spek teknis pipa pku selatan
TRANSCRIPT
53
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMASANGAN PIPA & AKSESORIES
1. URAIAN UMUM
1. 1 Lokasi Pekerjaan
Uraian singkat mengenai lokasi :
Nama Lokasi : Pekanbaru selatan
Kota : Pekanbaru
Propinsi : Riau
1.2 Uraian Umum Pekerjaan
a. Pekerjaan pemasangan pipa termasuk fitting/accessoris, jembatan pipa, penyeberangan pipa,
siphon dan lain-lain.
b. Termasuk pekerjaan ini adalah :
• Pembuatan gedung dan bangsal-bangsal kerja sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
• Pembongkaran/galian pada lokasi pemasangan pipa.
• Pekerjaan urugan pasir sebelum dan setelah pemasangan pipa.
• Pekerjaan pengangkutan, penurunan dan pemasangan pipa serta pembuatan thrust block.
• Pekerjaan timbunan/urugan kembali.
• Pekerjaan pengetesan dan pengurasan pipa.
• Pekerjaan perbaikan kembali jalan, dan lain-lain.
• Pekerjaan jembatan pipa siphon, pemasangan katup, dan lain-lain.
• Pekerjaan yang nyata-nyata termasuk didalam syarat-syarat untuk pekerjaan yang baik
diperlukan untuk menjamin penyerahan pekerjaan yang selesai dengan sempurna.
c. Pekerjaan tersebut pada ayat 1.2.a dan 1.2.b harus dilaksanakan sesuai dengan
1. Gambar situasi
2. Gambar-gambar konstruksi, profil memanjang, melintang, gambar detail dan gambar
susulan bila ada dari Direksi.
3. Uraian pekerjaan dan syarat-syaratnya.
4. Risalah Rapat Penjelasan
5. Petunjuk dan Direksi.
6. Untuk lancarnya pekerjaan, Kontraktor diwajibkan mendatangkan bahan-bahan / alat-alat
yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan memenuhi syarat.
7. Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan dengan lengkap dan sempurna dimana termasuk
pula perbaikan dan semua kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan, sisa-sisa
pembongkaran, alat-alat pembantu dan segala-galanya sesuai dengan pertimbangan
Direksi.
54
2. GAMBAR-GAMBAR KONSTRUKSI
a. Semua pekerjaan sebagaimana yang telah diuraikan dalam perincian uraian pekerjaan
haruslah dilaksanakan sesuai dengan gambar.
b. Bilamana Direksi menganggap perlu dan atau atas permintaan Kontraktor, maka Direksi dapat
memutuskan untuk menyerahkan tambahan perincian gambar-gambar kepada Kontraktor.
c. Kontraktor tidak diperbolehkan merubah sesuatu yang terdapat dalam RKS sebelum berunding
dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan.
d. Perbaikan penentuan ukuran dan gambar konstruksi yang tadinya kurang jelas, hanya dapat
dikerjakan oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas
lapangan.
c. Pelaksanaan harus mengadakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
bangunan.
f. Selama waktu pelaksanaan Kontraktor diharuskan menempatkan minimal seorang
pelaksana/pengawas pekerjaan tetap, yang cakap dan mampu serta bertanggung jawab atas
jalannya pelaksanaan pekerjaan.
g. Pelaksana/Pengawas yang ditetapkan harus dilaporkan dan mendapat persetujuan Direksi.
h. Direksi berhak menolak pelaksana/pengawas tersebut dengan pertimbangan tidak memenuhi
persyaratan pendidikan, pengalaman dan kecakapan serta terbukti tidak mampu memenuhi
skill.
i. Kontraktor harus menyediakan papan nama proyek dibuat dan papan setebal 2 cm dengan
warna dasar putih, dan tulisan dengan warna hitam. Ukuran papan nama tersebut kurang lebih
panjang 1,5 meter dan lebar 1,00 meter.
j. Kontraktor harus menulis papan dengan teks sesuai dengan petunjuk Direksi dengan
pemasangan papan di lokasi yang disetujui oleh Direksi.
3. DIREKSI KEET
Kontraktor harus menyediakan sebuah bangunan untuk Direksi Keet dan papan, atap seng dan
lantai semen dengan luas minimum 12 meter bujur sangkar dan dilengkapi dengan papan untuk
menempelkan gambar-gambar, meja tulis dengan kursi yang cukup. Direksi keet tidak boleh
digunakan untuk kantor oleh kontraktor. Bila dipandang perlu dapat digunakan pos-pos/keet
pembantu ditempat-tempat pekerjaan yang terpenting.
4. JALUR DAN UKURAN
a. Jalur dan ukuran dan detail pemasangan pipa tertera pada gambar, Kontraktor hendaknya
mentaati jalur dan ukuran-ukuran tersebut dan ikut menelitinya. Apabila ada perbedaan harus
dipertimbangkan dengan Direksi.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut jalur dan
ukuran dalam gambar-gambar dan uraian/syarat-syarat pelaksanaan.
55
c. Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada Direksi setiap kali suatu bagian pekerjaan akan
dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketetapan jalur dan kedalamannya.
d. Ukuran-ukuran patok dilapangan harus ditegaskan dan dipelihara dengan baik.
e. Semua pekerjaan dan pembuatan ukuran-ukuran patok yang berkaitan dengan pekerjaan ini
menjadi tanggungan Kontraktor dan dilaksanakan dengan alat meteran dengan biaya sendiri
dan Kontraktor.
f. Kontraktor harus membuat titik-titik tetap/bantu untuk memperlancar pelaksanaan proyek.
5. PENGUKURAN KEMBALI DAN PEMATOKAN
5.1 Pengukuran Kembali
a. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor haru mengadakan pengukuran kembali dengan teliti
panjang pipa sesuai jalurnya, lebar jalan atau lainnya sesuai permintaan Direksi.
b. Alat-alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum pekerjaan
dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi. Baik dan
jenis maupun dari kondisinya.
c. Cara pengukuran, ketepatan hasil pengukuran dan pembuatan serta pemasangan patok bantu
akan ditentukan oleh Direksi
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak kontraktor dalam menginterpretasikan angka-angka
dalam gambar maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan penjelasan.
e. Apabila terdapat perbedaan antara panjang yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang maka Direksi akan memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat perbedaan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
5. 2 Pematokan
a. Kontraktor mengerjakan pematokan untuk menentukan jalur pipa sesuai dengan gambar
rencana, pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan
selanjutnya.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan pematokan tersebut Kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi sebelumnya sehingga Direksi dapat mempersiapkan
sesuatunya yang diperlukan untuk pengawasan pekerjaan. Pematokan yang telah selesai diukur
oleh Kontraktor harus telah diperiksa disetujui oleh Direksi.
b. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur dan pekerja
yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengawasan/pengujian hasil pematokan atau
pekerjaan lain yang serupa.
Semua tanda-tanda dilapangan harus disediakan dan dipasang sendiri oleh Kontraktor dan
dijaga dengan baik. Apabila ada tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang baru
dengan persetujuan dari Direksi.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar (bouwplank) termasuk pekerjaan harus dibuat dari
kayu kelas II.
56
d. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dan gambar rencana, Kontraktor harus mengajukan
gambar shop drawing. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan revisi pada lembar
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor.
6. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGAWASAN LALU LINTAS
a. Sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
memasang tanda-tanda pengaman lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut:
• Semua papan dan tanda-tanda perhatian harus dibuat dari papan tebal minimum 1,5 cm
dengan warna dasar kuning dan tulisan "HATI-HATI ADA PEKERJAAN ...." dengan
warna hitam, dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 50 cm.
• Pada malam hari ditempat-tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus dipasang lampu
merah yang cukup jelas dan terang menurut petunjuk Direksi untuk menghindari terjadinya
kecelakaan.
