(studi kasus pedagang kaki lima di kota salatiga)...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KUALITAS PRODUK, KEHALALAN PRODUK, DAN
HARGA BERSAING TERHADAP VOLUME PENJUALAN
(Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kota Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh:
Candra Dewi Alamsah
63020150007
PROGRAM SARJANA S1-EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
Never Say Never
“Tidak ada yang tidak mungkin”
-Justin Bieber
“Jangan Tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tapi tuntut dirimu karena menunda
adab kepada Allah”. (Ibnu Atha’illah As-Sakandari)
Life is like riding a bicycle, To keep your balance, you must keep moving.
“Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”.
-Albert Einstein
viii
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini penulis persembahkan kepada:
- Allah SWT
- Orangtuaku bapakku Sumardi dan Mamakku Turiyah, thanks for all everything
- Ke-3 masku ; mas Eko, mas Tyo, dan mas Adam serta adekku Edi. thanks for support
- Bapak pembimbing saya, Bapak Dr. H. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I
- Teman-temanku Ekonomi Syariah 2015
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
semesta alam, yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan melalui rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir akademik dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada beliau junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.
Penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pada kesempatan ini saya menghaturkan terimakasih kepada semua pihak, yang
baik secara langsung maupun tidak langsung membantu, membimbing, memberi
petunjuk dan saran, serta perhatian yang tidak ternilai harganya dari awal sampai
akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih pada kesempatan ini saya haturkan
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Bapak Qi Mangku Bahjatullah L.c., M.S.I. selaku Ketua Program Studi S1-
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Dr. H. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I. selaku pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Bapak/Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah
memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.
6. Bapak dan Mamakku (Bapak Sumardi dan Ibu Turiyah) beserta ke-3 kakakku dan
adikku (Mas Eko, Mas Tyo, Mas Adam, dan Edi),yang telah berusaha
memberikan motivasi dan doa dalam perkuliahan ini. Semoga Allah memberikan
hidayahnya kepada mereka Aamiin.
x
7. Keluarga Mas Rizal (Bapak Kumaidi dan Ibu Sutini)
8. Para Pedagang Kaki Lima di Kota Salatiga yang telah membantu mensuksekan
selama penelitian.
9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat, motivasi, selalu membantu
dalam segala kesusahan. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
Aamiin.
10. Teman-teman Program Studi Ekonomi Syariah 2015 yang telah memberikan
motivasi serta kesan yang tidak akan pernah terlupakan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, maka kritik dan saran bagi tulisan ini sungguh menjadi bahan yang
berharga untuk dipertimbangkan dalam revisi dan penelitian lanjutan menuju
penyempurnaan.
Untuk itu semua saya ucapkan terima kasih.
Salatiga, 8 Juli 2019
Penulis,
Candra Dewi Alamsah
630202150007
xi
ABSTRAK
Alamsah, Candra Dewi. 2019. Pengaruh Kualitas Produk, Kehalalan Produk, dan
Harga Bersaing Terhadap Volume Penjualan. Jurusan Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dosen Pembimbing: Dr. H. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Kehalalan Produk dan Harga
BersaingTerhadap Volume Penjulan.Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima di Kota
Salatiga”. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi secara
parsial dan simultan untuk kualitas produk, kehalalan produk, dan harga bersaing
terhadap volume penjualan pada pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian
ini. Objek penelitian yang digunakan adalah para pedagang kaki lima di Kota
Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 463 pedagang dengan
menggunakan data dari BPS Kota Salatiga, dengan jumlah sampel 82 orang dengan
menggunakan rumus Slovin. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan SPSS versi
23.0 dan teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji statistik
dan uji asumsi klasik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap volume penjualan, kehalalan produk berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap volume penjualan, harga bersaing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga. Uji F test
menunjukkan bahwa kualitas produk, kehalalan produk, dan harga secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan sebesar 53,8% sedangkan sisanya
46,2% yaitu dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Kata kunci:kualitas produk, kehalalan produk, harga bersaing dan volume
penjualan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. iv
DECLARATION ....................................................................................................... v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................................ vi
MOTTO ..................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
D. Sistematika Penulisan .................................................................................... 10
BABII PEMBAHASAN ............................................................................................ 11
A. Kerangka Teori .............................................................................................. 11
1. Teori Penjualan ........................................................................................ 11
2. Kualitas Produk ........................................................................................ 14
3. Kehalalan Produk ..................................................................................... 19
4. Harga ........................................................................................................ 23
5. Perdagangan Sektor Informal .................................................................. 28
B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan ............................................................ 36
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 38
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 42
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 42
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 42
1. Populasi .................................................................................................... 42
2. Sampel ..................................................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 44
1. Pengertian Data ........................................................................................ 45
2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 45
3. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 45
E. Skala Pengukuran ........................................................................................... 46
F. Definisi Konsep Operasional ......................................................................... 46
1. Variabel Kualitas Produk (X1) ................................................................ 47
2. Variabel Kehalalan Produk (X2).............................................................. 47
3. Variabel Harga (X3)................................................................................. 48
4. Variabel Volume Penjualan (Y) ............................................................... 49
G. Uji Instrumen Penelitian ................................................................................ 51
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 52
2. Regresi Linier Berganda .......................................................................... 53
3. Uji Statistik .............................................................................................. 53
4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 54
5. Alat Analis ............................................................................................... 56
BAB IV ANALISIS DATA ....................................................................................... 58
A. Deskripsi Data Responden ............................................................................. 58
1. Jenis Kelamin Responden ........................................................................ 58
2. Usia Responden ....................................................................................... 58
3. Pendidikan Responden ............................................................................. 59
4. Penghasilan Per-hari Responden .............................................................. 60
B. Analisis Data .................................................................................................. 61
1. Uji Instrumen Penelitian .......................................................................... 61
a. Uji Validitas ....................................................................................... 61
xiv
b. Uji Reliabilitas ................................................................................... 62
2. Regresi Linier Berganda .......................................................................... 63
3. Uji Statistik .............................................................................................. 64
a. Uji R2 ................................................................................................. 64
b. Uji t – test ........................................................................................... 65
c. Uji F – test .......................................................................................... 66
4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 67
a. Uji Multikolinearitas .......................................................................... 67
b. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 68
c. Uji Normalitas .................................................................................... 69
5. Pembahasan .............................................................................................. 72
6. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 77
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 78
A. Kesimpulan .................................................................................................... 78
B. Kelemahan Penelitian .................................................................................... 78
C. Saran .............................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80
LAMPIRAN ............................................................................................................... 84
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedagang Kaki Lima .................................................................................. 5
Tabel 1.2 Research Gap ............................................................................................. 8
Tabel 2.1 Faktor - faktor yang mempengaruhi konsumen tentang kualitas ............... 18
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Sektor Formal dan Informal ............................... 30
Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 38
Tabel 3.1 Penetapan Skor .......................................................................................... 46
Tabel 3.2 Indikator Penelitian .................................................................................... 49
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .......................................................................... 58
Tabel 4.2 Usia Responden ......................................................................................... 59
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ................................................................ 59
Tabel 4.4 Penghasilan per-hari Responden ................................................................ 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 61
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 62
Tabel 4.7 Regresi Linier Berganda ............................................................................ 63
Tabel 4.8 Hasil Uji R2 ................................................................................................ 64
Tabel 4.9 Hasil Uji t-test ............................................................................................ 65
Tabel 4.10 Hasil Uji F-test ......................................................................................... 67
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 68
Tabel 4.12 Hasil Uji Glejser ...................................................................................... 68
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 72
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Histogram ................................................................................... 70
Gambar 4.2 Grafik Plot .............................................................................................. 71
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar I Kuesioner dan Data .................................................................................... 85
Lampiran II Hasil Uji ................................................................................................. 94
Lampiran III Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka macam antara lain makan,
minum, pakaian, rumah, obat, pendidikan, dan lainnya. Hal itu merupakan sesuatu alami
yang mesti diinginkan oleh setiap manusia sehingga keinginan manusia atas barang atau
jasa terpenuhi sepuas-puasnya tanpa menghiraukan orang lain (Mansur, 2009:33). Maka
dari itu, manusia diwajibkan untuk mencari rezeki yang halal dan berkah.
Islam mendorong pemeluknya untuk mencari rezeki yang berkah, mendorong
berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi di berbagai bidang usaha, seperti pertanian,
perkebunan, industri, perdagangan dan bidang-bidang usaha lainya.Islam mendorong
setiap amal perbuatan hendaknya menghasilkan produk atau jasa tertentu yang
bermanfaat bagi umat manusia, atau yang memperindah kehidupan, mendatangkan
kemakmuran dan kesejahteraan bersama.Selain itu, manusia juga memiliki ciri utama
yang disebut sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus.Ini disebabkan karena
manusia sesungguhnya merupakan entitas yang selalu memikirkan dan melakukan
berbagai aktivitas ekonomi dalam berbagai skala. Manusia juga selalu memikirkan
preferensi diri mereka serta mempertimbangkan untung dan rugi dalam setiap proses
pengambilan keputusan hidupnya, layaknya berbagai macam teori ekonomi yang
mengandalkan rasionalitas sebagai sandaran.Karena status makhluk ini, maka berbagai
aktivitas, khususnya aktivitas ekonomi umat, menjadi perhatian Islam. Meskipun tidak
secara mendetail, tetapi islam memberikan batasan-batasan tertentu terhadap berbagai
2
aktivitas ekonomi ini. Terutama, sebagian besar aktivitas manusia bernuara pada ekonomi
perdagangan (Subhan, dkk, 2016:155)
Perdagangan atau pertukaran dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai proses transaksi
yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan
sepertiini dapat mendatangkan keuntungan kepada kedua belah pihak, atau dengan kata
lain perdagangan meningkatkan utility (kegunaan) bagi pihak- pihak yang terlibat
(Hirshliefer, 1985) dalam (Jusmaliani, 2008: 1).
Menurut Al-Maududi (2005: 158) Islam tidak membolehkan umatnya mencari harta
sesukanya dan dengan cara sekehendaknya, akan tetapi ia membedakan antara cara yang
sah dan tidak sah buat mereka dalam memeperoleh penghidupan, dengan memandang
kepentingan umum. Sedangkan cara-cara dimana individu-individu dapat berganti-ganti
di dalam memperoleh harta dengan adanya saling rela dan keadilan, hal itu di sahkan.
Prinsip ini telah diterangkan oleh Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta-harta kamu diantara
kamu dengan (cara yang) bathil, kecuali atas jalan perdagangan dengan ridha diantara
kamu, dan janganlah kamu bunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah itu
penyayang terhadap kamu.Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar batas
dan aniaya, niscaya akan Kami masukan dia ke dalam neraka”. (QS. An-Nisa’: 29-30)
Ayat ini mensyaratkan sahnya perdagangan dengan dua hal: Pertama, perdagangan ini
harus dengan kedua belah pihak. Kedua, jangan sampai keuntugan satu pihak
menyebabkan kerugian pihak lain.
Dalam Al-Qur’an kata “perdagangan” tidak saja digunakan untuk menunjuk pada
aktivitas transaksi dalam pertukaran barang atau produk tertentu pada kehidupan nyata
3
sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk menunjuk pada sikap ketaatan seseorang kepada
Allah swt. Dengan kata lain, kata dagang atau perdagangan mencakup pengertian yang
eskatologis. Dengan arti eskatologis ini, aktivitas perdagangan dapat dipahami sebagai
ibadah.Ajaran Islam menempatkan kegiatan usaha perdagangan sebagai salah satu bidang
penghidupan yang sangat dianjurkan, tetapi tetap dengan cara-cara yang dibenarkan oleh
agama. Dengan demikian, usaha perdagangan akan mempunyai nilai ibadah apabila hal
tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan agama dan diletakkan ke dalam kerangka
ketaatan kepada Sang Pencipta.
Sektor perdagangan yang banyak diminati adalah sektor informal.Pedagang Kaki
Lima (PKL) adalah salah satu sektor informal yang banyak terdapat di perkotaan.Sektor
informal, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai unit usaha berskala
kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan utama
menciptakan kesempatan kerja dan penghasilan bagi dirinya sendiri, meskipun mereka
menghadapi kendala baik modal maupun sumberdaya fisik dan manusia (BPS dikutip
oleh Sethuraman, 1981a:17)
Salah satunya yaitu pedagang kaki lima penjual makanan dan minuman. Bagi umat
Islam, penting untuk mengetahui jika produk yang mereka konsumsi halal.Indonesia
termasuk negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam sehingga keamanan dan
kehalalan produk benar-benar di perhatikan (cnnindonesia.com).
Sebagai salah satu pengemban fungsi ekonomi, pedagang kaki lima tidak semestinya
hanya dilihat sebagai tempat pertemuan penjual dan pembeli secara sederhana. Tidak
pula hanya dilihat sebagai lapangan kerja tanpa membutuhkan syarat tertentu.Dan tidak
pula dilihat sebagai alternatif lapangan kerja informal yang mudah terjangkau akibat
4
keadaan ekonomi yang sedang merosot. Tidak kalah penting, melihat pedagang kaki lima
sebagai pusat konsentrasi kapital sebagai pusaran yang menentukan proses produksi dan
distribusi yang sangat menentukan tingkat kegiatan ekonomi masyarakat dan
Negara.Sebagai pengemban fungsi sosial, pedagang kaki lima tidak semestinya hanya
dilihat sebagai pedagang atau penjaja serba lemah, tidak teratur, berada di tempat yang
tidak di tentukan, mengganggu kenyamanan dan keindahan kota. Karena itu harus
ditertibkan oleh petugas kota. Sebagai suatu gejala sosial, pedagang kaki lima
menjalankan fungsi sosial yang sangat besar. Merekalah yang menghidupkan dan
membuat kota selalu semarak, tidak sepi, dan dinamis. Dalam pola sistem tertentu,
pedagang kaki lima merupakan daya tarik tersendiri bagi sebuah kota.Demikian pula dari
sudut budaya, pedagang kaki limamenjadi pengemban budaya bahkan menjadi model
budaya kota tertentu. Melalui pedagang kaki lima, karya-karya budaya diperkenalkan
kepada masyarakat. Selain itu, pedagang kaki lima merupakan gejala budaya bagi sebuah
kota dan menciptakan berbagai corak budaya tersendiri (Simanjuntak, 2013: 221).
Keberadaan pedagang kaki lima yang juga termasuk kegiatan usaha sektor informal
cukup memberi dampak yang baik untuk pembangunan nasional (Pena, 1999) dalam
(Patty dan Rita, 2018:2).
Setiap kota tak terpisahkan dari keberadaan PKL, tidak terkecuali di Kota Salatiga.
