tebu

4
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HULU RESUME TEBU KELOMPOK 3: Hasna Amalia Alfian 141710101006 Nirmala Audria 141710101123 Nugroho Setya Budi 141710101024 Nurul Ummah Umaeroh 141710101096 Pujiati 141710101048 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN 2015

Upload: nurul-ummah

Post on 10-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalh

TRANSCRIPT

Page 1: Tebu

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HULU

RESUME TEBU

KELOMPOK 3:

Hasna Amalia Alfian 141710101006

Nirmala Audria 141710101123

Nugroho Setya Budi 141710101024

Nurul Ummah Umaeroh 141710101096

Pujiati 141710101048

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

2015

Page 2: Tebu

Tebu (Saccharum officinarum) termasuk keluarga rumput-rumputan.

Mulai dari pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula dengan kadar

mencapai 20%. Air gula inilah yang kelak dibuat kristal-kristal gula atau gula

pasir. Disamping itu, tebu juga dapat menjadi bahan baku pembuatan gula merah

(Setyamidjaja dan Husaini, 1992). Tanaman tebu merupakan salah satu bahan

dasar pembuatan gula. Produk olahan pabrikan dalam bentuk gula kristal atau gula

putih. Komposisi nira tebu rata-rata mengandung sukrosa (10 - 11%), air (2%), zat

lain bukan gula (74 – 76%) dan sabut (14%), ini tergantung jenis tebu (Setyohadi,

2006).

Tujuan utama pengolahan tebu adalah untuk memperoleh hasil hablur

yang tinggi. Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi

gula, pembentukan gula terjadi didalam proses metabolisme tanaman. Proses ini

terjadi di lapangan (on farm). Pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat

ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi

gula kristal (Purwono, 2003).

Dasar pengolahan gula tebu dalam bentuk kristal atau nama umum gula

pasir, prinsipnya memisahkan gula sukrosa dari kotoran-kotoran bukan gula dan

air yang untuk selanjutnya dilakukan pengkristalan. Pada umumnya proses

pengolahan gula secara pabrik digolongkan menjadi beberapa stasiun yang

berturut-turut sebagai berikut pertama stasiun penggilingan, kedua stasiun

pemurnian, ketiga stasiun penguapan, keempat stasiun kristalisasi, kelima stasiun

putaran dan keenam stasiun penyelesaian. Masing-masing stasiun ini mempunyai

fungsi dan tugas tersendiri, namun tetap merupakan satu kesatuan yang saling

berkaitan sehingga harus dipahami berbagai aspek operasionalnya, termasuk

pengendalian dan pengawasan prosesnya (Setyohadi, 2006).

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling banyak

dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai produk makanan tentunya harus memenuhi

standar mutu yang telah ditetapkan sehingga layak untuk dikonsumsi. Gula yang

kita konsumsi sehari-hari adalah gula kristal putih secara internasional disebut

sebagai plantation white sugar. GKP dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai

Page 3: Tebu

tahapan proses, untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi dalam

pengolahan gula (Kuswurj, 2009).

Mutu dari gula kristal putih menurut SNI yakni sebagai berikut:

No. Parameter Uji Satuan Persyaratan

GKP 1 GKP 2

1.

1.1

1.2

Warna

Warna Kristal

Warna Larutan (ICUMSA)

CT

IU

4 – 7,5

81 – 200

7,6 – 10

201 – 300

2. Besar Jenis Butir mm 0,8 – 1,2 0,8 – 1,2

3. Sudut Pengeringan (b/b) % Maks 0,1 Maks 0,1

4. Polarisasi (oZ, 20

oC) “Z” Min 99,6 Min 99,5

5. Abu konduktiviti (b/b) % Maks 0,10 Maks 0,15

6.

6.1

Bahan Tambahan Pangan

Belerang dioksida (SO2)

mg/kg

Maks 30

Maks 30

7

7.1

7.2

7.3

Cemaran Logam

Timbal (Pb)

Tembaga (Cu)

Arsen (As)

mg/kg

mg/kg

mg/kg

Maks 2

Maks 2

Maks 1

Maks 2

Maks 2

Maks 1

Sumber : SNI 3140.3-2010

Page 4: Tebu

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2010. SNI 3140.3-2010: Gula Kristal – Bagian 3:

Putih.

Kuswurj, R. 2009. Sugar Technology and Research: Kualitas Mutu Gula Kristal

Putih. Surabaya : Institut Teknologi Surabaya.

Purwono. 2003. Penentuan Rendemen Gula Tebu Secara Cepat. Paper Individu

m.k. Pengantar Falsafah Sain. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Setyamidjaja dan Husaini. 1992. Tebu : Bercocok Tanam dan Pascapanen.

Jakarta: Yasaguna.

Setyohadi. 2006. Agroindustri : Hasil Tanaman Perkebunan. Medan: Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.