skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/690/1/skripsi nur janah (2).pdf · iv kementerian...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA
TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR JANAH
NIM : 111 11 017
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iii
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA
TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR JANAH
NIM : 111 11 017
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]
Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
: Saudari Nur Janah
Kepada
Yth. Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Nur Janah
Nim : 111 11 017
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match
Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 06 Januari 2016
Dra. Hj.Maryatin, M.Pd
NIP. 19690402 199803 2001
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 2015/2016
NUR JANAH
NIM : 111 11 017
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : M. Farid Abdullah, S.PdI., M.Hum __________________
Sekretaris Penguji : Dra. Hj. Maryatin, M.Pd __________________
Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd __________________
Penguji II : Drs. Abdul Syukur, M.Si _________________
Salatiga, 27 Januari 2016
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP: 19670121 199903 1 00
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Janah
NIM : 111 11 017
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Judul : HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD
MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIDIKAN
AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA
TAHUN 2015/2016.
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 06 Januari 2016
Yang menyatakan,
Nur Janah
NIM: 11111017
vii
MOTTO
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Taatilah Allah dan Taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu,
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”(Q.S. An-Nisa’: 49).
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayahandaku Idris dan Ibundaku Sarminah yang sangat saya
sayangi dan hormati yang tak kenal lelah mendidik, mendoakan dan
membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah putus serta
nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.
2. Saudara-saudaraku (Mbak Markhamah, Mbak Munjayanah, mbak
Siti Asnah, Kang Supriyadi dan adikku Mushlih serta kakak-
kakak iparku, Dan tidak lupa juga keponakan – keponakanku yang
tercinta Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan buat aku
biar cepat menyelesaikan skripsi ini.
3. Para sahabat yang selalu menemani di saat suka maupun senang,
yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan, yang telah
membantu memperlancar dalam penyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu
kelas PAI A angkatan tahun 2011, kelompok PPL di SMAN 2
Salatiga, kelompok KKN di Dusun Suruh, Desa Banyuadem, Kab.
Magelang, dan teman lainnya di IAIN Salatiga yang selalu
memberikanku semangat berjuang dalam hal apapun serta
memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang
bermanfaat.
5. Dan kepada semua pihak yang turut membantu terselesainya
skripsi ini, penulis minta maaf karena tidak bisa menyebutkan satu
persatu.
ix
KATA PENGANTAR
حيم حمن الره الره بسم للاه
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang yang dengan rahmat, taufik,
serta hidayah- Nya skripsi dengan judul Hubungan Penggunaan Metode
Index Card Match Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016 bisa diselesaikan. Sholawat dan
salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad
SAW, serta kepada para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa
mengikuti dan mengamalkan ajaran- ajaran Beliau.
Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai
tanpa motivasi, dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak
terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan
setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
dengan setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga.
4. Terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. selaku
pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya,
dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan
bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
x
5. Bapak M. Farid Abdullah, S.PdI. selaku pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian
akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan akademik.
7. Bapak kepala sekolah beserta guru-guru di SMK Al Falah Salatiga
yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi.
Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak guna perbaikan naskah di masa yang
akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 06 Januari 2016
Penulis
NUR JANAH
NIM: 111 11 017
xi
ABSTRAK
Janah,Nur. 2015. Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match Dengan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam SMK Al Falah Salatiga Tahun
2015/2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra.
Maryatin. M.Pd.
Kata Kunci: Metode, Index Card Match, Prestasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana penggunaan
metode Index Card Match siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016, (2)
Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah
Salatiga tahun 2015/2016, (3) Adakah hubungan penggunaan metode Index Card
Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah
Salatiga tahun 2015/2016.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasional.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157. Dengan pengambilan
sampel sebanyak 60 responden. Kemudian metode pengumpulan data
menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Selanjutnya data
penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus persentase dan
rumus product moment yang kemudian disajikam dalam bentuk deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penggunaan metode Index Card
Match dalam kategori tinggi 10 siswa dengan persentase 16,67%, kemudian
dalam kategori sedang 35 siswa dengan persentase 58,33%, dan yang termasuk
dalam kategori kurang 15 siswa dengan persentase 25%, (2) Prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa dalam kategori tinggi 18 siswa dengan persentase
30%, kemudian dalam kategori sedang 24 siswa dengan persentase 40%, dan yang
termasuk dalam kategori kurang 18 siswa dengan persentase 30%, (3) Hubungan
penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa kelas X SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2015/2016, dibuktikan
dengan hasil perhitungan koefisien korelasi product moment yaitu rxy hitung
sebesar 0,237 sedangkan r tabel product moment dengan N= 60 dengan taraf
signifikan 1% yaitu 0,330 dan rxy hitung yang lebih kecil dari r tabel dengan taraf
signifikan 5% yaitu 0,254. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.
Maka hipotesis yang diajukan ditolak.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 8
E. Kegunaan Penelitian....................................................................... 8
F. Definisi Operasional....................................................................... 9
G. Metode Penelitian........................................................................... 13
xiii
H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 21
A. Pengggunaan metode Index Card Match ........................................... 21
B. Prestasi Belajar ................................................................................... 26
C. Pendidikan Agama Islam .................................................................... 46
D. Hubungan Penggunaan metode Index Card Match Dengan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam.........................................................56
BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 60
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 60
B. Penyajian Data .............................................................................. 68
BAB IV ANALISIS DATA............................................................................ . 77
A. Analisis Pertama.................................................................................. 77
B. Analisis Kedua .................................................................................... 88
C. Analisis Ketiga .................................................................................... 98
D. Analisis Hasil Uji Hipotesis............................................................ 104
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 105
A. Kesimpulan.................................................................................... 105
B. Saran-saran .................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur organisasi guru dan karyawan .............................................. 64
Tabel 3.2 Data guru............................................................................................. 65
Tabel 3.3 Data karyawan...................................................................................... 66
Tabel 3.4 Data siswa ............................................................................................ 66
Tabel 3.5 Data sarana dan prasarana .................................................................... 67
Tabel 3.6 Data responden ..................................................................................... 68
Tabel 3.7 Jawaban angket penggunaan metode Index Card Match ..................... 71
Tabel 3.8 Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam .......................... 73
Tabel 4.1 Data hasil angket penggunaan metode Index Card Match .................. 78
Tabel 4.2 Data nilai distribusi frekuensi penggunaan metode Index
Card Match .......................................................................................... 81
Tabel 4.3 Interval penggunaan metode Index Card Match ................................... 86
Tabel 4.4 Persentase penggunaan metode Index Card Match ............................. 88
Tabel 4.5 Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ........................... 89
Tabel 4.6 Data nilai distribusi frekuensi prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam......................................................................................... 91
Tabel 4.7 Interval prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ................................ 95
Tabel 4.8 Persentase prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ........................... 97
Tabel 4.9 Tabel kerja untuk mencari koefisien Hubungan penggunaan metode Index
Card Match dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ................. 99
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Daftar Nama Responden
Lampiran 5 Angket Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7 Daftar Nilai SKK
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah aktifitas dan usaha sadar serta rencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara (Tim Dosen FIP
IKIP, 1981:7)
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas
kehidupan yang sangat kompleks, banyak faktor yang harus
dipertimbangkan karena pengaruhnya pada kehidupan manusia tidak
dapat diabaikan, yang jelas pendidikan merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dengan pendidikan
manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, dengan
pendidikan manusia juga akan mampu mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang terjadi (Syukur, 2014: 1).
Salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
2
pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Muhibbin,1995:12).
Sehubungan dengan itutingkat pemahaman, penghayatan dan
pengamalan anak terhadap ajaran Islam tergantung pada tingkat
kualitas Pendidikan Agama Islam yangditerimanya. Pendidikan
Agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untukmenumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pesertadidik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang terus
berkembangdalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untukdapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi(Majid dan Andayani, 2005: 135)
Faktor utama keberhasilan pendidikan, adalah kinerja pada
guru yangprofesional dalam segala hal. Salah satunya adalah
kemampuan guru yaitu mampu menempatkan dirinya sebagai guru,
orang tua di sekolah, temanbermain siswa, tempat mencurahkan hati,
kedekatan yang mendidik antar gurudengan siswa. Sikap yang
dominan anak apabila sudah merasa jiwa danhatinya dekat dengan
guru, maka anak akan selalu mengikuti petunjuk guru.Anak selalu
memperhatikan tingkah laku guru, tutur kata guru, pola pikirguru. Hal
ini dapat membuka jalur komunikasi antar guru dan murid yangsehat,
sehingga kedua belah pihak saling menguntungkan, seperti
3
halnyahubungan antara metode dengan keberhasilan siswa.Guru juga
hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan materiyang
cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakan cukup
singkat, tanpa memperdulikan siswanya paham atau tidak. Sehingga
hal inimenjadikan siswa kurang tertarik mengikuti mata pelajaran
agama, adabeberapa faktor yang mempengarui siswa tertarik
mengikuti pada matapelajaran agama adalah minat, hasrat, dan cita-
cita siswa, kemudian disusuldengan faktor-faktor berikutnya yaitu
faktor guru di dalam mengajar,kelengkapan buku-buku yang dimiliki
oleh siswa, kondsi kelas, motivasisiswa itu sendiri, serta dorongan
orang tua. Kondisi siswa merupakan faktorpendukung keberhasilan
siwa dalam kegiatan belajar mengajar untukmencapai tujuan yang
telah ditetapakan. Dalam hal ini kondisi siswa yangdimaksud adalah
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehinggatingkat
kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat
diketahuioleh guru.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki
olehpendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengjar (PBM)
bergantung pada motode yang digunakan oleh gurunya. Jika metode
mengajar guru enak, makasiswa akan tekun, rajin, dan antusias
menerima pelajaran yang diberikan,sehingga diharapkan akan terjadi
perubahan tingkah laku pada siswa baik tuturkatanya, sopan santunnya
dan gaya hidupnya. Padahal perlu diketahui pelajaran Agama Islam
4
memiliki kontribusi pencapaian kompetensiyang harus dimiliki oleh
siswa. Penerapan pembelajaran konvensionalsecara terus menerus
tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalampembentukan
pengetahuan secara aktif khususnya dalam metode pembelajaran
Agama Islam. Maka diperlukan variasi dan kreatifitas dalam
metodepembelajaran, salah satunya adalah penggunaan metode Index
Card Match dalam mata pelajaran Agama Islam yang penerapannya
didalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling
komunikasi,saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan
menerima.
Untuk menggali, memotivasi dan mengawasi perkembangan
tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, maka siswa harus diikut sertakan aktif dalam pembelajaran agar
hal tersebut dapat terealisasi maka guru harus memilih metode yang
tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
metode yang memungkinkan terjadi komunikasi langsung antara guru
dengan siswa ataupun antara siswa dengan siswa yaitu metode Index
Card Match merupakan metode yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik,fakta tentang objek atau mereview
materi yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan
dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang
kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan
pembelajaran (Hisyam Zaini dkk, 2007 : 53). Kelebihan metode Index
5
Card Match adalah dapat menciptakan suasana belajar yang lebih
aktif, kreatif, demokratis, serta pelaksanaanya sangat sederhana
dengan permainan kartu sehingga siswa tidak merasa bosan dengan
proses pembelajaran.
