susu formula anak

16
Penyuluhan Kesehatan - PEDSOS Bahaya Penggunaan Susu Formula pada Bayi BAHAYA PENGGUNAAN SUSU FORMULA PADA BAYI I. Pendahuluan Pada umumnya formula bayi dibuat dari susu sapi yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti air susu ibu. Walaupun pemberian air susu ibu jauh lebih baik daripada pemakaian formula bagi bayi normal, tetapi banyak bayi yang memperoleh formula semenjak mereka lahir. Perubahan pola sosial dan kebudayaan yang berlangsung ikut membantu kepada semakin banyaknya orang yang mempercayakan anak-anak mereka kepada susu formula ini. Banyak para ibu yang merasa enggan untuk menyusukan sendiri anaknya, oleh karena tugas-tugas yang harus mereka jalankan di luar rumah atau oleh karena keterbatasan waktu untuk menyusukan sendiri anaknya; para ibu yang lain lagi menolak karena mereka takut akan gagal KKS Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan 1

Upload: andi-ria-kurniawati

Post on 25-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAHAYA PENGGUNAAN SUSU FORMULA BAGI BAYI

Penyuluhan Kesehatan - PEDSOS

Bahaya Penggunaan Susu Formula pada Bayi

BAHAYA PENGGUNAAN SUSU FORMULA

PADA BAYI

I. Pendahuluan

Pada umumnya formula bayi dibuat dari susu sapi yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti air susu ibu. Walaupun pemberian air susu ibu jauh lebih baik daripada pemakaian formula bagi bayi normal, tetapi banyak bayi yang memperoleh formula semenjak mereka lahir. Perubahan pola sosial dan kebudayaan yang berlangsung ikut membantu kepada semakin banyaknya orang yang mempercayakan anak-anak mereka kepada susu formula ini.

Banyak para ibu yang merasa enggan untuk menyusukan sendiri anaknya, oleh karena tugas-tugas yang harus mereka jalankan di luar rumah atau oleh karena keterbatasan waktu untuk menyusukan sendiri anaknya; para ibu yang lain lagi menolak karena mereka takut akan gagal atau oleh karena mereka merasa cemas bahwa daya tarik mereka akan berkurang sebagai akibat daripada penambahan berat badan dan menghilangnya kekencangan buah dada mereka yang ditimbulkan oleh pekerjaan memberikan air susunya sendiri kepada anaknya; beberapa orang bahkan ada yang berpendapat bahwa menyusui sendiri anak mereka adalah perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Lain halnya bila ibu tidak menyusui bayinya karena adanya suatu penyakit atau air susu ibunya sedikit atau tidak ada sama sekali. Bagaimanapun penggunaan pengganti air susu ibu harus diberikan.

II. Perbandingan Air Susu Ibu dan Susu Formula

Susunan air susu ibu dan air susu sapi mengalami perubahan pada berbagai masa laktasi. Air susu ibu yang terdapat pada masa akhir kehamilan atau pada masa awal setelah melahirkan, mengandung lebih banyak protein, kalsium, dan bahan mineral, jika dibandingkan dengan keadaannya selama akhir masa menyusui.

Kolostrum. Sekresi yang keluar dari payudara ibu pada 2 4 hari setelah persalinan dinamakan kolostrum. Kolostrum tersebut mempunyai warna kuning jeruk yang tua, reaksinya bersifat alkalis dan berat jenisnya adalah 1,04 1,06, berbeda dengan air susu ibu yang sudah matang sekitar 1,03. Kolostrum tersebut juga banyak mengandung faktor-faktor kekebalan yang khas sperti imunoglobulin (Ig A, Ig G, Ig M, Ig D, Ig E), lisozim, laktoperoksidase, faktor bifidus, faktor anti stafilokokus, komplemen-komplemen, sel makrofag dan netrofil, serta lipase. Sehingga si anak akan mendapat sistem kekebalan dari ibunya. Pada air susu sapi bila diberikan pada bayi tentunya tidak mempunyai sistem kekebalan yang khas tersebut.

