struktur tulang

17
 STRUKTUR TULANG A. Tujuan a. Untuk mengetahui pengaruh cuka terhadap tulang ayam  b. Mengetahui reaksi tulang keras c. Memahami struktur tulang keras dan tulang rawan B. Latar Belakang Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan  berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa  burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi  unggas air. Tulang punggung di daerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap  tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas sayap (Akoso, 1993). Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga). Ruang  berongga ini berhubungan dengan  sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua belas  persen struktur tulang pada ayam adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu  jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat struktur berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur  bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991). Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat (Frandson, 1992). Rongga sunsum tulang ayam  betina selama masa bertelur disusupi oleh sistem tulang sunsum yang terdiri atas kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang sunsum dengan anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk membentuk  kulit telur bila kalsium yang tersedia dalam pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam betina yang secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat pada ayam  jantan (Akoso, 1993). Sunsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta, tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh dewasa, yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum. Pada ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium yang cukup untuk membentuk kerabang  bila kadar kalsium yang dimakan selama bertelur rendah (Akoso, 1993). Timbunan kalsium tulang ayam betina piaraan hanya dapat mencukupi pembentukan  beberapa kerabang telur. Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan s ekitar 40% dari total kalsium tulang (Akoso, 1993). C. Alat dan bahan 1. Alat  Pinset / penjepit  Pisau / silet  Kaca benda / objek

Upload: yufrida

Post on 09-Oct-2015

545 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kdklf

TRANSCRIPT

STRUKTUR TULANGA. Tujuan a. Untuk mengetahui pengaruh cuka terhadap tulang ayamb. Mengetahui reaksi tulang kerasc. Memahami struktur tulang keras dan tulang rawan

B. Latar BelakangAyam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung di daerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas sayap (Akoso, 1993).Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga). Ruang berongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua belas persen struktur tulang pada ayam adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat struktur berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991).Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat (Frandson, 1992).Rongga sunsum tulang ayam betina selama masa bertelur disusupi oleh sistem tulang sunsum yang terdiri atas kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang sunsum dengan anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk membentuk kulit telur bila kalsium yang tersedia dalam pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam betina yang secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat pada ayam jantan (Akoso, 1993).Sunsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta, tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh dewasa, yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum. Pada ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium yang cukup untuk membentuk kerabang bila kadar kalsium yang dimakan selama bertelur rendah (Akoso, 1993).Timbunan kalsium tulang ayam betina piaraan hanya dapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur. Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang (Akoso, 1993).

C. Alat dan bahan1. Alat Pinset / penjepit Pisau / silet Kaca benda / objek toples Kaca penutup Mikroskop Pipet tetes Tissue Air

2. Bahan Tulang paha ayam Tulang sayap ayam Asam cuka

D. Cara kerja : 1. Siapkan tulang paha ayam yang sudah bersih dari sisa-sisa daging yang melekat2. Amati keadaan paha ayam sebelum perendaman dengan larutan asam cuka, misalnya kekerasan, kelenturan, warnanya, catatlah hasil pengamatan.3. Tuangkan cairan asam cuka kedalam wadah yang telah disediakan.4. Tutup rapat wadah tersebut menggunakan plastik beri lubang kecil5. Rendamlah tulang tersebut selama 1 minggu6. Setelah satu minggu catatlah perubahan yang terjadi pada tulang ayam tersebut pada table pengamatan

E. Hasil Pengamatana. Sebelum direndam dalam air cuka Tulang keras Tulang tidak rapuh Berbau amis Sum-sum berwarna merah Tulang berwarna putih bersih

b. Setelah diberi perlakuan Tulang lentur Tulang rapuh Berbau busuk Sum-sum tulang berwarna hitam dan hancur Tulang berwarna putih kehitam-hitaman

a. Gambar Struktur tulang

F. PembahasanStruktur tulang keras dan tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang sifatnya lentur dan tulang keras yang sifatnya padat dan liat seperti semen. Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan agar tulang tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi proses osifikasi.

G. Kesimpulan : Jika tulang, kita rendam dalam larutan asam maka akan terjadi perubahan struktur tulang, seperti: tulang nya akan rapuh, sum-sum nya akan berubah warna menjadi hitam dan tulang nya menjadi sangat lentur.

