syair melayu
DESCRIPTION
syair indah ala melayuTRANSCRIPT
![Page 1: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/1.jpg)
Syair Melayu “Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Wahai Ananda Mustika AyahDalam Beriman Janganlah GoyahBetulkan akal Luruskan LangkahMohon Petunjuk Kepada Allah
Wahai Ananda Buah Hati BundaBerpegang teguh Kepada AgamaBeramalah Engkau Sehabis dayaSupaya Selamat dari neraka.
Syair Melayu “ Keadilan
Wahai Ananda Mustika Bunda,Adil dan benar hendaklah belaJagalah sehabis dayaSupaya hidupmu beroleh Pahala.
Wahai Ananda Bunga IdamanKenang Olehmu ayah BerpesanBerlaku adil Janganlah seganBersikap benar Jangan lah Enggan
Syair Melayu ” Bertengang Rasa”
Wahai Ananda dengarlah PetuahDalam bergaul janganlah meyalahDalam bercakap elok Lah lidahDalam berjalan Luruslah Langkah.
Wahai ananda dengar amanatTengang menengang jadikan sifatTolong menolong jadikan ibadatSupaya Selamat Duni Akhirat.
Syair Melayu ” Bertanggung Jawab
Wahai Ananda permata HkmatTanggung jawabmu hendaklah ingatBerani menanggung Sebab akibatBerani berbuat tahan Akibat.
Wahai Ananda kuatkan ImanTunaikan Tugas jalankan Kewajiban
Syair Melayu. “ Keberanian
Wahai ananda buah hati ayahSifat berani menegakan marwahMembela keadilan usah berlengahMenegakan yang hak usah berkilah
Wahai ananda luruskan niatPerangi oleh kerja maksiatLawan olehmu dengki khianatMati pun engkau berolah rahmat
Syair ” Kejujuran
Wahai ananda buah hati bundaHiduplah jujur jangan durhakaJauhkan bohong haramkan dustaSupaya hidup tiada ternista
Wahai ananda intan pilihanBerterus terang janganlah seganApa yang benar engkau katakanApa yang salah engkau tunjukan
Syair Melayu ” Memanfaatkan Waktu
Wahai ananda permata hatiHitunglah waktu dengan telitiMasa berjalan cepat sekaliBila tak ingin hidup merugi,
Wahai ananda ingatlah pesanMasa mudamu jangan abaikanManfaatkan waktu dengan amalanSupaya selamat di hari kemudian
Syair Melayu ” Sifat Amanah dan Memegang Janji
Wahai ananda intan dikarangPegang kokoklah amanah orangKepercayaan jangan dibuangSupaya Hidupmu dijalan terang..
Wahai ananda peliharalah janjiKeprcyaan orang jangan khianati
![Page 2: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/2.jpg)
Tanggung Jawabmu jangan abaikanSupaya hidupmu diridhoi Tuhan
Syair Melayu ” Musyawarah dan Mufakat
Wahai ananda dengar amanatJangan sekali meninggalkan MufakatElok berunding sebelum berbuatSupaya kerjamu Jadai Selamat
Wahai ananda dengarlah syairDuduk musyawarah Pantang MenyindirMufakatkan akal gunakan fikirSupaya kerja tidak Mubazir
Syair Melayu “Menanam dan Membalas Budi
Wahai Ananda perbanyaklah BudiTetapi jangan minta dipujiIkhlas dan rela dalam memberiSupaya Amalmu ALLah Ridhoi
Wahai Ananda Banyakkan ingatBertanam budi mengikut adatSemoga Allah memberi rahmat
Syair Melayu ” Berkasih Sayang Dengan Sesama
Wahai Ananda Intan dikarangHiduplah engkau berkasih sayangJanganlah suka memusuhi orangSifat yang buruk hendaklah Buang.
Wahai ananda dengar madahBerkasih sayang besarlah faedahDalam bergaul engkau merendahSupaya aibmu tidak terdedah
Taat setia sampailah matiSupaya namanu tidak terkeji.
Syair Melayu ” Sifat Tahu Diri
Wahai Ananda pegang AmanahTahu diri sifat bertuahTahu berjalan mengatur langkahTahu berkata mengatur lidah.
Wahai ananda dengarlah periBertuah hidup tahukan diriTahu dimana tempat berdiriTahu dimana tempat berhenti
Syair Melayu ” Sikap Rendah Hati
Wahai ananda kebanggaan bundaJanganlah engkau mabuk duniaJangan silau memandang hartaSupaya hidupmu tidak menderita
Wahai ananda dengarlah petuahJauhi sifat sombong dan pongahBergaulah dengan hati merendahSupaya hidupmu berolah berkah.