Air. Jumlah relatif air dan bahan-bahan padat yang terdapat pada air susu ibu dan air susu sapi, kira-kira adalah sama; masing-masing mengandung air sebanyak 87 88%.

Kalori. Nilai energi masing-masing susu dapat sedikit bervariasi; biasanya adalah sekitar 20 kkal/ons atau 0,67 kkal/ml.

Protein. Terdapat perbedaan kuantitatif antara protein yang terdapat pada kedua jenis susu ini. Air susu ibu hanya mengandug 1,0 1,5% (rata-rata 1,10) protein, sedangkan air susu sapi mengandung 3,3%. Kadar protein yang lebih tinggi, yang terdapat pada air susu sapi hampir seluruhnya disebabkan oleh kadar kasein yang 6 kali lebih banyak di dalam susu sapi tersebut. Pada air susu ibu, protein yang terdapat di dalamnya sekitar 60% adalah protein air dadih, terutama sekali laktalbumin dan laktoglobulin serta 40% terdiri dari kasein; pada air susu sapi perbandingan tersebut terbalik menjadi 18:82.

Hidrat Arang. Berbagai macam gula yang terdapat dalam kedua jenis susu itu hanya berbeda secara kuantitatif; keduanya mengandung laktosa. Air susu ibu mengandung 6,5 7,0% dan air susu sapi mengandung 4,5%.

Lemak. Jumlah yang terdapat pada air susu ibu sedikit bervariasi, sesuai dengan susunan makanan yang dimakan oleh ibu. Kandungan lemak yang terdapat dalam susu, yang diperoleh dalam satu kali menyusukan, lebih besar pada bagian akhir waktu menyusui dan dengan demikian dapat membantu memberikan kepauasan pada bayi itu, ketika selesai ia menyusu.

Beraneka ragam susu yang didapatkan dari berbagai macam jenis ternak berbeda dalam banyaknya lemak yang mereka kandung. Pada kebanyakan susu yang dijual di pasaran kandungan lemaknya sudah disesuaikan dengan suatu kadar standar, yaitu pada umumnya sekitar 3,25%. Lemak yang dikandung masing-masing susu tersebut terutama terdiri dari trigliserida-trigliserida olein, palmittin dan stearin. Namun air susu ibu mengandung dua kali lebih banyak olein yang lebih mudah diserap. Asam-asam lemak yang mudah menguap (butirat, kaproat, dan kaprilat) hanya merupakan 1,3% pada air susu ibu, sedangkan pada air susu sapi sekitar 9%. Sehingga air susu ibu lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibanding air susu sapi.

Bahan-bahan mineral. Kandungan bahan mineral yang terdapat pada air susu ibu (0,15 0,25%) adalah jauh lebih sedikit daripada keseluruhan bahan mineral yang terdapat dalam air susu sapi (0,7 0,75%). Dengan pengecualian besi dan tembaga. Namun kandungan mineral pada air susu ibu tersebut sudah mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan bayi.

Vitamin-vitamin. Kandungan vitamin yang terdapat pada susu bervariasi, sesuai dengan apa yang dimakan oleh ibu. Masing-masing memiliki jumlah vitamin A yang relatif besar. Air susu sapi mengandung sedikit vitamin C dan vitamin D.

Kandungan Bakteria. Walaupun secara esensial air susu ibu bebas dari pencemaran bakteria, organisme-organisme patogenik, dalam jumlah yang cukup berarti dapat masuk ke dalam air susu ibu melalui suatu mastitis. Air susu sapi juga dapat dimasuki oleh mikroorganisme-mikroorganisme patogenik, karena air susu merupakan media pembenihan yang baik bagi bakteri. Karenanya proses pengolahan air susu sapi harus benar-benar diperhatikan baik oleh produsen maupun oleh siibu waktu mau disajikan.

