studi analisis potensi timbulan limbah bahan …
TRANSCRIPT
STUDI ANALISIS POTENSI TIMBULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI LABORATORIUM TEKNIK
PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Ananda Putri Permatasari, Firdaus Ali, dan El Khobar Muhaemin Nazech
1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 2. Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 3. Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Untuk mendasari perencanaan pengelolaan limbah B3 yang belum diberlakukan di UI sebagai kampus berkelanjutan, diperlukan studi analisis potensi limbah yang meliputi perhitungan volume, penentuan jenis, dan karakterisasi limbah B3 potensial untuk dilanjutkan menjadi studi inventarisasi limbah. Studi analisis limbah potensial dipaparkan dengan objek studi Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan sebagai salah satu laboratorium di UI yang menghasilkan limbah B3, terbagi menjadi dua: 1) Laboratorium Lingkungan dan 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dengan fokus studi timbulan limbah B3 dari kegiatan praktikum. Basis analisis adalah PP No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999. Perhitungan dilakukan melalui studi rasional berdasarkan hukum kimia dan karakterisasi limbah berdasarkan MSDS sehingga diperoleh bahwa 1) Laboratorium Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar reaktif, iritan, beracun, karsinogenik, korosif, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 23 jenis limbah B3 potensial; 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar, iritan, beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 8 jenis limbah B3. Kata kunci: limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); limbah B3 potensial; limbah laboratorium
ANALYSIS STUDY OF POTENTIAL HAZARDOUS WASTE MATERIALS IN SANITARY AND ENVIRONMENTAL ENGINEERING
LABORATORY, FACULTY OF ENGINEERING, UNIVERSITAS INDONESIA
Abstract
For underlying hazardous waste management plan that has not been enforced in the UI campus, the necessary studies include analysis of potential waste volume calculations, the determination of the type, and a characterization of the potential to be continued later to hazardous waste into the waste inventory study. Studies of potential waste analysis study presented to the object Sanitary and Environmental Engineering Laboratory as one of the laboratories in the UI generating hazardous waste. The laboratory is divided into two: 1) Environmental Laboratory and 2) Environmental Microbiology Laboratory where this study is focused on the generation of hazardous waste practicum by students. The analysis base is PP. 18 Year 1999 jo. PP. 85 Year 1999 and supported by the EPA regulations. The calculation is done through rational study of law is based on the chemical and potential waste characterization based on MSDS to obtain that 1) Environmental Laboratory’s potential hazardous waste are charactherized as explosive, reactive flammable, irritant, toxic, carcinogenic, corrosive, mutagenic, and ecotoxic of the overall 23 type potential hazardous waste; 2) Environmental Microbiology Laboratory’s potential hazardous waste are charactherized as explosive, flammable, irritant, toxic, carcinogenic, teratogenic, mutagenic, and ecotoxic of total 8 types hazardous waste. Keywords: hazardous and toxic waste, potential hazardous waste, laboratory waste
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Pendahuluan
Pengendalian pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara teknis
belum terimplementasi sesuai amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup maupun Peraturan Pemerintah No. 18
Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Secara esensial, berarti pula belum pencemaran oleh limbah B3 belum terkendali.
Hal ini disimpulkan dari pengamatan yang dapat dilihat sehari-hari, dimana pembuangan
limbah baterai, bola lampu, aki, oli, limbah praktikum, dilakukan serupa dengan pembuangan
limbah non-B3.
Demikian juga yang terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Berdasarkan
penelitian oleh mahasiswa Teknik Lingkungan UI pada 2011, didapati belum terimplementasi
pengelolaan limbah B3 di UI secara terintegrasi. Demikian pula hasil konfirmasi tentang
pengelolaan limbah B3 laboratorium di FTUI kepada pihak pengelola infrastruktur setempat.
Padahal, sebagai univeristas teladan sepatutnya UI menjadi pionir dalam implementasi
kampus berkelanjutan (sustainable campus) salah satunya melalui pengendalian pencemaran
limbah B3 dari laboratorium.
Menurut Chaaban, institusi pendidikan seperti universitas mengemban peran sangat
besar terhadap pertanggungjawaban kasus pencemaran. Khususnya fakultas teknik, dianggap
perlu melangsungkan riset terkait guna menyediakan detil teknis untuk pengendalian
pencemaran limbah B3 (Chaaban, 2001). Timbulan limbah B3 di kampus tidak dapat
dihindari karena merupakan salah satu kebutuhan vital dalam perkembangan akademis
melalui aktivitas riset dan praktikum oleh akademisi dan mahasiswa.
