titanium dioksida

11

Click here to load reader

Upload: davidafton

Post on 19-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

titanium dioksida

TRANSCRIPT

Page 1: Titanium Dioksida

TITANIUM DIOKSIDA

TITANIUM DIOXIDE

1. N a m a

Golongan

Oksida logam (1)

Sinonim / Nama Dagang (1,)

Anatase; Brookite; Rutile; Titanium Oxide; Titanium Dioxide (TIO2); C.I

Pigment White 6; C.I.77891; Titanium (IV) oxide; Titanium (4+) oxide;

Titanium Peroxide (TIO2); Titania (TIO2); Pigment White 6; Unitane; Titania;

Kronos; Zopaque LDC; Titanic Oxide; CAB-O-TI; TI-PURE R-211 (Dupont);

O2Ti

Nomor Identifikasi

Nomor CAS : 13463-67-7 (1,2,3)

Nomor RTECS : XR2275000 (1,3)

Nomor EC (EINECS) : 236-675-5 (1,2)

TSCA : TSCA 8 (b) (3)

OHS : 23510

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan

Titanium dioksida

Deskripsi (1,2,3)

Kristal padat, tidak berwarna/putih/hitam, tidak berbau, tidak berasa; Rumus

molekul TiO2; Berat molekul 79,88; Titik didih 4532 – 54320F (2500-30000C);

Titik lebur 3317 – 33620F (1825-18500C); Berat jenis (air=1) 3,84 - 4,26;

Tidak larut dalam air; Larut dalam asam sulfat pekat panas, asam hidro

fluorida, alkali; Tidak larut dalam asam hidroklorida, asam nitrat, asam sulfat

encer, air dingin, pelarut organik.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,2):

Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah

Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar

Page 2: Titanium Dioksida

Reaktivitas 0 = Tidak reaktif

Klasifikasi EC (2,5)

Xn = Berbahaya

R20/21/22 = Berbahaya jika terhirup, kontak dengan kulit, dan

tertelan

R36/37/38 = Iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit

S26 = Jika terkena mata, bilas segera dengan air yang

banyak, dan carilah pertolongan medis

S36 = Kenakan pakaian pelindung yang tepat

S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan

mata

3. Penggunaan

Komponen enamel porselen dan glasir, sebagai opacifier (5); sebagai pigmen

putih pada cat, karet-plastik, dll; sebagai bahan kosmetika, dekontaminasi

radioaktif kulit, penutup / pelindung lantai, barang pecah belah dan keramik,

tinta-tinta pencetak, mematri batangan-batangan / balok.

4. Identifikasi Bahaya (2,3)

Risiko utama dan sasaran organ (2)

Bahaya utama terhadap kesehatan:

Organ sasaran: Tidak diketahui (2)

Rute paparan

Paparan jangka pendek

Terhirup (1,2)

Dapat berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan perubahan darah. Dapat

menyebabkan iritasi saluran napas bagian atas dan bronki.

Kontak dengan kulit (2)

Iritasi kulit ringan. Dapat berbahaya jika terserap melalui kulit.

Kontak dengan mata (2)

Iritasi mata ringan.

Tertelan (2)

Page 3: Titanium Dioksida

Iritasi saluran cerna. Dapat berbahaya jika tertelan. Menelan sejumlah besar

bahan dapat menimbulkann nyeri, konstipasi, atau diare. Dapat

menyebabkan ataksia (gangguan koordinasi otot), peningkatan tekanan

darah, halusinasi, hipermotilitas, kontraksi otot, lelah, psikosis, dan tremor.

Paparan jangka panjang

Terhirup (2)

Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi paru, nyeri

dada, dan edema paru.

Kontak dengan kulit

Menyebabkan iritasi kulit ringan. Dapat berbahaya jika terserap melalui kulit.

Kontak dengan mata

Dapat menyebabkan iritasi.

Tertelan

Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Dapat berbahaya jika

tertelan. Penelanan dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa sakit,

sembelit atau diare. Dapat menyebabkan ataksia (kegagalan koordinasi

otot), meningkatkan tekanan darah, halusinasi, hipermotilitas, kontraksi otot /

spastisitas, kelelahan, psikosis, dan tremor.

5. Stabilitas dan Reaktivitas

Stabilitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal (1,2)

Kondisi yang harus

dihindarkan

: Hindarkan pembentukan debu (1). Hindarkan

dari bahan tak tercampurkan (2).

Bahan tak tercampurkan : Logam alkali, logam alkali tanah, alumunium,

seng, bahan pengoksidasi kuat, asam kuat (2).

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi: oksida dari titanium.

Titanium dioksida dengan (1)

Aluminium : Reaksi ini disertai nyala pijar

Kalsium : Reaksi ini disertai nyala pijar

Litium : Reaksi terjadi pada suhu sekitar 200 0C,

disertai nyala pijar

Magnesium : Reaksi ini disertai nyala pijar

Page 4: Titanium Dioksida

Kalium : Reaksi ini disertai nyala pijar

Natrium : Reaksi ini disertai nyala pijar

Seng : Reaksi ini disertai nyala pijar

Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi

6. Penyimpanan (1)

- Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

standard yang berlaku (1).