Salah satu tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah
menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa untuk
menemukan aktivitas belajar yang bermakna dan berharga sehingga
mereka merasakan keuntungan dari aktivitas tersebut yakniprestasi
belajar yang memuaskan (Wahyuni, 2009: 38). Motivasi dapat
mempengaruhi siswa saat mereka akan mempelajari materi yang baru
atau pada saat mereka melakuka ketrampilan, strategi, dan perilaku
yang sebelumnya telah dipelajari, dimana semua itu mempunyai
implikasi yang penting bagi sekolah. Selain itu motivasi juga dapat
mempengaruhi apa, kapan, dan bagaimana siswa belajar. Siswa yang
termotivasi belajar ia akan menunjukkan antusiasme terhadap aktivitas
belajar, serta memberikan perhatian penuh terhadap yang
diinstruksikan oleh guru, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk
mencapai tujuan belajar.
Maka sangatlah perlu untuk seorang guru dalam proses belajar
mengajar menggunakan metode yang menarik, salah satunya adalah
Index Card Match yang berfungsi sebagaimotivasi untuk meningkat
prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.
6
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam motivasi belajar
penting bagi siswa. Bagi siswa pentingnya motivasi adalah untuk
menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, mengarahkan
kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, serta menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang
berkesinambungan (Dimyati dan Mudjiono, 2002:85). Dalam hal itu,
tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun
belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki
motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah
tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti
motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan
belajar, sehingga seorang murid yang telah termotivasi akan
memperoleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengan judul: “HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE
INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH
SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
7
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dapat
disampaikan perumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan metode Index Card Match pada siswa
SMKAl Falah Salatiga tahun 2015/2016?
2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK
Al Falah Salatiga tahun 2015/2016?
3. Adakah hubungan penggunaan metode Index Card Match dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah
Salatiga pada tahun 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Begitu
pula dengan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin diperoleh setelah
penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penggunaan metode Index Card Match pada siswa
SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.
2. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK
Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.
3. Mengetahui adakah hubungan penggunaan metode Index Card
Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
SMK Al Falah Salatiga pada tahun 2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian
8
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data
yang terkumpul, sehingga perlu diadakan pembuktian secara jelas
kebenaran yang dapat teramati dan terukur, empiris pada analisis
data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang
diajukan (Arikunto 1998:23).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “ adakah
hubungan yang signifikan antara penggunaan metode Index Card
Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
SMK Al Falah Salatiga”.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
secara teoritis dan secara praktis.
1. Kegunaan teoritis
penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan baik secara umum maupun khusus yang berhubungan
dengan Pendidikan Agama Islam sebagai acuan bagi penelitian
selanjutnya khususnya dalam strategi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
2. Kegunaan praktis
9
a. Bagi Guru
Menambah wawasan bagi guru dalam menggunakan metode
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
b. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman baru dalam menggunakan metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta dapat menghilangkan
kejenuhan pada siswa dan menjadikan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran di kelas.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan keilmuan serta pengalaman yang sangat
berharga bagi penulis untuk bekal yang akan datang.
F. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam
penafsiran judul, maka penulis akan menjelaskan pengertian yang
terkandung dalam beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul
skripsi ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1. Hubungan penggunaan metode Index Card Match.
a. Hubungan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia pengertian
hubungan adalah keadaan yang berhubungan atau yang
dihubungkan ( Poerwadarminta, 2006:425).
10
b. Penggunaan
Penggunaan merupakan proses, cara, perbuatan menggunakan
sesuatu, pemakaian (KBBI, 2007: 375). Sedangkan
Poerwadarminto (1982: 333) mengatakan bahwa penggunaan
merupakan hal (perbuatan dsb) mempergunakan sesuatu.
c. Metode Index Card Match
Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal(Majid,2014:193) Sedangkan Index Card Match adalah
pencocokan kartu indeks(Silbermen, 2004:269).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud metode Index Card Match adalah metode pembelajaran
yang diterapkan dengan cara mencari pasangan dengan
menggunakan kartu index sebagai media pembelajaran yang
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
diterapkannya metode ini agar siswa lebih bisa aktif dan
senangdalam megikuti proses pembelajaran, sehingga hasil dari
proses pembelajaran dapat meningkatkan daya serap dan daya
ingat siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan.
11
2. Prestasi belajar pendidikan agama islam.
a. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi menurut Poerwadarminto(1976:768) adalah
hasil yang telah dicapai. Sedangkan Basuki(1991:3) mengatakan
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa yang telah
dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan
nilai yang diberikan oleh guru.
Sedangkan belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sementara itu
sebagian orang ada yang berpendapat bahwa belajar adalah semata-
mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran(Muhibbin,1995:88)
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil usaha
yang diperoleh oleh peserta didik setelah mereka mengikuti
pendidikan atau latihan tertentu.
b. Pendidikan Agama Islam
Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan
Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama islam
12
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan
memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional.
Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar
diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang
benar, siswa terampil dan bergairah beribadah, mampu berdzikir,
dan berdoa serta mampu membaca Al-Qur’an dan menulisnya
dengan benar serta berusaha memahaminya. Sedangkan
Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan menengah
diharapkan siswa taat beribadah, mampu berdzikir dan berdoa serta
mampu menjadi imam dan mampu membaca Al-Qur’an dan
menulisnya dengan benar serta berusaha memahami kandungan
maknanya terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghyatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”(Muhaimin,2002:75-81).
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapatdisimpulkan
bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
13
dilakukan pendidik dalam dalam mempersiapkan peserta didik
untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan
analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang kemudian diolah
dengan metode statistika. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif
ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu penggunaan metode
Index Card Matchsebagai variabel X dan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga sebagai
variabel Y.
b. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah pengaruh
penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Al Falah SalatigaJalan
Bima No.02 Salatiga yang akan dilaksanakan pada bulan
November sampai selesai.
14
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-
ciri yangtelah ditentukaan.Sedangkan menurut Arikunto populasi
adalah keseluruhansubjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Dengan
kata lain populasi adalah sekumpulan individu yang menjadi obyek
dalam penelitian. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini
adalah siswa SMK Al Falah Salatiga yang berjumlah 157 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah objek-objek atau bagian dari populasi yang
akan diteliti dan dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran
mengenai karakter populasi (Yunus, 2010:267).
Suharsimi Arikunto menjelaskan” apabila subjeknya kurang
dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek
besar dapat diambil antara 10% -15% atau 20% -25% atau
lebih(Arikunto, 2010:134).
Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel dari seluruh siswa kelas X yang berjumlah 60
siswa.
15
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa metode sebagai berikut:
a. Metode Angket
Angket (kuisioner) adalah sebuah daftar pertanyaan
yang harus di isi oleh orang yang akan diukur (responden).
Dengan kuisioner ini, dapat diketahui keadaan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap, atau pendapat seseorang.
Pada umumnya, tujuan penggunakaan angket atau kuisioner
dalam proses pembelajaran adalah, terutama, untuk
memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan
proses belajar mereka (Putra, 2013: 149-150). Metode angket
ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel (x)
yaitu penggunaan metode Index Card Match. Yang masing-
masing variabel berisi 15 butir soal. Dalam penelitian ini
angket yang digunakan adalah angket tertutup. Sehingga
responden tidak bisa memberikan jawaban lain kecuali yang
telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Dimana penulis sudah
menyediakan jawaban yaitu pada pilihan ganda a, b,dan c.
Responden tinggal membubuhkan tanda (X) pada pilihan
jawaban yang tersedia.Adapun skor yang diberikan sesuai
dengan jawaban dari masing- masing pertanyaan, yaitu untuk
16
pilihan ganda (a) nilainya 3, untuk pilihan ganda (b) nilainya 2,
dan untuk pilihan ganda (c) nilainya 1.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan
untuk menelusuri data historis (Bungin, 2006: 144). Metode
dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2010: 274). Metode ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data mengenai gambaran umum SMK Al Falah
Salatiga yang meliputi sejarah, visi, misi, keadaan guru,
karyawan, dan siswa, dan metode ini digunakan untuk
mendapatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas X
maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-
variabel dalam penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data penelitian adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 1990 :
206). Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa
angket, observasi dan dokumentasi.
17
Sesuai dengan obyek penelitian ini, maka instrumen
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode Index Card Match menggunakan kousioner atau
angket.Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah
angket tertutup. Sehingga responden tidak bisa memberikan
jawaban lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif
jawaban. Dimana penulis sudah menyediakan jawaban yaitu
pada pilihan ganda a, b, dan c. Responden tinggal
membubuhkan tanda (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
Dan untuk menggali data tentang gambaran umum dan profil
sekolah SMK Al Falah Salatiga yang meliputi sejarah, visi,
misi, keadaan guru, karyawan, dan siswa, serta untuk
mendapatkan data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam yang diambil dari nilai ulangan tengah semester.
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan
teknik sebagai berikut:
1. Analisis pertama
Data yang akan di analisis antara lain tentang pengaruh
penggunaan metode Index Card Matchterhadap prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dengan rumus sebagai berikut:
18
P=
F
X100%
N
Keterangan:
P : Presentase perolehan
F : Frekuensi masing – masing variabel
N : Jumlah Responden
2. Analisis lanjut
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Index
Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Maka penulis menggunakan rumusProduct Momentsebagai
berikut:
rxy=
ƩXY-
(ƩX)(ƩY)
N
{ ƩX²- (ƩX)² } { ƩY²- (ƩY)² }
N N
Keterangan :
rxy : koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Jumlah variabel X
Y : Jumalah variabel Y
19
ƩX² : Kuadrat dari variabel X
ƩY² : Kuadrat dari variabel Y
N : Banyaknya sampel penelitian
XY : Product dari variabel X dan Y
Ʃ : Jumlah
H. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
Berisi mengenai halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman
pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, kata
pengantar, Abstrak dan daftar isi.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yaitu:
BAB I: Pendahuluan
memuat tentang pembahasan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II: Kajian pustaka
memuat tentang teori dan konsep (yang mendukung
penelitian) yaitu terbagi menjadi sub pokok bahasan. Yang
pertama tentang pengertian penggunaan metode Index Card
20
Match dan yang kedua tentang pengertian prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam.
BAB III: Laporan hasil penelitian
yang meliputi: penjelasan tentang gambaran umum SMK Al
Falah Salatiga yang berisi tentang sejarah berdirinya, letak
geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan
guru dan siswa dan penyajian data.
