sosio heru
DESCRIPTION
SOSIO HERUTRANSCRIPT
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra diciptakan sebagai ungkapan imajinasi manusia. Dalam karya sastra akan
terekam berbagi ide dan gagasan dari pengarangnya. Ide dan gagasan tersebut bisa saja
merupakan ide orsinil pengarang yang tidak mungkin ada dalam kehidupan pengarang. Atau
kadang ide atau gagasan tersebut merupakan transformasi dari karya sebelumnya atau dari
alam sekitar lingkungan penciptaannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Teew dalam
Pradopo (2010:131) bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Melainkan
sastra ditulis pengarangnya untuk menyampaikan pesan tertentu kepada masyarakat pembaca.
Oleh karenanya sastra pastilah mengandung makna tertentu. Hal ini senada dengan
pernyataan Nurgiyantoro (2010:2) bahwasannya karya fiksi sebagai karya imajiner
menawarkan berbagai pengalaman dan permasalahan manusia dan kemanusian, hidup dan
kehidupan. Sedangkan dibagian lain Nurgiyantoro (2010:321) menjelaskan bahwa fiksi
senantiasa menawarkan pesan moral.
Saat kita mempelajari karya sastra terdahulu, kita telah mengenal unsur-unsur
intrinsik yang ada pada karya sastra. Hal tersebut dapat menjadi bahan untuk kita dalam
mempelajari isi novel.Novel sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata dapat memberikan
manfaat kepada pembacanya. Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti,
kenikmatan, mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku
manusia,dan dapat menyuguhkan pengalaman yang universal. Pengalaman yang universal itu
1
tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia bisa
berupa masalah perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, politik, sosial,
pendidikan dan sebagainya.
Tidak hanya itu, kiranya novel dengan segala permasalahannya yang universal itu
ternyata menarik juga untuk dikaji. Seperti halnya kami mencoba mengkaji unsur-unsur
intrinsik yang terdapat di dalam sebuah novel yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra
Karya Habiburrahman El Shirazy.Unsur intrinsik novel adalah beberapa unsur-unsur
terpenting yang harus ada dalam sebuah novel. Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah novel
yang akan kami kaji berupa penokohan dalam cerita, alur dalam cerita, serta amanat yang
terkandung dalam cerita tersebut. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur terpenting dalam
penggambaran sebuah cerita dalam novel.
Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman.
Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita)
juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam
penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.
Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang dapat memberikan manfaat
kepada pembacanya. Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti, kenikmatan,
mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku manusia,dan dapat
menyuguhkan pengalaman yang universal. Pengalaman yang universal itu tentunya sangat
berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia bisa berupa masalah
2
perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, politik, sosial, pendidikan(seperti
masalah yang terdapat pada novel pudarnya pesona Cleopatra karya Habibburohman El
Shirazy) dan sebagainya. Tidak hanya itu, kiranya novel dengan segala permasalahannya
yang universal itu ternyata menarik juga untuk dikaji.
Selain sastra menyampaikan pesan moral, sastra juga merupakan sebuah ciptaan yang
disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya
ini sering menceritakan sebuah kisah , baik dalam orang pertama atau ketiga, dengan plot dan
melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka
menciptakan sebuah karya itu sendiri.
Menurut bentuk atau subjeknya, karya sastra mungkin memiliki jenis yang berbeda
seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel atau cerita pendek ), puisi (komposisi dalam
ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama (suatu cerita yang di pentaskan) ,dan
epik (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa). Selain itu karya
sastra juga dapat berupa tulisan (buku atau media cetak lain bermain cerita tanpa perubahan)
atau lisan (diwariskan dari generasi ke generasi dan sering berubah dari waktu ke waktu,
seperti legenda atau cerita rakyat).
Sedangkan genre sastra yang akan dibahas dalam makalah ini adalah novel. Novel
merupakan salah satu karya sastra yang dihasilkan oleh seorang pengarang. Novel juga dapat
meberi manfaat karena didalamnya mengandung pesan moral yang dapat diserap pembaca.
3
Diantara genre utama karya sastra yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosalah khususnya
novel dianggap dominan dalam manampilkan unsur-unsur sosial (Ratna, 2006:335).
Hakekat novel dalam sosiologi sastra adalah, seperti halnya sosiologi yang
menyangkut kehidupan manusia pada umumnya, sastra berurusan dengan manusia dalam
masyarakat. Usaha manusia untuk menyelesaikan diri dan usahanya untuk merubah
masyarakat itu. Dalam isi sesungguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama.
