tm 4

4
Pengaruh Pelarut Organik Terhadap Sel Darah Merah Membran sel terdapat lapisan protein yang membentuk struktur globular yang terikat pada permukaan membran. Membran ini, utamanya tersusun atas protein dan lipida, sedikit karbohidrat. Kandungan protein dan lipida ini bervariasi tergantung dari jenis membran plasma dari organ sel yang bersangkutan (membran sel, mitokondria, kloroplas). Tiga macam lipida polar yang utama adalah fosfolipida, glukolipida dan sedikit sulfolipida. Pada lipida polar, asam lemak yang hidrofobik berorientasi ke bagian dalam membran. Variasi antara panjang dan tingkat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap) dari rantai asam lemak berpengaruh terhadap titik cair (Brooker 2002). Membran sel merupakan permeabel terhadap bagian pelarut larutan secara eksternal maka interaksi fisiologi dapat terjadi diantara aliran-aliran antara pelarut. Untuk mengukur berbagai pelarut berbagai membran “nilella transinans” bahwa membran terutama plasmolemma dan protoplasma yang diplasmolisis mungkin sangat berbeda dengan sel yang normal kurang atau lebih lumid (Tjokronegoro 1996). Membran Sel Darah Merah antara lain mengandung lipid. Pelarut organik tertentu yang bersifat melarutkan lemak anak menyebabkan lipid membran larut sehingga terjadi hemolisis. Dinding sel darah merah adalah suatu lipoprotein. Lemak merupakan pelarut organik. Dinding tersebut dalam pelarut lemak akan larut, sehingga bila sel darah merah dimasukkan dalam pelarut lemak akan terjadi hemolisis. Oleh karena itu, lemak termasuk larutan hipotonis karena dapat membuat sel darah merah menjadilisis (Murray 2009). Prosedur Percobaan pengaruh pelarut organik terhadap membran sel darah merah dilakukan dengan dipipet sebanyak 5ml NaCL 0,9% kedalam 4 buah tabung. Tabung pertama sebagai kontrol, tabung kedua ditambahkan alkohol, tabung ketiga ditambahkan kloroform, tabung keempat ditambahkan aseton dengan masing-masing sebanyak 2 tetes. Kemudian keempat tabung ditambahkan sampel suspensi darah sebanyak 2 tetes, kemudian diinkubasi selama 30 menit dan

Upload: rika-raniya

Post on 07-Feb-2016

103 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

kimia klinis

TRANSCRIPT

Page 1: TM 4

Pengaruh Pelarut Organik Terhadap Sel Darah Merah Membran sel terdapat lapisan protein yang membentuk struktur globular yang terikat pada permukaan membran. Membran ini, utamanya tersusun atas protein dan lipida, sedikit karbohidrat. Kandungan protein dan lipida ini bervariasi tergantung dari jenis membran plasma dari organ sel yang bersangkutan (membran sel, mitokondria, kloroplas). Tiga macam lipida polar yang utama adalah fosfolipida, glukolipida dan sedikit sulfolipida. Pada lipida polar, asam lemak yang hidrofobik berorientasi ke bagian dalam membran. Variasi antara panjang dan tingkat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap) dari rantai asam lemak berpengaruh terhadap titik cair (Brooker 2002).

Membran sel merupakan permeabel terhadap bagian pelarut larutan secara eksternal maka interaksi fisiologi dapat terjadi diantara aliran-aliran antara pelarut. Untuk mengukur berbagai pelarut berbagai membran “nilella transinans” bahwa membran terutama plasmolemma dan protoplasma yang diplasmolisis mungkin sangat berbeda dengan sel yang normal kurang atau lebih lumid (Tjokronegoro 1996).

Membran Sel Darah Merah antara lain mengandung lipid. Pelarut organik tertentu yang bersifat melarutkan lemak anak menyebabkan lipid membran larut sehingga terjadi hemolisis. Dinding sel darah merah adalah suatu lipoprotein. Lemak merupakan pelarut organik. Dinding tersebut dalam pelarut lemak akan larut, sehingga bila sel darah merah dimasukkan dalam pelarut lemak akan terjadi hemolisis. Oleh karena itu, lemak termasuk larutan hipotonis karena dapat membuat sel darah merah menjadilisis (Murray 2009).

