strategi pemasaran pembiayaan oto iblibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... ·...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN OTO iB
HASANAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
DAMSIRI
NIM : 092503015
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2012
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO
Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah,
lupakan takutmu.
Jangan takut mencoba, kesalahan adalah guru
terbaik jika kamu jujur mengakuinya dan mau
belajar darinya.
v
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat
dan air mata Q persembahkan tugas akhir ini teruntuk orang-orang yang selalu hadir
dan yang selalu memberi dorongan, perhatian, kasih dan sayangnya kepada penulis,
dan kepada orang yang selalu setia hadir dalam kehidupan penulis khususnya buat :
Thank to Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat seperti ini, serta tidak lupa sholawat serta salam penulis junjungkan
kepda Nabi Agung Muhammad SAW.
Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah sabar, penuh kasih sayang serta tulus
ikhlas merawat, mendidik dan mengajarkan segala kebaikan kepadaQ, juga
dengan ketulusan doanya yang selalu menyertaiQ dalam menjalani hidup ini,
agar menjadi manusia yang berguna.
Terima kasih ku untuk My Inspiration MY FATHER yang telah memberikan
motivasi, semangat dalam setiap langkah-langkah menuju gerbang kesuksesan
dan perhatian sepenuhnya kepada penulis dan semoga lekas menjadi orang yang
sukses.
Teman-temanku senasib dan seperjuangan dalam pelaksanaan magang di BNI
syari’ah : Adhel, fauzan, ropik, dan ikbal
Temen-Temen Kost ku GENK IDKUR : ariel, ibenk, fauzan, aleikum, good boy,
ariph smokers, Normis Sejati, andi., ropik, dan temen-temen D3 Perbankan
Syari’ah' angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu terima
kasih atas waktu, semangat dan dukungannya.
Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sedalam-dalamnya.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas
Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, Mei 2012
Deklarator
Damsiri
vii
ABSTRAK
Berkembangnya Bank Syari’ah di dunia pada awal 1980-an sampai juga ke
Indonesia. Salah satu perbankan Syari’ah di Indonesia yaitu BNI Syariah merupakan
lembaga keuangan bank yang bergerak dibidang jasa keuangan kegiatannya menarik
uang dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat. Salah satu produk
jasa yang ada dalam pembiayaan BNI Syari’ah yaitu Pembiayaan OTO iB Hasanah
yang menggunakan akad murabahah. Pembiayaan ini digunakan untuk pembeliaan
kendaraan bermotor. Perkembangan pembiayaan ini tidak begitu baik dengan
pembiayaan lainnya yang menggunakan akad murabahah lainnya.
Rumusan yang akan dibahas tentang strategi pemasaran Pembiayaan OTO iB
Hasanah. Dalam rumusan tersebut yang isinya tentang strategi pemasaran yang
digunakan dalam memasarkan produk pembiayaan kendaraan kepada masyarakat.
Strategi yang digunakan apakah dapat menarik masyarakat untuk melakukan
pembelian kendaraan melalui jasa BNI Syari’ah. Kemudian tentang kendala-kendala
yang dihadapi dalam melakukan pemasaran. Penelitian ini metode deskriftif analisis.
Metode ini menggunakan yang memberkan gambaran-gambaran umum tentang
subjek yang diteliti. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis.
Pada bab pembahasan penulis menyampaikan dari hal-hal yang dibahas
dalam rumusan masalah. Hasil dari penelitian Pembiayaan OTO iB Hasanah yang
menggunakan analisis SWOT pemasaran yang dilakukan tidak begitu berhasil.
Dengan hasil ang sangat kecil dari pembiayaan lainnya yang menggunakan akad
murabahah. Hal itu terjadi karena banyak tantangan yang dihadapi dalam pemasaran
produk pembiayaan ini.
viii
بســــــــــــــــم اهلل الّرحمن الرخيم
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penguasa alam semesta dan raja manusia
karena segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Tak lupa kita panjatkan shalawat dan
salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir yang berjudul: "STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN
OTO iB HASANAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG”. Tugas akhir ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan
Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan tugas akhir ini
dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta
perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak DR. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang, dan selaku osen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
menyusun tugas akhir ini.
3. Bapak DR. Wahab Zaenuri, MM, selaku Ketua Prodi Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
4. Seluruh dosen pengajar Prodi Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
5. Bapak Oki selaku pimpinan BNI SYARI’AH cabang semarang.
6. Bapak DR. Imam Yahya, M.Ag, selaku pembimbing di BNI STARI’AH
cabang semarang.
ix
7. Bapak, ibu, paman, management circu mandri, Kakak, dan saudara, sahabat
peterpan IAIN, syimphonick band maupun kerabat yang telah membantu
memberikan dukunganya, baik moriil maupun materiil.
8. For all my friend di Prodi Perbankan Syari’ah ’09 IAIN Walisongo Semarang
yang telah memberikan semangat dan motivasi.
9. Perpustakaan Institut dan Fakultas yang telah meminjamkan buku-buku yang
diperlukan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
10. BNI SYARI’AH yang membantu penulis dalam pembuatan tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga
penulis akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Semarang, Mei 2012
Damsiri
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………………. i
Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................................... iii
Halaman Motto ………………………………………………………………………... iv
Halaman Persembahan ………………………………………………………………… v
Halaman Deklarasi ……………………………………………………………………. vi
Abstraksi …………………………………………………………………………….... vii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. viii
Daftar isi ……………………………………………………………………………… ix
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
1.1.Latar Belakang ……………………………………………………..... 1
1.2.Rumusan Masalah …………………………………………………… 4
1.3.Tujuan Penulisan ……………………………………………………. 4
1.4.Manfaat Penenelitian …………………………………………………… 5
1.5.Metodologi Analisis Data ……………………………………………….. 6
1.6.Sistematika Penulisan …………………………………………………… 7
BAB II : KONDISI UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG ……… 8
2.1.Sejarah Berdirinya BNI Syari’ah …………………………………… 8
2.2. Visi, Misi dan BNI Syariah ………………………………………… 12
2.3. Struktur Organisasi dan tugas Masing-masing Bidang ……………. 13
2.4. Produk-produk BNI Syari’ah ……………………………………… 18
2.4.1. Produk individu …………………………………………….. 20
2.4.2. Produk usaha kecil …………………………………………... 22
2.4.3. Produk institusi ………………………………………………. 24
ii
BAB III : PEMBAHASAN ……………………………………………………… 26
3.1. PENGERTIAN iB OTO HASANAH……………………………….. 26
3.1.1 Pengertian Murabahah …………………………………………. 26
3.1.2. Syarat dan Rukun Murabahah .………………………………. 27
3.1.3. Landasan Syari’ah ……………………………………………… 27
3.2. Pengetahuan Pembiayaan OTO iB HASANAH …………………….. 28
3.2.1. Tujuan dan Sasaran …………………………………………….. 28
3.2.2. Keunggulan BNI OTO iB HASANAH SYARI’AH …………… 29
3.2.3. Murabahah Dalam Perbankan Islam …………………………….. 30
3.2.4. Persyaratan Permohonan …………………………………………. 31
3.2.5. Prosedur Pembiayaan ……………………………………………. 35
3.2.6. Kebijakan BNI OTO SYARI’AH ……………………………….. 42
3.2.7. Margin dan Biaya Administrasi …………………………………… 45
3.2.8. Simulasi Pembiayaan dan Perhitungan Angsuran Perbulan ……….. 46
3.3. PROGRAM PEMASARAN PEMBIAYAAN OTO iB HASANAH …. 47
3.4. Kendala- kendala yang di hadapi dalam pemasaran pembiayaan OTO iB
Hasanah di BNI SYARI’AH cabang semarang ………........................ 50
3.5. Strategi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan pembiayaan OTO
iB Hasanah ……………………………………………………………. 51
3.6. Analisa ………………………………………………………………….. 53
BAB IV : PENUTUP ………………………………………………………………... 54
4.1. Kesimpulan …………………………………………………………….. 54
4.2. Saran …………………………………………………………………… 55
4.3. Penutup ………………………………………………………………… 55
1
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya bank-bank syariah di Negara-negara Islam berpengaruh
ke Indonesia. pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai
pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian
tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M.
Saefuddin, M. Amin Rais, dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang
relative terbatas telah diwujudkan. Diantaranya adalah baitut Tanwil – Salman,
Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga
serupa dalam bentuk koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti.
Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di
Indonesia baru dilakukan pada awal 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank lebih
mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di hotel Sahid
Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk
kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia1.
Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-
undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah N0 72 tahun
1Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik Jakarta: Gema Insani, 2001,
hal. 25
2
1992 tentang Bank Berdasarkan Rinsip Bagi Hasil.2Peluang tersebut ternyata
disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan
pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para stafnya. Sebagian bank
tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam
institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya
menjadi bank syariah. Hal demikian diantisipasi oleh Bank Indonesia dengan
mengadakan “Pelatihan Perbankan Syariah” bagi para pejabat Bank Indonesia
dari segenab bagian, terutama aparat yang berkaitan langsung seperti DPNP
(Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan), kredit, pengawasan, akuntansi,
riset, dan moneter.3
Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi
baru, relative menimbulkan tantangan baru terutama mengenalkan produk-produk
yang ada dalam lembaga keuangan Islam seperti Perbankan Syariah Indonesia.
Penyajian informasi dan promosikan produk yang ada di bank. Inilah salah satu
tantangan perbankan ini yang dihadapi untuk mengajak masyarakat menabung di
bank tersebut. Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena
dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan dating sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang
tidak dinginkan.
Dalam hal itu penulis ingin mengetahui bagaimana BNI Syariah
mempromosikan produknya kepada masyarakat. Saat ini perkembangan Bank
Syariah di Indonesia cukup pesat dengan munculnya Undang-Undang Perbankan
2http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/Keuangan/2005/0103/keu2.html
3 Muhammad Syafi’I Antonio, Op. Cit, hal. 26
3
Syariah. Banyak bank umum membuka UUS kemudian menjadi Bank Umum
Syariah. Dengan persaingan yang banyak dengan competitor sesama perbankan
syariah juga dengan perbanakan konvensional yang sudah lama berdiri di
Indonesia. Bank BNI Syariah Semarang, Bank Syari’ah, dan Lembaga-lembaga
Keuangan Syari’ah lainnya lahir untuk memperkenalkan dan memberikan produk-
produk perbankan yang berlandaskan syari’ah dengan skala yang lebih besar
dengan bank umum yang lainnya.
