suyami* - stikesmukla.ac.id

20
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG MENOPAUSE DI KECAMATAN KLATEN UTARA Suyami* Latar Belakang: Menopause merupakan masalah kesehatan pada lanjut usia yangperlu mendapatkan perhatian karena dapat beresiko terjadinya penyakit jantung,ginjal, osteoporosis, kanker dan kematian. Peningkatan pengetahuan dapatmengurangi resiko masalah kesehatan yang terjadi pada wanita menopause. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui metodeceramah dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu tentang menopause. Metode: Jenis penelitian quasi experimental dengan rancangan non equivalencontrol group design. Subyek penelitiannya adalah ibu yang sudah mengalamimenopause berusia 50-65 tahun dengan 40 orang sebagai kelompok kontrol dan37 orang sebagai kelompok eksperimen.Instrumen yang digunakan adalahkuesioner.Analisis yang digunakan yaitu uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara mean nilai pretest dan posttestpada kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok eksperimen terjadipeningkatan pengetahuan berdasarkan mean nilai pretest dan posttest. Setelahdibandingkan terdapat perbedaan bermakna antara hasil posttest yaitu 72,38 padakelompok kontrol dan 89,46 pada kelompok eksperimen. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan media audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam menjalani menopause. Kata kunci: Pendidikan kesehatan, ceramah, audiovisual, pengetahuan ibu, menopause *Dosen Keperawatan Stikes Keperawatan Muhammdiyah Klaten

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Suyami* - stikesmukla.ac.id

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH

DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN IBU

TENTANG MENOPAUSE DI KECAMATAN KLATEN UTARA

Suyami*

Latar Belakang: Menopause merupakan masalah kesehatan pada lanjut usia

yangperlu mendapatkan perhatian karena dapat beresiko terjadinya penyakit

jantung,ginjal, osteoporosis, kanker dan kematian. Peningkatan pengetahuan

dapatmengurangi resiko masalah kesehatan yang terjadi pada wanita menopause.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui metodeceramah

dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu tentang menopause.

Metode: Jenis penelitian quasi experimental dengan rancangan non equivalencontrol

group design. Subyek penelitiannya adalah ibu yang sudah mengalamimenopause

berusia 50-65 tahun dengan 40 orang sebagai kelompok kontrol dan37 orang sebagai

kelompok eksperimen.Instrumen yang digunakan adalahkuesioner.Analisis yang

digunakan yaitu uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.

Hasil: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara mean nilai pretest dan posttestpada

kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok eksperimen terjadipeningkatan

pengetahuan berdasarkan mean nilai pretest dan posttest. Setelahdibandingkan

terdapat perbedaan bermakna antara hasil posttest yaitu 72,38 padakelompok kontrol

dan 89,46 pada kelompok eksperimen.

Kesimpulan: Pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan

media audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam menjalani menopause.

Kata kunci: Pendidikan kesehatan, ceramah, audiovisual, pengetahuan ibu,

menopause

*Dosen Keperawatan Stikes Keperawatan Muhammdiyah Klaten

Page 2: Suyami* - stikesmukla.ac.id

PENDAHULUAN

Menopause merupakan masalah seksualitas yang terjadi pada usia lanjut

seiringdengan terjadinya proses menua. Pemeriksaan secara teratur dan pemahaman

sertapengetahuan tentang menopause merupakan salah satu upaya wanita

dalammenghadapi menopause untuk meningkatkan kualitas hidup (Nugroho,

2008).Menopause adalah proses fisiologis normal yang pasti dialami oleh

setiapwanita yang memasuki usia lanjut dan merupakan suatu kondisi tidak

responsnyagonadotropin terhadap peningkatan umur, dan terjadinya penurunan

fungsisehingga menghilangnya siklus seksual. Pada wanita menstruasi mulai

tidakteratur dan terhenti pada usia 45-55 tahun. Saat ini, dengan berubahnya abad,

usiarata-rata wanita yang mengalami menopause adalah 52 tahun (Ganong,

2001).Akan tetapi menurut PERMI tahun 2007, wanita Indonesia mengalami

menopauserata-rata pada usia 48 tahun.Menurunnya konsentrasi estrogen dan

kurangnya progesteron merupakankarakteristik seks sekunder pada perubahan yang

terjadi pada wanita (Shier,2009).

