spesifikasi teknis trotoar jl. a. yani

16
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015 Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 1 SPESIFIKASI TEKNIS I.1 SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN PASAL 1 PENDAHULUAN Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar, yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan yang mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian- bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai. PASAL 2 LOKASI PEKERJAAN Lokasi pekerjaan akan ditunjukan oleh Direksi, dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana terlampir. PASAL 3 PERIJINAN 1. Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang berwenang, maka kontraktor bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi dalam batas-batas kewenangannya akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang dikeluarkan untuk perijinan tersebut merupakan tanggungjawab kontraktor. 2. Pekerjaan dilapangan tidak diperkenankan dimulai jika ijin-ijinnya belum diperoleh. 3. Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan ini terdapat suatu bangunan atau material yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan maka hal tersebut terlebih dahulu harus dibicarakan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya. PASAL 4 PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA 1. Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana pelengkap lain, seperti jembatan darurat, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh kontraktor. Jika memang diperlukan jembatan darurat, maka kontraktor harus merencanakannya dengan lebar min. 3,5 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan ganda 5 ton. Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut, dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. 2. Pada akhir pekerjaan, atas perintah Direksi, segala sarana yang tidak dipergunakan lagi harus dibongkar dan dirapihkan kembali seperti semula sesuai persyaratan Direksi.

Upload: uman-rukmana

Post on 20-Sep-2015

789 views

Category:

Documents


252 download

DESCRIPTION

devtju7kuyhhtj8ufvfnhgm bvbc nb bbfbngbfngnvbcvdfvn

TRANSCRIPT

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 1

    SPESIFIKASI TEKNIS

    I.1 SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN

    PASAL 1

    PENDAHULUAN

    Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar, yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan yang mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

    PASAL 2 LOKASI PEKERJAAN

    Lokasi pekerjaan akan ditunjukan oleh Direksi, dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana terlampir.

    PASAL 3

    PERIJINAN 1. Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang

    berwenang, maka kontraktor bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi dalam batas-batas kewenangannya akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang dikeluarkan untuk perijinan tersebut merupakan tanggungjawab kontraktor.

    2. Pekerjaan dilapangan tidak diperkenankan dimulai jika ijin-ijinnya belum diperoleh. 3. Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan ini terdapat suatu bangunan atau material yang

    menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan maka hal tersebut terlebih dahulu harus dibicarakan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

    PASAL 4 PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA

    1. Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana pelengkap lain, seperti jembatan

    darurat, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh kontraktor. Jika memang diperlukan jembatan darurat, maka kontraktor harus merencanakannya dengan lebar min. 3,5 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan ganda 5 ton. Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut, dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor.

    2. Pada akhir pekerjaan, atas perintah Direksi, segala sarana yang tidak dipergunakan lagi harus dibongkar dan dirapihkan kembali seperti semula sesuai persyaratan Direksi.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 2

    3. Kontraktor membuat ketentuan-ketentuan untuk pembuangan semua air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan sementara yang ditimbulkan dimana saja.

    4. Pada pembuangan harus memuaskan direksi dan pejabat setempat atau orang-orang yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

    PASAL 5 PENYEDIAAN PAPAN PETUNJUK

    1. Kontraktor harus menyediakan dan mengusahakan papan petunjuk yang berisikan

    pekerjaan yang sedang dilaksanakan, nama pemberi pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan dan nama kontraktor.

    2. Papan petunjuk berupa Papan peringatan juga harus disediakan oleh kontraktor untuk memberikan keamanan bagi pekerjaan dan pengguna jalan.

    PASAL 6 PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN

    1. Bahan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor

    termasuk penyediaan peralatan, sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan sehingga baik mempengaruhi lancarnya pekerjaan, dan kontraktorlah yang harus menanggung semua biaya tersebut.

    2. Untuk kualitas air yang disyaratkan, akan dibahas pada bagian-bagian dari buku spesifikasi ini.

    3. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus menyediakan sendiri oleh kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi.

    4. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan termasuk pula lampu-lampu penerangan yang akan menjamin lancarnya pekerjaan.