Pada akad murabahah BNI Syari’ah menggunakan sistem jual beli, dimana
penjualan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit. Dalam
akad murabahah pihak BNI Syari’ah selaku penjual menyebutkan harga
pembelian barang kepada nasabah sebagai pihak pembeli yang kemudian
mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu sesuai kesepakatan bersama.4
Di BNI SYARIAH Cabang Semarang juga memmpunyai berbagai macam
produk pembiayaan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam mengajukan
pembiayaan. Produk tersebut diharapkan dapat memfasilitasi untuk memenuhi
keingianan masyarakat supaya dapat memenuhi kebutuhan barang untuk
digunakannya dan mengembangkan usaha menjadi maju dari sebelumnya. Produk
itu adalah sebagai berikut: Pembiayaan Griya iB Hasanah, Pembiayaan Oto iB
Hasanah, Pembiayaan Multiguna iB Hasanah, Pembiayaan iB Fleksi Hasanah dan
Pembiayaan Produktif.
Penulis berkonsentrasi terhadap pemasaran Pembiayaan Oto iB Hasanah
di Bank BNI Syariah Cabang Semarang. Hal ini untuk mengetahui perkembangan
pemasaran dari pembiayaan itu . Sehingga penulis juga dapat mengetahui strategi
4 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta:UII Press, 2005, Hal. 24
4
pemasaran produk mereka terutama yang difokuskan pada produk Pembiayaan
Oto iB Hasanah. Perkembangan produk ini tidak begitu baik dengan produk
pembiayaan lainnya seperti pembiayaan Griya dan pembiayaan haji. Dengan
demikian penulis dapat mengetahui kendala apa yang di hadapi dalam
memasarkan produk dari pembiayaan Oto.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik pada produk pembiayaan dengan akad
murabahah yang ada di BNI Syari’ah cabang Semarang, sehingga penulis
mengambil judul tentang “STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN OTO iB
HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG”. Disini penulis
bermaksud mengetahui prosedur pemberian pembiayaan pada akad Murabahah
serta simulasi penghitungan angsurannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk
pertanyaan:
1. Bagaimana strategi pemasaran pembiayaan Oto iB Hasanah di BNI Syariah
Cabang Semarang ?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam memasarkan produk
pembiayaan Oto iB Hasanah ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan antara lain:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran pembiayaan Oto iB Hasanah di BNI
Syari’ah cabang Semarang.
5
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pemasaran Pembiayaan Oto iB
Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang bisa diambil antara lain:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah informasi, tentang pembiayaan
Oto iB Hasanah dengan akad murabahah, sehingga penulis mengetahui
strategi pembiayaan Oto iB Hasanah di BNI Syari’ah.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan
antara teori yang di dapat ketika masa kuliah dan praktek aplikasi langsung
dalam per magangan di BNI Syari’ah.
1.5 Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan
(field research), yaitu research yang dilakukan di kancah atau medan
terjadinya gejala-gejala.5 Dengan tempat penelitian di BNI Syari’ah cabang
Semarang.
2. Sumber Data
a. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
yang mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung
pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.5 Dalam hal ini data
yang diambil langsung dari BNI Syari’ah cabang semarang.
5 Husain Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2000, hlm. 83
6
b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh lewat pihak lain. Data
sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang
telah ada.6 Dalam hal ini data yang diperoleh dari beberapa buku, di
antaranya: Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah, Jual-beli
murabahah, dan lain-lain.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Adalah mencari data tentang hal-hal yang berkaitan dalam
pembahasan dalam penelitian ini, yang berupa arsip-arsip dan pedoman
umum kegiatan operasional PT. BNI Syari’ah (persero) Tbk.
b. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek dengan
menggunakan indera, baik langsung maupun tidak langsung (dengan alat
bantu).7 Observasi yang dilakukan penulis dengan mengamati secara
langsung Strategi Pemasaran Pembiayaan Oto iB Hasanah di BNI
Syari’ah cabang Semarang.
c. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak antara pewawancara dengan koresponden.8 Di sini penulis
mewawancarai beberapa karyawan BNI Syari’ah mengenai Pembiayaan
Oto iB Hasanah.
1.6 Metode Analisis Data
6 Ibid, hlm. 83
7 Husain Umar, Research in Finance and Banking, hlm. 116
8 Saifiddin Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar 2001, hlm. 125
7
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu metode penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang subjek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari
kelompok subjek yang diteliti.9 Data – data yang diperoleh kemudian penulis
analisa.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini, dipaparkan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II : GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
Dalam bab ini dipaparkan tentang sejarah berdirinya PT. BNI
Syari’ah (Persero)Tbk, visi misi dan tujuan BNI Syari’ah cabang
Semarang , struktur organisasi dan jobs description masing-masing
bidang serta produk-produk BNI Syari’ah cabang Semarang.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas pengertian Oto iB Hasanah,pengetahuan
pembiayaan Oto iB Hasanah, progam pemasaran pembiayaan Oto
iB Hasanah, kendala-kendala yang dihadapi , strategi yang
digunakan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran, dan penutu
9 Ibid, hlm. 126
8
BAB II
KONDISI UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
2.1. Sejarah Berdirinya BNI Syari’ah
Pada tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan BNI Syariah yang
di dalamnya termasuk rencana independensi pada tahun 2009-2010. Proses
independensi BNI Syariah diperkuat dengan kebijakan otonomi khusus yang
diberikan oleh BNI kepada UUS BNI pada tahun 2005. Pada Tahun 2009, BNI
membentuk Tim Implementasi Pembentukan Bank Umum Syariah, sehingga
terbentuk PT Bank BNI Syariah yang efektif beroperasi sejak tanggal 19 Juni
2010.10
a. Berdirinya Unit Usaha Syariah BNI
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan
yang lebih adil.
Pada tahun 1999 dibentuk Tim Proyek Cabang Syariah dengan tujuan
untuk mempersiapkan pengelolaan bisnis perbankan syariah BNI yang beroperasi
pada tanggal 29 April 2000 sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) BNI. Pada awal
berdirinya, UUS BNI terdiri atas 5 kantor cabang yakni di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Pada tahun 2002, BNI Syariah mulai
menghasilkan laba dan pada tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan
10
Company profil BNI syari’ah
9
yang di dalamnya termasuk rencana independensi BNI Syariah pada tahun 2009-
2010.
Pada tahun 2005 proses independensi BNI Syariah diperkuat dengan
kebijakan otonomi khusus yang diberikan oleh BNI kepada UUS BNI. Pada
Tahun 2009, BNI membentuk Tim Implementasi Pembentukan Bank Umum
Syariah. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang hingga pada pertengahan tahun
2010 telah memiliki 27 kantor cabang dan 31 Kantor cabang pembantu. Di
samping itu, UUS BNI senantiasa mendapatkan dukungan teknologi informasi
dan penggunaan jaringan saluran distribusi yang meliputi kantor cabang BNI,
jaringan ATM BNI, ATM Link serta ATM Bersama, 24 jam layanan BNI Call
dan juga internet banking.
b. Pemisahan (Spin Off) Unit Usaha Syariah BNI
Proses spin off dilakukan dengan beberapa tahapan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan Bank Indonesia.
Bank Indonesia memberikan persetujuan prinsip untuk pendirian BNI Syariah,
dengan surat nomor 12/2/ DPG/DPbS tanggal 8 Februari 2010 perihal Izin Prinsip
Pendirian PT Bank BNI Syariah.
Pada tanggal 22 Maret 2010 telah ditandatangani Akta Nomor 159, Akta
Pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ke
dalam PT Bank BNI Syariah dan Akta Nomor 160, Akta Pendirian PT Bank BNI
Syariah, yang keduanya dibuat di hadapan Aulia Taufani, sebagai penganti dari
Sutjipto, Notaris di Jakarta. Selanjutnya Akta pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahaan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
10
Manusia Republik Indonesia nomor AHU-15574. AH.01.01, Tanggal 25 Maret
2010. Izin Usaha diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 Mei 2010,
melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/kep.gbi/2010 tentang
Pemberian Izin Usaha PT Bank Bni Syariah. Selanjutnya BNI Syariah efektif
beroperasi pada tanggal 19 Juni 2010.
Terdapat 2 (dua) hal pendorong bagi BNI untuk melakukan spin off UUS
BNI pada tahun 2010 tersebut, yakni sebagai berikut:
a. Aspek eksternal
Pertimbangan utama dari aspek eksternal adalah regulasi, pertumbuhan
bisnis, dan kesadaran konsumen yang kian meningkat. Regulasi untuk industri
Perbankan Syariah kian kondusif dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang
nomor 19 Tahun 2008 tanggal 7 Mei 2008 mengenai Surat Berharga Syariah
Negara, Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/2009 tentang Unit Usaha
Syariah, Peraturan Bank Indonesia nomor 11/3/2009 tentang Bank Umum Syariah
dan penyempurnaan ketentuan pajak termasuk pengenaan pajak pertambahan nilai
(PPN) terhadap produk yang berdasarkan prinsip jual beli. Hal tersebut
merupakan langkah strategis bagi perkembangan industri perbankan syariah di
masa depan.
Di sisi pertumbuhan industri, dalam 5 (lima) tahun terakhir perbankan
syariah menunjukkan angka pertumbuhan yang sangat signifikan di mana total
pembiayaan, dana dan aset bertumbuh sebesar 34% per tahun (CAGR 2004-
2008). Hal ini jauh melampaui pertumbuhan angka perbankan konvensional
11
sebesar 19% dan 25% masing-masing untuk dana dan kredit pada periode yang
sama. Namun demikian jika dibandingkan dengan potensi pasar yang ada, maka
peluang pengembangan syariah masih sangat terbuka luas. Aspek eksternal
berikutnya adalah dari sisi kesadaran konsumen yang kian meningkat.