Untuk mencapai keterpaduan pengelolaan limbah tersebut, diperlukan langkah awal
berupa analisis potensi limbah B3 sebagai dasar inventarisasi limbah B3 laboratorium dan
manajemen limbah pada tingkat setelahnya, dimulai dari lingkup lokasi terdekat yaitu
Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan FTUI. Fungsi inventarisasi yaitu sebagai
basis penentuan kebijakan, prosedur kerja laboratorium, maupun evaluasi B3 di kemudian
hari.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian: apa jenis, berapa kuantitas, dan
bagaimana karakteristik limbah B3 potensial yang ditimbulkan dari hasil kegiatan praktikum
di Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan UI?
Tujuan penelitian secara umum adalah (1) mengetahui jenis, kuantitas, dan
karakteristik limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Teknik Penyehatan dan
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Lingkungan pada kegiatan praktikum; (2) menyertakan MSDS untuk setiap bahan berpotensi
sebagai limbah B3 sebagai salah satu basis pengelolaan limbah skala laboratorium, fakultas,
maupun universitas; dan (3) mengompilasi data kuantitas, jenis, dan karakteristik bahan yang
berpotensi menjadi limbah B3 dilengkapi dengan MSDS B3 tersebut dalam suatu pangkalan
data potensi timbulan limbah B3.
Perlu ditekankan bahwa potensi limbah yang dimaksud dalam penelitian adalah (1)
B3 yang timbul karena proses kimiawi, biologis, maupun fisis hingga menjadi senyawa atau
substansi limbah semifinal atau B3 sebelum B3 tersebut menjadi limbah tercampur, sehingga
karakteristiknya berpotensi berubah setelah pencampuran; atau (2) B3 dari setiap langkah
praktikum yang mengandung beberapa senyawa atau substansi sekaligus sehingga substansi
tersebut perlu diidentifikasi lagi melalui pengujian sampel untuk memastikan karakteristik
limbah berupa gabungan beberapa senyawa atau substansi. Kemudian, potensi limbah yang
terlingkupi dalam penelitian merupakan potensi limbah dari proses praktikum oleh
mahasiswa, tidak termasuk limbah kegiatan penelitian dan limbah cucian laboratorium.
Tinjauan Teoritis
Menurut definisi Resource Conservation and Recovery Act (RCRA), limbah
berbahaya dan beracun sebagai limbah padat (solid waste), atau kombinasi limbah padat, yang
karena kuantitas, konsentrasi, atau sifat fisik, kimiawi, atau karakteristik infeksiusnya dapat
menimbulkan, atau (a) secara signifikan berkontribusi pada sebuah peningkatan pada
kematian atau peningkatan pada yang tidak terpulihkan, atau menjadikan tidak bisa pulih; atau
(b) menimbulkan kemunculan substansi atau potensi beracun pada kesehatan manusia atau
lingkungan ketika digunakan, disimpan, diangkut, atau dibuang secara tidak semestinya, atau
sebaliknya diatur (dalam EPA, 2005).
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun
1999, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Selanjutnya, limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk lain. Hingga Juni 2014, Rancangan PP Tahun 2013 sebagai
pembaruan PP No. 18 Tahun 1999 sedang menunggu pengesahan sehingga PP No. 18 Tahun
1999 masih dijadikan landasan.
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
EPA mengidentifikasi empat perbedaan utama antara laboratorium operasi di sekolah
tinggi (colleges) dan universitas dengan laboratorium fasilitas produksi industri, dimana
perbedaan tersebut menimbulkan dorongan adanya regulasi khusus pengelolaan limbah B3 di
institusi pendidikan: (1) laboratorium di sekolah tinggi dan universitas memiliki banyak titik
timbulan limbah; (2) laboratorium tersebut cenderung menghasilkan volume limbah yang
relatif kecil pada setiap titik timbulan limbah B3; (3) limbah B3 yang dihasilkan cenderung
bervariasi terhadap waktu karena area penelitian yang berubah, berkebalikan dengan limbah
B3 dari industri; dan (4) pihak yang banyak terlibat adalah pelajar atau mahasiswa yang relatif
belum terlatih (dalam Monz, McDonough dan Ffiona, 2006).
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, catatan dan dokumen yang wajib dibuat serta
dimiliki oleh pihak pengelola limbah B3 wajib diserahkan kepada kepala instansi yang
bertanggung jawab dengan tembusan kepada instansi yang terkait dan Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Catatan disampaikan minimal enam bulan
sekali serta dipergunakan untuk: (a) inventarisasi jum1ah limbah B3 yang dimanfaatkan dan
(b) sebagai bahan eva1uasi da1am rangka penetapan kebijaksanaan dalam pengelolaan limbah
B3.
