skripsi rancang bangun sistem informasi spasial...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL KONDISI
SASANA KRIDA KARANG TARUNA BERBASIS WEB DI JAKARTA
SELATAN
Disusun Oleh :
LUTFIE ANSORI107093003139
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2015 M /1436 H
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL KONDISI SASANA KRIDA
KARANG TARUNA BERBASIS WEB DI JAKARTA SELATAN
Skripsi
Sebagai Salah SatuSyaratUntukMemperolehGelar
SarjanaSistem Informasi
Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
LUTFIE ANSORI107093003139
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2015 M /1436 H
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2014
Lutfie Ansori
107093003139
v
ABSTRAK
Lutfie Ansori (107093003139),Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Sasana
Krida Karang Taruna berbasis web (Studi Kasus: Jakarta Selatan). Dibawah
imbingan BAKRI LA KATJONGdan ERI RUSTAMAJI.
Karang Taruna adalah Organisasi kepemudaan yang diakui keberadaanya
oleh Negara Republik Indonesia.Karang Taruna didirikan dengan tujuan
memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam
bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, advokasi, keagamaan dan kesenian.
Untuk memaksimalkan kegiatan Karang Taruna maka perlu adanya wadah
sebagai tempat pengembangan kegiatan. Di Jakarta Selatan terdapat 31 Sasana
Krida Karang Taruna dari 30 kecamatan yang diantara kondisinya rusak parah dan
butuh renovasi.Saat ini Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan telah mendata beberapa
SKKT yang rusak dengan berbagai macam kondisi yang ada.Oleh karena itu,
perlu adanya sistem yang dapat membantu Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
untuk memudahkan Pengurus Karang Taruna dalam melaporkankondisi SKKT
yang perlu di renovasi.Sehingga dalam pelayanannya Suku Dinas Sosial dapat
memberikan bantuan yang diharapakan.Sistem ini dirancang dengan metode
pengembangan sistem RAD (Rapid Aplication Development) dengan notasi
UML.Menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database menggunakan
MySQL serta framework pmapper, WebGis.Sistem Informasi Spasial yang
dihasilkan mampu memberikan informasi Kondisi Sasana Krida Karang Taruna
dalam permohonan renovasi atau bantuan serta informasi Sasana Krida yang ada
Di Jakarta Selatan.
Kata Kunci: SKKT (Sasana Krida Karang Taruna), Suku Dinas Sosial Jakarta
Selatan,WebGis, RAD (Rapid Aplication Dvelopment), UML, Framework
Pmapper, MySQL.
V Bab + 130 Halaman + xxvi Halaman Romawi + 65 Gambar + 51 Tabel + 5
Daftar Simbol + Pustaka + Lampiran
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada
junjungan baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,
semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat
kelak. Amin .
Adapun judul penulisan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem
Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna Berbasis WebDi
Jakarta Selatan“.Pada penulisan skripsi ini saya menyadari masih belum
sempurna, mengingat, keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Selama penulisan ini saya menyadari bahwa banyak pihak yang
memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan, masukan dan bantuan kepada
saya. Oleh karena itu, izinkanlah saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.SI selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
3. Kepada Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku dosen pembimbing I,
yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan kepada saya.
vii
4. Kepada Eri Rustamaji, MBA selaku dosen pembimbing II, yang dengan
sabar serta perhatian memberikan masukan kepada saya.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu mendoakan dan memberi
semangat kapada saya selaku anak terbaik dan terajin dirumah.
6. Kepada GubesAhmad Syopian S.Si, PAMS dan Abdul Salim Calon
Sarjana yang telah banyak membantu, memberi masukan dan saran serta
kelakuan yang pertinyi-inyi. Tim Bala (uk4y, Jalenk S.Si, Benzols,
Bewoks), Tim Ngablu, Tim KecoOd, Tim First Blood, LIM FC, Kossan
Oo, Kossan Atas, Kossan Aqsho Al-Bantani (Juragan MFP, Rikzha,
Athay, Moedrix,Aqsho, Yazid, Ilham, Nanang, Nawi, Eka, Nafi’un,
Adink, Hudiara, Hendra, Iday, Adit, Fanny, dll) Merry, Tyas, Utami,
Nyonya Nuruldan teman-teman angkatan 2007 yang telah banyak
memberi support yang tak terhingga dalam bentuk apapun.
7. SIB 2007 Danang, Ringga, Adnan, Wandi, Ilham, Acmal, dll.
8. Grup KelessMIN 10 Iqbal, rifkih, itoh, rini, sani, iam, qiqron yang selalu
menyemangati dan menyusahkan saya.
9. Karang Taruna Pondok Pinang yang memfasilitasi dan menemani selalu
yang tak saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi kengocolan
saya dan tak lupa sob Zen Kahilah.
10. The Blizz Band and friends(lung sud, lung joe, lung erik, lung amank),
Futsal MAN 4, Marawis El-Muhibbin, HadrohPERMATA Al-Barkah,
Bengkel Al-Bantani Speed, Ex Arab Jilid I dan II, Tim Batu Cincin
belakang Masjid.
viii
11. Kepada Biji Karet yang dimana saat kau ada disisi.
12. Kepada Channel BBM yang selalu memberi semangat.
13. Juga untuk orang baru yang sedang nyaru beberapa saat dalam penulisan
skripsi ini tak lupa saya ucapkan terima kasih.
14. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang
saya tidak bisa sebutkan satu persatu.
Jakarta, Juli2014
Lutfie Ansori
NIM 107093003139
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
KATAPENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii
DAFTAR SIMBOL ...................................................................................... xx
DAFTAR lAMPIRAN .....................................................................................xxv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. .1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................5
1.3 Batasan Masalah.............................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.5.1 Bagi Penulis ........................................................................ 6
1.5.2Bagi Universitas .................................................................... 7
1.5.3Bagi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan ................................ 7
x
1.5.4 Bagi Karang Taruna ............................................................ 7
1.5.4 Bagi Masyarakat...................................................................7
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................... 7
1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data .......................................... 7
1.6.2 Metode Pengenbangan Sistem..............................................8
1.7 Sistematika Penulisan......................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun ......................................................... 10
2.2 Konsep Dasar Sistem .................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Sisitem .............................................................. 10
2.2.2 Karakteristik Sistem ........................................................... 11
2.2.3KlasifikasiSistem .................................................................. 12
2.3 Konsep Dasar Informasi ................................................................ 14
2.3.1Pengertian Informasi ............................................................ 14
2.3.2Atribut Informasi.............................. ..................................... 14
2.4 Konsep Dasar Informasi........................ ........................................ 16
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi .............................................. 16
2.4.2 Kriteria Sistem Informasi ................................................... 17
2.5 Sistem Informasi Spasial .............................................................18
2.6 Sitem Informasi Geografis (SIG)...................................................18
2.6.1 Pengertian SIG......................................................................18
2.6.2 Subsistem SIG......................................................................20
xi
2.6.3 Komponen SIG.....................................................................22
2.6.4 Jenis Data SIG......................................................................23
2.6.5 Model Data SIG ...................................................................26
2.6.5.1 Titik...………….......................................................26
2.6.5.2 Garis.........................................................................26
2.6.5.3 Polygon. ..................................................................27
2.6.6 Kemampuan SIG..................................................................27
2.6.7 SIG Berbasis Web.................................................................29
2.7 Peta.................................................................................................30
2.7.1 Konsep Dasar Peta................................................................30
2.8 Perangkat Lunak………..................................................................31
2.8.1 ArcGIS..................................................................................31
2.8.2 Macromedia Dreamweaver 8................................................33
2.9Bahasa Pemrograman........................................................................34
2.9.1 Pengertian Personal Home Page (PHP)................................34
2.9.2 Fungsi Dalam PHP................................................................35
2.9.3 Database MySQL..................................................................35
2.9.4 XAMPP…………….............................................................36
2.9.5 Pmapper Framework……......................................................37
2.10 Metode Pengembangan Sistem........................................................39
2.10.1 Pengertian RAD...................................................................39
2.10.2 Tahapan RAD………………………………………….......39
2.11 Alat Bantu Perancangan...................................................................40
xii
2.11.1 Pengertian UML……...........................................................40
2.11.2 Hubungan-hubungan UML..................................................41
2.11.3 Diagram-diagram UML…....................................................43
2.12 Metode Pengujian….........................................................................47
2.12.1 PengujianBlack Box.............................................................47
2.13 Sekilas Tentang Organisasi Karang Taruna......................................47
2.12.1Landasan Hukum Karang Taruna.........................................48
2.14 Kriteria Bangunan............................................................................49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian….....................................................50
3.2 Objek Penelitian..............................................................................50
3.3 Bahan dan Perangkat Pendukung…................................................51
3.3.1 Bahan............................................... ................................... ..51
3.3.2 Perangkat Pendukung .......................................................... ..52
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... ..53
3.4.1 Metode Observasi.................. .............................................. ..53
3.4.2 Wawancara.................. ........................................................ ..53
3.4.3 Studi Kepustakaan.................. ............................................. ..54
3.5 Metode Pengembangan Sistem........................................................54
3.5.1 Fase Requirement Planing.....................................................54
3.5.2 Fase Work Design ............................................................... ..55
3.5.3Fase Implementation ............................................................. ..56
xiii
3.6 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ ..58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Requirement Planning .................................................................... 59
4.1.1 Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan…….59
4.1.2Sekilas Tentang Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan .............. 60
A. Visi Misi .............................................................. 60
B. Struktur Organisasi .............................................. 61
4.1.3Tahap Identifikasi Masalah ................................................... 62
4.1.3.1 Identifikasi Kebutuhan.………………….....62
4.1.3.2 Identifikasi Masalah……………………….62
4.1.3.3 Sistem Berjalan ........................................... 63
4.1.4 Tujuan Pengembangan Sistem ........................................... 64
4.1.5 Sistem Yang Diusulkan ...................................................... 65
4.2Workshop Design (Proses Desain) .................................................... 66
4.2.1 Tahap Perangcangan Sistem… ………………...................66
4.2.1.1 Usecase Diagram ........................................ 66
4.2.1.2Activity Diagram ........................................... 86
4.2.1.3Class Diagram .............................................. 97
4.2.1.4Sequence Diagram ........................................ 98
4.2.2 Tahap Perancangan Database ............................................ 102
4.2.2.1DatabaseSpasial ............................................ .103
4.2.2.2Databasenon Spasial ..................................... .105
4.2.3 TahapPerancangan User Interface ...................................... .106
xiv
4.3Implementation (Implementasi) ........................................................ .116
4.3.1Persiapan Data ....................................................................... .116
4.3.2 Tahap Pembangunan Sistem ............................................... .118
4.3.3Tahap Pengujian Sistem ........................................................ .124
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 126
5.2 Saran ...................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 128
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem........................................................................11
Gambar 2.2Atribut Informasi..….......................................................................15
Gambar 2.3Subsistem.........................................................................................21
Gambar 2.4Uraian Subsistem SIG.....................................................................21
Gambar 2.5Struktur Model Raster ....................................................................24
Gambar 2.6Contoh EntityTitik ..........................................................................24
Gambar 2.7Contoh EntityGaris..........................................................................25
Gambar 2.8Contoh EntityPoligon... ..................................................................25
Gambar 2.9Bentuk umum dari Arsitektur Peta.. ...............................................30
Gambar 2.10 Tampilan awal ArcGIS...…………................................................33
Gambar 2.11Macromedia Dreamweaver 8……..................................................33
Gambar 2.12Empat Jenis Hubungan Struktural UML.........................................41
Gambar 2.13Kenekaragaman Gambaran UML...................................................42
Gambar 2.14 Empat Jenis Hubungan Perilaku UML...…….................................42
Gambar 2.15 Contoh Diagram Model Use Case..................................................44
Gambar 2.16Contoh Model Class Diagram …..................................................45
Gambar 2.17Contoh Model Activity Diagram.....................................................46
Gambar 2.18Contoh Model Sequence Diagram..................................................46
Gambar 3.1Peta Jakrta Selatan .........................................................................51
Gambar 3.2Keranga Penelitian…........................................................................58
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan………........61
xvi
Gambar 4.2 Sistem Berjalan .............................................................................63
Gambar 4.3 Sistem Usulan .................................................................................65
Gambar 4.4Use Case Diagram............................................................................67
Gambar 4.5Activity Diagram Login.....................................................................86
Gambar 4.6Activity DiagramManajemen PermohonanRenovasi......................86
Gambar 4.7Activity DiagramLihat Data SKKT…..............................................88
Gambar 4.8Activity DiagramManajemen SKKT ................................................... 88
Gambar 4.9Activity DiagramManajemen Peta ...................................................... 89
Gambar 4.10Activity DiagramManajemen Berita ................................................. 90
Gambar 4.11Activity DiagramManajemen Kritik dan Saran ................................. 91
Gambar 4.12Activity DiagramLihat Berita ........................................................... 92
Gambar 4.13Activity DiagramInput Permohonan Renovasi .................................. 93
Gambar 4.14Activity DiagramLihat Penerima Renovasi ....................................... 94
Gambar 4.15Activity DiagramLihat SKKT ......................................................... ..94
Gambar 4.16 Activity DiagramLihat Peta ........................................................... ..95
Gambar 4.17Activity DiagramInput Kritik dan Saran ......................................... ..96
Gambar 4.18Class Diagram................................................................................... 97
Gambar 4.19Sequence DiagramLogin ................................................................... 98
Gambar 4.20Sequence DiagramAdmin dengan Manajemen Berita ...................... 99
Gambar 4.21Sequence DiagramManajemen Peta................................................ 100
Gambar 4.22Sequence DiagramMasyarakat dengan Berita ................................ 101
Gambar 4.23Sequence DiagramMasyarakat dengan Kritik dan Saran ................ 101
Gambar 4.24Sequence DiagramLogout ............................................................... 102
xvii
Gambar 4.25 Menu Beranda ................................................................................ 107
Gambar 4.26 Menu Peta ....................................................................................... 109
Gambar 4.27 Struktur Menu SKKT ..................................................................... 109
Gambar 4.28 Struktur Menu Kritik dan Saran ..................................................... 111
Gambar 4.29 Halaman Login ............................................................................... 111
Gambar 4.30 Halaman Admin ............................................................................. 112
Gambar 4.31 Halaman Manajemen SKKT .......................................................... 113
Gambar 4.32 Halaman Manajemen Berita ........................................................... 113
Gambar 4.33 Halaman Manajemen Peta Data ..................................................... 114
Gambar 4.34 Halaman Manajemen Permohonan ................................................ 115
Gambar 4.35 Halaman Logout ............................................................................. 115
Gambar 4.36 Halaman Menu Login ..................................................................... 118
Gambar 4.37 Halaman Branda Admin ................................................................. 118
Gambar 4.38 Halaman Manajemen SKKT .......................................................... 119
Gambar 4.39 Halaman Manajemen Berita ........................................................... 119
Gambar 4.40 Halaman Manajemen Peta .............................................................. 120
Gambar 4.41 Halaman Permohonan .................................................................... 120
Gambar 4.42 Halaman Logout ............................................................................. 121
Gambar 4.43 Halaman Menu Home..................................................................... 121
Gambar 4.44 Halaman Menu Profile ................................................................... 122
Gambar 4.45 Halaman Menu Peta ....................................................................... 122
Gambar 4.46 Halaman Menu SKKT .................................................................... 123
Gambar 4.47 Halaman Menu Kritik dan Saran .................................................... 123
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kondisi SKKT Jakarta Selatan…...........................................................3
Tabel 4.1. Aktor pada Sistem ................................................................................. 68
Tabel 4.2. Narasi Use CaseLogin...........................................................................69
Tabel 4.3. Narasi Use CaseManajemen Berita......................................................70
Tabel 4.4. Narasi Use CasePermohonan Renovasi................................................72
Tabel 4.5. Narasi Use CaseManajemen Penerima Renovasi.................................73
Tabel 4.6. Narasi Use Case Manajemen SKKT....................................................75
Tabel 4.7. Narasi Use CaseManajemen Peta........................................................76
Tabel 4.8. Narasi Use CaseManajemen Kritik dan Saran.....................................77
Tabel 4.9. Narasi Use CaseLihat Berita................................................................78
Tabel 4.10. Narasi Use CaseManajemen Input Permohonan................................79
Tabel 4.11. Narasi Use CaseLihat Penerima Renovasi ........................................81
Tabel 4.12. Narasi Use CaseLihat Data SKKT ....................................................82
Tabel 4.13. Narasi Use CaseLihat Peta ................................................................83
Tabel 4.14. Narasi Use CaseInput Kritik dan Saran..............................................85
Tabel 4.15. Tabel Batas Kecamatan.....................................................................104
Tabel 4.16. Tabel Batas Jalan..............................................................................105
Tabel 4.17. Tabel SKKT......................................................................................105
Tabel 4.18. Tabel Permohonan............................................................................106
Tabel 4.19. Tabel Admin.....................................................................................106
Tabel 4.20. Tabel Berita......................................................................................107
xix
Tabel 4.21. Tabel Kritik dan Saran ....................................................................107
Tabel 4.22. Uji Coba Admin...............................................................................126
Tabel 4.23. Uji Coba Masyrakat………..............................................................127
Tabel 4.24. Uji Coba Pengurus SKKT …...……...............................................128
xx
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAMS
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
<<dependson>>
Depends on
<<uses>>
Uses (includes)
Inheritance
Actor1
-End1
*
-End2
*
«inherits»
xxi
SIMBOL CLASS DIAGRAM
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
Class
1. class name
2. attributes
3. behaviors
Association
Generalization
Class 1
2
3
-End1
*
-End2
*
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Organisasi terbentuk dari kesadaran masing-masing individu yang ingin
membentuk sebuah kelompok agar mempermudah dalam pencapaian tujuan
bersama. Hal ini membuktikan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang selalu
membutuhkan kehadiran dari manusia lain. Golongan muda sering disebut sebagai
golongan masyarakat yang mempunyai tenaga dan semangat yang besar dalam
berbagai hal. Namun, jika tenaga dan semangat yang besar itu tidak di aplikasikan
ke dalam bentuk kegiatan yang baik maka hanya akan terbuang percuma.
