tek november 2015

Upload: kustiawan

Post on 07-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    1/28

    VOLUME V NOMOR 11 EDISI NOVEMBER 2015 www.ekon.go.id 

    Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

    Tinjauan Ekonomi & K euangan

    PAKETKEBIJAKAN 

    EKONOMI 

    2015 

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    2/28

    PEMBINA: 

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 

    PENGARAH:

    Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang

    Perekonomian

    Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan

    Keuangan 

    KOORDINATOR:

    Bobby Hamzar Rafinus 

    EDITOR:

    Edi Prio Pambudi

    Puji Gunawan

    Ratih Purbasari Kania 

    ANALIS:

    Puji Gunawan, Thasya Pauline, Sri Purwanti, Hesti

    Wahyudi Surasmono, Susiyanti, Trias Melia, Desi

    Maola Ayu Saputri

    KONTRIBUTOR:

    Kementerian Perdagangan, Universitas Indonesia 

    DAFTAR ISI 03E d i t o r i a l

    Ekonomi Internasional

    04Perkembangan Suku Bunga Fed

    0Ringgit Malaysia

    Ekonomi Domestik

    06Analisis Daya Saing Provinsi dan

    Wilayah di Indonesia

    14 Paket Kebijakan IV

    Kerjasama Ekonomi

    20 Trans-Pacific Partnership: siap

    bergabung?

    Pangan

    2Stabilisasi Harga Pangan oleh Perum

    Bulo

    La oran Utama

    17Paket Kebijakan V

    Perdagangan

    Struktur Impor Indonesia yang Perlu

    Diwaspadai

    25

    11Paket Kebijakan III

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    3/28

    EDITORIAL 

    Berdasarkan survei Bank Dunia tahun 2014, permasalahan utama pengembangan usaha mikro dan kecil

    meliputi akses pembiayaan, akses pasar dan pelayanan usaha, kemampuan SDM dan kelembagaan, serta

    regulasi dan perizinan. Berdasarkan data BPS, perkembangan kredit UMKM di Indonesia pada triwulan III-

    2015, porsi kredit Perbankan kepada UMKM hanya mencapai 18,5% (masih di bawah threshold 20%) dan

    sebagian besar disalurkan pada sektor perdagangan, industri pengolahan, dan pertanian. Dari sisi

    sebarannya, kredit UMKM sebagian besar masih terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera dengan total porsi

    mencapai 58,1%. Sedangkan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur hanya mencapai 22,3%.

    Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan UMKM, pemerintah mendorong tumbuhnya perusahaan

    penjamin baik tingkat nasional maupun provinsi. Saat ini telah terbentuk 18 perusahaan penjaminan yang

    tergabung dalam Asippindo yang telah berdiri 16 Jamkrida level Provinsi dan 2 Perusahaan Penjamin

    tingkat Nasional. Melengkapi upaya tersebut, Pemerintah juga mendorong dan memfasilitasi akses

    pembiayaan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR yang telah diluncurkan sejak 2007

    sampai dengan tahun 2014 telah berhasil menyalurkan sebesar Rp. 178,85 triliun dengan NPL rata-rata

    3,3%, disalurkan kepada 12,5 juta debitur dan menyerap 20,35 juta tenaga kerja

    Untuk lebih meningkatkan akses wirausahawan kepada kredit perbankan, Pemerintah melakukan relaksasi

    program KUR pada tahun 2015. Relaksasi KUR mencakup beberapa hal penting antara lain perluasan sektor

    usaha yang dibiayai, perluasan penyalur KUR (dari perusahaan pembiayaan dan perusahan modal ventura)

    serta penurunan tingkat bunga KUR dari sekitar 22% menjadi 12%. Perluasan calon debitur KUR dilakukandengan diperbolehkannya para keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai, dan purna TKI

    untuk menerima KUR unt

    para  wira baru..

    Sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyaluran pembiayaan UMKM dan koperasi,

    Pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga telah mengembangkan Sistem Informasi Kredit Program

    (SIKP). Aplikasi SIKP saat ini sudah mampu menerima kiriman Arsip Data Komputer (ADK) calon debitur,

    ADK akad kredit, ADK transaksi, dan melakukan penghitungan subsidi bunga. Untuk dapat mendukung

    program ini, maka Kementerian/Lembaga teknis dan pemerintah daerah diharapkan dapat menyiapkan

    basis data UMKM untuk disinkronkan ke dalam SIKP.

    Pada tahun 2016 suku bunga KUR diupayakan akan terus berada pada level yang kompetitif. Untuk

    mendukung tata kelola, perusahaan penjamin juga diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam proses

    penilaian (verifikasi) debitur di awal pemberian kredit KUR, sehingga memudahkan proses kerjasama

    penjaminan antara penyalur KUR, penjamin, dan UMKM. 

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    4/28

    EKONOMI INTERNASIONAL 

    PERKEMBANGAN

    SUKU BUNGA

    FE

    Sejak pertengahan tahun 2004, The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga Fed sebesar 425 basis poin (bp

    dalam waktu dua tahun. Pada pertengahan tahun 2006 suku bunga menjadi 5,25% dari sebelumnya 1% di awal tahu

    2004. Kenaikan suku bunga Fed ini bisa dikatakan cukup tinggi dengan intensitas total kenaikan 21 kali berturut-turu

    sejak pertengahan 2004. Kebijakan ini dilakukan The Fed untuk meredam tekanan inflasi, yang didorong ole

    membaiknya perekonomian AS saat itu dan tingginya harga minyak dunia. Meningkatnya inflasi diakibatkan olenaiknya permintaan domestik, yang tidak terlepas dari kebijakan suku bunga rendah, terutama sebelum paruh kedu

    2004 yaitu sebesar 1%. Pada saat yang bersamaan harga minyak dunia juga mengalami peningkatan yang tingg

    sehingga tekanan inflasi menjadi semakin besar. Tekanan inflasi tersebut mendorong The Fed untuk memperket

    kebijakan moneternya.

    The Fed memutuskan untuk menahan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada posisi 5,25%, semenjak Juni 2006 hingg

    Agustus 2007. Namun perkembangan inflasi yang membaik memberi peluang bagi The Fed untuk menurunkan suk

    bunga guna mendorong perekonomian yang mulai melemah. Pada bulan September 2007 The Fed menurunkan suk

    bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75%. Penurunan suku bunga dilanjutkan hingga akhir tahun 2007 menurunkan suk

    bunga Fed menjadi 4,25%. Terkait dengan dampak krisis subprime mortgage yang menjadikan likuiditas di paskeuangan ketat, The Fed kembali menurunkan suku bunga. Keputusan The Fed menurunkan suku bunga ditujukan untu

    mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus melemah sebagai akibat permasalahan subprime mortgage. Penuruna

    suku bunga Fed tersebut berlanjut hingga Desember 2008 menjadi sebesar 0,25% yang merupakan nilai yang relat

    sangat rendah hampir mendekati 0%. Sejak saat itu, suku bunga Fed tidak pernah berubah hingga saat ini Novembe

    2015.

