strategi pengembangan tata ruang kota...

Download STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Tanjungpinang tetap konsisten menjalankan tugasnya sesuai dengan

If you can't read please download the document

Upload: donga

Post on 09-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA

    TANJUNGPINANG

    (Studi Di Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota Tanjungpinang)

    NASKAH PUBLIKASI

    Oleh

    IMADUDDIN ABDURRACHIM

    NIM. 100563201108

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS RAJA ALI HAJI

    TANJUNGPINANG

    2016

  • SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

    Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi

    mahasiswa yang di sebut dibawah ini :

    Nama : IMADUDDIN ABDURRACHIM

    NIM : 100563201108

    Jurusan/Prodi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    Alamat : JL. PADAT KARYA NO. 34 RT 02,

    KELURAHAN MUARA RAPAK,

    KECAMATAN BALIKPAPAN UTARA, KOTA

    BALIKPAPAN.

    No. Telp/hp : 081649566929

    Email : [email protected]

    Judul Naskah : STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG

    KOTA TANJUNGPINANG (STUDI DI DINAS

    TATA KOTA DAN PENGAWASAN

    BANGUNAN KOTA TANJUNGPINANG).

    Menyatakan bahwa judul tersebut sesuai dengan aturan tata tulis naskah

    ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

    Tanjungpinang, 2 February 2017

    Yang Menyatakan,

    Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

    Agus Hendrayady, M. Si. Dian Prima Safitri, M. AP.

    NIDN. 1005087301 NIDN. 1001068503

  • STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA

    TANJUNGPINANG

    (Studi Di Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota Tanjungpinang)

    IMADUDDIN ABDURRACHIM

    Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH

    [email protected]

    Pembimbing I :Agus Hendrayady, M.Si

    Pembimbing II : Dian Prima Safitri, M.PA.

    ABSTRAK

    Strategi pengembangan dalam melakukan penataan ruang kota menjadi hal

    yang sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai pemerintahan daerah.

    Didalam menjalankan tugas pemerintahan daerah terdapat strategi

    pengembangan yang harus dijalankan agar terciptanya pengendalian pemanfaatan

    ruang dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses penataan ruang

    pemerintahan yang baik dan bersih.

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif

    Kualitatif karena ingin mengetahui lebih mendalam mengenai strategi

    pengembangan tata ruang kota tanjungpinang.

    Dalam melaksanakan dan mengimplementasikan tugasnya sebagai

    penyelenggara pemerintahan, Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang melakukan Analisis, Keputusan, dan Aksi. Untuk itu penulis

    menyarankan agar Dinas Tata Kota dan Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang tetap konsisten menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan

    yang berlaku agar terciptanya Kota yang tertata, aman nyaman dan berkarakter

    budaya melayu sesuai dengan visi dan misi.

    Kata kunci : Strategi, Tata Ruang Kota, Perencanaan

    2

    mailto:[email protected]

  • STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA

    TANJUNGPINANG

    (Studi Di Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota Tanjungpinang)

    IMADUDDIN ABDURRACHIM

    Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH

    [email protected]

    Pembimbing I :Agus Hendrayady, M.Si

    Pembimbing II : Dian Prima Safitri, M.PA.

    ABSTRACT

    The development strategy in making the arrangement of urban space

    becomes very important in performing their duties as local government.

    In the line of duty of local government are developing strategies that

    must be executed in order to control the creation and utilization of space

    becomes an integral part of the process of spatial planning and good

    governance are clean.

    In this study , researchers used a qualitative descriptive type of

    research because they want to know more in depth about the spatial

    development strategy of the city Tanjungpinang.

    In carrying out his duties as organizing and implementing the

    government , Department of City Planning and Building Control

    Tanjungpinang doing Analysis , Decision , and Action . To the authors

    suggest that City Planning and Building Control Tanjungpinang consistently

    carry out their duties in accordance with applicable regulations for the

    creation of the City orderly , safe, comfortable and characterless Malay

    culture in accordance with the vision and mission.

    Keywords : Strategy , the City Spatial, Planning

    3

    mailto:[email protected]

  • I. PENDAHULUAN

    A Latar Belakang

    Kota pada dasarnya adalah

    sebuah lingkungan yang dinamis

    yang senantiasa mengalami

    pertumbuhan dan perkembangan dari

    tahun ke tahun. Perkembangan kota

    yang pesat dan tanpa pengendalian

    dapat menimbulkan ketidakteraturan

    pembangunan di perkotaan,

    akibatnya pemanfaatan ruang untuk

    permukiman, perdagangan, industri

    dan lain-lainnya tidak terkendali /

    tidak sesuai dengan rencana tata

    ruang yang telah ada, sehingga kota

    menjadi tidak teratur serta sering

    terjadi pelanggaran pembangunan

    serta alih fungsi pemanfaatan ruang.