BAB IV: Analisis data dan Pembahasan
yang meliputi: Analisis penggunaanmetode Index Card
Match, analisis tentang prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa SMK Al Falah Salatiga, dan analisis data tentang
pengaruh penggunaan metode Index Card Match terhadap
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB V: Penutup
meliputi: kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir termuat: Daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
daftar riwayat hidup penulis.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penggunaan Metode Index Card Match
1. Pengertian Index Card Match
Metode pembelajaran yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan
adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning). Metode ini
dikemukakan oleh Mel Silberman yang disinyalir dapat meningkatkan
hasil belajar siswa Metode Index Card Match merupakan salah satu dari
sekian banyak metode Active Learning. Metode ini biasa disebut dengan
metode pencarian pasangan atau pencocokan kartu Index. Metode ini
adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk
mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian,
materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan
catatan,peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan
terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki
bekal pengetahuan(Zaini, 2008: 67)
Metode ini dapat meningkatkanhasil belajar Pendidikan Agama
Islam . Dalammetode ini siswa di tuntut untuk lebih bisa aktif dan bisa
terlibat langsungdalam mengikuti proses pembelajaran. ”Apabila anak
terlibat danmengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran
maka hasilbelajar siswa akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan
lebih lamadiserap dalam ingatan siswa” (Rahmanelli, 2005:237).
22
2. ProsedurPelaksanaan Metode Index Card Match
Menurut Silberman(2007:240) Adapun prosedur-prosedur model
pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah sebagai berikut:
a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang
diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk
menyamai satu setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
c. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-
benar tercampur.
d. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini
adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan
sebagian lain memegang jawaban.
e. Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu
permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik
yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama( beritahu mereka
jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada
kartunya).
f. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,
perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan
membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk
menginformasikan jawaban kepadanya.
23
3. Langkah-Langkah Metode Index Card Match
Zaini (2008: 67)Menyebutkan ada beberapa langkah yang harus
ditempuh dalam penggunaan metode Index Card Match sebagai berikut:
a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada
dalam kelas.
b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada
setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu
pertanyaan.
d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang tadi dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara kartu soal dan
kartu jawaban.
f. Beri setiap peserta didik satu kertas/kartu. Jelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan
mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
g. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.
Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
h. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta setiap pasangan serta bergantianuntuk membacakan
soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match
a. Kelebihan Metode Index Card Match
Beberapa kelebihan yang bisa didapat dalam penggunaan metode
Index Card Match diantaranya:
1) Memberikan nuansa baru dalam pembelajaran di kelas karena
metode ini mengandung nilai “fun” (kegembiraan) dalam belajar.
2) Dapat membuat siswa merasa lebih rileks dan menikmati situasi
pembelajaran dengan baik.
3) Dalam metode ini siswa diajak untuk bermain sambil belajar
sehingga siswa tidak akan merasa jenuh ketika menerima materi
yang diberikan.
24
4) Keterlibatan siswa dalam mencari sendiri materi dilapangan
menjadikan materi pelajaran yang telah diterima akan lebih lama
diserap dalam ingatan siswa.
5) Merangsang siswa belajar aktif.
6) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan membantu siswa
lebih mudah memahami pelajaran.
7) Siswa dapat mengingat materi yang disampaikan dalam jangka
waktu cukup lama karena metode pembelajaran ini melekat dalam
benak siswa sehingga siswa sangat berkesan terhadap materi dan
metode yang digunakan.
8) Pengetahuan yang diperoleh siswa baik dari hasil belajar, hasil
eksperimen banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk
hidup mereka.
9) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian,
berkreatif, berinisiatif dan bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
b. Kelemahan Metode Index Card Match
Beberapa kelemahan yang ada dalam penggunaan metode Index
Card Match diantaranya:
1) Tidak adanya riwert atau tindak lanjut dari guru terhadap peserta
yang pertama kali berhasil menemukan pasangannya.
2) Dalam pelaksanaan kadang kondisi kelas kurang terkontrol
sehingga menimbulkan keributan.
3) Siswa tidak akan bisa melaksanakan tugasnya atau menemukan
pasanganya apabila siswa belum mempelajari topik bahasan yang
diajarkan.
4) Kartu pertanyaan dan jawaban yang direncanakan kadang tidak
sesuai dengan jumlah siswa yang hadir Menuntut guru kreatif
dalam membuat kartu dan isinya (soal dan jawaban) disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
5) Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajaran.
6) Mengganggu kelas lain karena suasana kelas menjadi gaduh saat
siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang.
7) Siswa yang mendapat kartu jawaban merasa kesulitan mencari
kartu soal yang tepat.
Untuk penggunaan metode Index Card Match secara baik perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
25
1) Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata
yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.
2) Guru memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan penjelasan
guru karena di akhir pelajaran akan diterapkan metode index card
match yang menuntut pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
3) Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin.
4) Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang
dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi disini adalah
mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan,
fakta-fakta, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode
Index Card Match adalah suatu proses belajar mengajar di kelas
antara guru dan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan menggunakan salah satu strategi pembelajaran yang
diterapkan dengan cara mencari pasangan atau mencocokkan kartu
indeks dengan guru sebagai fasilitator harus mampu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama
kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
26
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
1) Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi berarti
hasil yang telah dicapai( Poerwadarminta,1976:768) ada juga yang
berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa
yang telah dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya
ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh
guru.(Basuki,1991:3)
2) Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajr yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri(
Muhibbin,1995: 88)
Sedangkan belajar menurut Suyono, dalm buku belajar dan
pembelajaran(2014:9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
27
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.
Adapula yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan(Hamalik, 1990:21)
Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi
Belajar oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya(Djamarah, 2011:13)
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa belajar merupakan suatu perubahan perbuatan melalui
aktivitas, praktek dan pengalaman. Sedangkan yang penulis
maksud dengan prestasi belajar di sini adalah hasil yang telah
dicapai oleh seorang siswa dari suatu usaha dalam merubah
tingkah laku atau keterampilan maupun pengetahuannya.
b. Jenis-jenis Belajar
Menurut Muhibbin (1995:121) dalam proses belajar mengajar
dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang
berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan
28
metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku
yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam
dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang
bermacam-macam. Adapun Jenis-jenis belajar diantaranya adalah:
1) Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara
berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh
pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
Misalnya belajar matematika, astronomi dan juga sebagian materi
bidang studi agama seperti tauhid.
2) Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan urut-urut
syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan
menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olah
raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda
elektronik, dan juga sebagian materi pelajara agama, seperti
ibadah salat dan haji.
3) Belajar Sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan
dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah
29
keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-
masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
4) Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional,
lugas, dan tuntas. Seperti pelajaran matematika dan Ipa.
5) Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan
kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal
sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan
menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, seperti belajar
matematika,ipa dan akutansi.
6) Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-
kebiasan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan dan
pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran.
Tujuannya agar siswa mmperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti
selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu(konstektual) atau
sesuai norma-norma agama, seperti penanaman aqidah dan akhlak.
30
7) Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh
dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu,
seperti apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.
8) Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan
pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih
rumit dengan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,
seperti dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian
lapangan.
c. Efisiensi Belajar
Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan
harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya,
tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efisien.
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan
terbaik antara usaha dengan hasilnya. Dengan demikian, ada dua
macam efisiensi yang dapat dicapai siswa yaitu:
31
1) Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau
prestasi belajar yang diingikan dapat dicapai dengan usaha yang
minimal. Usaha dalam inti segala sesuatu yang digunakan untuk
mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan
pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain yang relevan
dengan kegiatan belajar.
2) Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dikatakan efisiensi, apabila dengan
usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang
tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh
prestasi belajar yang tinggi atau memuaskan( Muhibbin,
1995:125).
d. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah
sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar
tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu
berhubungan dengan masalah belajar menulis,
mencatat,memandang,mengingat,berpikir,latihan atau praktek dan
sebagainya.
Dalam belajar seseorang tidak akan dapat menghindari diri dari
suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan
32
dilakukan dalam rangka belajar. Oleh karena itulah berikut ini akan
membahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut:
1) Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap
orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengar.
Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap
siswa atau maahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang
guru(dosen) sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut
dari mereka. Di sela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat hal-
hal yang dianggap penting.
2) Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu
objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata.
Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peran
penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang
dapat dilakukan. Orang buta pasti tidak dapat melihat, maka dia
tidak bisa memandang sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
3) Menulis atau Mencatat
Menulis dan mencatat merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional
kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan.
Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi
ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat
33
hal-hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara
tertentu dalam mencatat pelajaran, demikian juga dalam hal
memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini
disebabkan ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda-
beda, sehingga berbeda pula dalam menilai bahan yang akan
dicatat.
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah
informasi, yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga
terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.
4) Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak
dilakukan selama belajar di skolah atau di perguruan tinggi.
Membaca di sini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga
membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian,
catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan kebutuhan studi.
5) Mengingat
Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. Tidak ada
seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali
orang gila yang tidak pernah belajar selama mengalami kegilaan.
Karena orang gila tidak akan dapat mengingat kesan dari sikap
dan perpuatannya dalam kegilaan itu. Perbuatan mengingat jelas
34
sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran
berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus, dan sebagainya.
6) Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir
orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang
menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah
sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir
yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.
7) Latihan atau Praktek
Konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha
mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil
berbuat dalam hal ini termasuk latihan, latihan termasuk cara yang
baik untuk memperkuat ingatan. Misalnya, seseorang yang
mempelajari rumus matematika atau rumus bahasa inggris.
Kemungkinan besar rumus-rumus itu akan mudah terlupakan bila
tidak didukung dengan latihan. Disinilah diperlukan latihan
sebanyak-banyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang
diterima lebih fungsional. Dengan dmikian, aktivitas latihan dapat
mendukung belajar yang optimal( Djamarah,2011:38-45)
35
e. Aspek-aspek Penilaian Belajar
Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh
karena itu, keduanya harus dikembangkan bersama-sama secara
terpadu. Dari aktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu
perubahan dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Hal tersebut akan
nampak suatu prestasi yang diberikan oleh siswa misalnya hal
menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaran yang
disajikan guru. Prestasi tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya
tergantung dalam bidang siswa akan menunjukkan presatsi. Terutama
pada pelajaran pendidikan agam Islam itu siswa memiliki aspek-aspek
prestasi yang dalam hal ini meliputi pada bidang pengetahuan, sikap,
atau nilai dan bidang ketrampilan. Ada pula pendapat B.S Bloom
yang dikutip W.S Winkel (1987:150-154) menurutnya aspek belajar
meliputi 3 ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif, terdiri dari:
a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, teori, prinsip
atau metode. Misalnya, siswa mengetahui sholat yang benar
seperti sholatnya Nabi Muhamad Saw.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti yang
dipelajari.
36
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
Misalnya siswa menerapkan apa yang dipahami dengan
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
d) Analisis, mencakup kemampuan nmerinci atau kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga sruktur keseluruhan dapat
dipahami dengan baik.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru
misalnya kemampuan siswa dapat cepat membaca Al-Qur’an.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya siswa
mampu menilai kandungan yang tercantum dalam pelajaran
yang telah dipelajari khususnya pada pendidikan agama Islam.
2) Ranah afektif, terdiri dari:
a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatiakan hal tersebut. Misalnya kemampuan
untuk menyerap ilmu yang diberikan guru mata pelajaran
pendidikan agama Islam.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan
memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Misalnya siswa tidak mencontek waktu ujian berlangsung
meskipun tidak ada pengawas.