    Saat ini terdapat ekonom memproyeksikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember 201

    dikarenakan membaiknya perekonomian Amerika dan meningkatnya penyerapan tenaga kerja yang dapat mendoron

    terjadinya inflasi yang lebih tinggi. Namun kenaikan ini juga dapat tertahan karena tingkat inflasi masih dibawah targe

    yaitu sebesar 2%. Jika ekonomi Amerika terus meningkat hingga Desember 2015, The Fed dapat segera membuakeputusan untuk menaikkan suku bunga Fed. Namun sebaliknya Jika ekonomi Amerika cenderung memburuk, rencan

    kenaikan s k b nga Fed akan kembali tert nda

    Ilwa Nuzul Rahma

                     0                 %

             1                 %

                   2                 %

                   3                 %

        4                 %

                 5                 %

           6                 %

                                                            J

                                 -

                                  -

                                  - 

                                                       t                             -                               -

     

                                 -

     

                                                            J                                                          l                             -

                                  -

                                  -

                                  -

                                  -

     

                                                            J

                                 -

                                  -

                                  -

                                  -

                                  -

                                  -

                                  -

     

                                                            J                                                          l                             -

                                  -

     

    Sumber: Bloomb

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    5/28

    EKONOMI INTERNASIONAL

    RINGGIT MALAYSIA

    Beberapa mata uang di negara-negara di kawasan Asia mengalami depresiasi yang cukup tajam pada tahun 2015

    Bloomberg News menyatakan ringgit Malaysia sebagai nilai tukar yang memiliki kinerja  terburuk   di kawasan Asiaselama tahun 2015. Ringgit mengalami depresiasi dengan nilai kurs terendah mencapai level 4,457 per dolar AS pada

    tanggal 29 September 2015 yang juga merupakan level terendah dalam 17 tahun terakhir. Dibandingkan dengan awa

    tahun 2015, ringgit terdepresiasi sebesar 27,47%. Pada akhir Oktober 2015, ringgit kembali menguat menjadi 4,301 per

    dolar AS (mengalami penguatan sebesar 3,49% dibandingkan level terendah). Namun penguatan  ringgit tersebu

    masih jauh untuk mencapai penguatan ringgit dengan nilai dibawah level 4 per dolar AS.

    Gambar 1. Pergerakan Ringgit Malaysia Januari s.d. Oktober 2015

    3

    3.2

    3.4

    3.6

    3.8

    4

    4.2

    4.4

    4.6

    Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May -15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oc t-15 

    Sumber: Bloomberg 

    Buruknya kinerja nilai tukar ringgit Malaysia disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah melebihi hingga 50%

    dibandingkan harga minyak tertinggi di tahun 2014. Sebagai negara eksportir minyak, pendapatan dari ekspor minyak

    merupakan salah satu sumber pendapatan utama Malaysia. Oleh karena itu penurunan harga minyak tersebut

    menyebabkan berkurangnya surplus perdagangan dan memperlebar defisit anggaran pemerintah Malaysia. Faktor

    faktor eksternal yang berkontribusi terhadap melemahnya ringgit Malaysia adalah melambatnya pertumbuhan ekonom

    Tiongkok yang merupakan salah satu konsumen energi terbesar di dunia dan juga rencana The Fed menaikkan suku

    bunga yang memicu penarikan dana asing dari Malaysia.

    Selain faktor ekonomi, ketidakstabilan politik juga mendorong pelemahan ringgit. Salah satu guncangan politik yang

    dialami adalah demonstrasi besar-besaran yang menuntut turunnya Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak

    terkait dugaan tindak pidana korupsi. Ketidakstabilan politik ini menurunkan keyakinan investor dan menyebabkan

    Ilwa Nuzul Rahma

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    6/28

    EKONOMI DOMESTIK

    Thasya Pauline

     Asian Competitiveness Institute (ACI- Lee Kuan Yew

    School of Public Policy-National University of

    Singapore melakukan kajian tahunan meneliti daya

    saing 33 Provinsi dan 6 Wilayah di Indonesia. Yang

    melatarbelakangi dilakukannya kajian ini oleh ACI

    adalah karena Indonesia memiliki potensi untukberkembang lebih pesat dan meraih posisi yang layak,

    tidak hanya di ASEAN, tetapi juga di dunia. Bank

    Dunia bahkan menempatkan Indonesia sebagai salah

    satu dari 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2011

    dan berkontribusi sebesar 2,3% terhadap PDB dunia.

    Seiring pertumbuhan Indonesia, Singapura dan

    negara-negara tetangga di ASEAN juga akan

    mendapat manfaat.

    Indonesia juga diharapkan dapat memainkan peran

    utama dalam meningkatkan konektivitas danperdagangan di kawasan regional dan global;sebagai

    mitra kunci bagi ACI dalam Asia Economic Connectivity

    Vision 2030 (AECV2030) dan Jalur Sutra Maritim Abad

    21. Lanskap geografi wilayah Indonesia sebagai

    negara kepulauan menghadirkan peluang sekaligus

    tantangan dalam mendistribusikan kesejahteraan

    antarwilayah dan dalam merangkul pulau-pulau

    tersebut untuk menyukseskan proses produksi dan

    distribusi ekonomi nasional. Dengan fokus kebijakan

    berbasis maritim, ini menjadi hal yang menarik untukmemetakan dan mempelajari bagaimana kebijakan

    pembangunan ekonomi yang lebih seimbang.

    Tujuan dari dilakukannya kajian daya asing oleh ACI ini

    adalah untuk memetakan daya saing provinsi-provinsi

    dan wilayah-wilayah di Indonesia dengan

    mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan untuk

    menghasilkan strategi pembangunan berdasarkan

    studi simulasi dan hasil penelitian empiris serta

    menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh

    masing-masing provinsi/wilayah yang memerlukan

    solusi yang tepat (no one-size-fitsall); memacu

    dialektika intelektual antar para pemangkukepentingan dalam rangka meningkatkan daya saing

    Indonesia secara keseluruhan; menarik peluang

    kolaborasi dengan mitra-mitra strategis dalam rangka

    memperkuat upaya peningkatkan daya saing

    Indonesia melalui kebijakan-kebijakan yang lebih

    berorientasi keluar (perdagangan, penanaman modal

    asing untuk transfer teknologi dan pengetahuan, dll).

    Kerangka dan Metodologi Penelitian

    Dalam kajian ini, ACI menggunakan kerangka yang

    komprehensif, terintegrasi dan sistemik serta meliputifaktor-faktor berbeda yang secara kolektif

    menentukan kemampuan suatu wilayah atau provinsi

    untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang

    substansial dan inklusif dalamkurun waktu panjang.

    Penghitungan skornya terstandardisasi dengan rumus

    demikian:

    N  =    - ( - )  

      0 (nol) = sama dengan rata-rata nasional

     

    - (negatif) = di bawah rata-rata nasional

      + (positif) = di atas rata-rata nasional

    Semakin jauh dari nol, semakin jauh pula dari rata-rata

    nasional.

    Penelitian menggunakan data primer maupun data

    sekunder dengan komposisi masing-masing secara

    berurutan 24 dan 76 persen. Data sekunder

    menggunakan data yang dikompilasi oleh Badan Pusat

    Statisitik, Indo Dapoer Bank Dunia (Indonesia Databasefor Policy and Economic Research), Bank Indonesia,

    Kementerian Kesehatan dan basis data lainnya

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    7/28

    Sementara data primer diperoleh melalui surveypersepsi ACI yang dilaksanakan di tiga puluh tiga

    provinsi bekerjasama dengan APINDO, pemerintah

    daerah, dan universitas lokal dan dilakukan dengan

    metode  purposive sampling. Survei dilakukan dengan

    menggunakan sistem respons elektronik, di mana

    pertanyaan disajikan dalam proyektor, sementara

    partisipan memasukkan jawaban menggunakan

    keypad atau clickers. Lingkup, sub-lingkup, dan

    indikator penelitian tertuang pada gambar di bawah

    ini:

    Kesimpulan

    Secara keseluruhan, hasil dari analisis daya saing yang

    dilakukan pada 2015 menyoroti daya saing yang tinggi

    di enam provinsi di Pulau Jawa. Keenam provinsi

    tersebut menduduki peringkat 10 teratas. Dalam

    konteks wilayah, Wilayah Jawa juga memimpin di

    keempat lingkup. Wilayah Sumatera yang sering

    diposisikan sebagai mitra utama Jawa terkait

    dominasinya di bagian barat Nusantara menduduki

    peringkat keempat, di bawah Wilayah Kalimantan dan

    Sulawesi. Terdapat kinerja dan performa yang beragam

    diantara provinsi-provinsi yang diberkahi dengankekayaan sumber daya alam. Kalimantan Timur adalah

    contoh yang ideal sebagai profil provinsi 

    yang dapat dengan baik mentransformasi pendapatandaerah yang tinggi menjadi daya saing. Kalimantan

    Timur menduduki peringkat empat teratas di semua

    lingkup yang dinilai bahkan ungguldi dalam lingkup

    kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur.