Salatiga adalah salah satu kota kecil di provinsi Jawa Tengah yang berada di antara tiga
kota besar di Jawa Tengah yakni Jogjakarta, Solo, Semarang (JogloSemar) dan juga
merupakan kota kecil dengan keberadaan salah satu perguruan tinggi negeri dimana
merupakan tempat aktivitas mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah
Indonesia. Hal ini sangat ideal untuk menjadi tempat usaha para PKL.Salah satu pusat
5
aktivitas ekonomi di Kota Salatiga adalah di sepanjang ruas Jalan Tentara Pelajar,
Kridanggo, dan Lapangan Pancasila. Ketiga kawasan tersebut menjadi kawasan yang
dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajaki berbagai dagangan. Peningkatan
kebutuhan lahan bagi aktivitas perdagangan seiring dengan berkurangnya open space
menyebabkan banyaknya PKL yang memanfaatkan ruang-ruang publik terbatas yang ada
di kawasan Jalan Tentara Pelajar, Kridanggo, dan Lapangan Pancasila Salatiga sebagai
tempat usaha. Oleh karena itu diperlukan intervensi pemerintah terkait tata kelola ruang
yang tepat bagi keberadaan PKL agar tidak menimbulkan problem di masyarakat (Devlin,
2011) dalam (Patty dan Rita, 2018:3)
Pedagang kaki lima di kota Salatiga tersebar di beberapa ruas jalan meliputi jalan
utama bagi kendaraan bermotor maupun jalan untuk pejalan kaki atau trotoar. Menurut
Dinas Perdagangan kota Salatiga, jumlah pedagang kaki lima pada tahun 2017 di kota
Salatiga berjumlah 463. Berikut dapat dilihat jumlah PKL yang ada di kota Salatiga yaitu:
Tabel 1.1 Pedagang Kaki Lima
Lokasi TDU
Non
TDU Jumlah
Pedagang Kaki Lima
A. Yani (Kios Buah) 0 25 25
Jenderal Sudirman Barat 0 70 70
Jendral Sudirman Eks Luxor 0 6 6
Kemiri Raya 0 14 14
Kridanggo 0 35 35
Lapangan Pancasila 0 54 54
Muwardi 0 9 9
Buk Suling 0 3 3
Pasar Raya 1 Malam 0 54 54
Patimura 0 28 28
Margosari 12 12 24
6
Pos Tingkir 0 12 12
Shopping Gerobog Putih 0 0 0
Shopping Malam 0 11 11
Depan RSUD 0 13 13
Sukowati 10 10
Brigjen. Sudiarto 0 9 9
Jl. Pemuda 0 3 3
Depan SMPN 1 & 2 0 23 23
Taman Sari Terminal 0 0 0
Kaloka (depan pertokoan) 0 20 20
Taman Makam Pahlawan 6 11 17
Turen 0 5 5
Blok C 0 0 0
Kemasan 0 0 0
J u m l a h 18 445 463
Total
Sumber: Data Statistik Dinas Perdagangan Kota Salatiga
TDU : Terdaftar Dalam Usaha
Non TDU : Tidak Terdaftar Dalam Usaha
Berdasarkan tabel diatas jumlah PKL paling banyak yaitu di kawasan jenderal
sudirman barat dengan jumlah PKL 70 pedagang.Sedangkan jumlah PKL paling sedikit
berada di kawasan buk suling dan jalan pemuda dengan jumlah PKL 3 pedagang.
Menurut Isrohah (2015:7) keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di perkotaan mampu
menyediakan lapangan kerja baru. Banyak orang menjadikan pedagang kaki lima (PKL)
sebagai pilihan alternatif bagi yang tidak tertampung di sektor formal. Sektor informal
menjadi pilihan alternatif karena relatif mudah memasukinya daripada sektor formal,
tidak perlu ketramnpilan khusus, serta pasar yang menjanjikan, sehingga hal ini dapat
menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
7
Suatu usaha tidak lepas dari peningkatan dan penurunan volume penjualan.Meski
demikian baik menurun atau meningkatnya volume penjualan yang dihadapi harus dapat
segera diatasi, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan sesuai harapan.Volume
penjualan yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh selera konsumen yang terus
berubah, harga yang terus naik, dan persaingan usaha yang semakin
kompetitif.(Antyadika,2012) dalam Fitriah(2013:3)
Menurut Wijayanto (2009:1) dalam mewujudkan volume penjualan yang maksimal,
maka ada berbagai faktor (variabel) yang berpengaruh, antara lain adalah kemampuan
dalam memperhitungkan harga jual yang sesuai dengan kondisi perekonomian
masyarakat tanpa mengabaikan kondisi keuangan atau modal itu sendiri.
Menurut Kotler (2002:67) bahwa kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat
dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.Artinya, kualitas produk merupakan
ciri, karakteristik dan spesifikasi yang dimiliki suatu barang atau jasa yang bergantung
pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut Charity (2017: 99) Kehalalan suatu produk menjadi kebutuhan wajib bagi
setiap konsumen, terutama konsumen muslim. Baik itu produk berupa makanan, obat-
obatan maupun barang-barang konsumsi lainnya. Oleh karena itu jaminan akan produk
halal menjadi suatu hal yang penting untuk mendapatkan perhatian dari negara.
Menurut Swastha (1990) dalam Wijayanto (2009:3) Harga adalah suatu barang atau
jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasar nilai tersebut dimana seseorang
atau perusahaan bersedia menanggung segala resiko dalam menentukannya.Tujuan
penetapan harga tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan laba saja, tetapi juga
8
untuk mempertahankan dan mengembangkan market share yang berkaitan dengan tujuan
jangka panjang perusahaan.
Tabel 1.2 Research Gap
No. Peneliti
(Tahun)
Variabel Hasil Penelitian
X Y
A. Kualitas produk terhadap volume penjualan
1. Rani (2016) Kualitas Produk Volume
penjualan
+ / signifikan
2. Manik (2015) Kualitas Produk Tingkat
Penjualan
tidak signifikan
B. Kehalalan Produk terhadap volume penjualan
1.
Nizami (2017) Label Halal Volume
Penjualan
+ / signifikan
2. Segati (2018) Sertifikasi Halal Tingkat
Penjualan
+ / signifikan
C. Harga terhadap volume penjualan
1. Wijayanto
(2009)
Harga Volume
penjualan
+ / signifikan
2. Irfan dkk
(2017)
Harga Volume
penjualan
Negatif
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam
bentuk skripsi dan mengambil penelitian Pedagang Kaki Lima di Kota Salatiga dengan
9
judul, “Pengaruh Kualitas Produk, Kehalalan Produk dan Harga Bersaing terhadap
Volume Penjualan Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kota Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana kualitas produk berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang kaki
lima di Kota Salatiga?
2. Sejauh mana kehalalan produk berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang
kaki lima di Kota Salatiga?
3. Sejauh mana harga bersaing berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang kaki
lima di Kota Salatiga?
4. Sejauh mana kualitas produk, kehalalan produk, dan harga bersaing berpengaruh
secara bersama-sama terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota
Salatiga?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh kualitas produk terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh kehalalan produk terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
3. Untuk menganalisis besarnya pengaruh harga bersaing terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
4. Untuk menganalisis dari ke-tiga variabel diatas, variabel manakah yang paling
berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga?
10
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan evaluasi terhadap tingkat volume penjualan pedagang kaki lima di
Kota Salatiga.
2. Sebagai tolak ukur bagi perkembangan perekonomian di Kota Salatiga.
3. Dapat digunakan untuk menindak lanjuti penanganan pedagang kaki lima di Kota
Salatiga.
4. Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan juga menambah wawasan untuk
rekan-rekan di IAIN Salatiga..
D. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab sebagai berikut:
BAB I, merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan
Masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II, merupakan tinjauan pustaka yang menjelaskan deskripsi tentang teori
kualitas produk, kehalalan produk, harga, volume penjualan, sektor informal dan
pedagang kaki lima, serta kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III, merupakan metode penelitian berisi jenis penelitian dan sumber data,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variable penelitian dan pengukuran,
teknis analisis data.
BAB IV, merupakan analisis data dan pembahasan akan mengemukakan tentang
gambaran umum pedagang kaki lima di Kota Salatiga, deskripsi data penelitian dan
responden, uji t, deskripsi variable penelitian, hasil analisis data dan pembahasan.
BAB V, merupakan penutup, berisi kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Teori Penjualan
Penjualan adalah interaksi antara individu saling bertatap muka yang ditujukan
untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan
pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan juga diartikan sebagai
usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang
memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang ditentukan atas persetujuan
bersama (Kurniadi, 2010) dalam Mariatun(2017:36).
Martz dan Ursy (1988) mengatakan bahwa penjualan merupakan pengalihan hak
milik atas barang dengan imbalan uang sebagai gantinya dengan persetujuan untuk
menyerahkan barang kepada pihak lain dengan menerima pembayaran. Keberhasilan
usaha penjualan dapat dilihat dari volume penjualan yang didapat.Menurut Lamb
(2006)volume penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan secara
kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk.Volume penjualan
merupakan sesuatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan
dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter.Volume penjualan merupakan jumlah total yang
dihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang
dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan
perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. Oleh
karena itu, volume penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi
untuk memungkinkan perusahaan agar tidak rugi.Jadi, volume penjualan yang
12
menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan dan bukanya untuk
kepentingan volume itu sendiri.Swastha (1991) menyatakan bahwa hasil kerja dalam
penjualan masih diukur terutama dari volume penjualan yang dihasilkan dan bukan
dari laba perusahaan.Volume penjualan merupakan hasil total yang didapat
perusahaan dari kegiatan penjualan barang dagangan (Rangkuti, 2013:207).
Menurut Girald dkk (2014:5) jika penjualan barang atau jasa berjalan dengan
baik, perusahaan akan mendapatkan lebih banyak keuntungan, akan dapat membiayai
pengeluaran untuk pemasaran yang lebih luas, serta akan mampu menyokong lebih
banyak dana untuk siklus selanjutnya dari keseluruhan proses.
Menurut Maldeva (2014:172) proses menjual produk atau jasa memerlukan
tindakan memepengaruhi untuk memikat hati calon konsumen. Untuk bisa menjadi
seorang pebisnis yang pintar menjual, hal yang paling penting diyakini adalah bangga
dengan profesi yang kita tekuni. Beberapa hukum yang perlu dijalankan dalam
menjual antara lain sebagai berikut:
a) Perlakukan klien seperti kita ingin diperlakukan.
b) Jangan buru-buru menyalahkan klien.Tidak ada kesalahan, tetapi yang ada kurang
tepat.
c) Kenali karakteristik klien supaya bisa berkomunikasi dengan baik.
d) Pahami kebutuhan atau masalah klien.
Untuk menghasilkan angka penjualan maka ada dua hal penting yang menentukan
yaitu volume penjualan dalam unit dan harga jual per unitnya.Apabila volume
penjualan cukup besar dan harga jual juga cukup tinggi, maka perusahaan dapat
menghasilkan angka penjualan yang besar pula.
13
Kalau penurunan harga bisa menghasilkan kenaikan volume penjualan yang lebih
besar, mungkin hasil penjualan dalam rupiah bisa menjadi lebih besar, artinya
kebijakan harga bisa berakibat naiknya angka penjualan.
Dalam praktik tidak selalu demikian, meskipun harga telah diturunkan, volume
penjualan tidak berubah, sehingga angka penjualan dalam rupiah justru lebih kecil,
bukan lebih besar.Sebaliknya bila harga dinaikan, belum tentu terjadi penurunan
dalam volume penjualan.
Jika volume penjualan tetap sama, sedangkan harga per unit naik, maka angka
penjualan justru bisa menjadi lebih besar. Lebih menarik lagi untuk melihat volume
penjualan yang justru meningkat sejalan dengan naiknya harga per unit.Hal ini bisa
terjadi karena perubahan persepsi konsumen terhadap produk (Darmadji, 2005:24).
Kotler dalam Swastha (2008:404) menyatakan volume penjualan merupakan
jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah
penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang di
hasilkan perusahaan.Oleh karena itu volume penjualan merupakan salah satu hal
penting yang harus dievaluasi untuk kemungkinan perusahaan agar tidak rugi.Jadi
volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan dan
bukannya untuk kepentingan volume penjualan itu sendiri.
Berikut ini indikator volume penjualan adalah sebagai berikut:
a) Mencapai volume penjualan.
b) Mendapatkan laba.
c) Menunjang pertumbuhan perusahaan.
14
2. Kualitas Produk
Deming dalam Tjiptono (2008:20) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu
tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang
rendah dan sesuai dengan pasar.Sedangkan menurut Goetsch dan Davis (1995),
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.Jadi
pengertian kualitas tidak terbatas pada produk akhir yang dihasilkan suatu
perusahaan.
Kotler (2000) dalam Simamora (2000:114) mengatakan bahwa, kualitas adalah
totalitas fitur dan karakteristik yang memampukan produk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan.
Menurut Taufiq (2004:163) Allah mengajari kita dasar-dasar untuk meneliti ulang
guna mengetahui ketepatan dan mutu produk, “….Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglahsekali lagi
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (al-Mulk: 3-4).
Menurut Garvin dalam Lovelock(1994:131) ada lima alternatif perspektif kualitas
yang biasa digunakan, yaitu:
a) Transcendental Approach
Menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit
didefinisikan secara persis atau akurat.
15
b) Product-based Approach
Pendekatan ini sifatnya obyektif dan menganggap kualitas sebagai karakteristik
atau atribut yang dapat di kuantitatifkan dan dapat diukur.Perbedaan dalam
kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah unsur atau atribut yang dimiliki
berbagai produk.
c) User-based Approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
yang memandangnya, dan produk yang memuaskan preferensi seseorang
(perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektif
yang paling subyektif dan demand-oriented ini juga menyatakan bahwa
pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula,
sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang
dirasakannya.
d) Manufacuring-based Approach
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik
perekayasaan dan pemanufakturan serta mendefinisikan kualitas sebagai
kesesuaian dengan persyaratannya (conformance to requirements).Dalam sektor
jasa dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operations-driven.Pendekatan ini
berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang
seringkali di dorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan
biaya.Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan
perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
16
e) Value-based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.Dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan
sebagai affordable excellence dalam artian produk dengan kualitas yang dapat
diterima pada tingkat harga yang wajar.
Menurut Irawan (2002:45) kualitas produk adalah driver kepuasan pelanggan
yang multi dimensi. Menurut Garvin (1987)dalam Gaspers (1996:119)
mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis
karakteristik kualitas produk, sebagai berikut:
a) Performans (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin
membeli suatu produk.
b) Fitur (Features) merupakan aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi
dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembanganya. Biasanya konsumen
mendefinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas dan kemampuan mereka untuk
memilih features yang ada, juga kualitas dari features itu.
c) Keandalan (reliability)berkaitan dengan probababilitas atau kemungkinan suatu
produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu
dibawah kondisi tertentu.
d) Konformans (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
konsumen.Konformans merefleksikan derajat dimana karakteristik disain produk
dan karakteristikoperasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
17
e) Durabilitas (durability) merupakan ukuran masa pakai suatu produk.Karakteristik
ini berkaitan dengan daya tahan dari suatu produk.
f) Kemampuan pelayanan (serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetensi, dan kemudahan serta
akurasi dalam perbaikan.
g) Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
h) Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subyektif, berkaitan dengan
perasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk itu, seperti: meningkatkan
harga diri, dll.Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan reputasi (brand
name, image).
