Database suhu disimpan dalam bentuk

log.txt.

Page 69: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

54

5.2 Saran

Pengembangan yang dapat dilakukan pada tugas akhir ini antara lain :

1. Dapat menambahkan rangkaian tambahan pada keluaran sensor suhu sebelum masuk

ke mikrokontroler untuk mendapatkan nilai suhu yang lebih detail.

2. Konfigurasi rangkaian catudaya lebih diperhatikan lagi. Dapat ditambahkan heat-sink

agar regulator tidak cepat panas.

3. Pengukuran dengan menggunakan osiloskop lebih baik menggunakan osiloskop

tektronix.

4. Monitoring suhu sebaiknya menggunakan lebih dari satu ruangan

5. Untuk pengembangan ke arah yang lebih nyata, kipas dapat diganti dengan AC.

Dengan digantinya kipas, dapat dilihat waktu yang diperlukan untuk menurunkan

suhu dan pengaturan kecepatan pun dapat sesuai dengan realitas yang ada. Sehingga

delay yang diperlukan untuk satu kali pengiriman data pun bisa lebih tepat.

6. Program aplikasi yang telah dibuat dapat dikembangkan lagi untuk menjadi server di

jaringan. Sehingga pengontrolan suhu dapat dilakukan dalam jaringan.

Page 70: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

DAFTAR PUSTAKA

1. Cepat mahir visual basic net. Internet: http://ilmukomputer.org/2008/11/25/cepat-mahir-

visual-basic-net/ [Februari.6,2009]

2. Heryanto, ST, M. Ary dan Ir. Wisnu Adi P. 2008. Pemprograman Bahasa C untuk

Mikrokontroler ATMega8535. Penerbit Andi. Yogyakarta.

3. Rovianto, Muhammad, Basuki Rahmat dan Achmad Rizal. Desain Dan Realisasi Sistem

Telemetri FSK (Suhu, Tekanan Udara, Kelembaban).[On-line]. Available:

http://eprints.undip.ac.id/7791/1/RANCANG_BANGUN_SISTEM_TELEMETRI_SUH

U_DAN_KELEMBABAN_MENGGUNAKAN_MIKROKONTROLER_ATMEGA8535

_DENGAN_ANTARMUKA.pdf [April.2009]

4. SerialPort Class (System.IO.Ports). internet: http://msdn.microsoft.com/en-

us/library/system.io.ports.serialport.aspx [Maret.23,2010]

5. Silva, Haula. Proyek Akhir. Perancangan Dan Realisasi Prototipe Alat Pendeteksi

Kebakaran Berbasis Mikrokontroler, Jurusan Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut

Teknologi Telkom, 2009

6. Sukiswo, skripsi, Perancangan Telemetri Suhu Dengan Modul Digital FSKFM, Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Undip, 2005

7. Supriyatna, Yatna. Tugas Akhir. Desain Dan Implementasi Handheld Sebagai Alat

Pengambil Data Pada Kwh Meter Dengan Komunikasi Wireless RF Berbasis

Mikrokontroler, Jurusan Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom,

2009

8. Wardhana, Lingga. 2006 .Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535

Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Page 71: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

LAMPIRAN

Rangkaian Skematik

Page 72: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 73: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

LAMPIRAN

Program Bahasa C ATMega8535

Page 74: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

PROGRAM BAHASA C ATMEGA8535

/**********************************

*******************

This program was produced by the

CodeWizardAVR V1.25.3 Standard

Automatic Program Generator

© Copyright 1998-2007 Pavel Haiduc, HP

InfoTech s.r.l.

http://www.hpinfotech.com

Project :

Version :

Date : 3/17/2010

Author : F4CG

Company : F4CG

Comments:

Chip type : ATmega8535

Program type : Application

Clock frequency : 11.059200 MHz

Memory model : Small

External SRAM size : 0

Data Stack size : 128

**********************************

*******************/

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

// Standard Input/Output functions

#include <stdio.h>

#define fosc 11059200

#define baud 19200

#define ubrr_val (fosc/(16*baud))-1

#define RXEN 4

#define TXEN 3

#define USBS 3

#define UCSZ0 1

#define USEL 7

#define RXC 7

#define TXC 6

unsigned char dtadc0,dtadc1,buffer;

unsigned char a,b,c,x;

char buf[33];

#define ADC_VREF_TYPE 0xE0

// Read the 8 most significant bits

// of the AD conversion result

unsigned char read_adc(unsigned char

adc_input)

ADMUX=adc_input |

(ADC_VREF_TYPE & 0xff);

// Start the AD conversion

ADCSRA|=0x40;

// Wait for the AD conversion to complete

while ((ADCSRA & 0x10)==0);

ADCSRA|=0x10;

return ADCH;

// Alphanumeric LCD Module functions

#asm

.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB

#endasm

#include <lcd.h>

void usart_init(unsigned int baudr)

//set baud rate

UBRRH=((unsigned char) (baudr>>8)) &

(0x7f);

UBRRL=(unsigned char) (baudr);

//---------

UCSRA=0x00;

//aktifkan tx

UCSRB=((1<<RXEN) | (1<<TXEN));

//set frame format: 8 bit, 2 stop bit

UCSRC=(1<<USBS) | (3<<UCSZ0) |

(1<<USEL);

void kipas0()

OCR0=0x00;

printf(" 00 ");

delay_ms(50);

void kipas1()

OCR0=0x80;

printf(" 01 ");

delay_ms(50);

void kipas2()

Page 75: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

OCR0=0xC0;

printf(" 02 ");

delay_ms(50);

void kipas3()

OCR0=0xFF;

printf(" 03 ");

delay_ms(50);

void kipas()

printf(" %i ",dtadc0);

delay_ms(3000);

a=x;

b=a+0x05;

c=b+0x05;

if (dtadc0<a)kipas0();

else if (dtadc0<b)kipas1();

else if (dtadc0<c) kipas2();

else kipas3();;

;

;

// Declare your global variables here

void main(void)

// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization

// Port A initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In

Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T

State3=T State2=T State1=T State0=T

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

// Port B initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In

Func3=Out Func2=In Func1=In Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T

State3=0 State2=T State1=T State0=T

PORTB=0x00;

DDRB=0x08;

// Port C initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In

Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T

State3=T State2=T State1=T State0=T

PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

// Port D initialization

// Func7=Out Func6=In Func5=In

Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

Func0=In

// State7=0 State6=T State5=T State4=T

State3=T State2=T State1=T State0=T

PORTD=0x00;

DDRD=0x80;

// Timer/Counter 0 initialization

// Clock source: System Clock

// Clock value: 11059.200 kHz

// Mode: Phase correct PWM top=FFh

// OC0 output: Non-Inverted PWM

TCCR0=0x61;

TCNT0=0x00;

OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization

// Clock source: System Clock

// Clock value: 11059.200 kHz

// Mode: Normal top=FFFFh

// OC1A output: Discon.

// OC1B output: Discon.

// Noise Canceler: Off

// Input Capture on Falling Edge

// Timer 1 Overflow Interrupt: On

// Input Capture Interrupt: Off

// Compare A Match Interrupt: Off

// Compare B Match Interrupt: Off

TCCR1A=0x00;

TCCR1B=0x01;

TCNT1H=0xD5;

TCNT1L=0xD0;

ICR1H=0x00;

ICR1L=0x00;

OCR1AH=0x00;

OCR1AL=0x00;

OCR1BH=0x00;

OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization

// Clock source: System Clock

Page 76: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

// Clock value: 11059.200 kHz

// Mode: Phase correct PWM top=FFh

// OC2 output: Non-Inverted PWM

ASSR=0x00;

TCCR2=0x61;

TCNT2=0x00;

OCR2=0x00;

// USART initialization

// Communication Parameters: 8 Data, 2

Stop, No Parity

// USART Receiver: On

// USART Transmitter: On

// USART Mode: Asynchronous

// USART Baud rate: 19200

UCSRA=0x00;

UCSRB=0x18;

UCSRC=0x8E;

UBRRH=0x00;

UBRRL=0x23;

// Analog Comparator initialization

// Analog Comparator: Off

// Analog Comparator Input Capture by

Timer/Counter 1: Off

ACSR=0x80;

SFIOR=0x00;

// ADC initialization

// ADC Clock frequency: 691.200 kHz

// ADC Voltage Reference: Int., cap. on

AREF

// ADC High Speed Mode: Off

// ADC Auto Trigger Source: None

// Only the 8 most significant bits of

// the AD conversion result are used

ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;

ADCSRA=0x84;

SFIOR&=0xEF;

// LCD module initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("suhu");

usart_init(ubrr_val);

x=20;

mulai:

dtadc0=read_adc(4);

lcd_clear();

lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buf,"%i",dtadc0);

lcd_puts(buf);

kipas();

goto update;

update:

while ((UCSRA & (1<<RXC)))

buffer=UDR;

x=buffer;

goto mulai;

;

goto mulai;

while (1)

// Place your code here

;

Page 77: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

LAMPIRAN

Program Aplikasi

Page 78: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

PROGRAM APLIKASI

Program connect device

Imports aplikasi_suhu.MainForm

Public Class form_connect

Private srport As New Rs232()

Public Sub portavailablity()

If IsPortAvailable() Then

status.Text = "Device is Available"

Else

status.Text = "Device is Unavailable"

End If

End Sub

Private Sub but_connect_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles but_connect.Click

aplikasi_suhu.MainForm.Enabled = True

aplikasi_suhu.MainForm.sport.Open(2, 19200, 8,

Rs232.DataParity.Parity_None, _

Rs232.DataStopBit.StopBit_2, 4096)

Me.Enabled = False

Me.Hide()

End Sub

' This function attempts to open the passed Comm Port. If it is

' available, it returns True, else it returns False. To determine

' availability a Try-Catch block is used.

Private Function IsPortAvailable() As Boolean

Try

srport.Open(2, 19200, 8, Rs232.DataParity.Parity_None, _

Rs232.DataStopBit.StopBit_2, 4096)

' If it makes it to here, then the Comm Port is available.

srport.Close()

Return True

Catch

' If it gets here, then the attempt to open the Comm Port

' was unsuccessful.

Return False

End Try

End Function

Private Sub but_refresh_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles but_refresh.Click

portavailablity()

End Sub

End Class

Program utama

Page 79: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Imports aplikasi_suhu.form_connect

Imports System.Text

Public Class MainForm

Public sport As New Rs232()

Private form_connect As New form_connect()

Private intCommPort, intBaud, intData As Integer

Private bytStop As Rs232.DataStopBit

Private bytParity As Rs232.DataParity

Private count As Byte = 0

Private msg As String

Private log As String

Public arr() As String

Dim filer As String

Dim filew As String

Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles MyBase.Load

If Not System.IO.File.Exists("log.txt") Then

My.Computer.FileSystem.WriteAllText("log.txt", "Suhu Kipas

Waktu", True)

My.Computer.FileSystem.WriteAllText("log.txt", vbCrLf +

"=======================", True)

End If

Me.Show()

Me.Enabled = False

Me.tmrRead = New System.Windows.Forms.Timer(Me.components)

form_connect.Enabled = True

form_connect.Show()

form_connect.portavailablity()

tmrRead.Enabled = True

caution.Text = "Normal"

box_normal.Text = 20

box_suhulama.Text = 20

log = My.Computer.FileSystem.ReadAllText("log.txt")

rt_log.Text = log

End Sub

Private Sub tmrRead_Tick(ByVal sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles tmrRead.Tick

Try

' As long as there is information, read one byte at a time and

' output it.

'sport.Read(2)

While (sport.Read(1) <> -1)

' Write the output to the screen.

WriteMessage(Chr(sport.InputStream(0)), False)

End While

Catch exc As Exception

' An exception is raised when there is no information to read.

' Don't do anything here, just let the exception go.

End Try

End Sub

' This subroutine writes a message to the txtStatus TextBox and allows

' the line feed to be suppressed.

