tesis kadar low density lipoproteinemia sebagai...
TRANSCRIPT
KADAR
SEBAGAI FAKTOR RISIKO
PREEKLAMPSIA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
RSUP SANGLAH DENPASAR
Tesis
KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN
SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA
PREEKLAMPSIA : STUDI KASUS KONTROL
YUSTINUS M. UJAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP SANGLAH DENPASAR
2012
LOW DENSITY LIPOPROTEIN
TERJADINYA
STUDI KASUS KONTROL
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
UDAYANA
i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini telah diuji dan disetujui
Pada tangggal : 27 Maret 2012
Oleh
Pembimbing:
dr. A.A.N. Jaya Kusuma, SpOG (K)
NIP 19611203 198709 1 001
Ketua Program Studi
Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar
dr. A.A.N. Anantasika, SpOG(K)
NIP 19620607 198710 1 002
Kepala Bagian / SMF
Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar
Prof. Dr. dr. Ketut Suwiyoga, SpOG (K)
NIP 19530715 1980031 009
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah ini telah diuji dan disetujui
Pada tanggal : 27 Maret 2012
Tim Penguji
KETUA
dr. I G.P. Mayun Mayura, SpOG
NIP : 19540502 198301 1 001
ANGGOTA
dr. Putu Doster Mahayasa SpOG(K)
NIP : 196210131989111001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan untuk melengkapi persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan keahlian bidang Obstetri dan Ginekologi di Bagian
/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Dalam kesempatan yang baik ini, perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnyan kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. K. Suastika
SpPD. yang telah memberi kesempatan kepada kami menjadi Mahasiswa
Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi.
2. Ketua Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/RSUP Sanglah Denpasar, Prof. Dr. dr. Ketut Suwiyoga, SpOG(K)
atas segala dorongan dan bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan
Spesialis.
3. Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dr. Wayan
Sutarga MPHM, atas segala fasilitas yang telah disediakan selama penulis
mengikuti pendidikan Spesialis.
4. Ketua Program Studi Obstetri dan Ginekologi Program Pendidikan Dokter
Spesialis I Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah
Denpasar, dr. A. A. N. Anantasika SpOG (K), dan semua guru-guru yang
iv
telah memberikan dorongan dan bimbingan selama penulis mengikuti
pendidikan.
5. Pembimbing kami dr. A. A. N. Jaya Kusuma SpOG(K), atas segala
bimbingan dan petunjuknya dalam persiapan, pelaksanaan penelitian dan
penyusunan laporan dalam bentuk tesis ini.
6. Seluruh staf Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar atas segala
dorongan dan bimbingan yang diberikan selama pendidikan maupun dalam
penyusunan tesis ini.
7. Rekan–rekan sejawat residen dalam pendidikan spesialis Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar atas segala bantuan dan kerjasamanya sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan tesis ini dapat terselesaikan.
8. Para bidan dan paramedis di Bagian Obstetri dan Ginekologi atas segala
bantuan dan dukungannya selama penulis menjalani pendidikan dan sampai
penelitian ini dapat terselesaikan.
9. Isteri Maria Krisminarsih yang telah mendampingi kami selama pendidikan,
memberikan dukungan dalam penyelesaian tesis ini. Anak Margaretha Ika
Yukari Ujan, Yosep Rizal Yukari Ujan dan Stevan Prayoga Yukari Ujan yang
menjadi inspirasi kami selama pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
10. Seluruh pasien di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar,
v
khususnya pasien pasien yang telah menjadi sampel penelitian ini atas
kepercayaan dan kesempatan yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah dan rahmatnya kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini.
Penulis
vi
RINGKASAN
Preeklampsia sebagai penyulit kehamilan sering ditemukan dan merupakan
satu dari tiga besar yang masih menjadi penyebab utama kematian ibu di dunia, selain
perdarahan dan infeksi. Insiden preeklampsia 5–7% dari seluruh kehamilan.
Preeklampsia menyebabkan 16% kematian maternal dan 45% kematian perinatal baik
secara langsung maupun tidak langsung. Komplikasi pada ibu berupa sindroma
Hemolisis, elevated liver enzym, low pletelet (HELLP), edema paru, gangguan ginjal,
perdarahan, solusio plasenta bahkan kematian ibu. Komplikasi pada bayi dapat
berupa kelahiran premature, gawat janin, berat badan lahir rendah dan intra uterine
fetal death (IUFD). Low density Lipoprotein salah satu dari empat jenis lipoprotein,
LDL yang terutama terdiri atas kolesterol bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke
sel-sel otot, lemak, dan sel lain-lain. LDL salah satu dari empat jenis lipoprotein,
LDL yang terutama terdiri atas kolesterol bersikulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-
sel otot, lemak, dan sel lain-lain. Profil lemak yang abnormal juga merupakan faktor
risiko terjadinya preeklampsia. Tekanan oksidatif, yang berinteraksi dengan
dislipidemia, dianggap memainkan peranan penting dalam fungsi perubahan endotel
yang kemudian menyebabkan aterosklerosis. Kerangka konsep penelitian ini adalah
bahwa metabolisme kolesterol pada tekanan retikulum endoplasma,konsentrasi
kolesterol hati akan naik dan terkait dengan peningkatan ekspresi enzym yang ada
dalam sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol melalui reseptor LDL.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa faktor transkripsi SREBP-2 diaktifkan.
vii
Ekspresi SREBP-2 akan berkurang dengan kelebihan GRP78, yang akan menurunkan
kadar kolesterol di hati, Penurunan kolesterol hati berkaitan dengan ekspresi reseptor
LDL yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan retukulum endoplasma
bertugas mengelola SREBP-2 serta konsentrasi kolesterol yang tinggi di hati. Sintesa
trigliserida yang tinggi pada hati yang disebabkan oleh tingkat lipogenik yang
dimediasi insulin seperti makan makanan yang berkarbohidrat tinggi atau kelebihan
lemak dengan mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi. Peningkatan sintesa
trigliserida pada hati akan menyebabkan tekanan retikulum endoplsma. pada
kehamilan terjadi peningkatan VLDL, Kehamilan meningkatkan kebutuhan energi,
yang direfleksikan dengan meningkatnya konsentrasi VLDL selama masa kehamilan.
Diperkirakan bahwa VLDL juga mendorong munculnya tekanan oksidatif.
VLDL akan masuk ke ruangan sub endotel, dimana VLDL tersebut terlindung dari
sirkulasi antioksidan. VLDL juga sensitif terhadap oksidasi dan penggabungan ini
mendorong oksidasi LDL. Selain dampak kerusakan tidak spesifik pada kerusakan
protein dan DNA dan melukai endotelium, oksidasi LDL juga mengaktifkan antigen
permukaan sel dan merekrut monosit ke permukaan endotel. Monosit mengeluarkan
radikal bebas untuk kemudian melukai endotelium dan menghasilkan oksidasi
LDL.Aktifitas-aktifitas ini mengakibatkan pembentukan lapisan lemak dan
karakteristik plak ateromatous pada arterosklerosis. Penelitian ini menggunakan
rancangan kasus kontrol. Sampel darah 27 kasus kehamilan dengan preeklampsia dan
27 kontrol hamil normal masing–masing sesuia umur ibu, umur kehamilan dan
paritas, selanjutnya kadar LDL diperiksa dengan menggunakan chloletest LDL .
viii
Analisa data dilakukan dengan uji t-indepenndent.Pada penelitian ini dilakukan uji
beda dengan menggunakan uji t-independent untuk variabel umur ibu, umur
kehamilan, paritas dan Kadar LDL. Diperoleh hasil rerata umur ibu kelompok
preeklampsia sebesar 29,19±6,70, sedangkan kelompok hamil normal sebesar
25,67±4,71 dan tidak berbeda secara statistik (p>0,05). Rerata paritas kelompok
preeklampsia adalah 2,30±1,35 dan kelompok hamil normal adalah 1,78±0,85, dan
rerata umur kehamilan kelompok preeklampsia adalah 38,44±2,00 dan rerata
kelompok hamil normal adalah 39,44±1,40. Berdasarkan hasil analisis dengan uji t-
independent didapatkan bahwa karakteristik subjek pada kedua kelompok tidak
berbeda bermakna (p>0,05). Jadi didapatkan dari data tersebut diatas pengaruh dari
variabel pengganggu dapat dikurangi pada kelompok preeklampsia dan hamil normal.
Rerata kadar LDL kelompok preeklampsia sebesar 160,19±37,11 sedangkan rerata
kadar LDL kelompok hamil normal sebesar 108,39±26,50 dan berbeda secara
bermakna (p<0,05). Jadi didapatkan bahwa kadar LDL kelompok preeklampsia
lebih tinggi dibandingkan rerata kadar LDL kelompok hamil normal. Untuk
mengetahui hubungan kadar LDL terhadap kejadian preeklampsia dipakai uji Chi-
Square, sedangkan nilai rasio odds digunakan nilai perbandingan ad/bc, menunjukkan
bahwa peningkatan kadar LDL dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia
sebesar 18 kali (RO = 17.875; IK 95 % = 1,26 – 151,61; p = 0,002). Kesimpulan pada
penelitian ini bahwa peningkatan kadar LDL selama kehamilan dapat meningkatkan
risiko terjadinya preeklampsia sebesar 18 kali.
ix
ABSTRAK
Latar belakang :
Sampai saat ini etiologi dan patogenesis preeklampsia masih belum diketahui dengan
pasti. Very Low Density Lipoprotein versus Toxicity Preventing Activity salah satu
dari empat hipotesis yang diduga berperan terjadinya preeclampsia.
Tujuan : Untuk mengetahui risiko Preeklampsia pada peningkatan kadar Low density
lipoprotein pada ibu hamil .
Bahan dan cara kerja : Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol.
Sampel darah 27 kasus kehamilan dengan preeklampsia dan 27 kontrol hamil normal
masing – masing sesuai umur ibu, umur kehamilan dan paritas, selanjutnya kadar
LDL diperiksa dengan menggunakan chloletest LDL. Analisa data dilakukan dengan
uji t-independent. Untuk mengetahui hubungan kadar LDL terhadap kejadian
preeklampsia dipakai uji Chi-Square
Hasil : Diperoleh hasil yang tidak bermakna (p>0,05) rerata umur ibu kelompok
preeclampsia sebesar 29,19±6,70, sedangkan kelompok hamil normal sebesar
25,67±4,71. Rerata paritas kelompok preeklampsia adalah 2,30±1,35 dan kelompok
hamil normal adalah 1,78±0,85, dan rerata umur kehamilan kelompok preeklampsia
adalah 38,44±2,00 dan rerata kelompok hamil normal adalah 39,44±1,40.