Perihal dokumentasi limbah, penelitian sebelumnya terhadap laboratorium di UI
telah dilakukan sejauh studi awal karakterisasi dan pengelolaan limbah B3 sebagaimana
diteliti oleh Larastika (2011). Penelitian tersebut merupakan sebuah studi kualitatif yang
menghasilkan keluaran berupa jenis dan karakteristik limbah B3 di FT, FMIPA, FK, dan FKG
UI. Belum terdapat kuantitas limbah yang disajikan oleh hasil studi, sehingga penelitian
lanjutan yang terdekat adalah studi potensi timbulan limbah B3 untuk dijadikan inventaris
limbah B3 sebagai dasar pengelolaan limbah B3 teritegrasi di UI.
Metode Penelitian Objek penelitian ini adalah Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan di
FTUI yang terdiri dari 2 (dua) ruang laboratorium: (1) Laboratorium Teknik Lingkungan dan
(2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan. Objek studinya merupakan limbah B3 potensial
dari kegiatan praktikum di kedua laboratorium tersebut, tidak termasuk limbah B3 dari
aktivitas penelitian maupun pencucuian alat laboratorium.
Penelitian menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Data
dikumpulkan melalui (1) telaah dokumen dan (2) wawancara. Telaah dokumen dilakukan
terhadap modul praktikum untuk mempelajari prosedur praktikum sebagai dasar analisis
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
kimia dan kuantifikasi limbah B3 potensial, data peserta praktikum, MSDS, dan regulasi
terkait B3. Sedangkan wawancara dilakukan kepada laboran dan beberapa ahli.
Metode analisis data potensi limbah B3 terdiri dari dua alternatif yaitu (1) pengujian
sampel dan (2) analisis timbulan (generator knowledge/acceptable knowledge). Acceptable
knowledge meliputi, namun tidak terbatas pada: (1) analisis proses (process knowledge),
dimana informasi detil mengenai limbah diperoleh dari data analisis limbah eksisting atau
analisis data terdokumentasi atau studi terlaksana; (2) data dari analisis atau uji performa oleh
penghasil limbah; atau (3) dalam kasus limbah yang baru terdata, data dari analisis terbaru
limbah mengacu pada tanggal efektif berlakunya data limbah (EPA, 2013). Penghasil limbah
B3 dapat memilih untuk menggunakan di antara dua analisis tersebut. Pemilik atau penghasil
limbah bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang cukup sebagai syarat
kesesuaian dengan regulasi (EPA, 2013).
Penelitian kali ini menerapkan analisis acceptable knowledge karena cukup sesuai
dengan kebutuhan penelitian untuk melakukan studi limbah potensial. Kelebihan acceptable
knowledge dalam penelitian ini yaitu murah, hasil hitungan relatif pasti, dan mudah
dimodifikasi bila terdapat kesalahan. Meskipun begitu, sampling perlu dilakukan pada level
penelitian berikutnya agar karakteristik limbah potensial yang dihasilkan penelitian ini
terkonfirmasi secara empiris. Batasan waktu adalah faktor paling memengaruhi mengapa
sampling tidak dilakukan, sehingga penelitian hanya sedalam menyelidiki limbah B3
potensial, bukan limbah B3.
Secara umum, penelitian terdiri dari langkah (1) identifikasi awal potensi limbah B3
per aktivitas praktikum; (2) analisis karakteristik limbah B3 potensial; (3) kuantifikasi dan
kategorisasi limbah B3 potensial menggunakan tabel kuantifikasi dan kategorisasi limbah B3
potensial; dan (4) rekapitulasi limbah B3 potensial. Beberapa analisis penunjang yang
dilakukan untuk mengimplementasikan acceptable knowledge adalah (1) analisis kimia dan
kuantifikasi limbah potensial berdasarkan prosedur praktikum dan (2) penentuan karakteristik
limbah B3 potensial berdasarkan MSDS.
Hasil Penelitian Perhitungan dan analisis karakteristik limbah B3 potensial Laboratorium Lingkungan
dan Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dilakukan sehingga menghasilkan keluaran
berupa inventarisasi limbah B3 potensial sebagai berikut.
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
1. Laboratorium Lingkungan
Jenis limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Lingkungan adalah
sejumlah dua puluh tiga jenis. Laboratorium lingkungan diestimasi menghasilkan jenis limbah
potensial dengan kategori (1) eksplosif sebanyak dua jenis, (2) mudah terbakar sebanyak lima
jenis, (3) reaktif sebanyak tiga jenis, (4) iritan sebanyak dua puluh tiga jenis, (5) beracun
sebanyak tujuh belas jenis, (6) karsinogenik sebanyak dua jenis, (7) korosif sebanyak lima
jenis, dan (8) ekotoksik sebanyak dua jenis sebagaimana dirinci pada tabel rekapitulasi limbah
B3 potensial Laboratorium Lingkungan. Limbah potensial dengan karakteristik teratogenik
tidak dihasilkan dari kegiatan praktikum di laboratorium lingkungan.