Dengan demikian novel sebagai genre utama sastra dapat dianggap sebagai usaha untuk
menciptakan kembali dunia sosial. Hubungan manusia dengan keluarganya, lingkungannya,
politik, negara, dan sebagainya. Dalam penelitian murni, jelas tampak bahwa novel berurusan
dengan tekstur sosial, ekonomi dan politik yang juga menjadi urusan sosiologi. Perbedaan
yang ada antara keduanya bahwa sosiologi melakukan ilmiah yang objektif, sedangkan novel
menyusup, menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukan cara-cara manusia
menghayati masyarakat dengan perasaannya Damono (1979:7)
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra
untuk mengkaji novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habibbuahman El Shirazy.
Pembahasan makalah ini untuk mendeskripsikan keadaan sosial budaya masyarakat dalam
novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habibbuahman El Shirazy. Selain itu penulis juga
ingin mengungkapkan beberapa permasalah tentang suatu kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan sesama dan lingkunganya yang telah diwujudkan secara rinci oleh
pengarang melalui karyanya.
4
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah
imitasi (Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada
umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya (Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang
termasuk dalam kategori Sastra adalah Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun,
sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra.
Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur
instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia
dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
Teew dalam Pradopo (2010:131) bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan
budaya. Melainkan sastra ditulis pengarangnya untuk menyampaikan pesan tertentu kepada
masyarakat pembaca. Oleh karenanya sastra pastilah mengandung makna tertentu.
Dalam sosiologi sastra, karya sastra memiliki hubungan yang erat dalam pendidikan
sastra. Hubungan-hubungan itu meliputi hubungan karya dengan pembaca, karya dengan
pengarang, karya dengan alam semesta, serta karya dengan penerbit.
5
Karya sastra memuat berbagai macam nilai yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca. Hal itu sejalan dengan tujuan adanya karya sastrra yang menyampaikan nilai-nilai
sebagai pedoman dalam kehidupan. Nilai-nilai dalam karya sastra itu salah satunya adalah
nilai-nilai islami. Nilai islami masih jarang disentuh dalam proses pembelajaran di sekolah,
sehingga diperlukan adanya sumber yang bisa dijadikan bahan pembelajaran guna mencapai
pendidikan sesuai tujuan.
Dalam pembelajaran di sekolah, selain kurang disentuhnya tentang pendidikan islami
sebagai pembentuk karakter siswa, dalam pembelajaran sastra khususnya fiksi hanya terbatas
pada pembahasan novel dan cerpen. Padahal selain kedua jenis fiksi tersebut ada satu karya
sastra yang juga memiliki unsure instrinsik dan ekstrinsik yaitu novelet. Novelet dapat
dijadikan sumber belajar siswa karena menarik dan juga memuat nilai-nilai yang bermanfaat
dalam masyarakat.
Karya sastra yang memuat nilai-nilai islami berupa novelet tersebut salah satunya
adalah novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy yang dipandang
sangat tepat sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra.
6
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Gambaran masyarakat yang tercermin dalam Novel Pudarnya Pesona
Cleopatra Karya Habibburahman El Shirazy
2. Bagaimanakah Fungsi sosial dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya
Habibburahman El Shirazy
1.3 Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui gambaran masyarakat yang tercermin dalam Novel Puarnya
Pesona Cleopatra Karya Habibburahman El Shirazy
2. Untuk mengetahui Fungsi sosial dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya
Habibburahman El Shirazy
7
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1Pendekatan Sosiologi Sastra
Sosiologi berasal dari kata latin socios yang berarti kawan dan kata Yunani Logos
yang berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi berarti mengenai masyarakat. (Soekanto,
2003:4).
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang objek studinya berupa aktivitas social
manusia. Sosiologi tidak hanya berhubungan manusia dengan lingkungan social budaya,
tetapi juga dengan alam. Sastra adalah karya seni yang merupakan ekspresi kehidupan
manusia. Pendekatan sosiologi sastra diartikan telaah terhadap karya sastra yang
mempertimbangkan segi-segi sosial kemiskinan. Sosiologi tidak berbeda pengertiannya
dengan sosiologi sastra, pendekatan sosiologi, atau pendekatan sosiokultural (Darmono,
1972:2).