Dari hasil survey yang dilakukan di tahun 2000–2001 di beberapa propinsi
di Jawa dan Sumatera bahwa nasabah masih meragukan kemurnian prinsip
syariah terhadap bank syariah yang dioperasikan secara Dual Banking System
(UUS). Untuk menghindari keragu-raguan dan persepsi masyarakat tersebut,
maka ke depannya pengelolaan usaha syariah oleh UUS seyogyanya dikonversi
menjadi Bank Umum Syariah.
b. Aspek Internal
Dari aspek internal UUS BNI, sebagaimana telah ditetapkan dalam
Corporate Plan tahun 2003 bahwa status UUS bersifat sementara, maka secara
bertahap telah dilakukan persiapan untuk proses pemisahan. Oleh karenanya
dalam pengembangan bisnisnya UUS BNI telah memiliki infrastruktur dalam
bentuk sistem, prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan yang
independen.Di sisi lain UUS BNI juga telah memiliki sumber daya dalam bentuk
jaringan, dukungan teknologi informasi, serta sumber daya manusia yang
memadai dan kompeten sehingga mampu menjadi sebuah entitas bisnis yang
independen. Selain itu terdapat alasan yang lebih spesifik untuk dilakukannya
spin off, yakni:
1. Memanfaatkan keunggulan sebagai salah satu yang pertama dalam industri
perbankan syariah.
12
2. Menciptakan profil di pasar untuk menjaring investor potensial baik
domestik maupun global.
3. Mengelola usaha yang lebih bersifat independen dan strategis.
4. Semakin mudah berkompetisi, kian ulet, dan fleksibel dalam mengambil
keputusan-keputusan bisnis ke depannya.
5. Pemisahan (spin off ) akan mendorong berjalannya praktik-praktik terbaik
(market best practice) dan tata kelola perusahaan yang baik dalam
pengelolaan bisnis BNI Syariah sehingga pada gilirannya akan
menciptakan efisiensi dan produktifitas bisnis yang lebih baik.
Dari aspek strategis dengan dilakukannya spin off diharapkan akan memberi
sejumlah manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, antara lain sebagai
berikut:
1. Akselerasi pengembangan usaha syariah yanglebih mudah
2. Meningkatkan kualitas kepercayaan dan citra
3. Meningkatkan produktifitas dan efisiensi
4. Meningkatkan struktur permodalan
5. Memberikan manfaat bagi pemegang saham
6. Mendukung rencana percepatan pertumbuhan perbankan syariah
7. Mempertajam kompetensi insan perbankan syariah11
2.2. Visi dan Misi BNI Syari’ah
BNI syari’ah mempunyai visi dan misi :
Visi “menjadi Bank Syari’ah yang unggul dalam layanan dan kinerja sesuai
dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah”.
11
tatic.bnisyariah.co.id/gallery.do?action=download&id=00...
13
Misi BNI Syari’ah :
a. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syari’ah Islam
secara istoqomah
b. Memberikan kualitas pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan
sistem front end dan otomasi online.
c. Mengembangkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha ritel melalui
kegiatan operasional Kantor Cabang Syari’ah.
d. Memberikan kontribusi laba yang optimal terhadap laba bank BNI
melalui pendapatan bagi hasil dari kegiatan Kantor Cabang Syari’ah.
2.3. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Masing-masing Bidang Kantor Cabang
Syariah Semarang
Gambar : 1
14
1. Pemimpin Cabang
a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran dan tujuan yang akan
dicapai, strategi dan rencana program pelaksanaan.
b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara langsung
unit-unit kerja menurut bidang tugasnya di area wilayah kerjanya sejalan
dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
c. Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI Syari’ah kepada nasabah serta
menggali calon nasabah .
2. Pemimpin Bidang Operasional
a. Memberi dukungan kepada pemimpin cabang syari’ah dan bekerja sama
dalam hal:
Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target pelayanan dan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Mengorganisasikan serta mengelola SDM yang ada di unit front
office dan back office.
Pelaksanaan penerbitan garansi bank.
Memberikan jasa pelayanan BNI kepada nasabah, Penyediaan
informasi dan pelayanan transaksi giro wadiah, tabungan
mudharabah, deposito mudharabah dan produk BNI syari’ah
kepada nasabah.
Pelayanan semua jenis transaksi kas tunai dan pemindahan,
Operasional back office dalam menunjang penyelesaian transaksi
15
produk dana, pembayaran jasa yang dilakukan back office dan unit
pemasaran bisnis produksi.
b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara langsung
seluruh unit-unit operasional yang berada di bawahnya sejalan dengan
prosedur dan kebijakan yang ditetapkan oleh kantor besar USY.
c. Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya pelayanan
(service culture enhancement) dari kantor besar USY
3. Penyelia Pelayanan Nasabah
a. Menyelia langsung seluruh kegiatan pelayanan yang dilakukan asisten
pelayanan nasabah antara lain meliputi:
- Pembukaan dan pengelolaan rekening, transaksi produk jasa dalam
maupun luar negeri, penerbitan BNI card, phone plus, serta melayani
transaksi pencairan deposito dan lain-lain.
- Melakukan refferel dan cros seling kepada walk in customer serta
mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran berbiaya rendah
(ATM, phone plus) kepada nasabah yang akan datang.
b. Bertanggung jawab untuk mengontrol dan memecahkan permasalahan
yang ada, mengelola kepegawaian di unit yang dikelolanya, memeriksa
pelaporan-pelaporan yang dibuat unitnya.
c. Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan budaya
pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY atau
Kantor Wilayah.
4. Penyelia Keuangan dan Umum
16
a. Menyelia seluruh pegawai di unit administrasi keuangan dan umum untuk
memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan administrasi keuangan
dan umum cabang syari’ah dalam usaha:
Mengelola sistem otomasi di KCS dan Cabang Pembantu syari’ah
Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang
syari’ah dan cabang pembantu syari’ah
Mengelola laporan harian sistem kantor cabang syari’ah dan
cabang pembantu syari’ah
Mengendalikan transaksi kantor cabang syariah dan cabang
pembantu syari’ah
Mengelola laporan kantor cabang pembantu syari’ah
b. Menyelia langsung seluruh kegiatan pengelolaan administrasi
kepegawaian, kebutuhan logistik, akomodasi, transportasi dan
penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan.
c. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program peningkatan
budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY
atau Kantor Wilayah.
5. Penyelia Operasional
a. Menyelia langsung pegawai di unit administrasi domestik dan kliring dan
melaksanakan kegiatan meliputi: Mengelola transaksi kliring termasuk
KU/inkaso dalam negeri, Melaksanakan entry transaksi keuangan secara
kliring/pemindahan ke dalam sistem, Mengelola daftar hitam/nasabah
17
penarik cek kosong, Mengelola komunikasi cabang, Menyelesaikan
transaksi daftar pos terbuka (DPT) rupiah
b. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program peningkatan
budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY
atau Kantor Wilayah.
6. Penyelia Pemasaran Bisnis
a. Menyelia langsung kegiatan:
Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah/calon
nasabah
Mengelola permohonan pembiayaan ritel (produktif, konsumtif)
pemantauan nasabah dan kolektibilitas
Mengelola kualitas portepel pembiayaan dan penyelesaian
pembiayaan bermasalah
Membantu Kantor Besar USY/cabang lain di bidang pemasaran
bisnis
Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah non ritel
Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta
bisnis
b. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program peningkatan
budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY
atau Kantor Wilayah.
7. Asisten Pemasaran Bisnis
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan:
18
Memasarkan dan mengelola pembiayaan konsumtif
Membantu memasarkan produk dan jasa BNI Syari’ah kepada
nasabah/calon nasabah
Membina hubungan dan memantau pertumbuhan aktivitas nasabah non
ritel.
8. Teller
Di bawah penyeliaan, pengendalian serta pengawasan bertanggung jawab
penuh untuk menyediakan pelayanan transaksi kas/tunai, pemindahan kliring
serta transaksi keuangan lainnya kepada nasabah sesuai dengan standar
layanan yang ditetapkan, melakukan refferal walk in customer serta
mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran berbiaya rendah (ATM,
phone plus) kepada nasabah yang datang.
9. Asisten Pelayanan Nasabah
Di bawah penyeliaan atasannya bertugas: Memberikan informasi produk
dan jasa BNI Syari’ah kepada nasabah, Mengelola dan melayani pembukaan
rekening giro, tabungan, THI, deposito, Melaksanakan penjualan melalui
cross seling.
10. Asisten administrasi Pembiayaan
Mempunyai tugas: Mengelola administrasi pembiayaan dan portepel
pembiayaan, Memantau proses pemberian pembiayaan, Mengelola penerbitan
jaminan bank.
11. Asisten Keuangan dan Umum
19
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam kegiatan:
a. Mengelola sistem otomasi di kantor cabang syari’ah dan cabang pembantu
syari’ah
b. Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang syari’ah dan
cabang pembantu syari’ah
c. Mengelola laporan harian sistem kantor cabang syari’ah dan cabang
pembantu syari’ah
d. Mengendalikan transaksi pembukuan kantor cabang syari’ah dan cabang
pembantu syari’ah
e. Mengelola laporan kantor cabang syari’ah
f. Pengelolaan administrasi kepegawaian
g. Kebutuhan logistik, akomodasi
h. Transportasi dan penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan12
2.4. Produk- produk BNI Syari’ah
Adapun produk- produk yang ditawarkan terbagi menjadi 3, yaitu produk
penghimpunan dana (Funding), produk penyaluran dana (Lending), dan produk
jasa. BNI Syari’ah memiliki berbagai jenis produk dan jasa yang relatif lengkap
untuk memenuhi kebutuhan individu, usaha kecil, dan institusi. Produk dan jasa
yang tersedia untuk individu, usaha kecil maupun institusi meliputi produk
pembiayaan, produk investasi, produk simpanan, dan jasa-jasa perbankan.