37
c) penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup meneriam
pendapat orang lain.
d) organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya
menempatkan niali ajaran islam sebagai pedoman dan
bertindak sesuai dengan aturan pendidikan agama Islam.
e) pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan
menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai
kehidupan pibadi. Misalnya siswa dapat mempertimbangkan
dan menunjukkan tindakan yang positif.
3) Ranah psikomotorik, terdiri dari:
1) Persepsi, yang mencakup memila-milah (mendskripsikan) hal-
hal yang khas dan menyadari adanya perbedaan khas tersebut.
Misalnya siswa dapat membedakan antara mencuri dan
meminjam barang orang lain.
2) Kesiapan, yang mncakup kemampuan menempatkan diri
dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan, kemampuan ini mencakup jasmani dan
rohani. Misalnya siswa dalam melakukan sholat.
3) Gerakan terbimbingan, mencakup kemampuan melakukan
gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan. Misalnya siswa
melakukan manasik haji.
38
4) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan
gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap,
secara lancar dan tepat. Misalnya dalam membersihkan masjid
dan mushola.
5) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan
gerakagerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan wudlu
sebelu sholat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian gerak-gerik dan
persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan
membaca Al-Qur’an dengan Tajwidnya.
7) Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak
gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya
kemampuan membuat kreasi lagu menagaji/membaca Al-
Qur’an dengan Tartil.
f. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
baik faktor internal(faktor dari dalam siswa), faktor eksternal(faktor
dari luar siswa) dan faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor tersebut. Menurut Muhibbin
39
(1995:132-139)Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Faktor Internal ( jasmani)
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang
bersumber dari dalam diri manusia yakni keadaan/ kondisi jasmani
dan rohani siswa, meliputi:
a) Faktor Fisiologis (faktor yang bersifat jasmaniah)
(1) Kondisi fisik pada umumnya.
Kondisi fisik pada umumnya dapat dikatakan dapat
melatar belakangi aktivitas belajar pada umumnya, jika
seseorang dalam keadaan sehat jasmaniah maka hasil
belajarnya akan berbeda dengan orang yang kondisi
jasmaninya kurang sehat, seperti sakit, kelelahan, dan lain
sebagainya.Anak yang kurang gizi akan cepat lelah, dan
tidak mudah menerima pelajaran dan cepat ngantuk.
(2) Kondisi panca indra
Selain kesehatan fisiologis umum, yang tidak kalah
pentingnya adalah kesehatan panca indra terutama
pendengaran, dan penglihatan, karena hampir semua
pengetahuan diperoleh melalui pendengaran dan
penglihatan.
40
(3) Usia
Sebagaimana kita ketahui usia remaja adalah usia
manusia yang sangat potensial untuk melakukan aktivitas
yang bermanfaat, begitu juga dengan potensi belajarnya.
Sebab semakin tua usia seseorang, semakin lemah pula
daya fisiknya.
b) Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang
pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai
berikut:
(1) Inteligensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis,
yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, menggunakan
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi
danmempelajari dengan cepat. Setiap individu mempunyai
intelegensi yang berbedabeda. Intelegensi besar pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar. Dalam situemikian, intelegensi
tinggi tidak selalu menjamin siswa tersebut pasti berhasil
dalam belajarnya,ini karena belajar adalah proses yang
kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.
41
(2) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons(response tendency) dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif,
terutama kepada guru dan mata pelajaran yang guru
sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses
belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika diiringi kebencian
kepada guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan
kesulitan belajar pada siswa tersebut.
(3) Bakat Siswa
Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap
orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu
mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak
yang berinteligensi sangat cerdas(superior) atau cerdas luar
42
biasa ( very superior) disebut juga sebagai talented child
atau anak yang berbakat.
(4) Minat Siswa
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh
orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar
terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah
yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar giat, dan
akhirnya mencapai prestasi yang diingikan.
(5) Motivasi Siswa
Motivasi adalah kekuatan atau tenaga yang dapat
memberikan dorongan kepada kegiatan atau belajar murid.
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi
intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan
43
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa
yang bersangkutan.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan
yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar, pujian dan hadiah,
peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru,
dan seterusya merupakan contoh-contoh konkret motivasi
ekstrinsik yng dapat mendorong siswa untuk belajar.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat
internal maupun yang bersifat eksternal, akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam
melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran
baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif kognitif, motivasi lebih signifikan
bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni
dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan
dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih kuat dan
relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan
hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.
44
2) Faktor Eksternal ( rohani)
a) Faktor Lingkungan Sosial terdiri atas:
(1) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah seperti guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru
yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin
khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa.
(2) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat seperti tetangga dan teman-
teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.
kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan dan anak-anak pengangguran akan sangat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa
akan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau
berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar yang belum
dimilikinya.
(3) Lingkungan keluarga
45
Lingkungan keluarga seperti orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri banyak mempengaruhi kegiatan belajar
anak, sifat-sifat oarang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, dan demografi keluarga( letak
rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh
siswa.
b) Faktor Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta
perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana
umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan
mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang
sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan
perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap
kegiatan belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar merupakan cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
46
proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang disusun sedemikian rupa
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Faktor pendekatan belajar juga sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka
semakin baik hasilnya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat,
antara lain Pendidikan Agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan
bahwa Pendidikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional.
Dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
47
hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional( Muhaimin,2002:75)
Sedangkan menurut Majid(2014:11-13) Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut
agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa.
Para ahli Pendidikan Islam telah mencoba memformulasi
pengertian pendidikan Islam, diantaranya adalah:
1) Zakiyah Daradjat (1987:87) mendefinisikan Pendidikan Agama
Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam
secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan
hidup.
2) Tayar Yusuf ( 1986:35) mengartikan Pendidikan Agama Islam
sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda
48
agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah SWT,
berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupannya.
3) Ahmad Tafsiri mendefinisikan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar
ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.
Jadi dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat di ambil
kesimpulan, bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha
sadar yang dilakukan pendidik dalam dalam mempersiapkan
peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan
ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan
yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar
yang kuat. Majid (2014:13) menyebutkan beberapa dasar tersebut,
diantaranya adalah:
1) Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis yakni dasar pelaksanaan Pendidikan Agama
yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung
dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama
di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari
tiga macam yaitu:
49
a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila
pertama: ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Dasar strukural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI
pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan
atas ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
c) Dasar operasional yaitu terdapat dalam Tap MPR No
IV/MPR/1973/ yang kemudian dikukuhkan dalam Tap MPR
No.IV/MPR 1978 jo.
Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983,diperkuat oleh Tap. MPR
No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama secara
langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah
formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
2) Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran
Islam. Menurut ajaran Islam Pendidikan Agama adalah perintah
dari Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah
tersebut, antara lain:
50
a) Q.S. Al-Nahl ayat 125:
Artinya: “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik , dan berdebatlah dengan
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk.”( Departemen Agama RI,2011:281)
b) Q.S Ali Imran ayat 104:
Artinya:“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah
orang-orang beruntung.”( Departemen Agama RI,2011:63)
3) Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa
dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang
51
membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga
memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia di dunia
ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut
Agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu
perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat
mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan.
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih
primitif maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka
merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa untuk membuat
hati tenang dan tentram adalah dengan jalan mendekatkan diri
kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dan surat
Ar-Rad ayat 28:
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.”(Departemen Agama RI,2011:252)
52
c. FungsiPendidikan Agama Islam
Majid (2014: 15)) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga, pada dasarnya dan pertama-tama
kewajibannya adalah menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama
islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
seutuhnya.
53
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum(
alam nyata dan tidak nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat
berkembangan secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan orang lain.
d. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik
tentang agama slam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi serta dapat mengembangkan potensinya agar
menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab(Majid,2014:16)
Sedangkan menurut Muhaimin(2002:78) secara umum, Pendidikan
Agama Islam bertujuan untuk “ meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghyatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
54
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari tujuan tersebut dapat
ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu (1) dimensi
keimanan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (2) dimensi
pemahaman atau penalaran(intelektual) serta keilmuan peserta didik
terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau
pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan
ajaran Islam; dan (4) dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana
ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau
diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi
dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati
ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta
mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum
1999, tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut lebih dipersingkat lagi,
yaitu: “agar siswa memahami, menghayati, meyakini, dan
mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia”.
Sedangkan menurut Ahmad Qadir (1985:249)Tujuan Pendidikan
Agama Islam di SMA adalah sebagai berikut:
55
1) Membina siswa agar benar-benar beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya serta apa yang disyari’atkan Allah.
2) Menanamkan kepercayaan siswa tentang akhlak dan nilai-nilai
yang baik dalam masyarakat atas dasar(hasil) pemikiran,
pemahaman. Mengarahkan mereka menjadi suri teladan dalam hal
kemuliaan, kebenaran, percaya pada diri sendiri, suka melakukan
amal yang baik dan dapat menilai arti kebaikan, kebenaran dan
kewajiban. Mendorong mereka agar selalu optimis dan tinggi cita-
cita dalam kehidupan ini serta mampu menghadapi berbagai
kesulitan.
3) Meningkatkan kemauan siswa untuk selalu menjaga dasar-dasar
dan syi’ar agama. Bukan secara paksa tetap karena kemudahan
dan toleransinya Agama Islam, sehingga mendorong mereka
berbuat adil dalam segala amalannya dan menjauhkan dari
perbuatan yang berdasarkan hawa nafsu.
4) Meningkatkan siswa dengan Al-Quran dan Hadits dan mendorong
mereka lebih banyak mempelajari kebudayaan yang berjiwa
agama serta mempraktekkan dalam kehidupan pribadi dan
kemasyarakatan. Matangkan dalam jiwa mereka bahwa agama
tidak bertentangan dengan akal, ilmu dan teknologi. Agama
menjamin terwujudnya kemakmuran, keamanan dan kesejahteraan
msyarakat.
5) Menumbuhkan kemampuan siswa untuk memehami tujuan dan
peraturan-peraturan tentang pembinaan keluarga dalam Islam,
yang didasarkan atas dasar agama, etika dan bangsa.
6) Memperluas pengertian siswa tentang tujuan agama dalam
pembinaan masyarakat, pelaksanaan pemerintahan atas dasar
permusyawaratan, keadilan, kebebasan,persamaan dan
persaudaraan dan memberi pengertian tentang arti saling
membantu antara sesama muslim.
7) Kembangkan naluri berjiwa besar pada pemuda, agar mereka
bebas dari ketakutan, kelemahan dan pengecut. Didik mereka
dengan tradisi-tradisi yang benar, yang didasarkan atas kebebasan,
keadilan, ajarkan mereka tentang keindahan ilmu dan bahasa Al-
Qur’an dan Hadits.
8) Jadikan sekolah pusat pengembangan agama dan etika masyarakat
dan lingkungannya. Ciptakan suasana yang dapat membantu siswa
berbuat baik dan meninggalkan perbuatan tidak baik. Jadikan
mereka sebagai juru dakwah yang aktif yang mengajak manusia
mengerjakan kebaikan dan menjauhkan kejahatan secara
bijaksana.