Berdasarkan hasil analisis dengan uji t-independent didapatkan bahwa karakteristik
subjek pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p>0,05). Rerata kadar LDL
kelompok preeklampsia sebesar 160,19±37,11 sedangkan rerata kadar LDL
kelompok hamil normal sebesar 108,39±26,50 dan berbeda secara bermakna
(p<0,05). Jadi didapatkan bahwa kadar LDL kelompok preeklampsia lebih tinggi
dibandingkan rerata kadar LDL kelompok hamil normal. Untuk mengetahui
hubungan kadar LDL terhadap kejadian preeklampsia dipakai uji Chi-Square,
sedangkan nilai rasio odds digunakan nilai perbandingan ad/bc, menunjukkan bahwa
peningkatan kadar LDL dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia sebesar
18 kali (RO = 17,875; IK 95% = 1,26-151,61; p=0,002).
Kesimpulan: Peningkatan kadar LDL selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
terjadinya preeklampsia sebesar 18 kali.
Kata Kunci: Preeklampsia, kadar LDL.
x
ABSTRACT
Background :
Until recently the etiologi and pathogenesis of preeclampsia is still not known with
certainly. Very Low Density Lipoprotein versus Toxicity Preventing Activity one of
fourth hypotesis etiologi of preecklampsia.
Objective : to investigate the risk of preeclampsia on pregnant woman with
increasing Low Density Lipoprotein.
Methods : In a case control study, maternal blood sample were collected from 27
cases of preeclamptic pregnancy and 27 normal pregnancy as a control each by
maternal age, gestational age and parity, then concentration of LDL is measured
using choletest LDL. Data were analyzed using t-independent test. Chi-square test is
used to determine relation between LDL concentration and incident of preeclampsia.
Results : the result is not significant (p>0,05), average maternal age on preeclamptic
group is 29,19±6,70, while normal pregnancy group is 25,67±4,71. Average parity on
preeclamptic group is 2,30±1,35 and normal pregnancy group is 1,78±0,85, average
maternal age on preeclamptic group is 38,44±2,00 and normal pregnancy group is
39,44±1,40. Based on analysis using t-independent test we discovered that subject
characteristic on both groups was not differ significantly (p>0,05). Average of LDL
concentration on preeclamptic group is 160,19±37,11, while on normal pregnancy
group is 108,39±26,50, differ significantly (p<0,05). Preeclamptic group were
discovered had a higher LDL concentration compared to normal pregnancy. To
determine correlation between LDL concentration and incidence of preeclampsia we
use Chi-square test and odd ratio value using ad/bc, the result show that elevated
LDL concentration increase the risk of developing preeclampsia as many as 18 folds.
(OR = 17,875; 95% CI = 1,26-151,61; p = 0,002).
Conclusion : Elevated LDL concentration on pregnancy increase the risk of
developing preeclampsia as many as 18 folds
Keywords : Preeclampsia, LDL concentration.
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Low Density Lipoprotein ……............................................................ 5
2.2 Metabolisme Low density lipoprotein ……………………………… 6
xii
2.3 Peran Endoplasmic Reticulum Stress dan, metabolisme lipid
dan low density lipoprotein, sebagai faktor risiko Preeklampsia …… 11
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 26
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 28
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ………………………………………………. 29
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 30
4.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................ 30
4.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 30
4.3 Populasi Penelitian ............................................................................ 30
4.4 Sampel Penelitian ............................................................................ 30
4.4.1 Kriteria Subyek Penelitian ................................................................. 31
4.4.1.1 Kriteria Inklusi ............................................................................... 31
4.4.1.2 Kriteria Ekslusi ................................................................................ 31
4.4.2 Besar Sampel Penelitian .................................................................... 31
4.5 Variabel Penelitian ............................................................................. 32
4.6 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 32
4.7 Prosedur Pengambilan Sampel ............................................................ 34
4.8 Alur Penelitian .................................................................................... 36
4.9 Teknik Analisa Data ............................................................................ 38
xiii
BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................... 40
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................ 42
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 49
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jalur metabolisme eksogen ............................................................ 7
Gambar 2.2 Jalur metabolisme endogen ............................................................ 8
Gambar 2.3 Jalur reverse cholesterol transport ................................................ 9
Gambar 2.4 Jalur metabolisme lipoprotein ....................................................... 10
Gambar 2.5 Model illustrating how an initial ER stress linked to a high
Trigliseride synthesis rate in the liver could induce SERBP-1c
Cleavage qand insulin resistance and initiate a vicious leading
To steatosis and dyslipidemia ........................................................ 16
Gambar 2.6 Proses terjadinya aterosklerosis .................................................... 20
Gambar 2.7 Patogenesis infark pembuluh darah ( 1 ) ....................................... 22
Gambar 2.8 Patogenesis infark pembuluh darah ( 2 ) ........................................ 22
Gambar 2.9 Patogenesis infark pembuluh darah ( 3 ) ....................................... 23
Gambar 2.10 Patogenesis infark pembuluh darah ( 4 ) ...................................... 24
Gambar 2.11 Patogenesis infark pembuluh darah (5 ) ....................................... 24
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi lipoprotein ........................................................................ 10
Tabel 4 Perhitungan odds ratio ......................................................................... 39
Tabel 5.1 Rerata umur, Paritas, Umur kehamilan, dan Kadar LDL pada
Kelompok Preeklampsia dan Hamil Normal ........................................ 40
Tabel 5.2 Hubungan Kadar LDL Hamil dengan Preeklampsia ............................ 41
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3 Kerangka Konsep ............................................................................ 28
Bagan 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 29
Bagan 4.2 Prosedur Pemeriksaan Kadar LDL ................................................ 35
Bagan 4.3 Alur Penelitian ................................................................................ 36
xvii
DAFTAR SINGKATAN
ABC-1 : Adenosine Triphosphate-binding Cassette
transporter-1
APO : Apoprotein.
ATF : Activating Trancription Factor
ATP : Adenosine Triphosphate
CHOP : Chain Homolog Protein
elF2ά : Eucaryotic Factor ά 2
ER : Endoplasmic Reticulum
FFA : Free Fatty Acid
HDL : High Density Lipoprotein
HELLP : Hemolisis, Elevated liver enzym, Low platelet
IDL : Intermediate-Density Lipoprotein
IL 1B : Interleukin 1B
INSIG : Insulin Induction Gen
IREl : Inositol Requiring
IUFD : Intra Uterine Fetal Death
LCAT : Lecithin Cholesterolacyltransferase
LDL : Low Density Lipoprotein
LPL : Enzim Lipoprotein Lipase
NCEP : National Cholesterol Education Program
xviii
NEFA : Non-Esterified fatty Acid
PE : Preeklampsia
PERK : Pkr – Like Endoplasmic Reticulum Kinase
SCAP : SERBP Cleavage Activating Protein
SR-A : Scavenger-A
SREBP : Sterol Regulatory Element Binding Protein
TNF : Tumor Nekrosis Factor
TRAF 2 : TNF Receptor Associated faktor 2
TxPA : Toxicity Prenvent Activity
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
WHO : World Health Organisation
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ethical clearance penelitian
Lampiran 2 Informed Concent penelitian
Lampiran 3 Surat Ijin
Lampiran 4 Pernyataan persetujuan ikut serta dalam penelitian
Lampiran 5 Lembar pengumpulan data
Lampiran 6 Data penelitian kadar LDL
Lampiran 7 Analisis statistik
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi
yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan
meninggal setiap harinya atau lebih kurang 500.000 perempuan meninggal setiap
tahun karena kehamilan dan persalinan. Salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin adalah preeklampsia (PE) yang menurut WHO angka
kejadiannya berkisar antara 0.51%-38,4% (Anonimous 2009). Preeklampsia sebagai
penyulit kehamilan sering ditemukan dan merupakan satu dari tiga besar yang masih
menjadi penyebab utama kematian ibu di dunia, selain perdarahan dan infeksi.
Insiden preeklampsia 5–7% dari seluruh kehamilan. Preeklampsia menyebabkan 16%
kematian maternal dan 45% kematian perinatal baik secara langsung maupun tidak
langsung (Cunningham, 2005). Di Amerika dilaporkan angka kejadian preeklampsia
sekitar 5% dari kehamilan dan sekitar 0,5%-2% berkembang menjadi eklampsia,
yang merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit tromboemboli. Angka
kejadian di Indonesia bervariasi antara 2,1%-8.5%. Di RSUP Sanglah Denpasar,
Ardhana (1977) melaporkan kejadian preeklampsia sebesar 1.8%, sedangkan Oka dan
Surya (2002–2003) melaporkan kejadian preeklampsia sebesar 5,83% dan 7552
persalinan dalam kurun waktu tersebut. Angka kematian maternal pada preeklampsia
dan eklampsia sebesar 0,68%. Sedangkan angka kematian perinatal pada
2
preeklampsia dan eklampsia sebesar 11,59% (Jaya Kusuma, 2006 ). Komplikasi pada
ibu berupa sindroma Hemolisis, elevated liver enzym, low pletelet (HELLP), edema
paru, gangguan ginjal, perdarahan, solusio plasenta bahkan kematian ibu. Komplikasi
pada bayi dapat berupa kelahiran premature, gawat janin, berat badan lahir rendah
dan intra uterine fetal death (Davey , 1988, Isler, 1999).
Banyak teori yang menerangkan patofisiologi terjadinya preeklampsia tetapi
tidak satupun yang dianggap benar secara mutlak. Teori–teori tersebut seperti :
kelainan pada vaskularisasi plasenta, teori iskemik, radikal bebas dan disfungsi
endotel, teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin, teori adaptasi
kadiovaskuler, teori defisiensi genetik, teori defisiensi gizi dan teori inflamasi
(Cunningham , 2005, Simanaviciute, 2005). Etiologi preeklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Sampai saat ini, terdapat empat hipotesa yang diduga berperan
dalam terjadinya preeklampsia yaitu: 1) iskemia plasenta, 2) very low-density
lipoprotein versus toxicity-preventing activity 3) Maladaptasi imun, dan 4) faktor
genetik. Beberapa sarjana berpendapat bahwa yang memegang peran sentral terhadap
patogenesis terjadinya penyakit ini adalah disfungsi endotel yang menyeluruh
sehingga terjadi gangguan respon pembuluh darah terhadap zat–zat vasokonstriktor.
Disfungsi sel endotel diduga memberikan kontribusi terbesar dalam patogenesis
preeklampsia. Hipertensi dan hipersensitifitas pembuluh darah pada tekanan, aktivasi
netrofil dan pletelet yang terjadi pada preeklampsia berkaitan dengan disfungsi
endotel (Morgan, 1999, Cunningham, 2005). Asam lemak bebas merupakan sumber
energi yang penting untuk jaringan yang berasal dari metabolisme trigliserida dan
3
lipoprotein. Lipoprotein adalah senyawa dengan berat molekul tinggi yang terdiri
dari lemak (kolesterol, trigliserida dan fosfolipid) beserta satu atau lebih protein
spesifik disebut apolipoprotein, dan berfungsi mengangkut lemak dalam darah
(Lintang, 2003). Pada penelitian–penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa
pada wanita dengan preeklampsia profil lipid lemak akan terganggu oleh karena
metabolisme lemak. Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki perbedaan
signifikan dalam parameter lipid dan peningkatan kerentanan terhadap oksidasi
lipoprotein. Gangguan pada metabolisme lipoprotein dilaporkan menjadi penyebab
hipertensi dan proteinuria pada preeklampsia (Aziz, 2007).