    Pertumbuhan dan perkembangan

    tersebut tidak bisa dilepaskan dari

    penduduk sebagai salah satu elemen

    utama dalam kehidupan suatu kota.

    Kehidupan kota yang terus berjalan

    dari waktu ke waktu akan

    mendorong penduduk untuk

    melakukan aktivitas atau kegiatan

    untuk memenuhi kebutuhannya,

    sehingga dari beragam aktivitas yang

    dilakukan penduduk kota yang saling

    berinteraksi akan membentuk sistem

    aktivitas masyarakat kota.

    Salah satu pembangunan

    nasional yang mempunyai

    kedudukan penting dalam

    pembangunan nasional di Indonesia

    adalah pembangunan penataan

    ruang. Hal ini disebabkan aspek

    penataan ruang terkait dengan

    hampir semua kegiatan dalam

    kehidupan manusia. Untuk upaya

    dalam pelaksanaan pembangunan

    selalu dikaitkan dengan kepentingan

    pelestarian fungsi lingkungan hidup

    dan pengembangan tata ruang.

    Pengendalian pemanfaatan

    ruang menjadi bagian yang tidak

  • terpisahkan dari proses penataan

    ruang. Pemanfaatan ruang diberbagai

    wilayah Indonesia dalam

    pelaksanaannya sering atau tidak

    sejalan dengan rencana tata ruang

    yang telah ditetapkan. Beberapa

    faktor yang mempengaruhi

    ketidaksesuaian tersebut antara lain

    tekanan perkembangan pasar

    terhadap ruang, belum jelasnya

    mekanisme pengendalian dan

    lemahnya penegakan hukum (low

    enforcement) terhadap pelanggaran

    yang terjadi. Kecenderungan

    penyimpangan-penyimpangan

    pemanfaatan ruang dapat terjadi

    karena produk rencana tata ruang

    kurang memperhatikan aspek-aspek

    pelaksanaan atau sebaliknya bahwa

    pemanfaatan ruang kurang

    memperhatikan rencana tata ruang

    yang sudah ditetapkan.

    Berkaitan dengan hal

    tersebut, peranan tata ruang yang

    pada hakekatnya dimaksudkan untuk

    mencapai pemanfaatan sumber daya

    optimal dengan sedapat mungkin

    menghindari konflik pemanfaatan

    sumber daya, dapat mencegah

    timbulnya kerusakan lingkungan

    hidup serta meningkatkan

    keselarasan. Dalam lingkup tata

    ruang itulah maka pemanfaatan dan

    alokasi lahan menjadi bagian yang

    tidak terpisahkan dengan konsep

    ruang dalam pembangunan baik

    sebagai hasil atau akibat dari

    pembangunan maupun sebagai

    arahan atau rencana pembangunan

    yang dikehendaki.

    Sesuai Undang-Undang No.

    26 tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang Pasal 11 ayat (2), pemerintah

    daerah kota mempunyai wewenang

    dalam pelaksanaan penataan ruang

  • wilayah kota yang meliputi

    perencanaan tata ruang wilayah kota,

    pemanfaatan ruang wilayah kota dan

    pengendalian pemanfaatan ruang

    wilayah kota. Perencanaan tata ruang

    wilayah kota meliputi proses dan

    prosedur penyusunan serta penetapan

    rencana tata ruang wilayah (RTRW)

    kota. Penyusunan RTRW kota

    dilakukan dengan berasaskan pada

    kaidah-kaidah perencanaan yang

    mencakup asas keselarasan,

    keserasian, keterpaduan, kelestarian,

    keberlanjutan serta keterkaitan

    antarwilayah baik di dalam kota itu

    sendiri maupun dengan kota

    sekitarnya.

