[slide] oligohidramnion (1)
DESCRIPTION
dffssTRANSCRIPT
Laporan KasusOligohidramnionSetiani Imaningtias, S.Ked23.37.912.2011Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit KandunganRS Islam Jakarta Cempaka Putih
Identitas Pasien• Nama: Ny. DP• Usia : 19 tahun• Alamat : Cempaka Putih Barat• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Agama : Islam• Anamnesis : Autoanamnesis• TMRS : 5 April 2015• Dokter : dr. H. Abdul Rauf, Sp.OG
Anamnesis
Keluhan Utama• Nyeri perut bagian bawah sejak 4 hari
SMRSRiwayat Penyakit Sekarang• Os datang ke VK paviliun Annisa
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 4 hari SMRS disertai keluar cairan jernih seperti keputihan sejak 7 hari yang lalu sampai empat kali ganti celana dalam per hari dan baru berhenti kemarin.
Riwayat Penyakit Dahulu• Pernah mengalami Infeksi Salurah Kemih
beberapa tahun yang lalu, riwayat Asthma disangkal, Diabetes Melitus disangkal, Hipertensi disangkal.Riwayat Penyakit Keluarga
• Asthma disangkal, Diabetes Melitus disangkal, Hipertensi disangkal.
Riwayat Pengobatan• Mengaku tidak mengonsumsi obat selama
kehamilanRiwayat Psikososial• Merokok disangkal, Alkohol disangkal, Punya
kebiasaan minum jamu Kunyit Asam dan Beras Kencur selama hamil.
Riwayat Alergi• Obat disangkal, Cuaca disangkal, Makanan
disangkal.Riwayat Perkawinan• Pernikahan pertama, baru menikah 1 bulan yang
lalu.Riwayat Haid• Usia menarche 15 tahun, siklus haid tidak
teratur, nyeri, HPHT Agustus 2014
Riwayat ANC• Rutin ke Puskesmas
Riwayat Kehamilan• Ini adalah kehamilan pertama
Pemeriksaan Fisik• Keadaan Umum : Tampak Baik• Kesadaran : Compos Mentis• Tanda Vital• Suhu 36.5 C• TD 100/70 mmHg• RR 20 x/menit• HR 78 x/menit, regular, isi cukup
Status Generalis• Kepala : Normocephal• Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)• Ekstremitas Atas : Akral hangat, CRT < 2 s,
edema (-/-)• Ekstremitas Bawah : Akral hangat, CRT < 2 s,
edema (-/-)
Status Obstetrikus• Inspeksi Abdomen : Linea Nigra (-),
Striae Gravidarum (-), Pembesaran Abdomen (-)• Palpasi Abdomen : Teraba Fundus Uteri
diantara pusat dan simfisis pubis• Pemeriksaan Inspekulo : Ostium Uteri Eksternum
masih tertutup
Pemeriksaan Penunjang• USG tanggal 6 April 2015• Janin tunggal hidup intrauterin, sesuai dengan usia
kehamilan 18 minggu, ICA < 5 cm. Kesan Oligohidramnion.
• Pemeriksaan Laboratorium• Hb 11.9• Ht 33 %• Feritin 25 ng/mL
Diagnosis
Ibu• G1P0A0 Usia 19 tahun, Hamil 18 minggu dengan OligohidramnionAnak
• Janin tunggal hidup intrauterin, presentasi bokong
Tindakan• Pemasangan laminaria• 7 April 2015 : Terpasang laminaria 1 strip• 8 April 2015 : Lepas laminaria 1 strip, pasang kembali 3
strip
• Curettage• 9 April 2015 : Dilakukan curettage untuk mengambil
hasil konsepsi. Diambil dari cavum uteri, janin dengan Apgar Score 1 disertai kelainan morfologi pada ekstremitas bagian bawah
Tinjauan Pustaka
Oligohidramnion
Definisi• Oligohidramnion didefinisikan sebagai suatu
kelainan pada cairan ketuban apabila Indeks Cairan Amnion (ICA) atau Amniotic Fluid Index (AFI) < 5 cm.1 Sementara pada kehamilan normal, nilai ICA atau AFI sebesar 5—20 cm.2
1. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. 2010. Disorders of Amniotic Fluid Volume. Williams Obstetrics 23rd Edition. H 495
2. Karsono, B. 2010. Ultrasonografi dalam Obstetri. Buku Ajar Ilmu Kebidanan Ed 4. H 268
EtiologiJanin
Kelainan kromosom
Kelainan kongenital
Pertumbuhan terhambat
Kematian
Kehamilan Posterm
Pecahnya Ketuban
Ibu
Insufisiensi uteroplasenta
Hipertensi
Preeklamsia
Diabetes
Obat
Prostaglandin Synthase
Inhibitor
ACE Inhibitor
Plasenta
Solusio plasenta
Transfusi antar-kembar
Idiopatik
Oligohidramnion Awitan Dini• Seringkali, adanya oligohidramnion menjadi bukti
adanya obstruksi pada saluran kemih janin atau adanya suatu agenesis ginjal.