9) Ajak para siswa memperhatikan perkembangan dunia Islam dan
hubungan antara sesama muslimin, peran agama dalam
memecahkan berbagai persoalan, baik masalah agama maupun
masalah lainnya agar kehidupan di dunia ini sesuai dengan
petunjuk agama.
56
e. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Majid ( 2014:190) berpendapat bahwa karakteristik Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan agama islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni
sisi keyakinan dan sisi kandungan.
2) Pendidikan agama islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak
netral.
3) Pendidikan agama islam merupakan pembentukan akhlak yang
menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-
sifat ilahiah yang jelas dan pasti.
4) Pendidikan agama islam bersifat fungsional.
5) Pendidikan agama islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal
keagamaan peserta didik.
6) Pendidikan agama islam diberikan secara komprehensif.
C. Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match Dengan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMA
Sebagimana telah kita ketahui bahwa pendidikan itu mencakup 3 ranah
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Begitu juga dengan Pendidikan
Agama Islam, hal ini karena Agama Islam yang telah diterima oleh anak
bukanlah sekedar untuk dijadikan sebagai pengetahuan tetapi lebih dari itu.
Ajaran-ajaran tersebut diberikan kepada siswa untuk dijadikan sebagai
pedoman hidup supaya diamalkan. Hal ini sesuai dengan konsep iman itu
57
sendiri bahwa iman adalah meyakini dalam hati mengucapkan dengan lisan
dan mengamalkan dengan perbuatan.
Belajar merupakan suatu proses pembelajaran diri menjadi manusia yang
berilmu dan lebih maju dengan berbagai pengalaman belajar. Akan tetapi,
ketika seorang ingin mempunyai suatu hasil yang maksimal, maka dalam
proses belajar harus ada yang namanya suatu usaha dan yang baik untuk
menuju proses pembelajaran yang baik. Belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
Melihat bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar khususnya pada
Pendidikan Agama Islam bisa kita lihat proses belajar yang dilakukan.
Maksudnya setelah melakukan suatu proses pembelajaran alangkah baiknya
diadakan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman dan ingatan terhadap
materi yang sudah disampaikan oleh pendidik. Setelah mengetahui hasil dari
evaluasi yang dilakukan maka, hasil tersebut dapat memotivasi siswa untuk
berusaha lebih keras tentang pendidikan dengan usaha keras sehingga prestasi
belajar akan meningkat dan semakin baik.
Namun dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, peran seorang
guru dalam melaksanakan pembelajaran sangatlah dibutuhkan. Dalam proses
pembelajaran guru harus mampu menjadikan suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan. Karena dengan suasana belajar yang menyenangkan, siswa
akan termotivasi untuk lebih giat dalam belajar. Oleh karena itu mutu seorang
guru harus lebih ditingkatkan lagi, jangan sampai seorang guru pada saat
58
mengajar selalu menggunakan strategi pembalajaran yang monoton dan
sudahkuno.
Seorang guru haruslah menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif
yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Karena dengan
diterapkannya strategi atau model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi,
siswa tidak akan merasa bosan dengan materi yang telah diajarkan sehingga
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Salah satu strategi yang menyenangkan adalah strategi Index Card Match
(mencocokkan kartu index), strategi ini tidak hanya untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, akan tetapi strategi ini juga
bisa menjadikan siswa lebih berani untuk berbicara di depan umum baik itu
untuk mengemukakan pendapatnya atau menjawab soal. Dan jika ada siswa
yang kurang berani berbicara di depan umum, maka guru bisa menunjuk
siswa tersebut untuk membacakan soal yang telah diberikan. Meskipun hanya
membacakan soal tetapi perbuatan tersebut secara tidak langsung juga melatih
siswa untuk berani berbicara.
Strategi ini cukup menyenangkan karena anak didik diajak untuk
memahami materi dalam bentuk permainan. Sehingga dengan diterapkannya
strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Karena prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat dijadikan sebagai salah
satu ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak
dalam perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman teori, konsep
59
yang ada pada materi yang akan diajarkan dalam hal ini adalah Pendidikan
Agama Islam.
Prestasi belajar yang lain akan nampak pada sikap dan tingkah laku yang
dinyatakan oleh siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya dan prestasi
tersebut diketahui guru. Nampaknya belajar yang ditekankan disini adalah
perubahan tingkah laku dari siswa setelah menerima Pendidikan Agama
Islam dan keberhasilan lain dalam belajar bukan pada apa yang dipelajari
tetapi hasil apa yang ia peroleh setelah memperoleh sesuatu. Prestasi belajar
tersebut mencerminkan perubahan tingkah laku siswa.
Dari uraian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa strategi Index Card
Match bisa dijadikan sebagi alternatif bagi guru khususnya guru Pendidikan
Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
60
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al Falah Salatiga
1. Sejarah Berdirinya
Pondok pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah berdiri pada
tahun 1986, yang diasuh oleh KH. M. Zoemri RWS bersama istri
beliau Ny. Latifah. Berawal menampung para santri putra dan putri
dari lingkungan sekitar, yang kemudian diikuti oleh santri putra putri
dari daerah sekitarnya. Seiring dengan perkembangan zaman, Pondok
Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah dituntut pula untuk menampung
aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan lagi.
Untuk itu pada tahun 1990, KH. M. Zoemri RWS mendirikan
Madrasah Diniyah dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama
antara lain: „Aqidah Al-Awwam, Syifa’u Al-Jinan, Fasholatan,
Risalatu Al-Makhid, dan Al-Qur’an. Pendidikan ini diwajibkan bagi
santri putra maupun putri. Melihat keadaan santri Al-Falah yang
mayoritas berpendidikan formal di luar pondok pesantren maka
pengajian madrasah Diniyah dimulai ba’da Ashar (15.30 WIB), ba’da
Magrib sampai ba’da Isya’ (±jam 20.00 Wib), dan ba’da Subuh
sampai jam 6 pagi.
61
Lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1995 pendidikan
Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah menambahkan kurikulum
pembelajaran berupa ekstra pesantren antara lain: Kaligrafi, Qiro’at
Al-Qur’an, bahasa Arab, dan menjahit. Pendidikan ekstra ini
dimaksudkan sebagai dasar agama, santri mampu berkreasi dan
mempunyai skill untuk kepentingan pribadi dan bisa dikembangkan
ketika terjun di masyarakat.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005
didirikannya SMK Al Falah untuk menjawab tantangan zaman yang
semakin kompetetif dan kebutuhan sekolah berdasarkan kepentingan
santri dan masyarakat. SMK Al Falah adalah SMK plus yang
memberikan pendidikan teknologi dengan penguatan di bidang agama,
sehingga lulusan yang dihasilkan akan memiliki kemampuan yang
berkompeten diikuti kematangan mental keagamaan yang kuat.
Diharapkan setiap lulusan akan lebih siap menghadapi kehidupan
yang semakin global. Pelaksanaan proses belajar mengajar di SMK Al
Falah secara mandiri dan terjadwal untuk jam masuk sekolah. Proses
belajar mengajar lebih kondusif baik teori maupun praktek yang
didukung dengan sarana dan prasarana bermutu. Penerapannya
mengacu pada delapan Standar Pendidikan Nasional. Meskipun
demikian santri Al Falah tidak diwajibkan untuk sekolah di SMK Al
Falah, akan tetapi sekolah tersebut terbuka untuk umum. SMK Al-
Falah membuka dua jurusan, yaitu Tata Busana dan Otomotif.
62
2. Lokasi Sekolah
SMK Al Falah berlokasi di Jl Bima No. 02 Kel. Dukuh Kec.
Sidomukti Kota Salaatiga, Telp. (0298) 321685.
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Visi SMK Al Falah Salatiga yaitu, “Menyiapkan tamatan
yang berkompeten dan berakhlak mulia”.
b. Misi
Adapun misi yang diharapkan dapat mendukung visi
tersebut adalah:
1) Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan beragamis.
2) Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas, dan jujur.
3) Menyiapkan tamatan yang berjiwa kewirausahaan.
4) Menyiapkan tamatan yang berkompeten di bidang
keahliannya.
5) Menyelenggarakan sekolah yang berkarakter.
4. Tujuan Sekolah
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesionalitas.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, kompetisi dan
mengembangkan diri.
63
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan usaha dan industry pada saat ini maupun masa
mendatang.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Indonesia yang produktif,
adaptif dan kreatif.
e. Menambah kelengkapan dan media pembelajaran sesuai dengan
perkembangan teknologi yang mengacu pada standar kompetensi.
f. Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam mengikuti
perkembangan teknologi.
g. Menambah peralatan praktik atau sarana pendukung yang belum
dimiliki sekolah.
h. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
i. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
j. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat
memiliki wawasan pengetahuan dan seni.
5. Progam Keahlian
Beberapa program keahlian yang diajarkan di SMK Al Falah
Salatiga antara lain sebagai berikut:
a. Teknik Otomotif (TO)
b. Tata Busana (TB)
64
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi guru dan karyawan SMK Al Falah Salatiga
tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Struktur Organisasai Guru dan Karyawan SMK Al Falah Salatiga
Tahun 2015 / 2016
NO Nama Jabatan
1 Samsidi, S.Pd. kim.,M.Pd. Kepala sekolah
2 Al Faruqi S.HI Komite
3 Meyla Kurniawati, S.Pd. Waka kurikulum
4 Eka Candra Satria, M.Pd. Waka kesiswaan
5 Sri Widyaningsih, S.Pd.I Waka humas
6 Mateas Ma’ruf, S.Pd. Sarpras
7 Edi Pramono Tata Usaha
65
7. Data Guru dan Karyawan
a. Data Guru
Tenaga pendidik (guru) SMK Al Falah Salatiga tahun
2015/2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Data Guru
No Nama Mata Pelajaran Tugas Tambahan
1 Samsidi,
S.Pd.Kim.,M.Pd.
Kimia Kepala Sekolah
2 Meyla Kurniawati,
S.Pd.
Matematika Waka Kurikulum
3 Eka Candra Satria,
M.Pd.
PJOK dan
KKPI
Waka kesiswaan
4 Sri Widyaningsih,
S.Pd.I
B.Inggris dan
Seni budaya
Waka Humas
5 Mateas Ma’ruf, S.Pd Produktif TO Waka sarpras
6 Zamroni,S.Pd.I PAI dan
Aswaja
7 Nikmah,S.Pd. Produktif TB
8 Umi Anisah, S.Pd. PKn
9 Galuh
Mirnasari,S.Pd.
IPS
10 Sri Wahyuni,S.Pd B. Indonesia
11 Ika Kurniawati, S.Pd. BK
12 M. Aswan, S.Pd. Produktif TO
13 Nazillatur Rohmiyati,
M.Pd.