• Pada alat-alat dan bahan-bahan yang terdapat ditepi jalan pada malam hari harus juga
diberi warna fluorescent yang bersinar bila tersorot cahaya.
b. Penutupan lalu lintas secara total tidak dibenarkan, kecuali setelah ada persetujuan dari Direksi.
c. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalu lintas macet. Kontraktor harus menyediakan
orang untuk mengatur lalu lintas tersebut.
d. Setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian Kontraktor memberi pengaman seperti
tersebut diatas, sepenuhnya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PERBAIKAN
7.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan perbaikan serta pembuatan bangunan-
bangunan, jalan, gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang merupakan milik Instansi/Negara
dan milik perorangan yang terletak pada lokasi pekerjaan.
Pekerjaan Kontraktor menurut petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-syarat teknis dan instansi yang
bersangkutan.
7. 2 Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan
a. Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran atau penggalian harus diusahakan tidak
merusak bahan yang masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian bangunan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini, dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang menyangkut fasilitas umum harus disediakan,
dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan bangunan yang dimaksud dan
belum tercakup dalam Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan informasi dan
instansi yang bersangkutan.
d. Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa terdapat pengerasan bangunan, maka sebelum
pengerasan tersebut berikut pondasinya harus dibongkar harus mengajukan izin ke Direksi.
57
e. Setiap bangunan/saluran, jalan atau lainnya yang dibongkar akibat pekerjaan ini harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula sehingga memuaskan Direksi.
f. Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena pekerjaan ini harus dipindahkan, disusun
dan ditanam kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk Direksi.
7. 3 Bahan dan Bekas Bongkaran
a. Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, ubin trotoar dan lain-lain harus dibersihkan
dan disusun dilokasi pekerjaan atau diangkut ketempat penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.
b. Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi harus disingkirkan dan dibuang sesuai
dengan petunjuk Direksi.
c. Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh pemilik menghendakinya kembali diangkat
ketempat yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.
d. Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan, pemindahan dan pengangkutan bahan-
bahan yang dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban Kontraktor.
8. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN
8.1 U m u m
a. UraianBahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut:
- Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
- Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada
gambar rencana atau spesifkasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara
tertulis oleh Direksi.
- Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari
suatu sumber yang disetujui.
- Untuk penyimpanan pipa pada jangka panjang (lebih dari 6 bulan) harus diperhatikan
pencegahan terjadinya distrorsi pada pipa. Dan juga dibutuhkan alas papan untuk
menghindari melengkungknya pipa dan harus pula dilindungi dari goresan benda tajam.
- Pipa-pipa lurus harus diberi alas kayu dengan ukuran lebar minimum 75 mm setiap jarak
1.5 meter. Tumpukan maksimum yang direkomendasikan adalah 2 meter.
b. Penyerahan
• Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk
suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber,
lokasi sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi.
• Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-
bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi
paling sedikit 15 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh
Direksi secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan
58
ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa
semua bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui.
Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan-bahan
buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari
Direksi diberikan. Direksi akan memberikan persetujuan ini secara tertulis.
8.2 Sumber bahan-bahan
a. Sumber-sumber
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam Dokumen-
dokumen atau yang diberikan oleh Direksi, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah
tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan
semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
Sumber bahan tidak boleh dipilih dan sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam
daerah yang mudah terjadi longsoran tanah atau erosi.
Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau
longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatif dengan
daerah sekelilingnya.
b. Persetujuan
Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi telah memberikan persetujuan untuk
menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh di gunakan untuk maksud lain dan pada yang
telah disetujui oleh Direksi.
Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang disetujui
Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.
8.3 Penyimpanan Bahan
a Umum
Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak
rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan
serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air bebas pengaliran air dan
kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar, dan bila
diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan.
b. Penumpukan Pipa
Penumpukan Pipa harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui direksi, sedemikian
sehingga tidak terjadi pembengkokan. Tinggi tumpukan maksimum adalah 3 meter.
Penumpukan pipa harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan partisi kayu.
Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai
serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air.
59
Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan,
daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama
musim kering.
c Bahan-bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan
Direksi akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan
di pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang
baik, bebas dan menjadi adonan dan kering serta sama sekali tidak boleh melampaui batas
jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu
lintas yang lewat.
Tempat penumpukan harus dibersihkan dari tumbuhan rendah dan sampah, dan bila perlu
tanah tersebut ditinggikan dengan grader.
Penempatan pipa dilokasi pekerjaan harus dubuat rapih menurut ukuran mal, dengan sumbu
memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan.
9. PEKERJAAN TANAH
9.1 Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan-pekerjaan penting untuk penggalian timbunan dan pekerjaan-pekerjaan tanah
yang lainnya yang diperlukan harus dilaksanakan sesuai dokumen kontrak dan petunjuk Direksi.
Dalam hal ini terdapat modifikasi pada spesifikasi Direksi akan memberitahukan Kontraktor secara
tertulis.
9.2 Pembersihan Lapangan
Lokasi pekerjaan yang telah diserahkan Direksi harus dibersihkan dari pohon, semak,
sampah dan bahan lain yang tidak diperlukan pada daerah sekitar lokasi pekerjaan.
9.3 Pengupasan Akar dan Humus
a. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu tempat yang mana akan didirikan bangunan dan
sekitamya dibersihkan dan akar-akarnya dan tanah humus.
b. Bilamana terdapat akar tanaman atau tonggak kayu yang lebih dalam, harus dicabut sampai
bersih dan dibuang ditempat yang sudah ditunjuk oleh Direksi.
9.4 Galian Tanah
a. Dasar dan sisi galian dimana akan didirikan bangunan harus diselesaikan dengan baik dan
rapi menurut dimensi yang ditentukan gambar situasi, propil memanjang/melintang dan
potongan.
b. Garis ketinggian galian harus dilaksanakan sesuai dengan control line dan ketinggian dasar
yang direncanakan. Penyimpangan dan ketentuan ini hanyalah dapat diberikan bila ada
persetujuan tertulis dan Direksi.
60
c. Bilamana terdapat ketidak telitian titik-titik ketinggian dalam kontur atau gambar dengan
kenyataan, paling lambat 7 (hari) setelah perintah kerja dikeluarkan, Kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi.
d. Jika galian tergali dalam dari kedalaman yang ditentukan, maka bagian kelebihan tersebut
harus diurug dengan pasir dan dipadatkan.
e. Jika pekerjaan galian selesai dikerjakan dan telah mendapat persetujuan Direksi maka
Kontraktor harus segera memulai dengan pekerjaan selanjutnya dan tidak boleh
membiarkan galian yang telah selesai digali terlalu lama terbuka (lebih dari 48 jam).
f. Pekerjaan galian pipa dianjurkan bertahap tidak telalu jauh untuk mencegah kelongsoran,
genangan, hambatan kerja atau lalu lintas akibat kemacetan maksimum 300 meter.
9.5 Urugan Tanah/Timbunan
a. Urugan tanah yang dilaksanakan untuk pemasangan pipa sesuai dengan ukuran-ukuran yang
tercantum pada gambar perencanaan.
b. Tanah urugan harus bebas dari potongan kayu, akar-akar tanaman serta segala macam kotoran
yang mudah lapuk.
c. Penimbunan tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal maximum 30 cm, sambil
dipadatkan.
d. Sisa-sisa tanah/material bekas galian, setelah pengurugan selesai harus diangkat dan dibuang
jauh-jauh sehingga bersih dan rapih atau sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi.