(Damayanty, 2012)
Di era globalisasi saat ini peranan pemuda dalam sosialisasi bermasyarakat
sungguh menurun drastis, sehingga diperlukanya kesadaran dan peran aktif
generasi muda sebagai kekuatan moral dan sumber potensi dalam mengatasi
degradasi budaya di era global. Di Ibu Kota DKI Jakarta dengan penduduk
beraneka suku bangsa dan budaya muncul berbagai macam bentuk organisasi
yang berkembang antara lain organisasi keagamaan, organisasi kebudayaan dan
organisasi kepemudaan salah satunya karang taruna.
Karang taruna merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang
menampung aspirasi dan melibatkan generasi muda. Selain menampung aspirasi,
karang taruna juga berperan sebagai wadah penanaman rasa kebangsaan secara
nasional, pengembangan potensi diri dan merupakan organisasi yang bergerak
dalam bidang kesejahteraan sosial. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
2
Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara mempunyai tanggung
jawab untuk melindungi segenap bangsa dan memajukan kesejahteraan umum
dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Serta
mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, juga untuk memenuhi hak
atas kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya kesejahteraan sosial secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan. (Suku Dinas Sosial, 2012)
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor139 tahun 1997 tentang Tata Cara Pengelolaan Sasana Krida
Karang Taruna (SKKT) Provinsi DKI Jakarta. Sasana Krida merupakan wadah
organisasi karang taruna yang ada di tiap kelurahan perlu di benahi baik dari segi
sarana maupun prasarana sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam
pembinaan remaja Karang Taruna dan usaha kesejahteraan sosial di masarakat.
Karena Kondisi SKKT banyak yang rusak, akibatnya pembinaan, kegiatan, dan
kreativitas anggota karang taruna tidak berjalan secara optimal.
Salah satu syarat berhasilnya program pemberdayaan Karang Taruna
adalah adanya sarana penunjang untuk mengeksplorasi potensi dan kreativitas
anggota Karang Taruna melalui Sasana Krida. Awal pembentukan sasana krida
Karang Taruna adalah sebagai tempat karang taruna berlatih di bidang pertanian
dan peternakan. Dalam rangka menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan
sosial yang makin berkembang dan bervariasi khususnya permasalahan sosial di
Jakarta, maka perlu difungsikanya kembali gedung sasana krida karang taruna
sebagai sarana kegiatan remaja di bidang kesejahteraan sosial.
3
Berikut ini adalah kondisi sasana krida karang taruna (SKKT) yang ada di
Jakarta Selatan :
Tabel 1.1 : Kondisi SKKT Jakarta Selatan
(Sumber: Suku Dinas Sosial 2011)
NO KECAMATAN KELURAHAN NAMA SKKT ALAMAT KONDISIBANGUNAN
1 Pesangrahan
Ulujami SKKT Ulujami Jl.Martin RT.07/03 Kurang BaikPetukanganUtara
SKKT PetukanganUtara Jl.H.Ilyas RT.11/11 Kurang Baik
PetukanganSelatan
SKKT PetukanganSelatan Jl.Kemajuan RT09/04 Kurang Baik
Pesangrahan SKKT Pesangrahan Jl.Cendrawasih V RT.12/06 Kurang BaikBintaro SKKT Bintaro Jl.Kesehatan VI RT.08/11 Baik
2 KebayoranBaru
Cipete Utara SKKT Cipete Utara Jl. Sawi II/10 RT.09/07 Kurang BaikKramat Pela SKKT Kramat Pela Jl. Gandaria tengah V/2 RT013/01 Rusak
Gandaria UtaraSKKT GandariaUtara Jl. Darussalam RT.05/06 Baik
3 KebayoranLama
Pondok PinangSKKT PondokPinang Jl.Pondok Pinang VII RT.01/02 Baik
Grogol Utara SKKT Grogol Utara Jl. Kemandoran 1 No.99 Baik
4 Setia Budi Menteng Atas SKKT Menteng Atas Jl. Menteng Atas SelatanIII RT.015/06 Kurang BaikGuntur SKKT Guntur Jl.Muria RT.05/06 Kurang Baik
5 Tebet
Tebat Barat SKKT Tebet Barat Jl.Tebet Barat IV No.3 RT.015/06 Kurang BaikTebet Timur SKKT Tebet Timur Jl.Tebet Timur dalam RW.04 Kurang BaikKebon Baru SKKT Kebon Baru Jl. Kampung Melyu Besar RT.04/01 BaikManggarai SKKT Manggarai Jl.Manggarai Utara V RT.05/01 Kurang BaikManggaraiSelatan
SKKT ManggaraiSelatan Jl. Suharjo RT.11/07 Baik
6 Jakakarsa
Jagakarsa SKKT Jagakarta Jl.Kengausan Raya BaikTanjung Barat SKKT Tanjung Barat Jl.Nangka 2 RT.05/05 Kurang BaikJagakarsa II SKKT Jagakarsa II Jl.Jagakarsa II RT.03/07 Baik
Lenteg AgungSKKT LentengAgung Jl. Agung Raya II RT.02/04 Kurang Baik
Cipedak SKKT Cipedak Jl.Timbul IV Blok D RT.08/06 Kurang Baik
4
Ciganjut SKKT Ciganjur Jl.R.M Kahfi RT.07/05 Baik
7 Cilandak Pondok Labu SKKT Pondok Labu Jl.Bangau III RT.07/08 BaikLebak Bulus SKKT Lebak Bulus Jl.Manunggal Jaya RT.08/04 Baik
8 Pasar Minggu Pejaten Barat SKKT Pejaten Barat Jl.Siaga Raya RT.012/04 Kurang Baik
9 MampangPrapatan
Tegal Parang SKKT Tegal Parang Jl.Mp.Prapatan XIII No.69 H.Dahlan RusakMampangPrapatan
SKKT MampangPrapatan Jl.Mp.Prapatan IV Rt.07/05 Kurang Baik
10 PancoranPancoran SKKT Pancoran
Jl.Pembangunan Pancoran BaratRT.09/03 Rusak
Duren Tiga SKKT Duren Tiga Jl.Minyak I RT.04/06 Kurang Baik
Rawajati SKKT RawajatiJl.Rawajati Timur Komplek ZainRW.03 Kurang Baik
Dari tabel tersebut di jelaskan bahwa pada tahun 2011 jumlah SKKT di
Jakarta Selatan hanya sebanyak 31 SKKT dari 10 kecamatan dan tidak semua
Karang Taruna memiliki SKKT. Bahkan dari total 124 gedung yang ada di
seluruh Provinsi DKI Jakarta 33 gedung diantaranya rusak parah dan
memprihatinkan. Saat ini tidak semua Karang Taruna kelurahan memiliki SKKT
namun dari seluruh SKKT tersebut banyak terdapat permasalahan terkait kondisi
Sasana Krida Karang Taruna yang rusak.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkannya aplikasi pendukung Suku
Dinas Sosial Jakarta Selatan yang dapat memberikan pelayanan yang lebih
maksimal, dan membantu masyarakat dalam mengetahui informasi kondisi karang
taruna dimasing-masing kelurahan seperti informasi alamat, kondisi bangunan,
dan kegiatan.
5
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik menyusun
penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Kondisi
Sasana Krida Karang Taruna Berbasis Web Di Jakarta Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Atas dasar permasalahan yang ada, dapat rumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial kondisi bangunan Sasana
Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan?
2. Bagaimana sistem ini menjadi alat bantu Suku Dinas Sosial dalam
membuat kebijakan berkaitan dengan kondisi gedung Sasana Krida Karang
Taruna di Jakarta Selatan ?
1.3 Batasan Masalah
1. Cakupan wilayah penelitian pada Jakarta Selatan dan data yang digunakan
adalah data skunder (Data yang diperoleh dari Suku Dinas Sosila Jakarta
Selatan).
2. Hanya membahas permohonan renovasi bangunan Sasana Krida Karang
Taruna.
3. Membangun sistem informasi spasial menggunakan metodologi Object
Oriented Analisys and Design dan model pengembangan sistem RAD.
4. Tools yang digunakan dalam rancang bangun Sistem Informasi Spasial
pesebaran sasana krida karang taruna berbasis web adalah ArcView versi
6
3.3, bahasa pemrogramman PHP-win32 1.4.11, program aplikasi Pmapper
Framework sebagai program aplikasi webgis untuk menampilkan data
spasial, Mysql versi 5.0.45 sebagai database, PHPmyadmin v5.3.0 sebagai
interface berbasis web yang dapat mengadministrasi mysql dan
menggunakan Xampp V1.7.2, sebagai Web Server, notepad++,
Macromedia Dreamweaver 8, Photoshop CS, sebagai text editor, Mozilla
firefox dan Google Chrome sebagai Web Browser.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Menghasilkan sistem informasi spasial kondisi bangunan Sasana Krida
Karang Taruna berbasis web untuk Suku Dinas Sosial dalam pengelolaan
Sasana Krida Karang Taruna di Jakarta Selatan sesuai buku pedoman.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Mengetahui bagaimana merancang suatu sistem informasi spasial yang
ditampilkan dalam suatu media yang berbasis web.
2. Bagi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
7
Membantu Suku Dinas Sosial untuk melakukan pengembangan dan
pembinaan dalam pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna.
3. Bagi Karang Taruna
Mempermudah dalam permohonan renovasi ke Suku Dinas Sosial.
4. Bagi Masyarakat
Memberikan Informasi lokasi Sasana Krida Karang Taruna beserta
kondisinya.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Menurut Gulo, (2002) pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipilih tergantung pada faktor
utama dan jenis data. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang
digunakan adalah:
a. Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan
data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya
(Jogiyanto, 2008).
b. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
dari narasumber. (Jogiyanto : 2008).
c. Kajian Pustaka, mengumpulkan data dan informasi dengan cara
membaca dan mempelajari buku-buku literatur, referensi serta situs-
8
situs penyedia layanan yang berkenaan dengan judul di atas. (Nazir :
2003).
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Sedangkan metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode berorientasi objek dengan model
pengembangan Rapid Application Development (RAD) yang memiliki
tahapan-tahapan berikut (Kendall dan Kendall, 2010):
1. Perencanaan Syarat
2. Workshop Design
3. Fase Implementasi
Dalam metode pengembangan sistem ini menggunakan notasi UML
(Unified Modelling language). Diagram yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu, Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram dan Sequence
Diagram.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
9
Bab ini berisi tentang segala macam teori serta konsep yang
berkaitan dengan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang bagaimana dan seperti apa metode
yang digunakan dalam melakukan penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan serta sesuai dengan metode yang
digunakan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan simpulan dan saran berdasarkan penelitian yang
dilakukan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman
untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem
adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki
sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman,
2002).
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan
saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran
sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang
lebih luas, tergantung organisasi yang menjalankannya (Jogiyanto, 2005).
Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu
kesatuan. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
11
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2000).
2.2.2 Karakteristik Sistem
Menurut Putra dan Subiyakto (2006), suatu sistem mempunyai
karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Pengetahuan tentang karakteristik-karakteristik
ini membantu pemahaman sistem itu sendiri. Seperti benda lainnya di sekitar
manusia, sistem juga dapat diwujudkan ke dalam konsep abstraknya. Justru
dengan perspektif ini kita dapat menggambarkan sesuatu, termasuk sistem, dengan
lebih baik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini:
1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau
subsistem-subsistem.
2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).
3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).
4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).
5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Putra dan Subiyakto, 2006)
12
2.2.3 Klasifikasi Sistem
Untuk memahami konsep dasar sistem lebih jauh lagi, bahwa sistem dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut parameter pengklasifikasiannya
(Putra dan Subiyakto, 2006). Parameter tersebut antara lain bentuk, penciptaan
oleh manusia, kepastian dan hubungan sistem dengan lingkungan luar sebagai
top-sistem.
a. Bentuk
Menurut bentuknya, sistem diklasifikasikan menjadi:
1) Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang secara fisik tidak
dapat diwujudkan tetapi secara konseptual dapat dijelaskan. Contohnya
adalah sistem Ketuhanan.
2) Sistem phisik (physical system) adalah sistem yang secara phisik dapat
diwujudkan bentuknya. Contohnya adalah sistem-sistem di sekitar kita
yang dapat kita tunjukkan bentuknya secara nyata.
b. Penciptaan Sistem oleh Manusia
Menurut parameter ini, sistem diklasifikasikan menjadi:
1) Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang secara alamiah
sudah ada di sekitar kehidupan manusia. Contohnya adalah sistem tata
surya, sistem sosial masyarakat dan lain sebagainya.
2) Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang
secara langsung terwujud ada keterlibatan manusia sebagai pencipta
sistem tersebut walaupun secara tidak absolut manusia adalah pencipta
13
sistem tersebut. Contohnya adalah sistem komputer dan lain
sebagainya.
c. Tingkat Kepastian
Menurut tingkat kepastiannya, sistem diklasifikasikan menjadi:
1) Sistem pasti (deterministic system) adalah sistem yang dapat secara
pasti dapat dinyatakan dalam penentuan komponen-komponennya,
khususnya pada ketentuan prosesnya secara pasti dapat ditentukan
hasilnya. Contohnya adalah sistem perhitungan terhadap bilangan riil.
2) Sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tidak
secara pasti dapat dinyatakan dalam penentuan komponen-
komponennya, khususnya pada ketentuan prosesnya yang secara tidak
pasti dapat ditentukan hasilnya. Contohnya adalah sistem perhitungan
statistik, sistem penunjang keputusan dan lain sebagainya.
d. Hubungan dengan Lingkungan Luar
Lingkungan luar dalam pembahasan ini diartikan sebagai top-sistem.
Berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan lingkungan luar, sistem
diklasifikasikan menjadi:
1) Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak mempunyai
hubungan dengan lingkungan luar sebagai top-sistem dan dalam siklus
hidupnya sistem ini tidak melakukan pertukaran masukan atau
keluaran dari lingkungannya. Secara konseptual, sistem ini dapat
ditentukan keberadaannya tetapi secara real sistem ini tidak dapat
terwujud. Hal ini dikarenakan hukum kekekalan siklus dari sistem
14
yang akan berlangsung dengan cepat. Penjelasan hal ini berhubungan
dengan pernyataan bahwa alam adalah sebuah sistem yang terdiri atas
sub-sistem yang saling terkait.
2) Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang bekerja dengan
melakukan pertukaran masukan dan keluaran dari lingkungan luar
sistem, digambarkan sebagai jalur atau garis umpan balik (feedback)
pada model umum sistem.
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi
Edward menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah
diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang,
manajer, staf atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan (Prahasta,
2005). Sedangkan menurut Robert N. Anthony dan John Dearden mengatakan
bahwa keadaan sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya dengan
istilah entropy (Jogiyanto, 2000). Informasi yang berguna bagi sistem akan
menghindari proses entropy yang disebut dengan negative entropy atau
negentropy. Pengertian informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima dan membutuhkannya.
2.3.2 Atribut Informasi
Menurut Prahasta (2005), banyak atribut atau kualitas-kualitas yang
berkaitan dengan konsep informasi mambantu kita di dalam mengidentifikasi dan
15
mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang spesifik. Gambar 2.2
mengilustrasikan beberapa atribut informasi.
Gambar 2.2 Atribut Informasi (Prahasta, 2005)
Berikut ini penjelasan dari Gambar 2.2:
1. Akurat
Derajat kebebasan informasi dari kesalahan.
2. Presisi
Ukuran detil yang digunakan di dalam penyediaan informasi.
3. Tepat Waktu
Penerimaan informasi masih dalam jangkauan waktu yang dibutuhkan
oleh si penerima.
4. Jelas
Derajat kebebasan informasi dari keraguan.
5. Dibutuhkan
Tingkat relevansi informasi yang bersangkutan dengan kebutuhan
pengguna.
16
6. Quantifiable
Tingkat atau kemampuan dalam menyatakan informasi dalam bentuk
numerik.
7. Verifiable
Tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai hasil pengujian
informasi yang sama oleh berbagai pengguna.
8. Accessible
Tingkat kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi yang
bersangkutan.
9. Non-bias
Derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk merubah atau
memodifikasi informasi dengan tujuan mempengaruhi para
penerimanya.
10. Comprehensive
Tingkat kelengkapan informasi.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang
terdiri atas komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan
yaitu menyajikan informasi (Aziz dan Pujiono, 2006).
17
Prahasta (2005) menyatakan bahwa tujuan sistem informasi adalah untuk
menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian
atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi.
Sedangkan kegiatannya adalah mengambil, mengolah, menyimpan dan
menyampaikan informasi yang diperlukan untuk terjadinya komunikasi yang
diperlukan untuk mengoperasikan seluruh aktifitas di dalam organisasi.
2.4.2 Kriteria Sistem Informasi
Kriteria sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang
dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut mencakup
(Prahasta, 2005):
1. Debit
Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.
2. Response Time
Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses
terhadap event selesai dilakukan.
3. Cost
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data.
4. Pemenuhan Fungsi
Fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana
direncanakan.
18
2.5 Sistem Informasi Spasial
Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua
istilah ini sering digunakan secara bergantian atau bahkan tertukar satu sama
lainnya. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan
atau hal mengenai wilayah di permukaan bumi baik permukaan dua dimensi atau
tiga dimensi (Prahasta, 2009).
Sistem informasi spasial adalah sebuah sistem yang didalamnya
menyajikan data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana
berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial
merupakan media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah kontinental,
nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat
setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem
Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa data vektor (polygon,
line, point) maupun raster (Prahasta, 2002).
