taya mum

9
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian, Syarat dan Rukun Tayamum Kata tayamum menurut bahasa sama dengan al-qashdu yang berarti menuju, menyengaja. Menurut pengertian syara’ tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Tayamum adalah pengganti wudlu atau mandi, sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur) yaitu karena sakit, karena dalam perjalanan, dan karena tidak adanya air. Pensyari’atan tayamum ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S. Al-Nisa’ ayat 43, sebagai berikut : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun” Dalam hal ini terdapat bebebrapa syarat dari tayamum yaitu : pertama, sudah masuk waktu shalat maksudnya tayamum disyariai’atkan untuk orang yang terpaksa. Sebelum masuk waktu shalat ia belum terpaksa, sebab shalat belum waajib atasnya ketika itu. Kedua, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk. Kita disuruh bertayamum bila tidak ada air setelah dicari dan yakin tidak ada, kecuali orang sakit yang tidak diperbolehkan memakai air, maka tidak menjadi syarat baginya. Ketiga, dengan tanah yang suci dan berdebu. Dan yang keempat, menghilangkan najis maksudnya sebelum bertayamum itu hendaknya harus bersih dari najis. Adapun rukun-rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun-rukun tersebut. Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang membatalkan wudlu dan ketika adanya air. Adanya air disini adalah ketika mendaptkan air

Upload: wisnu

Post on 08-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

islam wudlusssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian, Syarat dan Rukun TayamumKata tayamum menurut bahasa sama dengan al-qashdu yang berarti menuju, menyengaja. Menurut pengertian syara tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Tayamum adalah pengganti wudlu atau mandi, sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur) yaitu karena sakit, karena dalam perjalanan, dan karena tidak adanya air. Pensyariatan tayamum ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S. Al-Nisa ayat 43, sebagai berikut :Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha PengampunDalam hal ini terdapat bebebrapa syarat dari tayamum yaitu : pertama, sudah masuk waktu shalat maksudnya tayamum disyariaiatkan untuk orang yang terpaksa. Sebelum masuk waktu shalat ia belum terpaksa, sebab shalat belum waajib atasnya ketika itu. Kedua, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk. Kita disuruh bertayamum bila tidak ada air setelah dicari dan yakin tidak ada, kecuali orang sakit yang tidak diperbolehkan memakai air, maka tidak menjadi syarat baginya. Ketiga, dengan tanah yang suci dan berdebu. Dan yang keempat, menghilangkan najis maksudnya sebelum bertayamum itu hendaknya harus bersih dari najis.Adapun rukun-rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun-rukun tersebut. Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang membatalkan wudlu dan ketika adanya air. Adanya air disini adalah ketika mendaptkan air sebelum shalat, maka batallah tayamum bagi orang yang melakukan tayamum tersebut karena ketiadaan air bukan karena sakit.

