surat terbuka untuk rektor uny
DESCRIPTION
Minggu siang, tertanggal 24 Agustus 2014, kami, seluruh pengurus LPM Ekspresi 2014, dikejutkan dengan berita pembredelan Buletin EXPEDISI, salah satu produk jurnalistik kami oleh Rektor UNY.TRANSCRIPT
Kepada,
Rektor UNY, Bpk. Rochmat Wahab
Di tempat
Minggu siang tertanggal 24 Agustus 2014, kami, seluruh pengurus LPM EKSPRESI 2014,
dikejutkan dengan berita pembredelan Buletin EXPEDISI, salah satu produk jurnalistik kami oleh
Rektor UNY.
Menurut keterangan Winna Wijayanti, Pemimpin Proyek Buletin EXPEDISI, siang itu ia berniat
menyirkulasikan Buletin EXPEDISI Edisi Khusus Pra Ospek 2014 ke Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).
Oleh sebab FIK sepi, maka Winna menuju GOR UNY di mana saat itu sedang berlangsung acara
pertemuan antara jajaran birokrat UNY, termasuk Anda, dengan orang tua/wali mahasiswa baru
(maba) UNY 2014.
Winna memasuki GOR lewat pintu sayap barat, berdiri di depan meja kosong dengan Buletin
EXPEDISI sejumlah 150 eksemplar yang diletakkan di atasnya. Winna bermaksud menunggu para
orang tua/wali keluar GOR sembari membagikan buletin tersebut.
Nah, pada saat itulah, mendahului para orang tua/wali, Anda beserta jajaran rektorat lain
keluar GOR. Namun belum sampai pintu keluar, menurut keterangan Winna, Anda menunjuk-nunjuk
ke arah buletin kami dan berkata dengan nada perintah, “Amankan! Amankan! Jangan sampai ada
wali mahasiswa yang menerima EXPEDISI!”.
Sedetik kemudian, Anda merampas 150 eksemplar buletin kami. Kemudian Anda
menyerahkannya pada Pak Sumaryanto, Wakil Rektor III UNY, untuk dibawa bersama Anda. Pak
Sumaryanto sempat berkata pada Winna, “Saya amankan, ya Dik.”
Agaknya Pak Sumaryanto kewalahan memegang tumpukan buletin tersebut, hingga beberapa
ada yang tercecer ke lantai, dan dia sendiri yang memunguti.
Buletin gagal sirkulasi. Winna kembali ke sekretariat EKSPRESI dan menceritakan kronologi
peristiwa tersebut kepada kawan-kawan yang lain.
***
Biar kami terangkan dulu apa arti pembredelan agar Anda terang, dan mungkin oleh sebab
ketidakpahaman Anda perihal pembredelan inilah yang menyebabkan Anda begitu bernafsu
merampas buletin kami.
Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS
pada BAB I pasal 1 ayat (9), Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan
dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum.
Sesuai definisi tersebut Anda jelas melakukan pembredelan. Anda menghentikan peredaran
atau penyiaran secara paksa terhadap proses sirkulasi Buletin EXPEDISI Edisi Pra Ospek 2014.
Kami melakukan kerja-kerja pers sama seperti lembaga pers lain di luar UNY. Baik di kampus
lain yang berbentuk pers mahasiswa, ataupun perusahaan media yang bertujuan untuk profit.
Proses kerja kami didasarkan pada asas keterbukaan informasi publik, di mana setiap orang berhak
membaca produk jurnalistik kami. Sesuai dengan izin terbit kami SK Rektor No. 069/1992 tanggal 20
April 1992, kami memiliki hak untuk menyebarkan produk jurnalistik kami, termasuk Buletin
EXPEDISI baik edisi khusus maupun reguler, ke semua pihak, tanpa kecuali. Tidak hanya terbatas
pada mahasiswa, namun seluruh sivitas akademik dan orang-orang di lingkungan UNY (itu sebabnya
kami selalu menyirkulasikan Buletin EXPEDISI ke rektorat, termasuk ke ruang kerja Anda).
Dasar keterbukaan informasi publik tersebut kami landaskan pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Tertulis jelas di Bab III
tentang Hak dan Kewajiban Pemohon dan Pengguna Informasi Publik Serta Hak dan Kewajiban
Badan Publik pasal 4 ayat (1) bahwa setiap orang berhak memperoleh Informasi Publik.
‘Setiap orang’ dalam pengertian tersebut—pun mengacu pada SK Rektor No. 069/1992 20
April 1992—memberi penjelasan dan dasar cukup jelas mengapa Winna memiliki hak untuk
menyebarkan Buletin EXPEDISI Edisi Pra Ospek 2014 pada orang tua/wali (atau siapapun) pada acara
Pertemuan Orang Tua/Wali di GOR UNY pada tanggal 24 Agustus 2014.
***
Bapak Rektor yang bijak,
Tanpa dirampas pun kami akan dengan senang hati memberikan produk-produk jurnalistik
kami untuk Anda baca. Lagipula, segala kritik yang kami paparkan berkaitan dengan sebuah instansi
pendidikan yang Anda pimpin. Kami akan bangga jika apa yang kami beritakan bisa menjadi salah
satu pertimbangan Anda dalam merumuskan kebijakan di UNY. Atau jika harapan kami terlalu jauh,
setidaknya produk jurnalistik tersebut adalah wujud eksistensi kami sebagai persma.