Private Sub WriteMessage(ByVal message As String, ByVal linefeed As

Boolean)

If Not message.Equals(" ") Then

msg += message

count += 1

If count = 2 Then

msg += " "

Page 80: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

End If

End If

If count = 4 Then

arr = msg.Split(" ")

Dim nows As String

Dim nowf As String

If arr(0).ElementAt(0) = "0" Then

nowf = arr(0)

nows = arr(1)

Else : nows = arr(0)

nowf = arr(1)

End If

box_now.Text = nows

If nowf.Equals("00") Then

box_fan.Text = "Off"

caution.Text = "Normal"

My.Computer.FileSystem.WriteAllText("log.txt", vbCrLf +

nows + vbTab + "Off" + vbTab + Now(), True)

rt_log.Text += vbCrLf + nows + vbTab + "Off" + vbTab +

Now()

ElseIf nowf.Equals("01") Then

box_fan.Text = "Slow"

caution.Text = "Normal"

My.Computer.FileSystem.WriteAllText("log.txt", vbCrLf +

nows + vbTab + "Slow" + vbTab + Now(), True)

rt_log.Text += vbCrLf + nows + vbTab + "Slow" + vbTab +

Now()

ElseIf nowf.Equals("02") Then

box_fan.Text = "Medium"

caution.Text = "Normal"

My.Computer.FileSystem.WriteAllText("log.txt", vbCrLf +

nows + vbTab + "Medium" + vbTab + Now(), True)

rt_log.Text += vbCrLf + nows + vbTab + "Medium" + vbTab +

Now()

ElseIf nowf.Equals("03") Then

box_fan.Text = "Fast"

caution.Text = "Warning!"

My.Computer.FileSystem.WriteAllText("log.txt", vbCrLf +

nows + vbTab + "Fast" + vbTab + Now(), True)

rt_log.Text += vbCrLf + nows + vbTab + "Fast" + vbTab +

Now()

End If

msg = ""

arr.Clear(arr, 0, arr.Length)

count = 0

End If

End Sub

Private Sub but_setsuhu_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles but_setsuhu.Click

Dim input As String

Dim i As Integer = CInt(input_suhu.Text)

Dim bu10() As Byte = &HA

Dim bu11() As Byte = &HB

Dim bu12() As Byte = &HC

Dim bu13() As Byte = &HD

Dim bu14() As Byte = &HE

Dim bu15() As Byte = &HF

Page 81: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Dim bu16() As Byte = &H10

Dim bu17() As Byte = &H11

Dim bu18() As Byte = &H12

Dim bu19() As Byte = &H13

Dim bu20() As Byte = &H14

Dim bu21() As Byte = &H15

Dim bu22() As Byte = &H16

Dim bu23() As Byte = &H17

Dim bu24() As Byte = &H18

Dim bu25() As Byte = &H19

Dim bu26() As Byte = &H1A

Dim bu27() As Byte = &H1B

Dim bu28() As Byte = &H1C

Dim bu29() As Byte = &H1D

Dim bu30() As Byte = &H1E

Dim bu31() As Byte = &H1F

Dim bu32() As Byte = &H20

Dim bu33() As Byte = &H21

Dim bu34() As Byte = &H22

Dim bu35() As Byte = &H23

Dim bu36() As Byte = &H24

Dim bu37() As Byte = &H25

Dim bu38() As Byte = &H26

Dim bu39() As Byte = &H27

Dim bu40() As Byte = &H28

If i = 10 Then

sport.Write(bu10)

ElseIf i = 11 Then

sport.Write(bu11)

ElseIf i = 12 Then

sport.Write(bu12)

ElseIf i = 13 Then

sport.Write(bu13)

ElseIf i = 14 Then

sport.Write(bu14)

ElseIf i = 15 Then

sport.Write(bu15)

ElseIf i = 16 Then

sport.Write(bu16)

ElseIf i = 17 Then

sport.Write(bu17)

ElseIf i = 18 Then

sport.Write(bu18)

ElseIf i = 19 Then

sport.Write(bu19)

ElseIf i = 20 Then

sport.Write(bu20)

ElseIf i = 21 Then

sport.Write(bu21)

ElseIf i = 22 Then

sport.Write(bu22)

ElseIf i = 23 Then

sport.Write(bu23)

ElseIf i = 24 Then

sport.Write(bu24)

ElseIf i = 25 Then

sport.Write(bu25)

ElseIf i = 26 Then

sport.Write(bu26)

ElseIf i = 27 Then

sport.Write(bu27)

Page 82: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ElseIf i = 28 Then

sport.Write(bu28)

ElseIf i = 29 Then

sport.Write(bu29)

ElseIf i = 30 Then

sport.Write(bu30)

ElseIf i = 31 Then

sport.Write(bu31)

ElseIf i = 32 Then

sport.Write(bu32)

ElseIf i = 33 Then

sport.Write(bu33)

ElseIf i = 34 Then

sport.Write(bu34)

ElseIf i = 35 Then

sport.Write(bu35)

ElseIf i = 36 Then

sport.Write(bu36)

ElseIf i = 37 Then

sport.Write(bu37)

ElseIf i = 38 Then

sport.Write(bu38)

ElseIf i = 39 Then

sport.Write(bu39)

ElseIf i = 40 Then

sport.Write(bu40)

End If

box_suhulama.Text = i

box_normal.Text = i

End Sub

End Class

Page 83: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

LAMPIRAN

Datasheet

Page 84: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 85: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 86: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 87: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 88: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 89: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 90: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 91: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 92: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 93: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 94: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 95: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 96: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 97: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 98: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 99: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 100: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 101: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 102: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 103: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 104: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 105: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 106: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 107: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 108: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

1POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

Featuring Unitrode L293 and L293DProducts Now From Texas Instruments

Wide Supply-Voltage Range: 4.5 V to 36 V

Separate Input-Logic Supply

Internal ESD Protection

Thermal Shutdown

High-Noise-Immunity Inputs

Functionally Similar to SGS L293 andSGS L293D

Output Current 1 A Per Channel(600 mA for L293D)

Peak Output Current 2 A Per Channel(1.2 A for L293D)

Output Clamp Diodes for InductiveTransient Suppression (L293D)

description/ordering information

The L293 and L293D are quadruple high-currenthalf-H drivers. The L293 is designed to providebidirectional drive currents of up to 1 A at voltagesfrom 4.5 V to 36 V. The L293D is designed toprovide bidirectional drive currents of up to600-mA at voltages from 4.5 V to 36 V. Bothdevices are designed to drive inductive loads suchas relays, solenoids, dc and bipolar steppingmotors, as well as other high-current/high-voltageloads in positive-supply applications.

All inputs are TTL compatible. Each output is acomplete totem-pole drive circuit, with aDarlington transistor sink and a pseudo-Darlington source. Drivers are enabled in pairs, with drivers 1 and 2 enabled by 1,2EN and drivers 3 and 4enabled by 3,4EN. When an enable input is high, the associated drivers are enabled, and their outputs are activeand in phase with their inputs. When the enable input is low, those drivers are disabled, and their outputs areoff and in the high-impedance state. With the proper data inputs, each pair of drivers forms a full-H (or bridge)reversible drive suitable for solenoid or motor applications.

ORDERING INFORMATION

TA PACKAGE † ORDERABLEPART NUMBER

TOP-SIDEMARKING

HSOP (DWP) Tube of 20 L293DWP L293DWP

0°C to 70°CPDIP (N) Tube of 25 L293N L293N

0°C to 70°C

PDIP (NE)Tube of 25 L293NE L293NE

PDIP (NE)Tube of 25 L293DNE L293DNE

† Package drawings, standard packing quantities, thermal data, symbolization, and PCB design guidelines are available atwww.ti.com/sc/package.

Copyright 2004, Texas Instruments Incorporated !"# $"%&! '#('"! ! $#!! $# )# # #* "#'' +,( '"! $!#- '# #!#&, !&"'##- && $##(

Please be aware that an important notice concerning availability, standard warranty, and use in critical applications ofTexas Instruments semiconductor products and disclaimers thereto appears at the end of this data sheet.

HEAT SINK ANDGROUND

HEAT SINK ANDGROUND

1

2

3

4

5

6

7

8

16

15

14

13

12

11

10

9

1,2EN1A1Y

2Y2A

VCC2

VCC14A4Y

3Y3A3,4EN

L293 . . . N OR NE PACKAGEL293D . . . NE PACKAGE

(TOP VIEW)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

28

27

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

1,2EN1A1YNCNCNC

NCNC2Y2A

VCC2

VCC14A4YNCNCNC

NCNC3Y3A3,4EN

L293 . . . DWP PACKAGE(TOP VIEW)

HEAT SINK ANDGROUND

HEAT SINK ANDGROUND

Page 109: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

2 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

description/ordering information (continued)

On the L293, external high-speed output clamp diodes should be used for inductive transient suppression.

A VCC1 terminal, separate from VCC2, is provided for the logic inputs to minimize device power dissipation.

The L293and L293D are characterized for operation from 0°C to 70°C.

block diagram

10

3

4

5

6

7

8 9

10

11

12

13

14

15

161

210

1

10

2

4

3

M

M

M

10

10

10

VCC2

VCC1

NOTE: Output diodes are internal in L293D.

FUNCTION TABLE(each driver)

INPUTS† OUTPUTA EN

OUTPUTY

H H H

L H L

X L Z

H = high level, L = low level, X = irrelevant,Z = high impedance (off)† In the thermal shutdown mode, the output is

in the high-impedance state, regardless ofthe input levels.

Page 110: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

3POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

logic diagram

ÁÁÁÁÁÁÁÁÁÁ

ÁÁÁÁÁÁ

ÁÁÁÁ

2

1

7

10

9

15

3

6

11

14

1A

1,2EN

2A

3A

3,4EN

4A

1Y

2Y

3Y

4Y

schematics of inputs and outputs (L293)

Input

VCC2

Output

GND

TYPICAL OF ALL OUTPUTSEQUIVALENT OF EACH INPUT

VCC1

CurrentSource

GND

Page 111: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

4 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

schematics of inputs and outputs (L293D)

Input

VCC2

Output

GND

TYPICAL OF ALL OUTPUTSEQUIVALENT OF EACH INPUT

VCC1

CurrentSource

GND

absolute maximum ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted) †

Supply voltage, VCC1 (see Note 1) 36 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Output supply voltage, VCC2 36 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Input voltage, VI 7 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Output voltage range, VO −3 V to VCC2 + 3 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Peak output current, IO (nonrepetitive, t ≤ 5 ms): L293 ±2 A. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Peak output current, IO (nonrepetitive, t ≤ 100 µs): L293D ±1.2 A. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Continuous output current, IO: L293 ±1 A. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Continuous output current, IO: L293D ±600 mA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Package thermal impedance, θJA (see Notes 2 and 3): DWP package TBD°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N package 67°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . NE package TBD°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Maximum junction temperature, TJ 150°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Storage temperature range, Tstg −65°C to 150°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, andfunctional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is notimplied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.

NOTES: 1. All voltage values are with respect to the network ground terminal.2. Maximum power dissipation is a function of TJ(max), JA, and TA. The maximum allowable power dissipation at any allowable

ambient temperature is PD = (TJ(max) − TA)/JA. Operating at the absolute maximum TJ of 150°C can affect reliability.3. The package thermal impedance is calculated in accordance with JESD 51-7.

