tinjauan ekonomi islam terhadap prospek …etheses.uinmataram.ac.id/21/1/abdul hafiz...
TRANSCRIPT
TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PROSPEK PENGEMBANGAN
USAHA KERUPUK DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DI DESA GELOGOR KECAMATAN KEDIRI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Oleh
Abdul HafizNIM.152.135.066
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PROSPEK PENGEMBANGAN
USAHA KERUPUK DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DI DESA GELOGOR KECAMATAN KEDIRI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi Syari’ah
Oleh
Abdul HafizNIM.152.135.066
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram,
Hal : Munaqasyah
Kepada:
Yth. Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi
maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : ABDUL HAFIZ
NIM : 152.135.056
Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah
Judul : Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek
Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan
v
Perekonomian Masyarakat Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. H.Miftahul Huda, M.AgNIP.196401141996031002
Pembimbing II
Bahrur Rosyid, MM.NIP.197810212009121002
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Abdul Hafiz
Nim : 152. 135. 066
Program studi : Ekonomi Syari’ah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Institusi : UIN Mataram
Dengan sungguh–sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tinjauan
Ekonomi Islam Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri
vi
vii
MOTTO:
“Kesabaran itu dapat menolong segala pekerjaan”
(HR. BUKHORI)
viii
PERESEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
1. Ibunda tercinta Hj. Rohimah & Ayahanda Tercinta H. Abdul Hadi yang selalu
menemani, mendoakan dan memberikan dukungan kepadaku, sehingga diriku
bisa menyelsaikan skripsi ini.
2. Kakak-kakakku, adikku, keponakanku & seluruh keluarga yang telah
membantuku selama ini dan kalian adalah penyemangat bagiku untuk terus
mengerjakan skripsi ini.
3. Ibu Dahlia Bonang, M.SI (Dosen Wali) yang telah memberikan bimbingan dan
didikan kepadaku dari awal masuk kuliah (Semester 1) sampai akhir dari kuliah
ini. Saya ucapkan terimakasih banyak.
4. Teman-teman seperjuangan kelas B Ekonomi Syariah angakatan “2013” yang
selalu menemani hari-hari indahku selama dibangku kuliah. Semoga kesuksesan
selalu menyertai kita semua dan semoga kalian semua menjadi orang-orang
hebat.
5. Buat orang yang selalu memberikan inspirasi, motivasi dan selalu mendukungku
sehingga skripsi ini dapat terselasaikan.
6. Alamamaterku tercinta dan kubanggakan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek Pengembangan
Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa
Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat” dapat di selesaikan tepat
pada waktunya. Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat untuk menempuh Ujian
Akhir pada Jurusan Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Negeri Mataram.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Mutawali, M. Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram.
2. BapakDr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
BisnisIslam Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Bapak Dr. H.Miftahul Huda, M.Ag sebagai Pembimbing I dan Bapak Bahrur
Rosyid, M.M sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
motivasi dan koreksi mendetail, terus menerus dan tanpa bosan di tengah
x
kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan
cepat selesai.
4. Ibu Baiq El Badriati, M.EI selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram.
5. Kedua orang tuaku Ayahanda H. Abdul Hadi dan Ibu Hj. Rohimah yang telah
bersabar mendidik, membimbing serta memotivasi dan segenap keluarga
besarku yang telah membantu dan memberi dukungan baik do’a dan materi
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan perkuliahan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi para
mahasiswa khususnya serta pembaca pada umumnya. Dan semoga kebaikan semua
pihak yang telah membantu penyusunan ini mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa. Amin..amin..amin.
Mataram, 2017
Penulis
Abdul Hafiz
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................. v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ...................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
KATA PENGANTAR............................................................................... ix
DAFTAR ISI.............................................................................................. xi
ABSTRAK ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Konteks Penelitian .......................................................................... 1
B. Fokus penelitian .............................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6
D. Ruang lingkup dan setting penelitian.............................................. 7
E. Telaah pustaka................................................................................. 8
F. Kerangka teoritik............................................................................. 12
1. Prospek...................................................................................... 12
2. Ekonomi Islam .......................................................................... 16
xii
G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 20
1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 20
2. Kehadiran Peneliti ..................................................................... 21
3. Lokasi Penelitian....................................................................... 22
4. Sumber Data.............................................................................. 23
5. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 24
a. Observasi............................................................................. 24
b. Wawancara.......................................................................... 25
c. Dokumentasi ....................................................................... 27
6. Teknik Analisi Data .................................................................. 28
7. Pengecekan Keabsahan Data..................................................... 28
a. Triangulasi........................................................................... 29
b. Kecukupan Referensi .......................................................... 29
c. Pemeriksaan Teman Sejawat............................................... 30
H. Sistematika ...................................................................................... 30
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ........................................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 32
1. Sejarah Desa Gelogor........................................................ 32
2. Letak Geografis ................................................................ 33
B. Usaha Kerupuk ........................................................................ 34
1. Sejarah Berdirinya Usaha Kerupuk................................... 34
2. Sarana dan Prasarana......................................................... 35
xiii
3. Bahan dan Perlengkapan ................................................... 35
4. Cara Membuat Kerupuk .................................................... 36
5. Pemasaran.......................................................................... 38
C. Kondisi Usaha Kerupuk di Desa Gelogor ............................... 39
1. Dari Segi Omset ................................................................ 40
2. Dari Segi Resiko................................................................ 42
3. Dari Segi Peluang.............................................................. 43
4. Dari Segi Hambatan .......................................................... 44
D. Peranan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat ...................................................... 46
1. Dari Segi Pendapatan Karyawan....................................... 49
2. Dari Segi Penyerapan Tenaga Kerja ................................. 50
3. Dari Segi Peningkatan Perekonomian Masyarakat ........... 51
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 54
A. Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa Gelogor Dalam
meningkatkan Perekonomian Masyarakat................................. 54
1. Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa Gelogor ....... 54
a. Faktor Produksi ................................................................... 56
b. Faktor Distribusi ................................................................. 58
c. Faktor Pemasaran ................................................................ 59
2. Peran Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
................................................................................................... 61
xiv
B. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk
di Desa Gelogor Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat..63
1. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk..63
2. Peran Ekonomi Islam Terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat ................................ 66
a. Inovasi Produk Kerupuk ..................................................... 68
b. Pengembangan Pasar........................................................... 69
c. Peran Pemerintah ................................................................ 70
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 73
A. Kesimpulan................................................................................ 73
B. Saran.......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA
KERUPUK DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI
DESA GELOGOR KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT
Oleh :Abdul Hafiz
NIM: 152.135.066
ABSTRAKPenyusunan skripsi ini didasari pada permasalahan Prospek pengembangan
usaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor, dimana masalah yang dikaji disana adalahmengenai prospek pengembangan usaha kerupuk, penelitian ini menarik untukdilakukan karena ingin mengetahui bagaimana prospek pengembangan usaha kerupukdi Desa Gelogor serta bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap usaha kerupuktersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pendekatan kualitatifdeskriptif yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan,pembicaraan, adapun sumber datanya adalah informan yaitu para pemilik usahakerupuk, serta karyawan-karyawan yang bekerja pada tempat pembuatan kerupuk diDesa Gelogor, adapun analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalahanalisis deskriftif dengan menggambarkan dan menginterpensikan data dan temuan-temuan yang peneliti peroleh dari lapangan serta fakta-fakta yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian, penyusun sampai pada beberapa kesimpulan,yaitu bahwa prospek yang dimiliki oleh usaha kerupuk dalam pengembanganusahanya ada dua kesimpulan, yang pertama prospek usaha kerupuk dilihat daripeluang pasar bisa dikatakan sangat menjanjikan, Tetapi kalau dilihat dari sisi yanglain prospek pengembangan usaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor, bahwa prospekpengembangan usaha kerupuk cendrung mengalami penurunan, semenjak adalarangan penggunaan sode yang biasa digunakan oleh produsen kerupuk dan digantidengan sode baru yang dari pemerintah, yang mengakibatkan pendapatan dan hasilpenjualan dari kerupuk tersebut sedikit menurun. Kemudian ditinjau dari EkonomiIslam yang dipraktikkan oleh pengusaha keupuk ada dua kesimpulan yang pertama,pengusaha kerupuk yang memperhatikan dan menjalankan batasan-batasan syariahmereka sudah sesuai dengan tinjauan Ekonomi Islam, tetepi pengusaha yang hanyamenjalakan beberapa batasan-batasan syariah, mereka belum sesuai dengan tinjauanEkonomi Islam.Kata Kunci : Prospek, Usaha Kerupuk, Ekonomi Islam.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, Allah telah
menundukkan alam semesta ini untuk kepentingan manusia. Kedudukan
manusia sebagai khalifah adalah untuk membangun dunia ini dan untuk
mengeksploitasi sumber-sumber daya alamnya dengan melakukan pekerjaan
dan kegiatan bisnis. 1
Islam menganjurkan bisnis atau usaha dalam bidang apapun,
khususnya dalam bidang perdagangan, dimana Rasullallah SAW sendiri
mempraktikkannya dalam usia yang masih sangat muda. Beliau berhasil
menjalankan amanah yang diberikan oleh pemilik modal (siti Khadijah)
dengan integritas dan tanggung jawab yang penuh, sehingga usaha
dagangannya mendapatkan hasil yang banyak, hal ini mencerminkan
hubungan akad yang saling menguntungkan.2
Al-Quran menekankan manfaat dari barang yang diproduksi.
Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan
hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan manusia bukannya untuk memproduksi barang yang mewah secara
1 Mas’ud Muchfoesdz, Kewirausahaan Metode, Manajemen Implementasi. (Jogjakarta: BPFE,2005-2006), h. 57.
2 Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam. (Jakarta: Kencana. Cet 1.2006), h.36.
2
berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia. Karena tenaga kerja
yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak
produktif.3
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka bumi ini
semenjak manusia menghuni planet ini, sesungguhnya produksi lahir dan
tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam, maka untuk menyatukan
antara manusia dan alam ini, Allah SWT telah menetapkan bahwa manusia
berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedang manusia
adalah pengelola segala apa yang terhampar di muka bumi untuk
dimaksimalkan fungsi dan kegunaannya.4
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah danmendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge-rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itumengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. 5
Usaha Kerupuk menjadi salah satu cara manusia untuk memanfaatkan
sumber daya yang ada di alam ini. Kerupuk merupakan makanan ringan yang
biasa kita gunakan sebagai camilan atau makanan pelengkap lauk pauk.
Meskipun saat ini banyak sekali macam camilan tetapi kerupuk tetap mampu
3 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1 (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995),h. 193
4 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, Ed 3 ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),h. 102
5 QS. Fatir (35): 29.
3
menarik hati masyarakat seolah-olah tidak ada kebosanan masyarakat untuk
mengkonsumsi camilan ini.
Usaha kerupuk merupakan industri kecil yang banyak terdapat di
berbagai daerah, ini disebabkan kerupuk merupakan makanan khas
masyarakat Indonesia. Selain itu harganya juga dapat dijangkau oleh
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Tetapi pemerintah saat ini melarang penggunaan bahan pengawet
(Soda) yang biasa dijual dipasar karena banyak mengadung zat-zat yang
berbahaya yang tidak baik bagi kesehatan dan pemerintah menyarankan untuk
menggunakan soda dengan merek yang telah pemerintah tentukan, yang telah
diuji oleh BPOM.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pengawet, terdapat pada nomor lima, tentang
Sediaan BTP adalah bahan tambahan pangan yang dikemas dan berlabel
dalam ukuran yang sesuai untuk konsumen dan nomor delapan tentang batas
maksimum adalah jumlah maksimum BTP yang diizinkan terdapat pada
pangan dalam satuan yang ditetapkan.6
6 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, h. 3.
4
Salah satu Desa yang masyarakatnya memiliki usaha produksi kerupuk
adalah Desa Gelogor Kecamatan Kediri Lombok Barat. Tercatat ada 4 tempat
produksi kerupuk di Desa Gelogor, yakni Dusun Gelogor Timur, Dusun
Gelogor Tengah, Dusun Gelogor Selatan dan Dusun Gelogor Utara. Selain
usaha kerupuk terdapat jenis usaha kecil lainnya, seperti: Usaha Percetakan,
Foto Copy, Usaha Penggilingan Beras, Kopi dan Usaha Penjualan Alat-alat
Sekolah.
Upaya-upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan merupakan suatu
keharusan bagi yang mempunyai keterampilan dan modal, di tengah-tengah
lapangan pekerjaan yang semakin sulit dan terbatas jumlahnya. Banyak
bermunculan usaha-usah kecil, berarti telah berupaya untuk menghidupkan
ekonomi msayarakat.
Usaha kerupuk di Desa Gelogor ini sudah berjalan selama puluhan
tahun, yang dulunya sangat eksis dan diminati oleh banyak kalangan
masyarakat di seluruh pelosok Desa yang ada di Lombok. Namun dengan
perkembangan zaman yang semakin maju, akhirnya banyak dari pengusaha
kerupuk memilih usaha lain, yaitu usaha yang lebih banyak mendatangkan
profit, sehingga saat ini jumlah pengusaha kerupuk di Desa Gelogor semakin
menurun.
Ibu Hj. Suryah adalah salah satu pengusaha yang sampai saat ini masih
tetap memproduksi kerupuk. Menurut Hj. Suryah banyak sekali kendala yang
5
ia hadapi dalam usaha kerupuk ini diantaranya pelarangan penggunaan soda
yang biasa digunakan dan diganti dengan soda baru yang pemeritah sarankan.
