snnt-anatasyalia

Upload: acha-anatasyalia

Post on 18-Jul-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS

STRUMA NODUSA NON TOKSIKPembimbing:

Dr. Sahat Marbun, Sp.B

Penyusun: Anatasyalia (030.07.016)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT DAERAH KOJA PERIODE 26 DESEMBER 2011 4 MARET 2012 FAKULTAS KEDOKTERAAN UNIVERSITAS TRISAKTIBAB I STATUS PASIEN

1

I. IDENTITAS PASIEN Nama Lengkap : S Suku Bangsa : Jawa ______________________________________________________________________________ Umur : 38 tahun Agama : Islam ______________________________________________________________________________J enis Kelamin : perempuan Status Pernikahan : Menikah ______________________________________________________________________________P ekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan terakhir : SMA ______________________________________________________________________________A lamat : Jl. Muara Baru Tanggal masuk RS :29 Desember 2011

I. ANAMNESIS Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 30 Desember 2011

Keluhan utama : Benjolan dileher bagian depan sejak 10 tahun SMRS

Riwayat penyakit sekarang 10 tahun SMRS os mengaku timbul benjolan dileher bagian depan, awalnya benjolan tersebur kecil sebesar kelereng dan semakin lama semakin membesar dan terlihat jelas sebesar telur ayam hingga saat ini. Keluhan lain jantung berdebar, keringat berlebih, tidak tahan ditempat panas atau dingin, berat badan turun atau, nafsu makan meningkat atau menurun, mudah marah, penglihatan kabur, penglihatan berbayang, gangguan buang air besar, gangguan menstruasi disangkal os. 7 tahun SMRS os berobat ke RSUD tarakan , dikatakan os menderita penyakit kelenjar tiroid, disarankan untuk dioperasi namun os menolak tindakan tersebut. Keluhan lain tidak ada. 2 bulan SMRS os dating ke poliklinik bedah RSUD Koja dengan keluhan benjolan dileher bagian depan yang semakin membesar, kira-kira sebesar telur ayam. Os mengaku2

nafsu makan biasa tiga kali sehari, berat badan stabil, buang air besar lancer, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan, tidak berlendir, tidak ada darah, buang air kecil lancer, warna kuning jernih, tidak keruh, tidak ada darah, siklus haid teratur tiap bulan selama 5 hari. Keluhan lain demam, sakit kepala, mual, muntah, jantung berdebar, keringat berlebih, tidak tahan ditempat panas atau dingin, mudah marah, penglihatan kabur, penglihatan berbayang, aborstus kehamilan, disangkal os.

Riwayat penyakit dahulu Pasien tidakpernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Pasien mengaku tidak pernah operasi sebelumnya, tidak peranh dirawat di rumah sakit. Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan sakit jantung tidak ada.

Riwayat penyakit keluarga Tidak ada keluarga pasien mengalami hal yang sama sperti os. tidak ada keluarga yang sakit darah tinggi, kencing manis, sakit jantung dan keganasan.

Riwayat kebiasaan Os mengaku mengkonsumsi garam beryodium, minum air sumber dari air keran yang dimasak, makan sayur dan buah-buahan. Os mengaku jarang berolahraga.

Riwayat lingkungan Tidak ada disekitar tempat tinggal os mengalami hal serupa.

II. PEMERIKSAAN FISIK3

Keadaan umum Kesadaran Tanda vital

: Tampak sakit ringan : Composmentis :

Tekanan darah Nadi

: 110/70mmHg : 88x/menit

Pernapasan: 18x/menit Suhu : 36,5C

Status gizi

Berat badan Tinggi badan BMI

: 50 kg : 152 cm :

STATUS GENERALIS Kepala: Normochepali, tidak ada deformitas Mata : Ketajaman visus normal 6/6, pupil isokor dengan diameter 3mm, conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+), tidak terdapat adanya raccoon eye, gerak bola mata normal, exopthalmus (-). Leher Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid teraba membesar dan mengikuti pergerakan saat menelan. Paru-paru Inspeksi : Kanan : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis4

Kiri Palpasi Perkusi Auskulatasi

: Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

: Vocal fremitus simetris kanan dan kiri : Sonor pada kedua lapang paru : Suara nafas vesicular, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis : Teraba ictus cordis pada sela iga V di linea midklavikula kiri : Batas kanan : sela iga V linea parasternalis kanan Batas kiri Batas atas Auskultasi : sela iga V, 1 cm sebelah medial linea midclavikula kiri : sela iga II linea parasternal kiri

: Bunyi jantung I-II regular, murmur(-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi : Simetris, datar, benjolan (-) : Dinding perut: supel, nyeri tekan epigastrium (-), nyeri lepas (-) Hepar Lien Ginjal Perkusi : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : Ballotement (-)

: Timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)5

Auskultasi

: Bising usus (+) 3x/menit

Anggota Gerak Anggota gerak atas Otot Tonus Sendi Gerakan Kekuatan Tremor Oedem Petechiae normotonus normal aktif +5 (-) (-) (-) normotonus normal aktif +5 (-) (-) (-) Kanan Kiri

