subkultur anak muda hacker di dunia...

21
SUBKULTUR ANAK MUDA HACKER DI DUNIA MAYA Oleh : Hasbi Ash Shaddiqi ABSTRAK Hacker menjadi suatu kultur yang selalu dianggap menyimpang dalam masyarakat. Acapkali orang-orang menilai bahwa telah terjadi sesuatu kejahatan yang telah dilakukan oleh para peretas tersebut. Namun, di sisi lain ternyata terdapat aktivitas-aktivitas hacker yang mencerminkan bahwa perbuatan itu merupakan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan subkultur anak muda. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku para hacker yang terjadi, memamahi subkultur yang dikembangkan dalam komunitas hacker, dan untuk mengetahui tipologi hacker dalam membentuk subkultur. Peneliti menggunakan kerangka teori yang menekankan pada hegemoni dari Antonio Gramsci. Metode prosedur penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penentuan informan menggunakan cara purposive dan pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, serta melakukan wawancara secara mendalam. Dari hasil penelitian ini, didapatkan beberapa alasan hacker melakukan kegiatan hacking yaitu tantangan, rasa penasaran, menaikkan identitas, jahil, dan ingin membantu teman. Selanjutnya subkultur yang dibangun oleh para hacker dalam komunitas Surabaya Hacker Link adalah untuk membangun interaksi serta relasi antar para hacker, tidak adanya kesempatan belajar hacking di lingkungan sekolah. Interaksi disini berbentuk hubungan antar anggota dalam komunitas yang berbentuk positif maupun negatif. Selanjutnya dari 2 temuan tersebut, terdapat perbedaan pada tipologi dari unsur sub ordinat, intelektual organik, konformitas, integrasi budaya dan tingkatan hegemoni. Kata kunci : Hacker, subkultur, hegemoni ABSTRACT Hacker become a culture that has always been considered deviant in society. Often people perceive that there has been anything that has been done by the hackers. However, on the other hand there is apparently a hacker activities that reflect that the action was an activity that leads to the formation of youth subculture. The focus of this research is to study the behavior of hackers that happened, 'understanding the subculture developed within the hacker community, and to know typologies of hackers in forming a subculture. Researchers used a theoretical framework that emphasizes the hegemony of Antonio Gramsci. Procedure method of this study is a qualitative ethnographic approach. Determination of informants using purposive and data collection was done by direct observation, and conduct in-depth interviews. From these results, obtained some reason hackers hacking activities that challenge, curiosity, raise identity,

Upload: vanmien

Post on 21-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SUBKULTUR ANAK MUDA HACKER DI DUNIA MAYA

Oleh :

Hasbi Ash Shaddiqi

ABSTRAK

Hacker menjadi suatu kultur yang selalu dianggap menyimpang dalammasyarakat. Acapkali orang-orang menilai bahwa telah terjadi sesuatukejahatan yang telah dilakukan oleh para peretas tersebut. Namun, di sisi lainternyata terdapat aktivitas-aktivitas hacker yang mencerminkan bahwa perbuatanitu merupakan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan subkultur anakmuda. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku para hacker yangterjadi, memamahi subkultur yang dikembangkan dalam komunitas hacker, danuntuk mengetahui tipologi hacker dalam membentuk subkultur. Penelitimenggunakan kerangka teori yang menekankan pada hegemoni dari AntonioGramsci. Metode prosedur penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatanetnografi. Penentuan informan menggunakan cara purposive dan pengumpulandata dilakukan dengan cara pengamatan langsung, serta melakukan wawancarasecara mendalam. Dari hasil penelitian ini, didapatkan beberapa alasan hackermelakukan kegiatan hacking yaitu tantangan, rasa penasaran, menaikkanidentitas, jahil, dan ingin membantu teman. Selanjutnya subkultur yang dibangunoleh para hacker dalam komunitas Surabaya Hacker Link adalah untukmembangun interaksi serta relasi antar para hacker, tidak adanya kesempatanbelajar hacking di lingkungan sekolah. Interaksi disini berbentuk hubungan antaranggota dalam komunitas yang berbentuk positif maupun negatif. Selanjutnyadari 2 temuan tersebut, terdapat perbedaan pada tipologi dari unsur sub ordinat,intelektual organik, konformitas, integrasi budaya dan tingkatan hegemoni.

Kata kunci : Hacker, subkultur, hegemoni

ABSTRACT

Hacker become a culture that has always been considered deviant in society.Often people perceive that there has been anything that has been done by thehackers. However, on the other hand there is apparently a hacker activities thatreflect that the action was an activity that leads to the formation of youthsubculture. The focus of this research is to study the behavior of hackers thathappened, 'understanding the subculture developed within the hacker community,and to know typologies of hackers in forming a subculture. Researchers used atheoretical framework that emphasizes the hegemony of Antonio Gramsci.Procedure method of this study is a qualitative ethnographic approach.Determination of informants using purposive and data collection was done bydirect observation, and conduct in-depth interviews. From these results, obtainedsome reason hackers hacking activities that challenge, curiosity, raise identity,

ignorant, and want to help a friend. Furthermore, subculture that was built by thehacker community Surabaya Hacker Link is to build interaction and relationshipsbetween the hackers, no opportunity to learn hacking in the school environment.Interaction here shaped relationships between members of the community in theform of positive and negative. Furthermore, from 2 findings, there are differencesin the typology of sub-ordinate elements, organic intellectual, conformity, culturalintegration and the level of hegemony.

Keywords: Hacker, subculture, hegemony

PENDAHULUAN

Hacker menjadi suatu kulturyang dianggap menyimpang dalammasyarakat. Penilaian ini dapatterjadi berawal dari semangatmemberontak dan anti kemapanan.Kemapanan adalah hal yang menjaditujuan hidup dalam masyarakatindustri. Pemberontakan inimengakibatkan adanya anggapandari masyarakat modern yangbiasanya hidup dikawasan perkotaandan tidak lepas dari kehidupanindustrialisasi bahwa budayahacking adalah budaya yangmenyimpang. Dari sini akan timbulsuatu bentuk delinquent subcultureyang muncul di masyarakat.

Namun, di sisi lain ternyataterdapat aktivitas-aktivitas hackeryang mencerminkan bahwa aktivitasitu merupakan kegiatan yangmengarah kepada pembentukansubkultur anak muda. Seiring dengankemunculan peran orang dewasadalam masyarakat kapitalis yangterspesialisasi, universal dan rasionalmenurut pekerjaan masing-masing,ada satu diskontinuitas antarakeluarga dengan masyarakat yanglebih luas yang perlu diisi oleh suatumasa transisi dan pelatihan bagiorang-orang berusia muda. Hal inibukan hanya menandai kategori anak

muda, namun juga suatu moratoriumdari ‘ketakbertanggungjawaban yangterstruktur’ antara kanak-kanakdengan orang dewasa yangmemungkinkan budaya anak mudamuncul dan fungsi dasarnya adalahuntuk bersosialisasi. Karenasubkultur, maka hacker merupakankelompok anak muda yangmengembangkan aktivitas-aktivitasbersosialisasi di dunia maya.Sehingga subkultur yang terbentukadalah subkultur komunitas virtual.Studi ini bukan mengkaji tentangkriminalitas. Studi ini akan mengkajilebih dalam mengenai subkultur anakmuda pada komunitas hacker untukmelawan hegemoni yang terjadidikalangan masayarakat.