IPA dan Fisika
14 Rinta Sari,S.Pd.I Kewirausahaan
15 Dra. Tri Fatichah. H B. Inggris
16 Naela Fadlil, S.Pd. Produktif TB
b. Data Karyawan ( Karyawan Tata Usaha)
Adapun karyawan tata usaha SMK Al Falah Salatiga
tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut :
66
Tabel 3.3
Data Karyawan
No Nama Jabatan
1. Edi Pramono Kepala TU
2. Tri Juniarti, S.E Wakil kepala TU
3. Samsuri Toolmen
4. Sukur Penjaga Sekolah
8. Data Kesiswaan
Jumlah siswa SMK Al Falah Salatiga secara keseluruhan adalah
157 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4
Data Siswa SMK Al Falah Salatiga
NO KELAS JUMLAH SISWA
1. X A 47
2. X B 13
3. XI TO 33
4. XI TB 11
5. XII TO 42
6. XII TB 11
JUMLAH 157
9. Data Sarana dan Prasarana
67
Sarana prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat
menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun sarana
prasarana SMK Al Falah Salatiga dapat dikatakan cukup lengkap,
karena dari hasil penelitian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.5
Sarana dan Prasarana SMK Al Falah Salatiga
No Ruang Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kantor Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang OSIS
Ruang Kelas
Aula
Ruang UKS
Ruang Perpustakaan
Masjid
Ruang Koperasi
Ruang Lab. Komputer
Ruang Multimedia
Ruang Lab. Bahasa
Kamar Mandi/ wc guru
Kamar Mandi/ wc siswa
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
B. Penyajian Data Penelitian
68
1. Data tentang Responden
Tabel 3.6
Daftar Responden
NO Nama Jurusan Jenis Kelamin (L/P)
1. Ahmad Royyan TO L
2. Ahmad Zaenul Khoiri TO L
3. Achmad Lutfi TO L
4. Adhi Kurniawan TO L
5. Adnan Kasogi TO L
6. Aji Susanto TO L
7. Amin Rachmadi TO L
8. Anang Saputra TO L
9. Andika Putra TO L
10. Andra Putra TO L
11. Andrian Dwi Bagus
Saputra
TO L
12. Anis Azizah TB P
13. Atik Rahmawati TB P
14. Arfian Dwi Septiono TO L
15. Ari Nur Afandi TO L
16. Bagas Aulin TO L
17. Chosiatun Nihaya TB P
18. Desti Anis Mahfiroh TB P
19. Dwi Agus Susilo TO L
20. Fauzan Maarif TO L
21. Fery Putra TO L
22. Fitria Handayanti TB P
23. Hendhi Prastowo TO L
24. Iin Ulfatul Ulya TB P
69
25. Ika Nur Arifah TB P
26. Joko Legowo TO L
27. Juve Ahmed Al Mousa TO L
28. Khalifatul Mustakhifah TB P
29. Krismanto TO L
30. Lailatussolekhah TB P
31. Lina Furiyanti TB P
32. Miftachul Ulum TO L
33. Misbakhul Huda TO L
34. M. Abdul Rohim TO L
35. M. Ainul Yaqin TO L
36. M. Alif Khoirurroziqin TO L
37. M. Fatkhurroziqin TO L
38. M. Ilham Ady S TO L
39. M. Lutfi Luistianto TO L
40. Mustakim TO L
41. M. Nur Ramadhan TO L
42. M. Roswani TO L
43. M. Toher TO L
44. Nur Aeni TB P
45. Nur Rohman TO L
46. Nurul Khasanah TO P
47. Novi Wijayanti TO P
48. Risma Iffatul Lutfina TB P
49. Riezky Yulian Saputra TO L
50. Rifqi Maulana TO L
51. Rohmad Setyawan TO L
52. Ryno Mei Arfian TO L
53. Sondi Herdian TO L
70
54. Supriyanto Abdul Latif TO L
55. Taslimah Dwi Andriani TB P
56. Wahyu Candra TO L
57. Wahyu Dwi TO L
58. Yuli Sapta TO L
59. Yuliyanto TO L
60. Zaenal Nur Widiyanto TO L
2. Data hasil penyebaran angket
a. Data penggunaan metode Index Card Match
Tabel 3.7
Hasil Angket Tentang Penggunaan
Metode Index Card Match
NO NOMER ITEM PERTANYAAN
71
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
001 B B B B B B B A B C A B A B B
002 A A C B A A B A A C C A B B A
003 A A A A B B A A B A A A A A A
004 B A B B B A A A B A A A A B A
005 B A A B B B A A B B A B B A A
006 A B B A B C B A B B B A A A B
007 B A A C A A A A A B B A A B B
008 B A A A B A A A A B B A C A A
009 A B B B B B B B B C A B A B A
010 A A B A B C B C B B A A A A A
011 B A B B B A A B B B B A B B C
012 B A A B B A B B A B B B A B A
013 A A A A B A A B B B B B A B A
014 B B B B B A B C B B B B B B A
015 B A A B B A A A B B A A A A A
016 A A A A B B A B C B B B A B B
017 A A A A B B B B B B B B A A A
018 A A A C B A A B A B B B A A A
019 A A B B B A A B B B B B A A A
020 A B A A A B A B B A B A A A A
021 C A B B B C C C C C C C C C C
022 A B A A B B B B B B B B A A B
023 A A A B B A A B A B B B A A B
024 A A A A B A A B B A B A A A A
72
025 B A A A B A A B C A B A A A A
026 A B C B B B B B A B A B B B B
027 B B B A B A A B B B B B B B B
028 A B B C B B A B A B A B A A B
029 B A A A B B B B B B B B A A A
030 A A A B A A A A B B A A A A A
031 B A A C B B B B B C B C A B A
032 B A B B B B A B B A B A A A A
033 B A A B B B A B B A A A A A B
034 B B B B B B B B B B B B A B B
035 A A B B B C A B B B B B A A C
036 B A A B B A A B A A A A A A B
037 A A B B B A B C A B B B A B B
038 A A B A B A B A A A B A A A B
039 A B B B A B A A A A A B A A A
040 B A B B B B B B B B A A B B A
041 B B B B B B B B B B B B A A B
042 A A A A A B B A A A A A A A A
043 A A B A B C A B B A A A A A A
044 A A A C C B A B B B B B A B B
045 A A A B B B B B B B B B A B A
046 A A A A B B A B B B B B A B A
047 B A A A B B A B B A B A A A A
048 A A A A B B B B B B B A A A A
049 B A A B B B B B B A B A A B A
050 B B B B B A B B B B B B B B B
73
051 A B A A B A A B B A B A A A B
052 A A A A B B A B B B B B A B B
053 A A A A B A A A B B B A A A B
054 B B A B B A A B A B B B A B C
055 B A C A C A A B A A A B A A A
056 A A A B B B A B B B B A B A B
057 A A A B B B B B A C B C A A A
058 A A B B B B B C C C B C B B C
059 A A A A B B B B B A B A A A A
060 B B B B B B B B B B B B B B B
b. Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
Tabel 3.8
Nilai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
No Responden Jenis Kelamin
L/P
Nilai
1 001 L
75
2 002 L
70
3 003 L
85
4 004 L
80
5 005 L
70
6 006 L
90
7 007 L
65
8 008 L
70
9 009 L
75
74
10 010 L
80
11 011 L
70
12 012 P
70
13 013 P
75
14 014 L
75
15 015 L
60
16 016 L
60
17 017 P
85
18 018 P
80
19 019 L
60
20 020 L
80
21 021 L
75
22 022 P
85
23 023 L
75
24 024 P
85
25 025 P
90
26 026 L
60
27 027 L
60
28 028 P
60
29 029 L
70
30 030 P
80
31 031 P
60
32 032 L
80
33 033 L
70
75
34 034 L
70
35 035 L
75
36 036 L
60
37 037 L
60
38 038 L
75
39 039 L
75
40 040 L
80
41 041 L
60
42 042 L
70
43 043 L
90
44 044 P
65
45 045 L
75
46 046 P
80
47 047 P
85
48 048 P
60
49 049 L
80
50 050 L
70
51 051 L
70
52 052 L
60
53 053 L
75
54 054 L
60
55 055 P
60
56 056 L
65
57 057 L
80
76
58 058 L
65
59 059 L
75
60 060 L
75
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul,
sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode Index Card
77
Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah
Salatiga. Adapun analisisnya sebagai berikut:
A. Analisis Pertama
Dalam analisis ini didiskripsikan tentang penggunaan metode Index
Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
SMK Al Falah Salatiga yang datanya diperoleh dari responden. Untuk
mengetahui penggunaan metode Index Card Match siswa SMK Al-Falah
Salatiga berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari
15 soal, masing-masing soal diberikan bobot penilaian sebagai berikut:
1. Jawaban A diberi nilai 3
2. Jawaban B diberi nilai 2
3. Jawaban C diberi nilai 1
Kemudian untuk menganalisis data mengenai penggunaan metode
Index Card Match ini dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil angket pada variabel
penggunaan metode Index Card Match.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.
3. Mempersentasikan jawaban.
4. Menginterprestasikan hasil persentase jawaban responden.
Adapun nilai angket dari penggunaan metode Index Card Match
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Hasil Angket PenggunaanMetode Index Card Match
78
No Nomor Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 32
2 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 1 3 2 2 3 35
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 42
4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 39
5 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 37
6 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 35
7 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 38
8 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 39
9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 33
10 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 36
11 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 33
12 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 36
13 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 38
14 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 31
15 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 40
16 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 35
17 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 37
18 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 38
19 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 37
20 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 40
21 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
22 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 35
23 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 38
79
24 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 41
25 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 39
26 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 32
27 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33
28 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 35
29 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 36
30 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 42
31 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 3 31
32 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 37
33 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 38
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 31
35 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 1 33
36 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 40
37 3 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 34
38 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 40
39 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 40
40 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 34
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 32
42 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43
43 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 39
44 3 3 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 33
45 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 35
46 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 37
47 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 39
48 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 38
49 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 36
80
50 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31
51 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 39
52 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 36
53 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 40
54 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 34
55 2 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 38
56 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 36
57 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 35
58 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 27
59 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 39
60 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
Tabel 4.2
Data Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Penggunaan Metode
Index Card Match.
