soal final bioteknologi
DESCRIPTION
kekuatanTRANSCRIPT
NAMA : DEVY PRIMANINGSIHNIM : I1A3 12 001FINAL BIOTEKNOLOGI
1. Apa yang dimaksud bioteknologi ?
,, Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998). Beragam batasan dan
pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi.
Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai berikut:
a. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu
pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan
melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
b. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan
untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan
bahan dan jasa (OECD,1982).
c. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk
membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau
hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US, 1982).
d. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi merupakan eksploitasi
komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.
d. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi'
yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut
European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari
ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme
hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan
produk dan jasa.
e. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia,
mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba
atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan
industri (EFB., 1983)
Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:
a. “Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi; organism (bakteri,
jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen
sub-selulernya (enzim).
b. “Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu segala sesuatu yang
berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang bangun suatu bioreaktor. Cakupan
teknik disini sangat luas antara lain; teknik industry dan kimia.
c. “Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang mencakup; biologi, kimia,
fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut pandang biologi (biosain), maka bioteknologi
merupakan penerapan (applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika.
Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang (disiplin) ilmu
(interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang dapat menguasai seluruh aspek
bioteknologi.
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah suatu
proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
a. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur, susu dsb.
b. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau penyusunan
oleh agen hayati.
c. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim, antibiotika,
hormon, pengolahan limbah.
Gambar 1: Skema Proses Bioteknologi
2. Sebutkan berbagai bakteri pathogen, bagaimana sifat-sifatnya dan bagaimana cara
diagnosa secara biologi (bioteknological diagnosis).
Jawab: Flexibacter columnaris, Edwardsiella tarda, Edwardsiela ictalurus, Vibrio
anguillarum, Aeromonas hydrophylla,Aeromonas salmonicida.
Bila ikan menderita infeksi bakteri eksternal, maka akan muncul titik merah atau
orange pada tubuh ikan. Selain itu, mungkin juga akan muncul coretan merah pada tubuh
ikan, pembengkakan, atau lapisan putih/abu-abu pada tubuh ikan. Untuk menyembuhkan
masalah ini, anda dapat menggunakan penisilin, asam naladixic atau tetrasiklin. Perawatan
lain yang cukup efektif adalah garam. Meskipun sulit terdiagnosis.
Bila ikan terkena infeksi bakteri internal, maka akan muncul masalah-masalah seperti
Pembengkakan. Bisa menggunakan berbagai jenis obat-obatan untuk menyembuhkan infeksi
ini seperti asam naladixic, penisilin dan tetrasiklin. Meskipun ada banyak bentuk infeksi
bakteri internal, kebanyakan mudah diatasi.
Brooklynelliasis. Parasit ini dijumpai di bagian insang dan kulit dari ikan yang
terserang. Tanda-tandanya penyakit yang ditimbulkan sama dengan penyerangan
Cryptocaryon irritans, hanya saja jarang terjadi kerusakan kulit ikan yang terserang. Luka
yang ditimbulkannya lebih tersebar dan terjadi pendarahan pada kulit bagian dalam.
Streptococcus. Bakteri dari genus Streptococcus ini kadang-kadang menyebabkan
penyakit pada ikan laut yang dibudidayakan, seperti ikan kerapu merah dan ikan beronang.
Tanda-tanda dari infeksi penyakit ini biasanya tidak jelas, namun ikan terkadang terlihat lesu,
tidak sehat, berenang tidak teratur dan pendarahan pada cornea. Biasanya penyakit ini diamati
lewat pemerikasaan laboratorium.
3. Bagaimanan sistem imun ikan dan hewan crustacea dan bagaimana pengembangan
vaksin dan immunostimulant masing-masing?
Jawab: Sistem Imun pada Ikan terbagi menjadi dua yaitu system kekebalan non spesifik dan
sisitem kekebalan spesifik. System pertahanan tubuh yang berfungsi untuk melawan segala
jenis pathogen yang menyerang dan bersifat alami . sedangkan system pertahanan yang
melibatkan reaksi antigen-antibodi. Umumnya dapat berfungsi dengan baik apabila sudah
terpapar oleh pathogen. Faktor pertahanan non-spesifik pada ikan meliputi hambatan epitel,
faktor mukosa serum seperti lisozim, faktor serum seperti transferin, lektin α-2
macroglobulins, reactiveproteins C, interfererons, fagositosis, sel. Pada ikan bertulang rawan,
timus, organ leydig, organ epigonal, ginjal dan limpa merupakan organ limfoid utama.
sementara di teleosts, Timus, kepala, ginjal, batang ginjal (mesonephoros), limpa dan usus
merupakan organ limfoid (Fange, 1992; Rombout et al., 1986). Imumunitas seluler pada ikan
terdiri dari stimulasi sintesis DNA, Reaksi Campuran leukosit (MLR), dan produksi sitokin.
Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi pada ikan adalah sifat vaksin dan
factor pemeliharaan hal ini berperan dalam penanganan ikan dimana kondisinya disesuaikan
dengan habitat aslinya sehingga ikan tidak merasa stress dan dapat beraktivitas dengan baik .
Teknik aplikasi vaksin pada ikan ada beberapa cara yaitu:
(1) Aplikasi vaksin melalui perendaman
Teknik perendaman biasanya diaplikasikan untuk ikan yang ukurannya kecil dan dalam
jumlah banyak. Ikan yang akan divaksinasi dimasukkan/direndam kedalam larutan yang telah
diberi vaksin selama 15 – 30 menit. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan
aerasi dan kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/L air).
(2)Aplikasi vaksin melalui pakan
Teknik ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan
ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan untuk teknik
ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan (sebagai contoh untuk vaksin HydroVac
adalah 3-5 ml/kg bobot tubuh ikan) dan pemberian vaksin melalui pakan sebaiknya dilakukan
selama 5 – 7 hari berturut-turut.
(3) Aplikasi vaksin melalui suntikan
Cara pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang berukuran
relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak dan berharga, misalnya induk ikan. Keuntungan
pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam tubuh
ikan. Cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra
peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum
suntik (needle) kira-kira 300.
Krustase tidak memiliki respon immune spesifik (adaptive) dan nampak bergantung
pada berbagai respon imun nonspesifik (innate). Respon imun nonspesifik mampu dengan
cepat dan efisien mengenal dan menghancurkan material asing, termasuk patogen. Hemosit
(sel darah) krustase, dan invertebrata lain, memainkan peranan penting dalam sistem
pertahanan tubuh terhadap patogen seperti virus, bakteri, fungi, protozoa, dan metazoa.
Hemosit juga berperan dalam sintesa dan pelepasan molekul penting hemolim seperti α2-
macroglubulin (α2M), agglutinin, dan peptida antibakteri (Rodriquez & Le Moullac 2000).
Klasifikasi tipe hemosit krustase terutama didasarkan pada keberadaan granula sitoplasma,
yaitu sel hyalin, semi granular, dan granular.
Sel hyalin merupakan tipe sel yang paling kecil dengan ratio nukleus sitoplasma tinggi dan
tanpa atau hanya sedikit granula sitoplasma; sel granular merupakan tipe sel paling besar
dengan nukleus yang lebih kecil dan terbungkus dengan granula;
sel semi granular merupakan tipe sel diantara hyalin dan granular. Masing-masing tipe
sel aktif dalam reaksi kekebalan tubuh, sebagai contoh, sel hyalin terlibat dalam
fagositosis, sel semi granular aktif dalam
enkapsulasi, sel granular aktif dalam penyimpanan dan pelepasan proPO system dan
sitotoksisiti.
Vaksinasi mungkin dapat meningkatkan aktivitas hemosit, fagositosis dan aktivitas
opsonin. Pada invertebrata yang tidak memiliki antibodi, lektin berfungsi sebagai
molekul pengenal (recognition molecules) untuk aktivitas pertahanan seperti agregasi dan
opsonisasi (Wittevelt et al. 2003). Lektin merupakan suatu sel protein yang secara
spesifik mengikat pada molekul gula termasuk glikoprotein dan glikolipid. Hasil uji coba
Namikoshi et al. (2004) menunjukkan bahwa penggunaan formalin-inactivated WSSV
vaksin dapat meningkatkan resistensi P. japonicus terhadap WSSV sepuluh hari setelah
divaksinasi dengan metoda vaksinasi intramuskular.
4. Sebutkan dan jelaskan pemanfaatan hasil metabolisme salah satu spesies hewan/
tumbuhan perairan.
Jawab: IMTA merupakan system pemeliharaan multi organisme dari level trophy yang
berbeda sehingga menitikberaptkan pada kemampuan organism dalam menjaga
kesimbangan ekosistem. Berikut merupakan salah satu contoh kegiatan IMTA dimana
pemeliharaan spesienya terdiri dari Ikan kerapu, Bivalvi, Abalone, dan Rumput Laut.
Dari skema diatas dapat diketahui bahwa ikan kerapu, abalon, bivalve dan rumput laut
dipelihara pada saru kawasan guna menciptakan lingkungan yang seimbang. Ikan kerapu
yang dipelihara diberikan pakan dimana jumlahnya seseuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk menunjang kebutuhan ikan kerapu tersebut. Pemberian pakan bisa saja
berupa pakan segar dari ikan rucah maupun yang berasal dari pakan buatan. Pemberian pakan
ini disesuaikan dengan tujuam dari kegiatan budidaya itu sendiri, dimana jika ingin
meningkatkan produksi organisme, tentunya akan lebih banyak menggunakan pakan buatan
disbanding dengan pakan segar karena pakan buatan merupakan pakan yang telah ditentukan
kandungan nutrisinya untuk meningkatkan pertumbuhan organism yang dibudidaya.
