study kasus

Upload: rizky

Post on 04-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh study kasus

TRANSCRIPT

BAB ILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN Nama: Ny. S Umur: 56 Tahun Jenis Kelamin: Wanita Alamat: Agama: Islam Pekerjaan: MRS: 22 Oktober 2015B. ANAMNESISAlloanamnesis dan Auatoananmnesis dilakukan pada tanggal 27 Oktoner di Bangsal Penyakit Dalam Keluhan Utama Pusing berputar Keluhan TambahanMual-Mual dan Muntah Riwayat penyakit sekaranh HMRSPasien datang ke RSPBA Bandar Lampung dengan keluhan pusing berputar secara mendadak selama beberapa menit dengan rasa pusing yang dirasakan seperti keadaan tempat yang berputar sampai pasien menutup matanya karena tidak kuat melihat objek (ruangan) yang seakan-akan berputar. Pasien juga merasakan mual dan mengalami sedikit muntah keluhan tersebut dirasakan bersamaan, Pusing juga diperberat oleh perubahan posisi kepala atau badan, pusing terasa berkurang bila penderita tidur berbaring terlentang. Tidak dijumpai gangguan pendengaran (telinga berdenging), pandangan kabur (-), gangguan kesadaran (-), riwayat kelemahan, kesemutan dan baal pada lengan dan tungkai (-) . Riwayat kesemutan dan baal sekitar mulut (-), gangguan menelan, mencong, pelo, gangguan berkomunikasi (pasien mengalami kesulitan dalam berbicara sejak kecil). Riwayat demam, batuk, pilek sebelumnya (-), tidak didapatkan keluhan dalam BAB & BAK. Pasien mengaku keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Pasien sudah membeli obat di apotik namun keluhan tidak berkurang. Pasien tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat keluhahan yang sama (-) Riwayat penyakit hipertensi (-) Riwayat penyakit diabetes melitus (-) Riwayat penyakit jantung (-) Riwayat sakit gigi (-) Riwayat trauma kepala (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat keluhan yang sama (-) Riwayat penyakit hipertensi (-) Riwayat penyakit diabetes melitus (-) Riwayat penyakit jantung (-)

Anamnesis sistemik Serebrospinal: penurunan kesadaran (-), pusing (+) demam (-), kejang (-) Kardiovaskuler: nyeri dada (-) berdebar-debar (-) Respirasi: batuk (-) pilek (-) sesak (-) GIT : kesulitan menelan (-),mual (+),muntah (+) diare (-) Musculoskeletal: nyeri otot (-), kelemahan anggota gerak (-) Integumen: bintik merah (-) gatal (-) keringat dingin (+) Urogenital: BAK normal

C. PEMERIKSAAN FISIK Vital sign : T : 120/80mmHg N : 84 x/mnt R : 21 x/mnt S : 36,7 C Kesadaran : Compos Mentis GCS (Mata, Bicara, Motorik): E4 V 5M 6 Status Generalis Kepala: Bentuk dan ukuran normal, simetris, nyeri tekan (-). Mata: Gerakan mata normal, Konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-), pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya langsung (+/+), reflek cahaya konsekuil (+/+). Leher: Bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP dbn. Dada Jantung Inspeksi: ictus cordis tak terlihat, massa (-). Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra, kuat angat. Perkusi: redup, kesan batas jantung dbn. Auskultasi: bunyi jantung 1-2 reguler murni, bising (-), gallop (-), murmur (-). Paru Inspeksi : simetris, retraksi (-). Palpasi: ketinggalan gerak (-), fremitus kanan kiri sama. Perkusi: sonor. Auskultasi: vesikuler, wheezing (-), ronki basah (-), ronki kering (-). Abdomen Inspeksi : simetris, tidak ada darm contour, tidak ada darm steifung, tidak ada bekas luka operasi. Auskultasi : peristaltik usus normal. Perkusi : timpani tersebar merata di keempat kuadran abdomen. Palpasi : tidak teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah epigastrium. Hati : pembesaran hati (-). Limpa: pembesaran limpa (-).