No
Responden
Jawaban Nilai Jumlah
Nilai
Nominasi A B C 3 2 1
1 001 3 11 1 9 22 1 32 C
2 002 8 4 3 24 8 3 35 B
3 003 12 3 0 36 6 0 42 A
4 004 9 6 0 27 12 0 39 B
5 005 7 8 0 21 16 0 37 B
6 006 6 8 1 18 16 1 35 B
7 007 9 5 1 27 10 1 38 B
81
8 008 10 4 1 30 8 1 39 B
9 009 4 10 1 12 20 1 33 C
10 010 8 5 2 24 10 2 36 B
11 011 4 10 1 12 20 1 33 C
12 012 6 9 0 18 18 0 36 B
13 013 8 7 0 24 14 0 38 B
14 014 2 12 1 6 24 1 31 C
15 015 10 5 0 30 10 0 40 A
16 016 6 8 1 18 16 1 35 B
17 017 7 8 0 21 16 0 37 B
18 018 9 5 1 27 10 1 38 B
19 019 7 8 0 21 16 0 37 B
20 020 10 5 0 30 10 0 40 A
21 021 1 3 11 3 6 11 20 C
22 022 5 10 0 15 20 0 35 B
23 023 8 7 0 24 14 0 38 B
24 024 11 4 0 33 8 0 41 A
25 025 10 4 1 30 8 1 39 B
26 026 3 11 1 9 22 1 32 C
27 027 3 12 0 9 24 0 33 C
28 028 6 8 1 18 16 1 35 B
29 029 6 9 0 18 18 0 36 B
82
30 030 12 3 0 36 6 0 42 A
31 031 4 8 3 12 16 3 31 C
32 032 7 8 0 21 16 0 37 B
33 033 8 7 0 24 14 0 38 B
34 034 1 14 0 3 28 0 31 C
35 035 5 8 2 15 16 2 33 C
36 036 10 5 0 30 10 0 40 A
37 037 5 9 1 15 18 1 34 B
38 038 10 5 0 30 10 0 40 A
39 039 10 5 0 30 10 0 40 A
40 040 4 11 0 12 22 0 34 B
41 041 2 13 0 6 26 0 32 C
42 042 13 2 0 39 4 0 43 A
43 043 10 4 1 30 8 1 39 B
44 044 5 8 2 15 16 2 33 C
45 045 5 10 0 15 20 0 35 B
46 046 7 8 0 21 16 0 37 B
47 047 9 6 0 27 12 0 39 B
48 048 8 7 0 24 14 0 38 B
49 049 6 9 0 18 18 0 36 B
50 050 1 14 0 3 28 0 31 C
51 051 9 6 0 27 12 0 39 B
83
52 052 6 9 0 18 18 0 36 B
53 053 10 5 0 30 10 0 40 A
54 054 5 9 1 15 18 1 34 B
55 055 10 3 2 30 6 2 38 B
56 056 6 9 0 18 18 0 36 B
57 057 7 6 2 21 12 2 35 B
58 058 2 8 5 6 16 5 27 C
59 059 9 6 0 27 12 0 39 B
60 060 0 15 0 0 30 0 30 C
Dari data tersebut dapat dicari skor tertinggi dan terendah
kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:
i= (Xt-Xr)+1
Ki
Keterangan:
i : interval item
Xt : nilai tertinggi
Xr : nilai terendah
Ki : kelas interval(tinggi,sedang,rendah)
Untuk mengetahui penggunaan metode Index Card Match dengan
jumlah 15 item diketahui nilai tertinggi 43 dan nilai terendah 20, maka
berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
i= (Xt-Xr)+1
84
Ki
i= (43-20)+1
3
i= 23+1
3
i= 24
3
i= 8
Data tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui
berapa banyak siswa yang penggunaan metode Index Card Match dalam
kategori tinggi, sedang, rendah.
Tabel 4.3
Interval Penggunaan Metode Index Card Match
No Nilai Internal Jumlah Siswa Nilai Nominal
1 40-45 10 A
2 34-39 35 B
3 15-33 15 C
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh nilai dalam
menggunakan metode Index Card Match dengan kategori tinggi, sedang,
maupun rendah, kemudian masing-masing variabel dipersentasikan dengan
menggunakan rumus:
P= F X100%
85
N
Keterangan:
P : Presentase perolehan
F : Frekuensi masing – masing variabel
N : Jumlah Responden
Adapun gambaran tentang persentase dari masing-masing kategori
adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori tinggi antara
skor 40-45 ada 10 responden :
P= 10
X100% 60
P = 16,67%
b. Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori sedang
antara skor 34-39 ada 35 responden:
P= 35
X100% 60
P = 58,33%
c. Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori rendah
antara skor 15-33 ada 15 responden:
P= 15
X100% 60
86
P = 25%
Tabel 4.4
Persentase Penggunaan Metode Index Card Match
No
Nilai Persentasi
Metode Index Card
Match
interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi(A) 40-45 10 16,67%
2 Sedang (B) 34-39 35 58,33%
3 Rendah (C) 15-33 15 25%
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa:
a. Siswa yang mendapat nilai A pada tingkat penggunaan metode
Index Card Match sebanyak 10 siswa dengan prosentase 16,66 %.
b. Siswa yang mendapat nilai B pada tingkat penggunaan metode
Index Card Match sebanyak 35 siswa dengan prosentase 58,33 %.
c. Siswa yang mendapat nilai C pada tingkat penggunaan metode
Index Card Match sebanyak 15 siswa dengan prosentase 25 %.
B. Analisis Kedua
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang data prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga yang
diambil dari nilai Ulangan Tengah Semester.
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel daftar nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam.
87
3. Mempersentasikan jawaban.
4. Menginterprestasikan hasil persentase prestasi belajar Penddikan
Agama Islam.
Tabel 4.5
Data Nilai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Ialam
Responden Nilai
001 75
002 70
003 85
004 80
005 70
006 90
007 65
008 70
009 75
010 80
011 70
012 70
013 75
014 75
015 60
016 60
017 85
018 80
88
019 60
020 80
021 75
022 85
023 75
024 85
025 90
026 60
027 60
028 60
029 70
030 80
031 60
032 80
033 70
034 70
035 75
036 60
037 60
038 75
039 75
040 80
041 60
042 70
89
043 90
044 65
045 75
046 80
047 85
048 60
049 80
050 70
051 70
052 60
053 75
054 60
055 60
056 65
057 80
058 65
059 75
060 75
Adapun data tentang distribusi frekuensi prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada tabel berikut:
90
Tabel 4.6
Data Tentang Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam
Responden Nilai Nominasi
001 75 B
002 70 B
003 85 A
004 80 A
005 70 B
006 90 A
007 65 C
008 70 B
009 75 B
010 80 A
011 70 B
012 70 B
013 75 B
014 75 B
015 60 C
016 60 C
017 85 A
018 80 A
019 60 C
020 80 A
91
021 75 B
022 85 A
023 75 B
024 85 A
025 90 A
026 60 C
027 60 C
028 60 C
029 70 B
030 80 A
031 60 C
032 80 A
033 70 B
034 70 B
035 75 B
036 60 C
037 60 C
038 75 B
039 75 B
040 80 A
041 60 C
042 70 B
043 90 A
044 65 C
92
045 75 B
046 80 A
047 85 A
048 60 C
049 80 A
050 70 B
051 70 B
052 60 C
053 75 B
054 60 C
055 60 C
056 65 C
057 80 A
058 65 C
059 75 B
060 75 B
Setelah skor prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan interval melalui
perhitungan dengan rumus skor maksimum dikurangi skor minimum
dengan pedoman rumus sebagai berikut:
i= (Xt-Xr)+1
Ki
93
Keterangan:
i : interval item
Xt : nilai tertinggi
Xr : nilai terendah
Ki : kelas interval
Maka berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui variabel prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga bahwa nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dalam hal ini dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
i= (Xt-Xr)+1
Ki
i= (90-60)+1
3
i= 30+1
3
i= 31
3
i= 10,3 dibulatkan menjadi 11
Kemudian data tersebut dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui
berapa banyak siswa yang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah.
94
Tabel 4.7
Interval prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
No Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi
1
2
3
80-90
70-79
60-69
18
24
18
A
B
C
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh nilai
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan kategori tinggi, sedang,
dan rendah kemudian dicari persentase frekuensi prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
P=
F
X100%
N
Keterangan:
P : Presentase perolehan
F : Frekuensi masing – masing variabel
N : Jumlah Responden
a. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk kategori tinggi
antara skor 80-90 ada 18 responden:
P= 18
X100% 60
P = 30%
95
b. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk kategori sedang
antara skor 70-79 ada 24 responden:
P= 24
X100% 60
P = 40%
c. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk kategori rendah
antara skor 60-69 ada 18 responden:
P= 18
X100% 60
P = 30%
Maka setelah diketahui kategori prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam dalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Maka
untuk lebih jelasnya penulis akan sampaikan dalam bentuk tabel
persentase prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK
Al Falah Salatiga.
Tabel 4.8
Persentase Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
No Prestasi Belajar PAI Interval frekuensi Prosentase
1 Tinggi (A) 80-90 18 30%
2 Sedang (B) 70-79 24 40%
3 Rendah (C) 60-69 18 30%
Jumlah 60 100%
96
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa:
a. Siswa yang mendapat nilai A pada prestasi belajar PAI siswa
sebanyak 18 siswa dengan prosentase 30 %.
b. Siswa yang mendapat nilai B pada tingkat prestasi belajar PAI
siswa sebanyak 24 siswa dengan prosentase 40 %.
c. Siswa yang mendapat nilai C pada tingkat prestasi belajar
PAIsiswa sebanyak 18 siswa dengan prosentase 30 %.
C. Analisis Ketiga
Analisis ketiga berfungsi untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukan yaitu : adakah pengaruh penggunaan metode Index Card
Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Maka untuk
mencari korelasi tersebut menggunakan rumus product moment sebagai
berikut:
rxy=
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
Dalam penyajian data bab ini, akan dikorelasikan dalam tabel
korelasi dimana penggunaan metode Index Card Matchsebagai variabel X
dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam sebagai variabel Y.
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan kedalam koefisien dan
perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar
memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product
97
momentdengan skor angka kasar. Maka sebelum melakukan perhitungan,
penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel untuk mencari pengaruh penggunaan metode
Index Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa kelas X di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran
2015/2016.
2. Mencari x, y, X2, Y
2, dan xy dengan cara mengalikannya.
3. Memasukkan nilai x, dan y yang sudah ada kedalam rumus
korelasi product moment angka kasar.
Tabel 4.9
Tabel Kerja untuk Mencari Koefisien antara Variabel penggunaan metode
Index Card Match (X) dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
(Y) Diketahui:
Responden X Y X² Y² XY
001 32 75 1024 5625 2400
002 35 70 1225 4900 2450
003 42 85 1764 7225 3570
004 39 80 1521 6400 3120
005 37 70 1369 4900 2590
006 35 90 1225 8100 3150
007 38 65 1444 4225 2470
008 39 70 1521 4900 2730
009 33 75 1089 5625 2475
98
010 36 80 1296 6400 2880
011 33 70 1089 4900 2310
012 36 70 1296 4900 2520
013 38 75 1444 5625 2850
014 31 75 961 5625 2325
015 40 60 1600 3600 2400
016 35 60 1225 3600 2100
017 37 85 1369 7225 3145
018 38 80 1444 6400 3040
019 37 60 1369 3600 2220
020 40 80 1600 6400 3200
021 20 75 400 5625 1500
022 35 85 1225 7225 2975
023 38 75 1444 5625 2850
024 41 85 1681 7225 3485
025 39 90 1521 8100 3510
026 32 60 1024 3600 1920
027 33 60 1089 3600 1980
028 35 60 1225 3600 2100
029 36 70 1296 4900 2520
030 42 80 1764 6400 3360
031 31 60 961 3600 1860
99
032 37 80 1369 6400 2960
033 38 70 1444 4900 2660
034 31 70 961 4900 2170
035 33 75 1089 5625 2475
036 40 60 1600 3600 2400
037 34 60 1156 3600 2040
038 40 75 1600 5625 3000
039 40 75 1600 5625 3000
040 34 80 1156 6400 2720
041 32 60 1024 3600 1920
042 43 70 1849 4900 3010
043 39 90 1521 8100 3510
044 33 65 1089 4225 2145
045 35 75 1225 5625 2625
046 37 80 1369 6400 2960
047 39 85 1521 7225 3315
048 38 60 1444 3600 2280
049 36 80 1296 6400 2880
050 31 70 961 4900 2170
051 39 70 1521 4900 2730
052 36 60 1296 3600 2160
053 40 75 1600 5625 3000
100
054 34 60 1156 3600 2040
055 38 60 1444 3600 2280
056 36 65 1296 4225 2340
057 35 80 1225 6400 2800
058 27 65 729 4225 1755
059 39 75 1521 5625 2925
060 30 75 900 5625 2250
Jumlah 2157 4340 78467 318750 156525
ƩX : 2157
ƩY : 4340
ƩX² : 78467
ƩY² : 318750
ƩXY : 156525
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment, yaitu
sebagai berikut:
rxy=
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
156525-
(2157)(4340)
60
rxy=
{ 78467- (2157)²
} { 318750- (4340)²
}
60 60
101
156525-
9361380
60
rxy=
{ 78467- 4652649
} { 318750- 18835600
}
60 60
156525 -
156023
rxy=
{ 78467 – 77544,15 } { 318750 -313926 }
502
rxy=
{ 922,85 } { 4824 }
502
rxy=
4451828,4
rxy= 502
2109,935638
= 0,237
102
D. Analisis Uji Hipotesis
Setelah data dianalisis dengan menggunakan tehnik korelasi
product moment dan diperoleh nilai rxy sebesar 0,237 kemudian
dikonsultasikan dengan rproduct moment dengan N=60 pada taraf
signifikansi 5%=0,254. Jadirxy <rt sehingga menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan pada rtaraf signifikansi 5% kalaupun ada
hubungannya hanya kecil.