- Simpan di tempat yang terpisah dari bahan tak tercampurkan (1).

- Simpan dalam wadah tertutup (2).

- Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan cukup ventilasi (2).

7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada manusia

Data Iritasi (1)

Iritasi ringan kulit-manusia 300 ug/3 hari intermittent.

Data pada hewan (1)

LC50 inhalasi-tikus 6820 mg/m3/4 jam ; LD50 oral-tikus > 24000 mg/kg.

Data Karsinogenik (1,3)

IARC : Grup 3 – Bukti pada manusia tidak memadai; Bukti pada hewan

terbatas (1).

ACGIH : A4 – Tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia (1).

Peningkatan terjadinya adenoma paru pada tikus jantan dan betina dan

adanya lesi keratin yang didiagnosa sebagai karsinoma sel skuamosa pada

tikus betina yang menghirup titanium dioksida dosis tinggi. Paparan titanium

dioksida yang dikombinasikan dengan benzo (a) piren secara intratrakeal

dapat menimbulkan tumor jinak dan ganas pada laring, trakea dan paru-paru

dengan menggunakan kontrol benzapirene (1).

Data Mutagenik (1,3)

Tes mikronukleus – intraperitoneal mencit 3 gm/kg 3 hari – kontinyu; Inhibisi

DNA – paru-paru hamster 500 mg/L; Mutagenik terhadap sel somatik

mammalia.

Page 5: Titanium Dioksida

Data Tumorigenik (1)

TCLo/6 jam inhalasi – tikus 250 mg/m3 selama 2 tahun intermitten; TDLo/2

tahun intramuskular – tikus 360 mg/kg intermitten; TD/84 minggu

intramuskular – tikus 260 mg/kg intermittent; TC/18 minggu inhalasi – tikus

10 mg/m3 selama 2 tahun intermittent.

Informasi Ekologi (2)

Ekotoksisitas:

LC50 Daphnia (30 hari) = 32-32,5 mg/L;

EC0 Bacteria = 5 g/L;

EC0 Pseudomonas fluorescens > 10000 mg/L;

EC0 Pseudomonas fluorescens (24 jam) > 5000 mg/L;

Ikan:

LC0 Phoxinus phoxinus (30 hari) >=1000 mg/L;

LC0 Coregonus autumnalis migratorius G: = 3mg/L;

LC50 Cyprinodon variegatus (96 jam) <370 >240 mg/L;

LC50 Opossum shrimp: Mysidopsis almyra (96 jam) <400 >300 mg/L.

8. Efek Klinis

Keracunan akut

Terhirup (1)

Titanium dioksida: Inhalasi dapat menyebabkan iritasi dan batuk. Debu dapat

menyebabkan gangguan pada hidung.

Kontak dengan kulit (1)

Titanium dioksida: Secara topikal bahan ini dilaporkan tidak toksik dan

secara kimiawi tidak mengiritasi. Namun, titanium dioksida kadang-kadang

begitu oklusif sehingga menimbulkan miliaria (biang keringat).

Kontak dengan mata (1)

Titanium dioksida: Pemaparan melalui tato pada kornea mata kelinci dan

pasien dengan bekas luka kornea menimbulkan warna putih permanen,

namun tidak terjadi iritasi.

Tertelan (1)

Page 6: Titanium Dioksida

Titanium dioksida: Titanium dioksida telah dilaporkan menjadi lembam/inert

secara fisiologis. Menelan bahan dalam jumlah besar dapat menyebabkan

gangguan intestinal. Menelan sejumlah kecil bahan tidak menimbulkan

bahaya yang nyata.

Keracunan kronik

Terhirup (1)

Titanium dioksida: Telah dilaporkan terjadinya beberapa kasus fibrosis ringan

tanpa disertai cedera dari paparan bahan selama bekerja. Pada tikus yang

terpapar bahan dengan konsentrasi 10-328 juta partikel/kaki3 secara

berulang selama 13 bulan menunjukkan emfisema kecil yang disebabkan

oleh deposit debu. Tikus yang terpapar bahan dengan konsentrasi 10, 50

dan 250 mg/m3 selama 6 jam/hari, 5 hari/minggu selama 2 tahun tidak

menunjukkan tanda-tanda klinis yang abnormal, perubahan berat badan,

atau tingkat kematian yang tidak wajar dalam setiap kelompok paparan.