Status Psikis Cara berpikir: Baik Orientasi : Baik Perasaan hati: Baik Tingkah laku: Normal Ingatan: Baik Kecerdasan: Baik Status Neurologi Kepala Bentuk: Normal Nyeri tekan: (-) Simetris: Ya Leher Sikap: Normal Pergerakan: Normal Kaku kuduk: Tidak ada Nyeri tekan: Tidak ada Bentuk vertebra: Normal Bising karotis : (-/-) Bising subklavia : (-/-) Tes nafziger: (-) Tes valsava : (-) Tes brudzinski : (-)

Status Neurologis Nervi Cranialis

N. I (Olfaktorius)KananKiri

SubjektifNN

Dengan bahanNN

N. II (Opticus)Kanan Kiri

Daya penglihatan >3/60>3/60

Pengenalan warna NN

Medan penglihatan NN

N.III (Okulomotorius)Kanan Kiri

Ptosis --

Gerakan mata ke atas/medial/bawah NN

Pupil

UkuranN (3 mm)N (3 mm)

BentukBulat,isokor Bulat,isokor

Ref. Cahaya langsung ++

Refleks Konsensual++

Daya akomodatif NN

Strabismus divergen --

Diplopia --

N. IV (Trochlearis)KananKiri

Pergerakan mata ke lateral bawah NN

Strabismus konvergen --

Diplopia --

N. V (Trigeminus)Membuka mulut N

Menggigit N

Sensibilitas Muka kanan kiri : + / + /+

Refleks kornea +

Refleks bersin +

Refleks maseter +

Trismus -

N. VI (Abdusens) KananKiri

Pergerakan mata (ke lateral)NN

Strabismus konvergen --

Diplopia --

N. VII (Facialis)Kerutan kulit dahi +

Kedipan mata + / +

Lipatan naso-labial+ / +

Sudut mulut N

Mengerutkan dahi +

Mengerutkan alis +

Menutup mata +

Meringis +

Menggembungkan pipi +/+

Tiks fasial -/-

Lakrimasi N/N

Daya kecap lidah 2/3 depan N

Bersiul +

Reflek visuopalpebraN

Reflek glabelaN

Reflek aurikulo palpebraN

Tanda Myerson-

Tanda Chovstek-

N. VIII (Acusticus)KananKiri

DetikarlojiNN

SuaraberbisikNN

Tes RinneNN

Tes SchwabachNN

Tes WebberNN

N. IX (Glosofaringeus)Daya kecap lidah 1/3 belakang N

Arkus faring Uvula di tengah

Reflek muntah +

Tersedak -

Sengau -

N. X (Vagus)Arkus faringUvula di tengah

Nadi N

Gangguan menelan _

Bersuara N

N.XI (Aksesorius)Memalingkan kepala +/+

Sikap bahuN

Mengangkat bahu+/+

Trofi otot bahu eutrofi

N. XII (Hipoglosus)Sikap lidah N

Tremor lidah-

ArtikulasiN

Menjulurkan lidah+ ( LURUS)

Kekuatan lidah +

Trofi otot lidah -

Fasikulasi lidah -

Meningeal Sign Kaku kuduk: (-) Brudzinski 1 : (-) Brudzinski II: (-) Brudzinski III: (-) Brudzinski IV: (-) Kernig :(-)Trofi otot punggung Eutrofi

Nyeri membungkukkan badan -

Kolumna vertebralis N

Trofi otot dada Eutrofi

Palpasi dinding perut Supel, distensi (-). NT (+)