Dari analisis di atas kita mengetahui bahwa penggunaan metode
Index Card Match tidak ada hubungan yang signifikan terhadap
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada taraf signifikansi 5%
dan 1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara penggunaan metode Index Card Match terhadap
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga
Tahun Ajaran 2015/2016.
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode Index Card Match pada siswa SMK Al Falah
Salatiga pada kategori tinggi ada 10 responden dengan persentase
16,67% kemudian dalam kategori sedang ada 35 responden dengan
persentase 58,33% dan yang termasuk dalam kategori kurang ada 15
responden dengan persentase 25%.
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa SMK Al Falah
Salatiga pada kategori tinggi 18 siswa dengan persentase 30%,
kemudian dalam kategori sedang 24 siswa dengan persentase 40%,
dan yang termasuk dalam kategori kurang 18 siswa dengan
persentase 30%.
3. Hubungan penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga
104
dengan menggunakan rumus product moment di peroleh rxy=0,237
lebih kecil dari rt pada taraf signifikan 5% : 0,254 dengan N : 60.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil ditolak
atau dengan kata lain dapat dikatakan tidak ada hubungan yang
signfikan antara penggunaan metode Index Card Match dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah
Salatiga.
B. Saran
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka ada beberapa saran
yang perlu penulis sampaikan, yaitu:
1. Kepada Bapak/Ibu guru di SMK Al Falah khususnya pengampu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hendaknya menambah
pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, sehingga siswa lebih semangat lagi dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Siswa hendaknya dapat meningkatkan pemahaman tentang
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga mampu
memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran Agama Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
105
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basuki, Sulistya. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Grafindo.
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Group.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka .
Cipta.
106
Hadi, Sutrisno. 1994. Metode Research. Yogyakarta: Andi.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdyakarya.
2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: PT.Rosdyakarya.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya.
Mel Silberman. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwadarminta, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Syukur, Abdul. 2014. Profesi Pendidik. Salatiga: STAIN SALATIGA PRESS.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafida Persada.
1995. Psikologi Pendidikan ( Suatu Pendekatan Baru) Bandung:
Remaja Rosdyakarya.
Tafsiri, Ahmad. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja
Rosdyakarya.
Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya.
Winkel, W.S. 1978. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT.Gramedia.
Zaini, Hisyam. Dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
111
Daftar Responden
NO Nama Jurusan Jenis Kelamin (L/P)
1. Ahmad Royyan TO L
2. Ahmad Zaenul Khoiri TO L
3. Achmad Lutfi TO L
4. Adhi Kurniawan TO L
5. Adnan Kasogi TO L
6. Aji Susanto TO L
7. Amin Rachmadi TO L
8. Anang Saputra TO L
9. Andika Putra TO L
10. Andra Putra TO L
11. Andrian Dwi Bagus
Saputra TO
L
12. Anis Azizah TB P
13. Atik Rahmawati TB P
14. Arfian Dwi Septiono TO L
15. Ari Nur Afandi TO L
16. Bagas Aulin TO L
17. Chosiatun Nihaya TB P
18. Desti Anis Mahfiroh TB P
19. Dwi Agus Susilo TO L
20. Fauzan Maarif TO L
21. Fery Putra TO L
22. Fitria Handayanti TB P
23. Hendhi Prastowo TO L
24. Iin Ulfatul Ulya TB P
25. Ika Nur Arifah TB P
112
26. Joko Legowo TO L
27. Juve Ahmed Al Mousa TO L
28. Khalifatul Mustakhifah TB P
29. Krismanto TO L
30. Lailatussolekhah TB P
31. Lina Furiyanti TB P
32. Miftachul Ulum TO L
33. Misbakhul Huda TO L
34. M. Abdul Rohim TO L
35. M. Ainul Yaqin TO L
36. M. Alif Khoirurroziqin TO L
37. M. Fatkhurroziqin TO L
38. M. Ilham Ady S TO L
39. M. Lutfi Luistianto TO L
40. Mustakim TO L
41. M. Nur Ramadhan TO L
42. M. Roswani TO L
43. M. Toher TO L
44. Nur Aeni TB P
45. Nur Rohman TO L
46. Nurul Khasanah TO P
47. Novi Wijayanti TO P
48. Risma Iffatul Lutfina TB P
49. Riezky Yulian Saputra TO L
50. Rifqi Maulana TO L
51. Rohmad Setyawan TO L
52. Ryno Mei Arfian TO L
113
53. Sondi Herdian TO L
54. Supriyanto Abdul Latif TO L
55. Taslimah Dwi Andriani TB P
56. Wahyu Candra TO L
57. Wahyu Dwi TO L
58. Yuli Sapta TO L
59. Yuliyanto TO L
60. Zaenal Nur Widiyanto TO L
114
ANGKET PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama :
No. Absen :
Kelas :
B. Definisi Metode Index Card Match
Metode Index Card Match adalah metode pembelajaran
yang diterapkan dengan cara mencari pasangan dengan
menggunakan kartu index sebagai media pembelajaran. Tujuan
diterapkannya metode ini agar siswa lebih aktif dan senang dalam
megikuti proses pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran dapat
meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa memahami
pelajaran yang telah diberikan.
C. Petunjuk Pengisian Angket
1. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan memberi
tanda silang (X) pada huruf a,b, dan c yang sesuai dengan
kenyataan.
2. Jawablah pertanyaan secara jujur karena nilai angket ini tidak
akan mempengaruhi nilai raport Anda.
D. Angket Tentang Penggunaan Metode Index Card Match Dalam
Pembelajaran.
1. Apakah dalam menyampaikan materi pelajaran guru agama
memperhatikan keadaan siswa?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
2. Apakah dalam menyampaikan materi pelajaran guru agama
menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
115
3. Apakah sebelum pelajaran dimulai guru agama mengemukakan
pokok-pokok materi yang akan dibahas?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
4. Apakah dalam menggunakan metode metode Index Card
Match guru agama menjelaskan cara kerjanya dengan baik?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
5. Ketika guru menggunakan metode Index Card Match dalam
menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam di kelas
apakah siswa benar-benar bisa mempraktekkannya?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
6. Apakah Anda setiap hari mempersiapkan materi pelajaran yang
akan Anda pelajari?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
7. Pada saat pembelajaran berlangsung apakah Anda sudah siap
menerima pelajaran?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
8. Ketika ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam apakah
Anda sudah benar-benar mempelajarinya?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
9. Ketika guru menyampaikan materi, Anda belum jelas, apakah
Anda akan bertanya?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
116
10. Apakah selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan metode Index Card Match Anda dapat mengikuti
dengan baik?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
11. Apakah Anda sudah jelas dengan materi yang telah
disampaikan oleh guru?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
12. Menurut Anda pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
metode Index Card Match apakah menyenangkan dan sesuai
dengan materi?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
13. Sebelum menutup materi pelajaran apakah guru menanyakan
hal-hal yang belum jelas pada siswa?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
pernah
14. Apakah pertanyaan-pertanyaan siswa dapat dijawab oleh guru
dengan jelas dan mudah difahami oleh siswa?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
pernah
15. Apakah sebelum menutup pelajaran guru agama memberikan
kesimpulan dari materi yang telah diajarkan?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
pernah
119
Jurusan : Tarbiyah
NIM : 11111017 Progdi : PAI
P.A. : M. Farid Abdullah, S.PdI.
No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
1.
Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
oleh Dewan Mahasiswa
(DEMA) STAIN Salatiga
20-22 Agustus 2011
Peserta 3
2.
Achievement Motivation
Training (AMT) oleh Ittaqo dan
CEC STAIN Salatiga
23 Agustus 2011
Peserta 2
3. Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) oleh STAIN Salatiga
24 Agustus 2011
Peserta 2
4.
Seminar Entrepreneurship dan
Koprasi oleh Kopma dan KSEI
STAIN Salatiga
25 Agustus 2011
Peserta 2
5. USER EDUCATION oleh UPT
PERPUSTAKAAN STAIN
19 September 2011
Peserta 2
6.
Seminar Pendidikan(HMI) “
Menuju Pendidikan Indonesia
Yang Ideal”
28 Desember 2011 Peserta 2
7.
Public Hearing” Meningkatkan
Kepekaan dan Transparansi
Kinerja Lembaga Menuju
Kampus Yang Amanah”
27 Maret 2012 Peserta 2
8.
Seminar Nasional” tren bisnis
berbasis multimedia dan
teknologi informatika sebagai
wujud pasar modern”
21 April 2012 Peserta 8
9.
Bedah Buku(HMI) “ Sang
Maha-Segalanya Mencintai Sang
Mahasiswa”
14 Mei 2012 Peserta 2
10.
Dialog Publik dan Silaturahim
Nasional “ Kemanakah Arah
Kebijakan BBM? Mendorong
Subsidi BBM Untuk Rakyat”
10 November 2012 Peserta 2
120
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Janah
TTL : Kab.Semarang, 13 Oktober 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Orang Tua
a. Ayah : Idris
b. Ibu : Sarminah
Alamat : Batur Wetan Rt. 01/Rw 13, Kel.Batur,Kec.Getasan, Kab.
Semarang.
Riwayat Pendidikan :
1. MI Bener Kec. Tengaran Lulus Tahun 2005
2. MTs Al-Manar Bener Kec.Tengaran Lulus Tahun
2008
3. MAN Tengaran Kab. Semarang Lulus Tahun 2011
4. S1 FTIK IAIN Salatiga Lulus Tahun 2016