    Provinsi lain yang diberkahi dengan kekayaan sumber

    daya alam yang besar, terutama di Wilayah Sumatera

    seperti Aceh, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara,

    relatif tertinggal di belakang. Untuk menyikapi

    fenomena ini, manajemen sumber daya yang tepat

    adalah kunci untuk memastikan bahwa aspekkeberlanjutan (sustainability ) diperhitungkan dengan

    baik dan didistribusikan sebesar besarnya untuk

    kemakmuran rakyat. Kesempatan terbuka lebar bagi

    provinsi-provinsi di Indonesia untuk belajar dari

    provinsi dengan performa kinerja dan daya saing yang

    tinggi untuk mengidentifikasi area-area yang dapat

    diadopsi.

    Disparitas antara provinsi-provinsi paling timur di

    Indonesia dengan provinsi lainnya masih terus

    berlanjut. Papua, Nusa Tenggara Timur, dan MalukuUtara adalah 3 provinsi yang berada di peringkat

    paling bawah di semua lingkup penilaian daya saing.

    Ditinjau dari posisinya yang sangat rendah dalam skor

    terstandardisasi, ketertinggalan kinerja Papua dalam

    kualitas hidup dan pengembangan infrastruktur sangat

    mengkhawatirkan. Sebagai provinsi yang tertinggal,

    Papua akan sangat diuntungkan dengan peningkatan

    di bidang pendidikan dan kesehatan. Agenda

    nasional Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur

    maritim memberikan prospek yang menjanjikan bagi

    Wilayah Maluku-Papua untuk lebih terlibat dalam

    perdagangan antarwilayah yang berpotensi

    meningkatkan peran saling melengkapi antardaerah di

    Indonesia. Pemerintah yang penuh komitmen, baik di

    tingkat pusat maupun daerah, merupakan aspek

    penting untuk memperkuat peningkatan daya saing

    bagi Indonesia secara komprehensif.

    Secara keseluruhan, analisis daya saing ACI

    memberikan pemahaman yang luas tentang profil

    daya saing masing-masing provinsi. Pemetaan seperti

    potensi, kekuatan, dan kelemahan dapat dijadikan

    roadmap  bagi pejabat pemerintah pusat dan daerah

    dalam rangka meninjau kebijakan-kebijakan

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    8/28

    Tabel 1. Peringkat 5 Besar & Skor Tahun 2015 

    Peringkat

    2015

    Peringkat

    2014

    Provinsi Skor 2015 Peringkat

    2015

    Peringkat

    2014

    Provinsi Skor 2015

    Daya Saing Keseluruhan 33 Provinsi Kondisi Finansial, Bisnis dan Tenaga Kerja

    1 1 DKIJakarta 3.2595 1 1 DKI Jakarta 3.3399

    2 2 JawaTimur 1.9515 2 3 JawaTimur 2.0951

    3 3 KalimantanTimur 1.7692 3 2 Jawa Tengah 1.5912

    4 5 JawaBarat 1.1333 4 4 Kalimantan Timur 1.3045

    5 4 JawaTengah 1.0569 5 5 Jawa Barat 1.2442

    Stabilitas Ekonomi Makro  Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur

    1 1 DKI Jakarta 4.3091 1 2 Kalimantan Timur 1.8819

    2 2 JawaTimur 2.0029 2 1 DI Yogyakarta 1.5302

    3 3 Jawa Barat 1.4027 3 3 DKI Jakarta 1.4419

    4 4 Kalimantan Timur 0.9525 4 5 Kepulauan Riau 1.3777

    5 5 Kepulauan Riau 0.8507 5 4 JawaTimur 1.2761

    Perencanaan Pemerintah dan Institusi

    1 1 DKI Jakarta 2.0737

    2 4 Kalimantan Timur 1.9210

    3 7 DI Yogyakarta 1.6308

    4 2 Jawa Tengah 1.3823

    5 5 JawaTimur 1.3101

    Yang sudah ada, memperbaiki dan menyempurnakan

    kebijakan secara berkesinambungan,

    danmerencanakan kebijakan di masa depan. Analisis

    daya saing tidak seharusnya dipandang sebagai

    persaingan antarprovinsi saja. lebih dari pada itu,

    analisis daya saing seharusnya dipandang sebagai

     platform  untuk memantau kinerja masing-masing

    provinsi dan menawarkan perspektif baru untuk saling

    belajar dari keberhasilan provinsi lainnya.

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    9/28

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    10/28

    L A P O R A N U T A M A

    Paket Kebijakan Ekonomi III: Lebih Menyentuh

    Paket Kebijakan Ekonomi IV: Fokus Pada Ketenagakerjaan

    Paket Kebijakan Ekonomi V: Insentif Pajak dan Dukungan pada Perbankan Syaria

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    11/28

    LAPORAN UTAMA

    P A K E T K E B I J A K A N E K O N O M I III:

    LEBIH MENYENTUH

    Melengkapi  paket kebijakan ekonomi tahap I dan II yang dirilis September lalu,

    pemerintah kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid III. Dibanding paket

    kebijakan I dan II, kebijakan ekonomi jilid III dinilai banyak kalangan jauh lebih

    realistis dan menyentuh langsung pelaku-pelaku ekonomi.

    Paket kebijakan ekonomi jilid III diumumkan kepada publik pada 7 Oktober lalu.

    Kebijakan ini menjadi satu rangkaian dari kebijakan jilid I dan jilid II yang telah

    dirilis sebelumnya. Pemerintah juga berencana akan menerbitkan paket kebijakan

    ekonomi berikutnya, untuk mengatasi perlambatan ekonomi akibat pelemahan

    ekonomi global sekaligus memperkuat daya saing dan struktur ekonomi Indonesia.

    Jika dua paket kebijakan ekonomi sebelumnya lebih fokus pada bagaimana menata

    kebijakan-kebijakan pemerintah agar mampu memperbaiki iklim usaha dan iklim

    inventasi, maka paket kebijakan ekonomi jilid ke III ini dinilai jauh lebih

    “" gg gg A

    ketiga paket kebijakan ekonimi jilid III yang diluncurkan pemerintah meliputi

    penurunan harga BBM, listrik dan Gas, Perluasan penerimaan KUR (kredit usaha

    Rakyat) serta penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal.

    Bayak kalangan menilai, kebijakan ekonomi jilid III jauh lebih realistis dalam

    menjaga stabilitas ekonomi nasional. Paket kebijakan jilid III tersebut juga dinilai

    akan mampu menggerakan sektor riil dengan menyentuh langsung para pelaku

    ekonomi dan masyarakat. Peluang masyarakat untuk mengembangkan usaha

    maupun berwirausahapun sepertinya terbuka dengan kebijakan perluasan KUR

    (kredit usaha rakyat).

    Pemerintah telah menurunkan tingkat bunga KUR dari sekitar 22 persen menjadi 12

    persen. Pada paket kebijakan ini, para keluarga yang memiliki penghasilan tetap

     juga dapat menerima KUR untuk sektor usaha produktif. Bank-bank penyalur KUR

    didorong lebih proaktif sehingga akan meningkatkan peserta KUR dan

    mendorong wirausahawan-wirausahawan baru.

    Susiyanti

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    12/28

    Masih lesu

    j j III g “-”

    ekonomi yang masih memberatkan perekonomian Indonesia. Baik yang bersifat

    ekternal maupun internal. Mulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomisepanjang 2015, situasi perekonomia dunia secara umum yang berkontribusi pada

    pelemahan mata uang di sejumlah negara termasuk Indonesia dan berbagai

    persoalan lainnya.

    Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kuartal 1-2015 hanya

    sebesar 4.71 persen dan merupakan pertumbuhan ekonomi terendah sejak 2009.