Penggunaan soda baru tersebut mengalami respon yang negatif dari
produsen karena membuat kerupuk menjadi kecil-kecil, rasanya yang kurang
enak, susah mengembang, peroses produksi yang lama dan benetuknya yang
jelek, sehingga produsen menurunkan tingkat produksinya dan konsumen pun
mengeluh dengan hal tersebut, yang mengakibtakan profit berkurang bahkan
mengalami kerugian.7
Dari permasalahan di atas, dapat terlihat bahwa, penurunan tingkat
produksi dan mengeluhnya konsumen terhadap kerupuk, inilah yang membuat
peneliti ingin mengungkap akibat dari permasalahan tersebut, sehingga
peneliti mengambil judul “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek
Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok
Barat”.
7 Hj. Suriyah, Wawancara, Gelogor, 10 Desember 2016
6
B. Fokus Pnelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa Gelogor
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat?
2. Bagaimana Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Pengembangan Usaha
Kerupuk di Desa Gelogor dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Untuk Mengetahui Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa
Gelogor dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
b. Untuk Mengetahui Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Pengembangan
Usaha Kerupuk di Desa Gelogor dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat.
2. Manfaat Penelitian
Sebagai upaya maksimal bagi penulis dalam melakukan penelitian ini,
tentunya penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis.
7
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan bermanfaat bagi perkembangan khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya di Jurusan Ekonomi Syariah. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengusaha
kerupuk terutama mengenai prospek pengembangan usaha kerupuk
dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Di samping
itu juga, peneliti mengharapkan dapat berguna bagi pembaca yang
membutuhkan bahan referensi yang berkaitan dengan prospek
pengembangan usaha kerupuk.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan berguna untuk mensejahterakan perekonomian bagi
masyarakat luas, mahasiswa/mahasiswi yang ingin mencoba jadi
pengusaha dan khususnya bagi pengusaha-pengusaha dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat serta menjadi
pedoman bagi peneliti–peneliti dalam melakukan penelitian pada masa
yang akan datang terutama dalam masalah yang sama.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Ketika berbicara tentang ruang lingkup dan setting penelitian, sangat
erat kaitannya dengan batasan-batasan penelitian dan tempat lokasi dimana
peneliti bisa mendapatkan informasi yang akan dijadikan objek penelitian.
8
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terfokus pada
permasalahan yang terkait dengan usaha Kerupuk di Desa Gelogor
Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan pokok
pembahasan di atas peneliti membatasi penelitian mengenai beberapa
masalah, Pertama: Bagaimana Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di
Desa Gelogor dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Yang
Kedua: Bagaimana Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Pengembangan
Usaha Kerupuk di Desa Gelogor dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat.
2. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Gelogor Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini
adalah, karena usaha kerupuk di Desa Gelogor ini belum pernah dijadikan
objek penelitian oleh peneliti lain.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan salah satu cara penelusuran terhadap karya-
karya atau studi terdahulu yang terkait, yang fungsinya agar terhindar dari
duplikasi, plagiasi, replika seta menjamin keslian dan keabsahan penelitian
yang dilakukan.
9
Peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
judul yang diangkat untuk memprtegas keaslian terhadap masalah yang akan
diangkat dan akan diteliti, diantaranya:
1. Samsul Arifin dengan judul “Prospek Pengembangan Usaha Songkok di
Desa Kediri Selatan Lombok Barat Tinjauan Etika Bisnis Islam”, Jurusan
Ekonomi Syari’ah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram
Tahun 2016. Dalam Skripsinya, Samsul Arifin membahas tentang prospek
pengembangan usaha songkok di Desa Kediri, dimana skripsi Samsul
Arifin ini lebih condong membahas bagaimana agar Usaha Songkok dapat
berkembang, sehingga usaha songkok tetap ada dan berjalan lancar.8
Mencermati penelitian tersebut, peneliti menemukan relevansi yang
sama dengan penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti dalam sektor
prospek pengembangan usaha perbedaannya terletak pada objek
penelitiannya, penelitian tersebut fokus pada pengembangan usaha
songkok di Desa Kediri Selatan Lombok Barat, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan peneliti adalah tentang “Tinjauan Ekonomi Islam
Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat”.
8 Samsul Arifin, “Prospek Pengembangan Usaha Songkok di Desa Kediri Selatan Lombok BaratTinjauan Etika Bisnis Islam”, (Skripsi, IAIN Matarm. 2016).
10
Adapun kedekatan dan relevansinya antara penelitian yang
dilakukan oleh Samsul Arifin dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sama-sama meneliti tentang “prospek pengembangan
usaha”.
2. Irna Suryana dengan judul skripsi “Prospek pengembangan Usaha Krupuk
Kulit (UD. Muslim) Dalam Meningkatkan Kesejahtraan Ekonomi
Masyarakat Di Kelurahan Seganteng Kecamtan Cakranegara Kota
Mataram”, Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Mataram tahun 2014. Dalam penelitian ini membahas tentang
prospek usaha kerupuk kulit yang dijalankan oleh UD. Muslim yang ada
di Kelurahan Seganteng Kecamatan Cakranegara Kota Mataram, melalui
usaha kerupuk kulit dengan membuka usaha industri merupakan salah satu
cara mengisi peluang pasar yang ada, besarnya peluang bisa meraup
keuntungan besar yang diperoleh dari usaha industri makanan ringan yang
instan (siap saji). Selain bisa memberikan suatu penghasilan yang besar
bagi pelaku usahanya, juga bisa memberikan pemasukan secara finansial
bagi para pengusaha kerupuk kulit.9
Adapun perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah,
penelitian yang dilakukan oleh Irna Suryana memfokuskan pada prospek
usaha kerupuk kulit di Kelurahan Seganteng Kecamatan Cakranegara
9 Irna Suryana, “Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk Kulit (UD. Muslim) DalamMeningkatkan Kesejahtraan EkonomiMasyarakat di Kelurahan Seganteng KecamaatanCakranegaraKota Mataram”, (Skripsi, IAIN Mataram. 2014).
11
Kota Mataram Dalam Meningkatkan Kesejahtraan Ekonomi Masyarakat,
akan tetapi penelitian yang peneliti lakukan lebih fokus terhadap
“Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek Pengembangan Usaha
Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa
Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat”.
3. Hubaidi Asikin dengan judul “Prospek Pengembangan Usaha Ikan Air
Tawar Perspektif Ekonomi Islam(Studi Kasus di Desa Sigerongan
Kecamatan Lingsar).10 Dalam skripsinya, Hubaidi Asikin membahas
tentang prospek pengembangan usaha ikan iar tawar di Desa Sigerongan
Kecmatan Lingsar, dimana banyak pihak yang merasa mendapatakan
bantuan dari usaha ini, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran
di Desa Segerongan Kecamatan Lingsar dengan adanya kerjasama antara
petani, agen dan pedagang pengecer.
Mencermati penelitian tersebut, peneliti menemukan relevansi yang
sama dengan penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti dalam sektor
prospek pengembangan usaha. Perbedaanya terletak pada objek
penelitiannya, penelitian tersebut fokus pada pengmbangan usaha ikan air
tawar di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan peneliti adalah tentang “Tinjauan Ekonomi Islam
Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan
10 Hubaidi Asikin, “Prospek Pengembangan Usaha Ikan Air Tawar Perspektif Ekonomi Islam(Studi Kasus di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar)”. Skripsi, IAIN Mataram, 2013.
12
Perekonomian Masyarakat Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat”.
Adapaun kedekatan dan relevansinya antara penelitian yang
dilakukan hubaidi Asikin dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah sama-sama meneliti tentang prospek pengembangan usaha.
F. Kerangka Teoritik
1. Prospek
Prospek dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
harapan atau peluang.11 Peluang untuk memasuki dunia wirausaha dapat
dilakukan melalui berbagai kesempatan atau peluang yang terlihat oleh
seseorang. Akan tetapi mungkin kesempatan atau peluang tersebut tidak
terlihat oleh orang lain. Peluang dan kesempatan untuk memulai sebuah
usaha sangat tergantung kepada persepsi dan pengalaman seseorang.12
Dengan demikian prospek merupakan kondisi yang akan dihadapi
oleh usaha/perusahaan yang akan datang baik kecendrungan untuk
meningkatkan atau menutup. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai
peluang dan ancaman yang dihadapi. Ancaman yang dilakukan pesaing
11 Wahyu M. Hum, Suzana dan Ernawarti Waridah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung:Ruang Kata, 2013), h. 492
12 Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil (Bandung: Alfabeta,2012). h. 51
13
dapat secara langsung menyerang kita atau secara pelan-pelan
(bergerilia).13
Dalam setiap pengembangan usaha akan berkaitan dengan peluang-
peluang untuk memasuki dunia wirausaha dapat dilakukan dengan
berbagai kesempatan atau peluang yang terlihat oleh seseorang. Akan
tetapi mungkin kesempatan atau peluang tersebut tidak terlihat oleh orang
lain. Peluang dan kesempatan untuk memulai sebuah usaha sangat
tergantung kepada persepsi dan pengalaman seseorang.14
Faktor umum yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil, biasanya
disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut.
a. Manajerial yang kurang kompeten
b. Kurang member perhatian
c. System control yang lemah
d. Kurangnya modal
Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil, adalah
empat (4) faktor dasar sebagai berikut.
a. Kerja keras, motivasi dan dedikasi
b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan
c. Kompetensi manajerial
13Kasmir, Kewirausahaan,Ed. Revisi (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012), h. 28014 Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usah Kecil, (Bandung, Alfabeta, 2012),
h. 51
14
d. Keberuntungan15
Pengusaha yang berhasil adalah mereka yang pandai menyesuaikan
diri dengan perubahan. Penyesuaian dengan perubahan kondisi konsumen
dari persaingan akan memudahkan pengusaha untuk menyusun strategi
memenangkan persaingan dalam memperebutkan konsumen. Oleh karena
itu, seorang pengusaha yang ingin sukses harus mampu mengelola
perubahan yang terjadi sekarang dan di masa yang akan datang.16
Ada tiga tahapan kondisi sekaligus sebagai faktor yang perlu
mendapat perhatian dalam suatu kegiatan ekonomi agar prospek
pengembangan usaha dapat berjalan dengan baik. Ketiga faktor ini sangat
memegang peranan penting dan harus seimbang barulah usaha dapat
berhasil yaitu:
a. Faktor produksi
Produksi adalah proses mencari, mengalokasikan dan
mengolah sumberdaya menjadi output dalam rangka meningkatkan
maslahah bagi manusia. Oleh karena itu, produksi juga mencakup
aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter
yang melekat pada proses dan hasilnya.17
15 Musa Hubeis, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Cet. Pertama, (GhaliaIndonesia,2009), h. 3
16 Kasmir, Kewirausahaan, Ed. Revisi (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012), h. 27817 P3EI, Ekonomi Islam, h, 231
15
Pada dasarnya, faktor produksi atau input secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input manusia dan input
nonmanusia, yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga
kerja/buruh dan wirausahawan, sementara yang termasuk dalam input
nonmanusia adalah sumber daya alam, capital, mesin, alat-alat, gedung
dan input-input fisik lainnya.18
Dalam kegiatan usaha ekonomi ketersediaan barang menjadi
salah satu faktor penentu lancarnya suatu usaha ekonomi. Apabila
bahan atau barang selalu tersedia sesuai kebutuhan pasar atau
masyarakat, maka hal tersebut menjadikan kegiatan usaha kerupuk di
bidang ekonomi menjadi lancar, sebaliknya kalau ketersediaan barang
tidak maksimal, maka akan terjadi kejenuhan bahkan stabilitas pasar
sulit di pertahankan terutama menyangkut stabilitas harga.
b. Faktor distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa
dari produsen ke konsumen dan para pemakai. Proses penyaluran
melalui jual beli ini akan bisa berjalan lancar tidak terlepas dari
ketersediaan barang. Proses jual beli yang selalu berjalan normal dapat
mengontrol stabilitas harga pemasaran barang.
Stabilitas harga ini dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran sehingga perlu terjaga dengan baik karena menyangkut
18 Ibid., h, 262
16
kepuasan dan kemampuan daya beli dari pelaku pasar yang
membutuhkan barang tersebut.
c. Faktor pemasaran
Pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengorganisasi dan
menjuruskan semua kegiatan perusahaan yang meliputi penilaian dan
pengubahan daya beli konsumen menjadi permintaan yang efektif
akan suatu barang atau jasa, serta penyampaian barang atau jasa
tersebut kepada konsumen atau pemakai terakhir, sehingga perusahaan
dapat mencapai laba atau tujuan lain yang ditetapkannya.19
2. Ekonomi Islam
Ekonomi islam adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
orang per orang, kelompok orang badan usaha yang berbadan hukum atau
tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang komersial
dan tidak komersial menurut prinsip syariah.20
Islam memberikan keluasan kepada kita untuk menjalankan usaha
ekonomi, perdagangan atau bisnis apapun sepanjang bisnis itu tidak
termasuk yang diharamkan oleh syariat Islam sebagai pekerjaan yang
ditekuni oleh seorang wirausaha muslim, seperti usaha kerupuk
merupakan bernilai ibadah. Ibadah bila disatu sisi dikerjakan dengan baik
dan lurus akan mendatangkan kebaikan (pahala) dan apabila dilaksanakan
19 Douglas W. Foster, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga Jakarta, 1985), h, 8.20 Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia ( Bandung: PT Refika Aditama, 2011), h. 2
17
tidak sesuai dengan syariah, maka akan dipertanggungjawabkan
dipengadilan Allah di hari kiamat nanti.
