sosial stereotype

69
10-022

Upload: dede-suhendri

Post on 22-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Stereotype, Prejudice, dan Discrimination

TRANSCRIPT

10-022

Prejudice• sebuah attitude (sikap), dimana objek

sikapnya merupakan kelompok sosial• Prejudice terdiri dari 3 komponen :

1. Cognitive2. Affective3. Conative

Bentuk diskriminasi terhadap gender Umumnya target sexism adalah wanitaDikarenakan stereotype wanita hangat dan

ekspresif berbeda dengan pria yang kompeten dan independen

Stereotype masing-masing jenis kelamin biasanya berkebalikan satu sama lain

Misalnya, pada sisi positif gender sterotype dari perempuan, mereka dipandang baik, nurturant, dan penuh perhatian

Pada sisi negatifnya, mereka dipandang selalu bergantung pada orang lain, lemah, dan emosional

Gambaran kolektif kita pada perempuan adalah mereka tinggi dalam hal keramahan tetapi rendah dalam hal kompetensi

Laki-laki juga mempunyai trait positif dan negatif

Laki-laki dipandang tegas, assertif, dan pandai, tetapi juga agresif, tidak sensitif, dan sombong

Gambaran laki-laki tinggi dalam kompetensi tetapi rendah dalam sifat sehingga mencerminkan status laki-laki relatif tinggi

Pria dan wanita memiliki sex-stereotype yang merefleksikan pada perbedaan sex dalam sikap (behavior) dan kepribadian sesuai dengan sex role yang ada

Bakan (1966) : bahwa pria lebih agentic (action-oriented) daripada wanita, dan wanita lebih communal dari pria.

sex stereotypes masih ada karena Role assignment berdasarkan gender masih ada

Adanya perubahan sedikit demi sedikit, tetapi wanita masih sulit untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi ( The glass ceiling phenomenon)

Media memiliki pengaruh yang kuat dalam seks-stereotypes

Archer (1983) : face-ism

menjelaskan bentuk penggambaran pria lebih menonjol pada kepalanya, sedangkan wanita

adalah pada tubuhnya

Schwartz and Kurz(1989) :Face-ism

penggambaran media bahwa penampilan fisik wanita lebih penting daripada

kemampuan intelektualnya, dari foto yang menonjolkan wajahnya juga dapat

menunjukkan ambisi dan inteligensinya

• bahasa dan penyebutan, seringkali berkaitan dengan sex-stereotype

• Atribusi sex-streotip tidak akan tampak jika perhatian ditujukan pada tujuan untuk melihat performa tanpa memperhatikan objeknya

• atribusi sex-stereotype yang dibuat, cenderung untuk membentuk evaluasi yang berbeda untuk pria dan wanita

10-077

Antara tahun 1970an dan 1990an, jumlah manager perempuan naik dari 16 persen menjadi lebih dari 42 persen

Tetapi, jumlah senior manager perempuan berubah sangat sedikit, yaitu dari 3 persen menjadi 5 persen

“think manager – think male”glass ceiling adalah sebuah pertahanan

terakhir yang menghindari perempuan sebagai suatu kelompok dari pencapaian posisi teratas dalam pekerjaan

Contoh, kita tahu bahwa meskipun bawahan sering mengatakan hal yang sama kepada pemimpin perempuan dan laki-laki, sebenarnya mereka lebih menunjukkan perilaku nonverbal negatif terhadap pemimpin perempuan

Perempuan yang lebih sukses dalam kompetitif, lingkungan kerja yang didominasi laki-laki lebih sering mengalami diskriminasi jenis kelamin

Benevolent sexism adalah pandangan bahwa perempuan lebih unggul dari laki-laki dalam beberapa alasan seperti mereka lebih bermoral, dan memiliki cita rasa yang lebih bagus

Contoh, tidak ada laki-laki yang merasa terpenuhi tanpa perempuan dalam kehidupannya

Hostile sexism adalah pandangan bahwa perempuan adalah ancaman bagi posisi laki-laki

Contoh, perempuan mencari perlakuan khusus yang tidak pantas mereka terima atau mencoba untuk merebut kekuasaan yang tidak seharusnya dari laki-laki

Peneliti menemukan bahwa semakin besar ketidaksetaraan jenis kelamin dalam sebuah bangsa, maka akan lebih sering terjadi kedua seksisme

10-049

Prasangka dan diskriminasi yang didasarkan pada ras atau etnis.