    Tanjungpinang merupakan

    salah satu kota yang berada di

    Provinsi Kepulauan Riau dan

    merupakan Ibu Kota Provinsi

    tersebut. Beragamnya situs-situs

    budaya dan sejarah, memiliki

    kawasan strategi kota, ruang terbuka

    hijai dan pemandangan indah kota

    Tanjungpinang, namun dalam

    pelaksanaannya belum sepenuh nya

    berjalan sesuai dengan RTRW Kota

    Tanjungpinang. Peraturan Daerah

    Nomor 10 tahun 2014 Tentang

    RTRW Kota Tanjungpinang dengan

    jelas menjelaskan program utama

    pembangunan maupun zonasi dalam

    pembangunan Kota Tanjungpinang

    dalam 20 tahun kedepan. Dalam Bab

    1 pasal 1 ayat 35 dijelaskan bahwa,

    Kawasan Strategis Kota adalah

    kawasan yang penataan ruangnya

    diprioritaskan karena mempunyai

    pengaruh sangat penting dalam

    lingkup kota terhadap ekonomi,

    sosial, budaya, dan/atau lingkungan,

    dan pendayagunaan sumber daya

    alam dan teknologi tinggi. Dengan

    memanfaatkan wilayah, peniggalan

    sejarah yang ada, serta ruang

  • terbuka hijau, seharusnya Kota

    Tanjungpinang dapat membenahi

    tata ruang menjadi lebih baik dari

    waktu ke waktu. Dalam Bab 1 pasal

    1 ayat 31 dijelaskan bahwa ruang

    terbuka hijau yang selanjutnya

    disingkat RTH adalah area

    memanjang/jalur dan/atau

    mengelompok, yang penggunaannya

    lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

    tanaman, baik yang tumbuh secara

    alamiah maupun yang sengaja

    ditanam. Meningkatnya pertambahan

    penduduk juga menimbulkan efek

    negatif berupa semakin

    meningkatnya tingkat pembangunan

    pemukiman serta munculnya

    kawasan kumuh (slum area) pada

    kawasan Kota Tanjungpinang.

    Kondisi ini menimbulkan

    kekumuhan dan semakin berkurang

    nya ruang terbuka hijau. Persoalan

    lainnya berupa pembangunan tempat

    tinggal dan berbagai usaha

    masyarakat pada sekitar ruang publik

    yang tidak semestinya, yaitu

    pemanfaatan taman kota untuk

    berjualan, pedagang kaki lima/sektor

    informal menempati koridor jalan

    dan trotoar, serta alih fungsi lahan

    saluran irigasi yang tidak dilengkapi

    dengan sarana prasarana

    permukiman secara memadai

    sehingga berdampak pada

    menurunnya kualitas lingkungan

    hidup. Pada beberapa kawasan

    permukiman terjadi genangan air dan

    banjir pada saat musim hujan, akibat

    jaringan drainase tidak memadai dan

    berfungsi dengan baik seperti yang

    sering terjadi di jalan pemuda Kota

    Tanjungpinang.

    Bertitik tolak dari adanya

    latar belakang permasalahan tersebut

    di atas, maka penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian lebih yang

  • dituangkan dalam usulan penelitian

    yang berjudul : STRATEGI

    PENGEMBANGAN TATA

    RUANG KOTA

    TANJUNGPINANG (Studi Di Dinas

    Tata Kota Dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di

    atas, maka penulis dapat

    merumuskan permasalahan sebagai

    berikut : Bagaimana Strategi

    Pengembangan Tata Ruang Kota

    Tanjungpinang ?

    C. Tujuan Dan Kegunaan

    Penelitian.

    1. Tujuan Penelitian.

    Adapun yang menjadi tujuan

    dalam penelitian ini adalah untuk

    mengetahui bagaimana Strategi

    Pengembangan Tata Ruang Kota

    Tanjungpinang.

    2. Kegunaan Penelitian

    1. Kegunaan secara teoritis,

    penelitian ini diharapkan dapat

    menambah pengetahuan dan

    pengalaman serta memperluas

    wawasan dalam menerapkan

    teori - teori yang penulis

    peroleh selama perkuliahan dan

    bagi pengembangan Ilmu

    Administrasi Negara pada

    umumnya, khususnya

    mengenai Strategi

    Pengembangan Tata Ruang

    Kota Tanjungpinang.

    Kegunaan Akademis.

    2. Kegunaan secara praktis, hasil

    penelitian ini diharapkan dapat

    bermanfaat sebagai bahan

    masukan untuk pertimbangan

    dan sumbangan pemikiran yang

    bermanfaat mengenai masalah

    yang menyangkut

    Pengembangan Tata Ruang

    Kota.

  • D. Konsep Teoritis

    Dalam rangka memperjelas

    uraian penulisan ini dan untuk

    mendapat pengertian - pengertian

    yang lebih mendasar sesuai dengan

    yang ditengahkan, maka dibawah ini

    akan diuraikan kerangka teori yang

    berkaitan dengan permasalahan yang

    akan dibahas.

    1. Strategi

    Menurut Hamel dan Prahalad

    dalam Rangkuti (2006:4) strategi

    merupakan tindakan yang bersifat

    incremental (senantiasa meningkat)

    dan terus menerus, serta dilakukan

    berdasarkan sudut pandang tentang

    apa yang diharapkan oleh para

    pelanggan di masa depan. Dengan

    demikian strategi dapat dimulai

    dengan apa yang dapat terjadi bukan

    dimulai dari apa yang telah terjadi.

    Menurut Buchory (2005:1)

    strategi adalah suatu kesatuan

    rencana yang menyeluruh,

    kenprehensif, dan terpadu yang

    diarahkan untuk mencapai tujuan

    dari suatu perusahaan atau

    organisasi.

    2. Tata Ruang

    Dalam Peraturan Daerah

    Nomor 10 tahun 2014 Tentang

    RTRW Kota Tanjungpinang

    dijelaskan bahwa Tata ruang adalah

    wujud struktur ruang dan pola ruang.