Page 112: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

5POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

recommended operating conditions

MIN MAX UNIT

Supply voltageVCC1 4.5 7

VSupply voltageVCC2 VCC1 36

V

VIH High-level input voltageVCC1 ≤ 7 V 2.3 VCC1 V

VIH High-level input voltageVCC1 ≥ 7 V 2.3 7 V

VIL Low-level output voltage −0.3† 1.5 V

TA Operating free-air temperature 0 70 °C† The algebraic convention, in which the least positive (most negative) designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage levels.

electrical characteristics, V CC1 = 5 V, VCC2 = 24 V, TA = 25°CPARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT

VOH High-level output voltageL293: IOH = −1 AL293D: IOH = −0.6 A

VCC2 − 1.8 VCC2 − 1.4 V

VOL Low-level output voltageL293: IOL = 1 AL293D: IOL = 0.6 A

1.2 1.8 V

VOKH High-level output clamp voltage L293D: IOK = −0.6 A VCC2 + 1.3 V

VOKL Low-level output clamp voltage L293D: IOK = 0.6 A 1.3 V

IIH High-level input currentA

VI = 7 V0.2 100

AIIH High-level input currentEN

VI = 7 V0.2 10

µA

IIL Low-level input currentA

VI = 0−3 −10

AIIL Low-level input currentEN

VI = 0−2 −100

µA

All outputs at high level 13 22

ICC1 Logic supply current IO = 0 All outputs at low level 35 60 mAICC1 Logic supply current IO = 0

All outputs at high impedance 8 24

mA

All outputs at high level 14 24

ICC2 Output supply current IO = 0 All outputs at low level 2 6 mAICC2 Output supply current IO = 0

All outputs at high impedance 2 4

mA

switching characteristics, V CC1 = 5 V, VCC2 = 24 V, TA = 25°C

PARAMETER TEST CONDITIONSL293NE, L293DNE

UNITPARAMETER TEST CONDITIONSMIN TYP MAX

UNIT

tPLH Propagation delay time, low-to-high-level output from A input 800 ns

tPHL Propagation delay time, high-to-low-level output from A inputCL = 30 pF, See Figure 1

400 ns

tTLH Transition time, low-to-high-level outputCL = 30 pF, See Figure 1

300 ns

tTHL Transition time, high-to-low-level output 300 ns

switching characteristics, V CC1 = 5 V, VCC2 = 24 V, TA = 25°C

PARAMETER TEST CONDITIONS

L293DWP, L293NL293DN UNITPARAMETER TEST CONDITIONS

MIN TYP MAXUNIT

tPLH Propagation delay time, low-to-high-level output from A input 750 ns

tPHL Propagation delay time, high-to-low-level output from A inputCL = 30 pF, See Figure 1

200 ns

tTLH Transition time, low-to-high-level outputCL = 30 pF, See Figure 1

100 ns

tTHL Transition time, high-to-low-level output 350 ns

Page 113: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

6 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION

Output

CL = 30 pF(see Note A)

VCC1

Input

3 V

TEST CIRCUIT

tf tr3 V

0

tPHL

VOH

tTHL tTLH

VOLTAGE WAVEFORMS

tPLH

Output

Input

VOL

tw

NOTES: A. CL includes probe and jig capacitance.B. The pulse generator has the following characteristics: tr ≤ 10 ns, tf ≤ 10 ns, tw = 10 µs, PRR = 5 kHz, ZO = 50 Ω.

PulseGenerator

(see Note B)

5 V 24 V

VCC2

A

EN

Y90% 90%

50%

10%

50%

10%

90% 90%

50%

10%

50%

10%

Figure 1. Test Circuit and Voltage Waveforms

Page 114: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

7POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

APPLICATION INFORMATION

24 V5 V

10 kΩ

VCC1VCC2

Control A

Control B

4, 5, 12, 13

GND

ThermalShutdown

Motor

16 8

3

6

11

14

4Y

3Y

2Y

1Y

1,2EN

1A

2A

3,4EN

3A

4A

15

10

9

7

2

1

Figure 2. Two-Phase Motor Driver (L293)

Page 115: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

8 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

APPLICATION INFORMATION

24 V5 V

10 kΩ

VCC1 VCC2

16 8

1,2EN1

1A2

2A

7

3,4EN

9

3A10

4A15

Control A

Control B

4, 5, 12, 13

GND

ThermalShutdown

Motor

1Y

3

2Y

6

3Y

11

4Y

14

Figure 3. Two-Phase Motor Driver (L293D)

Page 116: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

9POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

APPLICATION INFORMATION

EN 3A M1 4A M2

H H Fast motor stop H Run

H L Run L Fast motor stop

L XFree-running motorstop

XFree-running motorstop

L = low, H = high, X = don’t care

EN 1A 2A FUNCTION

H L H Turn right

H H L Turn left

H L L Fast motor stop

H H H Fast motor stop

L X X Fast motor stop

L = low, H = high, X = don’t care

VCC2 SES5001

1/2 L293

4, 5, 12, 13

10

SES5001

VCC1

EN

1511 14

16

9

M2

M1

3A 4A

8

Figure 4. DC Motor Controls(connections to ground and to

supply voltage)

GND

2 × SES5001

1/2 L293

4, 5, 12, 13

367

8

1

216

VCC2

2 × SES5001

2A 1A

VCC1

EN

M

Figure 5. Bidirectional DC Motor Control

GND

Page 117: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

10 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

APPLICATION INFORMATION

3

4

5

6

7

8

1

2

9

10

11

12

13

14

15

16

+

+

+

+

D7

D8 D4

D3

L2 IL2

C1

D5 D1

D6 D2

VCC1L293

IL1/IL2 = 300 mA

0.22 µF

VCC2 L1 IL1

D1−D8 = SES5001

Figure 6. Bipolar Stepping-Motor Control

mounting instructions

The Rthj-amp of the L293 can be reduced by soldering the GND pins to a suitable copper area of the printedcircuit board or to an external heat sink.

Figure 9 shows the maximum package power PTOT and the θJA as a function of the side of two equal squarecopper areas having a thickness of 35 µm (see Figure 7). In addition, an external heat sink can be used (seeFigure 8).

During soldering, the pin temperature must not exceed 260°C, and the soldering time must not exceed 12seconds.

The external heatsink or printed circuit copper area must be connected to electrical ground.

Page 118: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

11POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

APPLICATION INFORMATION

Copper Area 35- µm Thickness

Printed Circuit Board

Figure 7. Example of Printed Circuit Board Copper Area (used as heat sink)

11.9 mm

17.0 mm

38.0 mm

Figure 8. External Heat Sink Mounting Example(θJA = 25°C/W)

Page 119: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SLRS008C − SEPTEMBER 1986 − REVISED NOVEMBER 2004

12 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

APPLICATION INFORMATION

3

1

0

2

0 10 20

P

4

MAXIMUM POWER AND JUNCTION vs

THERMAL RESISTANCE

30

TOT

− P

ower

Dis

sipa

tion

− W

60

20

0

40

80

θ JA

− T

herm

al R

esis

tanc

e −

°C/W

40

Side − mm

Figure 9

θJA

PTOT (TA = 70°C)

50

5

3

1

0

2

−50 0 50

4

MAXIMUM POWER DISSIPATIONvs

AMBIENT TEMPERATURE

100

TA − Ambient Temperature − °C

With Infinite Heat Sink

Free Air

Heat Sink With θJA = 25°C/W

Figure 10

150

PTO

T−

Pow

er D

issi

patio

n −

W

Page 120: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

PACKAGING INFORMATION

Orderable Device Status (1) PackageType

PackageDrawing

Pins PackageQty

Eco Plan (2) Lead/Ball Finish MSL Peak Temp (3)

L293DDWP OBSOLETE SOIC DW 28 TBD Call TI Call TI

L293DDWPTR OBSOLETE SOIC DW 28 TBD Call TI Call TI

L293DN OBSOLETE PDIP N 16 TBD Call TI Call TI

L293DNE ACTIVE PDIP NE 16 25 Pb-Free(RoHS)

CU NIPDAU Level-NC-NC-NC

L293DNEE4 ACTIVE PDIP NE 16 25 Pb-Free(RoHS)

CU NIPDAU Level-NC-NC-NC

L293DSP OBSOLETE 16 TBD Call TI Call TI

L293DSP883B OBSOLETE 16 TBD Call TI Call TI

L293DSP883C OBSOLETE UTR TBD Call TI Call TI

L293DWP ACTIVE SOPower PAD

DWP 28 20 Green (RoHS &no Sb/Br)

CU NIPDAU Level-2-260C-1 YEAR

L293DWPG4 ACTIVE SOPower PAD

DWP 28 20 TBD Call TI Call TI

L293DWPTR OBSOLETE SOPower PAD

DWP 28 TBD Call TI Call TI

L293N ACTIVE PDIP N 16 25 Green (RoHS &no Sb/Br)

Call TI Level-NC-NC-NC

L293NE ACTIVE PDIP NE 16 25 Pb-Free(RoHS)

CU NIPDAU Level-NC-NC-NC

L293NEE4 ACTIVE PDIP NE 16 25 Pb-Free(RoHS)

CU NIPDAU Level-NC-NC-NC

(1) The marketing status values are defined as follows:ACTIVE: Product device recommended for new designs.LIFEBUY: TI has announced that the device will be discontinued, and a lifetime-buy period is in effect.NRND: Not recommended for new designs. Device is in production to support existing customers, but TI does not recommend using this part ina new design.PREVIEW: Device has been announced but is not in production. Samples may or may not be available.OBSOLETE: TI has discontinued the production of the device.

(2) Eco Plan - The planned eco-friendly classification: Pb-Free (RoHS) or Green (RoHS & no Sb/Br) - please checkhttp://www.ti.com/productcontent for the latest availability information and additional product content details.TBD: The Pb-Free/Green conversion plan has not been defined.Pb-Free (RoHS): TI's terms "Lead-Free" or "Pb-Free" mean semiconductor products that are compatible with the current RoHS requirementsfor all 6 substances, including the requirement that lead not exceed 0.1% by weight in homogeneous materials. Where designed to be solderedat high temperatures, TI Pb-Free products are suitable for use in specified lead-free processes.Green (RoHS & no Sb/Br): TI defines "Green" to mean Pb-Free (RoHS compatible), and free of Bromine (Br) and Antimony (Sb) based flameretardants (Br or Sb do not exceed 0.1% by weight in homogeneous material)

(3) MSL, Peak Temp. -- The Moisture Sensitivity Level rating according to the JEDEC industry standard classifications, and peak soldertemperature.

Important Information and Disclaimer:The information provided on this page represents TI's knowledge and belief as of the date that it isprovided. TI bases its knowledge and belief on information provided by third parties, and makes no representation or warranty as to theaccuracy of such information. Efforts are underway to better integrate information from third parties. TI has taken and continues to takereasonable steps to provide representative and accurate information but may not have conducted destructive testing or chemical analysis onincoming materials and chemicals. TI and TI suppliers consider certain information to be proprietary, and thus CAS numbers and other limitedinformation may not be available for release.

PACKAGE OPTION ADDENDUM

www.ti.com 12-Sep-2005

Addendum-Page 1

Page 121: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

In no event shall TI's liability arising out of such information exceed the total purchase price of the TI part(s) at issue in this document sold by TIto Customer on an annual basis.

PACKAGE OPTION ADDENDUM

www.ti.com 12-Sep-2005

Addendum-Page 2

Page 122: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 123: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MECHANICAL DATA

MPDI003 – OCTOBER 1994

1POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

NE (R-PDIP-T**) PLASTIC DUAL-IN-LINE PACKAGE20 PIN SHOWN

2016PINS **

0.780 (19,80)

0.240 (6,10)

0.260 (6,60)

Seating Plane

DIM

0.975 (24,77)

0.914 (23,22)

0.930 (23,62)

1.000 (25,40)

0.260 (6,61)

0.280 (7,11)

Seating Plane

0.010 (0,25) NOM

4040054/B 04/95

0.310 (7,87)0.290 (7,37)

0.070 (1,78) MAX

C

10

0.021 (0,533)0.015 (0,381)

A

11

1

20

0.015 (0,381)0.021 (0,533)

B

0.200 (5,08) MAX

0.020 (0,51) MIN

0.125 (3,17)0.155 (3,94)

0.020 (0,51) MIN

0.200 (5,08) MAX

0.155 (3,94)0.125 (3,17)

M0.010 (0,25)

M0.010 (0,25)0.100 (2,54) 0°–15°

0.100 (2,54)

C

B

A

MIN

MAX

MIN

MAX

MIN

MAX

NOTES: A. All linear dimensions are in inches (millimeters).B. This drawing is subject to change without notice.C. Falls within JEDEC MS-001 (16 pin only)

Page 124: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 125: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan
Page 126: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

IMPORTANT NOTICE

Texas Instruments Incorporated and its subsidiaries (TI) reserve the right to make corrections, modifications,enhancements, improvements, and other changes to its products and services at any time and to discontinueany product or service without notice. Customers should obtain the latest relevant information before placingorders and should verify that such information is current and complete. All products are sold subject to TI’s termsand conditions of sale supplied at the time of order acknowledgment.