Menurut sejarah, orang-orang kulit putih di US memiliki streotip negatif terhadap orang-orang kulit hitam dan mencerminkan persepsi umum terhadap orang-orang pedesaan, budak, dan buruh.

Berdasarkan sejumlah teori rasisme baru atau rasisme modern, orang-orang bisa saja tetap bersikap rasisme dalam hati mereka, tetapi pada cara lain – mereka menampilkan dan menunjukkan rasisme secara berbeda, mungkin dengan cara yang lebih bijak.

aversive racism, modern racism, symbolic racism, regressive racism, dan ambivalent racism.

Konflik antara antipasi emosional terhadap kelompok di luar ras.

social distance – seberapa dekat, baik secara psikologis maupun fisik, seseorang berkeinginan untuk berhubungan satu dengan yang lain.

Penelitian terbaru menunjukkan bagaimana rasisme dapat melekat secara ‘licik’ dan sempurna pada kata-kata yang kita gunakan, cara kita mengekspresikan diri sendiri dan cara kita berkomunikasi dengan dan tentang ras yang ada di luar ras kita.

Deskripsi kata-kata sifat dan negatif pada Kulit Putih dan Kulit Hitam dengan menekan tombol yes atau no.

Hasilnya : tidak ada kecenderungan memasangkan kata sifat negatif pada Kulit Hitam tapi jauh lebih cepat memasangkan kata sifat positif pada Kulit Putih.

180 wawancara bebas pada 1980-1985 pada Kulit Putih di Belanda dan California bagian Selatan.

Hasil : Rasisme tertanam dan dilakukan pada percakapan sehari-hari.

cenderung untuk menggunakan bahasa konkret yang mendeskripsikan kejadian secara sederhana ketika berbicara tentang karakteristik positif outgroup (dan negatif ingroup), namun mereka lebih banyak menggunakan istilah yang umum dan abstrak yang berhubungan untuk mempertahankan trait ketika berbicara tentang karakteristik positif outgroup (dan negatif ingroup).

Prejudis dapat juga muncul tidak sengaja pada kognisi seseorang seseorang secara otomatis. Contoh : Duncan – mengobservasi siswa Kulit Putih California mengenai apa yang mereka pikirkan ketika menonton wawancara langsung antara Kulit Hitam dan Kulit Putih.

Banyak orang Selatan mengakui pada saya . . . walaupun dalam pikiran mereka, mereka tidak lagi melakukan prejudis terhadap Kulit Hitam, mereka masih memilih-milih ketika berjabatan tangan dengan Kulit Hitam. Perasaan ini mereka dapatkan di keluarga pada saat anak-anak.

Walaupun attitude terhadap Kulit Hitam telah berubah secara dramatis pada 25 tahun terakhir, Kulit Hitam masih tidak memiliki kehidupan fisik, materi, dan spiritual yang aman di kebanyakan daerah Eropa.

Diskriminasi dan prejudis terhadap orang-orang berdasarkan usia mereka.

Pada kebanyakan budaya, khususnya pada keluarga besar , anggota tertua dihormati – mereka adalah orang-orang yang dianggap bijaksana, guru dan pemimpin yang berpengetahuan.

Kualitas generasi muda dinilai tinggi, dan orang tua umumnya mendapatkan streotip yang tidak baik.

Inggris, Belanda, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.

Namun, ada rentang subtipe, termasuk konservatif John Wayne (patriot, religius, nostalgic), small-town neighbour (hemat, tenang, konservatif), kakek-nenek yang sempurna (bijaksana, baik, bahagia), pemilik usia emas (berjiwa petualang, bejiwa sosial, sukses), putus asa (depresi, merasa ditolak), sangat mengganggu (tidak berkompetensi, lemah), dan orang kikir (orang yang ‘dingin’, mengeluh, prejudis)

Fox dan Giles, 1993; Hummert, 1990; Kite dan Johnson, 1988; Williams, 1996.

Umumnya generasi muda jarang melakukan sesuatu secara bersama-sama dengan orang tua, sehingga pertemuan antar generasi cenderung untuk mengaktifkan antar kelompok daripada persepsi antar individu, yang menguatkan streotif negatif yang akan memunculkan penghindaran dan meminimalisasikan kontak antar generasi. Siklus ini terus berlanjut dan orang tua tetap diasingkan dan dipinngirkan secara sosial.

