t a u f i krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/taufik_fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan...

41
IMPLEMENTASI METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (Studi Kasus Di Kelas Unggulan MAN 2 Kota Bima NTB) TESIS Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Islam Oleh : T A U F I K NIM : 21161200000036 Pembimbing : Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. oleh: KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: vanthien

Post on 01-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

IMPLEMENTASI METODE LANGSUNG

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

(Studi Kasus Di Kelas Unggulan MAN 2 Kota Bima NTB)

TESIS

Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister

dalam Bidang Pendidikan Islam

Oleh :

T A U F I K NIM : 21161200000036

Pembimbing :

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.

oleh:

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PERNYATAAN PERBAIKAN SETELAH VERIFIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Taufik

NIM : 21161200000036

Judul Tesis : Implementasi Metode Langsung Dalam Pembelajaran

Bahasa Arab (Studi Di Kelas Unggulan

MAN 2 Kota Bima NTB)

Menyatakan bahwa draft tesis Bab I s/d Bab V ini telah diverifikasi oleh Dr. JM.

Muslimin, MA, pada tanggal 13 Agustus 2018. Draft tesis telah diperbaiki sesuai saran

verifikasi meliputi :

1. Transliterasi harus sesuai dengan pedoman SPS.

2. Daftar Pustaka harus kredibel.

3. Otensitas kaka-kata kunci keilmuan

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dijadikan pertimbangan untuk

mengikuti ujian Pendahuluan.

Jakarta, 13 Agustus 2018

Saya yang membuat pernyataan,

(Taufik)

Page 3: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis yang berjudul “Implementasi Metode Langsung Dalam Pembelajaran

Bahasa Arab (Studi Kasus di Kelas Unggulan MAN 2 Kota Bima NTB)” yang

ditulis oleh :

Nama : Taufik

NIM : 21161200000036

Program : Magister (S2)

Konsentrasi : Pendidikan Bahasa Arab

Bahwa tesis ini telah melalui pembimbingan dan Ujian Work in Progress I dan II,

sebagaimana telah ditetapkan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta sehingga layak

diajukan untuk Ujian Tesis.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dijadikan pertimbangan untuk

mengikuti Ujian Pendahuluan.

Jakarta, 2 Juli 2018

Pembimbing

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA

Page 4: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang atas segala karunia dan inayah-Nya sehingga penulis dapat diberikan jalan

yang lurus dan komitmen yang kuat serta terhindar dari segala problem dan kendala

yang serius sehingga sejak awal menemukan masalah yang dibahas, mengikuti

serangkaian ujian yang panjang dan melelahkan dan sampai pada ujian pendahuluan

dan ujian tesis. Rangkaian kegiatan tersebut, penulis dapat melakukannya dengan baik

dan seusai dengan prosedur yang berlaku sehingga penulisan tesis ini dapat

dirampungkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi pada

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis yakin hanyalah atas berkat rahmat dan inayah Allah jualah sehingga

penulis bisa menyelesaikan tugas belajar ini dengan baik sehingga penulis bisa kembali

mengabdi untuk melaksanakan tugas di tempat penulis mengabdikan ilmu dan

pengetahuan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika penulis secara tulus merasa

berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap pihak yang telah memberikan

kontribusi dan partisipasi yang langsung maupun tidak langsung, telah turut membantu

penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus dan penuh hormat, penulis

sampaikan kepada Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Begitu pula halnya kepada Prof. Dr. Ahmad Rodoni,

MM selaku Wakil Direktur, Prof. Dr. Didin Saepudin, MA selaku Wakil Direktur

Bidang Kelembagaan dan Dr. JM Muslimin, MA selaku Wakil Direktur Bidang

Administrasi, Keuangan dan Kerja Sama Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Mereka ini telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan

studi program magister di institusi ini, memfasilitasi secara langsung dan tidak

langsung dalam kegiatan pembelajaran serta memberikan kririk, saran dan perbaikan

yang konstruktif dalam penyusunan tesis ini.

Ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya juga penulis

sampaikan kepada Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku promotor yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan secara kontinue kepada

penulis sehingga penyelesaian tesis ini berjalan sesuai dengan batas waktu yang telah

ditetapkan. Kesediaan beliau melakukan sharing dan berdiskusi secara langsung

tentang konsep yang dibahas dalam tesis ini mempermudah penulis dalam menuangkan

pikiran dalam bentuk untaian kata dan kalimat yang tersusun secara sistematis dan

terarah sehingga menghasilkan tulisan ini meski masih ditemukan banyak kekurangan

yang harus diperbaiki lagi.

Tidak lupa penulis sampaikan apresiasi dan respek yang tinggi kepada seluruh

civitas akademika SPS UIN Jakarta mulai dari para Dosen yang telah melakukan

Page 5: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

tranformasi ilmu kepada penulis sehingga menjadi bekal yang baik dalam memperkuat

konsep keilmuan dan aplikasinya. Kegiatan pembelajaran di lembaga ini berjalan

dengan lancar dapat menunjang proses pembelajaran yang bermutu tidak lepas

dukungan dari seluruh pegawai dan staf Sekretariat SPS, staf Pepustakaan SPS UIN

Jakarta, dengan penuh dedikasi mereka melayani penulis dengan ikhlas dalam

menyiapkan berbagai kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan sehingga penyelesaian

tesis ini berjalan secara berkesinambungan.

Terakhir, penulis sampaikan ungkapan yang tulus dari sanubari yang paling

dalam, kepada Istri tercinta dan buah hati tersayang yang penulis tinggalkan selama

penyelesaian studi ini dimana dengan dukungan dan doa yang mereka berikan dapat

memberikan spirit dalam menempuh studi ini. Hal ini penulis sampaikan juga kepada

segenap keluraga besar penulis di Parado Bima yang selalu memberikan bantuan moril

dan material sehingga dapat mengakhiri studi magister ini dengan sukses.Begitu juga

tidak lupa penulis sampaikan terima kasih dan salam hormat kepada Kepala MAN 2

Kota Bima beserta jajarannya yang bersedia mendukung penelitian ini dengan

menginformasikan kelengkapan data yang dibutuhkan sehingga proses penelitian di

lapangan berjalan tanpa kendala. Semoga Allah senantiasa memberikan balasan yang

setimpal kepada mereka, sehingga kesuksesan selalu menyertai langkah.

Akhirnya, penulis yakin bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak

kekurangan dan kekeliruan dalam berbagai aspek sehingga mengurangi kebulatan dan

keutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan masukan yang konstruktif dan kualitatif untuk memperbaiki

dan menyempurnakan tesis ini. Semoga Allah SWT selalu menyertai langkah

perjuangan kita dengan rahmat dan ridhaNya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis,

TAUFIK

Page 6: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

ABSTRAK

Tesis ini bertujuan menganalisis penerapan metode langsung dalam

pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima menggunakan teknik-teknik

pembelajaran yang mendukung kegiatan komunikasi bahasa Arab di madrasah.

Penelitian ini juga akan menganalisis problematika pembelajaran metode langsung baik

secara teknis aplikatif, kurikulum maupun faktor eksternal. Penelitian juga akan

membuktikan sejauh mana teknik-teknik pembelajaran yang diterapkan akan

meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan berbahasa secara komprehensif .

Tesis ini menyimpulkan bahwa implementasi metode langsung telah

menggunakan teknik-teknik komunikatif yang variatif, pembelajaran berbasis media

kreatif, model pembelajaran yang inovatif sehingga mendorong partisipasi siswa secara

aktif. Penelitian ini juga membuktikan bahwa penerapan metode langsung dalam

pembelajaran bahasa Arab sarat dengan problematika dan kendala sehingga

optimalisasi kegiatan komunikasi dan interaksi dengan bahasa Arab terhambat dan

tujuan pembelajaran bahasa Arab belum memenuhi ekspektasi. Tesis ini juga

membuktikan bahwa pembelajaran bahasa Arab dengan metode langsung dan teknik-

teknik yang diaplikasikan di madrasah ini kurang efektif dalam meningkatkan

keterampilan berbahasa secara komprehensif, hal itu dibuktikan masih minimnya

penguasaan siswa terhadap keterampilan berbicara dibandingkan dengan tiga

keterampilan lainnya.

Tesis ini ini memiliki persamaan dengan pendapat Muhbib Abdul Wahab

dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab di Era Postmetode”

(2015) yang mengatakan bahwa guru memiliki peranan kunci dalam pengembangan

pembelajaran bahasa Arab dan tidak bergantung pada metode tertentu. Tesis ini juga

menyetujui pendapat Rod Ellis (1989) yang mengatakan bahwa tujuan utama belajar

bahasa asing untuk berkomunikasi dengan bahasa itu, menggunakan bahasa asing yang

sedang dipelajari adalah cara terbaik untuk bisa berbahasa asing. Penelitian ini juga

setuju dengan teori komunikasinya Hymes yang mengatakan bahwa dalam

berkomunikasi seseorang dapat menggunakan bahasa secara fungsional dan sesuai

dengan kebutuhan.

Penelitian ini berbeda dengan pendapat Bc. Viera Boumova (2008) dalam

tesisnya “Tradisional vs. Modern Teaching Methods : Advantages and Disadvantages

of Eeach” yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan mementingkan materi lebih

berhasil. Penelitian ini juga berbeda dengan pendapat Donna M. Brinton dan Snow

Marjorie Bingham Wecsh (1989) Michigan University, dalam bukunya “Content-Based

Second Language Instruction” yang menyatakan bahwa pembelajaran yang

mengutamakan materi atau konten mempunyai kelebihan yaitu : 1) pelajaran bahasa

lebih menarik dan membuat pembelajaran lebih mandiri; 2) pembelajaran akan lebih

kontekstual dengan menggabungkan hal yang diketahui dengan materi yang diajarkan.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan menggunakan analisa data secara deskriptif analitik. Sumber data

Page 7: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

penelitian ini mencakup sumber primer berupa hasil wawancara dengan kepala

madrasah, wakil kepala madrasah, guru bahasa Arab dan siswa madrasah, hasil

observasi kegiatan pembelajaran bahasa Arab dengan metode langsung, hasil analisis

dokumen dan hasil penilaian terhadap kemahiran berbahasa Arab siswa. Sumber data

sekunder berupa buku, jurnal, tesis dan disertasi yang relevan dengan topik yang

dibahas.

ABSTRACT

This thesis aims to analyze the application of the direct method in learning

Arabic in MAN 2 Bima City using learning techniques that support Arabic

communication activities in madrasah. This study will also analyze the problems of

direct method learning both technically applicable, curriculum and external factors.

Research will also prove the extent to which learning techniques applied will improve

student learning outcomes in comprehensive language skills.

This thesis concludes that the implementation of direct methods has used

varied communicative techniques, creative media-based learning, innovative learning

models that encourage active student participation. This study also proves that the

application of direct methods in learning Arabic is loaded with problems and

constraints so that optimization of communication and interaction activities with Arabic

is hampered and the learning objectives of Arabic have not met expectations. This

thesis also proves that learning Arabic with direct methods and techniques applied in

these madrasah is less effective in improving language skills comprehensively, as

evidenced by the lack of mastery of students in speaking skills compared to three other

skills.

This thesis has similarities with Muhbib Abdul Wahab's opinion in his research

entitled "Arabic Language Learning in the Postmethod Era" (2015) which says that

teachers have a key role in developing Arabic language learning and do not depend on

certain methods. This thesis also approves the opinion of Rod Ellis (1989) who says

that the main purpose of learning a foreign language is to communicate with that

language, using the foreign language being studied is the best way to speak foreign

languages. This study also agrees with Hymes' communication theory which says that

in communicating one can use language functionally and according to needs.

This study does not agree with the opinion of Bc. Viera Boumova (2008) in

his thesis "Traditional vs. Modern Teaching Methods: Advantages and Disadvantages

of Eeach "which says that learning with material importance is more successful. This

research also differs from the opinion of Donna M. Brinton and Snow Marjorie

Bingham Wecsh (1989) of Michigan University, in his book "Content-Based Second

Language Instruction" which states that learning that prioritizes the material or content

has advantages that are: 1) language lessons more interesting and make learning more

independent; 2) learning will be more contextual by combining the known with the

material being taught.

This research is a field research using qualitative research methods using

descriptive analysis. The data source of this study includes primary sources in the form

of interviews with the head of the madrasah, deputy head of madrasah, Arabic teachers

and madrasah students, observations of Arabic learning activities with direct methods,

results of document analysis and results of assessment of students' Arabic proficiency.

Secondary data sources are books, journals, theses and dissertations that are relevant to

the topics discussed.

Page 8: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

الملخص

المدرسة تهدف هذه الرسالة إلى تحليل تطبيق الطريقة المباشرة في تعلم اللغة العربية في

باستخدام تقنيات التعلم التي تدعم أنشطة التواصل باللغة بيما الثانوية اإلسالمية الحكومية الثانية

من ةمباشرالطريقة ال. ستقوم هذه الدراسة أيضا بتحليل مشكالت التعلم بهذه المدرسةالعربية في

الناحية التقنية والمنهج والعوامل الخارجية. سيثبت البحث أيضا مدى تأثير أساليب التعلم التي يتم

تطبيقها على تحسين نتائج تعلم الطالب في المهارات اللغوية الشاملة.