Peningkatan dosis dapat meningkatkan kejadian pneumonia, trakeitis, dan

rinitis dengan metaplasia skuamosa di rongga hidung anterior. Pada

konsentrasi 10 mg/m3, terjadi respon paru akibat gangguan debu. Adenoma

bronkioalveolar dan karsinoma skuamosa kistik keratinizing sel terjadi pada

tingkat 250 mg/m3 atau 25 kali lipat nilai ambang batas. Tumor paru-paru

yang terjadi berbeda dari kanker paru-paru manusia pada umumnya dalam

hal jenis tumor, lokasi, dan tumorigenesis, dan tumor ini tidak mengalami

metastasis.

Kontak dengan kulit (1)

Titanium dioksida: Penggunaan 300 ug bahan selama 3 hari secara

berselang-seling pada kulit manusia dapat menyebabkan iritasi sedang.

Kontak dengan mata (1)

Titanium dioksida: Tidak tersedia informasi.

Tertelan (1)

Titanium dioksida: Mencit dan tikus yang diberi pakan yang mengandung

50.000 dan 25.000 ppm bahan selama 103 minggu tidak menunjukkan bukti

keracunan dan tidak ada peningkatan kejadian tumor.

Page 7: Titanium Dioksida

9. Pertolongan Pertama

Terhirup (1)

Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong

masker berkatup atau peralatan sejenis untuk pemberian pernapasan

buatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit (1)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai

dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila

perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata (1,2)

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Segera cuci mata dengan air

yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20

menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali

membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi

bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas

kesehatan terdekat.

Tertelan (1)

Bila terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah dari panggul untuk

menghindari terjadinya aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas

kesehatan terdekat.

Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (2).

10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan (1,4)

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk

menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi

dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya

kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi

darah.

Page 8: Titanium Dioksida

d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30

menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin

diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan

miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan

sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan

selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah

sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin

atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau

kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau

muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan

menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati

untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan titanium dioksida (1):

Page 9: Titanium Dioksida

OSHA TWA (total partikel) 15 mg/m3

OSHA TWA (total partikel) 10 mg/m3 (ditinggalkan oleh 58 FR 35338, 30

Juni 1993)

ACGIH TWA 10 mg/m3

DFG MAK 6 mg/m3 (debu halus)

UK OES TWA (total debu yang dapat terhirup)10 mg/m3

UK OES TWA (debu yang dapat terhirup) 4 mg/m3

Metode Pengukuran: Filter partikel; Asam; Spektrometri Serapan Atom;

NIOSH II (3) # S385.

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan

dipatuhinya batas paparan yang dapat diterapkan (1).

Pelindung mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung wajah tahan

percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan

air deras dekat area kerja (1).

Pakaian: Tidak diperlukan pakaian pelindung (1).

Sarung tangan: Tidak diperlukan sarung tangan pelindung, tetapi

direkomendasikan (1).

Respirator: Respirator yang digunakan dan konsentrasi maksimum

penggunaan berikut ini diperoleh dari NIOSH dan/ atau OSHA(1):

Pada setiap konsentrasi yang dapat dideteksi –

Setiap peralatan pernapasan serba lengkap dengan penutup seluruh wajah

dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain.

Setiap respirator pemasok udara dengan masker seluruh wajah dan

dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain yang

dikombinasikan dengan escape terpisah.

Escape (1):

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan

penyaring partikel berefisiensi tinggi.

Setiap jenis escape yang memadai dan dilengkapi peralatan pernapasan

serba lengkap.

Page 10: Titanium Dioksida

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi

kehidupan dan kesehatan:

Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi pelindung seluruh wajah

dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain

berkombinasi dengan escape terpisah.

Setiap peralatan pernafasan serba lengkap yang dilengkapi pelindung

seluruh wajah.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan (1).

Media pemadam kebakaran: Gunakan bahan-bahan pemadam yang cocok

di sekitar api (1).

Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah ke area aman jika dapat

dilakukan tanpa risiko. Jangan mengirup bahan atau produk hasil

pembakaran. Tetaplah berada di daerah yang arah anginnya berlawanan

dan jauhkan dari area yang rendah (1).

13. Manajemen Tumpahan

Tumpahan yang sedikit: Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan

tumpah padat ke dalam wadah pembuangan. Selesaikan pembersihan

dengan menyiramkan air di permukaan yang terkontaminasi dan

pembuangan dilakukan sesuai dengan peraturan setempat dan wilayah (3).

Tumpahan yang banyak: Kumpulkan bahan-bahan yang tertumpah pada

wadah yang sesuai untuk dibuang. Cegah pembentukan debu. Bersihkan

residu dengan suatu vakum penyaring partikel berefisiensi tinggi (1).

14. Daftar Pustaka

1. OHS, MDL Information System, Inc. Donelson Pike, Nashvill, 1997

2. https://fscimage.fishersci.com/msds/96816.htm (diunduh April 2012)

3. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925268 (diunduh April

2012)

4. Badan POM. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah

Sakit. Jakarta. 2001. Hal. 21-22.

Page 11: Titanium Dioksida

5. http://www.guidechem.com/cas-134/13463-67-7.html (diunduh

Desember 2012)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------