1.2 Rumusan Masalah
Kadar LDL pada ibu hamil dengan preeklampsia lebih tinggi dari pada ibu
hamil normal.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum:
Untuk mengetahui peningkatan kadar LDL pada ibu hamil sebagai faktor
risiko terjadinya preeklampsia.
1.3.2 Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui rerata kadar LDL pada preeklampsia dan kehamilan
normal.
2. Untuk mengetahui odds ratio terjadinya preeklampsia pada kehamilan dengan
mengetahui peningkatan kadar LDL.
4
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat bagi Pengetahuan
Untuk memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan tentang peran
LDL sebagai faktor risiko preeklampsia.
1.4.2 Manfaat bagi pelayanan
1. Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk pencegahan
dini/pencegahan primer terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
2. Sebagai data dasar penelitian lebih lanjut tentang teori terjadinya
preeklampsia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Low Density Lipoprotein
Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserida,
dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang tidak larut dalam lemak, maka perlu
dibuat bentuk yang dapat larut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut yaitu suatu
protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein (Adam, 2006).
Low density Lipoprotein (LDL) salah satu dari empat jenis lipoprotein, LDL yang
terutama terdiri atas kolesterol bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-sel otot,
lemak, dan sel lain-lain. Trigliserida akan diperlukan sama dengan yang terjadi pada
kilomikron dan VLDL. Kolesterol dan fosfolipid akan digunakan untuk membuat
membran sel, hormon-hormon atau ikatan lain, atau disimpan. Reseptor LDL yang
ada dalam hati akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi. Pembentukan LDL oleh
reseptor LDL ini penting dalam mengontrol kolesterol darah. Disamping itu dalam
pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui jalur
sel-sel perusak (scavenger pathway) ini molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak
dapat masuk ke aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan
menumpuk dalam sel-sel perusak. Pengatur utama kadar kolesterol darah adalah
hati, karena sebagian besar (50–70%) reseptor LDL terdapat dalam hati
(Almatsier, 2005).
6
Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung
LDL (Anonimous, 2009).
2.2 Metabolisme Low density Lipoprotein
2.2.1 Jalur metabolisme eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari
hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus yang berasal dari makanan
maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan kolesterol
dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida
akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di
dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida. Sedang
kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya
bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein yang dikenal dengan kilomikron
(Harrison 2000, Adam, 2006). Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan
akhirnya melalui duktus torasikus akan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserid
dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang
berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas free fatty acid (FFA)=non-esterified
fatty acid (NEFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di
jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian
akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati.
7
Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi
kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.
Gambar 2.1 Jalur Metabolisme Eksogen
2.2.2 Jalur metabolisme endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL
adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi trigliserid di VLDL akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL). Dan VLDL berubah menjadi IDL yang
juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL,
IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah
lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di
LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal,
testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi
dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-
A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar
8
kolesterol LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari
kadar koesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat
oksidasi seperti:
1. Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada
sindrom metabolik dan diabetes mellitus.
2. Kadar kolesterol HDL, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifat
protektif terhadap oksidasi LDL (Harrison 2000, Adam, 2006).
Gambar 2.2 Jalur Metabolisme Endogen
2.2.3 Jalur reverse cholesterol transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung
apolipoprotein (apo) A,C, dan E disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus
halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1. HDL
nancent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di
9
makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah
menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent,
kolesterol (kolesterol bebas) dibagian dalam dari makrofag harus dibawa ke
permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine
triphosphate binding cassette transporter 1 atau disingkat ABC-1 (Harrison 2000,
Adam, 2006). Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas
akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterolacy
transferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL
akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger
reseptor class type 1 dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolesterol ester
dalam HDL akan ditukar dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan
cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai
“penyerap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan
jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke
hati.
Gambar 2.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport
10
Pada gambar 2.4 dapat dilihat keseluruhan jalur metabolisme yang berasal dari
eksogen, endogen, dan jalur reverse cholesterol transport.
Gambar 2.4 Jalur Metabolisme Lipoprotein
Tabel 2.1
Komposisi Lipoprotein
Lipoprotein
Trigliserida Kolesterol Fosfolipida Protein
% % % %
1. Kilomikron 80 - 90 2 - 7 3 - 6 1 - 2
2. VLDL 55 - 65 10 - 15 15 - 20 5 - 10
3. LDL 10 45 22 25
4. HDL 5 20 30 45 - 50
Sumber: Prinsip dasar Ilmu Gizi (2005)
11
2.3 Peran Endoplasmic Reticulum Stress, metebolisme Lipid dan Low
Density Lipoprotein sebagai faktor risiko preeklampsia
Preeklampsia merupakan penyakit dengan karakteristik disfungsi sel umum
yang terkait dengan beberapa faktor : asam lemak, lipoprotein, lipid peroksidase,
TNF ά, produk fibronektin yang rusak dan fragmen mikrovilus dari sel
sinsintiotrofoblast. Semua faktor ini merupakan hasil respon inflamasi intravaskuler
yang dijumpai dalam kehamilan dan mengalami peningkatan pada
preeklampsia/eklampsia (Wang et al, 1998). Disfungsi sel endotel memainkan
peranan penting dalam patogenesis preeklampsia. Penyebab dari disfungsi endotel
adalah multifaktorial. Akibat disfungsi endotel adalah berkurangnya perfusi darah di
plasenta, hal ini merupakan faktor penting pada preeklampsia (Cunningham et al,
2001). Pada penelitian–penelitian yang telah dilakukan dilaporkan bahwa pada wanita
dengan preeklampsia profil lipid/lemak akan terganggu oleh karena metabolisme
asam lemak. Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki perbedaan signifikan
dalam parameter lipid dan peninggkatan kerentanan terhadap oksidasi lipoprotein.
Gangguan pada metabolisme lipoprotein dilaporkan menjadi penyebab hipertensi
dan proteinuria (Aziz, 2007).
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar
trigliserida serta penurunan kadar HDL (Anwar, 2004). Sebagai kompensasi untuk
peningkatan energi selama kehamilan, asam lemak non esterifikasi akan dimobilisasi.
12
Pada wanita hamil dengan kadar albumin yang rendah, pengangkutan kelebihan asam
lemak non esterifikasi dari jaringan lemak ke dalam hepar akan menurunkan aktivitas
antitoksik albumin sampai pada titik dimana VLDL terekpresikan. Jadi kadar VLDL
melebihi TxPA maka efek toksik dari VLDL akan muncul (Lintang, 2003). Sel
adalah satuan kehidupan yang paling mendasar yang merupakan pondasi bagi semua
makluk hidup. Sebuah sel terdiri dari tiga bagian utama : membran sel yang
membungkus sel, nukleus (inti) yang menyimpan bahan-bahan genetik sel dan
sitoplasma yang tersusun menjadi banyak organela (retikulum endoplasma, kompleks
golgi, lisosom, mitokondria, peroksisom). Membran-membran sel terutama
mengandung lipid dan protein. Dinding membranosa retikulum endoplasma
mengandung enzym-enzym yang penting untuk sintesa hampir semua lipid yang
dibutuhkan untuk membentuk membran baru. Lipid yang baru disintesis ini masuk ke
lumen retikulum endoplasma bersama protein (Wijarnako, 2000, Sherwood, 2001).
Retikulum endoplasma merupakan kompartemen sitoplasma sebagai organela
multifungsi yang mengendalikan proses seluler penting termasuk homeostasis,
sintesis protein, lipid serta penyalurannya dan apoptosis (Sun et al, 2008). Salah satu
karakteristik dari Unfold Protein Respon (UPR) adalah induksi protein akibat tekanan
retikulum endoplasma yang disebut sebagai protein yang diatur glukosa (Glucose
Regulated protein 78/GRP78) juga dikenal sebagai Binding imunoglobulin protein
(BiP). GRP78 adalah pengatur utama dari transduser tekanan retikulum endoplasma
karena aktivasi mereka pada tekanan retikulum endoplasma tergantung pada
pembebasan mereka dari GRP78. Untuk bertahan hidup di bawah tekanan retikulum
13
endoplasma UPR menghentikan translasi protein umum sementara secara selektif
mengaktifkan ekspresi protein pendamping seperti GPR78. Induksi GRP78 dalam
kondisi patologis merupakan mekanisme perlindungan utama seluler untuk sel agar
dapat bertahan hidup terhadap tekanan retikulum endoplasma dan bisa berimplikasi
pada pelestarian organ. Secara bersama-sama, induksi GRP78 dapat berfungsi sebagai
indikator umum dimana retiukulum endoplasma terus mengalami tekanan dan
UPR sedang dipacu (Reddy et.al, 2003, Lee, 2004, Redman, 2008). Tekanan
retikulum endoplasma terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara permintaan
seluler akan fungsi dan kapasitas retikulum endoplasma. Hal ini dideteksi oleh
GRP78 (BiP), yang berada pada reseptor di lumen membran . Protein yang gagal
melipat bersaing mengikat GRP78, yang melepaskan reseptor sebagai alarm yang
mengaktifkan respon protein tidak lipat. Hal ini melibatkan jalur sinyal retikulum
endoplasma ke inti yang mengaktifkan kembali aktifitas seluler secara normal.
Bantuan lebih diperlukan dengan meningkatkan produksi pendamping untuk
mengatasi kemacetan protein yang gagal melipat (Reddy et.al, 2003, Lee , 2004,
Redman, 2008).
Lipogenesis sangat tergantung pada kondisi makanan untuk aktifitas dan
dapat dirangsang dengan makan karbohidrat yang tinggi dan dihambat oleh keadaan
puasa. Sterol Regulatory Element Binding Protein-1c (SREBP-1c) merupakan
anggota keluarga SREBP faktror transkripsi, dan respon elemen karbohidrat pengikat
protein (ChREBP) muncul sebagai faktor transkripsi yang terlibat dalam transkripsi
14
insulin dan glukosa pada ekspresi gen lipogenik di hati. Aktivasi SERBP-1c oleh
insulin selama konsumsi karbohidrat melibatkan 2 mekanisme:
1. Aktivasi transkripsi SREBP-1c
2. Peningkatan pembelahan proteolitik bentuk prekusor SREBP-1c yang terdapat
dalam membran retikulum endoplasma.