المباشرة قد استخدم مجموعة متنوعة من الطريقةإلى أن تطبيق لرسالةوتخلص هذه ا

تقنيات التواصل ، والتعليم المبني على وسائل اإلعالم المبتكرة ، ونماذج التعلم المبتكرة التي

الطريقة . تثبت هذه الدراسة أيضا أن تطبيق مشاركة الطالب في أنشطة التعلمتشجع على

يود حتى يعيق تحسين التواصل وأنشطة في تعلم اللغة العربية محملة بالمشاكل والق المباشرة

مع اللغة العربية وال تحقق األهداف التعليمية للغة العربية. تثبت هذه الرسالة أيضا أن التواصل

هو أقل فعالية في تحسين المهارات اللغوية مدرسةتعلم اللغة العربية بالتقنيات المباشرة في هذه ال

مهارات أخرى.بالتحدث مقارنة ةالب في مهار، كما يتضح من عدم إتقان الط كاملبشكل

عبد الوهاب في بحثه بعنوان "تعلم اللغة العربية في محبيبأي ر لرسالةاهذه وتؤكد

في تطوير تعليم اللغة ي قول أن المعلمين لديهم دور رئيسيي الذي (2015) ما بعد الطريقة عصر

( الذي قال إن 9191)العربية وال تعتمد على طريقة معينة. ويتفق هذا البحث أيضا مع رود ايليس

هو أفضل وسيلة لتكون قادرة والغرض الرئيسي من تعلم لغة أجنبية على التواصل بهذه اللغة،

والتي التي اقترحها هايمز على التحدث بلغة أجنبية. تتفق هذه الدراسة أيضا مع نظرية االتصال

أن الشخص يمكن استخدام اللغة للتواصل وظيفيا وفقا للحاجة.تقول

"طرق التدريس التقليدية في رسالته Boumova (2008) رأيعن تختلف هذه الدراسة

كما تختلف أيضا .الذي يقول أن تعلم المواد المعينة أكثر نجاحا مقابل الحديثة: مزايا وعيوب "

لهحيث قاال أن تقديم المواد الدراسية Dona Brinton Marjorie Bingham Wecsh (1989) بقول

التعلم أكثر جعلدروس اللغة أكثر إثارة لالهتمام و (9: المحاسن الكثيرة في تدريس اللغة منها،

سوف تكون أكثر التعلم السياقي من خالل الجمع بين معروفة مع المواد التي تجري (2. استقاللية

.تدريسها

. ةتحليل البيانات الوصفي مع يالبحث النوع منهجهذا البحث بحث ميداني باستخدام

األولية مثل المقابالت مع مدير المدرسة البيانات المصادر علي بيانات البحث وتشمل مصادر

، ومراقبة أنشطة التعلم العربية في هذه المدرسةوالطالب ينلموالمع مدير المدرسة نوابو

وأما في اللغة العربية. ات للطالب باستخدام الطريقة المباشرة، ونتائج تحليل الوثائق وتقييم كفاء

مصادر البيانات الثانوية هي الكتب والمجالت واألطروحات والرسائل العلمية ذات الصلة

وضوعات التي تمت مناقشتها.بالم

Page 9: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan ALA-LC ROMANIZATION tables sebagai berikut :

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

}d ض a ا

t ط b ب {

}z ظ t ت

، ع th ث

Gh غ j ج

F ف }h ح

Q ق kh خ

K ك d د

L ل dh ذ

M م r ر

N ن z ز

ة،ه s س H

W و sh ش

s ص Y ي }

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fath{ah a A

Kasrah i I

D{ammah u U

2. Vokal Rangkap

Tanda Nama Huruf Latin Nama

...ي Fath{ah dan ya Ai a dan i

Page 10: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

... و Fath{ah dan wau Au a dan u

3. Vokal Panjang

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

Fath{ah dan alif a> a dan garis di atas ــا

ي Kasrah dan ya i> i dan garis di atas ــ

و D{ammah dan wau u> u dan garis di atas ــ

Contoh :

سين h{aul : حول H{usain : ح

C. Ta’ Marbu>t{ah

Transliterasi ta’ marbu>t{ah ( ة( di akhir kata, bila dimatikan ditulis “h” baik yang

dirangkai dengan kata sesudahnya atau tidak.

Contoh :

مرأة : Mar’ah مدرسة : Madrasah

Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yang sudah diserap ke

dalam bahasa Indonesia seperti shalat, zakat dan sebagainya, kecuali yang

dikehendaki lafadz aslinya.

D. Shiddah

Shiddah/Tashdi>d ditransliterasi akan dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang

sama dengan huruf yang bershaddah itu.

Contoh :

ربنا : Rabbana> شوال : Shawwa>l

E. Kata Sandang Kata sandang “ لا “ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya , jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis dengan huruf yang bersangkutan, dan ditulis

“al” jika diikuti dengan huruf qamariyah.

Contoh :

قلم ال : al-Qalam الزهرة : al-zahrah

Page 11: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................iii PERSETUJUAN HASIL UJIAN PENDAHULUAN ............................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Permasalahan ............................................................................................. 17

1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 17

2. Perumusan Masalah ............................................................................. 18

3. Pembatasan Masalah ........................................................................... 19

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 19

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian .......................................................... 20

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................... 20

F. Metode Penelitian ...................................................................................... 23

1. Jenis Penelitian .................................................................................... 23

2. Sumber Data ........................................................................................ 24

3. Pengumpulan Data .............................................................................. 24

4. Analisis Data ....................................................................................... 26

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 27

BAB II PERDEBATAN METODE LANGSUNG DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA .......................................................................... 28

A. Metode Langsung ....................................................................................... 28

1. Pengertian dan Latar Belakang Metode Langsung .............................. 28

2. Konsep Dasar dan Karakteristik Metode Langsung ............................ 35

3. Langkah-langkah Metode Langsung ................................................... 39

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung ................................... 42

B. Pembelajaran Bahasa Dalam Perspektif Behaviorisme dan

Kognitivisme . ............................................................................................. 44

1. Aliran Behaviorisme ............................................................................ 44

2. Aliran Kognitivisme ............................................................................ 47

C. Inovasi Media dalam Pembelajaran Bahasa................................................ 51

1. Pengertian Inovasi Pembelajaran ........................................................ 51

2. Inovasi Media dalam Pembelajaran Bahasa ......................................... 53

BAB III PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN 2 KOTA BIMA ................ 58 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 58

1. Sejarah, Visi dan Misi ......................................................................... 58

Page 12: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

2. Data Guru dan Pegawai ....................................................................... 62

3. Data Siswa ........................................................................................... 65

B. Kurikulum Bahasa Arab MA ..................................................................... 67

1. Struktur Kurikulum ............................................................................. 68

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Bahasa Arab MA .................................... 72

3. Kegiatan Eksta Kurikuler .................................................................... 73

C. Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab ................................ 75

1. Teknik Muh{adathah ............................................................................ 79

2. Teknik al-Tamthi>l/al-Masrah{iyah ....................................................... 80

3. Teknik Latihan H{iwa>r ......................................................................... 82

4. Teknik al-Muna>qashah/al-Muja>dalah ................................................. 85

5. Teknik al-Tadri>ba>t/Drill ...................................................................... 86

6. Teknik Bernyanyi Bahasa Arab .......................................................... 88

D. Pengembangan Lingkungan Berbahasa ..................................................... 89

1. Hubungan Lingkungan berbahasa dan Pembelajaran Bahasa .............. 89

2. Strategi Menciptakan Lingkungan Berbahasa ...................................... 93

3. Media Penunjang Lingkungan Berbahasa ........................................... 95

BAB IV IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

DENGAN METODE LANGSUNG ........................................................... 100 A. Teknik Pembelajaran dengan Metode Langsung ...................................... 100

1. Pembelajaran Materi al-Istima>’ ......................................................... 101

2. Pembelajaran Materi al-Kala>m >’ ....................................................... 106

3. Pembelajaran Materi al-Qira>’ah ........................................................ 110

4. Pembelajaran Materi al-Kita>bah ....................................................... 113

B. Problematika dalam Pembelajaran Metode Langsung ............................. 115

1. Latar Belakang Siswa yang Berbeda ................................................. 115

2. Kesulitan Menghindari Terjemahan Kata Abstrak ............................ 118

3. Terbatasnya Jam Tatap Muka di Kelas ............................................. 119

4. Lingkungan Berbahasa yang Belum Memadai .................................. 120

5. Media/fasilitas Penunjang yang Kurang Memadai ............................ 123

C. Efektivitas Metode Langsung dalam pembelajaran Bahasa Arab ............ 125

1. Penilaian kemahiran menyimak ........................................................ 127

2. Penilaian kemahiran berbicara .......................................................... 132

3. Penilaian kemahiran membaca .......................................................... 136

4. Penilaian kemahiran menulis ............................................................. 140

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 145

1. Kesimpulan ............................................................................................... 145

2. Saran dan Rekomendasi ............................................................................ 146

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 148

GLOSARIUM ............................................................................................................ 158

INDEKS ..................................................................................................................... 162

BIODATA ................................................................................................................. 166

Page 13: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

DAFTAR SINGKATAN

AECT : Association of Educational Communication and Technology

BAN-SM : Badan Akreditasi Nasional- Sekolah/Madrasah

BSA : Bahasa dan Sastra Arab

BTQ : Baca Tulis Qur’an

KIR : Karya Ilmiah Remaja

CD : Compact Disk

CLA : Clasical Arabic

Diklat : Pendidikan dan Pelatihan

FLA : Foreign Language Acquisition

HAB : Hari Amal Bakti

IAIN : Institut Agama Islam Negeri

ICT : Information Communication Technology

IMTAQ : Iman dan Taqwa

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

IPTEKS : Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

IQ : Intellegency Quetiont

Kanwil : Kantor Wilayah

KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

KKG : Kelompok Kerja Guru

KMI : Kuliyyatul Mua’llimi>n Al-Isla>miyah

KSM : Kompetisi Sains Madrasah

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

K-13 : Kurikulum 2013

LAD : Language Acquisition Device

LCD : Licuid Crystal Display

L2 : Language Two

LHBS : Lembaran Hasil Belajar Siswa

Page 14: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

MAK : Madrasah Aliyah Keagamaan

MAN : Madrasah Aliyah Negeri

MAPENDA : Majelis Pendidikan Agama

MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran

ML : Metode Langsung

MSA : Modern Standar Arabic

MTs : Madrasah Tsanawiyah

PAIKEM : Partisipatif, Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan

PAP : Penilaian Acuan Patokan

PCA : Psychological Corporation Asociation

Pokjawas : Kelompok Kerja Pengawas

PBA : Pendidikan Bahasa Arab

PGAN : Pendidikan Guru Agama Negeri

PTAIN : Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri

RKB : Ruang Kelas Baru

RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SALT : Suggestive Accelerative Learning and Teaching

Sisdiknas : Sistem Pendidikan Nasional

SBI : Sekolah Berstandar Internasional

SKI : Sejarah Kebudayaan Islam

SLB : Sekolah Luar Biasa

SMP : Sekolah Menengah Pertama

STAI : Sekolah Tinggi Agama Islam

TU : Tata Usaha

UAMBN : Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional

UKS : Unit Kesehatan Sekolah

UN : Ujian Nasional

US/M : Ujian Sekolah/Madrasah

UIN : Universitas Islam Negeri

Wakamad : Wakil Kepala Madrasah

Page 15: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah, tepatnya pada abad ke-7 Masehi bahasa Arab telah

berkembang menjadi suatu bahasa yang terkenal bersamaan dengan perkembangan agama Islam.1 Secara umum bahasa Arab sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu: bahasa Arab modern dan bahasa Arab klasik.2 Bahasa Arab modern sering digunakan sebagai bahasa resmi dalam dunia jurnalistik yang lazim dipakai baik dalam media elektronik maupun media cetak, seperti televisi, radio, majalah, koran, dan juga digunakan dalam buku-buku bahasa Arab mutakhir.3 Sedangkan bahasa Arab klasik terdapat dalam al-Quran, kendatipun bahasa Arab al-Quran itu selalu aktual dan kontekstual, sebagai rujukan utama bahasa Arab fus{h{a, hadis dan buku-buku klasik abad pertengahan.4 Sedangkan menurut Clive Holes bahwa bahasa Arab dibagi menjadi dua varian utama yaitu bahasa Arab fus{h{a> sebagai bahasa standar yang baku (MSA : Modern Standar Arabic dan CLA : Clasical Arabic) bahasa Arab ’a>miyah sebagai bahasa non-baku/pasaran (the vernacular).5

Di samping itu, menurut Ghazzawi bahasa Arab juga merupakan bahasa penting dunia yang memiliki penutur yang berkisar lebih dari dua ratus juta orang

1 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya : Beberapa Pokok

Pikiran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar , Cet. 1, 2003), 3. Bahasa Arab merupakan bahasa komunikasi dunia global yang eksistensinya diakui setara dengan bahasa dunia lainnya seperti bahasa Inggris dan Perancis. Penemuan sistem penomoran yang dikenal dengan angka Arab (Arabic Numeric) yakni 0, 1, 2, 3, 4 …. adalah kontribusi besar dunia Arab bagi khazanah ilmu pengetahuan dunia. Fakta ini sebagai testimony bahwa dunia Arab dengan bahasa Arabnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia internasional.

2 Ghania Droua Hamdani and Others, “Speaker Independent as For Modern Standard Arabic: Effect of Regional Accents,” International Journal of Speech Technology, Vol.15 (2012) : 487–493. (accessed March 25, 2017). Lihat juga Adit Tiawaldi dan Muhbib Abdul Wahab. "Perkembangan Bahasa Arab Modern dalam Perspektif Sintaksis dan Semantik pada Majalah Aljazeera," Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Vol. 4 No. 1 (2017): 1-19. (accessed January 10, 2018).

3 Sami Boudelaa and William D Marslen-Wilson, “Aralex: A Lexical Database For Modern Standard Arabic,” Behavior Research Methods, Vol. 42, No. 2 (2010): 481–487. (accessed March 25, 2017).

4 Mohammad A. M Abu Shariah and Others, “Phonetically Rich and Balanced Text and Speech Corpora,” Lang Resource & Evaluation, Vol. 46 (2012) : 601–634. (accessed July 16, 2017).

5 Clive Holes, Modern Arabic : Structure, Function and Varieties, (London : Longman Group Limited, 1995), 4. Lihat juga Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’li>m al-‘Arabiyyah li-Ghairi al-Na>t}iqi>n biha> : Mana>hijuh wa Asa>libuh. Rabat : Isesco, 1989), 42. Diungkapkan bahwa bahasa Arab terbagi menjadi dua varietas yaitu fus{h{a> dan a>miyah. Fus{h{a> dibagi menjadi dua jenis : fus{h{a> al-tura>th (bahasa Arab resmi dalam kitab-kitab klasik) dan fus{h{a> al-mua’a>s{irah (bahasa Arab resmi modern). Lebih lanjut, menurut Clive Holes bahwa bahasa Arab adalah bahasa Internasional termasuk salah satu bahasa resmi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) sejak Januari 1974 di samping bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Rusia dan China.