Menurut Gaspers (1996:118) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi dan ekspetasi konsumen adalah:
a) Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
konsumen ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan
produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan
keinginanya besar, harapan atau ekspetasi konsumen akan tinggi, demikian pula
sebaliknya.
b) Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan
maupun pesaing-pesaingnya.
c) Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas
produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi
konsumen terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi.
18
d) Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi
konsumen.Orang-orang dibagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak
membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi konsumen.
Tabel 2.1 Faktor-faktor yang memepengaruhi persepsi konsumen tentang
kualitas
Sebelum Membeli
Produk
Saat Membeli Produk Sesudah Membeli
Produk
Image dan nama
merek perusahaan
Pengalaman
sebelumnya
Opini dari teman
Reputasi toko/ tempat
penjualan
Publikasi hasil-hasil
pengujian produk
Harga (untuk
performansi) yang
diiklankan
Spesifikasi
performansi
Komentar dari penjual
produk
Kondisi dan
persyaratan jaminan
Kebijaksanaan
perbaikan dan
pelayanan
Program-program
pendukung
Harga untuk
performansi yang
ditetapkan
Kemudahan instalasi
dan penggunaan
Penanganan perbaikan,
pengaduan, jaminan
Ketersediaan suku
cadang (spare parts)
Efektifitas pelayanan
purna jual
Keandalan produk
Performansi
komperatif
Sumber : Prayogo dan Liliani (2016: 173)
Menurut Fiani dan Japarianto (2012) dalamPrayogo dan Liliani(2016:173),
terdapat 9 indikator untuk mengukur kualitas makanan:
a) Warna, warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa
supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.
19
b) Penampilan, makanan harus terlihat baik saat disajikan, dimana hal tersebut
adalah suatu faktor yang penting.
c) Porsi, memiliki porsi standar dalam setiap penyajian makanan.
d) Bentuk, bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata.
Bentuk makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan
makanan yang bervariasi.
e) Temperatur, mampu mempengaruhi rasa dari sebuah makanan, misalnya rasa
manis pada sebuah makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih
hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih
panas.
f) Tekstur, ada banyak tekstur dalam makanan seperti halus atau tidak, cair atau
padat, keras atau lembut, kering atau lembab, dll.
g) Aroma, merupakan reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen
sebelum konsumen menikmati makanan.
h) Tingkat kematangan, tekstur dari makanan dapat dipengaruhi oleh tingkat
kematangan.
i) Rasa, terdapat berbagai macam rasa, yaitu manis, asam, asin, dan pahit, makanan
harus memiliki rasa sedap untuk dinikmati.
3. Kehalalan Produk
Dalam konteks keindonesiaan, kata “halal” yang berasal dari bahasa Arab terkait
dengan pelaksanaan hukum Islam.Mnurut pandangan Subekti dan Tjitrosudibio
(1983) dalam Shofie(2008: 368), arti halal yaitu terizinkan, diizinkan oleh syari’ah
Islam, tidak haram atau sah.
20
Menurut Syariat Islam, landasan produk halal sesuai syariat Islam antara lain:
Q.S. Al-Baqarah: 168 yang artinya:
“Wahai manusia makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,
sungguh setan musuh yang nyata bagimu orang-orang yang beriman”.
Q.S. Al-Baqarah: 172 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari rezeki yang baik yang
Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu
hanya menyembah kepada-Nya”.
Q.S. Al-Baqarah: 173 yang artinya:
“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah,
daging babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut
nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya) bukan
karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas maka tidak
ada dosa baginya.Sungguh Allah Maha Pengampun”.
Berdasarkan surat Al-Baqarah diatas, Allah memerintahkan kepada orang yang
beriman untuk memakan makanan yang halal dan mengharamkan bangkai, darah,
daging babi, daging hewan yang disembelih tidak menyebut nama Allah, kecuali jika
terpaksa dan tidak melampaui batas. Untuk menentukan produk makanan dan
minuman yang beredar di masyarakat itu halal harus ada logo sertifikat halal yang
dikeluarkan oleh LPPOM MUI pada kemasannya.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
(UUJPH) sesungguhnya semakin mempertegas betapa mendesaknya persoalan halal-
21
haram dalam rantai produksi dari pelaku usaha hingga sampai di tangan konsumen
dan dikonsumsi oleh konsumen, dimana terdapat pula peran pihak perantara seperti
distributor, subdistributor, grosir, maupun pengecer sebelum sampai ke tangan
konsumen akhir. Pemberlakuan UUJPH bertujuan agar pihak konsumen (masyarakat
luas) mendapatkan kepastian hukum terhadap produk makanan dan barang konsumsi
lainnya.Sedangkan bagi pelaku usaha UUJPH memberikan panduan bagaimana
mengolah, memproses, memproduksi, dan memasarkan produk kepada masyarakat
konsumen, serta bagaimana membuat informasi produk halal kepada konsumen.
Jaminan mengenai produk halal dilakukan sesuai dengan asas perlindungan,
keadilan, kepastian hukum, akuntabilitas dan transparansi, efektifitas dan efisiensi,
serta profesionalitas.Jaminan penyelenggaraan produk halal serta meningkatkan nilai
tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal.
Menurut Wibowo (2007:56) yang dimaksud dengan sertifikat halal adalah fatwa
tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam.
Sertifikat halal ini merupakan syarat untuk mencantumkan label halal.Sementara itu
yang dimaksud dengan produk halal menurut MUI adalah produk yang memenuhi
syarat kehalalan sesuai syariat Islam. Pengertian kehalalan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Tidak mengandung babi atau produk- produk yang berasal dari babi.
b) Tidak mengandung bahan- bahan yang diharamkan seperti bahan- bahan yang
berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran- kotoran.
c) Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara
syariat Islam.
22
d) Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar (alkohol).
e) Tidak menggunakan alkohol sbagai ingredient yang sngaja ditambahkan.
Bagi konsumen, sertifikat halal memiliki beberapa fungsi. Pertama,
terlindunginya konsumen muslim dari mengonsumsi pangan, obat-obatan dan
kosmetika yang tidak halal. Kedua, secara kejiwaan perasaan hati dan batin
konsumen akan tenang. Ketiga, mempertahankan jiwa dan raga dari keterpurukan
akibat produk haram. Keempat, akan memberikan kepastian dan perlindungan
hukum.
Bagi produsen, sertifikat halal mempunyai beberapa peran penting. Pertama,
sebagai pertanggungjawaban produsen kepada konsumen muslim, mengingat masalah
halal merupakan bagian dari prinsip hidup muslim. Kedua, meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan konsumen.Ketiga, meningkatkan citra dan daya saing
perusahaan.Keempat, sebagai alat pemasaran serta untuk memperluas area jaringan
pemasaran.Kelima, member keuntungan pada produsen dengan meningkatkan daya
saing dan omzet produksi dan penjualan (Hasan, 2014:230).
Menurut Sofyan (2011:45) pengertian produk halal dapat diperluas ke semua
aspek kehidupan, diantaranya bias di dapatkan pada produk dan jasa yang berkaitan
dengan gaya hidup, kosmetik, fashion, obat-obatan, biro perjalanan dan wisata, jasa
rumah sakit dan kesehatan lainya, dan produk beserta jasa penunjang yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat terlihat potensi bisnis produk dan jasa halal atau syariah secara
menyeluruh, jika persepsi produk dan jasa halal tersebut sudah dapat disosialisasikan
sebagai produk universal yang mempunyai keunggulan-keunggulan komparatif,
23
seperti diantaranya lebih bersih, lebih sehat, lebih manfaat dan lebih maslahat bagi
semua pihak.
Maka cara pandang demikian akan memperluas pasar makanan halal ke pasar
produk dan jasa halal lainyayang menarik minat pasar non muslim. Dengan demikian
pasar bagi produk dan jasa halal atau syariah akan semakin besar.
Penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyatakan
bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan
harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan
harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.
Mengkonsumsi produk halal menurut keyakinan agama (Islam) dan/atau demi
kualitas hidup dan kehidupan, merupakan hak warga Negara yang dijamin oleh
Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Nomor 8 Tahun 1999. Dan mengkonsumsi yang halal itu merupakan kewajiban bagi
setiap muslim (Hasan, 2014:227)
4. Harga
Alma (2002:125) mengemukakan bahwa: “Harga (price) adalah nilai suatu barang
yang dinyatakan dengan uang”. Kasmir (2006:175) mengemukakan bahwa : “Harga
adalah sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk
membeli atau menikmati barang atau jasa yang di tawarkan”. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh manajer maupun pengusaha ataupun pedagang di dalam
harga, yaitu:
24
a) Penentuan harga
b) Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat menetapkan harga,
diantaranya: menurut pelanggan, menurut bentuk produk, menurut tempat dan
menurut waktu.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga, seperti harga bahan baku,
biaya produksi, biaya pemasaran dan adanya peraturan pemerintah dan faktor
lainya.
d) Jenis-jenis strategi penetapan harga.
Menurut Kotler (1984:138) harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan.Unsur-unsur lainya jelas
mengakibatkan keluarnya biaya.Demikian masih banyak perusahaan yang tidak
menggarap masalah harga jualini dengan baik. Kesalahan-kesalahan yang umumnya
terjadi ialah: penetapan harga sangat mengarah pada biaya; harga jual kurang sering
ditinjau padahal pasar selalu berubah; harga jual ditentukan secara tersendiri, lepas
dari bauran pemasarandan bukannya merupakan satu unsur yang terpadu dalam
strategi penempatan pasar, harga jual kurang bervariasi bagi jenis produk dan segmen
pasar yang berlainan.
Menurut Stanton (1998:308) harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam
memutuskan pembeliannya, konsumen akan membandingkan harga dari produk
pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak
dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan. Secara tradisional
25
harga telah diperlakukan sebagai penentu utama pilihan pembeli (Kotler dan Keller,
2007:79).
Terdapat indikator-indikator mengenai harga dijelaskan sebagai berikut:
a) Keterjangkauan harga, aspek penetapan harga yang dilakukan penjual sesuai
dengan kemampuan beli konsumen.
b) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, aspek penetapan harga yang dilakukan
produsen sesuai dengan kualitas produk yang diperoleh konsumen.
c) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, penetapan harga yang dilakukan
produsen sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen dan produk yang di
beli.
d) Daya saing harga, penawaran harga yang diberikan oleh produsen berbeda dan
bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain.
Menurut Swastha (1999:146) harga pasar sebuah barang dapat mempengaruhi
tingkat upah, sewa, bunga dan laba atas pembayaran faktor-faktor produksi (tenaga
kerja, tanah, kapital dan kewiraswastaan). Dalam cara tersebut harga menjadi suatu
pengatur suatu dasar pada sistem perekonomian secara keseluruhan karena
mempengaruhi alokasi sumber-sumber yang ada.
Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang
secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Dalam
hal ini harga merupakam suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan
penawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan
sebagai bagian dari fungsi diferensiasi barang dalam pemasaran.
26
Menurut McDonald (1997:115) penetapan harga (pricing) adalah elemen penting
dari rencana pemasaran.Hal pertama yang perlu dikatakan tentang penetapan harga
adalah bahwa ada dua batas yang harus tetap diingat: persaingan sebagai batas atas,
dan biaya sebagai batas bawah.Secara umum, harga yang ditawarkan tidak boleh
lebih dari tawaran yang diberikan oleh pesaing ataupun dalam jangka panjang lebih
rendah dari biaya. Dengan demikian yang menjadi langkah berikutnya adalah
menetapkan apa yang disebut dengan tawaran pesaing yang harus dipertimbangkan
dan apakah yang disebut dengan biaya.
Keputusan harga sangat penting karena harga tidak hanya mempengaruhi marjin
keuntungan melalui dampaknya pada pendapatan, tetapi juga mempengaruhi jumlah
barang yang terjual melalui pengaruhnya pada permintaan.Harga memiliki dampak
interaktif pada elemen-elemen bauran pemasaran lainya.
Dalam menetapkan harga pada sebuah produk perusahaan mengikuti prosedur
enam langkah (Kotler, 1992) dalam Sunyoto(2014:130), yaitu:
a) Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan pemasarannya, misalnya
mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin memenangkan bagian
pasar atau kualitas produk.
b) Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan
jumlah produk yang akan terjual per periode, pada tingkat-tingkat harga alternatif.
Permintaan yang semakin tidak elastis, semakin tinggi pula harga yang dapat
ditetapkan oleh perusahaan.
c) Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi pada tingkat
produksi yang berbeda-beda.
27
d) Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk menetapkan
harga mereka sendiri.
e) Perusahaan memilih salah satu dari metode penetapan harga terdiri dari penetapan
harga biaya plus, analisis pulang pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan
harga nilai yang diperoleh, penetapan harga yang sesuai dengan laju
perkembangan dan penetapan harga dalam sampul tertutup.
f) Perusahaan memilih harga final, menyatakannya dalam cara psikologis yan paling
efektif dan mengeceknya untuk meyakinkan bahwa harga tersebut sesuai dengan
kebijakan penetapan harga perusahaan serta sesuai pula dengan para penyalur,
grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok, dan pemerintah.
Sedangkan menurut Payne dalam bukunya Rambat dan Hamdani(2008) dalam
(Sunyoto, 2014:132) tujuan penetapan harga antara lain:
a) Bertahan, merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang
meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak
menguntungkan.Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.
b) Memaksimalkan laba, penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba
dalam periode tertentu.
c) Memaksimalkan penjualan, penentuan harga bertujuanuntuk membangun pangsa
pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
d) Prestise, tujuan penentuan harga disini adalah untuk memosisikan jasa perusahaan
tersebut sebagai produk yang eksklusif.
e) Pengembangan atas investasi (ROI), tujuan penentuan harga didasarkan atas
pencapaian pengambilan dan investasi (return on investment) yang diinginkan.
28
Menurut Mursid (2003:81) berikut kemungkinan tujuan penetapan harga, yaitu:
a) Penetrasi Pasar, dengan harga rendah diharapkan market share tinggi.
b) Market skimming, dengan memasang harga tinggi pada permulaan dan kemudian
perlahan-lahan harga diturunkan.
c) Mempercepat pemasukan uang tunai, siasat ini dilakukan bilamana perusahaan
sangat membutuhkan likuiditas atau karena ketidakpastian pasar di masa
mendatang.
d) Memenuhi target laba, siasat penetapan harga didasarkan kepada beberapa laba
yang dikehendaki dicapai. Walaupun ada kemungkinan harga ditetapkan lebih
tinggi, kemungkinan ini tidak akan diambil. Istilah lain siasat penetapan harga
berdasarkan target laba ini adalah satisficing objective atau target pricing.
e) Promosi product line, dalam menetapkan harga tiap item diperhitungkan terlebih
dahulu beberapa optimal profit dari product line.