9.6 Urugan Pasir
a. Urugan pasir harus dipadatkan lapis sccara manual.
b. Urugan pasir dilakukan disemua bagian-bagian yang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
c. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar pelaksanaan atau dalam gambar
pelaksanaan.
d. Pasir urug tidak boleh mengandung kadar lumpur lebih dari 30 % dan bebas dari batu dan
kerikil.
10. PERSYARATAN KHUSUS PEMASANGAN PIPA
10.1 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan sesuai dengan
yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.
11. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGUJIANNYA
11.1 Umum
Kontraktor harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan
dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini. Pekerjaan yang
61
tidak tercantum dalam persyaratan-persyaratan yang ditentukan akan dilaksanakan sesuai dengan
praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan sesuai dengan persyaratan Direksi /Pemberi Tugas.
11.2 Lintasan dan Sudut Belokan
1. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang sesuai
dengan lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan (fitting). Katup-katup
(Valves) dan penguras (Drain) pada tempat yang diperlukan.
2. Penyimpangan-Penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur Lain
Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan mengganggu kemajuan
pekerjaan sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka Direksi/Pemberi Tugas berhak
untuk merubah gambar-gambar rencana yang ada.
3. Berhati-hati dalam Penggalian
Kontraktor harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian, sehingga lokasi yang
tepat dan struktur-struktur lain dibawah dapat ditentukan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi
atas struktur-struktur tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Eksplorasi Bawah Tanah
Jika dikehendaki oleh Direksi/Pemberi Tugas, Kontraktor harus mengadakan penelitian dan
penggalian untuk menentukan lokasi struktur bawah tanah yang ada atas biaya dibawah
pengawasan Direksi/Pemberi Tugas.
5. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman sebagai berikut :
D = 50 mm s/d 300 mm, H= sesuai gambar
Dimana:
D = Diameter Nominal Pipa
H = KedalamanTimbunan
11.3 Pengendalian dan Persiapan Galian
1. Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan kedalaman
yang dikehendaki. Penggalian hanya dilakukan sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti
yang diijinkan oleh Direksi/Pemberi Tugas.
Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan, sehingga pekerjaan yang dikerjakan
dalam galian dapat aman dan efisien.
Untuk pipa PE, jika kedalaman galian tidak ditentukan, lapisan di bagian atas pipa harus
ditentukan sehingga mampu melindungi pipa dari beban luar, kerusakan yang disebabkan oleh
pihak lain, dan konstruksi jalan.
Jika memungkinkan pipa harus dipasang pada batas kedalaman minimum seperti terlihat pada
tabel di bawah ini :
62
Kedalaman di atas hanya berlaku untuk pemasangan khusus seperti beban memanjang pada
pipa; pemadatan tambahan dari bahan penimbun sekitar pipa atau timbunan pelindung, standar
AS 2566 harus dipergunakan.
2. Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk meletakkan pipa dan sambungannya secara baik. Timbunan
harus ditempatkan seperti yang disyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar ekstra, jika
diperlukan seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga galian dan peralatan pipa.
Lebar galian untuk keperluan pipa PE dapat berkurang dibandingkan dengan keperluan untuk
pemasangan pipa jenis lain, karena pengelasan “butt” atau elektrofussion dilakukan di atas
tanah kemudian pipa yang sudah tersambung diletakkan ke dalam galian. Demikian juga
dengan pipa berdiameter kecil ke dalam bentuk coil bisa disambung di atas tanah dan kemudian
diletakkan di dalam galian.
Lebar galian minimum harus mencakup untuk pemadatan bahan penyangga samping
Rekomendasi Lebar Galian Berdasarkan Diamater Pipa
3. Ruang Penyambungan
Ruang penyambungan harus dibuat agar setiap sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
4. Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa
Galian harus dibuat sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki, untuk membuat dasar pipa
yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang
Kondisi Pemasangan Kedalaman Minimum (mm)
Tak ada benda/material di atas yang menyebabkan
timbulnya beban300
Terdapat beban/material di atas
Bukan jalan raya
Pada jalan raya yang dilengkapi konstruksi pendukung di
atasnya
Pada jalan raya yang dilengkapi konstruksi pendukung di
bawahnya
450
600
750
Pipa yang terletak dibawah jalan raya atau pada kondisi
konstruksi bangunan berat di atasnya
750
Diameter Pipa (mm) Lebar Galian (mm)
16 – 63 150
75 – 110 250
125 – 315 500
355 – 500 700
630 – 710 910
800 – 1000 1200
63
penyambung. Setiap bagian dasar galian yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang
disetujui oleh Direksi.
5. Penggalian Pada Tanah yang Jelek
Jika dasar galian temyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan seperti debu, sampah dan
sebagainya yang menurut Direksi harus disingkirkan, maka Kontraktor harus mengadakan
penggalian dan membuang bahan-bahan tersebut. Jika menurut Direksi diperlukan pondasi
khusus seperti penggalian tanah atau penimbunan, Kontraktor harus menyelesaikannya dengan
petunjuk Direksi.
6. Penguat Galian
Jika diperlukan, galian dapat diberi penguatan agar tidak runtuh, juga untuk ancaman pekerja
dan pengamanan permukaan jalan serta bangunan-bangunan lainnya.
7. Pemakaian Bahan-Bahan Bangunan
Bahan-bahan bangunan yang dapat dipakai kembali untuk memperbaiki permukaan bekas
galian harus dipisahkan dan bahan-bahan buangan lainnya.
8. Penimbunan Bahan-Bahan Galian
Semua bahan-bahan galian ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan,
jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-bangunan perorangan
lainnya.
9. Barikade dan Petunjuk Direksi
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan barikade, papan-papan
penunjuk, lampu-lampu merah dan penjaga secukupnya selama pekerjaan berlangsung. Semua
bahan-bahan penyangga peralatan dan pipa yang mengganggu lalu lintas harus dilindungi
dengan pagar atau barikade serta penerangan lampu seperlunya.
10. Pengamanan Lalu Lintas
Kontraktor harus mengatur perkerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan
kemacetan lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa lewat diatas galian, Kontraktor harus
menyediakan jembatan plat baja atau semacam penutup yang sesuai dengan panjang galian.
Disamping itu Kontraktor juga harus mengatur lalu lintas.
11. Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dan pipa baru ke pipa lama harus dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama menghentikan
pipa dinas serta diusahakan agar daerah pelayanan yang terganggu seminimal mungkin.
11.4 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk pemasangan pipa atau valve apabila diperlukan dapat dilakukan Kontraktor
dengan persetujuan Direksi dan dilakukan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan
pipa yang dipasang agar benar-benar terjamin penyambungannya . Yang baik yaitu ujung yang
smooth, sudut yang betul terhadap sumbu pipa.
Pemotongan ujung-ujung pipa yang dilaksanakan di lapangan harus sama pelaksanaannya bila
dikerjakan di dalam pabrik. Pemotongan harus dengan mesin pemotong yang sesuai yang memberi
bekas yang licin pada yang ditentukan terhadap sumbu pipa.
64
11.5 Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Kontraktor harus menggunakan
semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui Direksi. Semua pipa-pipa sambungan dan
katup diturunkan kedalam galian dengan hati-hati menggunakan derek, tali atau peralatan yang
lain untuk menghindari kerusakan pipa dan lapisan pipa. Pipa tidak boleh dijatuhkan kedalam
galian, jika terjadi kenisakan pada pipa, sambungan, katup atau peralatan lain sewaktu
pengangkutan, harus segera dilaporkan kepada Direksi untuk dilakukan perbaikan, membuang
atau mengganti bahan-bahan yang rusak.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan
lain pada waktu pipa berada diatas galian sebelum pemasangannya. Ujung pipa harus
diperiksa dengan seksama, karena bagian ini yang paling mudah rusak pada waktu
pengangkutan.