2.6 Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.6.1 Pengertian SIG
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat
dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan
suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai
bidang disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat.
19
Berikut merupakan sebagian kecil dari definisi-definisi SIG yang telah
beredar di berbagai pustaka (Prahasta, 2005):
1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan
(capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-
posisi di permukaan bumi (Rice, 2000).
2. SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data,
manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi-
informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997).
3. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,
perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien
untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi,
menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografi (Esri, 1990).
4. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan
informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi
kartografi (Basic, 2000).
5. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data
geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk: (a) Akuisisi dan
verifikasi data, (b) Kompilasi data, (c) Penyimpanan data, (d) Perubahan
20
dan updating data, (e) Manajemen dan pertukaran data, (f) Manipulasi
data, (g) Pemanggilan dan presentasi data dan (h) Analisa data (Bern,
1992).
2.6.2 Subsistem SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut (Prahasta, 2005):
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data
spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang
bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-
format data-data aslinya ke dalam format-format yang dapat digunakan
oleh SIG.
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy
seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3. Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke
dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-
update dan di-edit.
21
4. Data Manipulation & Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Gambar 2.3 Subsistem-subsistem SIG (Prahasta, 2005)
Jika subsistem Gambar 2.3 diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan,
proses dan jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG juga dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Uraian Subsistem-subsistem SIG (Prahasta, 2005)
22
2.6.3 Komponen SIG
SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan
lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.
Sistem SIG terdiri atas beberapa komponen berikut (Prahasta, 2005):
1. Perangkat keras
Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai
dari PC dekstop, workstations, hingga multiuser host yang dapat
digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer
yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk)
yang besar dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar.
Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap
karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan
memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering
digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer,
plotter dan scanner.
2. Perangkat lunak
SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular
dimana basisdata memegang peranan kunci. Tidak mengherankan jika ada
perangkat SIG yang terdiri atas ratusan modul program (*.exe) yang
masing-masing dapat dieksekusi sendiri.
3. Data dan informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari
23
perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan
cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya
dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan
dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada
semua tingkatan.
2.6.4 Jenis Data SIG
Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni: data spasial
(keruangan) dan data non spasial (atribut).
1. Data Spasial
Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang
berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial
mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi
yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau
berkembang). Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi,
koordinat, ruang atau spasial (Prahasta, 2009). Penyajian data spasial
dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor.
a. Model Data Raster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang
membentuk grid (Prahasta, 2005).
24
Gambar 2.5 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005)
Entitas-entitas spasial model raster juga dapat disimpan di dalam
sejumlah layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-
unsur petanya. Beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra
dijital satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan
lain sejenisnya), citra dijital radar dan model ketinggian dijital (DTM
atau DEM dalam model data raster) (Prahasta, 2009).
b. Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta
atributnya (Prahasta, 2005).
1) Entity titik: meliputi semua objek grafis ataupun geografis yang
dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y).
Gambar 2.6 Contoh Entity Titik dengan Asosiasi Informasinya(Prahasta, 2005)
25
2) Entity garis: didefinisikan sebagai semua unsur linier yang
dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang
dibentuk oleh dua titk koordinat atau lebih.
Gambar 2.7 Contoh Entity Garis (Sederhana) dengan AsosiasiInformasinya (Prahasta, 2005)
3) Entity poligon (area): bertujuan untuk mendeskripsikan properties
yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan
ketetanggaan dan hirarki) sedemikian rupa hingga properties yang
dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan
dan dimanipulasi sebagai data peta tematik.
Gambar 2.8 Contoh Entity Poligon (Prahasta, 2005)
2. Data Non-Spasial
Merupakan jenis data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari
fenomena yang dimodelkannya (Prahasta, 2009). Aspek deskriptif ini
mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga
26
dimensi waktunya. Jenis data atribut (non-spasial) banyak digunakan oleh
sistem-sistem manajemen basis data (DBMS-database management
system).
2.6.5 Model Data SIG
Di dalam sistem informasi geografis, terdapat tiga model data representasi
grafis suatu objek dalam peta. Yaitu : (Prahasta, 2009)
1. Titik
Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu
objek, representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat
diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor
dengan menggunakan simbol-simbol.Sudut property suatu batas
(polygon) juga merupakan suatu titik. Selain itu harus dipahami juga
bahwa skala suatu peta dapat mempengaruhi tampilan suatu objek,
apakah akan ditampilkan sebagai titik atau sebagai polygon. Pada
skala besar, suatu objek akan ditampilkan sebagai polygon, sementara
pada skala kecil akan ditampilkan sebagai titik.
2. Garis
Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit
dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu
dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula
dengan jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran buangan,
27
dan utility lainnya, namun semuanya tergantung pada skala yang
digunakan.
3. Polygon
Polygon adalah representasi dari objek-objek dua dimensi, suatu
polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di
antara ketiga titik tersebut. Didalam basis data, semua bentuk area
(luasan) dua dimensi akan dipresentasikan oleh bentuk polygon
contohnya suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas batas persil
tanah milik adalah tipe-tipe entity yang pada umunya dipresentasikan
sebagi polygon. Tetapi, seperti yang dijelaskan di atas, hal ini masih
tergantung pada skala yang digunakan.
2.6.6 Kemampuan SIG
Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat dari
fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis
fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut (basis data atribut) dan fungsi. analisis
spasial (Prahasta, 2005).
1. Fungsi analisis atribut, terdiri atas 2 macam, yaitu:
a. Operasi dasar basis data:
1) Membuat basis data baru (create database).
2) Menghapus basis data (drop database).
3) Membuat tabel basis data (create table).
4) Menghapus tabel basis data (drop table).
28
5) Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert).
6) Membaca dan mencari data (field atau record) dari tabel basis data
(seek, find, search, retrieve).
7) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis
data (update, edit).
8) Menghapus data dari tabel basis data (delete, zap, pack).
9) Membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
b. Perluasan operasi basis data:
1) Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain
(export dan import).
2) Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalkan
dengan menggunakan driver ODBC).
3) Dapat menggunakan bahasa basis data standard SQL (structured
query language).
4) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin
digunakan di dalam sistem basis data.
2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis
spasial:
a. Klasifikasi (reclassify): fungsi ini mengklasifikasikan atau
mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut) menjadi
data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Jaringan (network): fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point)
atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
29
c. Overlay: fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua
data spasial yang menjadi masukannya.
d. Buffering: fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk
poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi
masukannya.
2.6.7 SIG Berbasis Web
WebGIS merupakan sebuah web mapping, web mapping yang dimaksud
dalam WebGIS bukan pemetaan internet, dan berarti tidak hanya menampilkan
peta (yang berupa gambar statis) kedalam situs internet namun dapat berinteraksi
dengan user. WebGIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang kompleks
yang dapat diakses di internet, untuk mengakuisisi, menyimpan,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data tanpa
memerlukan perangkat lunak SIG.
Webmapping bukanlah memindahkan aplikasi GIS desktop ke dalam bentuk
web-based walaupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari
berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas GIS, dari yang tidak tahu
sampai ahli. Webmapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada
aplikasi GIS dalam bentuk web. Bentuk umum dari arsitektur berbasis peta pada
web dapat dilihat pada gambar dibawah ini
30
Gambar 2.9 Bentuk umum dari Arsitektur Peta Berbasis Web pada
WebGis (Prahasta, 2009)
Pada gambar di atas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario
request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server web.
Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request
berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server
aplikasi. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus
dalam bentuk file HTML atau applet.
2.7 Peta
2.7.1 Konsep Dasar Peta
Menurut Prahasta (2005), peta merupakan suatu representasi konvensional
(miniatur) dari unsur-unsur (features) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari
sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan
skala tertentu (Rockville, 1986).
Sedangkan menurut Mutiara (2004), peta merupakan gambaran permukaan
bumi dalam skala yang lebih kecil pada bidang datar. Suatu peta idealnya harus
dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut:
31
a. Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
b. Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
c. Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta harus
sesuai dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi.
d. Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi
diasumsikan sebagai bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat
dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi semua persyaratan geometrik.
Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang
melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan
sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang sebenarnya sehingga
tidak semua persyaratan geometrik peta yang ideal dapat dipenuhi.
2.8 Perangkat Lunak
2.8.1 ArcGIS
ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat
lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri. ArcGIS
meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:
a. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat
menggunakan produk ArcGIS lainnya.
32
b. ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi:
1. ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial,
membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar.
2. ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan
tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan
geodatabase.
3. ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan
tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan dan analisis.
Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk ArcGIS untuk
PDA. Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk meningkatkan fungsionalitas
ArcGIS. Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari
ESRI, yang memungkinkan kita memanfaatkan data dari berbagai format data.
Dengan ArcGIS kita memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan. Dengan
ArcGIS pula kita bisa memakai fungsi pada level ArcView, Arc Editor, Arc/Info
dengan fasilitas ArcMap, Arc Catalog dan Toolbox (Utami, 2011).
33
Gambar 2.10 Tampilan awal ArcGIS 10
2.8.2 Macromedia Dreamweaver 8
Macromedia dreamweaver 8 merupakan program penyuting halaman web.
Program ini banyak digunakan oleh pengembang fitur-fiturnya yang menarik dan
kemudahan penggunaannya.
Gambar 2.11 Macromedia Dreamweaver 8
34
2.9 Bahasa Pemrograman
2.9.1 Pengertian Personal Home Page (PHP)
Personal Home Page atau PHP merupakan kependekan dari kata
Hypertext Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source
yang diatur dalam aturan General Purpose Licences (GPL). PHP dilekatkan pada
script HTML atau sebaliknya dan PHP dikhususkan untuk pengembangan web
dinamis (Suprianto, 2008).
PHP tergolong juga sebagai bahasa pemrograman yang berbasis server
(server side scripting). Ini berarti bahwa semua script PHP diletakan di server dan
diterjemahkan oleh web server terlebih dahulu dan kemudian hasil terjemahan
dikirimkan ke browser client. Secara teknologi, bahasa pemrograman PHP
memiliki kesamaan dengan bahasa ASP (Active Server Page), Cold Fusion, JSP
(Java Server Page) dan Perl.
Karakteristik yang paling unggul dan paling kuat dalam PHP adalah
lapisan integrasi database (database integration layer). Database yang didukung
PHP, yaitu Oracle, Adabas-D, Sybase, FilePro, mSQL, Velocis, MySQL,
Informix, Solid, dBase, ODBC, Unix dbm dan PostgreSQL (Suwarno, 2008).
Contoh script PHP sederhana:
<html>
<head>
<title>Belajar PHP</title>
</head>
<body>
<?
echo “Halo dari PHP!”;?>
35
</body>
</html>
2.9.2 Fungsi dalam PHP
Suprianto (2008) menggambarkan bahwa fungsi adalah sekumpulan baris
program yang terdiri atas serangkaian perintah program disusun sedemikian rupa
sehingga menjadi satu modul saja. Ada pun manfaat dari penggunaan fungsi
adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi penulisan program yang sama.
b. Kemudahan untuk melacak dan memperbaiki program.
c. Bisa dipanggil dimana saja, termasuk fungsi yang lain.
Dalam segi pembuatan, fungsi dalam PHP dibagi menjadi 2 (dua) antara
lain:
a. Fungsi built-in yang disediakan PHP, fungsi ini tinggal dilakukan
pemanggilan saja.
b. Fungsi buatan sendiri, fungsi yang dibuat oleh pembuat program sendiri
jika fungsi yang dibutuhkan tidak disediakan dalam PHP.
2.9.3 Database MySQL
MySQL (My Structured Query Language) merupakan software database
yang termasuk paling popular di lingkungan linux, kepopuleran ini karena
ditunjang performansi query dari databasenya yang saat itu bisa dikatakan paling
cepat dan jarang bermasalah (Sidik, 2006).
36
Pada awalnya, database MySQL adalah suatu sistem shareware, yaitu suatu
perangkat lunak yang dapat didistribusikan bebas untuk keperluan pengguna
secara pribadi. Kemudian, bila perangkat lunak akan digunakan secara komersial,
maka pemakai harus mempunyai lisensi pembuatnya.
2.9.4 XAMPP
XAMPP merupakan suatusoftwareyang didalamnya terdapat Apacheyang
berfungsi sebagai web server, PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa
web server side yang bersifat open source dan MySQL adalah basis data yang
menghubungkan script PHP menggunakan perintah query dan escape character
yang sama dengan PHP. PHP memang mendukung banyak jenis basis data, tetapi
untuk membuat sebuah basis data yang dinamis dan selalu up to date, MySQL
merupakan pilihan basis data tercepat saat ini. Selain itu terdapat juga
PhpMyAdmin sebagai tempat melakukan konfigurasi keseluruhan.
Sebelum membuat basis data candidate diperlukansoftwarependukung
yang perlu di install terlebih dahulu, yaitu XAMPP. Adapun versi yang digunakan
dalam pembuatan basis data candidate ini menggunakan versi Xampp-win32-
1.5.3, versi yang sudah dapat berjalan di Windows XP dan Windows vista.
XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam memasang
modul PHP, Apache Web Server dan MySQL Database. Selain itu XAMPP
dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan
dalam mengembangkan situs web berbasis PHP. XAMPP merupakan aplikasi
gratis dan tersedia untuk platform Linux, Windows, MacOS dan Solaris. Aplikasi
37
ini dikembangkan oleh Kay Vogelgeang, Carsten wiedmann dan Kai ”Oswand”
Saidler dibawah lisensi GNU (General Public Lisence) (XAMPP, 2006).
2.9.5 Pmapper Framework
Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah
rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan dan
konsistensi di dalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan framework
adalah:
1. Penggunaan komponen-komponen reusable, waktu pengembangan
lebih singkat, penerapan design patterns memudahkan dalam
rancangan, pengembangan dan pemeliharaan sistem.
2. Stability dan reliability, aplikasi yang dibangun lebih stabil dan
handal karena berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas
dan kehandalannya.
3. Coding style konsisten, memudahkan dalam membaca kode dan
dalam menemukan bugs.
4. Security concern, framework mengantisipasi dan memasang perisai
terhadap adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin
timbul.
5. Dokumentasi, framework dapat mendisiplinkan pengembang
aplikasi untuk menulis dokumentasi untuk apa yang dituliskan.
38
Pmapper framework menyediakan fungsi yang besar serta multiple
konfigurasi untuk mengatur fasilitas pada aplikasi MapServer yang didasarkan
pada PHP/MapScript. Pmapper dibangun dengan bahasa PHP dan JavaScript.
Fungsi yang termasuk di dalamnya antara lain:
1. DHTML (DOM) zoom/pan, yang didukung browser:
Mozilla/Firefox 1.+/Netscape 6.1+, IE 5/6, Opera 6.+, Konqueror
3.+ .
2. Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map.
Fungsi query (identity, select, search).
3. Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan
hyperlink.
4. Fungsi print dalam format HTML dan PDF.
5. Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan
menggunakan file ini.
6. HTML legends.
7. Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel.
8. Penggunaan banyak bahasa interface (yaitu: Bahasa Inggris,
Bahasa Jerman, Bahasa Italy, Bahasa Perancis, dan Bahasa
Swedia).
Aplikasi Pmapper ini telah diuji pada pada MapServer versi 4.0 sampai
4.8 dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MAC OS X. Aplikasi ini
mendukung format data raster dan vektor. Format data vektor adalah shapefile dan
data raster adalah JPEG, TIFF, dan ECW.
39
2.10 Metode Pengembangan Sistem
2.10.1 Pengertian RAD
RAD (Rapid Application Development) atau pengembangan aplikasi cepat
adalah suatu pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang
mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall
dan Kendall, 2003).
a. RAD merupakan alat digunakan untuk menghasilkan layar dan
menunjukkan aliran keseluruhan aplikasi.
b. Pengguna menyetujui rancangan dan menandatangani model visual.
c. Implementasi kurang karena pengguna membantu untuk merancang aspek
bisnis dari sistem.
2.10.2 Tahapan RAD
Ada tiga fase RAD, yaitu:
a. Requirements planning (Perencanaan Persyaratan), yaitu:
1. Pengguna dan analis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan dari
aplikasi atau sistem.
2. Berorientasi pada pemecahan masalah bisnis.
b. Workshop design, yaitu:
1. Fase desain dan menyempurnakan.
2. Gunakan kelompok pendukung keputusan sistem untuk membantu
pengguna setuju pada desain.
3. Programmer dan analis dapat membangun dan menunjukkan
representasi visual dari desain dan alur kerja pengguna.
40
4. Pengguna menanggapi prototipe kerja aktual.
5. Analis menyempurnakan modul dirancang berdasarkan tanggapan
pengguna.
c. Implementation (Penerapan), yaitu:
1. Sebagai sistem yang dibangun, sistem baru atau sistem parsial diuji
dan diperkenalkan kepada organisasi.
2. Ketika membuat sistem baru, tidak perlu untuk menjalankan sistem
yang lama secara paralel.
2.11 Alat Bantu Perancangan
2.11.1 Pengertian Unified Modeling Language (UML)
UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang
sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini
dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan
bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk
yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif
untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang
lain (Munawar, 2005).
41
2.11.2 Hubungan-hubungan UML
Dalam UML, terdapat 2 jenis hubungan (Kendall dan Kendall, 2003),
yaitu:
1. Hubungan Struktural
UML menggambarkan empat jenis utama dari hubungan struktural yaitu
ketergantungan, pengumpulan, asosiasi-asosiasi dan pengeneralisasian.
Gambar 2.12 Empat Jenis Hubungan Struktural UML, Panah-Panahdan Garis-Garis yang Digunakan untuk Mewakilkan Hubungan
(Kendall dan Kendall, 2003)
a. Ketergantungan: penghubung antara perilaku dengan benda-benda.
b. Pengumpulan: sering digambarkan sebagai hubungan “memiliki”.