Oleh karena itu agar wirausahawan merasa aman dalam
menjalankan bisnisnya, maka ada baiknya kita kembali untuk melihat
batasan-batasan syariah yang berkenaan dengan praktik bisnis atau usaha
ini, seperti pantangan moral bisnis yang harus dihindari adalah :
a. Maysir, yaitu segala bentuk spekulasi yang mematikan sektor rill dan
tidak produktif.
b. Asusila, yaitu praktik usaha yang melanggar keasusialan dan norma
sosial.
c. Gharar, yaitu transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas, sehingga
berpotensi merugikan salah satu pihak.
d. Haram, yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang di haramkan
syariah.
e. Ikhtikar, yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan
permainan harga.
f. Berbahaya, yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang
membahyakan individu maupun masyarakat serta beretntangan dengan
maslahat dalam maqashid al-syariah.21
Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau
menghabiskan faedah suatu benda (barang atau jasa) dalam rangka
21 Ibid., h. 31
18
pemenuhan kebutuhan. Seorang konsumen memenuhi kebutuhannya
dengan pendapatan yang dimilikinya dan melihat bagai mana konsumen
membelanjakan uang yang dimilikinya untuk memeproleh barang atau
jasa. Motif berkonsumsi dalam Islam pada dasarnya adalah maslahah,
kebutuhan dan kewajiban. Tujuan konsumsi adalah memaksimalkan
maslahah.
Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang
dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen dan bertujuan untuk
memperoleh maslahah maksimum melalui aktifitasnya. 22Produsen dalam
perspektif ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal
melainkan pemburu maslahah. Tujuan produsen bukan hanya laba, maka
pertimbangan konsumen juga bukan hanya semata pada hal yang bersifat
daya yang memiliki hubungan teknis out, namun juga pertimbangan
kandungan berkah (non teknis) yang pada sumber maupun output.23
Masing-masing sistem ekonomi memiliki paradigma, maka inti
paradigma ekonomi islam sudah tentu bersumber dari Al-Quran dan Al-
Sunah. Ekonomi islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi rabbani dan
insani. Disebut ekonomi rabbani karena syarat dengan arahan dan ilai-nilai
ilahiah (nilai moral dan ibadah). Lalu ekonomi islam dikatakan memiliki
22 Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers,2012) h, 259
23 Ekonomi Dunia Islam, Blogspot.com.2013.
19
dasar sebagai ekonomi insani karena sistem ekonomi islam ini
dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.24
Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Islam:
a. Prinsip kebersihan harta
Yaitu harta ekonomi islam harus halal melalui proses halal (sifatnya
halal), jauh dari sifat ribawi, transparan (tidak ghass), rela merelakan
(an tardain), tidak ihtiqar (penimbunan), tidak ada gharar (penipuan)
dan spekulasi (maysir).
b. Prinsip kesederhanaan
Tidak berlebih-lebihan, sesuai dengan kebutuhan.
c. Prinsip kemurahan hati dan moralitas
Menyadari bahwa apa yang kita dapat merupakan pemberian/
kemurahan Allah SWT, sehingga perlu pula bermurah hati dengan
rizki tersebut dengan yang lain (membutuhkan).
d. Prinsip pembangunan ekonomi dalam islam
Semua usaha pembangunan tidak boleh dikatakan berjaya, walaupun
mendapatkan keuntungan yang besar, jika tidak diridhai Allah SWT.
Hanya dengan keridhaan Allah SWT sajalah seseorang dikatakan
sukses dan berhasil dalam kegiatan usahanya.25
24 M. Abudrrahman, Dinamika Masyarakat Islam Dalam Wawasan Fiqih, (Bandung: Remaja,2002), h, 124
25 Ahamad M. Saefudin, Ekonomi dan Masyarakat Dalam Perspektif Isllam, (Jakarta: CV.Rajawali 1987), h, 65.
20
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan,
pembicaraan.26 karena penelitian kualitatif deskriptif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena dari sudut persepektif partisipan.
Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi,
diminta memberikan data, pemikiran, dan persepsi. Pemahaman diperoleh
melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui
penguraian tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan
partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemikiran, serta kegiatan
dari partisipan.
Adapun dalam penelitian ini berusaha menjawab dan memberikan
informasi tentang bagaimana prospek pengembangan usaha Kerupuk,
yang ada di Gelogor Lombok Barat serta bagaimana tinjauan ekonomi
islam terhadap usaha tersebut. Dengan pendekatan kualitaif yang
digunakan oleh peneliti tentu akan lebih mendorong peneliti untuk lebih
kreatif dan lebih aktif dalam mengumpulkan data dari informasi di
lapangan karena, peneliti akan dapat menggambarkan kronologis yang
akan mendukung keabsahan data yang diperoleh dari lokasi penelitian.
26 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),h. 211
21
Adapun alasan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
antara lain:
a. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian lebih mudah bila
berhadapan dengan realita atau fakta yang ada di lapangan.
b. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian akan lebih
mudah jika penelitian ini terkait dengan fenomena yang ada dalam
masyarakat, sehingga usaha untuk memahami pokok bahasan akan
lebih mudah.
c. Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam.
d. Akan membuat hubungan peneliti dengan responden menjadi lebih
dekat, sehingga memungkinkan untuk memudahkan peneliti untuk
memperoleh data.27
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat penting karena peneliti
merupakan instrument utama dalam penelitian ini. Penelitian adalah alat
peneliti utama. Dialah yang mengadakan sendiri pengamatan atau
wawancara tak terstruktur.
Tujuan utama kehadiran peneliti di lokasi produksi kerupuk adalah
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan target yang diinginkan.
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti perlu melibatkan diri dalam
kehidupan yang akan diteliti dan yang disajikan sebagai objek penelitian
27 Ibid.,. h. 7
22
dalam bentuk karya ilmiah, karena peneliti sebagai instrumen kunci,
peneliti akan mengetahui peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang
terjadi pada waktu melakukan observasi.28
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berlokasi di Desa Gelogor Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat. Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan
bahwa:
a. Bisnis khususnya di bidang usaha dagang mempunyai peluang yang
sangat besar untuk tumbuh dan berkembang di Desa Gelogor.
b. Sebagai sentral bisnis usaha banyak terdapat persaingan diantara
pelaku bisnis di Desa Gelogor.
c. Letak wilayah Desa Gelogor yang cukup strategis dan perekonomian
tumbuh sangat baik.
d. Di Desa Gelogor banyak masyarakat yang memanfaatkan
kewirausahaan sebagai tumpuan untuk memajukan kesejahteraan
ekonomi dan memenuhi kebutuhannya.
e. Karena belum pernah ada yang melakukan penelitian di Desa Gelogor
yang berkaitan dengan usaha kerupuk.
28 Samsul Arifin, “Prospek Pengembangan Usaha Songkok di Desa Kediri Selatan Lombok BaratTinjauan Etika Bisnis Islam”, (Skripsi, IAIN Matarm. 2016). h. 20.
23
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data manusia
atau biasa yang disebut informan. Dalam hal ini peneliti menguraikan
siapa-siapa yang menjadi sumber data untuk memperoleh data yang valid
(asli). Diantara informan yang menjadi objek untuk diwawancarai adalah
para pemilik usaha kerupuk serta karyawan, pada perusahaan-perusahaan
tersebut. Peneliti memilih jenis usaha tersebut karena dilihat dari tingkat
kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam mengkonsumsi kerupuk yang
tiap tidak pernah sepi peminat. Peneliti memaparkan data yang diperoleh
dari perpustakaan seperti buku-buku, majalah, internet, surat kabar
maupun yang lainnya.
Adapun jenis data yang disajikan sebagai sumber data adalah sebagai
berikut :
a. Data primer, yaitu data hasil wawancara yang diperoleh langsung dari
sumber pertama, yakni: pimpinan (pemilik) perusahaan, karyawan, dari
perusahaan kerupuk. Dalam hal ini terkait masalah yang akan diteliti
tentang Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek pengembangan
Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa
Gelogor Kecmatan Kediri Kabupaten Lombok Barat .
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku literaturliteratur
yang terkait dengan fokus penelitian tentang Tinjauan Ekonomi Islam
24
Terhadap Prospek pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat di Desa Gelogor Kecmatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat . Sumber tertulis dapat berupa sumber buku, internet,
majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi
serta dokumen-dokumen lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
data yang diteliti.29 Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu
penelitian. Bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka peneliti
menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, penelitian ini
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi.
a. Observasi
Seringkali orang mengartikan observasi sebagai suatu aktiva
yang sempit, yakni memeperhatikan sesuatu dengan menggunakan
mata, observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan
29 Ibid., h, 159
25
menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi dilakukan melalui
pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. 30
Adapun bentuk observasi dalam penelitian ini ialah observasi
langsung dan terlibat langsung dengan kegiatan pembuatan usaha
kerupuk di lokasi penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data
tentang keadaan karyawan, pelanggan, dan letak geografis lokal
penelitian. Dengan menggunakan data melalui observasi, maka
peneliti mencatat serta merekam apa yang didengar dan dilihat
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah percakapan antara dua orang atau
lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subyek atau
sekelompok subjek penelitian untuk dijawab.31
Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang
terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangan
tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui
observasi.32
30 Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek Rev.V. (Yogyakarta:Renika Cipta, 1998), h. 119.
31 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kalitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 13032 H. Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner, Ed. Pertama (Yogyakarta: Paradigma,
2012), h. 119
26
Dilihat dari aspek pedoman wawancara dalam proses
pengambilan data, wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam
jenis yaitu tersetruktur, bebas, dan kombinasi. 33
1) Wawancara tersetruktur, yaitu wawancara di mana peneliti ketika
melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan
pedoman wawancara yang telah disiapkan lebih dahulu.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpul data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh.34
2) Wawancara tidak terstruktur atau bebas, yaitu wawancara yang di
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secra sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.35
3) Dikatakan sebagai wawancara kombinasi di anata kedua jenis
diatas, jika peneliti menggabungkan kedua cara di atas dengan
tujan memeproleh informasi yang semaksimal mungkin dari
responden.36
33 Sukardi, Metodologi Penelitian. h. 80.34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA
CV,2015), h. 13835 Ibid., h. 14036 Ibid., h 141
27
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara
kombinasi dengan tujan agar peneliti bisa menggali dan menemukan
permaslahan secara lebih terbuka, serta mendapatkan informasi yang
perseprktifnya lebih luas. Hasil wawancara bisa didapatkan dari
narasumber yang ada dilokasi penelitian, seperti pemilik usaha,
karyawan, pelanggan atau pembeli, serta masyarakat yang ada di
sekitar lokasi penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal
variable yang berupa data, catatan-catatan, surat kabar, transkip, buku-
buku, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 37
Menurut Lexy J. Moleong menyatakan bahwa dokumen itu
dapat dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen
pribadi berisi catatan-catatan yang berisi peribadi, sedangkan dokumen
resmi berisi catatan-catatan yang bersifat formal.38
Dengan dokumentasi, peneliti bertujuan untuk mencatat data
yang bersumber dari dokumentasi di Desa Gelogor Kecamatan Kediri
Lombok Barat berupa data yang berkaitan dengan gambaran umum
lokasi penelitian, seperti jumlah penduduk, mata pencaharian
penduduk dan lain-lain.
37 P. Joko Subagyo, metode penelitian Dalam Teori dan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.39.
38 Sugiyono, Metode Penelitian , h. 217
28
Data tentang pelaksanaan pembuatan kerupuk di Desa Gelogor
dan pengaruhnya terhadap prospek pengembangan usaha, peneliti
peroleh dari dokumntasi tidak tertulis yaitu dari hasil wawancara
peneliti dengan responden.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.39
Teknik analisis data yang peneliti gunakan analisis kualitatif yang
memaparkan informasi-informasi faktual yang diperoleh dari lapangan
yang bersifat informasi dan keterangan-keterangan , baik berupa kata-kata
lisan maupun tulisan dan langkah-langkah yang dapat diamati dari pihak-
pihak yang diteliti.
Dalam analisis data peneliti menggunakan analisis deskriptif
dengan menggambarkan dan menginterpensikan data dan temuan-temuan
yang peneliti peroleh dari lapangan serta fakta-fakta yang ada.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam sebuah penelitian bertujuan untuk memberikan
apakah data yang diperoleh dari lapangan betul-betul valid atau tidak,
dengan memadukan landasan teori yang menjadi landasan penelitian.
39 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian. h. 103
29
Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik-teknik
pemeriksaan.
a. Triangulasi
Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tekhnik
triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Denzin membedakan empat macam tringulasi sebagai
tekhnik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik dan teori.40
Adapun Tringulasi yang dilakukan dalam pemeriksaan data ini
adalah tringulasi pemeriksaan melalui sumber. Tringulasi pemeriksaan
sumber adalah data membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
b. Kecukupan referensi
Menurut Lincolin dan Guba kecukupan referensi berguna
sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik
tertulis untuk keperluan evaluasi.41 Referensi berguna untuk
menunjang keaslian data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
40 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung : CV. Alfabeta,2011),h. 330.
41 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian. h. 181
30
peneliti, juga untuk meningkatkan kebenaran serta kepercayaan
terhadap penelitian tersebut.
c. Pemeriksaan Teman Sejawat
Tekhnik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
dengan rekanrekan sejawat. Tehnik ini mengandung beberapa maksud
sebagai salah satu tehnik pemeriksaan keabsahan.
Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan
sikap terbuka dan kejujuran. Kedua, diskusi dengan teman sejawat ini
memberikan suatu kesepakatan awal yang baik untuk memulai
menjejaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran
peneliti.
Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan
dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sejawat yang sebaya, yang
memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang
diteliti. Penggunaan tekhnik ini menunjukkan bahwa peneliti terbuka
terhadap hasil interpensi dengan menerima keritikan dari luar yang
berkaitan dengan data hasil temuan.
H. Sistematika
Sistematika laporan penelitian kualitatif disusun menjadi minimal
empat bagian, yakni (1) pendahuluan, (2) pemaparan data dan temuan, (3)
pembahasan dan (4) penutup, berupa simpulan dan saran.