B. Hikmah TayamumDaintara hal-hal yang dituduh menyelisihi akal adalah masalah tayamum. Maka ada tanggapan bahwa tayamum tidak dapat diterima oleh akal apabila ditinjau dari dua segi, yaitu : pertama, tanah atau debu adalah sesuatu yang kotor, sehingga tidak dapat menghilangkan daki maupun kotoran-kotoran lainnya. Demikian pula tidak dapat membersihkan pakaian. Kedua, tayamum hanya disyariatkan pada dua anggota badan (wudlu), dan ini tidak sesuai dengan akal logika yang sehat.Benar jika syariat tayamum itu memang tidak sesuai dengan akal yang picik. Akan tetapi, ia sangat selaras dengan akal yang sehat. Karena sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan air sebagai su,ber utama kehidupan, sementara manusia diciptakan dati tanah. Tubuh kita tersiri dari dua unsur tersebut, yakni air dan tanah. Dan telah pula dijadikan dari dua unsur itu makanan bagi kita. Lalu keduanya dijadikan alat bagi kita untuk bersuci dan beribadah. Tanah adalah materi asal kejadian manusia dan air adalah sumber kehidupan bagi segal sesuatu. Lalu Allah SWT menyusun alam ini dan kedua unsur itu sebagai sumber utamanya.Pada dasarnya, bahan yang dipakai untuk membersihkan sesuatu dari kotoran dari situasi dan kondisi yang biasa adalah air. Tidak diperkenankan untuk tidak mempergunakan air sebagai bahan pembersih, kecuali pada saat itu air tidak ada, atau karena adanya halangan seperti sakit serta sebab-sebab yang lain (yang dapat dibenarkan oleh syara).Pada saat kondisi tidak memungkinkan untuk mempergunakan air seperti itu, maka mempergunakan tanah sebagai pengganti air adalah jauh lebih utama dibandingkan dengan yang lain. Hal ini karena tanah adalah saudara kandung air. Meskipun pada lahirnya tanah (debu) nampak kotor, namun ia dapat mensucikan kotoran secara batin.Hal ini diperkuat oleh kemampuan tanah untuk menghilangkan kotoran-kotoran secara lahir ataupun mengurangi kadar kotornya. Ini adalah persoalan yang tidak asing bagi mereka yangilmu yang mendalam, sehingga mampu mengungkap hakikat-hakikat dari sesuatu amalan serta memahami kaitan antara lahir dan batin bersama interaksi yang terjadi diantara keduanya.Adapun segi atau pandangan yang kedua, yaiut pensyariatan tayamum yang hanya pada dua anggota badan (wudlu) tidak sesuai dengan akal, sementara telah diketahui, bahwa tayamum disyariatkan pada seluruh anggota badan (wudlu) seperti halnya dengan air.Akan tetapi, pada hakikatnya pensyariatan tayamum hanya pada dua anggota badan (wudlu) berada pada puncak kesucian dan keselarasan dengan akal yang sehat, serta mengandung rasia dan hikmah yang cukup mendalam. Karena pada umumnya, melumuri kepala denagna debu (tanah) adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan jiwa yang normal. Oleh sebab itu, perbuatan tersebut umumnya hanya dilakukan orang saat ia ditimpa musibah dan kesulitan. Adapun kedua kaki umumnya adalah anggota badan yang senantiasa bersentuhan dengan tanah.Dari sisi lain, menyapukan tanah (debu) kemuka atau wajah merupakan gambaran ketundukan dan pengagungan kepada Allah SWT, dan kerendan hati sangat disukai oleh Allah SWT dan mengandung manfaat yang besar bagi hamba. Oleh sebab itu, diperintahkan bagi setiap hamba untuk sujud dan langsung menempelkan wajahnya langsung ke tanah, dan tidak melakukan sesuatu yang menghalangi wajahnya bersebtuhan dengan tanah.Apabila kita telusuri persoalan ini lebih jauh, maka akan nampak bagi kita hikmah lain yang unik, dimana tayamum disyariatkan hanya pada dua anggota badan (wudlu) yang wajib dibasuh saat seseorang berwudlu, dan tidak disyariatkan pada dua anggota badan (wudlu) lain yang boleh untuk dibasuh. Bukankah kaki boleh dibasuh di atas sepatu dan kepala boleh disuh di atas sorban? Maka setelah kepala dan kaki mendapat keringanan dari mencuci menjadi membasuh saat berwudlu, sudah sepatutnya apabila kedua anggota ini juga diberi keringanan atas dasar pengampunan untuk tidak disapu dengan tanah saat melakukan tayamum.Sebab, apabila kepala dan kaki disyariatkan untuk disapu pula dengan tanah (debu) pada saat bertayamum, niscaya tidak ada keringanan yang terjadi (akan tetapi justru memberatkan). Yang ada hanyalah perpindahan bentu dari menyapu dengan menyapu dengan tanah (debu). Dan ini menyalahi hikmah pensyariatan tayamum yang bertujuan memberikan keringanan. Dari sini nampak jelas, bahwa hokum yang ditetapkan oleh syariat Islam itu demikian sempurna dan adil. Dan inilah timbangan yang benar untuk memahami persoalan ini.Memang benar kalau banyak hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyariatan ini, maka secara singkat akan diuraikan hikmah-hikmah yang lain diantaranya :a. Untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh menggunakan air, maka Allah memberikan kemurahan dengan memperbolehkan menggunakan debu sebagai pengganti air.b. Hikmah yang terdapat pada tanah sebagai pengganti air untuk bersuci antara lain adalah tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti menuntut keikhlasan dan kesabaran kita.c. Menyadarkan akan asal manusia diciptakan, bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak berlaku sombong.d. Memberikan kesadaran bahwa tidak ada alas an untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia. Contohnya, menggunakan debu untuk menghilangkan hadas karena ketidak adaan air atau udzur menggunakan air.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanMenurut pengertian syara tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Syarat-syarat dari tayamum yaitu : sudah masuk waktu shalat, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk, dengan tanah yang suci dan berdebu serta yang terakhir menghilangkan najis. Adapun rukun-rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun-rukun tersebut. Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang membatalkan wudlu dan ketika adanya air.Hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyariatan tayamum diantaranya yaitu : Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh menggunakan air, maka Allah memberikan kemurahan dengan memperbolehkan menggunakan debu sebagai pengganti air. Kedua, hikmah yang terdapat pada tanah sebagai pengganti air untuk bersuci antara lain adalah tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti menuntut keikhlasan dan kesabaran kita. Ketiga, menyadarkan akan asal manusia diciptakan, bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak berlaku sombong. Dan yang keempat, memberikan kesadaran bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Suparta, H. Mundzier MA. 2002. Fiqih Madrasah Aliyah kelas 1. Semarang : PT Karya Toha PutraRasjid, H. Sulaiman. 2006. Fiqih Islam. Bandung : PT Sinar Baru AlgensindoIbnu Tamiyah dan Ibnu Qoyim. 2001. Hukum Islam dalam Timbangan Akal dan Hikmah. Jakarta : Pustaka Azzam