Sosiologi sastra adalah cabang penelitian yang bersifat reflektif. Sosiologi sebagai
studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyrakat, study mengenai lembaga-
lembaga dan proses-proses sosial, kontinyuitas yang terbentuk antar masyarakat yang
berbeda. Pada prinsipnya sosiologi mempelajari kehidupan nyata manusia sebagai
kolektifitas. Akan tetapi didalamnya dijumpai banyak teori dan metodologi yang berbeda dan
bahkan saling bertentangan mengenai kehidupan tersebut (Swingewood dalam Faruk,
2005:1). Penelitian sosiologi sastra dapat ke arah hubungan timbal-balik antara sosiologi dan
8
sastra. Keduannya akan saling mempengaruhi dalam hal-hal tertentu yang pada gilirannya
menarik perhatian penulis.
Untuk itu tujuan penelitian sosiologi sastra adalah untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap, utuh, dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara sastrawan, karya sastra,
dan masyarakat.
2.1.2 Pengertian Novel
Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian kehihupan seseorang
dengan orang-orang disekelilingnya dengan watak dan sikap prilaku. Prosa fiksi (novel)di
bangun oleh unsure instrinsik dan unsure ekstrinsik. Unsure instrinsik adalah unsure yang
membangun prosa fiksi dari dalam seperti alur, tema, plot, amanat dan lain-lain, sedabgkan
unsure ekstrinsikadalah unsure yang membangun sastra dari luar sepertipendidikan, agama,
filsafat, psikologi dan lain-lain.
Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan
seseorang atau beberapa orang tokoh. Biasanya kisah dalam novel berawal dari kemunculan
suatu persoalan yang dialami tokoh, hingga tahap penyelesaian. Sedangkan novel yang baik
adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Dalam sebuah novel syarat
utamanya ialah ceritanya mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas kepada
setiap orang yang habis membacanya (Jakob Sumardjo).
Novel berasal dari bahasa Itali novel yang berarti “sepotong kisah atau berita”. Secara
harfiah novel berarti “sebuah barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai “cerita
9
pendek dalam bentuk prosa”. Jepang adalah tempat lahir novel yang pertama. Novel itu
berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu. Novel adalah
karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan seseorang atau
beberapa orang tokoh. Biasanya kisah dalam novel berawal dari kemunculan suatu persoalan
yang dialami tokoh, hingga tahap penyelesaian. Sedangkan novel yang baik adalah novel
yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Dalam sebuah novel syarat utamanya
ialah ceritanya mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas kepada setiap orang
yang habis membacanya.
Sedangkan banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan
atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda, karena sudut pandang yang mereka
pergunakan juga berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat. (Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial,
moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi,Dr.Dawud,Dra Yuni Pratiwi, M. Pd, Dra.AbdulRoni
M,Pd).
3. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik
(Paulus Tukam, S.Pd).
10
4. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsiknya. Unsur-unsur.
tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan
peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguhan ada dan terjadi, unsur
inilah yang ada menyebabkan karya sastra (novel) hadir.
Novel berasal dari bahasa Itali novel yang berarti “sepotong kisah atau berita”. Secara
harfiah novel berarti “sebuah barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai “cerita
pendek dalam bentuk prosa”. Novel itu berjudul. Novel adalah karya imajinatif yang
mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
Biasanya kisah dalam novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh,
hingga tahap penyelesaian. Sedangkan novel yang baik adalah novel yang isinya dapat
memanusiakan para pembacanya. Dalam sebuah novel syarat utamanya ialah ceritanya mesti
menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas kepada setiap orang yang habis
membacanya.
Sedangkan banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan
atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda, karena sudut pandang yang mereka
pergunakan juga berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat. (Jakob Sumardjo Drs).
11
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial,
moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi,Dr.Dawud,Dra Yuni Pratiwi, M. Pd, Dra.Abdul
Roni M,Pd).
3. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik
(Paulus Tukam, S.Pd).
4. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsiknya. Unsur-unsur.
tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan
peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguhan ada dan terjadi, unsur
inilah yang ada menyebabkan karya sastra (novel) hadir.
Adapun yang dimaksud unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah
unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu
sendiri. Bisa di artikan sebagai unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya itu
sendiri. Meliputi, tema, alur, setting, penokohan perwatakan, gaya bahasa dan amanat.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa novel didefinisikan sebagai bentuk
karya sastra yang terdiri dari unsur yang mengandung berbagai peristiwa dalam kehidupan
manusia yang kompleks dan panjang sehingga menggambarkan keadaan masyarakat, misal
keadaan sosial, budaya, adat-istiadat maupun religi.