    Ruang merupakan wadah yang

    meliputi ruang daratan, ruang lautan

    dan ruang udara sebagai satu

    kesatuan wilayah tempat manusia

    dan makhluk hidup lainnya hidup

    dan melakukan kegiatan serta

    memelihara kelangsungan hidupnya

    tersebut. Dalam ruang terdapat tiga

    komponen-komponen lingkungan

    yang dapat berupa biotik dan abiotik

  • serta cultural. Ketiga komponen

    tersebut selalu saling interaksi,

    integrasi dan interdependensi dalam

    suatu ruang. Karenanya untuk tidak

    menurunkan fungsi ketiga komponen

    tersebut, maka diperlukan

    pengelolaannya.

    3. Proses Perencanaan Tata Ruang

    Proses perencanaan tata

    ruang merupakan rangkaian tahapan

    kegiatan mulai dari pengumpulan

    data pendukung, pengolahan data

    sampai dengan penetapan zona

    peruntukan ruang. Pemanfaatan

    ruang dilakukan dalam penggunaan

    ruang harus sesuai dengan

    peruntukannya.

    Dalam upaya

    mengaktualisasikan ruang

    merupakan common goods melalui

    sistem kontrak sosial dilakukan

    pemberian kedaulatan kepada negara

    yang pada realitasnya dilakukan oleh

    pemerintah dengan melakukan

    penyelenggaraan penataan ruang

    melalui aktifitas-aktifitas pengaturan,

    pembinaan, pelaksanaan, dan

    pengawasan penataan ruang (Pasal 1

    angka 6 UU No 26 tahun 2007).

    Perwujudan dari pengaturan sebagai

    bagian integral dari sistem

    penyelenggaraan penataan ruang

    dilakukan dengan perwujudan

    pengaturan dalam peraturan

    perundang-undangan mulai dari

    Undang-Undang, Peraturan

    Pemerintah, Peraturan Presiden,

    sampai ke Peraturan Daerah.

    E. Konsep Operasional

    Operasional sangat penting

    dalam suatu penelitian, karena

    merupakan suatu petunjuk

    bagaimana variabel dapat diukur.

    Atau dengan kata lain konsep

    operasional merupakan jembatan

    teori dan praktek, dengan begitu

  • konsep operasional merupakan

    penetepan dari indikator-indikator

    yang akan dipelajari dan dianalisis,

    sehingga nantinya dapat diperoleh

    gambaran yang jelas terhadap

    variabel-variabel gejalanya.

    Dess Gregory G dan Miller

    Alex (dalam Buchory, 2005:2-5),

    membagi strategi dalam dua bentuk,

    yaitu strategi yang dikehendaki dan

    strategi yang direalisasikan.

    1. Strategi yang dikehendaki

    (intended strategic) : terdiri dari

    3 elemen yaitu:

    a. Sasaran sasaran (goals) :

    apa yang ingin dicapai

    organisasi / perusahaan.

    Sasaran ini mempunyai arti

    yang luas dan sempit.

    Selanjutnya Dess, membagi

    hirarki atau tingkatan dari

    sasaran tersebut menjadi :

    1) Visi (Vission) : apa yang

    akan dilakukan organisasi /

    perusahaan, visi merupakan

    kerangka acuan dan persfektif

    sebagai satu kesatuan yang

    tercermin dalam kegiatan

    nyata.

    2) Misi (Mission) : banyaknya

    batasan sasaran yang akan

    dicapai. Misi merupakan

    tugas dan prinsip pokok

    dalam mewujudkan visi.

    3) Tujuan tujuan

    (Objectives) : tujuan yang

    lebih spesifik ingin dicapai.

    Secara ideal berarti kita harus

    mencari suatu kepastian

    akhir.

    b. Kebijakan (Policies) :

    merupakan garis pedoman

    untuk bertindak, bagaimana

    sebuah organisasi mencapai

    sasaran sasaran tersebut.

  • c. Rencana (Plan) : suatu

    pernyataan dari tindakan

    seseorang manager organisasi

    terhadap apa yang diharapkan

    akan terjadi.

    Strategi yang direalisasikan

    (Realized Strategic) :

    merupakan apa yang dicapai

    atau apa yang telah terwujudkan.

    Strategi yang original itu sering

    mengalami perubahan dalam

    keseluruhan implementasinya, sesuai

    dengan peluang dan ancaman yang

    dihadapi. Strategi yang sebenarnya

    terwujudkan selalu lebih banyak atau

    sedikit daripada strategi yang

    dikehendaki.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini bersifat

    deskriptif Kualitatif, inti penelitian

    deskriptif menurut Sugiyono

    (2005:11) penelitian deskriptif

    adalah penelitian yang dilakukan

    untuk mengetahui nilai variabel

    mandiri, baik satu variabel atau lebih

    tanpa membuat perbandingan, atau

    menghubungkan antara variabel satu

    dengan variabel lain. Sedangkan

    Kualitatif adalah data berbentuk kata,

    kalimat, skema dan gambar dimana

    bertujuan mendiskripsikan secara

    sistematis, faktual dan akurat

    terhadap suatu populasi atau daerah

    mengenai berbagai sifat dan faktor

    tertentu.