HubunganTayamumdanTeori Listrik Statis"

Bismillahirrohmanirrohiim..Ternyata memang Benar,Firman Alloh Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. (Shad: 27)contoh kecil sekarang debu atau tanah hal yang sering kita remehkan dan kita anggap kotor.ternyata menyimpan manfaat yang luar biasa besar.Awalnya Saya beranggapan,bahwa hikmah wudhu adalah untuk sekedar mensucikan(membersihkan dari kotoran dan najis),cukup masuk akal dan dapat dikaji secara ilmiah karna air bersifat netral (ber PH 7).Namun saya tak pernah habis fikir,kenapa tayamum dengan debu/tanah digunakan sebagai pengganti wudhu?.Bertahun-tahun naluri keingin tahuan saya tentang pertanyaan di atas,saya pendam dan kali ini saya temukan jawabannya,dalam sebuah searching kecil-kecilan,pnjelasan tentang pertanyaan di atas telah berjibun dari berbagai sudut pandang,dan kali ini saya akan mencoba merangkum dan menyimpulkannya.Tubuh memiliki keseimbangan listrik statis, dan fisiologi tubuh yang sehat berkaitan erat dengan keseimbangan elektrostatik.

Kondisi atmosfer, serta produk pakaian yang umum di zaman kita dapat mempengaruhi keseimbangan ini. Sikap Sensitif, lekas marah,kerutan wajah,itu adalah kondosi ketidaksetimbangan cairan elektrolit dalam tubuh,Penyembuhan dengan akupunktur dan, dalam beberapa hal, fisioterapi, dapat memperbaiki ketidakseimbangan listrik statis, tetapi kita dapat menghindari efek seluruhnya, ahli medis dunia telah meneliti dan mengkaji manfaat wudu,sebagai pengobatan medis luar biasa,Tiga manfaat utama yang kesehatan manusia berasal dari wudhu berhubungan dengan sistem peredaran darah, sistem kekebalan tubuh, dan keseimbangan elektrostatik tubuh.Hanya dengan melakukan wudhu beberapa kali sehari.

Pengaruh terburuk listrik statis yang diberikan terus menerus pada otot subkutan kecil (di bawah kulit), akhirnya membuat aliran darah tidak beroperasi, itulah sebabnya keriput timbul, dimulai dari wajah dan bagian yang lainnya,Namun,adakah hubungan wudhu dengan listrik statis?