Gerakan Bebas

Refleks dinding perut N

Refleks kremaster -

Badan Anggota Gerak AtasDrop hand -

Warna kulit Sawo matang

Claw hand-

Kontraktur -

Palpasi Tak ada kelainan

Lengan atas Lengan bawah Tangan

Gerakan bebas/bebasbebas/bebasbebas/bebas

Kekuatan 5/5 5/5 5/5

Tonus normotonus normotonus normotonus

Trofi eutrofi eutrofi eutrofi

Nyeri N/NN/NN /N

Termis NormalNormalNormal

Taktil N/NN/NN/N

Diskriminasi N/NN/NN/N

Posisi N/NN/NN/N

Anggota Gerak BawahDrop foot -/-

Palpasi: oedem -/-

Kontraktur -/-

Warna kulit Sawo matang

Tungkai atas Tungkai bawah Kaki

Gerakan bebas/bebasbebas/bebasbebas/bebas

Kekuatan 5/5 5/55/5

Tonus normotonus normotonus normotonus

Trofi eutrofi eutrofi eutrofi

Nyeri N/N N/NN/N

Termis N/NN/NN/N

Taktil N/NN/NN/N

Diskriminasi N/NN/NN/N

Patella Achilles

Reflek fisiologis +/+ +/+

Perluasan refleks -/- -/-

Refleks patologis

Babinski -/-

Chaddock -/-

Oppenheim -/-

Gordon -/-

Tes Laseugue : -/- Tes OConnel : -/- Tes Patrick: -/- Tes Kontra patrick: -/-

Koordinasi gait keseimbangan Cara berjalan: lambat/berhati-hati Tes Romberg: (+) Disdokokinesis: (-) Disemetri: (-) Nistagmus : (-)/(-) Dix-Hallpike test: (+) Test pat ponting: (+)

Gerakan abnormal Clonus : (-) Tremor : (-)

Alat vegetative Miksi : normal Defekasi : normal

RESUME PEMERIKSAAN FISIK Vital sign : T : 120/80mmHg N : 84 x/mnt R : 21 x/mnt S : 36,7 C Kesadaran : Compos Mentis GCS (Mata, Bicara, Motorik): E4 V 5M 6Status generalis : dbnNervi cranialis : VIII (N.Acusticus dbn, Romberg test (+))Nistagmus (-)/(-) Dix-Halipke test (+) Test past ponting (+) Kekuatan otot55

55

Gerakan Bebas Bebas

Bebas Bebas

TonusNormalNormal

Normal Normal

Klonus--

Reflek fisiologis++

++

Reflek Patologis--

--

Pemeriksaan Laboratorium Hb: 13,3 (12-16 g%) Leukosit: 9,9 mm3 (5000-10000/mm3) Eritrosit: 4,02 juta/mm3(4,0-5,0 juta/mm3) Hematokrit : 35,8 vol% (37-43 vol%) Trombosit : 223.000 (150000-300000 mm3) GDS : 143 (sampai 150 mg/100ml)

Usulan pemeriksaan CT Scan EEG

Diagnosis Banding1. Vertigo perifer2. Vertigo sentral 3. Meniere syndrome4. Neuritis vestibular

DiagnosisDiagnosa Klinis : vertigo hebat, mual, muntah, hiperhidrasiDiagnosa Topis: organon vestibularDiagnosa Etiologi : BPPV Penatalaksanaan Umum Infus RL 20 tpm

Khusus Medikamentosa Inj. Natrium Metamizole 1amp/12 jam Inj. Ranitidin 1amp/12 jam Inj. Ondancetron 1amp/12 jam Betahistine mesylate tab 6mg 3x1

Non medikamentosa Latihan vertigo

Prognosis Death : ad bonam Disease: dubia ad bonam Disability: dubia ad bonam Discomfort: dubia ad bonam Dissatisfaction: dubia ad bonam

BAB IIPEMBAHASAN

Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek sehari - hari yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness), deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau cephalgia, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian. Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan system keseimbangan.

A. DefinisiVertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dankehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.

B. Jenis vertigoVertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo perifer antara lain penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran). Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil) misalnya seperti stroke vertebrobasilar, trauma, migren basilar, neoplasma, degenerasi spinosereblar.