Pengumpulan menyediakan cara yang menunjukkan bahwa seluruh
objek dibuat dari jumlah bagiannya (objek lainnya).
c. Asosiasi-asosiasi: penghubung struktural antara benda-benda.
42
Gambar 2.13 Kenekaragaman Gambaran Jumlah Benda-Benda yangmungkin juga pada Akhir Hubungan (Kendall dan Kendall, 2003)
d. Penggeneralisasian: hubungan antara jenis umum dari benda dan jenis
yang lebih spesifik dari benda.
2. Hubungan Perilaku
Ada empat jenis dasar hubungan perilaku yaitu berkomunikasi, inklusi,
meluas dan generalisasi (Kendall dan Kendall, 2003)
Gambar 2.14 Empat Jenis Hubungan Perilaku UML, Panah-Panah danGaris-Garis yang Digunakan untuk Mewakilkan Hubungan
(Kendall dan Kendall, 2003)
a. Berkomunikasi: digunakan untuk menghubungkan aktor kepada
pengguna kasus.
43
b. Inklusi: menggambarkan situasi dimana penggunaan kasus berisi
perilaku yang umum untuk lebih dari satu penggunaan kasus.
c. Meluas: menggambarkan situasi dimana satu proses-proses tingkah
laku penggunaan kasus yang memperbolehkan penggunaan kasus baru
untuk menangani variasi-variasi atau pengecualian kasus dasar.
2.11.3 Diagram-diagram UML
Unified Modelling Language (UML) memiliki beberapa diagram di
antaranya (Munawar, 2005):
1. Use Case Diagram
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi
antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui
sebuah cerita bagaimana sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005).
Dalam sebuah pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya disebut
dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh
pengguna dalam interaksinya dengan sistem. Use case adalah alat bantu
terbaik guna menstimulasi pengguna potensial untuk mengatakan tentang
suatu sistem dari sudut pandangnya. Diagram use case mempunyai 3
notasi yang menunjukkan aspek dari sistem (Munawar, 2005):
a. Actor (Pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang
mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang,
sistem yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case.
44
b. Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use
case dibuat berdasarkan keperluan actor. Use Case harus merupakan
“apa” yang di kerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana”
software aplikasi mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama
yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan
actor.
c. Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan
use case di mana terjadi interaksi di antara mereka. Ada 3 tipe
relasi/stereotype yang mungkin terjadi pada use case diagram, yaitu
1) <<extend>> = kelakuan yang hanya berjalan dibawah kondisi
tertentu seperti menggerakkan alarm.
2) <<include>> = kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah event
dapat terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah
bagian dari use case lainnya.
3) <<communicates>>= mungkin ditambahkan untuk asosiasi yang
menunjukkan asosianya adalah adalah communicate association.
Ini merupakan pilihan selama asosiasi hanya tipe relationship
yang dibolehkan antara actor dan use case.
Gambar 2.15 Contoh Diagram Model Use Case
45
2. Class Diagram
Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class
menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak.
Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih,
maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap
suku kata menggunakan huruf besar. Atribute adalah property dari sebuah
class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada obyek
dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute
(Munawar, 2005). Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh
sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk
sebuah class. Responsibility adalah keterangan tentang apa yang akan
dilakukan class yaitu apa yang akan di capai oleh attribute dan operation
(Munawar, 2005).
Gambar 2.16 Contoh Model Class Diagram
3. Activity Diagram
Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural,
proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram
mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya
46
activity
dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel
sedangkan flowchart tidak bisa (Munawar, 2005).
Gambar 2.17 Contoh Model Activity Diagram
4. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah
scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message
(pesan) yang diletakkan di antara obyek-obyek ini di dalam use case.
Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang di tuliskan
dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan
tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical
(Munawar, 2005).
Gambar 2.18 Contoh Model Sequence Diagram
47
2.12 Metode Pengujian
2.12.1 Pengujian Black Box
Pengujian adalah sebuah proses eksekusi terhadap aplikasi/ program untuk
menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan
kesalahan atau segala sesuatu yang tidak sesuai dengan spesifikasi perangkat
lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan ke pelanggan
atau pemesan sistem. Ada beberapa jenis dan strategi dalam pengujian perangkat
lunak, yang semuanya memiliki satu tujuan yang sama, yakni meningkatkan
kepercayaan diri pengembang perangkat lunak terhadap fungsi fungsi perangkat
lunaknya (Simarmata , 2010).
2.13 Sekilas Tentang Organisasi Karang Taruna
Organisasi merupakan kumpulan individu dalam suatu wadah untuk
menyalurkan aspirasi dan mengasah kreativitas dalam bersosialisasi. Organisasi
sebagai kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat di identifikasi yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai tujuan bersama (Pedoman Dasar Karang Taruna, 2011).
Karang Taruna adalah Organisasi sosial wadah pengembangan generasi
muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab
dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah kelurahan
atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha dan
kesejahteraan sosial. Anggota karang taruna ada setiap generasi muda dari usia 15
tahun sampai 45 tahun. (Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, 2012).
48
Dinas Sosial berdasarkan Permensos RI Nomor 77/HUK/2010 Bahwa
Karang Taruna merupakan salah satu Organisasi sosial kemasyarakatan yang
diakui keberadaanya oleh negara dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
sebagaimana tercantum dalam pasal 38 ayat (2) Nomor 11 Tahun 2009 tentang
kesejahteraan sosial.
2.13.1 Landasan Hukum Karang Taruna
1. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 13/HUK/KEP/1/1981 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna
2. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 11/HUK/1988 tentang Pedoman
Dasar Karang Taruna
3. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 83/HUK/2005 tentang Pedoman
Dasar Karang Taruna
4. Keputusan Gubernur Kepala daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 95
tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksana Pembinaan & Pengembangan
Karang Taruna di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
5. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 139
tahun 1997 tentang Tata Cara Pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna
di DKI Jakarta.
6. Intruksi Gubernur Nomor 131 tahun 2005 tentang Penggunaan Sasana
Krida Karang Taruna DKI Jakarta.
49
2.14. Kriteria Bangunan
Kriteria dinilai berdasarkan petunuk teknis rehabilitasi dan kontruksi
bangunan. (Suku Dinas Sosial Jakarta, 2012)
1. Rusak
Bangunan masih berdiri
Sebagian struktur utama rusak
Komponen penunjang lainya rusak
Relatif masih masih berfungsi
Secara fisik kerusakan 30 – 50%
2. Kurang Baik
Bangunan masih berdiri
Sebagian struktur bangunan rusak ringan
Retak pada dinding atau lantai
Sebagian kecil komponen penunjang lainya rusak ringan
Masih bisa berfungsi dengan baik
Secara fisik kerusakan kurang dari 30%
3. Baik
Kondisi banguna tidak rusak
Kurang dari 5% apabila ada kerusakan
58
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Metode Pengumpulan
Data
Requirement Planning
Objek Penelitian
Identifikasi Masalah
Sistem Berjalan
Workshop Design
Bahan dan Perangkat
Sistem yang Diusulkan
Perancangan Sistem
Perancangan
Database
Perancangan User
Interface
Usecase Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Class Diagram
ImplementasiPengkodingan
Pengujian Black Box
Pengumpulan Data
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan,
yang beralamat di Jl. Prapanca Raya no. 09 Blok C Lt.5 Kebayoran Baru Jakarta
Selatan 12150. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 28 hari yang dimulai
pada tanggal 1 Februari 2014 sampai tanggal 1 Maret 2014.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah di Jakarta Selatan dengan luas wilayah 154, 32
km2 yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan (Permendagri No.66 Tahun
2012).
Berikut ini adalah batas-batas wilayah Administrasi Jakarta Selatan:
a. Utara: Berbatasan dengan Kora Administrasi Jakarta Utara.
b. Timur: Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Timur.
c. Selatan: Berbatasan dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat.
d. Barat: Berbatasan dengan Kota Administrasi Tangerang.
51
Gambar 3.1 Peta Jakarta Selatan
3.3 Bahan dan Perangkat Pendukung
3.3.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan rancang bangun sistem
informasi ini adalah data spasial dan data tabular.
a. Data spasial terdiri atas:
Peta administrasi Jakarta Selatan dengan skala 1: 1:240153 yang diperoleh
dari PT. Jakarta Konsultindo dalam format shapefile dengan extention
*shp dengan sistem proyeksi UTM dan datum global WGS84. Data-data
tersebut meliputi:
52
1) Layer batas Kota Administrasi Jakarta Selatan berformat *shp.
2) Layer jalan berformat *shp.
3) Layer kelurahan berformat *shp.
4) Layer Kecamatan berformat *shp.
b. Data non spasial berupa data atribut yang telah tersedia yang telah diproses
ditambah dengan masukkan data lain yang mendukung analisis data.
Diantaranya adalah: batas administrasi Jakarta Selatan.dbf, batas
kelurahan.dbf, dan jalan.dbf, kantor.dbf.
3.3.2 Perangkat Pendukung
Alat-alat yang digunakan dalam aplikasi ini adalah satu buah komputer
sebagai alat untuk membangun aplikasi. Berikut merupakan spesifikasi dari
komputer tersebut:
1. Hardware
a. Processor AMD Brazos Dual Core E450 1.83 GHz
b. Hardisk 320 GB
c. Memory 2 GB
d. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain-lain)
2. Software
a. Windows XP Professional Service Pack 2
b. Microsoft Office 2007
c. Program aplikasi Pmapper Framework serta aplikasi SIG pendukung
lainnya seperti ArcView versi 3.3
53
d. PHP-win32 1.4.11 dan MySQL 5.0.45
e. Text editor: Macromedia Dreamweaver 8, Photoshop CS, notepad
f. Map Server sebagai Local Host
g. Rational Rose sebagai desain diagram
h. Browser internet: Mozilla Fire Fox dan Google Chrome
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4 1 Observasi
Pengamatan langsung dengan bidang yang berkaitan diantaranya
melakukan riset untuk mendapatkan data-data yang diperlukan di Suku Dinas
Sosial Jakarta Selatan mulai tanggal 1 Februari 2014 sampai dengan 1 Maret 2014
dan juga melakukan pengamatan langsung dengan mendatangi lokasi penelitian.
3.4.2 Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara mengenai masalah-
masalah terkait yang dilakukan selama periode penelitian. Wawancara dilakukan
kepada Staf Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan yaitu Ibu Dra. Eni Fariani, ME
pada tanggal 1 Fbruaril 2014. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh
informasi selengkap-lengkapnya tentang rancang bangun sistem informasi spasial
kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan sebagai
objek utama penelitian.
54
3.4.3 Studi Kepustakaan
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan
dengan rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang
Taruna berbasis web di Jakarta Selatan. Buku-buku yang digunakan diperoleh dari
Suku dinas Sosial sebanyak 4 buah. Selain itu, dipelajari pula buku-buku yang
berkaitan dengan sistem informasi spasial maupun metode yang digunakan
berjumlah 4 buah buku. Disamping itu juga dipelajari dari 5 buah jurnal yang
berkaitan dengan penelitian ini, juga dipelajari dari 5 link website yang berkaitan
dengan penelitian ini.
3.5 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model
pengembangan sistem RAD (Rapid Application Development) menggunakan teori
Kendall dan Kendall (2003) dengan notasi UML (Unified Modelling language)
Rational Rose. Alat bantu diagram yang digunakan yaitu use case diagram,
activity diagram, class diagram dan sequence diagram.
1) Fase Requirements Planning (Perencanaan Syarat)
Dalam fase ini terdiri atas dua tahap yaitu:
1. Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap
mengumpulkan data-data hasil observasi dan wawancara untuk dapat
mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya mengenai profil
Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan data mengenai sistem yang
berjalan.
55
2. Identifikasi sistem untuk menyelesaikan masalah di Suku Dinas Sosial
Jakarta Selatan, yaitu:
a. Identifikasi masalah pada sistem yang lama
Tahap dimana analyst melakukan analisa dan identifikasi masalah
apa saja yang dihadapi dengan menggunakan sistem yang lama.
b. Identifikasi tujuan sistem yang baru
Tahap mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai dengan
sistem yang baru untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah
yang ada pada penggunaan sistem yang baru.
c. Identifikasi kebutuhan sistem yang baru
Tahap mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk
membangun sistem yang baru. Kebutuhan inputnya, kebutuhan
proses dan kebutuhan output yang digunakan berupa sistem
informasi spasial.
2) Fase Workshop Design
Fase ini ditujukan untuk mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih
solusi yang terbaik. Selanjutnya membuat desain proses bisnis dan desain
pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan
dalam arsitektur sistem informasi. Tujuan dari tahap ini adalah
membangun dasar arsitektur, menentukan rencana proyek, mendapatkan
gambaran umum kebutuhan, persyaratan dan fungsi-fungsi utama
perangkat lunak. Tahapan yang dilakukan dalam fase ini meliputi:
56
2.1 Tahap perancangan Sistem
Tahap ini terdiri atas perancangan diagram-diagram dari sistem yang
dibuat yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram dan
sequence diagram.
2.2 Tahap perancangan database
Tahap ini merupakan tahap physical database sistem informasi spasial
sasana krida karang taruna berbasis web. Database menggambarkan
tabel-tabel beserta hubungan setiap tabel yang digunakan untuk
tempat penyimpanan data.
2.3 Tahap perancangan user interface
Tahap ini merupakan tahap merancang tampilan antar muka yang
digunakan user untuk berinteraksi dengan sistem informasi spasial
berbasis web.
3) Fase Implemetation (Implementasi)
Sistem workshop design dilakukan, selanjutnya sistem diimplementasikan
ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam
bentuk program atau unit program. Fase ini terdiri atas tiga tahap yaitu:
3.1 Tahap persiapan data, pada penelitian ini data yang telah terkumpul
disesuaikan terlebih dahulu format serta tipe datanya. Hal ini
dilakukan agar data dapat diolah lebih lanjut dengan perangkat lunak
yang telah ditentukan.
57
3.2 Tahap pembangunan sistem, diawali dengan meng-input seluruh data
atribut ke dalam database MySQL, kemudian dilanjutkan dengan
meng-import data spasial ke dalam Opengeo, mengatur susunan layer
pada peta, meng-eksport peta sehingga menjadi web GIS.
3.3 Tahap pengujian sistem, untuk menjamin sistem dapat berjalan dengan
optimal. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode
black box. Dalam tahap ini digunakan Map Server yang meliputi
Apache sebagai web server untuk menjalankan web yang menjadi
pengantar dari sistem yang dibuat.
3.6 Kerangka Berpikir Penelitian
Berikut adalah kerangka berpikir penelitian dalam rancang bangun sistem
informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta
Selatan.
58
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Metode Pengumpulan
Data
Requirement Planning
Objek Penelitian
Identifikasi Masalah
Sistem Berjalan
Workshop Design
Bahan dan Perangkat
Sistem yang Diusulkan
Perancangan Sistem
Perancangan
Database
Perancangan User
Interface
Usecase Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Class Diagram
Implementasi Pengkodingan
Pengujian Black Box
Pengumpulan Data
59
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Requirements Planning
4.1.1 Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan
Jakarta Selatan terletak pada 106’22’42 Bujur Timur (BT) s.d. 106’58’18
BT, dan 5’19’12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan
Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari
luas DKI Jakarta. Terbagi menjadi 10 kecamatan dan 65 kelurahan, berada di
belahan selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah sebagai barikut:
a. Utara: Berbatasan dengan Kora Administrasi Jakarta Utara.
b. Timur: Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Timur.
c. Selatan: Berbatasan dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat.
d. Barat: Berbatasan dengan Kota Administrasi Tangerang.
Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27°C
dengan tingkat kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin
Muson Barat terutama pada bulan Mei-Oktober. Jakarta Selatan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari wilayah Jakarta yang juga menjadi Ibu kota negara
Indonesia dituntut untuk terus menerus mengembangkan dirinya sesuai dengan
dinamika pembangunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Selatan
dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, sosial kependudukan, dan sarana
prasarana kota yang memadai.
60
Jakarta Selatan merupakan daerah pemukiman padat yang banyak
ditemukan perkampungan alami yang teridiri dari mayoritas komunitas budaya
asli betawi. Dengan kondisi lingkungan yang hijau, teduh dan tenang, menjadikan
wilayah ini sebagai pilihan golongan ekonomi atas dan warga asing untuk
bermukim. Hal ini terlihat dari munculnya pemukiman golongan ini di berbagai
bagian wilayah Jakarta Selatan, seperti Setiabudi, Pondok Indah, Permata Hijau,
Kebayoran Baru, dan Kemang.
4.1.2 Sekilas Tentang Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
A. Visi dan Misi
1. Visi
Mewujudkan jakarta selatan sebagai daerah resapan air dan niaga
terpadu guna mewujudkan masyarakat yang nyaman dan sejahtera.
2. Misi
1. Menyelenggarakan tata kelola pemerintahan berdasarkan
prinsip-prinsip.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan bagi terciptanya kehidupan
masyarakat yang nyaman.
3. Membangumn wilayan kota Administrasi Jakatrta Selatan yang
hijau.
4. Memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan pertumbuhan
dan kesejahteraan.
61
B. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi dari Suku Dinas Sosial Jakarta
Selatan:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi (Dinas Sosial, 2008)
62
4.1.3 Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menelesaikan Masalah
4.1.3.1 Identifikasi Kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap
perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan yang diharapkan,
yaitu:
1. Kebutuhan akan sistem yang dapat mengintegrasikan data spasial (peta),
atribut (tabel sistem basis data) dan properties penting dalam bentuk
lainnya.
2. Sistem informasi yang dirancang diharapkan dapat teruji secara
interaktif, mudah, efektif dan efisien dalam penggunaannya.