12
2.1.2 Konsep Nilai-nilai Islami
a. Hakikat Nilai
Kattsoff (Hediana 2009: 20) mengatakan bahwa hakekat nilai dapat dijawab dengan
tiga macam cara: Pertama, nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung kepada
pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri. Kedua, nilai merupakan kenyataan-kenyataan
ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut
merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Ketiga, nilai-nilai merupakan
unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan.
Mengenai makna nilai Kattsoff mengatakan, bahwa nilai menpunyai beberapa macam
makna. Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga bermacam-macam.Rumusan yang bisa
penulis kemukakan tentang makna nilai itu adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai
(berguna), merupakan nilai (baik, benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan
objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap
“menyetujui” atau mempunyai sifat nilai tertentu, dan memberi nilai, artinya menanggapi
seseuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu.
b. Nilai-nilai Islami
1) Akidah
13
Secara etimologis, akidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Akidah secara teknis
juga berarti keyakinan atau iman. Dengan demikian, akidah merupakan asas tempat
mendirikan seluruh bangunan (ajaran) islam dan menjai sangkutan semua hal dalam islam.
Akidah juga merupakan sistem keyakinan Islam yang dibangun atas dasar enam keyakinan
atau yang biasa disebut rukun iman yang enam. Dan Iman tidak hanya bertunpu pada ucapan
lidah semata (Suroyo dkk: 35)
2) Syariah
Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus diikut,
yaitu jalan kea rah sumber pokok kehidupan, yaitu Allah. Kajian syariah tertumpu pada
masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum ini mengatur
manusia berhubungan dengan Tuhannya (hablun minallah) dan hubungan dengan sesamanya
(hablun minannas). Kedua hubungan manusia inilah yang menjadi ruang lingkup dari syariah
Islam (Suroyo dkk: 36).
3) Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab Al-akhlaq yang merupakan
bentuk jamak dari kata Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat.
Dengan pengertian tersebut jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku manusia, atau
14
tepatnya nilai dan tingkah lakunya, yang bias bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai
buruk (tercela).
1. Hubungan Akidah, Syariah, dan Akhlak
Akidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Meskipun demikian, ketiganya
dapat dibedakan satu sama lain. Akidah sebagai konsep atau sistem keyakinan yang
bermuatan elemen-elemen dasar iman menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan
agama. Syariah sebagai konsep dan syistem hukum berisi peraturan yang menggambarkan
fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika menggambarkan arah dan tujuan
yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu, ketiga kerangka dasar tersebut harus
terintegrasi dalam diri seorang muslim. Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran
islam ibarat sebah pohon, akarnya adalah akidah, sementara batang, dahan, dan daunnya
adalah syariah, sedangkan buahnya adalah akhlak.
2. Pengaruh Nilai-nilai Islami terhadap Karya Sastra
Nilai-nilai islam yang ada dalam sistem ke masyarakat dapat berpengaruh tehdapat
tingkah laku seseorang atau masyarakat yang meyakininya. Nilai-nilai itu mempengaruhi
pola hidup, tingkah laku, dan keyakinan, sehinggga seseorang mampu menjalankan
15
keislamannya secara menyeluruh. Seorang muslim yang mampu menjelaskan antara konsep
islam dengan kehidupannya sehari-hari maka dialah seoramg muslim yang sejati.
Pengalaman keislaman yang dimiliki pengarang dapat pula mempengaruhi pengarang
dalam menciptakan karya sastra. Habiburrahman adalah seorang sastrawan yang memiliki
kesadaran untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut, sehingga karya yang dibuatnya
bernuansa islami.
3. Pembelajaran Sastra
Dalam proses pembelajaran sastra, pengajar sastra hendaknya memperhatikan modal
awal yang dimiliki siswa. Seperti yang diungkapkan Gilroy-Scott (dalam Herdiana, 2009: 27)
yang menyatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya tanggap terhadap berbagai hal
(modal awal) apa saja yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, pengajar
dituntut memperhatikan pengetahuan sekecil apapun yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai
dengan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa untuk menjadi
pelajar yang mandiri sedang pengajar (guru) berperan sebagai fasilitator bagi siswa
16
3 ANALISIS
3.1 Gambaran masyarakat yang tercermin dalam novel Pudarnya Pesona
Cloepatra
Wujud-wujud nilai islami yang terdapat dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra
meliputi wujud nilai-nilai akidah, syariah, akhlak. Nilai-nilai islami tersebut bisa dijadikan
sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di sekolah.
