struktur kota

13
Nama : Ariella Noor Azyyati NRP : 123.13.0010 Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota Tugas Paper Pengantar Perencanaan Kota Teori Struktur Ruang Kota Untuk mengembangkan suatu kota maka dibantu dengan pemahaman mengenai struktur tata ruang kota. Dalam struktur tata ruang kota sendiri terdapat tiga teori yang berhubungan erat dalam pengembangan tata guna lahan yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota, berikut adalah struktur nya : 1. Teori Konsentris (concentriczone concept) dikemukakan oleh Ernest W. Burgess. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Ernest untuk kota Chicago pada tahun 1923, bahwa kota Chicago telah berkembang hingga menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris yaitu mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-beda.

Upload: ariella-na

Post on 17-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

membahas tentang teori-teori struktur ruang kota dengan berbagai jenis pola penggunaan lahan

TRANSCRIPT

Nama : Ariella Noor AzyyatiNRP : 123.13.0010

Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota

Tugas Paper Pengantar Perencanaan Kota

Teori Struktur Ruang KotaUntuk mengembangkan suatu kota maka dibantu dengan pemahaman mengenai struktur tata ruang kota. Dalam struktur tata ruang kota sendiri terdapat tiga teori yang berhubungan erat dalam pengembangan tata guna lahan yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota, berikut adalah struktur nya : 1. Teori Konsentris (concentriczone concept) dikemukakan oleh Ernest W. Burgess. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Ernest untuk kota Chicago pada tahun 1923, bahwa kota Chicago telah berkembang hingga menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris yaitu mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-beda. Menurut pendapat Burgess sendiri bahwa kota-kota yang mengalami perkembangan dan pemekaran dimulai dahulu dari pusat kota lalu dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk kota, maka akan berkembang dengan meluasnya daerah pinggiran dimana akan semakin menjauhi pusat kota sebagai akibat daripada kegiatan yang dilangsungkan di daerah tersebut. Oleh sebab itu, zona yang terbentuk melalui pola konsentris ini terstruktur cenderung melingkar. Pada teori Ernest ini, pola konsentris sesuai dengan kondisi eksisting negara-negara Barat (Eropa) yang merupakan negara maju penduduknya.

Gambar Pola Konsentris

Berikut adalah zona-zona atau daerah yang masuk dalam pola konsentris :

1) Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District) Daerah ini merupakan daerah dimana aktivitas kegiatan ekonomi beraglomerasi di pusat kota. Seperti gedung pemerintahan, perkantoran, pusat perbelanjaan, pertokoan, perbankan, gedung kesenian dll. Daerah ini sebagai pusat aktivitas ekonomi, sosial, budaya dan politik. 2) Zona Peralihan (Transition Zone)

Zona ini adalah daerah yang dihuni oleh kelompok penduduk kurang mampu dalam kehidupan sosial-ekonomi dan adanya kegiatan ekonomi untuk kota menengah yaitu kawasan industri. Serta perumahan tempat tinggal warga yang berbentuk slum area dan rumah-rumah kuno. Mayoritas penduduknya berasal dari pendatang musiman. Zona ini juga termasuk dalam perluasan Kawasan Pusat Bisnis (KPB). 3) Zona Perumahan Para Pekerja (Zone of Working Mens Homes)

Kawasan pada daerah ini diperuntukkan untuk para pekerja yang bekerja di kawasan industri sekitarnya. Dengan level para pekerja yaitu golongan menengah ke bawah maka tempat tinggal disini tidak selayak pada zona peralihan. Selain itu, juga terdapat kaum imigran yang bertempat tinggal di zona ini. Contoh daerah Menteng, Jakarta Pusat. 4) Zona Permukiman yang Lebih Baik (Zone of Better Residences)

Penduduk yang bertempat tinggal di kawasan ini memiliki segi perekonomian yang lebih baik dan stabil daripada daerah perumahan para pekerja. Sehingga bentuk perumahannya juga lebih baik, seperti permukiman dan perumahan yang besar. Hal itu karena keahlian yang dimiliki oleh pekerja di zona ini melebihi buruh-buruh industri lainnya. Contohnya berada di daerah Kelapa Gading, daerah tersebut banyak dihuni oleh penduduk golongan menengah keatas. 5) Zona Para Penglaju (Zone of Commuters) Zona ini diperuntukkan untuk para pekerja yang bekerja di dalam kota namun bertempat tinggal diluar kota. Hal itu menyebabkan mereka menjadi commuters untuk bekerja. Sehingga tempat tinggal yang mereka huni seperti perumahan-perumahan besar karena dihuni oleh orang golongan menengah keatas. Namun terdapat sebagian penduduk bekerja non-perkotaan seperti bekerja di bidang pertanian. Hal itu karena adanya sebagian corak pedesaan yang berada di zona ini. Contoh adalah daerah Depok, dimana zona ini merupakan daerah penglaju di Jakarta karena banyaknya penduduk di kota Depok yang bekerja di Jakarta dan sebagai commuter. Oleh karena pola konsentris perkembangannya cenderung meluas ke daerah pinggiran maka perluasan kota pun berkembang secara merata dan sejajar. Oleh sebab itu, pusat kota menjadi pusat aktivitas ekonomi/bisnis (KDB) dan daerah sekitarnya berfungsi sebagai daerah hinterland. Pola Konsentris memiliki beberapa asumsi, yaitu : a) Kota berada pada daerah yang datarb) Sistem transportasi yang berada pada tiap lokasi sifatnya baik dan dengan harga terjangkau

c) Jika mendekati pusat kota, harga tanah akan semakin mahal sedangkan jika berada menjauhi pusat kota akan semakin murah