5. Perdagangan Sektor Informal
Menurut Hans-Dieter Evers sektor informal merupakan sektor ekonomi “ekonomi
bayangan” yang beroperasi pada unit-unit kecil yang efisien dan sesuai dengan
karakteristik migran.Yang dimaksud “ekonomi bayangan” adalah seluruh kegiatan
ekonomi yang tidak terliput oleh statistik resmi pemerintah, dan karenanya tidak
terjangkau oleh aturan dan pajak Negara (Alisjahbana, 2006:2).
Menurut Simanjuntak (2017:37) keberadaan pedagang sektor informal kadang-
kadang terlupakan, sehingga pada setiap kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan
dengan ekonomi praktis, sektor informal sering terlupakan. Sebenarnya pedagang
kaki lima ini biasa dipakai sebagai penarik wisatawan dari mancanegara.
29
Cirri khas pasar sektor informal, yaitu:
a) Mudah di masuki
b) Fleksibel (waktu dan tempat beroperasinya)
c) Bergantung pada sumber daya lokal
d) Skala operasinya yang kecil.
Dalam Rachbini dkk(1994:26) konsep sektor informal pada awalnya
dikemukakan oleh Keith Hart pada tahun 1971, dimana sektor informal sebagai
bagian angkatan kerja di kota yang berada di luar pasar tenaga kerja yang terorganisir.
Sektor informal tidak sebatas pada pekerjaan dikawasan pinggiran kota besar, namun
juga meliputi berbagai aktivitas ekonomi yang bersifat mudah untuk dimasuki. Sektor
informal mudah di masuki karena tidak membutuhkan syarat yang rumit, karena
sektor informal menggunakan sumber daya lokal sebagai faktor produksi utama usaha
milik sendiri, skala operasi kecil, berorientasi pada penggunaan tenaga kerja dengan
penggunaan teknologi yang ada, dan keterampilan dapat diperoleh diluar instansi
pendidikan formal. Dengan demikian sektor informal dapat dimasuki semua orang.
Sektor informal yang terdiri dari unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan
mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan menciptakan kesempatan kerja dan
pendapatan bagi diri sendiri dan dalam usahanya itu sangat dihadapkan berbagai
kendala seperti faktor modal baik fisik, maupun manusia (pengetahuan) dan faktor
keterampilan.Sektor informal biasa digunakan untuk menunjukan sejumlah kegiatan
ekonomi yang berskala kecil, tetapi bukan perusahaan kecil.Sektor informal
merupakan manifestasi dari situasi pertumbuhan ekonomi Negara sedang
berkembang.Karena mereka yang masuk sektor ini bertujuan untuk mencari
30
kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan (Santhurahman,
2005:29).
Menurut Ramli (1992:18-19) kehadiran sektor informal ini sangat penting dalam
kehidupan perkotaan, karena dapat menunjang tersedianya lapangan pekerjaan
merupakan sumber pendapatan yang potensil bagi penduduk kota.
Tabel 2.2 Perbedaan karakteristik sektor informal dan sektor formal
No Karakteristik Sektor Informal Sektor Formal
1 Modal Sukar diperoleh Relativ mudah
diperoleh
2 Teknologi Padat karya Padat modal
3 Organisasi Seperti organisasi
keluarga
Birokrasi
4 Sumber modal Lembaga Keuangan
tidak resmi
Lembaga Keuangan
resmi
5 Serikat buruh Tidak berperan Sudah berperan
6 Bantuan Negara Tidak ada Diperlukan untuk
kelangsungan usaha
7 Hubungan
dengan desa
Saling menguntung One-way-traffic untuk
kepentingan sektor
formal
8 Sifat wiraswasta Berdikari Sangat tergantung pada
perlindungan
pemerintah atau import
9 Persediaan
barang
Jumlah sedikit dan
kualitas sewaktu-waktu
berubah
Jumlah besar dan
kualitas baik
10 Hubungan kerja
dengan majikan
Berdasarkan saling
percaya
Berdasarkan kontrak
kerja
Sumber: Hidayat (1978:10)
31
Menurut Permadi (2007:6) menurut para ahli ekonomi, banyaknya tenaga kerja
dan terbatasnya lapangan pekerjaan menjadi penyebab utama banyaknya orang
menjadi PKL. Banyak penduduk Indonesia yang tidak kebagian lapangan pekerjaan
di pabrik-pabrik atau di kantor-kantor lalu memilih menjadi PKL.Selain modalnya
murah karena tidak harus menyewa kios, menjadi PKL juga tidak membutuhkan
ijazah sekolah seperti melamar kerja lainnya.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta (1976:193),
istilah kaki lima adalah lantai yang diberi atap sebagai penghubung rumah dengan
rumah. Arti yang kedua adalah lantai (tangga) di muka pintu atau di tepi jalan.
Pengertian tersebut lebih mirip dengan pengertian trotoar yang luasnya 1,5 meter
yang dibuat dimasa penjajahan (Belanda atau Inggris). Namun, yang dimaksudkan
kamus juga bisa diartikan emperan toko (Permadi,2007:4).
Menurut Alma (1997:137) pedagang kaki lima adalah pedagang golongan
ekonomi lemah yang berjualan kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa dnegan
modal yang relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain baik berjualan ditempat
terlarang atau tidak.
Pedagang kaki lima (PKL) pada umumnya adalah pekerja yang paling nyata dan
paling penting di kebanyakan kota pada Negara berkembang. Pedagang kaki lima di
perkotaan mempunyai karakteristik dan cirri-ciri yang khas dengan sektor informal,
sehingga sektor informal perkotaan sering diidentikan sebagai pedagang kaki lima
(Ramli, 1992:31).
Menurut Kartono (1980:3-7) Pedagang kaki lima menyediakan barang-barang
kebutuhan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dengan harga yang dapat
32
dijangkau oleh golongan tersebut. Pedagang kaki lima melakukan kegiatan produksi
atau distribusi barang dan jasa, dengan sasaran utama untuk menciptakan lapangan
kerja dan penghasilan bagi diri mereka sendiri. Usaha sebagai pedagang kaki lima
telah mampu menunjukan diri sebagai usaha mandiri yang memberikan penghasilan.
Di daerah perkotaan terdapat kesempatan ekonomi yang lebih besar dibandingkan
dengan daerah pedesaan. Pedagang kaki lima lebih sering memilih berlokasi di sekitar
kawasan-kawasan fungsional perkotaan. Dengan tujuan untuk memperoleh omzet
pendapatan yang tinggi.Kawasan-kawasan tersebut dianggap sangat strategis karena
merupakan daerah perdagangan, perkantoran, daerah wisata, pemukiman dan
berbagai fasilitas umum lainnya.
Cirri-ciri pedagang kaki lima menurut Kartono, diantaranya:
a) Merupakan pedagang yang kadang-kadang juga sekaligus produsen.
b) Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ke
tempat lain.
c) Umumnya bermodal kecil, kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal
dengan mendapatkan sekedar komisi sebagai imbalan atas jerih payahnya.
d) Kualitas barang yang diperdagangkan relatif rendah dan kadang tidak
berstandar.
e) Volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli umumnya
merupakan pembeli yang berdaya beli rendah.
f) Usaha skala kecil bisa berupa family enterprise, dimana ibu dan anak ikut
membantu dalam usaha tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.
33
g) Menjajakan makanan, minuman dan barang-barang konsumtif lainya yang di
butuhkan masyarakat.
Menurut Gee dan Yeung (1977:81) aktivitas pedagang kaki lima dapat
dikategorikan berdasarkan sarana fisik yang di peruntukkan dalam usahanya. Sarana
fisik tersebut di kelompokkan berdasarkan:
a) Jenis barang dan jasa
Jenis dagangan pedagang kaki lima di kelompokkan menjadi empat, yaitu:
1) Makanan yang tidak diproses atau semi olahan (unprocessed and semi
processed food). Makanan tidak diproses seperti: buah-buahan, sayur-
sayuran. Sedangkan makanan semi proses, seperti: beras, dsb.
2) Makanan siap saji (prepared food), seperti: pedagang nasi pecel, es buah,
roti bakar, dsb.
3) Barang bukan makanan (non food items), seperti: penjual kaset DVD,
penjual celana, dsb.
4) Jasa (service), seperti: penjahit, sol sepatu, potong rambut, dsb.
Pedagang kaki lima mampu menyediakan barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat sehari-hari, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Setiap jenis
barang dan jasa tersebut dapat diperinci lebih jauh, misalanya saja kelontong
terdiri dari alat-alat rumah tangga, mainan anak, barang elektronik, aksesoris dan
sebagainya.Demikian pula jasa perorangan dapat berupa tukang stempel, tukang
kunci, reparasi jam, tambal ban, dan sebagainya (Isrohah, 2015:45).
34
b) Jenis sarana usaha dan ukuran ruangnya
Aktivitas pedagang kaki lima dapat dikelompokkan berdasarkan jenis
usahanya, yaitu:
1) Gerobak/ kereta dorong
Bentuk aktivitas pedagang kaki lima yang menggunakan gerobak/ kereta
dorong dibagi atas dua macam, yaitu gerobak/ kereta dorong yang tanpa
atap dan gerobak/ kereta dorong yang menggunakan atap untuk
melindungi barang dagangan dari pengaruh panas, debu, hujan, dan
sebagainya.
2) Pikulan
Bentuk aktivitas pedagang kaki lima yang menggunakan sebuah atau dua
buah keranjang dengan cara dipikul. Bentuk pikulan ini dapat
dikategorikan dalam bentuk aktivitas jasa informal keliling atau semi
menetap, biasanya dijumpai pada jenis makanan dan minuman.
3) Warung semi permanen
Bentuk aktivitas pedagang kaki lima yang terdiri atas beberapa gerobak/
kereta dorong yang telah diatur sedemikian rupa secara berderet dan
dilengkapi dengan bangku-bangku panjang dan meja. Bagian atap dan
sekelilingnya biasanya ditutup dengan pelindung yang terbuat dari kain
terpal, plastic atau bahan kain lainya yang tidak tembus air.
4) Jongko atau meja
Bentuk aktivitas pedagang kaki lima yang menggunakan jongko/ meja
sebagai sarana usahanya. Bentuknya ada yang tanpa atap dan ada pula
35
yang beratap untuk melindungi pengaruh dari luar.Berdasarkan sarana
usaha tersebut maka jasa sektor informal ini tergolong memiliki aktivitas
jasa menetap.
5) Kios
Pedagang kaki lima yang menggunakan papan-papan yang diatur
sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah bilik semi permanen. Para
penjajanya juga biasanya bertempat tinggal di dalamnya.Berdasarkan
sarana usaha tersebut maka sktivitas jasa sektor informal ini digolongkan
sebagai aktivitas jasa menetap.
6) Gelaran/ alas
Pedagang menggunakan alas untuk menggelar daganganya. Alas berupa:
kain, tikar, terpal, dan sebagainya.
Menurut Gee dan Yeung (1977) dalam Simanjuntak (2013:224), pola ruang
aktivitas pedagang kaki lima sangat di pengaruhi oleh aktivitas sektor formal dalam
menjaring konsumennya. Lokasi pedagang kaki lima sangat dipengaruhi oleh
hubungan langsung dan tidak langsung dengan berbagai kegiatan formal dan informal
atau hubungan pedagang kaki lima dengan konsumenya. Untuk dapat mengenali
penataan ruang pedagang kaki lima, harus dikenal aktivitas pedagang kaki lima
melalui penyebaran, pemanfaatan ruang berdasarkan waktu berdagang, dan jenis
dagangan serta sarana berdagang.
Pola penyebaran pedagang kaki lima dipengaruhi oleh aglomerasi aksesibilitas
sebagai berikut:
36
a) Aglomerasi, aktivitas pedagang kaki lima selalu memanfaatkan aktivitas-
aktivitas di sektor formal dan biasanya pusat-pusat perbelanjaan menjadi salah
satu daya tarik lokasi sektor informal untuk menarik konsumenya. Adapun
cara pedagang kaki lima menarik konsumen dengan cara berjualan
berkelompok (aglomerasi). Para pedagang kaki lima cenderung melakukan
kerja sama dengan pedagang kaki lima yang sama jenis dagangannya atau
saling mendukung antara pedagang makanan dan minuman. Pengelompokan
pedagang kaki lima juga merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen
karena mereka bebas memilih barang atau jasa yang diminati.
b) Aksesibilitas, para pedagang kaki lima lebih suka berlokasi di sepanjang
pinggir jalan utama dan tempat-tempat yang sering dilalui pejalan kaki.
Pola pelayanan menurut Yeung (1977) dalam Simanjuntak (2013:221), adalah
cara berlokasi aktivitas pedagang kaki lima dalam memanfaatkan ruang kegiatanya
sebagai tempat usaha. Pola pelayanan pedagang kaki lima ini juga erat kaitanya
dengan sarana fisik dagangan pedagang kaki lima yang digunakan dan jenis
usahanya. Misalnya, pedagang kaki lima menetap, jenis daganganya bukan kebutuhan
primer dan sarana fisik dagangan berupa kios, gerobak beratap dan meja. Serta jenis
pola pelayanan (tetap, semi menetap, dan tidak menetap) ini juga dipengaruhi waktu,
tempat lokasi berdagang pedagang kaki lima.
B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Dalam hal ini, penulis akan memaparkan tentang beberapa sumber yang
membicarakan penelitian terdahulu mengenai variabel- variabel yang berkaitan dalam
penelitian ini. Penelitian terdahulu antara lain:
37
1. Manik (2015), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa variabel kualitas produk
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat penjualan.Perbedaan
dengan penelitian ini adalah variabel kualitas produk berpengaruh positif terhadap
volume penjualan.
2. Rani (2016), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa masing-masing variabel
kualitas produk, promosi, dan harga mempunyai pengaruh secara parsial dan
signifikan terhadap volume penjualan.Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti
menggunakan variabel independen kualitas produk, kehalalan produk dan harga.
3. Mokalu dan Tumbel (2015), dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk, harga, dan distribusi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan
terhadap volume penjualan.Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti
menggunakan variabel independen kualitas produk, kehalalan produk, dan harga.
4. Widyaningrum (2014), dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan.
5. Segati (2018), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa persepsi sertifikasi halal
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penjualan.Perbedaan dalam
penelitian ini adalah peneliti menggunakan variabel kehalalan produk.
6. Nizami (2017), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa labelisasi halal mempunyai
pengaruh yang positif terhadap volume penjualan.Perbedaan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan variabel kehalalan produk.
7. Wijayanto (2009), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa harga mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan pada PP. Setia Kawan
Purwokerto.
38
8. Pristyo (2013), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil hipotesis
yang diajukan bahwa produk dan harga mempunyai pengaruh serempak dan
signifikan terhadap volume penjualan.
9. Mariatun (2017), dalam penelitianya menyimpulkan bahwa harga mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan.
10. Irfan dkk (2017), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa harga berpengaruh
negatif terhadap volume penjualan.
C. Kerangka Berpikir
Dari uraian pemikiran diatas dapat diperjelas melalui variabel kualitas produk,
kehalalan produk, dan harga terhadap volume penjualan, secara skematis digambarkan
seperti pada gambar di bawah ini :
Tabel 2.3 Kerangka pemikiran
Proporsisi
P1 : Kualitas Produk berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota
Salatiga.