Salah satu pembentukansebuah kelompok dalam dunia mayayang biasa disebut komunitas virtual.1 Salah satu komunitas virtual yangmuncul di era internet ini adalahhacker. Keberadaan hacker ini tidaklain dipengaruhi oleh pemerintahyang ingin mengembangkan internetdi Indonesia. Adanya internetmemicu perkembangan hacker.Cukup mengejutkan ketikaKementerian Komunikasi dan

1 Rahma Suhihartati. 2014. Perkembangan Masyarakat Informasi & Teori Sosial Kontemporer. Jakarta : Kencana. Hlm 72

Informatika (Kemenkominfo)mematok jumlah pengguna Internetdi Indonesia. Menurut DirekturJenderal Aplikasi dan TeknologiInformatika KemenkominfoBambang Heru Tjahjono, berharap diakhir tahun 2015 jumlah penggunaInternet di Indonesia mencapai angka150 juta orang, atau sekitar 61% daritotal penduduk Indonesia.Kemenkominfo mengklaim bahwasaat ini jumlah pengguna Internet diIndonesia sudah mencapai 57%penduduk, atau kasarnya mencapaihampir 137 juta pengguna. Angkayang cukup fantastis mengingat awaltahun ini APJII (AsosiasiPenyelenggara Jasa Internet)mencatat jumlah pengguna Internetdi tanah air baru berkisar di angka 71juta dan perkiraan banyak pihakakhir tahun ini jumlahnya barumencapai kisaran 80-an jutapengguna. 2

Kemajuan teknologimengakibatkan timbulnya berbagaikelompok-kelompok anak-anakmuda di dunia maya, salah satunyaadalah hacker. Hacker sering dicapbanyak orang sebagai penjahat,beridentitas nakal, suka mencuri, danmembobol jaringan.3 Setiap ada

2 Amir Karimuddin. 2014. Kemenkominfo Targetkan Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2015 Capai 150 Juta Orang. (Tersediadi https://dailysocial.net/post/kemenkominfo-targetkan-pengguna-internet-di-indonesia-tahun-2015-capai-150-juta-orang/. Diakses pada hari jum’at tanggal 3 april 2015, pukul 08.00)

3 Farid Aulia Tanjung. 2015. Mengintip Fenomena Dunia Hacker Di Indonesia. (Tersedia di

pemberitaan isu-isu pembobolan danpengrusakan terhadap situs, selaludikaitkan dengan hacker. Padakenyataannya, tidak semua hackeradalah pelaku kejahatan.

Meskipun perilaku tindakkejahan didunia cyber tersebuttergolong dalam tindak pidana yangmelanggar sebuah ketentuan hukum,peneliti tidak melakukan penelitiandalam perspektif hukum. Penelitimengadakan riset dari sudutperspektif subkultur anak mudadalam hal ini yaitu kegiatan yang adakaitannya dengan perilaku hacking.Penelitian ini akan menjadi hal yangsangat menarik, dikarenakan penelitiakan menguak seluruh fenomenatentang komunitas hacker diduniacyber tersebut secara mendalam.

METODE PENELITIAN

. Jenis metode penelitianyang digunakan dalam penelitian iniadalah etnografi yang berupayamengungkapkan kebudayaansubkultur anak muda hacker di duniamaya. Etnografi merupakan salahsatu istilah yang merujuk padapenelitian kualitatif. Etnografidiartikan sebagai usahamendeskripsikan kebudayaan danaspek-aspeknya denganmempertimbangkan latar belakangpermasalahan secara menyeluruh(Spradley, 2007) 4.

https://www.maxmanroe.com/mengintip-fenomena-dunia-hacker-di-indonesia.html. Diakses pada hari kamis 3 september 2015, pukul 16.00)

4 James P Spradley. 2007. Metode Etnografi.. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, Hlm 35

Penelitian ini menggunakanmetode etnografi untukmengungkapkan fakta subkulturhacker anak muda di dunia maya.Kebudayaan yang dimaksud dalampenelitian ini adalah suatu momenkebudayaan yaitu tradisi hacker anakmuda yang akan dikaji secaramendalam.

Etnografer membuatkesimpulan budaya dari tiga sumber :(1) dari yang dikatakan orang, (2)dari cara orang bertindak; dan (3)dari berbagai artefak yang digunakanorang5. Mulanya, masing-masingkesimpulan budaya hanyamerupakan suatu hipotesis mengenaihal yang diketahui orang. Hipotesisini harus diuji secara berulang-ulangsampai etnografer itu merasa relatifpasti bahwa orang-orang itu sama-sama memiliki sistem makna budayayang khusus.

Adapun fakta dalampenelitian ini adalah satuan lingualyang terkandung dalam tradisihacking yang dilaksanakan olehanak-anak muda. Metode etnografiyang digunakan dalam penelitian inimerujuk pada metode etnografi yangdikemukan oleh Spradley (2007)yang disebut analisis maju bertahapterdiri atas lima prinsip, yaitupeneliti dianjurkan hanyamenggunakan satu teknikpengumpulan data; mengenalilangkah-langkah pokok dalam tekniktersebut., misalnya 12 langkah pokokdalam wawancara etnografi dariSpardley; setiap langkah pokokdijalankan secra berurutan; praktikdan latihan harus selalu dilakukan;memberikan problem solving sebagaitanggung jawab sosialnya. Langkah-5 Ibid., hlm. 40

langkah tersebut yaitu, (1)menetapkan seorang informan, (2).mewawancarai seorang informan,(3). membuat catatan etnografis, (4)mengajukan pertanyaan deskriptif,(5) melakukan analisis wawancaraetnografis, (6) membuat analisisdomain, (7) mengajukan pertanyaanstruktural, (8) membuat analisistaksonomik, (9) mengajukanpertayaan kontras, (10) membuatanalisis komponen, (11) menemukantema-tema budaya, (12) menulissebuah etnografi

Dimana analisis datadilakukan sejak tahap pengumpulandata dan secara bertahap terusdilakukan hingga akhir peneltian.Akhir penelitian ditentukansepenuhnya oleh peneliti, hal inikarena dalam penelitian etnografitidak dapat diperoleh hasil penelitianyang sempurna yang dapatmelaporkan kebudayaan di wilayahpenelitiannya secara utuh danmenyeluruh.

KAJIAN TEORITIS

Perlawanan Hegemoni dikalangan Hacker dari Sudut Pandang Antonio Gramsci

Menurut Gramsci,keberhasilan rezim fasismenyebarkan kekuasaan pengaruhyang hegemonik karena didukungoleh organisasi-organisasiinfrastruktur terkait, yang didalamnya diandaikan terjadikepatuhan para intelektual karenafaktor kultural atau sesuatu yangdominan.

