st udi kas us asu han kep erawa tan ny eri aku t...
TRANSCRIPT
ASUH
D
SEKOLA
HAN KEPE
DENGAN
PROGR
AH TINGG
STU
ERAWAT
N GASTRI
RSUD K
DISU
WAHY
NI
RAM STUD
GI ILMU
SUR
UDI KASU
TAN NYE
ITIS DI R
KARANGA
USUN OLE
YU ANGG
M. P.1013
DI DIII K
KESEHA
RAKART
2013
US
ERI AKUT
UANG M
ANYAR
EH :
GARA
35
KEPERAW
ATAN KU
TA
T PADA T
MAWAR I
WATAN
USUMA HU
TN. K
USADA
ASUH
D
SEKOLA
HAN KEPE
DENGAN
Unt
Dalam Men
PROGR
AH TINGG
STU
ERAWAT
N GASTRI
RSUD K
Kary
tuk Memenu
nyelesaikan P
DISU
WAHY
NI
RAM STUD
GI ILMU
SUR
i
UDI KASU
TAN NYE
ITIS DI R
KARANGA
ya Tulis Ilm
uhi Salah Sat
Program Dip
USUN OLE
YU ANGG
M. P.1013
DI DIII K
KESEHA
RAKART
2013
US
ERI AKUT
UANG M
ANYAR
iah
tu Persyarata
ploma III Ke
EH :
GARA
35
KEPERAW
ATAN KU
TA
T PADA T
MAWAR I
an
eperawatan
WATAN
USUMA HU
TN. K
USADA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA
TN.K DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR 1 RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KARANGANYAR.’’
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan ,S.Kep.,Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan, serta
selaku dosen penguji II yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta serta menguji dengan
cermat, memberikan masukan- masukan inspirasi, perasaan yang nyaman
dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan, serta selaku dosen pembimbing sekaligus penguji I yang
memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada
Surakarta, serta membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan yang nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
vi
3.Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji III yang telah menguji dan
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaanya
studi kasus ini.
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
7. Teman-teman WINUD (Wahyu A, Iis A, Niniz Y, Untung T, Denty R) yang
telah senantiasa menemani dan memberi dukungan serta semangat baik moril
maupun spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan Amin.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ........................................................................ 6
B. Pengkajian .............................................................................. 6
C. Perumusan Masalah Keperawatan ......................................... 10
D. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 10
E. Implementasi Keperawatan .................................................... 11
F. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 13
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan ........................................................................... 15
B. Kesimpulan ............................................................................ 22
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Log Book
Lampiran 3. Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 5. Asuhan Keperawatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gastritis merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Badan penelitian
kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia
dan mendapatkan hasil persentase dari kejadian gastritis di dunia, diantaranya
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%.
Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8- 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap
tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari
jumlah penduduk setiap tahunnya (Gustin, 2011).
Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis
sebesar 115/100.000 penduduk (Wulansari, dkk, 2010). Gastritis merupakan
penyakit yang salah satunya disebabkan oleh infeksi Helicobacter Pylori
(Hp). Studi sero-epidemiologi beberapa kota di Indonesia didapatkan
frekuensi Ig G anti Hp positif yaitu Trenggalek 45,6%, Mataram 54%,
Denpasar 35%, Surabaya 36%, Jakarta 50-67%, Malang, Solo dan Medan
(34- 37%) (Agung, dkk, 2011).
Gastritis adalah inflamasi mukosa yang melapisi lambung. Gastritis
dapat akut maupun kronis (Brooker, 2009). Gastritis akut adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-
kerusakan erosi. Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung. Penyebab
2
terjadinya gastritis adalah karena stress, alkohol, obat- obatan: aspirin,
merokok, terapi radiasi, makanan merangsang (panas, pedas, asam/ alkali
kuat), refluks isi usus kedalam lambung, dan oleh bakteri H. Pylori,
Endotoxin, atau salmonella dapat juga menyebabkan gastritis (Dermawan,
2010).
Helicobacter pylori merupakan gram negatif berbentuk spiral yang
ditemukan lumen epitel lambung. Bakteri ini dapat tetap bertahan hidup di
lingkungan yang asam dalam lambung. Hal ini disebabkan oleh mekanisme
pertahanan berupa aktivitas urease tinggi yang mengkatalisis hidrolisis urea
dalam cairan lambung menjadi ammonia alkali dan karbon dioksida (Cahyadi
& Sakasasmita, 2012).