Kami berbeda dengan UKM lain yang bisa memberi Anda rasa bangga lewat piala atau piagam
penghargaan. Apa yang kami narasikan adalah sebuah usaha untuk memberi informasi selayaknya
pada orang-orang sesuai hak mereka akan keterbukaan informasi publik. Kami berusaha untuk tidak
menyia-nyiakan uang rakyat yang Anda kelola, dengan memberikan informasi sesuai idealisme kami
akan pembelaan kepada rakyat—termasuk mahasiswa UNY—yang telah sudi menyubsidi biaya cetak
produk kami. Produk jurnalistik kami, termasuk Buletin EXPEDISI itulah piala kami. Tak hanya kami
persembahkan untuk Anda, tapi juga untuk para pembaca.
Kami masih berusaha untuk tidak berburuk sangka atas apa yang terjadi. Namun sangat tidak
masuk akal jika tindak pembredelan tersebut didasarkan pada konten buletin. Sesuai kronologis,
Anda bahkan belum sempat membaca buletin, tapi langsung merampasnya. Begitu bukan, yang
terjadi? Jika toh ada yang keliru, kami akan senang hati untuk diajak duduk bersama Anda dan
jajaran birokrat terkait untuk mendiskusikan masalah ini.
Tapi di manakah Anda?
Mengapa sampai kami membikin surat ini pun atas dasar ketidaksabaran kami untuk
berdiskusi dengan Anda, menyampaikan beberapa tuntutan sesuai dengan keadilan yang kami
minta. Namun ternyata Anda tipe birokrat yang sibuk dan susah untuk ditemui, bahkan di kantor
kerja Anda sendiri.
Ketika kami berkunjung ke kantor Anda pada Rabu, 27 Agustus 2014 sekitar pukul 14.00, Anda
sedang tidak ada di ruangan. Dari penuturan salah seorang sekretaris, Anda menitipkan pesan
kepada kami untuk menunggu rapat audiensi yang akan dilaksanakan rencananya hari Jumat besok.
Kami disuruh menghadap Pak Sumaryanto yang Anda tahu mengepalai bidang kemahasiswaan atau
Pak Sigit selaku Pembina EKSPRESI dulu untuk berkoordinasi. Kami sudah menyampaikan
bahwasanya sudah bertemu dengan kedua rekan kerja Anda itu, namun jawabannya tak jelas dan
ujung-ujungnya menunggu audiensi. Hambatan birokratis seperti inilah yang membikin kami
semakin kehilangan respect dengan Anda. Apa susahnya menyempatkan waktu untuk kami, Pak?
Berkali-kali kali kami mencoba menghubungi Anda via sms ataupun telepon, tapi Anda tak
pernah satu kali pun merespons. Ketika berhadapan dengan Pak Sigit, beliau malah menceramahi
kami tentang proses sirkulasi yang dianggap menyalahi prosedur. Winna disebut tak beda dengan
SPG yang sedang membagikan brosur, Pak!
Ketika bertemu dengan Pak Sumaryanto, lagi-lagi jawabannya kurang memuaskan. Terbentur
jenjang hierarkis birokrasi (untuk kesekian kalinya), beliau meminta kami bertemu Pak Sigit saja
sebab Anda sudah menitipkan pesan pada beliau.
Tapi Pak, permasalahannya bukan Pak Sigit atau Pak Sumaryanto yang merampas buletin
kami, melainkan Anda. Ini masalah antara kami dan Anda. Bukan dengan Pak Sumaryanto, Pak Sigit,
atau jajaran birokrat lain.
Dengan berbagai pertimbangan atas kejadian tersebut, demi keadilan, dan berkaca kondisi
yang sampai sekarang tak menentu ini, kami menyatakan beberapa tuntutan. Antara lain:
1. Menuntut Anda, Bpk. Rochmat Wahab, selaku Rektor UNY untuk meminta maaf atas
kasus pembredelan 150 eksemplar Buletin EXPEDISI Pra Ospek 2014 yang terjadi di GOR
UNY pada Minggu, 24 Agustus 2014.
2. Membuat pernyataan resmi berisi komitmen dan janji untuk Anda dan semua jajaran
rektorat di bawah koordinasi Anda untuk tidak mengulangi tindak pembredelan,
pelarangan peredaran, atau tindak melawan hukum lainnya atas semua produk jurnalistik
kami, terutama Buletin EXPEDISI, dalam proses sirkulasi di lingkup UNY dan di dalam
forum apa saja.
3. Mengembalikan Buletin EXPEDISI yang dirampas lengkap dan utuh sejumlah 150
eksemplar dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Demikian surat terbuka ini kami sampaikan. Pada dasarnya kami tetap menginginkan audiensi
(pertemuan, diskusi, atau apalah namanya) untuk menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin.
Sebagai penutup, kami ingin mengingatkan kembali, sesuai SK penerbitan di boks redaksi
Majalah EKSPRESI kami masih menuliskan Anda sebagai pelindung. Terlepas dari kebingungan kami
mengapa tertulis demikian sebab selama ini kami merasa tidak mendapat perlindungan konkret dari
Anda. Setelah kejadian pembredelan yang menimpa kawan-kawan EXPEDISI kemarin, sebesar
apapun niat kami untuk tidak berburuk sangka, pada akhirnya kami menilai Anda tak seharusnya
menyandang status tersebut. Alih-alih melindungi, Anda malah merampas hasil kerja keras kami
sebelum orang-orang mengapresiasinya dengan membaca Buletin EXPEDISI.
Sekian.
Atas nama seluruh anggota Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY
Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Pemimpin PSDM
Faqihuddien Abi Utomo Nur Janti Akhmad Muawal H.
Pemimpin Jaringan Kerja Pemimpin Perusahaan
Taufik Nurhidayat Siti Khanifah