Data dari PERMI (2007), menunjukkan bahwa beberapa gejala utama

yangdikeluhkan sebagian besar wanita Indonesia yaitu 77,7% merasakan nyeri

ototatau sendi, 68,7% lemah atau merasa tidak berenergi, 63,1%

kehilanganketertarikan pada aktivitas seksual, 60% kulit keriput, 29,5% sulit

berkonsentrasidan ruam pada kulit. Gejala dan gangguan yang terjadi pada wanita

yangmengalami menopause mempunyai masa laten yang bersifat individual. Hal

initidak hanya tergantung pada kadar estrogen semata, melainkan beberapa faktorlain

juga dapat mempengaruhi.Wanita menopause mengalami peningkatan faktor resiko

terjadinya penyakit

osteoporosis, penyakit jantung iskemik dan ginjal (Ganong, 2001). Sebanyak 75juta

wanita di Eropa, USA, dan Jepang mengalami osteoporosis yang merupakanpenyakit

metabolik tulang yang terjadi pada wanita postmenopause (Akdeniz,2009).Sementara

di Korea Selatan penyakit kardiovaskuler dan kankermerupakan penyebab kematian

Page 3: Suyami* - stikesmukla.ac.id

pada wanita di awal menopause. Penyebabkematian pada wanita menopause lebih

banyak disebabkan karena penurunan

estrogen di awal fase menopause (Seok Hong et al., 2007).

Menopause merupakan suatu tahapan psikis dan sosial oleh karena itu,

pentingadanya perhatian antara lain dengan sosialisasi agar wanita

mendapatkanpemahaman yang benar, konseling psikologis yang holistik dengan

melibatkanpasangan, mempopulerkan ide-ide kultural yang mengagungkan nilai-

nilaiketuaan, dapat merubah pola hidup serta dapat melakukan diet yang

sesuai(Irmawati, 2003).

Salah satu bentuk promosi kesehatan yang dapat dilakukanantara lain melalui

pendidikan kesehatan yang merupakan bentuk intervensiterutama terhadap faktor

perilaku dan bertujuan supaya masyarakat menyadariatau mengetahui bagaimana cara

memelihara kesehatan, bagaimana menghindariatau mencegah hal-hal yang

merugikan kesehatan dan mengetahui kemana harusmencari pengobatan yang tepat

(Notoatmodjo, 2007).Ceramah merupakan salah satu metode pemberian informasi

yang sederhana,mudah dan murah (Prayitno, 2004).Metode ini dapat menjangkau

bagi semuakalangan masyarakat, baik masyarakat dengan pendidikan tinggi maupun

rendah.Selain itu, metode ceramah yang merupakan alternatif untuk pemberian

informasipada sasaran dengan jumlah besar dan merupakan salah satu bentuk

metodependidikan yang efektif dilaksanakan dalam beberapa golongan

usia(Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan penelitian Triana (2002),

menunjukkanefektifitas metode ceramah dengan modul dan ceramah tanpa modul

terhadappeningkatan pengetahuan dan sikap wanita dalam memelihara

kesehatanmenghadapi menopause.

Media audio visual merupakan salah satu media promosi kesehatan

yangdigunakan sebagai alat bantu penyampaian suatu pendidikan kesehatan.

Mediaaudio visual adalah media dengan unsur gerak, suara dan gambar menjadi

satu.Semakin banyaknya indra yang digunakan untuk menerima sesuatu

Page 4: Suyami* - stikesmukla.ac.id

diharapkansemakin banyak pula pengertian dan pengetahuan yang diterima

(Notoatmodjo,2007).

Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk menggabungkan metode

ceramahdan audio visual dalam penyampaian pendidikan kesehatan pada ibu-ibu

yangmengalami menopause. Seiring dengan proses menua yang terjadi pada

lansiayang mengalami banyak penurunan, penggabungan ceramah dan audio

visualdiharapkan dapat membantu pemahaman dan pengetahuan ibu

tentangmenopause. Menurut Notoatmodjo (2007), penggunaan media yang

melibatkanlebih dari satu indra dapat meningkatakan pemahaman dalam penerimaan

suatu

informasi.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti yang diambil dari

wawancara peneliti dengan beberapa ibu yang sudahmengalami menopause di Dukuh

Girimulyo, Kelurahan Gergunung, KecamatanKlaten Utara mengungkapkan bahwa

kurangnya pemahaman serta pengetahuanibu tentang menopause.Berdasarkan hasil

wawancara dengan 8 ibu yang sudahmengalami menopause menyatakan bahwa

belum dapat mendefinisikan tentangmenopause dan kurangnya pemahaman tentang

tanda dan gejala menopause padawanita dalam menghadapi menopause.Selain itu,

mereka menyatakan bahwapernah mengalami pegal-pegal, merasa gelisah, emosi

yang tidak stabil sertakeringat dingin pada malam hari pada saat memasuki

menopause. Namun, merekamenganggap menopause sebagai hal yang biasa terjadi

bersamaan denganbertambahnya usia dan hanya 2 dari 8 ibu yang memeriksakan

kondisinya padaahli kesehatan. Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan olehpeneliti menunjukkan bahwa 5 dari 8 ibu yang sudah mengalami

menopausemengungkapkan belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan

tentangmenopause.