Wujud nilai-nilai akidah dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra meliputi iman kepada
Allah SWT dan iman kepada kitab Allah SWT. Wujud-wujud nilai syariah meliputi puasa,
pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Sedangkan nilai-nilai akhlak meliputi akhlak
pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.
3.2 Wujud nilai-nilai akidah dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra
1. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah swt merupakan rukun iman yang bertama. Menurut Suroyo, dkk
(2002: 35), iman kepada Allah adalah iman atau yakin bahwa Allah adal ilah (sembahan)
yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah kepada yang lain, karena Dialah
pencipta hamba-hamba-Nya. Dialah yang memberi rizki manusia.
Dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra terdapat kutipan yang menunjukkan keimanan
kepada Allah.
Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:
17
“Aku benar-benar merana. Satu-satunya harapanku hanyalah berkah dari Tuhan atas
baktiku pada ibu yang amat kucintai” ( PPC/I/17/1/2)
“Apakah aku telah menjadi orang munafik karena telah mendustai diri sendiri dan
banyak orang? Duhai Tuhan, mohon ampunan”( PPC/I/7/1/2)
Pada kutipan di atas, beriman kepada Allah menjadikan tokoh AKU menggantungkan
harapan dan ampunan hanya kepada Allah SWT. Tokoh AKU memohon ampunan kepada
Allah karena telah menjadi orang munafik dengan mendustai diri sendiri, walaupun begitu,
tokoh AKU telah berbakti kepada ibu.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan dengan mencintai seseorang karena
Allah dan ia pasrah dan mengembalikan segala duka kepada Allah swt.
Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:
“Hanya Allah-lah tempat melabuhkan dukanya”( PPC/I/27/3/2 )
3.3 Wujud nilai-nilai syariah dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra
1. Puasa
Puasa dari segi bahasa berarti menahan atau mencegah. Sedangkan dari segi istilah puasa
berarti menahan makan dan minum serta mencegah dari segala hal yang membatalkannya
dari terbit fajar sampai tenggelam matahari (Suroyo, dkk. 2002: 62). Puasa merupakan ibadah
yang dilakukan dengan cara menahan diri dari makan dan minum dengan jangka waktu yang
telah ditentukan oleh Allah swt. Puasa bagi seorang muslim merupakan proses yang harus
dijalani untuk mencapai derajat muttakin (orang-orang yang bertakwa).
18
Selain menahan lapar dan haus, puasa melatih manusia untuk menahan syahwat dan
mencegah ajaran-ajaran buruk dari nafsu syahwat. Seperti dalam kutipan novelet Pudarnya
Pesona Cleopatra menunjukkan bahwa salah satu hikmah dari puasa adalah tertahannya nafsu
syahwat.
“Ya Rabb, tanpa sepengetahuanku, selama dua bulan sebelum aku mengantarnya ke
rumah ibu mertua ia bahkan sering berpuasa demi meredam hasrat biologisnya yang tidak
pernah kupahami”(PPC/P/41/2/1)
Pada kutipan di atas menunjukkan puasa yang dilakukan Raihana bermaksud untuk
menahan hasrat demi mensucikan dirinya dari jerat kehinaan. Dari kutipan di atas dapat
disimpulkan bahwa puasa merupakan perisai agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela
yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW.
“Puasa adalah perisai dari neraka seperti perisai salah seorang dari kalian dari perang”
(Diriwayatkan Imam Ahmad)
2. Pinangan
Pinangan atau lamaran dalam islam berarti penawaran dari seorang laki-laki kepada
perempuan untuk melangsungkan akad nikah. Saat proses meminang, seorang laki-laki
diperintahkan melihat calon istrinya. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW:
19
“Apabila salah seorang diantara kalian hendak meminang seorang perempuan, kemudian dia
dapat melihat sekedar apa yang menarik untuk mengawininya, maka kerjakanlah (HR. Abu
Daud)
Dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ada kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut,
yaitu:
“Saat khitbah, sekilas kutatap wajah Raihana, dan benar kata di Aida, ia memang baby
face dan lumayan anggu” (PPC/P/3/2/1)
3. Sholat
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan
harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun
Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah
shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan
barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17
rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas
tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
20
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah
yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-
Syidiqi, 59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan
Tuhan nya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam ,serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’
(ImamBashariAssayuthi,30) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat
adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan
syarat”.