TI warrants performance of its hardware products to the specifications applicable at the time of sale inaccordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are used to the extent TIdeems necessary to support this warranty. Except where mandated by government requirements, testing of allparameters of each product is not necessarily performed.

TI assumes no liability for applications assistance or customer product design. Customers are responsible fortheir products and applications using TI components. To minimize the risks associated with customer productsand applications, customers should provide adequate design and operating safeguards.

TI does not warrant or represent that any license, either express or implied, is granted under any TI patent right,copyright, mask work right, or other TI intellectual property right relating to any combination, machine, or processin which TI products or services are used. Information published by TI regarding third-party products or servicesdoes not constitute a license from TI to use such products or services or a warranty or endorsement thereof.Use of such information may require a license from a third party under the patents or other intellectual propertyof the third party, or a license from TI under the patents or other intellectual property of TI.

Reproduction of information in TI data books or data sheets is permissible only if reproduction is withoutalteration and is accompanied by all associated warranties, conditions, limitations, and notices. Reproductionof this information with alteration is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable forsuch altered documentation.

Resale of TI products or services with statements different from or beyond the parameters stated by TI for thatproduct or service voids all express and any implied warranties for the associated TI product or service andis an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for any such statements.

Following are URLs where you can obtain information on other Texas Instruments products and applicationsolutions:

Products Applications

Amplifiers amplifier.ti.com Audio www.ti.com/audio

Data Converters dataconverter.ti.com Automotive www.ti.com/automotive

DSP dsp.ti.com Broadband www.ti.com/broadband

Interface interface.ti.com Digital Control www.ti.com/digitalcontrol

Logic logic.ti.com Military www.ti.com/military

Power Mgmt power.ti.com Optical Networking www.ti.com/opticalnetwork

Microcontrollers microcontroller.ti.com Security www.ti.com/security

Telephony www.ti.com/telephony

Video & Imaging www.ti.com/video

Wireless www.ti.com/wireless

Mailing Address: Texas Instruments

Post Office Box 655303 Dallas, Texas 75265

Copyright 2005, Texas Instruments Incorporated

Page 127: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

TL/H/5516

LM

35/LM

35A

/LM

35C

/LM

35C

A/LM

35D

Pre

cis

ion

Centig

rade

Tem

pera

ture

Sensors

December 1994

LM35/LM35A/LM35C/LM35CA/LM35DPrecision Centigrade Temperature SensorsGeneral DescriptionThe LM35 series are precision integrated-circuit tempera-

ture sensors, whose output voltage is linearly proportional to

the Celsius (Centigrade) temperature. The LM35 thus has

an advantage over linear temperature sensors calibrated in §Kelvin, as the user is not required to subtract a large con-

stant voltage from its output to obtain convenient Centi-

grade scaling. The LM35 does not require any external cali-

bration or trimming to provide typical accuracies of g(/4§Cat room temperature and g*/4§C over a full b55 to a150§Ctemperature range. Low cost is assured by trimming and

calibration at the wafer level. The LM35’s low output imped-

ance, linear output, and precise inherent calibration make

interfacing to readout or control circuitry especially easy. It

can be used with single power supplies, or with plus and

minus supplies. As it draws only 60 mA from its supply, it has

very low self-heating, less than 0.1§C in still air. The LM35 is

rated to operate over a b55§ to a150§C temperature

range, while the LM35C is rated for a b40§ to a110§Crange (b10§ with improved accuracy). The LM35 series is

available packaged in hermetic TO-46 transistor packages,

while the LM35C, LM35CA, and LM35D are also available in

the plastic TO-92 transistor package. The LM35D is also

available in an 8-lead surface mount small outline package

and a plastic TO-202 package.

FeaturesY Calibrated directly in § Celsius (Centigrade)Y Linear a 10.0 mV/§C scale factorY 0.5§C accuracy guaranteeable (at a25§C)Y Rated for full b55§ to a150§C rangeY Suitable for remote applicationsY Low cost due to wafer-level trimmingY Operates from 4 to 30 voltsY Less than 60 mA current drainY Low self-heating, 0.08§C in still airY Nonlinearity only g(/4§C typicalY Low impedance output, 0.1 X for 1 mA load

Connection DiagramsTO-46

Metal Can Package*

TL/H/5516–1

*Case is connected to negative pin (GND)

Order Number LM35H, LM35AH,

LM35CH, LM35CAH or LM35DH

See NS Package Number H03H

TO-92

Plastic Package

TL/H/5516–2

Order Number LM35CZ,

LM35CAZ or LM35DZ

See NS Package Number Z03A

SO-8

Small Outline Molded Package

TL/H/5516–21

Top View

N.C. e No Connection

Order Number LM35DM

See NS Package Number M08A

TO-202

Plastic Package

TL/H/5516–24

Order Number LM35DP

See NS Package Number P03A

Typical Applications

TL/H/5516–3

FIGURE 1. Basic Centigrade

Temperature

Sensor (a2§C to a150§C)

TL/H/5516–4

Choose R1 e bVS/50 mA

VOUTea1,500 mV at a150§Cea250 mV at a25§Ceb550 mV at b55§C

FIGURE 2. Full-Range Centigrade

Temperature Sensor

TRI-STATEÉ is a registered trademark of National Semiconductor Corporation.

C1995 National Semiconductor Corporation RRD-B30M75/Printed in U. S. A.

Page 128: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Absolute Maximum Ratings (Note 10)

If Military/Aerospace specified devices are required,

please contact the National Semiconductor Sales

Office/Distributors for availability and specifications.

Supply Voltage a35V to b0.2V

Output Voltage a6V to b1.0V

Output Current 10 mA

Storage Temp., TO-46 Package, b60§C to a180§CTO-92 Package, b60§C to a150§CSO-8 Package, b65§C to a150§CTO-202 Package, b65§C to a150§C

Lead Temp.:

TO-46 Package, (Soldering, 10 seconds) 300§CTO-92 Package, (Soldering, 10 seconds) 260§CTO-202 Package, (Soldering, 10 seconds) a230§C

SO Package (Note 12):

Vapor Phase (60 seconds) 215§CInfrared (15 seconds) 220§C

ESD Susceptibility (Note 11) 2500V

Specified Operating Temperature Range: TMIN to TMAX

(Note 2)

LM35, LM35A b55§C to a150§CLM35C, LM35CA b40§C to a110§CLM35D 0§C to a100§C

Electrical Characteristics (Note 1) (Note 6)

LM35A LM35CA

Parameter ConditionsTested Design Tested Design Units

Typical Limit Limit Typical Limit Limit (Max.)

(Note 4) (Note 5) (Note 4) (Note 5)

Accuracy TAea25§C g0.2 g0.5 g0.2 g0.5 §C(Note 7) TAeb10§C g0.3 g0.3 g1.0 §C

TAeTMAX g0.4 g1.0 g0.4 g1.0 §CTAeTMIN g0.4 g1.0 g0.4 g1.5 §C

Nonlinearity TMINsTAsTMAX g0.18 g0.35 g0.15 g0.3 §C(Note 8)

Sensor Gain TMINsTAsTMAX a10.0 a9.9, a10.0 a9.9, mV/§C(Average Slope) a10.1 a10.1

Load Regulation TAea25§C g0.4 g1.0 g0.4 g1.0 mV/mA

(Note 3) 0sILs1 mA TMINsTAsTMAX g0.5 g3.0 g0.5 g3.0 mV/mA

Line Regulation TAea25§C g0.01 g0.05 g0.01 g0.05 mV/V

(Note 3) 4VsVSs30V g0.02 g0.1 g0.02 g0.1 mV/V

Quiescent Current VSea5V, a25§C 56 67 56 67 mA

(Note 9) VSea5V 105 131 91 114 mA

VSea30V, a25§C 56.2 68 56.2 68 mA

VSea30V 105.5 133 91.5 116 mA

Change of 4VsVSs30V, a25§C 0.2 1.0 0.2 1.0 mA

Quiescent Current 4VsVSs30V 0.5 2.0 0.5 2.0 mA

(Note 3)

Temperature a0.39 a0.5 a0.39 a0.5 mA/§CCoefficient of

Quiescent Current

Minimum Temperature In circuit of a1.5 a2.0 a1.5 a2.0 §Cfor Rated Accuracy Figure 1, ILe0

Long Term Stability TJeTMAX, for g0.08 g0.08 §C1000 hours

Note 1: Unless otherwise noted, these specifications apply: b55§CsTJsa150§C for the LM35 and LM35A; b40§sTJsa110§C for the LM35C and LM35CA; and

0§sTJsa100§C for the LM35D. VSea5Vdc and ILOADe50 mA, in the circuit of Figure 2. These specifications also apply from a2§C to TMAX in the circuit of

Figure 1. Specifications in boldface apply over the full rated temperature range.

Note 2: Thermal resistance of the TO-46 package is 400§C/W, junction to ambient, and 24§C/W junction to case. Thermal resistance of the TO-92 package is

180§C/W junction to ambient. Thermal resistance of the small outline molded package is 220§C/W junction to ambient. Thermal resistance of the TO-202 package

is 85§C/W junction to ambient. For additional thermal resistance information see table in the Applications section.

2

Page 129: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Electrical Characteristics (Note 1) (Note 6) (Continued)

LM35 LM35C, LM35D

Parameter ConditionsTested Design Tested Design Units

Typical Limit Limit Typical Limit Limit (Max.)

(Note 4) (Note 5) (Note 4) (Note 5)

Accuracy, TAea25§C g0.4 g1.0 g0.4 g1.0 §CLM35, LM35C TAeb10§C g0.5 g0.5 g1.5 §C(Note 7) TAeTMAX g0.8 g1.5 g0.8 g1.5 §C

TAeTMIN g0.8 g1.5 g0.8 g2.0 §C

Accuracy, TAea25§C g0.6 g1.5 §CLM35D TAeTMAX g0.9 g2.0 §C(Note 7) TAeTMIN g0.9 g2.0 §C

Nonlinearity TMINsTAsTMAX g0.3 g0.5 g0.2 g0.5 §C(Note 8)

Sensor Gain TMINsTAsTMAX a10.0 a9.8, a10.0 a9.8, mV/§C(Average Slope) a10.2 a10.2

Load Regulation TAea25§C g0.4 g2.0 g0.4 g2.0 mV/mA

(Note 3) 0sILs1 mA TMINsTAsTMAX g0.5 g5.0 g0.5 g5.0 mV/mA

Line Regulation TAea25§C g0.01 g0.1 g0.01 g0.1 mV/V

(Note 3) 4VsVSs30V g0.02 g0.2 g0.02 g0.2 mV/V

Quiescent Current VSea5V, a25§C 56 80 56 80 mA

(Note 9) VSea5V 105 158 91 138 mA

VSea30V, a25§C 56.2 82 56.2 82 mA

VSea30V 105.5 161 91.5 141 mA

Change of 4VsVSs30V, a25§C 0.2 2.0 0.2 2.0 mA

Quiescent Current 4VsVSs30V 0.5 3.0 0.5 3.0 mA

(Note 3)

Temperature a0.39 a0.7 a0.39 a0.7 mA/§CCoefficient of

Quiescent Current

Minimum Temperature In circuit of a1.5 a2.0 a1.5 a2.0 §Cfor Rated Accuracy Figure 1, ILe0

Long Term Stability TJeTMAX, for g0.08 g0.08 §C1000 hours

Note 3: Regulation is measured at constant junction temperature, using pulse testing with a low duty cycle. Changes in output due to heating effects can be

computed by multiplying the internal dissipation by the thermal resistance.