Syair “Pemaaf dan Pemurah
Wahai ananda intan dikarangIkhlaskan hati memaafkan orangDendam kesumat hendaklah buangHati pemurah hidupmu lapang
Wahai ananda dengar petuahHiduplah dengan hati pemurahSesama umat beramah tamahMaaf memaafakan karena allah
![Page 3: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/3.jpg)
Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madahmengarangkan syair terlalu indah,membetuli jalan tempat berpindah,di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu,ialah perahu tamsil tubuhmu,tiadalah berapa lama hidupmu,ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,hasilkan kemudi dengan pedoman,alat perahumu jua kerjakan,itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,hasilkan bekal air dan kayu,dayung pengayuh taruh di situ,supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar,angkatlah pula sauh dan layar,pada beras bekal jantanlah taksir,niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,muaranya sempit tempatmu lalu,banyaklah di sana ikan dan hiu,menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,di sanalah perahu karam dan rusak,karangnya tajam seperti tombakke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagangriaknya rencam ombaknya karangikanpun banyak datang menyaranghendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,di manakan lalu sampan dan rakit
![Page 4: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/4.jpg)
jikalau ada pedoman dikapit,sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu engkau perteguh,hasilkan pendapat dengan tali sauh,anginnya keras ombaknya cabuh,pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,derasmu banyak bertemu musuh,selebu rencam ombaknya cabuh,La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,teduhlah selebu yang rencam itupedoman betuli perahumu laju,selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,di laut keras dan topan ribut,hiu dan paus di belakang menurut,pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,di sanalah perahu rusak dan karam,sungguhpun banyak di sana menyelam,larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,riaknya rencam ombaknya besar,anginnya songsongan membelok sengkarperbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,ke sanalah kita semuanya berpindah,hasilkan bekal kayu dan juadahselamatlah engkau sempurna musyahadah.
Silan itu ombaknya kisah,banyaklah akan ke sana berpindah,topan dan ribut terlalu 'azamah,perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,ombaknya muhit pada sekalian alambanyaklah di sana rusak dan karam,
![Page 5: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/5.jpg)
perbaiki na'am, siang dan malam.
Ingati sungguh siang dan malam,lautnya deras bertambah dalam,anginpun keras, ombaknya rencam,ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,angin yang keras menjadi teduhtambahan selalu tetap yang cabuhselamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Sampailah ahad dengan masanya,datanglah angin dengan paksanya,belajar perahu sidang budimannya,berlayar itu dengan kelengkapannya.
Wujud Allah nama perahunya,ilmu Allah akan [dayungnya]iman Allah nama kemudinya,"yakin akan Allah" nama pawangnya.
"Taharat dan istinja'" nama lantainya,"kufur dan masiat" air ruangnya,tawakkul akan Allah jurubatunyatauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,istigfar Allah akan layarnya,"Allahu Akbar" nama anginnya,subhan Allah akan lajunya.
"Wallahu a'lam" nama rantaunya,"iradat Allah" nama bandarnya,"kudrat Allah" nama labuhannya,"surga jannat an naim nama negerinya.
Karangan ini suatu madah,mengarangkan syair tempat berpindah,di dalam dunia janganlah tam'ah,di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,badan seorang hanya tersungkurdengan siapa lawan bertutur?di balik papan badan terhancur.
![Page 6: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/6.jpg)
Di dalam dunia banyaklah mamang,ke akhirat jua tempatmu pulang,janganlah disusahi emas dan uang,itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,di dalam kubur terbaring seorang,Munkar wa Nakir ke sana datang,menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Tongkatnya lekat tiada terhisab,badanmu remuk siksa dan azab,akalmu itu hilang dan lenyap,tanpa ada tujuan yg tetap,
Munkar wa Nakir bukan kepalang,suaranya merdu bertambah garang,tongkatnya besar terlalu panjang,cabuknya banyak tiada terbilang.
Kenali dirimu, hai anak dagang!di balik papan tidur telentang,kelam dan dingin bukan kepalang,dengan siapa lawan berbincang?
La ilaha illallahu itulah firman,Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,iman tersurat pada hati insan,siang dan malam jangan dilalaikan.
La ilaha illallahu itu terlalu nyata,tauhid ma'rifat semata-mata,memandang yang gaib semuanya rata,lenyapkan ke sana sekalian kita.
