summary peraturan pengelolaan barang daerah dan manajemen utang daerah
DESCRIPTION
Summary peraturan pengelolaan barang daerahTRANSCRIPT
TUGAS SUMMARY:
1. PERATURAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH
2. PERATURAN MANAJEMEN UTANG DAERAH
OLEH KELOMPOK IV
1. DIDI WAHYUDI
2. IRSYADI
3. RIZKY RASMANA H
4. RUSKANU MAARIF
DOSEN
DR. DARWANIS, SE. M.Si. Ak
1. PERATURAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Barang daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka
penyelenggaraan roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan
dalam pemberian pelayanan secara prima kepada masyarakat harus
dapat dikelola dengan baik dan benar yang pada gilirannya akan dapat
mewujudkan pengelolaan barang daerah yang memenuhi akuntabilitas.
Guna memantapkan pedoman dalam pengelolaan barang daerah, maka
pemerintah telah menyusun manual tentang administrasi barang
daerah yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengelola
potensi kekayaan daerah sesuai dengan keberagaman daerah.
Penyusunan atau pengelolaan manual barang daerah itu dimaksudkan
untuk dapat menyeragamkan semua langkah dan tindakan yang
diperlukan dalam pengelolaan barang daerah sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Khusus untuk Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD), telah
dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lingkup
pengelolaan aset dimaksud dalam Permendagri tersebut meliputi (1)
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, (2) pengadaan, (3)
penggunaan, (4) pemanfaatan, (5) pengamanan dan pemeliharaan,(6)
penilaian, (7) penghapusan, (8) pemindahtanganan, (9) penatausahaan,
dan (10) pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Dimana
Permendagri tersebut dikeluarkan untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 74 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 yang
berbunyi : “Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan
melakukan pembinaan Pengelolaan Barang Milik Daerah sesuai
dengan kebijakan sebagaimana ayat (1). Dan yang terakhir
dikeluarkan sekarang adalah Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
B. DASAR HUKUM PENGELOLAAN BARAN DAERAH:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan Pengelolaan barang daerah adalah suatu rangkaian
kegiatan dan tindakan terhadap daerah yang meliputi:
1) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2) Pengadaan;
3) Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
4) Penggunaan;
5) Penatausahaan;
6) Pemafaatan;
7) Pengamanan dan pemeliharaan;
8) Penilaian;
9) Penghapusan;
10) Pemindahtanganan;
11) Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian;
12) Pembiayaan; dan
13) Tuntutan ganti rugi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
PP ini juga dikeluarkan Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib
administrasi dan tertib pengelolaan barang milik negara/daerah diperlukan
adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dari
unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan barang milik negara/daerah.
Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai
berikut:
a. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-
masalah di bidang pengelolaan, barang milik negara/daerah yang
dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola
barang dan gubernur/bupati /walikota sesuai fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing;
b. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus
dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;
c. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh
informasi yang benar.
d. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan agar
barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;
e. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
f. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus
didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah
serta penyusunan Neraca Pemerintah.
Ruang lingkup barang milik negara/daerah dalam Peraturan Pemerintah
ini mengacu pada pengertian barang milik negara/daerah berdasarkan rumusan
dalam Pasal 1 angka 10 dan angka 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara. Atas dasar pengertian tersebut lingkup barang
milik negara/daerah disamping berasal dari pembelian atau perolehan atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/ Daerah juga berasal dari perolehan
lainnya yang sah, barang milik negara/daerah yang berasal dari perolehan
lainnya yang sah selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini diperjelas
lingkupnya yang meliputi barang yang diperoleh dari
hibah/sumbangan/sejenisnya, diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian /kontrak,
diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang dan diperoleh berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pengaturan
mengenai lingkup barang milik negara/daerah dalam Peraturan Pemerintah ini
dibatasi pada pengertian barang milik negara/daerah yang bersifat
berwujud (tangible) sebagaimana dimaksud Bab VII Pasal 42 sampai dengan
Pasal 49 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Pengelolaan barang milik negara/daerah dalam Peraturan Pemerintah ini,
meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Lingkup pengelolaan barang milik negara/daerah tersebut merupakan siklus
logistik yang lebih terinci sebagai penjabaran dari siklus logistik sebagaimana
yang diamanatkan dalam penjelasan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004, yang antara lain didasarkan pada pertimbangan perlunya
penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
semakin berkembang dan kompleks, belum dapat dilaksanakan secara optimal
karena adanya beberapa permasalahan yang muncul serta adanya praktik
pengelolaan yang penanganannya belum dapat dilaksanakan dengan Peraturan
Pemerintah tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah perlu dilakukan penggantian untuk menjawab permasalahan dan
praktik yang belum tertampung dalam Peraturan Pemerintah tersebut.
Ruang lingkup Barang Milik Negara/Daerah dalam Peraturan Pemerintah
ini mengacu pada pengertian Barang Milik Negara/ Daerah berdasarkan
rumusan dalam Pasal 1 angka 10 dan angka 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pengaturan mengenai lingkup Barang
Milik Negara/Daerah dalam Peraturan Pemerintah ini dibatasi pada pengertian
Barang Milik Negara/Daerah yang bersifat berwujud, namun sepanjang belum
diatur lain, Peraturan Pemerintah ini juga melingkupi Barang Milik
Negara/Daerah yang bersifat tak berwujud sebagai kelompok Barang Milik
Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi Perencanaan
Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan, Pemusnahan,
Penghapusan, Penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Lingkup pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah tersebut merupakan siklus
logistik yang lebih terinci sebagai penjabaran dari siklus logistik sebagaimana
yang diamanatkan dalam penjelasan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang disesuaikan dengan siklus
perbendaharaan.
C. Teori Investasi
1 .
D. Kesimpulan
E. Agar pengelolaan barang milik daerah dapat berjalan dengan
tertib dan optimal maka tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian perlu dilakukan dalam
satu kesatuan sistem. Perencanaan yang tepat bertujuan agar
penggunaan anggaran dalam hal pengelolaan barang milik daerah
dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomis. Pelaksanaan secara
efisien dan efektif bertujuan agar pengelolaan barang milik daerah
dilakukan secara baik dan benar yaitu profesional, transparan dan
akuntabel sehingga barang milik daerah tersebut memberikan
manfaat baik itu untuk jalannya roda pemerintahan maupun untuk
kesejahteraan masyarakat. Adanya pembinaan, pengawasan dan
pengendalian diperlukan untuk menghindari penyimpangan dari
peraturan yang berlaku dalam setiap tahapan pengelolaan barang
milik daerah.
F. Dalam interaksi pengelolaan BMN, selain melibatkan pihak internal
juga diharuskan berkorelasi dengan pihak luar, antara lain dengan
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), Badan
Pertanahan Negara RI (BPN RI), sehingga diperlukan koordinasi
yang lebih intens. Selain itu, penyimpanan arsip/dokumen penting
perlu diperhatikan, mengingat dalam penatausahaan BMN
terdapat surat-surat penting, seperti sertifikat, berita acara serah
terima, dan lainnya yang penting untuk pemanfaatan aset.
88