Sederhananya, terjadiperlawanan intelektual atas sikap dan

visi filosofis yang selalu dijunjungtinggi yaitu kebebasan. Dalamkonteks ini dapat dikatakan bahwaseseorang hacker ingin mengikutivisi dan misi sesuai etika hacker.Etika hacker disini yang dimaksudadalah melawan sikap pemimpincenderung untuk mengambilkebijakan dapat merugikanrakyatnya. Menghadapi fenomenademikian, gramsci menawarkanadanya blok solidaritas untukmelawan rezim fasis. Mekanismenyaadalah menggalang seluas mungkinmunculnya kekuatan intelektual yangmemiliki visi dan sikap dalammendukung kebebasan.Penggalangan tersebut yaitumembentuk sebanyak mungkinkomunitas hacker untuk mendukungsesuatu kebebasan. Di sini AntonioGramsci membedakan dua corakintelektual yaitu tradisional danorganik. Dalam konteks penelitianini, hacker dikaitkan dengankalangan intelektual organik. Kaumintelektual organik ini mempunyaisifat perlawanan karena selalumelawan sistem yang ada. Salah satukomunitas yang selalu memunculkanperlawanan yaitu hacker karenaberani melawan sistem

Menurut Gramsci ketikaintelektual organik inimengembangkan kegiatan yangproduktif dan dalam pengertian iniaktivitas mereka tetap dalam duniakebutuhan pada klas kapitalis, Ciri-ciri dari kelompok kaum intelektualorganik adalah yang pertama, merekamenjadi suatu kategori pada waktusejarah yang sama sebagai suatu klasbaru yang menciptakan danmengembangkan dirinya. Dalamkonteks ini muncul sejarah hackeryang muncul pada saat jaringan dan

komputer sekitar tahun 1960. Kedua,intelektual organik memberikan klasini homogenitas dan suatu kesadaranakan fungsinya sendiri bukan padaekonomi saja, namun juga padalapangan sosial dan politik. Saat inidan untuk kedepannya peran hackerdi kalangan masyarakat akan sangatdibutuhkan,

Tipe intelektual organik ini,mengakui hubungan mereka dengankelompok sosial tertentu danmemberikannya homogenitas sertakesadaran tentang fungsinya, sepertidi bidang hacker. Intelektual organikadalah intelektual yang berasal dariklas tertentu yang bersifat melawan.Kelompok ini berpenetrasi sampai kekelompok masyarakat. Merekamenghegomoni sebuah pandangandunia yang baru terhadap masyarakatdan menciptakan kesatuan yangmelawan ideologi pada umumnya.

Fungsi profetis kaumintelektual organik adalahmembentuk budaya perlawananmasyarakat dengan membangkitkankesadaran kritisnya agar sanggupmerebut posisi-posisi vital tanpaharus terjebak pada perlawananterbuka dengan hubungan di luardunia hacker. Selain tidak strategis,hacker nantinya juga akan segeraditumpas keberadaannya denganjalan hukum.

Tatanan hegemonis menurutGramsci, tidak perlu masuk ke dalaminstitusi (lembaga) ataupun praktikliberal sebab hegemoni padadasarnya merupakan suatutotalitarianism dalam arti ketat.Contohnya komunitas hacker yangtidak memiliki kaitannya denganinstitusi.

Gramsci menangkap 3kategori penyesuaian yang berbedayaitu rasa takut, karena terbiasa, dankarena kesadaran atau persutujuan6.

1. Anak mudamenyesuaikan diri karenatakut akan konsekuensi-konsekuensi bila ia tidakmenyesuaikannya, Di sinikonformitas ditempuhmelalui penekanan dansanksi-sanksi yangmenakutkan.

2. Anak mudamenyesuaikan dirimungkin karena terbiasamengikuti cara-caratertentu. Konformitasdalam hal ini merupakansoal partisipasi yang tidakterefleksikan dalam halbentuk aktivitas yangtetap, sebab orangmenganut pola-polatingkah laku tertentu danjarang dimungkinkanuntuk menolak.

3. Konformitas yang munculdari tingkah lakumempunyai tingkat-tingkat kesadaran danpersetujuan dengan unsurtertentu dalammasyarakat anggotakomunitas.

Bagi Gramsci, hegemonimelalui konensus muncul melaluikomitmen aktif atas klas sosial yangsecara historis lahir dalam hubunganproduksi. Untuk itu, Gramsci

6 Nezar Patria dan Andi Arief. 2015. Antonio Gramsci : Negara & Hegemoni.Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Hlm 60.

mengatakan secara tak langsungkonsensus sebagai “komitmen aktif”yang didasarkan pada adanyapandangan bahwa posisi tinggi yangada sah. Hacker ini muncul karenaadanya prestasi yang berkembangdalam produksi teknologi.Pandangan ini sependapat olehGramsci yang mengatakan, konensusini secara historis “lahir” (disebabkanoleh) karena prestasi yangberkembang dalam dunia produksi.

Gramsci Menekankan bahwapertentangan klas itu secara efektifdinetralisasikan dalam masyarakatkapitalis lanjut. Sebab denganpengawasan yang ketat dari kaumBorjuis, pertentangan itu melemahdan menjadi keinginan akan gaji atauupah yang lebih baik. Pertentangantinggallah sebuah ilusi. Ini menurutgramsci merupakan “konsensus”terselubung dan hanya memperkuathegemoni Borjuis denganmengaburkan sifat-sifat yangsesungguhnya. Inilah kemudian yangmenurut Gramsci disebut gejalaintegrasi budaya.

Ada hal mendasar menurutGramsci menjadi biang keladiintegrasi budaya ini. Pendidikan disatu pihak dan mekanismekelembagaan di lain pihak. Gramscimengatakan bahwa pendidikansekarang tidak pernah menyediakankemungkinan membangkitkankemampuan untuk berfikir secarakritis dan sistematis bagi kaumburuh. Di lain pihak, mekanismekelembagaan seperti komunitashacker menjadi tangan-tangankelompok yang berkuasa untukmenentukan ideologi yangmendominir. Bahasa menjadi saranapenting untuk melayani fungsi

hegemonis itu. Konflik sosial yangada dibatasi baik intensitas maupunruang lingkupnya, karena ideologiyang ada membentuk keinginan-keinginan, nilai-nilai dan harapanmenurut sistem yang telahditentutkan.

Ada tiga tingkatan hegemoniyang dikemukakan Gramsci, yaituhegemoni total (integral), hegemoniyang merosot (decadent) danhegemoni yang minimum 7. Pertama,hegemoni integral. Hegemoniintegral ditandai dengan afiliasimassa yang mendekati totalitas.Kedua, hegemoni yang merosot(decadent hegemony). Dalammasyarakat kapitalis modern,dominasi eknomis borjuismenghadapi tantangan berat. Hackermenunjukkan adanya potensidisintegrasi di dalam sebuahkomunitas. Ketiga, Hegemoniminimum (minimal hegemony).Bentuk ketiga ini merupakan bentukhegemoni yang paling rendahdibanding dua bentuk di atas.Hegemoni bersandar pada kesatuanideologis antara elit intelektualhacker yang berlangsung bersamaandengan keengganan terhadap setiapcampur tangan massa dalam hidupberkelompok atau berkomunitas.