• Selain itu, adanya kebocoran dari rusaknya selaput amnion juga dapat diperkirakan menjadi penyebab berkurangnya cairan amnion secara bermakna, tetapi seringkali kemudian faktor ini diikuti oleh adanya persalinan.1
• Penggunaan obat dari golongan ACE Inhibitor juga memiliki hubungan dengan kejadian oligohidramnion.
• Lima belas hingga 25% kasus oligohidramnion berhubungan dengan kelainan janin.1
Kelainan Kongenital1. Sindroma pita amnion
2. Jantung : Tetralogi of Fallot dan defek septum
3. SSP : Holoprosensefalus, mengingokel, encefalokel,
mikrosefalus
4. Kelainan Kromosom : Triploidi, trisomi 18, turner
5. Disgenesis kloaka
6. Higroma kistik
7. Hernia diafragmatika
8. Genitourinary : Agenesis Ginjal, Displasia Ginjal,
obstruksi uretra Bladder Extrophy, Meckel-Gruber
Synd, Uropelvic Junction Obstruction, Prune-Belly
Syndrome
9. Hipotiroidisme
10.Tulang : Sirenomelia, agenesis sakrum, os radius
tidak ada, sumbing wajah
11.TRAP Sequences (twin reverse arterial perfusion)
12.Transfusi antar kembar
13.VACTERL (vertebral, anal, cardiac,
tracheoesofageal, renal, limb)
Prognosis
• Outcome janin biasanya menjadi buruk apabila terjadi oligohidramnion awitan dini.
• Shenker dkk (1991) menyatakan bahwa dari 80 kehamilan dengan oligohidramnion, hanya separuhnya saja yang dapat bertahan.1
• Garmel dkk (1997) mengamati bahwa oligohidramnion sebelum minggu ke-37 pada janin yang tumbuh sesuai dengan masa kehamilannya memperlihatkan peningkatan angka kelahiran preterm sebesar tiga kali lipat, tetapi tidak untuk hambatan pertumbuhan atau kematian janin.1 Bayi yang tadinya normal dapat mengalami akibat dari oligohidramnion awitan dini yang parah.
Tinjauan Pustaka
Fisiologi Janin
Perkembangan Konseptus
Tinjauan Pustaka
Teratologi
Teratogen• Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi
organogenesis adalah adanya teratogen atau zat yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
• Teratogen adalah setiap zar yang bekerja selama masa perkembangan mudigah atau janin untuk menimbulkan perubahan bentuk atau fungsi yang menetap. Teratologi adalah ilmu tentang kontribusi lingkungan terhadap terjadinya kelainan perkembangan. Teratogen yang saat ini diketahui adalah zat kimia, virus, agen lingkungan, faktor fisik, dan obat.
• Pada sebuah studi yang melibatkan 9000 pasien prenatal menyatakan bahwa setiap wanita menerima resep rata-rata 3.1 resep untuk obat selain vitamin. Obat-obat yang sering digunakan adalah antiemetik, antihistamin, antasida, analgesik, antimikroba, antihipertensi, obat penenang, hipnotik, dan diuretik.
Diskusi KasusOligohidramnion
Ny. DP (19 tahun) G1P0A0 mengalami oligohidramnion berat pada usia kehamilan 18 minggu. Telah dipaparkan sebelumnya bahwa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya oligohidramnion diantaranya adalah adanya kelainan kongenital pada janin. Pada Ny. DP diduga oligohidramnion terjadi akibat pecahnya selaput amnion akibat gesekan dengan ekstremitas bawah janin yang tidak sempurna terbentuk.
Kurang dalamnya anamnesis yang dilakukan kepada Ny. DP menyebabkan kurangnya data medis yang diperoleh, misalnya mengenai jenis obat apa saja yang pernah ia konsumsi selama hamil. Dari anamnesis hanya diketahui bahwa Ny. DP memiliki kebiasaan mengonsumsi jamu Kunyit Asam dan Beras Kencur, di mana berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan penggunaan kedua jenis jamu ini pada ibu hamil tidak memiliki keterkaitan dengan kejadian cacat janin.
Namun, perlu dipikirkan jenis obat lain yang pernah dikonsumsi oleh Ny. DP. Dugaan sementara mengenai obat-obatan yang pernah dikonsumsi oleh Ny. DP sesuai dengan pembahasan pada tinjauan pustaka adalah dari golongan antiemetik, antihistamin, antasida, analgesik, dan antimikroba yang menurut FDA memiliki indeks keamanan terhadap ibu hamil yang kurang, misalnya dengan indeks C, D, atau X.
Namun sayangnya, dugaan sementara tersebut belum dapat dipastikan saat ini karena Ny. DP telah dipulangkan dari RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada tanggal 10 April 2015 Selanjutnya, mengenai keamanan pemberian obat pada ibu hamil perlu menjadi perhatian kita semua sebagai calon dokter layanan primer dengan memperhatikan indeks keamanan dan usia kehamilan ibu agar peristiwa serupa tidak lagi terjadi.
Terima KasihJazaakumullaahu Ahsanal Jazaa’