3. Sistem yang dirancang digunakan untuk Suku Dinas Sosial, pengurus
Karang Taruna dan masyarakat.
4.1.3.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang terjadi yaitu data mengenai kondisi bangunan
Sasana Krida Karang Taruna di Suku Dinas Sosial di Jakarta Selatan saat ini
masih menggunakan data tabular, dimana staff dari Suku Dinas Sosial harus
mensurvey satu persatu gedung Sasana Krida mana yang harus diberikan bantuan
untuk renovasi gedung atau pendistribusian bantuan. Hal ini dikarenakan Suku
Dinas Sosial mendapat informasi kondisi bangunan per-1 tahun, kemudian hasil
tersebut di data ulang secara manual menggunakan Microsoft Exel.
63
4.1.3.3 Sistem Berjalan
Dalam memperoleh data kondisi bangunan saat ini Suku Dinas Sosial
harus mensurvey gedung Sasana Krida Karang Taruna dan hal ini sangat
memakan waktu yang lama dalam prosesnya.
1. Pengurus Karang Taruna harus mandatangi Kantor Suku Dinas Sosial
untuk mengajukan permohonan renovasi gedung atau bantuan.
2. Suku Dinas Sosial menerima dan menyimpan data informasi mengenai
kondisi gedung.
3. Suku Dinas Sosial melakukan survey ke lokasi gedung SKKT atas dasar
permohonan pengurus Karang Taruna.
4. Suku Dinas Sosial membuat laporan hasil survey.
5. Suku Dinas Sosial memberikan laporan hasil survey ke Dinas Sosial.
6. Suku Dinas Sosial dengan Dinas Sosial mengadakan rapat kelayakan
penerima renovasi gedung atau bantuan.
7. Membuat dokumen penerimaan renovasi atau bantuan gedung.
Gambar 4.2 Sistem yang Berjalan
P e n g u ru s S K K T
S u ku D in a s S o s ia l D a ta In fo rm a s i G e d u n g
R a p a t K e la ya ka n P e n e rim a a n B a n tu a n
D o ku m e n P e n e rim a a n
D o ku m e n H a s il S u rve y
G e d u n g S K K T
D in a s S o s ia l
2 . M e n y im p a n D a ta
3 . S u rve y L a p a n g a n
4 . M e m b u a t L a p o ra n
5 . D o ku m e n D ib e rika n
6 . M e la ku ka n R a p a t
7 . M e m b u a t
8 . M e n g h u b u n g i S K K T d a n M e m b e rika n B a n tu a n
1 . P e n g u ru s S K K T m e n d a ta n g i u n tu k
m e n g a ju ka n p e rm o h o n a n R e n o va s i G e d u n g a ta u B a n tu a n
64
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka kelemahan dari sistem
yang berjalan adalah sebagai berikut:
1. Data tidak terintegrasi dalam satu database (terkomputerisasi).
2. Membutuhkan waktu yang lama dalam penentuan lokasi.
3. Sulitnya mengetahui kondisi SKKT di Jakarta Selatan secara akurat
dengan menggunakan data atribut biasa, maka akan lebih baiknya
ditambahkan fungsi peta untuk melihat kondisi SKKT beserta
dokumentasinya.
4.1.4 Tujuan Pengembangan Sistem
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan dari pengembangan sistem, yaitu:
1. Kemampuan sistem memberikan informasi kondisi Sasana Krida Karang
Taruna secara spasial.
2. Kemampuan sistem dalam memvisualisasikan informasi Sasana Krida
Karang Taruna tersebut ke dalam bentuk tampilan web spasial yang
mudah dalam penggunaannya.
3. Memberikan kemudahan bagi pengurus Karang Taruna dalam
mengajukan permohonan bantuan dan renovasi gedung.
4. Mempercepat Suku Dinas Sosial dalam memberikan bantuan atau
renovasi gedung.
65
4.1.5 Sistem yang Diusulkan
Solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
adalah dengan menerapkan sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang
Taruna berbasis web di Jakarta Selatan. Berikut adalah fungsi-fungsi yang
diusulkan:
1. Memberikan informasi kondisi gedung Sasana Krida Karang Taruna
yang ada di Jakarta Selatan baik secara tabular maupun spasial.
2. Dapat memvisualisasikan hasil pengolahan data kondisi Gedung Sasana
Krida Karang Taruna yang ada di Jakarta Selatan dalam bentuk tampilan
peta.
Gambar 4.3 Sistem yang Diusulkan
Gambar 4.3 menjelaskan Suku Dinas sosial dengan mudah dapat
melakukan pencarian data informasi kondisi SKKT yang harus di renovasi atau
diberi bantuan, tanpa harus mensurvey lokasi SKKT di Jakarta Selatan. Bagi
SISKAT
Pengurus SKKT Suku Dinas Sosial
1. Input Form Permohonan Renovasi atau Bantuan2. Manajemen Data Permohonan
3. Manajemen Data Penerima Bantuan4. Melihat Data Bantuan
Database
Menyimpan Data Permohonan
5. Manajemen Peta SISKAT
Masyarakat
6. Manajemen Berita
7. Melihat Peta SISKAT
8. Melihat Berita
9. Melihat data tabular SKKT10. Input kritik saran
11. Melihat data tabular SKKT12. Input kritik saran
66
pengurus Karang Taruna dengan mudah dapat memberikan informasi kondisi
SKKT dan bagi masyarakat dapat melihat peta pesebaran lokasi Karang Taruna.
4.2 Workshop Design
Tahap workshop design (perancangan sistem) bertujuan untuk mencari
hasil optimal sistem yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai
faktor yang telah disampaikan dalam tahap perencanaan dan analisis. Dalam tahap
ini digunakan beberapa tools (alat) untuk mendeskripsikan rancangan sistem yang
diusulkan, yaitu:
4.2.1 Tahap Perancangan Sistem
4.2.1.1 Use Case Diagram
Pada use case diagram ini dijelaskan apa yang dilakukan oleh sistem
yang dibangun dan siapa saja yang akan berinteraksi dengan sistem tersebut
(Kendall dan Kendall, 2003). Berikut ini adalah use case diagram dari rancang
bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis
web di Jakarta Selatan:
67
Gambar 4.4 Use Case Diagram
Berikut adalah penjelasan aktor-aktor tersebut:
Tabel 4.1 Aktor pada Sistem
Nama Deskripsi
1. Pengurus Karang Taruna
2. Admin Sistem
Merupakan aktor yang dapat login,
menginput informasi kondisi yang ada di
SKKT yang terdapat di dalam system,
melihat data penerima renovasi atau
bantuan dan dapat memberikan kritik dan
saran.
Aktor ini diperuntukkan suku Dinas Sosial
<<extend>>
masyarakat
input permohonan
lihat data penerima renovasi atau
bantuan
lihat peta
lihat data SKKT
input kritik dan saran
lihat home
lihat profi lPengurus SKKT
permohonan
<<extend>>
input data penerima renovasi
atau bantuan
<<extend>>
manajemen peta
<<extend>>
kritik dan saran
<<extend>>
manajemen SKKT
<<extend>>
home
verifikasi username dan password
profi l
admin
68
3. Masyarakat
Jakarta Selatan, karena nantinya aktor inilah
yang akan memanajemen semua kegiatan
sistem, aktor ini mempunyai halaman
Admin sendiri.
Aktor yang dapat melihat peta, data SKKT,
berita dan juga dapat mengisi form kritik
dan saran.
a. Narasi Use Case Diagram
Sistem ini memiliki spesifikasi aktor, yaitu use case name, actor, brief
description, basic flow, alternate flow, pre condition dan post condition.
1. Narasi Use Case Login
Tabel 4.2 Narasi Use Case Login
Use Case Name Login
Use Case ID
Actor
1
Admin
Brief Description Admin melakukan login melalui form login dengan
memasukkan username dan password pada form yang
telah disediakan. Setelah itu klik ok, maka sistem akan
melakukan validasi username dan password ke dalam
database.
69
Basic Flow Masuk terlebih dahulu ke dalam menu utama dengan
menuliskan alamat link khusus Administrator. Sistem
menampilkan form login. Admin memasukkan
username dan password pada form login. Admin
mengirimkan username dan password dengan
memilih button login. Sistem memvalidasi kesesuaian
username dan password yang dimasukkan dengan
database yang terdapat pada sistem. Sistem
menampilkan halaman utama Admin.
Alternate Flow Jika Admin salah menuliskan link maka halaman
menu utama tidak akan tampil dalam web browser.
Jika pengguna salah memilih menu login maka form
login tidak tampil dan jika pengguna salah
menginputkan username dan password, maka akan
tampil pesan yang memberikan informasi peng-
inputan username dan password salah.
Pre Condition Admin harus mengetahui dan menuliskan link dengan
benar serta memilih form login yang telah disediakan
dengan benar.
70
Post Condition
Event Points
Admin berhasil login.
Sistem menampilkan form login
Admin login ke sistem dengan memasukkan
username dan password.
Masuk halaman utama admin
2. Narasi Use Case Manajemen Berita
Tabel 4.3 Narasi Use Case Manajemen beirta
Use Case Name Manajemen Berita
Use Case ID
Actor
2
Admin
Brief Description Use case yang mengelola data berita digunakan ketika
Admin ingin mengelola data berita.
Basic Flow 1. Admin memilih berita.
2. Sistem akan menampilkan berita secara
keseluruhan.
3. Admin dapat memilih tambah, edit atau hapus
untuk menghapus lalu menyimpan perubahannya
ke dalam database dengan mengklik button
“Simpan”.
4. Sistem akan menyimpan perubahan kedalam
71
database.
Alternate Flow -
Pre Condition Admin berhasil masuk ke halaman Admin
Post Condition
Events Points
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan
dalam database sistem.
1. Admin memilih data berita
2. Sistem menampilkan berita.
3. Admin mengklik button “Tambah Berita”, “Edit”
atau “Hapus”
4. Admin mengklik button “Simpan”
3. Narasi Use Case Manajemen permohonan renovasi atau bantuan.
Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen permohonan renovasi dan bantuan
Use Case Name Manajemen permohonan renovasi atau bantuan
Use Case ID
Actor
3
Admin
Brief Description Use case ini digunakan untuk Admin mengelola data
permohonan renovasi atau bantuan SKKT.
Flow of Events Use case ini Admin dimulai ketika mengelola data-
data yang terdapat di dalam sistem.
72
Basic Flow 1. Admin memilih data permohonan renovasi atau
bantuan.
2. Sistem akan menampilkan tabel yang berisi data
permohonan renovasi atau bantuan.
3. Admin dapat memilih “terima” atau “tolak” lalu
menyimpan perubahannya ke dalam database
dengan mengklik button “Simpan”.
4. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut
ke dalam database.
Alternate Flow -
Special Requirement -
Pre Condition Admin berhasil masuk halaman Admin.
Post Condition Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan
dalam database sistem.
Event Points 1. Sistem menampilkan tabel data permohonan
renovasi atau bantuan.
2. Admin dapat memilih “terima” atau “tolak”.
3. Admin mengklik button “Simpan”.
73
4. Narasi Use Case manajemen data penerima renovasi atau bantuan
Tabel 4.5 Narasi Use Case manajemen data penerima renovasi atau
bantuan
Use Case Name Manajemen data penerima renovasi atau bantuan
Use Case ID
Actor
4
Admin
Brief Description Use case ini digunakan untuk Admin mengelola data
penerima renovasi atau bantuan SKKT.
Flow of Events Use case ini Admin dimulai setelah Admin melihat
form yang berisi data permohonan renovasi atau
bantuan.
Basic Flow 1 Admin memilih data penerima renovasi atau
bantuan SKKT.
2 Sistem akan menampilkan tabel form dimana
Admin akan mengisi data penerima renovasi atau
bantuan SKKT.
3. Admin dapat memilih tambah, edit atau
menghapus lalu menyimpan perubahannya ke
dalam database dengan mengklik button
“Simpan”.
4. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut
ke dalam database.
74
Alternate Flow -
Pre Condition Admin berhasil masuk halaman Admin.
Post Condition Perubahan data yang telah dilakukan akan tersimpan
dalam database sistem.
Event Points 1 Admin memilih data penerima renovasi atau
bantuan.
2 Sistem menampilkan tabel data penerima
renovasi atau bentuan.
3 Admin mengklik button “Tambah”, “Edit” atau
“Hapus”.
4 Admin mengklik button “Simpan”.
5. Narasi Use Case Manajemen SKKT
Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen SKKT
Use Case Name Manajemen SKKT
Use Case ID
Actor
5
Admin
Brief Description Use case mengelola data SKKT.
Basic Flow 1. Admin memilih menu Manajemen SKKT.
2. Sistem akan menampilkan tabel yang berisi data
detail SKKT.
75
3. Admin dapat mengedit data detail SKKT.
4. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut.
Alternate Flow -
Pre Condition Admin berhasil masuk ke halaman Admin.
Post Condition
Even Points
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan
dalam database sistem.
1. Admin memilih menu Manajemen SKKT.
2. Sistem menampilkan data Manajemen SKKT
3. Admin mengklik button “Edit”
4. Admin mengklik button “Simpan”
6. Narasi Use Case Manajemen Peta
Tabel 4.7 Narasi Use Case manajemen peta
Use Case Name Manajemen Peta
Use Case ID
Actor
6
Admin
Brief Description Use case mengelola data peta digunakan ketika Admin
memilih ingin mengelola data-data atribut peta. Data
ini terdiri atas beberapa layer.
76
Basic Flow 1. Admin memilih data peta.
2. Sistem akan menampilkan tabel yang berisi data
atribut peta.
3. Admin dapat memilih “Edit” untuk mengedit data
atribut peta atau “Cetak” untuk mencetak data
atribut peta.
4. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut.
Alternate Flow -
Pre Condition Admin berhasil masuk ke halaman Admin.
Post Condition
Even Points
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan
dalam database sistem.
1. Admin memilih data peta.
2. Sistem menampilkan data atribut peta
3. Admin mengklik button “Edit”
4. Admin mengklik button “Simpan”
77
7. Narasi Use Case Manajemen Kritik dan saran.
Tabel 4.8 Narasi Use Case manajemen kritik dan saran
Use Case Name Manajemen Kritik dan saran
Use Case ID
Actor
7
Admin
Brief Description Use case mengelola data kritik dan saran digunakan ketika
Admin ingin mengelola data kritik dan saran.
Basic Flow 1. Admin memilih kritik dan saran.
2. Sistem akan menampilkan kritik dan saran secara
keseluruhan.
3. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut.
Alternate Flow -
Pre Condition Admin berhasil masuk ke halaman Admin
Post Condition
Events Points
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan dalam
database sistem.
1.Admin memilih data kritik dan saran.
2. Sistem menampilkan kritik dan saran.
78
8. Narasi Use Case Lihat berita
Tabel 4.9 Narasi Use Case lihat berita
Usecase Name Lihat berita
Use Case ID
Actor
8
Tamu
Brief Description Use case menampilkan data berita digunakan ketika
Tamu ingin menampilkan berita.
Flow of Events Use case ini dimulai ketika Tamu ingin menampilkan
berita yang terdapat di dalam sistem. Kemudian
Tamu mengakses sistem ini.
Basic Flow 1. Tamu memilih tampil berita.
2. Sistem akan menampilkan berita yang terdapat di
dalam database.
3. Tamu memilih salah satu berita dan Tamu
mengklik “Selengkapnya”.
4. Sistem akan menampilkan berita yang lebih
lengkap.
Alternate Flow -
Special Requirement -
Pre Condition Tamu berhasil masuk ke sistem.
Post Condition Sistem menampilkan berita.
Event Points 1. Tamu memilih tampil berita.
2. Sistem akan menampilkan berita.
79
3. Tamu mengklik “Selengkapnya”.
4. Sistem akan menampilkan berita yang dipilih.
9. Narasi Use Case Manajemen Input Permohonan renovasi atau bantuan.
Tabel 4.10 Narasi Use Case input permohonan renovasi dan bantuan
Use Case Name Input permohonan renovasi atau bantuan
Use Case ID
Actor
9
Pengurus SKKT
Brief Description Use case ini digunakan untuk pengurus SKKT untuk
mengisi data permohonan renovasi atau bantuan.
Flow of Events Use case ini dimulai ketika pengurus ingin
mengajukan permohonan renovasi atau bantuan yang
disediakan dalam system.
Basic Flow 1. Pengurus SKKT memilih input permohonan
renovasi atau bantuan.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengurus mengisi username dan password.
4. System akan menampilkan tabel yang berisi
form permohonan renovasi atau bantuan.
Alternate Flow -
Special Requirement -
Pre Condition Pengurus SKKT login
80
Post Condition Pengurus dapat mengakses permohonan renovasi atau
bantuan.
Event Points 1. Pengurus SKKT memilih input permohonan
renovasi atau bantuan.
5. Sistem menampilkan tabel input permohonan
renovasi atau bentuan.
6. Pengurus SKKT memasukan permohonan.
7. Pengurus SKKT menekan button “kirim”
10. Narasi Use Case lihat data penerima renovasi atau bantuan.
Tabel 4.11 Narasi Use Case lihat data penerima renovasi atau bantuan
Use Case Name Lihat data penerima renovasi atau bantuan
Use Case ID
Actor
10
Pengurus SKKT
Brief Description Use case ini digunakan pengurus SKKT untuk melihat
data penerima renovasi atau bantuan SKKT.
Flow of Events Use case ini dimulai setelah ketika pengurus SKKT
ingin melihat data penerima renovasi atau bantuan.
Basic Flow 1. Pengurus SKKT memilih permohonan renovasi
atau bantuan.
2. Sistem akan menampilkan data permohonan
renovasi atau bantuan SKKT.
81
3. Pengurus memilih hasil permohonan.
Alternate Flow -
Pre Condition Pengurus SKKT berhasil masuk ke halaman
permohonan renovasi atau bantuan.