Subkultur Anak Muda

Menurut Fitrah Hamdanidalam Zaelani Tammaka (2007)“Subkultur adalah gejala budayadalam masyarakat industri maju yangumumnya terbentuk berdasarkan usiadan kelas. Secara simbolisdiekspresikan dalam bentuk

7 Nezar Patria dan Andi Arief. 2015. Antonio Gramsci : Negara & Hegemoni.Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Hlm 33.

penciptaan gaya (style) dan bukanhanya merupakan penentanganterhadap hegemoni atau jalan keluardari suatu ketegangan sosial”.Subkultur lebih jauh menjadi bagiandari ruang bagi penganutnya untukmembentuk identitas yangmemberikan otonomi dalam suatutatanan sosial masyarakat industriyang semakin kaku dan kabur.Secara sosiologis, sebuah subkulturadalah sekelompok orang yangmemiliki perilaku dan kepercayaanyang berbeda dengan kebudayaaninduk mereka. Subkultur dapatterjadi karena perbedaan usiaanggotanya, ras, etnisitas, kelassosial, atau gender, dan dapat pulaterjadi karena perbedaan aesthetik,religi, politik, dan seksual; ataukombinasi dari faktor-faktor tersebut.Anggota dari suatu subkulturbiasanya menunjukan keanggotaanmereka dengan gaya hidup atausimbol-simbol tertentu. Karenanya,studi subkultur seringkalimemasukan studi tentang simbolismedan bagaimana simbol tersebutdiinterpretasikan oleh kebudayaaninduknya dalam pembelajarannya.

Chicago Schoolmengidentifikasi bahwa reaksisubkultur lahir bukan sebagaifenomena reaksi individual,melainkan reaksi kelompok / kolektifterhadap problem kelas, the bavesand the haves not. Anak muda yangmengikuti kegiatan hacker munculkarena adanya dorongan dari suatufenomena yang sedang terjadidisekitarnya. Dorongan ini biasanyaterjadi berasal dari kelompok kelasmenengah. Dalam bahasa kategoriCharles Wright, kelas dalam sautustuktur masyarakat dibagi ke dalamtiga bagian yaitu elit yang berkuasa

(orang tua), Kerah putih (guru /pengajar) dan kerah biru (temansebaya).8 Dalam model pembagianini, keadaan kesejahteraan sosial danekonomi yang tercipta dinilai sebagaisangat tidak adil. Kelompok yangmerasa dirugikan, karena stukturciptaan sangat berperanmenyebabkan kondisi ini, berusahadengan keterbatasan yang ada tetapingin dapat menikmati hidup dengancara melakukan redefinisi terhadapbudaya atau menjadi subkultur,sehingga merasa nyaman dengannya.Subkultur ini mempunyai sifat yangmenyimpang dari para anak muda diAmerika. Dulu, di Amerika banyakkaum urban yang tidak memilikipekerjaan dan selalu membuatkejahatan di negara tesebut. Dalamkonteks ini dapat dilihat hacker yangmempunyai sifat menyimpang.

Dalam konteks ini, berbagaiskenario diajukan terkait dengankarakter “penyimpangan” yangdiantaranya adalah9 :

1. Suatu penolakan dari inversinilai-nilai kerja, kesuksesan danuang pada kelas menengah yangditetapkan oleh orang-orang usiamuda dari kelas pekerja untukmengatasi berbagai kecacatandalam konteks tersebut (Cohen :1955)

2. Penetapan dan penekanan padanilai-nilai bawah tanah dari kelaspekerja, khususnya nilai-nilaiwaktu luang, hanyalahpenyimpangan dari perspektif

8 Ibid., hlm 41

9 Barker Chris. 2005. Cultural Studies : Teori dan praktik. Yogyakarta : PT. Bintang Pustaka, hlm 40

pengendali kelas sosial kelasmenengah (Matza dan Sykes,1961; Miller, 1958)

3. Usaha orang-orang muda kelaspekerja untuk menetapkan nilai-nilai kesuksesan, kekayaan dankekuasaan (Merton, 1938) danatau nilai-nilai hiburan danhedonisme (Cloward dan Olin,1960) melalui jalur alternatifyang disepakati secara sosial,namun terhalangi oleh strukturkelas.

Teori subkultur sebenarnyadipengaruhi kondisi intelektual(intelectual heritage) aliran Chicago,konsep Anomie Robert K. Mertondan Solomon Kobrin yangmelakukan pengujian terhadaphubungan antara gang jalanandengan laki-laki yang berasal darikomunitas kelas bawah (lower class).

Hasil pengujiannya menunjukkanbahwa ada ikatan antara hierarkipolitis dan kejahatan teroganisir.Karena ikatan tersebut begitu kuatsehingga Kobrin mengacu kepada“Kelompok Pengontrol Tunggal”(single controlling group) yangmelahirkan konsep komunitasintegrasi yaitu hacker. Dalamkepustakaan kriminologi dikenal duateori sub-culture, yaitu:

1. Teori delinquent sub-culture

Kondisi demikian mendorongadanya konflik budaya yang olehAlbert K. Cohen disebut sebagai“Status Frustration”. Akibatnya,timbul keterlibatan lebih lanjutanak-anak muda dan berperilakumenyimpang yang bersifat“nonutilitarian, malicious andnegativistic (tidak berfaedah,

dengki dan jahat)”. Konsekuensilogis dari konteks diatas, karenatidak adanya kesempatan yangsama dalam mencari status sosialpada struktur sosial maka pararemaja kelas bawah akanmengalami problem status dikalangan remaja.

2. Teori differential opportunity

Teori perbedaan kesempatan(differential opportunity)dikemukakan Richard A.Cloward dan Leyod E. Ohlindalam bukunya Delinquency andOpportunity: a Theory ofDelinquent Gang (1960) yangmembahas perilaku deLinkuenkalangan remaja (gang) diAmerika dengan perspektif Shawdan McKay serta Sutherland.Pada dasarnya, teori DifferentialOpportunity berorientasi danmembahas penyimpangan diwilayah perkotaan diamanahacker banyak bermunculan padapemukiman ini. Penyimpangantersebut merupakan fungsiperbedaan kesempatan yangdimiliki anak-anak untukmencapai tujuan legal maupunillegal. Untuk itu, Cloward danOhlin mengemukakan 3 (tiga)tipe kenakalan Subkultur, yaitu :

(a) Criminal Sub-culture,bilamana masyarakat secarapenuh berintegrasi. Hal tersebutakan berlaku jika kelompok pararemaja yang belajar dari orangdewasa. Aspek itu berkorelasidengan organisasi kriminal.Kriminal subkultur menekankanaktivitas yang menghasilkankeuntungan materi, uang atauharta benda dan berusaha

menghindari penggunaankekerasan.

(b) Retreatist Sub-culture,dimana remaja yang melakukanhacking tidak memiliki strukturkesempatan dan lebih banyakmelakukan perilakumenyimpang.