METODE

Page 5: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Jenis penelitian ini adalah adalah penelitian quasi experimental.Rancanganyang

digunakan non equivalent control group design.Penelitian dilakukan pada bulan

Desember2010- Februari 2011.Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang sudah

mengalami menopause diDukuh Girimulyo, Kelurahan Gergunung Kecamatan Klaten

Utara.DukuhGirimulyo dijadikan populasi penelitian berdasarkan purposive

sampling.Pada penelitian ini populasinya adalah ibu yang sudahmengalami

menopause berusia 50-65 tahun dan aktif dalam kegiatan posyandulansia. Peneliti

menggunakan total sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 77orang. Sampel

penelitian ini yaitu 37 orang dari Girimulyo blok B sebagaikelompok eksperimen dan

40 orang dari Girimulyo blok A sebagai kelompokkontrol. Kriteria inklusi : (a) Ibu

yang sudah mengalami menopause berusia 50-65 tahun; (b) Ibu yang datang saat

penelitian berlangsung; (c) Ibu yang dapat membaca dan menulis; (d) Ibu yang

bersedia menjadi responden penelitian.

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah ibu yang berhalangan hadir

saatpenyuluhan berlangsung dengan alasan sakit atau berada di luar kota pada

saatpenelitian. Instrumen pengetahuan yang digunakan sebagai alat pengumpulan

data padapenelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui perubahan pengetahuan

ibutentang menopause.Analisis yang digunakan adalah analisis univariat danbivariat.

Analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi,presentase dan mean dari

masing-masing responden. Untuk membandingkan hasil pretest dan posttest

pengetahuan pada kelompokkontrol dan kelompok eksperimen menggunakan

Wilcoxon test.Untuk membandingkan nilai pretest pada kelompok eksperimen dan

kontrolserta nilai posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol maka uji

yangdigunakan yaitu Mann-Whitney.Uji tersebut dikatakan terdapat perbedaanyang

bermakna apabila nilai p < 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

Page 6: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, usia

menopause,pendidikan, pekerjaan dan pengalaman pendidikan kesehatan tentang

menopause.

Tabel 1. Distribusi karakteristik ibu menopause di Dukuh Girimulyo dengan

Girimulyo Blok A sebagai kelompok kontrol dan Girimulyo Blok B

sebagaikelompok eksperimen (n=77)

Analisa pada tabel 1, menunjukkan bahwa untuk rentang usia responden

padakedua kelompok hampir sama dan terbanyak pada kedua kelompok berada

padarentang usia 45-59 tahun. Hal ini dapat dilihat melalui pembagian lanjut

usiaberdasarkan WHO yaitu 45-59 tahun yang disebut usia pertengahan (middle age).

Page 7: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Haltersebut juga dapat menjelaskan pendapat Ganong (2001) yang menyatakan

bahwawanita mulai tidak teratur atau berhenti menstruasi usia 45-55 tahun.

Selain itu, sebagian besar responden belum pernah mendapatkan

pendidikankesehatan tentang menopause.Informasi tentang menopause sebaiknya

dapatdiberikan pada ibu-ibu dalam menjalani menopause.Hal ini dikarenakan pada

ibuyang menghadapi menopause membutuhkan banyak pengetahuan dalam

upayapemeliharaan kesehatan sehingga diharapkan dengan adanya pengetahuan

tentangmenopause ibu dapat menjalani masa menopause sebagai suatu kenikmatan

bukansebagai hukuman bagi seorang wanita. Pemberian pendidikan kesehatan

diharapkan

dapat meningkatkan kualitas hidup ibu menopause. Hal ini merupakan salah satuyang

dapat dilakukan seiring dengan meningkatnya harapan hidup dan

meningkatnyajumlah lansia di Indonesia. Selain itu, pelaksanaan pendidikan

kesehatan yang dapatditerapkan pada sasaran ibu yang sudah menopause dapat

diberikan melalui metodeyang disesuaikan dengan usia serta karakteristik responden

sehingga dapatmempermudah responden dalam menerima pesan yang disampaikan.

Pada penelitianini peneliti menggabungkan antara ceramah dengan media audio

visual.Penggabungan ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa hal seperti

karakteristik

responden, sumber daya yang ada serta beberapa faktor penunjang lain yang

dapatmempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan ini.