Ageism lebih sering dijumpai di media daripada pada kehidupan sehari-hari.

Contohnya : media menjadi saksi perayaan ulang tahun Ibu Ratu Inggris yang ke-100 pada tahun 2000.

10-042

YOUNG PEOPLEversus

OLD PEOPLE

The John Wayne Conservative (patriotik, religius, nostalgik)

The small-town neighbor (sederhana, pendiam, konservatif)

The perfect grandparent (bijaksana, baik, bahagia)

The golden-ager (petualang, ramah, sukses)The despondent (depresi, terlantar)The severely impaired (tidak kompeten, lemah)The shrew/curmudgeon (dingin, suka

mengeluh, prejudiced)

EXTEREMELYOLD

PEOPLE

Pengaruh kaum kristenUnited States’s Survey : Kaum homoseksual

adalah orang-orang yang ‘SAKIT’Tahun 1973, APA menghapus Homoseksual

dari list Mental DisorderAIDS epidemic

Menjijikkan dan Bukan Manusia

Illegal and socially unacceptedNegara semakin sensitifUneasy and Confused

Schizophrenia = WitchHitler’s “Final Solution”Para penyandang cacat mental cenderung

diabaikan

10-047

Why Do People Form and Use Stereotype ?

Stereotype : How They Operate

Forming Illusory Correlations

Out-Group Homogeneity: “They’re All the Same” – or Are They ?

Do Stereotype Ever Change ?

10-078

Apa itu ‘Prejudice’?Prejudice direfleksikan dalam persaan dan

emosi yang negatif.Penelitian automatic prejudice dan implicit

prejudice.

Threat to Self-EsteemCompetition for Resource as a Source of

PrejudiceRole of Social Categorization: The Us-versus-

Them Effect

Threat to Self-Esteem

Derogation and sabotage of group that is the target

of prejudice

Maintenance of group position and self-esteem

is restored

Realistic Conflict Theory

10-032

Social categorization intensi manusia untuk membagi dunia sosial dalam kategori yang berbeda yaitu : kelompok “kita” (in-group) dan kelompok “mereka” (out-groups).

Manusia cenderung memandang lebih positif anggota kelompok “kita” dibandingkan dengan anggota “mereka”.

Manusia cenderung memberi attribution bahwa perilaku positif anggota kelompok “kita” disebabkan oleh faktor internal dan memberi attribution bahwa perilaku positif yang dilakukan oleh anggota kelompok lain disebabkan oleh faktor ekstenal.

Ultimate Attribution Error Kecenderungan memberi attribution yang lebih positif terhadap anggota kelompok “kita” daripada terhadap anggota kelompok lain

Tujuan awal Social categoization pembentukan identitas sosial

Social identity theory manusia cenderung memberi perasaan positif terhadap kelompok dimana ia bergabung, dan menganggap bahwa self-esteem mereka bergantung pada kelompok sosial tempat ia bergabung.(Tajfel & Turner, 1986; Oakes et al.,1994)

Desakan untuk meningkatkan self-esteem menyebabkan manusia memandang kelompok lain lebih lemah atau rendah prejudice dan diskriminasi.

Merupakan bentuk pengekspresian prejudice yang lebih halus.

Modern racism ditunjukkan dengan kecenderungan berpikir bahwa kelompok minoritas mencari dan menerima keuntungan lebih dari yang mereka pantas dapatkan dan menolak pernyataan bahwa diskriminasi telah mempengaruhi keadaan kelompok minoritas.

Direct QuestioningBogus Pipeline

Bona Fide Pipeline

Bogus Pipelinehanya efektif bila partisipan benar-benar

percaya akan kemampuan alat tersebut. hanya dapat digunakan untuk mengukur sikap

explicit.

Bona Fide PipelineTeknik yang menggunakan priming untuk

mengetahui sikap implicit.Primingmemberikan stimulus untuk

membuat informasi yang berhubungan dengan stimulus tersebut muncul/ dapat terdeteksi melalui perilaku atau reaksinya.

Ikut ber-prejudice atau menolak ber-

prejudice?

10-070

Prejudice dapat dikurangi, dan itu adalah tugas kita untuk mengetahui bagaimana caranya.