Keseluruhan produk tersebut dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat
tanpa membedakan etnis maupun agama.
12
Profil BNI Syari’ah
20
a. Produk individu
iB Hasanah Card, merupakan Kartu Pembiayaan yang berfungsi
seperti kartu kredit berdasarkan prinsip syaraiah sebagaimana diatur
dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) nomor 54/DSN-
MUI/IX/2006 tentang Syari’ah Card.
Griya iB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan
kepada individu untuk membeli, membangun, merenovasi rumah
(termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli
tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali
masingmasing calon nasabah.
Talangan Haji iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif
yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan setoran
awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh
Departemen Agama, untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan
menggunakan akad ijarah. Talangan Haji iB Hasanah dapat diberikan
kepada nasabah yang sudah memiliki Tabungan iB THI Hasanah.
Gadai Emas iB Hasanah atau disebut juga pembiayaan rahn
merupakan penyerahan hak penguasaan secara fisik atas barang
berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan beserta
aksesorisnya) dari nasabah kepada bank sebagai agunan atas
pembiayaan yang diterima.
21
Tabungan iB THI Hasanah Tabungan iB Haji Hasanah didesain
untuk membantu individu dalam merencanakan pemenuhan Biaya
Penyelengaraan Ibadah Haji.
Tabungan iB Hasanah Tabungan iB Hasanah hadir untuk memenuhi
kebutuhan anda dalam mengelola dana serta melakukan transaksi
sehari-hari. Tabungan iB Hasanah dilengkapi dengan kartu ATM yang
berfungsi juga sebagai kartu debit yang dapat dipergunakan untuk
bertransaksi pada merchant berlogo MasterCard di seluruh dunia.
Selain itu, Tabungan iB Hasanah juga dapat diakses melalui internet
banking, SMS banking, dan phone banking. Tabungan iB Hasanah
dapat dibuka, tarik, dan setor di seluruh cabang BNI.
Tabungan iB Prima Hasanah Tabungan iB Prima Hasanah adalah
produk turunan dari Tabungan iB Hasanah yang ditujukan untuk
individu yang menginginkan layanan lebih dan diberikan fasilitas
executive lounge di bandara kota-kota besar di Indonesia.
Tabungan iB Tapenas Hasanah, Tabungan iB Tapenas Hasanah
adalah tabungan perencanaan dalam mata uang Rupiah yang
digunakan untuk mewujudkan rencana masa depan, misalnya untuk
dana pendidikan, umroh, pernikahan, dan liburan.
Multiguna iB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang
kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai
(apabila bernilai material) dan atau aset tetap yang ditujukan untuk
22
kalangan professional dan pegawai aktif yang memiliki sumber
pembayaran kembali dari penghasilan tetap dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tidak
termasuk kategori yang diharamkan dalam Syari’ah Islam.
b. Selain produk-produk individu tersebut di atas, BNI Syari’ah juga
menyediakan produk pembiayaan kendaraan bermotor, produk pembiayaan
multijasa, pembiayaan untuk pendidikan, kiriman uang, kliring, RTGS,
remittance, TabunganKu iB, dan Deposito iB Hasanah.
c. Produk usaha kecil
Tabungan iB Bisnis Hasanah, Tabungan iB Bisnis Hasanah adalah
produk yang ditujukan untuk usaha kecil atau usaha perorangan yang
menginginkan catatan mutasi rekening yang lebih detail dalam buku
tabungan. Tabungan iB Bisnis Hasanah dilengkapi dengan kartu ATM
yang berfungsi juga sebagai kartu debit yang dapat dipergunakan
untuk bertransaksi pada merchant berlogo MasterCard di seluruh
dunia. Selain itu, Tabungan iB Bisnis Hasanah juga dapat diakses
melalui internet banking, SMS banking, dan phone banking. Tabungan
iB Bisnis Hasanah dapat dibuka, tarik, dan setor di seluruh cabang
BNI. Tabungan ini dilengkapi dengan fasilitas executive lounge.
Giro iB Hasanah adalah rekening giro yang dilengkapi dengan
fasilitas cek/bilyet giro untuk menunjang bisnis usaha kecil atau usaha
perorangan. Giro iB Hasanah dapat diandalkan karena mempunyai
banyak fasilitas dan keunggulan.
23
Wirausaha iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan produktif yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha
produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan
Syari’ah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Tunas Usaha iB Hasanah adalah pembiayaan modal kerja dan atau
investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun
belum bankable dengan prinsip Syari’ah dalam rangka mendukung
pelaksanaan Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2007.
CCF iB Hasanah, merupakan pembiayaan yang dijamin dengan cash,
yaitu dijamin dengan simpanan/investasi dalam bentuk deposito, giro,
dan tabungan yang diterbitkan BNI Syari’ah.
Kopkar/Kopeg iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan mudharabah
produktif di mana BNI Syari’ah sebagai pemilik dana menyalurkan
pembiayaan dengan pola executing kepada Koperasi Karyawan
(Kopkar)/Koperasi Pegawai(kopeg) untuk disalurkan secara prinsip
Syari’ah kepada end user/karyawan.
Usaha Kecil iB Hasanah adalah pembiayaan Syari’ah yang
digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi)
kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip prinsip pembiayaan
Syari’ah. Selain produk-produk usaha kecil tersebut di atas, BNI
Syari’ah juga menyediakan produk Garansi Bank, SKBDN, SKB-DK,
kiriman uang, kliring, RTGS, dan Deposito iB Hasanah.
24
d. Produk institusi
Usaha Besar iB Hasanah adalah pembiayaan Syari’ah yang
digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi)
kepada pengusaha berbadan hukum yang berada pada skala menengah
dan besar dalam mata uang Rupiah maupun valas.
Sindikasi iB Hasanah adalah pembiayaan yang diberikan oleh BNI
Syari’ah bersama dengan perbankan lainnya untuk membiayai suatu
proyek/usaha yang berskala sangat besar dengan syarat-syarat dan
ketentuan yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan
diadministrasikan oleh Agen yang sama pula.
Multifinance iB Hasanah adalah penyaluran pembiayaan langsung
dengan pola executing, kepada multifinance untuk usahanya di bidang
perusahaan pembiayaan sesuai dengan prinsip Syari’ah.
Pembiayaan Kerjasama dengan Dealer iB Hasanah, merupakan
pola kerjasama pemasaran dengan dealer dilatarbelakangi oleh adanya
potensi pembiayaan kendaraan bermotor secara kolektif yang
melibatkan end user dalam jumlah yang cukup banyak.
Fleksi iB Hasanah, adalah kerjasama dengan perusahaan/
lembaga/instansi dalam rangka pembiayaan kepada pegawainya.
Dalam kerjasama ini perusahaan melakukan pendebetan gaji untuk
kepentingan angsuran pegawai.
25
Cash Management, adalah jasa pengelolaan seluruh rekening seperti
corporate internet banking yang dapat digunakan oleh
perusahaan/lembaga/instansi. Produk ini dilengkapi dengan fasilitas
virtual account.
Payment Center, adalah kerjasama BNI Syari’ah dengan perusahaan
dalam hal jasa penerimaan pembayaran untuk kepentingan perusahaan.
Jasa ini dapat digunakan untuk penerimaan pembayaran uang kuliah,
tagihan listrik dan sebagainya.
Payroll Gaji, adalah layanan pembayaran gaji yang dilakukan oleh
BNI Syari’ah atas dasar perintah dari perusahan/instansi pembayar gaji
untuk mendebet rekeningnya dan mengkredit rekening karyawannya.
Selain produk-produk institusi tersebut di atas, BNI Syari’ah juga
menyediakan pembiayaan onshore, pembiayaan anjak utang dan anjak
piutang, pembiayaan ekspor, L/C impor, Garansi Bank, SKBDN,
SKB-DK, kiriman uang, kliring, RTGS, dan Deposito iB Hasanah.
26
BAB III
PEMBAHASANAN
3.1. PENGERTIAN iB OTO HASANAH
3.1.1. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah istilah dalam fiqih Islam yang berarti suatu bentuk jual-
beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga
barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut,
dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.
Adapun murabahah secara fiqih, pembayarannya dapat dilakukan lewat
naqdan (tunai) atau bitsaman ajil (tangguh tempo). Dalam penerapannya
diperbankan, murabahah yang naqdan tidak ada. Yang ada adalah murabahah
yang pembayarannya dicicil. Jadi, sebenarnya produk pembiayaan murabahah
secara fiqih adalah murabahah yang ba’i bitsamanil ajil. Hasilnya kedua produk
ini sama saja.
Bila dianalisis secara fiqih, transaksi murabahah yang terjadi di BNI
Syari’ah terdiri atas beberapa bagian. Pertama, transaksi wakalah, yaitu ketika
bank menunjuk calon nasabah sebagai wakilnya untuk membeli barang yang
diinginkannya. Kedua, transaksi murabahah pertama, yaitu ketika nasabah sebagai
wakil bank membeli barang itu secara tunai original seller. Ketiga, transaksi
murabahah kedua, yaitu ketika bank sebagai pemilik barang menjual secara
cicilan kepada nasabah. Dalam Standar Akuntansi Keuangan Syari’ah, kedua
transaksi ini disebut murabahah dengan pesanan. Keempat, karena secara fiqih
kepemilikan barang telah berpindah ke tangan nasabah, padahal ia belum
27
membayar sepersen pun kepada bank, timbullah dayn (utang yang timbul bukan
akibat pinjam-meminjan uang). Walaupun tidak wajib, biasanya diikuti dengan
transaksi kelima, yaitu menahan barang jaminan (rahn), barang yang dijaminkan
dapat berupa barang yang dibiayai oleh bank karena kepemilikannya telah berada
ditangan nasabah.13
Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang
diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor
dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini.