Helicobacter pylori merupakan bakteri oportunistik sejati, karena
bakteri tersebut akan menggunakan berbagai cara yang memungkinkan untuk
mencapai lambung manusia. Jalur gastro-oral, yaitu melalui kontak dengan
muntah dan fekal-oral merupakan jalur transmisi utama. Bakteri ini juga
dapat ditransmisikan melalui pajanan terhadap makanan atau minuman yang
terkontaminasi (Cahyadi & Sakasasmita, 2012).
Manifestasi pada sistem gastrointestinal yaitu nyeri perut, muntah, diare
atau konstipasi (Widjajanti, 2012). Nyeri dapat disebabkan oleh terjadinya
kerusakan saraf sensorik atau juga diawali rangsangan aktivitas sel T ke
korteks serebri dan menimbulkan persepsi nyeri (Hidayat, 2005).
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat
3
bersifat individual. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan
mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif,
seperti dengan menggunakan sinar-X atau menggunakan pemeriksaan darah
(Potter & Perry, 2005).
Tipe nyeri tertentu menimbulkan tanda dan gejala yang dapat
diprediksi, seringkali perawat hanya mengkaji nyeri dengan mengacu pada
kata- kata dan perilaku klien. Untuk membantu seorang klien dalam upaya
menghilangkan nyeri, maka perawat harus yakin dahulu bahwa nyeri tersebut
memang ada (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan observasi selama 3 hari di ruang mawar 1 RSUD
Karanganyar didapatkan data bahwa 4 dari 20 pasien adalah penderita
gastritis. Nyeri adalah salah satu gangguan utama yang dikeluhkan oleh
penderita gastritis di ruang mawar 1 RSUD Karanganyar. Tn. K merupakan
salah satu pasien yang menderita penyakit gastritis. Tn.K mengatakan nyeri
ulu hati seperti ditusuk- tusuk, nyeri timbul setiap telat makan, skala nyeri
wajah 4. Apabila masalah nyeri pada Tn. K tidak segera diatasi akan
mengakibatkan masalah yang lainnya, seperti pola tidur Tn.K terganggu dan
Tn.K akan mengalami gangguan rasa nyaman.
Melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang dilanjutkan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Nyeri Akut pada Tn. K dengan Gastritis di Ruang Mawar 1 Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar.”
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. K dengan gastritis di ruang mawar 1
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
2. Tujuan Khusus:
a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Tn.K dengan
gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut pada
Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan nyeri akut
pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum
Daerah Karanganyar.
d. Penulis mampu melakukan implementasi nyeri akut pada Tn.K
dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi nyeri akut pada Tn.K dengan
gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut pada Tn.K dengan
gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
5
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standar asuhan
keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah
nyeri pada pasien dengan gastritis khususnya dalam bidang / profesi keperawatan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus nyeri
akut pada pasien gastritis di lapangan dan dalam teori.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktek pelayanan
kesehatan dirumah sakit tentang masalah keperawatan nyeri pada pasien gastritis.
4. Research Selanjutnya
Mengembangkan penelitian sehingga dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan praktik keperawatan dimasa yang akan datang serta
sebagai bahan masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Klien bernama Tn. K, alamat Jantiharjo, Karanganyar, umur 73 tahun,
jenis kelamin laki- laki, pekerjaan petani, klien belum pernah bersekolah,
beragama Islam, nomor rekam medik 2731XX. Tanggal masuk 21 April 2013
pukul 18.06 WIB. Dokter mendiagnosa Tn.K menderita gastritis (peradangan
mukosa lambung). Penanggung jawab terhadap Tn. K adalah Ny. I, umur 66
tahun, pekerjaan swasta, alamat Banyak Jantiharjo, hubungan dengan klien
sebagai istri.
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 22 April 2013 pukul
10.05 WIB di rumah sakit umum daerah Karanganyar ruang mawar 1.
Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian yang
dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa atau
pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari
keluarga.
