tinea unguium.docx

13
TINEA UNGUIUM I. PENDAHULUAN Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Infeksi pada kuku dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan yeast. Infeksi jamur adalah yang paling sering terjadi pada kuku. Infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita, yeasts atau moulds disebut juga onikomikosis. Tinea unguium adalah onikomikosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Walaupun kelainan tersebut biasanya mudah didiagnosis tetapi dapat juga sulit dibedakan dengan psoriasis kuku dan kondisi ini mungkin saja terjadi bersamaan. Dermatofita adalah jamur yang mudah menyerang kulit, rambut, dan kuku dengan enzim keratolitik. Prevalensi onikomikosis 10-40% dari populasi, meningkat dengan pertambahan usia. Faktor predisposisinya adalah riwayat keluarga dengan onikomikosis, diabetes melitus, immunosupresi dan trauma pada kuku. Faktor eksaserbasinya adalah keringat, alas kaki yang tidak tepat, dan kaki yang basah. Tinea unguium, kadang-kadang muncul sebagai akibat tinea pedis, dengan karakteristik onikolisis dan penebalan, perubahan warna (putih, kuning, coklat, dam hitam), rapuh, dan kuku kekurangan nutrisi. Walaupun inflamasi jarang terjadi, beberapa pasien merasakan nyeri. Tinea unguium pada kuku kaki dapat menyebabkan nyeri dan sebagai predisposisi infeksi sekunder bakteri dan ulserasi pada

Upload: agustin-dewi-pratiwi

Post on 14-Apr-2016

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tinea

TRANSCRIPT

Page 1: TINEA UNGUIUM.docx

TINEA UNGUIUM

I. PENDAHULUANTinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita.

Infeksi pada kuku dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan yeast. Infeksi jamur

adalah yang paling sering terjadi pada kuku. Infeksi pada kuku yang disebabkan oleh

jamur dermatofita, yeasts atau moulds disebut juga onikomikosis. Tinea unguium adalah

onikomikosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Walaupun kelainan tersebut

biasanya mudah didiagnosis tetapi dapat juga sulit dibedakan dengan psoriasis kuku dan

kondisi ini mungkin saja terjadi bersamaan.

Dermatofita adalah jamur yang mudah menyerang kulit, rambut, dan kuku dengan

enzim keratolitik. Prevalensi onikomikosis 10-40% dari populasi, meningkat dengan

pertambahan usia. Faktor predisposisinya adalah riwayat keluarga dengan onikomikosis,

diabetes melitus, immunosupresi dan trauma pada kuku. Faktor eksaserbasinya adalah

keringat, alas kaki yang tidak tepat, dan kaki yang basah.

Tinea unguium, kadang-kadang muncul sebagai akibat tinea pedis, dengan

karakteristik onikolisis dan penebalan, perubahan warna (putih, kuning, coklat, dam

hitam), rapuh, dan kuku kekurangan nutrisi. Walaupun inflamasi jarang terjadi, beberapa

pasien merasakan nyeri. Tinea unguium pada kuku kaki dapat menyebabkan nyeri dan

sebagai predisposisi infeksi sekunder bakteri dan ulserasi pada dasar kuku. Komplikasi

ini banyak terjadi pada individu dengan immunocompromised dan diabetes.

Onikomikosis adalah 20% dari seluruh kelainan pada kuku. Dengan frekuensi

etiologi tersering adalah tinea unguium (80-90%) yang disebabkan oleh Trichophyton

rubrum dan Trychophyton mentagrophytes var.interdigitable.

Page 2: TINEA UNGUIUM.docx

BAB II

PENDAHULUAN ANATOMIKuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk

yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari

untuk memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk

dari sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi

lainnya tidak.

Gambar 1. Anatomi kuku

(dikutip dari kepustakaan 4)

Bagian Kuku

1. Matriks kuku

merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru

2. Kutikel (cuticle)

Merupakan penghubung dua permukaan epitel dari lipatan kulit proximal.

Melindungi struktur dasar kuku (matrix germinatif) dari iritasi, alergi, bakteri/jamur

patogen.

3. Lipatan kuku lateral

Menutupi sisi lateral lempeng kuku

4. Lunula

Dasar dari lipatan proximal. Merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih

di dekat akar kuku berbentuk bulan sabit,sering tertutup oleh kulit.

5. Dasar kuku (nail bed)

Page 3: TINEA UNGUIUM.docx

Terdiri dari bagian epidermal dan mendasari dermis yang berhubungan dengan

periosteum dari distal phalanx. Normal berwarna merah muda karena vaskularisasi

yang nampak melaui lempeng kuku yang translusen.