Seorang teman muslim kita telah berbagi pengalamanya dalam sebuah perbincangan singkat yang bermakna,Ia bernamaRois Fatoni,Dosen Teknik Kimia di Univ. Muhammadiyah Surakarta(Graduate Student,Department of Chemical EngineeringUniversity of Waterloo)berikut kisah pengalamannya,

Teman saya bertanya kepada saya, Kamu sering kesetrum listrik statis waktu memegang handle pintu kantor kita?Saya jawab, Iya, betul sekali. Tetapi hanya waktu winter saja.Setiap musim winter tiba, saya memang sering merasa kesetrum ketika memegang handle pintu yang terbuat dari bahan logam seperti almunium.Ia bertanya, Tahukah kamu mengapa hal ini tidak terjadi di musim yang lain?Saya jawab, Tidak tahu.Kata teman saya, Karena udara sangat kering di musim winter.Saya tanya, Kok bisa begitu?Jawab dia, Karena molekul air yang mengembun di tubuh kita akan menetralkan listrik statis yang terakumulasi di tubuh kita. Di musim winter, udara sangat kering, sehingga tidak ada molekul air di permukaan kulit kita. Elektron yang terkumpul di tubuh kita, yang kebanyakan berasal dari gesekan jaket yang kita kenakan, akan terus terakumulasi. Dan begitu tangan kita menyentuh logam yang merupakan konduktor yang baik, elektron yang terakumulasi tadi langsung meloncat dari tubuh kita ke logam tsb. Itu adalah fenomena petir mini, dan ujung jarimu yang merasa seperti tersambar petir. Hal ini mirip dengan fenomena penangkal petir. Di atas ada gumpalan uap air yang kaya akan elektron. Elektron elektron itu akan meloncat ke bumi melalui titik titik terdekat dengan awan yang terbuat bahan konduktor yang bagus.

Saya terkesima, dan berujar, Oooo, begitu ya, ceritanya.Ia pun dengan semangat meneruskan Paparannya, Jadi, kalau kamu tidak ingin tersambar pertir mini alias kesetrum listrik statis, sebelum kau memegang handle pintu, basahilah dulu tanganmu dengan air. Atau, kalau tidak ada air, salurkanlah elektron di tubuhmu ke bumi dengan menebakkan tanganmu ke tanah atau tembok.Saya terperangah dengan kalimat terakhir itu. Saya terperanjat. Saya terkagum kagum. Saya bertakbir: Allahu Akbar!Kesimpulannya,Ternyata kotoran yang ada di dalam tubuh kita, bukan hanya debu yang menempel ke tubuh kita. Ada jenis kotoran yang tidak terlihat oleh mata, jauh lebih berbahaya bila tidak segera dibuang. Kotoran itu bernama elektron, yang apabila terlalu banyak terakumulasi di tubuh kita bisa merusak kesetimbangan sistem elektrolit cairan di dalam tubuh kita.

Molekul molekul air H2O yang bersifat polar sangat mudah menyerap elektron elektron yang terakumulasi di tubuh kita. Hanya dengan mengusapkan air ke permukaan kulit saja, maka kotoran elektron itu dengan mudah terbuang dari tubuh kita. Sekarang saya faham, mengapa Rasulullah SAW pernah mandi besar hanya dengan menggunakan air satu ciduk saja, kurang lebih satu liter saja. Rupa rupanya yang dibutuhkan hanyalah membasahi seluruh permukaan tubuh dengan air, tanpa harus mengguyurnya; dan itu pulalah sebenarnya definisi syari wudhu dan mandi besar, hanya perlu membasuh saja, dan bukan mengguyur. Ternyata,hanya dengan membasuh kulit tubuh dengan air itulah kelebihan elektron di permukaan tubuh kita akan dinetralkan.Dengan teori kotoran elektron listrik statis inilah akhirnya rahasia di balik tayamum sebagai pengganti wudhu menjadi terang benderang di mata saya; bahwa air yang dibasuhkan ke kulit tubuh akan menetralkan listrik statis di tubuh kita, dan penetralan itu bisa diganti dengan menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu wajah dan telapak tangan. Tanah yang suci adalah wudhunya muslim, meskipun tidak menjumpai air sepuluh tahun.(Abu Daud 332, Turmudzi 124 dan dishahihkan al-Albani)Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalahseluruh permukaan bumi yang bersihbaik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini berdasarkan hadits Nabishollallahu alaihi wa sallamdari sahabat Hudzaifah Ibnul Yamanrodhiyallahu anhudi atas dan secara khusus,Dijadikan permukaan bumiseluruhnyabagiku dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci.(Muttafaq alaihi)