    PASAL 7 GAMBAR-GAMBAR KERJA

    1. Gambar-gambar rencana untuk proyek ini akan diberikan kepada kontraktor dan gambar

    tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan.

    2. Kontraktor wajib untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi lain yang berhubungan dengan hal tersebut.

    3. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan isi spesifikasi teknis.

    4. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, kontraktor diharuskan mengajukan kepada direksi secara tertulis, maka Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.

    5. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada kontraktor secara tertulis.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 3

    6. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan dilapangan. Gambar-gambar tersebut harus ada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan sudah menjalani revisi terakhir.

    7. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar-gambar rencana dan gambar kerja semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh kontraktor.

    PASAL 8 UKURAN-UKURAN

    Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambarnya sendiri adalah gambar skala. Jika tidak ada kesamaan antara ukuran dan gambarnya, maka segera minta pertimbangan dari para akhli untuk menetapkan mana yang benar.

    PASAL 9 PERALATAN

    1. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang akan

    digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui oleh Direksi dalam hal pembuatannya, nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba didapat pekerjaan.

    2. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan dari direksi, kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tipa tahap dari pekerjaan sebelum tahap dari pekerjaan tersebut dimulai. Penyediaannya ditempat pekerjaan, dan persiapannya harus terlebih dahulu mendpat penelitian dan persetujuan dari Direksi. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sedemikian, sehingga Direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

    PASAL 10 PENYEDIAAN MATERIAL

    1. Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material, seperti yang disebutkan dalam

    daftar volume pekerjaan kecuali material-material yang akan disediakan oleh Direksi atau pemberi tugas dan akan ditentukan tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau dalam rapat penjelasan.

    2. Untuk material-material yang kan disediakan oleh pemberi tugas, kontraktor harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus memeriksa dulu material-material tersebut dan harus bertanggungjawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan.

    3. Kontraktor harus mengganti jikalau material tersebut rusak yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah atau pun hilang atau kurangnya material yang diangkut akibat kelalaian kontraktor.

    4. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor harus sesuai untuk kondisi-kondisi lapangan.

    5. Nama-nama produsen material dan peralatan yang diusulkan untuk pekerjaan, bersama dengan cara kerja, kemampuan, laporan,laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh Direksi. Bila menurut pendapatnya hal-hal tersebut diatas tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 4

    spesifikasi, maka bagian-bagian tersebut harus diganti oleh kontraktor tanpa meminta biaya tambahan kepada pemberi tugas.

    6. Semua peralatan harus disuplay dengan urutan dan waktu sedemikian sehingga dapat menjamin lancarnya pelaksanaan kegiatan dengan memperhitungkan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.

    PASAL 11 CONTOH-CONTOH MATERIAL

    1. Contoh-contoh yang dibutuhkan harus segera ditentukan tanpa menunggu pembiayaan

    dari kontraktor dan harus diambil adengan cara pengambilan contoh dari standar yang disetujui. Contoh-contoh tersebut harus menggambarkan dengan nyata dari kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.

    2. Contoh-contoh yang telah disetujui harus disimpan tersendiri dan sama sekali tidak boleh dicampur/ kotor, sehingga menyebabkan berkurangnya kualitas dari material tersebut.

    3. Penawaran dari kontraktor harus sudah termasuk biaya yang dikeluarkan untuk pengujian material.

    4. Jika dalam spesifikasi ini tidak disebutkan menggunakan material-material dari jenis dan merek tertentu, maka kontraktor harus minta petunjuk direksi untuk menentukan jenis-jenis material yang baik dan boleh dipakai. Kontraktor boleh mengganti dengan produk tertentu yang mempunyai kualitas minimum sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

    PASAL 12

    PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

    Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungan sendiri, langkah-langkah dan peralatan yang perlu untuk dilindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca dan harus disetujui oleh Direksi.