1. Riwayat Kesehatan Klien
Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada ulu hati. Pada
riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan nyeri ulu hati, pusing, dan
mual selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit pada tanggal 19-20 April
7
2013. Kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD Karanganyar. Saat
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah
120/60 mmHg, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,9 derajat celcius,
nadi 84 kali per menit. Ketika di IGD klien mendapatkan terapi infus
ringer laktat 20 tetes per menit, serta injeksi intravena yaitu ranitidine
25mg/2ml tiap 12 jam, piralen 10mg/2ml, cefotaxime 1 gram tiap 12 jam,
dan obat oral antasida sirup 3x1 sendok teh. Kemudian klien dirawat di
ruang mawar 1 RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya klien pernah dirawat
dirumah sakit 4 tahun yang lalu karena gastritis, klien mempunyai riwayat
gastritis dan klien belum pernah dilakukan tindakan pembedahan atau
operasi. Pada riwayat kesehatan keluarga klien tidak mempunyai penyakit
keturunan dan kedua orang tua klien sudah meninggal.
Keterangan:
: Laki- laki
: Perempuan : tinggal serumah
: Klien/ Tn.K
: Meninggal
Gambar 1.1
Genogram Tn.K
8
2. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon meliputi pola
aktivitas dan latihan. Klien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan
aktivitas dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan
aktivitasnya ada beberapa yang dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti
berpakaian dan toileting. Pola nutrisi dan metabolik, klien mengatakan
sebelum sakit makan dua kali sehari dengan menu nasi dan lauk, satu porsi
selalu habis, sering telat makan, minum 6-8 gelas air putih dan ditambah
teh manis 1 gelas perhari. Selama sakit klien mengkonsumsi makan sesuai
diit yang diberikan oleh rumah sakit tiga kali sehari tetapi hanya
menghabiskan 3/4 porsi saja, nafsu makan menurun, minum 5-6 gelas air
putih perhari, 1 gelas sari kacang hijau.
Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian antopometri,
biochemical data, clinical sign, dietary (ABCD). Pemeriksaan antopometri
diantaranya berat badan 49 kg, tinggi badan 153 cm, IMT = 20,9 %
(normal 18,7- 23,9%). Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin
13,8 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 40,7 % (normal 35-45%).
Clinical sign mukosa bibir lembab, rambut kering, dan kusam. Dietary,
klien mendapat bubur, dari rumah sakit tiga kali sehari, klien hanya
menghabiskan 3/4 porsi dari rumah sakit. Pola kognitif dan perceptual,
selama sakit klien merasa nyeri di bagian ulu hati, pengkajian PQRST
dilanjutkan hasilnya provocate: karena telat makan, quallity: seperti
9
ditusuk-tusuk, regio: ulu hati, severe: skala nyeri wajah 4, time: kadang-
kadang atau hilang timbul.
3. Hasil Pemeriksaan Fisik
Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan
umum pasien baik, GCS E4M6V5, kesadaran composmentis (sadar penuh).
Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
83 kali per menit, suhu 36,7 derajat celcius, pernafasan 19 kali per menit.
Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil kepala mesochephal, rambut
beruban, kering, dan kusam. Pemeriksaan mulut dan gigi diperoleh hasil
mukosa bibir lembab, pasien mengatakan mulut terasa asam, gigi ada
carries, ada 4 gigi yang tanggal. Inspeksi pada abdomen hasilnya abdomen
simetris, tidak ada luka, umbilikus tidak menonjol. Auskultasi peristaltik
usus 19 kali per menit. Perkusi hasilnya tympani dan palpasi abdomen
tidak ada nyeri tekan.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 22 April 2013 hemoglobin 13,8
g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 40,7 % (normal 35-45 %),
eritrosit 4,80 juta/mm3 (normal 4,5-5,9 juta/mm
3), leukosit 4,5 ribu/uL
(normal 3,6-11,0 ribu/uL), trombosit 112 ribu/uL (normal 150-390
ribu/uL), MCV 84,8 fL (normal80-97 fL), MCHC 33,9 g/dl (normal 31,5-
35,0 g/dl).
10
5. Terapi
Klien mendapatkan terapi dari dokter yaitu: Infus Ringer Laktat 20
tpm, pragesol 1gr/ 2 ml/12 jam, cefotaxime 1gr/ 12 jam, levofloxacin100
ml/ 512,5 mg/ 24jam, pantoprazole 40mg + 100 ml NaCl 0,9%, antasida
sirup 3x1 sendok teh.