Note 4: Tested Limits are guaranteed and 100% tested in production.

Note 5: Design Limits are guaranteed (but not 100% production tested) over the indicated temperature and supply voltage ranges. These limits are not used to

calculate outgoing quality levels.

Note 6: Specifications in boldface apply over the full rated temperature range.

Note 7: Accuracy is defined as the error between the output voltage and 10mv/§C times the device’s case temperature, at specified conditions of voltage, current,

and temperature (expressed in §C).

Note 8: Nonlinearity is defined as the deviation of the output-voltage-versus-temperature curve from the best-fit straight line, over the device’s rated temperature

range.

Note 9: Quiescent current is defined in the circuit of Figure 1.

Note 10: Absolute Maximum Ratings indicate limits beyond which damage to the device may occur. DC and AC electrical specifications do not apply when

operating the device beyond its rated operating conditions. See Note 1.

Note 11: Human body model, 100 pF discharged through a 1.5 kX resistor.

Note 12: See AN-450 ‘‘Surface Mounting Methods and Their Effect on Product Reliability’’ or the section titled ‘‘Surface Mount’’ found in a current National

Semiconductor Linear Data Book for other methods of soldering surface mount devices.

3

Page 130: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Typical Performance Characteristics

Thermal Resistance

Junction to Air Thermal Time Constant

Thermal Response

in Still Air

Thermal Response in

Stirred Oil Bath

Minimum Supply

Voltage vs. Temperature

Quiescent Current

vs. Temperature

(In Circuit ofFigure 1.)

TL/H/5516–17

Quiescent Current

vs. Temperature

(In Circuit ofFigure 2.)

Accuracy vs. Temperature

(Guaranteed)

Accuracy vs. Temperature

(Guaranteed)

TL/H/5516–18

Start-Up ResponseNoise Voltage

TL/H/5516–22

4

Page 131: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ApplicationsThe LM35 can be applied easily in the same way as other

integrated-circuit temperature sensors. It can be glued or

cemented to a surface and its temperature will be within

about 0.01§C of the surface temperature.

This presumes that the ambient air temperature is almost

the same as the surface temperature; if the air temperature

were much higher or lower than the surface temperature,

the actual temperature of the LM35 die would be at an inter-

mediate temperature between the surface temperature and

the air temperature. This is expecially true for the TO-92

plastic package, where the copper leads are the principal

thermal path to carry heat into the device, so its tempera-

ture might be closer to the air temperature than to the sur-

face temperature.

To minimize this problem, be sure that the wiring to the

LM35, as it leaves the device, is held at the same tempera-

ture as the surface of interest. The easiest way to do this is

to cover up these wires with a bead of epoxy which will

insure that the leads and wires are all at the same tempera-

ture as the surface, and that the LM35 die’s temperature will

not be affected by the air temperature.

The TO-46 metal package can also be soldered to a metal

surface or pipe without damage. Of course, in that case the

Vb terminal of the circuit will be grounded to that metal.

Alternatively, the LM35 can be mounted inside a sealed-end

metal tube, and can then be dipped into a bath or screwed

into a threaded hole in a tank. As with any IC, the LM35 and

accompanying wiring and circuits must be kept insulated

and dry, to avoid leakage and corrosion. This is especially

true if the circuit may operate at cold temperatures where

condensation can occur. Printed-circuit coatings and var-

nishes such as Humiseal and epoxy paints or dips are often

used to insure that moisture cannot corrode the LM35 or its

connections.

These devices are sometimes soldered to a small light-

weight heat fin, to decrease the thermal time constant and

speed up the response in slowly-moving air. On the other

hand, a small thermal mass may be added to the sensor, to

give the steadiest reading despite small deviations in the air

temperature.

Temperature Rise of LM35 Due To Self-heating (Thermal Resistance)

TO-46, TO-46, TO-92, TO-92, SO-8 SO-8 TO-202 TO-202 ***no heat sink small heat fin* no heat sink small heat fin** no heat sink small heat fin** no heat sink small heat fin

Still air 400§C/W 100§C/W 180§C/W 140§C/W 220§C/W 110§C/W 85§C/W 60§C/W

Moving air 100§C/W 40§C/W 90§C/W 70§C/W 105§C/W 90§C/W 25§C/W 40§C/W

Still oil 100§C/W 40§C/W 90§C/W 70§C/W

Stirred oil 50§C/W 30§C/W 45§C/W 40§C/W

(Clamped to metal,

Infinite heat sink) (24§C/W) (55§C/W) (23§C/W)

* Wakefield type 201, or 1× disc of 0.020× sheet brass, soldered to case, or similar.

** TO-92 and SO-8 packages glued and leads soldered to 1× square of (/16× printed circuit board with 2 oz. foil or similar.

Typical Applications (Continued)

TL/H/5516–19

FIGURE 3. LM35 with Decoupling from Capacitive Load

TL/H/5516–20

FIGURE 4. LM35 with R-C Damper

CAPACITIVE LOADS

Like most micropower circuits, the LM35 has a limited ability

to drive heavy capacitive loads. The LM35 by itself is able to

drive 50 pf without special precautions. If heavier loads are

anticipated, it is easy to isolate or decouple the load with a

resistor; see Figure 3. Or you can improve the tolerance of

capacitance with a series R-C damper from output to

ground; see Figure 4.

When the LM35 is applied with a 200X load resistor as

shown in Figure 5, 6, or 8, it is relatively immune to wiring

capacitance because the capacitance forms a bypass from

ground to input, not on the output. However, as with any

linear circuit connected to wires in a hostile environment, its

performance can be affected adversely by intense electro-

magnetic sources such as relays, radio transmitters, motors

with arcing brushes, SCR transients, etc, as its wiring can

act as a receiving antenna and its internal junctions can act

as rectifiers. For best results in such cases, a bypass capac-

itor from VIN to ground and a series R-C damper such as

75X in series with 0.2 or 1 mF from output to ground are

often useful. These are shown in Figures 13, 14, and 16.

5

Page 132: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Typical Applications (Continued)

TL/H/5516–5

FIGURE 5. Two-Wire Remote Temperature Sensor

(Grounded Sensor)

TL/H/5516–6

FIGURE 6. Two-Wire Remote Temperature Sensor

(Output Referred to Ground)

TL/H/5516–7

FIGURE 7. Temperature Sensor, Single Supply, b55§ toa150§C

TL/H/5516–8

FIGURE 8. Two-Wire Remote Temperature Sensor

(Output Referred to Ground)

TL/H/5516–9

FIGURE 9. 4-To-20 mA Current Source (0§C to a100§C)

TL/H/5516–10

FIGURE 10. Fahrenheit Thermometer

6

Page 133: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Typical Applications (Continued)

TL/H/5516–11

FIGURE 11. Centigrade Thermometer (Analog Meter)TL/H/5516–12

FIGURE 12. Expanded Scale Thermometer

(50§ to 80§ Fahrenheit, for Example Shown)

TL/H/5516–13

FIGURE 13. Temperature To Digital Converter (Serial Output) (a128§C Full Scale)

TL/H/5516–14

FIGURE 14. Temperature To Digital Converter (Parallel TRI-STATEÉ Outputs for

Standard Data Bus to mP Interface) (128§C Full Scale)

7

Page 134: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Typical Applications (Continued)

TL/H/5516–16

*e1% or 2% film resistor

-Trim RB for VBe3.075V

-Trim RC for VCe1.955V

-Trim RA for VAe0.075V a 100mV/§C c Tambient

-Example, VAe2.275V at 22§CFIGURE 15. Bar-Graph Temperature Display (Dot Mode)

TL/H/5516–15

FIGURE 16. LM35 With Voltage-To-Frequency Converter And Isolated Output

(2§C to a150§C; 20 Hz to 1500 Hz)

8

Page 135: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Block Diagram

TL/H/5516–23

9

Page 136: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Physical Dimensions inches (millimeters)

TO-46 Metal Can Package (H)

Order Number LM35H, LM35AH, LM35CH,

LM35CAH, or LM35DH

NS Package Number H03H

SO-8 Molded Small Outline Package (M)

Order Number LM35DM

NS Package Number M08A

10

Page 137: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

Physical Dimensions inches (millimeters) (Continued)

Power Package TO-202 (P)

Order Number LM35DP

NS Package Number P03A

11

Page 138: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

LM

35/LM

35A

/LM

35C

/LM

35C

A/LM

35D

Pre

cis

ion

Centigra

de

Tem

pera

ture

Sensors

Physical Dimensions inches (millimeters) (Continued)

TO-92 Plastic Package (Z)

Order Number LM35CZ, LM35CAZ or LM35DZ

NS Package Number Z03A

LIFE SUPPORT POLICY

NATIONAL’S PRODUCTS ARE NOT AUTHORIZED FOR USE AS CRITICAL COMPONENTS IN LIFE SUPPORT

DEVICES OR SYSTEMS WITHOUT THE EXPRESS WRITTEN APPROVAL OF THE PRESIDENT OF NATIONAL

SEMICONDUCTOR CORPORATION. As used herein:

1. Life support devices or systems are devices or 2. A critical component is any component of a life

systems which, (a) are intended for surgical implant support device or system whose failure to perform can

into the body, or (b) support or sustain life, and whose be reasonably expected to cause the failure of the life

failure to perform, when properly used in accordance support device or system, or to affect its safety or

with instructions for use provided in the labeling, can effectiveness.

be reasonably expected to result in a significant injury

to the user.

National Semiconductor National Semiconductor National Semiconductor National Semiconductor National Semiconductores National SemiconductorCorporation GmbH Japan Ltd. Hong Kong Ltd. Do Brazil Ltda. (Australia) Pty, Ltd.2900 Semiconductor Drive Livry-Gargan-Str. 10 Sumitomo Chemical 13th Floor, Straight Block, Rue Deputado Lacorda Franco Building 16P.O. Box 58090 D-82256 F 4urstenfeldbruck Engineering Center Ocean Centre, 5 Canton Rd. 120-3A Business Park DriveSanta Clara, CA 95052-8090 Germany Bldg. 7F Tsimshatsui, Kowloon Sao Paulo-SP Monash Business ParkTel: 1(800) 272-9959 Tel: (81-41) 35-0 1-7-1, Nakase, Mihama-Ku Hong Kong Brazil 05418-000 Nottinghill, MelbourneTWX: (910) 339-9240 Telex: 527649 Chiba-City, Tel: (852) 2737-1600 Tel: (55-11) 212-5066 Victoria 3168 Australia

Fax: (81-41) 35-1 Ciba Prefecture 261 Fax: (852) 2736-9960 Telex: 391-1131931 NSBR BR Tel: (3) 558-9999Tel: (043) 299-2300 Fax: (55-11) 212-1181 Fax: (3) 558-9998Fax: (043) 299-2500

National does not assume any responsibility for use of any circuitry described, no circuit patent licenses are implied and National reserves the right at any time without notice to change said circuitry and specifications.

Page 139: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ShenZhen YiShi Electronic Technology Development Co., Ltd YS­1020UA MANUAL

YS Ultra low power wireless data module http://www.yishi.net.cn 1/3

YS­1020UA RF Data Transceiver

YS­1020 series Low power RF modules designed for the professional wireless data transmission systems in short range. YS­1020 adapt Chipcon CC1020 RF IC, works on ISM frequency band, half duplex integrated receiving and transmitting. Modules could directly connect with monolithic processors, PC, RS485 devices, and other UART components with RS­232, RS­485 and UART/TTL level interface port. Transparent data interface, nakedness, and wide temperature design handles most industrial application though indoor/outdoor environments.