• On learning not to hate (belajar untuk tidak membenci)

Dalam pandangan social learning, anak-anak memperoleh sikap negatif terhadap berbagai kelompok sosial karena mereka mendengar pandangan yang dinyatakan oleh orang lain karena pengadopsian pandangan-pandangan.

Pengalaman masa kecil memiliki pengaruh yang kuat pada beberapa aspek dari prejudice.

Begitu orang berhadapan dengan prejudice mereka sendiri, beberapa bersedia untuk memodifikasi kata-kata mereka dan perilaku untuk mendorong tingkat yang lebih rendah dari prasangka di kalangan anak mereka, mungkin juga untuk mengingatkan orang tua dari bahaya dari bersikap rasis.

Dapatkah prejudice dikurangi dengan meningkatkan derajat kontak antara kelompok yang berbeda?

Kontak meningkat antara orang-orang dari kelompok yang berbeda dapat menyebabkan pengakuan kesamaan di antara mereka, yang dapat mengubah pemikiran yang berkembang.

Bukti terbaru menunjukkan bahwa meningkatkan kontak dapat mengurangi prejudice dengan mengurangi kecemasan yang dirasakan ketika seseorang itu berada di luar kelompoknya.

Dengan kata lain, bahwa beberapa orang dalam kelompok sendiri rukun dengan orang yang tergolong kelompok-kelompok lain dapat menjadi sarana yang sangat efektif melawan prejudice.

Recategorization adalah pergeseran dalam batas-batas antara individu dalam kelompok ("kami") dan beberapa kelompok luar ("mereka").

Sebagai hasil dari recategorization, orang-orang yang sebelumnya dipandang sebagai luar kelompok anggota sekarang dapat dilihat sebagai anggota dalam kelompok, dan maka dari itu dapat dipandang lebih positif.

Common in-group identity model adalah teori menunjukkan bahwa untuk individu-individu dalam kelompok yang berbeda sejauh memandang diri mereka sebagai single social entity, bias antarkelompok akan berkurang.

Penelitian yang cukup besar kini telah mengungkapkan bahwa orang bisa merasa bersalah secara kolektif (collective guilt),berdasarkan tindakan anggota lain dari kelompok mereka, ketika mereka dihadapkan dengan bahaya bahwa prejudice terhadap kelompok mereka pada kelompok lain telah dihasilkan.

Perbedaan antara dua kelompok yang identik dapat dilihat baik dalam hal kerugian yang dialami oleh satu kelompok atau keuntungan yang dialami oleh yang lain. Di hampir semua literatur psikologi sosial pada sikap prejudice, ketidaksetaraan rasial telah dibingkai pada dasarnya dalam hal kesulitan atau kerugian yang terkait dengan minoritas-kelompok keanggotaan.

Sejauh bahwa orang ingin menjadi egalitarian (menganggap semua orang sederajat), dimungkinkan untuk melatih mereka sehingga otomatis pengaktifan stereotype berkurang dan karena itu mereka dapat berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip egalitarian mereka.

Pengaruh interaksi aktual dengan anggota kelompok, kemungkinan bahwa orang mudah dapat belajar mengatakan "tidak" pada stereotype rasial dan etnis tentu saja dapat terjadi.

Social norms adalah aturan dalam suatu kelompok sosial tertentu tentang apa tindakan dan sikap yang sesuai.

Norma-norma sosial penting, sebagai penentu ekspresi sikap. Oleh karena itu, memberikan bukti bahwa anggota kelompok seperti orang yang tergolong kelompok lain yang merupakan target dari prasangka yang kuat kadang-kadang dapat berfungsi untuk melemahkan reaksi negatif seperti itu.

Sikap rasial tidak ada dalam ruang lingkup sosial, sebaliknya, sikap bahwa individu terus dipengaruhi tidak hanya oleh pengalaman awal mereka, tetapi juga oleh informasi saat ini menunjukkan bagaimana pandangan mereka erat cocok dengan anggota lain dari kelompok mereka.

Peran moral jelas,jika orang fanatik dapat didorong untuk percaya bahwa pandangan berprasangka mereka tidak sejalan dengan orang-orang dari kebanyakan orang lain. Terutama dengan pandangan orang-orang yang mereka kagumi atau hormati, mereka juga dapat mengubah pandangan tersebut menuju posisi yang kurang berprasangka .