Page 16: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 2

yang tersebar luas pada 20 negara di benua Asia dan Afrika dengan wilayah terororialnya di Timur Tengah dan Afrika Utara. Selain itu bahasa Arab juga dipandang oleh umat Islam sebagai bahasa yang mulia kedudukannya karena merupakan bahasa kitab suci (Al-Qur’an) yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup bagi umat Islam sedunia. Maka dari itu, tidak berlebihan kita mengakui bahwa eksistensi bahasa Arab tinggi kedudukannya bagi umat Islam, di samping itu signifikansi bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an dan Hadits berperan besar dalam mempersatukan dunia Islam di seluruh dunia.6 Oleh karena itu, mempelajari bahasa Arab sangat penting sebagai kunci pembuka bagi studi ilmu-ilmu keislaman untuk memahami sumber-sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits dan kitab-kitab klasik lainnya.7

Dalam kedudukannya sebagai bahasa komunikasi internasional, dewasa ini bahasa Arab telah menarik minat banyak dari berbagai negara untuk mempelajari dan mengkajinya.8 Terutama di negara yang berpenduduk muslim, sejak lama bahasa Arab sudah menjadi bahasa penting dan wajib untuk dipelajari karena punya hubungan dengan kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan dalam bahasa Arab. Bahkan di Indonesia, kedudukan bahasa Arab di pandang istimewa selalu dihormati dan disakralkan. Di Indonesia, bahasa Arab masuk ke wilayah Nusantara melalui proses dakwah Islam oleh pedagang Arab, jauh sebelum bahasa asing lainnya semisal bahasa Belanda, Inggris, Portugal dan lain-lain yang dibawa oleh penjajah Barat.9 Seiring dengan masuknya Islam ke wilayah Nusantara, maka bahasa Arab menjadi mata pelajaran penting di pondok pesantren, surau dan masjid. Selain itu menjadi pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum nasional di madrasah, baik MI, MTs, MA maupun di perguruan tinggi Islam seperti STAI, IAI dan UI. Dengan demikian, bahasa Arab menjadi mata pelajaran penting bagi umat Islam khususnya para siswa, sarjana dan cendekiawan yang ingin mendalami bahasa Arab dengan berbagai motif dan tujuan mereka.

Meskipun pelajaran bahasa Arab di Indonesia telah lama dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan Islam, akan tetapi secara jujur diakui bahwa pembelajaran bahasa Arab di negara kita belum efektif. Hal itu dibuktikan dengan sebuah indikator penting yaitu tingkat pencapaian kompetensi berbahasa Arab siswa yang masih rendah baik pada tingkat dasar, menengah maupun tingkat pergruan

6 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya : Beberapa Pokok

Pikiran, 1. 7 Umar Asasuddin Sokah DID TEFL, Problematika Pembelajaran Bahasa Arab dan

Inggris: Suatu Tinjauan Teoritis (Yogyakarta : CV. Cahaya, 1982), 136. 8 Bahasa Arab dipelajari di sebagian negara Eropa, misalnya di Inggris di

Cambridge University, begitu pula di Amerika Serikat pada tahun 1947 sekolah-sekolah dinas tentara Amerika telah membuka pelajaran bahasa Arab untuk tujuan khusus. Lihat Ta>ha Fathi> ‘Ali Yu>nus dan Muhammad ‘Abdul al-Rauf al-Shaikh, al-Marja> fi> Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiyah li al-Aja>nib (Kairo : Maktabah Wahbah, 2003), 21-22. Lihat juga Rushdi Tu’aimah , Ta‘lim al-Lughah al-‘Arabiyyah li Ghair al-Nat{iqi>n biha> (Rabat, ISESCO), 26.

9Moh. Matsna HS, “Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia dan Pemecahan Masalahnya,” Jurnal Al-Hadharah Tahun 2, No. 1 (Januari 2002) : 39-50. (accessed Desember 6, 2017).

Page 17: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 3

tinggi. Indikator tersebut dapat diukur dari kemampuan para lulusannya dalam berkomunikasi langsung dengan bahasa Arab masih belum maksimal. Bahkan menjadi sebuah ironi bahwa bahasa Arab menjadi mata pelajaran yang ditakuti oleh peserta didik dan materinya memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi.10 Fakta itu dibuktikan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Agama menyebutkan bahwa pada kompetensi dasar berupa kemahiran membaca yang menjadi inti pembelajaran di Madrasah Aliyah, kemampuan siswa dalam aspek itu cukup rendah. Hal itu bertali temali dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti kebijakan pada madrasah, ketersediaan sarana dan bahan penunjang pembelajaran bahasa Arab, kualitas siswa saat masuk madrasah, kualifikasi dan penguasaan praktik pengajaran oleh guru, serta proses pembelajaran yang dijalani siswa di dalam mupun di luar kelas.11

Bahasa Arab merupakan bahasa asing yang tidak dapat terlepas dari kesulitan-kesulitan dan problem dalam pembelajarannya.12 Salah satu kesulitan-kesulitan yang dihadapi adalah sulitnya memahamkan kaidah bahasa Arab kepada siswa, selain karena bahasa Arab merupakan bahasa asing, problem linguistik seperti artikulasi, kosa kata dan kaidah gramatika yang lebih kompleks, menyebabkan bahasa arab menjadi bahasa asing yang cukup sulit dipahami. Selanjutnya problem non-lingustik yang datang dari pengajar seperti metode dan pendekatan yang tidak tepat, strategi pengajaran, dan minimnya penerapan media pembelajaran, akhirnya semakin menimbulkan anggapan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipahami siswa yang menyebabkan minat belajar bahasa Arab semakin rendah.13

Dalam kaitannya dengan problematika kemampuan guru bahasa Arab, realitasnya dapat dilihat masih banyak guru melakukan tugasnya belum mampu mencapai target dan tujuan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Di antara komentar-komentar yang merespon hal itu disebabkan karena :

1. Adanya unsur ketidakseimbangan dalam kelas bahasa Arab. Hal ini dikarenakan siswa yang mengikuti pembalajaran bahasa Arab ini heterogen, diantara mereka ada yang sudah mempelajari bahasa Arab di jenjang sebelumnya sehingga selama proses pembelajaran berlangsung ia sudah mampu membaca, mendengar, menulis dan berbicara walaupun masih belum baik dan

10 Zainal Arifin Ahmad, “Pengembangan Model pembelajaran Bahasa Arab Berbasis

Teori Multiple Intelligences,” Jurnal al-Maha>rah, Vol. 1, No, 1 (Desember 2015) : 1-18.

(accessed Desember 17, 2017). 11 Pusat Litbang Pendidikan Islam, Balitbang Departemen Agama Republik

Indonesia, “Laporan Penelitian Survei Kemampuan Membaca Siswa Madrasah Aliyah di Indonesia (Jakarta 2007):103-105. (accessed Desember 6, 2017). Dalam Nur Hizbullah & Zaqiatul Mardiah, “Masalah Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah di Jakarta,” Jurnal al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, Vol 2, No. 3 (Maret 2014) :189-198. (accessed Mei 8, 2017).

12 Nur Habibah, “Lingkungan Artifisial dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, volume 3 No 2 (31 Desember 2016) :173-196. Dikutip Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), 99.

13Mahmud Ali Saliman, Al-Tauji>h fi Tadri>s al-Lughah al-‘Arabiyyah (Kairo : Ja>mi’ah Tanta, 1983), 158-159.

Page 18: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 4

benar. Selain itu ada pula di antara mereka yang masih minim dalam mempelajari bahasa Arab, sehingga dalam keterampilan menulis saja masih merasakan kesulitan.Sehingga hal tersebut menjadi tantangan bagi guru agar selalu semangat dan termotivasi dalam menuntun siswa untuk mau mempelajari bahasa Arab.

2. Adanya pengulangan materi bahasa Arab yang sudah pernah diajarkan menjadikan siswa yang sudah mengenal bahasa Arab dan sudah mampu memahami materi tersebut menjadi bosan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar bahasa Arab. Sehingga ketika mereka berada dalam kelas hanya sekedar mendengarkan saja penjelasan gurunya.

3. Guru belum menerapkan strategi dan metode pembelajaran bahasa Arab yang tepat di dalam kegiatan pembelajaran, sehingga proses pembelajarannyapun masih kurang efektif dan menyenangkan bagi siswa.

4. Adanya kesulitan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang penuh dengan nuansa bahasa Arab. Hal ini terjadi karena lingkungan yang kurang mendukung sehingga sulit bagi siswa untuk mempraktekan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari sedangkan materinya mereka sudah kuasai.

5. Guru kurang terampil dalam mengajar sehingga proses belajar berlangsung ia lebih fokus menjelaskan materi sesuai dengan buku ajar dibandingkan dengan meteri sendiri selain dari buku yang disediakan sekolah, misalnya materi ajar dari media masa, internet atau media pembelajaran lainnya yang masih relevan materi yang diajarkan.

6. Selain itu, kemampuan mengajar guru bahasa Arab dapat pula dilihat dari sejauh mana pengalaman mereka dalam mengajar bahasa Arab, dan seberapa banyak pengalaman mereka dalam program pelatihan pendidikan, penataran, MGMP, KKG, dan lain-lain.14

Problematika pembelajaran bahasa Arab yang dikemukakan di atas akan bisa diminimalisir dan bisa juga dijadikan sebagai motivasi bagi para guru agar dapat menghadirkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi peserta didik. Untuk mencari solusi problematika tersebut maka dibutuhkan inovasi yang kreatif dari guru bahasa Arab sendiri dalam mendesain strategi dan model pembelajaran yang cocok dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan khususnya di lembaga pendidikan Islam. Pengembangan metode dan pendekatan pembelajaran bahasa Arab sangat urgen, mengingat tantangan dan hambatan dalam proses belajar mengajar sangat besar sehingga menjadi faktor penghambat dalam memajukan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Seperti dikemukakan di atas bahwa bahasa Arab adalah bahasa komunikasi dunia, peserta didik dituntut untuk meningkatkan kompetensi bahasa Arab secara fungsional untuk menjalin kemampuan komunikasi

14 Sutrisno, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab dari Pendekatan Konvensional

ke Integratif Humanis (Yogyakarta : Pedagogia, 2010), 145. Lihat juga Khairunnisa, Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah Al-Hidayah Studi Pendekatan Komunikatif (Tesis Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakrata, 2016), 59.

Page 19: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 5

antar bangsa sehingga meningkatkan tingkat kompetisi peserta didik dalam wawasan keilmuan yang global.15

Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia dapat dikatakan masih belum berhasil disebabkan karena kurang tepatnya metode pembelajaran bahasa Arab baik di sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah Islam, menyebabkan peserta didik hanya menguasai bahasa Arab secara pasif dan tidak dapat menggunakannya untuk berkomunikasi secara aktif, sehingga hal ini menjadi suatu fenomena tersendiri dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Hal itu juga merupakan tantangan bagi guru-guru bahasa Arab agar memikirkan metode apa yang sekiranya cocok guna mengajarkan bahasa Arab secara aktif dan komunikatif, seperti diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa penguasaan bahasa Arab adalah sejauh mana kemampuan menggunakan lisan secara aktif bukan hanya secara pasif.16

Metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak didik sudah menjadi fenomena umum, hal itu dapat dilihat tidak berkembangnya model-model pembelajaran bahasa Arab yang inovatif, sehingga perkembangan kemahiran berbahasa mereka masih jalan di tempat. Pembelajaran yang inovatif mendorong keterlibatan siswa secara aktif, membangkitkan minat dan motivasi mereka sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan akan efektif. Efektivitas hasil pembelajaran dapat diukur dengan ketercapaian tujuan pembelajaran yang maksimal . Oleh sebab itu proses pembelajaran bahasa Arab harus memotivasi siswa dalam belajar sesuai dengan kebutuhan mereka.17

Masih terkait dengan hal itu menurut Suryosubroto bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini masih dirasakan minim dalam menciptakan hasil yang memadai karena keberhasilan pendidikan dapat dikatakan sangat tergantung kepada efektivitas pembelajaran. Hal ini mengingat proses pembelajaran merupakan ujung tombak dan inti kegiatan pendidikan yang akan mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan.18 Hal itu sesuai juga dengan pendapat Michael J.Dunkin dan Bruce J.Biddle yang mengatakan bahwa : “Teaching is the core process through which education happens”.19

Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab menjadi sebuah dinamika yang menarik dalam kajian dan penelitian yang dilakukan para pemerhati pengajaran bahasa. Masalah yang sering dikaji oleh mereka berkisar seputar pertanyaan “metode apa yang paling cocok dalam pembelajaran bahasa asing ?”. Tentu saja

15 Zainal Arifin Ahmad, “Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis

Teori Multiple Intelligences,” Jurnal al-Maha>rah, Vol. 1, No, 1 (Desember 2015) :1-18. (accessed Desember 17, 2017).

16 Puthut Waskito, “Dasar Konseptual Tarīqah Mubāsyarah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Perspektif K.H. Imam Zarkasyi Di Pondok Modern Gontor 1,” An-Nuha, Vol. 2, No. 2 (Desember 2015): 205-234. (accessed January 10, 2018).

17 Umi Mahmudah & Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Malang : UIN Malang Press, 2008), 61.

18 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), 3. Lihat juga : S.Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), vi.

19 Michael J.Dunkin dan Bruce J.Biddle, The Study of Teaching (USA : Holt, Rinehart and Winston, Inc, 1974), 1.

Page 20: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 6

ibarat gayung bersambut, dari satu studi ke studi yang lain hanya menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa baik metode klasik maupun metode modern memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan tidak ada satu metode yang lebih unggul dari metode yang lain.20 Sebuah metode akan cocok dengan kondisi siswa dan tujuan pembelajaran tertentu tetapi tidak cocok dengan kondisi siswa dan tujuan pembelajaran yang lain.