Dalam membran retikulum endoplasma, protein SREBP tidak aktif bergabung dengan
dua protein penting yang ambil bagian dalam pengontrolan proses pembelahan:
1. Protein yang mengaktifkan pembelahan SREBP (SCAP).
2. Insulin - induction gen (Insig)
Di satu sisi, SCAP berinteraksi dengan prekusor SREBP yang baru disintesa dan di
sisi lain dengan insulin induksi gen, yang berfungsi sebagai protein penyimpan
kompleks SCAP/SREBP ke retikulum endoplasma. Kegagalan insulin menekan
glukoneogenesis saat lipogenesis masih diaktifkan bisa mencerminkan sensitivitas
yang berbeda jalur tersebut terhadap insulin (Serge et al, 2009). Peran UPR secara
dinamis menyesuaikan kapasitas protein lipat dengan kebutuhan sel. Dengan
demikian setiap peristiwa yang dapat menganggu kapasitas lipat retikulum
endoplasma, seperti beban protein lipat, keseimbangan kalsium atau potensi
glikosilasi akan menstimulasi UPR. UPR ini dimediasi oleh 3 protein tranduser yang
merupakan membran yang tidak terpisahkan dari retikulum endoplasma : Inositol-
requiring l (IRE l) membutuhkan aktivitas kinase dengan aktifitas endonuklease,
aktifitas faktor trankripsi 6 (ATF6), suatu faktor transkripsi seperti SREBP–1c dan
SREBP–2, diaktifkan oleh pembelahan proteolitik dalam badan golgi, dan protein
15
kinase RNA–like ER kinase (PERK) (Serge et al, 2009). UPR yang disebabkan oleh
gangguan homeostasis dapat mengaktifkan SREBP-1c dan menginduksi gen
lipogenik. Dengan menginduksi pembelahan SREB-1c, bisa menjadi penjelasan
alternatif untuk sintesis lipid yang sedang berlangsung. Pada suatu hasil penelitian
dilaporkan bahwa tekanan pada retikulum endoplasma terjadi pembelahan SREBP-1c
yang diinduksi oleh jalur insulin independen, dan pengurangan tekanan retikulum
endoplasma oleh pendamping molekuler akan memperlambat lipogenesis dengan
menghambat pembelahan proteolitik SREBP-1c dan kemudian memperbaiki steatosis
dan sensitivitas insulin. Kami juga memperlihatkan bahwa pembelahan SREBP
insulin induced dihambat oleh kelebihan protein pendamping yang diatur oleh
GRP78, dengan demikian SREB -1c kompleks mampu mengikat GRP78 (Serge
et al, 2009). Peran penting GRP78 dalam mengatur pembelahan SREBP-1c yang
diinduksi insulin atau tekanan pada retikulum endoplasma. GRP78 yang berlebihan
akan sangat mengurangi pembelahan SREBP1-c yang tidak seiring dengan
peningkatan ekspresi protein insulin induced. SREBP dapat dianggap sebagai bagian
respon UPR dimana keduanya merupakan protein antar jaringan retikulum
endoplasma yang diaktifkan oleh berbagai tekanan pada retikulum endoplasma
dengan cara yang sama dengan ATF6. Aktifasi ini dilakukan sebagaimana dilakukan
untuk PERK, IRE 1 dan ATF6. SREBP mengeluarkan pesan ke inti sel yang dapat
dianggap sangat penting untuk pertumbuhan jaringan retikulum endoplasma dan
juga untuk fungsi kapasitas retikulum endoplasma (Serge et al, 2009).
16
Gambar 2.5 Model illustrating how an initial ER stress linked to a high
triglyceride synthesis rate in the liver could induce SREBP – 1c
cleavage and insulin resistance and initiate a vicious circle leading
to steatosis and dyslipidemia.
Metabolisme kolesterol pada tekanan retikulum endoplasma, konsentrasi
kolesterol hati akan naik dan terkait dengan peningkatan ekspresi enzym yang ada
dalam sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol melalui reseptor LDL.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa faktor transkripsi SREBP-2 diaktifkan.
Ekspresi SREBP-2 akan berkurang dengan kelebihan GRP78, yang akan menurunkan
kadar kolesterol di hati, Penurunan kolesterol hati berkaitan dengan ekspresi reseptor
LDL yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan retukulum endoplasma
bertugas mengelola SREBP-2 serta konsentrasi kolesterol yang tinggi di hati. Sintesa
trigliserida yang tinggi pada hati yang disebabkan oleh tingkat lipogenik yang
dimediasi insulin seperti makan makanan yang berkarbohidrat tinggi atau kelebihan
17
lemak dengan mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi. Peningkatan sintesa
trigliserida pada hati akan menyebabkan tekanan retikulum endoplsma (Serge et al,
2009). Roberts dan Gammil (2005), menyatakan : perubahan metabolisme menyolok
menjadi ciri khas preeklampsia meliputi dislipidemia dengan peningkatan
triglyserida, asam lemak bebas, LDL kolesterol, dan pengurangan HDL kolesterol,
dengan peningkatan prevalensi VLDL, resistensi insulin dan asam urat (James, 2005).
Wang (1998) menemukan terjadinya peningkatan lipoprotein pada wanita hamil
dengan PE dan meningkat sejalan dengan beratnya penyakit. Dengan tingginya
konsentrasi lipoprotein pada plasma wanita hamil dengan PE dapat menginduksi
pengendapan kolesterol pada pembuluh darah yang cidera, mengakibatkan
terbentuknya plak di pembuluh darah plasenta, dan ini memperparah iskemia
plasenta. Insufisiensi uteroplasenta mengakibatkan inadekuatnya sirkulasi darah pada
plasenta (Cunningham, 2006). Pada preeklampsia asam lemak bebas meningkat
sebelum timbul gejala klinis, sehingga rasio asam lemak bebas/albumin jadi lebih
tinggi dengan peningkatan aktifitas lipolitik yang mengakibatkan percepatan
pengambilan asam lemak bebas pada sel endotel, yang selanjutnya diesterifikasi
menjadi trigliserida. Penderita Preeklampsia memiliki TxPA lebih rendah. Rasio
TxPA/VLDL rendah mengakibatkan sitotoksitas dan penumpukan trigliserida pada
sel endotel (Lintang, 2003). Low density Lipoprotein sebagai faktor risiko
terjadinya preeklampsia dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika endotel mengalami
gangguan oleh berbagai hal seperti gangguan hemodinamik, stress oksidatif maupun
paparan dengan sitokin inflamasi dan hiperkolesterolemia, maka fungsi pengatur
18
menjadi abnormal dan disebut disfungsi endotel (Pepine, 1996, Holvet, 1997). Pada
patogenesis preeklampsia, lesi karakteristik plasenta adalah deposit fibrin, akut
atherosis dan trombosis dan lesi – lesi ini sama bentuknya dengan lesi yang di
temukan pada aterosclerosis. Hal ini meninbulkan spekulasi adanya kesamaan
patofisiologi preeklampsia dengan aterosclerosis. Profil lemak yang abnormal juga
merupakan faktor risiko terjadinya preeklampsia (Cunningham et. al, 2001).
Beberapa faktor: asam lemak, lipoprotein, lipid peroksidase, TNF ά, produk
fibronektin dan fragmen mikrovilus dari sel sinsintiotrofoblast, semua faktor ini
merupakan hasil respon inflamasi intravaskuler yang dijumpai dalam kehamilan
dan mengalami peningkatan pada preeklampsia/eklampsia (Mori et. al. 2003, Sun et.
al. 2008). Predisposisi dislipidemia untuk aterosklerosis terjadi pada kehamilan
preeklampsia. Penting sekali bahwa VLDL merupakan anomali lipoprotein yang
sangat berperan terjadinya aterosklerosis, juga mengalami peningkatan pada wanita
dengan preeklampsia. Pemikiran terbaru telah mempunyai banyak kesamaan antara
preeklampsia dan aterosklerosis yang menunjukkan bahwa perubahan patofisiologi
yang penting dalam aterosklerosis mungkin dapat berperan dalam preeklampsia.
Tekanan oksidatif, yang berinteraksi dengan dislipidemia, dianggap memainkan
peranan penting dalam fungsi perubahan endotel yang kemudian menyebabkan
aterosklerosis (Roberts et. al. 2003).
Pada kehamilan terjadi peningkatan VLDL. Pada wanita dengan konsentrasi
albumin yang rendah, menyebabkan pemindahan FFA dari jaringan lemak ke hati
cenderung menurunkan konsetrasi TxPA yang akhirnya meningkatkan konsentrasi
19
VLDL dan menyebabkan kerusakan sel endotel. Proses kerusakan endotel
menyebabkan vasokonstrisi dan kehilangan cairan serta protein intravascular. Pada
ginjal proses ini menyebabkan peningkatan plasma protein melalui membran basalis
glomerulus yang akan menyebabkan proteinuria. Kehamilan meningkatkan
kebutuhan energi, yang direfleksikan dengan meningkatnya konsentrasi VLDL
selama masa kehamilan. Pada wanita dengan konsentrasi albumin yang rendah, beban
transport FFA yang berlebih dari jaringan lemak ke hati, cenderung menurunkan
konsentrasi aktifitas TxPA ke suatu titik dimana toksisitas VLDL diekspresikan, yang
menyebabkan kerusakan sel endotel. Pada penderita preeklampsia kadar FFA
bersikulasi telah meningkat 20% pada kehamilan 15–20 minggu sebelum timbul
gejala klinis, serum dari penderita PE memiliki rasio FFA, yang selanjutnya
diesterifikasi menjadi trigliserida. Ada faktor sinsitiotrofoblast yang sitotoksik
terhadap sel endotel yang terdapat pada plasenta PE, mengakibatkan iskemia dan
sudah dijumpai pada trimester pertama. Pada iskemia plasenta, terdapat
ketidakseimbangan antara VLDL/TxPA dan selanjutnya timbul kerusakan sel endotel,
yang terjadi pada trimester pertama, sehingga dijumpai penumpukan (akumulasi)
FFA dan trigliserida sel endotel dimana berlangsung lebih dini dan merupakan
gambaran yang sangat relevan pada PE.
Pada wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki perbedaan signifikan.
dalam parameter lipid dan peningkatan (Lintang, 2003). Diperkirakan bahwa VLDL
juga mendorong munculnya tekanan oksidatif. VLDL akan masuk ke ruangan sub
endotel, dimana VLDL tersebut terlindung dari sirkulasi antioksidan. VLDL juga
sensitif terhadap oksidasi dan penggabungan ini mendorong oksidasi LDL. Selain
dampak kerusakan tidak spesifik pada kerusakan protein dan DNA dan melukai
endotelium, oksidasi LDL juga mengaktifkan antigen permukaan sel dan merekrut
monosit ke permukaan endotel. Monosit mengel
kemudian melukai endotelium dan menghasilkan oksidasi LDL. Aktifitas
mengakibatkan pembentukan lapisan lemak dan karakteristik plak ateromatous pada
arterosklerosis (Roberts et. al. 2003).