Tabel 1 Jumlah Jenis Limbah B3 Potensial Laboratorium Lingkungan
Limbah Jumlah Jenis Limbah Persentase (%) Eksplosif 2 8.70 Mudah Terbakar 5 21.74 Reaktif 3 13.04 Iritan 23 100.00 Beracun 17 73.91 Karsinogenik 2 8.70 Korosif 5 21.74 Teratogenik 0 0.00 Mutagenik 4 17.39 Ekotoksik 2 8.70 23
Gambar 1 Persentase Karakteristik Limbah B3 Potensial Laboratorium Lingkungan
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00
100.00
8.70 21.74 13.04
100.00
73.91
8.70 21.74
0.00 17.39 8.70
(%)
Karakteristik
Persentase Timbulan Limbah B3 Potensial Laboratorium Lingkungan
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Tabel 2 Rekapitulasi Jenis dan Kuantitas Limbah B3 Potensial Laboratorium Lingkungan
Tipe Substansi Tipe Limbah B3 Potensial Rumus KimiaTimbulan per
Praktikum (ml)
Timbulan per Tahun
(ml)
Volum Total (ml)
A B C D E FEksplosif Asam Sulfat H2SO4 6 120
Permanganat MnO4- 579 11580Mudah terbakar Amonium Asetat CH3COONH4 901 18020
Amonium Dikromat (NH4)2Cr2O7 72 1440EDTA C10H12CaNa2N2O8.2H2O 110 2200Kalium Asetat CH3COOK 901 18020Permanganat MNO4- 579 11580
Reaktif Asam Sulfat H2SO4 6 120Kalium Hidroksida KOH 2232 44640Amonium Dikromat (NH4)2Cr2O7 72 1440
Menimbulkan iritasi Alumunium Hidroksida Al(OH)3 2500 50000Amonium Dikromat (NH4)2Cr2O7 72 1440Amonium Asetat CH3COONH4 901 18020Asam Sulfat H2SO4 6 120
Asam Karbonat H2CO3 126 2520Barium Sulfat BaSO4 354 7080Besi (III) Hidroksida Fe(OH)3 2500 50000Besi (II) Sulfat FeSO4 72 1440Besi (III) Sulfat Fe2(SO4)3 21 420EDTA C10H12CaNa2N2O8.2H2O 110 2200Iodin I2 901 18020Kalium Asetat CH3COOK 901 18020Kalium Hidroksida KOH 2232 44640Kalium Klorida KCl 901 18020Kalium Sulfat K2SO4 72 1440Larutan Klorin N/A 354 7080Mangan Dioksida MnO2 579 11580Mangan Hidroksida Mg(OH)2 2232 44640Mangan Sulfat MnSO4.H2O 2228 44560Natrium Iodida NaI 403.5 8070Natrium Tetrationat Dihidrat NaS4O6.2H2O 362.5 7250Perak Sulfat AgSO4 72 1440
Permanganat MnO4- 579 11580BerbahayaBeracun Amonium Asetat CH3COONH4 901 18020
Amonium Dikromat (NH4)2Cr2O7 72 1440Asam Karbonat H2CO3 126 2520Asam Sulfat H2SO4 6 120Barium Sulfat BaSO4 354 7080Besi (II) Sulfat FeSO4 72 1440Besi (III) Sulfat Fe2(SO4)3 21 420Iodin I2 901 18020Kalium Klorida KCl 901 18020Kalium Sulfat K2SO4 72 1440Mangan Dioksida MnO2 579 11580Mangan Sulfat MnSO4.H2O 2228 44560Natrium Iodida NaI 403.5 8070Natrium Tetrationat Dihidrat NaS4O6.2H2O 362.5 7250Kalium Hidroksida KOH 2232 44640Perak Sulfat AgSO4 72 1440Permanganat MnO4- 579 11580
Karsinogenik Amonium Dikromat (NH4)2Cr2O7 72 1440Asam Sulfat H2SO4 6 120
Korosif Asam Sulfat H2SO4 6 120Larutan Klorin N/A 354 7080Iodin I2 901 18020Natrium Iodida NaI 403.5 8070Perak Sulfat AgSO4 72 1440
InfeksiusTeratogenik - - 0 0 0Mutagenik Amonium Dikromat (NH4)2Cr2O7 72 1440
Mangan Sulfat MnSO4.H2O 2228 44560Kalium Klorida KCl 901 18020Kalium Hidroksida KOH 2232 44640
Ekotoksik Asam Sulfat H2SO4 6 120
Ion Mangan Mn2+ 113 22608657.5 173150Volum Total
11700
51260
46200
369580
197640
1560
34730
108660
2380
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
2. Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
Jenis limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
adalah sejumlah delapan jenis. Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan diestimasi
menghasilkan jenis limbah dengan kategori (1) eksplosif sebanyak dua jenis, (2) mudah
terbakar sebanyak empat jenis, (3) iritan sebanyak delapan jenis, (4) beracun sebanyak enam
jenis, (5) karsinogenik sebanyak dua jenis, (6) teratogenik sebanyak satu jenis, (7) mutagenik
sebanyak tiga jenis, dan (8) ekotoksik sebanyak satu jenis sebagaimana dirinci pada tabel
rekapitulasi limbah B3 potensial Mikrobiologi Lingkungan. Limbah potensial dengan
karakteristik reaktif dan korosif tidak dihasilkan dari kegiatan praktikum di Laboratorium
Lingkungan.