    2. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian bertempat

    di Jalan Gatot Subroto, Km. 5

    Bawah, Kota Tanjungpinang.

    3. Sumber dan Jenis Data

    a. Data Primer

    Data primer yaitu data utama

    yang terjaring langsung dari

    informan, berkaitan dengan realitas

    yang ada di Kantor Dinas Tata Kota

  • Dan Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah sumber

    data dimana data yang diperoleh

    tidak langsung dikumpulkan sendiri

    oleh peneliti di lapangan melainkan

    dari pihak lain seperti mempelajari

    literatur literartur serta dokumen

    dokumen resmi yang ada di lapangan

    yang terkait dengan objek penelitian,

    laporan bulanan pendamping,

    instansi pemerintah, seperti di Kantor

    Dinas Tata Kota Dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang.

    4. Informan

    Dalam hal ini tidak mengenai

    populasi dan sampel melainkan

    informan, hal ini serupa dengan yang

    diungkapkan Sugiyono (2010:65)

    yang menyatakan bahwa, dalam

    penelitian kualitatif tidak mengenal

    populasi dan sampel. Ini

    dikarenakan metode penelitian yang

    digunakan adalah deskriptif

    kualitatif, maka untuk memperoleh

    informasi yang lebih jelas mengenai

    masalah penelitian yang sedang

    dibahas dipergunakan teknik

    informan. Informan adalah seseorang

    yang benar benar mengetahui suatu

    persoalan atau permasalahan tertentu

    yang darinya dapat diperoleh

    informasi yang jelas, akurat, dan

    terpercaya baik berupa pernyataan,

    keterangan, atau data data yang

    dapat membantu dalam memahami

    persoalan atau permasalahan

    tersebut.

    Dalam melakukan penelitian

    ini yang dijadikan sebagai Informan

    adalah Kepala Dinas Tata Kota Dan

    Pengawasan Bangunan, Kepala

    Bagian Bidang Tata Kota, Kepala

    Bagian Bidang Tata Bangunan, dan

    18

  • Kepala Bagian Bidang Pengawasan

    Dan Penertiban.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Observasi adalah teknik

    pengumpulan data dengan

    mengamati obyek penelitian secara

    langsung dan meninjau lokasi yang

    menjadi objek penelitian, serta

    mencatat hal-hal yang ada

    hubungannya dengan bahan

    penelitian.

    2. Wawancara

    Wawancara digunakan

    sebagai teknik pengumpulan data

    apabila penulis ingin melakukan

    studi pendahuluan untuk menemukan

    masalah yang harus diteliti, dan juga

    apabila penulis ingin mengetahui

    hal-hal dari responden yang lebih

    mendalam dan jumlah responden

    sedikit atau kecil.Wawancara dapat

    dilakukan secara terstruktur maupun

    tidak terstruktur dan dapat dilakukan

    dengan tatap muka maupun dengan

    menggunakan handphone.Dalam

    wawancara, penulis menggunakan

    teknik purposive sampling.Menurut

    Arikunto (2006) teknik purposive

    sampling adalah teknik mengambil

    sampel dengan tidak berdasarkan

    random, daerah atau strata,

    melainkan berdasarkan atas adanya

    pertimbangan yang berfokus pada

    tujuan tertentu.

    6. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses

    penyederhanaan data kedalam bentuk

    yang lebih mudah di baca dan di

    interpretasikan. Dalam penelitian ini,

    penulis menggunakan teknik analisis

    data deskriptif-kualitatif.

    Data yang diperoleh dari

    responden dikumpulkan dan direkam

    yang mungkin data tersebut dalam

    bentuk kata-kata, gambar atau video.

  • Data tersebut kemudian diolah dan di

    analisis.Data diolah untuk

    mendapatkan data yang siap di

    analisis (getting data ready for

    analysis).Pengolahan data mengubah

    data menjadi informasi.Setelah data

    tersebut menjadi sebuah informasi,

    kemudian informasi tersebut

    dipaparkan dalam bentuk kata-kata

    atau kalimat yang tepat dan mudah

    dimengerti.

    Teknik ini digunakan agar

    dapat menggambarkan fenomena

    tertentu secara lebih konkret dan

    terperinci.Teknik analisis data ini

    penulis gunakan karena mampu

    menggali informasi secara lebih luas,

    lebih terperinci serta lebih

    mendalam.

    II. PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan

    Penelitian.