    PASAL 13 PROGRAM KERJA

    Penyedia jasa harus menyiapkan suatu rencana kerja disampaikan kepada Direksi. Rencana kerja tersebut harus mencakup : 1. Usulan tanggal untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan. 2. Usulan tanggal untuk pengadaan dan / atau pengangkutan lain bagian-bagian ini ke

    lapangan 3. Usulan tanggal dimulai, serta selesainya pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan / atau

    pemasangan dari berbagai bagian pekerjaan, termasuk pengujiannya. 4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan kontraktor 5. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan dengan disertai latar

    belakang pendidikan, pengalaman serta fungsinya. 6. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang akan dipakai pada pelaksanaan

    pekerjaan. 7. Cara pelaksanaan pekerjaan (proposal).

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 5

    PASAL 14 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

    1. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya, apabila

    Direksi memerlukan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya. Dalam keadaan apapun, tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi.

    2. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi, dan dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu, agar Direksi mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

    PASAL 15

    RAPAT-RAPAT 1. Apabila dipandang perlu, Pemberi Tugas dapat mengadakan rapat-rapat yang mengundang

    Kontraktor & Konsultan maupun pihak-pihak tertentu yang bersangkutan dengan pembahasan dan permasalahan dalam rapat tersebut.

    2. Disamping itu Direksi dan/atau kontraktor dapat mengusulkan untuk diadakan rapat membahas permasalahan yang ada.

    3. Semua hasil/risalah dapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat.

    PASAL 16

    PRESTASI / KEMAJUAN PEKERJAAN 1. Prestasi pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentase pekerjaan yang telah

    diselesaikan. Prosentase pekerjaan ini dihitung dari nilai/harga kontrak, yang mana jumlah tertentu dalam satuan volume pekerjaan telah diselesaikan.

    2. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi / kemajuan pekerjaan tersebut dengan harga satuan sesuai dengan volume pekerjaan, yaitu harga satuan yang telah mencakup harga bahan, tenaga kerja dan angkutan serta pekerjaan-pekerjaan lainnya yang perlu dilakukan agar tercapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya.

    PASAL 17 PENYELESAIAN PEKERJAAN

    1. Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan secara khusus

    dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan pemboran berhasil dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.

    2. Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara keseluruhan sesuai dengan spesifikasi teknis yang bersangkutan.

    3. Dalam hal sesuatu dari pekerjaan , selama pengujian tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan, sampai dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 6

    PASAL 18 LAPORAN-LAPORAN

    Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan mingguan mengenai kemajuan kerja. Laporan kemajuan kerja ini harus memuat sekurang-kurangnya informasi di bawah ini dengan kejadian yang dijumpai selama periode pembuatan laporan kemajuan kerja yang bersangkutan. 1. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir minggu. 2. Jumlah personel yang bertugas selama minggu tersebut. 3. Material dan barang-barang yang disuplai. 4. Kondisi cuaca.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 7

    I.2 SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN BANGUNAN

    PASAL 1 URAIAN UMUM KEGIATAN

    1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Trotoar.

    2. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :

    a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Bongkaran dan Buangan bongkaran c. Pekerjaan Normalisasi saluran d. Pekerjaan Galian e. Pekerjaan Kanstin/ Kerb beton f. Pekerjaan Lantai Paving Blok dan Tegel g. Pekerjaan Sentel band h. Pekerjaam Plat Beton i. Pekerjaan Pengecatan/finishing j. Pekerjaan Penyanggah tiang bendera

    3. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga kerja yang terampil dalam bidangnya b. Tenaga ahli dan pekerja yang cukup memadai c. Bahan-bahan harus sudah ada di tempat pekerjaan menjelang waktu pengerjaan dari

    jadwal yang telah ditentukan.

    PASAL 2

    S I T U A S I 1. Penyedia Jasa wajib meneliti situasi tempat yang akan dikerjakan, lingkup pekerjaan serta

    hal-hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran disamping ketentuan yang ada dalam bestek.

    2. Kelalaian atau kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.

    3. Dalam rapat penjelasan pekerjaan akan ditunjukkan tempat dimana lokasi bongkaran, perbaikan dan pasangan baru serta pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan.