Tabel 2. Homogenitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menurut usia,

pendidikan dan pengalaman pendidikan kesehatan tentang menopause (n=77)

Page 8: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Pada tabel 2, dapat dilihat homogenitas kelompok kontrol dan

kelompokeksperimen yang meliputi usia, pendidikan, dan pengalaman pendidikan

tentangmenopause. Pada uji homogenitas ini untuk memperoleh nilai p atau

signifikanmenggunakan chi_square pada karakteristik usia dan pendidikan kesehatan

tentangmenopause sedangkan pada karakteristik pendidikan

digunakankolmogorov_smirnov. Pada ketiga karakteristik responden tersebut

diperoleh nilaip>0,05. Hasil tersebut membuktikan bahwa pada kelompok kontrol

dan kelompok

eksperimen tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Persamaan

karakteristikresponden pada awal pengambilan data atau sebelum intervensi sangat

penting untukmenentukan pengaruh intervensi terhadap peningkatan

pengetahuan.Hasil ini sesuai dengan penelitian Pandiangan (2005) yang menyatakan

bahwapersamaan karakteristik pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimenmerupakan salah satu indikator untuk melakukan penelitian eksperimen,

karena hal

tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil

penelitianeksperimen. Selain itu Murti (2003) menyatakan bahwa untuk mendapatkan

taksirandampak perlakuan yang sebenarnya dalam penelitian eksperimen, keadaan

kelompokkontrol dan kelompok perlakuan adalah setara ataupun sebanding

sehinggapersamaan uji homogenitas pada kedua kelompok akan mempengaruhi hasil

daripelaksanaan intervensi suatu kelompok.

Persamaan karakteristik responden merupakan beberapa faktor yang

berpengaruhdalam peningkatan suatu pengetahuan. Hal ini disampaikan oleh

Page 9: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Musharyanti (2004)yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan wanitatentang menopause ada tiga yaitu pengalaman menopause, tingkat

pendidikan danpaparan informasi. Hal serupa juga disampaikan oleh Sulastri (2002)

yangmenunjukkan bahwa tingkat pendidikan secara signifikan mempengaruhi

tingkatpengetahuan wanita mengenai menopause dan klimakterium.

2. Perbandingan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pada

kelompokkontrol di Girimulyo Blok A dan kelompok eksperimen di Girimulyo

Blok B

Tabel 3. Hasil mean nilai pretest dan posttest pengetahuan di Girimulyo Blok

Asebagai kelompok kontrol dan di Girimulyo Blok B sebagai kelompok eksperimen.

a. Pretest dan Postest pengetahuan pada kelompok kontrol

Hasil mean nilai pretest dan posttest pengetahuan pada kelompok kontrol

tidakmengalami perubahan. Hasil analisis statistik pada kelompok kontrol

menunjukkanp=1,000 (p>0,005) yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna

antara pretest danposttest pada pengetahuan kelompok kontrol. Hal ini karena antara

waktupengambilan pretest dan posttest tidak ada perlakuan.Pada pelaksanaannya

pengambilan pretest dilakukan di pagi hari sekitar pukul09.00 dan posttest pada sore

hari sekitar pukul 16.00.Waktu pengambilan data padakelompok kontrol disesuaikan

dengan waktu luang responden dengan pertimbanganantara pretest dan posttest tidak

ada perlakuan apapun untuk meningkatkanpengetahuan responden.Hal tersebut dapat

menjadi salah satu penyebab tidakterjadinya perubahan pengetahuan pada kelompok

kontrol saat berlangsungnyapretest dan posttest.

Pada saat pelaksanaan pretest sebagian besar responden menjawab

pernyataantentang aspek pengetahuan menopause berdasarkan pengalaman yang telah

merekaalami selama menjalani masa menopause.Sedangkan pada saat pelaksanaan

Page 10: Suyami* - stikesmukla.ac.id

posttestresponden merasakan kejenuhan saat pengisian jawaban kuesioner.Hal ini

dapatdisebabkan tidak terdapatnya intervensi yang diberikan pada kelompok kontrol

tetapimereka harus menjawab pernyataan yang sama dengan pretest sehingga

dalampelaksanaan posttest mereka menjawab pernyataan tentang aspek

pengetahuantentang menopause sama seperti jawaban pretest yaitu sesuai dengan

pengalamanyang telah mereka alami selama menjalani masa menopause. Hal tersebut

dapatmenjadi alasan mean hasil pretest dan posttest pada kelompok kontrol

sama.Hasil ini sesuai dengan penelitian Trisnawati (2010) yang menyatakan

bahwatidak ada perubahan pengetahuan kelompok kontrol pada remaja putri

tentangperubahan sisitem reproduksi saat pretest dan posttest yang disebabkan

padapenelitian tersebut tidak terdapat intervensi yang diberikan antara pretest dan

posttest.

b. Pretest dan Posttest pengetahuan kelompok eksperimen

Hasil mean nilai pretest dan posttest pengetahuan pada kelompok

eksperimenmengalami peningkatan 15,54. Hal ini dapat dilihat dari analisis statistik

yangmenunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan

bermaknaantara pengetahuan tentang menopause antara sebelum dan sesudah

intervensi yaitupendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan audio visual.