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,sekalian makhluk ke sana berpindah,da'im dan ka'im jangan berubah,khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,siang dan malam jangan kau sunyikan,selama hidup juga engkau pakaikan,Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
![Page 7: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/7.jpg)
La ilaha illallahu itu kata yang teguh,memadamkan cahaya sekalian rusuh,jin dan syaitan sekalian musuh,hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,tauhid ma'rifat semata-mata.hapuskan hendak sekalian perkara,hamba dan Tuhan tiada berbeda.
La ilaha illallahu itu tempat mengintai,medan yang kadim tempat berdamai,wujud Allah terlalu bitai,siang dan malam jangan bercerai.
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,menyatakan tauhid jangan berubah,sempurnalah jalan iman yang mudah,pertemuan Tuhan terlalu susah.
![Page 8: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/8.jpg)
Pantun Melayu KlasikSirih berlipat sirih pinangSirih dari pulau MutiaraPemanis kata selamat datangAwal Bismillah pembuka bicara
Tuailah padi antara masak Esok jangan layu-layuanIntailah kami antara nampakEsok jangan rindu-rinduan
Hendak dulang diberi dulangDulang berisi sagu mentahHendak pulang ku beri pulangTinggalkan pantun barang sepatah
Lancang kuning lancang pusaka Nampak dari Tanjung TuanKalau kering laut MelakaBarulah saya lupakan puan
Asam kandis mari diirisManis sekali rasa isinyaDilihat manis dipandang manisLebih manis hati budinya
Kalau ku tahu paria pahitTidak ku gulai dalam belangaKalau ku tahu bercinta sakitTidak ku mulai dari semula
Akar bambu bersesap-sesapAnaklah kucing dalam perahuTerbakar rumah menjadi asapTerbakar hati orang tak tahu
Ayam hutan terbang ke hutanTali tersangkut pagar berduriAdik bukan saudara bukanHati tersangkut karena budi
Ayam rintik dipinggir hutanNampak dari tepi telagaNama yang baik jadi ingatanSeribu tahun terkenang juga
![Page 9: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/9.jpg)
Bila memandang ke muka laut Nampak sampan mudik ke huluBila terkenang mulut menyebutBudi yang baik ingat selalu
Burung Serindit terbang melayang Mari hinggap di ranting mati Bukan ringgit dipandang orangBudi bahasa rangkaian hati
Bukan lebah sebarang lebah Lebah bersarang di pohon kayuBukan sembah sembarang sembahSembah adat pusaka Melayu
Bukan lebah sebarang lebah Lebah bersarang di rumpun buluhBukan sembah sembarang sembahSembah menyusun jari sepuluh
Rumah limas anjung Selatan Bunga kemuning tumbuh di halaman Tangkainya emas bunganya intanBolehkah ranting hamba patahkan
Tumbuh betik di tepi halamanPokok berangan pokok teruntumSungguh cantik bunga di tamanBolehkah gerangan petik sekuntum
Asap api embun berderai Patah galah haluan perahuNiat hati tak mau berceraiKehendak Allah siapa yang tahu
Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belumlah teduhHati dendam bertambah dendamDendam dahulu belumlah sembuh
Halia ini tanam-tanaman Ke barat juga akan condongnyaDunia ini pinjam-pinjamanAkhirat juga akan sungguhnya
![Page 10: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/10.jpg)
Hari panas mencucuk benangBenang menjahit baju kebayaAir jernih lubuknya tenangJangan disangka tiada buaya
Anak punai anak merbahHinggap ditonggak mencari sarangAnak sungai lagikan berubahInikan pula hati orang
Apa guna pasang pelitaJika tidak dengan sumbunyaApa guna bermain kataKalau tidak dengan sungguhnya
Buah kuini jatuh tercampak Jatuh menimpa bunga selasihBiar bertahun dilambung ombakTidak ku lupa pada yang kasih
Apa guna berkain batikKalaulah tidak dengan kainnyaApalah guna beristri cantikKalaulah tidak jujur hatinya
Buah jambu disangka kandis Kandis ada di dalam cawanGula madu disangka manismanis lagi senyuman puan
Dari Arab turun ke AcehNaik ke Jawa berkebun seraiApa diharap pada yang kasihBadan dan nyawa lagi bercerai
Bunga Melati terapung-apung Bunga rampai di dalam puan Rindu hati tidak tertanggungBilakah dapat berjumpa puan