    PASAL 3 PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank, ukuran pokok/peil lantai 0,00. Untuk patok-

    patok digunakan balok kayu ukuran 5/7 cm atau 8 cm, sedangkan untuk bouwplank digunakan papan kayu terentang ukuran 2/20 dengan panjang + 3 m.

    2. Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya benar-benar stabil (tidak goyang). Tanda-tanda sumbu / As, harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas. Ukuran-ukuran pokok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

    3. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar, maka Penyedia Jasa harus melaporkannya secara tertulis kepada Pemilik Pekerjaan supaya dapat memberikan suatu keputusan.

    4. Penyediaan bahan / logistik dan peralatan, penyedia jasa harus menyediakan segala hal yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua tenaga, bahan dan alatalat bantu yang diperlukan.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 8

    PASAL 4 PEKERJAAN PERATAAN TANAH

    Pekerjaan perataan tanah meliputi pembersihan daerah pelaksanaan antara lain dengan penebangan tanaman-tanaman/ pembabatan semak-semak/ alang-alang dan perataan tanah lokasi berikut pembuangannya.

    PASAL 5 PEKERJAAN GALIAN, URUGAN DAN PONDASI

    1. Pekerjaan Galian

    a. Galian tanah untuk pondasi harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum pada gambar kerja dan RAB. Bidang sisi galian harus dimiringkan sedemikian rupa untuk menjaga agar tanah tidak longsor dan tidak mengganggu pemasangan pondasi. Kotoran-kotoran yang terdapat pada lubang galian harus dibuang.

    b. Galian saluran air hujan dibuat sesuai dengan gambar kerja, baik kedalaman maupun arahnya.

    c. Semua galian atas kehendak penyedia jasa untuk maksud-maksud yang tidak tercantum dalam kontrak ini harus ditutup dan dipadatkan kembali.

    d. Kelebihan galian dari yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya tambahan, apabila kelebihan galian ini membahayakan konstruksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya dengan biaya sendiri.

    2. Pekerjaan Urugan/Timbunan

    a. Tanah yang akan dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan memenuhi syarat teknis, bebas dari akar bahan-bahan organis, barang bekas/sampah. Dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi, dan jika diinginkan dapat digunakan tanah bekas galian.

    b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak merusak/mengganggu bouwplank dan lubang pondasi. Urugan tanah bekas galian pondasi, harus dipadatkan dengan menggunakan stemper.

    c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja. Ukuran yang tercantum pada gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam keadaan padat. Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm (maximal). Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan stemper.

    d. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian : dibawah paving block, dibawah saluran air hujan/grevel, serta tempat-tempat lain seperti ditunjukan pada gambar. Lapisan urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat. Pasir urug yang akan digunakan, harus bebas dari berbagai kotoran pengganggu. Ukuran tebal pasir urug yang tercantum pada gambar kerja adalah 10 cm ukuran padat.

    e. Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya, pekerja-pekerja pembersihan kembali penimbunan dan pembuangan hasil galian.

    3. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan, pembuatan parit/ pondasi pipa, gorong-gorong atau bangunan lainnya.

    4. Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 9

    PASAL 6 PEKERJAAN BONGKARAN

    1. Pekerjaan Bongkaran antara lain dengan pembongkaran Paving Blok/ Lantai keramik dan

    Kanstin yang lama berikut pembuangannya. 2. Pekerjaan bongkaran harus dilakukan seteliti mungkin dengan memperhatikan struktur

    dan kondisi Jalan. 3. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas kerusakan pada bagian konstruksi lainnya, yang

    ternyata ada kerusakan diakibatkan adanya bongkaran dan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas perbaikan kembali.

    4. Barang-barang hasil bongkaran yang ternyata masih layak dipakai tetapi dalam kegiatan ini tidak dipergunakan kembali, merupakan milik kegiatan, serta kontraktor berkewajiban untuk menjaga keamanan barang-barang tersebut.