Metode pembelajaran bahasa sebenarnya telah mendapatkan banyak perhatian dari pakar pembelajaran bahasa. Beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran bahasa tersebut. Pemilihan metode yang tepat dari sekian banyak metode pembelajaran merupakan hal yang terpenting yang perlu diperhatikan bagi guru atau pengajar bahasa.21 Oleh karena itu, diperlukan kejelian para pengajar dalam memilih metode yang akan digunakan. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.

Lebih dari satu abad, jawaban atas pertanyaan tersebut diperdebatkan dan masih terus diperdebatkan. Mungkin tidak pernah ada sebuah metode pengajaran bahasa yang dapat memenuhi sebuah kebutuhan. Konsep mengenai bahasa sendiri cenderung berubah-ubah, sesuai dengan perkembangan pengetahuan linguistik serta situasi dan kondisi kehidupan manusia. Peran guru dalam kelas sangat menentukan bagaimana sebuah metode pembelajaran diterima baik oleh peserta didik. Seorang guru harus mengurangi penggunaan metode ceramah dan memberi lebih banyak kesempatan kepada peserta didik untuk dapat berlatih dan bersikap aktif. Dengan demikian, prinsip pengajaran bahasa yang dianggap baik saat ini adalah pengajaran yang memberi fokus pada makna dan pemakaian bahasa dari pada terfokus pada repetisi tata bahasa secara mekanis.22

Tujuan utama pembelajaran bahasa Arab adalah mengembangkan kemampuan berbahasa Arab secara lisan dan tertulis. Kemampuan menggunakan bahasa disebut dengan keterampilan berbahasa (maha>rat al-lughah) yang mencakup empat keterampilan, yaitu : menyimak, berbicara, membaca dan menulis.23 Keempat keterampilan itu sebagai satu kesatuan yang utuh atau catur tunggal (al-arba’ al-muttah{id).24 Keempat keterampilan berbahasa yang dimaksud mencakup kemahiran mendengar (maha>rat al-istima’/listening skill), berbicara (maha>rat al-kala>m /speaking skill), membaca (maha>rat al-qira>ah/reading skill) dan menulis (maha>rat al-kita>bah/writing skil). Dalam pembelajaran bahasa Arab siswa dituntut mampu

20 Lihat Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung :

Humaniora, 1999), 79-80. Lihat juga Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), 167-169.

21 H.M..Abdul Hamid, dkk., Pembelajaran Bahasa Arab : Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media (Malang : UIN Malang Press, 2008), 1.

22 Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia MLT Lauder, Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), 221-222.

23 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang : Misykat, 2009), 128-129. Bandingkan dengan Acep Hermawan, Metode Pembelajaran Bahasa Arab, 129.

24 Acep Hermawan, Metode Pembelajaran Bahasa Arab, 129.

Page 21: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 7

menguasai empat kemahiran berbahasa tersebut secara fungsional dan proporsional.25 Kemahiran mendengar dan membaca dikategorikan ke dalam kemahiran reseptif (al-maha>rah al-istiqba>liyah/receptive skills). Sementara kemahiran berbicara dan menulis dikategorikan ke dalam kemahiran produktif (al-maha>rah al-inta>jiyah/ productive skills).26 Hamaddah Ibrahim mengatakan bahwa bahasa bukan hanya berfungsi pasif, yaitu mendengar membaca saja tetapi juga harus bisa berfungsi aktif dalam arti mampu memahamkan orang lain melalui komunikasi lisan maupun tulisan.27 Pembelajaran bahasa Arab yang banyak dipraktikkan dewasa ini lebih mengedepankan membaca atau berangkat dari kaidah bahasa. Hal ini dapat dilihat dari pola pembelajaran di pesantren-pesantren tradisional dan sekolah-sekolah, mulai dari madrasah sampai perguruan tinggi menerapkan metode ini. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kemampuan berbicara para pembelajarnya kurang, atau jarang yang mampu berkomunikasi dengan baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengajaran bahasa Arab selama ini berlangsung masih bermasalah seperti tidak efektif dan belum mampu mencetak peserta didik yang mampu berkomunikasi secara langsung dengan bahasa Arab itu sendiri.

Idealnya para pelajar di Indonesia sudah harus bisa menggunakan kedua bahasa asing (Inggris dan Arab) dalam kehidupan sehari-hari seperti yang ditulis Saepudin dalam sebuah artikel yang berjudul: ”Bilingualisme Masyarakat dalam Wacana Analisis Deskriptif tentang Pemerolehan Bahasa Kedua”, dalam tulisannya dikatakan seyogyanya masyarakat Indonesia sudah mampu menjadikan dua bahasa asing sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia dilihat dari panjangnya waktu masa belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris, tetapi hasilnya masih mengecewakan setelah mereka bertahun-tahun mempelajari kedua bahasa tersebut ternyata belum bisa menggunakannya, baik untuk memahami teks, apalagi dalam berbicara dan menulis.28 Mencermati fenomena tersebut, menarik untuk dikaji tentang bagaimana pengajaran bahasa yang berlangsung di Indonesia selama ini terutama lembaga pendidikan Islam (madrasah), salah satu unsur yang paling menarik untuk dicermati dan dikaji adalah metode pengajarannya. Begitu pentingnya metodologi dalam pembelajaran bahasa, menarik untuk dikaji pendapat dari A. Chaedar Alwasilah mengatakan bahwa apa saja yang terjadi dalam pembelajaran bahasa (asing) adalah

25 Ta>ha ‘Ali Husain al-Dila>my wa Sa’ad ‘Abd al-Kari>m al-Wa>’ily, Ittija>ha>t

Haditha>h fi> Tadri>s al-lughah al-‘Arabiyyah (Oman : Jida>r Maktab al’Alamy, 2009), 202. Lihat juga Hamma>dah Ibra>hi>m, al-Arabiyyah al-Ittija>h al-Mu‘a>s{irah : fi Tadri>s al-Lughah al-‘Arabiyyah wal-Lughah al-Hayyah al-Ukhra li Ghair al-Nat{iqi>n biha> (Kairo : Da>r al-Fikr al-‘Arabi, 1987), 221.

26 Lihat Zamri Ahmad dan Ibtisam Abdullah, ”Metode Pengajaran dan pembelajaran Bahasa Arab berasaskan Empat Kemahiran,” Prosiding Seminar Pengajaran & Pembelajaran Bahasa Arab 2014, Fakulti Pengkajian Islam, UKM & Fakulti Kontemporeri Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, 2. (accessed Desember 17, 2018).

27 Hamma>dah Ibra>hi>m, al-‘Arabiyyah al-Ittija>h al-Mu‘a>s{irah : fi > Tadri>s al-Lughah al-‘Arabiyyah wal-Lughah al-Hayyah al-Ukhra li Ghair al-Nat{iqi>n biha>, 221.

28 Lihat Saefuddin, “Billingualisme Masyarakat dalam Wacana Analisis Deskriptif tentang Pemerolehan Bahasa Kedua,” Al-Turas, Vol. II, No.3 (September, 2005): 229-232.

Page 22: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 8

refleksi dari sebuah metodologi sebagai nafas pembelajarannya. Seluruh rangkaian kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran ini dimotori oleh sebuah metodologi yang digunakan. Namun perlu dicatat bahwa menjabarkan sebuah kebulatan metodologi terkait dengan banyak variabel yang tidak sederhana.Warna apa saja yang mengemuka dipastikan dipengaruhi oleh kebutuhan, kemampuan guru dan pelajar, fasilitas, kondisi sosial ekonomi, dan berbagai hal yang terkait.29

Menurut Sumardi bahwa metode pengajaran bahasa yang digunakan seringkali dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam sebuah pengajaran bahasa karena metode itulah karena metode itulah menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa.30 Pendapat senada disampaikan oleh Brown bahwa pada pertangahan abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20, pengajaran bahasa terlibat dalam sebuah usaha “pencarian” yaitu pencarian sebuah “metode” yang efektif dan mampu membawa keberhasilan dalam mengajarkan bahasa asing di dalam kelas.31 Bahkan menurut Nababan, peneliti dan guru bahasa tidak pernah berhenti mencari dan menemukan sebuah metode penyajian materi pelajaran yang lebih baik dalam mengajarkan bahasa.32 Maka dari itu, dapat dikatakan sebuah hal yang wajar apabila metode pengajaran bahasa selalu cenderung dinamis dan silih berganti dalam upaya mencari metode pengajaran yang efektif serta dapat menciptakan keberhasilan pengajaran bahasa dalam dunia pendidikan. Metode pengajaran bahasa asing itu banyak macamnya, mulai dari motode-metode tradisional sampai metode-metode kontemporer.33Metode pengajaran bahasa Arab tradisional masih dapat ditemui dan masih digunakan tidak hanya pesantren tradisional, tetapi juga di lembaga pendidikan Islam seperti madrasah. Di antaranya, metode Sorogan, yaitu pengajaran membaca kitab-kitab berbahasa Arab dengan kaidah dan tata bahasa dan gramatika yang benar yang dibimbing langsung oleh guru, dan metode Bandongan merupakan metode pengajaran utama dalam sistem pendidikan pesantren, dalam kelompok kelas yang disebut halaqah yang arti bahasanya berati lingkungan pembelajar, atau sekelompok pembelajar yang belajar di bawah bimbingan guru, pembelajar mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan mengulas buku-buku Islam yang berbahasa Arab.34

Metode ini dikenal dengan metode klasik, yang pada abad ke-19 dikenal dengan metode gramatikal terjemah (gramatical translation method/ t{ari>qat al-qawa>’id wa al-tarjamah). Sejarah metode ini dikaitkan dengan zaman kebangkitan

29 Pengantar A. Chaedar Alwasilah, Menakar Produktivitas Pembelajaran, dalam Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, v.

30 Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi (Jakarta : 1975), 1.

31 Douglas Brown, Principles of Language Learning and Teaching (San Francisco : 2001), 14.

32 Sri Utari Subyiakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa (Jakarta : Gramedia Pustaka, 1993), 8.

33 Azis Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan Kontemporer (Jakarta : Bania Publishing, 2010)

34 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (Jakarta : LP3ES, 2011), 54.

Page 23: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 9

kembali bangsa Eropa yang terjadi pada abad ke-15 M. Pada waktu itu bahasa Latin memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga para pakar yang mengkaji dan meneliti tentang naskah-naskah klasik yang ada di dalamnya dianggap mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. Oleh karena itu, banyak lembaga pendidikan semisal perguruan tinggi di negara-negara Eropa saat itu mengharuskan mahasiswanya untuk mengambil kajian bahasa Latin.35 Metode tersebut merupakan warisan sejarah sekaligus cerminan nyata dari model pengajaran bahasa Yunani Kuno dan bahasa Latin di negara Eropa yang berlangsung selama berabad-abad.36 Metode gramatikal terjemah didasarkan pada pandangan bahwa semua bahasa di dunia memiliki logika universal sehingga siapapun mampu memahami bahasa tersebut secara logis rasional. Di samping itu terdapat suatu asumsi bahwa tata bahasa merupakan unsur penting dari pemikiran filsafat dan logika. Kemampuan menggunakan logika bisa diperkuat dengan belajar bahasa melalui proses memecahkan masalah dan menghafal tata bahasa. Melalui metode ini pembelajar bahasa dituntut untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa asing dan terjemahnya dalam bahasa pelajar. Naskah klasik yang berisi teks klasik yang merupakan teks-teks yang memiliki nilai sastra tinggi dipandang sebagai barang antik, meskipun di dalamnya terdapat struktur kalimat yang rumit dan perbendaharaan kosa kata atau ungkapan yang sudah tidak terpakai.37 Akan tetapi, metode pengajaran bahasa Arab seperti ini dinilai sangat membosankan bagi siswa, karena pelajaran bahasa Arab telah menjadi pelajaran menghafal sejumlah kaidah dan sekelompok kosa kata di luar konteksnya dan seringkali dalam pengajaran bahasa Arab, setiap guru dan pembelajar berpegang pada teknik terjemahan, yaitu guru membaca kalimat atau kata-kata, kemudian menerjemahkan secara leksikal baik itu dalam memahami kalimat atau kosa kata baru maupun dalam penyusunan dan pemakaiannya.38 Konsep pembelajaran dengan metode gramatikal terjemah di atas bertolak belakang dengan konsep yang mengatakan bahwa secara alamiah, melalui indera pendengaran manusia awal mulanya menangkap dan memahami bahasa orang lain. Oleh sebab itu sesuai dengan konsep bahasa tersebut, maka menyimak adalah kompetensi bahasa asing yang harus didahulukan.39 Keterampilan menyimak adalah salah satu bentuk keterampilan berbahasa secara reseptif. Pada waktu proses pembelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas siswa dibanding keterampilan bahasa lain, termasuk keterampilan berbicara. Langkah pertama keterampilan ini adalah proses psikomotorik untuk menerima gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls-impuls tersebut ke dalam otak.40

35 Salah ‘Abdul Majid Al-‘Arabi>, Ta‘l-Tauji>allum al-Lugha>t al-Hayyah wa

Ta‘li>muha> (Beirut : Maktabah al-Lughah, 1981), 56. 36 Douglas Brown, Principles of Language Learning and Teaching,112 . Lihat juga

Sri Utari Subyiakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, 70. 37 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 40. 38 Mahmud Ismail Shinni dan Umar Shiddiq Abdullah, Wasa>’il al-Bas{ariyyah fi>

Ta’lim al-Lughah (Kairo : Ja>mi’ah Tanta, 1965), iii. 39 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 130-131. 40 Iskandar Wassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung

: Remaja Rosdakarya, 2008), 227.

