tindakan anestesi kista ovari
TRANSCRIPT
Tindakan anestesi
pada
pasien Kista Ovarium
Disusun oleh :
Novita Intan Sari (1102008180)
Parama Putri K (1102009187)
Primi Mutiara Rizka (1102009219)
R.A Nurafrilya Fitria Sari (1102009230)
• Pembimbing : dr. Bambang Setiawan Sp.An
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
1
PENATALAKSANAAN ANESTESI
Persiapan anestesi
1. Persiapan praanestesi meliputi:
• Mengumpulkan data
• Menentukan masalah yang ada pada pasien sesuai data
• Meramalkan kemungkinan penyulit yang akan terjadi
• Melakukan persiapan untuk mencegah penyulit yang akan terjadi
• Menentukan status fisik pasien
• Menentukan tindakan anestesi
Anamnesis
• Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.
• Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler,
TB, asma)
• Pemakaian obat tertentu, seperti antidiabetik, antikoagulan, kortikosteroid,
antihipertensi secara teratur.
• Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. jelaskan perlunya puasa
sebelum operasi)
• Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-
obatan)
• Riwayat penyakit keluarga
2
Pemeriksaan Laboratorium Dan Radiologi
• Pemeriksaan standar yaitu darah rutin (kadar hemoglobin, leukosit,
bleeding time, clothing time atau APTT & PPT)
• Pemeriksaan kadar gula darah puasa
• Liver function test
• Renal function test
• Pemeriksaan foto toraks
• Pemeriksaan pelengkap atas indikasi seperti gula darah 2 jam post
prandial, pemeriksaan EKG untuk pasien > 40 tahun
• Pada operasi besar dan mungkin bermasalah periksa pula kadar albumin,
globulin, elektrolit darah, CT scan, faal paru, dan faal hemostasis.
• Laboratorium Tgl 24/04/13 pkl 19.27
- Hb : 6,9
- Ht : 23,9%
- Leukosit : 34.600
- 3 labu darah gol O pre op
- Lab pre op 27/04 13 pkl 12.15
- Hb : 9,3 gr/dl
- L : 17.100 /uL
- Ht : 30,3%
- Trombosit : 267.000/uL
- MCV : 67,6 fl
- MCH : 20,8 pg
- MCHC : 30,7 g/dl
- Bleeding time : 2’
- Clothing time : 7’
3
• Jenis Anestesi : Anestesi Regional & NU
• Teknik Anestesi : Spinal & ET
• Premedikasi :
- pasien di tidurkan di meja operasi
- pemasangan elektric tensi dan saturasi oksigen
- pemberian obat :
ondansetron 8 mg
sedacum 5mg
Induksi
Dengan pemberian obat :
decain 15 mg diberikan, tak lama kemudian peralihan metoda anestesi menjadi
NU.
Dengan penambahan obat :
tranexid 500mg
tracrium 20 mg
recofol 100 mg
fentanyl 100µG
Rumatan : 02, N2O, sevodex 2% vol
Recovery : ketorolak 2 amp 30 tpm
Rl : 3 kali, koloid 1 kali
Mulai anestesi : 10.45
Mulai operasi : 11.00
TD awal 132/70
4
Puk
ul
Na
di
TD Cair
an
Drh/
koloid
10.4
5
90 130/7
0
Rl
500
cc
11.0
0
60 160/1
00
11.1
5
90 120/6
0
gelafusal
11.3
0
80 120/7
0
12.0
0
90 110/7
0
Rl 500 cc
Monitoring
Tanda vital dan Spo2 setiap 15 menit
Kedalaman anestesi
Cairan input output dan perdarahan
Diuresis pre op dan post op
Keadaan post op dn perawatan di tuang RR :
Kesadaran : cm
Infus : ketorolak 2 amp 30 tpm
5
Spo2 : 99
TD : 138/87 mmHg
Nadi : 79
RR : 20
Suhu : afebris
Monitoring pasien post op di wk
Hari 1/ 2 mei 2013
Ku : sedang
Ks : cm
TD : 1330/80 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
RR : 22 x/ menit
T : 37,7
Input : 1500 cc
Out : 550 cc
Lab post op. 1/05/13 pkl 19.31
Hb : 9.35 gr/dl
L : 28.100/uL
Ht : 30,8 %
Trombo : 478.000/uL
Albumin : 2,4 g/dl
6
KISTA OVARIUM
Pengertian
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung
telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di
indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa
pubertas sampai meno-pause, juga selama masa kehamilan.
Etiologi
- Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya
dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam
pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-
hipotalamus.
- Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
- Gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.
Tipe kista
Kista Fungsional
Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista
ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus
menstruasi yang normal.
7
• Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa
subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan
akan hilang saat menstruasi.
• Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum.
Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat
menghilang sendiri dalam waktu 6-8 minggu.
Tipe kista abnormal
Maksud kata “abnormal” disini adalah tidak normal, tidak umum, atau
tidak biasanya (ada, timbul, muncul, atau terjadi). Semua tipe atau bentuk kista -
selain kista fungsional- adalah kista abnormal, misalnya:
1. Cystadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
2. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena
berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
3. Kista dermoid
Merupakan kista yang yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.
Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
4. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium
setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infertilitas.
8
5. Kista hemorrhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan
nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
6. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
Beberapa tipe kista lutein antara lain:
a. Kista granulosa lutein
Merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang
fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar
akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat
dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di
daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut.
Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi
terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.
b. Kista theca lutein
Merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.
Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormon
Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan
membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar
tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
Manifestasi klinis
9
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar
banyak.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan dengan ultrasonografi
atau USG (abdomen atau transvaginal), kolposkopi screening, dan pemeriksaan
darah (tumor marker atau petanda tumor).
USG kista ovarium
• Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/ licin,
dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari
dinding depannya.
• Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
• Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.
Pemeriksaan Lab
• Pemeriksaan sekret
10
meliputi: Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus,
epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH)
• Pemeriksaan hematologi
misalnya: Hb (Hemoglobin).
Penatalaksanaan
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas
(kanker).
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9
Komplikasi
• Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
b. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
c. Infeksi pada tumor
11
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktifitas .
d. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista
tumpah kedalam rungan abdomen.
e. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45
tahun.
sehari-hari.
12