31
Bab I Pendahuluan, terdiri dari : konteks penelitian, focus kajian,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika. Di bagian sistematika
ini dungkapkan secara ringkas alur logika bahasan, bab per bab.
Bab II Paparan Data dan Temuan, di bagian ini diungkapkan seluruh
data dan temuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti peneliti sebisa mungkin
menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak mencampuri fakta terlebih
dahulu.42
Untuk judul bab paparan data dan temuan dibuat judul bab tersendiri
yang merefleksikan isi bab dan tidak harus menurunkan kembali kata
“Paparan Data dan Temuan” tersebut sebagai judul.
Bab III Pembahasan, di bagian pembahsan ini diungkapkan proses
analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di bab II
berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teoritik sebagai mana
diungkap di bagian pendahuluan. Jadi, peneliti tidak menulis ulang data-data
atau temuan yang telah diungkapkan di bab II.
Untuk judul bab pembahasan dibuat bab tersendiri yang merefleksikan
isi bab dan bukan menaikkan kata “Pembahsana” tersebut sebagai judul bab.
Bab IV Penutup ( Simpulan dan Saran).43
42 Miftahul Huda dkk, Pedoman Praktikum Penulisan Skripsi, (FSEI: IAIN MATARAM 2016),h. 40
43Ibid, h. 41
32
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Desa Gelogor
Desa Gelogor merupakan salah satu Desa dari 10 (sepuluh) Desa
yang ada di Kecamatan Kediri, Desa Gelogor memiliki luas : 168,162 Ha,
yang terdiri dari 7 Dusun. Menurut sejarahnya Desa Gelogor telah ada
sejak tahun 1998, Pemekaran dari Desa Rumak dan nama Desa Gelogor
muncul karena latar belakang kehendak dari Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat.
Sejak berdirinya Desa Gelogor, yang merupakan pemekaran dari
Desa Rumak pada tahun 1998, Desa Gelogor awalnya terdiri dari 2 (Dua)
Dusun yaitu : Dusun Gelogor dan Dusun Gersik.
Setelah pemekaran, Desa Gelogor di difinitipkan pada tahun 2000,
memiliki 7 (Tujuh) Dusun, yaitu :
a. Dusun Gelogor Timur
b. Dusun Gelogor Utara
c. Dusun Gelogor Tengah
d. Dusun Gelogor Selatan
e. Dusun Gelogor Pusat
f. Dusun Gersik Selatan
33
g. Dusun Gersik Utara
2. Letak geografis
Desa Gelogor merupakan salah satu dari 10 Desa di Wilayah
Kecamatan Kediri, yang terletak 1,5 Km ke arah Barat dari kota
Kecamatan. Desa Gelogor mempunyai luas wilayah seluas : 168,162 Ha.
a. Batas Desa
1) Sebelah Utara : Desa Bagek Polak Kecamatan Labuapi
2) Sebelah Selatan : Desa Ombe Baru Kecamatan Kediri
3) Sebelah Barat : Desa Rumak Kecamatan Rumak
4) Sebelah Timur : Desa Kediri dan Desa Kediri Selatan
Kecamatan Kediri
b. Orbitrasi
1) Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 13 Km
2) Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 7 Km
3) Jarak ke Ibu Kota kecamatan : 1,5 Km
c. Iklim
1) Curah hujan : 1602 Mm/Th.
2) Suhu rata – rata : 40 C
3) tinggi tempat : 5-50 Mdl44
44 Kantor Desa Gelogor, 8 Oktober 2017
34
B. Usaha Kerupuk
1. Sejarah Berdirinya Usaha Kerupuk Di Desa Gelogor
Usaha kerupuk di Desa Gelogor pertama kali muncul tahun 1970
tepatnya di Dusun Gelogor Timur oleh salah seorang warga yang bernama
Hj, Suryah. Awal idenya dia membuat usaha kerupuk adalah, karena
melihat banyak masyarakat yang menganggur pada waktu itu, sehingga dia
tergerak dan berpikir bagai mana untuk membantu masyarakat tersebut.
Sehingga terlintas pada waktu itu untuk melakukan suatu usaha untuk
membantu masyarakat yang menganggur dan meningkatkan perekonomian
masyarakat, sehingga lahirlah usaha kerupuk pada waktu itu.
Pada awal-awal berdirinya usaha kerupuk tersebut, banyak kendala
dan banyak tantangan yang dihadapi. Diantaranya adalah kurangnya modal,
pengalaman yang kurang dan banyak lagi, tetapi dia tidak pantang
menyerah dia tetap teguh dengan pendiriannya untuk berusaha.
Sehingga puluhan tahun berjalan akhirnya dia dapat memetik hasil
dari perjuangannya, yaitu usaha kerupuknya semakin berkembang,
karyawan semakin banyak dan pendapatannya juga semakin naik.
Setelah itu banyak masyarakat yang mencoba mengikuti jejak sukses
usaha kerupuk Hj, Suryah. Banyak bermunculan tempat-tempat pembuatan
kerupuk di Desa Gelogor, hampir di setiap dusunnya ada tempat
pembuatan kerupuk, banyak masyarakat yang bekerja di tempat-tempat
35
pembuatan kerupuk di Desa Gelogor, sehingga ini sesuai dengan niat awal
berdirinya usaha kerupuk, yaitu mengurangi pengangguran.
Pada saat ini Desa Gelogor dikenal sebagai tempat produsen
pembuatan kerupuk dan hampir di Lombok ini semua mengenal desa
Gelogor, dengan ciri khasnya yaitu Desa pembuat kerupuk.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana memegang peranan yang sangat penting dalam
sebuah usaha, karena ketersediaan sarana dan prasarana seperti bahan baku,
uang (modal) serta lokasi usaha bisa memberikan pengaruh dan kontribusi
yang besar bagi kegiatan oprasional. Apabila sarana dan prasarana tidak
tersedia secara memadai maka hal tersebut akan menghambat proses
oprasional dan berdampak pada berkurangnya keuntungan usaha. Dalam
melaksanakan usahanya, usaha kerupuk di Desa Gelogor memiliki sarana
dan prasarana yang cukup memadai.
3. Bahan dan perlengkapan
a. Bahan-Bahan
1) Kanji
2) Tepung Tapioka
3) Tepung Terigu
4) Soda
5) Viksin
6) Masako
36
7) Bahan penyedap
8) Air
b. Perlengkapan
1) Skam : bahan bakar
2) Kayu
3) Cemper: Tempat taruh kerupuk / cetakan
4) Minyak Tanah
5) Minyak Goreng
6) Pengaduk
7) Drum
8) Kelabang: tempat taruh kerupuk yang akan di jemur
9) Pisau
10) Talenan : tempat meemotong kerupuk
11) Rombong : tempat menaruh kerupuk yang akan dibuat/di kukuskan
12) Tutup Rombong
13) Bak : Tempat mencampur bahan-bahan45
4. Cara membuat kerupuk
Cara membuat kerupuk tidak terlalu sulit dan sangat sederhana. Adapun
proses pembuatan kerupuk mempunyai tahap-tahap sebagai berikut.
45Harianto, Wawancara, Gelogor, 13 Oktober 2017.
37
a. Tahap Awal
Pada tahap awal ini meliputi kegiatan berupa persiapan penyediaan
bahan-bahan yang diperlukan seperti peralatan dan perlengkapan
bahan baku serta bahan-bahan penolong.
b. Tahap Pemerosesan
Pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Mencampur semua bahan-bahan yang diperlukan seperti, Air,
Tepung Terigu, Tepung Tapioka, Kanji, Soda, Viksin, Masako,
bahan penyedap. Kemudian setelah itu lalu bahan bahan tersebut
diaduk menjadi satu.
2) Setelah bahan tercampur kemudian taruh kerupuk tersebut di
dalam skam (cetakan), kemudian setelah itu taruh di rombong
tempat mengkukuskan/memasakkan kerupuk. Proses mematang
kerupuk ini paling lama satu jam.
3) Tahap selanjutnya kerupuk yang sudah matang langsung diangkat
dan kemudian tunggu waktu satu hari lebih sehingga kerupuk
tersebut menjadi kenyal/padat.
4) Setelah kerupuk tersebut kenyal, proses selanjutnya kerupuk
langsung di potong-potong menjadi kecil sesuai dengan jenis
kerupuk yang dibuat.
5) Setelah semua kerupuk selesai di potong, kemudian di taruh di
Kelabang/tempat menaruh kerupuk untuk di jemur.
38
6) Setelah itu kerupuk langsung dijemur. Kira-kira empat hari baru
baru kerupuk tersebut kering dan di kumpulkan menjadi satu.
7) Setelah itu sebagian kerupuk di goreng dan sebagian lagi tidak di
goreng.
8) Pembuatan kerupuk sudah selesai.46
5. Pemasaran
a. Menjual langsung ke pasar
Cara seperti ini setiap hari dilakukan oleh pedagang kerupuk/produsen
kerupuk. Pedagang memasarkan secara langsung ke pasar untuk
mencari pembeli dan juga banyak pelangan kerupuk yang sudah
menjadi konsumen kerupuk tersebut yang membeli.
b. Langsung diambil oleh penendak/pelanggan di tempat
Kalau cara yang kedua ini penendak47 yang sudah biasa menjadi
pelanggan kerupuk langung datang ke tempat/kerumah pemilik
kerupuk, mereka langsung mengambil kerupuk ditempat. Biasanya
kerupuk yang diambil adalah kerupuk yang belum di goreng,
kemudian para penendak ini mereka menjual kembali kerupuk
tersebut.48
46 Harianto, Wawancara, Gelogor, 13 Oktober 201747 Penendak adalah konsumen orang yang mengambil barang secara langsung ke tempat pemilik
usaha kerupuk.48 Hj, Suriah, Wawancara, Gelogor 13 Oktober 2017
39
C. Kondisi Usaha Kerupuk di Desa Gelogor
Kondisi usaha kerupuk di Desa Gelogor berjalan lancar seperti
biasanya, namun saat ini mengalami penurunan tingkat produksi karena
digantinya soda yang yang sudah lama mereka gunakan dan diganti dengan
soda baru dari pemerintah. Penggunaan soda baru ini banyak di keluhkan
oleh produsen kerupuk karena tidak sesuai dengan harapan dan keinginan
mereka, karena kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh soda tersebut
sangat berbeda dengan yang sebelumnya.
Menurut Hj, Suryah: “Penggunaan soda baru ini sangat merugikanbagi kami selaku produsen, karena setelah di gantinya soda yang biasa kamipakai, sekarang pendapatan kami semakin menurun”.49
Lain lagi yang dikatakan oleh Inaq Ra’ah Salah Satu pengusahaKerupuk. “Soda yang sekarang ini tidak sesuai dengan yang kami harapkan,karena banyak kerugian yang di timbulkan, salah satunya kerupuk semakinkecil-kecil dan proses pengolahnya yang lama”.50
Alit juga mengatakan: Kebanyakan tepung menjadi rusak oleh soda inikalau kami tidak bisa mencampur dengan takaran yang pas, sehingga inimerugikan bagi kami selaku produsen.51
Tetapi para pengusaha kerupuk tidak menyerah dengan keadaan,
mereka tetap memproduksi kerupuk setiap harinya, karena tingginya
permintaan dari pasar akan kerupuk walaupun keuntungan yang di dapatkan
sekarang jauh lebih sedikit dari yang biasanya mereka dapatkan.
Salahudin Mengatakan: “walaupun saat ini kami merasa dirugikanoleh penggunaan soda ini, kami tidak akan menyerah untuk terus
49 Hj, Suryah, Wawancara, Gelogor 13 Oktober 201750 Inaq Ra’ah, Wawancara, Gelogor 16 Oktober 201751 Alit, Wawancara, Gelogor 19 Oktober 2017
40
memproduksi kerupuk, karena ini mata pencaharian kami satu-satunya ujarsalahudin”.52
Proses produksi dilakukan setiap hari yag dulu biasanya memeroduksi
5-7 karung perhari, sekarang setelah adanya pelarangan penggunaan soda
yang dulu tersebut, jumlah produksi antara 3-4 karung perhari, harga jual
kerupuk relative tidak terlalu mahal dan bisa dijangkau oleh masyarakat kelas
menengah kebawah berkisar antara Rp10.000-12.000 per Kg nya.
Prospek usaha kerupuk bisa dilihat dari beberapa segi, diantaranya:
1. Dari segi omset
Keuntungan atau omset yang di dapatkan oleh para pemilik usaha
kerupuk yang dulunya, sebelum ada pelarangan penggunaan sode baru ini
lumayan menguntungkan atau menjanjikan. Dulu biasanya pengusaha
kerupuk mampu menjual kerupuk dengan Harga Rp. 300.000-350.000 per
karungya sekarang hanya bisa menjual Rp. 250.000-275.000 per karung,
ini diakibatkan karena soda yang sekarang ini menurut para pengusaha
tidak bagus.
Pengusaha kerupuk dulu biasanya mampu memeroduksi 5-7 karung
sekarang hanya 3-4 karung perhari, ini jelas penurunan tingkat produksi.