H. Pertanyaan1. Apa pengaruh asam cuka terhadap tulang ? jelaskan !2. Sebutkan bagian-bagian tulang yang tampak pada pengamatan!Jawab 1. Pengaruh asam cuka terhadap tulang yaitu terjadi perubahan kelenturan tulang setelah direndam larutan HCl, KarenaHCl + Ca --> CaCl2 + H2,Jadi, kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam asam, maka pada kondisi tertentu, tulang akan menjadi lentur/lunak karena komposisi Ca pada tulang sudah menurun drastis.

2. Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan :1. Periosteum2. Tulang kompak3. Tulang spongiosa4. Sumsum tulang

praktikum biologi tentang paha ayam

I. Tujuan a. Untuk memahami zat penyusun tulang b. Untuk mengetahui peranan kalsium di dalam tulang

II. Alat dan Bahan 1. Larutan HCI 10 %2. 2 Tulang paha ayam3. 1 4. Gelas

III. Cara kerja

A. Di dalam larutan cuka1. Menyiapkan tulang yang telah dibersihkan dari sisa-sisa daging 2. Memasukan larutan HCI 10% kedalam gelas3. Setelah itu memasukan pahan ayam kedalam gelas yang berisi larutan HCI 4. Menutup dan membiarkan selama 3 hari5. Setelah merendam selama 3 hari , lalu mengangkat tulang tersebut.6. Membasuh tulang paha ayam tersebut dengan air tawar yang mengalir

B. Di tempat kering 1. Menyiapkan tulang yang telah dibersihkan dari sisa-sisa daging2. Menyimpan tulang paha di tempat yang terkena matahari langsung3. Mendiamkan tulang paha ayam selama 2 hari

IV. Hasil pengamatan

1. Tabel pengamatan

HariTulang paha ayam

Direndam di larutan asam cukaDikeringkan di bawah panas matahari

0

Warna : Putih tulang Warna : Putih tulang

Kekerasan : Keras pada seluruh bagianKekerasan : Keras pada seluruh bagian

Kelenturan : Tidak lenturKelenturan : Tidak lentur

Lain-lain : Ada lapisan penutup tulang pada bagian ujungLain-lain : Ada lapisan penutup tulang pada bagian ujung.

1

Warna : Agak gelap di bagian epifisisWarna : Agak kecoklatan dibagian tepi tulang

Kekerasanm : Keras dibagian diafisis dan tepi epifisis mulai melenturKekerasan : Keras pada seluruh bagian

Kelenturan : Tidak lentur kecuali pada tepi epifisisKelenturan : Tidak lentur

Lain-lain : Mulai timbul bercak putih di bagian tepi epifisis, dan terdapat endapan putih di larutan cukaLain-lain : Ada lapisan penutup tulang pada bagian ujung

2

Warna : Agak gelap dibagian epifisisWarna : Mulai bertambah gelap dibagian epifisis

Kekerasan : dibagian diafisis dan kelenturan di bagian epifisis mulai bertambahKekerasan : Keras pada seluruh bagian

Kelenturan : Tidak lentur tapi mulai melentur dibagian epifisisnya saja.Kelenturan : Tidak lentur

Lain-lain : Bercak putih bertambah dibagian epifisis (menjadi lebih banyak), endapan putih juga bertambah di larutan asam cuka, dan volume larutan berkurangLain-lain : Mulai kelihatan rongga pada tulang spons, dan tepi epifisis mulai menjadi kasar.

3

Warna : Warna gelap pada bagian epifisis bertambahWarna : Warna gelap pada epifisis mulai bertambah sampai ke garis epifisial.

Kekerasan : Bagian diafisis masih keras. Seadangkan bagian epifisis sudah melenturKekerasan : Keras pada seluruh bagian

Kelenturan : Tidak lentur, kecuali dibagian epifisisKelenturan : Tidak lentur

Lain-lain : Bercak putih bertambah dibagian epifisis, endapan putih bertambah, dan volume larutan berkurang dari sebelumnyaLain-lain : Lapisan pembungkus tulang spons pada epifisis mulai mengelupas.