Volume total pada kolom timbulan per praktikum menunjukkan jumlah 403,0 ml per
tahun, diperoleh dari penjumlahan volume limbah potensial seluruh modul praktikum, yaitu
volume total limbah B3 potensial praktikum enumerasi mikroorganisme ditambah volume
total limbah B3 pengecatan struktur sel, dan volume total limbah B3 potensial pemeriksaan
air. Kemudian, volume tersebut dikalikan dengan 20 dimana nilai tersebut merupakan asumsi
jumlah kelompok praktikum, sehingga diperoleh volume total tahunan limbah B3
Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan sebanyak 8.060,0 ml, sesuai kondisi bahwa
praktikum dilaksanakan setahun sekali. Untuk inventarisasi nyata yang kelak dilakukan,
laboran dapat menginput data jumlah kelompok sesuai kondisi di lapangan. Karakteristik
limbah potensual tidak berjumlah seratus persen karena terdapat limbah potensial, bahkan
sebagian besar limbah potensial, yang memiliki lebih dari satu karakteristik sekaligus.
Tabel 3 Jumlah Jenis Limbah B3 Potensial Lab. Mikrobiologi Lingkungan
Limbah Jumlah Jenis Limbah Persentase (%) Eksplosif 2 25.00 Mudah Terbakar 4 50.00 Reaktif 0 0.00 Iritan 8 100.00 Beracun 6 75.00 Karsinogenik 2 25.00 Korosif 0 0.00 Teratogenik 1 12.50 Mutagenik 3 37.50 Ekotoksik 1 12.50 8
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Gambar 2 Persentase Karakteristik Limbah B3 Potensial Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
Tabel 4 Rekapitulasi Inventaris Limbah B3 Potensial Lab. Mikrobiologi Lingkungan
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
25.00
50.00
0.00
100.00
75.00
25.00
0.00 12.50
37.50
12.50
(%)
Karaktersitik
Persentase Timbulan Limbah B3 Potensial Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
Tipe SubstansiTipe Limbah B3
Potensial Rumus KimiaTimbulan per
Praktikum (ml)
Estimasi Timbulan per Tahun (ml)
Volum Total (ml)
A B C D E FEksplosif Alkohol Aseton N/A 2 40
Kristal Violet C-25-H30-Cl-N3 2 40Mudah terbakar Alkohol Aseton N/A 2 40
Bile Green LB N/A 150 3000Kristal Violet C-25-H30-Cl-N3 2 40Safranin N/A 2 40
Reaktif - - 0 0Menimbulkan iritasi Alkohol Aseton N/A 2 40
Bile Green LB N/A 150 3000Kristal Violet C-25-H30-Cl-N3 2 40Lactose Broth N/A 75 1500Nutrient Agar N/A 5 100Endo Agar N/A 30 600Safranin N/A 2 40Lugol Iodin N/A 2 40
BerbahayaBeracun Alkohol Aseton N/A 2 40
Bile Green LB N/A 150 3000Nutrient Agar N/A 5 100Endo Agar N/A 30 600Safranin N/A 2 40Lugol Iodin N/A 2 40
Karsinogenik Endo Agar N/A 30 600Safranin N/A 2 40
Korosif - - 0 0InfeksiusTeratogenik Safranin N/A 2 40Mutagenik Kristal Violet C-25-H30-Cl-N3 2 40
Safranin N/A 2 40Koloni bakteri N/A 140 2800
Eksotoksik Bile Green LB N/A 150 3000 3000403 8060
2920
Volum Total
80
3120
5360
3820
640
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Adapun prinsip kesetimbangan material maupun kesetimbangan massa (mass
balance) limbah B3 potensial tidak dialikasikan pada analisis karena terdapat faktor yang
tidak mendukung terimplementasinya analisis kesetimbangan secara tepat. Faktor tersebut
setidaknya adalah kesulitan mengaudit volume limbah pencucian alat praktikum yang
disebabkan oleh berbedanya kebiasaan setiap praktikan dalam efisiensi air untuk pencucian.