    PASAL 7 PEKERJAAN PENGERUKAN LUMPUR

    1. Pekerjaan ini terdiri dari pengerukan, penanganan, pembuangan, penumpukan batu atau

    bahan-bahan lainnya dari saluran atau sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan kontrak yang dilaksanakan untuk memperlancar jalan air dan selokan-selokan.

    2. Semua pengerukan dianggap sebagai pengerukan biasa. 3. Toleransi Ukuran, Ketebalan, baris batas dan formasi akhir setelah pengerukan tidak boleh

    berbeda dari titik dasar saluran asal. 4. Untuk pemeriksaan pekerjaan pengerukan, ketinggian dan garis batasnya harus disetujui

    oleh Direksi Teknik sebelum Penyedia Jasa Konstruksi memulai pekerjaan.

    PASAL 8

    PEKERJAAN URUGAN PASIR 1. Pekerjaan Urugan Pasir

    a. Pasir yang digunakan untuk pengurugan, harus pasir yang baik dan memenuhi syarat teknis bebas dari bahan organik, bahan bekas/ sampah dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

    b. Penimbunan urugan pasir harus disiapkan sampai pada permukaan yang dibuat dan ditebarkan dalam lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan yang ditentukan.

    c. Pemadatan urugan pasir segera setelah penempatan dan penebaran urugan masing-masing lapisan harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik.

    2. Untuk pengukuran satu urugan pasir sampai menjadi satu pekerjaan uang dibanggun diatas tanah akan diukur dalam meter kubik batu yang diterima dan disetujui antara Penyedia Jasa Konstruksi dan Dikreksi Teknik atas dasar volume senyatanya.

    3. Volume urugan pasir yang diukur sebagaimana diatas akan dibayar persatuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukan dalam daftar penawaran.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 10

    PASAL 9 PEKERJAAN BETON

    2. Pekerjaan Beton meliputi :

    a. Beton Bertulang

    Dilaksanakan pada semua konstruksi beton yang bersifat STRUKTUR dan PRAKTIS dengan ukuran dan bentuk dan penampang seperti tercantum pada gambar kerja. Konstruksi beton yang bersifat STRUKTUR meliputi bagian-bagian konstruksi pada Plat beton

    b. Beton Tidak Bertulang Dilaksanakan pada Sentelband, Kanstin/Kerb Cetak.

    3. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :

    a. PUBB NI-3 Tahun 1970, NI-8 Tahun 1964. b. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan. c. PBI NI-2 Tahun 1971 terutama mengenai :

    1) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan Beton (PBI-1971 NI-2; Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 s/d 3.9).

    2) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan Beton (PBI-1971 NI-2; Bagian II Bab 4-5-6 seluruh pasal)

    3) Syarat-syarat Pekerjaan Tulangan (PBI-1971 NI-2; Bagian IV Bab 8 seluruh pasal) 4. Persyaratan Beton

    a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan adalah K-175 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik 175 Kg/Cm2 (minimal)

    b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, mutu beton yang digunakan adalah BI dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik 100 Kg/Cm2 dengan campuran beton yang yang disyaratkan adalah 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl

    c. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl 5. Persyaratan Bahan

    a. Semen Semen yang digunakan harus terdiri dari SATU JENIS MERK dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi, dengan kualitas setaraf merek Tiga Roda, semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan, untuk menghindarinya harus memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.

    b. Pasir Beton Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran-butiran yang bersih dan bebas bahan organis lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam PBI 1971.

    c. Koral/ Kerikil Beton Koral/ Kerikil Beton yang digunakan harus bersih dari segala kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan yang disyaratkan dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan ).

    d. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

    e. Baja Tulangan Baja Tulangan yang digunakan adalah U 24, yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik 2400 Kg/m2 dan 3200 Kg/Cm2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak, karat). Kawat pengikat tulangan harus

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 11

    terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

    6. Persyaratan Acuan/Perancah/Bekisting dan Pekerjaan Persiapan

    a. Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi ketentuan/persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1970 dan PUBI 1971. Tebal papan kayu/kayu lapis yang digunakan minimal 0,9 yang digunakan adalah jenis kayu kelas II yang keras.