Page 24: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 10

Oleh karena itu, metode pengajaran bahasa Arab mengalami banyak perubahan seiring perkembangan pengajaran bahasa asing di Eropa pada abad ke-20, pengajaran bahasa asing mulai menjadi perhatian penelitian-penelitian sehingga muncul metode-metode baru dalam pengajaran bahasa, di antaranya metode langsung dan metode audiolingual, keduanya disebut-sebut sebagai bentuk kritik yang tajam dan penolakan serta ketidakpuasaan terhadapa metode “pendahulunya”, yaitu metode gramatikal terjemah.41 Metode-metode seperti metode audiolingual (audiolingual method/al-t{ari>qah al-sam’iyah al-shafawiyah) disebut oleh Shinni mengajak pada kecenderungan adanya pemanfaatan “media” untuk membantu mempermudah pengajaran.42

Adapun metode langsung (direct method/ al-t{ari>qah al-muba>sharah) yang dikembangkan pada abad ke-19 oleh dua tokoh penting Berlitz dan Jespersen dianggap sebagai metode “aktif” yang mendorong siswa untuk mendengar dan berbicara langsung dengan bahasa target.43 Kemunculan metode ini merupakan sebuah reaksi dan respon terhadap metode terdahulu yang dianggap tidak membawa hasil yang memuaskan dalam pembelajaran bahasa asing, ditambah lagi dengan adanya perubahan orientasi dan visi pengajaran bahasa asing sebagai respon terhadap berbagai tuntutan dan harapan masyarakat .44 Seperti diuraikan sebelumnya bahwa pengajaran bahasa asing dengan metode gramatikal terjemah belum mampu menghasilkan kompetensi berbahasa asing secara aktif disebabkan karena kegiatan belajar masih berkisar pada menghafal kaidah tata bahasa dan terjemah sehingga melupakan tujuan utama belajar bahasa asing yaitu berbicara langsung dengan bahasa asing tersebut. Metode ini menginginkan adanya sebuah penggunaan bahasa asing (bahasa target) sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pengajaran bahasa asing. Berbeda dengan metode gramatikal terjemah, metode langsung mengharuskan pengajaran tata bahasa dengan memberikan contoh-contoh langsung dalam bentuk ungkapan dan kalimat tanpa penjelasan secara panjang lebar serta penerjemahan kosa kata ke dalam bahasa ibu pembelajar. Para ahli dalam metode ini membutuhkan waktu yang lama untuk membuat konstruksi baru sehingga metode ini mencapai bentuk yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan metode sebelumnya. Melihat kelemahan metode tradisional sebelumnya yang menekankan pengajaran tata bahasa secara deduktif, maka kelahiran metode baru ini membuat gagasan pengajaran bahasa asing dengan menggunakan metode induktif dalam mempelajari tata bahasa melalui contoh dalam teks-teks tertulis dalam bahasa target.45. Dengan demikian kehadiran metode langsung menggantikan metode gramatikal terjemah mengakhiri

41 Douglas Brown, Principles of Language Learning and Teaching,19. Lihat juga

Azis Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan Kontemporer, 51.

42 Mahmud Ismail Shinni dan Umar Shiddiq Abdullah, Wasa>’il al-Bas{ariyyah fi> Ta’lim al-Lughah, iii.

43 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pemerolehan Bahasa (Bandung : Angkasa, 2011), 254.

44 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 35. 45 Azis Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, 70.

Page 25: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 11

dominasi sistem pengajaran tata bahasa secara deduktif menjadi sistem pengajaran secara induktif yang bersifat praktis dan fungsional. Bentuk pengajaran tata bahasa dengan penerjemahan juga banyak dikritik oleh para ahli pengajaran bahasa asing karena para pembelajar bahasa diarahkan untuk mendengarkan penjelasan tata bahasa secara berlebihan. Pengajaran tata bahasa tidak membawa manfaat bagi para pembelajar karena kenyataan berbicara bahwa seorang yang menguasai tata bahasa dengan baik tetapi tidak mampu menggunakan bahasa asing tersebut dengan baik. Oleh karena itu pada abad ke-19 muncullah gerakan pengajaran bahasa asing dengan pola interaksi langsung dalam komunikasi aktif dengan situasi-situasi yang sesuai konteks yang sebenarnya. Kemudian cara pengajaran bahasa asing seperti ini disempurnakan dengan cara penyajian materi dengan bantuan gerakan gerakan fisik, isyarat, gambar dan lain-lain.

Penyempurnaan metode langsung dilakukan oleh seorang ahli bahasa dari Perancis yang bernama Francosi Gouin (1880-1992), dia mengembangkan metode ini dengan melakukan observasi dan survey terhadap pemerolehan bahasa ibu oleh anak-anak. Dari hasil kajiannya terhadap pengamatan itu, dia berhasil membuat sebuah pengembangan penting bagi eksistensi dan kelanjutan metode ini. Dengan menggunakan konsep psikologi modern dalam pengajaran bahasa, dia memperbaiki metode langsung dengan penerapan sistem asosiasi ide-ide, penggunaan gambar-gambar visual, pemanfaatan media audio visual, pembelajaran berbasis pada minat, pemainan dan aktivitas dalam situasi riil dalam kehidupan sehari-hari.46 Penyempurnaan tersebut sebagai bentuk gerakan baru dalam penggunaan metode langsung yang berubah sesuai dengan dinamika zaman dan kebutuhan peserta didik dalam pengajaran bahasa asing.

Pada awal abad ke-20 popularitas metode langsung sudah dikenal di Amerika dan Eropa. Pada saat yang sama, metode ini mulai juga dipakai dalam pembelajaran asing di dunia Islam baik yang ada di negeri-negeri Arab maupun di negeri-negeri Islam di Asia termasuk Indonesia.47Khusus di Indonesia, metode langsung mulai diperkenalkan oleh lembaga pendidikan Islam seperti pesantren yang tersebar di wilayah nusantara. Metode ini pertama kali diterapkan di Padang Panjang oleh Madrasah Adabiyah tahun 1909, kemudian dilanjutkan oleh Diniyah Putra tahun 1915 dan Diniyah Putri tahun 1923 serta Normal School tahun 1931. Di pesantren lain di pulau Jawa, metode ini dikembangkan secara luas oleh Pesantren Gontor Ponorogo pada Kuliyyatul Mu’allimi>n Al-Islamiyah (KMI). Pada pesantren ini menggunakan sistem pembelajaran di mana pada hanya tahun pertama para santri mempelajari pendidikan agama Islam dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Setelah itu, mulai diterapkan metode langsung secara konsisten dengan penggunaan bahasa Arab baik pada saat kegiatan belajar maupun ketika di luar jam pelajaran dengan disiplin. Di samping itu, pada tahun kedua pembelajaran bahasa Arab dalam bidang gramatika bahasa Arab (nah{wu s{{{{araf) disajikan dengan metode induktif. Untuk memperkuat kemampuan siswa dalam bahasa Arab diberikan juga latihan dan praktek intensif dalam bidang qira>’ah, insha>’

46 Azis Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, 71. 47 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 35-36.

Page 26: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 12

khita{>bah dan muh{a>dathah. Begitupun dengan pelajaran agama harus disajikan dalam bahasa Arab sehingga setelah tamat setingkat sekolah dasar (6 tahun), para alumni institusi ini sudah mampu berkomunikasi aktif dengan bahasa Arab secara lisan dan tertulis ditambah lagi mereka sudah mampu membaca kitab kuning dan kitab-kitab klasik lain dalam berbagai bidang disiplin keilmuan.48

Kesuksesan yang signifikan dalam pembelajaran bahasa Arab melalui aplikasi metode langsung di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor bukanlah sebuah cerita tanpa bukti. Dalam kenyataan di lapangan, hari ini banyak alumni ponpes ini yang sudah menunjukkan kualitasnya dengan keberhasilan mereka mendapatkan beasiswa studi ke luar negeri seperti ke Arab Sudi, Maroko, Mesir, Sudan, Yaman, Suriah, Irak , Pakistan, Libia dan lain-lain. Di dalam negeripun alumni mereka berhasil juga menembus perguruan tinggi Islam favorit, ada juga sebagian mereka berhasil mengembangkan lembaga pendidikan Islam yang berbasis bahasa Arab di berbagai daerah di Indonesia. 49 Oleh karena itu, menurut penulis bahwa keberhasilan ponpes ini dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam berbasiskan bahasa Arab perlu dijadikan inspirasi dan motivasi untuk mengadopsi sistem pembelajaran bahasa asing dengan metode langsung sesuai dengan kondisi lembaga pendidikan tersebut.

Penerapan metode langsung dalam dunia pendidikan terinspirasi oleh beberapa pandangan para ahli terkait dengan pendekatan baru dalam pembelajaran bahasa. Dapat penulis uraikan misalnya pandangan James S. Hendrickson mengatakan bahwa problem dalam pembelajaran bahasa Arab tidak terlepas dari penggunaan metode oleh pengajar.50 Problem pembelajaran bahasa asing masih jarang diamati oleh pengajar bahasa yang menganggap bahwa metode pengajaran bahasa aktif seperti metode langsung sudah cukup bagi pelajar. Padahal menurut Rod Ellis, mempelajari bahasa sejatinya adalah untuk berkomunikasi, sehingga menggunakan bahasa sasaran yang sedang dipelajari adalah cara terbaik untuk bisa berbahasa asing.51

Fatimah Abdul Aziz Usman mengatakan, bahwa belajar bahasa adalah untuk langsung praktek. Belajar bahasa bukan sekedar memahami akan tetapi agar mahir dan dapat berkomunikasi. Belajar bahasa untuk mengfungsikan bahasa itu sendiri, belajar bahasa adalah mempelajari konsepsual antara kaidah dan konten dan belajar bahasa adalah untuk mengintegrasikan antara kemahiran-kemahiran bahasa.

48 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 24. 49 Imam Zarkasyi dan Imam Syubbani, Duru>s al-Lughah al-‘Arabiyah ‘ala> al-

T>{ariqah al-Hadithah (Gontor:Trimurti,tt) Jld.I dalam : Wisnawati Loeis, Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Turats, Vol. 7, No. 2 (Agustus 2011) : 62-70.(accessed Mei 8, 2017).

50 James S. Hendrickson, “Error Correction in Foreign Language Teaching: Recent Theory, Research, and Practice,” The Modern Language Journal, Vol. 62, No. 8 (Dec., 1978) : 387-398. Published by: Wiley, http://www.jstor.org/stable/326176. (accessed March 25, 2017).

51Rod Ellis, “Second Language Learning and Second Language Learners: Growth and Diversity,” TESL Canada Journal/Revue TESL Du Canada, Vol. 7, No. 1 (November 1989) :74-92. (accessed March 25, 2017).

Page 27: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 13

Menurutnya, jika cara-cara tersebut di atas diamalkan oleh pengajar bahasa, maka problem dalam pembelajaran bahasa akan terminimalisir.52

Erin Kearney juga berpendapat, bahwa dalam memberikan pengajaran bahasa kedua di dalam kelas, seorang guru hendaknya memberikan pemahaman yang tepat sebelum memberikan perintah. Kesalahan dalam memberikan metode akan menyebabkan kegagalan dalam memahami materi. Menurutnya, hal itu seperti halnya ketika guru mengajak siswa untuk berenang dalam sebuah kolam renang, namun hanya menunjukkan seperti apa bentuk kolam renang tersebut dan langsung meminta para siswa untuk berenang. Faktanya, siswa tidak mengetahui sedalam apa kolam tersebut dan bagaimana cara berenang yang baik.53

Teori ini kemudian mengundang tanggapan dari S. Alkhasawneh F. Abd. Rahman, A. F. bin M. Ayyub dan A. Bin M. Daud, yang menyimpulkan bahwa selain penggunaan metode yang tepat, seorang guru yang memberikan motivasi terhadap siswa akan lebih mempengaruhi kemampuan siswa dalam berbahasa.54

Beberapa teori juga menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing siswa, maka guru hendaknya menggunakan metode inovasi seperti the Silent Way, Suggestopedia, Community Language Learning, the Comprehension Approach, and the Communicative Approach, dan metode langsung (direct method/al-ṭari>qah al-muba>shirah). Selain itu penggunaan Strategi Pembelajaran Bahasa (SPB), strategi membaca secara sadar dan penggunaan media juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa kedua siswa (L2).55

Dalam konteks penelitian ini, MAN 2 Kota Bima sudah banyak melakukan upaya-upaya perbaikan dan perubahan (inovasi) dalam dunia pembelajaran bahasa Arab. Inovasi yang dimaksud telah dilakukan karena telah memiliki sumber daya manusia berupa ketersedian guru yang memiliki latar belakang sebagai guru yang kompeten di bidang pengajaran bahasa Arab. Sebuah wawancara penulis dengan salah seorang guru bahasa Arab yang mengungkapkan hal tersebut :

52 Fatimah Abdul Aziz Usman, “Al-Bî>’ah al-Ta’lî>mî>yah wa-al-Adâ>’ al-Lughawî>

bayn al-Naẓ>rî>yah wa-al-Taṭ>bî>q,” Markaz al-Malik Abdullah bin ‘Abd al-Aziz, Jâ>mi‘at Ta’lif al-‘Arabî>yah li-al-‘Ulum al-Mihnî>yah (2014) : 147-160. (accessed January 10, 2018).

53 Erin Kearney, “Cultural Immersion in the Foreign Language Classroom: Some Narrative Possibilities,” The Modern Language Journal, Vol. 94, No. 2 (Summer 2010) : 112-122. (accessed Mei 8, 2017).

54 S. Alkhasawneh, F. Abd. Rahman, A. F. bin M. Ayyub, dan A. Bin M. Daud, “The Effect of Arabic as First Language Web Based Teaching in Jordanian Basic School Student’s Arabic Reading Comprehension Motivation,” International Journal of Innovative Ideas (IJII) ISSN: 2232-1932, Vol. 12, No. 4 (Nov., 2012) : 20-31. (accessed Desember 17, 2017).

55 Kamarul Shukri Mat Teh dan Mohamed Amin Embi, “The Correlation Between Language Learning Strategies and Motivation in Arabic Language Learning,” Jurnal Pendidik dan Pendidikan, Jil. 24 (2010):109–123. (accessed Desember 12, 2017). Lihat Diane Larsen, “Recent Innovations in Language Teaching Methodology,” Annuals of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 490, Foreign Language Instruction: A National Agenda (Mar. 1987):51-69. Published by: Sage Publications, http://www.jstor.org/stable/1045235. (accessed Desember 12, 2017).