C. Daftar Perumusan Masalah Keperawatan
Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan
analisa data kemudian membuat prioritas diagnosa keperawatan sesuai dengan
kegawatan yang dialami klien atau yang harus segera mendapatkan
penanganan karena apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah
yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat adalah nyeri
akut berhubungan dengan agens- agens yang menyebabkan cidera biologi
(peradangan mukosa lambung). Ditunjukkan dengan data subjektif klien
mengatakan nyeri ulu hati, provocate: karena telat makan, quality: seperti di
tusuk- tusuk, regio: nyeri terasa di ulu hati, severe: skala wajah nyeri 4, T:
nyeri terjadi hilang timbul. Data objektif nadi klien 83 kali per menit, tekanan
darah 130/80 mmHg, pernapasan 19 kali per menit, suhu 36,7 derajat celcius,
dokter mendiagnosa Tn.K dengan gastritis (peradangan mukosa lambung).
D. Perencanaan
Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan yaitu
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut klien
11
dapat terkontrol, dengan kriteria hasil: pasien mengatakan ulu hati sudah
tidak nyeri, nadi 60-80 kali per menit, skala wajah nyeri 1.
Intervensi atau rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan nursing interventions classification (NIC) dan kriteria hasil
nursing outcomes classification (NOC) adalah observasi karakteristik nyeri,
rasionalnya untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi.
Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering, rasionalnya makanan sebagai
penetralisasi asam lambung. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang
dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam,
rasionalnya makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung.
Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien, rasionalnya: posisi yang nyaman
dapat mengurangi nyeri. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
napas dalam, rasionalnya teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian
pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri. Kolaborasi pemberian terapi obat
analgetik dan antasida, rasionalnya untuk menghilangkan nyeri lambung.
E. Implementasi
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 22 April
2013 pukul 10.15 WIB adalah mengobservasi karakteristik nyeri klien.
Respon subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri karena telat makan,
quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri
4, time: nyeri timbul kadang- kadang. Respon objektif: nadi 83 kali per menit,
tekanan darah 130/80 mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,6 derajat
12
celcius. Pukul 10.20 WIB, mengajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi napas dalam. Respon subjektif: pasien mengatakan mengerti dan
mau melakukan ketika nyeri timbul. Respon objektif: pasien tampak mengerti
dan memahami. Pukul 11.00 WIB, mengkolaborasi pemberian terapi obat
analgetik dan antasida, pragesol 1gr/2ml dan pantoprazole 40mg + 100ml
Natrium Clorida 0,9%. Respon subjektif: pasien mengatakan mau dilakukan
injeksi. Respon objektif: tampak tenang, obat masuk lewat intra vena, dan
tidak ada reaksi alergi. Pukul 12.15 WIB, mengkolaborasi pemberian terapi
obat antasida sirup 1 sendok teh. Respon subjektif: pasien mengatakan mau
minum obat. Respon objektif: obat diminum dan pasien tidak muntah.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 23 April
2013 pukul 08.00 WIB adalah mengobservasi karakteristik nyeri klien.
Respon subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri karena telat makan,
quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri
3, time: nyeri timbul kadang- kadang. Respon objektif: nadi 79 kali per menit,
tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 17 kali per menit, suhu 36,5 derajat
celcius. Pukul 08.15 WIB, menjelaskan agar pasien menghindari makanan
yang dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam.
Respon subjektif: klien mengatakan mengerti dan dapat menyebutkan
makanan yang dapat merangsang lambung. Respon objektif: klien terlihat
paham setelah dijelaskan tentang makanan yang dapat merangsang lambung.
Pukul 10.30 WIB, memberikan makan dalam porsi sedikit tapi sering. Respon
subjektif: pasien mengatakan mau melakukannya. Pukul 11.00 WIB,
13
mengkolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, pragesol
1gr/2ml dan pantoprazole 40mg + 100ml Natrium Clorida 0,9%. Respon
subjektif: pasien mengatakan mau dilakukan injeksi. Respon objektif: Klien
tampak tenang, obat masuk lewat intra vena, dan tidak ada reaksi alergi. Pukul
12.15 WIB, memberikan terapi obat antasida sirup 1 sendok teh. Respon
subjektif: pasien mengatakan mau minum obat. Respon objektif: obat
diminum dan pasien tidak muntah.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 24 April
2013 pukul 08.00 WIB adalah mengobservasi karakteristik nyeri klien.