(c) Conflict Sub-culture, terdapatdalam suatu masyarakat yangtidak terintegrasi, sehingga suatuorganisasi menjadi lemah.

Bersamaan denganperkembangan penelitian, ada tradisidari inggris yaitu mazhabBirmingham. Menurut mazhab dariInggris tersebut, subkultur tidakselalu menyimpang dan berbuatjahat, melainkan menunjukkanidentitas yang berbeda dengan yanglain. Hacker yang mengerti akanetika berinternet dan menggunakanteknologi secara baik dan benartermasuk Mazhab Birmingham.Kajian mengenai subkultur ini telahdipelopori oleh Centre forContemporary Cultural Studies(CCCG) di Universitas Birminghampada tahun 1970-an, yangmemandang subkultur sebagaibudaya perlawanan yang harus diberitempat

Menurut Dick Hebdige dariBirmingham school British Culturaldapat dikatakan bahwa hackermerupakan subkultur pemuda berasaldari kelas pekerja sebegai tanggapanatas kehadiran jaringan yangawalnnya dikembangkan dalamkonteks phreaking selama tahun1960. Barker bahkanmengidentifikasi adanya lima fungsi

di mana subkultur mengambil bagiantugas penyelamatan yaitu10 ;

1. Memberikan solusi magis(mujarab) terhadap problematikastruktur sosial.

2. Menawarkan bentuk identitaskolektif berbeda dari yangtercipta di sekolah dan tempatkerja.

3. Memenangkan ruang bagipengalaman dan naskah alternatifterhadap realitas sosial.

4. Memberikan sejumlah aktivitaswaktu luang bermakna, bertolakbelakang dari yang terdapat disekolah dan tempat kerja..

5. Melengkapi solusi terhadapdilema eksistensial identitas.

10 Chris, Barker. 2005. Cultural Studies : Teori dan praktik. Yogyakarta : PT. Bintang Pustaka, hlm 40

HASIL

Ibarat sebuah magnet, hackermempunyai daya tarik tersendiri bagiremaja kota Surabaya. Sehingga,aktivitas hacking menjadi kebutuhantersendiri bagai para remaja pecintahacker. Tidak heran, jika waktu-waktu senggang yang mereka milikidi sela-sela kegiatan sekolah,ekstrakulikuler dan kegiatan lainnyamereka gunakan untuk melakukankegiatan hacking. Kegiatan rutinpergi ke warung kopi, menghadiriacara gathering, mencari jaringaninternet menjadi hal yang rutindilakukan oleh remaja kota Surabayapecinta aktivitas hacking di setiapbulannya, setiap minggunya, ataubahkan setiap harinya. Bagi mereka,hari-hari selalu di isi dengan aktivitashacking.

Perilaku Para Hacker yangTerjadi Di Kalangan Remaja KotaSurabaya

Seorang hacker dapatberitndak atau berperilaku menjadihacker jahat atau bisa menjadihacker yang baik. Blumermenyatakan bahwa terbentuknyakarakter dan perilaku manusia taklepas dari interaksi lingkungandidalamnya, begitu sebaliknyadengan seorang hacker.11 Melaluimedia dunia maya seperti internet,seseorang dapat mempelajari bahkanmenganalisa sebuah jaringankomputer dengan sangat mudah.Tetapi kehebatan itu tak begitu sajadatang ke dalam tubuh hacker.Proses eksternalisasi pada seoranghacker menjadi poin pentingnantinya bagi terbentuknyaseseorang menjadi hacker. Dalam

11 Nezar Patria dan Andi Arief. , Op.Cit hal 55

sub bab ini peneliti akan menganalisatentang “bagaimana prosesterbentuknya subyek menjadiseorang hacker.”

Dari semua informantersebut, dapat dikatakan bahwamereka sangat menyukai hal-halbaru entah dari kegiatan apa sajayang mengawali aktivitas tersebut,seperti menyukai game, komputerrusak, uang, tertarik dengan denganinternet. Rasa senang seketikamuncul oleh para hacker saatmelakukan aktivitas hackingpertama kali. Menurut MenurutWexley dan Yukl (1977),keterangan informan tersebutberkaitan dengan teoriPerbandingan Intrapersonal(Discrepancy Theory). 12Hal inisesuai dengan teori kepuasan atauketidakpuasan yang dirasakan olehindividu merupakan hasil dariperbandingan atau kesenjanganyang dilakukan oleh diri sendiriterhadap berbagai macam hal yangsudah diperolehnya dari pekerjaandan yang menjadi harapannya.Kepuasan akan dirasakan olehindividu tersebut bila perbedaanatau kesenjangan antara standarpribadi individu dengan apa yangdiperoleh dari pekerjaan kecil,sebaliknya ketidakpuasan akandirasakan oleh individu bilaperbedaan atau kesenjangan antarastandar pribadi individu dengan apayang diperoleh dari pekerjaan besar.

Salah satu bukti kegemaranmereka melakukan kegiatanhacking ini dibuktikan denganmereka yang selalu mengisikegiatan kesehariannya untuk

12 Mudji Sutrisno Op.cit, hal 65

mengikuti aktivitas tersebut.Mereka memprioritaskan hackingtidak kalah pentingnya denganaktivitas lainnya seperti belajar,bermain, dan lain sebagainya. Studiini menemukan bahwa aktivitashacking telah dimasukkan ke dalamdaftar utama setiap harinyamerupakan hal yang wajibdilakukan dan tidak kalah pentingdengan kegiatan informan yang lainseperti belajar, bermain, dan lainsebagainya. Hal ini disebabkan olehaktivitas hacking-lah satu-satunyamedia hiburan bagi beberapainforman atas segala aktivitasharian mereka yang kebanyakanmenimbulkan rasa jenuh.

Fase perkembangan remajatidak lepas dari peran orang tuasebagai pengawas aktivitas anakmuda. Namun, berdasarkanfenomena yang terjadi dimasyarakat tidak semua orangtuaatau keluarga dapat memenuhikebutuhan psikis tersebut karenaadanya berbagai macam susunanatau karakter dalam sebuah keluargatersebut. Adapun mengenai susunankeluarga tersebut, menurut Probbins(dalam Ahmadi 1991) membagikanmenjadi tiga macam yaitu :13

A. Keluarga yang bersifat otoriter :

Disini perkembangananak itu semata-mata ditentukanoleh orangtuanya. Sifat pribadianak yang otoriter sukamenyendiri, mengalamikemunduran kematangannya,ragu-ragu didalam semuatindakan serta lambatberinisiatif.

13 Abu Ahmadi. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm 22

B. Keluarga Demokrasi

Disini sikap pribadi anaklebih dapat menyesuaikan diri,sifatnya fleksibel, dapatmenguasai diri, maumenghargai pekerjaan oranglain, menerima kritik denganterbuka, aktif di dalamhidupnya, emosi lebih stabil,serta mempunyai rasa tanggungjawab.