3. Pembersihan Pipa dan Peralatan
Pastikan bahwa ujung-ujung pipa dan fitting-fitting, flanges dan perlengkapannya tidak
menyentuh tanah aslinya.
4. Peletakan dan Penyangga Pipa
Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakkan pada
waktu peralatan pipa berada dalam galian. Bahan yang digunakan untuk penyangga harus
disesuaikan dengan kebutuhan pada bahan pelindung. Untuk pipa PE bahan penyangga harus
dipadatkan dengan rata setebal 75 mm untuk pipa sampai dengan diameter 250 mm dan 150
mm untuk pipa dengan diamater 300 mm ke atas.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup harus dikerjakan dengan rapih dan teliti
tanpa meyebabkan kerusakan pipa dan lapisannya serta ujungnya harus halus.
6. Arah Ujung Pipa Pada Pemasangan
Pipa harus dipasang pada ujung pipa yang menghadap kearah depan dan pemasangan. Jika
pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan dimulai pada bagian atas
dan diawali dengan ujung pipa yang bersudut.
7. Kondisi yang Tidak Sesuai untuk Pasangan Pipa
Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan jika menurut Direksi kondisi didalam galian tidak
memungkinkan.
11.6 Sambungan Flens Pipa CI/Steel (Flange Joint)
Setelah flens pipa sudah bersih permukaannya, semua alat-alat bantu harus disetel dan dibaut
dengan putaran secukupnya.
Sebelum pekerjaan pembautan, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan sempurna.
65
Baut-baut harus dikunci dengan kunci-kunci khusus sehingga dapat menjamin kesamarataan baut-
baut pipa dengan kedudukan flens pipa, sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh
permukaan dari flens.
11.7 Sambungan dengan Pengelasan Pipa CI/Steel
Permukaan yang akan dilas harus tanpa sisik lepas, karat, cat dan kotoran-kotoran lainnya.
Semua pekerjaan las di bawah tata cara pengawasan yang mengikuti tata cara sesuai dengan
AWWA C-2000. Semua pengelasan harus sesuai dengan praktek pengelasan yang baik dengan
memperhatikan ketebalan unsur-unsurnya yang akan dilas dan bahannya.
Setelah pengelasan setiap jalur las, logam yang tertinggal harus dipapras atau diketok-ketok untuk
membebaskan tegangan susut, lalu disikat dengan kuas baja untuk membersihkan terak, kotoran,
cairan las, sebelum las berikutnya dilakukan.
Semua hasil las harus menunjukkan bagian-bagian yang seragam, logam yang halus, pinggiran
yang berbentuk bulu tanpa ada yang tumpang tindih, tanda ada yang keropos atau tidak berarang.
Pemeriksaan dengan mata pada pinggiran dan ujung hasil harus tampak kesatuan yang baik pada
logam induknya (dasarnya).
Pada waktu penggabungan dan pengelasan, unsur-unsur yang akan disusun harus ditempatkan
pada tempatnya dengan menggunakan jepitan yang cukup atau dengan cara lain yang dapat
memegang bagian-bagiannya pada kedudukan yang tepat dan bersentuhan.
11.8 Pekerjaan Sambungan Pipa PE
1. Umum
Penyambungan pipa dengan metoda “BUTT FUSSION” adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan disambung sampai kondisi leleh
tercapai pada kedua ujungnya. Lalu kedua ujung pipa digabungkan pada tekanan tertentu
untuk waktu yang tertentu sehingga terbentuk sambungan yang senyawa.
Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai kekuatan yang
sebanding dengan pipa itu sendiri. Metoda penyambungan jenis ini membutuhkan plat pemanas
elektrik untuk dapat mencapai suatu temperatur tertentu yang dipergunakan untuk jenis pipa
dari bahan PE 80 dan PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas dengan SDR yang sama.
2. Peralatan
- Generator dipergunakan untuk memberikan daya listrik kepada pelat pemanas, pemotong
dan pompa hidrolik.
- Mesin BUTT FUSION dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, pelat pemanas,
pompa hidrolik dan pengatur waktu.
- Roda penyangga pipa.
- Tenda Pengelasan.
- Alat Pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue)
- Alat Ukur Sambungan
- Termometer digital untuk memeriksa suhu pelat pemanas.
66
- Pipa dan penutupnya.
- Papan Landasan
- Pemotong Pipa
- Termoneter Udara
- Spidol Warna Putih
- Alat Pengukur Waktu
- Meteran Ukuran 12 meter.
3. Metode Penyambungan
Sebelum dimulainya pengelasan dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Adanya bahan bakar yang cukup pada generator dan dalam keadaan yang benar-nbenar
berfungsi. Demikian juga dengan semua perlengkapan-perlengkapan lain seperti pada poin
2 di atas.
- Periksa dan pastikan pipa dan fitting-fitting yang akan disambung mempunyai ukuran
diameter dan SDR serta bahan yang sama.
- Pembuatan sambungan percobaan dengan temperatur pelat 180o C dengan menggunakan
potongan pipa dengan ukuran diameter dan SDR serta bahan yang sama.
- Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) di mana ujung-ujung pipa berhadapan dengan pelat
pemotong dalam posisi lurus.
- Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan menggunakan roller.
- Kencangkan penjepit untuk memegang pipa dan membulatkan kembali pipa.
- Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan pelat oleh masuknya udara
kebagian dalam pipa.
- Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa perlahan sehingga ujung pipa tepat
berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinu.
- Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit dibuka untuk menghindari
terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
- Angkat alat pemotontg perlahan dan hindarkan persinggungan dengan permukaan pipa.
- Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
- Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak ulangi proses pemotongan.
- Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah permukaan potongan.
Maksimum selisih diameter yang diijinkan
Selisih Diameter Diameter Pipa
1.0 mm 90 – 315 mm
2.0 mm 355 – 800 mm
2.5 mm > 800 mm
Jika ketidaksesuaian tersebut lebih daripada di atas pipa harus diluruskan kembali dan dipotong
lagi.
67
- Buka dan kemudian tutup penjepit dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
mnggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
- Pindahkan lempengan pemanas dar tempat pelindungnya. Periksa bahwa pelat tersebut
bersih dan baik suhunya.
- Tempatkan pelat pemanas pada mesin dan tutup penjepit supaya bagian permukaan yang
akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan mempergunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
- Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1 – 6 mm
terbentuk tiap ujungnya.
- Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harud dilepas supaya pencatat
tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian rupa sampai pertumbuhan lelehan
terkontrol selama pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di penjepit dan
ujung pipa harus terus dijaga agar tetap kontak dengan pelat pemanas.
- Setelah pemanasan selesai, buka penjepit dan pindahkan pelat pemanas pastikan bahwa
pelat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
- Segera tutup penjepit (mengacu kepada perhitungan-perhitungan yang ada) dan rekatkan
permukaan yang sudah ditentukan sebelumnya.
- Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan sesuai dengan yang diindikasikan
pada tabel.
- Setelah itu pipa yang disambung bisa dipindahkan dari mesin tapi tidak boleh dipindahkan
untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas
- Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan sesuai
dengan batasan yang ditentukan.
11.8 Pengujian Tekanan Hidrostatis
1. Umum
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian sambungan pipa dalam
menjamin, tingkat kebocoran dapat ditekan sekecil mungkin.
Semua valve harus ditempatkan pada posisi terbuka dan penempatan valve pada ujung pipa
untuk mengeluarkan udara dari jalur pipa selama pengisian berlangsug. Sesudah pipa dipasang
dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji terhadap tekanan hidrostatis.
2. Pengujian Tekanan
Air harus perlahan dialirkan kedalam jalur pipa sampai semua udara dikeluarkan dari jalur pipa
dan air mengalir dengan bebas pada ujung pipa. Lebih baik lagi jika air dialirkan ke jalur pipa
dari titik terendah untuk memudahkan pengeluaran udara.