6. Hiponikium

Ruang di bawah kuku yang bebas, memisahkan lempeng kuku dan dasar kuku pada

ujung distal.

7. Lempeng kuku (nail plate)

Sebagai proteksi yang keras. Statis dan dengan kuat menempel pada dasar kuku.

Dikelilingi tiga sisi lipatan kuku. Terbentuk dari tiga lapiasn horisontal: lamina dorsal

tipis, lamina intermedit tebal, lapisan ventral dari dasar kuku. Kerasnya lempeng

kuku karena high sulfur matrix protein.

8. Sisi bebas

ETIOPATOGENESISAntara 95-97% penyebab tinea unguium adalah T. rubrum dan T. mentagrophytes.

Sebagian kecil oleh : Epidermophyton floccosum, T. violaceum, T. schoenleinii, T.

verrucosum (biasanya pada kuku jari).

Tinea unguium yang disebabkan oleh T.rubrum biasanya diawali pada sisi distal

kuku dan meliputi lempeng kuku hingga dasarnya. Perubahan warna kekuningan yang

menyebar sampai lapisan kuku. Setelah itu, hiperkeratosis subungual menjadi prominent

dan menyebar hingga ke dalam kuku. Secara berangsur-angsur kuku menjadi rapuh dan

terpisah dari dasarnya menyebabkan pengumpulan keratin subungual. Kuku tangan dan

kaki memberikan penampakan yang hampir sama, dan pada kulit telapak kaki

mengelupas dan kemerahan.

Page 4: TINEA UNGUIUM.docx

Gambar 2. Onikomikosis. Di bawah kuku tampak subungual keratosis

(dikutip dari kepustakaan 10)

Onikomikosis yang disebabkan oleh T.mentagrophytes biasanya superfisial dan

tidak ada inflamasi paronikia. Infeksi khususnya dimulai dengan scaling di bawah kutikel

dan sebagian melekat di bawah kuku. Onikomikosis superfisial putih adalah infeksi kuku

superfisial yang disebabkan jamur yang kecil dan tampak titik putih seperti kapur. Letak

sangat superfisial dan mudah hilang.

GEJALA KLINISKeluhan utama berupa kerusakan kuku. Kuku menjadi suram, lapuk dan rapuh,

dapat dimulai dari arah distal (perimarginal) atau proksimal. Bagian yang bebas tampak

menebal. Terdapat 3 tipe tinea unguium :

1) Onikomikosis Subungual Distal/Lateral

Bentuk yang paling sering. Jamur penetrasi pada hiponikium dan proses ini menjalar

ke proksimal menyerang bagian ventral lempeng kuku dan mengakibatkan

onycholysis dan rapuh. Kuku dapat dapat berubah warna dan tampak putih hingga

coklat.

Gambar 1. Onikomikosis pada jari kaki: onikomikosis subungual distal/lateral

(dikutip dari kepustakaan 4)

Page 5: TINEA UNGUIUM.docx

Gambar 2. Onikomikosis pada jari kaki: onikomikosis tipe subungual distal/lateral

Hiperkeratosis subungual distal dan onikolisis hingga dasar kuku pada ibu jari kaki

(dikutip dari kepustakaan 4)

2) Onikomikosis superficial putih (leukonikia trikofita)

Kelainan dimulai dari bercak putih berbatas tegas pada lempeng kuku selanjutnya

kuku menjadi kasar dan rapuh. Lebih sering pada kuku jari kaki. T.mentagrophytes

adalah penyebabnya.

Gambar 3. onikomikosis superficial putih (leukonikia trikofita). Lempeng kuku dorsal tampak

berkapur (dikutip dari kepustakaan 4)

3) Onikomikosis subungual proksimal

Bentuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal dan membentuk gambaran

klinis yang khas, yaitu terlihat kuku di bagian distal masih utuh, sedangkan bagian

proksimal rusak. Disebabkan oleh T.rubrum dan T.megninii dan mungkin indikasi

infeksi HIV.

Page 6: TINEA UNGUIUM.docx

Gambar 4. onikomikosis subungual proksimal. Lempeng kuku bagian proksimal tampak berkapur

(dikutip dari kepustakaan 4)

Page 7: TINEA UNGUIUM.docx

DIAGNOSISOnikomikosis (tinea unguium) dapat didiagnosis dari gejala yang tampak.

Bagaimanapun, kondisi lain dan infeksi pada kuku dapat nampak seperti onikomikosis.

Onikomikosis memerlukan pemeriksaan laboratorium sebelum memulai terapi, karena

waktu terapi yang lama, mahal, dan dosis memiliki resiko.

Metode sederhana dan cepat dapat menggunakan preparat Potassium Hydroxide

(KOH). Dapat juga dengan pemeriksaan histologi lempeng kuku atau dasar kuku dengan

metode Periodic Acid-Schiff (PAS), atau kultur kuku adalah gold standar.