3.1.2. Syarat dan rukun murabahah
Syarat akad jual-beli murabahah yaitu :
a. Penjual memberitahu biaya modal atau harga beli barang tersebut kepada
nasabah
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
c. Kontrak harus bebas riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
tersebut. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian.14
Rukun murabahah yaitu:
a. Penjual (ba’i)
b. Pembeli (musytari’)
c. Barang/obyek (mabi’)
13
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani, 2001, hlm. 90 14
Muhammad , Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta :Tazkia Institute, 1999,
hlm.146
28
d. Harga (tsaman)
e. Ijab qabul15
3.1.3. Landasan Syari’ah
a. Surat Al-Baqoroh Ayat 275
“ Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (Q.S: Al-
Baqoroh: 275)16
Surat Al-Baqoroh Ayat 282
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, maka tuliskanlah.” ( Q.S: Al-Baqoroh:282)17
b. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Murabahah
3.2. PENGETAHUAN PEMBIAYAAN OTO iB HASANAH
3.2.1. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
15
Sunarto Zilkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003, hal. 40 16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : CV. Penerbit Diponegoro, 2005, hlm.
36 17
Ibid, hlm. 37
29
1) Meningkatkan peranan BNI Syari’ah dalam pemberian pembiayaan di
segmen kecil.
2) Meningkatkan pemasaran produk tabungan yang ada di BNI Syari’ah.
3) Membantu menyediakan kekurangan dana guna memiliki kendaraan yang
sesuai dengan kemampuan masing-masing pemohon.
4) Meningkatkan pendapatan BNI Syari’ah.
b. Sasaran
Sasaran Oto iB Hasanah adalah: ruang pasar pembiayaan konsumtif skala
kecil yang masih potensial bagi WNI dengan status sebagai berikut :
PNS, Pegawai BUMN /BUMD Anggota TNI/POLRI
Pegawai Perusahaan Multinasional
Pegawai tetap di Perusahaan Swasta terpercaya
Professional
Pengusaha/Wiraswasta18
3.2.2. Keunggulan BNI Oto iB Hasanah Syari’ah
Dengan prinsip jual-beli (murabahah), OTO iB HASANAH memberikan
pembiayaan kendaraan baru dan bekas dengan lebih adil. Selama masa
pembiayaan besarnya angsuran tetap dan tidak berubah sampai lunas.
Keunggulan yang dimiliki dari produk pembiayaan Oto Syari’ah yaitu :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai prinsip
syariah
b. Minimum pembiayaan 5 Juta dan Maksimum 1 Milyar
18
Pedoman Buku Pembiayaan BNI Syariah
30
c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 5 tahun
d. Uang muka ringan dan khusus kendaraan bermotor roda 2 dengan pola
kerjasama uang muka tidak diwajibkan
e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas
f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau
dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI
konvensional. 19
3.2.3 Murabahah dalam perbankan Islam
Bank-bank Islam umumnya mengadopsi murabahah untuk memberikan
pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang
meskipun mungkin nasabah tidak memiliki uang untuk membayar pada saat itu.
Murabahah, sebagaimana yang digunakan dalam perbankan Islam, prinsipnya
didasarkan pada dua elemen pokok yaitu harga beli serta biaya yang terkait, dan
kesepakatan atas mark-up (laba).
Ciri dasar kontrak murabahah (sebagai jual-beli dengan pembayaran tunda)
adalah sebagai berikut :
1. Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan tentang
harga asli barang, dan batas laba (mark-up) harus ditetapkan dalam bentuk
persentase dari total harga plus biaya-biayanya
2. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang
19
Buku pedoman kebijakan dan prosedur pembiayaan kecil syariah (PT. BNI (persero) Tbk Divisi Syariah)
31
3. Apa yang diperjual-belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual dan penjual
harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembeli pembayarannya
ditangguhkan.20
Sejumlah alasan diajukan untuk menjelaskan popularitas murabahah
dalam operasi investasi perbankan Islam yaitu :
a. Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan,
dibandingkan dengan sistem Profit and Loss Sharing (PLS), cukup
memudahakan.
b. Mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa
sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan
yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang
menjadi saingan bank-bank Islam.
c. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan
dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS.21
3.2.4. Persyaratan Permohonan
a. WNI dengan status sebagai berikut:
1) Pegawai aktif sebagai berikut:
Pegawai Negeri (termasuk pegawai Badan Hukum Milik
Negara/BHMN
Pegawai BUMN/BUMD
Pegawai Swasta Nasional
20
Muhammad, Teknik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, Jakarta : UII Press
Yogyakarta, 2004, hlm. 93 21
Ibid, hlm. 94
32
Anggota TNI/POLRI
Pegawai Multinasional Company yang merupakan WNI
Pegawai Swasta asing/joint venture yang berstatus PMA/PMDN
yang merupakan WNI.
2) Kalangan Profesional (Dokter, Pengacara, Akuntan, Notaris/PPAT
dll).
3) Pengusaha atau Wiraswasta
b. Usia Pemohon
1. Pegawai aktif : minimal 21 tahun (usia 55 tahun pembiayaan harus
lunas).
Bagi pegawai negeri yang masa pensiunnya diatur tersediri
dibuktikan dengan adanya Surat Keterangan/Surat Keputusan dari
Instansi/perusahaan yang berwenang, maka jangka waktu murabahah
kendaraan disesuaikan dengan masa pensiunnya dengan tetap
memperhatikan jangka waktu maksimum pembiayaan.
2. Kalangan profesional : minimal 21 tahun (usia 60 tahun pembiayaan
harus lunas).
3. Pengusaha/wiraswasta : minimal 21 tahun (usia 60 tahun pembiayaan
harus lunas).
c. Masa kerja minimal
1. Pegawai aktif : minimal 2 tahun sebagai pegawai tetap atau 1 tahun
sebagai pegawai tetap ditempat terakhir namun telah menjadi
pegawai tetap di instansi lain selama 2 tahun yang dibuktikan
33
dengan Surat Keterangan pernah bekerja pada instansi/perusahaan
dimaksud.
2. Pegusaha dan profesional : minimal 2 tahun telah menjalankan
bisnis/profesinya.
d. Mempunyai sumber pembayaran pembiayaan tetap yang sepenuhnya
berasal dari gaji dan/ atau usaha yang sedang berjalan (bukan merupakan
penghasilan dari pemanfaatan obyek pembiayaan) serta mampu
mengangsur.
e. Untuk calon nasabah/pemohon pembiayaan dengan table plafon equivalen
diatas Rp. 50.000.000 diwajibkan menyerahkan copy NPWP/SPPT PPh 21
terakhir.
f. Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan
pembiayaan konsumtif serta wawancara langsung, dengan melampirkan :
Pas photo terbaru pemohon dan suami/istri (bagi yang sudah
menikah) ukuran 3 x 4 (1 lembar).
Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon dan suami/istri
yang masih berlaku.
Foto kopi Kartu Keluarga (KK).
Foto kopi surat nikah (bagi yang telah menikah).
Surat Pernyataan Persetujuan dari suami/istri (bagi yang sudah
menikah).
Foto kopi rekening koran/ tabungan 3 bulan terakhir.
34
Menyerahkan slip gaji terakhir dan atau bukti penghasilan lain
pemohon dan suami/istri (bagi yang sudah menikah).
Surat kuasa kepada bank untuk mendebet rekening tabungan yang
bersangkutan di BNI Syari’ah guna pembayaran angsuran setiap
bulannya.
Surat Keterangan Masa Kerja dari atasan (bagi pegawai aktif).
Menyerahkan foto kopi SK pengangkatan pegawai awal / terakhir
bagi pemohon yang berstatus sebagai pegawai dari suatu
instansi/perusahaan atau kartu Taspen.
Surat Ijin Usaha / Surat Keterangan Usaha dari pemerintah daerah
setempat (bagi pengusaha/wiraswasta).
Data penghasilan pribadi dan legalitas perusahaan serta laporan
keuangan 2 tahun terakhir (khusus untuk pengusaha).
Khusus untuk profesional selain persyaratan tersebut diatas,
diharuskan menyerahkan surat ijin dari Departemen Teknis dan
Asosiasi terkait.
Agunan yang diserahkan beserta bukti kepemilikan agunan dan
dokumen terkait lainnya.
Surat penawaran kendaraan dari dealer (untuk kendaraan baru).
Surat pernyataan dari dealer untuk menyerahkan asli BPKB
kendaran (untuk kendaraan baru).
Apabila kendaraan yang akan dibeli tersebut berasal dari dealer
maka, petugas bank wajib melakukan verifikasi terhadap
35
bonafiditas dealer antara lain : Legalitas perusahaan, SIUP,
Penunjukan dari ATPM, dll.22
3.2.5. Prosedur Pembiayaan
1. Analisa :
a. Calon nasabah mengisi formulir permohonan Pembiayaan
Konsumtif dengan melampiri data/dokumen persyaratan.
b. Cabang Syariah telah menerima permohonan BNI iB Oto
Hasanah beserta persyaratan dan kelengkapan data pemohon,
selanjutnya melakukan analisa terutama didasarkan pada hasil
kunjungan on the spot dan hasil penelitian terhadap formulir
permohonan yang tidak diisi/disampaikan oleh pemohon serta
meminta informasi Bank Indonesia.
c. Cabang Syari’ah agar meneliti secara seksama kontinuitas
perusahaan tempat pemohon bekerja, mengingat pembiayaan
konsumtif umumnya berjangka panjang.
d. Sebelum OTO iB Hasanah diberikan petugas pembiayaan
wajib melakukan verifikasi mengenai :
Kondisi kendaraan bermotor.
Kesesuai antara BPKB dengan fisik kendaraan dengan
gesek pensil untuk nomor rangka dan nomor mesen
kendaraan.
22
Dokumen Pembiayaan BNI Syari’ah
36
Bonafiditas dealer untuk menjamin penyerahan BPKB
kendaraan kepada Bank setelah proses terjadi.
Penghasilan dari pemohon iB Oto Hasanah (termasuk
suami/istri pemohon dan penhhasilan lain-lain pemohon
maupun suami/istri bila ada), pada bendaharawan instansi
tempat pemohon bekerja maupun suami/istri pemohon
bekrja.