Menurutpenelitian Hunter (1998) menyatakan bahwa pemberian intervensi

pendidikankesehatan melalui pendidikan kesehatan tentang menopause mampu

memberikan

peningkatan pengetahuan yang signifikan dibandingkan pada kelompok kontrol

yangtidak diberikan pendidikan kesehatan.

Pada saat pretest item yang paling banyak salah yaitu pada aspek

definisimenopause dan pemeliharaan kesehatan pada wanita menopause dan setelah

posttestsebagian responden mampu menjawab item pernyataan tersebut dengan benar.

Selainitu, pada aspek pengetahuan yang lain pada jawaban prettest responden masih

banyakyang menjawab salah dan setelah posttest sebagian besar responden

mampumemperbaiki jawabannya menjadi benar. Hal ini dapat menjelaskan

Page 11: Suyami* - stikesmukla.ac.id

bahwapendidikan kesehatan merupakan salah satu proses belajar yang dapat

meningkatkandomain perilaku yaitu pengetahuan. Melalui proses belajar dapat

memberikan

perubahan pada diri individu yang sedang belajar baik aktual maupun

potensial(Notoatmodjo, 2007). Selain itu pengalaman dari ibu dalam menjalani

menopausejuga merupakan salah satu proses belajar yang dapat mempengaruhi

pengetahuan.

Pada pelaksanaan prettest beberapa tesponden menjawab pernyataan

tentangpengetahuan menopause berdasarkan pengalamna yang sudah mereka jalaini

selamamenghadapi masa menopause.Hal ini sesuai dengan penelitian Fitriani (2008)

yangmenyatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan jawaban yang

merekaberikan adalah berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan selama

mengalamiperubahan pada saat menopause.

Pada penelitian ini penggabungan antara metode ceramah dengan media audiovisual

efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu dalam menjalani menopause. Halini

sesuai dengan penelitian Triana (2002) yang menyatakan bahwa metode

ceramahtanya jawab dengan modul, dan ceramah tanya jawab tanpa modul sama-

sama efektifmeningkatkan nilai pengetahuan wanita menghadapi menopause. Selain

itu, menurutPandiangan (2005) juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuanresponden sebelum dan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan

reproduksi padakelompok ceramah, kelompok audio visual, serta kelompok

perpaduan ceramah plusaudio visual.

Keberhasilan suatu pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor

antaralain metode yang digunakan, media serta tidak melupakan sasaran yang akan

dituju.Peningkatan pengetahuan responden adalah karena metode pendidikan

dalampemberian informasi pada sasaran secara rinci dan penyampaian pesan

disesuaikandengan karakteristik responden sehingga dapat menyerap dan menyimpan

pesansesuai materi yang disampaikan dengan bervariasi sesuai metode atau media

yangdigunakan pada penyampaian pesan (Pandiangan, 2005). Hal ini juga

Page 12: Suyami* - stikesmukla.ac.id

disampaikanoleh Arsyad (2010) bahwa semakin banyak alat indra yang digunakan

untukmenerima dan mengolah informasi, maka semakin besar informasi tersebut

dapatdimengerti dan diserap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi

yangdisajikan. Pada penelitian ini penggabungan metode dan media serta

memperhatikankarakteristik responden merupakan hal utama yang dijadikan

pedoman bagi penelitidalam pelaksanaan intervensi.Peningkatan pengetahuan pada

ibu dalam menjalani menopause tidak terlepasdari faktor intrinsik yang turut

mempengaruhi diri responden sehingga muncul rasaingin tahu yang tinggi. Beberapa

faktor yang mempengaruhi seperti media audiovisual yang digunakan yang dapat

menampilkan materi tentang menopause melaluiperpaduan gambar, gerak dan suara

sehingga membuat ibu-ibu dengan usia 50-65tahun tertarik. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi peningkatan pengetahuan padakelompok intervensi yaitu materi

pendidikan yang dianggap baru dan menarik untukdiikuti. Penggabungan antara dua

media dalam pelaksanaan pendidikan kesehatandapat meningkatkan pengetahuan

karena melibatkan dua indra sekaligus. Hasil inisejalan dengan penelitian Pandiangan

(2005) bahwa metode yang paling bermaknamempengaruhi peningkatan pengetahuan

remaja tentang kesehatan reproduksi ialahperpaduan metode ceramah plus audio

visual.Pada pelaksanaan pendidikan kesehatan setelah penyampaian materi

melaluiaudio visual, responden diberi kesempatan untuk mengulas kembali materi

yang telahdisampaikan.Selain itu, responden dengan antusias menanyakan hal-hal

yang belummereka ketahui yang telah mereka alami selama menjalani

menopause.Peran aktifresponden dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan

merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan pada

kelompok eksperimen. Hal inisesuai dengan penelitian Hiswani (2000) bahwa metode

ceramah maupun diskusisama-sama dapat meningkatkan pengetahuan pasien, tetapi

peningkatannya lebihtinggi pada kelompok dengan metode diskusi, karena pada

metode diskusi semuapeserta terlibat aktif untuk menyatakan pendapatnya dan

pengalamannya, sertamembahas materi pendidikan kesehatan diabetes mellitus

Page 13: Suyami* - stikesmukla.ac.id

sampai memperolehkesimpulan yang benar. Peran serta dari responden merupakan

salah satu hal yangdapat mendukung keberhasilan suatu pendidikan kesehatan.