C. Keluarga liberal

Disini anak-anak bebasbertindak dan berbuat. Sifat-sifatdari keluarga ini biasanya bersifatagresif, tak dapat bekerjasamadengan orang lain, sukarmenyesuaikan diri, emosi kurangstabil serta mempunyai sifat selalucuriga.

Tidak hanya tertutup dengankeluarga, banyak para informanyang menyembunyikan identitasaslinya di dunia nyata sehinggamasyarakat awam tidak mengetahuibahwa dia adalah seorang hacker.Sebenarnya para hackermempunyai tujuan kenapa merekaingin merahasiakan identitas diri.Pertama yaitu, sebagai saranakomunikasi, karena merupakan intidari personal space. Dimana parahacker mampu berkomunikasidengan anggota hacker lainnyamenggunakan personal space.Kedua, mengembangkan identitaspribadi, yaitu mengenal diri sendiridan menilai diri sendiri.

Antonio Gramscimembangun suatu teori yangmenekankan bagaimana penerimaankelompok yang didominasi terhadapkehadiran kelompok dominan

berlangsung dalam suatu prosesyang damai, tanpa tindakankekerasan. Media dapat menjadisarana di mana satu kelompokmengukuhkan posisinya danmerendahkan kelompok lain yaituhacker.. Proses bagaimana wacanamengenai gambaran masyarakatbawah bisa buruk di mediaberlangsung dalam suatu prosesyang kompleks. Proses marjinalisasiwacana itu berlangsung secarawajar, apa adanya, dan dikhayatibersama. Khalayak tidak merasadibodohi atau dimanipulasi olehmedia.

Media di sini dianggapsecara tidak sengaja dapat menjadialat bagaimana nilai-nilai atauwacana yang dipandang dominanitu disebarkan dan meresap dalambenak khalayak sehingga menjadikonsesus bersama. Sementara nilaiatau wacana lain dipandang sebagaimenyimpang. Misalnya,pemberitaan mengenai hacker,wacana yang dikembangkanseringkali sistem dirusak olehhacker. Namun saat adapembangunan sistem yang sangatberguna bagi masyarakat secaraumum, media tidak menyebutbahwa itu perbuatan para hackerdan media menyebutnya sebagaitim IT. Dominasi wacana semacamini menyebabkan jika hacker selaludipandang buruk.

Hacker dan crackermerupakan istilah yang berbedadalam ilmu teknologi. Fenomena inimengakibatkan pembentukan motif.Adanya blok solidaritas untukmelawan rezim fasis ini akhirnyadisalahgunakan oleh para hacker.Mekanismenya adalah menggalang

seluas mungkin munculnyakekuatan intelektual yang memilikivisi dan sikap dalam mendukungkebebasan. Penggalangan tersebutyaitu membentuk sebanyakmungkin komunitas hacker untukmendukung sesuatu kebebasan.Kebebasan yang dianut oleh hackerakhirnya disalahgunakan danakhirnya banyak dimanfaatkan olehcracker.

Seorang hacker adalahorang yang menikmati tantanganintelektual kreatif mengatasi danmenghindari keterbatasan sistempemrograman dan berusahamencoba secara terus menerusuntuk memperkaya kemampuanmereka dalam bidang hacking.Meskipun ada perbedaan prinsipantara kaum intelektual organik dantradisional, kedua hal tersebutmasih mempunyai kaitan yangsama. Seperti contohnya jikadikaitkan dengan penelitian ini,bahwa komunitas hacker yangmerupakan kelas melawandominasi, dapat membangun ataumerubah pemikiran para kaumtradisional bahwa intelektualorganik tidak seperti yang merekapikirkan. Maka dari itu banyak carahacker untuk mensosialisasikankegiatan hackingnya kepadamasyarakat.

Masalah harga masihmenjadi restriksi sebagian penggunaperangkat elektronik seperti desktopatau notebook karena perangkat asliseperti Microsoft Office masihcukup mahal. Hal inilah yangdimanfaatkan oleh hacker dalamkasus ini yait untuk membantumasyarakat yang mempunyaipenghasilan rendah untuk dapat

menggunakan aplikasi yang mahalsecara murah bahkan gratis.

Subkultur dalam KalanganAnggota Komunitas Hacker

Dunia hacker memang selaludi cap sebagai penjahat oleh sebagianorang. Aktivitas yang merusak suatusistem acapkali disebut penjahat olehsemua orang. Semua ini di doktrinoleh media, pemerintah, teman, guru,orangtua, atau yang lainnya bahwahacker itu merupakan orang benar-benar melawan untuk merusak suatusistem. Kata ‘kultur’ dalam subkulturmenunjuk pada keseluruhan carahidup yang bisa dimengerti oleh paraanggotanya. Kata ‘sub’ mempunyaiarti konotasi yang khusus danperbedaan dari kebudayaan dominanatau mainstream. Subkultur bisa jugadiartikan sebagai kebudayaan yangmenyimpang dari nilai-nilaikebudayaan dominan.

Teknologi akan masuk dalamkegiatan apapun didunia ini akanberkaitan secara langsung atau tidak.Pandangan tersebut ditanggapipositif oleh hacker denganmembentuk komunitas hacker diSurabaya yaitu Surabaya HackerLink (SHL) pada tahunn 2004. Halini berkaitan dengan teori yangdikemukakan oleh Antonio Gramsciyaitu hegemoni. Hegemoni dalambahasa yunani kuno disebut‘eugemonia’.14 Menurut gramsci,keberhasilan rezim fasismenyebarkan kekuasaan pengaruhyang hegemonik karena didukungoleh organisasi-organisasiinfrastruktur terkait, yang di

14 Nezar Patria dan Andi Arief Op. Cit, hal 22

dalamnya diandaikan terjadikepatuhan para intelektual karenafaktor kultural atau sesuatu yangdominan. Tatanan hegemonismenurut Gramsci, tidak perlu masukke dalam institusi (lembaga) ataupunpraktik liberal sebab hegemoni padadasarnya merupakan suatutotalitarianism dalam arti ketat.Contohnya komunitas hacker yangtidak memiliki kaitannya denganinstitusi. Komunitas inilah yangmenjadi wadah untuk sosialisasiantar hacker baik di dunia mayaataupun dunia nyata. Tujuanpembentukan komunitas dalamwadah adalah untuk belajar, berbagidan mengembangkan kemampuanbersama. terbuka bagi siapapun.Komunitas Surabaya Hacker Linkdisini mengembalikan definisihacker kepada masing-masingindividu. Pada intinya SHL inimenjunjung tinggi Hacking Ethical.Meskipun terdiri atas para white hat,black hat ataupun grey hat, tim SHLwajib saling berbagi dan membantu.

Menurut Suheimi interaksiadalah pengaruh timbal balik atausaling mempengaruhi satu sama lain,yang terjadi antara dua pihak ataulebih15. Pihak yang terlibat dalamsebuah interaksi berarti melakukansebuah komunikasi. Komunikasiyang terjadi dapat berupa lisan atautertulis. Melalui komunikasi manusiaakan memberikan pandangan danpola pikir yang dimiliki. Kepribadiandan pola pikir terbentuk daripengaruhi yang diberikan orang lain.Hubungan timbal balik antarmanusiaakan saling memberikan pengaruhsatu sama lain.