Kemungkinan untuk dicernakan. Waktu pengosongan lambung untuk air susu ibu lebih cepat, jika dibanding dengan air susu sapi. Karena dadih yang didapatkan pada air susu ibu bentunya halus dan bergumpal-gumpal sehingga dengan mudah dapat dipecah dalam lambung. Sebaliknya air susu sapi dadihnya lebih besar sehingga sulit dicernakan, sehingga air susu sapi dalam pengolahannya harus melalui tahap pemecahan dadih sebelum dipasarkan.

III. Bahaya Penggunaan Susu Formula

3.1.Segi Kandungan

Rentan terhadap penyakit. Air susu ibu banyak mengandung zat antibodi, sehingga si bayi bila mendapatkan air susu ibu secara tidak langsung sudah mendapatkan sistem kekebalan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit. Ini semua tidak didapatkan pada air susu sapi (susu formula). Sehingga bayi yang diberikan air susu formula sejak lahir, rentan terhadap timbulnya suatu penyakit.

Beban pada ginjal. Kandungan protein pada air susu sapi jauh lebih tinggi dari air susu ibu, jika pengolahan air susu sapi menjadi susu formula sebelum di pasarkan tidak diperhatikan kandungan proteinnya, maka osmolalitas pada susu formula akan tinggi sehingga bila diberikan pada bayi akan mengakibatkan beban ekskretorik pada ginjal.

Gangguan pencernaan. Pada air susu ibu kandungan lemaknya mudah diserap di banding dengan lemak yang ada pada susu formula. Pada bayi prematur dengan pemberian susu formula sering timbul streatore.

Pencemaran oleh mikroorganisme. Air susu ibu idealnya adalah steril, kecuali bila ibu menderita suatu penyakit infeksi atau terjadi mastitis. Pada susu formula kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme patogen maupun apatogen sangat besar. Susu merupakan media terbaik pembenihan mikroorganisme, karenanya kemasan, pengolahan dan penyajiannya harus betul-betul steril. Berbagai penyakit dapat ditimbulkannya, seperti: penyakit yang ditimbulkan oleh streptokokus, difteria, demam tifoid, salmonellosis, tuberkulosis, dan brusellosis. Lebih jauh lagi bakteri tertentu yang sebenarnya tidak menimbulkan penyakit pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, dapat menimbulkan diare pada bayi.

Alergi. Belum pernah dilaporkan adanya bayi yang alergi terhadap air susu ibu. Namun kemungkinan timbulnya alergi terhadap susu formula ada, karena dalam proses pengolahannya susu formula telah ditambahkan beberapa bahan dalam penyetaraan kandungan zat gizi yang dikandungnya dengan kandungan zat gizi pada air susu ibu.

3.2. Segi Penyajian

Kontaminasi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, susu formula dalam tahap-tahap penyajiannya dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme. Untuk menghindari hal tersebut, alat-alat yang digunakan dalam tahap penyajian harus direbus terlebih dahulu dalam air mendidih selama 5 10 menit, dan susu yang telah di buat hanya diberikan dalam satu waktu pemberian.

Tersedak. Tersedak atau terjadinya aspirasi dalam pemberian susu pada bayi memakai botol dot sangat mungkin terjadi, terutama jika lubang yang ada pada dot sangat besar, sehingga arus air susu yang mengalir sangat deras sedangkan si bayi belum bisa menyesuaikannya. Bila hal ini terjadi maka akan terjadi aspirasi pneumonia, dan ini memerlukan penanganan yang serius.

Congean. Congean atau otitis media sering terjadi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula. Ini terjadi karena pemberian air susu melalui botol dot tidak begitu diperhatikan, kadang si ibu malas untuk memegangi dot dan bayinya sehingga bayi ditidurkan dan dot di miringkan sehingga aliran susu bisa saja keluar dari mulut bayi dan menjalar ke pipi dan masuk ke lubang telinga, sehingga kontaminasi oleh mikroorganisme pada telinga bisa terjadi.