Sehingga, sulit dilakukan pengasumsian volume limbah air cucian. Volume limbah B3
potensial yang terdapat dalam air cucian pun relatif sangat kecil dibandingkan volume total
limbah potensial sehingga kuantitasnya dapat diabaikan.
Pembahasan Kuantifikasi dan kategorisasi limbah potensial hanya dilakukan terhadap modul
praktikum yang berpotensi menghasilkan limbah B3. Penentuan potensi B3 didasarkan pada
jenis bahan praktikum, apakah terdapat bahan yang tergolong B3 atau tidak.
Pada mata kuliah Kimia Lingkungan, praktikum yang dianalisis adalah (1) Praktikum
Modul Asam dan Basa: Metode Titrimetri dan Potensiometri, (2) Praktikum Modul Angka
Permanganat: Metode Titrimetri, (3) Praktikum Modul Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD):
Metode Refluks Tertutup, (4) Praktikum Modul Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD): Metode
Refluks Terbuka, (5) Praktikum Modul Kesadahan Total Kalsium dan Magnesium: Metode
Titrimetri, (6) Praktikum Modul Sulfat: Metode Spektrofotometri, (7) Praktikum Modul
Mangan: Metode Spektrofotometri, (8) Praktikum Modul Oksigen Terlarut (DO): Metode
Iodometri, dan (9) Praktikum Modul Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (BOD).
Pada mata kuliah Laboratorium Lingkungan, praktikum yang diidentifikasi adalah
(1) Praktikum Modul Koagulasi dan Flokulasi dan (2) Praktikum Modul Analisa Klor Aktif
(Disinfeksi). Sedangkan pada mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan, praktikum yang
berpotensi menghasilkan limbah B3 adalah (1) Praktikum Modul Enumerasi Mikroorganisme,
(2) Praktikum Modul Pemeriksaan Air, dan (3) Praktikum Modul Pengecatan Gram.
Setelah praktikum yang berpotensi B3 ditentukan, selanjutnya dilakukan (1)
penetapan jenis limbah B3 potensial per modul praktikum melalui analisis kimia atau lainnya,
(2) melakukan perhitungan kuantitas limbah B3 potensial berdasarkan prosedur praktikum,
(3) menganalisis proses perubahan bahan habis pakai menjadi limbah B3 potensial,
menentukan karakteristik limbah B3 potensial dengan bantuan material safety data sheets
(MSDS) dan(5) merekapitulasi data jenis, kuantitas, dan karakteristik limbah B3 potensial.
Langkah-langkah ini dilakukan dengan bantuan tabel kategorisasi dan kuantifikasi limbah B3
potensial yang dibuat sendiri oleh peneliti yang tujuan akhirnya mengacu pada tabel
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
rekapitulasi kuantitas dan jenis limbah B3 milik UNEP (2009). Berikut merupakan contoh
analisis per modul praktikum untuk memperoleh data kuantitas dan jenis limbah B3 potensial,
yaitu praktikum kebutuhan oksigen biokimiawi (BOD).