Kalau dihitung omset yang di dapatkan pengusaha kerupuk tiap
minggunya, Rp. 6.500.000 - Rp.7.000.000. Pengusaha biasa membuat
kerupuk perhari rata-rata 4 karung, dalam satu minggu 28 karung, kalau
52 Salahudin, Wawancara, Gelogor 18 Oktober 2017
41
kualitas bagus dari kerupuk yang dihasilkan biasanya perkarung
pengusaha dapat menjual Rp. 250.000. 250.000x28 = 7.000.000 dikurangi
dengan biaya produksi, karyawan, baiaya lain-lain, 7.000.000 – 6. 600.000
= Rp.400.000. jadi pengusaha mendapatkan keuntungan bersih perminggu
Rata-rata Rp.400.000
Tabel 1.2
Jumlah Pendapatan Pengusaha Kerupuk Perminggu Sesudah Penggunaan Soda
Baru
Pemilik UsahaKerupuk
OmsetPerminggu
Modal KeuntunganBersih permingu
Suryah Rp. 7.280.000 Rp. 6.800.000 Rp. 480.000
Dahri Rp. 5.460.000 Rp. 5.220.000 Rp. 240.000
Inaq Ja’nah Rp. 5.250.000 Rp. 5.000.000 Rp. 250.000
Ina’ Ra’ah Rp. 5.560.000 Rp. 5.300.000 Rp. 260.000
Inaq Kemah Rp. 3.640.000 Rp. 3.450.000 Rp. 190.000
Faizen Rp. 7.000.000 Rp. 6.600.000 Rp. 400.000
Salahudin Rp. 5.355.000 Rp. 5.100.000 Rp. 255.000
Alit Rp. 7.155.000 Rp. 6.700.000 Rp. 455.00053
Dari segi pendapatan yang didapatkan oleh produsen kerupuk ini
yang dulunya lumayan banyak, tetapi sekarang terbentur karena aturan
pemerintah, maka pendapatan para produsen cendrung menurun yang
53 Sumber : Data yang diolah
42
dulunya bisa mendapatkan keuntungan Rp.800.000 - 1.500.000 sekarang
hanya sampai Rp. 400.000- Rp. 500.000.
Tabel 2.2
Jumlah Pendapatan Pengusaha Kerupuk Perminggu Sebelum Penggunaan Soda
Baru
Pemilik UsahaKerupuk
OmsetPerminggu
Modal KeuntunganBersih permingu
Suryah Rp. 12.600.000 Rp. 11.100.000 Rp. 1.500.000
Dahri Rp. 7.400.000 Rp. 6.650.000 Rp. 750.000
Inaq Ja’nah Rp. 8.300.000 Rp. 7.400.000 Rp. 900.000
Ina’ Ra’ah Rp. 7.500.000 Rp. 6.650.000 Rp. 850.000
Inaq Kemah Rp. 5.500.000 Rp. 4.850.000 Rp. 650.000
Faizen Rp. 9.000.000 Rp. 7.900.000 Rp. 1.100.000
Salahudin Rp. 7.500.000 Rp. 6.750.000 Rp. 750.000
Alit Rp. 9.200.000 Rp. 8.200.000 Rp. 1.000.00054
2. Dari segi resiko
Dalam dunia usaha pasti ada risiko yang akan ditempuh, sama halnya
dengan risiko yang dihadapi oleh pengusaha kerupuk yang ada di Desa
Gelogor, salah satunya adalah kerugian dan penurunan tingkat
pendapatan.
Inaq ja’nah mengatakan “risiko dari usaha kerupuk yang kami rasakansaat ini adalah semakin menurun tingkat pendapatan dan nilai jual darikerupuk juga semakin menurun.55
54 Sumber : Data yang diolah
43
Inaq kemah juga mengatakan yang paling kami rasakan saat ini adalahsemakin sedikit keuntungan yang didapatkan dari jualan kerupuk ini.56
Hal-hal yang sama pun diungkapkan oleh para pengusaha kerupuk
yang lainnya, yaitu semakin menurunnya tingkat pendapatan dan hasil jual
dari kerupuk ini.
Jadi risiko yang paling dirasakan oleh produsen kerupuk saat ini
adalah menurunnya tingkat pendapatan mereka semenjak perubahan soda
yang digunkan dan berdampak bagi penghasilan yang semakin menurun.
Pernah suatu hari seorang pengusaha di Desa Gelogor ditangkap
karena ketahuan tetap menggunakan soda yang lama dalam campuran
kerupuk dan kerupuk yang dibuat dengan menggunakan soda yang lama
tersebut disita oleh BPOM, sehingga dalam usaha kerupuk ini banyak
risiko yang dihadapi oleh para pemilik usaha kerupuk yang ada di Desa
Gelogor.
3. Dari segi peluang
Peluang usaha kerupuk termasuk menjanjikan, ini dapat dilihat dari
beberapa aspek yang mendorong kemajuan serta perkembangan dari usaha
kerupuk tersebut, seperti banyaknya rumah makan, warung-warung serta
toko-toko dan supermarket adalah salah satu peluang yang dilirik oleh
kalangan pengusaha yang memeroduksi makanan instan siap saji.
55 Inaq Ja’nah, Wawancara, Gelogor 19 Desember 201756 Inaq Kemah, Wawancara, Gelogor 19 Desember 2017
44
Hal ini memberikan pengaruh besar bagi pengusaha-pengusaha
makanan instan untuk memasarkan produknya atau kerupuk ditempat
tersebut, karena peluang pasar yang sangat terbuka untuk dimanfaatkan
oleh pengusaha industri rumah tangga, sehingga dapart dilihat bahwa
peluang untuk menjalankan usaha kerupuk ini cukup besar dan
menjanjikan.
Menurut salahudin, peluang usaha kerupuk ini cukup menjanjikan
karena permintaan konsumen terhadap kerupuk ini tidak pernah sepi,
bahkan setiap pergi jualan pasti langsung habis jarang ada yang tersisa.57
Hj. Suryah juga mengatakan, kalau masalah peluang sangat terbuka
lebar, karena konsumen tidak pernah sepi untuk membeli kerupuk disini,
bahkan banyak penendak-penendak yang langsung datang kerumah untuk
membli kerupuk tersebut, bahkan mereka ada yang sengaja mesan jauh-
jauh hari .58
Lain lagi yang dikatakan oleh Faizen, Alhamdulillah kalau masalahpeluang usaha ini saya tidak hawatir karena banyak juga warung-warungmakan yang langsung mesen kerupuk ke saya dan banyak juga langgananyang biasa ngambil kerupuk di tempat ini .59
4. Dari segi hambatan
Dalam melakukan proses produksi ada hambatan-hambatan yang
harus dilalui, tapi dalam melakukan proses produksi para pengusaha tidak
57Salahudin, Wawancara, Gelogor 20 Desember 201758Hj, Suryah, Wawancara, Gelogor 19 Desember 201759Faizen, Wawancara, Gelogor 20 Desembe 2017
45
terlalu mendapat hambatan yang berarti, seperti bahan baku yang langka,
harga bahan-bahan baku yang mahal, Alhamdulillah bahan baku mudah
didapatkan dan harga relative stabil, tetapi yang menjadi hambatan yang
paling berarti adalah, seperti yang telah dipaparkan di atas yaitu masalah
soda yang baru ini, karena penggunaan soda yang baru ini membuat
proses produksi yang lumayan lama, kerupuk menjadi kecil-kecil, susah
mengembang dan lain sebagainya. Mungkin itu hambatan atau masalah
yang berarti bagi para pengusaha kerupuk saat ini, sehingga produksi
kerupuk cendrung menurun.
Menurut Hj, Suryah yang menjadi hambatan dan masalah pada usahakerupuk ini adalah masalah soda yang saat ini, banyak kerupuk yang kamibuat menjadi rusak akibat dari penggunaan sode yang baru ini. Tetapi sayatetap optimis untuk terus melanjutkan usaha kerupuk ini. 60
Lain lagi yang dikatakan oleh Alit, saat ini usaha kerupuk sedangberada pada saat-saat terburuknya, akibat dari pemerintah yang melarangkami menggunakan soda yang biasa digunakan sejak dulu. Dan sekaranghasilnya sangat mengecewakan, ujar Alit.61
Menurut Inaq Ra ah, sekarang pengusaha kerupuk seperti saya initidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena soda yang sekarang ini cukupburuk bagi kami, tapi tetapi saya tetap akan memproduksi kerupukwalaupun hanya sedikit .62
Begitupula yang dikatakan oleh pengusaha-pengusaha yang lain, yaitu
hambatannya pada soda baru yang sekarang ini, tetapi para pengusaha
60 Hj, Suryah, Wawancara, Gelogor 19 Desember 201761 Alit, Wawancara, Gelogor 20 Desember 201762 Inaq Ra’ah, Wawancara, Gelogor 19 Desember 2017
46
tetap optimis untuk tetap melakukan proses produksi kerupuk, walaupun
tingkat produksi kerupuk cendrung menurun.
D. Peranan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat
Melakukan usaha kerupuk dengan cara jual beli bisa dilakukan dengan
produsen dan konsumen pada dasarnya dapat terjadi dimana saja dan tidak
mesti dilakukan di tempat-tempat bangunan-bangunan tertentu (pasar). Yang
jelas bila ada pertemuan tersebut dimaksudkan untuk melakukan proses
transaksi jual beli pada kerupuk.
Upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan tahap yang
paling menentukan dalam meningkatnya usaha kerupuk bagi suatu
masyarakat. Dengan kata lain, dapat diterangkan bahwa meningkatnya usaha
kerupuk bagi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan
kebutuhan hidup manusia.
Sebaiknya apabila proses produksi sebagai pemenuhan kebutuhan
masyarakat pada umumnya, maka hal tersebut merupakan suatu
perkembangan ekonomi yang produktif. Sebab pada posisi inilah dapat
memunculkan interaksi antara produsen dan konsumen sehingga perubahan
dan peningkatan usaha kerupuk akan bergerak lebih dinamis.
Dalam meningkatkan suatu unit usaha kerupuk tidak lepas dari
beberapa cara agar apa yang diharapkan dengan pembentukannya (unit usaha)
dapat tercapai secara optimal. Begitu juga halnya yang dilakukan oleh
47
produsen (pengusaha kerupuk) di Gelogor ini untuk dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Menurut Muhimah karyawan Kerupuk “dulu kerjaan saya hanyasebagai Ibu rumah tangga tanpa penghasilan tetapi Alhamdulillah setelah sayabekerja di kerupuk ini, sekarang penghasilan saya ada walaupun tidakbanyak”. 63
Lain lagi yang dikatakan oleh Maazril “semenjak saya bekerja padausaha kerupuk ini, kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dan bisa membiayaianak-anak saya untuk sekolah.”64
Peranan usaha kerupuk ini memiliki potensi yang besar dalam
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat di
Desa Gelogor. Tersedianya bahan baku dan tenaga kerja tentunya menjadi
satu titik terpenting dalam menjalankan usaha ini, untuk perluasan jenis
usahanya bisa juga didukung dari tingkat kreativitas pola pikir wirausaha yang
dimiliki oleh para pengusaha kerupuk ini, sehingga dapat memperluas usaha
lebih signifikan lagi.
Keberadaan usaha kerupuk pada masyarakat tidak lepas dari
kebutuhan tempat yang disediakan sebagai lokasi usaha. Masyarakat
merupakan orang yang terlibat langsung dengan pembeli dalam peroses
usahanya, baik keterlibatannya secara menyeluruh maupun tidak. Demikian
pula yang terjadi pada masyarakat Gelogor, masyarakat merupakan orang
yang terlibat langsung dalam kehidupan perekonomian, khususnya dalam hal
meningkatkan usaha kerupuk. Mayarakat sebagai penggegas dan penggerak
63 Muhimah, wawancara, Gelogor 15 Oktober 201764 Maazril, wawancara, Gelogor 13 Oktober 2017
48
utama, hal ini sesuai dengan sejarah Gelogor. Desa Gelogor dikenal sebagai
tempat lahirnya usaha kerupuk.
Bentuk dari peran pemimpin atau pengusaha kerupuk pada masyarakat
adalah mengajarkan, membimbing, mendidik masyarakat, memiliki akhlak
mulia, menjalankan usaha sebagai pengusaha yang jujur yaitu pengusaha
harus memberitahukan kualitas dan produknya dengan jelas. Selain itu,
pengusaha kerupuk harus menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat
yang dipimpin serta ikut andil dalam aktivitas perekonomian masyarakat,
memberikan arah kepada masyarakat mengenai tata cara terbentuk masyarakat
yaitu kelompok sosial, semua anggotanya terdiri dari warga yang memiliki
mental kuat.
Dari hasil observasi langsung yang peneliti lakukan bahwa terdapat
banyak jenis usaha di Desa Gelogor seperti, Percetakan, Budidaya Burung,
Budidaya Ayam Petelur dan usaha yang paling banyak adalah usah kerupuk
dan lain sebagainya. Kegiatan rutinitas yang mereka jalani dalam mengkaji
nilai islam seperti kewajiban berusaha. Keadaan ini sangat berpengaruh dalam
kegiatan perekonomian masyarakat baik sebagai karyawan maupun
pengusaha.65
Masyarakat Gelogor sangat giat berusaha dalam meningkatkan usaha
kerupuk. Dulu jumlah karyawan di tempat usaha kerupuk Hj, Suryah hanya 6
orang dan kini jumlah karyawannya 14 orang, belum lagi ditempat usaha
65Observasi, Gelogor 12 Oktober 2017
49
kerupuk di dusun-dusun yang lain di Desa Gelogor dan tidak sedikit
masyarakat meraih kesuksesan.66
1. Dari segi pendapatan karyawan
Berbicara masalah pendapaan karyawan tentu tidak terlepas dari
dimana dia bekerja dan apa yang dia kerjakan. Para karyawana yang
bekerja di tempat-tempat pembuatan kerupuk di Desa Gelogor mempunyai
pendapan rata-rata kurang lebih 250.000 per minggu, tergantung berapa
kerupuk yang mampu diproduski, semakin banyak kerupuk yang mereka
produksi semakin banyak uapah yang akan mereka terima.