    1. Drs. Efiyar M. Amin (Kepala

    Dinas Tata Kota Dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang)

    2. Zuhenny, ST, MT (Kepala

    Bagian Bidang Tata Kota)

    3. Raja Muhamad Ruslan, ST,

    MT (Kepala Bagian Bidang

    Tata Bangunan)

    4. Eddy Rivana, ST (Kepala

    Seksi Pengawasan Bangunan)

    B. Deskripsi Pembahasan

    1. Strategi yang dikehendaki

    (intended strategic)

    Drs. Efiyar M. Amin yang

    merupakan informan kunci terkait

    Strategi Pengembangan Tata Ruang

    Kota juga mengungkapkan hal yang

    serupa. Efiyar M. Amin mengatakan

    bahwa Dinas Tata Kota Dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang selalu menjalankan

    apa yang sudah tertulis dalam visi

    dan misi Dinas Tata Kota dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    21

  • Tanjungpinang. Berikut kutipan

    wawancara bersama Efiyar M. Amin

    :

    Kami, Dinas Tata Kota dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang paham akan visi dan

    misi yang diemban, sehingga

    mencoba sebaik mungkin untuk

    mengimplementasikaannya untuk

    Kota Tanjungpinang tercinta ini.

    Kemudian ditambahkan oleh

    Efiyar M. Amin sebagai bagian dari

    pemerintahan Dinas Tata Kota Dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang memiliki sebuah

    kebijakan atau sebuah garis

    pedoman untuk bertindak dalam

    mencapai sasaran sasaran tersebut.

    Berikut kutipan wawancara :

    Pedoman kami selain

    berasal dari RTRW Kota

    Tanjungpinang, ada juga Peraturan

    Walikota Nomor 11 Tahun 2015

    Tentang uraian tugas pokok dan

    fungsi organisasi dan tata kerja

    Dinas Tata Kota dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang.

    Sama halnya seperti kitab suci, kita

    tidak boleh lari dari pedoman ini,

    namun pada saat implementasinya

    kita menyesuaikan ketika dilapangan

    nantinya.

    Dijelaskan oleh Efiyar M.

    Amin dalam wawancara yang

    menyebutkan bahwa Dinas Tata

    Kota Dan Pengawasan Bangunan

    Kota Tanjungpinang selain

    mengembangkan Tanjungpinang

    menjadi kota yang berkarakter

    melayu, juga mempunyai rencana

    untuk menjadikan Kota

    Tanjungpinang menjadi Kota Hijau.

    Berikut kutipan wawancara bersama

    Efiyar M. Amin :

    Kota Tanjungpinang sudah

    menjadi iconic dari Kota Melayu

  • yang ada di Indonesia, namun siapa

    yang tidak ingin hidup ditengah kota

    yang sejuk, nyaman, bebas dari

    krisis lingkungan, dan memberi

    ruang tumbuh kembang yang

    maksimal ? inilah cita cita kita

    bersama. Satu hal yang sangat jelas,

    mewujudkan kota hijau tidak hanya

    bermanfaat buat kita yang sekarang

    ini menghuni bumi. Tetapi juga

    menciptakan ruang hunian yang

    nyaman sebagai warisan bagi anak

    cucu kita kelak. Seluruh dunia

    sedang bergerak mewujudkannya.

    saya berharap rencana ini tidak

    hanya sebagai sekedar cita cita saja

    namun tetap harus diwujudkan untuk

    kenyamanan bersama di Kota

    Tanjungpinang.

    Dari apa yang dikemukakan

    oleh informan kunci tersebut maka

    dapat disimpulkan bahwa Dinas Tata

    Ruang Dan Pengawasan Bangunan

    Kota Tanjungpinang dalam

    menjalankan Strategi Pengembangan

    Tata Ruang Kota memiliki sasaran

    sasaran, kebijakan, dan rencana yang

    dipersiapkan untuk merealisasikan

    serta menjalankan tugasnya

    berlandaskan pada Peraturan Daerah

    Kota Tanjungpinang Nomor 10

    Tahun 2014 Tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kota

    Tanjungpinang. Hal tersebut menjadi

    pedoman dalam menjalankan tugas

    nya sebagai salah satu unsur

    Pemerintahan Daerah.

    2. Strategi yang direalisasikan

    (Realized Strategic)

    Efiyar M. Amin menjelaskan

    dalam wawancaranya bahwa strategi

    yang terealisasi dengan yang

    dikehendaki selalu tidak sejalan,

    dikarnakan waktu dan kondisi teknis

    dilapangan yang selalu berubah

    mengikuti perkembangan. Berikut

  • kutipan wawancara dengan Efiyar M.

    Amin :

    Memang benar apa yang

    sudah direncanakan oleh Dinas Tata

    Kota dan Pengawasan Bangunan

    Kota Tanjungpinang terkadang tidak

    berbanding lurus dengan

    realisasinya. Ada beberapa factor

    yang menjadi alas an tersebut :

    pertama kondisi teknis dilapangan

    yang berubah ubah; kedua masih

    kurang nya sumber daya manusia

    didalam tubuh Dinas Tata Kota dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang itu sendiri sehingga

    menyulitkan nya pergerakan karna

    kurang nya orang yang memahami

    dilapangan; ketiga waktu

    pelaksanaan nya yang tidak sesuai

    dengan perkiraan.