d) Background dari sebuah kota terdiri dari berbagai etnis, ras, suku bangsa dan kelas sosial-ekonomi 2. Teori Sektor (sectoral theory) dikemukakan oleh Homer Hoyt pada tahun 1939. Dinyatakan bahwa pola penggunaan yang terbentuk pada teori ini berbanding terbalik dengan pola konsentrik. Pada penggunaan lahannya terjadi dengan membentuk sektor-sektornya, tidak melingkar dan teratur seperti pola konsentrik. Pembentukan menurut sektor-sektor ini sedikitnya ada pola konsentris nya namun sifatnya jauh lebih bebas dengan bentuk menyerupai irisan kue bolu. Hal itu terjadi karena akibat dari faktor geografis seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi. Pada daerah yang datar memungkinkan untuk membuat jalan, rel kereta api dan kanal yang murah sehingga penggunaan lahannya menggunakan pola tertentu, misalnya kawasan industri meluas secara memanjang. Dan kota yang berlereng menyebabkan pembangunan perumahan cenderung meluas sesuai bujuran lereng. Dalam teorinya, anggapan Homer Hoyt adalah :

Pada daerah di luar pusat kota, memiliki harga tanah atau sewa tanah yang relatif tinggi

Sedangkan daerah yang harga atau sewa tanahnya rendah merupakan jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota menuju daerah perbatasan atau tepi kota seperti kue tart.

Zona pusat merupakan zona pusat kegiatan (KDB)

Anggapan Homer Hoyt yang lain ialah bahwa kota dapat berkembang melalui tiga cara, yaitu : a) Kota tumbuh secara tegak, hal ini disebabkan oleh struktur keluarga tunggal semakin lama menjadi struktur keluarga ganda. Oleh sebab itu, muncullah rumah-rumah flat atau apartemen yang memisahkan keluarga satu dengan keluarga yang lainnya. Jika perluasan keluar menjadi terbatas maka akan semakin banyak apartemen dengan penambahan tingkatannya.

b) Kota yang masih memiliki ruang kosong dengan kemungkinan masih dapat diisi atau sudah terisi oleh bangunan perumahan dan kantor-kantor di sela-sela kota

c) Kota dapat meluas dengan arah sentripugal atau lateral keluar.

Pola perluasan atau pemekaran dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Ekspansi mengikuti pertumbuhan sumbu atau jalur transportasi ke arah daerah perbatasan kota

2. Daerah yang berada diluar kota yang terisolasi semakin lama semakin berkembang pada akhirnya menggabungkan diri pada kota

3. Dengan bergabungnya nukleus utama dengan nukleus-nukleus di kota kecil yang berada diluar kota dapat membentuk konurbasi

Menurut Hoyt, susunan kotanya adalah sebagai berikut :

a. Central Business District (CBD) atau pusat kegiatan aktivitas ekonomi/bisnis atau yang biasa disebut KBD terdiri atas perkantoran, hotel, bioskop, bank, pasar dan pusat perbelanjaan

b. Sektor kawasan industri ringan atau perdagangan

c. Sektor kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman kaum buruh

d. Sektor permukiman kaum menengah atau sektor madyawisma

e. Sektor permukiman adiwisma, merupakan kawasan tempat tinggal yang dihuni oleh masyarakat golongan menengah keatas yang terdiri atas pejabat dan para eksekutif. Contoh kota yang berstruktur pola sektoral ialah California, Alberta, Calgary dan Boston.

Gambar Pola Sektor 3. Teori Pusat Kegiatan Banyak (Multiple Nuclei Zone) dikemukakan oleh C. Harris dan E. Ullman pada tahun 1945. Mereka menyatakan bahwa CDB atau KDB ialah pusat kota yang berada ditengah-tengah sel lainnya yang berfungsi sebagai salah satu growing points. Pada zona ini, mayoritas menampung sarana perkotaan seperti distrik spesialisasi pelayanan, seperti retailing distrik khususnya perbankan, teater dll (Yunus, 2000:49). Walaupun begitu, posisi KDB tidak selalu persis berada di tengah kota sehingga bentuknya tidak selalu bundar. Oleh sebab pertumbuhan suatu kota bermula dari pusat kota maka terjadi bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks ini disebabkan oleh nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan. Dimana nukleus-nukleus ini akan berkembang sesuai dengan pola penggunaan lahan yang fungsional serta membentuk struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan. Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri, pelabuhan laut, dan terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam penggunaan lahan secara mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan dengan sarana transportasi. Perumahan baru mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan tempat pendidikan.Demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu kota besar tumbuh tidak mengikuti tata ruang sederhana melainkan cukup kompleks. Hal itu disebabkan oleh suatu pusat kegiatan ekonomi/bisnis (KDB) terbentuk sebagai produk perkembangan dengan adanya integrasi terhadap pusat-pusat kegiatan lainnya/fasilitas umum dan sosial lainnya dalam suatu sistem perkotaan.

Gambar Pola Pusat Kegiatan Banyak

Menurut Harris dan Ullman pula, tata ruang kota dibagi menjadi empat, yaitu :

1. Inti Kota (Core of City) yaitu wilayah kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan seperti aktivitas ekonomi, pemerintahan, kebudayaan, sosial dll.

2. Selaput Inti Kota, yaitu wilayah yang terletak diluar daripada pusat kota sebagai akibat dari tidak tertampungnya kegiatan yang terjadi di dalam kota.

3. Kota Satelit, yaitu daerah yang memiliki sifat perkotaan dan pusat kegiatan industri.

4. Suburban, yaitu daerah sekitar kota yang berfungsi sebagai daerah permukiman.

Sumber :

http://www.jelekoke.blogspot.com

http://www.pengembanganperkotaan.wordpress.comhttp://www.ssbelajar.blogspot.com