    b. Acuan harus dibuat dan dipasang sedemikian rupa sehingga ukuran penampang beton yang diperlukan seperti yang tercantum pda gambar kerja, dapat tercapai secara tepat.

    c. Apabila digunakan papan, maka penampang papan acuan sebelah dalam harus diserut rata untuk dapat menghasilkan permukaan beton yang rata.

    d. Celah-celah yang terjadi (pada sudut pertemuan atau ditengah). Harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran dilakukan, tidak ada air semen yang keluar.

    e. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi-sisi dalam dari acuan harus bebas dari segala macam kotoran dan harus disiram sampai rata.

    f. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan persyaratan di dalam PUBI 1971.

    g. Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengecoran, yaitu : b. Pembuatan cetakan c. Persiapan dan pemasangan tulangan/stek-stek d. Pembersihan dan pengecoran e. Pembuatan benda-benda uji f. Pemeliharaan (curing) g. Pembukaan cetakan a. Semua pembuatan alur-alur pada beton dengan lebar dan dalam sesuai dengan gambar

    kerja. b. Semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan pembetonan, misalnya pembuatan

    lubang-lubang pipa/sparing pemasangan angker-angker penggantungdan lain-lain harus sudah dipersiapkan.

    7. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan

    a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratanyang tercantum di dalam PBI 1971 (Bab 5 Pasal 3,4,5).

    b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus dilakukan dengan kuat, sehingga menjamin tulangan-tulangan tersebut tidak berubah selama pengecoran dan penggetaran.

    c. Untuk pemasangan tulangan pokok lebih dari satu lapis, antara lapis yang satu dengan lainnya harus dipisahkan dengan potongan besi beton / agregat kasar sehingga terdapat jarak sebesar 2,5 cm (minimum)

    d. Rangka tulangan harus ditempelkan sedemikian rupa sehingga terdapat jarak bebas dari papan acuan setebal/ sejauh tebal selimut beton yang diperlukan (diberi beton decking). Pada titik-titik penyambungan untuk tahap pembangunan yang selanjutnya harus dipasang rangka tulangan tambahan sepanjang 60 kali diameter tulangan utama dan ditutup dengan beton lunak.

    e. Adukan 1) Adukan beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, harus

    dilaksanakan pada kolom-kolom, sloof, ring penutup bak kontrol dan segala sesuatu yang masuk pekerjaan beton bertulang.

    2) Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 5 Kr digunakan untuk beton tidak bertulang seperti rabat sisi bangunan (tebal 7 cm). Seluruh beton bertulang didasarkan atas beton berkekuatan/bermutu beton K. 175 , pengadukan campuran ini dianjurkan menggunakan mesin pengaduk molen.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 12

    8. Perawatan Beton a. Semua permukaan beton harus dijaga agar tidak terlalu cepat mengering dengan

    cara merendam atau menutupi permukaan dengan kain atau goni yang dibasahi terus menerus selama 14 (empat belas) hari.

    b. Pengontrolan kualitas beton harus dilakukan terus menerus pada setiap kali pengadukan baru dengan mengambil benda percobaan kubus, serta percobaan stump sehingga mencapai konsistensi yang stabil minimal diambil benda berukuran 15 x 15 x 15 untuk setiap 5 m3, sedang tinggi stump terletak antara 7 sampai 10 cm, evaluasi kekuatan beton harus sesuai dengan PBI 1971, dan juga pengujian quality control dari laboratorium mengenai bahan material yang dipakai seperti pasir, batu pecah dan pengujian mutu beton.

    PASAL 10 PEKERJAAN PAVING DAN TEGEL

    1. U m u m

    Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengukuran dan pematokan bagian-bagian yang akan dipasangi paving block sesuai dengan gambar rencana kerja yang ada, dan disetujui Direksi Teknik. Penyedia Jasa Konstruksi harus menentukan "Bench Mark" terlebih dulu, sebagai pedoman peil ketinggian jalan dan Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti kemiringan jalan sesuai gambar rencana dan meminta persetujuan Direksi Teknik sebelum memulai pekerjaan.