Sumber pembayaran (angsuran) untuk mengetahui apakah
angsuran berasal dari hasil aktivitas usaha/penghasilan
calon nasahah Oto iB Hasanah. Catatan: Verifikasi atas
kelengkapan data pemohon dan informasi lainnya harus
dilakukan secara menyeluruh.
e. Kerjasama dengan Dealer , Multifinace dalam pemberian iB
Oto Hasanah agar dipilih yang baik.
f. Untuk penelitian kendaraan second, harga kesepakatan, harga
perolehan harus diverifikasi kewajaran atau kebenaran.
2. Persetujuan Pembiayaan
a. Kewenangan memutuskan pembiayaan
Kewenangan memutuskan pembiayaan iB Oto Hasanah sesuai
dengan kewenangan memutus pembiayaan yang berlaku.
b. Akad pembiayaan
Menggunakan format akad pembiayaan murabahah yang
berlaku
37
c. Keputusan Pembiayaan
3. Penyampaian keputusan iB Oto Hasanah diatur sebagai berikut:
a. Surat Keputusan Pembiayaan (SKP) disampaikan kepada
pemohon dalam rangkap 2.
b. Pemohon mengembalikan copy surat persetujuan iB Oto
Hasanah yang telah disampaikan secara tertulis dengan
mengemukakan alasan yang sebaik-baiknya.
c. Apabila pemohon iB Oto Hasanah ditolak, agar pemberitahuan
disampaikan secara tertulis dengan mengemukakan alasan yang
sebaik-baiknya.
d. Dispensasi Pembiayaan
Dispensasi pembiayaan iB Oto Hasanah baru dapat
dilaksanakan, apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi
yaitu :
a. Syarat dan rukun murabahah telah terpenuhi.
b. Akad pembiayaan telah ditandatangani oleh
Pemohon iB Oto Hasanah.
c. Agunan telah diikat sesuai dengan ketentuan
(fidusia untuk kendaraan bermotor).
d. Pemeliharaan saldo dan diblokir minimal sebesar
saldo minimal rekening afiliasi + satu kali angsuran
pembukaan (angsuran hutang pokok + margin) dan
biaya pengelolaan rekening.
38
e. Biaya-biaya yang dipersyaratan telah terbayar lurus
(biaya administrasi, asuransi, biaya pengikatan)
f. Uang muka telah dipenuhi, dibayar lurus.
g. Penutupan asuransi sepenuhnya telah dilakukan
oleh pemohon iB Oto Hasanah baik untuk asuransi
jiwa dan barang agunan.
h. Dibayarkan ke Penjual/dealer.
i. Ada Surat Permohonan Pencairan Pembiayaan dari
Nasabah.
4. Agunan dan Penagihan
a. Agunan
Agunan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai
dengan BNi iB Oto Hasanah asli BPKB harus dikuasai
oleh BNI Syari’ah. Untuk pembiayaan kendaraan
bermotor bekas pakai, BPKB yang disebutkan wajib
atas nama penerima pembiayaan. BPKB yang
diserahkan atas nama pihak ke 3, maka BPKB harus
dibalik nama terlebih dahulu dengan biaya yang balik
nama menjadi belum pencaiaran penuh.
Total CEV minimal 50% dari maksimal pembiayaan.
b. Pengikatan Agunan secara fidusia
39
Biaya-biaya yang timbul atas pengurusan dan
pengikatan agunan menjadi beban nasabah.
5. Pemantauan dan Penyelamatan
a. Pemantauan
Setelah murabahah kendaraan direalisasi, petugas
pembiayaan (PPB dan OPS) sesuai kewenangannya wajib
melakukan pemantauan terhadap :
- Proses penyelesaian dokumen-dokumen
pemilikan dan ijin-ijin serta proses
pengikatannya
- Kelancaran angsuran hutang pokok dan margin
- Pemantauan agunan
- Kolektibilitas pembiayaan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
b. Penyelamatan
Ada dua langkah yang dilakukan BNI Syari’ah
dalam proses penyelamatan, yaitu :
Tindakan penyelamatan harus dilakukan sesuai
dengan proses pengelolaan pembiayaan,
penyelamatan pembiayaan dan difokuskan kepada
penyelesaian dengan second way out.
Apabila angsuran pembiayaan bermasalah maka
akan ditempuh langkah penyelamatan, apabila
40
ditemukan permasalahan maka harus ditempuh
langkah penyelesaian melalui Pengadilan Agama
atau lembaga lain yang ditunjuk oleh pemerintah.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 04/DSN-
MUI/IV/2000 Tentang Penundaan Pembayaran dalam Murabahah yaitu bahwa
nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian
hutangnya, dan jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau
jika salah satu pihak tidak menyelesaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.23
23
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta,
CV. Gaung Persada, 2006, hlm. 27
41
Skema Ba’i Murabahah
Gambar 2
Penjelasan :
1. Sebelum melakukan akad murabahah kendaraan, antara bank dengan nasabah
terlebih dahulu melakukan negosiasi tentang akad murabahah. Dan setelah ada
kata sepakat antara kedua belah pihak, bank memberitahu persyaratan yang harus
dipenuhi oleh nasabah
2. Langkah selanjutnya yaitu melakukan akad pertama yakni akad wakalah, dimana
bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang secara tunai kepada
suplier atau penjual
42
3. Setelah akad wakalah selesai terjadilah akad kedua yaitu akad murabahah
pertama, dimana nasabah menjalankan amanat yang diberikan oleh bank untuk
membeli barang secara tunai kepada suplier atau penjual
4. Akad selanjutnya yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak yaitu akad
murabahah kedua, yaitu bank menjual barang atau kendaraan bermotor secara
cicilan kepada nasabah
5. Setelah semua akad dilakukan, langkah selanjutnya yaitu bank menjalin
kerjasama dengan supiler atau dealer dalam pemberian murabahah kendaraan agar
dapat memberikan nilai bagi second way out
6. Langkah terakhir yaitu nasabah membayar kewajibannya secara angsuran kepada
bank.
3.2.6 Kebijakan BNI Oto Syari’ah
a. Maksimum Pembiayaan dan Kriteria Pembiayaan
1. BNI Oto Syari’ah menggunakan bentuk pembiayaan murabahah secara
angsuran. Maksimum pembiayaan murabahah kendaraan disesuaikan dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali (melunasi),
dengan batasan minimal Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) dan maksimal
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
2. Ada tiga pendapat dari para ahli hukum dan ahli ekonomi muslim mengenai
kriteria pembiayaan, apakah bank-bank Islam diperbolehkan memberikan
pembiayaan untuk tujuan konsumtif. Pendapat pertama mengatakan bahwa
seseorang tidak seyogyanya hidup melampaui kekayaannya (kemampuannya).
Oleh karena itu bank Islam tidak diperbolehkan memberikan peluang bagi
43
seseorang untuk dapat memperoleh barang-barang konsumtif dengan
menawarkan fasilitas-fasilitas keuangan. Pendapat ini didasarkan pada sikap
negatif Islam terhadap kredit dan utang. Pendapat kedua mengenai hal ini
adalah bahwa pinjaman konsumtif seharusnya disediakan oleh lembaga-
lembaga keuangan yang khusus, misalnya mutual co-operatian institutions,
dan oleh lembaga-lembaga milik pemerintah.
3. BNI Syari’ah mengikuti pendapat ketiga, yaitu pendapat pragmatis yang
menyatakan bahwa perbankan Islam tentu saja seharusnya menyediakan kredit
konsumtif/pembiayaan konsumtif dengan menerima imbalan berupa service
fee. Bank yang bersangkutan dapat memperkirakan jangka waktu dari setiap
transaksi dan menambahkan suatu biaya tetap pada pinjaman tersebut. 24
b. Tujuan Penggunaan Pemberian Murabahah kendaraan dan jangka waktunya
Tujuan pemberian murabahah kendaraan adalah untuk membiayai
pembelian sebagai berikut :
Kendaraan roda 4 baru (segala jenis/merek)
Kendaraan roda 4 bekas (hanya untuk kendaraan buatan jepang dan
eropa), dengan batasan usia kendaraan ) sampai dengan jatuh tempo
pembiayaan maksimal 5 tahun
Kendaraan roda 2 baru (hanya untuk merek yamaha, honda dan suzuki).
c. Sedangkan jangka waktu pembiayaan untuk mobil baru maksimal 5 tahun,
untuk mobil bekas ( second hand ) maksimal pada saat pembiayaan lunas usia
24
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, Jakarta :Pustaka Utama Grafiti, 2004, hlm. 115-116 ) Usia kendaraan dihitung dari tahun pembuatan kendaraan
44
kendaraan 5 tahun ( khusus untuk kendaraan buatan jepang, usia kendaraan
sampai dengan 8 tahun ). Untuk kendaraan bermotor jangka waktu pembiayaan
maksimal 3 tahun. Uang Muka
Ketentuan uang muka yang ditetapkan BNI Syari’ah yaitu :
1. Nasabah diwajibkan menyediakan uang muka minimal 20% dari harga
kendaraan bermotor yang akan dibeli berupa setoran tunai atau bukti transfer
kwitansi ke dealer.
2. Khusus untuk permohonan murabahah kendaraan perorangan/individual untuk
kendaraan roda 2 (motor) melalui pola kerjasama dengan instansi pemerintah
dengan reputasi baik /perusahaan bonafide sesuai daftar yang dikeluarkan
Divisi UUS, uang muka 20% tidak diwajibkan.
3. Khusus untuk permohonan murabahah kendaraan melalui pola chanelling,
executing, joint financing tetap menggunakan uang muka sebesar 20%.
4. Uang muka berupa tunai/cash harus sudah dilunasi sebelum pembiayaan
direalisasi.