    Bahkan, diproyeksikan hingga akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya

    mencapai kisaran 4,7-5,1 persen.

    Pelambatan ekonomi setidaknya dipicu dua faktor, tekanan global berupa

    penguatan dollar dan situasi geopolitik yang berimbas besar pada pelemahan

    rupiah di dalam negeri dan memicu inflasi di Indonesia. Tekanan kembali

    diperparah dari dalam negeri berupa twin deficit  pada transaksi berjalan maupun

    APBN. Data dari bank Indonesia, defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat 25

    milyar dan kinerja ekspor Indonesia juga mengalami penurunan.

    Pertumbuhan ekonomi yang terus melemah, diperparah dengan daya saing

    produksi industri Indonesia yang rendah dibandingkan negara lain. Pemutusan

    hubungan kerja karena biaya produksi perusahaan yang terus membengkak

    sementara daya beli masyarakat rendah.

    Beragam persoalan seperti ketersedian harga energi untuk industri, dan kesiapan

    infrastuktur juga menjadi persoalan yang berdampak pada kualitas dan daya saing

    produk Indonesia. Padahal perkembangan produk industri Indonesia akan

    berdampak pada perekonomian negara, memperbaiki taraf hidup serta

    meningkatkan kesejahteraan dan keamanan. Dukungan dan sinergi antara

    pemerintah dan pelaku usahapun menjadi solusi dalam menyelesaikan persoalan

    ekonomi tersebut

    Menekan biaya

    Mentri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, setelah

    memfokuskan kebijakan pada perbaikan iklim usaha dengan mempermudah dan

    memperjelas pengurusan perizinan dan syarat berusaha di Indonesia, salah satu

    fokus pemerintah dalam kebijakan ekonomi jilid III kali ini adalah menekan biaya

    produksi.

    Pemerintah secara berkelanjutan terus memperbaiki iklim usaha, terus

    mempermudah memperjelas pengurusan perizinan, syarat berusaha di Indonesia.Untuk kali ini pemerintah menambahkan satu lagi, yaitu menekan biaya.

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    13/28

    Pelemahan perekonomi Indonesia, membuat industri dalam negeri harus bekerja

    lebih keras agar dapat bertahan ditengah tingginya biaya produksi. Belum lagi daya

    beli masyarakat juga rendah. Tak hanya itu, sektor industri juga harus mampu

    bersaing dengan industri luar negeri untuk menghadapi era pasar bebas

    mendatang.

    Menko Perekonomian, menilai langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan

    ekonomi dengan menyasar pada penekanan biaya produksi diharapkan mampu

    meningkat daya beli masyarakat, serta meningkat daya saing industri dengan

    menekan biaya produksi pada akhirnya akan mencegah PHK dan meningkatkan

    investasi di dalam negeri.

    Adapun kebijakan yang diambil dalam menekan biaya produksi dilakukan antara

    lain dengan menurunkan harga bahan bakar, listrik dan juga gas yang selama ini

    menjadi salah satu nadi dalam kegiatan produksi dan industri. Untuk bahan bakar,

    pemerintah menurunkan harga BBM jenis solar sebesar rp 200 perliter. Sehingga

    harga solar bersubsidi menjadi Rp 6.700 per liter.

    Tidak hanya harga BBM dan gas yang mengalami penurunan untuk mendorong

    geliat ekonomi, pemerintah juga menurunkan Harga Listrik. Tarif listrik untuk

    pelanggan industri I3 dan I4 akan turun sebesar Rp 12 – Rp 13 per kWh mengikuti

    turunnya harga minyak bumi ( Automatic Tariff Adjustment ). Pemerintah juga

    memberikan tarif diskon hingga 30 persen untuk pemakaian listrik pada tengah

    malam (23:00) hingga pagi hari (08:00), yaitu pada saat beban sistem

    ketenagalistrikan rendah.

    Pemerintah juga memberikan insentif penundaan pembayaran tagihan rekening

    listrik hingga 40 persen dari tagihan listrik 6 atau 10 bulan pertama. Industri juga

    dapat melunasi tunggakannya secara berangsur. Kebijakan tersebut terutama

    berlaku untuk industri padat karya serta industri berdaya saing lemah.

    Izin pertanahan

    Kebijakan ekonomi jilid tiga juga masih memfokuskan pada investasi. Kali ini, untuk

    mendorong investasi pemerintah akan fokus pada upaya penyederhanaan izin

    pertanahan. Terutama terkait dengan lahan pertanahan untuk kegiatan usaha.

    Yakni dengan merevisi peraturan Menteri No 2 tahun 2015 tentang standar

    pelayanan dan pengaturan agraria.

    Penyederhanaan izin yang diatur dalam paket kebijakan ekonomi jilid III, meliputi

    perizinan hak guna, perpanjangan hak guna usaha dan pembaharuan hak guna

    usaha. Rata-rata perizinan dilakukan dengan jangka waktu lebih dari 1-3 bulan, kini

    dipercepat. Sebagai contoh perizinan hak guna usaha. Dari semula 30 hingga 90

    hari, maka kebijakan baru memangkas waktu menjadi 20 hari untuk area dibawah

    200 hektar dan 45 hari untuk area di atas 200 hektar. perpanjangan hak guna usaha

    lahan yang awalnya 20 sampai 50 hari kerja, kini diperpendek hingga 7 hari kerja

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    14/28

    LAPORAN UTAMA

    P A K E T K E B I J A K A N E K O N O M I IV:

    FOKUS PADA KETENAGAKERJAAN

    Berselang sepekan setelah dikeluarkannya paket

    kebijakan ekonomi jilid III, Pemerintah kembali

    mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid IV. Masih

    melanjutkan paket kebijakan ekonomi jilid III yang „‟ IV s kepada

    sektor ketenagakerjaan. Paket IV berisikan tiga topik

    penting yang menjadi perhatian pemerintah dalam

    mendorong penguatan ekonomi masyarakat yaitu

    pengupahan yang adil, sederhana, dan terproyeksi;

    Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas;

    serta mendorong ekpor untuk mencegah pemutusan

    hubungan kerja (PHK).

    Formula Baru Upah Minimum

    Penetapan formula penentuan yang sederhana dan jelas

    untuk upah minimum provinsi (UMP) bertujuan agar

    terbuka lapangan kerja seluas-luasnya dan

    meningkatkan kesejahteraan pekerja. Sistem formulasi

    upah minimum ini juga diharapkan menjadi bukti

    kehadiran negara dalam bentuk pemberian jaring

    pengaman sosial. Karena, dengan formula ini

    memastikan bahwa buruh tidak menerima jatah upah

    yang murah, dan pengusaha juga mendapatkan

    kepastian dalam berusaha.

    Dengan formula penghitungan upah minimum ini, upah

    buruh akan naik setiap tahun, berdasarkan nilai inflasi

    dan pertumbuhan ekonomi, sehingga upah tahun

    depan adalah upah minumum sekarang ditamba

    persentase kenaikan inflasi, ditambah pertumbuha

    ekonomi. Formulasinya adalah sebagai berikut:

    UMn = UMt + {UMt x (% Inflasit + % ∆ PDBt)}

    Keterangan:

    UMn  : Upah Minimum yang akan ditetapkan

    Umt  : Upah Minimum tahun berjalan

    Inflasit  : Inflasi yang dihitung dari period

    September tahun yang lalu samp

    dengan periode September tahu

    berjalan

    ∆ DBt  : Pertumbuhan Produk Domestik Brut

    (PDB) yang dihitung dari pertumbuha

    PDB yang mencakup periode kwartal

    dan IV tahun sebelumnya dan period

    kwartal I dan II tahun berjalan.

    Formula ini berlaku di seluruh Indonesia, kecuali

    delapan provinsi yaitu Nusa Tenggara Barat, Nus

    Tenggara Timur, Papua Barat, Gorontalo, KalimantaTengah, Sulawesi Barat, Maluku dan Maluku Utar

    Pengecualian ini dikarenakan provinsi-provinsi tersebu

    belum bisa memenuhi ketentuan Kebutuhan Hidu

    Layak (KHL) dan masa transisi diberikan hingga emp

    tahun.