21
Berikut ini kutipan ketika tokoh Aku menunaikan ibadah sholat :
” Meskipun Cuma mimpi Aku bangkit mengambil air wudlu dan shalat. Selesai
shalat aku merenungi mimpi yang baru saja kualami ”. (PPC/S/15/2/9)
Tokoh Aku sangat rutin menjalankan ibadah sholat karena sholat dapat membuat
hatinya tenang dan terhindar dari perbuatan keji dan munkar.
Shalat merupakan penyerahan diri secara talalitas untuk menghadap Tuhan, dengan
perkataan dan perbuatan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara, Shalat
merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali
Hikmah mendidirkan shalat yaitu:
a. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar
b. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur
c. Shalat akan membangun etos kerja
22
3.4 Wujud nilai-nilai akhlak dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra
1. Akhlak Pribadi
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap
diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan
diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita
melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh menderita. Untuk itu manusia seharusnya bisa
bersikap atau beraklak baik terhadap tubuhnya.
Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri tersebut adalah hal yang bersifat
psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu dapat membahayakan
jiwa. Semua itu merupaan penyakit hati yang harus dihindari. Hati yang berpenyakit seperti
iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati
tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi
tempat kejahatan dan kekufuran.
Dalam proses pembelajaran sastra, pengajar sastra hendaknya memperhatikan modal
awal yang dimiliki siswa. Seperti yang diungkapkan Gilroy-Scott (dalam Herdiana, 2009: 27)
yang menyatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya tanggap terhadap berbagai hal
23
(modal awal) apa saja yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, pengajar
dituntut memperhatikan pengetahuan sekecil apapun yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai
dengan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa untuk menjadi
pelajar yang mandiri sedang pengajar (guru) berperan sebagai fasilitator bagi siswa.
Pembelajaran sastra dapat berlangsung dengan baik, apabila pemilihan bahan ajaran
disesuaikan dengan perkembangan siswa. Pemilihan bahan pembelajaran sastra ini sangat
penting karena pembelajaran sastra yang berhasil akan membantu dalam mencapai empat
manfaat pembelajaran sastra: meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan
pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak.
Pemilihan bahan pembelajaran sastra berupa novelet tidaklah berlebihan karena
sebagai sebuah karya fiksi, novelet memiliki unsur pembangun yang sama dengan novel atau
cerpen. Perbedaan mendasar antara cerpen, novelet dan novel terletak pada panjang
pendeknya cerita sehingga berpengaruh terhadap konflik cerita, penyelesaian permasalahan,
dll. Persamaan ketiganya meliputi unsur instrinsik dan ekstrinsik karya fiksi tersebut. Dengan
begitu novelet dimungkinkan untuk dijadikan alternative pemelajaran novel atau cerpen
membuat siswa memiliki pengetahuan bahwa karya fiksi tidak hanya cerpen dan novel, tetapi
juga ada novel.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita
melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh menderita. Untuk itu manusia seharusnya bisa
bersikap atau beraklak baik terhadap tubuhnya.
24
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka sebagia seorang muslim dituntut untuk
mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya
merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Seperti
yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita
harus mengenali penyakit hati tersebut. Dalam novel ini, hal yang paling dominant adalah
sikap mendustai diri sendiri yang dilakukan oleh tokoh aku.
Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:
“Tapi ada penyesalan mendalam dalam hati : aku belum shalat isya` dan terlambat shalat
shubuh. Baru sedikit terasa andaikan ada Raihana dia pasti sudah membangunkan ku
sehingga aku tidak lalai shalat Isya` dan shalat subuh meskipun sakit”(PPC/A/25/1/15)
2. Akhlak dalam keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota
keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai. Komunikasi yang didorong oleh rasa
kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang
telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua.
Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih
sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.
25
Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul
menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya.
Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan
nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka
terima pada masa-masa selanjutnya.
Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:
“Sedihnya, aku tiada berdaya sama sekali untuk melawannya. Aku tak punya kekuatan
apa-apa untuk memberontaknya. Sebab stelah ayah tiada, bagiku ibu adalah segalanya.