3.2.7 Margin dan Biaya Administrasi
Besar keuntungan atau margin dalam akad jual-beli murabahah dapat
dinyatakan dalam nominal rupiah atau dalam bentuk persentase dari harga
pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Sedangkan pembebanan biaya dalam
akad murabahah diperbolehkan oleh empat mazhab yaitu mazhab syafi’i,
maliki, hanafi dan hambali. Keempat mazhab membolehkan pembebanan
biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga. Akan tetapi
keempat mazhab sepakat tidak membolehkan pembebanan biaya langsung
45
yang berkaitan dengan pekerjaan yang memang semestinya dilakukan oleh
penjual.25
Margin yang ditetapkan BNI Syari’ah dalam BNI Oto Syari’ah
yaitu berdasarkan hasil kesepakatan antara pihak BNI Syari’ah dengan
nasabah. Biaya pengelolaan pembiayaan dan atau biaya administrasi sebesar
minimal 1% dari pokok pembiayaan yang disetujui dan dipungut pada saat
penandatanganan akad pembiayaan atau mempedomani tarif yang berlaku,
dan biaya materai yang dikenakan sesuai dengan ketentuan bea materai yang
berlaku. Baik margin maupun biaya administrasi harus dinyatakan dalam nilai
nomimal, sedangkan persentase hanya untuk perhitungan intern bank.
3.2.8 Simulasi pembiayaan dan perhitungan angsuran perbulan :
Nn.Ani bekerja diperusahaan Retro akan mengajukan pembiayaan mobil,
dengan ketentuan harga mobil senilai Rp. 150.000.000,00 dengan jangka
waktu pembiayaan selama 5 tahun. Selama bekerja, dia mendapat gaji
perbulan Rp. 3.500.000,00, gaji suami Rp. 5.000.000,00 dan pendapatan lain
dari usaha sablon Rp. 3.000.000,00.
Berapakah pembiayaan yang akan Nn. Ani dapatkan dan berapakah
angsuran pembiayaan perbulan Nn. Eva yang harus dia bayar?
Penyelesaian :
Harga Mobil : Rp. 150.000.000
Uang muka : Rp. 50.000.000,00
25
Adiwarman karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. hlm. 86-87
46
Pembiayaan : Rp.100.000.000,00
Jangka waktu : 5 tahun
Margin berlaku : 9,18% p.a (flat)/ tahun
Pokok pembiayaan + margin
= Rp. 100.000.000,- + (Rp. 100.000.000,- x 9,18% x 5 tahun)
= Rp. 100.000.000,- + Rp. 45.900.000
= Rp. 145.900.000,-
Angsuran Perbulan
= Rp. 145.900.000,- / (12 bulan x 5 tahun)
= Rp. 145.900.000,- / 60
= Rp. 2.431.667
3.3. PROGAM PEMASARAN PEMBIAYAAN OTO iB HASANAH
Di antara rencana-rencana operational pada berbagai bidang kegiatan atau
program kerja yang umumnya yang paling diperhatikan adalah rencana
pemasaran (market plan). Karenanya akan dibahas tersendiri.
Rencana pemasaran sebagaimana rencana-rencana fungsional lainnya,
sangat bervariasi dan sangat tergantung pada perusahaan yang menyusunnya.
Dalam suatu perencanaan pemasaran ada pola yang penyusunannya. Dalam suatu
perencanaan pemasaran ada pada yang menyusunnya dilakukan dengan premises,
47
penetapan misi, tujuan, strategis, rencana fungsional dan renca-rencana jangka
pendek.26
Tingkat penjualan dan kemampulabaan untuk produk, jasa, atau lini
produk dipengaruhi oleh sejumlah faktor-faktor di luar kendali, seperti kekuatan-
kekuatan demografi dan ekonomi. Tetapi, tingkat ini dipengaruhi oleh usaha-
usaha pemasaran. Oleh karena itu, tanggungjawab pokok seorang manajer
pemasaran adalah merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang akan
membantu mencapai sasaran penjualan, bagian pasar, dan laba untuk suatu
produk. Artinya, setelah rencana pemasaran perusahaan menetapkan peran untuk
masing-masing produk dalam portofolio perusahaan, strategi pemasaran harus
dikembangkan. Strategi pemasaran menentukan pendekatan yang akan diambil
oleh perusahaan untuk memastikan bahwa masing-masing produk memenuhi
peranannya.
Lebih tegasnya, strategi pemasaran adalah pernyataan pernyataan pokok
tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada pasar
target tertentu. Pendekatan terinci untuk menetapkan strategi-strategi ini
ditentukan lewat progam-progam pemasaran yang spesifik, seperti progam
periklanan, progam promosi penjualan, progam pengembangan produk, serta
progam penjualan dan distribusi.27
Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek pemasaran dari produk
atau jasa yang dipasarkan. Hal-hal yang perlu diteliti adalah:
26
N. Lapoliwa, Daniel S. Kuswadi( Ed. 3), Akuntansi perbankan: untuk transaksi dalam valuta rupiah. (
Jakarta : Institut Bankir Indonesia), hal. 402-403 27
Maulana,Agus. Strategi dan Progam Manajemen Pemasaran Jakarta: Erlangga, 1994. Hal. 157
48
a. Product life cycle dari barang atau jasa tersebut.
b. Adanya barang subtitusi.
c. Adanya perusahaan yang memproduksi barang yang sama (perusahaan
pesaing).
d. Apakah barang yang dihasilkan merupakan barang setengah jadi atau barang
jadi.
e. Segmen pasar yang akan dituju untuk produk tersebut.28
Untuk saat ini memiliki kendaraan di jaman sekarang sangatlah mudah.
Banyak dari layanan perbankan yang memilik produk pembiayaan kendaraan. Oto
iB Hasanah adalah jawabannya. Berbagai keunggulan tersaji dalam produk ini
diantaranya proses yang cepat dengan persyaratan mudah sesuai dengan prinsip
syariah, minimal pembiayaan Rp.5 juta dan maksimum Rp.1 milyar, jangka waktu
pembiayaan sampai dengan 5 tahun, serta dilengkapi dengan asuransi jiwa dan
kerugian.
Dalam pembayaran angsuran pun nasabah diberi kemudahan dimana
pembayaran dapat dilakukan melalui debet rekening secara otomatis atau dapat
dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.29
Produk ini mempunyai sasaran tersendiri dalam melakukan pembiayaan ,
digunakan untuk fasilitas pembelian kendaraan. Sasaran Oto iB Hasanah adalah
28
Veithzal Rivai, Islamic financial management: teori, konsep, dan aplikasi: panduan praktis untuk
lembaga keuangan , nasabah, praktisi, dan mahasisw , Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2008, Hal. 356 29 www.pkesinteraktif.com/.../3221-oto-ib-hasanah-solusi-tepat-miliki-..
49
ruang pasar pembiayaan konsumtif skala kecil yang masih potensial bagi WNI
dengan status sebagai berikut :
1. PNS, Pegawai BUMN /BUMD Anggota TNI/POLRI
2. Pegawai Perusahaan Multinasional
3. Pegawai tetap di Perusahaan Swasta terpercaya
4. Professional
5. Pengusaha/Wiraswasta30
Tujuan pemberian murabahah kendaraan adalah untuk membiayai pembelian
sebagai berikut :
1. Kendaraan roda 4 baru (segala jenis/merek).
2. Kendaraan roda 4 bekas (hanya untuk kendaraan buatan jepang dan
eropa), dengan batasan usia kendaraan ) sampai dengan jatuh tempo
pembiayaan maksimal 5 tahun
3. Kendaraan roda 2 baru (hanya untuk merek yamaha, honda dan suzuki).
Sedangkan jangka waktu pembiayaan untuk mobil baru maksimal 5 tahun,
untuk mobil bekas ( second hand ) maksimal pada saat pembiayaan lunas usia
kendaraan 5 tahun ( khusus untuk kendaraan buatan jepang, usia kendaraan
sampai dengan 8 tahun ). Untuk kendaraan bermotor jangka waktu pembiayaan
maksimal 3 tahun.
Program peemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk
Pembiayaan OTO iB Hasanah yaitu:
30
Pedoman Buku Pembiayaan BNI Syariah ) Usia kendaraan dihitung dari tahun pembuatan kendaraan
50
1. Penyebaran Brosur
2. Lewat pertemuan
3.4. Kendala-kendala yang di hadapi dalam pemasaran pembiayaan OTO iB
Hasanah di BNI Syari’ah Cabang Semarang
Dalam pemasaran pembiayaan Oto iB hasanah pengelola pembiayaan telah
memperkirakan bahwa memasarkan produk ini akan menghadapi tantangan dari
berbagai competitor. Tantangan ini yang akan menjadikan persaingan pembiayaan
ini cukup sulit dalam melakukan pembiayaan. Pembiayaan ini berupa pembiayaan
konsumtif untuk masyarakat yang membutuhkan kendaraan yang akan digunakan.
1. Bidang operasional
a. Berdirinya lembaga keuangan di samping dealer besar yang beroperasi
dengan mempermudahkan pembayaran produk-produk mobil melalui
pembiayaan tersebut. Dealer mengarahkan pembayaran melelui lembaga
keuangan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembiayaan
seperti TOYOTA dan IZUSU mempunyai lembaga tersendiri milik
mereka yang bernama Nasmoco31
.
b. Pembiayaan ini hanya untuk membeli mobil saja dan minimal
pembiayaan Rp. 100.000.000. sehingga menjangkau masyarakat
menengah ke atas.
2. Bidang administrasi
Terkadang dealer tidak mau menyerahkan surat-surat kendaraan kepada
bank. Itu yang menyulitkan pada pembiayaan ini.
3. Bidang SDM
31
Wawancara dengan Rahmat Prabowo Pengelola Pembiayaan.
51
Karyawan yang memasarkan pembiayaan iB Oto Hasanah sedikit karena
pembiayaan ini kurang begitu diminati.