    Dari penjelasan Efiyar M.

    Amin mengenai beberapa strategi

    yang telah direalisasikan oleh Dinas

    Tata Kota dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang

    dalam kurung waktu satu tahun

    antara tahun 2015 2016 dapat

    ditarik kesimpulan bahwa masih

    banyak yang harus dilakukan oleh

    Dinas Tata Kota dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang

    untuk merealisasikan perencanaan

    yang sudah tersusun sesuai dengan

    RTRW Kota Tanjungpinang.

    3. Strategi Pengembangan Tata

    Ruang Kota Tanjungpinang

    Drs. Efiyar M. Amin yang

    merupakan informan kunci terkait

    Strategi Pengembangan Tata Ruang

    Kota juga mengungkapkan hal yang

    serupa. Efiyar M. Amin mengatakan

    bahwa memang benar Dinas Tata

    Kota Dan Pengawasan Bangunan

    Kota Tanjungpinang sebagai

    implementasi dari Peraturan Daerah

    Tentang Tata Ruang Wilayah Kota

    Tanjungpinang. Berikut kutipan

  • wawancara bersama Efiyar M. Amin

    :

    Betul sekali. Disini saya

    perjelas bahwa memang kami Dinas

    Tata Kota Dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang

    sebagai pelaksana atau

    pengimplementasian dari Perda

    RTRW tersebut. didalam Peraturan

    Daerah Kota Tanjungpinang Nomor

    10 Tahun 2014 Tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah Kota

    Tanjungpinang Tahun 2014 2034

    sudah mengatur tujuan, kebijakan,

    dan strategi dalam penataan tata

    ruang kota.

    Kemudian ditambahkan oleh

    Efiyar M. Amin sebagai bagian dari

    pemerintah, Dinas Tata Kota Dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang lebih memfokuskan

    pada dua hal permasalahan yang

    sedang dihadapi oleh Kota

    Tanjungpinang, yaitu pertumbuhan

    penduduk dan ruang terbuka hijau.

    Berikut kutipan wawancara :

    Kalau ditanyak apa yang sudah

    kami lakukan, kami sedang focus

    terhadap permasalahan pertumbuhan

    penduduk yang mengancam tata

    ruang di Kota Tanjungpinanag dan

    juga permasalahan Ruang Terbuka

    Hijau.

    Dari apa yang dikemukakan

    oleh informan kunci tersebut maka

    dapat disimpulkan bahwa Dinas Tata

    Ruang Dan Pengawasan Bangunan

    Kota Tanjungpinang dalam

    menjalankan Strategi Pengembangan

    Tata Ruang Kota berlandaskan pada

    Peraturan Daerah Kota

    Tanjungpinang Nomor 10 Tahun

    2014 Tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kota Tanjungpinang. Hal

    tersebut menjadi pedoman dalam

  • menjalankan tugas nya sebagai salah

    satu unsur Pemerintahan Daerah.

    III. PENUTUP A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian

    yang dilakukan di Dinas Tata Kota

    Dan Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang, maka dapat

    disimpulkan bahwa strategi yang

    dijalankan oleh Dinas Tata Kota Dan

    Pengawasan Bangunan Kota

    Tanjungpinang, sesuai dengan

    peraturan, yang sebagaimana tertulis

    didalam Peraturan Daerah Kota

    Tanjungpinang Nomor 10 Tahun

    2014 Tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kota Tanjungpinang Tahun

    2014 2034 pada Bab II pasal 10,

    dijelaskan bahwa strategi yang harus

    dikembangkan antara lain :

    1. Strategi untuk peningkatan

    pelayanan pusat-pusat kegiatan

    yang fungsional, berhierarki dan

    terintegrasi.

    2. Strategi untuk peningkatan

    kualitas dan jangkauan pelayanan

    jaringan transportasi, sumberdaya

    air, energi, telekomunikasi, dan

    prasarana wilayah yang terpadu

    dan merata di seluruh wilayah

    Kota Tanjungpinang, dengan

    tanpa mengakibatkan alih fungsi

    lahan utama pertanian dan

    kawasan lindung.

    3. Strategi untuk pemeliharaan dan

    perwujudan kelestarian fungsi

    lingkungan hidup.

    4. Strategi untuk perwujudan dan

    peningkatan keterpaduan dan

    keterkaitan antarkegiatan

    budidaya.

    5. Strategi untuk pengembangan

    kawasan ekonomi yang

    prospektif dan menarik di dalam

    Kawasan Perdagangan Bebas dan

    Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan

    di luar KPBPB.