Tekanan harus dinaikkan terus menerus secara bertahap ke jalur pipa tanpa dikagetkan.
3. Lamanya Pengujian
Sebuah tekanan 1.3 kali dari maksimum tekanan kerja harus diterapkan pada jalur pipa sampai
1000 meter panjang dan untuk test penempatan valve.
68
Tes tekanan pada situasi ini harus ditahan minimal 15 menit dan alat pencatat tekanan
diperiksa jika terjadi penurunan tekanan. Selanjutnya sambungan harus benar-benar di inspeksi
secara visual untuik kemungkinan terjadinya kebocoran pada sambungan.
Sifat elastis dari pipa PE seperti yang diuraikan pada tes tekanan, bisa menyebabkan
pengembangan pada pipa dan volume perlu sedikit ditambah untuk mendapatkan bacaan
tekanan yang tepat. Penambahan volumen ini hanya 1 % dan dapat diterapkan pada tekanan
awal dan tekanan atersebut harus ditahan pada periode maksimum selama 1 jam atau untuk
waktu yang diperlukan untuk mengadakan inspeksi di seluruh sambungan.
11.9 Penimbunan Kembali
1. Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-bahan lain
yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan.
2. Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan
Jika jenis bahan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka Kontraktor
dapat menimbun dengan galian yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung lempung,
pasir, kerikil, atau bahan lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan.
3. Penimbunan Pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan kerikil tidak ditunjukkan dalam gambar dan menurut rencana Direksi
harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka Kontraktor harus menyediakan dan
menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan
tambahan.
11.10 Pemasangan Katup (Valve) dan Penyambungan (Fitting)
1. Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya, harus diatur dan dipasang pada pipa seperti yang
diisyaratkan pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan peletakan dan penyambungan
pipa.
2. Lokasi katup
Lokasi katup dijalur pipa harus sesuai dengan ketentuan dan pengarahan yang diberikan oleh
Direksi.
3. Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chamber)
Surface valve boxes tidak boleh meneruskan goncangan atau tekanan pada valve, jadi
pemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve. Mur dari katup harus dapat dioperasikan
dengan mudah melalui lubang pembuka dari ruang katup. Penutup dari box tingginya harus
sama dengan permukaan jalan aspal/tanah yang ada, ataupun harus memenuhi level dan
ketinggian yang ditentukan oleh Direksi.
69
4. Pemasangan Air Valve (Katup pembuang udara)
Air valve yang akan dipasang pada pipa baja dilaksanakan seperti tertera di dalam gambar dan
seperti ditentukan di dalam pasal ini. Pipa baja untuk kedudukan air valve tercantum di dalam
gambar setelah plat pembalut (Clamp Saddle) tersebut selesai dilas dengan pipa, baru valve
dipasang. Air valve harus dibaut dan dikunci dengan sempurna pada Clamp Saddle sehingga
kedap air.
5. Pipa Penguras (Wash Out)
Cabang penguras tidak boleh terendam alir sungai, saluran atau dipasang sedemikian sehingga
menyebabkan sifon balik ke sistem distribusi. Parit-parit pengeluaran dari pengurasan pada
saluran pipa harus digali ke parit terbuka yang terdekat atau ke saluran air seperti tampak di
gambar atau sebagaimana diperintahkan lain oleh Direksi. Pada pipa pengeluaran dari pipa
pengurasan, ruangan terbuat dari beton pra-cetak atau bangunan pelindung parit mungkin
diperlukan untuk dibangun yang rincian tipikalnya adalah seperti tampak dalam gambar.
Saluran pembuangan (blow of branches) tidak diperbolehkan dipasang dan disambung
terendam di dalam air sungai kecil ataupun saluran/gorong- gorong pembuangan air kotor.
Cara-cara pemasangan blow of brances dengan cara-cara lain harus meminta petunjuk dan ijin
dari Direksi. Bila seandainya hal-hal tersebut di atas diperbolehkan harus dijaga, agar jangan
sampai terjadi pencemaran air di dalam pipa.
11.11 Thrust Block
Semua perlengkapan pipa seperti tee, bend, valve, reducer, dan lain-lain dengan ukuran DN 50
mm dan lebih besar harus diberi Trust block
Trust block terbuat dari beton K-175. Ukuran Thrust block ditunjukkan dalam gambar
standar/typical kecuali jika Direksi menentukan lain. Pipa-pipa yang akan dikelilingi beton ini
harus diletakkan benar-benar menurut garis dan ketinggiannya, di atas plat beton pra-cetak
dengan lobang-lobang berbentuk bel dan kemudian beton dicetakkan sekeliling pipa dan
digetarkan untuk membentuk massa yang padat dan homogen yang melekat serapat-rapatnya
dengan pipa. Tindakan hati-hati harus diambil untuk mencegah terapungnya pipa selama
pengecoran.
Beton yang mengelilingi pipa dalam parit harus dicorkan pada tanah langsung pada bagian
bawah dan sisi parit dan harus pada ukuran maksimum yang diperlihatkan pada gambar. Dimana
parit telah digali lebih besar dari pada lebar dan kedalaman minimum yang diperlihatkan pada
gambar. Kontraktor harus menyediakan tambahan beton dan acuan yang diperlukan atas biaya
sendiri.
70
11.12 Pemasangan Pipa Menembus Beton atau Pasangan Batu
Permukaan luar dari semua pipa yang dipasang ke dalam bangunan penahan air harus
disediakan dengan flens pudel dan harus dibersihkan secara menyeluruh dari karat, serpihan,
minyak, gemuk dan bahan-bahan lain yang mungkin menghambat pelekatan yang baik antara
pipa dan beton.
Dimanapun tidak dibenarkan terjadinya kontak logam antara pipa dengan tulangan atau
batangan yang tidak terisolasi. Dimana pipa dipasang menembus dinding maka sambungan
antara pipa dan dinding harus dibuat kedap air.
11.13 Pekerjaan Jembatan Pipa
(a) Umum
Semua pekerjaan jembatan pipa dikerjakan menurut berbagai type sebagaimana tertera dalam
gambar. Pada umumnya pekerjaan jembatan pipa meliputi :
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan tanah
Pekerjaan beton
Pekerjaan kayu
Pekerjaan pemasangan accessories
Pekerjaan besi
Sebelum melakukan pekerjaan tersebut Kontraktor berkewajiban mengajukan metoda
pelaksanaan pada masing-masing item pekerjaan dan diajukan serta disetujui oleh Direksi.
(b) Pekerjaan Kepala Jembatan
Apabila telah dilakukan pengukuran kembali dimana lokasi kepala jembatan telah ditetapkan,
maka dapat dimulai pekerjaan kepala jembatan sesuai dengan gambar yang telah diberikan.
Segala resiko pada saat pelaksanaan misalnya longsor kena banjir dan sebagainya adalah
tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan kepala jembatan terdiri dari beton bertulang K-225.
(c.) Jembatan Pipa
Jembatan pipa direncanakan menggunakan pipa baja seperti terlihat pada gambar rencana.
Rekanan harus mempersiapkan semua tenaga, alat-alat, dan perlengkapan-perlengkapan
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Pemasangan jembatan-jembatan pipa tidak hanya melaksanakan pembuatan pondasi saja,
akan tetapi sekaligus melaksanakan pemasangan pipanya dan penyambungan didalam tanah
dengan pipa yang berdekatan sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.
71
Rekanan harus memeriksa kembali semua ukuran-ukuran yang ada didalam gambar sesuai
dengan hasil survey yang dilakukan sendiri dilapangan. Segala biaya yang timbul akibat
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Rekanan.