Respon subjektif: provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality:
nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah
nyeri 1, time: nyeri sudah tidak timbul. Respon objektif: nadi 72 kali per
menit, tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 17 kali per menit, suhu 36,7
derajat celcius.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada
hari senin, 22 April 2013 jam 13.50 WIB, dengan menggunakan metode
SOAP yang hasilnya adalah subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri
karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati,
scale: skala wajah nyeri 3, time: nyeri timbul kadang- kadang. Objektif: nadi
78 kali per menit, tekanan darah 130/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit,
suhu 36,7 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K belum
14
teratasi. Planning: tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu observasi
karakteristik nyeri, berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering, jelaskan
agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung,
kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida.
Tanggal 23 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif: provocate: klien
mengatakan nyeri karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, regio:
nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri 3, time: nyeri timbul kadang-
kadang. Objektif: nadi 78 kali per menit, tekanan darah 120/80mmHg,
pernapasan 17 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius. Analisis: masalah
nyeri akut pada Tn.K belum teratasi. Planning: tindakan keperawatan
dilanjutkan yaitu observasi karakteristik nyeri, Kolaborasi pemberian terapi
obat analgetik dan antasida.
Tanggal 24 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif: : provocate: klien
mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati
sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri 1, time: nyeri sudah tidak timbul.
Objektif: nadi 72 kali per menit, tekanan darah 120/80mmHg, pernapasan 18
kali per menit, suhu 36,6 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada
Tn.K teratasi. Planning: tindakan keperawatan dihentikan.
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
dengan studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut pada Tn. K dengan gastritis
di RSUD Karanganyar yang dilakukan pada tanggal 22 - 24 April 2013 yang
meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari
pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter dan
Perry, 2005).
Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada ulu hati.
Pada riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan nyeri ulu hati, pusing,
dan mual selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit pada tanggal 19-20
April 2013. Kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD Karanganyar.
Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah 120/60 mmHg, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,9 derajat
celcius, nadi 84 kali per menit.
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan
sangat bersifat individual. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan
16
mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif,
seperti dengan menggunakan sinar-X atau menggunakan pemeriksaan
darah (Potter & Perry, 2006).
Nyeri akut merupakan pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial dengan awitan yang tiba- tiba dari intensitas ringan
sampai berat dalam durasi kurang dari enam bulan (Wilkinson, 2007).
Hal ini sesuai bahwa pada kasus gastritis akan menimbulkan gejala
salah satunya adalah nyeri pada ulu hati (epigastrium), mual, anoreksia
(Ardiansyah, 2012). Nyeri pada epigastrium disebabkan oleh rusaknya
mukosa barier. Setelah mukosa barier rusak terjadilah perlukaan mukosa
dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian
HCL dapat berdifusi balik ke dalam mucus dan menyebabkan terjadinya
bengkak, perdarahan pada lambung, erosi pada lambung, dan terjadi nyeri
pada epigastrium (dermawan, dkk, 2010).
Hasil pemeriksaan pola kognitif dan perseptual dilakukan
pengkajian yang hasilnya provocate: karena telat makan, quallity: seperti
ditusuk-tusuk, regio: ulu hati, severe: skala nyeri wajah 4, time: kadang-
kadang atau hilang timbul selama empat hari. Hal ini sesuai dengan teori,
pada pengkajian nyeri yang komprehensif dengan mengkaji PQRST. P
adalah provocate (faktor presipitasi nyeri), Q adalah quality (kualitas
nyeri), R adalah region (daerah yang terjadi nyeri), S adalah severe (skala
nyeri/
nyeri)
Perry
wajah
untuk
nyeri
3 nye
yang
meng
untuk
karen
di ata
baik m
pada
penul
/ tingkat ke
) (Wilkinson
Penulis m
(2005) untu
h dengan pro
Berdasark
k wajah 0 me
sangat sedik
eri lebih ban
bisa pasien
alami nyeri.
k individu y
a mengalam
as kemudian
menggambar
catatan peng
is, dimana k
eparahan ny
n, 2007).