2. Tabel perbandingan

No Direndam di larutan asam cuka

1kenyalkeras

2Volume bertambahVolume berkurang

3Bau amis sedikit hilangBau amis

4Warnanya pucatWarnanya mencolok

V. Foto

Di larutan HCl Dikeringkan di bawah panas matahari

VI. Analisis

Warna Setelah tulang paha ayam dikontraksikan atau dimasukkan ke dalam larutan HCL 20% ternyata terdapat perubahan pada warnanya. Sebelum dimasukkan warnanya masih kuning dan terlihat masih segar. Tetapi setelah dimasukkan ke dalam larutan tersebut warna tulang paha ayam tersebut menjadi coklat keputihan dan pucat terlihat. Apa yang menyebabkannya? Penyebabnya adalah larutan HCL. larutan HCL adalah larutan yang termasuk asam dan sekaligus sebagai pelarut zat lain. Warna tersebut berubah karena molaritas HCL termasuk kuat sehingga zat pewarna yang ada pada tulang yang sekaligus diikat oleh kalsium di matriks tulang terlarut oleh larutan asam kuat HCL sehingga kesegaran warna di tulang tersebut pudar dan berubah menjadi pucat. Sedangkan paha ayam yang dikeringkan di bawah sinar matahari berwarna putih mencolok yang disebabkan karena kalsium yang berada di dalam tulang tidak hanyut oleh HCI melainkan masih tetapa berasa di dalam tulang.

Kekerasan Kekerasan pada tulang sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCL sangatlah kuat. Tetapi setelah dimasukkan dan diangkat ternyata menjadi lunak. Apa yang menyebabkannya? Ini adalah ulah HCL. HCL memiliki kecenderungan untuk melarutkan zat lain atau unsur-unsur lain seperti Ca dengan mengikuti reaksi kimia: HCL + Ca = CaCl2 + H2 .Otomatis kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut oleh HCL, dalam kondisi tertentu tulang tersebut akan menjadi lunak sehingga fungsi kalsium sebagai penguat dan yang membantu pertumbuhan tulang menjadi lemah atau rendah bahkan hilang karena kadar atau prosentase atau komposisi kalsium pada tulang menurun drastis. Selain itu zat-zat lain yang ada pada tulang keras seperti fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit juga terlarut dan menurun drastis sehingga tulang benar-benar menjadi lentur atau lunak. Berbeda jauh dengan yang dikeringkan di sinar matahari kekerasannya semakin keras karena fostur tulang akan menyeras jika terkena sinar matahari langsung.

Kelenturan Sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCL tulang paha ayam sama sekali tidak lentur tetapi setelah dimasukkan tulang ini menjadi lentur dan dapat dibengkokkan dan dipatahkan. Hal ini dapat membuktikan bahwa larutan HCL yang notabennya adalah mengandung gabungan dari unsur gas mulia yaitu hidrogen (H) dan unsur lain berupa clor (Cl ) benar-benar dapat menurunkan zat-zat atau unsur-unsur yang ada pada tulang terutama kadar kalsium pada tulang, sehingga zat-zat penguat tulang menurun drastis karena telah terlarut oleh kuatnya molaritas dari larutan HCL. Jadi sekali lagi asam klorida adalah salah satu zat pelarut dan mengandung kadar atau prosentase molaritas yang kuat dan tinggi. Dalam tulang yang disimpan di cahaya matahari langsung tidak sama sekali lentur karena kalsium yang berada di dalam tulang tersebut menyeras oleh sianar matahari langsung.

Tulang yang direndam di HCL menjadi lunak karena kadar kalsium dan zat-zat penguat tulang yang lain telah menurun drastis akibat terlarut oleh larutan HCl, HCl ini lah yg melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain, sehingga yang tersisa adalah kolagen dan zat-zat organik lain. Hal ini terjadi karena asam cuka berfungsi sebagai mineral yang menyebabkan zat kapur (yang tersusun atas kalsiun karbonat, kalsium fosfat, zat perekat, dan protein) yang mengisi ruang antar sel, keluar dari dalam tulang, membentuk endapan di dalam larutan cuka yang menyebabkan kalsium yang berada di dalam cuka menjadi larut dan membentuk endapan tersebut. Untuk lebih jelas kita dapat mengikuti persamaan reaksi kimia berikut ini:HCL + Ca = CaCl2 + H2Jadi otomatis kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam asam, maka pada kondisi tertentu, tulang akan menjadi lentur/lunak karena komposisi Ca pada tulang sudah menurun drastis.. Setelah tulang direndam selam 3 hari dalam larutan cuka, tulang bisa menjadi lentur. Akan tetapi tidak seluruh bagian tulang lentur ada di bagian tengah yang tidak lentur karena banyak mengandung zat-zat organik seperti kalsium, fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit dan garam-garam seperti Kalsium Karbonat (CaCO3) dan (Ca(PO4)2) yang dapat menjadikan tulang kuat dan keras.VII. Pertannyaan