Kualitas Produk (𝑋1)
Kehalalan Produk (𝑋2)
Harga Bersaing (𝑋3)
Volume Penjualan (Y)
39
P2 : Kehalalan Produk berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di
Kota Salatiga.
P3 : Harga bersaing berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota
Salatiga.
P4 : Kualitas Produk, Kehalalan Produk, dan Harga bersaingberpengaruh terhadap
volume penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:221) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan di dasarkan pada
teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.Dari penjelasan kerangka pemikiran dan paradigma penelitian
sebelumnya diatas, maka hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian ini adalah sebgai berikut:
1. Kualitas Produk
Kualitas produk memiliki arti yang sangat penting bagi sebuah usaha. Karena
apabila sebuah produk memiliki kualitas yang bagus maka konsumen akan tertarik
untuk mengonsumsi.
Berdasarkan penelitian Rani (2016), kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap volume penjualan pada Nanisa Skincare dan Dental di Sidoarjo.
40
Berdasarkan penelitian Mokalu dan Tumbel (2015), kualitas produk berpengaruh
secara signifikan terhadap volume penjualan Roti Jordan CV. Minahasa Mantap
Perkasa.
Berdasarkan penelitian Widyaningrum (2014), kualitas produk berpengaruh
positif signifikan terhadap volume penjualan pada Home Industri Kripik Tempe
“ABADI” Singgahan Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan.
H1 : Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
2. Kehalalan Produk
Kehalalan suatu produk mempunyai nilai tersendiri bagi kaum umat
Islam.Dengan mengonsumsi produk –produk halal maka menghindarkan mereka dari
mengonsumsi produk yang haram.
Berdasarkan penelitian Segati (2018), persepsi sertifikasi halal berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan penjualan.
Berdasarkan penelitian Nizami (2017), labelisasi halal mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap volume penjualan pada penjualan produk Usaha Mikro
Kecil Menengah Binaan Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung.
H2 : Kehalalan produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume
penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
3. Harga
Bagi konsumen, harga menjadi pertimbangan yang cukup penting untuk
memutuskan pembeliannya. Konsumen akan membandingkan harga dari produk
41
pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut seusai atau tidak
dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan.
Berdasarkan penelitian Mariatun (2017), harga mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap volume penjualan pada Home Industri Tempe Putra KL
Kecamatan Socah.
Berdasarkan penelitian Pristyo (2013), harga mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap volume penjualan pada UD.Eka Jaya di Surabaya.
Berdasarkan Wijayanto (2009), harga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap volume penjualan pada PP. Setia Kawan Purwokerto.
H3 : Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan pedagang
kaki lima di Kota Salatiga.
4. Pengaruh kualitas produk, kehalalan produk, dan harga terhadap volume penjualan.
Apabila suatu usaha mempunyai kualitas produk yang baik, produk yang dijual
halal, dan harganya terjangkau maka akan berpengaruh terhadap volume penjualan.
Berdasarkan penelitian Segati (2018), kualitas produk, persepdi sertifikasi halal
produk, dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan penjualan.
H4 : Kualitas Produk, Kehalalan Produk, dan Harga secara serempak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota
Salatiga.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif karena data yang digunakan berupa
angka.Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
statistik, Dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan cross section.Data primer
adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari
responden, sedangkan data cross section adalah data yang dikumpulkan pada
waktu tertentu saja (Supramono dan Sugiarto, 1993:10-11).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa tempat pedagang kaki lima di
Kota Salatiga. Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 2 April – 5
Mei 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sumanto (2014:200) populasi adalah kelompok dimana seorang
peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan
(digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu
karakteristik yang membedakan populasi itu dengan kelompok-kelompok
yang lain.
43
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Dengan menggunakan data statistik yang bersumber dari Dinas Perdagangan
Kota Salatiga sebagai pengambilan sampelnya. Jumlah populasinya yaitu 445,
diambil dari data BPS pedagang kaki lima yang Non TDU (Tidak terdaftar
dalam usaha).
2. Sampel
Menurut Tika (2006:33) sampel adalah bagian suatu objek atau objek yang
mewakili populasi.Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan
karakteristik suatu populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan
kualitas dan karakteristik populasi akan menyebabkan suatu penelitian
menjadi biasa, tidak dapat di percaya dan kesimpulannya bisa keliru.
Menurut Purwanto (2016:7) sampel merupakan bagian dari
populasi.Dengan menggunakan sampel, maka dapat diperoleh suatu ukuran
yang dinamakan statistik. Sampel dari penelitian ini yaitu pedagang kaki lima
di Kota Salatiga yang diambil secara acak dengan menyebar kuesioner kepada
para pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental
sampling(pengambilan sampel seadanya), yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat
pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil (Budiarto,
2002:26).
Bungin (2011:155) menyatakan bahwa untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
44
2
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
d = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan/ margin of error max (dalam
penelitian ini ditentukan 10%).
Jadi penentuan sampel dari penelitian ini adalah:
2
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 81,6, namun setelah dibulatkan
menjadi 82 responden yang digunakan oleh peneliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan
suatu kesimpulan (Bawono, 2006:29).
45
1. Pengertian Data
Menurut Supranto (2003:17) data adalah alat bagi pengambil keputusan
sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
persoalan/masalah.Keputusan yang baik hanya bisa diperoleh dari pengambil
keputusan yang baik (jujur, pandai dan berani mengambil keputusan yang
objektif), dimana keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik pula.Data
yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliabel), tepat
waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas dan bisa memberikan gambaran
tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer untuk semua
variabel kualitas produk, kehalalan produk, dan harga terhadap volume
penjualan.Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti.Data
tersebut bisa diperoleh langsung dari personal yang diteliti dan dapat pula
berasal dari lapangan (Tika, 2006:57).
3. Metode Pengumpula Data
Angket (Kuesioner)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
angket/kuesioner.Kuesioner merupakan usaha mengumpulkan informasi
dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara
tertulis oleh responden.Responden adalah orang yang memberikan
jawaban atas pertanyaan yang dimuat dalam angket.Mereka diharapkan
46
mengetahui dirinya sendiri, mampu dan bersedia memberikan informasi
serta dapat menafsirkan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti (Tika,
2006:60).
Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan sendiri kuesioner kepada
para pedagang kaki lima. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini
adalah kuesioner model tertutup, karena peneliti memberikan alternatif
jawaban di dalam kuesioner tersebut dan responden diharapkan memilih
salah satu jawaban yang telah di sediakan.
E. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan data
skor 1-5 yang telah dipergunakan dalam penelitian sebelumnya dan telah diuji
validitasnya, dengan indeks sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penetapan Skor
Indikator Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
F. Definisi Konsep Operasional
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang menjelaskan secara tepat
(precisely) bagaimana suatu konsep akan diukur, secara singkat definisi
47
operasional adalah suatu deskripsi mengenai “operasi” yang akan dilakukan
dalam mengukur suatu konsep (Babbie, 1998:421). Operasionalisasi variabel
tersebut dalam penelitian menjadi penting karena dengan operasionalisasi yang
baik dan benar, maka peneliti akan memperoleh item-item kuesioner yang
mempunyai reabilitas dan validitas yang baik (Zulganef, 2013:85).
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Bebas Kualitas Produk (X1)
Definisi Kualitas Produk menurut Kotler dalam Simamora (2000:14)
adalah totalitas fitur dan karakteristik yang memampukan produk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan.
Berikut adalah dimensi yang digunakan untuk menganalisis karakteristik
kualitas produk yang diungkapkan Garvin (1987) dalam Gaspers (1996:119) :
a. Performance (Performa)
b. Conformance
c. Durability (Durabilitas)
d. Serviceability (Kemampuan Pelayanan)
e. Aesthetics (Estetika)
f. Perceived Quality (Kualitas yang dirasakan)
2. Variabel Bebas Kehalalan Produk (X2)
Menurut Wibowo (2007:56) yang dimaksud dengan sertifikat halal adalah
fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan
syariat Islam.Sementara itu yang dimaksud dengan produk halal menurut MUI
48
adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syariat Islam.
Pengertian kehalalan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tidak mengandung babi atau produk- produk yang berasal dari babi.
b. Tidak mengandung bahan- bahan yang di haramkan seperti bahan- bahan
yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran- kotoran.
c. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang di sembelih menurut tata
cara syariat Islam.
d. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamr (alkohol).
e. Tidak menggunakan alkohol sebagai ingredient yang sengaja di
tambahkan.
3. Variabel Bebas Harga Bersaing (X3)
Definisi harga menurut Kasmir (2006:175) yaitu sejumlah nilai (dalam
mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati
barang atau jasa yang ditawarkan.
Berikut ini indikator mengenai harga yang dikemukakan oleh Stanton
(1998:308) :
a. Keterjangkauan harga
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
c. Kesesuaian harga dengan manfaat produk
d. Daya saing harga.
49
4. Variabel Terikat Volume Penjualan (Y)
Menurut Swastha dalam Rangkuti (2013:207) volume penjualan
merupakan hasil total yang di dapat perusahaan dari kegiatan penjualan
barang dagangan.
Indikator volume penjualan menurut Swastha (2008:404) adalah sebagai
berikut :
a. Mencapai volume penjualan
b. Mendapatkan laba
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Tabel 3.2 Indikator penelitian
No. Variabel Indikator Pertanyaan
1. Kualitas Produk
(Garvin, 1987)
1. Performance
(Performa)
2. Conformance
3. Durability (Durabilitas)
4. Serviceability
(Kemampuan
pelayanan)
1. Saya selalu menyajikan
produk terbaik untuk
konsumen.
2. Saya selalu
menciptakan produk
baru sesuai selera
konsumen.
3. Saya selalu
memberikan informasi
kepada konsumen
tentang masa
kadaluarsa produknya.
4. Saya selalu
memberikan pelayanan
terbaik kepada setiap
konsumen.
50
5. Aesthetics (Estetika)
6. Perceived
Quality(Kualitas yang
dirasakan)
5. Produk yang saya jual
memiliki keunikan yang
berbeda dari produk
yang lain.
6. Produk saya membuat
konsumen tertarik
untuk membeli lagi.
2. Kehalalan Produk
(fatwa MUI
dalam Wibowo,
2007)
1. Tidak mengandung babi/
produk dari babi.
2. Tidak mengandung
bahan haram.
3. Semua bahan berasal
dari bahan yang halal.
4. Semua makanan dan
minuman tidak
mengandung khamr.
5. Tidak menggunakan
ingredient alkohol
dengan sengaja.
1.Produk yang saya jual
tidak mengandung babi/
bahan yang berasal dari
babi.
2.Produk yang saya jual
tidak menggunakan
bahan haram.
3.Produk yang saya jual
mengandung bahan-
bahan halal dan sesuai
syariat islam.
4.Produk makanan dan
minuman yang saya jual
tidak mengandung
khamr/ alkohol.
5.Produk yang saya jual
tidak menggunakan
komposisi alkohol.
3. Harga (Stanton,
1998)
1. Keterjangkauan harga
2. Keseuaian harga dengan
kualitas produk
1. Produk yang saya jual
harganya terjangkau
(murah).
2. Harga produk yang saya
tetapkan sesuai dengan
kualitas produknya.
51
3. Kesesuaian harga
dengan manfaat produk
4. Daya saing harga
3. Harga produk yang saya
tetapkan sesuai dengan
manfaat yang di peroleh
konsumen.
4. Produk yang saya jual
harganya sangat
bersaing di pasaran.
4. Volume
Penjualan (Kotler
dalam Swastha,
2008)
1. Mencapai volume
penjualan
2. Mendapatkan laba
3. Menunjang
pertumbuhan perusahaan
1. Penjualan saya setiap
harinya selalu mencapai
target.
2. Penjualan saya setiap
harinya selalu mendapat
keuntungan yang
maksimal.
3. Produk yang saya jual
dapat menunjang
pertumbuhan bisnis
saya.
G. Uji Instrumen Penelitian
Instrument ini merupakan alat ukur yang digunakan dalam melakukan
penelitian.Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuesioner. Data
dikumpulkan dari para responden dengan menggunakan kuesioner dengan skala
likert yang nantinya digunakan untuk mengukur kualitas produk, kehalalan
52
produk, harga bersaing, dan volume penjualan pada pedagang kaki lima di Kota
Salatiga.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
dikumpulkan langsung dari sumber pertama. Data primer penelitian dikumpulkan
melalui penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada pedagang kaki lima di Salatiga.
Menurut Widodo (2009) dalam Waskito (2016:33), menjelaskan bahwa
instrumen pengukuran variabel dalam penelitian kuantitatif harus memenuhi
beberapa persyaratan agar menghasilkan data pengukuran variabel penelitian yang
akurat. Persyaratan yang paling banyak dikemukakan oleh para ahli dan dianggap
syarat baku adalah validitas dan reabilitas.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji validitas
Menurut Supardi (2005:156) validitas merupakan tingkat dimana suatu
alat pengukur mengukur apa yang seharusnya diukur. Arti validitas adalah
kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang digunakan.Setiap
penelitian selalu dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan.
Alat pengukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai
dengan kegunaanya (Tika,2006:65).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih.Dalam setiap penelitian, adanya kesalahan pengukuran ini cukup
53
besar.Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran, kesalahan
pengukuran itu sangat diperhitungkan (Supardi, 2005:159).
2. Regresi Linier Berganda
Tahap- tahap dalam pengolahan data dalam penelitian ini yaitu pemberian
skor atau skala pada setiap lembar jawab responden dengan skala likert,
memindahkan data pada lembar kerja pada program SPSS (Statistical Product
and Service Sollution) 23 for Windows.Data-data tersebut selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.Analisis regresi
berganda digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi volume penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Keterangan:
Y = volume penjualan pedagang
X1 = kualitas produk
X2 = kehalalan produk
X3 = harga bersaing
a = konstanta
b1, b2,...,b4 = bilangan koefisien masing –masing variabel
c = variabel error
3. Uji Statistik
Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung.F hitung dan nilai koefisien
determinasi.
54
a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model (Kualitas Produk, Kehalalan Produk, dan Harga)
dalam menerangkan variabel- variabel dependen (volume penjualan).Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1).Nilai R2
yang kecil
berarti kemampuan variabel- variabel independen (bebas) dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
b. Uji T-test (uji secara individu)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individu.
c. Uji F-test (uji secara serempak)
Menurut Sudarmanto (2005) dalam Framayani (2018:84) Uji F
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama
dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
4. Uji Asumsi Klasik
Menurut Bawono (2006:115) uji asumsi klasik merupakan tahapan yang
penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala
asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai
dengan BLUE (Best Linier Unbased Estimator), yang menghasilkan model
regresi yang tidak biasa dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran terhadap
asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat
dan kurang valid.Disamping itu uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi
uji statistik. Uji asumsi klasik terdiri dari:
55
a. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sudarmanto (2005) dalam Framayani (2018:85), uji
heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian residual
absolute sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan
dan nilai mutlak dari residualnya atau regresi tidak mengandung gejala
heteroskedastisitas.