Post Condition Sistem manampilkan data penerima bantuan.
Event Points 1. Pengurus SKKT memilih data penerima renovasi
atau bantuan.
2. Sistem menampilkan tabel hasil permohonan
renovasi atau bantuan.
11. Narasi Use Case lihat data SKKT.
Tabel 4.12 Narasi Use Case lihat data SKKT.
Usecase Name Lihat Data SKKT
Use Case ID
Actor
11
Pengurus SKKT dan Masyarakat
Brief Description Use case menampilkan data SKKT ketika pengurus
SKKT dan masyarakat memilih menu “SKKT” di
dalam sistem. Menu ini berfungsi untuk melihat
informasi mengenai SKKT.
Flow of Events Use case ini dimulai ketika pengurus SKKT dan
masyarakan ingin menampilkan data SKKT yang
terdapat di dalam sistem..
82
Basic Flow 1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil
data SKKT.
2. Sistem akan menampilkan data SKKT secara
keseluruhan.
3. Pengurus SKKT dan masyarakat dapat memilih
detail.
4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT.
Alternate Flow -
Special Requirement -
Pre Condition Pengurus SKKT dan masyarakat berhasil masuk ke
sistem.
Post Condition Sistem menampilkan menu SKKT.
Event Points 1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil
data SKKT.
2. Sistem akan menampilkan data SKKT.
3. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih salah
satu data SKKT.
4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT
secara detail.
83
12. Narasi Use Case lihat peta
Tabel 4.13 Narasi Use Case lihat peta
Usecase Name Melihat Peta
Use Case ID
Actor
12
Pengurus SKKT dan masyarakat.
Brief Description Use case digunakan ketika Pengurus SKKT dan
masyarakat ingin melihat peta SKKT di dalam
sistem.
Flow of Events Use case ini dimulai ketika Pengurus SKKT dan
masyarakat. ingin menampilkan data peta yang
terdapat di dalam system dan dapat mengakses sistem
ini.
Basic Flow 1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil
data peta.
2. Sistem akan menampilkan data peta secara
keseluruhan.
3. Pengurus SKKT dan masyarakat dapat memilih
salah satu point yang dapat menampilkan
informasi.
4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT yang
dipilih.
Alternate Flow -
Special Requirement -
84
Pre Condition Pengurus SKKT dan masyarakat berhasil masuk ke
sistem.
Post Condition Sistem menampilkan menu peta.
Event Points 1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil
data peta.
2. Sistem akan menampilkan peta.
3. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih salah
satu Point SKKT.
4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT.
13. Narasi Use Case Input Kritik dan Saran.
Tabel 4.14 Narasi Use Case input kritik dan saran
Usecase Name Input kritik dan saran
Use Case ID
Actor
13
Pengurus SKKT dan masyarakat
Brief Description Use case menampilkan form pengisian kritik dan
saran yang berkaitan dengan SKKT.
Flow of Events Use case ini dimulai ketika pengurus SKKT dan
masyarakat ingin menampilkan form kritik dan saran
yang terdapat di dalam system dan datpat mengakses
sistem ini.
85
Basic Flow 1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil
kritik dan saran.
2. Sistem akan menampilkan form kritik dan saran
yang terdapat di dalam database.
3. pengurus SKKT dan masyarakat menulis nama
pengirim, email, dan kritik dan saranya.
4. Sistem akan menyimpan form kritik dan saran
tersebut ke sistem.
Alternate Flow -
Special Requirement -
Pre Condition pengurus SKKT dan masyarakat berhasil masuk ke
sistem.
Post Condition Sistem menampilkan Kritik dan saran.
Event Points 1. Tamu memilih Kritik dan saran.
2. Sistem akan menampilkan form kritik dan saran.
3. Pengurus SKKT dan masyarakat menulis nama
pengirim, email, dan kritik dan saran.
4. Pengurus SKKT dan masyarakat menekan tombol
“Kirim” untuk mengirim Kritik dan saran.
5. Sistem akan menyimpan kritik dan saran.
86
4.2.1.2 Activity Diagram
Activity diagram memperlihatkan aliran aktivitas dalam sebuah proses.
Berikut ini adalah activity diagram dari rancang bangun sistem informasi
spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan:
a. Activity Diagram Login
Gambar 4.5 Activity Diagram Login
Gambar 4.5 menjelaskan tentang aktivitas saat user ingin masuk ke dalam
sistem. User yang terlibat dalam aktivitas login ini adalah Admin. Langkah
pertama yang harus dilakukan user adalah membuka web dan membuka halaman
admin kemudian melakukan login dengan cara mengisi username dan password,
lalu klik Ok kemudian sistem akan melakukan verifikasi username dan password,
jika salah maka sistem akan menampilkan kembali halaman login, tetapi jika data
sesuai maka sistem akan menampilkan halaman utama admin.
Membuka
halaman login
Klik Ok
Input username
dan password
Menampilkan
form login
Verifikasi username
dan password
Menampilkan halaman
utama admin
Salah
Benar
Mulai
Selesai
SistemAdmin
87
b. Activity Diagram Manajemen permohonan renovasi atau bantuan.
Gambar 4.6 Activity Diagram manajemen permohonan renovasi atau bantuan
Gambar 4.6 merupakan aktivitas dari use case Manajemen Permohonan
renovasi atau bantuan. Aktivitas ini menjelaskan pada saat admin ingin mengelola
permohonan renovasi atau bantuan. Langkah pertama yang harus dilakukan admin
adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama
Admin. Admin memilih halaman manajemen permohonan renovasi atau bantuan,
kemudian sistem akan menampilkan halaman manajemen permohonan renovasi
atau bantuan yang sebelumnya di input oleh pengurus SKKT kemudian admin
memilih “terima” atau “tolak” lalu sistem akan menyimpan perubahan ke dalam
database.
memilih halaman permohonan
renovasi atau bantuan
Input
permohonan
pilih kirim pilih batal
Pilih Simpan
menampilkan form permohonan
renovasi atau bantuan
menampilkan
pesan berhasil
pilih kriteria
bangunan
Sistempengurus SKKT
88
memilih halaman
manajemen SKKT
input form edit
data SKKT
Pilih Edit Pilih HapusPilih Tambah
Pilih Simpan
sistem menampilkan
data detail SKKT
Perubahan berhasil
tersimpah ke database
SistemAdmin Dinas
c. Activity Diagram manajemen SKKT.
Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen SKKT.
Gambar 4.8 merupakan aktivitas dari Use Case manajemen SKKT.
Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola data SKKT. Langkah
pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem
akan menampilkan halaman utama admin lalu memilih halaman manajemen
SKKT kemudian sistem akan menampilkan halaman form SKKT. Setelah itu
admin dapat mengedit pada form SKKT. Admin dapat memilih tambah, edit dan
hapus. Kemudian sistem akan menyimpan perubahan ke dalam database.
89
memilih halaman
manajemen peta
Pilih Edit Pilih Hapus Pilih CetakPilih Tambah
Pilih Simpan
menampilkan halaman
manajemen peta
menampilkan tabel
attribut data peta
mencetak data
yang dipilih
Perubahan berhasil
tersimpah ke database
SistemAdmin Dinas
d. Activity Diagram Manajemen Peta.
Gambar 4.9 Activity Diagram Manajemen Peta
Gambar 4.9 merupakan aktivitas dari Use Case Manajemen Peta. Aktivitas
ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola peta.. Langkah pertama yang harus
dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan
halaman utama Admin lalu memilih halaman manajemen peta. Admin dapat
memilih tambah, edit, dan hapus setelah itu pilih simpan maka perubahan akan
tersimpan ke dalam database. Admin juga dapat mencetak data yang dipilih.
90
e. Activity Diagram Manajemen berita
Gambar 4.10 Activity Diagram Manajemen berita
Gambar 4.10 merupakan aktivitas dari Use Case Manajemen Berita.
Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola data berita. Langkah
pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem
akan menampilkan halaman utama admin. Admin memilih halaman manajemen
berita, kemudian sistem akan menampilkan halaman manajemen berita. Admin
dapat memilih tambah dan meng-edit berita dengan meng-input berita, admin juga
dapat menghapus berita lalu pilih simpan, maka perubahan akan tersimpan ke
dalam database.
Memilih halaman
manajemen berita
Pilih Tambah Pilih Edit
Input berita
Pilih Batal
Pilih Hapus
Pilih Simpan
Menampilkan halaman
manajemen berita
Perubahan berhasil
tersimpan ke database
SistemAdmin Dinas
91
memilih halaman manajemen
kritik dan saran
pilih hapus
menampilkan halaman
manajemen kritik dan saran
Perubahan berhasil
tersimpan ke database
SistemAdmin Dinas
f. Activity Diagram Manajemen kritik dan saran.
Gambar 4.11 Activity Diagram Manajemen kritik dan saran
Gambar 4.10 merupakan aktivitas dari Use Case Manajemen kritik dan
saran. Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola kritik dan saran.
Langkah pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian
sistem akan menampilkan halaman utama admin. Admin memilih halaman
manajemen berita, kemudian sistem akan menampilkan halaman manajemen
berita. Admin dapat memilih tambah dan meng-edit berita dengan meng-input
berita, admin juga dapat menghapus berita lalu pilih simpan, maka perubahan
akan tersimpan kedalam database.
92
memilih
halaman berita
memilih
selengkapnya
menampilkan
halaman berita
menampilkan berita
secara lengkap
SistemPengurus SKKTdan Masyarakat
g. Activity Diagram lihat berita.
Gambar 4.12 Activity Diagram lihat berita.
Gambar 4.12 merupakan aktivitas dari Use Case lihat berita. Aktor yang
terlibat dalam aktivitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat, aktivitas ini
menjelaskan ketika aktor ingin melihat berita. Sistem akan menampilkan berita
yang dipilih dan juga dapat melihat berita lebih detail dengan mengklik button
“selengkapnya”.
93
h. Activity Diagram input permohonan renovasi atau bantuan.
Gambar 4.13 Activity Diagram input permohonan renovasi atau bantuan
Gambar 4.13 merupakan aktivitas dari Use Case input permohonan
renovasi atau bantuan. Aktor yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Pengurus
SKKT, Aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin mengajukan permohonan
renovasi atau bantuan. Sistem akan menampilkan form input permohonan
renovasi atau bantuan, aktor mengisi form yang disediakan sistem lalu mengklik
button kirim lalu sistem menampilkan pesan terkirim.
Memilih halaman manajemen
permohonan renovasi atau bantuan
pilih terima
mulai
pilih tolak
Pilih Simpan
Menampilkan halaman
permohonan renovasi atau bantuan
Perubahan berhasil tersimpan ke
database
pilih berdasarkan
kriteria bangunan
SistemAdmin Dinas
94
memilih halaman penerima
renovasi atau bantuan
menampilkan halaman data
penerima renovasi atau bantuan
Sistempengurus SKKT
memilih halaman
lihat SKKT
Pilih Cetakpilih detail
menampilkan
halaman SKKT
manempilkan
detail SKKT
mencetak data
SKKT
SistemPengurus SKKTdan Masyarakat
i. Activity Diagram lihat penerima renovasi atau bantuan.
Gambar 4.14 Activity Diagram lihat penerima renovasi atau bantuan.
Gambar 4.13 merupakan aktivitas dari Use Case lihat penerima renovasi
atau bantuan. Aktor yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Pengurus SKKT,
Aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin melihat data penerima renovasi atau
bantuan dengan memilih halaman lihat penerima renovasi atau bantuan.
j. Activity Diagram lihat SKKT
Gambar 4.15 Activity Diagram lihat SKKT
95
memilih
halaman peta
memilih layer peta
menampilkan peta
menampilkan layer peta
yang dipilih
SistemPengurus SKKTdan Masyarakat
Gambar 4.15 Aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin melihat data
SKKT. Aktor yang terlibat dalam aktifitas ini adalah Pengurus SKKT dan
Masyarakat. Aktor dapat memilih button “detail” dan “cetak” untuk menampilkan
informasi secara lengkap.
k. Activity Diagram lihat peta
Gambar 4.16 Activity Diagram lihat peta
Gambar 4.16 merupakan aktivitas dari use case lihat peta. Aktivitas ini
menjelaskan pada saat aktor ingin melihat data peta. Aktor yang terlibat dalam
aktifitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat. Aktor dapat melihat
informasi yang terdapat di dalam peta dengan memilih salah satu layer peta. Aktor
dapat memilih button “selengkapnya” untuk melihat data yang diinginkan lebih
detail dan aktor dapat mencetak data atribut peta.
96
memilih halaman
kritik dan saran
input kritik dan
saran
pilih kirim Pilih Batal
menampilkan form
kritik dan saran
menampilkan
pesan berhasil
SistemPengurus SKKTdan Masyarakat
l. Activity Diagram input kritik dan saran
Gambar 4.17 Activity Diagram input kritik dan saran.
Gambar 4.17 merupakan aktivitas dari Use Case input. Aktivitas ini
menjelaskan pada saat aktor mengisi kritik dan saran. Aktor yang terlibat dalam
aktifitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat. Aktor memilih halaman
kritik dan saran lalu sistem menampilkan form kritik dan saran dimana aktor dapat
mengisi form tersebut, kemudian pilih “kirim” maka pesan akan tersimpan ke
dalam database.
97
4.2.1.3 Class Diagram
Class diagram adalah tools yang digunakan untuk pembuatan database.
Diagram ini menggunakan hubungan antar kelas-kelas yang dibutuhkan dalam
database. Berikut ini adalah class diagram dari rancang bangun sistem informasi
spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta Selatan:
Gambar 4.18 Class Diagram
masyarakat
create()
read()
peta
id
koordinat
nama
alamat
foto
fasilitas
kegiatan
create()
read()
edit()
delete()
1
1..*
1
1..*berita
id_berita
nama
create()
edit()
read()
1..*1..* 1..*1..*
admin dinas
id user
id level
password
username
create()
read()
edit()
delete()
11 11
1..*
1
1..*
1
permohonan
id_permohonan
nama
alamat
keterangan
create()
read()
1..*
1
1..*
1
data penerima bantuan
id_penerima
nama
jumlah_dana
status
create()
edit()
hapus()
1..*
1
1..*
1
kritik dan saran
id_kritikdansaran
nama
kritikdansaran
create()
read()
delede()
1..*
1
1..*
1
login
pengurus SKKT
id_pengurusSKKT
username
password
create()
read()
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
0..*
1..*
0..*
98
: Admin Dinas : Admin Dinas : Login : Login
: login : login
1: membuka halaman login
2: menampilkan form login
3: input username dan password
4: verifikasi
5: data valid
6: menampilkan halaman utama
7: data tidak valid
8: menampilkan form login
Pada Gambar 4.18 class diagram ini menjelaskan keterhubungan antar
class yang terdapat pada rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana
Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta Selatan.
4.2.1.4 Sequence Diagram
Sequence diagram merupakan diagram interaksi yang menekankan pada
urutan waktu dari pertukaran message. Berikut ini adalah sequence diagram dari
rancang bangun sistem informasi spasial Krida Karang Taruna berbasis web Di
Jakarta Selatan:
a. Sequence Diagram Login
Gambar 4.19 Sequence Diagram Login
Pada Gambar 4.19 menampilkan interaksi ketika Admin ingin masuk ke
sistem. Admin mengisi username dan password pada form login, username dan
password divalidasi terlebih dahulu. Jika username dan password tidak valid,
99
maka akan menampilkan form login, tetapi jika benar maka sistem akan
menampilkan halaman utama Admin.
b. Sequence Diagram Admin dengan Manajemen Berita
Gambar 4.20 Sequence Diagram Admin dengan Manajemen Berita
Gambar 4.20 menampilkan interaksi pada saat Admin ingin mengelola
berita. Pada halaman berita, admin dapat menambah data berita dengan memilih
“tambah data” atau mengedit data berita dengan memilih “edit”, kemudian sistem
akan menyimpannya. Selain itu admin juga dapat menghapus data berita dengan
cara memilih “hapus”, kemudian sistem akan menghapus data berita yang dipilih.
: Admin Dinas : Admin Dinas : Berita : Berita
BeritaBerita
1: memilih halaman manajemen berita
2: menampilkan halaman manajemen berita
3: pilih tambah
4: menampilkan form berita
5: input form berita
6: pilih simpan
7: menyimpan data
8: berhasil disimpan
9: menampilkan halaman berita yang terupdate
100
c. Sequence Diagram Manajemen Peta
Gambar 4.21 Sequence Diagram Manajemen Peta
Gambar 4.21 menampilkan interaksi pada saat user ingin melihat menu
peta. User yang memiliki hak akses ini adalah Admin. Hal pertama yang
dilakukan adalah Admin memilih menu “halaman peta”, sistem menampilkan
halaman manajemen peta, Admin dapat memilih meng-edit data atribut peta.
Admin juga dapat mencetak data atribut peta.
: Admin Dinas : Admin Dinas : Peta : Peta
PetaPeta
1: pilih manajemen peta
2: menampilkan halaman manajemen peta
3: pilih tambah
4: menampilkan tabel attribut data peta
5: pilih simpan
6: menyimpan data
7: data tersimpan
8: menampilkan halaman peta terupdate
101
d. Sequence Diagram Masyarakat dengan Berita
Gambar 4.22 Sequence Diagram Masyarakat dengan Berita
Gambar 4.22 menampilkan interaksi pada saat masyarakan ingin melihat
berita yaitu dengan membuka halaman berita, masyarakat langsung dapat melihat
berita yang ingin di tampilkan.
e. Sequence Diagram Kritik dan Saran
Gambar 4.23 Sequence Diagram Kritik dan Saran
Gambar 4.23 menampilkan interaksi pada saat masyarakat ingin
mengirimkan kritik dan saran kepada Suku Dinas Sosial. Masyarakat memilih
: Masyarakat : Masyarakat : Berita : Berita : berita : berita
1: memilih halaman berita
2: memanggil data
3: memberikan data
4: menampilkan halaman berita
Halaman utama
sistem : GuestHalaman Kritik
dan Saran
Kritik dan
Saran
1. memilih menu kritik dan saran
1.1 menampilkan halaman kritik dan saran
2. mengisi dan mengirimkan kritik dan saran
2.1 kritik dan saran
102
menu “Kritik dan Saran”, sistem menampilkan halaman kritik dan saran, Tamu
mengisi dan mengirimkan kritik saran, kritik saran yang dikirimkan tersimpan
pada database.
f. Sequence Diagram Logout
Gambar 4.24 Sequence Diagram Logout
Gambar 4.24 menampilkan interaksi saat Admin ingin keluar dari sistem.