menggunaka
uk menilai s
ofil kartun. S
Skala Nyer
kan gambar
enandakan s
kit, wajah 2
nyak, wajah
bayangkan,
Kemudian j
yang merasa
mi nyeri yang
penulis mem
rkan nyeri la
gkajian nyer
klien memil
yeri), T adal
an teori Wo
skala nyeri w
Seperti gamb
Gambar
i Wajah (Wong
r di atas, p
sangat senan
nyeri yang
4 sangat ny
meskipun p
jelaskan pad
a senang ka
g banyak ata
minta klien
alu beri nom
ri. Menurut
lih wajah de
ah time (aw
ong dan Ba
wajah, skala
bar di bawah
3.1
DL, Baker CM,
penilaian ska
ng karena tid
sangat sedik
yeri, dan w
pasien tidak
da klien bahw
arena tidak
au sedikit. S
untuk mem
mor di bagian
hasil pengu
engan nomo
witan/ durasi
aker dalam
a tersebut ter
h ini:
1988)
ala wajah n
dak ada nyer
kit lebih ban
ajah 5 nyer
harus mena
wa setiap wa
ada nyeri
Setelah melih
ilih wajah y
n wajah yang
ukuran yang
or skala 4 ya
17
terjadinya
Potter dan
rdiri dari 6
nyeri yaitu
ri, wajah 1
nyak, wajah
i sebanyak
angis untuk
ajah adalah
atau sedih
hat gambar
yang paling
g dipilihnya
g dilakukan
aitu sangat
18
nyeri (Potter & Perry, 2006). Penulis menggunakan skala nyeri wajah
karena klien sudah tua dan klien lebih mudah dalam menentukan skala
nyeri yang dirasakan. Jika menggunakan skala numeric, klien kesulitan
dalam menentukan skala nyeri yang dirasakan.
Pada pemeriksaan abdomen inspeksi hasilnya abdomen simetris,
tidak ada luka, umbilikus tidak menonjol. Auskultasi peristaltik usus 19 kali
per menit. Perkusi hasilnya tympani dan palpasi abdomen tidak ada nyeri
tekan. Hal ini berbeda dengan teori, pada pengkajian abdomen dijelaskan
terdapat nyeri tekan pada ulu hati (Ardiansyah, 2012). Hal ini antara teori
dan kasus berbeda karena tiap personal mempunyai rangsangan terhadap
nyeri berbeda- beda (Potter & Perry, 2006).
2. Perumusan Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry,
2005). Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada
beberapa karakteristik yang muncul pada klien, yaitu data subjektif klien
mengatakan nyeri ulu hati, provocate: karena telat makan, quality: seperti
ditusuk- tusuk, region: nyeri terasa di ulu hati, severe: skala wajah nyeri 4,
T: nyeri terjadi hilang timbul selama empat hari. Data objektif nadi klien 83
kali per menit.
Batasan karakteristik untuk menegakkan diagnosa nyeri meliputi
data subjektif dan data objektif. Data subjektif klien mengungkapkan secara
19
verbal atau melaporkan dengan isyarat. Data objektif klien menunjukkan
perilaku ekspresif (misalnya kegelisahan, merintih, menangis, dan menarik
nafas dalam), gerakan menghindari nyeri, posisi menghindari nyeri
(Wilkinson, 2007). Data objektif pada klien pada saat pengkajian tidak
ditemukan perilaku ekspresif, gerakan menghindari nyeri, posisi
menghindari nyeri. Hal ini disebabkan individu bereaksi terhadap nyeri
dengan cara berbeda- beda dan individu mempunyai toleransi
ketidakinginan menunjukkan tingkat keparahan nyeri yang lebih tinggi dan
durasi yang lebih lama (Potter & Perry, 2006).
Penulis menegakkan masalah keperawatan pada klien karena sesuai
batasan karakteristik yang dialami klien nyeri selama empat hari. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa nyeri akut terjadi kurang dari enam bulan
(Wilkinson, 2007). Penentuan etiologi didasarkan pada data objektif klien
yaitu: dokter mendiagnosa klien degan gastritis (peradangan mukosa
lambung). Hal tersebut menunjukkan adanya injuri berupa kerusakan
mukosa lambung, sehingga dapat ditegakkan diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri biologis (peradangan mukosa lambung).
3. Rencana Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan,
penulis menyusun kriteria hasil yang berpedoman pada SMART yaitu S
(specific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda,
M (measurable) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya
tentang perilaku pasien : dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan
20
dibau. A (achievable) dimana harus dapat dicapai, R (reasonable) dimana
tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T (time)
mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008).
Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan yaitu
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut klien
dapat terkontrol, dengan kriteria hasil: pasien mengatakan ulu hati sudah
tidak nyeri, nadi 60-80 kali per menit, skala wajah nyeri 1.
Penulis menentukan intervensi atau rencana keperawatan sesuai
dengan teori yaitu observasi karakteristik nyeri, dengan rasional untuk
menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi. Berikan makan dalam
porsi sedikit tapi sering, dengan rasional makanan sebagai penetralisasi
asam lambung. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat
merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, dengan
rasional makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung.
Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien, dengan rasional posisi yang
nyaman dapat mengurangi nyeri. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi napas dalam, dengan rasional teknik relaksasi dapat mengalihkan
perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri. Kolaborasi pemberian
terapi obat analgetik dan antasida, dengan rasional untuk menghilangkan
nyeri lambung (Ardiansyah, 2012).
4. Implementasi
Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
21
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter
dan Perry, 2005)
Penulis melaksanakan implementasi dari tanggal 22- 24 April 2013,
tidak semua intervensi diimplementasikan. Ada satu intervensi yang tidak
dilaksanakan yaitu mengatur posisi tidur yang nyaman bagi pasien karena
klien sudah dalam keadaan yang menurut klien nyaman.
Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis secara umum yaitu
mengobservasi karakteristik nyeri klien. Bertujuan untuk menentukan
intervensi lanjutan dan mengetahui efek terapi yang telah diberikan
(Ardiansyah, 2012). Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
napas dalam. Teknik relaksasi bertujuan untuk mengalihkan perhatian
pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri (Ardiansyah, 2012). Memberikan
terapi obat analgetik dan antasida, pragesol 1gr/2ml dan pantoprazole
40mg + 100ml Natrium Clorida 0,9%. Pragesol merupakan obat analgetik
yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri. Pantoprazole merupakan
pengganti benzimedazole, bekerja dengan cara menghambat sekresi asam
lambung. Pantoprazole dapat mempengaruhi asam lambung tanpa
dipengaruhi zat lain (acetylcholine, histamine, gastrin) (IAI, 2010).
Menjelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang
lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, bertujuan untuk memberi
pengetahuan bahwa makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa
lambung dan menyebabkan nyeri (Ardiansyah, 2012).
22
Tindakan hari ketiga tidak bisa dilakukan secara menyeluruh
karena pada hari ketiga pada pukul 10.00 WIB klien sudah pulang. Penulis
hanya melakukan tindakan keperawatan pada 08.00 WIB yaitu
mengobservasi karakteristik nyeri klien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter & Perry,
2005). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, hasil
evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya
subjektif: provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri
sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri
1, time: nyeri sudah tidak timbul. Objektif: nadi 72 kali per menit, tekanan
darah 120/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,6 derajat
celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K teratasi. Planing: tindakan
keperawatan dihentikan. Penulis telah melakukan tindakan keperawatan
selama tiga hari secara optimal sehingga masalah nyeri akut dapat teratasi
sesuai dengan kriteria hasil yang telah disusun.
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan dalam studi kasus
dan pembahasan pada asuhan keperawatan nyeri nkut pada Tn. K dengan
23
gastritis di ruang mawar 1 rumah sakit umum daerah karanganyar, maka
penulis mengambil kesimpulan meliputi:
a. Pengkajian nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1
rumah sakit umum daerah Karanganyar, diperoleh melalui data
subyektif yaitu Tn.K mengatakan nyeri ulu hati, karena sakit maag,
nyeri seperti tertusuk- tusuk, pasien menunjukkan skala nyeri wajah 4,
nyeri kadang- kadang hilang timbul. Data obyektif yang diperoleh
penulis yaitu nadi 80 kali per menit.
b. Penulis mampu memprioritaskan diagnosa nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis yang sesuai dengan buku saku diagnosa
keperawatan edisi 7 (2007).
c. Rencana asuhan keperawatan nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di
ruang mawar 1 rumah sakit umum daerah Karanganyar yaitu observasi
karakteristik nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan
mengetahui efek terapi. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering,
dengan rasional makanan sebagai penetralisasi asam lambung.
Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang
lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, dengan rasional
makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung. Atur
posisi tidur yang nyaman bagi pasien, dengan rasional posisi yang
nyaman dapat mengurangi nyeri. Ajarkan pasien untuk melakukan
teknik relaksasi napas dalam, dengan rasional teknik relaksasi dapat
mengalihkan perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri.
24
Kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, dengan
rasional untuk menghilangkan nyeri lambung.
d. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn.K selama tanggal 22-
24 April 2013 yaitu mengobservasi karakteristik nyeri, menjelaskan
agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung,
mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam,
memberikan terapi obat analgetik dan antasida sesuai advis dokter.
e. Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan telah dilakukan per hari
dengan hasil evaluasi akhir pada Tn.K, yaitu secara evaluasi subjektif :
provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri sudah
tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri 1,
time: nyeri sudah tidak timbul. Evaluasi objektif: nadi 72 kali per
menit, tekanan darah 120/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit,
suhu 36,6 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K
teratasi. Planing: tindakan keperawatan dihentikan.
f. Analisa kondisi nyeri pada Tn.K adalah PQRST dan hasilnya
provocate: klien mengatakan nyeri karena sakit maag sudah berkurang,
quallity: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri,
severe: skala nyeri wajah 1, time: nyeri sudah tidak timbul.
25
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan
beberapa saran antara lain:
a. Bagi penulis
Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan
keperawatan selanjutnya pada pasien dengan masalah nyeri akut
dengan gastritis.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih
berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang
terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan
kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan
klien pada umummya dan pada klien dengan gastritis secara khusus.
d. Research selanjutnya
Lebih memperoleh data yang lebih akurat sebagai data untuk
mendukung penelitian selanjutnya berkaitan dengan masalah nyeri
akut pada kasus gastritis.
26
DAFTAR PUSTAKA
Agung, H. Novida, D. Fetarayani, A.Baskoro, C. Effendi. 2011. Asosiasi Penyakit
Alergi Atopi dengan Ig Anti Helicobacter Pylori Penelitian Observasional
Kasus Kontrol Analitik di Unit Rawat Jalan Penyakit Dalam RSU Dr
Soetomo Surabaya. http://ojs.unud.ac.id diakses tanggal 27 april 2013
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:
DIVA Press (Anggota IKAPI)
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC
Cahyadi, Alius, Silvie Sakasasmita. 2012. Infeksi Heliobacter Pylori.
http://www.jurnalmedika.com/edisi-terbaru/478-artikel-konsep/1015-
infeksi-helicobacter-pylori diakses tanggal 01 Mei 2013
Dermawan , D., Tutik Rahayuningsih. 2010. Keperawtan Medikal Bedah (Sistem
Pencernaan). Edisi 1. Editor Surjono Riyadi, S.Kep, M.Kes. Yogyakarta:
Penerbit Gosyen Publishing
Gustin, Rahmi Kurnia. 2011. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah
Kota Bukit Tinggi Tahun 2011. http://downloadjurnalpenelitianpdf.co.id
diakses tanggal 26 April 2013
Herdman, Heather. 2011. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi
Dan Klasifikasi. Alih Bahasa: Sumarwati Made, Widiarti Dwi, Tiar Estu,
Translate: Ester Monica. Jakarta: EGC
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2010. Informasi Spesialite Obat (ISO)
Indonesia. Jakata: PT. ISFI
Hidayat, Azis Alimul, Musrifatul Uliyah,S.Kep.. 2005. Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar. Jakarta: EGC
27
Nursalam. 2003. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Patricia A, dkk. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:
EGC
Potter, Patricia A, dkk. 2006. Buku Ajar Fundamental. Edisi 4. Vol 2. Jakarta:
EGC
Widjajanti, Martani. 2012. Manifestasi dan Komplikasi Gastrointestinal pada
Purpura Henoch Schonlein. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/13-5-
6.pdf diakses tanggal 27 April 2013
Wilkinson, Judith M., .2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7. Jakarta:
EGC
Wulansari, Ronasari Mahaji Putri, Hanum Agustin. 2010. Hubungan Pola Makan
dengan Timbulnya Gastritis pada Psien di Universitas Muhammadiyah
Malang Medical Center (UMC).
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewArticle/406
diakses tanggal 29 April 2013