Burung Merak terbang ke laut Sampai ke laut mengangkut sarangSedangkan bah kapal tak hanyut Inikan pula kemarau panjang
Dari Jawa ke Bengkahulu
![Page 11: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/11.jpg)
Membeli keris di InderagiriKawan ketawa ramai selaluKawan menangis seorang diri
Dari teluk pergi pangkalanBermain di bawah pohon kepayangSaya umpama habuk di papan Ditiup angin terbang melayang
Orang Melayu naik perahu Sedang berdayung hujan gerimisHancur hatiku adek tak tahuMulut tertawa hati menangis
Orang tani mengambil nipahHendak dibawa ke IndragiriSeluruh alam ku cari sudahBelum bersua pilihan hati
Ribu-ribu pokok mengkuduCincin permata jatuh ke ruangKalau rindu sebut namaku Airmata jangan dibuang
Kalau roboh kota BelawanSayang selasih di dalam tuanKalau sungguh ingin diucapkanRasa nak mati dipangkuan puan
Limau purut lebat di pangkal Batang mengkudu condong uratnyaHujan ribut dapat ditangkalHati yang rindu apa obatnya
Kalau menyanyi perlahan-lahanDibawa angin terdengar jauh Rindu di hati tidak tertahanDi dalam air badan berpeluh
Ku sangka nanas atas permatang Rupanya durian tajam berduriKu sangka panas hingga ke petang Rupanya hujan ditengah hari
Kayuh perahu sampai seberangSinggah bermalam di kampung hulu
![Page 12: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/12.jpg)
Bukan tak tahu dunia sekarangGaharu dibakar kemenyan berbau
Anak ikan dipanggang saja Hendak dipindang tiada berkunyitAnak orang dipandang sajahendak dipinang tiada berduit
Saya tak hendak berlesung pauh Lesung pauh membuang padi Saya tak hendak bersahabat jauh Sahabat jauh merisau hati
Limau purut di luar pagar Rimbun putik dengan bunganyaHujan ribut padang terbakarEmbun setitik padam apinya
Puas saya bertanam ubiNanas juga dipandang orang Puas saya menabur budiEmas juga dipandang orang
Tenang-tenang air di laut Sampan golek mudik ke tanjungHati terkenang mulut menyebutRindu kini tiada penghujung
Bunga Tanjung kembang semalam Pohon tinggi tidak berduriGelombang besar di laut dalamKarena Puan saya kemari
Dari mana hendak ke mana Tinggi rumput dari padiHari mana bulan manaDapat kita berjumpa lagi
Padi ini semumba-mumba Daun kurma daun cempedakMacam mana hati tak hibaEntah bertemu entah tidak
Akar keladi melilit selasih Selasih tumbuh di hujung tamanKalungan budi junjungan kasih
![Page 13: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/13.jpg)
Mesra kenangan sepanjang zaman
Ayam rintik dipinggir hutanNampak dari tepi telagaNama yang baik jadi ingatanSeribu tahun terkenang juga
Anak beruk ditepi pantaiPandai melompat pandai berlariBiar buruk kain dipakaiAsal hidup pandai berbudi
Kiri jalan kanan pun jalanTengah-tengah pohon mengkuduKirim jangan, pesan pun janganSama-sama menanggung rindu
Mendung si mega mendung Mendung datang dari utaraJangan selalu duduk termenungKalau termenung badan merana
Pohon mengkudu tumbuhnya rapat Rapat lagi pohon jatiKawan beribu mudah didapatSahabat setia payah dicari
Dua paya satu perigi Seekor bujuk anak haruanPuan disana, saya disiniBagai pungguk rindukan bulan
Gesek rebab petik kecapiBurung tempua membuat sarangApa sebab jadi beginiKaram berdua basah seorang
Hendak gugur, gugurlah nangkaJangan menimpa putiknya pauhHendak tidur, tidurlah mataJangan mengenang si dia yang jauh
Kain batik negeri seberangDipakai anak Tanah MelayuApa artinya kasih dan sayangKalaulah adek berjanji palsu
![Page 14: Syair Melayu](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072106/5695d2f41a28ab9b029c50d0/html5/thumbnails/14.jpg)
Pantai kalangan pasirnya putihAnak dagang berulang mandiApa disesal orang tak kasihSudah suratan diri sendiri
Disana pauh di sini pun pauhDaun mengkudu ditandungkanAdinda jauh kakanda jauh Kalau rindu sama tanggungkan
Pulau Tinggi terendak CinaNampak dari Pulau SibuAdek pergi janganlah lamaTidak kuasa menanggung rindu
Putik pauh delima batuAnak sembilang di tapak tanganPuan jauh di negri satuHilang di mata, di hati jangan
Bila ada sumur di ladangBolehlah saya menumpang mandiBila ada umur panjangPantun ini disambung lagi