ProsedurPercobaan pengaruh pelarut organik terhadap membran sel darah merah dilakukan

dengan dipipet sebanyak 5ml NaCL 0,9% kedalam 4 buah tabung. Tabung pertama sebagai kontrol, tabung kedua ditambahkan alkohol, tabung ketiga ditambahkan kloroform, tabung keempat ditambahkan aseton dengan masing-masing sebanyak 2 tetes. Kemudian keempat tabung ditambahkan sampel suspensi darah sebanyak 2 tetes, kemudian diinkubasi selama 30 menit dan diperhatikan warna yang terbentuk dan dibandingkan dengan kontrol.

PembahasanPelarut organik secara umum dapat digunakan sebagai pengendap

lipid tergantung dari ukuran molekul dan konsentrasi pelarut organik yang digunakan untuk mengendapkan lipid. Membrane sel darah merah mengandung lipid, sehingga jika suatu pelarut organik tertentu yang bersifat melarutkan lemak akan menyebabkan lipid membran larut sehingga terjadi hemolisis. Jenis pelarut yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pelarut organik terhadap membran sel darah merah ialah larutan fisiologis NaCl 0.9%, kloroform, aseton dan alkohol.

Larutan NaCl 0.9 % ialah garam fisiologis dalam tubuh manusia. Kloroform ialah nama umum utuk triklorometana (CHCl3) kelarutannya dalam air sebesar 0.80 g/L. Aseton (CH3COCH3) dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana yang merupakan senyawa berbentuk cairan tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dan dietileter. Alkohol

Page 2: TM 4

memiliki gugus OH dalam strukturnya yang menyebabkan senyawa ini dapat terikat pada atom hidrogen atau atom karbon lain sehingga senyawa ini dapat larut dalam air. Membran sel darah merah, seperti membran sel lainnya, merupakan membran lipid bilayer. Lipid bilayer tersebut terdiri dari fosfolipid, yang tersusun dengan kepala hidrofilik menghadap lingkungan cair di kedua sisi membrane dan ekor asil lemak membentuk bagian tengah membran yang hidrofobik. Interaksi membrane sel yang berupa fosfolipid dan pelarut organik merubah konformasi membran sel tersebut sehingga membrane sel mengalami lisis (Girinda 1989).

. Tabel 1. Hasil pengaruh pelarut organik terhadap membran sel darah merah

Tabung Pelarut organik HasilA NaCl 0,9% (kontrol) Lisis sebagianB Kloroform Lisis hamper

sempurnaC Aseton Lisis sebagianD Alkohol Sedikit lisis

Gambar 1. Pengaruh pelarut organik terhadap membran sel darah merah

Hasil percobaan menunjukkan bawah larutan yang terdapat didalam tabung yang awalnya tidak berwarna, lama kelamaan berubah menjadi merah perlahan-lahan mulai dari bagian bawah. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh kadar zat pelarut organik yang diberikan ke dalam larutan. Zat pelarut organik yang diberikan sedikit,sehingga efek hemolisis yang muncul pun juga sedikit. Eritrosit pada tabung-tabung tersebut mengalami lisis. Hal ini terlihat dari warna larutan yang lama-kelamaan menjadi berwarna merah. Warna merah tersebut karena hem dari eritrosit yang lisis larut pada larutan tersebut (Marra JB dan Hamsah 2013).

Menurut Hoffbrand (1987) sel darah merah akan mengalami lisis jika bereaksi dengan zat pelarut organik,yang bersifat melarutkan lemak. Berdasarkan hasil percobaan yang ditunjukkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa hemolisis paling kuat (nyata) terjadi pada larutan yang mengandung kloroform, kemudian secara berurutan (dari paling kuat ke paling lemah) aseton lalu alkohol. Hal ini menunjukkan daya larut masing-masing pelarut dalam melarutkan lemak (nonpolar), makin kuat daya lisisnya terhadap membran sel darah merah. Kloroform merupakan senyawa yang bersifat nonpolar sehingga dapat mengendapkan lipid yang bersifat nonpolar, sebab senyawa yang nonpolar akan berinteraksi atau berikatan dengan

Page 3: TM 4

senyawa yang nonpolar pula, sedangkan senyawa yang bersifat polar akan larut dengan senyawa yang juga bersifat polar.

Daftar PustakaMurray Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCBrooker C. 2002. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC. Andry Hartono, penerjemah

Terjemahan dari: Churchill Livingstone’s Mini Encyclopedia Of NursingGirinda A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: IPB PressHoffbrand AV, Pettit J. E. 1987. Haematologi. Jakarta: Penerbit EGCMarra JB, Hamsah. 2013. Hemolisa dan krenasi, golongan darah, dan tekanan darah. Jurnal

Fisiologi Ternak. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas HasanuddinTjokronegoro A. 1996. Pemeriksaan Hematologi Sederhana. Jakarta: FK UI