Pada tiap-tiap bentangan jembatan pipa, pipa-pipa yang dipasang harus berbentuk cembung
(camber) bila tidak ditentukan lain. Kemiringan lengkungan tersebut adalah 1 : 350 diambil dari
as bentangan ke tumpuan.
Ring support harus betul-betuk dipasang pada setiap bantalan pier sebagaimana terlihat pada
gambar. Ring support harus dibuat dari satu jenis baja sesuai dengan standard yang
ditentukan. Setelah semua klem pengaman pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki
kemudian dilas pada sekeliling pipa dan dicat.
Rekanan harus mempersiapkan kayu-kayu atapun batang-batang kelapa melintasi sungai
dengan lebar seperlunya untuk perancah, pelaksanaan pemasangan pipa, penyambungan,
pengelasan dan untuk pengecatan pipa. Perancah tersebut dibuat harus dalam keadaan kuat,
sehingga terjamin pelaksanaan yang aman waktu pemasangan pipa ataupun waktu
pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang (bila ada).
Bila pemasangan pipa digantung pada jembatan yang ada, ataupun digantung pada bangunan-
bangunan lain yang ada, persetujuan dari pemilik instansi yang berwenang mengenai rencana
pelaksanaan penggantungan pipa pada bangunan –bangunan tersebut menjadi tanggung
jawab Rekanan dari biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi tanggung jawab
Rekanan.
Shop drawing (gambar kerja) dan rencana pelaksanaannya dari hasil survey lapangan dan
pengecekan kembali segala ukuran-ukuran dan hasil geologi data. Rekanan harus
mempersiapkan gambar-gambar kerja dan rencana pelaksanaan pemasangan jembatan pipa.
Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa, gambar yang menunjukan semua ukuran-
ukuran, detail pipa, pondasi abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang
diperlukan harus diserahkan kepada Direksi Pengawas untuk terlebih dahulu untuk diperiksa
dan disetujui. Rekanan tidak dibenarkan melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum
gambar kerha disetujui Direksi Pengawas.
(d). Perlintasan Jalan Raya ( Crossing )
Untuk pipa-pipa yang melintasi jalan/crossing, pipa tersebut harus diberi selubung/pengaman
selebar jalan yang dimaksud seperti pada gambar, ukuran selubung minimal 2 (dua) kali
ukuran pipa yang menyebrang jalan, terbuat dari buis beton atau lainnya sesuai dengan
petunjuk Direksi Pengawas. Semua biaya yang terjadi dengan adanya pekerjaan ini yang
mengakibatkan adanya keruskan pada bangunan atau lainnya yang ada disekitar lokasi
72
perlintasan pipa ini menjadi tanggung jawab rekanan, dan rekanan wajib untuk
memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh rekanan.
11.14 PIPA PE – POLYETHYLINE, FITTING DAN PERLENGKAPANNYA
Bahan dan Material Pipa
Polyethyline (PE) yang lebih dikenal dengan pipa plastis berisi. PE merupakan termo plastik yang dibuat
melalui temperatur tinggi, artinya pembuatan pipa baik bentuk maupun dimensi dilakukan selama tahap
pelelehan material resin.
Pipa PE saat ini digunakan secara luas untuk keperluan industri yang memanfaatkan sistem perpipaan
baik dengan tekanan maupun tidak bertekanan hingga diameter besar. Pipa PE ini dapat digunakan baik
untuk mengalirkan material cairan dalam keadaan bertekanan ataupun cairan dengan pengaliran
grafitasi, termasuk didalamnya mengalirkan air dan material yang memiliki kandungan air seperti
lumpur.
Material dan Bahan Pipa
Pipa PE memiliki struktur molekul tingkat tinggi yang sangat stabil dan dengan mudah dikembangkan
untuk kepentingan industri perpipaan. Polyethylene merupakan formula dasar dari turunan utama
POLYOLEFEIN. Formula -(CH2-CH2)n ini merupakan senyawa campuran hidrokarbon yang ramah
lingkungan.
Adapun keuntungn penggunaan pipa ini adalah ringan, fleksibel pemakaian, tingkat kehilangan head
akibat gesekan rendah, amterial yang kuat dan tahan terhadap temperatur rendah serta tingkat
resistensi tinggi terhadap bahan kimia. Pipa PE sangat terkenal karena ketahanannya terhadap asam
dan bahan perasa. Pipa ini baik untuk mengalirkan cairan organik dan anorganik pada suhu 200 C.
Namun demikian cairan dengan kandungan asam yang sangat tinggi dapat merusak pipa.
Material pipa dan fitting tidak berasa dan berbau serta tidak membahayakan manusia. Dapat
direkomendasikan penggunaannya dalam industri makanan.
Pertimbangan Klas Tekanan
Pemilihan klas pipa dengan kekuatan tertentu tergantung kepada kondisi instalasi sistem jaringan pipa.
Sesuai standar Australia AS4130, berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
sistem pipa :
Tekanan kerja actual
Temperatur
Jenis cairan yang dialirkan
Metoda pemeliharaan jaringan
Kehilangan tekanan eksternal
73
Abrasi
Pemilihan sistem katup pipa
Spesifikasi Pipa
Spesifikasi pipa HDPE PE 100 SNI 06 – 4829 – 2005 dan sambungan adalah sebagai berikut :
Berat jenis : >0,94 g/cm3
Kuat tarik : >20 MPa
Elongation : > 400 %
Flexural Stress at Given Deflection : 3%
(Nilai Perubahan Arah Panjang)
Sistem Sambungan
Sambungan Elektrofusi
Metoda penyambungan pipa sangat sederhana yaitu cara penyambungan menggunakan elektrofusi.
Metoda sangat murah dan efesien. Dengan metoda ini dapat mengeleminir kelemahan yang ada pada
pelaksanaan dilapangan. Pelatihan untuk pelaksana lapangan sangat mudah dilakukan. Demikian juga
dengan penggunaan alat-alat bantu di lapangan yang sangat compatible dan mudah dioperasikan.
Sambungan Flange
Penggunaan sambungan flange dapat dilakukan pada pipa dengan diameter in size 20 mm hingga 630
mm. Stub flange merupakan pilihan untuk memberikan ongkos pemasangan yang relatif lebih ekonomis
khususnya penyambungan. Pengerjaan dengan metoda ini relatif lebih mudah dibandingkan dengan
metoda penyambungan dilas.
Rangkaian sambungan dengan sambungan menggunakan stub flange memiliki kekuatan yang hampir
sama dengan menggunakan sambungan flange biasa. Untuk penyambungan dengan metoda ini harus
tetap menggunakan gasket. Rangkaian stub flange dilengkapi dengan baut-baut yang secara langsung
dan berhadapan dengan saling mengunci.
Baut ulir untuk flange pada sistem pipa PE sangat diperlukan seperti halnya penggunaannya ada pipa-
pipa stell.
Untuk rangkaian valve juga dilengkapi dengan stub flange dan tidak dapat dimodifikasi dengan
rangkaian flange lain.
Sambungan Leher (Treated)
Jenis sambungan ini adalah rangkaian sambungan tipe adaptor male and famale dengan diameter pipa
diatas 100 mm. Untuk sambungan yang menggunakan adaptor diperlukan pipa yang ujungnya
pemukaan pipanya tajam dan bagian pipa relatif dalam. Tidak diperkenankan menggunakan pelumas
untuk penyambungan sistem ini. Seluruh sistem penyambungan ini dapat menahan tekanan tarik rata-
74
rata 1200 Kpa pada suhu 200 C. Untuk cairan dengan temperatur tinggi disarankan menggunakan
metoda penyambungan ini.
Coupling Jenis Shoulder
Sambungan dengan metoda ini sangat cocok digunakan untuk pipa dengan diameter < 50 mm sampai
500 mm. stándar penyambungan pipa dengan coupling ini menawarkan alternatif lain yang lebih
ekonomis dibanding dengan metoda sambungan menggunakan flange.