1. Mengapa tulang paha ayam harus direndam dalam larutan HCl ?Jawab : untuk memahami zat penyusun tulang , maka digunakan larutan cuka untuk merendam tulang sebab cuka sifatnya dapat melarutkan zat kapur dari tulang, sehingga tulang menjadi lentur2. Bagaimana kondisi ulang paha ayam setelah direndam dalam larutan HCI ?Jawab : menjadi elastis dan kenyal3. Berdasarkan jenisnya, termasuk kedalam tulang apakah tulang paha ayam ?Jawab : tulang keras4. Buatlah simpulan dai percobaan tersebut !Jawab : ada di bagian VII

VII. Kesimpulan 1. Larutan asam cuka menyebabkan tulang menjadi lentur.2. Tulang menjadi lentur karena kehilangan zat kapurnya.

VIII. Daftar Pusaka

Situs http://biologipedia.blogspot.com/2012/03/praktikum-pengamatan-tulang.html http://aini28.wordpress.com/2009/11/06/percobaan-biologi/ http://faisalnento.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-pahaayam.html http://indriani-harfina.blogspot.com/2010/01/reaksi-tulang-keras.html http://resti-afrista.blogspot.com/2012/09/laporan-hasil-praktikum-biologi.htmlBuku Buku biologi kelas VIII bilingual Students worksheet ( cartilage and hard bone )http://tifareggi28.blogspot.com/2012/12/praktikum-biologi-tentang-paha-ayam.htmlLaporan Hasil Praktikum Biologi : Struktur Tulang Keras & Tulang Rawan dan Kontraksi Otot

A. Dasar Teori

1) TULANGMenurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (KARTILAGO) dan tulang keras (= tulang/OSTEON).Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) yang mensekresikan matriks (KONDRIN) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (PERIKONDRIUM) yang banyak mengandung KONDROBLAS (pembentuk kondrosit).Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI. Jenis osifikasi adalah DESMAL dan KONDRAL. Kondral meliputi PERIKONDRAL dan ENKONDRAL.Tulang Keras atau Osteon terbagi menljadi- Tulang panjang (tulang pipa)- Tulang pipih- Tulang pendek- Tulang pneumatika Tulang Pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :- Bagian ujung yang disebut EPIFISE.- Bagian tengah yang disebut DIAFISE.Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena aktivitas OSTEOKLAS (perombak tulang). - Di antara epifise dan diafise terdapat CAKRAM EPIFISE (DISCUS EPIPHYSEALIS). Cakram ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.Sumsum Tulang ada dua jenis yaitu : 1. Sumsum tulang merah (MEDULLA OSSIUM RUBBA)2. Sumsum tulang kuning (MEDULLA OSSIUM FLAVA)

2) OTOT Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka dapat kita kaji lebih dalam misalnya dengan mempelajari otot gastroknemus pada katak. Otot gastroknemus katakbanyak digunakan dalam percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta disisipi olehtendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan kaki.Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari filamen-filamenaktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilansarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitasmiofibril.2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.