    Pemasangan paving blok dan Tegel harus dilakukan oleh tukang yang ahli agar dapat dihasilkan pekerjaan yang baik. Dan pada proses pemasangannya terlebih dahulu dengan penghamparan pasir urug yang dipadatkan.

    2. Bahan Paving block tipe persegi empat dengan ukuran 20x20 cm setaraf/sekualitas mempunyai kualitas baik dengan ketebalan 6 cm mempunyai kekuatan tekan rata-rata tidak kurang dari 300 kg/cm2 dan dibuat dengan proses Mesin. Bentuk mempunyai sisi vertikal yang tegak lurus dengan sisi permukaan atas dan mempunyai sudut sudut yang tepat dan berukuran sama satu dengan yang lain serta dapat saling mengunci dengan baik

    Tegel dengan ukuran 30 X 30 cm mempunyai permukaan dengan motif timbul untuk petunjuk pengguna kaum difabel.

    3. Warna Paving stone block empat persegi panjang yang dipakai, terdiri dari 2 ( dua ) macam warna dasar. A. Warna abu-abu, dipakai pada pekerjaan jalan secara umum dan menyeluruh. Warna abu-abu adalah warna asli hasil dari Job Mix Formula Paving Stone

    B. Warna Merah, dipakai untuk pekerjaan paving stone pada Streching (border) dan pada ornamen / hiasan tengah serta tempat-tempat lain yang ditentukan. Warna merah memakai ketentuan : 1) Full colour ( homogen ) di semua sisinya sesuai tebal paving stone. 2) Warna merah menggunakan pigmen Iron Oxyde. 3) Warna merah harus tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak luntur. 4) Warna merah khusus dipergunakan untuk pemasangan ruang luar ( outdoor ).

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 13

    Warna Tegel adalah menggunakan warna khusus warna kuning

    1. Toleransi Dimensi

    a. Perbedaan ukuran paving rata rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving. b. Kerataan permukaan masing masing paving tidak lebih dari 0,3 mm. c. Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata rata max. 2 % kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar. d. Alur paving sesuai standar pabrik. e. Ketebalan rata rata minimal 8 cm. f. Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak). g. Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.

    2. Pengujian contoh Paving block. a. Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi. b. Contoh Paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil secara acak. c. Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan. d. Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah. e. Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin aus (SNI.03-0028- 1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal 0,149 mm/menit. f. Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat penyerapan air rata-rata maksimal 6%. g. Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat tekan berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima (ditolak).

    3. Persyaratan Pasir

    a. Pasir Perata (Bedding Sand) Berfungsi sebagai lapis perata (platform) yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian (interlocking).

    b. Pasir Pengisi (Joint Filling Sand) Pasir pengisi ini diisikan pada celah celah diantara Paving block dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan bersinggungannya.

    4. Pola dan Pemasangan Paving Blok

    1. Lapisan Sub grade Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 95 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.

    2. Lapisan Sub base Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang di butuhkan. Profil lapisan permukaan dari sub base juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving .

    3. Kanstin/Penguat Tepi/kerb Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 14

    pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

    4. Drainage/Saluran Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.

    5. Perlengkapan peralatan kerja. Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan paving dimulai. Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai berikut:

    a. Mesin Plat Compactor dengan luas permukaan plat antara 0,35 s/d 0,50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dengan frekwensi getaran berkisar 75 s/d 100 Hz.

    b. Alat Pemotong paving (Block Cutter)

    c. Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding pasir d. Benang sepat e. Lori/gerobak angkut.

    6. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving

    a. Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

    b. Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang dengan tebal screeding. 25

    c. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan abu batu/pasir alas (laying course).

    d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.

    e. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.

    f. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah terpasang.

    g. Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.

    h. Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera dilanjutkan dengan pemadatan paving.

    i. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 15

    yang pertama ditujukan untuk memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 - 15 mm ( tergantung abu batu/pasir yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat block, dan masing- masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

    j. Pengecatan paving untuk marka parkir sepeda motor menggunakan cat Tennokote (exterior). Pengecatan marka dilakukan sesuai dengan tata cara yang lazim.