Pemilihan Sambungan
Pemilihan jenis sambungan tergantung dari :
Diameter pipa
Kondisi lapangan
Jenis pipa
Sambungan jenis mekanis sering digunakan dari pada penyambungan antara pipa dengan accessories
seperti valve, meter air, dan lainnya. Selain itu dipergunakan juga untuk penyambungan dengan
material pipa yang berlainan, diperlukan tenaga ahli khususnya untuk sambungan sistem pengelasan.
Sambungan dengan sistem flange selain untuk mempermudah dan cepat, dapat dilakukan pada
berbagai cuaca. Selain itu sistem ini cukup dipercaya sekalipun dilakukan oleh tenaga biasa. Keuntungan
lain adalah minimnya kerugian akibat muai susut penyambungan las.
Fitting
Fitting tanpa spigot tidak cocok untuk penyambungan dengan menggunakan pengelasan elektrofusi.
Spigot yang ada terlalu pendek sehingga riskan digunakan kembali apabila ada kesalahan dalam
pelaksanaan pengelasan sambungan pertama, dan hal ini tidak dapat diperbolehkan.
Pemberian Tanda
Pada bagian luar setiap fitting harus diberi tanda yang meliputi :
Diameter nominal
Klas pipa
Nama pabrik pembuat/manufaktur
Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaktur/pembuatannya
Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas termasuk besar sudut
lengkung pada setiap sisi. Setiap pemberian tanda tersebut tidak boleh mempengaruhi segi kekuatan
pipa dan fitting-fittingnya.
75
PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH
a. Pembuatan Box Pelindung
Pekerjaan pembuatan box pelindung valve, washout, air valve, manometer adalah termasuk biaya
pemasangan untuk accesoriesnya. Ukuran dan bentuk box pelindung sesuai dengan gambar. Juga
termasuk pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan ini walaupun tidak disebutkan satu persatu
didalam spesifikasi ini maupun dalam gambar tetapi jelas masih berada dalam lingkup pekerjaan ini
haruslah dilaksanakan/dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi Pengawas untuk
mendapatkan hasil sebaik-baiknya.
b. Sambungan Rumah
Pemasangan sambungan rumah lengkap adalah meliputi pemasangan perpipaan, accessories dan
perlengkapan sambungan lainnya dari pipa distribusi ke instalasi plumbing (lihat gambar). Diameter
tapping (sambungan dari pipa distribusi adalah dia ¾” memakai :
Cleam sadle dia. 3” x ¾” dari pipa dia. 3”
Cleam sadle dia. 2” x ¾” dari pipa dia. 2”
Pipa yang dipakai adalah pipa PE.
Sambungan kerumah ini harus dilengkapi dengan meter air, angle valve, reducer, dudukan meter
air dan perlengkapannya lainnya yang diperlukan.
c. Air Realese Valve
Type Single Actiaon, Screw End dia. 1” (25 mm)
Body Ang Cover terbuat dari Bronze
Minimum Hydrolik Leakage Preasure Test 10 Atm
Peralatan harus baru dan dijamin keutuhannya, serta disuplai lengkap dengan joint materialnya,
antara lain cleam sadle atau reducer tee.
d. Meter Air
Meter air yang dipakai adalah diameter ¾” atau ½”
Type meter air yang dipakai :
Multy Jet
Magnetic Drive
Anti Magnit
Non Return Valve
Sudah ditera oleh instansi yang terkait
f. Cleam Sadle
untuk menyambung pipa persil ke pipa distribusi sekunder memakai cleam sadle. Cleam Sadle
dibuat dari bahan yang direkomendasikan dan sesuai disambung dengan bahan pipa distribusi (PE).
Sistem penyambungan dan pembuatan lubang dari cleam sadle tersebut dengan pemanasan.
Disuplai lengkap dengan mur, baut dan gasket
Diameter tapping ¾”
76
g. Gate Valve
Diameter 2” ( 50 mm )
Body cover, Widge dan Stuffing Box, Spidel terbuat dari Bronze
Screw Body End
Minimum leakage Pressure 7,5 Atm
Semua Gate Valve yang ditawarkan harus lengkap dengan joint material yang dibutuhkan dan
sesuai dengan jenis pipa dipakai. Dalam pemasangan gate valve harus dilengkapi dengan box
pelindung.
Diameter > 3” ( 75 mm )
Body Cover, Widge dan Stripping box, spindle terbuat dari Bronze (manganese bronze)
Flange Body End
Rekanan harus menyediakan 1 buah stang pemutar lengkap dengan untuk satu gate valve. Semua
gate valve yang ditawarkan harus lengkap dengan joint material yang dibutuhkan dan sesuai
dengan jenis pipa yang dipakai. Dalam pemasangan gate valve harus dilengkapi dengan box
pelindung.
11.15 PERBAIKAN KEMBALI
Rekanan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan kembali seperti
keadaan/konstruksi semula (sebelum pemasangan pipa) dengan konstruksi dan kualitas minimal
harus sama, untuk semua bangunan dan konstruksi lainnya yang rusak oleh Rekanan akibat
pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa antara lain :
Jalan aspal harus kembali beraspal
Jalan berbatu kembali berbatu
Trotoar beton harus kembali berbeton
Bidang tanah berumput/tanam-tanam yang rusak harus kembali berumput/tanam-tanaman
seperti semula
Dan lain-lain yang dijumpai selama pelaksanaan pekerjaan
Biaya yang timbul perbaikan ini adalah tanggung jawab Rekanan. Setelah pemasangan pipa, sisa-
sisa tanah/material bekas galian/urugan harus diangkut dan dibuang ke tempat yang disetujui
Direksi Pengawas sehingga bersih/rapi dan biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab Rekanan.
77
11.16 Pengujian Tekanan Hidrostatis Umum
11.16.1 Umum
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian sambungan pipa dalam
menjamin, tingkat kebocoran dapat ditekan sekecil mungkin.
11.16.2 Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji
terhadap tekanan hidrostatis.
Pengujian harus dilaksanakan dalam dua tahap :
Uji bagian yang tidak melebihi 500 m panjang pasangan pipa.
Uji akhir dari keseluruhan pekerjaan setelah selesai.
Air yang diperlukan untuk pengisian dan pengujian pipa harus diperoleh dari sumber yang
disetujui dan harus kualitas air bersih. Biaya air untuk pengujian harus ditanggung oleh
Kontraktor.
11.16.3 Lamanya Pengujian
Lamanya pengujian tekanan harus paling sedikit 2 jam atau sesuai dengan pengarahan
Direksi, dan dilanjutkan dengan membuka ball valve pada ujung lainnya untuk
memperlihatkan ketinggian tekanan airnya.
11.16.4 Prosedur
Untuk pipa dengan diameter 300 mm atau lebih kecil, setiap segmen pengetesan harus diisi
perlahan-lahan dengan air dan harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar 8-10 kg/cm2
dengan memakai pompa uji tekan yang dihubungkan kejalur pipa yang telah disetujui
Direksi.
Sebelum dilakukan pengujian, Kontraktor harus membuat kepastian, bahwa semua cabang
saluran keluar yang menerima gaya dorong pada ujungnya sudah dipasang dengan baik dan
bahwa urugan kembali bagian bawah sudah selesai sampai ketinggian 100 mm di atas
permukaan atas pipa, dengan semua sambungan pipa yang berda di bagian parit yang
masih terbuka. Kontraktor harus memberitahu sebelumnya kepada Direksi tidak kurang dari
48 jam mengenai maksudnya untuk menguji suatu bagian dari pasangan pipa.