    Thasya Pauline

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    15/28

    Formulasi perhitungan UMP ini telah ditetapkan melalui

    Peraturan Pemerintah 78 Tahun 2015 tentang

    Pengupahan. PP ini akhirnya diundangkan pada tanggal

    23 Oktober 2015 setelah 12 tahun rancangan peraturanpemerintah tentang pengupahan ini dibahas. Namun

    demikian, silang pendapat dan penolakan atas

    diterbitkannya PP Pengupahan ini lantas muncul dari

    serikat buruh maupun legislatif. Serikat buruh

    menganggap formulasi pengupahan ini tidak adil

    karena tidak melibatkan buruh dalam menentukan

    angka kenaikan upah. Mereka juga menyayangkan

    karena formulasi kenaikan upah ini tidak merujuk pada

    komponen hidup layak.

    Padahal, dengan formulasi berdasarkan PP ini,

    penyesuaian nilai kebutuhan hidup layak pada upah

    minimum yang akan ditetapkan tersebut secara

    langsung terkoreksi melalui perkalian antara upah

    minimum tahun berjalan dengan inflasi tahun berjalan.

    Upah minimum yang dikalikan dengan inflasi ini akan

    memastikan daya beli dari upah minimum tidak akan

    berkurang. Hal ini didasarkan jenis-jenis kebutuhan

    yang ada dalam kebutuhan hidup layak juga merupakan

     jenis-jenis kebutuhan untuk menentukan inflasi. Dengan

    demikian penggunaan tingkat inflasi dalam perhitungan

    Upah inimum pada dasarnya sama dengan nilai

    kebutuhan hidup layak.

    Penyesuaian upah minimum dengan menggunakan

    nilai pertumbuhan ekonomi pada dasarnya untuk

    menghargai peningkatan produktivitas secara

    keseluruhan. Dalam pertumbuhan ekonomi terdapat

    beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain

    peningkatan produktivitas, pertumbuhan tenaga kerja,

    dan pertumbuhan modal. Dalam formula ini, seluruh

    bagian dari pertumbuhan ekonomi dipergunakan dalam

    rangka peningkatan Upah minimum. 

    Perluasan Penerima KUR

    Terkait pemberian KUR yang sedianya telah tercantum

    dalam paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkansebelumnya, dalam paket ini penekannya pada

    penerima kredit. Perluasan penerima kredit akan

    diberikan kepada perorangan atau karyawan yang

    melakukan kegiatan usaha produktif. Kredit dapat

    disalurkan pada calon tenaga kerja Indonesia yang akan

    bekerja di luar negeri. Kredit juga dapat diberikan untuk

    anggota keluarga dari buruh yang berpenghasilan tetap

    dan melakukan kegiatan usaha produktif, serta kepada

    tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dan

    membuka usaha.

    Perluasan penerima KUR ini merubah Peraturan Menteri

    Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun

    2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha

    Rakyat. Berdasarkan Permenko tersebut, penerima KUR

    adalah individu/perseorangan atau badan hukum yang

    merupakan:

     

    Usaha mikro, kecil, dan menengah yang produktif;

      Calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja

    pada sektor formal di luar negeri;

      Anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang

    berpenghasilan tetap;

      Tenaga Kerja Indonesia yang purna dari bekerja di

    luar negeri;

     

    Tenaga Kerja Indonesia yang mengalami PHK.

    Ditambah pula usaha produktif yang meliputi sektor:

      Pertanian (padi, palawija, perkebunan kelapa,

    pembibitan dan budidaya unggas, pembibitan dan

    budidaya sapi, jasa kehutanan)

      Perikanan (budidaya rumput laut, budidaya udang,

    penangkapan ikan, jasa sarana produksi perikanan)

      Industri Pengolahan (seluruh usaha di sektor Industri

    Pengolahan termasuk industri tempe dan tahu,

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    16/28

    industri pakaian jadi, industr anyaman, kerajinan,

    industri kreatif di bidang media rekaman, film, dan

    video)

     

    Perdagangan (seluruh usaha di sektor perdagangan,

    tidak termasuk perdagangan barang impor, sepertiperdagangan ekspor hasil perikanan, perdagangan

    dalam negeri beras, perdagangan eceran makanan

    dan minuman)

      Jasa-Jasa (Seluruh sektor usaha yang masuk dalam

    penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan;

    transportasi –  pergudangan - dan komunikasi; Real

    estate –  usaha persewaan - jasa perusahaan;

    pendidikan).

    Perluasan penerima KUR ini juga diharapkan dapat

    mendorong pertumbuhan kredit perbankan yang

    cenderung melambat dalam satu tahun terakhir. Pada

    pertengahan tahun 2014, pertumbuhan tahunan kredit

    masih sebesar 16,65% yang selanjutnya turun menjadi

    11,6% pada akhir tahun 2014 dan 10,4% pada akhir

    semester I 2015. Kecenderungan tersebut juga terjadi

    pada kredit UMKM yang hanya tumbuh sebesar 9,2%

    (yoy) pada akhir Juni 2015. Kecenderungan perlambatan

    penyaluran kredit tersebut terkait dengan melemahnyapertumbuhan ekonomi.

    Secara umum pelaksanaan KUR telah berjalan baik.

    Jumlah peserta KUR telah mencapai 270.127 debitur

    dengan penyaluran kredit Rp 4.386.549 juta per 8

    Oktober 2015. Akumulasi dari tahun 2007 sampai

    dengan per 5 Oktober 2015 telah tersalurkan kredit

    kepada 12.646.054 debitur dengan total Rp 183.23

    triliun 

    Mendorong Ekspor Untuk Mencegah PHK

    Pemerintah menugaskan Lembaga Pembiayaan Eksp

    Indonesia (LPEI) melalui National Intererst Accou

    dalam rangka mendukung usaha kecil menengah yanberorientasi ekspor maupun terlibat pada kegiatan yan

    mendukung ekspor. Diharapkan, ditengah perlambata

    ekonomi saat ini, UKM tersebut dapat teta

    memproduksi produknya untuk ekspor dan mendukun

    ekspor, juga tidak mem-PHK karyawannya. Melalui LPE

    pemerintah akan memberikan semacam kredit mod

    kerja kepada UKM dengan tingkat bunga yang leb

    rendah dibandingkan dengan tingkat bunga komersi

    dan diutamakan untuk perusahan padat karya da

    rawan PHK tetapi mempunyai kegiatan ekspor ata

    terlibat dalam kegiatan ekspor.

    Besaran pinjaman yang diberikan maksimum Rp. 5

    miliar per perusahaan dan kebutuhan dengan tot

    kebutuhan pembiayaan sebesar Rp. 696 Miliar. Daera

    di mana perusahaan itu berlokasi ada di Aceh, Sumate

    Utara, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jaw

    Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawe

    Tengah, Sulawesi Utara, Ambon dan Papua. Leb

    penting lagi jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan oleperusahaan-perusahan tersebut berada di kisaran 50

    5.520 orang. Jika dijumlahkan berpoten

    menyelamatkan karyawan sebanyak kira-kira 27.00

    orang dari ancaman PHK, karena perusahaan terseb

    dibantu dengan kredit modal kerja yang bersubsidi da

    LPEI.

    Referen

    PP 78 Tahun 2015 tentang Pengupah

    www.ekon.go.

    www.kemenkeu.go.

    http://www.ekon.go.id/http://www.kemenkeu.go.id/http://www.kemenkeu.go.id/http://www.ekon.go.id/

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    17/28

    LAPORAN UTAMA

    P A K E T K E B I J A K A N E K O N O M I V:

    INSENTIF PAJAK DAN DUKUNGAN PADA

    PERBANKAN SYARIAH

    Menjelang penghujung Oktober, pemerintah kembali merilis paket kebijakan ekonominya. Kali ini disebut sebagai

    paket kebijakan ekonomi jilid V, dimana fokus kebijakan lebih pada insentif pajak bagi individu ataupun bahan

    usaha. Melalui kebijakan ini, pengusaha diharapkan akan semakin produktif dan berkontribusi besar pada

    perekonomian Indonesia.