    7. Hasil akhir

    a. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, ( pecah / patah terbagi ).

    b. Alur alur harus lurus dengan ukuran yang sama.

    c. Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.

    d. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.

    e. Permukaan paving harus bersih dari bekas bekas semen dan kotoran lainnya.

    f. Paving blok dan Tegel yang telah dipasang agar dijaga supaya tidak diinjak-injak sebelum siar-siar ditutup dengan pasir beton atau abu batu.

    5. Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum pemasangan Paving Block dilaksanakan, maka dipasang lapisan "laying course"

    yang dipadatkan, mempunyai ketebalan 10 cm serta mempunyai profil permukaan pasir

    yang mengikuti kemiringan yang disyaratkan pada kepadatan maksimum. Paving Block

    dipasang di atas permukaan pasir yang sudah diratakan tetapi belum dipadatkan.

    6. Pasangan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Plate Compactor

    minimal 3 (tiga) kali jalan sebelum pengisian celah-celah dengan pasir dilakukan. Tidak

    diijinkan adanya block yang cacat pecah / retak pada pasangan.

    7. Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus dengan hasil

    yang rata dan rapi. Celah / nat (jint spacing) yang terjadi tidak boleh lebih dari 4 mm, dan

    bila hal tersebut terjadi, maka pasangan harus dibongkar dan diperbaiki lagi.

    8. Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar rencana, maka profil melintang permukaan

    Paving block harus mempunyai kemiringan minimal 2 %. Perbedaan maksimal antara

    level (ketinggian) sebuah Paving Block dengan yang lainnya tidak lebih dari 2 mm. Pada

    jarak 1 (satu) meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau tanggul (kerb),

    pasangan tidak boleh dipadatkan terlebih dulu, dan bila terjadi pemberhentian pasangan

    baris terakhir dari Interlocking Block harus dibongkar dahulu pada saat pekerjaan akan

    dilanjutkan.

    9. Untuk mendapatkan kansteen harus tegak lurus dan saling mengikat, berdiri di atas beton

    cor, rapi tanpa cacat / pecah. Kansteen yang pecah / retak tidak diijinkan untuk dipasang.

  • Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015

    Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 16

    PASAL 11 PEKERJAAN LIST PLAT MANHOLE

    Yang dimaksud pekerjaan diatas adalah pembuatan dan pemasangan bingkai / list pada daerah

    sisi plat beton manhole. Bingkai/List dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang dirangkai dan

    disambung dengan las sehingga membentuk penampang. Bingkai/ list yang terbentuk sudah di

    cat sebelumnya dan kemudian di pasangkan di plat manhole dengan diangkur di sisi-sisi nya

    terlebih dahulu. Ukuran dan bentuk penampang sesuai dengan petunjuk yang ada dalam

    Gambar rencana.

    PASAL 12 PEKERJAAN PENYANGGAH TIANG

    Penyanggah tiang terbuat dari Pipa PVC AW ukuran 2. Pipa tersebut kemudian di potong

    beberapa bagian, masing-masing bagian dengan panjang 20 cm lalu di pasang/ ditempatkan di

    dekat Kerb/ Kanstin beton dan sisi-sisinya di cor agar tidak bergeser. Ukuran dan bentuk

    penampang sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Gambar rencana.

    PASAL 13 PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN SENTELBAND/KERB BETON

    Yang dimaksud dengan pekerjaan laburan diatas adalah laburan/ pengecatan sampai rata. Khusus untuk pengecatan sentelband/kerb dilakukan 3 (kali) dan rata (pengecatan jadi) menggunakan cat kayu, dengan pengertian bahwa dalam pekerjaan tersebut sudah termasuk pekerjaan penghalusan, pengecatan dasar dan pengecatan akhir.

    PASAL 14 P E N U T U P

    Segala sesuatu yang belum tercantum didalam Spesifikasi Teknis ini, akan dijelaskan kemudian pada rapat penjelasan (Aanwizjing) dan akan dibuat dalam berita acara rapat penjelasan (Aanwizing).