Pendapat lain yang menyatakan tentang peningkatan pengetahuan melalui

metodependidikan kesehatan dikemukakan oleh Widjana (2000) bahwa

pendidikankesehatan dengan metode ceramah ternyata paling efektif untuk

meningkatkan derajatpengetahuan kepala rumah tangga di Banjar Pamesan tentang

taeniosis dansistiserkosis, sedangkan penggunaan buku modul tidak efektif. Hasil

pada penelitiantersebut sama dengan penelitian ini hanya saja pada penelitian ini

penggunaanmetode ceramah diterapkan dengan media audio visual agar memudahkan

respondendalam menerima pesan yang ada dalam materi menopause. Penelitian

laindisampaikan oleh Utami (2010) menyatakan bahwa penggunaan metode ceramah

efektif meningkatkan pengetahuan remaja dalam menanggapi system

reproduksiselama masa remaja. Hasil penelitian Sudarman (2002) juga menyatakan

bahwapemberian pendidikan kesehatan terhadap keluarga dengan metode ceramah

danlatihan dapat meningkatkan perubahan pengetahuan keluarga terhadap perawatan

usialanjut dirumah.

3. Perbandingan pretest pengetahuan kelompok kontrol dengan eksperimen

danposttest pengetahuan kelompok kontrol dan eksperimen

Tabel 4. Hasil mean nilai pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

a. Pretest pengetahuan kelompok kontrol dan eksperimen

Analisis pretest pengetahuan pada kelompok kontrol dan

eksperimenmenunjukkan bahwa nilai p=0,670 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat

perbedaanbermakna antara hasil mean nilai pretest pada kelompok kontrol dan

kelompokeksperimen. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa pengetahuan

respondensebelum pelaksanaan intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok

Page 14: Suyami* - stikesmukla.ac.id

eksperimenmemiliki nilai rerata yang sama. Persamaan nilai mean pada kelompok

kontrol dankelompok eksperimen dapat disebabkan karena persamaan uji

homogenitas padakedua kelompok yang menyatakan bahwa tidak terdapatnya

perbedaan karakteristikantara kedua kelompok. Hasil ini sesuai dengan pendapat

Murti (2003) bahwasebelum melakukan penelitian eksperimental kondisi kelompok

intervensi harussebanding dengan kelompok kontrol agar dapat menghindari bias,

kecuali intervensiyang diberikan. Selain itu dengan kondisi dua kelompok yang

sebanding diharapkansuatu perlakuan yang diberikan dapat diperoleh hasil yang

signifikan (Arikunto,2006).

Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai

meanpretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dapat disebabkan

salahsatunya karena pada kedua kelompok memiliki karakteristik responden yang

hampersama. Selain itu, perbandingan antara presentase kelompok kontrol dan

kelompokeksperimen yang pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang

menopause jugamenunjukkan jumlah yang hampir sama. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwaantara kedua kelompok memiliki pengetahuan yang sama

tentang menopause. Hasilmean nilai prettest antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen padapenelitian ini sama dengan hasil penelitian Ari (2010) bahwa pada

kedua kelompoktidak terdapat perbedaan yang bermakna sebelum pelaksanaan

intervensi pendidikankesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mintarsih (2007)

bahwa dalam kondisiawal responden yang relatif sama akan memberikan hasil yang

signifikan padapelaksanaan intervensi yang akan dilakukan.

b. Posttest pengetahuan kelompok kontrol dan eksperimen

Analisis posttest pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimenmenunjukkan bahwa nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat

perbedaanbermakna antara hasil mean nilai posttest pada kelompok kontrol dan

kelompokeksperimen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Utami (2010) yang

menyatakan bahwaterdapat perbedaan yang bermakna pada hasil posttest kelompok

kontrol dankelompok intervensi tentang perubahan system reproduksi selama

Page 15: Suyami* - stikesmukla.ac.id

remaja.Hasiltersebut dapat menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang

mendapatkanintervensi pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan audio

visualmengalami peningkatan yang bermakna.Sementara itu pada kelompok kontol

tidakmengalami peningkatan yang berarti karena pada kelompok tersebut

tidakmendapatkan paparan informasi sehingga tidak ada perubahan pengetahuan

tentang menopause.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan suatu intervensi salah

satunyaadalah penggunaan media yang tepat.Pada penelitian ini perpaduan antara

ceramahdengan audio visual dapat memberikan hasil yang bermakna pada

pengetahuan ibudalam menjalani menopause.Hal ini juga sesuai dengan penelitian

Triana (2002)bahwa penggunaan metode pendidikan yang tepat dan melakukan

perbaduan antarametode pendidikan kesehatan mampu memberikan hasil peningkatan

pengetahuanpada wanita dalam menghadapi menopause.