B. Hasil PengamatanHasil pengamatan 1STRUKTUR TULANG KERAS DAN TULANG RAWAN

Tujuan : mengamati struktur tulang keras dan tulang rawanAlat dan bahan :1. Tulang paha ayam2. Gelas kimia3. Cawan petri4. Larutan HClCara kerja :1. Sediakan tulang yang telah diberikan dibersihkan dari sisa-sisa daging yang melekat.2. Amati keadaan sebelum perendaman dengan larutan asam, misalnya kekerasannya, kelenturannya, dan warnanya.3. Potonglah sedikit sehingga kamu dapat mengamati bagian dalam tulang.4. Masukkan hasil pengamatanmu ke dalam tabel, dan kemudian rendamlah tulang tersebut ke dalam larutan HCl yang tersedia selama 1 jam.5. Angkat tulang dari dalam larutan HCl dengan hati-hati menggunakan penjepit dan sarung tangan.6. Ulangi pengamatanmu dan buatlah perbandingan dengan hasil pengamatan sebelum dan sesudah tulang direndam dalam larutan HCl.Pengamatan dan hasil pengamatanTabel hasil pengamatanNo.Komponen PengamatanSebelum direndamSetelah direndam lar.HCl

1WarnaPutih kekuninganPutih pucat

2KekerasanSangat kerasLebih lunak, agak rapuh

3KelenturanTidakLebih lentur

4Keadaan bagian dalamBerwarna merah, lunakIsi tulang berhamburan keluar, berwarna merah pucat/cokelat

Pertanyaan :1. Apakah terjadi perubahan kelenturan pada tulang sesudah direndam larutan HCl? Mengapa?Jawab : Ya, asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsurseperti kalsium (Ca). Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut dalam asam (larutan berubah berwarna keruh) dan tulang akan menjadi lentur/lunak karena kandungan Ca pada tulang yang semakin sedikit.

2. Tulislah perbedaan struktur tulang keras dengan tulang rawan!Jawab :No.Tulang keras (Osteon)Tulang rawan (kartilago)

1Tersusun teratur yang membentuk sistem HaversTersusun tidak teratur

2Bersifat keras, kuat dan kakuSifatnya lentur dan elastis

3Selnya osteositSelnya kondrosit

4Matriksnya tersusun atas kalsium dan fosfatMatriksnya tersusun atas kondrin

5Terdapat pada tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturanTerletak di daun telinga, hidung, sendi, sambungan tulang belakang, dll

6Berasal dari jaringan ikat embrional, perikondriumBerasal dari osifikasi tulang rawan (kartilago)

3. Tulislah bagian tubuh manusia yang berupa tulang keras! Sebutkan pula bagian tubuh manusia yang berupa tulang rawan!Jawab : Tulang keras : terdapat pada tulang pipa (tulang betis,tulang kering, tulanghasta dan tulang pengumpil), tulang pipih (tulang pinggul, tulang belikat,dan tulang tengkorak), tulang pendek (pangkal kaki, pangkal lengan, danruas-ruas tulang belakang), tulang wajah dan tulang belakang. Tulang rawan : dapat ditemukan di hidung, cuping telinga, penghubungantara tulang rusuk dan tulang dada, persendian tulang, antarruas tulangbelakang, dan cakra epifisis (pada anak-anak).4. Apakah tulang rawan dapat berubah (berkembang) menjadi tulang keras? Jelaskan!Jawab : Ya, Pembentukan tulang disebut dengan osteogenesis atau osifikasi. Peristiwa osifikasi ini berlangsung pada dua tempat,yaitu: (1) langsung di dalam mesenkim yang vaskular, dan (2) ditengah daerah osifikasi tulang rawan sebagai model tulangmendatang. Perkembangan tulang (osifikasi)dapat berubah bentuk sesuai tingkatpertumbuhannya. Proses initerjadi setelah terbentuk tulangrawan(kartilago). Kartilago dihasilkan darisel-sel embrional (mesenkim). Setelahkartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi olehosteoblas. Osteoblas juga menempati seluruh jaringantulang danmembentuk sel-sel tulang keras (osteosit).Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke arah luar (konsentris). Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan sarafyangakan membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers. Pada bagiantengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang berisi pembuluh darahkapiler. Tiap sistem terdiri atastabung-tabung tipis lamela yang semakin ketengah ukurannya semakin kecil. Tiap lamela mengandung lakuna (celah)yang berisi osteosit. Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa proteinyang akan menjadi matriks tulang. Senyawaprotein ini juga mengandungsenyawa kapur dan fosfor sehingga matriks tulang mengeras.

KesimpulanStruktur tulang keras dan tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang sifatnya lentur dan tulang keras yang sifatnya padat dan liat seperti semen. Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan agar tulang tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi proses osifikasi.