C. PatofisiologiSetiap individu mampu berorientasi dengan lingkungan sekitar disebabakan adanya informasi yang datang dari indra. Tetapi apabila terjadi hal yang menyimpang, unit pemroses sentral tidak dapat memproses informasi secara wajar yang akhirnya memberikan tanda peringatan. Tanda tersebut dapat dalam bentuk yang disadari, seperti :1. Bersumber dari pusat vertibular ialah vertigo2. Bersumber dari sistem saraf otonom ialah mual, muntah.3. Bersumber dari sistem motorik ialah rasa tidak stabil tanda yang tidak disadari : terutama bersumber dari otot mata yaitu timbulnya nistagmus.D. Diagnosis Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kananatau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba.Untuk menguji keseimbangan kita dapat mengujinya dengan test Romberg.

1. Romberg test :a. Pemeriksa berada dibelakang pasien.b. Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di dada, kedua mata terbuka diamati selama 30 detik.c. Setelah itu pasien diminta menutup mata selama dan diamati selama 30 detik.d. Jika pada keadaan mata terbuka pasien sudah jatuh berarti kelainan pada cereblum.e. Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi berarti kelainan di vestibular/propioseptif. 2. Test romberg dipertajama. Pemeriksa berada dibelakang pasien, tumit pasien beada didepan ibu jari kaki yang lainnya.b. Pasien diamati 30 detik dalam keadaan mata terbuka, kemudian pasien menutup mata dan diamati selama 30 detik.c. Interpretasi = test Romberg.3. Test past pointinga. Pada posisi duduk, pasien diminta untuk mengangkat suatu tangan dengan jari mengarah keatas.b. Jari pemeriksa diletakkan didepan pasien, pasien diminta dengan ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa beberapa kali dengan mata terbuka.c. Setelah itu dengan cara yang sama dengan mata tertutup4. Test fukudaa. Pemeriksa berada dibelakang pasien, tangan diluruskan ke depan, mata pasien ditutup.b. Pasien diminta berjalan ditempat 50 langkah. Test Fukuda dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi > 300 atau maju/mundur > 1 meter.c. Test fukuda ini menunjukkan lokasi kelainan disisi kanan atau kiri.

5. Dix-Halipke testa. Pasien menoleh 450 ke satu sisi, setelah itu pasien dijatuhkan sehingga kepala menggantung 150 di bidang datar. Diamati adakah nistagmus atau tidak. Kemudain pasien tegak kembali dan diamati adakah nistagmus atau tidak.b. Hal yang sama dilakukan kembali pada sisi yang lainnya.

E. Terapi1. Betahistine mesylate (merislon)Senyawa betahistine yang dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Betahistine mesylate dapat diberi dengan dosis 6-12 mg. 3x sehari maksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa dosis sehari. Efek samping betahistine ialah gangguan dilambung, rasa enek dan sesekali rash di kulit. Hati-hati menggunakannya pada penderita dengan riwayat tukak lambung dan asma bronchial.2. DimenhydrinateLama kerja obat ini adalah 4-6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral (intramuscular atau intravena). Dapat diberi dengan dosis 25-50 mg, 4x sehari. Efek samping nya adalah mengantuk.

Benigna paroxysmal positional vertigoBPPV adalah vertigo yang timbul bila kepala mengambil posisi ataau sikap tertentu, diantara vertigo yang berasal dari kelainan perifer, maka BPPV lah yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 30 %.BPPV merupakan suatu sindrom yang paling sering dijumpai pada usia decade ke-5 dan ke-6, dan insiden meningkat 38% pada decade berikutnya: wanita agak lebih sering daripada pria. BPPV juga jarang ditemui pada anak-anak atau orang yang sangat tua. BPPV ialah suatu gerakan vestibular perifer yang menyebabkan serangan vertigo yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 5 menit. Biasanya penderita mengeluhkan vertigo yang menghilang setelah beberapa detik bila ia tidak menggerakan kepalanya lagi. Serangan sering terjadi di pagi hari bila ia bangun dari tempat tidur atau berguling. Dapat juga terjadi bila dia merebahkan diri di tempat tidur, atau menggerakan kepala nya ke belakang atau bila ia mengadah.