15 Suheimi, 1991. Kejahatan Komputer. Yogyakarta : Andi Offset. Hlm 76

Dapat disimpulkan bahwainteraksi teman di dalam komunitasmerupakan hubungan timbal balikbeberapa manusia dengan faseperkembangan yang relatif sama. Dikomunitas Surabaya Hacker Linkpara hacker memiliki kesamaandalam hobi. Kesamaan dalam hobitersebut menjadi faktor terbentuknyainteraksi antar para hacker dikomunitasnya. Untuk meningkatnyainteraksi antar anggota hacker dikomunitasnya, maka SurabayaHacker Link sering mengadakanmini gathering dan chatting melaluiforum surabayahackerlink.orgataupun melalui facebook.

Dalam melakukan interaksikomunitas virtual maupun dunianyata menggunakan kata-kata ataugambar untuk saling bersenda guraudan berdebat, terlibat dalam wacanaintelektual, saling tukar pengetahuan,saling memberikan doronganemosional, membuat rencana,brainstorming, gosip, pertengkaran,dan lain-lain. Melalui aplikasichatting, pengguna internet dapatmenuliskan pesan-pesan, mengkritik,membahas tujuan lainnya Penggunainternet dapat menggunakan bahasatertentu dalam chatting tersebut.komunitas hacker biasanyamerupakan sebuah forum untuksaling berbagi pengalaman dan ilmuatau dapat juga hal-hal ringanlainnya. Saat seorang hacker dalamkeadaan buntu terhadap suatumasalah, komunitasnya akan siapmembantu

Winn Schawartau dalambukunya Information Warfare(Thunder's Mouth Press, 1996)menegaskan bahwa hackermerupakan salah satu jenis individu

yang menggunakan Internet sebagaimedia komunikasi dan mediainteraksi sosial antar sesama hackerlainnya16. Ditambahkan pula olehSchawartau bahwa kelompok hackermerupakan sebuah subkultur darimasyarakat yang memilikiketertarikan yang sama dalam halelektronis (jaringan komputer diInternet) dan antar anggotanya salingterlibat secara mental (emosional).Menurut Howard Rheingold dalambukunya The Virtual Community(The MIT Press, 2000), Internetmerupakan sebuah peluang untukmenghadirkan kembali hubunganantar pribadi yang pada saat iniintensitasnya semakin berkurang.17

Ada hal mendasar menurutgramsci menjadi biang keladiintegrasi budaya hacker ini.18

Pendidikan di satu pihak danmekanisme kelembagaan di lainpihak. Gramsci mengatakan bahwapendidikan sekarang tidak pernahmenyediakan kemungkinanmembakitkan kemampuan untukberfikir secara kritis dan sistematisbagi kaum buruh. Peran pendidikantidak terlalu berpengaruh ke dalamkehidupan hacker. Kultur yangtercipta dari kegiatan mereka tidakdapat dibendung oleh adanyapendidikan yang maju sekalipun.Untuk meningkatkan kreativitasanak-anak muda Kota Surabayamaka berdirilah sebuah komunitasyang dapat menampung wadah bagimereka semua. Di suatu komunitas

16 Winn Schwartau. 1996. Information Warfare: Thunder’s Mouth Press. Hlm 42

17 Nezar Patria dan Andi Arief, Op. Cit. Hlm 44

18 Ibid. hlm 22

banyak pola pikir yang berbeda antaranggota. Mulai dari pola pikir carameng-hack yang baik dan menghackyang tidak sesuai dengan etika.Meskipun di Komunitas sudahdiajarkan berbagai nilai. Sayangnya,pola pikir seperti inilah yang tidakdipaksa oleh para admin dikomunitas SHL untuk mewajibkanpara anggota hacker mempunyaitarget-target tertentu. Tiap-tiapanggota mempunyai tanggung jawabsendiri-sendiri, komunitas tidakmemaksa kehendak masing-masingindividu.

Analisis Biased HackerCulture

TransparencyHacker Culture

Neutral HackerCulture

Experienced HackerCulture

KekuatanSub Ordinat

- Cenderungmelakukankegiatan hackingdenganmenunjukkanidentitashackernya denganmelakukanaktivitas carding,phising, dan lainsebagainya lalumenunjukkansesuatu yang tidakdilakukan oranglain.

- Cenderungterbuka dengankehidupanmasyarakat,sehingga orang-orangmemberikanruang gerakkepada parahacker untukmenunjukkanidentitasnyayang berbedadari kelassubordinat padaumumnya. - Sepertimemberikanbantuan kepadaguru-guru disekolahnya

- Cenderungmelakukan duakegiatan yanghampirbersamaan yaitukegiatanmenyimpangdan aktivitasyangmenunjukkankegiatan positifkepadamasyarakat.- Sepertimemeberikaninformasikepada teman-temannya agarterhindar dariserangan hacker

- Cenderungmempunyaipengalaman kegiatanmenyimpang padamasa lampau, danmerubah prinsiphidupnya untukberbuat tidakmenyimpang lagiuntuk saat ini sertaselanjutnya. - Merasa ilmunyatidak dapatberkembang jikabermain di duniablack

IntelektualOrganik

- Cenderungmengembangkankegiatan yangyang menyimpangdan mengambilkeuntungan dariaktivitas hackingtersebut. - Misalnyamelakukan moneylaundering

-Cenderungmengembangkankegiatan yangproduktif dandalampengertian iniaktivitas merekatetap dalamdunia kebutuhanmasyarakat.- Sepertimembantuteman-temannyajikamembutuhkanbantuan yangberkaitandenganteknologi.

-Cenderungmengembangkankegiatan yangproduktif dalamartian sedikitmenyimpang. -Sepertimembantumembuatsoftware crackuntuk teman-temannya yangtidakmempunyaiuang untukmembeli lisensiasli.

-Cenderungmengembangkankegaiatan yangproduktif setelahmasa lampaunyaselalu melakukanaktivitasmenyimpang.- Membantu untukmenemukan celahdari suatu sistem

Konformitas - Anak mudacenderung

- Anak mudamenyesuaikan

- Para remajacenderung baru

- Anak mudamenyesuaikan diri

menyesuaikan dirikarena takut akankonsekuensi-konsekuensi bilaia tidakmenyesuaikannya,Di sinikonformitasditempuh melaluipenekanan dansanksi-sanksiyang menakutkanseperti adanyatugas dari sekolahyang menekankankepadapelajaranya untukmasuk kekomunitas hacker.- Misalnya, rajinmengikutikegiatankomunitas.

diri mungkinkarena terbiasamengikuti cara-cara tertentu.Konformitasdalam hal inimerupakan soalpartisipasi yangtidakterefleksikandalam halbentuk aktivitasyang tetap,sebab orangmenganut pola-pola tingkahlaku tertentu danjarangdimungkinkanuntuk menolak. - Misalnyasudahmempunyaitemankomunitassebelum masukdalam organisasitersebut.

bisamenyesuaikandiri denganlingkungannyasaat anak mudatersebut mampumenunjukkankemampuannyakepada parapemimpinkekuasaantersebut.- Seperti anakmuda harusmempunyaikemampuanteknik hackingsebelum masukkomunitashacker.

karena terbiasamengikuti cara-caratertentu. Konformitasdalam hal inimerupakan soalpartisipasi yang tidakterefleksikan dalamhal bentuk aktivitasyang tetap, sebaborang menganutpola-pola tingkahlaku tertentu danjarang dimungkinkanuntuk menolak.- Seperti sudahmempunyai temansehobi dan salingberdiskusi untukmembangun sebuahkekuatan subordinatyaitu komunitashacker

IntegrasiBudaya

- Pendidikan tidakmampu melihatkemampuan pararemaja dalambidang Informasidan Teknologi. - Para pelajartersebungcenderung inginmelakukankegiatan hackingyang bersifatmelawan di luarlingkungansekolahnya. .