1. Products Main Features: * Carrier frequency: 433/450/868MHz or ISM others optional; * Interface: RS­232/ RS­485/ TTL optional; * Multi­channels: 8 channels, expandable for 16/32 channels; * Baud rate in air: 1200/2400/4800/9600/19200/38400bps, set before delivery; * Transparent data transmission: What has been received is exactly what has been transmitted,

suitable for any standard or non­standard user protocols; * Interface format: 8N1/8E1/801 user­defined, or customization for other format interface; * Modulation: GFSK. Based on the Gaussian Frequency Shift Keying (GFSK) modulation,

High anti­interference and Low BER (Bit error Rate); * Half duplex: Integration of receiver and transmitter,10ms auto change for receiving and sending; * Low power consumption and sleep function; * Widen Temperature: ­35 ~+75 (­31~167 F); * Working humidity: 10%~90% relative humidity without condensation; * Impedance:50Ω (SMA antenna port, multiple antenna options available); * Complying with EN 300220 and ARIB STD­T67.

2. Application areas: * Automatic meter reading(AMR) and home automation ; * Wireless smart terminal: POS, PDA, * Wireless electronic display screen, LED display; * Wireless remote control, Environment monitor, telemetry system; * Check attendance system, Queue­management system and positioning in coal mine; * RS­485 wire multi­drop system changeover wireless system; * Industrial automatic data collection, Wireless Data Acquisition, Wireless sensor, SCADA.

Page 140: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ShenZhen YiShi Electronic Technology Development Co., Ltd YS­1020UA MANUAL

YS Ultra low power wireless data module http://www.yishi.net.cn 1/3

3. Specifications * RF power: ≤10mW/ 10dBm; * Receiving current: <25mA; * Transmitting current: ≤40mA; * Sleep current: <20uA; * Power supply: DC 5v or 3.3V; *Receiving sensitivity: ­115 dBm (@9600bps)

­120 dBm (@1200bps); * Size: 47mm×26mm×10mm (without antenna port ). * Range: ≤0.5m (BER=10­ 3 @9600bps,when antenna is 2m above ground in open area),

≤0.8m (BER=10­ 3 @1200bps,when antenna is 2m above ground in open area).

4. Installation dimension:

5. Interface definition: Pin No.

Pin name

Description Level Connection with terminal

Remands

1 GND Grounding of power supply Ground 2 Vcc Power supply DC +3.3~5.5V 3 RXD/TTL Serial data receiving end TTL TxD 4 TXD/TTL Serial data transmitting end TTL RxD 5 DGND Digital grounding 6 A(TXD) A of RS­485 or TXD of

RS­232 A(RxD)

7 B(RXD) B of RS­485 or RXD of RS­232

B(TxD)

8 Sleep Sleep control (input) TTL Sleep signal Low level sleep 9 Test Ex­factory testing

NOTE: Generally the module is in receiving status, if the Sleep pin (No.8) continuously connects low level (>200millisecond), the module will be in sleep status, modules can not receive or transmit any data when sleep. Only when the Sleep pin set in the state of high level (VH<3.5V) or hangs/empty, module can be in receiving

Page 141: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

ShenZhen YiShi Electronic Technology Development Co., Ltd YS­1020UA MANUAL

YS Ultra low power wireless data module http://www.yishi.net.cn 1/3

status again. The delay time for conversion between sleeping and receiving is less than 150mS.

6. Setting of channel, interface, and data format: User can change or view the module’s parameter setting (interface baud rate and channel) by testing

software “YSPRG.EXE” in the CD (Free). Channel 6 is default value. 1) Corresponding frequency points at 433MHz of 1~8 channels

Channel Frequency Channel Frequency Channel Frequency Channel Frequency

1 429.0325MHZ 2 430.0325MHZ 3 431.0325MHZ 4 432.0325MHZ

5 433.0325MHZ 6 434.0325MHZ 7 435.0325MHZ 8 436.0325MHZ

2) Corresponding frequency points at 868MHz of 1~8 channels Channel Frequency Channel Frequency Channel Frequency Channel Frequency

1 867.0325MHZ 2 868.0325MHZ 3 869.0325MHZ 4 870.0325MHZ

5 871.0325MHZ 6 872.0325MHZ 7 873.0325MHZ 8 874.0325MHZ

7. Antenna configuration: Many appropriative antennas for low power RF modules are selected for meeting different user antenna configurations. Please ask our Sales office for further information about the antenna’s dimension and performance. The main options of antennas are exterior flagelliform rubber antenna with helical SMA joint, magnetic car antenna.

Standard: A0# Helical SMA antennas, L0# 9pin line

Notes: Modules can share DC power supply with other equipment, Ensure the supply is stable (ideally <10mVpk ripple). Keep the module away from other EMF generating components. Match 50Ω, 1/4wave antenna, high mount the antenna as close to the module as possible. Set antenna more than 2m above ground in open area to reach optimal range.

Page 142: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

SEMICONDUCTORTECHNICAL DATA

Order this document by MC7800/D

D2T SUFFIXPLASTIC PACKAGE

CASE 936(D2PAK)

THREE–TERMINALPOSITIVE FIXED

VOLTAGE REGULATORS

STANDARD APPLICATION

A common ground is required between theinput and the output voltages. The input voltagemust remain typically 2.0 V above the outputvoltage even during the low point on the inputripple voltage.

XX,

MC78XXInput

Cin*0.33 µF

CO**

Output

Pin 1. Input2. Ground3. Output

T SUFFIXPLASTIC PACKAGE

CASE 221A

Heatsink surfaceconnected to Pin 2.

Heatsink surface (shown as terminal 4 incase outline drawing) is connected to Pin 2.

3

12

3

1 2

These two digits of the type number indicate nominal voltage.

Cin is required if regulator is located anappreciable distance from power supplyfilter.

CO is not needed for stability; however,it does improve transient response. Values of less than 0.1 µF could cause instability.

*

**

1MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

These voltage regulators are monolithic integrated circuits designed asfixed–voltage regulators for a wide variety of applications including local,on–card regulation. These regulators employ internal current limiting,thermal shutdown, and safe–area compensation. With adequate heatsinkingthey can deliver output currents in excess of 1.0 A. Although designedprimarily as a fixed voltage regulator, these devices can be used withexternal components to obtain adjustable voltages and currents.

• Output Current in Excess of 1.0 A

• No External Components Required

• Internal Thermal Overload Protection

• Internal Short Circuit Current Limiting

• Output Transistor Safe–Area Compensation

• Output Voltage Offered in 2% and 4% Tolerance

• Available in Surface Mount D2PAK and Standard 3–Lead TransistorPackages

• Previous Commercial Temperature Range has been Extended to aJunction Temperature Range of –40°C to +125°C

DEVICE TYPE/NOMINAL OUTPUT VOLTAGE

MC7805AC

5 0 V

MC7812C12 V

LM340AT–55 0 V

LM340T–1212 V

MC7805C5.0 V

MC7815AC

15 VLM340T–5 LM340AT–15

15 VMC7806AC

6 0 VMC7815C

15 V

MC7806C6.0 V

LM340T–15

MC7808AC8 0 V

MC7818AC18 V

MC7808C8.0 V

MC7818C18 V

MC7809C 9.0 V MC7824AC24 V

MC7812AC12 V

MC7824C24 V

LM340AT–1212 V

ORDERING INFORMATION

DeviceOutput Voltage

ToleranceOperating

Temperature Range Package

MC78XXACT

2%

T 40° 125°C

Insertion MountLM340AT–XX 2%

T 40° 125°C

Insertion Mount

MC78XXACD2TTJ = –40° to +125°C

Surface Mount

MC78XXCT

4%

TJ = –40° to +125°C

Insertion MountLM340T–XX 4%

Insertion Mount

MC78XXCD2T Surface Mount

XX indicates nominal voltage.

Motorola, Inc. 1997 Rev 5

Page 143: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

2 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

MAXIMUM RATINGS (TA = 25°C, unless otherwise noted.)

Rating Symbol Value Unit

Input Voltage (5.0 – 18 V) VI 35 VdcInput Voltage (24 V) 40

Power DissipationCase 221A

TA = 25°C PD Internally Limited WThermal Resistance, Junction–to–Ambient RθJA 65 °C/WThermal Resistance, Junction–to–Case RθJC 5.0 °C/W

Case 936 (D2PAK)TA = 25°C PD Internally Limited WThermal Resistance, Junction–to–Ambient RθJA See Figure 13 °C/WThermal Resistance, Junction–to–Case RθJA 5.0 °C/W

Storage Junction Temperature Range Tstg –65 to +150 °C

Operating Junction Temperature TJ +150 °C

NOTE: ESD data available upon request.

R15680R18

100 k

D1Zener

R110.66 k

R21.56 k

R179.0 k

Q7QNPN

LATQ17

Q9QNPN 2

Q8QNPN

Q14QNPN

Q6QNPN

Q5QNPN 2

LAT 3 AQ18

R54.5 k

R61.0 k

Q13QNPN

Q2QNPN 4

SUBQ11 2

R1115 k

QNPN 6

Q1

R714 k

R31.8 k

R85.0 k

Diode

Q16

Q4QNPN

N+C130 PC2

3.0 P

R93.0 k

R16600

R2017500

Q15QNPN

Q10QNPN

R22100

Q12QNPN

R2450

1.0 P

R21600

R230.2

R1927.5 k

D2Zener

Q19QNPN

R141.0 k

Q20QNPN

R289.0 k

R279.0 k

R299.0 k

R256.0 k

R263.0 k

R123.0 k

R103340–(3316ACT)

R3018 k

Sense

Vout5.01

Vin

R1311660

Q3QNPN

MC7800

C3

Representative Schematic Diagram

This device contains 22 active transistors.

Page 144: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

3MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 10 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7805C/LM340T–5

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 4.8 5.0 5.2 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO Vdc7.0 Vdc ≤ Vin ≤ 20 Vdc 4.75 5.0 5.258.0 Vdc ≤ Vin ≤ 20 Vdc – – –

Line Regulation (Note 2) Regline mV7.5 Vdc ≤ Vin ≤ 20 Vdc, 1.0 A – 0.5 208.0 Vdc ≤ Vin ≤ 12 Vdc – 0.8 10

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 1.3 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A (TA = 25°C) - 1.3 25

Quiescent Current IB – 3.2 6.5 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA7.0 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc – 0.3 1.05.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A (TA = 25°C) – 0.08 0.8

Ripple Rejection RR 62 83 – dB8.0 Vdc ≤ Vin ≤ 18 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 0.9 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.6 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.3 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 10 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7805AC/LM340AT–5

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 4.9 5.0 5.1 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 4.8 5.0 5.2 Vdc7.5 Vdc ≤ Vin ≤ 20 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV7.5 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, IO = 500 mA – 0.5 108.0 Vdc ≤ Vin ≤ 12 Vdc, IO = 1.0 A – 0.8 128.0 Vdc ≤ Vin ≤ 12 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – 1.3 4.07.3 Vdc ≤ Vin ≤ 20 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – 4.5 10

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – 1.3 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 0.8 25250 mA ≤ IO ≤ 750 mA – 0.53 15

Quiescent Current IB – 3.2 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA8.0 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, IO = 500 mA – 0.3 0.87.5 Vdc ≤ Vin ≤ 20 Vdc, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 0.08 0.5

Ripple Rejection RR 68 83 – dB8.0 Vdc ≤ Vin ≤ 18 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX Thigh = +125°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into account separately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 145: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

4 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (continued) (Vin = 10 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7805AC/LM340AT–5

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance (f = 1.0 kHz) rO – 0.9 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.3 – mV/°C

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX Thigh = +125°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into account separately. Pulse testing with low duty cycle is used.