Karyawan yang ada di tempat-tempat pembuatan kerupuk di Desa
Gelogor penghitungan upahnya rata-rata sama perkarung pembuatan
kerupuk dihitung Rp. 15.000, dalam seminggu, kalau dalam seminggu
mampu membuat 28 karung maka gaji yang diterima oleh satu orang
tukang produksi maupun tukang-tukang yang lainnya 420 ribu, kalau
tukang produksinya dua orang maka 420 ini di bagi dua menjadi 210 ribu.67
Harianto mengatakan “biasanya gaji yang saya dapatkan tiapminggunya dari produksi kerupuk dan goreng kerupuk yang saya terimaRp. 630.000.” 68
Sementara powan mngatakan “saya biasa menerima gajiperminggunya dari gaji sebagai tukang potong kerupuk Rp. 315.000.”69
Lain lagi yang dikatakan inaq Munipah “saya dibagian tukangbungkus dan ada 4 orang tukang bungkus di tempat saya bekerja ini,biasanya perminggu menerima gaji Rp. 110.000”70
66 Hj, Suryah, Wawancara, Gelogor 13 Oktober 201767 Observasi, Gelogor 12 Oktober 201368 Harianto, Wawancara, 19 Desember 201769 Powan, Wawancara, Gelogor 19 Desember 2017
50
Danial sebagai tukang jemur keupuk mengatakan “saya menerima gajiperminggu Rp. 210.000 “.71
Rozi mengatakan “perminggu gaji yang saya terima dari tukangpotong kerupuk sebesar Rp. 210.000”72
Usaha kerupuk di Desa Gelogor sangat berdampak baik peningkatan
perekonomian para karyawan yang bekerja, walaupun upah yang mereka
terima tidak terlalu banyak, tapi mampu memberikan penghasilan bagi
mereka yang bekerja.
2. Dari sisi penyerapan tenaga kerja
Usaha kerupuk di Desa Gelogor cukup banyak, ada 8 tempat
pembuatan kerupuk di sana, berdirinya usaha-usaha kerupuk di Desa
Gelogor sangat berdampak baik, diantaranya dapat mengurangi
pengangguran, menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan
yang baru.
Disetiap tempat pembuatan kerupuk di Desa Gelogor, rata-rata
karyawan yang bekerja 6 orang ada pula yang sampai 14, sehingga usaha
kerupuk yang ada di Desa Gelogor ini sangat berdampak baik untuk terus
di kembangkan karena mampu membuka lapangan pekerjaan yang baru,
sehingga pengangguran-pengangguran yang ada di Desa Gelogor maupun
70 Inaq Munipah, Wawancara, Gelogor 20 Desember 201771 Danial, Wawancara, Gelogor 19 Desember 201772 Rozi, Wawancara, Gelogor 20 Desember 2017
51
yang di luar bisa di tampung untuk bekerja di tempat pembuatan-
pembuatan kerupuk yang ada.73
Tabel 3.2
Jumlah Karyawan Usaha Kerupuk
Nama Pemilik Jumlah Karyawan
Suryah 14 Orang
Dahri 8 Orang
Inaq Ja’nah 4 Orang
Ina’ Ra’ah 5 Orang
Inaq Kemah 5 Orang
Faizen 10 Orang
Salahudin 4 Orang
Alit 9 Orang74
3. Dari sisi peningkatan perekonomian masyarakat
Peningkatan perekonomian masyarakat yang ada di Desa Gelogor
secara tidak langsung, secara perlahan-perlahan dapat ditingkatkan melalui
usaha kerupuk ini, karena UKM-UKM seperti usaha kerupuk ini lah yang
akan meningkatkan perekonomian masyarakat dari bawah.
Pengembangan usaha kerupuk ini sangat perlu untuk dilakukan untuk
menciptakan kekuatan ekonomi di Desa Gelogor, agar usaha kerupuk ini
73 Obsevasi, Gelogor 13 Oktober 201774 Sumber : Data yang diolah
52
mampu menjadi kekuatan ekonomi di Desa Gelogor , sehingga nantinya
dengan usaha kerupuk ini mampu memberikan dampak yang baik bagi
masyarakat yang ada di sana. Peningkatan perekonomian masyarakat yang
ada di Desa Gelogor khusunya para karyawan yang bekerja disana
sebelum dan sesudah penggunaan soda baru ini bisa dilihat pada tabel
dibawah ini.
Table 4.2
Pendapatan perbulan masyarakat yang bekerja di tempat pembuatan kerupuk
di Desa Gelogor sebelum dan sesudah penggunaan soda baru
Nama pemilik usaha kerupuk Pendapatan karyawansebelum penggunaansoda baru perbulan
Pendapatan karyawansesudah penggunaansoda baru perbulan
Suryah Rp.1.000.000 Rp.700.000
Dahri Rp.850.000 Rp.650.000
Inaq Ja’nah Rp.750.000 Rp.600.000
Ina’ Ra’ah Rp.750.000 Rp.600.000
Inaq Kemah Rp.700.000 Rp.590.000
Faizen Rp.800.000 Rp.625.000
Salahudin Rp.750.000 Rp.600.000
Alit Rp.900.000 Rp.700.00075
Menurut Maazril dengan saya bekerja di tempat pembuatan kerupukini Alhamdulillah saya bisa menyekolah kan 2 anak saya,76
75 Sumber: Data yang diolah
53
Ajir mengatakan “hasil yang saya dapatkan selama bekerja di usahakerupuk ini saya bisa memberi makan istri dan anak saya tiap hari.”77
Alfi juga mengatakan “semenjak saya bekerja disini sekarang sayandak minta uang sama orang tua lagi dan ada untuk saya beli rokok setiapharinya dan saya sudah bisa mengecat rumah” 78
Ahmad Zakaria mengatakann “Alhamdulillah hasil yang di dapatkandari bekerja di sini , saya bisa membeli Televisi”.79
76 Maazril, Wawancara, Gelogor 19 Desember 201777 Ajir, Wawancara, Gelogor 20 Desember 201778 Alfi, Wawancara, Gelogor 20 Desember 201779 Ahmad Zakaria, Wawancara, Gelogor 20 Desember 2017
54
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa Gelogor Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
1. Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa Gelogor
Prospek dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
harapan atau peluang.80 Prospek atau masa depan pengusaha, atau peluang
masa depan yang akan terjadi pada usaha kerupuk ini bisa dilihat dari segi
sbb:
a. dilihat dari sisi baiknya termasuk usaha yang menjanjikan, ini dapat
dilihat dari beberapa aspek yang mendorong kemajuan serta
perkembangan dari usaha kerupuk tersebut, seperti banyaknya rumah
makan, warung-warung serta toko-toko dan supermarket adalah salah
satu peluang yang dilirik oleh kalangan pengusaha yang memeroduksi
makanan instan siap saji. Hal ini memberikan pengaruh besar bagi
pengusaha-pengusaha makanan instan untuk memasarkan produknya
atau kerupuk ditempat tersebut, karena peluang pasar yang sangat
terbuka untuk dimanfaatkan oleh pengusaha industri rumah tangga.
80 Wahyu M. Hum, Suzana dan Ernawarti Waridah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung:Ruang Kata, 2013), h. 492
55
Prospek usaha yang bersifat menjanjikan dari kerupuk ini bisa
dilihat dari beberapa aspek yang mendorong kemajuan serta perluasan
dari usaha kerupuk. Di antaranya, seperti melihat sebesar apa tingkat
permintaan konsumen akan pemenuhan kerupuk ini, tentunya dilihat
dari tingkat permintaan masyarakat yang tinggi, maka prospek
perkembangan usaha kerupuk ini menjadi semakin tinggi pula.
Di Desa Gelogor Prospek pengembangan usaha kerupuk ini
bisa dilihat dari banyaknya peminat atau konsumen yang membeli
kerupuk ditempat-tempat pembuatan kerupuk yang ada di Desa
Gelogor, dan juga bisa dilihat dari pada pemasarannya yang hampir
menyebar di daerah Lombok ini, bahkan sampai ke Lombok Tengah,
Lombok Timur, Lombok Utara dan Mataram, bisa juga dilihat
semakin banyaknya rumah-rumah makan yang membutuhkan cemilan-
cemilan seperti kerupuk sebagai bahan tambahan pada makanan-
makanan mereka. Sehingga prospek pengembangan usaha kerupuk ini
cukup bagus untuk terus dikembangkan oleh para pemilik usaha
kerupuk.
b. Dilihat dari sisi yang tidak baik prospek pengembangan usaha kerupuk
yang ada di Desa Gelogor, bahwa prospek pengembangan usaha
kerupuk cendrung mengalami penurunan, semenjak ada larangan
penggunaan soda yang biasa digunakan oleh produsen kerupuk dan
56
diganti dengan soda baru yang dari pemerintah, yang mengakibatkan
pendapatan dan hasil penjualan dari kerupuk tersebut sedikit menurun.
Usaha kerupuk di Desa Gelogor mempunyai prospek yang cukup
bagus tetapi dalam mengembangkan usaha kerupuk mempunyai salah satu
kendala serius bagi pertumbuhan dan kelangsungan produksi. Usaha
kerupuk memiliki masalah pokok, yaitu dalam penggunaan soda yang
baru ini, karena soda yang sekarang ini berdampak pada kurang bagusnya
kualitas produk yang dihasilkan. Akibatnya para pengusaha saat ini
banyak yang mengeluh dengan keadaan tersebut, tetapi mereka tetap
memproduksi kerupuk walaupun keuntungan yang dihasilkan dari
kerupuk ini semakin menurun.
Ada tiga tahapan kondisi sekaligus sebagai faktor yang perlu
mendapat perhatian dalam suatu kegiatan ekonomi agar prospek
pengembangan usaha dapat berjalan dengan baik. Ketiga faktor ini sangat
memegang peranan penting dan harus seimbang barulah usaha kerupuk ini
dapat berhasil yaitu:
1) Faktor produksi
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang
dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Kegiatan
produktif adalah ekspresi ketaatan pada perintah Allah. Tujuan dari
syariat islam (maqashid al-syariah) adalah mashlahah al ibad,
57
sedangkan produksi adalah kegiatan menciptakan barang dan jasa bagi
kemaslahatan umat.
Dalam Text Book Ekonomi Islam, disebutkan bahwa
untuk mencapai tujuan falah, maka seorang produsen harus
mewujudkan maslahah terebih dahulu. Sementara untuk
merealisasikan maslahah ia harus melakukan aktivitas yang positif
yang mengandung berkah. Berkah adalah sesuatu yang diridhai
Allah dan melakukanya mendapat pahala. Formulasi maslahah bagi
produsen adalah: maslahah = keuntungan + berkah.
M = ∏ + B
M menunjukan maslahah, ∏ adalah keuntungan, dan B adalah
berkah yang selalu dicari oleh Islamic man.81 Dalam peraktiknya, para
pengusaha yang ada di Desa Gelogor masih ada beberapa pengusaha
nakal yang tetap menggunakan soda yang dulu dan menghiraukan
himbauan dari pemerintah untuk menggunakan soda baru. Secara tidak
langsung pengusaha seperti ini sudah berbuat curang karena ingin
mengambil keuntungan yang lebih dari usaha kerupuk tersebut tetapi
dengan cara yang tidak sesuai dengan tuntunan islam, yang berakibat
buruk pada kemaslahatan banyak orang dan mengurangi berkah dari
usaha kerupuk tersebut.
81 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014, h. 118
58
Pengusaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor dalam
melakukakn proses produksi bahan-bahan yang dibutuhkan tidak
terlalu sulit untuk didapatkan karena banyak dijual dipasar. Perbedaan
harga soda versi pemerintah tidak terlalu jauh beda dengan soda yang
biasa digunakan oleh para pengusaha kerupuk yang ada di Desa
Gelogor.
Pengusaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor kebanyakan
lebih senang menggunakan soda lama karena membuat kerupuk
mengembang dengan bagus dan kuantitas kerupuk yang di hasilkan
juga banyak, sedangkan soda versi pemerintah yang digunakan saat-
saat ini menurunkan tingkat kuantitas dari hasil produksi kerupuk.
Tetapi pengusaha kerupuk yang tetap menggunakan soda versi
pemerintah lebih mementingkan kemaslahtan banyak orang dan
keberkahan dari usaha kerupuk tersebut dari pada mendapatkan
keuntungan yang banyak tetapi merugikan banyak orang, walaupun
keuntungan yang mereka dapatkan jauh berkurang.
2) Faktor distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa
dari produsen ke konsumen dan para pemakai. Faktor distribusi ini
sangat penting untuk dilakukan untuk terus menjaga stabilitas harga
yang ada dipasar, oleh sebab itu para produsen kerupuk harus selalu
59
menyediakan stok kerupuk agar dalam proses pendistribusian berjalan
dengan baik, sehingga tidak terjadi permainan harga di pasar.
Proses penyaluran melalui jual beli ini akan bisa berjalan
lancar tidak terlepas dari ketersediaan barang. Proses jual beli yang
selalu berjalan normal dapat mengontrol stabilitas harga pemasaran
barang. Stabilitas harga ini dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran sehingga perlu terjaga dengan baik karena menyangkut
kepuasan dan kemampuan daya beli dari pelaku pasar yang
membutuhkan barang tersebut.
Dalam proses distribusi para pemilik kerupuk yang ada di Desa
Gelogor tidak mengalami kesulitan yang berarti dan tidak memakan
biaya terlalu banyak karena para konsumen atau penendak yang
memesan kerupuk datang sendiri ketempat pembuatan kerupuk untuk
mengambil kerupuk yang telah di pesan, walaupun pengusaha kerupuk
sering melakukan pendistribusian secara langsung ketempat-tempat
konsumen yang sudah menjadi langganan kerupuk.