    Hingga akhir Oktober, pemerintah telah merilis lima paket kebijakan ekonomi. Paket kebijakan ekonomi jilid V

    sendiri diumumkan 22 Oktober lalu. Tiap paket kebijakan tentunya memiliki sasaran masing-masing, namun

    semua mengarah pada upaya perbaikan perekonomian di Indonesia.

    Perlahan, kondisi perekonomian Indonesiapun mulai menunjukan sinyal positifnya. Dari data yang diperoleh, nilai

    tukar rupiah yang sempat terdepresiasi 18,02 persen sejak Januari hingga awal Oktober mulai menguat kembali

    dari level 14.728 USD ke level 13.639 USD pada akhir Oktober. Hal serupa juga terlihat pada kondisi IHSG yang

    mengalami penguatan 45 poin atau 31 persen pada perdagangan 2 Oktober 2015. Pertumbuhan ekonomi pada

    kuartal ketigapun tercatat 4,85 persen.

    Paket kebijakan jilid V ini menitikberatkan pada insentif terkait pengurangan pajak melalui insentif keringanan

    pajak dalam revaluasi aset perusahaan baik BUMN maupun pihak swasta, penghapusan pajak ganda dana

    investasi real estate, properti dan infrastruktur, serta deregulasi dibidang perbankan syariah.

    Insentif pajak

    Dalam paket kebijakan jilid V tersebut, insentif pajak yang diberikan pemerintah setidaknya berupa keringanan

    pajak revaluasi aset dan juga penghapusan pajak ganda dana investasi real estate properti dan infrastruktur.

    Revaluasi aset merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan yang diakibatkan kenaikan nilai aset tetap itu

    di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan akibat devaluasi dan

    lainnya. Aktiva tetap yang dapat direvaluasi meliputi, tanah, bangunan, dan bukan bangunan, dengan syarat tidak

    dimaksudkan untuk dialihkan.

    Pemerintah beralasan, selama ini pengusaha-pengusaha cenderung enggan melakukan revaluasi akibat biaya yang

    realtif tinggi. Padahal jika perusahaan bersedia melakukan revaluasi asset, khususnya asset properti maka bisamembuat nilai asset perusahaan akan meningkat. Pada umumnya pajak penghasilan (PPh) untuk keperluan

    revaluasi asset dipatok 10 persen

    Susiyanti

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    18/28

    Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun

    menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PK) Nomor 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap

    untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan 2016. Dengan kebijakan yang

    baru, revaluasi aset kini dipangkas lebih kecil dari 10 persen dan bergantung tanggal perusahaan melakukan

    revaluasi. Jika proposal revaluasi diserahkan sebelum akhir tahun, besaran tarif khusus revaluasi akan menjadi 3

    persen dari sebelumnya 10 persen. Sementara jika diserahkan pada semester pertama 2016, menjadi 4 persen dan

    bila pada semester kedua 2016, menjadi 6 persen.

    Pemerintah berharap, dengan adanya insentif dalam pajak revaluasi aset ini pengusaha akan tergerak untuk

    melakukan revaluasi. Sehingga akan berdampak pada peningkatan kondisi keuangan perusahaan sehingga

    diharapkan bisa melakukan ekspansi usaha. Manfaat lainnya adalah beban cashflow pajak saat revaluasi menjadi

    lebih ringan, karena tariff PPh revaluasi yang rendah. Beban PPh pada tahun-tahun setelah revaluasi juga lebih

    lebih rendah.

    Mentri Kordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa Revaluasi aset akan meningkatkan

    kapasitas dan performa finansial secara signifikan. Pada tahun-tahun berikutnya akan membuat profit lebih besar.

    Tidak hanya itu, revaluasi aset juga berdampak pada penerimaan pajak negara. Direktur Penyuluhan, Pelayanan,

    dan Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak, Mekar Satria Utama menyatakan bahwa potensi tambahan

    penerimaan pajak dari kebijakan diskon pajak revaluasi aset ini mencapai lebih dari Rp 10 triliun. Jika BUMN besar-

    besar saja potensinya sudah mencapai Rp 10 triliun. Jadi secara keseluruhan bisa lebih dari itu. Apalagi swasta juga

    banyak yang menyatakan minatnya.

    Wajib Pajak yang dapat mengajukan permohonan adalah WP badan dan orang pribadi yang melakukanpembukuan, termasuk WP yang melakukan pembukuan dalam mata uang dolar. Pada saat pengajuan

    permohonan pada 2015, permohonan revaluasi dapat dilakukan berdasarkan perkiraan (estimasi), yang

    penyelesaian penilaiannya dapat dilakukan sampai dengan 31 Desember 2016. Untuk permohonan tahun 2016

    berlaku hal yang sama, dengan penyelesaian penilaian paling lambat tahun 2017.

    Selain keringan pajak revaluasi aset bentuk intensif pajak lain yang diatur dalam kebijakan ekonomi jilid V adalah

    penghapusan pajak berganda untuk kontrak investasi dan dana investasi Real Estate Investment Trust (REIT).

    kebijakan ini diharapkan bisa menarik dana yang selama ini diinvestasikan di luar negeri (tax-heaven country ) ke

    pasar sektor keuangan dalam negeri, di samping mendorong pertumbuhan investasi di bidang infrastruktur dan

    real estate serta tumbuhnya jasa konstruksi. Penghapusan double tax   juga akan membantu pertumbuhan pasarmodal di Indoenesia.

    Kebijakan di sektor ini diberikan karena produk pasar modal Indonesia masih relatif terbatas, sehingga kapitalisasi

    Bursa Efek Indonesia relatif kecil dibanding negara-negara tetangga. Menurut perhitungan OJK, aset di Indonesia

    yang dijual dalam bentuk DIRE di Singapura mencapai Rp 30 Triliun. Untuk mendorong produk-produk

    pengembangan ini, maka pemerintah memberikan pengurangan pajaknya, yaitu dengan menghilangkan adanya

    double tax pada transaksi KIK, seperti KIK DIRE, KIK Efek Beragun Aset (EBA) dan sejenisnya 

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    19/28

    Di Indonesai DIRE masih menggenakan PPH 5 persen terhadap perusahaan penghimpun asset dan perusahan

    penerbit DIRE. Pajak lainnya adalah bea perolehan hak atas tanah dan bangunan 5 persen. Di Singapura DIRE

    bebas pajak.

    Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga menyakatakan bahwa dampak positif dari fasilitasperpajakan ini adalah meningkatnya akumulasi dana KIK, mendorong tumbuhnya pembangunan infrastruktur dan

    real estate, serta tumbuhnya jasa konstruksi. Kemudian yang tak kalah penting adalah meningkatnya PPh dari

    kegiatan usaha tersebut.

    Majukan Syariah

    Selain insentif pajak, melalui paket kebijakan jilid V pemerintah juga ingin mendorong pertumbuhan industri

    keuangan syariah melalui deregulasi produk perbankan syariah. Yakni melalui penyederhanaan peraturan dan

    perizinan bagi produk-produk perbankan syariah dengan kodefikasi produk syariah. Sehingga, izin produk syariah

    yang selama ini melalui surat tidak perlu lagi. Izin produk syariah nantinya cukup hanya dengan melakukan

    pelaporan perizinan. Termasuk produk-produk lain yang terkait bebasis syariah.

    Perkembang ekonomi syariah menjadi salah satu wacana tersendiri di Indonesia. Telebih Indonesia sebagai salah

    satu negara muslim terbesar dunia. Aturan dan kebijakan ekonomi syariah bahkan sempat jalan di tempat pada

    beberapa dekade lalu. Namun dalam beberapa tahun terakhir, perbankan syariah di Indonesia terus mengalami

    perkembangan yang signifikan.