  • 6. Strategi untuk pengendalian

    perkembangan kegiatan budidaya

    agar sesuai fungsi dan tidak

    melampaui daya dukung dan

    daya tampung lingkungan.

    7. Strategi untuk peningkatan fungsi

    kawasan untuk pertahanan dan

    keamanan Negara.

    B. Saran

    Dari pembahasan dan

    kesimpulan yang dipaparkan oleh

    penulis, maka bisa dilihat strategi

    pengembangan tata ruang kota

    Tanjungpinang yang dilakukan Dinas

    Tata Kota dan Pengawasan

    Bangunan Kota Tanjungpinang yang

    sudah cukup baik, hanya saja untuk

    tahun-tahun selanjutnya, hal ini

    masih perlu ditingkatkan dan

    dilakukan secara optimal agar apa

    yang menjadi tujuan dari sebagai

    salah satu unsur pembantu walikota

    dalam penyelenggaraan

    pemerintahan daerah sesuai dengan

    peraturan yang berlaku dan

    terselenggaranya pemerintahan yang

    baik dan bersih, serta penulis

    menyarankan antara lain :

    a. Agar adanya evaluasi dari setiap

    pengawasan bangunan yang baru

    dibangun agar nantinya tidak ada

    permasalahan tata ruang yang

    timbul dikemudian harinya;

    b. Perlu ditingkatkan nya sumber

    daya manusia didalam

    management sehingga lebih

    banyak lagi strategi yang dapat

    dikembangkan dalam penataan

    ruang kota Tanjungpinang;

    c. Serta penindakan yang tegas

    terhadap pelanggaran yang

    menjadi ancaman tata ruang kota;

    d. Perlu adanya pemfokusan

    penataan kawasan melalui

    perencanaan dan pembangunan

    kawasan yang mendukung

  • pelestarian dan ruang terbuka

    hijau;

    e. Perlu ditingkatkannya kualitas

    dan jangkauan pelayanan

    diberbagai bidang dalam

    manajemen;

    f. Diperlukan sistem manajemen

    dan promosi agar dapat

    meningkatkan pengelolaan secara

    professional dan terintegrasi serta

    perlu adanya kerjasama antara

    masyarakat, pihak swasta dan

    pemerintah agar pengembangan

    tata ruang kota sesuai dengan visi

    dan misi Kota Tanjungpinang.

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Buku

    Adisasmita, R. 2013. Pembangunan

    Kawasan dan Tata Ruang.

    Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Arikunto, Suharsimi. 1998, Prosedur

    Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

    Budihardjo, Eko, 1997, Lingkungan

    Binaan dan Tata Ruang Kota.

    Penerbit Andi. Yogyakarta.

    D. Sujarto, 1999, Kota

    Berkelanjutan. Penerbit Alumni.

    Bandung.

    Herry Achmad Buchory. 2005.

    Manajemen Strategik, Linda Karya,

    Jakarta.

    Mirsa, R. 2012. Elemen Tata Ruang

    Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Moleong, Lexy J, 2007. Metode

    Penelitian Kualitatif, Rosda,

    Bandung.

    Muchsin, Imam Koeswahyono,

    2008, Aspek Kebijaksanaan Hukum

    Penatagunaan Tanah Dan Penataan

    Ruang, Cetakan Pertama. Sinar

    Grafika. Jakarta.

    Sabari, Hadi. 2014, Klasifikasi Kota,

    Cetakan Ketiga. Pustaka Pelajar,

    Yogyakarta.

    ----------------- 2015a, Struktur Tata

    Ruang Kota, Cetakan Kesepuluh.

    Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    ----------------- 2015b, Manajemen

    Kota Perspektif Spasial, Cetakan

    Keempat. Pustaka Pelajar,

    Yogyakarta.

    28

  • Siagian, Sondang P. 2003,

    Manajemen Strategi. Jakarta : Bumi

    Aksara.

    Sugiyono. 2008, Metode Penelitian

    Administrasi, Alfabeta, Jakarta.

    Sumardjono, Maria SW, 2008,

    Tanah Dalam Presfektif Hak

    Ekonomi, Sosial Dan Budaya.

    Cetakan Pertama. Buku Kompas.

    Yogyakarta.

    Tarigan, Robinson. 2015,

    Perencanaan Pembangunan

    Wilayah, Cetakan Ketujuh. Pustaka

    Pelajar, Yogyakarta.

    B. Undang Undang dan

    Peraturan

    Undang-Undang Nomor 26 tahun

    2007 tentang Penataan Ruang

    Peraturan Mentri Pekerjaan Umum

    Tahun 2009 tentang Pedoman

    Penyusunan Tata Ruang Wilayah

    Kota

    Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun

    2014 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kota Tanjungpinang

    C. Internet

    http://mhamamalmahmud.blogspot.c

    o.id/2013/04/sistem-pengawasan-

    terhadap.html

    http://www.edukasippkn.com/2015/1

    0/penyelenggara pemerintahan.html