Page 28: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 14

“Saya sebagai salah satu guru bahasa Arab di sini, secara jujur menyampaikan bahwa penerapan metode pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan kebutuhan madrasah menjadi hal penting bagi madrasah ini. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, saya berusaha menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif selalu mereka lakukan dengan menggunakan metode-metode yang cocok dengan kondisi siswa, mampu memotivasi siswa dan berupaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu metode yang sering diaplikasikan adalah metode langsung di beberapa kelas unggulan, metode itu sesuai kondisi kelas tersebut.”56

Aplikasi metode langsung di madrasah ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi selalu diupayakan inovasi yang dilakukan oleh para guru dalam kegiatan proses belajar mengajar seperti dalam penggunaan media audio, visual atau audio visual, penggunaan teknologi informasi komputer, pembuatan bahan-bahan dari internet yang relevan dengan materi, pembuatan slide (power point) pembelajaran, pembuatan permainan bahasa (al-al’a>b al-lughawiyah/language games) dan penggunaan laboratorium bahasa serta pembelajaran langsung dengan lingkungan sekitar sekolah.57 Menurut Mahjudin bahwa pemanfaatan media –media dalam kegiatan pembelajaran bahasa tidak bisa dihindari seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi modern.58

Penggunaan metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab di madrasah ini kebanyakan dipraktekkan di kelas-kelas unggulan dengan beberapa pertimbangan bahwa peserta didik memiliki kemampuan dasar yang kuat tentang kebahasaaraban yang diperoleh ketika belajar di tingkat-tingkat sebelumnya. Dalam menyampaikan materi bahasa, guru dapat menggunakan metode langsung yang memiliki cakupan luas seperti dapat mengamati penggunaan dan pemahaman bahasa dari fungsi utamanya yaitu fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.59 Komunikasi langsung pada saat pembelajaran lebih mudah bagi guru mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pengajaran bagi siswa yang pasif selama mengikuti kegiatan belajar, cenderung menjadikan guru sebagai pusat pengendali kegiatan pembelajaran, maka guru dituntut untuk dapat lebih berperan dalam mengajarkan siswa pasif tersebut. Oleh sebab itu, guru dalam mempraktekkan metode langsung tidak hanya dengan ceramah sementara siswa hanya mendengar saja.

Namun demikian, harus diakui bahwa pembelajaran bahasa Arab di madrasah/sekolah termasuk di MAN 2 Kota Bima masih menyisakan banyak masalah sebagaimana disebutkan di atas, yang paling menonjol misalnya sulit bagi guru untuk menciptakan lingkuangan berbahasa yang mendukung pengembangan

56 Wawancara dengan Maresan, Guru Bahasa Arab MAN 2 Kota Bima pada tanggal

11 Pebruari 2017. 57 Hasil osbervasi kegiatan pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima, tanggal

12 Pebruari 2017 58Ahmad Rizki Ridwan, Metode Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Media

Audiovisual (Tinjuan Metodologis al-’Arabiyyah li al-Mubtadi’in) (Depok : UI Press, 2011), 3.

59 M.Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa, Pegangan Bagi Pengajar Bahasa (Jakarta : Indeks, 2008). 28.

Page 29: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 15

kegiatan berbahasa yang efektif. Padahal secara teoretis bahwa pemerolehan atau pembelajaran bahasa asing berhubungan erat dengan lingkungan penggunanya. Masalah lingkungan inilah yang diyakini sebagai salah satu penentu berhasil atau tidaknya pembelajaran bahasa Arab di sekolah/madrasah. Sehingga muncul beberapa teori tentang hubungan kemampuan berkomunikasi bahasa asing dengan lingkungan di mana bahasa asing itu digunakan.60

Masih terkait dengan pentingnya lingkungan berbahasa, seperti pendapatnya Stephen D. Krashen menyatakan bahwa penerapan lingkungan bahasa dalam pembelajaran bahasa akan lebih efektif daripada hanya menggunakan metode inovasi. Menurutnya, lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa anak, seperti lingkungan formal dan informal. Lingkungan memberikan pengaruh langsung terhadap pelajar dalam menerapkan teori yang dipelajarinya ketika di kelas.61Sejalan dengan pendapat di atas, Edward Sapir juga menyatakan hal yang sama, bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan berbahasa anak. Selain karena menerapkan teori secara langsung, lingkungan merupakan wadah bagi pelajar bahasa untuk langsung mengucapkan apa yang dipelajarinya, sehingga tujuan pembelajaran bahasa yaitu untuk berkomunikasi dapat tercapai.62

Pembelajaran bahasa melalui lingkungan juga disetujui oleh Carol A. Chapelle, seperti: menginterpretasikan pembelajaran bahasa baru melalui lingkungan, mengubah konteks dalam pembelajaran bahasa, meningkatkan pengajaran dan pembelajaran, memperkenalkan budaya dalam pembelajaran dan menggunakan media baru, memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pemerolehan bahasa kedua. Pembelajaran bahasa melalui lingkungan menurut Carol tidak hanya berada di dalam kelas, akan tetapi pembelajaran bahasa melalui lingkungan di luar kelas akan lebih meningkatkan kemampuan berbahasa anak karena kesempatan yang digunakan untuk berlatih bagi siswa lebih besar.63

Berdasarkan deskripsi yang penulis sampaikan di atas, ia maka penulis menarik untuk diteliti lebih lanjut tentang penerapan metode langsung dalam

60 Agus Nasution, Komunikasi Aktif di Lingkungan Imitatif (Studi Kasus di MTs

Negeri Padang Panjang Sumatera Barat), Tesis SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, 17.

61 Nur Habibah, “Lingkungan Artifisial Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Arabiyât : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, 3, (2) (2016) : 173-196. (accessed March 25, 2017). Dikutip dari : Stephen D. Krashen, “Formal and Informal Linguistic Environments in Language Acquisition and Language Learning,” TESOL Quarterly, Vol. 10, No. 2 (Jun. 1976):157-168. Published by: Teachers of English to Speakers of Other Languages, Inc. (TESOL), http://www.jstor.org/stable/3585637. (accessed March 25, 2017).

62 Edward Sapir, “Language and Environment,” American Anthropologist, New Series, Vol. 14, No. 2 (Apr.-Jun.,1912) : 226-242. Published by: Wiley, http://www.jstor.org/stable/659930. (accessed March 25, 2017).

63 Carol A. Chapelle, “The Relationship between Second Language Acquisition Theory and Computer- Assisted Language Learning,” The Modern Language Journal, Vol. 93 (2009):741-753. Published by: Wiley. http://www.jstor.org/stable/2561227. (accessed March 25, 2017).

Page 30: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 16

pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima. Dengan adanya penelitian diharapkan dapat menganalisis dan mengelaborasi lebih dalam tentang penerapan metode ini serta tantangan dan peluangnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bahasa Arab untuk agar siswa mampu berkomunikasi secara aktif baik di lingkungan sekolah atau di luar sekolah dapat terwujud. Berangkat dari penelitian ini sebagian harapan kita bisa terwujud dan hasilnya bisa memperbaiki masalah pembelajaran bahasa Arab di madrasah.

Penulis mengangkat sebuah masalah penelitian ini yaitu penggunaan metode Langsung dalam pembelajaran bahasa Arab dengan memilih lokus di MAN 2 Kota Bima dengan pertimbangan keilmuan dan akademik karena dianggap memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. MAN 2 Kota Bima adalah salah satu madrasah/sekolah unggulan dan favorit 64

serta berprestasi di Pulau Sumbawa (Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu). Madrasah ini memiliki dengan visi dan misi madrasah mencetak out put yang unggul dan maju dalam IMTAQ dan IPTEK. Pengembangan pendidikan yang integralistik melalui program pembinaan Sains dan kebahasaan (bahasa Arab dan Inggris) dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan pembinaan kegiatan ekstra kurikuler untuk kedua bidang keilmuan di madrasah ini telah digalakkan dan kembangkan.65

2. Pengembangan kegiatan pembelajaran bahasa Arab dengan metode langsung di madrasah ini sangat yang mendukung kemahiran berbahasa Arab aktif di madrasah sangat perlu dilakukan meskipun banyak kendala dan tantangan yang dihadapi misalnya madrasah ini tidak menggunakan sistem “boarding school” seperti halnya pesantren. Bukan hal yang tidak mungkin madrasah ini perlu

64 Sebuah lembaga pendidikan bisa dikatakan unggul dan favorit apabila memiliki

indikator-indikator sebagai berikut : Pertama, Definisi sekolah favorit salah satu indikatornya apabila calon siswa peminatnya lebih banyak dan melebihi daya tampungnya, menjadi target/pilihan utama calon siswa, memiliki prestasi akademik yang beragam dan komitmen tinggi dengan tata tertib yang disepakati bersama. Kedua, Sekolah yang menciptakan anak peduli dengan lingkungan sekitar, kurikulum yang kolaboratif antara pendidikan sekolah dengan pendidikan rumah tangga secara harmonis sehingga mendorong potensi kreatif siswa secara utuh dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Ketiga, Memiliki manajemen yang dikelola secara profesional, guru dan tenaga kependidikan profesional mendorong kemajuan sekolah. Keempat, Sekolah yang mampu melayani siswa dan orang tuanya dengan pelayanan bermutu dan mementingkan pendidikan karakter berbasis religius, nilai luhur budaya bangsa dan kearifan lokal. Kelima, Sekolah yang memiliki sarana prasarana dan fasilitas pembelajaran yang memadai sebagai penunjang proses pembelajaran sehingga menunjang kultur sekolah yang berbasis media dan sekolah yang menjadi sasaran dan objek studi banding bagi sekolah lain. Keenam, Sekolah yang memiliki pengembangan budaya sekolah yang terintegrasi dan terimplementasi dalam proses pembelajaran. Sekolah juga menciptakan inovasi-inovasi pengembangan budaya-budaya keagamaan di sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai lokal, nasional dan internasional. Kesemuanya itu telah menyatu dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, sehingga nantinya sekolah itu menjadi sekolah yang bertaraf internasional (SBI). (Lihat : Wijaya Kusumah, Menciptakan Budaya Sekolah, file ://localhost/C;/Documents, information.mht) diakses tanggal 12 Pebruari 2018).

65 Hasil tela’ah Profil MAN 2 Kota Bima : Visi dan Misi, Tujuan dan Program Strategis Tahunan MAN 2 Kota Bima tahun 2014-2019.

Page 31: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 17

didesain dengan pola pendidikan yang “semi pesantren” dalam kegiatan kebahasaan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

3. Menurut penelitian pendahuluan penulis bahwa MAN 2 Kota Bima sudah mencoba menerapkan metode Langsung dibanding dengan madrasah-madrasah lain di wilayah ini baik jenjang MA maupun MTs dan MI.66Penerapan metode ini masih akan diteliti lebih lanjut oleh penulis terhadap efektivitas dan masalah yang dihadapinya. Pemilihan lokasi ini semata-mata adalah alasan akademik dan profesionalitas, selanjutnya hasil penelitian sangat dimungkinkan untuk keperluan inovasi pembalajaran bahasa Arab di madrasah ini.

B. Permasalahan Penelitian

1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat

diidentifikasi sejumlah permasalahan sebagai berikut : a. Dalam aplikasi metode penegajaran bahasa Arab, guru masih belum

sepenuhnya mempergunakan metode pengajaran yang menganut prinsip-prinsip pembelajaran aktif dan menyenangkan67 di antara indikatornya adalah masih banyak guru yang belum memiliki inovasi dan kreativitas dalam memanfaatkan media pembelajaran dalam mendukung penggunaan metode yang tepat.

b. Suasana kelas dalam pembelajaran bahasa Arab sangat heterogen, di mana peserta didik di dalamnya berasal dari latar belakang sekolah/madrasah yang berbeda serta permasalahan sosiokultural yang berbeda pula. Fakta menunjukkan bahwa siswa madrasah hampir seimbang antara jumlah siswa dari sekolah umum dengan siswa yang berasal dari sekolah Islam (madrasah). Heterogenitas siswa madrasah sangat berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran di madrasah.68

c. Dalam pembelajaran bahasa Arab tidak bisa dipungkiri bahwa penguasaan pembelajar terhadap empat kemahiran berbahasa masih minim, banyak out put dari siswa madrasah masih belum mampu mempraktikkan komunikasi lisan dan tulis baik di lingkungan sekolah maupun ketika berada di tengah penutur dengan bahasa target.69

66 Prelimenary research dengan wawancara terhadap guru Bahasa Arab di madrasah-

madrasah di lingkungan Kemenag Kota Bima, 14 Pebruari 2017. 67 Lihat Azis Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode

Tradisional dan Kontemporer (Jakarta : Bania Publishing, 2010), 225. Lebih lanjut baca Dryden dan Vos, Cara Belajar : Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan Fun (Bandung : Kaifa, 2000), 25.

68 Preliminary research dalam bentuk wawancara terhadap Dahlan , Wakamad Kurikulum MAN 2 Kota Bima, Keadaan Siswa MAN 2 Kota Bima tahun pelajaran 2016/2017 dan 2017/2018, tanggal 14 Agustus 2017.

69 Lihat Nur Hizbullah dan Zakiatul Mardiah, “Masalah Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah di Jakarta,” Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, Vol. 2 No. 3. (Maret 2014) :189-198. (accessed Desember 6, 2017). Lihat Juga Pusat Penelitian dan pengembangan Pendidikan Islam, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Agama

Page 32: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 18

d. Tidak tersedianya lingkungan berbahasa (al-bi>’ah al-lughawiyah) di sekolah/madrasah sehingga tidak memungkinkan pengembangan kegiatan berbahasa siswa terutama terhadap dua kemahiran berbahasa utama yaitu mendengar dan membaca.70

e. Motivasi dalam pembelajaran mutlak diperlukan, tetapi juga bagaimana motivasi itu diperlakukan secara psikologis untuk memperoleh kompetensi berbahasa belum ditemukan format yang tepat. Motivasi belajar bahasa siswa dalam berbagai tingkat pendidikan masih sangat rendah.71

f. Minat dalam belajar bahasa Arab masih kurang dan tidak berdampak pada orientasi pembelajaran bahasa Arab. Sehingga metode dan aspek lain dalam pembelajaran kurang diperhatikan.72

g. Fasilitas73 belajar bahasa Arab yang tersedia di madrasah masih kurang, fasilitas yang tersedia sekarang seperti laboratorium bahasa belum sepenuhnya bisa dipergunakan karena kondisinya rusak ringan.74

h. Terbatasnya alokasi jam pembelajaran bahasa Arab di madrasah sementara target pencapaian kurikulum sangat banyak dan berat sehingga menambah berat problematika pembelajaran bahasa Arab.75

2. Perumusan Masalah Rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana

implementasi metode langsung (al-t{ari>qah al-muba>shirah) dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima ?”

Permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan : 1. Apa saja teknik-teknik penerapan metode langsung dalam pengajaran bahasa

Arab di MAN 2 Kota Bima ? 2. Bagaimana permasalahan yang dihadapi dalam penerapan metode langsung

dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima ?

Republik Indonesia, “Laporan Hasil Penelitian Survei Kemampuan Membaca Bahasa Arab Siswa Madrasah Aliyah di Indonesia,” 2007, 103-105. (accessed Mei 8, 2017).

70 Helmy Zuhdy, Al-Bi>’ah al-Lughawiyyah : Takwi>nuha> wa Dauruha> fi> Iktisa>b al-Arabiyyah (Malang : UIN Maliki Press, 2009), 59-62.

71 Heidi Dulay, et.al., Language Two (New York : Oxford University Press, 1982), 47. Lihat juga R.C. Gardner dan W.E. Lambert, Attitude and Motivation in Second Language Learning (New Buy House : Rowley Mass, 1972), 14. Lihat juga E.W. Stevick, “My Undestanding of Teaching Language : A Way and Ways”. In On TESOL (1976), 111. (accessed March 25, 2017).

72 Dick W. Carey L., The Systematic Design of Instruction (Illionis, Glenview : Scott, Foresmen and Company, 1937).

73 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta : Teras, 2011), 33-34.

74 Wawancara dengan Lukman Jayadiningrat, Wakamad Humas dan Sarana/ Prasarana, diperkuat dengan Observasi terhadap media dan fasilitas pendukung pembelajaran bahasa Asing di MAN 2 Kota Bima, tanggal 13 Pebruari 2017.

75 Dokumentasi, Hasil kajian peneliti terhadap Struktur Kurikulum Bahasa Arab MA, Dokumen 1 dan Dokumen 2 MAN 2 Kota Bima tahun pelajaran 2016/2017, tanggal 14 Pebruari 2017.

Page 33: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 19

3. Bagaimana efektivitas penerapan metode langsung dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima ?

3. Pembatasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini perlu penulis memberikan batasan untuk

menentukan fokus utama sehingga mempermudah dalam mengumpulkan data di lapangan :

Istilah implementasi dalam tesis ini menunjuk pada penerapan tentang konsep metode langsung dalam konteks aktivitas pembelajaran bahasa Arab di dalam kegiatan belajar mengajar. Implementasi metode langsung di sini difokuskan pada teknik-teknik pembelajaran yang interaktif dan komunikatif yang memungkinkan pembelajaran berjalan tidak hanya sekedar guru menyampaikan materi dalam komunikasi satu arah, akan tetapi dapat memberikan stimulus kepada siswa agar mau belajar bahasa secara langsung dan aktif menggunakannya dalam komunikasi secara dialogis. Teknik-teknik pembelajaran di sini mengacu pada model pembelajaran dan manajemen kelas yang sesuai dengan prinsip metode langsung yang menekankan adanya penggunaan pembelajaran bahasa Arab secara langsung yang disertai dengan latihan-latihan yang kontinue.

Pembahasan tentang hasil pembalajaran bahasa Arab akan dibatasi pada keempat keterampilan itu sering disebut dengan al-maha>rah al-lughawiyyah al-arba’ah yang saling berhubungan dan dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, yaitu kemahiran mendengar (maha>rat al-istima’), berbicara (maha>rat al-kala>m), membaca (maha>rat al-qira>ah) dan menulis (maha>rat al-kita>bah), yang ditetapkan dalam kurikulum Bahasa Arab Madrasah Aliyah.

Dalam penelitian ini juga, pembahasan metode langsung yang aplikasinya hanya diperuntukkan bagi kelas unggulan yang hanya ada satu kelas pada masing-masing tingkatannya. Meskipun siswa kelas unggulan ini memiliki tingkatan kecerdasan yang tinggi dibanding dengan siswa kelas biasa, mereka juga termasuk siswa/pembelajar yang tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari (lughah yawmiyah) atau yang menganggap bahasa Arab sebagai bahasa asing (lughah ajna>biyah). Sedangkan objek penelitian ini hanya ditujukkan kepada siswa kelas unggulan MAN 2 Kota Bima pada tahun pelajaran 2017/2018.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis “Bagaimana implementasi metode langsung (al-t{ari>qah al-mubashirah) dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima ?”.

2. Tujuan Khusus 1. Menganalisis teknik-teknik dalam penerapan metode langsung dalam

pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima. 2. Membahas permasalahan yang dihadapi dalam penerapan metode langsung

dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima. 3. Menganalisis efektivitas penerapan metode langsung dalam pengajaran

bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima.

Page 34: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 20

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan penerapan metode langsung dalam pengajaran bahasa Arab.

2. Secara praktis, penelitian ini sebagai masukan bagi pihak Pemerintah, lembaga pendidikan dan para peneliti dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab yang berdasarkan metode-metode yang efektif dan menyenangkan bagi siswa sehingga kualitas hasil pembelajaran bahasa Arab di sekolah/madrasah semakin baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang

terkait dengan penggunaan metode langsung dalam pembelajaran bahasa asing sudah banyak dilakukan misalnya dapat penulis uraikan sebagai berikut :

Yufi Muhammad Nasrullah, (2007),76 dalam penelitian tentang metode langsung di perguruan tinggi, menyimpulkan bahwa penggunaan metode langsung saja dalam pengajaran bahasa Arab tidaklah cukup dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab, karena setiap metode yang digunakan memiliki kekurangan dan kelebihan, karena itu perlu mencari alternatif metode lain yang sesuai dengan kemampuan guru dan siswa, metode dan bahan ajar. Kegagalan pengajaran bahasa Arab di perguruan tinggi selama ini tidak ditimpakan begitu saja kepada dosen pengajar atau metode langsung yang digunakannya, tetapi lebih disebabkan belum adanya sinergitas antara orientasi, quo vadis problematika dan metode yang digunakan. Sinergitas menjadi kata kunci dalam persoalan ini, ketidakhadiran salah satu bahkan keseluruhan unsur penopang akan menentukan keberhasilan dalam pengajaran bahasa Arab. Salah satu yang dia rekomendasikan dalam penelitian itu adalah kemungkinan penerapan metode langsung dengan mengkombinasikan atau menvariasikan dengan metode-metode lain serta penggunaan media-media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Wisnawati Loeis (2011)77dan Abd. Rahman Anwar (2017)78, dalam penelitian kepustakaan (library research) mereka menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Arab dengan metode ini mengandung prinsip komunikatif karena pembelajar dapat berkomunikasi langsung dengan bahasa Arab sebagai bahasa asing dan sedapat mungkin menjauhkan pembelajar dari penggunaaan bahasa ibu. Di antara prinsip -prinsip penerapan metode langsung misalnya : prinsip mendahulukan yang lebih utama, prinsip ketepatan dan korektivitas, prinsip kebertahapan, prinsip aspek motivasi dan prinsip baku dan standar. Tetapi menurutnya bahwa metode ini juga disamping memiliki keunggulan seperti diuraikan di atas, juga memiliki kelemahan diantaranya sangat sulit untuk menggunakan bahasa target untuk menjelaskan ism

76 Yufi Mohammad Nasrullah, “Relevansi Metode Langsung pada Pengajaran

Bahasa Arab di Tingkat Perguruan Tinggi,” Jurnal Penddidikan Universitas Garut, Vol. 01. No. 01 (2007) : 44-51. (accessed Mei 8, 2017).

77 Wisnawati Loeis, “ Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Jurnal Turats, Vol. 7, No.2 (Agustus 2011) : 62-70. (accessed Mei 8, 2017).

78 Abd. Rahman Anwar. “Penerapan Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Jurnal Diwan, Vol. 3, No. 1 (2017) : 50-63. (accessed July 16, 2017).

Page 35: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 21

(kata benda) yang abstrak, metode ini ini hanya cocok diterapkan untuk kelas dengan jumlah siswa yang sedikit misalnya hanya 25 orang siswa, dan seterusnya. Dalam uraian laporan penelitian ini juga dijelaskan bahwa metode langsung harus dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaran yang tepat sehingga dapat memotivasi pembelajar untuk mau berkomunikasi dengan bahasa Arab dalam muh{a>dathah dan h{iwa>r pendek dan sederhana.

Naf Siehul Kuta dan Febrita Ardianingsih (2015),79 penelitian ini menyebutkan bahwa bahwa penggunaan metode langsung dalam pembelajaran makna kata pada anak autis di SLB tersebut menunjukkan hasil yang efektif dan berhasil dalam mengajarkan makna kata tersebut kepada anak-anak autis. Pada saat pelaksanaan pretest, anak autis mengalami kesulitan menjawab soal-soal yang diberikan peneliti. Hal ini dapat dilihat bahwa anak tidak dapat menyebutkan nama/fungsi benda di sekitar sekolah dan anak juga tidak merspon instruksi peneliti untuk menujuk benda-benda di sekitar sekolah dan menunjukkan sikap tidak konsisten dalam menjawab pertanyaan peneliti, sehingga hasil tes kurang maksimal dengan rata-rata 41,08. Secara teoretis, bahwa anak autis mengalami kesulitan berbahasa, yaitu dalam memahami makna kata atau semantik, perlu digunakan metode yang efektif dalam pembelajaran makna kata benda bagi anak autis di samping penggunaan media-media pendukung. Setelah peneliti memberikan perlakuan dalam bentuk penggunaan metode langsung (direct method) terhadap anak autis tersebut dalam proses pembelajaran melalui dialog dan juga peragaan. Perlakuan terhadap anak autis dengan metode langsung pada makna kosa kata benda secara terus-menerus, maka hasil menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa autis setelah dilakukan post test meningkat menjadi 88,09, yang sebelumnya pada pretest hanya mendapat nilai berkisar 41,08. Dengan demikian, kesimpulan hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode langsung dapat menghasilkan peningkatan pembelajaran bahasa pada anak autis.

Ahmad Dmour melakukan penelitian di Yordania (2015), 80 penelitian yang dilakukannya berfokus pada penggunaan bahasa ibu, dalam hal ini bahasa Arab sebagai alat komunikasi untuk mengajarkan bahasa kedua (bahasa Inggris) di sekolah dasar Al-Mutarak. Menurutnya, banyak ragam metode pembelajaran bahasa asing yang dapat dipraktikkan seperti metode langsung, metode gramatikal terjemah, metode audiolingual, metode komunikatif dan lain-lain. Dalam pembelajaran bahasa dengan target keahlian tertentu seperti gramatika, penggunaan bahasa ibu dapat membantu dan bermanfaat bagi siswa. Sementara untuk kemampuan memahami teks, kosa kata, h{iwa>r dan muh{a>dathah, penggunaan bahasa ibu harus diminimalisir. Bahasa ibu hanya perlu digunakan saat menemukan kata-kata yang sulit. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran bahasa sangat situsional.

79 Naf Siehul Kuta dan Febrita Ardianingsih, “Metode Langsung (Direct Method)

Terhadap Pembelajaran Makna Kata Pada Anak Autis,” Jurnal Pendidikan Khusus Universitas Negeri Surabaya (2015) : 1-6. (accessed Mei 15, 2017).

80 Ahmad Dmour, “The Effect of Using Arabic Language for Teaching as a Foreign Language at Elementary Stage Schools in Jordan,” (Yordania : 2015). (accessed March 25, 2017).

Page 36: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 22

Khairunnisa (2016)81 menyimpulkan bahwa penggunaan metode komunikatif dalam pembelajaran bahasa Arab di madrasah tersebut ada yang efektif dan ada yang tidak efektif, dilihat dari hasil belajar siswa. Menurutnya, bahwa dlilihat dari perspektif metode/pendekatan komunikatif, ada metode yang sudah sesuai dengan prinsip pembelajaran komunikatif dan ada pula metode yang belum mencerminkan pendekatan komunikatif. Metode komunikatif yang aktif dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, partsipatif dan menyenangkan sehinggga dapat diukur tingkat keberhasilannya setelah kegiatan pembelajaran. Sedangkan metode komunikatif yang pasif cenderung menciptakan suasana pembelajaran berat sebelah yang lebih didominasi peran guru sedangkan siswa sangat pasif. Masih menurutnya, beberapa metode komunikatif yang yang efektif dengan mendesain pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif misalnya metode muha>dathah, metode h{iwa>r, metode langsung, metode menyanyi dengan bahasa Arab, metode games language, sedangkan metode komunikatif yang tidak efektif misalnya metode ceramah dan metode membaca. Dalam kesimpulannya penulis mengatakan pembelajaran bahasa Arab dengan metode komunikatif di madrasah tersebut masih belum efektif dapat diukur dengan indikator misalnya : tidak terpenuhinya persyaratan dan indikator pembelajaran yang baik; hasil belajar yang diperoleh siswa masih kurang; dan kurangnya intensitas waktu untuk berkomunikasi; serta kurang tersedianya media pembelajaran. Menurutnya bahwa metode komunikatif sebetulnya sangat akrab dengan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam berkomukasi langsung baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam kaitannya itu maka penerapan metode langsung sangat erat kaitannya pendekatan komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar.