    Pada tahun 2013 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) ada sebanyak 11 dan jumlah unit usaha syariah (UUS)

    sebanyak 23. Jumlah kantor cabang/kantor pusat operasional, kantor cabang pembantu (KCP)/unit pelayanan

    syariah (UPS) dan Kantor Kas (KK) juga terus bertumbuh meskipun jumlah BUS dan UUS tidak mengalamipeningkatan yang signifikan dalam lima tahun terakhir.

    Diharapkan dengan deregulasi yang dikeluarkan pemerintah, prospek perbankan syariah akan terbuka lebar dan

    perbankan syariah mampu berkembang lebih pesat dan dapat diperhitungkan dalam perbankan nasional. Selain

    itu deregulasi produk perbankan syariah juga memungkinkan bank syariah untuk memperluas jangkauan

    perbankan syariah dalam hal membuka kantor-kantor cabang. Hal ini akan mendorong efisiensi sehingga harga

    dan suku bunga akan lebih affordable bagi masyarakat. 

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    20/28

    KERJASAMA EKONOMI

    TRANS PACIFIC

    PARTNERSHIP

     

    Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan Presiden

     Amerika Serikat Barack Obama bulan Oktober 2015 di

    Washington mengungkapkan keinginan Indonesia untuk

    bergabung dalam Trans-Pacific Partnership. Siapkah kita untuk

    bergabung?

    Trans-Pacific Partnership (TPP) adalah perjanjia

    kerjasama yang melibatkan 12 negara, yaitu Amerik

    Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Chile, Jepang

    Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru, Selandia Baru

    Singapura, dan Vietnam. Kedua belas negara yang

    tergabung dalam TPP ini merepresentasikan sekita40% PDB dunia.

    Sebelumnya, TPP dikenal dengan nama Trans-Pacifi

    Strategic Economic Partnership Agreement (TPSEP

    yang hanya melibatkan Brunei Darussalam, Chile, New

    Zealand, dan Singapura dalam keanggotaannya. Seja

    2010, keanggotaan TPSEP semakin meluas dan bergant

    nama menjadi TPP. TPP bertujuan untuk memperkua

    kerjasama perdagangan berstandar tinggi melalu

    negosiasi yang tertutup dengan keanggotaan yang lua

    di Asia dan Amerika.

    Trias Melia

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    21/28

    Foto: www.chinaustradelawblog.com

    Tabel 1. Posisi Perdagangan Indonesia dengan Negara Anggota TPP (2014)

    Siap Bergabung?

    Ajakan untuk bergabung dengan TPP sebenarnya telah

    dimulai sejak tahun 2012. Akan tetapi, saat itu

    Indonesia masih belum menyatakan keinginannya

    untuk bergabung. Alasan belum adanya keinginan

    Indonesia untuk bergabung diantaranya adalah karena

    Indonesia masih fokus memperbaiki daya saing di

    dalam negeri sebelum dapat berkompetisi di pasar

    yang lebih luas.

    Untuk bergabung ke dalam perjanjian kerjasama, perlu

    diperhatikan dampak signifikan terhadap kinerja

    perekonomian kita. Jika daya saing kita cukup kuat,

    tentu kita akan merasakan dampak positif dengan

    meluasnya pasar perdagangan bagi produk dalam

    negeri. Sebaliknya, jika kita dalam posisi lemah, maka

    kita hanya akan menjadi pasar bagi bebasnya aliran

    produk-produk asing. Untuk kasus TPP, negara-negara

    anggotanya sebenarnya sudah merupakan mitra

    dagang utama Indonesia. Bahkan, hampir sebagian dari

    negara anggota TPP masuk ke dalam 10 mitra dagang

    utama Indonesia, seperti Jepang, Singapura, Amerika

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    22/28

    Serikat, Malaysia, dan Australia seperti yang dapat

    dilihat pada Tabel 1.

    Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah

    kita sudah mampu untuk bersaing di pasar yang lebih

    luas. TPP menerapkan standar yang tinggi, sehingga

    kita harus mampu meningkatkan daya saing agar

    kenaggotaan kita di TPP nantinya akan berimplikasi

    positif bagi perdagangan.

    Fokus kita kemana?

    Selain TPP, terdapat kerjasama regional lain yang

    masih harus menjadi fokus bagi Indonesia. Misalnya,

    Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah di depan

    mata. Selain itu, Indonesia juga cenderung mendekat

    ke Regional Comprehensive Economic Partnership

    (RCEP) yang didorong oleh ASEAN serta enam negara

    lainnya, yaitu Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea

    dan Selandia Baru. Di dalam RCEP pun terdapat isu-isu

    kesepakatan yang sama dengan TPP, misalnyaperdagangan barang, jasa, e-commerce, investasi, dan

    pengadaan pemerintah.

    Dilihat dari kondisi anggota TPP itu sendiri, Amerika

    Serikat pun sampai saat ini masih belum meratifikasi

    TPP karena masih menunggu terpilihnya Presiden baru.

    Kita pun masih punya waktu untuk mengkaji lebih

    dalam urgensi dan kesiapan kita untuk bergabung

    dalam TPP, sambil bersiap menyambut kerjasama

    regional di depan mata, yaitu Masyarakat EkonomiASEAN.

    Referensi: Paparan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi

    Internasional Kemenko Perekonomian, 2015.

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    23/28

    PANGAN

    STABILISASI

    HARGA PANGAN

    OLEH PERUMBULOG

     

    Perum BULOG merupakan perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan.Sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah dan sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 5 tahun

    2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, maka tugas

    Perum Bulog dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan adalah (1) Melaksanakan kebijakan

    pembelian Gabah/ Beras DN dengan ketentuan HPP melalui pengadaan gabah beras DN, menjaga

    harga di tingkat petani, dan menjaga kecukupan stok, (2) Menyediakan dan menyalurkan beras

    bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah (melalui program RASKIN), serta (3)

    Menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan

    darurat, bencana, dan rawan pangan (melalui pengelolaan CBP).

    Secara umum, upaya-upaya yang dilakukan oleh Perum Bulog dalam rangka stabilisasi pasokan danharga pangan mencakup melakukan penyerapan gabah dan beras yang ditargetkan sebanyak 2,63

     juta ton. Penyerapan ini dilakukan untuk menjaga harga di tingkat produsen sehingga harga yang

    diterima lebih baik melalui mekanisme PSO ataupun komersil. Selain itu, Perum Bulog juga

    merealisasikan penyaluran raskin reguler dan tambahan Raskin 13 dan 14, melakukan operasi pasar

    baik dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun beras komersial, menyalurkan beras untuk

    masyarakat yang terkena bencana untuk menjaga stabilitas pasokan pangan bagi korban , dan

    menjaga stok yang cukup kuat untuk menjaga ketahanan pangan nasional. 

    Trias Melia

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    24/28

    Perum BULOG melakukan pengadaan gabah/beras dengan tujuan untuk memperkuat pilar

    ketersediaan ketahanan pangan untuk menumbuhkan semangat petani memproduksi padi. Hal

    tersebut dilakukan dengan menjamin pasar (menyerap surplus selama panen sebanyak 5 s.d. 9% dari

    produksi per tahun untuk beras dan 1,5 s.d. 3,6 juta ton setara beras per tahun untuk gabah),

    menjamin harga (mampu mengangkat harga di pasar), serta menciptakan multiplier effect  (mendorong pembangunan pedesaan melalui peningkatan pendapatan dan perluasan lapangan

    kerja).