H1 : ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan
nilai mutlak dari residualnya, atau regresi mengandung gejala
heteroskedastisitas.
Kriteria pengujian:
Apabila nilai sig.˃ = 0,05 maka dapat dipastikan model regresi yang
terbentuk tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau dapat
dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila thitung˂ttabel.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Sudarmanto (2005) dalam Framayani (2018:84), uji asumsi
tentang multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji
ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen)
yang satu dengan variabel bebas (independen) lainnya. Ada atau tidaknya
korelasi antar variabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan
56
statistic korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai
berikut:
√ 2 2 2 2
Rumusan hipotesis yaitu:
H0: tidak terdapat hubungan antar variabel independen.
H1: terdapat hubungan antar variabel independen.
Kriteria hipotesis yaitu:
Apabila rhitung ˂ rtabel dengan dk = n, = 0,05 = maka H0 ditolak, sebaliknya
jika rhitung ˃ rtabel maka H0 diterima.
c. Uji Normalitas
Data penelitian yang telah diambil oleh peneliti harus diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui karakteristik data tersebut.Salah satu salah satu
pengujianya adalah dengan melakukan uji normalitas data.Tujuan
digunakan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari penelitian tersebut mempunyai distribusi yang normal atau
tidak.Uji normalitas harus dilakukan karena data yang normal adalah data
yang dapat mewakili populasi dan data yang berdistribusi normal adalah
syarat melakukan analisis statistik parametrik.
5. Alat Analisis
Penelitian ini merupakan data kuantitatif dimana data dapat dinyatakan
dalam bentuk angka, alat analisis dari penelitian ini adalah menggunakan
57
analisis regresi linier berganda yang diaplikasikan ke dalam SPSS 23
(Statistical Package for Social Science).
58
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data Responden
1. Jenis Kelamin Responden
Karakteristik responden yang terpilih mengenai jenis kelamin Pedagang
Kaki Lima di Kota Salatiga yang diambil sebagai responden dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase
Pria 54 65,9%
Wanita 28 34,1%
Total 82 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden pria cenderung lebih
banyak jika dibandingkan dengan responden wanita. Dengan persentase65,9%
responden pria dan 34,1% responden wanita.
2. Usia Responden
karakteristik responden berdasarkan umur dibedakan menjadi beberapa
kelompok. Data mengenai umur Pedagang kaki lima di Kota Salatiga yang
diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
59
Tabel 4.2 Umur Responden
Umur Frekuensi Persentase
<25 10 12,2%
26-35 47 57,3%
>36 25 30,5%
Total 82 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Tabel menunjukkan bahwa 10 atau sebesar12,2 % responden berumur <25
tahun, 47 atau sebesar 57,3% berumur 26-35 tahun, 25 atau 30,5% responden
berumur >36 tahun.
3. Pendidikan Responden
Data mengenai pendidikan para pedagang kaki lima di Kota Salatiga yang
diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Pendidikan Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 15 18,3%
SLTP 41 50%
SLTA 24 29,3%
Diploma 2 2,4%
Sarjana 0 0%
Total 82 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Dari tabel diketahui bahwa 15 atau 18,3% responden berpendidikan akhir
SD, sebesar 41 atau 50% responden berpendidikan akhir SLTP, sebesar 24
atau 29,3% responden berpendidikan akhir SLTA, sebesar 2 atau
2,4%responden berpendidikan akhir Diploma, sebesar 0 atau 0% responden
60
berpendidikan akhir Sarjana. Jadi kesimpulan yang diambil bahwa responden
berpendidikan SLTP cenderung lebih banyak jika dibandingkan dengan yang
lain.
4. Penghasilan per-hari Responden
Data mengenai penghasilan per-hari para pedagang kaki lima di Kota
Salatiga yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Penghasilan per-hari Responden
Penghasilan per-hari Frekuensi Persentase
<Rp. 500.000,- 80 97,6%
Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000,- 2 2,4%
>Rp. 1.000.000,- 0 0%
Total 82 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebesar 80 atau 97,6% responden
penghsilan per-harinya <Rp. 500.000,-. Sebesar 2 atau 2,4% responden
penghasilan per-harinya Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000,-. Sebesar 0 atau 0%
responden penghasilan per-harinya >Rp. 1.000.000,-. Jadi kesimpulan yang
diambil bahwa responden dengan pendapatan per hari <Rp. 500.000,- lebih
banyak dibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatan per hari
>Rp. 500.000,-.
61
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu
kuesioner.Berikut ini hasil uji validitas pada setiap masing-masing
variabel pertanyaan.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pertanyaan
Pearson
Corellation
Significant
2 Tailed
Keterangan
Kualitas
Produk (X1)
P1 0,631** 0,000 Valid
P2 0,567** 0,000 Valid
P3 0,568** 0,000 Valid
P4 0,526** 0,000 Valid
P5 0,596** 0,000 Valid
P6 0,641** 0,000 Valid
Kehalalan
produk (X2)
P7 0,858** 0,000 Valid
P8 0,670** 0,000 Valid
P9 0,816** 0,000 Valid
P10 0,689** 0,000 Valid
P11 0,798** 0,000 Valid
Harga (X3) P12 0,729** 0,000 Valid
P13 0,625** 0,000 Valid
P14 0,681** 0,000 Valid
P15 0,768** 0,000 Valid
Volume
penjualan (Y)
P16 0,814** 0,000 Valid
P17 0,856** 0,000 Valid
P18 0,722** 0,000 Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2019
62
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa korelasi antara pertanyaan 1
(satu) sampai 18 (delapan belas) terhadap total skor pertanyaan kualitas
produk, kehalalan produk, harga, dan volume penjualan menunjukan
signifikan (berbintang dua).
Berdasarkan output correlations diatas, diketahui nilai sig. (2 tailed)
untuk tiap item sebesar 0,000< 0,05 dan Pearson Correlation bernilai
positif, maka dapat disimpulkan bahwa setiap item adalah valid. Karena
setiap item dinyatakan valid maka setiap item soal tersebut dapat dijadikan
sebagai alat pengumpul data yang akurat dalam sebuah penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan terhadap seluruh item atau pertanyaan. Pada
penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien cronbach’s alpha. Nilai
cronbach’s alpha kritis pada penelitian ini menggunakan nilai 0,60 dengan
asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliabel bila
nilai cronbach’s alpha ≥ 0,60. Adapun hasil uji reliabilitas yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha (α) Keterangan
Kualitas Produk (X1) 0,610 Reliabel
Kehalalan Produk (X2) 0,827 Reliabel
Harga (X3) 0,654 Reliabel
Volume Penjualan (Y) 0,716 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah, 2019
63
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), sehingga
data tersebut dapat dikatakan reliabel untuk pengukuran dan penelitian
berikutnya.
2. Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk menganalisis hubungan antara
faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan pedagang kaki lima di
Kota Salatiga.
Perumusan regresi adalah sebgai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Dengan menggunakan program SPSS (StatisticalProduct and Service
Solution) diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.7 Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.633 2.216 1.639 .105
Kualitas_produk .100 .062 .143 1.614 .110
kehalalan_produk -.131 .060 -.175 -2.175 .033
Harga .559 .075 .656 7.453 .000
a. Dependent Variable: volume_penjualan
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat model persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Y= 3,633+0,100X1-0,131X2+0,616X3+e
64
Arti dari persamaan regresi diatas adalah sebagai berikut:
a. Konstanta b0 = 3,633
Artinya jika kualitas produk, kehalalan produk, dan harga nilainya adalah
0, maka volume penjualan nilainya positif sebesar 3,633.
b. Konstanta b1 = 0,100
Artinya jika kualitas produk ditingkatkan sebesar 1 kesatuan, maka
volume penjualan akan meningkat sebesar 0,100 satuan.
c. Konstanta b2 = -0,131
Artinya jika kehalalan produk ditingkatkan sebesar 1 kesatuan, maka
volume penjualan akan menurun sebesar 0,131 satuan.
d. Konstanta b3 = 0,559
Artinya jika harga bersaing ditingkatkan sebesar 1 kesatuan, maka
volume penjualan akan meningkat sebesar 0,559.
3. Uji Statistik
a. Uji R2 (koefisien determinasi)
Tabel 4.8 Uji R
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .733a .538 .520 .845
a. Predictors: (Constant), harga, kehalalan_produk, Kualitas_produk
Sumber: data primer yang diolah, 2019
65
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
1) Koefisien determinasi (R) sebesar 0,733, artinya bahwa ada hubungan
yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen
(karena mendekati angka 1).
2) Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,538, artinya bahwa kontribusi
variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 53,8%
sedangkan sisanya sebesar 46,2% dipengaruhi oleh variabel lain dari
luar model.
b. Uji T-test (uji secara individu)
Uji t test digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen (kualitas produk, kehalalan produk, dan harga) mempengaruhi
variabel dependen (volume penjualan) secara individu. Dengan cara
melihat nilai signifikan lebih kecil dari 0,1 maka variabel independen
secara individu mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji t adalah pada
seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.633 2.216 1.639 .105
Kualitas_produk .100 .062 .143 1.614 .110
kehalalan_produk -.131 .060 -.175 -2.175 .033
Harga .559 .075 .656 7.453 .000
a. Dependent Variable: volume_penjualan
Sumber: data primer yang diolah, 2019
66
1) Nilai signifikansi variabel kualitas produk (X1) adalah sebesar 0,110
lebih besar dari 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara kualitas produk (X1) terhadap volume penjualan (Y).
kesimpulan yang didapat bahwa konsumen pedagang kaki lima rata-
rata adalah golongan menengah kebawah, jadi tidak terlalu
mementingkan kualitas dan mereka lebih mengutamakan harga.
2) Nilai signifikansi kehalalan produk (X2) adalah sebesar 0,033 lebih
kecil dari 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
kehalalan produk (X2) terhadap volume penjualan (Y). Kesimpulan
yang didapat halal tidaknya suatu produk yang dijual maka akan
mempengaruhi naik turunnya suatu volume penjualan.
3) Nilai signifikansi harga (X3) adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara harga (X3) terhadap
volume penjualan (Y). Kesimpulan yang didapat bahwa naik turunnya
suatu harga akan berpengaruh terhadap volume penjualan pedagang
kaki lima di Kota Salatiga.
c. Uji F-test (uji secara bersama)
Uji F test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006:91). Hasil uji F test
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
67
Tabel 4.10 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 64.746 3 21.582 30.246 .000b
Residual 55.657 78 .714
Total 120.402 81
a. Dependent Variable: volume_penjualan
b. Predictors: (Constant), harga, kehalalan_produk, Kualitas_produk
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 dengan
tingkat kesalahan 0,1. Nilai signifikan <0,1. Artinya variabel dependen
secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen secara
bersama-sama.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai tolerace dan VIF yang terdapat pada masing-masing variabel seperti
pada tabel berikut:
68
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas
S
S
u
s
u
s
u
mber: Data primer yang diolah, 2019
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinieritas adalah
jika memiliki tolerance ≥0.10 atau VIF ≤10. Dari tabel tersebut diatas
diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance yang jauh
diatas 0.10 dan nilai VIF jauh dibawah 10 dengan demikian dalam model
ini tidak terdapat masalah multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.12 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.628 1.204 -2.183 .032
Kualitas_produk .066 .034 .241 1.943 .056
kehalalan_produk .063 .033 .219 1.936 .056
Harga .000 .041 .001 .011 .991
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Metode ini untuk mengetahui jika suatu data bebas dari
heteroskedastisitas dapat di ketahui jika besar sig. masing- masing variabel
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.628 1.204 -2.183 .032
Kualitas_produk .066 .034 .241 1.943 .056 .759 1.317
kehalalan_produk .063 .033 .219 1.936 .056 .915 1.092
Harga .000 .041 .001 .011 .991 .765 1.308
a. Dependent Variable: Abs_Res
69
independen lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data
tersebut bebas dari heteroskedastisitas.
Hasil uji pada tabel diatas menunjukkan bahwa signifikansi variabel
kualitas produk sebesar 0,056, variabel kehalalan produk sebesar 0,056,
dan variabel harga sebesar 0,991, maka dinyatakan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel independen
dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal
atau tidak (Bawono, 2006:174).Pada prinsipnya normalitas dapat di
deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan (Ghazali, 2012:163):
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dana tau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Berikut ini adalah gambar grafik histogram, grafik plot dan uji
Kolmogorov-smirnov.
70
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Dari grafik histogram diatas dapat dilihat perbandinagn antara data
observasi dengan distribusi yang hamper mendekati normal. Terlihat
bahwa grafik histogram menunjukkan pola yang mendekati normal,
sehingga bias disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas
71
Gambar 4.2 Grafik Plot
Sumber: data primer yang diolah, 2019
Pada grafik plot di atas pada gambar P-Plot terlihat titik-titik
mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
72
Tabel 4.13 uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .82892758
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .048
Negative -.077
Test Statistic .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan uji K-S pada tabel diatas unstandardized dengan
probabilitas 0,200 jauh dari α = 0,05, jadi dapat disimpulkan kita dapat
menerima hipotesis nol yang berarti data unstandardized berdistribusi
normal.
5. Pembahasan
Jika nilai signifikan suatu variabel lebih kecil dari 5% maka variabel
tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan. Untuk
mengetahui signifikansi pengaruh dari ketiga variabel tersebut terhadap
volume penjualan, dapat diuji sebagai berikut:
1. Pengaruh kualitas produk (X1) terhadap volume penjualan (Y)
Hasil uji regresi linier berganda menunjukan besar koefisien regresi
variabel kaulitas produk bertanda positif artinya kualitas produk
73
berbanding lurus atau searah terhadap volume penjualan dan uji t (uji
parsial) menunjukkan nilai sebesar 1,614 dengan nilai signifikansi
kualitas produk sebesar 0,110 lebih besar dari 0,05 yang berarti kualitas
produk berpengaruh tidak signifikan terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Pada konsumen pedagang kaki lima mereka biasanya tergolong dari
kalangan menengah ke bawah. Jadi kebanyakan dari mereka ketika
membeli suatu produk pada pedagang kaki lima mereka lebih
mementingkan harga yang di jual murah. Konsumen seperti ini tanpa
menimbang apakah produk yang di jual mempunyai kualitas yang bagus
apa tidak. Mereka hanya berpatokan pada harga yang murah. Apabila
cocok dengan harga yang di jual maka konsumen akan membeli barang
tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya yang
dilaukan oleh Manik (2015) yang menyimpulkan bahwa kualitas produk
berpengaruhpositif dan tidak signifikan terhadap tingkat penjualan.
2. Pengaruh kehalalan produk (X2) terhadap volume penjualan (Y)
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besar koefisien regresi
variabel kehalalan produk bertanda negatif artinya tingkat kehalalan
produk berbanding terbalik terhadap volume penjualan dan hasil uji t (uji
parsial) signifikansi sebesar 0,033 lebih kecil dari 0,05 yang berarti
kehalalan produk berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
74
Dikarenakan konsumen pedagang kaki lima di Kota Salatiga banyak
dari mereka orang Kristen. Banyak pula konsumen muslim yang menjadi
konsumen pedagang kaki lima, akan tetapi mereka tidak terlalu
mengkhawatirkan kehalalan produk tersebut yang dijual. Mereka
cenderung tidak mengerti apakah yang dijual itu produk dengan
menggunakan bahan-bahan yang halal ataupun cara pengolahannya secara
halal atau tidak.