Admin memilih keluar sistem, kemudian sistem akan menampilkan halaman awal
sistem.
4.2.2 Tahap Perancangan Database
Berikut ini adalah penjelasan dari spesifikasi database rancang bangun
sistem informasi spasial objek wisata cagar budaya (studi kasus: Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta):
: Admin
Halaman Utama
AdminHalaman
Utama
1. memilih keluar sistem
1.1 kembali ke halaman utama sistem
103
4.2.2.1 Database Spasial
1. Tabel Batas Kecamatan
Nama File : admin_jakarta selatan.dbf
Isi : Data Atribut Batas Kecamatan
Primary Key: id_kec
Tabel 4.15 Database Batas Kecamatan
Field Tipe Panjang
Shape Polygon -
id_kec Int 11
nama_kec Varchar 60
2. Tabel Jalan
Nama File : nama_jalan.dbf
Isi : Data Atribut Jalan
Primary Key: Nama_Jalan.
Tabel 4.16 Database Jalan
Field Tipe Panjang
Shape Line -
Kecamatan String 50
Nama_Jalan String 254
3. Tabel skkt
Nama File : skkt.dbf
Isi : Data skkt
Primary Key: id_skkt
104
Tabel 4.17 Database skkt
Field Tipe Panjang
Id_skkt Varchar 2
Nama Varchar 23
Kelurahan Varchar 18
Kecamatan Varchar 16
Alamat Varchar 38
Kondisi Varchar 11
Gambar Varchar 100
Username Varchar 16
Password Varchar 16
4. Tabel permohonan
Nama File : permohonan.dbf
Isi : Data permohonan
Primary Key: id_mohon
Tabel 4.18 Database permohonan
Field Tipe Panjang
id_mohon int 6
id_skkt int 6
keterangan text -
Foto text -
Tanggal date -
Status Varchar 20
105
4.2.2.1 Database Non Spasial
1.Tabel Admin
Nama File : Admin.sql
Isi : Data Atribut Admin
Primary Key : id_Admin
Tabel 4.19 Database Admin
Field Tipe Panjang
Id_Admin Int 5
Username Varchar 255
Password Varchar 255
2. Tabel Berita
Nama File : berita.sql
Isi : Data Atribut Berita
Primary Key : id_brt
Tabel 4.20 Database Berita
Field Tipe Panjang
Id_brt Varchar 5
Tgl DateTime -
Penulis Varchar 50
Head Varchar 255
Isi Text -
Gambar Varchar 255
106
3. Tabel Kritik dan Saran
Nama File : ks.sql
Isi : Data Atribut Kritik dan Saran
Primary Key : id_kritik_dan_saran
Tabel 4.21 Database Kritik dan Saran
Field Tipe Panjang
Id_kritik_dan_saran Varchar 5
Email Text -
Tanggal DateTime 255
Judul Text -
Isi Text -
4.2.3 Tahap Perancangan User Interface
Berikut ini adalah gambar perancangan menu rancang bangun sistem
informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta
Selatan):
107
Berikut ini penjelasan mengenai setiap interface yang akan dibuat, yaitu:
a. Menu Beranda
Gambar 4.25 Menu Beranda
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu beranda:
1. Sistem Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna di
Jakarta Selatan adalah nama dari sistem yang dibuat.
2. Header merupakan tema atau nama dari aplikasi yang dibuat, yaitu
rancang bangun sistem informasi spasial Kondisi Sasana Krida Karang
Taruna di Jakarta Selatan.
3. Menu beranda merupakan menu yang menjelaskan mengenai rancang
bangun sistem informasi spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna
di Jakarta Selatan.
4. Menu peta merupakan menu yang menggambarkan peta provinsi DKI
Jakarta yang disertai dengan data Skkt.
5. Menu Skkt merupakan menu yang data Skkt dalam bentuk data atribut
(tabel).
108
6. Menu permohonan merupakan menu yang hanya dapat disisi oleh
pengurus Karang Taruna.
7. Menu kritik dan saran merupakan menu yang dapat digunakan oleh
pengguna untuk menyalurkan kritik dan saran mengenai web ataupun
Skkt di Jakarta Selatan.
b. Menu Profil
Berikut penjelasan tentang menu Profile:
1. Menu Profile yaitu mengenai visi misi dan struktur organisasi
2. User dapat mengklik untuk melihat visi misi dan struktur
organisasi.
109
c. Menu Peta
Gambar 4.26 Menu Peta
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu peta:
1. Tool tip digunakan untuk memilih data query peta.
2. Zoom in digunakan untuk memperbesar peta.
3. Zoom out untuk memperkecil peta.
4. Pan mode digunakan untuk menggeser peta baik secara vertikal
maupun horizontal.
5. Zoom full digunakan untuk men-zoom peta secara utuh.
6. Mode layer digunakan untuk memilih mode layer yang ditampilkan di
peta.
7. Select layer digunakan untuk menselect layer yang dipilih.
8. Mode search digunakan untuk mencari atribut spasial.
9. Button search digunakan untuk mencari atribut spasial.
10. Legenda digunakan untuk menampilkan legenda peta.
11. Map merupakan tempat menampilkan peta.
110
d. Menu SKKT
Gambar 4.27 Menu SKKT
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu Skkt:
1. Menu cagar budaya menampilkan daftar nama-nama Skkt di Jakarta
Selatan.
2. Pengguna dapat mencari ataupun memilih data Skkt yang diinginkan.
3. Pengguna dapat menampilkan data untuk melihat data yang dipilih.
4. Pengguna dapat mencetak data Skkt.
111
e. Menu Kritik dan Saran
Gambar 4.28 Menu Kritik dan Saran
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu kritik dan saran:
1. Menu kritik dan saran menampilkan kritik dan saran yang
disampaikan oleh pengguna.
2. Pengguna dapat menyalurkan kritik dan saran dengan memasukkan
nama, email dan komentar yang diinginkan dengan mengklik tombol
kirim.
f. Menu Login
Gambar 4.29 Menu Login
username
password
Login
112
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu login:
1. Menu login merupakan menu yang hanya dapat diakses oleh Admin.
2. Admin dapat menuliskan username dan password yang telah dibuat
sebelumnya untuk bisa masuk ke halaman Admin.
3. Sistem akan memvalidasi nama dan kata kunci yang dimasukkan oleh
Admin.
g. Menu Halaman Admin
Gambar 4.30 Menu Halaman Admin
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu halaman Admin:
a. Sistem akan menampilkan halaman beranda Admin apabila Admin
berhasil login.
b. Menu Admin terdiri atas beranda, manajemen Skkt, manajemen berita,
manajemen peta, manaemen permohonan, dan logout.
113
h. Manajemen Skkt
Gambar 4.31 Manajemen Skkt
Berikut ini adalah penjelasan mengenai manajemen skkt:
1. Admin dapat merubah data Skkt yang dipilih.
i. Menu Manajemen Berita
Gambar 4.32 Menu Manajemen Berita.
114
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu manajemen berita:
a. Menu berita akan tampil apabila Admin berhasil login dan memilih
menu berita.
b. Menu berita dapat digunakan untuk melihat daftar-daftar berita yang
ditampilkan di dalam sistem.
c. Di dalam menu berita juga terdapat button untuk menambah berita.
j. Manajemen Peta
Gambar 4.33 Manajemen Peta
Berikut penjelasan tentang menu manajemen peta :
1. Admin berhasil login maka akan tampil menu manajemen peta.
2. Menu edit salah satu data peta di sini yaitu layer yang ada pada peta.
3. Menu cetak dapat melakukan cetak data spasial pada salah satu
layer, maka sistem akan mencetaknya.
4. Admin dapat melakukan edit data ketika ada perubahan data peta.
115
k. Manajemen Promohonan
Gambar 4.34 Manajemen Permohonan
Berikut penjelasan tentang menu manajemen peta :
1. Admin berhasil login lalu memilih menu permohonan maka sistem
akan menampilkan form data yang masuk .
2. Admin akan memvalidasi data permohonan yang masuk dengan
pilihan menerima atau menolak data.
l. Menu Logout
Gambar 4.35 Menu Logout
116
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu logout:
1. Menu logout akan tampil apabila Admin berhasil login dan masuk ke
halaman Admin.
2. Admin dapat keluar dari sistem dengan memilih menu logout.
4.3 Implementation
Tahap ini merupakan fase di mana sistem informasi spasial dituangkan
dalam bentuk aplikasi, sehingga dapat digunakan oleh pengguna (Admin dan
Tamu) secara real. Aplikasi yang dihasilkan diharapkan dapat dipergunakan
dengan baik agar dapat membantu mempermudah dalam peng-input-an data
menjadi informasi.
4.3.1 Tahap Persiapan Data
Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul disesuaikan terlebih dahulu
format serta tipe datanya. Hal ini dilakukan agar data dapat diolah lebih lanjut
dengan perangkat lunak yang telah ditentukan.
Aplikasi SISSKAT ini dikembangkan dengan menggunakan hardware
dan software yang akan dijelaskan berikut :
1. Hardware
Perangkat keras yang digunakan adalah PC (Personal
Computer) yang terhubung dengan jaringan, baik jaringan
internet maupun lokal. Spesifikasi perangkat keras harus
dipenuhi untuk pengembangan perangkat lunak yang
117
dirancang adalah minimal dapat menjalankan perangkat
lunak sesuai kebutuhan. Perangkat yang dibutuhkan sangat
bergantung pada kebutuhan aplikasi itu sendiri.
2. Software
a. Sistem operasi komputer : Windows 7.
b. Program Ms4w (Mapserver for windows) sebagai local server.
c . P.mapper-3.1-beta4 sebagai program aplikasi webgis
untuk menampilkan peta pada browser.
d. ArcGIS 9.3 dan ArcView GIS 3.3 dengan extensi Register
and Transform tools sebagai tools untuk melakukan
pendigitasian dan pengolahan data.
e. PHP-win32 1.4.11 dan MySQL 5.0.45.
f. Text editor : Macromedia Dreamweaver, notepad++, dan
lainnya.
g. Browser internet : Mozilla, Opera, Safari, Google Chrome.
118
4.3.2 Tahap Pembangunan Sistem
a. User Interface Admin
1. Menu Login
Gambar 4.39 Menu Login
2. Menu Beranda Admin
Gambar 4.40 Menu Beranda Admin
119
3. Menu Manajemen SKKT
Gambar 4.41 Menu Manajemen SKKT
4. Menu Manajemen Berita
Gambar 4.42 Menu Manajemen Berita
5. Menu Manajemen Peta
Gambar 4.45 Menu Manajemen Peta
6. Menu Manajemen Permohonan
Gambar 4.46 Menu Manajemen Permohonan
121
7. Menu Logout
Gambar 4.332 Menu Logout
b. User Interface Pengurus SKKT dan Masyarakat
1. Menu Home
Gambar 4.47 Menu Home
122
2. Menu Profile
Gambar 4.48 Menu Profile
3. Menu Peta
Gambar 4.49 Menu Peta
123
4. Menu SKKT
Gambar 4.50 Menu SKKT
5. Menu Kritik dan Saran
Gambar 4.52 Menu Kritik dan Saran
124
4.3.3 Tahap Pengujian Sistem
Setiap aplikasi tentunya memerlukan testing atau pengujian. Pengujian
ini ditujukan agar aplikasi yang dibuat apakah sesuai dengan harapan atau tidak.
Di samping itu, pengujian aplikasi dapat mengetahui seberapa besar error atau
tingkat kesalahan pada aplikasi, Sehingga dapat dikoreksi ulang untuk
meminimalkan tingkat kesalahan yang ada.
Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi pada browser
(Mozila Firefox dan Google Chrome), melakukan input data yang diminta,
menyimpan data dan mengecek output yang ditampilkan apakah sesuai dengan
yang diharapkan atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode
BlacPengujian dilakukan oleh pihak bagian seksi peran serta masyarakat.
Berikut ini adalah tabel pengujian dengan menggunakan metode black box:
Tabel 4.22 Uji Coba Admin
No Unit program Aksi Hasil yang Diharapkan Hasil
1
Login Admin Input username danpassword yangbenar lalu kliklogin
Masuk account Admindengan username danpassword yang benar
Berhasil
2Login Admin Input username dan
password yangsalah lalu klik login
Gagal masuk accountAdmin
Berhasil
3Menu berandaAdmin
Klik beranda Masuk halaman utamaAdmin
Berhasil
4Menu Skkt Klik tambah skkt Masuk ke halaman form
tambah skktBerhasil
5Menu editberita
Klik edit berita Menampilkan data beritayang akan diedit
Berhasil
6Hapus berita Klik hapus berita Ada konfirmasi jika data
tersebut berhasil di hapusBerhasil
7Kirim berita Klik kirim berita Ada konfirmasi jika data
tersebut berhasil di kirimBerhasil
125
8Menupermohonan
Klik permohonan Menampilkan datapermohonan yang akandiedit
Berhasil
9Logout Klik logout Keluar dari account
AdminBerhasil
Tabel 4.23 Uji Coba Masyarakat
No Unit program Aksi Hasil yang Diharapkan Hasil
1.aMenu beranda Klik beranda Masuk halaman utama
PengunjungBerhasil
b. Menu Profile Klik visi dan misi Menampilkan visi dan misi Berhasil
c.Menu Profile Klik struktur
organisasiMenampilkan strukturorganisasi
Berhasil
2Menu skkt Klik skkt Menampilkan daftar data
tabular skktBerhasil
3Menu peta Klik peta Masuk halaman peta dan
menampilkan peta skktBerhasil
4Menu kritikdan saran
Klik kritik dansaran
Menampilkan halaman kritikdan saran
Berhasil
Tabel 4.24 Uji Coba pengurus skkt
No Unit program Aksi Hasil yang Diharapkan Hasil
1Menupermohonan
Klik menupermohonan
Masuk halaman login Berhasil
2permohonan Klik permohonan Menampilkan form
permohonanBerhasil
3hasilpermohonan
Klik hasilpermohonan
Menampilkan data hasilpermohonan
Berhasil
7Menu logout Klik logout Menampilkan halaman
logoutBerhasil
126
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sistem Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna Di
Jakarta Selatan dirancang menggunakan metode pengembangan
sistem RAD (Rapid Aplication Development) dengan notasi UML.
Menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database menggunakan
MySQL serta framework pmapper, WebGis, ArcGIS, Adobe
Dreamweaver 8.
2. Setelah dilakukan uji coba pada prototype sistem SISKAT, fitur yang
terdapat pada sistem ini sesuai dengan prosedur permintaan.
127
5.2. Saran
Sistem yang dibangun masih memiliki beberapa kekurangan dan
keterbatasan, oleh sebab itu ada beberapa hal yang perlu dikembangan oleh
peneliti selanjutnya agar menjadi lebih baik.
1. Dikembangkan menjadi sistem berbasis mobile. Sehingga dapat
diakses dimanapun dan kapanpun.
2. Foto dapat di tampilkan di peta sehingga dapat lebih mudah dan jelas.
128
DAFTAR PUSTAKA
Aziz M, Pujiono S. 2006. Sistem Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web.
Yogyakarta: Gava Media.
Damayanty, Vivy. 2012. Peranan Karang Taruna dalam Mengembangkan Sikap
Kepemimpinan Remaja. Universitas Pendidikan Indonesia diakses di
http://repository.upi.edu
GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar.
Banda Aceh: Staf Pemerintah Kota Banda Aceh.
Jogiyanto. 2000. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Jogiyanto, HM. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Jogiyanto HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Kendall KE, Kendall JE. 2002. System Analysis and Design. New Jersey: Pearson
Education. Diterjemahkan oleh: Hafidh TA. 2003. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Kendall. 2008. Analisis dan perancangan sistem. Jakarta, Indeks.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Prahasta, Eddy. 2005. Konsep - Konsep Dasar Sistem Infomasi Geografis . Penerbit
Informatika, Bandung.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis : Tutorial Arcview. Penerbit
Informatika, Bandung.
129
Prahasta, Eddy. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer.
Bandung: Informatika.
Prahasta, Eddy. 2009. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit
Informatika, Bandung.
Prahasta, Eddy. 2009. Tutorial Arcview. Penerbit Informatika, Bandung.
Pressman, SR. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi.
Putra SJ, Subiyakto A. 2006. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press.
Sidik, B. 2006. Pemrogaraman web dengan PHP. Informatika Bandung.
Simamarta. 2010. Rekayasa perangkat lunak. Yogyakarta, Andi offset.
Suku Dinas Sosial. 2012. Pedoman Dasar Karang Taruna Jakarta Selatan
Suku Dinas Sosial. 2010. Pedoman Pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna.
Suprianto D. 2008. Pemrograman PHP. Bandung: Oase Media.
Turban Efraim, R Kelly Rainer jr, Richard E, Potter. 2006. Pengantar Teknologi
Informasi. Jakarta, Salemba Infotek.
Whitten. 2004. Metode desain dan analisis sistem. Edisi ke 6. Yogyakarta, Andi
Offset.
LAMPIRAN A
WAWANCARA
Tempat : Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
Alamat : Jl.Prapanca Raya no.09 Blok C Lt.5 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Hari/Tanggal : 17 April 2013
Staf Responden : Dra. Eni Fahriani.