Gambar 2.6 Proses te
Pembentukan lapisan lemak dan plak ateromatous pada arterosklerosis terbagi dalam
beberapa tahap:
1. Lesi dini (Lesi awal dan garis lemak)
2. Lesi intermediate/praateromatosa
3. Plak fibrosa/ateroma
4. Lesi komplikata
1. Lesi dini (Lesi awal dan garis lemak)
20
idasi dan penggabungan ini mendorong oksidasi LDL. Selain
dampak kerusakan tidak spesifik pada kerusakan protein dan DNA dan melukai
endotelium, oksidasi LDL juga mengaktifkan antigen permukaan sel dan merekrut
monosit ke permukaan endotel. Monosit mengeluarkan radikal bebas untuk
kemudian melukai endotelium dan menghasilkan oksidasi LDL. Aktifitas
mengakibatkan pembentukan lapisan lemak dan karakteristik plak ateromatous pada
arterosklerosis (Roberts et. al. 2003).
Gambar 2.6 Proses terjadinya aterosklerosis
Pembentukan lapisan lemak dan plak ateromatous pada arterosklerosis terbagi dalam
Lesi dini (Lesi awal dan garis lemak)
Lesi intermediate/praateromatosa
Plak fibrosa/ateroma
Lesi komplikata
dan garis lemak)
idasi dan penggabungan ini mendorong oksidasi LDL. Selain
dampak kerusakan tidak spesifik pada kerusakan protein dan DNA dan melukai
endotelium, oksidasi LDL juga mengaktifkan antigen permukaan sel dan merekrut
uarkan radikal bebas untuk
kemudian melukai endotelium dan menghasilkan oksidasi LDL. Aktifitas-aktifitas ini
mengakibatkan pembentukan lapisan lemak dan karakteristik plak ateromatous pada
Pembentukan lapisan lemak dan plak ateromatous pada arterosklerosis terbagi dalam
21
Bersifat fokal, kecil dan non obstruktif, terdiri dari deposit lipid pada
makrofag intima (sel busa makrofag) dan menunjukkan perubahan pertama yang
ditemukan berkembang secara perlahan ke dalam lesi disertai dengan penyakit
klinis. Garis lemak berwarna kekuningan atau keputihan pada permukaan intima.
Lipid terutama berupa kolesterol dan terutama pada intraseluler. Lesi ini berkembang
menjadi lesi lanjut sangat tergantung pada kekuatan hemodinamika dan kadar
lipoprotein plasma.
2. Lesi intermediate/praateromatosa
Lesi berlanjut menjadi lipid ekstraseluler dan debris dalam matriks
sehingga kumpulan lipid terbentuk antara lapisan sel otot polos intima. Pada stadium
ini inti lipid tunggal tidak terjadi, kematian sel tidak tampak dan kristal kolesterol
jarang ditemukan.
Gambar 2.7 Patogenesis infark pada pembuluh darah (1)
22
Gambar 2.8 Patogenesis infark pada pembuluh darah (2)
3. Plak fibrosa/ateroma
Dengan cara membentuk inti lipid merupakan tanda khas dari lesi lanjut plak
fibrosa atau ateroma. Plak fibrosa merupakan area penebalan intima yang jelas dan
meninggi. Secara khas plak fibrosa keras, meninggi dan berbentuk kubah, dengan
permukaan opak berkilauan yang `menonjol ke dalam lumen. Hal ini mengandung
inti sentral dari lipid ekstraseluler (dengan kristal kolesterol) dan debris sel nekrotik
(bubur) yang ditutup dengan lapisan fibromuskuler atau topik yang mengandung
sejumlah besar sel otot polos, makrofag dan kolagen. Dengan demikian, plak
menjadi lebih tebal dari intima normal. Lipid seperti garis lemak terutama
berupa esterkolesterol, asam lemak yang diesterifikasi, menunjukkan distribusi
ekstraselulernya yang besar. Sehingga komposisi plak ester kolesterol berbeda dari
garis–garis lemak tetapi menyerupai lipoprotein plasma
23
Gambar 2. 9 Patogenesis infark pada pembuluh darah (3)
4. Lesi komplikata
Merupakan plak fibrosa berkalsifikasi yang mengandung berbagai derajat
nekrosis, trombisis, dan ulserasi. Hal ini merupakan lesi yang sering disertai gejala.
Dengan meningkatnya nekrosis dan akumulasi bubur, dinding arteri secara progresif
melemah, dan dapat terjadi ruptur intima, menyebabkan aneurisma dan perdarahan.
Emboli arteri dapat terbentuk jika fragmen plak terlepas ke dalam lumen. Stenosis
24
dan fungsi organ yang terganggu akibat oklusi bertahap ketik plak menebal dan
membentuk trombus (Harrison, 2000).
Gambar 2.10 Patogenesis infark pada pembuluh darah (4)
Gambar 2.11 Patogenesis infark pada pembuluh darah (5)
25
Secara keseluruhan setelah terjadi disfungsi endotel di dalam tubuh penderita
preeklampsia jika prosesnya berlanjut dapat terjadi disfungsi dan kegagalan organ
seperti:
1. Pada ginjal: hiperuricemia, proteinuria,dan gagal ginjal.
2. Penyempitan pembuluh darah sistemik ditandai dengan hipertensi.
3. Perubahan permeabilitas pembuluh darah ditandai dengan oedema paru dan
edema menyeluruh.
4. Pada darah dapat terjadi trombositoenia dan koagulopathi. Pada hepar dapat
terjadi pendarahan dan gangguan fungsi hati.
5. Pada susunan syaraf pusat dan mata dapat menyebabkan kejang, kebutaan,
pelepasan retina, dan pendarahan.
6. Pada plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin,hipoksia
janin, dan solusio plasenta (Roeshadi, 2006).
26
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Tekanan retikulum endoplasma terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara
permintaan seluler akan fungsi dan kapasitas retikulum endoplasma. Hal ini dideteksi
oleh GRP78 (BiP), yang berada pada reseptor di lumen membran. Protein yang gagal
melipat bersaing mengikat GRP78, yang melepaskan reseptor sebagai alarm yang
mengaktifkan respon protein tidak lipat. Hal ini melibatkan jalur sinyal
retikulum endoplasma ke inti yang mengaktifkan kembali aktifitas seluler secara
normal. Bantuan lebih diperlukan dengan meningkatkan produksi pendamping
untuk mengatasi kemacetan protein yang gagal melipat. Unfold Protein Respon
(UPR) yang disebabkan oleh gangguan homeostasis dapat mengatifkan SREBP-
1c dan menginduksi gen lipogenik. Dengan menginduksi pembelahan SREB-1c,
bisa menjadi penjelasan alternatif untuk sintesis lipid yang sedang berlangsung.
Metabolisme kolesterol pada tekanan retikulum endoplasma, konsentrasi
kolesterol hati akan naik dan terkait dengan peningkatan ekspresi enzym yang ada
dalam síntesis kolesterol dan penyerapan kolesterol melalui reseptor LDL.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa faktor transkripsi SREBP-2 diaktifkan.
Ekspresi SREBP-2 akan berkurang dengan kelebihan GRP78, yang akan
menurunkan kadar kolesterol di hati, Penurunan kolesterol hati berkaitan
dengan ekspresi reseptor LDL yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan
27
retukulum endoplasma bertugas mengelola SREBP-2 serta konsentrasi kolesterol
yang tinggi di hati. Sintesa trigliserida yang tinggi pada hati yang disebabkan oleh
tingkat lipogenik yang dimediasi insulin seperti makan makanan yang
berkarbohidrat tinggi atau kelebihan lemak dengan mengkonsumsi makanan yang
berlemak tinggi. Peningkatan sintesa trigliserida pada hati akan menyebabkan
tekanan retikulum endoplsma.
3.2 Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Endo. reticulum stress
GRP 78 / BIP
SREBP-1C/2 VLDL
LDL
IDL
- Umur
- Umur kehamilan
- Paritas
Preeklampsia
Enzym LPL Hidrolisis
28
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: Risiko kejadian preeklampsia pada kadar LDL tinggi lebih besar
disbanding dengan kehamilan normal.
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah kasus kontrol tidak berpasangan.
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruangan bersalin IRD Kebidanan dan Penyakit
Kandungan RSUP Sanglah Denpasar.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli 2010 sampai dengan Juni 2011.
LDL ≥ 100 mg/dl
LDL < 100 mg/dl
Kasus
Preeklampsia (+)
Kontrol
Preeklampsia (-)
LDL < 100 mg/dl
LDL ≥ 100 mg/dl
30
4.3 Populasi Penelitian
Ibu hamil yang melahirkan di kamar bersalin IRD Kebidanan dan Kandungan
RSUP Sanglah Denpasar periode bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Juni 2011.
4.4 Sampel Penelitian
4.4.1 Kriteria subyek penelitian
Kasus:
Ibu hamil bersalin dengan preeklampsia berdasarkan kriteria Nation High
Blood Pressure Education Program Working Group Report on High Blood
Pressure in Pregnancy di kamar bersalin IRD Kebidanan dan Kandungan
RSUP Sanglah Denpasar bulan Juli 2010 sampai dengan Juni 2011.
Kontrol:
Ibu hamil bersalin tanpa preeklampsia dikamar bersalin IRD Kebidanan dan
Kandungan RSUP Sanglah Denpasar bulan Juli 2010 sampai dengan Juni
2011.
4.4.1.1 Kriteria Inklusi:
1. Ibu Hamil yang bersalin di kamar bersalin IRD RSUP Sanglah Denpasar baik
pervaginam maupun perabdominal.
2. Bersedia ikut penelitian.
4.4.1.2 Kriteria Eksklusi
1. Ibu hamil dengan Diabetes Melitus.
2. Ibu hamil dengan kelainan ginjal.
31
3. Ibu hamil dengan kelainan jantung.
4. Ibu hamil dengan hipertensi kronis.
5. Kehamilan kembar.
6. Kematian janin dalam rahim.
4.4.2 Besar sampel penelitian
Perhitungan besarnya sampel dengan menggunakan rumus (Colton, 1974).
2 (Zα + Zβ)² S2
N1 = N2 =
(X1 – X2)²
Keterangan:
1. α = 5%, sehinggaZά =1.64
2. β = 10% maka Zß =1.28
3. Selisih minimal yang dianggap bermakna (X1–X2) =20
4. Standar Deviasi = 25 (SD gabungan)
N1 = N2 = 2 ( Z ά + Z β ) 2 S
2
(X1 – X2)2
= 2 ( 1,64 + 1,28 ) 2
25 2
20 2
= 26,645 (dibulatkan menjadi 27)
Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas didapatkan jumlah
sampel minimal adalah 27 orang masing–masing kelompok (kelompok
32
kehamilan normal sebanyak 27 orang, kehamilan dengan preeklampsia
sebanyak 27 orang). Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling.
4.5 Variabel Penelitian
Variabel bebas : Kadar LDL.
Variabel tergantung : preeklampsia
Variabel terkontrol : umur, umur kehamilan, dan paritas.
4.6 Definisi Operasional Variabel
1. Kehamilan normal normotensif adalah selama perawatan antenatal atau
semenjak hamil tekanan darah tidak lebih dari 130/80 mmHg, tidak ada
albuminuria dan tidak ada komplikasi penyakit sistemik.
2. Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan dengan kriteria minimal untuk
preeklampsia ringan tekanan darah ≥140/90 mmHg disertai proteinuria
(pemeriksaan kualitatif ≥+1) setelah umur kehamilan 20 minggu.
3. Umur ibu adalah umur ibu hamil yang dihitung dari tanggal lahir atau
tercantum dalam kartu tanda penduduk.
4. Umur kehamilan adalah umur kehamilan yang dihitung hari pertama haid
terakhir (HPHT) atau berdasarkan hasil pemeriksaan USG yang dilakukan
sebelum umur kehamilan 20 minggu.
5. Paritas adalah jumlah anak lahir hidup yang dialami oleh ibu hamil
sebelum kehamilan sekarang.
33
6. Cara persalinan adalah cara melahirkan bayi apakah melalui pervaginam atau
dengan seksio sesarea di RSUP Sanglah.
7. Hipertensi kronis adalah bila diketahui ibu hamil menderita hipertensi
sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang menetap setelah 12
minggu pasca persalinan.
8. Diabetes melitus adalah ibu hamil dengan gejala–gejala klasik diabetes
melitus (poliuria, polidipsi dan polifagi) disertai kadar gula darah acak ≥200
mg /dl.
9. Kehamilan kembar adalah ibu hamil dengan jumlah janin lebih dari satu yang
ditentukan secara klinis dan dibuktikan dari gambaran USG atau setelah
persalinan.
10. Penyakit ginjal adalah ibu hamil dengan peningkatan BUN dan atau serum
kreatinin.
11. Penyakit jantung adalah ibu hamil dengan kelainan jantung baik kongenital
atau didapat.
12. Kematian janin dalam rahim adalah kematian janin dalam uterus dengan
berat badan 500 gram atau lebih, usia kehamilan telah mencapai 20 mingg
atau lebih.
13. Low density lipoprotei meningkat bila kadar LDL serum ≥100 mg/dl diperiksa
dengan menggunakan Cholestest LDL.
14. Low density lipoprotein normal bila kadar LDL serum < 100 mg/dl diperiksa
dengan menggunakan Cholestest LDL.
34
4.7 Prosedur Pengambilan Sampel
Ibu hamil yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian akan diberikan
penjelasan (informed consent) tentang penelitian. Apabila setuju ikut dalam penelitian
mereka diminta menandatangani formulir persetujuan ikut serta dalam penelitian
yang telah disediakan. Pemeriksaan kadar LDL menggunakan Cholestest, dilakukan
pengambilan darah vena kubiti sebanyak 5 cc dan dimasukan kedalam tabung yang
telah disediakan dan dibawa ke Laboratoriun RSUP Sanglah dan selanjutnya
diperiksa sebagai berikut:
4.7.1 Persiapan:
1. Reagent 1: siap pakai
2. Reagent 2: siap pakai
4.7.2 Prosedur:
Cholestest digunakan untuk mengukur konsentrasi serum kolesterol LDL.
Reagent dapat digunakan dalam analysis otomatis. Contoh berikut digunakan pada
analyser hitachi 747 (7250). Ikuti intruksi instrument khusus ketika melakukan test
ini.
35
4.8 Alur Penelitian
\
Gambar 4.2 Alur Penelitian
Ibu hamil inpartu > 20 mgg
yang datang bersalin di IRD
RSUP Sanglah
Penapisan kasus dan control :
Anamnesa. Pemeriksaan fisik
umum, pemeriksaan obstetric,
pemeriksaan Laboratorium
Kriteria inklusi
LDL
SAMPEL PENELITIAN
KONTROL
Preeklampsia ( - )
KASUS
Preeklampsia ( + )
≥ 100 mg < 100 mg < 100 mg ≥ 100 mg
LDL
Kriteria eksklusi
ANALISIS DATA
37
0 C
Sampel : 3.0 µL + Reagent 1 : 300 µL + Reagent 2 : 100 µL 5 menit
37
0 C
Measurement perhitungan konsentrasi LDL 5 menit
Standard : Cholestest N calibrator
Reagent blank : saline
Difference in absorbances between 660 nm and 546 nm
36
Ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan setuju ikut dalam penelitian
dijadikan sampel penelitian, lalu diminta untuk menandatangani formulir informed
consent yang telah disediakan. Selanjutnya semua sampel penelitian tersebut dikelola
sesuai dengan Pedoman Terapi Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNUD/RSUP
Sanglah Denpasar.
Langkah–langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Anamnesis meliputi nama, umur, paritas, hari pertama haid terakhir, berat
badan sebelum hamil, penambahan berat badan selama kehamilan dan riwayat
sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik yang meliputi kesadaran, berat badan dan tinggi badan,
tekanan darah.
3. Pemeriksaan tekanan darah : penderita berbaring santai minimal 5 menit
sebelum pengukuran dimulai. Tekanan darah diukur pada bagian tengah
lengan kiri dengan menggunakan tensimeter air raksa.
4. Tekanan darah sistolik ditentukan dengan teknik Korotkof 1 (saat pertama
terdengar detak nadi) dan tekanan diastolik dengan teknik Korotkof V
(hilangnya detak nadi).
5. Pemeriksaan darah lengkap, urine, gula darah acak, AST, ALT, BUN, serum
creatinin dan LDH sesuai prosedur tetap.
6. Pemeriksaan kadar Low density lipoprotein dengan Cholestest LDL.
7. Pasien yang didiagnosis sebagai preeklampsia diberi terapi sesuai protap.
37
4.9 Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program komputer
Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 16.0. Uji Statistik
dilakukan dengan t independent test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Untuk
mengetahui hubungan antara peningkatan kadar LDL dengan terjadinya preeklampsia
pada kehamilan, dilakukan perhitungan odds ratio.
RO = ad/bc
Keterangan:
RO > 1 = faktor risiko
RO = 1 = netral
RO < 1 = faktor pencegah
Tabel 4.1
Perhitungan odds ratio
Kelompok
Kasus Kontrol
Kadar LDL ≥ 100 mg/dl a b
< 100 mg/dl c d
Untuk mengetahui hubungan kadar LDL terhadap kejadian preeklampsia dipakai uji
Chi-Squqre.
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
Studi kasus kontrol pada 54 orang pasien terdiri atas 27 orang sampel hamil
dengan preklampsia, dipakai sebagai kelompok kasus dan 27 sampel hamil normal
sebagai kontrol.
5.1 Rerata Umur Ibu, Umur Kehamilan, Paritas dan Kadar LDL pada
Kelompok Preeklampsia dan Hamil Normal
Pada studi kasus kontrol ini dilakukan uji beda dengan menggunakan uji t-
independent untuk variabel umur ibu, umur kehamilan, paritas dan kadar LDL. Hasil
analisis di sajikan pada Tabel 5.1 berikut.
Table 5.1
Rerata Umur Ibu, Umur Kehamilan, Paritas dan Kadar LDL pada Kelompok
Preeklampsia dan Hamil Normal
Variabel
Preeklampsia
(n=27)
Hamil Normal
(n=27) P
Rerata SD rerata SD
Umur Ibu (th)
Paritas
29,19
2,30
6,70
1.35
25,67
1.78
4,71
0,85
0,060
0,098
Umur Kehamilan (mgg)
Kadar LDL
38,44
160,19
2,00
37,11
39,44
108,39
1,40
26,50
0,078
0,001
Pada kelompok preeklampsia primigravida adalah 11 (40,74%) orang dan
multigravida adalah 16 (59,26%), sedangkan pada kelompok hamil normal
39
primigravida adalah 12 (44,44%) dan pada hamil normal adalah 15 (55,56%). Dengan
uji chi-square tidak terdapat perbedaan paritas antara kedua kelompok.
5.2 Hubungan Kadar LDL dengan Preeklampsia
Untuk mengetahui hubungan kadar LDL terhadap kejadian preeklampsia
dipakai uji Chi-Square, sedangkan nilai rasio odds digunakan nilai perbandingan
ad/bc, yang dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Kadar LDL Pada Hamil dengan Preeklampsia dan Hamil Normal
Kelompok
RO IK 95% p Preeklampsia
(Kasus)
Hamil Normal
(Kontrol)
LDL ≥ 100
LDL < 100
26 16
17,875 1,26-151,61 0,002
1 11
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa peningkatan kadar LDL dapat meningkatkan
risiko terjadinya preeklampsia sebesar 18 kali (RO = 17,875; IK 95% = 1,26-151,61;
p=0,002).
40
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subjek
Studi kasus kontrol pada 54 orang pasien terdiri atas 27 orang sampel hamil
dengan preeklampsia, dipakai sebagai kelompok kasus dan 27 sampel hamil normal
sebagai kontrol. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata umur ibu
kelompok preeklampsia sebesar 29,19±6,70, sedangkan kelompok hamil normal
sebesar 25,67±4,71 dan tidak berbeda secara statistik (p>0,05). Rerata paritas
kelompok preeklampsia adalah 2,30±1,35 dan kelompok hamil normal adalah
1,78±0,85, dan rerata umur kehamilan kelompok preeklampsia adalah 38,44±2,00
dan rerata kelompok hamil normal adalah 39,44±1,40. Berdasarkan hasil analisis
dengan uji t-independent didapatkan bahwa karakteristik subjek pada kedua
kelompok tidak berbeda bermakna (p>0,05). Jadi didapatkan dari data tersebut diatas
pengaruh dari variabel pengganggu dapat dikurangi pada kelompok pereeklampsia
dan hamil normal. Pada penelitian ini umur pada kedua kelompok tidak berbeda, ini
berarti bahwa pada saat hamil terjadinya preeklampsia tidak dipengaruhi oleh umur,
demikian juga umur kehamilan dan paritas bukan merupakan faktor risiko terjadinya
preeklampsia.
41
6.2 Hubungan Kadar LDL dengan Preeklampsia
Berdasarkan hasil analisis dengan uji t-independent didapatkan bahwa rerata
kadar LDL kelompok preeklampsia sebesar 160,19±37,11 sedangkan rerata kadar
LDL kelompok hamil normal sebesar 108,39±26,50 dan berbeda secara bermakna
(p<0,05). Jadi didapatkan bahwa kadar LDL kelompok preeklampsia lebih tinggi
dibandingkan rerata kadar LDL kelompok hamil normal. Di samping uji perbedaan
kadar LDL antara kedua kelompok juga dianalisis berdasarkan tabel silang 2 x 2 yaitu
dengan uji Chi-Square (X2) dan didapatkan bahwa pada kelompok preeklampsia
dengan kadar LDL ≥ 100 adalah 26 oang dan terdapat 1 orang yang kadar LDLnya <
100, sedangkan pada kelompok hamil normal kadar LDL ≥ 100 adalah 16 orang dan
terdapat 11 orang yang kadar LDLnya < 100. Berdasarkan hasil analisis dengan uji
Chi-Square (X2) didapatkan bahwa nilai Odd Ratio = 17,875 (IK 95% = 1,26-151,61)
dan nilai p 0,002. Hal ini berarti peningkatan kadar LDL dapat meningkatkan risiko
terjadinya preeklampsia sebesar 18 kali.