Menurut data riset kesehatan Kementrian RI (2013), masyarakat
Indonesia kurang memperhatikan kehalalan dan ke-ttayyib-an makanan,
padahal itu juga berpengaruh terhadap kesehatan pada diri muslim dan
kesehatan terhadap anak turunnya.
Secara keseluruhan konsumen Indonesia enggan mempertanyakan
kehalalan suatu produk maupun makanan yang dijual-jual baik di kaki
lima maupun di pusat perbelanjaan. Pengetahuan mayoritas konsumen
Indonesia tentang halal dinilai masih terpaku hanya satu aspek, yakni
mengandung zat dan daging babi atau tidak. Padahal unsur halal tidak
hanya bisa dilihat dari satu unsur saja. Faktor halal perlu dipastikan mulai
dari memperoleh bahan baku, ketersediaan bahan baku, ruangan produksi,
kebersihan saat memproduksi, hingga proses-proses produksi lainnya
(republika.co.id).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sutono (2018) dalam
wawancaranya dengan konsumen pasar maka dapat disimpulkan sebagai
berikut, antara lain: konsumen ada yang tidak mengetahui sedikitpun
75
tentang halal food, konsumen ada yang sudah mengetahui tentang halal
food namun tidak memperdulikan halal food, konsumen ada yang sudah
mengetahui halal food namun kesulitan untuk memilah produk halal food,
dan ada konsumen yang sudah memahami halal food dan selalu berusaha
memilah-milah untuk bisa dikonsumsi setiap hari.
Sebagai contoh, daging yang tidak halal, harganya sedikit lebih murah
dibandingkan daging sapi dan daging yang halal lainnya. Banyak
ditemukan bahan makanan yang tidak halal.Misalnya, bakso
menggunakan daging babi yang di campur daging sapi, dengan
menggunakan sampul makanan yang menyatakan bahwa itu asli daging
sapi.Dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap volume penjualan para
pedagang (kompasiana.com).
Dengan demikian produk yang dijual pedagang dengan menggunakan
bahan yang haram dan terdapat campuran bahan haram maka harganya
akan lebih murah dibandingkan produk makanan yang berbahan baku
halal. Sedangkan konsumen pedagang kaki lima, mereka tidak terlalu
mementingkan kehalalan suatu produk tetapi hanya terpaku pada harga
yang murah. Apabila suatu produk dijual dengan harga murah maka
pembeli akan tertarik untuk membeli lagi dan lagi. Berbeda lagi jika
produk dijual dengan harga yang lebih mahal maka akan timbul rasa
ketertarikan yang sedikit pada diri konsumen. Dari hal itu maka besar
pengaruhnya terhadap volume penjualan para pedagang kaki lima.
76
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Nizami (2017) yang mengatakan bahwa labelisasi
halal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap volume
penjualan.
Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan penelitian
sebelumnya yang di lakukan oleh Segati (2018), dalam penelitianya
menyimpulkan bahwa persepsi sertifikasi halal berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan penjualan.Perbedaan dalam penelitian ini
adalah peneliti menggunakan variabel kehalalan produk.
3. Pengaruh harga bersaing (X3) terhadap volume penjualan (Y)
Hasil uji regresi linier berganda menunjukan besar koefisien regresi
variabel harga bertanda positif artinya harga berbanding lurus atau searah
terhadap volume penjualan dan hasil uji t menunjukan nilai signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti hasilnya signifikan.
Pada pedagang kaki lima harga sangat berpengaruh secara signifikan
dikarenakan apabila harga dari suatu produk tersebut semakin bersaing di
pasaran maka akan sangat berpengaruh terhadap volume penjualannya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Mariatun (2017) yang menyatakan bahwa harga
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume
penjualan.
4. Pengaruh secara bersama-sama variabel kualitas produk, kehalalan produk,
dan harga terhadap volume penjualan.
77
Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen dengan melihat besarnya nilai sig. pada tabel ANOVA
jika nilai sig.lebih kecil dari 0,05 berarti bahwa variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pada
kolom ANOVA besarnya sig. 0,000, ini berarti lebih kecil dari 0,05. Maka
hasil penelitian variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen secarapositif dan signifikan, dengan arti variabel
kualitas produk, kehalalan produk, dan harga berpengaruh secara bersama-
sama terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
Dan variabel yang paling berpengaruh terhadap volume penjualan adalah
variabel harga dengan nilai signifikansi 0,000.
6. Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.14 Hasil uji hipotesis
Hipotesis Pernyataan Nilai Keterangan
H1 Variabel kualitas produk berpengaruh tidak
signifikan terhadap volume penjualan
0,110 Ditolak
H2 Variabel kehalalan produk berpengaruh
signifikan terhadap volume penjualan
0,033 Ditolak
H3 Variabel harga bersaing berpengaruh
signifikan terhadap volume penjualan
0,000 Diterima
H4 Variabel kualitas produk, kehalalan produk,
dan harga berpengaruh secara bersama-sama
terhadap volume penjualan
0,000 Diterima
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari kualitas produk, kehalalan produk dan
harga terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota Salatiga diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Kualitas produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
2. Kehalalan produk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
3. Harga bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di Kota Salatiga.
4. Kualitas produk, kehalalan produk, dan harga secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di Kota
Salatiga.
B. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini memiliki banyak kelemahan dikarenakan adanya keterbatasan pada
penulis. Kelemahan tersebut diantaranya adalah:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebagian dari Pedagang Kaki
Lima di Kota Salatiga.
2. Metode pengumpulan data hanya menggunakan data kuesioner.
79
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini belum mewakili semua faktor-faktor
yang mempengaruhi volume penjualan.
C. Saran
Penulis menyadari masih terdapat keterbatasan yang muncul dalam pelaksanaan
penelitian ini.Oleh karena itu hasil penelitian ini belum dikatakan sempurna.Namun
dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada semua pihak.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hal yang harus dilakukan lebih lanjut, diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variabel baru atau
indikator baru agar dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas tentang masalah
penelitian yang sedang di teliti.
2. Diharapkan para pedagang kaki lima dapat memperhatikan produk yang dijual dari
segi kualitas produk, kehalalan produk, dan harga. Agar dapat meningkatkan volume
penjualan.
3. Hasil penelitian ini kiranya dapatdijadikan acuan bagi penelitian lain untuk
mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan seperlunya.
80
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alisjahbana.2006. Menganalisasi Sektor Informal Perkotaan. Surabaya: ITS Press.
Alma, Buchari. 1997. Dasar-Dasar Bisnis dan Pemasaran.Bandung: Alfabeta.
Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pmasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta
Al-Maududi, Abul A’la.2005. Asas Ekonomi Islam Al-Maududi.Surabaya: PT Bima Ilmu
Surabaya.
Babbie.1998. The Practice of Social Research: Wadsworth Publishing
Company.Belmont: CA.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analiysis dengan SPSS.Salatiga: STAIN Salatiga
Press.
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Kencana.
Darmadji, Tjiptono. 2005. Strategi Bisnis 60 Cara Cerdas Mengelola dan
Mengembangkan Perusahaan.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Gaspers, Vincent. 1996. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang.
UNDIP.
Girard dkk.2014. Sales dan Marketing.Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Irawan, Handi. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan.Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Jusmaliani. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. Jakata: Sinar Grafika Offset.
Kartono, Kartini dkk.1980. Pedagang Kaki Lima.Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan.
Kasmir.2006. Kewirausahaan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kotler, Philip. 1984.Manajemen pemasaran jilid 2 edisi kelima (analisis perencanaan
dan pengendalian). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran jilid 1 Edisi Milenium. Jakarta: Prehalindo.
Lovelock, Christopher.1994.Product Plus (How Product + Service = Competitive
Advantage). McGraw-Hill.
Maldeva, Tantra. 2014. Step by Step Memulai Bisnis Dari Nol Hingga
Sukses!.Yogyakarta: Mantra Books.
Mansur. 2009. Seluk Beluk Ekonomi Islam.Salatiga: STAIN Salatiga Press.
McDonald dkk.1997. Marketing Plans That Work.Jakarta: Penerbit Erlangga.
McGee & Yeung. 1977. Hawkers in South East Asian Cities: Planning for The Bazaar
Economy. Canada: Penerbit Internasional Development Research Centre.
Mursid. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Permadi, Gilang. 2007. Pedagang Kaki Lima Riwayatmu Dulu, Nasibmu Kini!. Penerbit
Yudhistira.
Poerwadarminto. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rachbini dkk.1994.Ekonomi Informal Perkotaan: Gejala Involusi Gelombang
Kedua.Jakarta: LP3ES.
81
Ramli, Rusli. 1992. Sektor Informal Pedagang Kaki Lima di Indonesia. Jakarta: Ind-Hill-
Co.
Rangkuti, Freddy.2013. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Santhurahman.2005. The Urban Informal Sektor in Developing Countries: Employement,
Poverty, and Environment.Geneva: International Labour Office.
Shofie, Yusuf. 2008. KapitaSelekta Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia.PT.
Citra Aditya Bakti.
Simamora, Bilson. 2000. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia.
Simanjuntak, Bungaran. 2013. Dampak Otonomi Daerah di Indoneasia Merangkai
Sejarah Politik dan Pemerintahan Indonesia.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Simanjuntak, Bungaran. 2017.Konsepku Mensukseskan Otonomi Daerah; Membangun
Indonesia Berkeadilan Sosial-Ekonomi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Sofyan, Riyanto. 2011. Bisnis Syariah Mengapa Tidak? (Pengalaman Penerapan Pada
Bisnis Hotel).Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Stanton, William. 1998. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Subhan dkk.2016. Seri Khotbah Jum’at: Islam Untuk Kesejahteraan Masyarakat.Jakarta:
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah.
Sumanto. 2014. Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS (Centre of Academic Publishing
Service).
Sunyoto, Danang. 2014.Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan
Kasus).Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Supardi.2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta: UII Press.
Supramono & Sugiarto.1993. Statistika.Yogyakarta: Andi Offset.
Swastha, Bastu. 1999. Azas-Azas Marketing.Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Swastha, Bastu. 2008. Manajemen Pemasaran Modern edisi 2.Yogyakarta: Penerbit
Liberty.
Taufiq, Ali. 2004. Allah Dalili Fi Idaarat A’maali.Jakarta: Gema Insani.
Tika, Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Umar, Husein. 2000. Research Methods in Finance and Banking.Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Wibowo, Singgih. 2007. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil (edisi revisi).Jakarta:
Seri Industri Kecil.
Zulganef.2013. Metode Penelitian Social dan Bisnis.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal
Charity, May Lim. 2017.Jaminan Produk Halal di Indonesia (Halal Products Guarantee
in Indonesia). Jurnal LEGISLASI INDONESIA. Vol 14, No.01.
Hasan, Sofyan. 2014. Kepastian Hukum Sertifikasi dan Labelisasi Halal Produk Pangan.
Jurnal Dinamika Hukum. Vol.14, No. 2.
Hidayat.1978. Definisi, Kriteria dan Evaluasi Konsep Sekktor Informal: Sumbangan
Pemikiran Untuk Repelita IV.Jurnal analisi CSIS No. 7 XII.
82
Irfan, dkk.2017. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan.
Jurnal Riset Sains Manajemen. Vol.1, No.1.
Manik, Cornelia. 2015. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap
Tingkat Penjualan (Studi pada Perumahan Serpong Garden).KREATIF-
Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang.Vol.3, No.1.
Mariatun, Ika. 2017. Pengaruh Saluran Disribusi, Harga dan Promosi Terhadap Volume
Penjualan Pada Home Industri Tempe Putra KL Kecamatan Socah.Tahun
2016.Eco-Socio: Jurnal Ilmu Pendidikan Ekonomi-Sosial.Vol.1, No.1.
Mokalu& Tumbel. 2015. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Distribusi Terhadap
Volume Penjualan Roti Jordan CV. Minahasa Mantap Perkasa. Journal
article Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi.
Patty & Rita.2018. Dinamika Usaha Pedagang Kaki Lima di Salatiga.Vol.3, No.1.
Pristyo, Melvin. 2013. Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume Penjualan Pada
UD.Eka Jaya di Surabaya.E-jurnal Kewirausahaan.Vol.1, No.1.
Rani, Ine. 2016. Pengaruh Kualitas Produk, Promosi dan Harga Terhadap Volume
Penjualan Pada Nanisa Skincare dan Dental di Sidoarjo. Vol.2, No.3.
Sethuraman, S.V. 1975. Urbanization and Employment: A Case Study of Djakarta, di
dalam International Labour Review.Vol.112, No.2-3.
Segati, Ahda. 2018. Pengaruh Persepsi Sertifikasi Halal, Kualitas Produk, dan Harga
Terhadap Persepsi Peningkatan Penjualan.JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam).Vol.3, No.2.
Widyaningrum, Izzah. 2014. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Volume Penjualan
pada Home Industri Kripik Tempe “ABADI” Singgahan Kecamatan
Kartoharjo Kabupaten Magetan.
Wijayanto, Pikir. 2009. Pengaruh Harga Jual, Promosi, dan Distribusi Terhadap Volume
Penjualan Pada PP. Setia Kawan di Purwokerto. Jurnal Pro Bisnis.Vol.2,
No.1.
Skripsi/ Tesis
Fitriah, Andi. 2013. Pengaruh Harga Jual dan Lokasi Terhadap Volume Penjualan Telur
Itik di Kota Makassar.
Framayani, Maya. 2018. Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan, dan Promosi Penjualan
Terhadap Kepuasan Konsumen dengan Memperhatikan Volume Penjualan
Sepeda Motor Yamaha Pada Dealer Lautan Teduh Cabang Bandar
Sribhawono.
Isrohah, Rohmatul. 2015. Analisis Pengaruh Modal Kerja dan Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Bersih Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Ngaliyan Semarang.
Nizami, Ika. 2017. Pengaruh Legalitas Usaha dan Labelisasi Halal Terhadap Volume
Penjualan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Binaan Dinas Koperasi
Kabupaten Tulungagung.
Sutono.2018. Perilaku Konsumen Muslim dalam Mengkonsumsi Produk Halal Food
Perspektif Maqasid Al-Shari’ah Al-Syatibi (Studi Pada Pasar Sepanjang
Sidoarjo).
Waskito, Danang. 2016. Pengaruh Sertifikasi Halal, Kesadaran Halal, dan Bahan
Makanan Terhadap Minat Beli Produk Makanan Halal.
83
Instansi
Badan Pusat Statistik Kota Salatiga.Data Statistik Pedagang Kaki Lima di Kota Salatiga
Tahun 2016.
Data Riset Kesehatan Dasar Menteri Kesehatan RI. 2013. Konsumsi Makanan Beresiko.