Muntah dan perut kembung. Pada pemberian air susu formula menggunakan botol dot, sering terjadi posisi botol dot yang tidak pas sehingga udara dapat terhisap oleh bayi, yang bisa menyebabkan regurgitasi, muntah dan perut kembung karena banyaknya udara dalam lambung. Ini bisa dicegah dengan menyendawakan bayi setelah disusui.

Alergi. Ada beberapa bayi yang alergi terhadap karet atau plastik pada dot. Bila ini terjadi penggunaan dot harus dihentikan. Biasanya disekitar mulut bayi terdapat ruam merah atau vesikel.

Kebutuhan tak terkontrol. Oleh karena napsu makan mereka berbeda-beda pada setiap waktu makan, maka setiap kali memberikan botol dot harus mengandung susu yang lebih banyak daripada jumlah rata-rata yang diminum pada setiap kali bayi disusukan. Dan janganlah sekali-kali bayi dipaksa untuk meminum lebih banyak daripada yang diinginkannya; susu yang tersisa harus dibuang. Kadang-kadang si ibu membuat susu dengan jumlah seperti biasanya, padahal bayi masih menginginkannya ataupun sebaliknya.

Rasa aman dan terlindungi. Dengan menyusui menggunakan air susu ibu dengan gendongan dan pelukan, secara tidak langsung bayi mendapatkan rasa aman dan terlindungi, sehingga secara psikis juga mempengaruhi pertumbuhan bayi. Pada penggunaan susu formula ini bisa saja kita lakukan seperti halnya memberikan air susu ibu dengan memberikan botol dot dengan posisi menyusui, tapi banyak ibu tidak melakukannya.

IV. Kesimpulan

Perubahan pola sosial dan kebudayaan yang berlangsung ikut membantu kepada semakin banyaknya orang yang mempercayakan anak-anak mereka kepada susu formula. Berbagai alasan dikemukakan seperti: sibuk bekerja, takut kehilangan kecantikan badan, mengikuti teman atau tetangga yang terkemuka, serta pengaruh iklan di televisi. Lain halnya bila ibu mengidap suatu penyakit yang dikhawatirkan menularkan ke bayinya atau air susunya sedikit atau sama sekali tidak ada, itu bisa dimengerti.

Berbagai kerugian atau bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan susu formula seperti: rentan terhadap terkenanya penyakit, gangguan ginjal, gangguan pencernaan, alergi, tersedak atau aspirasi, otitis media, muntah dan perut kembung, kebutuhan bayi yang tidak terkontrol, serta kehilangan rasa aman dan terlindungi.

Bagaimanapun air susu ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi karena sudah cukup mengandung zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan bayi. Keuntungan lain dengan menyusui bayi ialah: murah harganya, tersedia dalam suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu, selalu segar dan bebas pencemaran kuman, hingga mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan pencernaan (seperti berak-berak, muntah-muntah, sakit perut), memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayinya, menyusui bayi mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran sebelum mengandung.

V. Daftar Pustaka

1. Behrman RE, Vaughan VC. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Edisi ke-12, Bagian ke-1. Nelson WE, Ed. EGC, Jakarta, 1993; 276-296.

2. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Edisi ke-4, FK-UI. Gaya Baru, Jakarta, 2001; 13-32.

3. Hassan R, Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, FK-UI. Infomedika, Jakarta 1985;313-329.

DAFTAR ISI

Daftar Isi ..i

Bahaya Penggunaan Susu Formula pada Bayi

I. Pendahuluan 1

II. Perbandingan Air Susu Ibu dan Susu Formula ...2

III. Bahaya Penggunaan Susu Formula 5

1. Segi Kandungan 5

2. Segi Penyajian ..6

IV. Kesimpulan 8

V. Daftar Pustaka 9

PAGE 10KKS Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan