teori ars metabolisme

6
Arsitektur Metabolisme Pada tahun 1960-an atau pasca Perang Dunia II, di Jepang terjadi suatu ledakan penduduk yang sangat signifikan. Ledakan penduduk tersebut tentunya menyebabkan erkembangan ekonomi dan densifikasi perkotaan yang pesat. Sehingga permintaan bahan untuk memenuhi kebutuhan pun semakin meningkat. Pada masa itu pula tengah berada di masa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sedang menjadi trend. Diharapkan perkembangan teknologi dapat menjadi solusi bagi kebutuhan manusia yang semakin meningkat setiap saat. Kala itu para arsitek dan town planner berusaha mengatasi ledakan penduduk dengan menciptakan mega-structure dan memikirkan solusi yang utopis. Orang-orang merasa bahwa menciptakan kota yang ideal akan menjadi cara untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Sekelompok arsitek dan desainer muda Jepang menganggap ledakan penduduk tersebut sebagai masalah yang harus diselesaikan, mereka juga mencetuskan metabolisme sebagai usulan atas urbanisme yang baru. Kata metabolisme ini berasal dari istilah biologi “metabolisme” yang berarti proses yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan. Terapannya dalam arsitek adalah pada fleksibilitas bangunan untuk ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. Metabolisme diutarakan pertama kali pada World Conference of Design di Tokyo tahun 1960. Kenzo Tange, yang merupakan pelopor bersama beberapa arsitek dan desainer antara lain Kiyonori Kikutake, Kisho Kurokawa, Arata Isozaki dan

Upload: wika-nurika

Post on 25-Sep-2015

250 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Teori Ars Metabolisme

TRANSCRIPT

Arsitektur Metabolisme

Pada tahun 1960-an atau pasca Perang Dunia II, di Jepang terjadi suatu ledakan penduduk yang sangat signifikan. Ledakan penduduk tersebut tentunya menyebabkan erkembangan ekonomi dan densifikasi perkotaan yang pesat. Sehingga permintaan bahan untuk memenuhi kebutuhan pun semakin meningkat. Pada masa itu pula tengah berada di masa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sedang menjadi trend. Diharapkan perkembangan teknologi dapat menjadi solusi bagi kebutuhan manusia yang semakin meningkat setiap saat. Kala itu para arsitek dan town planner berusaha mengatasi ledakan penduduk dengan menciptakan mega-structure dan memikirkan solusi yang utopis. Orang-orang merasa bahwa menciptakan kota yang ideal akan menjadi cara untuk membangun masyarakat yang lebih baik.

Sekelompok arsitek dan desainer muda Jepang menganggap ledakan penduduk tersebut sebagai masalah yang harus diselesaikan, mereka juga mencetuskan metabolisme sebagai usulan atas urbanisme yang baru. Kata metabolisme ini berasal dari istilah biologi metabolisme yang berarti proses yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan. Terapannya dalam arsitek adalah pada fleksibilitas bangunan untuk ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. Metabolisme diutarakan pertama kali pada World Conference of Design di Tokyo tahun 1960. Kenzo Tange, yang merupakan pelopor bersama beberapa arsitek dan desainer antara lain Kiyonori Kikutake, Kisho Kurokawa, Arata Isozaki dan Fumihiko Maki mengutarakan konsep mereka tentang pendekatan arsitektur baru dan proposal untuk Urbanisme baru Selanjutnya teori metabolisme dikembangkan oleh masing-masing perancang sesuai dengan prinsip masing-masing. Berikut adalah ciri-ciri arsitektur metabolism:

1. Penggunaan mega-structure yang dapat diadaptasi dengan pertumbuhan secara horizontal maupun vertikal.

2. Desain bangunan tidak mengikuti paham gaya modern Form follows Function tapi memungkinkan ruang dan bentuk dapat disesuaikan dengan perubahan fungsi di masa depan.

3. Penerapan mega structure, yang diungkapkan dalam tekhnologi bangunan.

Sedangkan konsep Metabolisme berdasarkan dua hal, yaitu:

1. Diachronicity of time = hubungan antar waktu

Menurut Kisho Kurokawa arsitektur merupakan evolusi dari masa lampau, masa sekarang dan masa depan, suatu pematangan dan proses metabolisme. Waktu bukanlah suatu serial kejadian atau mempunyai struktur hierarki dalam pyramid atau pohon. Waktu merupakan jaringan ,rhizome seperti jaringan laba-laba, tidak ada hierarki yang jelas. Bila masa lampau, sekarang dan masa depan diibaratkan sebagai suatu rhizome maka kita bisa merasa dan menganggap diri kita berada dalam jarak yang sama di semua waktu dan bebas berhubungan dengan apapun.

2. Synchronicity of space = hubungan antar ruang

Dalam strukturalisme budaya Barat, Amerika, Afrika, negara-negara Islam dan Asia mempunyai kedudukan status yang sama dan tiap-tiap pihak tersebut memiliki jarak yang sama, sehingga kita harus dapat merasakan keberadaan nyawa dari kebudayaan yang berbeda-beda.Segala perbedaan waktu dan budaya itu nantinya harus disatukan dalam satu hubungan simbiosis dan menerapkannya pada proses kerja arsitektur.Arsitektur Simbiosis

Arsitektur Simbiosis adalah suatu teori yang dikembangkan oleh Kisho Kurokawa dengan pendasaran Arsitektur Metabolisme. Arsitektur simbiosis sebagai analogi biologis dan ekologis memadukan beragam hal kontradiktif, atau keragaman lain, seperti bentuk plastis dengan geometris, alam dengan teknologi, masa lalu dengan masa depan, dll. Terdapat dua unsur yang paling penting dari simbiosis, yaitu konsep sacred zone dan intermediary space kedua unsur inilah yang merupakan hal yang diperhatikan dalam pembentukan simbiosis.

Sacred zone ( dalam simbiosis tidak ada peleburan antara dua nilai yang berbeda kedalam suatu nilai yang baru. Karena dalam simbiosis, nilai-nilai asli suatu sacred zone tetap dipertahankan untuk melindungi keanekaragaman budaya dan mendukung keberagaaman tersebut.

Intermediary Space ( atau ruang penengah, memiliki pengertian tentative dan bersifat dinamis yaitu pembentukan zona sementara antara dua elemen yang bertentangan. Dapat juga dikatakan sebagai zona ketiga yang dibuat untuk memenuhi tujuan menengahi kedua elemen tersebut. Komponen dasar dari filosofi simbiosis adalah simbiosis dari kebudayaan yang heterogen, manusia dan teknologi, interior dan eksterior, sebagian dan keseluruhan, sejarah dan masa depan, alasan dan intuisi, religi dan ilmu pengetahuan arsitektur manusia dan alam. Di bawah ini akan dibahas beberapa komponen dasar dari simbiosis di atas:

Symbiosis of Interior and EksteriorDalam budaya Jepang terdapat Intermediary Space yaitu ruang antara. Sebenarnya dalam budaya di luar Jepang juga terdapat intermediary space namun keberadaannya tidak terlalu diperhatikan.

Konsep intermediary space adalah kunci penting dalam memahami Filosofi Simbiosis. Dari barat, dua hal yang berlawanan dilebur jadi satu kesatuan, atau ditolak sama sekali. Sebaliknya dalam filosofi simbiosis diciptakan sesuatu yang menghubungkan dua elemen itu sementara perbedaannya tetap dipertahankan. Hubungan yang diciptakan harus dinamis, selalu bergerak dan berubah. Untuk itu agar lebih efektif, hubungan itu biasanya berupa zone netral. Oleh karena itu dalam intermediarry space terdapat zona netral/transisi, atau bisa dikatakan juga zona abu-abu (peralihan dari hitam ke putih).

Symbiosis of History and PresentTurunan dari diachronicity time yang merupakan symbiosis waktu (lampau sekarang dan depan). Prinsip ini berusaha melihat masa lampau dengan sudut pandang filosofi simbiosis. Sejarah digambarkan dalam suatu simbol/ lambang, elemen arsitektural berupa nilai, ide, aesthetic, religions yang nantinya ditransformasikan pada masa sekarang dalam bentuk dan juga makna baru.

Symbiosis of Man and TechnologyManusia dan teknologi menurut dunia modern adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan inilah yang menjadi pemikiran dari dunia arsitektur modern. Dalam pemikiran simbiosis perbedaan ini ditelusuri sampai pada intinya yaitu roh dan raga pada manusia.

Symbiosis of Man and NatureSimbiosis yang terjadi antara manusia dan alam bukan hanya berupa hubungan dengan pohon, burung, serangga dan lingkungan di mana manusia itu berada. Segala benda buatan manusia seperti danau buatan, dermaga, hutan buatan, kota maupun teknologi seiring dengan waktu juga menjadi bagian dari alam. Segala sesuatu ciptaan Tuhan adalah alam sedangkan segala buatan manusia adalah artifisial yang tidak tahan lama. Hal ini menggambarkan 2 hal yang berbeda adalah satu.