EtiologiPada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui. Beberapa kasus BPPV dijumpai setelah jejas atau trauma kepala atau leher, infeksi telinga tengah, atau operasi stapedektomi. Banyak kasus BPPV yang timbul spontan, disebabkan oleh Kristal kalsium karbonat (otoconia) yang berpindah tempat dari macula urtikel ke bejana semi sirkular posterior. Otoconia mengapung bebas di bejana semisirkular (canalithiasis) atau oleh otoconia yang melekat pada capsula (capulalithiasis) yang pindah dari macula urtikel jatuh ke bejana semisirkular posterior.

PatogenesisPatogenesis BPVV dapat dibagi menjadi dua, antara lain :1. Teori CopulolitiasisPada tahun 1962 Horald Schuknet menemukan teori ini untuk menerangkan BPVV. Dia menemukan partikel partikel basofilik berisi kalsium karbonat dari fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari macula urticulus yang sudah berdegenerasi, menempel pada permukaan kupula. Dia menerangkan bahwa kanalis semisirkularis posterior menjadi sensitif akan gravitasi akibat partikel yang melekat pada kupula. Hal ini analog dengan keadaan berat diletakkan dipuncak tiang. Bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit untuk tetap stabil, malah cenderung miring. Saat miring partikel tadi mencegah tiang kembali ke posisi netral. Ini yang digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi tergantung (Dix-Hallpike). KSS posterior berubah posisi dari inferior ke superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul nistagmus dan keluhan pusing (vertigo). Perpindahan partikel otolith tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing dan nistagmus.2. Terori CanalithiasisPada tahun 1980 Epley menemukan teori canalithiasis yang bergerak bebas di dalam KSS. Ketika kepala dalam posisi tegak, endapan partikel ini berada dalam posisi yang sesuai dengan gaya grafitasi yang paling bawah. Ketika kepala kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi ke atas sampai 900 i sepanjang lengkung KSS. Hal ini menyebabkan cairan endolimfe mengalir menjuhi ampula dan menyebabkan kupula membelok (deflected), hal ini menimbulkan adanya nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu kepala ditegakan kembali, terjadi pembalikan pembelokan kupula, muncul pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan. Model pergerakan partikel ini seolah olqah seperti kerikil yang berada di dalam ban ketika ban bergulir, kerikil terangkat sebentar lalu jatuh kembali ke gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut memicu organ saraf menimbulkan pusing.

Diagnosis1. AnamnesisPasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20 detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik di tempat tidur dengan posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan belakang, serta membungkuk. Vertigo biasanya diikuti mual dan muntah.2. Pemeriksaan FisikPasien memiliki pandangan yang normal, tidak ada nistagmus spontan, dan pada pemeriksaan neurologi normal. Pemeriksaan fisik standart untuk BPVV adalah Dix-Hallpike test.

Diagnosis banding1. Penyakit MenierePenyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang ssecara progresif, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan dari endolimfe telinga dalam. Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang belum diketahui secara pasti, banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda. Sampai saat ini dianggap penyebab dari penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan dalam fisiologi sistem endolimfe yang dikenal dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana jumlah cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga mengakibakan dilatasi dari skala media, sakulus, dan utrikulus. Tetapi, penyebab hidrops endolimfe sampai saat ini belum dapat dipastikan.

