tksdl - partisipatif

Upload: risma-haibara

Post on 13-Jul-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGERTIAN

Program dengan pendekatan partisipatif sudah menjadi wacana bahkan menjadi istilah yang sering kita dengar dari pemerintah, semi pemerintah dan organisasi non pemerintah. Sebelum era transisi dan otonomi daerah, istilah ini sering kita dengar sebagai peran serta. Tidak ada perbedaan antara partisipasi dan peran serta ini. Sebab partisipasi dapat diartikan turut ambil bagian, peran serta, penggabungan diri dan ikut serta. Namun, sejauh mana manfaat partisipasi itu dilakukan, terutama untuk mengembalikan kedaulatan rakyat? Mari kita formulasikan partisipasi tersebut sebagai bentuk kekuatan rakyat sesuai dengan kajian Sherry R. Arnstein (Aliadi, 1994). Partisipasi menurut Arnstein (1969) adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari kelompok yang berpengaruh. Pendekatan partisipatif dalam teknologi konservasi sumberdaya lahan bertujuan untuk mengikutsertakan para petugas lembaga masyarakat maupun petani dalam kegiatan konservasi. Masyarakat maupun petani sebagai pelaku utama (subyek) pelaksana konservasi lahan yang dilaksanakan di wilayah tersebut. Pengelolaan konservasi sumberdaya lahan dapat berhasil apabila terdapat partisipasi dari masyarakat, dalam hal ini adalah petani. Dengan pendekatan partisipatif diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif, sehingga implementasi program rehabilitasi hutan, lahan, dan konservasi sumberdaya air dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di masyarakat

FAKTOR FACTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPATIF MASYARAKAT DALAM TEKONOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LINGKUNGANFaktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas : umur, tingkat pendidikan, luas lahan, pendapatan dan persepsi. Faktor eksternal terdiri atas : intensitas sosialisasi program, ketersediaan sarana

rehabilitasi, peran lembaga sosialdan peran pendamping. Penentuan faktor tersebut menggunakan konsepsi pemikiranSuparmoko (1997), Kartasasmita (1996) dan temuan penelitian sebelumnya, antaralain : Indrawati et al. (2003), Matrizal (2005), Gautama (2006) dan Muis (2007), yang menyatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor yangbersifat internal dan eksternal. Berdasarkan teori Arenstein (1969) ditemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi hutan, lahan dan konservasi sumberdaya air pada tahap perencanaan dan tahap evaluasi masih tergolong rendah (non participation), sedangkan pada tahap pelaksanaan partisipasi masyarakat tegolong sedang (tokenism). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai pakar psikologi masyarakat ditemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan adalah : umur, tingkat pendidikan, luas lahan, pendapatan dan intensitas sosialisasi program/penyuluhan. Pada tahap pelaksanaan adalah : umur, tingkat pendidikan, luas lahan, pendapatan, intensitas sosialisasi program/penyuluhan, ketersediaan sarana rehabilitasi, dan peran lembaga sosial. Sedangkan pada tahap evaluasi adalah : intensitas sosialisasi program/penyuluhan, peran lembaga sosial dan peranpendamping. Diantara faktor-faktor tersebut yang paling mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan adalah tingkat pendidikan

ANALISISPendekatan perspektif dalam pengelolaan konservasi sumberdaya lahan dapat di berdampak baik, hal ini dikarenakan dengan adanya pendekatan tersebut dapat memberikan beberapa manfaat lain selain konservasi seperti pengentasan kemiskinan, keindahan lingkungan, keberlanjutan pemanfaatan SDA, desentralisasi dan hak hak masyarakat dan lain sebagainya. Dengan pendekatan perspektif tersebut, para petani dapat mengetahui beberapa tekhnik baru dalam melakukan kegiatannya sehingga nantinya dapat membuat hasil pertanian menjadi lebih maksimal sehingga akan membuat tingkat kehidupan para petani menjadi lebih sejahtera. Tetapi dalam penerapannya, pendekatan ini masih belum dikatakan maksimal dikarenakan masih banyak beberapa kelemahan seperti pengetahuan petani yang masih memikul pengetahuan hanya dari pengalaman serta rata-rata petani hanya memiliki pengetahuan local bertani sehingga sebagian petani masih sulit untuk menerima beberapa inovasi tersebut dengan baik. Selain itu para petani masih belum bisa langsung menerima sebuah inovasi baru sebelum

mereka melihat contoh nyata dari inovasi tersebut. Jadi peran partisipasi masyarakat dalam hal ini sangat besar sebagai pemberi informasi kepada petani dengan bahasa yang lebih dimengerti sehingga dapat diterima oleh para petani.

DAFTAR PUSTAKAArnstein, Sherry R. "A Ladder of Citizen Participation," JAIP, Vol. 35, No. 4, July 1969, pp. 216-224

TUGAS TERSTRUKTUR MK TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN PENDEKATAN PARTISIPATIF

OLEH:

NAMA

Hendro Trihatmojo

NIM

0910483101

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2011