a. Prosedur Praktikum
1.Menyiapkan akuades 2 liter
2.Menambahkan buffer fosfat 2
ml, MgSO4 2 ml, CaCl2 2 ml, FeCl2 2 ml, dan seeding 2 ml secara berurutan, lalu mengaduk
selama 30 menit menggunakan stirrer
4a. Menuang larutan ke dalam 2
winkler sebagai blanko DO0 dan DO5
4b.Menuang larutan dari prosedur 3 ke dalam 5
winkler sebagai sampel DO0, DO4, dan DO6
5.Meneteskan MnSO4 1 ml,
iodida azida 1 ml, dan H2SO4 1 ml secara berurutan
3.Mengencerkan 35-‐50 ml (sesuai
tingkat pengenceran yang diperlukan) sampel hingga 700 ml
6.Mendiamkannya hingga
terbentuk endapan (MnO2)
7.Meneteskan H2SO4 1 ml ke sampel/blanko
8.Mengocok sampel/blanko hingga endapan larut
9.Menuang sampe/blanko hingga emdapan larut
10.Menitrasi sampel/blanko dengan titran Na2S2O3 sampai biru tepat hilang
(bening) Gambar 3 Prosedur Praktikum Kebutuhan Oksigen Biokimiawi
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
b. Kuantitas dan Jenis Potensi Limbah B3 Potensial Tabel 5 Kuantitas dan Jenis Limbah B3 Potensial Praktikum BOD
No. Sumber Timbulan BHP Volume
(ml) Faktor Pengali
Volume per Spesi
(ml)
Total Volume
(ml)
Jenis Limbah
Potensial 1
Volume 1 (Tepat setelah seeding)
H2O 2000 1 2000
1240 Garam kompleks
Buffer fosfat 2 1 2 MgSO4 2 1 2 CaCl2 2 1 2 FeCl3 2 1 2 Seeding 2 1 2 Lar. seeding blanko -350 2 -700 Lar. seeding sampel -35 2 -70
2
Volume 2 (Blanko DO0 & DO5)
Lar. seeding 350 2 700
708 MnSO4, I2, Mn(OH)2,
KOH
MnSO4 1 2 2 Iodida azida 1 2 2 H2SO4 1 2 2 H2SO4 1 2 2
3
Volume 3 (Titrasi Blanko)
Lar. blanko 50 2 100 104 Na2S4O6,
NaI Amilum 1 2 2 Na2SO4 1 2 2
4
Volume 4 (Pengenceran sampel)
Lar. seeding 35 2 70
0 - H2O 665 2 1330 Larutan sampel -350 4 -1400
5
Volume 5 (Sampel DO0, DO4, DO5, DO6)
Lar. sampel 350 4 1400
1220 MnSO4, I2, Mn(OH)2,
KOH
Amilum 1 4 4 MnSO4 1 4 4 Iodida azida 1 4 4 H2SO4 1 4 4 H2SO4 1 4 4 Lar. sampel -50 4 -200
6
Volume 6 (Titrasi Sampel)
Larutan sampel 50 4 200
208 Na2S4O6, NaI Amilum 1 4 4
Na2SO4 1 4 4 Volume Total (ml) 3480
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
c. Analisis Karakteristik Potensi Limbah B3 Potensial Tabel 6 Analisis Karakteristik Limbah B3 Potensial Praktikum BOD
No. Sumber Timbulan BHP Analisis
Jenis Limbah
Potensial
Karakteristik Limbah
Potensial 1
Volume 1 (Tepat setelah seeding)
H2O
Seeding dijadikan penambahan sumber BOD. Garam membantu pengendapan terjadi.
Garam kompleks
Belum teridentifikasi,
namun diasumsikan B3 karena
berasal dari bahan B3
Buffer fosfat
MgSO4
CaCl2
FeCl3
Seeding Lar. seeding blanko Lar. seeding sampel
2
Volume 2 (Blanko DO0 & DO5)
Lar. seeding (1) 2MnSO4 + O2 -‐-‐> 2MnO2(OH)2. (2) MnO2 + H2SO4 -‐-‐> Mn(SO4)2 + H2O. (3) MnO2 + 2KI + 2H2O -‐-‐> Mn(OH)2 + I2 + 2KOH. Oksigen terlarut ekuivalen dengan I2 yang terbebaskan oleh alkali iodida dan H2SO4.
MnSO4, I2,
Mn(OH)2, KOH
MnSO4 iritan, beracun,
mutagenik; I2 iritan,
beracun, korosif;
Mn(OH)2 iritan; KOH
reaktif, iritan, beracun,
mutagenik; NaI iritan, beracun, korosif; Na2S4O6
iritan, beracun (ScienceLab,
2013)
MnSO4
Iodida azida
H2SO4 H2SO4
3
Volume 3 (Titrasi Blanko)
Lar. blanko Na2S2O3 mereduksi iodium menjadi iodin (I-). Jumlah molekul iodium yang terbebaskan ekuivalen dengan jumlah oksgen terlarut.
Na2S4O6, NaI
Amilum Na2SO4
4
Volume 4 (Pengenceran sampel)
Lar. seeding - - H2O
Lar. sampel 5
Volume 5 (Sampel DO0, DO4, DO5, DO6)
Lar. sampel (1) 2MnSO4 + O2 -‐-‐> 2MnO2(OH)2. (2) MnO2 + H2SO4 -‐-‐> Mn(SO4)2 + H2O. (3) MnO2 + 2KI + 2H2O -‐-‐> Mn(OH)2 + I2 + 2KOH. Oksigen terlarut ekuivalen dengan I2 yang terbebaskan oleh alkali iodida dan H2SO4.
MnSO4, I2,
Mn(OH)2, KOH
Amilum MnSO4 Iodida azida H2SO4 H2SO4 Larutan sampel
6
Volume 6 (Titrasi Sampel)
Larutan sampel
Na2S2O3 mereduksi iodium menjadi iodin (I-) molekul iodium terbebaskan ekuivalen dengan jumlah oksigen terlarut.