    Dalam hal penyaluran Raskin pada tahun 2015, realisasi sampai dengan 25 November 2015 telah

    mencapai 87,60% dari pagu selama setahun. Perum Bulog terus memperkuat akses fisik dan

    ekonomi untuk penyaluran raskin melalui program perlindungan sosial untuk rumah tangga miskin

    dalam bentuk targeted food subsidy serta membuka akses ekonomi (harga jual yang terjangkau) dan

    akses fisik terhadap pangan. Penyaluran raksin ini akan melindungi rumah tangga rawan pangan dari

    ancaman malnutrition dan merupakan bagian dari stabilisasi harga dengan tambahan supply ke

    pasar sebanyak 232 ribu ton/bulan ataupun pengurangan demand ke pasar oleh 15,5 juta rumahtangga sasaran. Dengan kuantum penyaluran tersebut, maka secara signifikan akan mengurangi

    sekitar 10% dari kebutuhan konsumsi nasional. Pendistribusian Raskin secara tepat waktu dan

    tambahan Raskin 13 dan 14 pada waktu yang tepat menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan

    stabilitas harga beras. Sementara itu, dalam pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Perum

    Bulog memperkuat stabilitas pasokan dan harga untuk keadaan darurat dan rawan pangan pasca

    bencana, stabilitas harga melalui pelaksanaan operasi pasar, kerjasama internasional untuk bantuan

    sosial, dan kebutuhan lain di luta keperluan tekrit dengan bantuan sosial sesuai dengan kepentingan

    Pemerintah.

    Selain itu, Perum Bulog juga bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untukmenjaga stabilisasi harga. Pertama, kerjasama dilakukan dalam sharing informasi mengenai

    perkembangan harga, posisi pasokan dan kebutuhan pangan di wilayah masing-masing. Dalam hal

    ini, divisi regional (Divre) Perum Bulog siap untuk menyediakan pangan yang dibutuhkan baik secara

    mandiri maupun dengan bekerja sama dengan divre lainnya. Keterlibatan swasta dalam

    menyediakan pasokan pangan tetap dijaga tanpa memberikan peluang kenaikan harga yang

    menjadi liar. Kedua, Perum Bulog dan TPID bekerjasama dalam melakukan monitoring dan evaluasi

    rutin perkembangan pangan di masing-masing wilayah yang diintegrasikan oleh program-program

    Perum Bulog. Monitoring dan evaluasi ini dilakukan terkait dengan penyerapan gabah beras dalam

    negeri, program operasi pasar dan pangan lainnya serta mendorong pelaksanaan Raskin/Rastra

    secara tepat waktu dan tepat sasaran.

    Referensi: Paparan Perum Bulog pada Rakorpusda TPID 2015 

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    25/28

    PERDAGANGAN

    STRUKTUR IMPOR INDONESIA

    YANG

    PERLU DIWASAPADAI

    Sekitar 75% dari nilai total impor berasal termasuk kelompok bahan baku penolong. Selain itu,

    pangsa impor kelompok barang modal juga cukup tinggi yakni sebesar 17%. Ada pun sisanya sebesar

    7,4% merupakan barang konsumsi. Impor bahan baku penolong merupakan komponen utama proses

    produksi di Indonesia. Besarnya pangsa impor kelompok tersebut mengindikasikan bahwa proses

    produksi di Indonesia masih sangat bergantung pada bahan baku impor. Bahkan proses produksi

    untuk orientasi ekspor juga masih banyak mendatangkan bahan baku impor. 

    Fitria Faradila

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    26/28

    Tabel 1. Struktur Impor Indonesia

    2014 2015 15/14 10-14 10-14

    TOTAL IMPOR 135.663  177.436  191.689  186.629  178.179  134.375  107.990  (19,6)  6,1  100,0 

    BARANG KONSUMSI 9.992  13.393  13.409  13.139  12.667  9.469  8.032  (15,2)  4,7  7,4 

    BAHAN BAKU PENOLONG 98.755  130.934  140.126  141.958  136.209  102.797  81.569  (20,7)  7,5  75,5 

    BARANG MODAL 26.917  33.108  38.155  31.532  29.303  22.108  18.389  (16,8)  1,2  17,0 

    Pangsa (%)KELOMPOK

    NILAI : JUTA USDPerub. % Trend (%)

    2010 2011 2012 2013 2014

    JANUARI - SEPTEMBER

     

    Sumber: BPS (Diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan), 2015

    Hingga September 2015, impor bahan baku penolong tercatat 81,6 milyar USD, menurun 20,7%

    dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Impor bahan baku terutama berasal dari imporminyak petroleum mentah (HS 2709001000) dengan pangsa 5,8% terhadap total impor dan bahan

    bakar motor tanpa timbal (HS 2701111600) dengan pangsa 5,5%. Secara umum, selama 2010-2014

    tren kenaikan impor bahan baku penolong masih cukup tinggi yakni sebesar 7,5% per tahun.

    Impor barang modal juga mencatat nilai yang cukup tinggi yakni 18,4milyar USD pada Januari-

    September 2015, menurun 16,8% (yoy). Impor barang modal mengalami tren kenaikan rata-rata yang

    cukup rendah sebesar 1,2% per tahun selama 2010-2014. Barang modal yang memiliki pangsa impor

    terbesar adalah telepon untuk jaringan seluler atau untuk jaringan tanpa kabel lainnya (HS

    8517120000) dengan pangsa sebesar 1,3% terhadap total impor.

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    27/28

    Dari ketiga kelompok, impor barang konsumsi merupakan yang paling rendah. Secara kumulatif

    Januari-September 2015, impor barang konsumsi tercatat 8 milyar USD, menurun 15,2% (yoy). Selama

    2010-2014, impor barang konsumsi mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 4,7%. Penopang

    utama impor barang konsumsi terutama berasal dari komoditas bawang putih (HS 0703209000)

    dengan pangsa 0,25%, diikuti oleh produk obat untuk infus yang mengandung sodium klorida atau

    glukosa (HS 3004909100) dengan pangsa 0,2% dan mesin  Air Conditioner  (HS 8415100000) dengan

    pangsa 0,19%.

    Tingginya dominasi impor kelompok bahan baku penolong sebenarnya dapat menjadi indikasi positif

    bagi kinerja produksi, khususnya ekspor Indonesia. Semakin tinggi impor bahan baku penolong

    menunjukkan bahwa proses produksi ekspor sedang berkembang. Namun hal ini menunjukkan pula

    bahwa ekspor Indonesia masih sangat bergantung dengan impor bahan baku. Sehingga, apabila

    terjadi depresiasi nilai tukar, kondisi ini tidak semerta-merta mendorong ekspor, namun justru akanmembebani ekspor karena harga bahan baku yang didapat dari impor menjadi tinggi.

    Latar belakang tingginya impor bahan baku penolong dikarenakan kurang tersedianya industri yang

    menghasilkan bahan baku atau industri perantara di pasar domestik yang dibutuhkan oleh pelaku

    ekspor. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mendorong industri domestik, khususnya industri

    perantara. Pertama, meningkatkan investasi ke industri perantara melalui pemberian insentif fiskal.

    Kedua, melakukan program penguatan industri domestik melalui pengembangan Sumber Daya

    Manusia (SDM), penyediaan infrastruktur dan meningkatkan teknologi serta dukungan dari sektor

    lain, seperti kemudahan kredit untuk industri perantara. Secara umum, untuk mengatasi

    ketergantungan impor yang tinggi diperlukan suatu program industrialisasi yang terintegrasi olehsektor lainnya, seperti perbankan dan infrastruktur. Melalui program industrialisasi diharapkan

    industri domestik, termasuk industri perantara dapat berkembang, sehingga kegiatan produksi,

    khususnya yang berorientasi pada ekspor tidak bergantung pada impor.

  • 8/18/2019 Tek November 2015

    28/28

     Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

    REDAKSI TINJAUAN EKONOMI DAN KEUANGAN

    Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

    Gedung Sjafruddin Prawiranegara (d.h. Gd. PAIK II) Lantai 4

    Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2 –

     4 Jakarta, 10710Telp. 021-3521843, Fax. 021-3521836

    Email:  [email protected]

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan dapat diunduh pada website

    http://magnacapitalgrp.com/

    mailto:[email protected]://www.cbsnews.com/news/moving-tips-5-things-to-do-before-your-move/mailto:[email protected]