Demikian pula dengan abalone, diberikan pakan brupa rumput laut. Sedangkan bivalvi dapat
memperoleh makanan dari partikel-partikel kecil yang mengendap di dasar kolam. Ketiga
organisme tersebut tentunya menghasilkan limbah metabolisme. Pada saat ketiga organisme
tersebut mulai bermetabolime, maka akan menghasilkan amoniak dan fosfat. Unsur nitrogen
(N) dan fosfor (P) merupakan unsur hara (nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan laut)
untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Unsur-unsur tersebut ada dalam bentuk
nitrat (NO3) dan fosfat (PO4). Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi
pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu
unsur utama pembentukan protein. Diperairan nitrogen biasanya ditemukan dalam bentuk
amonia, amonium, nitrit dan nitrat serta beberapa senyawa nitrogen organik lainnya. Pada
umumnya nitrogen diabsorbsi oleh fitoplankton dalam bentuk nitrat (NO3 – N) dan ammonia
(NH3 – N). Fitoplankton lebih banyak menyerap NH3 – N dibandingkan dengan NO3 – N.
karena lebih banyak dijumpai diperairan baik dalam kondisi aerobik maupun anaerobic. Zat-
zat hara ini dibutuhkan oleh fitoplankton maupun tanaman yang hidup di laut untuk
pertumbuhannya. Fitoplankton selanjutnya akan dimakan oleh bivalve.
Ikan Kerapu
Dengan demikian kawasan budidaya yang menerapkan system IMTA bisa menjadi
kawasan yang seimbang dan ramah lingkungan karena seluruh aktivitas dalam budidaya
tersebut bisa teratasi karena setiap spesies berfungsi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
sehingga kondisi lingkungan bisa tetap terjaga dimana kondisi tersebut dapat meningkatkan
produktivitas organisme di dalamnya sehingga dapat menjadi kegiatan budidaya yang
berkelanjutan.
5. Bagaimana pengaruh pemanfaatan antibakteria pada kegiatan budidaya
lingkungan perairan!
Jawab: Kemoterapi antibakteri telah digunakan pada akuakultur sejak 50 tahun sejak
percobaan pada pemanfaatan sulphonamides pada treatment furuncolosis pada trout. Pada
tahun 1946 nitrofurans dimanfaatkan pertama kali untuk perlawanan furuncolosis pada trout.
Furazolidone dan nitropiranol dimanfaatkan secara luas pada eropa dan jepang. kegiatan
akuakultur dalam prakteknya dihadapkan pada beberapa kendala. Salah satu kendala
penyebab kegagalan budidaya ikan adalah penyakit. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
mengatasi masalah penyakit. Penanganannya mulai dari menciptakan lingkungan optimal,
karantina, vaksinasi, disinfeksi wabah, hingga penggunaan antibiotic. Akan tetapi
pengguanaan antibiotic ini mempunyai efek yang buruk terhadap kelangsungan hidup
organism akuakultur yaitu tejadi reisistensu pada organism tersebut, serta menyebabkan
pencemaran lingkungan.
6. Jelaskan berbagai pemanfaatan GFP ubur-ubur ?
Jawab: pemanfaatan GFP ubur-ubur
Organisme Terapan Referensi
Sel mamalia Penelitian perpindahan protein antara
retikulum endoplasma dan badan
golgi
Kaether dan
Gerdes (1995)
Sel tanaman (Citrus
sinensis)
Eksresi gfp dalam sistem tanaman Neidz et al (1995)
Bakteri (Rhizobium
melilota)
Menetapkan corak pada pertumbuhan
tumbuhan inang
Gage et al (1996)
Bakteri (Mycobacterium
smegmatis)
Ekspresi gen selama infeksi sel inang Dahndayuthapani
(1995)
E.coli Penelitian ketahanan lingkungan Leff dan Leff
(1996)
Lysteria monocytogenes Penelitian ekspresi gen pada sel inang Dietrich et al
(1997)
Pseudomonas fluorescence Penelitian daya tahan tanah, akar
tumbuhan
Tombolini et al
(1997)
Keunggulan Penerapan GFP dalam biologi sel
Dapat digunakan sebagai label atau indikator ekspresi gen
Label-label GFP berpotensi untuk ditempelkan pada tipe sel hidup manapun dengan
menyisipkan gen tersebut di lokasi tertentu dalam DNA
Sel dapat diteliti saat berinteraksi , bermetabolisis, dan membelah
Luciferase, yaitu ukuran gen yanglebih kecil sehingga mudah untuk diinsersikan kedalam
vektor ekspresi