Na2S4O6, NaI Amilum
Na2SO4
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Kesimpulan
Berdasarkan kajian analisis potensi limbah B3 di Laboratorium Teknik Penyehatan
dan Lingkungan, maka diperoleh kesimpulan:
1. Karakteristik limbah B3 potensial yang ada dihasilkan Laboratorium Lingkungan dari
kegiatan praktikum adalah limbah B3 eksplosif, mudah terbakar, reaktif, iritan, beracun,
karsinogenik, korosif, mutagenik, dan ekotoksik, dengan rincian pada Tabel 2.
2. Kuantitas limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Lingkungan dari kegiatan
praktikum adalah 173,150 liter limbah per tahun, dengan rincian pada Tabel 2.
3. Karakteristik limbah B3 potensial yang ada dihasilkan Laboratorium Mikrobiologi
Lingkungan dari kegiatan praktikum adalah limbah B3 eksplosif, mudah terbakar, iritan,
beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan ekotoksik, dengan rincian pada
Tabel 4.
4. Kuantitas limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
dari kegiatan praktikum adalah 8,06 liter per tahun, dengan rincian pada Tabel 4.
Saran
Saran untuk pengembangan laboratorium di Program Studi Teknik Lingkungan pada
khususnya dan Fakultas Teknik UI pada umumnya adalah penyesuaian sistem manajemen
limbah B3 laboratorium akademik dengan persyaratan regulasi yang berlaku secara lokal
maupun nasional. Berdasarkan kondisi eksisting pengelolaan limbah B3 di laboratorium
tersebut, tampak bahwa belum terdapat sistem pengelolaan terstandar yang terintegrasi
dengan FTUI atau UI. Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan sebagai penimbul
limbah berkewajiban untuk memiliki inventaris limbah B3 sebagaimana diamanatkan oleh PP
No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999, sementara pada kenyataannya laboratorium
belum memiliki inventaris limbah.
Pengelolaan terstandardisasi dapat dimulai dari memperbaiki business as usual yang
tidak senada dengan amanat regulasi, misalnya membuang larutan asam sulfat pekat ke
saluran air. Padahal, salah satu karakteristik asam sulfat adalah ekotoksik sehingga asam
sulfat berbahaya bagi lingkungan. Perbaikan SOP praktikum dapat menjadi perangkat
sederhana untuk mewujudkan ketertiban pengelolaan limbah pada level business as usual.
Pengelolaan terintegrasi di FTUI perlu segera diwujudkan untuk mencapai level
pengelolaan yang sesuai dengan regulasi. Inventarisasi limbah di FTUI menjadi diperlukan
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
sebagai dasar pengelolaan limbah pada aspek pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, dan
sebagainya secara lebih efisien.
Kemudian, studi analisis potensi limbah B3 ini sebaiknya dilanjutkan dengan studi
analisis limbah B3 untuk memvalidasi karakteristik limbah B3 potensial per sumber timbulan
limbah potensial yang sudah dieliti pada karya tulis ini. Studi setelahnya yang diperlukan
adalah perancangan manajemen laboratorium, lalu dievaluasi secara berkala berdasarkan
regulasi terkait limbah B3 dan manajemen laboratorium. Untuk kajian yang lebih lengkap,
perlu dilakukan pula inventarisasi terhadap limbah kadaluarsa dan limbah B3 dari hasil
kegiatan tugas akhir mahasiswa. Data tersebut dapat melengkapi informasi mengenai
timbulan limbah B3 dari kegiatan praktikum yang telah dihasilkan dalam skripsi ini.
Daftar Referensi Chaaban, Moustafa A. (2001). “Hazardous waste source reduction in materials and processing
technologies”. Journals of Materials Processing Technology. (119). 336-343.
Environmental Protection Agency. (2013). Waste Analysis at Facilities that Generate, Treat,
Store, and Dispose of Hazardous Waste. United States: Environmetal Protection
Agency.
Kementerian Sekretaris Negara Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Kementerian Sekretaris Negara Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Larastika, Widya. (2011). Studi Awal Karakterisasi dan Pengelolaan Limbah Berbahaya dan
Beracun (B3) di Universitas Indonesia. Skripsi Sarjana Universitas Indonesia Depok:
tidak diterbitkan.
Monz, David J. dan McDonough, Ffiona M. (2006). “EPA’s proposed Academic Laboratories
Rule: A more flexible approach to the management od hazardous waste”. Journal of
Chemical Health & Safety. Elsevier. Inc. September-Oktober.
United Nations Environmental Programme. (2009). Developing Integrated Solid Waste
Management: Training Manual. Jepang: United Nations Environmental Programme.
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014