Jabatan : Staf Bidang Informasi
1. Apa yang dimaksud SKKT dan apa tujuannya di bangun SKKT itu ?
Jawaban: SKKT merupakan Sasana Krida Karang Taruna yang bertujuan untuk
mengembangkan kreativitas anggota karang taruna dan sebagai wadah kegiatan sosial
bagi masyarakat.
2. Apa saja kegiatan Karang Taruna ?
Jawaban: macam-macam yah, biasanya yang paling menonjol dari semua kegiatan
yaitu terutama di bidang sosial kemasyarakatan seperti diantaranya kerja bakti, usaha
ekonomi prodiktif yang diadakan oleh Suku Dinas Sosial, selain itu karang taruna
juga sebagai pilar-pilar kepemudaan yang diakui oleh Negara.
3. Sejauh ini berapa banyak kondisi SKKT yang kurang baik ?
Jawaban: Di Jakarta Selatan ada 34 skkt di Jakarta Selatn, tetapi 3 gedung udah
di bongkar karena sudah tidak layak dan itu di bangun ditanah bukan
peruntukannya. Jadi sekarang berjumlah 31 skkt.
4. Bagaimana cara pengurus SKKT untuk mengajukan permohonan renovasi ?
Jawaban: Dalam hal ini Suku Dinas Sosial menerima data skkt per 1 tahun sekali itu
pun dari hasil survey. Pengurus skkt harus mengajukan permohonan kepada suku dinas
kemudian kami akan mensurvey lokasi. Kalau untuk penerimaannya kami harus melihat
kelayakan untuk bantuan tersebut apakah memang perlu mendapat bantuan atau tidak .
5. Bagaiman cara masyarakat mengetahui pesebaran SKKT Di Jakrta Selatan ?
Jawaban: jika masyarakat ingin megetahui lokasi yang ada masyarakan harus
mendatangani kantor suku dinas dan membawa surat pengatar setelah itu kami baru
akan memberi data lokasi skkt atau bisa langsung dating ke kelurahan.
6. Bagaimana Suku Dinas Sosial dalam mengelola SKKT?
Jawaban: ini menjadi acuan untuk memberikan pelayanan untuk skkt dalam
menyelenggarakan pembinaan dan mengoptimalkan fungsi skkt tersebut sebagai saran
kegiatan pembinaan generasi muda.
<script type="text/javascript"src="jquery.min.js"></script>
<script type="text/javascript"src="ddaccordion.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
ddaccordion.init({
headerclass:"submenuheader", //SharedCSS class name of headersgroup
contentclass:"submenu", //Shared CSSclass name of contents group
revealtype: "click",//Reveal content when userclicks or onmouseover theheader? Valid value: "click","clickgo", or "mouseover"
mouseoverdelay:200, //ifrevealtype="mouseover", setdelay in milliseconds beforeheader expands onMouseover
collapseprev: true,//Collapse previous content(so only one open at anytime)? true/false
defaultexpanded: [],//index of content(s) open by
LAMPIRAN
SOURC CODE
Peta
default [index1, index2, etc][] denotes no content
onemustopen: false,//Specify whether at least oneheader should be open always(so never all headers closed)
animatedefault: false,//Should contents open bydefault be animated intoview?
persiststate: true,//persist state of openedcontents within browsersession?
toggleclass: ["", ""],//Two CSS classes to beapplied to the header whenit's collapsed and expanded,respectively ["class1","class2"]
togglehtml: ["suffix","<img src='images/plus.gif'class='statusicon' />", "<imgsrc='images/minus.gif'class='statusicon' />"],//Additional HTML added tothe header when it's collapsedand expanded, respectively["position", "html1","html2"] (see docs)
animatespeed: "fast",//speed of animation: integerin milliseconds (ie:
200), or keywords "fast","normal", or "slow"
oninit:function(headers, expandedindices){//custom code to run whenheaders have initalized
//do nothing
},
onopenclose:function(header, index, state,isuseractivated){ //customcode to run whenever aheader is opened or closed
//do nothing
}
})
</script>
<script src="jquery.jclock-1.2.0.js.txt"type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript"src="jconfirmaction.jquery.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
$(document).ready(function() {
$('.ask').jConfirmAction();
});
</script>
<scripttype="text/javascript">
$(function($) {
$('.jclock').jclock();
});
</script>
<link rel="stylesheet"type="text/css"href="style.css" />
<script language="javascript"type="text/javascript"src="niceforms.js"></script>
<link rel="stylesheet"type="text/css" media="all"href="niceforms-default.css"/>
<script language="javascript"type="text/javascript">
function clearText(field)
{
if (field.defaultValue ==field.value) field.value = '';
else if (field.value == '')field.value =field.defaultValue;
}
</script>
<script type="text/javascript"src="../js/jquery.min.js"></script>
<scripttype="text/JavaScript"src="../js/slimbox2.js"></script>
<?php
include ("header.php");
?>
<divid="templatemo_header">
<div id="site_title">
</div>
</div>
<iframe src="gis.php"width="960" height="650"scrolling="no"
frameborder="0"align="center"></iframe>
<!-- end of main -->
<!-- end oftemplatemo_wrapper -->
<?phpinclude("footer.php");?>
<script type="text/javascript"src="jquery.min.js"></script>
<script type="text/javascript"src="ddaccordion.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
ddaccordion.init({
headerclass:"submenuheader", //SharedCSS class name of headersgroup
contentclass:"submenu", //Shared CSSclass name of contents group
revealtype: "click",//Reveal content when userclicks or onmouseover theheader? Valid value: "click","clickgo", or "mouseover"
mouseoverdelay:200, //ifrevealtype="mouseover", setdelay in milliseconds beforeheader expands onMouseover
collapseprev: true,//Collapse previous content
(so only one open at anytime)? true/false
defaultexpanded: [],//index of content(s) open by
Permohonan
default [index1, index2, etc][] denotes no content
onemustopen: false,//Specify whether at least oneheader should be open always(so never all headers closed)
animatedefault: false,//Should contents open bydefault be animated intoview?
persiststate: true,//persist state of openedcontents within browsersession?
toggleclass: ["", ""],//Two CSS classes to beapplied to the header whenit's collapsed and expanded,respectively ["class1","class2"]
togglehtml: ["suffix","<img src='images/plus.gif'class='statusicon' />", "<imgsrc='images/minus.gif'class='statusicon' />"],//Additional HTML added tothe header when it's collapsedand expanded, respectively["position", "html1","html2"] (see docs)
animatespeed: "fast",//speed of animation: integerin milliseconds (ie: 200), orkeywords "fast", "normal", or"slow"
oninit:function(headers, expandedindices){//custom code to run whenheaders have initalized
//do nothing
},
onopenclose:function(header, index, state,isuseractivated){ //customcode to run whenever aheader is opened or closed
//do nothing
}
})
</script>
<script src="jquery.jclock-1.2.0.js.txt"type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript"src="jconfirmaction.jquery.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
$(document).ready(function() {
$('.ask').jConfirmAction();
});
</script>
<scripttype="text/javascript">
$(function($) {
$('.jclock').jclock();
});
</script>
<link rel="stylesheet"type="text/css"href="style.css" />
<script language="javascript"type="text/javascript"src="niceforms.js"></script>
<link rel="stylesheet"type="text/css" media="all"href="niceforms-default.css"/>
<script language="javascript"type="text/javascript">
function clearText(field)
{
if (field.defaultValue ==field.value) field.value = '';
else if (field.value == '')field.value =field.defaultValue;
}
</script>
<script type="text/javascript"src="../js/jquery.min.js"></script>
<scripttype="text/JavaScript"src="../js/slimbox2.js"></script>
<?php
include ("header.php");
?>
<divid="templatemo_header">
<div id="site_title">
</div>
</div>
<divid="templatemo_main22">
<divclass="col_w900col_w900_last">
<div id="gallery">
<div align="justify"class="col_w420 float_l">
<tr>
<td> <?php
include"config/config.php";
include"config/fungsi_indotgl.php";
include"config/class_paging.php";
echo "
<divstyle=\"font-family: verdana;font-size: 16px; font-weight:bold;padding: 25px 0 10px0;\" align=\"center\">DataTabular SKKT JakartaSelatan</div>
<div style=\"padding-top:10px;\">
<table width=\"60%\"border=\"1\" style=\"border-collapse: collapse;\"align=\"center\">
<trbgcolor=\"#0099cc\"align=\"center\"style=\"color: white;\">
<thscope=\"col\"
class=\"rounded-company\">No</th>
<thscope=\"col\"class=\"rounded\">NamaSKKT</th>
<thscope=\"col\"class=\"rounded\">Aksi</th>
</tr>";
$p = new Paging;
$batas = 17;
$posisi = $p->cariPosisi($batas);
$tampil=mysql_query("SELECT * FROM skkt
WHERE
nama LIKE'%$_GET[kata]%'
ORDER BYid_skkt ASC LIMIT$posisi,$batas");
$no = $posisi+1;
while($r=mysql_fetch_array($tampil)){
echo "<trbgcolor=\"$warna\"><tdalign=\"center\">$no</td>
<td>$r[nama]</td>
<tdalign=\"center\"><ahref=skkt_detail.php?id=$r[id_skkt]>Tampil</a>
</td>
</tr>";
$no++;
}
echo "</table>";
$jmldata =mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROMskkt"));
$jmlhalaman = $p->jumlahHalaman($jmldata,$batas);
$linkHalaman = $p->navHalaman($_GET[halaman], $jmlhalaman);
echo "<divid=paging>$linkHalaman</div><br>";
?>
</td>
</tr>
</div>
</div>
</div>
<divclass="cleaner"></div>
<spanclass="bottom"></span>
</div>
<divclass="cleaner"></div>
<spanclass="bottom"></span></div>
<!-- end of main -->
<!-- end oftemplatemo_wrapper -->
<?phpinclude("footer.php");?>
<script type="text/javascript"src="jquery.min.js"></script>
<script type="text/javascript"src="ddaccordion.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
ddaccordion.init({
headerclass:"submenuheader", //SharedCSS class name of headersgroup
contentclass:"submenu", //Shared CSSclass name of contents group
revealtype: "click",//Reveal content when userclicks or onmouseover theheader? Valid value: "click","clickgo", or "mouseover"
mouseoverdelay:200, //ifrevealtype="mouseover", setdelay in milliseconds beforeheader expands onMouseover
collapseprev: true,//Collapse previous content(so only one open at anytime)? true/false
defaultexpanded: [],//index of content(s) open bydefault [index1, index2, etc][] denotes no content
SKKT
onemustopen: false,//Specify whether at least oneheader should be open always(so never all headers closed)
animatedefault: false,//Should contents open bydefault be animated intoview?
persiststate: true,//persist state of openedcontents within browsersession?
toggleclass: ["", ""],//Two CSS classes to beapplied to the header whenit's collapsed and expanded,respectively ["class1","class2"]
togglehtml: ["suffix","<img src='images/plus.gif'class='statusicon' />", "<imgsrc='images/minus.gif'class='statusicon' />"],//Additional HTML added tothe header when it's collapsedand expanded, respectively["position", "html1","html2"] (see docs)
animatespeed: "fast",//speed of animation: integerin milliseconds (ie: 200), orkeywords "fast", "normal", or"slow"
oninit:function(headers, expandedindices){//custom code to run whenheaders have initalized
//do nothing
},
onopenclose:function(header, index, state,isuseractivated){ //customcode to run whenever aheader is opened or closed
//do nothing
}
})
</script>
<script src="jquery.jclock-1.2.0.js.txt"type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript"src="jconfirmaction.jquery.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
$(document).ready(function() {
$('.ask').jConfirmAction();
});
</script>
<scripttype="text/javascript">
$(function($) {
$('.jclock').jclock();
});
</script>
<link rel="stylesheet"type="text/css"href="style.css" />
<script language="javascript"type="text/javascript"src="niceforms.js"></script>
<link rel="stylesheet"type="text/css" media="all"href="niceforms-default.css"/>
<script language="javascript"type="text/javascript">
function clearText(field)
{
if (field.defaultValue ==field.value) field.value = '';
else if (field.value == '')field.value =field.defaultValue;
}
</script>
<script type="text/javascript"src="../js/jquery.min.js"></script>
<scripttype="text/JavaScript"src="../js/slimbox2.js"></script>
<?php
include ("header.php");
?>
<divid="templatemo_header">
<div id="site_title">
<div id="twitter"><ahref=""></a></div>
</div>
</div>
<divid="templatemo_main22">
<divclass="col_w900col_w900_last">
<div id="gallery">
<div align="justify"class="col_w float_l">
<td>
<?php
include "config/config.php";
include"config/fungsi_indotgl.php";
include "config/library.php";
include"config/class_paging.php";
?>
<tablewidth="100%" border="0"align="center"cellpadding="0"cellspacing="0">
<tr>
</tr>
<tr>
<td><table width="100%"align="center"cellpadding="0"cellspacing="0">
<tr>
<td><tablewidth="100%" border="0"cellspacing="0"cellpadding="0">
<tr>
<td><tablewidth="100%" border="0"cellspacing="0"cellpadding="0"class="kotak-10">
<tr>
<td>
<h2align="center"><u> DataDetail SKKT Jakarta Selatan</u> </h2>
<table width="532"border="0" align="center">
<?php
$detail=mysql_query("SELECT * FROM skkt
WHEREid_skkt='$_GET[id]'");
$skkt =mysql_fetch_array($detail);
?>
<tr>
<td width="157"><spanclass="style10">NamaSKKT</span></td>
<td width="15">:</td>
<td width="353"><?phpecho $skkt[nama]?></td>
</tr>
<tr>
<td><spanclass="style10">Kecamatan</span></td>
<td>:</td>
<td><?php echo$skkt[kecamatan] ?></td>
</tr>
<tr>
<td><spanclass="style10">Kelurahan</span></td>
<td>:</td>
<td><?php echo$skkt[kelurahan] ?></td>
</tr>
<tr>
<td>Alamat</td>
<td>:</td>
<td><?php echo$skkt[alamat] ?></td>
</tr>
<tr>
<td>Kondisi</td>
<td>:</td>
<td><?php echo$skkt[kondisi] ?></td>
</tr>
<tr><td colspan="3"><imgsrc="admin/foto_skkt/<?phpecho $skkt[gambar]; ?>"height="336px"width="448px"</td></tr>
</form>
</table>
</td>
</tr>
<tr>
<td></td>
</tr>
</table></td>
</tr>
</table></td>
</tr>
</table></td>
</tr>
</table> </div>
<divclass="cleaner"></div>
</div>
</div>
<divclass="cleaner"></div>
<spanclass="bottom"></span>
</div>
<divclass="cleaner"></div>
<spanclass="bottom"></span>
<!-- end oftemplatemo_wrapper -->
<?php include ("footer.php");?>
INDEX
<script type="text/javascript"src="jquery.min.js"></script>
<script type="text/javascript"src="ddaccordion.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
ddaccordion.init({
headerclass:"submenuheader", //SharedCSS class name of headersgroup
contentclass:"submenu", //Shared CSSclass name of contents group
revealtype: "click",//Reveal content when userclicks or onmouseover theheader? Valid value: "click","clickgo", or "mouseover"
mouseoverdelay:200, //ifrevealtype="mouseover", setdelay in milliseconds beforeheader expands onMouseover
collapseprev: true,//Collapse previous content(so only one open at anytime)? true/false
defaultexpanded: [],//index of content(s) open bydefault [index1, index2, etc][] denotes no content
onemustopen: false,//Specify whether at least oneheader should be open always(so never all headers closed)
animatedefault: false,//Should contents open bydefault be animated intoview?
persiststate: true,//persist state of openedcontents within browsersession?
toggleclass: ["", ""],//Two CSS classes to beapplied to the header whenit's collapsed and expanded,respectively ["class1","class2"]
togglehtml: ["suffix","<img src='images/plus.gif'class='statusicon' />", "<imgsrc='images/minus.gif'class='statusicon' />"],//Additional HTML added tothe header when it's collapsedand expanded, respectively["position", "html1","html2"] (see docs)
animatespeed: "fast",//speed of animation: integerin milliseconds (ie: 200), orkeywords "fast", "normal", or"slow"
oninit:function(headers, expandedindices){//custom code to run whenheaders have initalized
//do nothing
},
onopenclose:function(header, index, state,isuseractivated){ //customcode to run whenever aheader is opened or closed
//do nothing
}
})
</script>
<script src="jquery.jclock-1.2.0.js.txt"type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript"src="jconfirmaction.jquery.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
$(document).ready(function() {
$('.ask').jConfirmAction();
});
</script>
<scripttype="text/javascript">
$(function($) {
$('.jclock').jclock();
});
</script>
<link rel="stylesheet"type="text/css"href="style.css" />
<script language="javascript"type="text/javascript"src="niceforms.js"></script>
<link rel="stylesheet"type="text/css" media="all"href="niceforms-default.css"/>
<script language="javascript"type="text/javascript">
function clearText(field)
{
if (field.defaultValue ==field.value) field.value = '';
else if (field.value == '')field.value =field.defaultValue;
}
</script>
<script type="text/javascript"src="../js/jquery.min.js"></script>
<scripttype="text/JavaScript"src="../js/slimbox2.js"></script>
<?php
include ("header.php");
?>
<divid="templatemo_header">
<div id="site_title">
<div id="twitter"><ahref=""></a></div>
<h1><ahref=""></a></h1>
</div>
</div>
<divid="slider_wrapper">
<div id="slider">
<a href="#"><imgsrc="images/slideshow/0033.jpg" alt="0033" title="PoskoBanjir" /></a>
<a href="#"><imgsrc="images/slideshow/0011.jpg" alt="0011"title="Kerjasama Masyarakatdengan Karang Taruna"/></a>