Penelitian yang sama telah dilakukan Rubina A, et al (2007) dengan 32
sampel,16 ibu hamil normal (usia rata-rata 25,56±3,68) 16 ibu hamil dengan
preeklampsia (usia rata-rata 24±4,25) dilakukan pemeriksaan profil lipid serum (total
lipid, kolesterol, trigliserida, HDL-kolesterol, LDL-kolesterol). Didapatkan hasil:
konsentrasi trigliserida serum meningkat secara signifikan (232,18±106,41) vs
113,12±21,3, P < 001) sedangkan konsentrasi kolesterol HDL serum menurun
secara signifikan (39,75±11,99 vs 51,18±06,09, P < 0,01) pada kelompok ibu hamil
42
preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil normal. Pada penelitian ini
disimpulkan: metabolisme lipid memainkan peran penting dalam patofisiologi
preeklampsia. Samson C. et.al, melakukan penelitian lipoprotein (a) dan hubungan
dengan histopatologi plasenta pada kehamilan preeklampsia dengan kehamilan
normotensif. Hasil penelitian didapatkan perbedaan bermakna nilai lipoprotein (a)
antara kelompok kehamilan preeklampsia (22,70±5,966) dan kehamilan normotensif
(9,20±5,248). Hasil diuji dengan uji t-test independent dengan p = 0,0001 (p < 0,05),
secara statistik hasil ini menunjukkan bahwa nilai lipopretein (a) antara kelompok
kehamilan preeklampsia dan kehamilan normotensif ada perbedaan bermakna, nilai
lipoprotein (a) pada kehamilan preeklampsia lebih tinggi dibanding pada kehamilan
normotensif. Pada penelitian hubungan gambaran mikroskopis plasenta dengan nilai
lipoprotein (a), hasil uji t independent test menunjukkan ada perbedaan rerata
lipoprotein (a) pada gambaran mikroskopis plasenta yaitu fibrosis stroma (p=0,032),
atherosis (p=0,041), infark (p=0,038) dan trombosis (p=0,04).
Oya D. et. al,(2011) melakukan penelitian hubungan antara konsentrasi lipid
plasma pada awal kehamilan dan risiko terkena preeklampsia. Penelitian studi kohort
prospektif dimana sampel darah ibu diambil pada kehamilan 10-20 minggu sebanyak
30 wanita yang mengalami preeklampsia dan 320 normotensif sebagai kontrol. Hasil:
ibu hamil preeklampsia memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari plasma puasa,
kolesterol total dan trigliserida dibandingkan pada kelompok normotensif.
Kesimpulan dari penelitian ini: dislipidemia pada kehamilan dini terutama
hipergliseridemia berhubungan dengan peningkatan risiko preeklampsia.
43
Daniel A. et. al, (2004) melakukan penelitian konsentrasi lipid plasma pada
awal kehamilan dan risiko preeklampsia. Metode penelitian dengan studi kohort
prospektif. Sampel dengan 57 dengan kehamilan preeklampsia dan 510 kehamilan
normal normotensif sebagai kontrol dengan umur kehamilan 13 minggu. Hasil
penelitian kehamilan dengan preeklampsia kadar LDL, trigliserida., dan LDL/HDL :
10,4%, 13,6% dan 15,5% lebih tinggi dari kehamilan normal normotensif (p < 0,05).
Untuk pengukuran kadar trigliserida terjadi peninggkatan 4,14 kali lipat pada
kehamilan dengan preeklampsia dibanding kehamilan normotensif. Kesimpulan:
dislipidemia pada kehamilan dini berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya
preeklampsia dan sangat penting dalam pencegahan maupun penanganan secara dini
terhadap terjadinya dislipidemia.
Kibria G. et. al. (2010) meneliti profil lipid serum pada preeklampsia dan
eklampsia studi kasus kontrol dengan subyek penelitian sebanyak 100 sampel terbagi
menjadi 40 sampel ibu hamil normotensf (rata-rata usia 24,90±4,04) dan 60 sampel
ibu hamil preeklampsia dan eklampsia (rata-rata usia 24,17±4,90). Rentang usia 15-
45 tahun, usia kehamilan 24 minggu. Hasi penelitian: pada ibu hamil dengan
preeklampsia dan eklampsia didapatkan kenaikan yang signifikan kadar trigliserida
(225,6±28,93 vs 165,6±17,22) dan didapatkan penurunan kadar HDL (41,8±8,79 vs
55,7±7,11), sementara kadar LDL terjadi peningkatan (133,4±11,75 vs 115,2±10,72)
dibandingkan dengan ibu hamil normal. Kesimpulan: metabolisme lemak memainkan
peranan penting dalam patofisiologi preeklampsia/eklampsia.
44
Thura J.(2007), melakukan penelitian terhadap wanita hamil dengan
preeklampsia. Tujuan penelitian: profil lipid digunakan sebagai test skrining untuk
memprediksi awal terjadinya preeklampsia dan untuk mengetahui hubungan profil
lipid dengan tingkat keparahan preeklampsia. Sampel dengan 80 ibu hamil dibagi
dalam tiga kelompok: kelompok A: ibu hamil dengan preeklampsia berat pada
trimester tiga, kelompok B: ibu hamil dengan preeklampsia ringan-sedang pada
trimester tiga, kelompok C: ibu hamil normal dengan normotensif pada trimester tiga
sebagai kontrol dengan studi kasus kontrol. Semua profil lipid dalam darah
diperiksa: kolesterol, trigliserida, HDL kolesterol serum, kadar kolesterol LDL dan
VLDL. Hasil penelitian: ada perbedaan signifikan kadar kolesterol VLDL dan
trigliserida pada ibu hamil dengan preeklampsia berat dibandingkan dengan ibu hamil
normal normotensif sebagai kontrol, pada kasus ibu hamil dengan preeklampsia
ringan tidak ada perbedaan signifikan dengan ibu hamil normal normotensif.
Azita T.et.al,(2012) melakukan penelitian peran dislipidemia dengan
kelebihan berat badan ibu hamil dengan preeklampsia dan ibu hamil normotensif.
Tujuan penelitian ini: mengetahui peran hypertrigiserida dalam hubungan dengan
indeks massa tubuh (BMI) sebelum hamil tinggi dan risiko preeklampsia, studi kasus
kontrol dengan 42 sampel ibu hamil dengan preeklampsia dan 42 sampel ibu hamil
normotensif sebagai kontrol, kedua kelompok sebanding dalam usia, usia kehamilan
dan indeks massa tubuh (BMI). Darah sampel diambil pada saat diagnosis
preeklampsia dan setelah 14 jam puasa untuk memeriksa konsentrasi plasma lipid.
Test laboratorium fotometrik ensymatik yang digunakan untuk menentukan profil
45
lipid. Data dianalisis dengan uji t independent test, Chi square dan anova satu arah
dan pasca HOC Tukey HSD tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian : pada ibu
hamil dengan preeklampsia kadar kolesterol total dan trigliserida serum meningkat
secara signifikan dan HDL kolesterol plasma menurun dibandingkan dengan kontrol
(p < 0.05), Rata-rata trigliserida : 375,16 vs 202,85, p < 0,01, rata-rata kolesterol
245,64 vs 214,32, p < 0,04, rata-rata HDL 40,80 vs 48,95, p < 0,03). Kesimpulan
dari penelitian ini: dislipidemia terutama hipertrigliseridemia sangat berkorelasi
dengan tinggi BMI sebelum hamil pada ibu hamil preeklampsia dan mendukung
peran dislipidemia pada BMI terkait preeklampsia.
6.3 Kelemahan Penelitian
Kelemahan dari penelitian ini adalah penggunaan metode kasus kontrol
karena hanya mengamati kadar Low Density Lipoprotein secara sesaat saja tanpa
mengetahui kadar Low Density Lipoprotein sebelumnya.
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas diperoleh ada perbedaan
kadar Low Density Lipoprotein pada kehamilan preeklampsia dan kehamilan
normal. Rerata kadar LDL kelompok preekampsia sebesar 160,19 ± 37,11,
rerata kadar LDL kelompok hamil normal sebesar 108,39±26,50 dan berbeda
secara berrmakna (p< 0.05). Pada penelitian ini dengan kadar LDL tinggi dapat
meningkatnya risiko terjadinya preeklampsia sebesar 18 kali.
7.2 Saran
- Penelitian lanjutan masih diperlukan dengan memaanfatkan hasil
penelitian ini dalam upaya pencegahan terjadinya preeklampsia.
- Sebagai saran dalam penelitian ini kepada wanita hamil untuk
melakukan pemeriksaan profil lipid baik pada awal, pertengahan maupun
pada akhir kehamilan agar timbulnya gejala dan tanda preeklampsia
dapat di tangani sedini mungkin.
47
DAFTAR PUSTAKA
Adam J. M. F. 2006. Dislipidemia, Ilmu penyakit dalam, Jilid III, edisi IV,
Jakarta. Hal. 1926 – 1932.
Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi : Lipda, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005, hal. 51 – 74.
Anonimous, 2009, Gambaran karakteristik ibu hamil dengan preeklampsia di
RSU, Addy s Blog, Accesed : Agustus 23, 2009.1571
Aziz R, Mahboob T. Pre-eklampsia dan profil lipid, Pakistan Journal of
Medical Sciences, Pak J Med Sci Oktober – Desember 2007 ( Bagian – 1 ) Vol 23,
No 5 ; 751 – 754.
Cunningham FG, Grant NF, et. all. Hipertensive Disorders in Pregnancy.
Wiliam Obstetrics. 21 st
edition. Connecticut : Appleton and lange 2001 : 256 – 609
Cunningham FG, Grant NF, et al. Lipid Metabolism. Wiliam Obstetrics. 21 nd
edition. Cetakan I : 2006, hal: 190 – 191.
Cunningham FG, Grant NF, et al. Hipertensive Disorders in Pregnancy. Wiliam
Obstetrics. 22 nd
edition. Mc Graw Hill. New York. 2005 : 567 – 618.
Davey DA, Mac Gillivray I.The Classification and Definition of The Hypertensive
Disorders of Pregnancy, Am J Obstet Gynecol 1988 : 158 : 892 – 898.
Harrison. 2000. Prinsip – prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Vol. 5(13): 1245 – 2289.
Holvoet P. Collen D. Thrombisis and Atherosclerosis. Curr Opin Lipiodol 1997;
8 320 – 328.
Isler CM, Rinehart BK. Terrone DA, Martin RW, Magann EF, Martin JN.
Maternal Mortality with HELPP ( Hemolysis, Elevated Liver Enzym, and
Low Platelets ) Syndrome, Am J Obstet Gynecol 1999; 181 : 924 – 928.
ames M. R., S. Gammill, Preeklampsia : Recent Insigts, Hipertension
2005, Journal of the American Heart Association, page 1243 – 1249.
Jayakusuma A.A.N; Manajemen Risiko pada preeklampsia upaya menurunkan
kejadian Preeklampsia dengan pendekatan berbasis risiko. Pendidikan Kedokteran
48
Berkelanjutan Obstetri dan Gynekologi FK UNUD-RSUP Sanglah Denpasar, 2006,
hal 49-66
LeeAmy S; at all, The Chaperone and Signaling Regulator / BiP as a monitor
at Endoplasmic Reticulum Stress, Departement of Biochemistry and Moleculer
and USCI Norris Comprehensive Cancer Center Keck School of Medicine,
University Of Southern California Los Angeles USA, 20 October 2004
Lintang S.L. Gambaran fraksi protein darah pada preeklampsia dan hamil
normotensi Digitized by USU digital liberary. 2003.
Morgan T, Ward K. New insight into the geneti of preeclampsia, Seminars in
Perinatologv , Current and evolving concepts in preeclampsia, WB Saunders Co,
1999. Vol. 23, no. 1, pp. 14 – 21
Mori M, Mori A, Saburi Y, Et all. Level of lipoprotein in normal and
compromised Pregnancy. J. Perinat. Med 31 ( 2003 ) : 23 – 28.
Pepine CJ, Drexter H, Dzau V J. Endothelial Cell in Cardiovasculer Health
and Disease, Florida : University of Florida, 1996.
Reddy R.K. et all; Endoplasmic Reticulum Chaperone protein GRP78 Protects
Cells From Apoptosis induced by Topoisomerase inhibitor, the journal biological,
vol 278, No 23, issue of june 6 page 20915 – 20924, 2003.
Redman C. W.G. The Endoplasmic Reticulum Stress at Placental
Impoverish, The Nuffield Departement of Obstetrics and Gynaecology John
Radcliffe Hospital, University of Oxford, Oxford United Kingdom, June 25, 2008.
Roberts J.M.et all; Nutrient in Preeclampsia, American Society for
Nutritional Sciences, 2003
Roeshadi R. H. Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu pada
penderita Preeklampsia dan eklampsia. Universitas Sumatra utara. Medan. 2006.
Sanson C. et.all. Gambaran Lipoprotein dan hubungan dengan histopatologi
plasenta Pada penderita preeklampsia dibandingkan dengan kehamilan normotensif.
Scann AM and Flees GM. Lipoprotein heterogenesis and biological relevance. J
ClinInncont. 1990 : 55 : 1709 – 1715
Serge L. et all. GRP78 Expression Inhibits Insulin and ER Stress
Induced SERBP-1c Activationand Reduces Hepatic Steatosis in Mice, Research
Article, page 1201 – 1215.
49
Sherwood L. Human Physiology : From Cells to System, second edition, pag 15-50,
2001.
Simanaviciute D. The use of Uterine Artery Doppler in Pregnancy Induced
Hipertensive disorder. Department of Obstetri and Gynaecology. Lithuania. 2005.
Smith R.A., Kenny L.C. : Review Current Thoughts on the Pathogenesis
of Preeklampsia, Royal College of Obstetricians and Gynaecologits, 2006.
Sun F.C. et all. Localization of GRP78 to Mitochondria under the Unfolded
Protein Respon, Institute of Molekuler and Celluler Biology National Tsing Hua
University Hsin Chu Taiwan, 2008.
Wang J Mimuro S, Lahoud R, Trudinger B, Wang XL. Elevated Levels of
lipoprotein In women with preeclampsia. , Am J Obstet Gynecol 1998 : 178 :
146 – 9.
Widjanarko B. Metabolisme Lemak. Informasi reproduksi, situs informasi
singkat Pengantar kuliah system reproduksi bagi mahasiswa fakultas
kedokteran. February 04, 2010. No 5 1256 S – 1261 s. Mey 2000.
Young A.W., et all. Placental Endoplasmic Reticulum Stress and Oxydative
Stress in The Pathophysiology of Unexplained Intrauterina Growth Restriction and
Early Oncet Preeklampsia, Departemen Obstetricus and Gynaecology
University of Cambrige, Publish as : Placenta 2009 March, page 43 – 48.
50
Lampiran 6
Data Karakteristik Subjek dan Kadar LDL
KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN ( LDL ) PADA IBU HAMIL NORMAL.
NO NO RM Nama Umur Paritas Umur Kadar
( tahun ) Kehamilan LDL
(mgg) ( mg/dl)
1 1190682 Wiwik Sugiarti 26 3 37 - 38 149
2 1440666 Dwi Yanti 34 2 40 - 41 76
3 1441142 Suriastini Wyn 29 2 38 - 39 78
4 1265696 Heni Antari 26 1 41 - 42 113
5 1441070 F. Jaya 17 1 40 - 41 135
6 1439354 Muliati Kmg 25 1 39 - 40 80
7 1442587 Suarmini Wyn 25 1 38 - 39 122
8 1442629 Partina Kdk 24 3 37 - 38 95
9 1428524 Sulistio Ari 23 2 37 - 38 88
10 1443042 Armini Wyn 30 1 40 - 41 77
11 1360115 Jasmini Ni Kt 22 1 39 – 40 134
12 1443701 Sandat Ni Kt. 33 4 39 85
13 1434782 Sukerti Ni Wyn 29 2 40 91
14 1443899 Suartini Wyn 25 2 37 - 38 126
15 1443749 Arianti Ni Kdk 15 1 39 - 40 127
16 1443985 Darmianti Kmg 24 1 39 - 40 120
17 969584 Mariana Daru 29 3 42 80
18 1088233 E. Ruswati 30 1 37 - 38 138
19 1176278 Udiyani Wyn 25 2 38 - 39 148
20 1444641 Seniati Wyn 33 3 38 - 39 119
21 1152927 Novita Sari 23 2 38 - 39 49,6
22 1444827 Sumiasih Luh 27 2 38 - 39 133
23 1445496 Sofiyah 31 2 37 - 38 88
24 1401159 L.Nova Tamiya 19 1 37 116
25 1445654 Eka D. Yanti 21 2 38 115
26 1446007 Darmianti Wyn 23 1 41 - 42 141
27 1446374 Rai P. Wyn 25 1 40 103
51
KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN ( LDL ) PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMPSIA
NO NO RM Nama Umur Paritas Umur Kadar
( tahun
)
Kehamilan LDL
(mgg) ( mg/dl)
1 1444750 Herlin 24 1 39 - 40 105
2 1453313 Yani Ni Kdk 19 1 38 - 39 154
3 1454325 Ida Susanti 42 5 37 - 38 158
4 1445758 Marlini Ni Pt 28 1 37 - 38 193
5 1446357 Rina Sunariyah 24 1 39 - 40 187
6 1326271 Samiasih Ni Kt 33 4 39 - 40 188
7 1448495 K. Lestari Luh 34 4 39 - 40 158
8 1435975 Medi Kero 35 1 38 - 39 173
9 1453246 Tia Adela 27 1 37 - 38 111
10 1445055 Anggi Bili 24 4 39 - 40 102
11 1455939 Sani 30 3 40 134
12 1270684 L.A.Dewi Ni Pt 20 2 38 - 39 154
13 1456054 Elvi Rosida 29 2 40 - 41 192
14 1458067 Ismawati 37 4 38 - 39 124
15 1458432 Sekar Ni Luh 22 3 36 164
16 1444546 Karmini Wyn 30 1 39 - 40 174
17 1460148 Latri Ni Made 35 4 34 - 35 276
18 1459573 Yasmin 22 1 34 - 35 147
19 1459929 Karnasih Wyn 39 4 36 - 37 106
20 1442047 Artini Wyn 41 4 38 - 39 204
21 1442521 S.Lina Warsih 31 1 39 - 40 201
22 1445487 Rosina 24 1 34 - 35 173
23 1150807 Pujiari Nym 32 2 39 - 40 143
24 1448200 S.F Masrudin 25 2 33 155
25 1447155 Arwati Luh 37 2 38 - 39 150
26 1441260 Sulistiari 22 2 38 - 39 149
27 1454988 Rai Y.Sari Kt 22 1 38 - 39 150
52
Lampiran 7
Uji t-independent karakteristik Subjek dan Kadar LDL
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Umur (tahun) Hamil Normal 27 25.67 4.707 .906
Hamil dengan Preeklampsia 27 29.19 6.697 1.289
Paritas Hamil Normal 27 1.78 .847 .163
Hamil dengan Preeklampsia 27 2.30 1.353 .260
Umur
Kehamilan
(minggu)
Hamil Normal 27 39.44 1.396 .269
Hamil dengan Preeklampsia 27 38.44 2.006 .386
Kadar LDL
(mg/dl)
Hamil Normal 27 108.39 26.498 5.099
Hamil dengan Preeklampsia 27 160.19 37.112 7.142
53
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differ
ence
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Umur
(tahun)
Equal variances
assumed 5.669 .121 -2.234 52 .060 -3.519 1.575 -6.680 -.357
Equal variances not
assumed
-2.234 46.64 .060 -3.519 1.575 -6.68 -.349
Paritas Equal variances
assumed
11.32
2 .071 -1.687 52 .098 -.519 .307 -1.14 .098
Equal variances not
assumed
-1.687 43.66 .099 -.519 .307 -1.13 .101
Umur
Kehamil
an
(minggu)
Equal variances
assumed 2.043 .159 2.126 52 .078 1.000 .470 .056 1.944
Equal variances not
assumed
2.126 46.39 .079 1.000 .470 .053 1.947
Kadar
LDL
(mg/dl)
Equal variances
assumed .530 .470 -5.902 52 .000 -51.79 8.776 -69.4 -34.18
Equal variances not
assumed
-5.902
47.04
1 .000
-
51.793 8.776
-
69.447
-
34.138
54
Lampiran 8
Uji Chi-Square Kadar LDL antara kelompok Kasus dan kelompok Kontrol
Kat_LDL * Kelompok Crosstabulation
Kelompok
Total
Hamil dengan
Preeklampsia Hamil Normal
Kat_LDL >= 100 mg/dl Count 26 16 42
Expected Count 21.0 21.0 42.0
% within Kelompok 96.3% 59.3% 77.8%
< 100 mg/dl Count 1 11 12
Expected Count 6.0 6.0 12.0
% within Kelompok 3.7% 40.7% 22.2%
Total Count 27 27 54
Expected Count 27.0 27.0 54.0
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 10.714a 1 .001
Continuity Correctionb 8.679 1 .003
Likelihood Ratio 12.155 1 .000
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear
Association 10.516 1 .001
N of Valid Casesb 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.
b. Computed only for a 2x2 table
55
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kat_LDL (>= 100 mg/dl /
< 100 mg/dl) 17.875 2.104 151.889
For cohort Kelompok = Hamil dengan
Preeklampsia 7.429 1.121 49.244
For cohort Kelompok = Hamil Normal .416 .273 .634
N of Valid Cases 54