Gambar 5. Kultur untuk identifikasi jamur

(dikutip dari kepustakaan2)

DIAGNOSIS BANDING

1) Kuku Psorias

Gejala berupa adanya pits, terowongan, dan cekungan yang transversal (Beau’s line)

leukonikia dengan permukaan yang kasar atau licin. Pada dasar kuku terdapat perdarahan

dan berwarna merah. Hiponikia berwarna hija kekuningan pada daerah onikolisis.

Karena adanya keratosis subungual zat tanduk di bawah lempeng kuku dapat menjadi

medium untuk pertumbuhan bakteri atau jamur.

2) Paronikia

Adanya penebalan pada lempeng kuku. Tebal kuku jari tangan yang normal adalah 0,5

mm dan kuku jari kaki dua kali lebih tebal. Penebalan kuku terjadi karena adanya

hiperkeratosis dari dasar kuku atau karena perubahan matriks kuku.

Page 8: TINEA UNGUIUM.docx

PENGOBATANPenggunaaa obat terapi onikomikosis tidak terlalu efektif. Onikomikois sulit di

tangani karena kuku tumbuh sanagt lambat dan menerima sedikit aliran darah. Pasien

dengan diabetes atau neuropati perifer mempunyai resiko komplikasi yang berhubungan

dengan onikomikosis.

Ada beberapa obat antifungal oral yang dapat digunalan. Dahulu, griseofulvin dan

ketokonazole (nizoral) digunakan tetapi keduanya memiliki batasan. Griseofulvin adalah

fungistatik dan membutuhkan dosis yang tinggi selama 1 tahun atau lebih untuk kuku

kaki. Ketokonazole dibatasi penggunaannya karena hepatotoksik. Tiga obat baru dapat

menjadi suplemen bagi obat lama. Terbinafine yang merupakan allylamine dan diberikan

250mg per hari selama 12 minggu untuk kuku kaki dan 6 minggu untuk kuku tangan.

Itraconazole dapat diberikan setiap hari 100mg 2 kali sehari selama 12 minggu atau dosis

200mg 2 kali sehari untuk 1 minggu tiap bulan dalam waktu 3 bulan. Fluconazole adalah

triazole untuk yeast dan dermatofita. Diberikan dengan dosis 200mg satu kali seminggu

hingga kuku menjadi normal, pada kuku kaki diberikan 12 bulan dan kuku tangan 9

bulan. Fluzonazole tidak di setujui oleh FDA(the Food and Drug Administration)

sebagai onikomikosis.

Terapi topikal untuk onikomikosis bersifat progresif. Obat antifungal topikal yang

disetujui oleh FDA untuk pengobatan onikomikosis yaitu cyclopirox dan ada beberapa

jenis antifungal topikal yang lain yang digunakan untuk terapi onikomikosis(2).

Page 9: TINEA UNGUIUM.docx

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Page 10: TINEA UNGUIUM.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Haneke,Eckart. Histopathology of Common Nail Conditions in Robert Baran, eds -A

Text Atlas of Nail Disorders Tecniques in Investigation and Diagnosis. United

Kingdom:-Martin Dunitz.2003. p268-270

2. Rich,Phoebe. Infection causes of nail disorders in An Atlas of Disease of The Nail.

New York, Washington DC:-Parthenon Publishing.2005. p61-9

3. Tullio,V dkk. Journal of Medical Microbiology. Tinea pedis and tinea unguim in a 7

years old child. 2007, March, 26. P1122-1123. Available from URL:

http://jmm.sgmjournals.org/content/56/8/1122.full

4. Jonhson, Wolf. Disorders of the Nails Apparatus in Fitzpatrick Color Atlas & Synopsis

of Clinical Dermatology.

5. Perea,Sofia dkk. Journal of Clinical Mikrobiologi. Prevalence and Risk Factors of

Tinea Unguim and Tinea Pedis in the General Population in Spain. 2000, Sept. P3226-

3230. Available from URL: http://jcm.asm.org

6. Habif, Thomas P. Nail Disease in Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis

and Therapy 4th edition.USA.Mosby.2003.p874-879

7. Ratz, John. Onycomhycosis. 2011. Available from URL:

http://www.emedicinehealth.com

8 James, William dkk. Disease resulting from fungi and yeast in Andrew’s Disease of the

Skin: Clinical Dermatology. Pensylvania.2006. Saunders Elsevier.2006.p305-306

9. Djuanda, Adi. Mikosis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima.

Jakarta.2007. Balai Penerbit FKUI

10. Siregar,R.S. Tinea Unguium dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit edisi

2.Jakarta.2005.EGC