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 11 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7806C

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 5.75 6.0 6.25 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO Vdc8.0 Vdc ≤ Vin ≤ 21 Vdc 5.7 6.0 6.39.0 Vdc ≤ Vin ≤ 21 Vdc – – –

Line Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regline mV8.0 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc – 0.5 249.0 Vdc ≤ Vin ≤ 13 Vdc – 0.8 12

Load Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regload – 1.3 30 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current (TJ = 25°C) IB – 3.3 8.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA8.0 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc – 0.3 1.35.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 0.08 0.5

Ripple Rejection RR 58 65 – dB9.0 Vdc ≤ Vin ≤ 19 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 0.9 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.3 – mV/°C

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C Thigh = +125°C for MC78XXAC, C

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 146: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

5MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 11 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7806AC

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 5.88 6.0 6.12 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 5.76 6.0 6.24 Vdc8.6 Vdc ≤ Vin ≤ 21 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV8.6 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, IO = 500 mA – 5.0 129.0 Vdc ≤ Vin ≤ 13 Vdc, IO = 1.0 A – 1.4 15

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – 1.3 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 0.9 25250 mA ≤ IO ≤ 750 mA – 0.2 15

Quiescent Current IB – 3.3 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA9.0 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, IO = 500 mA – – 0.89.0 Vdc ≤ Vin ≤ 21 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 58 65 – dB9.0 Vdc ≤ Vin ≤ 19 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance (f = 1.0 kHz) rO – 0.9 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.3 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 14 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7808C

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 7.7 8.0 8.3 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 7.6 8.0 8.4 Vdc10.5 Vdc ≤ Vin ≤ 23 Vdc

Line Regulation, TJ = 25°C, (Note 2) Regline mV10.5 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc – 6.0 3211 Vdc ≤ Vin ≤ 17 Vdc – 1.7 16

Load Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regload – 1.4 35 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current IB – 3.3 8.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA10.5 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc – – 1.05.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 56 62 – dB11.5 Vdc ≤ Vin ≤ 18 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C Thigh = +125°C for MC78XXAC, C

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 147: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

6 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (continued) (Vin = 14 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7808C

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 0.9 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.4 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 14 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7808AC

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 7.84 8.0 8.16 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 7.7 8.0 8.3 Vdc10.6 Vdc ≤ Vin ≤ 23 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV10.6 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, IO = 500 mA – 6.0 1511 Vdc ≤ Vin ≤ 17 Vdc, IO = 1.0 A – 1.7 1810.4 Vdc ≤ Vin ≤ 23 Vdc, TJ = 25°C – 5.0 15

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – 1.4 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 1.0 25250 mA ≤ IO ≤ 750 mA – 0.22 15

Quiescent Current IB – 3.3 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA11 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, IO = 500 mA – – 0.810.6 Vdc ≤ Vin ≤ 23 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 56 62 – dB11.5 Vdc ≤ Vin ≤ 21.5 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 0.9 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.4 – mV/°C

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C Thigh = +125°C for MC78XXAC, C

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 148: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

7MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 15 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7809CT

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 8.65 9.0 9.35 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 8.55 9.0 9.45 Vdc11.5 Vdc ≤ Vin ≤ 24 Vdc

Line Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regline mV11 Vdc ≤ Vin ≤ 26 Vdc – 6.2 3211.5 Vdc ≤ Vin ≤ 17 Vdc – 1.8 16

Load Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regload – 1.5 35 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current IB – 3.4 8.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA11.5 Vdc ≤ Vin ≤ 26 Vdc – – 1.05.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 56 61 – dB11.5 Vdc ≤ Vin ≤ 21.5 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.0 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.5 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 19 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7812C/LM340T–12

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 11.5 12 12.5 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 11.4 12 12.6 Vdc14.5 Vdc ≤ Vin ≤ 27 Vdc

Line Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regline mV14.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc – 3.8 2416 Vdc ≤ Vin ≤ 22 Vdc – 0.3 2414.8 Vdc ≤ Vin ≤ 27 Vdc, IO = 1.0 A – – 48

Load Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regload – 8.1 60 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current IB – 3.4 6.5 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA14.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – – 0.715 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 55 60 – dB15 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX Thigh = +125°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 149: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

8 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (continued) (Vin = 19 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7812C/LM340T–12

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.1 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.8 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 19 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7812AC/LM340AT–12

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 11.75 12 12.25 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 11.5 12 12.5 Vdc14.8 Vdc ≤ Vin ≤ 27 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV14.8 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 500 mA – 3.8 1816 Vdc ≤ Vin ≤ 22 Vdc, IO = 1.0 A – 2.2 2014.5 Vdc ≤ Vin ≤ 27 Vdc, TJ = 25°C – 6.0 120

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – – 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 25

Quiescent Current IB – 3.4 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA15 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 500 mA – – 0.814.8 Vdc ≤ Vin ≤ 27 Vdc, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, TJ = 25°C – – 0.5

Ripple Rejection RR 55 60 – dB15 Vdc ≤ Vin ≤ 25 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance (f = 1.0 kHz) rO – 1.1 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –0.8 – mV/°C

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX Thigh = +125°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 150: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

9MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 23 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7815C/LM340T–15

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 14.4 15 15.6 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 14.25 15 15.75 Vdc17.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc

Line Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regline mV17.9 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc – 8.5 3020 Vdc ≤ Vin ≤ 26 Vdc – 3.0 28

Load Regulation, TJ = 25°C (Note 2) Regload – 1.8 55 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current IB – 3.5 6.5 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA17.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc – – 0.817.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – – 0.75.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 54 58 – dB18.5 Vdc ≤ Vin ≤ 28.5 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.2 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –1.0 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 23 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7815AC/LM340AT–15

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 14.7 15 15.3 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 14.4 15 15.6 Vdc17.9 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV17.9 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 500 mA – 8.5 2020 Vdc ≤ Vin ≤ 26 Vdc – 3.0 2217.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – 7.0 20

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – 1.8 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 1.5 25250 mA ≤ IO ≤ 750 mA – 1.2 15

Quiescent Current IB – 3.5 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA17.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 500 mA – – 0.817.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX Thigh = +125°C for MC78XXAC, C, LM340AT–XX, LM340T–XX

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 151: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

10 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (continued) (Vin = 23 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7815AC/LM340AT–15

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Ripple Rejection RR 60 80 – dB18.5 Vdc ≤ Vin ≤ 28.5 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.2 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –1.0 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 27 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7818C

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 17.3 18 18.7 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 17.1 18 18.9 Vdc21 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc

Line Regulation, (Note 2) Regline mV21 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc – 9.5 5024 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc – 3.2 25

Load Regulation, (Note 2) Regload – 2.0 55 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current IB – 3.5 6.5 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA21 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc – – 1.05.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 53 57 – dB22 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) ViI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.3 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –1.5 – mV/°C

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C Thigh = +125°C for MC78XXAC, C

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 152: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

11MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 27 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7818AC

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 17.64 18 18.36 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 17.3 18 18.7 Vdc21 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV21 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc, IO = 500 mA – 9.5 2224 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 1.0 A – 3.2 2524 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – 3.2 10.520.6 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – 8.0 22

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – 2.0 255.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 1.8 25250 mA ≤ IO ≤ 750 mA – 1.5 15

Quiescent Current IB – 3.5 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA21 Vdc ≤ Vin ≤ 33 Vdc, IO = 500 mA – – 0.821.5 Vdc ≤ Vin ≤ 30 Vdc, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 53 57 – dB22 Vdc ≤ Vin ≤ 32 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.3 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –1.5 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 33 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7824C

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 23 24 25 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 22.8 24 25.2 Vdc27 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc

Line Regulation, (Note 2) Regline mV27 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc – 2.7 6030 Vdc ≤ Vin ≤ 36 Vdc – 2.7 48

Load Regulation, (Note 2) Regload – 4.4 65 mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A

Quiescent Current IB – 3.6 6.5 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA27 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc – – 1.05.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C Thigh = +125°C for MC78XXAC, C

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 153: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

12 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (continued) (Vin = 33 V, IO = 500 mA, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7824C

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Ripple Rejection RR 50 54 – dB28 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc, f = 120 Hz

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance f = 1.0 kHz rO – 1.4 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –2.0 – mV/°C

ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Vin = 33 V, IO = 1.0 A, TJ = Tlow to Thigh [Note 1], unless otherwise noted.)

MC7824AC

Characteristic Symbol Min Typ Max Unit

Output Voltage (TJ = 25°C) VO 23.5 24 24.5 Vdc

Output Voltage (5.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A, PD ≤ 15 W) VO 23.2 24 25.8 Vdc27.3 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc

Line Regulation (Note 2) Regline mV27 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc, IO = 500 mA – 11.5 2530 Vdc ≤ Vin ≤ 36 Vdc, IO = 1.0 A – 3.8 2830 Vdc ≤ Vin ≤ 36 Vdc, TJ = 25°C – 3.8 1226.7 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc, IO = 1.0 A, TJ = 25°C – 10 25

Load Regulation (Note 2) Regload mV5.0 mA ≤ IO ≤ 1.5 A, TJ = 25°C – 2.1 155.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – 2.0 25250 mA ≤ IO ≤ 750 mA – 1.8 15

Quiescent Current IB – 3.6 6.0 mA

Quiescent Current Change ∆IB mA27.3 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc, IO = 500 mA – – 0.827 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc, TJ = 25°C – – 0.85.0 mA ≤ IO ≤ 1.0 A – – 0.5

Ripple Rejection RR 45 54 – dB28 Vdc ≤ Vin ≤ 38 Vdc, f = 120 Hz, IO = 500 mA

Dropout Voltage (IO = 1.0 A, TJ = 25°C) VI – VO – 2.0 – Vdc

Output Noise Voltage (TA = 25°C) Vn – 10 – µV/VO10 Hz ≤ f ≤ 100 kHz

Output Resistance (f = 1.0 kHz) rO – 1.4 – mΩ

Short Circuit Current Limit (TA = 25°C) ISC – 0.2 – AVin = 35 Vdc

Peak Output Current (TJ = 25°C) Imax – 2.2 – A

Average Temperature Coefficient of Output Voltage TCVO – –2.0 – mV/°C

NOTES: 1. Tlow = –40°C for MC78XXAC, C Thigh = +125°C for MC78XXAC, C

2. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken into accountseparately. Pulse testing with low duty cycle is used.