Anggota gerak bawah Otot Tonus Sendi Gerakan Kekuatan Oedem Petechiae

Kanan

Kiri

normotonus normal aktif +5 (-) (-)

normotonus normal aktif +5 (-) (-)6

Status lokalis : Regio Coli Anterior Inspeksi Tampak benjolan pada daerah coli anterior. Benjolan berbentuk bulat, berjumlah satu, warna seperti kulit disekitarnya, dan terlihat ikut bergerak ke atas saat pasien menelan. Pembesaran KGB (-), Jejas (-), Luka (-) Palpasi Teraba benjolan pada daerah coli anterior. Benjolan berbatas tegas superior, inferior, lateral dan medial. berbentuk bulat, berjumlah satu, berukuran 4 cm x 3cm x 2,5 cm, teraba kenyal, permukaan licin, dapat digerakan dari dasarnya dan kulit diatasnya, nyeri tekan (-), tidak teraba hangat dan teraba bergerak ke atas saat pasien menelan. Tidak teraba adanya pembesaran KGB. Auskultasi : Arterial Bruit (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Darah Tanggal 22 Desember 2011 Pemeriksaan Imunologi dan Alergi TIROID T3 total T4 total 2,31 96.03 0.92-2.33 60-120 Mmol/L Mmol/L7

Hasil

Nilai normal

Satuan

HEMATOLOGI Hematologi lengkap Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit MCV MCH MCHC Hitung jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit Trombosit LED RDW HEMOSTATIS Masa pembekuan 10.00 05-15 menit8

10,3 8200 33 4.99 63 21 32

13.5-17.5 4.100-10.900 41-53 4.5-5.5 80-100 26-34 31-36

g/dL uL % Juta/uL fl pg g/dL

1 2 1 67 25 4 421000 47 18.8

0-2 0-5 2-6 47-80 13-40 2-11 140.000-440.000 normal disebut hot area, sedangkan jika uptake < normal disebut cold area (pada neoplasma). Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration / FNA) Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum halus. Cara pemeriksaan ini berguna untuk menetapkan diagnosis suspek maligna ataupun benigna. PENATALAKSANAAN 1. Konservatif/medikamentosa a. Indikasi : Usia tua Pasien sangat awal Rekurensi pasca bedah Pada persiapan operasi Struma residif Pada kehamilan, misalnya pada trimester ke-3

b. Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid 20-30 mg/dl c. Struma toksik : Bed rest PTU 100-200 mg (propilthiouracil) Merupakan obat anti-tiroid, dimana bekerjanya dengan prevensi pada sintesis dan akhir dari tiroksin. Obat ini bekerja mencegah produksi tiroksin (T4). Diberikan dosis 3x 100 mg/hari tiap 8 jam sampai tercapai eutiroid. Bila menjadi eutiroid dilanjutkan dengan dosis maintenance 2 x 5 mg/hari selama 12-18 bulan. Lugol 5 10 tetes27

Obat ini membantu mengubah menjadi tiroksin dan mengurangi vaskularisasi serta kerapuhan kelenjar tiroid. Digunakan 10-21 hari sebelum operasi. Namun sekarang tidak digunakan lagi, oleh karena propanolol lebih baik dalam mengurangi vaskularisasi dan kerapuhan kelenjar. Dosis 3 x 5-10 mg/hari selama 14 hari. 2. Radioterapi Menggunakan I131, biasanya diberikan pada pasien yang telah diterapi dengan obat anti-tiroid dan telah menjadi eutiroid. Indikasi radioterapi adalah pasien pada awal penyakit atau pasien dengan resiko tinggi untuk operasi dan untuk pasien dengan hipotiroid rekuren. Radioterapi merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil dan anak-anak. 3. Operatif a. Isthmulobectomy , mengangkat isthmus b. Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram c. Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat d. Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan sebagiankiri. e. Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan sebaliknya. f. RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisi yang bersangkutan dengan menyertakan n. accessories, v. jugularis eksterna dan interna, m. sternocleidomastoideus dan m. omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis. Operasi/Pembedahan Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering dibandingkan dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid. Reaksi-reaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil atau wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik atau pil KB), kadar hormon tiroid total tampak meningkat. Hal ini disebabkan makin banyak tiroid yang28

terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid. Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid, sebelum pembedahan tidak perlu pengobatan dan sesudah pembedahan akan dirawat sekitar 3 hari. Kemudian diberikan obat tiroksin karena jaringan tiroid yang tersisa mungkin tidak cukup memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan struma dilakukan 3-4 minggu setelah tindakan pembedahan. Yodium Radioaktif Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau kelainan genetik35 Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat tiroksin. Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk menekan TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.

29

DAFTAR PUSTAKA

1. Silbernagi , Steven. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Edisi 1. Jakarta : EGC ; 20072. Thyroid goiter. Available on : http://www.endocrineweb.com/conditions/thyroid/thyroid-

goiter.accessed on july 1,20113. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Kedokteran : Dari Sel ke Sistem, 2nd ed. Jakarta : EGC ;

20014. Sabiston,david. Buku Ajar Bedah. Bagian 1: hal 415- 425. Jakarta : EGC ; 1995 5. Sudoyo, aru dkk. Ilmu Penyakit Dalam jilid lll. Edisi lV.Kelenjar tiroid, Hipotiroidisme,

dan Hipertiroidisme. Hal 1933-1943. Jakarta ; EGC ; 20066. Struma. Available on : http://ababar.blogspot.com/2008/12/struma.html. accessed on july

2011.7. Hypertiroidism. Available on :

http://www.mayoclinic.com/health/hyperthyroidism/DS00344/DSECTION=symptoms. Accessed on july 2, 2011.8. Struma NonToksik.Available on :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20013/4/Chapter%20II.pdf. Accessed on july 2, 2011.

30