(PPC/A/1/1/3)
3. Akhlak dalam Bergaul atau Bermasyarakat
Akhlak baik terhadap manusia yang pertama adalah menahan diri dari mengganggu
mereka dari segala sisi. Memaafkan keburukan mereka dan gangguan mereka terhadapmu,
kemudian engkau bermuamalah dengan mereka dengan muamalah yang baik dalam ucapan
maupun perbuatan. Termasuk akhlak baik yang paling khusus adalah sabar menghadapi
mereka, tidak jenuh dengan mereka, berwajah cerah, berkata lembut, berucap indah yang
menyenangkan teman duduk, memberikan kegembiraan pada teman, menghilangkan rasa
tidak enak di hati mereka, dan terkadang memberikan gurauan jika memang ada maslahat.
26
Akan tetapi tidak sepantasnya banyak bergurau atau guyonan. Karena bercanda dalam ucapan
seperti garam pada makanan. Kalau tidak ada garam, makanan terasa hambar, namun bila
terlalu banyak makanan menjadi asin. Dengan demikian, bila bercanda ini tidak ada atau
sebaliknya melebihi batasan, maka menjadi tercela.
Termasuk akhlak yang baik adalah bergaul kepada manusia dengan apa yang pantas bagi
mereka dan sesuai dengan keadaannya, dengan memandang apakah orang yang diajak
bergaul itu masih kecil atau sudah besar, berakal atau terbelakang, seorang alim ataukah
orang yang jahil/bodoh.
Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:
Ketika aku makan siang bersama Pak Hardi dan Pak Susilo terjadilah perbincangan itu
“Kasihan benar Pah Agung ya?” kata Pak Hardi
“Siapa Pak Agung itu?” Tanyaku
“Dia adalah dosen muda yang paling cemerlang kariernya di kampus ini.” (PPC/A/25/2/5)
27
Adapun nilai-nilai lainnya yang terkandung dalam novel :
Nilai Religi
Rihana selalu mengadu masalah yang dihadapinya kepada Allah SWT.
· Jika mempunyai masalah, Rihana selalu mengaji dan tekun beribadah.
· Serta Rihana adalah seorang gadis penghafal Al Qur’an
· Tokoh AKU adalah seorang penghafal Al Qur’an dan selalu bangun tengah malam
untuk shalat tahajjud.
· Dua hati disatukan dalam ikatan pernikahan antara tokoh AKU dan Rihana
Nilai budaya
· Kepercayaan orang jawa dalam Novel mini pertama adalah orang jawa harus menikah
dengan orang jawa. Jika mereka tidak menikah dengan orang Jawa maka akan mendapatkan
kesengsaraan saja.
Nilai Pendidikan.
· AKU mengejar cita – citanya sampai belajar keluar negeri demi membahagiakan
Uminya.
· Rihana akan segera diwisuda di Universitas kedokteran.
· Tokoh AKU menjadi dosen Bahasa Arab di suatu Universitas.
28
Nilai ekonomi
· Saat ayah Rihana meminta Rihana menikah dan menerima lamaran AKU untuk
melunasi hutangnya sebesar 80 juta.
Nilai Moral
· Saat tokoh AKU sedia berkorban tentang perasaannya demi membahagiakan hati
ibunya ·
29
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Nilai-nilai islami novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy
meliputi kepada kitab Allah. Selain itu juga terdapat nilai-nilai syariah meliputi puasa,
pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Di samping itu terdapat nilai-nilai
akhlak meliputi akhlak pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.
2. Novel Pudarnya Pesona Cleopatra sebagai alternatif bahan pembelajaran, banyak
mengandung nilai-nilai islami. Hal itu sangat penting agar dapat mempengaruhi
pembentukan karakter generasi muda karena di dalamnya banyak contoh-contoh
perbuatan baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
El Shirazy,H. 2008. Pudarnya Pesona Cleopatra. Jakarta: Republika.
http://ebookbrowse.com/pengertian-latar-atau-setting-menurut-para-ahli-pdf-d346601449
31
SINOPSIS
Kisah ini berawal dari tokoh AKU yang harus menikah dengan gadis jawa bermana
RAIHANA pilihan ibunya yang sama sekali tidak dikenal. Gadis itu adalah putri teman
ibunya dan merupakan janji tersirat untuk “besanan”antara dua orang sahabat yang sama-
sama lulusan pesantren Mangkuyudan Solo.
Terjadilah pergulatan jiwa dalam diri aku, antara kecewa dan tidak mau
mengecewakan sang ibu yang dicintainya, pergulatan jiwa tersebut adalah Aku yang selama
ini memimpikan untuk memilki istri seorang gadis mesir yang cantik (karena aku adalah
lulusan Perguruan tinggi meesir)dan tidak mau dijodohkan dengan gadis pilihan sang ibu
yang sama sekali bukan hasratnya selama ini.