Internet
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ferypratama/59f2ced4ed603
933b0534/perlunya-memasang-sertifikat-halal-pada-pedagang-kaki-lima
(diakses pada tanggal 20 Agustus 2019, pada jam 20:44).
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/ptsoni370 (diakses pada tanggal
20 Agustus 2019, pada jam 21:10).
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180521114413-284-299928/menguak-makna-
halal-produk-produk -pasaran (diakses pada tanggal 21 Agustus 2019, pada
jam 10:25).
84
LAMPIRAN
85
KUESIONER
PENGARUH KUALITAS PRODUK, KEHALALAN PRODUK,
DAN HARGA BERSAING TERHADAP VOLUME PENJUALAN
(Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kota Salatiga)
A. Identitas Responden
Isilah titik titik di bawah ini pada soal isian, dan berilah tanda silang (x) pada soal pilihan.
1. Nama : ………………………………(Boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin : a. pria b. wanita
3. Usia : a. < 25 th b. 26 th - 35 th c. > 36 th
4. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SLTP c. SLTA d. Diploma
e. Sarjana f. Lainya : …………………..
5. Penghasilan perhari : a. < Rp. 500.000 b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. > Rp. 1.000.000
6. Jenis Dagangan : ……………………………………
7. Alamat Dagang : ……………………………………
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Sebelum mengisi kuesioner diharapkan responden membaca setiap butir pertanyaan
dengan cermat.
2. Kemudian berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pilihan.
3. Untuk satu butir pertanyaan hanya diperbolehkan memilih satu alternatif jawaban.
4. Jika ada kesalahan dalam alternatif jawaban, berilah tanda (≠) pada kolom yang salah,
kemudian beri tanda centang () pada kolom yang sesuai.
5. Semua pertanyaan yang ada mohon dijawab tanpa ada satupun yang terlewat.
Adapun pilihan jawaban yang tersedia
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
86
Kualitas Produk
No. Pertanyaan STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1. Saya selalu menyajikan produk terbaik untuk
konsumen
2. Saya selalu menciptakan produk baru sesuai
selera konsumen
3. Saya selalu memberikan informasi kepada
konsumen tentang masa kadaluarsa produknya
4. Saya selalu memberikan pelayanan terbaik
kepada setiap konsumen
5. Produk yang saya jual memiliki keunikan yang
berbeda dari produk yang lain
6. Produk saya membuat konsumen tertarik untuk
membeli lagi
Kehalalan Produk
No. Pertanyaan STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1. Produk yang saya jual tidak mengandung babi/
bahan yang berasal dari babi
2. Produk yang saya jual tidak menggunakan
bahan haram
3. Produk yang saya jual mengandung bahan-
bahan halal dan sesuai syariat Islam
4. Produk makanan dan minuman yang saya jual
tidak mengandung khamr/ alkohol
5. Produk yang saya jual tidak menggunakan
komposisi alkohol
87
Harga Bersaing
No. Pertanyaan STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1. Produk yang saya jual harganya terjangkau
(murah)
2. Harga produk yang saya tetapkan sesuai dengan
kualitas produknya
3. Harga produk yang saya tetapkan sesuai dengan
manfaat yang diperoleh konsumen
4. Produk yang saya jual harganya sangat bersaing
di pasaran
Volume Penjualan
No. Pertanyaan STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1. Penjualan saya setiap harinya selalu mencapai
target
2. Penjualan saya setiap harinya selalu mendapat
keuntungan yang maksimal
3. Produk yang saya jual dapat menunjang
pertumbuhan bisnis saya
88
HASIL REKAPAN DATA RESPONDEN
Jenis Kelamin Respoden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase
Pria 54 65,9%
Wanita 28 34,1%
Total 82 100%
Umur Responden
Umur Frekuensi Persentase
<25 10 12,2%
26-35 47 57,3%
>36 25 30,5%
Total 82 100%
Pendidikan Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 15 18,3%
SLTP 41 50%
SLTA 24 29,3%
Diploma 2 2,4%
Sarjana 0 0%
Total 82 100%
Penghasilan per-Hari Responden
Penghasilan per-hari Frekuensi Persentase
<Rp. 500.000,- 80 97,6%
Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000,- 2 2,4%
>Rp. 1.000.000,- 0 0%
Total 82 100%
89
P1 P2 P3 P4 P5 P6
total kualitas produk P7 P8 P9 P10 P11
total kehalalan produk
5 4 5 4 4 5 27 5 5 5 5 5 25
4 4 5 5 5 4 27 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 4 5 29 5 4 5 5 5 24
5 4 4 3 4 5 25 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 4 5 26 5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 4 24 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 5 5 27 5 5 5 5 5 25
5 4 4 5 4 5 27 5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 4 5 28 5 5 5 5 5 25
4 4 5 4 5 4 26 4 5 4 5 5 23
5 5 5 4 5 5 29 5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 5 5 29 5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 5 5 28 4 4 4 4 4 20
5 5 5 4 5 5 29 4 4 5 5 4 22
5 4 5 4 4 5 27 5 5 5 5 5 25
5 4 3 4 4 5 25 5 5 5 5 5 25
4 5 4 4 5 4 26 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 5 5 27 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 4 5 26 5 5 4 5 5 24
4 5 4 4 4 4 25 4 5 4 4 5 22
5 4 4 5 5 5 28 5 5 5 5 5 25
4 5 4 4 5 4 26 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 4 5 26 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 5 5 27 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 25
4 4 5 5 5 4 27 5 5 5 5 5 25
4 4 5 4 4 4 25 5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 4 5 27 5 5 5 5 5 25
4 4 4 3 4 4 23 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 5 5 27 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 4 5 26 5 5 5 5 5 25
5 4 5 4 5 5 28 5 5 5 5 5 25
5 5 4 5 5 5 29 5 4 5 5 4 23
5 5 5 5 5 5 30 4 4 5 5 4 22
4 4 5 5 5 4 27 5 5 5 5 5 25
5 5 4 5 5 5 29 5 5 4 4 4 22
5 5 5 5 5 5 30 5 5 4 5 4 23
90
5 4 4 5 4 5 27 4 5 4 5 4 22
5 5 5 4 4 5 28 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 4 5 26 5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 5 5 29 4 4 5 5 4 22
5 5 5 4 4 5 28 4 4 5 5 5 23
4 4 4 5 4 4 25 5 5 5 4 5 24
5 5 4 4 5 5 28 4 4 4 4 4 20
4 4 5 5 4 4 26 5 5 5 5 5 25
5 4 4 5 5 5 28 5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 5 5 28 5 5 5 4 5 24
5 5 4 4 5 5 28 4 4 4 4 4 20
5 4 5 5 4 5 28 4 5 5 5 5 24
5 4 5 4 4 5 27 5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 5 5 27 5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 5 5 28 4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 5 5 28 5 5 5 5 4 24
5 4 5 5 5 5 29 5 4 5 5 5 24
5 4 4 4 5 5 27 5 5 5 5 5 25
4 4 4 5 4 5 26 5 5 5 5 5 25
4 5 4 4 4 4 25 4 5 4 4 5 22
5 5 4 4 4 5 27 5 5 5 5 5 25
5 4 4 5 4 5 27 4 5 4 5 4 22
5 5 5 4 5 5 29 4 4 5 5 4 22
5 4 5 5 5 5 29 5 4 5 5 4 23
4 4 4 3 4 4 23 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 4 5 29 5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 5 5 29 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 4 5 28 5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 5 5 28 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 4 28 4 5 4 4 4 21
5 5 4 4 5 5 28 4 4 4 4 4 20
4 5 5 5 5 4 28 4 5 4 4 4 21
5 5 5 5 4 5 29 5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 5 5 28 4 4 4 4 4 20
5 5 5 4 5 5 29 4 5 5 5 5 24
4 4 4 3 4 4 23 5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 5 5 22
5 5 5 5 5 5 30 4 5 4 5 4 22
5 4 5 4 4 5 27 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 25
91
5 5 5 4 5 5 29 5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 5 5 29 5 5 5 4 5 24
4 5 4 4 4 4 25 4 5 4 4 5 22
4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 5 5 22
p12 p13 p14 p15 total harga P16 P17 P18
total volume penjualan
4 4 4 4 16 4 4 5 13
5 5 5 5 20 4 5 5 14
5 4 4 4 17 5 5 5 15
3 5 5 4 17 4 3 5 12
4 5 5 4 18 4 4 4 12
4 4 5 4 17 4 4 4 12
4 5 5 4 18 4 4 4 12
5 4 5 4 18 4 5 5 14
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 5 5 19 5 4 5 14
4 5 5 4 18 4 4 5 13
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 5 4 18 4 4 4 12
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 5 5 19 5 4 4 13
4 5 4 4 17 4 4 5 13
4 5 4 4 17 4 4 4 12
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 4 5 4 17 4 4 5 13
5 5 5 4 19 4 5 4 13
4 4 4 4 16 4 4 4 12
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 5 4 18 4 4 4 12
5 5 5 4 19 4 5 4 13
5 4 5 5 19 5 5 5 15
4 5 5 4 18 4 4 5 13
4 5 5 4 18 4 4 5 13
3 4 4 3 14 3 3 4 10
4 5 5 4 18 4 4 5 13
4 4 5 4 17 4 4 4 12
4 5 5 4 18 4 4 5 13
5 5 5 4 19 4 5 4 13
92
5 5 4 4 18 4 5 5 14
5 4 5 5 19 5 5 5 15
5 5 5 4 19 4 5 5 14
5 5 4 4 18 4 5 5 14
5 5 5 5 20 5 5 5 15
4 4 4 4 16 4 4 4 12
5 5 5 5 20 5 5 5 15
4 4 4 4 16 4 4 4 12
4 5 5 4 18 4 4 4 12
4 4 4 4 16 4 4 4 12
5 5 5 5 20 5 5 5 15
4 4 4 4 16 4 4 5 13
5 5 5 4 19 4 5 5 14
5 4 4 5 18 5 5 5 15
4 4 5 4 17 4 4 5 13
4 4 4 4 16 4 4 5 13
5 4 5 5 19 5 5 5 15
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 4 3 16 3 4 4 11
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 5 4 18 4 4 5 13
5 4 5 5 19 5 5 5 15
4 5 5 4 18 4 4 4 12
5 5 5 5 20 5 5 5 15
4 4 5 4 17 4 4 5 13
4 5 5 4 18 4 4 4 12
5 5 5 5 20 5 5 5 15
4 5 5 4 18 4 4 4 12
5 5 5 5 20 5 5 5 15
3 4 4 3 14 3 3 4 10
5 4 5 5 19 5 5 5 15
4 5 5 5 19 5 4 4 13
5 5 5 4 19 4 5 5 14
4 4 5 4 17 4 4 4 12
5 4 4 4 17 4 5 5 14
4 4 4 4 16 4 4 5 13
5 4 4 4 17 4 5 5 14
5 5 4 5 19 5 5 5 15
4 4 4 4 16 4 4 5 13
4 5 5 4 18 4 4 4 12
3 4 4 3 14 3 3 4 10
93
4 4 5 4 17 4 4 4 12
5 5 4 5 19 4 5 5 14
4 5 4 4 17 4 4 4 12
5 4 5 4 18 4 5 5 14
4 5 5 4 18 4 4 4 12
4 5 5 4 18 4 4 5 13
4 4 5 4 17 4 4 5 13
4 4 5 4 17 4 4 4 12
94
1. Uji Validitas
Analyze – Correlate – Bivvariate – OK
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6
Total_kualitas_pr
oduk
P1 Pearson
Correlation 1 .165 .063 .022 .225
* .938
** .631
**
Sig. (2-tailed) .138 .574 .845 .042 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
P2 Pearson
Correlation .165 1 .233
* .088 .319
** .170 .567
**
Sig. (2-tailed) .138 .035 .430 .004 .126 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
P3 Pearson
Correlation .063 .233
* 1 .333
** .194 .069 .568
**
Sig. (2-tailed) .574 .035 .002 .080 .538 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
P4 Pearson
Correlation .022 .088 .333
** 1 .170 .095 .526
**
Sig. (2-tailed) .845 .430 .002 .127 .394 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
P5 Pearson
Correlation .225
* .319
** .194 .170 1 .170 .596
**
Sig. (2-tailed) .042 .004 .080 .127 .127 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
P6 Pearson
Correlation .938
** .170 .069 .095 .170 1 .641
**
Sig. (2-tailed) .000 .126 .538 .394 .127 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
Total_kualit
as_produk
Pearson
Correlation .631
** .567
** .568
** .526
** .596
** .641
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
Correlations
P12 P13 P14 P15 Total_harga
P12 Pearson Correlation 1 .164 .198 .628** .729
**
Sig. (2-tailed) .141 .075 .000 .000
N 82 82 82 82 82
P13 Pearson Correlation .164 1 .420** .191 .625
**
Sig. (2-tailed) .141 .000 .086 .000
N 82 82 82 82 82
P14 Pearson Correlation .198 .420** 1 .330
** .681
**
Sig. (2-tailed) .075 .000 .002 .000
N 82 82 82 82 82
P15 Pearson Correlation .628** .191 .330
** 1 .768
**
Sig. (2-tailed) .000 .086 .002 .000
Correlations
P7 P8 P9 P10 P11
Total_Kehalalan
_produk
P7 Pearson Correlation 1 .531** .696
** .458
** .571
** .858
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82
P8 Pearson Correlation .531** 1 .270
* .225
* .550
** .670
**
Sig. (2-tailed) .000 .014 .042 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82
P9 Pearson Correlation .696** .270
* 1 .613
** .537
** .816
**
Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82
P10 Pearson Correlation .458** .225
* .613
** 1 .392
** .689
**
Sig. (2-tailed) .000 .042 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82
P11 Pearson Correlation .571** .550
** .537
** .392
** 1 .798
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82
Total_Kehalal
an_produk
Pearson Correlation .858** .670
** .816
** .689
** .798
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
96
N 82 82 82 82 82
Total_harga Pearson Correlation .729** .625
** .681
** .768
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
P16 P17 P18
Toatal_volume_
penjualan
P16 Pearson Correlation 1 .607** .356
** .814
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 82 82 82 82
P17 Pearson Correlation .607** 1 .403
** .856
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82
P18 Pearson Correlation .356** .403
** 1 .722
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 82 82 82 82
Toatal_volume_penjualan Pearson Correlation .814** .856
** .722
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Uji Reliabilitas
Analyze – Scale – Reliability – OK
Pilih statistic, beri tanda centang pada kolom items, klik continue, ok
a. Kualitas produk
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.610 6
97
b. Kehalalan produk
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.827 5
c. Harga
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.654 4
d. Volume penjualan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.716 3
98
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Candra Dewi Alamsah
Tempat/ Tanggal Lahir : Magelang, 15 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
E-mail : [email protected]
Alamat : Krincing RT 35 RW 08, Kec. Secang, Kab. Magelang
Riwayat Pendidikan : 1. TK Lestari PGRI Krincing
3. SD N Krincing
4. MTs N Grabag
5. SMK Syubbanul Wathon
Salatiga, 8Juli 2019
Penulis,
Candra Dewi Alamsah
63020150007