Page 154: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

13MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

Figure 1. Peak Output Current as a Function ofInput/Output Differential Voltage (MC78XXC, AC)

Figure 2. Ripple Rejection as a Function ofOutput Voltages (MC78XXC, AC)

Figure 3. Ripple Rejection as a Function ofFrequency (MC78XXC, AC)

Figure 4. Output Voltage as a Function ofJunction Temperature (MC7805C, AC)

Figure 5. Output Impedance as a Function ofOutput Voltage (MC78XXC, AC)

Figure 6. Quiescent Current as a Function ofTemperature (MC78XXC, AC)

I O

Vin–Vout, INPUT/OUPUT VOLTAGE DIFFERENTIAL (V)

3.0

2.0

1.5

1.0

04.0 8.0 12 20 30 40

, OU

TPU

T C

UR

REN

T (A

)

80

70

60

50

404.0 6.0 8.0 10 12 14 16 18 20 22 24

VO, OUTPUT VOLTAGE (V)

RR

, RIP

PLE

REJ

ECTI

ON

(dB)

PART # VinMC7805C = 10 VMC7806C = 11 VMC7808C = 14 VMC7812C = 19 VMC7815C = 23 VMC7818C = 27 VMC7824C = 33 V

80

50

RR

, RIP

PLE

REJ

ECTI

ON

(dB)

0.1 10

f, FREQUENCY (kHz)

0.01

, OU

TPU

T VO

LTAG

E (V

)O

5.0

4.9

–60 –20 20 60 100 140 180

TJ, JUNCTION TEMPERATURE (°C)

V

, OU

TPU

T IM

PED

ANC

E (m

)O

Ω

10

5.0

3.02.0

1.0

0.5

0.30.2

0.14.0 8.0 12 16 20 24

VO, OUTPUT VOLTAGE (V)

Z

, QU

IESC

ENT

CU

RR

ENT

(mA)

B

6.0

4.0

3.0

2.0

1.0

0–75 –50

TJ, JUNCTION TEMPERATURE (°C)

–25 0 25 50 75 100 125

I

2.5

0.5

70

40

30

60

4.8

6.0 10 15 25 35

TJ = 85°C

TJ = 25°C

1.0

f = 120 HzIO = 20 mA∆Vin = 1.0 V(RMS)

TJ = 125°C

TJ = 0°C

f = 120 HzIO = 500 mACL = 0 µF

Vin = 10 VVO = 5.0 VIL = 20 mA

Vin = 20 VIO = 5.0 mA

MC78XXB, C, AC

Vin = 8.0 V to 18 VIO = 500 mAf = 120 HzTA = 25°C

TJ = –40°C

Page 155: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

14 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

APPLICATIONS INFORMATION

Design ConsiderationsThe MC7800 Series of fixed voltage regulators are

designed with Thermal Overload Protection that shuts downthe circuit when subjected to an excessive power overloadcondition, Internal Short Circuit Protection that limits themaximum current the circuit will pass, and Output TransistorSafe–Area Compensation that reduces the output shortcircuit current as the voltage across the pass transistor isincreased.

In many low current applications, compensationcapacitors are not required. However, it is recommendedthat the regulator input be bypassed with a capacitor if theregulator is connected to the power supply filter with long

wire lengths, or if the output load capacitance is large. Aninput bypass capacitor should be selected to provide goodhigh–frequency characteristics to insure stable operationunder all load conditions. A 0.33 µF or larger tantalum,mylar, or other capacitor having low internal impedance athigh frequencies should be chosen. The bypass capacitorshould be mounted with the shortest possible leads directlyacross the regulators input terminals. Normally goodconstruction techniques should be used to minimize groundloops and lead resistance drops since the regulator has noexternal sense lead.

IO5.0 V

R IB

Figure 7. Current Regulator Figure 8. Adjustable Output Regulator

Figure 9. Current Boost Regulator Figure 10. Short Circuit Protection

The MC7800 regulators can also be used as a current source whenconnected as above. In order to minimize dissipation the MC7805C ischosen in this application. Resistor R determines the current as follows:

For example, a 1.0 A current source would require R to be a 5.0 Ω,10 W resistor and the output voltage compliance would be the inputvoltage less 7.0 V.

IB 3.2 mA over line and load changes.

Input

0.33 µF R

IO

MC7805

ConstantCurrent toGroundedLoad

The addition of an operational amplifier allows adjustment to higher orintermediate values while retaining regulation characteristics. Theminimum voltage obtainable with this arrangement is 2.0 V greater than theregulator voltage.

InputMC7805

Output

0.33 µF

10 k

MC1741G

7

6

41.0 k

VO = 7.0 V to 20 VVIN = VO ≥ 2.0 V

0.1 µF

3

2

The MC7800 series can be current boosted with a PNP transistor. TheMJ2955 provides current to 5.0 A. Resistor R in conjunction with the VBEof the PNP determines when the pass transistor begins conducting; thiscircuit is not short circuit proof. Input/output differential voltage minimum isincreased by VBE of the pass transistor.

XX = 2 digits of type number indicating voltage.

MC78XX

Input

OutputR

1.0 µF

MJ2955 or Equiv.

1.0 µF

The circuit of Figure 9 can be modified to provide supply protection againstshort circuits by adding a short circuit sense resistor, RSC, and anadditional PNP transistor. The current sensing PNP must be able to handlethe short circuit current of the three–terminal regulator. Therefore, afour–ampere plastic power transistor is specified.

XX = 2 digits of type number indicating voltage.

1.0 µF

MC78XX

MJ2955or Equiv.

Output

RSC

R

2N6049or Equiv.

≥ 10 µF

RSource

0.33 µFInput

RSource

0.33 µF

≥ 10 µF

Page 156: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

15MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

Figure 11. Worst Case Power Dissipation versusAmbient Temperature (Case 221A)

Figure 12. Input Output Differential as a Functionof Junction Temperature (MC78XXC, AC)

, PO

WER

DIS

SIPA

TIO

N (W

)D

20

16

12

8.0

4.0

0–50 –25 0 25 50 75 100 125 150

TA, AMBIENT TEMPERATURE (°C)

P

θHS = 0°C/W

DIF

FER

ENTI

AL (V

)in

out,

INPU

T–O

UTP

UT

VOLT

AGE

0.5

0–75 –50 –25 0 25 50 75 100 125

TJ, JUNCTION TEMPERATURE (°C)

– V

V

IO = 0 mA

IO = 20 mA

IO = 1.0 A

IO = 500 mA

IO = 200 mA

∆VO = 2% of VO– – – Extended Curve for MC78XXB

θJC = 5°C/WθJA = 65°C/WTJ(max) = 150°C

θHS = 5°C/W

θHS = 15°C/W

No Heatsink

2.0

1.5

1.0

2.5

Figure 13. D 2PAK Thermal Resistance and MaximumPower Dissipation versus P.C.B. Copper Length

R, T

HER

MAL

RES

ISTA

NC

EJA θ JU

NC

TIO

N-T

O-A

IR (

C/W

30

40

50

60

70

80

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0 10 20 3025155.0

L, LENGTH OF COPPER (mm)

PD(max) for TA = 50°C

MinimumSize Pad

2.0 oz. CopperL

L

ÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎ

Free AirMountedVertically

P D, M

AXIM

UM

PO

WER

DIS

SIPA

TIO

N (W

)

RθJA

DEFINITIONS

Line Regulation – The change in output voltage for achange in the input voltage. The measurement is made underconditions of low dissipation or by using pulse techniques suchthat the average chip temperature is not significantly affected.

Load Regulation – The change in output voltage for achange in load current at constant chip temperature.

Maximum Power Dissipation – The maximum totaldevice dissipation for which the regulator will operate withinspecifications.

Quiescent Current – That part of the input current that isnot delivered to the load.

Output Noise Voltage – The rms ac voltage at the output,with constant load and no input ripple, measured over aspecified frequency range.

Long Term Stability – Output voltage stability underaccelerated life test conditions with the maximum ratedvoltage listed in the devices’ electrical characteristics andmaximum power dissipation.

Motorola reserves the right to make changes without further notice to any products herein. Motorola makes no warranty, representation or guarantee regardingthe suitability of its products for any particular purpose, nor does Motorola assume any liability arising out of the application or use of any product or circuit, andspecifically disclaims any and all liability, including without limitation consequential or incidental damages. “Typical” parameters which may be provided in Motoroladata sheets and/or specifications can and do vary in different applications and actual performance may vary over time. All operating parameters, including “Typicals”must be validated for each customer application by customer’s technical experts. Motorola does not convey any license under its patent rights nor the rights ofothers. Motorola products are not designed, intended, or authorized for use as components in systems intended for surgical implant into the body, or otherapplications intended to support or sustain life, or for any other application in which the failure of the Motorola product could create a situation where personal injuryor death may occur. Should Buyer purchase or use Motorola products for any such unintended or unauthorized application, Buyer shall indemnify and hold Motorolaand its officers, employees, subsidiaries, affiliates, and distributors harmless against all claims, costs, damages, and expenses, and reasonable attorney feesarising out of, directly or indirectly, any claim of personal injury or death associated with such unintended or unauthorized use, even if such claim alleges thatMotorola was negligent regarding the design or manufacture of the part. Motorola and are registered trademarks of Motorola, Inc. Motorola, Inc. is an EqualOpportunity/Affirmative Action Employer.

Page 157: Skripsi-perancangan Sistem Telemetri Suhu Ruangan

MC7800, MC7800A, LM340, LM340A Series

16 MOTOROLA ANALOG IC DEVICE DATA

T SUFFIXPLASTIC PACKAGE

CASE 221A–06ISSUE Y

OUTLINE DIMENSIONS

MIN MINMAX MAXINCHES MILLIMETERS

DIMABCDFGHJKLNQRSTUVZ

14.489.664.070.643.612.422.800.46

12.701.154.832.542.041.155.970.001.15

15.7510.28

4.820.883.732.663.930.64

14.271.525.333.042.791.396.471.27

– 2.04

0.5700.3800.1600.0250.1420.0950.1100.0180.5000.0450.1900.1000.0800.0450.2350.0000.045

0.6200.4050.1900.0350.1470.1050.1550.0250.5620.0600.2100.1200.1100.0550.2550.050

– 0.080

NOTES:1. DIMENSIONING AND TOLERANCING PER ANSI

Y14.5M, 1982.2. CONTROLLING DIMENSION: INCH.3. DIM Z DEFINES A ZONE WHERE ALL BODY AND

LEAD IRREGULARITIES ARE ALLOWED.

–T– SEATINGPLANE

CST

U

J

R

FB

Q

H

Z

L

V

G

ND

K

A4

1 2 3

D2T SUFFIXPLASTIC PACKAGE

CASE 936–03(D2PAK)ISSUE B

5 REF5 REF

A

1 2 3

K

F

B

J

S

H

0.010 (0.254) TM

D

G

C

E

–T–

ML

P

NR

V

U

TERMINAL 4

NOTES:

1 DIMENSIONING AND TOLERANCING PER ANSIY14.5M, 1982.

2 CONTROLLING DIMENSION: INCH.3 TAB CONTOUR OPTIONAL WITHIN DIMENSIONS

A AND K.4 DIMENSIONS U AND V ESTABLISH A MINIMUM

MOUNTING SURFACE FOR TERMINAL 4.5 DIMENSIONS A AND B DO NOT INCLUDE MOLD

FLASH OR GATE PROTRUSIONS. MOLD FLASHAND GATE PROTRUSIONS NOT TO EXCEED0.025 (0.635) MAXIMUM.

DIMA

MIN MAX MIN MAXMILLIMETERS

0.386 0.403 9.804 10.236

INCHES

B 0.356 0.368 9.042 9.347C 0.170 0.180 4.318 4.572D 0.026 0.036 0.660 0.914E 0.045 0.055 1.143 1.397F 0.051 REF 1.295 REFG 0.100 BSC 2.540 BSCH 0.539 0.579 13.691 14.707J 0.125 MAX 3.175 MAXK 0.050 REF 1.270 REFL 0.000 0.010 0.000 0.254M 0.088 0.102 2.235 2.591N 0.018 0.026 0.457 0.660P 0.058 0.078 1.473 1.981RS 0.116 REF 2.946 REFU 0.200 MIN 5.080 MINV 0.250 MIN 6.350 MIN

Mfax is a trademark of Motorola, Inc.How to reach us:USA/EUROPE/Locations Not Listed : Motorola Literature Distribution; JAPAN : Nippon Motorola Ltd.: SPD, Strategic Planning Office, 4–32–1,P.O. Box 5405, Denver, Colorado 80217. 1–303–675–2140 or 1–800–441–2447 Nishi–Gotanda, Shinagawa–ku, Tokyo 141, Japan. 81–3–5487–8488

Customer Focus Center: 1–800–521–6274

Mfax : [email protected] – TOUCHTONE 1–602–244–6609 ASIA/PACIFIC : Motorola Semiconductors H.K. Ltd.; 8B Tai Ping Industrial Park,Motorola Fax Back System – US & Canada ONLY 1–800–774–1848 51 Ting Kok Road, Tai Po, N.T., Hong Kong. 852–26629298

– http://sps.motorola.com/mfax/HOME PAGE: http://motorola.com/sps/

MC7800/D◊