Keberhasilan suatu pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor.Salahsatu faktor yang dapat dilihat dari hasil penelitian ini yaitu media yang

digunakan.Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa penggunaan

media audiovisual yang melibatkan dua indra sekaligus mampu menyerap dan

menerima materilebih banyak daripada penggunaan satu media. Sesuai penelitian

Pandiangan (2005)bahwa perpaduan metode ceramah plus audio visual dapat

memberikan hasil yanglebih baik untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang

kesehatan reproduksiremaja, maka metode tersebut sangat tepat digunakan pada

pendidikan kesehatanreproduksi remaja SLTP.Selain hal tersebut keberhasilan suatu

pendidikan kesehatanjuga dipengaruhi oleh waktu penyampaian intervensi.Lucie

(2005) menyatakanbahwa banyak unsur yang sangat berperan dalam tecapainya

efektivitas suatupenyuluhan, salah satunya adalah perlu memperhatikan waktu

penyuluhan yang sesuai.

Penelitianini sejalan dengan penelitian Hidayati (2009) yang menyatakan

bahwa pendidikankesehatan melalui metode ceramah interaktif efektif meningkatkan

pengetahuan danperilaku tentang penggunaan bahan tambahan berbahaya dalam

Page 16: Suyami* - stikesmukla.ac.id

jajanan sekolah.Halini berbeda dengan penelitian Sedo (2010) yang mengatakan

bahwa pengetahuanremaja obes yang mengikuti penyuluhan dengan menggunakan

media audio visualmenurun lebih banyak dari pengetahuan remaja yang mengikuti

penyuluhan denganmenggunakan media diary edukatif.Perbedaan ini dapat

disebabkan oleh beberapafaktor dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan. Salah satu

faktor yang dapatmembedakan dengan penelitian ini antara lain waktu pelaksanaan,

metode pendidikankesehatan serta sasara yang dituju. Oleh karena itu dalam

penelitian ini perbedaannilai posttest yang signifikan antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimendapat disebabkan karena perbedaan perlakuan yang ada pada

kedua kelompok.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah denganaudio visual

terhadap pengetahuan ibu dalam menjalani menopause.

B. Saran

1. Metode ceramah dengan media audio visual dapat menjadi alternative metode

pendidikan kesehatan bagi puskesmas melalui posyandu lansiadalam

menyampaikan materi tentang menopause pada ibu

2. Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian dengan

metodependidikan kesehatan yang lain dan mampu melakukan persiapan

yangmatang serta koordinasi yang baik dengan seluruh pihak yang

terkait,sehingga dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan yang dilakukan

dapatberjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan dan diperoleh hasil sesuai

yang diharapkan

DAFTAR REFERENSI

Akdeniz, N., Akpolat, V., Kale, A., Erdemoglu, M., Kuyumcuoglu, U., Celik,

Y.2009. Risk factors for postmenopausal osteoporosis:

Page 17: Suyami* - stikesmukla.ac.id

anthropometricmeasurements, age, age at menopause and the time elapsed

aftermenopause onset. Informa Healthcare.Gynecological

Endocrinology,February 2009; 25(2): 125–129.

Ari, N.D., 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Pemberian

LeafleatTerhadap Perilaku Remaja Dalam Menanggapi Perubahan

SistemReproduksi. Skripsi, UGM, Yogyakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi RevisiIV.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2010.Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Fitriana, E. 2008.Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause

DenganMekanisme Koping Pada Wanita Menopause di Dusun

TaskombangWilayah Kerja Puskesmas Bantul I, Skripsi, Program Studi

IlmuKeperawatan, Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta.

Ganong, W.F. 2001.Reviews of Medical Physiology.Twentieth edition. ADivision

ofThe Mc Graw-Hill Companies.

Hidayati, Y., 2009. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode

CeramahInteraktif Pada Guru Dan Siswa SD Terhadap Peningkatan

PengetahuanDan Perilaku Tentang Penggunaan Bahan Tambahan

Berbahaya DALAMJajanan Sekolah Di Kecamatan Tanjungkarang Timur

Kota BandarLampung Tahun 2009. Tesis. Fakultas Kedokteran. UGM,

Yogyakarta.