11.16.5 Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian
Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari pipa harus dikeluarkan. Jika tidak,
terdapat katup udara yang permanen pada setiap titik yang tinggi harus memasang
78
“Corporation Cock” pada titik tersebut sesuai dengan arahan dari Direksi, sehingga udara
dapat dikeluarkan dengan air.
11.16.5 Pemeriksaan dibawah Tekanan
Pipa, perlengkapan katup-katup dan sambungan lain terbuka harus betul-betul diperiksa
selama pengujian tekanan. Jika terlihat adanya kebocoran, sambungan harus dikencangkan.
Setiap terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapan atau pada katup-katupnya
pada waktu pengujian, maka harus disingkirkan dan diganti sesuai dengan petunjuk Direksi
dan Pengujian harus diulangi sampai mendapat persetujuan dari Direksi.
11.16.6 Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik. Alat
pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini disediakan oleh Kontraktor,
peralatan pipa, sambungan-sambungan serta alat-alat lainnya yang membantu pengerjaan
pengujian ini. Lamanya waktu setiap pengujian, kebocoran ini adalah 2 (dua) jam dan
selama pengujian, pipa harus beroperasi pada tekanan normal pipa tersebut.
Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang baru
dipasang untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa tidak akan diterima bila
kebocoran lebih besar dari nilai yang tertera dalam tabel berikut ini. Semua nilai dalam tabel
ini dihitung berdasarkan standard AWWA.
12. Variasi Kebocoran yang Diijinkan
Jika pada pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran yang lebih besar dari
tabel yang diberikan diatas, maka letak kebocoran harus ditemukan dan Kontraktor harus
memperbaiki sambungan yang bocor dan diuji kembali atas biaya Kontraktor.
Tidak ada pasangan pipa yang diterima jika kebocoran untuk bagian yang diuji tersebut lebih
banyak dari (dinyatakan dalam liter tiap 100 m pasangan pipa) seperti ditentukan dalam tabel
di bawah.
13. Penimbunan Sebelum Pengujian
Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan lain,
maka Kontraktor harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi.
Tabel Kebocoran yang Diperkenankan (l/jam/100 m pipa)
Pengujian Tekanan
(Kg/cm2)
Diameter (mm)
50 75 100 150 200 250
8 - 10 1.2 1.6 2.0 2.5 3.3 4.0
79
300 350 400 500 600 800
8 - 10 4.70 5.10 6.8 8.8 11.0 13.4
13.1 Pembersihan dan Sterilisasi Pasangan Pipa
Jika diperintahkan oleh Direksi, pasangan pipa harus dibersihkan agar mengalirkan air yang deras.
Untuk keperluan ini Kontraktor harus menyediakan semua tenaga yang diperlukan, peralatan dan
bahan-bahan. Ketika pekerjaan pipa sedang diisi untuk diuji akhir.
Kontraktor harus memasukkan larutan chloor kedalam pasangan pipa pada tempat-tempat yang
dipilih sebagaimana diperintahkan Direksi.
Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaannya yang menangani larutan chloor, dilindungi
secukupnya dengan pakaian yang sesuai termasuk pelindung mata dan sarung tangan karet.
Kontraktor juga harus menjamin bahwa larutan chloor tersebut ditangani dengan sangat hati-hati
sehingga tercegah tumpah ketanah atau masuk kedalam saluran air yang ada, dan harus
menyediakan semua pekerja yang diperlukan, peralatan dan bahan-bahan untuk sterilisasi. Pipa
yang akan disterilisasi dicuci dengan bersih, kedalam pipa dimasukkan larutan chloor dengan kadar
100 mg/l. Larutan tersebut dibiarkan selama 24 jam. Jika setelah 24 jam, larutan tersebut tidak
mengandung chloor yang berlebihan.
Desinfeksi dilakukan dengan cara pembilasan terhadap pipa dengan air berkecepatan tinggi, sampai
endapan yang ada di dalam terbuang keluar. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan
air yang diperlukan dalam pengujian kualitas air. Air yang dipakai untuk pengujian ditanggung
Kontraktor.
13.2 PENGURASAN PIPA
Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang. Air yang dipakai untuk mencuci
pipa tersebut adalah air bersih (potable) yang disetujui Direksi Pengawas.
Pengurasan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran-saluran
drainase, secara berangsur-angsur segala kotoran-kotoran yang ada didalam pipa dibersihkan.
14. DESINFEKSI
Setelah semua pipa terpasang dan dikuras, semua pipa-pipa tersebut seluruhnya didesinfeksi oleh
rekanan. Pekerjaan desinfeksi tidak dapat dilaksanakan tanpa ada persetujuan Direksi Pengawas.
Air dan bahan-bahan kimia yang dipakai untuk desinfeksi menjadi tanggung jawab Rekanan.
80
Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur dengan chlor sebanyak 10
mg/liter kedalam pipa.
Setelah 24 jam sisa chlor harus diperiksa dan bila dari hasil pemeriksaan tersebut ternyata sisa chlor
lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan desinfeksi tersebut sudah memenuhi persyaratan.
Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chlor kurang dari 5 mg/liter, maka chlor harus
ditambah dan dicampur dan selanjutnya ditunggu selama 24 jam lagi dan pemeriksaan dilakukan
kembali. Demikian seterusnya sampai sisa chlor lebih dari 5 mg/liter.
15. PENGECATAN
Semua pipa baja yang terbuka terhadap udara, harus diberi dua lapisan cat dasar setelah
dipermukaan pipa terlebih dahulu dibersihkan dan sudah kering.
Semua bagian-bagian besi baja yang terdapat pada jembatan pipa seperti pipe support, klem pipa,
anchor dan lain-lain harus pula diberi cat.
Sermua sambungan pipa baja yang dilas. Setelah selesai dilas bagian dlam dan luar harus diperbaiki
kembali. Bagian pipa yang sudah diperbaiki tersebut harus dicat dasar anti karat Zinchromate setara
ICI minimum 2 lapis dan dicat akhir dengan cat besi tahan karat minimum 2 lapis. Rekanan harus
memberikan perhatian lebih besar pada pengaruh pengkaratan terhadap pipa baja, terutama untuk
pipa baja yang dipasang didaerah pantai atau sungai dan rawa-rawa pasang surut.
16. PERSYARATAN TEKNIS TAMBAHAN
1. Setiap kegiatan pengadaan/pemasangan pipa (Baja, GIP, Daktail Polietilena, Fiberglas, dan Meter
Air) harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan teknis sesuai dengan SNI atau SK-SNI yang
telah ada. (daftar SNI atau SK-SNI terlampir).
a. Polietilena (HDPE) : SNI 06 – 4829 – 2005
2. Setiap Pengadaan / Pemasangan Barang harus mencantumkan mutu dan kelas pipa dalam
persyaratan teknis dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Polietilena : Pipa Polietilena harus memenuhi jenis dan klasifikasi bahan yakni
PE 100 SNI 06 – 4829 – 2005
3. Untuk menjaga jaminan kualitas Produk dari Produsen Pipa khususnya pipa HDPE, maka perlu
diadakan kegiatan Supervisi oleh pabrikan. Supervisi ini dimaksudkan untuk memastikan kualitas
pipa setiap pabrikan disamping kualitas pemasangan sambungan / joint pipa dilapangan.
81
17. PENIMBUNAN KEMBALI SETELAH PENGETESAN
a. Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-bahan lain
yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan.
b. Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan
Jika jenis bahan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka Kontraktor
dapat menimbun dengan galian yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung lempung,
pasir, kerikil, atau bahan lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan.
c. Penimbunan Pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan kerikil tidak ditunjukkan dalam gambar dan menurut rencana Direksi
harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka Kontraktor harus menyediakan dan
menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan
tambahan.