2. Neuritis vestibularisNeuritis vestibularis adalah defisit unilateral yang terjadi tiba-tiba pada organ vestibular perifer tanpa disertai gangguan pendengaran dan tanda disfungsi batang otak. Istilah yang mirip dengan neuritis vestibularis adalah : neurolabirintitis viral, vestibulopathi unilateral perifer akut, vestibular neurolabitintitis, neuropati vestibularis, vertigo episodik, vertigo epidemik.Jika nervus vestibularis terpotong maka input aferen dari satu sisi akan hilang dan timbul gejala mual, muntah, vertigo berat, cenderung jatuh kesisi yang sakit, sulit sekali berdiri dan berjalan, timbul nistagmus ke sisi yang sehat. Neuritis Vestibularis dengan serangan vertigo mendadak, sulit berjaan, muntah, tidak ada tinitus, tidak ada ketulian, membran timpani normal. Nistagmus rotatoar kekiri.Tidak ada reaksi dengan irigasi telinga kanan, namun reaksi muncul setelah irigasi telinga kiri . Sementara Dix dan hallpike pada tahun 1952 memperkenalkanneuritis vestibularis untuk membedakan dengan penyakit meniere sebagai bentuk penyakit organik yang terbatas pada aparatus vestibular , terlokalisir pada perjalanan saraf perifer ke atas dan mencakup neuritis vestibular pada batang otak. Muncul vertigo dengan spektrum luas , pandangan gelap dan ketidakseimbangan kronis. Disertai kelainan tes kalori unilateral dan bilateral.

GejalaVertigo centalVertigo perifer

KejadianPerlahan Mendadak

Gejala vertigoSubjektifObjektif

KetidakseimbanganRingan Berat

Gangguan pendengaranJarangSering

KesadaranKadangJarang

Mual muntahTidak adaAda

Perubahan posisi-+

BPVVMenier syndromeNeuritis vestibuler

Vertigo hebatVertigo hebatVertigo hebat

Berlangsung cepat < 5 menitBerlangsung beberapa menit, jam , bahkan hariLebih lama

Disertai gangguan pendengaranDisertai gangguan pendengaranTidak disertai gangguan pendengaran

Gejala diperberat dengan perubahan posisiGejala berat tanpa perubahan posisiGejala berat tanpa perubahan posisi

BAB IIIPEMBAHASAN

BPPV Salah satu penyebab vertigo perifer adalah BPPV (Benigna Paroxymal Posisitonal Vertigo). BPPV ialah suatu gangguan vestibular perifer yang menyebabkan serangan vertigo yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 5 menit. Serangan dapat terjadi bila pasien merebahkan diri ke tempat tidur atau menggerakan kepalanya kebelakang atau bila ia mengadah. Pasien juga mengeluhkan gangguan keseimbangan dan mengalami kesulitan bila ia berjalan.Ny S, 56 tahun dengan keluhan pusing berputar secara mendadak selama 3 menit dengan sensasi pusing yang dirasakan seperti lingkungan yang berputar sampai pasien menutup matanya karena tidak kuat melihat objek (ruangan) yang seakan-akan berputar. Pasien juga banyak mengeluarkan keringat dingin disertai dengan mual muntah sebanyak 3x. Pusing juga diperberat oleh perubahan posisi kepala atau badan, pusing terasa berkurang bila penderita tidur berbaring terlentang. Tidak dijumpai gangguan pendengaran (telinga berdenging) dan keluhan ini sering terjadi apabila pasien kurang tidur saat membantu anaknya mengasuh cucunya. Rasa pusing berputar yang dialami Ny. S, merupakan pusing berputar yang bersifat mendadak berat dan singkat dengan gejala objektif disertai adanya gangguan otonom berupa mual dan muntah. Pada BPVV vertigo hebat yang terjadi beberapa menit dan diperberat dengan perubahan posisi, sesuai dengan keluhan Ny.S. Pada pemeriksaan Dix-Hallpike test yang merupakan gold standart BPVV, Ny.S memberikan hasil ditemukan adanya nistagmus.Uraian diatas berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan pada Ny.S dapat ditegakan diagnosis vertigo perifer dengan penyebab BPVV.

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok studi vertigo., 2012. Modul Workshop Vertigo. Perdossi Lumbantobing, S.M., 2011. Neurogeriatri.Jakarta : FKUISidharta, P., 2008. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.Lumbantobing, S.M., 2000. Neurologi klinik. Jakarta : FKUI Harsono., 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

1