Tetapi pernikahan itu berlangsung juga, hari-hari diisi dengan kebencian yang
mendalam dari si aku terhadap raihana yang dengan tulus mencintainya. Diam, acuh, dan
sinis perlakuan itulah yang setiap hari diterima oleh raihana, sedangkan manis, setia dan
penuh cinta selalu dipersembahkan oleh raihana terhadap suainya tercinta yakni aku.
Pergolakan batin selalu tercipta dengan kebencian yang luar biasa, Hingga suatu saat aku
harus mengikuti acara pelatihan di tempat yang jauh dan raihana sementara tinggal bersama
ibu nya sampai proses kelahiran buah cintanya, buah cinta yang tercipta dengan terpaksa, 6
bulan setelah menikah tak sedikit pun Aku menyentuh tubuh indah raihana akan bisa di
32
bayangkan betapa sakitnya batin perempuan karena pergolakan batin si aku selalu tercipta
dengan kebencian yang luar biasa.
Saat pelatihan si aku bertemu dengan rekan sesama pelatihan yang sedang mengalami
kehancuran akibat beristrikan seorang gadis mesir yang juga cantik, Diceritakanlah
bagaimana sulitnya menyatukan dua budaya yang berbeda menjinakan karakter istri yang
keras tak bernorma sampai akhirnya ia harus menanggung kehancuran moril dan materil. Si
aku menyadari bahwa dia mmelakukan kesalahan besar dalam kehidupan rumah tangganya
kerena Aku telah menyia-nyiakan istri cantik khas Indonesia yang selama ini setia,
memberikan keiklasan dengan kasih sayang, dan sangat menyanjung suami seperti yang biasa
dilakukanistri-istri suku jawa , bahkan kuat menghadapi sikap suami menyebalkan seperti si
aku yang berlangsung selama setahun pernikahan mereka.
Si aku ingin segera pulang dan berniat berlutut meminta maaf di pangkuan raihana
istri yang selama ini tersiksa batinnya, istri yang selalu memuliakan dan mencintai suami
karena Allah SWT, tetapi raihana bukan lah Cleopatra, raihana hanya gadis dari lokal .Tetapi
memiliki keselehan hati yang luar biasa. Setelah pulang dia membeli oleh-oleh untuk raihana
dengan semangatyang menggebu-gebu, tapi setelah sampai di rumah mertuanya dia disambut
dengan deraian air mata oleh ibu mertuanya, mertuanya bilang bahwa raihana dan bayi
dikandungannya sudah meninggal seminggu yang lalu karna jatuh di kamar mandi,raihana
sempat di bawah ke rumah sakit tapi tidak bisa di tolong lagi, raihana berpesan apapun yang
terjadi jangan menghubungi suaminya karna raihana tidak maumengganggu kosentrasi
33
bpelatihan suaminya.Mertuanya mengantarkan suami raihana kepemakaman di pinggir desa,
disanatertulis nama raihana dan hari wapatnya, dia menangis tersedu-sedu dia tidak
kuasamenahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa.
Dan dalam hal itu telah disia-siakan oleh Aku yang harus menelan penyesalan besar
kerena belum sempat meminta maaf serta janji akan menjadi suami yang setia, menghormati
istri dengan segenap hati dan menyanjungnya lebih dari kepada Cleopatra yanga telah pudar
terkalahkan oleh bersinarnya pesona raihana yang meninggal saat aku tidak berada disisinya.
34
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
1. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah………..................................................................................... 7
2. LANDASAN TEORI………………………………………………........................... 8
2.1 Kajian Teori............................................................................................................ 8
2.1.1 Pendekatan Sosiologi Sastra ............................................................................... 9
2.1.2 Konsep Nilai-nilai Islami .................................................................................... 13
3. ANALISIS.................................................................................................................... 17
3.1 Gambaran Masyarakat yang Tercermin Dalam Novel........................................... 17
3.2 Wujud Nilai Akidah Dalam Novel ....................................................................... 17
3.3 Wujud Nilai Syariah Dalam Novel......................................................................... 18
3.4 Wujud Nilai Akhlak Dalam Novel......................................................................... 23
4. PENUTUP.................................................................................................................... 30
4.1 Kesimpulan............................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 31
SINOPSIS............................................................................................................................ 32
35