Hikmah.2002, Intensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak Remaja

DenganKesenjangan Kesehatan Reproduksi.Tesis (tidak

dipublikasi).Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada.

Hiswani. 2000. Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Dan DiskusiDalam

Meningkatkan Pengetahuan, Sikap Dan Perubahan Kadar GulaDarah

Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Rumah Sakit Umum DokterPirngadi

Medan. Tesis, UGM, Yogyakarta.

Page 18: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Hunter,M.S, Liao, K.L.M, 1998. Preparation for Menopause: ProspectiveEvaluation

of a Health Education Intervention for Mid-Aged Women,Jurnal of The

Climacteric&Postmenopause. Maturitas 29(1998) 215-224.

Irmawati. 2003. Tinjauan Psikologis Masalah Menopause dan Andropause.Seminar

Ilmiah Populer Regional Dental Meeting and Exhibition.

FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Lucie, S., 2005.Tehnik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Bogor:Ghalia

Indonesia

Manurung, I.F.E., 2004. Pendidikan Kesehatan Oleh Peer Educator SebagaiUpaya

Pencegahan Bahaya Merokok Pada Peer Group. Tesis. PascaSarjana.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mintarsih, W., 2007.Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet dan PosterDalam

Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang

KesehatanReproduksi Di Kabupaten Tasikmalaya.Tesis(tidak

dipublikasikan). PascaSarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Musharyanti, L., 2004. Tingkat Pengetahuan tentang Menopause serta Tandadan

Gejala Menopause yang Dialami Ibu-ibu di Kelurahan

KarangwaruKecamatan Tegalrejo Jogjakarta.Skripsi. Fakultas

KedokteranUniversitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Napitupulu, M. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Teman Sebaya(Peer

Education) Terhadap Perilaku Remaja Dalam MenanggapiPerubahan

Sistem Reproduksi. Skripsi, UGM, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta.

Nugroho, W. 2008.Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Pandiangan, T. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi MelaluiMetode

Ceramah, Media Audio Visual, Ceramah Plus Audio visual

PadaPengetahuan dan Sikap Remaja SLTP Di Tapanuli Utara. Tesis,

UGM,Yogyakarta.

Page 19: Suyami* - stikesmukla.ac.id

PERMI.2007. Manfaat Fitoestrogen Bagi Wanita Menopause.SimposiumNasional

Perkumpulan Menopause Indonesia, Jakarta.

Prayitno H., Amti E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Rineka

Cipta.

Sedo, C.V., 2010. Pengaruh Penyuluhan Tentang Obesitas Menggunakan

MediaAudio Visual dan Diary Edukatif Terhadap Pengetahuan, Sikap,

DanPerubahan Berat Badan (IMT) Remaja Obes Di Kota

Yogyakarta.Skripsi.Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta.

Seok Hong, J., Yi, S.W., Chung Kang, H., Jee, S.H., Kang, H.G.,Bayasgalan,G.,et.,al.

2007. Age at menopause and cause-specificmortality in South Korean

women: Kangwha Cohort Study, The Europeanmenopause journal.

Maturitas 56 (2007) 411–419.

Shier, D., Jackie, B., Lewis, R. 2009. Hole’s Essentials of Human Anatomy

&Physiology. Mc. Graw-Hill International Edition.

Sudarman, Y., 2002. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

PeningkatanPengetahuan, Sikap dan Perilaku Keluarga Dalam Perawatan

Usia LanjutDi Rumah (Home Care) Di Sleman Yogyakarta. Skripsi,

UGM,Yogyakarta.

Sulastri, S., 2002.Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Klimakterium diPuskesmas

Mergangsan Yogyakarta 2002. Karya Tulis Ilmiah. D IV BidanPendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Triana, W. 2002.Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah denganModul,

dibandingkan Metode Ceramah Tanpa Modul untuk

MeningkatkanPengetahuan dan Sikap Wanita dalam menghadapi

Menopause di KotaYogyakarta, Tesis, UGM, Yogyakarta.

Trisnawati, R., 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode

ProblemBased Learning Terhadap Perilaku Remaja Menghadapi

PerubahanSistem Reproduksi. Skripsi, UGM, Yogyakarta.

Page 20: Suyami* - stikesmukla.ac.id

Utami, M.P.S., 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode

CeramahTerhadap Perubahan Perilaku Remaja Dalam Menanggapi

PerubahanSistem Reproduksi. Skripsi, UGM, Yogyakarta.

Widjana, D.P.,2000, Pendidikan Kesehatan dengan Ceramah, Buku Modul

danKombinasi (Ceramah dan Buku Modul) Meningkatkan

PengetahuanKepala rUmah Tangga Tentang Taenosis dan Sistiserkosis,

MajalahKedokteran Udayana, Vol 31, No.109,Juli,163-167.