3) Faktor pemasaran
Pemasaran menyangkut sesuai atau tidaknya barang yang
tersedia dengan kebutuhan masyarakat. Pemasaran ini dilakukan agar
semakin terkenalnya usaha kerupuk, apalagi kerupuk ini sudah
menyebar di Lombok maka akan mengakibatkan minat daya tarik
masyarakat menjadi bertambah dengan khas cita rasa yang enak.
60
Pemasaran kerupuk yang ada di Desa Gelogor pemasarannya
hanya sekitaran Lombok saja, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah,
Lombok Timur, Lombok Utara tetapi tempat pemasaran kerupuk yang
paling banyak adalah Lombok Tengah dan Lombok Barat (Sekotong)
Proses pemasaran kerupuk akan berjalan lancar apabila
kerupuk yang disediakan dibutuhkan masyarakat pengguna barang
tersebut. Apabila barang yang tersedia tidak dibutuhkan masyarakat
atau konsumen, meskipun harga jauh dibawah standar harga pasar
maka tidak akan lancar terjual, namun sebaliknya kalau barang yang
tersedia sesuai kebutuhan masyarakat maka pemasaran kerupuk
tersebut menjadi lancar.
Analisis pasar sangat dibutuhkan untuk memperlancar peroses
pemasaran ini. Para pelaku pasar atau penjual harus memiliki
kemampuan analisis kebutuhan masyarakat karena hal ini mengangkat
kemampuan penyedia barang dalam upaya pelayanan terhadap
kebutuhan masyarakat.
Apabila ketiga faktor diatas berjalan, maka kegiatan usaha
kerupuk menjadi sukses. Kesuksesan itu terlihat pada saling
terpenuhinya kebutuhan mulai dari produsen sebagai penyedia barang
atau bahan mampu memenuhi kebutuhan para penyalur atau pedagang,
berikutnya para pedagang juga mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat sebagai konsumen. Di samping saling memenuhi
61
kebutuhan, pada saat yang sama unsur bantu- membantu dan tolong-
menolong juga terjadi dimana pedagang menolong penyedia barang
melalui pemasaran barangnya.
Demikian juga konsumen secara langsung atau tidak,
menolong pedagang untuk memanfaatkan barang tersebut melalui
mengkonsumsi atau membeli barang dagangannya, sehingga prospek
pengembangan usaha kerupuk ini dapat berjalan sebagai mana
mestinya.
2. Peran Usaha Krupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat
Usaha kerupuk sebagai salah satu usaha yang dapat membantu
masyarakat dalam mengurangi pengangguran. Perusahaan kerupuk
mempunyai peluang yang sangat besar dalam mengembangkan usahanya.
Berkembang dan majunya telah menciptakan peluang kerja bagi
masyarakat sekitar sehingga berdampak pula terhadap penurunan angka
pengangguran di Desa Gelogor. Hal tersebut terbukti dengan
meningkatnya sedikit demi sedikit perekonomian masyarakat terutama
masyarakat menengah kebawah yang bekerja di tempat-tempat pembuatan
kerupuk yang ada di Desa Gelogor, baik sebagai pekerja atau sebagai
pihak yang membantu dari sisi lain seperti pemasok bahan baku kerupuk
ataupun sebagai mitra kerja usaha kerupuk.
62
Perusahan-perusahaan kerupuk telah memberikan peluang yang cukup
besar pada masyarakat sekitar dalam meningkatkan perekonomian mereka
melalui terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan terbukanya
peluang usaha kerupuk. Dengan begitu, masyarakat akan lebih menyadari
betapa pentingnya tempat-tempat atau perusahaan kerupuk khususnya bagi
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung telah terbantu
dengan adanya tempat-tempat pembuatan kerupuk yang ada di Desa
Gelogor.
Peran usaha kerupuk dalam meningkatkan ekonomi masyarakat
Gelogor adalah membuka peluang kerja yang potensial bagi masyarakat
sekitar yang bekerja sebagai karyawannya, karena dengan berdirinya
tempat-tempat pembuatan kerupuk di Desa Gelogor, kini para penduduk
setempat tidak menganggur lagi. Masyarakat yang berada diluar Deesa
Gelogor juga mempunyai peluang yang sama untuk bekerja dengan
adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat pada perusahaan-perusahaan
kerupuk yang ada. Usaha-usaha tersebut memiliki potensi yang besar
dalam menyerap tenaga kerja untuk pemrosesan pengolahan kerupuk.
Sehingga dengan banyaknya usaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor
sedikit tidak mampu membantu dan mengangkat perekonomian
masyarakat.
63
B. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk di
Desa Gelogor Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
1. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk
Ekonomi Islam adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas aktivitas
ekonomi dalam suatu masyarakat Islam dengan corak yang khas karena
berdasar pada sunber-sumber ajaran Islam (Al-Quran, Hadits Nabi, Ijma’
dan Qiyas) serta Maqashid al-syariah umumnya.82
Islam memandang kehidupan sebagai kesatuan dan tidak dapat dipilih-
pilih. Islam memandang kehidupan seseorang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang saling berhubungan antara
individu yang satu dengan individu yang lain. Mereka saling membutuhkan
dan saling melengkapi dalam kehidupan sosial. Sifat manusia memiliki
kebutuhan yang sifatnya individual dan sekaligus memiliki kebutuhan yang
sifatnya kolektif (kelompok).
Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia yang bersifat individual
dan kelompok, pelaksanaan pengembangan usaha merupakan aplikasi yang
menyangkut hubungan antara individu dan kelompok dalam masyarakat
dimana praktik yang dilakukan oleh manusia yang satu bisa menjalin
hubungan dengan manusia lainnya karena sifat yang saling membutuhkan
dan menguntungkan sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi.
82 Idri dan Titik Triwulan Tutik, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Tim Lintas Pustaka,2008), h, 12.
64
Semua kegiatan perekonomian harus berada dalam lingkup jenis usaha
yang halal dan barang-barang yang halal. Kegiatan ekonomi merupakan
bagian dari ibadah kepada Allah. Oleh karena itu, semua bentuk kegiatan
ekonomi yang dimaksudkan untuk mendorong peningkatan kemakmuran
harus berada dalam cakupan kegiatan usaha dan terkait dengan barang-
barang yang halal pemanfaatannya.83
Dalam melakukan usahanya, ada beberapa pengusaha kerupuk yang
memperhatikan batasan-batasan syariah dalam melakukan kegiatan
perekonomian, seperti:
a. Maysir, yaitu segala bentuk spekulasi yang mematikan sector rill dan
tidak produktif, para pengusaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor
tidak ada yang melakukan spekulasi terhadap produk kerupuk yang
mereka produksi.
b. Gharar yaitu transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga
berpotensi merugikan salah satu pihak. Dalam tempat-tempat
pembuatan usaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor semua bentuk-
bentuk transaksi yang tidak jelas tidak di terapkan, mereka di dalam
menjalankan usaha atau di dalam melakukan transaksi-transaki semuaa
transaksi yang dilakukan tidak ada yang mencurigan dan transparan.
83 Miftahul Huda, Aspek Ekonomi Dalam Syariat Islam (Mataram: LKBH IAIN MATARAM,2007), h, 36.
65
Mulai dari transaksi jual beli, maupun di dalam menggaji stiap
karyawan.
c. Haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang diharamkan oleh
syariat. Pengusaha kerupuk yang ada di Desa Gelogor selalu
memperhatikan halal dan haramnya penggunaan bahan-bahan yang
mereka gunakan di dalam memproduksi kerupuk, dan tidak
menggunakan bahan-bahan yang dilarang oleh syariat.
d. Ikhtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan
permainan harga, di dalam menjalankan praktik produksi usaha
kerupuk yang ada di Desa Gelogor, jarang bahkan tidak ada pengusaha
yang melakukan penimbunan dan monopoli terhadap bahan baku
dalam proses produksi kerupuk.84
Agar sistem ekonomi dapat diterapkan dengan baik dan membawa
dampak yang maksimal dalam peningkatan kesejahtraan umat, maka
diperlukan insan-insan pelaksana yang jujur, berdedikasi dan memiliki
keahlian yang tinggi.85
Dalam tinjauan ekonomi Islam pengusaha-pengusaha yang
menjalankan batasan-batasan syariah dan taat kepada aturan pemerintah
yang melarang mereka menggunakan soda yang lama dan menggunakan
84 Observasi, Desa Gelogor 18 november 201785 Miftahul Huda, Aspek Ekonom ., h, 61
66
soda baru, para pengusaha kerupuk yang seperti ini sudah sesuai dengan
ekonomi Islam.
Tetapi bagi para pengusaha kerupuk yang nakal yang hanya
menjalankan beberapa batasan-batasan syariah dan tetap curang
menggunakan soda yang lama, pengusaha yang seperti ini belum sesuai
dengan ekonomi Islam.
2. Peran Ekonomi Islam Terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk di
Desa Gelogor Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Dalam perspektf ekonomi Islam, peran usaha kerupuk di Desa Gelogor
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat menerapkan kebijakan-
kebijakan ekonomi islam yang menyentuh nilai-nilai keadilan dengan
tujuan tercapainya kesejahteraan masyarakat adalah adanya mekanisme
filter dalam pengelolaan sumberdaya dengan sasaran kebijakan yaitu
adanya keadilan sosial, pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja, sehingga
mengembalikan semua aktivitas perekonomian dibawah ketentuan Islam.
Kesejahteraan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial dan pemerintah memiliki
peranan penting dalam mengontrol usaha kerupuk dan membantu jalannya
roda ekonomi. Dengan demikian, terciptanya masyarakat kedepan akan
sesuai dengan yang dicita-citakan.
Sebagaimana solusi alternatif terhadap perekonomian merupakan
bagian dari tata kehidupan yang lengkap, dengan mengedepankan nilai-
67
nilai normatif dalam menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat
memberikan peluang dengan sumberdaya-sumberdaya untuk meningkatkan
kesejahteraan.
Dalam kegiatan perekonomian di Desa Gelogor nilai-nilai sosial
sangat terlihat, dengan adanya usaha kerupuk di Desa Gelogor dapat dilihat
terjadinya aktivitas sosial, yaitu saling tolong menolong antara pengusaha
dengan masyarakat. Pengusaha menolong masyarakat-masyarakat yang
menganggur untuk bekerja, sementara pekerja menolong pengusaha untuk
melakukan proses produksi kerupuk, sehingga nilai-nilai sosial dalam
kehidupan bermasyarakat sangat terlihat di Desa Gelogor dan secara tidak
langsung perekonomian masyarakat dapat terangkat.
Kalau dilihat dari kegiatan peranan yang dilakukan oleh pengusaha
kerupuk dalam meningkatkan perekonomian masyarakat menurut Islam,
karena dalam konsep perekonomian Islam, yaitu bersifat holistik
(menyeluruh), bahwa kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha kerupuk
seperti menjual kerupuk, ini sebagai peran pengusaha dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Gelogor akan tetapi berbagai
kendala yang dihadapi oleh pengusaha kerupuk seperti, penurunan tingkat
produksi karena saat ini pemerintah melarang pengusaha kerupuk
menggunakan soda yang biasa merka gunakan.
68
Akan tetapi hal tersebut tidak menghalangi tekad dan niat pengusaha
kerupuk untuk terus melakukan proses produksi, walaupun saat ini mereka
mengurangi sedikit produksi mereka terhadap pembuatan kerupuk.
Agar usaha kerupuk yang dikembangkan di Desa Gelogor dapat terus
berjalan dan supaya dapat meningkatkan hasil produksinya serta dapat
menyerap lapangan pekerjaan yang semakin banyak bagi masyarakat
sekitar khususnya masyarakat Desa Gelogor, ada beberapa langkah yang
dapat ditempuh, diataranya:
a. Inovasi produk kerupuk
Inovasi merupakan setiap ide atau pun gagasan baru yang belum
pernah ada ataupun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya
berisi trobosan-trobosan baru mengenai sebuah hal yang diteliti oleh
sang inovator (orang yang membuat inovasi).
Artinya dengan adanya inovasi di dalam kerupuk ini mampu
meningkatkan nilai jual yang ada pada kerupuk tersebut, sehingga
dengan adanya inovasi ini mampu membuat harga jual semakin tinggi
dan konsumen pun tidak bosan dengan hanya satu jenis kerupuk saja.
Inovasi ini bisa dilakukan pada kemasan, rasa, bentuk ataupun
bahan campuran di dalam peroses pembuatan kerupuk, agar nanti tetap
mampu mengembangkan usaha kerupuk tersebut dan mampu menutupi
masalah saat ini yang dihadapai oleh produsen kerupuk.
69
Paling tidak masalah yang sekarang ini dengan ukuran kerupuk
yang kecil, bentuk yang tidak baik dan rasa yang lain dari biasanya,
dengan adanya invoasi yang di buat mampu memberikan nilai jual yang
tinggi dan mampu bersaing dipasaran, sehingga prospek usaha kerupuk
ini di dalam mengembangkan usahanya memiliki peningkatan yang
baik di banding yang sebelumnya.
b. Pengembangan Pasar
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang
alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Islam
menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam prekonomian.
Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasidin
menunjukan adanya peranan pasar yang besar.86
Pengembangan Pasar merupakan salah satu usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk
yang sudah ada pada pasar yang baru. Kegiatan ini merupakan salah
satu bagian kecil dari berbagai kemungkinan perusahaan untuk
mencapai pertumbuhan.
Pada dasarnya kemungkinan yang dapat ditempuh oleh
perusahaan untuk mencapai pertumbuhan dapat dibagi kedalam tiga
katagori sebagai berikut:
86 P3EI, Ekonomi Islam, h, 301.
70
1) Pertumbuhan insentif yang dapat dilakukan melalui penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk
2) Pertumbuhan integrative yang dapat dilakukan melalui integrasi ke
belakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal
3) Perumbuhan diversifikatif yang dapat dilakukan melalui
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal dan integrasi
konglomerat.