Hasil pengamatan 2KONTRAKSI OTOTTujuan : Mengamati kontraksi otot sebagai bagian proses sistem gerakAlat dan bahan :1. Tungkai katak hijau (Rana pipiens) segar 1 buah2. Statif standar 1 buah3. Tali benang 25 cm 2 helai4. Larutan Ringer 30 ml5. Pisau bedah 1 buah6. Arus listrik dari 3 batu baterai besar7. Cawan petri8. KabelCara kerja :1. Bersihkan tungkai katak hijau dari kulitnya2. Ambil bagian betis dengan kedua ujung tendonnya3. Tiap ujung tendon diikat dengan tali dan diikatkan pada statif sampai tali tegang (tidak mudah bergerak)4. Jagalah agar otot tetap basah dengan meneteskan larutan Ringer5. Sentuhlah ujung otot betis dengan kabel dari sumber listrik baterai dengan interval waktu 3 menit, 2 menit, dan 1 menit masing-masing 3 kali6. Perhatikan gejala yang timbul pada setiap rangsangan yang diberikan. Apakah terjadi gerakan? Gerakan tersebut adalah kontraksi otot. Hitung berapa kali otot berkontraksi?7. Masukan data dalam tabel dan bandingkan hasil pengamatanmu pada masing-masing interval waktu yang berbeda8. Cobalah melakukan pengamatan dengan arus listrik secara terus-menerus! Amati dan bandingkan dengan hasil pengamatan sebelumnya!Pengamatan dan hasil pengamatanNo.Inteval waktuJumlah kontraksi otot pada perlakuan

123

13 menit+++++++

22 menit+++++

31 menit++++

4Terus menerus+--

Keterangan : + Jika ada kontraksi- Jika otot diamPertanyaan :1. Apakah fungsi larutan ringer pada percobaan tersebut ?Jawab :karena otot dapat melakukan kontraksi otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksi.2. Apakah fungsi arus listrik yang bersumber dari batu baterai ?Jawab : sebagai rangsangan untuk melakukan kontraksi pada otot.3. Sebutkan senyawa kimia yang terkandung dalam otot sehingga otot memiliki kemampuan berkontraksi !Jawab : senyawa kimia berupa atp (adenosine triposfat) dan keratin fasfat.4. Tuliskan skema penggunaan energi otot pada saat kontraksi !Jawab : atp adp + asam fosfat + energi5. Apa akibatnya bila otot mendapat rangsang secara terus menerus? Mengapa hal itu terjadi ?Jawab :apabila otot mengalami rangsangan secara terus menerus mengakibatkan otot mengalami kelelahan hal tersebut disebabkan karena menurunnya atp dan fosfat keratin sedangkan adp amp dan asam laktat naik konsentrsinya.6. Jelaskan dengan skema mekanisme terjadinya kelelahan akibat kontraksi melakukan aktifitas! Apakah senyawa penyebab kelelahan tersebut?Jawab:aglikogen: laktasidogen, laktasidogen: glukosa + asam laktat, glukosa + O2: Co2 + H2O + energi7. Penderita diabetus mellitus sering cepat mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas. Mengapa hal itu terjadi? Jelaskan!Jawab:karena kadar glukosa di urine dan darah pendiri diabetes meletus sangat tinggi sehingga sering buang air kecil cepat haus dan lapar sehingga menyebabkan kelelahan.

KesimpulanOtot merupakan alat gerak aktif, yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi atau memendek karena otot mengandung senyawa kimia berupa ATP (adenosine triposfat) dan keratin fasfat. Jika otot di beri rangsangan berupa arus listrik, maka dengan bantuan senyawa tersebut otot dapat berkontraksi. Jika otot berkontraksi terus menerus maka otot akan mengalami kelelahan dan kontraksi otot semakin melemah.

Daftar Pustaka

Sri Lestari, Endang. 2009. Biologi SMA/MA kelas XI BSE. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional Maniam, MBS. 2010. Facil Advanced Learning Biology 2A For Grade XI. Bandung : Grafindo Media Pratama http://itozangbio.wordpress.com/bahan-ajar/materi-kelas-xi/tulang/ http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/jenis-tulang-berdasar-penyusunnya.html http://wordbiology.wordpress.com/2009/01/20/kontraksi-otot/http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0058%20Bio%202-4b.htm