- Pendidikanmampumenyediakandanmembangkitkankemampuanremaja untukmelakukankegiatanhacking yangsesuai denganetika.

- Pendidikantidak mampumemenuhiekspektasi parapelajar, sehinggapara remajacenderung inginkeluar darisekolah tersebutdan belajarteknik hackingsendiri ataudengan teman-temannya.

- Tidak adanyapendidikan yangmampu memenuhiekspektasi parapelajar, sehingga pararemaja cenderungbelajar teknikhacking di luarinstitusi tersebut. - Hal ini berlakukarena, pendidikandulunya belummenerapkanpembelajaranteknologi informasi.

TingkatanHegemoni

- Tidak adanyasikapkekompakan antar

- Cenderungditandai denganafiliasi massa

- Cenderungmampumemberikan

- Cenderungmempunyaihubungan sosial yang

kelomok karenainginmenunjukkanidentitas yangkuat terhadapteman-temannya. - Seperti hackeryang inginkemampuannyadisanjung dandipuji oleh teman-temannya dantidakmenghiraukansaran yangdiberikan olehanggota yang lain.

yang mendekatitotalitas. Hackermenunjukkantingkat keastuanmoral danintelektual yangkokoh.Hubungantersebut tidakdiliputi dengankotradiksi danantagonism baiksecara sosialmaupun etis.- Misalnyaberhubunganbaik dengankomunitasserupa di luardaerah.

solusi yangmagis terhadapperpecahankonflik yangada.- Misalnyamenjadi mediasiantar kelompokyang salingberkonflik

buruk denganbeberapa orang dimasa lampau sampaisaat ini, namunmempunyai rekan-rekan yang sangaterat dalam satuaktivitas favoritnya. - Hacker mempunyaikonflik dengan oranglain di masa lampaudan tidak mauberhubungan damaikembali, sertacenderung lebihmemilih temanlainnya untukmenunjangaktivitasnya

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitianmenemukan perbedaan yang adapada subkultur anak muda hacker didunia maya yaitu biased hackerculture, transparency hacker culture,neutral hacker culture, experiencedhacker culture. Pada biased hackerculture Cenderung melakukankegiatan hacking denganmenunjukkan identitas hackernyadengan melakukan aktivitas carding,phising, dan lain sebagainya lalumenunjukkan sesuatu yang tidakdilakukan orang lain. Padatransparency hacker culturecenderung terbuka dengan kehidupan

masyarakat, sehingga orang-orangmemberikan ruang gerak kepada parahacker untuk menunjukkanidentitasnya yang berbeda dari kelassubordinat pada umumnya. Pada ,neutral hacker culture cenderungmelakukan dua kegiatan yang hampirbersamaan yaitu kegiatanmenyimpang dan aktivitas yangmenunjukkan kegiatan positif kepadamasyarakat. Sedangkan untuk tipeyang terakhir yaitu experiencedhacker culture, hacker cenderungmempunyai pengalaman kegiatanmenyimpang pada masa lampau, danmerubah prinsip hidupnya untukberbuat tidak menyimpang lagi untuksaat ini serta selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amir Karimuddin. 2014.Kemenkominfo TargetkanPengguna Internet diIndonesia Tahun 2015 Capai150 Juta Orang. (Tersedia dihttps://dailysocial.net/post/kemenkominfo-targetkan-pengguna-internet-di-indonesia-tahun-2015-capai-150-juta-orang/. Diakses padahari jum’at tanggal 3 april2015, pukul 08.00)

Barker, Chris. 2005. Cultural Studies: Teori dan praktik.Yogyakarta : PT. BintangPustaka, hlm 40

Hana, Melisa. 2015. Inilah 10Hacker Paling Berbahaya diDunia. (Tersedia dihttps://jalantikus.com/tips/10-hacker -paling-berbahaya-di-

dunia/. Diakses pada harikamis 3 september 2015,pukul 17.00)

Hana, Melisa. 2015. Kecil Kecil Jadi Hacker Berprestasi. (Tersediadi http://www.googletrendsindonesia.com/2015/05/kecil-kecil-jadi- hacker -berprestasi.html#0. Diakses pada hari sabtu 10 oktober, pukul 07.00

Kaelola, Akbar. 2010. Black Hacker VS White Hacker . Jakarta : MediaKom

Miles, Matthew. 1992. Analisis DataKualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja RosdaKarya

Patria, Nezar dan Andi Arief. 2015. Antonio Gramsci : Negara & Hegemoni.Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Priyanto, Yoga Tri. 2013. Sejarah hacker di Indonesia (Tersediadi http://www.merdeka.com/teknologi/sejarah- hacker -di-indonesia-tekmatis.html. Diakses pada hari minggu 11 oktober 2015, pukul 22.00)

Raharjo, Agus. 2002. Cybercrime :Pemahaman dan UpayaPencegahan KejahatanBerteknologi. Bandung :Citra Aditya Bakti.

Salim, Agus. 2006. Teori Paradigma: Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya

Simarmata, Janner.2006. PengenalanTeknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.

Stallings, William. 2003. SistemOperasi. Jakarta : PT IndeksKelompok Gramedia

Sugihartati, Rahma. 2014. Perkembangan Masyarakat Informasi & Teori Sosial Kontemporer. Jakarta : Kencana

Suheimi, 1991. Kejahatan Komputer.Yogyakarta : Andi Offset

Sutrisno, Mudji. et. al. 2006. Culturalstudies : Tantangan Bagi Teori-Teori Besar Kebudayaan. Jakarta : Koekoesan

Tanjung, Farid Aulia. 2015.Mengintip Fenomena DuniaHacker Di Indonesia.(Tersedia dihttps://www.maxmanroe.com/mengintip-fenomena-dunia-hacker-di-indonesia.html.Diakses pada hari kamis 3september 2015, pukul 16.00)

Utdirartatmo, Firrar. 2005. Ancaman Internet Hacking dan Trik Menanganinya. Yogyakarta : Andi Offset

Wahid, Abdul dan Muhammad Labib.2005. Kejahatan Mayantara (Cybercrime). Bandung : Refika Aditama

Winardi. 1989. Teori Spam, Hacker, Cracker. Bandung