Jadi pengembangan pasar merupakan salah satu bagian dari
kemungkinan pertumbuhan insentif, yaitu pertumbuhan yang di capai
tanpa mengubah sistem pemasaran perusahaan.
Dengan pengembangan pasar yang dilakukan oleh pengusaha
kerupuk nantinya mampu meningkatkan produksi dan mampu
mengembangkan usaha kerupuk tersebut agar lebih maju lagi, supaya
nantinya dapat memberi manfaat baik bagi perusahan dan para pekerja
yang ada disana, yang nantinya dengan pengembangan pasar ini
mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
c. Peran Pemerintah
Untuk lebih menjamin berjalnnya mekanisme pasar secara
sempurna peranan pemerintah sangat penting. Rasulullah sendiri telah
71
menjalankan fungsi sebagai market supervisor atau Al-Hisbah, yang
kemudian banyak dijadikan acuan untuk peran Negara terhadap pasar. 87
Pemerintah pusat sebagai pemegang kendali dalam kebijakan
harga mempunyai peranan yang sangat besar terhadap jalannya roda
perekonomian, juga mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur dalam mensejahterakan rakyat secara optimal. Pemerintah juga
mempunyai peran dalam mengoreksi atau mengawasi ketidak
sempurnaan pasar dengan cara meminimalkan kerugian pada
pemerintah, pengusaha, masyarakat yaitu dengan menghilangkan
hambatan-hambatan yang menghilangkan keseimbangan pasar tanpa
ada spekulasi dan permainan harga yang berlebihan dan dapat
merugikan masyarakat.
Peran pemerintah, dari HR Bukhari sesungguhnya Nabi Saw
bersabda:
ن ياع ر ب م ي ع ض اار م ح ن ن , ع ي اع ب ن يل ل م و اص ل س أل م : ق ك ل اك م و ع ر ك ل ؤ ك س ن ل وم . ر ع
Artinya : Dari Ibnu Umar r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda,ketahuilah bahwa masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan diminta pertanggungjawaban kepemimpinannya.(HR Bukhari)88
87P3EI, Ekonomi Islam, h, 34288 Imam AL-Mundziri, Shahih Muslim, (Surabaya: Pustaka Amani, 2000),h. 709.
72
Dalam menjalankan usaha kerupuk, pengusaha harus dilandasi
dengan niat yang baik dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik
pula kepada konsumen, agar nama baik dari perusahaan tetap terjaga.
Pungusaha Kerupuk juga harus selalu mengharapkan keberkahan serta
keridhaan Allah SWT. Adapun untuk mencapai hal tersebut adalah
dengan adanya niat yang ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntutan
syari’at agama Islam.
Usaha kerupuk ini dilakukan untuk memakmurkan masyarakat.
Tugas utama yang dilakukan oleh pengusaha kerupuk dalam
mengembangkan karyawan dengan cara memberi motivasi,
pencerahan kepada masyarakat dengan menumbuhkan semangat kerja
dan memberikan pemahaman kewajiban bekerja yang dipandang
dalam islam.
Adapun Ayat Alquran tentang bekerja adalah Qs. At-taubah (9) :
105
dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dankamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yangghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yangtelah kamu kerjakan.89
89 Qs. At-taubah (9) : 105
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk di Desa Gelogor Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Prospek pengembangan usaha kerupuk di Desa Gelogor di lihat dari
peluang pasar cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang cerah apalagi
kerupuk ini tidak pernah sepi peminat ditambah lagi sekarang banyak
warung-warung makan yang bermunculan, toko-toko yang menjual
makanan instan siap saji sangat banyak, yang semuanya itu adalah target
dari pemasaran usaha kerupuk ini.
Tetapi kalau dilihat dari sisi yang lain prospek pengembangan usaha
kerupuk yang ada di Desa Gelogor, bahwa prospek pengembangan usaha
kerupuk cendrung mengalami penurunan, semenjak ada larangan
penggunaan soda yang biasa digunakan oleh produsen kerupuk dan diganti
dengan soda baru yang dari pemerintah, yang mengakibatkan pendapatan
dan hasil penjualan dari kerupuk tersebut sedikit menurun.
74
2. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Pengembangan Usaha Kerupuk di
Desa Gelogor Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Dalam tinjauan ekonomi islam pengusaha-pengusaha yang
menjalankan batasan-batasan syariah dan taat kepada aturan pemerintah
yang melarang mereka menggunakan soda yang lama dan menggunakan
soda baru, para pengusaha kerupuk yang seperti ini sudah sesuai dengan
ekonomi Islam.
Tetapi bagi para pengusaha kerupuk yang nakal yang hanya
menjalakan beberapa batasan-batasan syariah dan tetap curang
menggunakan soda yang lama, pengusaha yang seperti ini belum sesuai
dengan ekonomi Islam.
B. Saran
1. Bagi pengusaha Kerupuk, agar pengelolaan usahanya maupun proses
produksi diharapkan untuk terus berkembang dan meningkat dengan
menggunakan efektifitas dan efisiensi pengelolaan modal kerja yang
menjadi suatu keharusan untuk dapat mengharapkan peningkatkan
produksi pada tingkat yang optimal Dan dalam mejalankan usaha jangan
sampai berbuat curang, nakal dll.
2. Kepada pengusaha kerupuk dan karyawan lainnya harus tetap berpegang
teguh pada prinsip-prinsip ekonomi islam Islami, agar apa yang dikerjakan
dan diperoleh selalu barokah dan mendapatkan ridha Allah SWT atas
usaha kerupuk tersebut.
75
3. Kepada mayarakat diharapkan untuk terus memberikan dukungan serta
motivasi terhadap para pengusaha kerupuk agar usaha yang ditekuni bisa
lebih berkembang dikemudian hari, sehingga dapat menyerap tenaga kerja
yang lebih banyak dan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada
saat ini.
4. Kepada pemerintah supaya lebih memperhatikan dan mengapresiasikan
lagi, tidak hanya kepada pengusaha mikro yang sudah memiliki badan
usaha tersendiri, namun pemerintah juga diharapkan untuk memperhatikan
usaha mikro yang ada di pedesaan yang masih primitif agar senantiasa
mampu untuk mengembangkan usahanya dan mampu bersaing dengan
produk-produk dalam negeri maupun luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, Ed 3, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008.
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1, Yogyakarta: PT Dana BhaktiWakaf, 1995
Ahamad M. Saefudin, Ekonomi dan Masyarakat Dalam Perspektif Isllam, Jakarta:CV. Rajawali 1987.
Douglas W. Foster, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga Jakarta, 1985
Ekonomi Dunia Islam, Blogspot.com.2013.
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta: Kencana. Cet 1.2006
H. Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner, Ed. Pertama, Yogyakarta:Paradigma, 2012
Hj. Suriyah, Wawancara, Gelogor, 10 Desember 2016
Hubaidi Asikin, “Prospek Pengembangan Usaha Ikan Air Tawar Perspektif EkonomiIslam (Studi Kasus di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar)”. Skripsi, IAINMataram, 2013.
Idri dan Titik Triwulan Tutik, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta: Tim LintasPustaka, 2008
Imam AL-Mundziri, Shahih Muslim, Surabaya: Pustaka Amani, 2000
Irna Suryana, “Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk Kulit (UD. Muslim) Dalam
Meningkatkan Kesejahtraan EkonomiMasyarakat di Kelurahan Seganteng
KecamaatanCakranegara Kota Mataram”, (Skripsi, IAIN Mataram. 2014).
Kasmir, Kewirausahaan, Ed. Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012
Lexy J. Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakayr, 2001
M. Abudrrahman, Dinamika Masyarakat Islam Dalam Wawasan Fiqih, Bandung:Remaja, 2002.
M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia,1988.
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama, 2011
Mas’ud Muchfoesdz, Kewirausahaan Metode, Manajemen Implementasi. Jogjakarta:BPFE, 2005-2006
Miftahul Huda dkk, Pedoman Praktikum Penulisan Skripsi, FSEI: IAIN Mataram2016
Miftahul Huda, Aspek Ekonomi Dalam Syariat Islam, Mataram: LKBH IAINMATARAM, 2007
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usah Kecil, Bandung, Alfabeta,2012
Musa Hubeis, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Cet. Pertama,Ghalia Indonesia,2009
P. Joko Subagyo, metode penelitian Dalam Teori dan Praktik Jakarta: Rineka Cipta,2006
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan PanganPengawet, h. 3.
Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, Jakarta:Rajawali Pers, 2012
Samsul Arifin, “Prospek Pengembangan Usaha Songkok di Desa Kediri SelatanLombok Barat Tinjauan Etika Bisnis Islam”, (Skripsi, IAIN Matarm. 2016).
Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial.Bandung: PT.Refika Aditama, 2010
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kalitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV-Alfabeta, 2014,
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: ALFABETACV,2015
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Bandung : CV.Alfabeta, 2011
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitan suatu pendekatan praktik, Edisi Revisi III,Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek Rev.V.Yogyakarta: Renika Cipta, 1998
Sukrdi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi, 2003
Wahyu M. Hum, Suzana dan Ernawarti Waridah, Kamus Besar Bahasa Indonesia,/Bandung: Ruang Kata, 2013
Lampiran-Lampiran
Tabel Nama Pengusaha/Pemilik Kerupuk Dan Nama Karyawan-Karyawan
Yang Bekerja Pada Usaha Kerupuk Di Desa Gelogor Tahun 2017
Nama Jabatan Alamat
Hj Suryah Pemilik Gelogor Timur
Harianto Tukang produksi + Tukang goreng Gelogor Timur
Saef Tukang produksi Gelogor Timur
Maazril Tukang gecok/ tukang potong Gelogor Timur
Ulul Azmi Tukang gecok/ tukang potong Gelogor Timur
Ali Rafsanjani Tukang Jemur Gelogor Timur
Farzan Lovi Tukang Jemur Gelogor Timur
Furqon Tukang Jemur Gelogor Timur
Wirman Tukang Jemur Gelogor Timur
Inak selamet Tukang Bungkus Gelogor Timur
Inak udaq Tukang Bungkus Gelogor Timur
Atiq Tukang Bungkus Gelogor Timur
Endang Tukang Bungkus Gelogor Timur
Rohayana Tukang Bungkus Gelogor Timur
Wakiah Tukang Bungkus Gelogor Timur
H. Dahri Pemilik Gelogor Timur
Usman Tukang produksi + Tukang goreng Gelogor Timur
Powan Tukang Gecok/Potong Gelogor Timur
Sanusi Tukang Jemur Gelogor Timur
Alfi Tukang Jemur Gelogor Timur
Mahrif Tukang Jemur Gelogor Timur
Inaq Zuknah Tukang Bungkus Gelogor Timur
Inaq Zakiah Tukang Bungkus Gelogor Timur
Inaq Ati Tukang Bungkus Gelogor Timur
Inaq Ja’nah Pemilik Gelogor Timur
Usni Tukang produksi + Tukang goreng +
Tukang Potong
Gelogor Timur
Nur Hadi Tukang Jemur Gelogor Timur
Rehan Tukang Bungkus Gelogor Timur
Muhimah Tukang Bungkus Gelogor Timur
Inaq Ra’ah Pemilik Gelogor Selatan
Ajir Tukang produksi + Tukang goreng +
Tukang Potong
Gelogor Selatan
Pahlan Tukang Jemur Gelogor Selatan
Muhdin Tukang Jemur Gelogor Selatan
Hindun Tukang Bungkus Gelogor Selatan
Rohimah Tukang Bungkus Gelogor Selatan
Inaq Kemah Pemilik Gelogor Selatan
Muhammad Tukang produksi + Tukang goreng Gelogor Selatan
Ayub Tukang Potong Gelogor Selatan
Danial Tukang Jemur Gelogor Selatan
Inaq Mahnun Tukang Bungkus Gelogor Selatan
Nurisah Tukang Bungkus Gelogor Selatan
Faizen Pemilik Gelogor Pusat
Erun Tukang produksi + Tukang goreng Gelogor Pusat
Basit Tukang Potong Gelogor Pusat
Uji Tukang Jemur Gelogor Pusat
Gasom Tukang Jemur Gelogor Pusat
Muhlis Tukang Jemur Gelogor Pusat
Muis Hadi Tukang Jemur Gelogor Pusat
Inaq Su Tukang Bungkus Gelogor Pusat
Inaq Munipah Tukang Bungkus Gelogor Pusat
Andri Tukang Bungkus Gelogor Pusat
Nia wati Tukang Bungkus Gelogor Pusat
Salahudin Pemilik Gelogor Tengah
Inaq Hotiah Tukang produksi + Tukang Kemas Gelogor Tengah
Andre Tukang Potong Gelogor Tengah
Zakir waladi Tukang Jemur Gelogor Tengah
Zahid Tukang Jemur Gelogor Tengah
Alit Pemilik Gelogor Utara
Ahamad zakaria Tukang produksi + Tukang Goreng
+ Tukang Potong
Gelogor Utara
Rozi Tukang Potong Gelogor Utara
Wasim Tukang Jemur Gelogor Utara
Amrillah Tukang Jemur Gelogor Utara
Usman Tukang Jemur Gelogor Utara
Zahid Tukang Jemur Gelogor Utara
Gasit Tukang Jemur Gelogor Utara
Inaq Atun Tukang Kemas Gelogor Utara
Inaq Munipah Tukang Kemas Gelogor Utara
Gelogor Utara[1]
Sumber Data : Data Sekunder 2017