3.5. Strategi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan Pembiayaan Oto iB
Hasanah
Dengan mengetahui permasalahan yang ada, manajer pengelola pembiayaan
memilih strategi yang tepat dalam masalah terbut. Pihak dari pengelola
pembiayaan melakukan langkah-langkah yang harus dilakukan. Sebab itu akan
berpengaruh pada perkembangan pemasaran produk pembiayaan itu. Dengan
pengambilan keputusan yang tepat pemasaran produk itu dapat dilakukan dengan
baik. Target dalam pembiayaan OTO iB Hasanah dihtung selama 1 tahun yaitu
sebesar Rp. 5.000.000.000,-
Strategi yang dilakukan BNI Syari’ah dalam mengenalkan dan memasarkan
produk pembiayaan Oto iB Hasanah sebagai berikut32
:
a. Door to door
Memasarkan produk pembiayaan dengan mendatangi masyarakat
secara langsung untuk mengenalkan produk pembiayaan ini. Cara ini akan
mengenalkan secara langsung kepada masyarakat bahwa ada produk
pembiayaan kendaraan yang menggunakan akad syariah. Dengan pembiayaan
itu nanti masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam melakukan
pembayaran kendaraan bermotor yang telah dibeli dan digunakan,
b. Promosi
32
Wawancara dengan Rahmat Prabowo Pengelola Pembiayaan.
52
Promosi merupakan upaya untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa pada masyarakat dengan tujuan menarik calon konsumen
untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen
atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Dengan cara
promosi yang dilakukan secara terus menerus dengan menyebarkan brosur
kepada masyarakat mengetahui akan produk pembiayaan Oto iB Hasanah.
3.6. Analisa
Murabahah merupakan akad jual beli yang dapat digunakan dalam transaksi.
Akad ini digunakan dalam perbankan dalam pembiayaan. Dalam penggunaan
metode atau cara-cara yang diterapkan supaya dapat mempermudah dalam
penerapan pembiayaan Perbankan Syari’ah. Seperti halnya dalam Pembiayaan Oto
iB Hasanah di BNI Syari’ah Cabang Semarang.
Tehnik murabahah yang ada dalam teori-teori perbankan syari’ah dimana pihak
bank dan nasabah langsung bertemu untuk melakukan akad dalam pembelian
kendaraan yang dinginkan sesuai permintaan. Setelah itu pihak bank membelikan
kendaraan ke dealer. Setelah itu menyerahkan kendaraan kepada nasabah dan surat-
surat dibawa ke bank untuk dimiliki pihaknya bank karena bank telah melakukan
pembiayaan terhadap nasabah yang telah melakukan pembelian kendaraan melalui
bank secara perwakilan.
Dalam pemasaran produk ini pihak bank melakukan sesuai dengan cara yang
seharusnya. Persaingan yang ketat dengan perbankan syari’ah lainnya dan
perbankan konvensional. Untuk mengenalkan produk pembiayaan perbankan ini.
53
Oleh karena itu, pihak pengelola pembiayaan melakukan analisa SWOT. Analisa ini
mengetahui tentang apa yang terjadi pada pemasaran produk pembiayaan kendaraan
ini tentang persaingan yang ada, kelemahan dalam produk ini, keunggulan dan
tantangan yang dihadapi.
Dan dibawah ini merupakan perkembangan pembiayaan yang terdapat di
BNI Syara’ah Cabang Semarang berdasarkan wawancara dengan Rahmar Prabowo
Pengelola Pembiayaan.
Data Pembiyaan per 30 Maret 2012 di BNI Syari’ah Cabang Semarang
Pembiayaan Jumlah (%)
1.Ijaroh 39%
2.Murabahah:
- OTO iB Hasanah (1%)
- Griya iB Hasabah (35%)
- Produktif investasi (12%)
48%
3.Musyarakah 7%
4.Mudharabah 6%
Jumlah 100%
Berdasarkan dari data diatas, murabahah mempunyai pembiyaan sebesar
48%. Pembiayaan OTO iB Hasanah sendiri pembiayaannya hanya 1% dari
pembiayaan murabahah.
54
Dalam pemasaran pembiayaan OTO iB Hasanah ini menggunakan analisa
SWOT33
. Dan di bawah ini saya melakukan analisa dengan mengguakan SWOT
sesuai dengan wawancara terhadap pengola pembiayaan tentang pembiayaan OTO
iB Hasanah. Pembiayaan yang menggunakan akad murabahah.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi
dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan
faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness,
Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode
evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
a) Menggunakan akad murabahah yang dijalankan BNI Syari’ah dan
pembayarannya dapat dilakukan lewat naqdan (tunai) atau bitsaman
ajil (tangguh tempo)yaitu : . Jadi nasabah punya banyak pilihan untuk
melakukan pembiayaan di BNI Syari’ah.
b) Mempromosikan produk tersebut melalui door to door dan promosi
secara terus-menerus.
c) Dengan menggunakan pembiayaan ini anggsurannya murah karena
jangka waktu pembayaran sampai 5 tahun.
33
Wawancara dengan Rahmat Prabowo Pengelola Pembiayaan.
55
2. Weakness (kelemahan)34
a. Kurangnya tenaga yang memasarkan pembiayaan iB Hasanah karena
sedikit melekukan pembiayaan ini.
b. Masyrakat belum akrab dengan pembiayaan Oto iB Hasabah.
c. BPKB yang seharusnya diserahkan ke pihak bank tidak diserahkan.
3. Opportunities (peluang)
a. Pembiayaan Oto iB Hasanah untuk membiayai kendaraan dengan
harga Rp. 100.000.000 ke atas
b. Pembiayaan itu diperuntukan untuk membeli mobil.
4. Threats (ancaman)
a. Munculnya progam pembelian kendaraan dari kopetitor sesama
perbankan syari’ah dan konvensional.
b. Bagi pihak dealer juga mempunyai pembiayaan mobil sendiri untuk
mempermudah pelanggannya unyuk melakukan angsuran.
Dengan menggumakan analisis SWOT yang seperti diatas strategi pemasaran
yang dilakukan tidak berjalan begitu baik karena banyak kendala-kendala yang dihadapi.
Strategi yang digunakan tidak begitu berhasil untuk memasarkan produk pembiayaan ini.
Nasabah yang menggunakan pembiayaan OTO iB HASANAH hanya 1% dari
pembiayaan yang menggunakan akad murabahah.
34
Wawancara dengan Rahmat Prabowo Pengelola Pembiayaan
56
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan dalam bentuk Tugas Akhir
tentang Strategi Pemasaran Pembiayaan Murabahah Oto Syari’ah di BNI Syari’ah
Cabang Semarang, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Di BNI Syari’ah terdapat pembiayaan untuk kendaraan bermotor baru atau
second yaitu pembiayaan OTO iB Hasanah yang diperuntukkan bagi
masyarakat yang akan mengajukan pembiayaan terutama pembiayaan pada
kendaraan mobil.
2. Untuk melakukan pemasaran pihak pengelola pembiayaan di BNI Syari’ah
melukukan beberapa progam pemasaran yaitu menyebarkan brosur dan
melakukan berbagai kunjungan.
3. Dalam pemasaran produk ini terdapat berbagai kendala.
4. Pihak pengelola pembiayaan menggunakan strategi yang tepat dalam
memasarkan pembiayaan ini.
4.2. Saran
Saran yang penulis bisa sampaikan demi kemajuan pembiayaan pada BNI
Oto Syari’ah antara lain yaitu :
57
1. Agar para staf BNI Syari’ah bekerja secara optimal demi perkembangan BNI
itu sendiri dengan memahami produk-produk dan selalu mengikuti
perkembangan perubahan Buku Pedoman Perusahaa (BPP) dan bekerja lebih
keras lagi.
2. Bekerja secara sistematis dan supaya para staf BNI Syariah dalam memasarkan
produk BNI Syari’ah, khususnya pembiayaan OTO iB Hasanah di BNI
Syari’ah agar seluruh lapisan masyarakat dapat mengetahui manfaat dan
keunggulan pada pembiayaan ini bila dibanding dengan pembiyaan atau kredit
di perbankan lain karena jangka waktu pelunasan cukup lama.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah di BNI Syari’ah
4. Menunjukkan kepada nasabah khususnya dan kepada masyarakat umumnya,
bahwa BNI Syari’ah mengaplikasikan operasional sesuai dengan prinsip
syari’ah.
5. Bisa menunjukkan kepada nasabah bahwa pembiayaan OTO iB Hasanah
dikelola dengan menggunakan prinsip syari’ah dan mempromosikan secara
terus-menerus supaya masyarakat dapat mengenal produk pembiayaan OTO iB
Hasanah.
4.3 Penutup
Akhirnya dengan berkat dan rahmat Allah SWT. penulis mampu
menyelesaikan tugas akhirnya. Namun penulis menyadari dalam penyusunan Tugas
Akhir ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan, penggunaan
bahasa maupun isinya. Hal ini merupakan kehilafan dan kelalaian penulis dan
58
kebenaran hanya pada Allah SWT saja. Karena itulah kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan penulis demi untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhirnya syukur alhamdulillah penulis panjatkan pada Allah SWT yang maha
kuasa, selalu melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada seluruh umat-Nya.
semoga kita selalu mendapatkan ridho-Nya, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Saifiddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar 2001
Buku pedoman kebijakan dan prosedur pembiayaan kecil syariah (PT. BNI (persero)
Tbk Divisi Syariah)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : CV. Penerbit
Diponegoro, 2005
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah
Nasional, Jakarta, CV. Gaung Persada, 2006
Karim, Adiwarman A, SE, MBA, MAEP, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer,
Jakarta : Gema Insani, 2001
Lapoliwa, N. Akuntansi perbankan: untuk transaksi dalam valuta rupiah, Jakarta :
Institut Bankir Indonesia,1993
Maulana,Agus. Strategi dan Progam Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 1994
Muhammad, Teknik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,
Jakarta : UII Press Yogyakarta, 2004
Pedoman Buku Pembiayaan BNI Syariah
Rivai, Veithzal, Islamic financial management: teori, konsep, dan aplikasi: panduan
praktis untuk lembaga keuangan , nasabah, praktisi, dan mahasiswa,
Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2008
Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2004
Syafi’I Antonio, Muhammad, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani, 2001
Umar, Husain, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka utama, 2000
Wawancara dengan Rahmat Prabowo Pengelola Pembiayaan.
Wiroso, Jual Beli Murabahah,Yogyakarta:UII Press, 2005
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/Keuangan/2005/0103/keu2.html
www.pkesinteraktif.com/.../3221-oto-ib-hasanah-solusi-tepat-miliki-..
Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003