Muhammad Tsabirin (2017)82 dalam penelitiannya tentang pengajaran bahasa Arab dengan metode langsung pada materi h {iwa>r di MAN 2 Sigli. Dalam kesimpulan penelitiannya mengatakan bahwa metode langsung yang diterapkan guru di madrasah ini sangat cocok dalam mengajarkan materi h{iwa>r sebagai bagian dari kemahiran berbicara. Mengajarkan kemampuan berbicara pada peserta didik dengan mempraktikkan langsung dialog/percakapan adalah metode yang efektif dalam mendorong dan menciptakan minat mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab. Dalam menggunakan metode langsung, guru dituntut untuk mempraktikkan dialog/percakapan bahasa Arab dengan fasih dan intonasi yang benar dan siswapun memperhatikan dengan seksama praktik guru tersebut, sehingga siswa mampu mempraktikkan dialog/percakapan sesuai dengan teknik yang benar. Dalam penelitian itu, dia memperkuat kesimpulan penelitiannya dengan indikator keberhasilan metode langsung dalam pengajaran materi h{iwa>r dapat dilihat dari perhitungan secara kuantitatif terhadap kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus product moment. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa

81 Khairunnisa, Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-

Hidayah Studi Pendekatan Komunikatif (Tesis Sekolah Pascasarjana, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2016).

82 Muhammad Tsabirin, Muhammad. “Tat{bi>q al-T{ari>qah al-Muba>shirah fi> Ma>ddat al-H{iwa>r fi> al-Madrasah al-’Aliyah al-Isla>miyah al-Tha>niyyah Sigli,” Lisa>nuna>, Jilid 7. Vol. (1 Januari-Juni 2017) : 1-24. (accessed Januari 10, 2018).

Page 37: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 23

pembelajaran metode langsung dapat meningkatkan kemampuan dialog/percakapan bahasa Arab siswa secara signifikan.

Pada umumnya, penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli/peneliti tersebut dapat dijadikan bahan perbandingan bagi penulis dalam melakukan penelitian dengan merujuk pada penelitian yang memiliki persamaan dalam variabel tertentu tetapi juga terdapat perbedaan dalam variabel yang lain sehingga dapat dihindarkan dari adanya timpang tindih hasil penelitian ini dengan hasil penelitian-penelitian yang lainnya.

Penelitian mengenai metode langsung memang juga sudah pernah dilakukan, namun kalau dipelajari secara seksama maka penelitian yang sudah ada membatasinya pada studi kasus yang berbeda-beda. Perbedaanya terletak pada ada yang membahas metode langsung dari perspektif teoretis berupa kajian kepustakaan (library research), ada juga yang menggunakan penelitian lapangan dengan setting locus yang berbeda alam berbagai aspek seperti tingkat kesulitan materi pelajaran antara perguruan tinggi, Sekolah Luar Biasa bagi anak autis dan pendidikan menengah MTs atau MA. Di samping itu terdapat perbedaan tingkat kematangan dan kemampuan peserta didik pada jenjang pendidikan tersebut serta yang tak kalah penting adalah karakteristik subyek dan objek penelitian yang menunjukkan distingsi yang beragam. Dengan demikian, dari hasil analisis terhadap penelitian-penelitian yang terdahulu maka penelitian yang penulis lakukan ini berbeda, karena objek yang diteliti para peneliti sebelumnya berbeda dengan objek yang diteliti oleh penulis. Metode pembelajaran bahasa Arab dalam hal ini metode langsung yang dilakukan di MAN 2 Kota Bima yang penulis teliti saat ini lebih bersifat deskriptif dan komprehensif sehingga akan dianalisis secara luas dari berbagai berbagai aspek penting dalam kegiatan pembelajaran.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan jenis penelitian field

research yaitu penelitian lapangan yaitu metode penelitian yang data utamanya tidak didapatkan dari laboratorium atau perpustakaan melainkan pada lokasi atau masyarakat tertentu.83 Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang pada paradigma naturalistik atau fenomenologi.84 Oleh karena itu penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dengan setting alamiah terhadap suatu fenomena, sehingga penelitian kualitatif sebenarnya menggunakan teknik pengumpulan data untuk menggambarkan suatu fenomena yang dteliti.85 Dengan demikian penelitian ini juga dilaksanakan dengan rancangan konsep penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini,

83 Robert G. Burgess, In The Field : An Introduction to The Field Reseach, Series :8

(New York : Routledge, 1990), 9. 84 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendididkan dan Sosial (Jakarta : Referensi,

2013), 190. 85 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2002), 22. Lihat juga : Iskandar, Metodologi Penelitian Pendididkan dan Sosial, 190.

Page 38: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 24

baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel.86

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti fenomena bagaimana implementasi metode langsung dalam pengajaran Bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima. Metode langsung yang penulis analisis dibagi menjadi dua bagian, yaitu metode langsung yang menggunakan teknik-teknik yang variatif dan inovatif dan metode langsung yang tidak disertai dengan teknik yang variatif dan inovatif. Kedua variasi metode langsung tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen tes terhadap kemampuan berbahasa Arab siswa, kemudian dilakukan perbandingan untuk mengetahui tingkat efektivitas implementasi metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab di madrasah tersebut.

2. Sumber Data Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dua sumber

data, yaitu sumber data primer sebagai sumber data utama (primary sources)dan sumber data sekunder (secondary sources) sebagai sumber tambahan dan penunjang sumber primer.87 Sumber primer dari dalam penulisan tesis ini fenomena dan fakta yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan hasil tes kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab dengan metode langsung. Adapun subjek penelitian ini terdiri dari para guru dan pembina bahasa Arab, kepala sekolah, wakamad kurikulum, wakamad kesiswaan, wakamad sarana/parasarana dan serta siswa/siswi kelas unggulan MAN 2 Kota Bima. Sedangkan sumber sekunder dalam bentuk buku, jurnal, disertasi, tesis dan tulisan-tulisan lain yang berasal dari situs online dan website yang relevan dengan konsep dan aplikasi metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab yang dijadikan kajian analisis dalam penulisan tesis ini.

3. Pengumpulan Data Peneliti berupaya mendapatkan informasi atau memperoleh data dari

penelitian ini dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumen dan tes tertulis 88 terhadap subyek penelitian yang ada di MAN 2 Kota Bima. Beberapa teknik pengumpulan data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara seksama objek yang diteliti, objek yang diamati bisa berupa keterampilan, perilaku individu, atau situasi proses kegiatan tertentu.89 Jenis observasi yang digunakan adalah partisipasi pasif, yaitu peneliti berada di lokasi yang diamati, mengamati

86 Lihat Moch. Ainin, Metodologi Penelitian Bahasa Arab (Malang : Hilal Pustaka,

2007), 67. Lihat juga : Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, 54.

87 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2009), 245.

88 Norman K. Denzim & Yvonna S.Lincoln, The Sage Handbook of Qualitative Research (Thousan Oaks : SAGE, 2005), 741.

89 Nana Sujana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995), 84.

Page 39: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 25

kegiatan-kegiatan yang berlangsung tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.90 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara holistik tentang penerapan metode langsung dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima. Data-data yang diperlukan dengan teknik observasi adalah kegiatan pembelajaran bahasa Arab dengan metode langsung yang melibatkan guru-guru bahasa Arab dan siswa kelas unggulan di madrasah tersebut. b. Wawancara

Wawancara adalah teknik yang dilakukan guna mendapatkan keterangan secara lisan langsung dari responden.91Karena penelitian ini berupa studi kasus,92 maka yang digunakan adalah pedoman wawancara93 tak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.94Dalam model wawancara tersebut, pewawancara secara kreatif mengendalikan jawaban responden. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara secara mendalam mengenai segala aspek yang berkaitan desain pembelajaran penerapan metode langsung dalam pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima. Pelaksanaan pembelajaran di kelas dan metode pembelajaran bahasa Arab. Wawancara ditujukkan kepada kepala madrasah, para wakil kepala madrasah, guru dan Pembina bahasa Arab sebanyak 4 orang yang mengajar dan membina di kelas X, XI dan XII MAN 2 Kota Bima tahun pelajaran 2017/2018. c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data informasi dari bermacam-macam sumber tertulis dan dokumen yang ada.95Dalam konteks penelitian ini teknik dipakai untuk mendapatkan data dan informasi dari sumber yang berupa dokumen-dokumen tentang madrasah, kajian yang terdahulu yang relevan berupa : tesis, disertasi dan tulisan para ahli yang tertuang dalam buku-buku, website, majalah-majalah, baik berbentuk bahan cetakan atau elektronik yang berbicara tentang tema yang sama, juga berupa dokumen-dokumen berupa majalah, buletin, buku arah dan pedoman pembelajaran, buku-buku paket bahasa Arab MA, dokumen kurikulum madrasah (dokumen 1 dan dokumen 2) buku kegiatan bahasa baik intra maupun ekstra kurikuler, dan laporan kegiatan yang dibuat dan diterbitkan oleh pihak madrasah.

90 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R & D (Bandung : Alfabeta, 2007), cet.III, 312. 91 Kontjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 1993),129 92 Studi Kasus adalah jenis penelitian yang menfokuskan pada suatu unit, seorang

anak, suatu kelompok kecil, suatu sekolah atau kelas, suatu komunitas tertentu, dan suatu peristiwa. Moch. Ainin, Metodologi Penelitian Bahasa Arab, 68.

93 Pedoman wawancara digunakan agar dapat mengarahkan dan memudahkan dalam mengingat pokok-pokok permasalahan yang diwawancarakan. Lihat Louis Cohen, dkk, Research Methods in Education (London : Lontledge, 2003), 122.

94 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), cet.XII, 202.

95 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 335. Lihat juga Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, 221.

Page 40: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 26

d . Tes Menurut MacMilan & Schumacher istilah paper and pencil tests diartikan

sebagai a standard set of questions is presented to each subject in writing (on paper or computer) that requires completion of cognitive task. 96 Tes tertulis merupakan sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada subyek penelitian dalam bentuk tertulis baik dengan kertas atau komputer untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang yang mencakup pengetahuan, kemampuan belajar atau keahlian (skills).

Dalam penelitian penulis memilih bentuk tes yang telah distandarkan yang dijadikan alat untuk pengumpulan data sesuai dengan karakteristik data, dimana data tersebut untuk mengukur seuatu yang lebih spesifik. Maka bentuk test dibuat dan konstruksi sendiri yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Bentuk test yang peneliti pilih adalah criterion-referenced atau penilaian acuan patokan (PAP), proses interpretasinya berdasarkan seperangkat kriteria yang telah ditetapkan.

Relevan dengan penelitian ini, maka data yang diharapkan terkumpul dari tes ini adalah data tentang nilai tes empat kemahiran berbahasa Arab siswa dengan menggunakan metode langsung pada kelas unggulan MAN 2 Kota Bima. Responden dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling di mana subjek yang diteliti diambil berdasarkan karakteristik tertentu yang dipandang memiliki hubungan dengan populasi yang sudah diketahui sebelumnya serta dengan pertimbangan tertentu.97 Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dari siswa kelas unggulan sebanyak 30 orang dari total jumlah siswa yang tersebar di setiap tingkat yang berbeda.

4. Analisis Data Analisis data salah satu kegiatan dalam rangkaian penelitian yang penting dan

menentukan. Dalam kegiatan ini data dan informasi yang terkumpul akan lebih bermakna.98Pengolahan data dilakukan melalui analisis kualitatif dengan mengkategorikan temuan sesuai dengan ciri dan makna. Untuk memperoleh tingkat kesahihan data atau informasi digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding.99 Satu persoalan diajukkan kepada beberapa informan hingga sampai pada titik jenuh.

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data penelitian yang berbentuk kuantitatif yang diperoleh dengan metode test akan dianalisis secara deskriptif sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang hendak diteliti. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode induktif. Menurut Bogdan dan Biklen data yang telah diperoleh dan terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi digambarkan kembali secara kualitatif, yaitu

96 McMillan, J.H. & Sally Schumacher. Research in Education, Evidence Based

Inquiry (USA : Pearson, 2010), 250. 97 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, 75. 98 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Prakteknya Cet II

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2004), 80. 99 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 178.

Page 41: T A U F I Krepository.uinjkt.ac.id/.../123456789/44933/1/Taufik_Fix.pdfkeutuhan isi dan kandungan tesis ini di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

PENDAHULUAN

Page | 27

menggambarkan kembali sesuai dengan data-data yang diperoleh di lapangan dan menjelaskan serta menganalisa permasalahan yang diteliti dalam bentuk yang diuraikan secara sistematis dengan berpedoman pada landasan teori yang berhubungan dengan pembahasan untuk mencari pemecahan masalah.100

Kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Kegiatan dalam analisis data dapat dilakukan secara sistematis yang meliputi, mereduksi data (data reduction), menyajikan data (data display) dan menyimpulkan data (data conclution drawing/verification).101

G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis ini, penulis mengacu pada buku panduan penulisan

yang berlaku di SPS UIN Jakarta terbaru102. Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut :

Bab I sebagai pendahuluan yang juga merupakan peta penelitian dari tesis ini. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah yang akan diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II mendeskripsikan landasan teori yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan tesis yaitu terdiri dari A. Metode Langsung : 1. Pengertian dan Latar Belakang Metode Langsung ; 2. Konsep Dasar dan Karakteristik Metode Langsung; 3. Langkah-langkah Metode Langsung ; 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung. B. Pembelajaran Bahasa dalam Perspektif Behaviorisme dan Kognitivisme, dan C. Inovasi Media dalam Pembelajaran Bahasa.

Bab III membahas tentang Pembelajaran Bahasa Arab di MAN 2 Kota Bima yang meliputi tentang Gambaran Umum Lokasi penelitian, Data guru dan TU ; Data siswa ; Kurikulum Bahasa Arab MA, Metode langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab MA dan Pengembangan Lingkungan Berbahasa.

Bab IV mencakup pembahasan tentang : Implementasi Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab yang meliputi : A. Teknik-teknik Pengajaran Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa ; Problematika Pembelajaran Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab dan Efektivitas Metode Langsung dalam pembelajaran Bahasa Arab.

Bab V sebagai penutup berupa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya dan terakhir berupa saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat menambah khazanah dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam penerapan metode langsung.

100 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 248. 101 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D, 246. 102 Pedoman Akademik Magister dan Doktor 2016-2020, Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2016), 67.