topik 5 (prosedur pelaksanaan apbn)

17
AKUNTANSI INTERNASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN APBN OLEH KELOMPOK V: 1. KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070) 2. NI WAYAN NINA RESNIARI (1215644034) 3. YUDI WISNAYA NEGARA (1215644056) 4. NI MD. SANTI MARDIANINGSIH (1215644098) 5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA (1215644106) KELAS D4 VII B PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

Upload: novi-ayu-dewi-sartika

Post on 31-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

TRANSCRIPT

Page 1: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

AKUNTANSI INTERNASIONAL

PROSEDUR PELAKSANAAN APBN

OLEH KELOMPOK V:

1. KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070)2. NI WAYAN NINA RESNIARI (1215644034)3. YUDI WISNAYA NEGARA (1215644056)4. NI MD. SANTI MARDIANINGSIH (1215644098)5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA (1215644106)

KELAS D4 VII B

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN AKUNTANSI – POLITEKNIK NEGERI BALI

2015

Page 2: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat

rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran bisa

dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang

memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada

kedua sisi. Misalnya, sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat

tergantung pada ada atau tidaknya perubahan gaji/upah bagi rumah tangga yang

memilikinya.

Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga, banyak dipengaruhi

perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Sisi penerimaan anggaran

perusahaan banyak ditentukan oleh hasil penerimaan dari penjualan produk, yang

dipengaruhi oleh daya beli masyarakat sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi.

Adapun sisi pengeluaran anggaran perusahaan dipengaruhi antara lain oleh

perubahan harga bahan baku, tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM),

perubahan ketentuan upah, yang secara umum mengikuti perubahan tingkat harga

secara umum. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam

menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang

bertanggungjawab dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (RAPBN). Setidaknya terdapat enam sumber ketidakpastian yang

berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN yakni (i) harga minyak bumi

di pasar internasional; (ii) kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC;

(iii) pertumbuhan ekonomi; (iv) inflasi; (v) suku bunga; dan (vi) nilai tukar

Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD). Penetapan angka-angka keenam unsure

diatas memegang peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBN. Hasil

penetapannya disebut sebagai asum-asumsi dasar penyusunan RAPBN.

2

Page 3: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

Penerimaan dan pengeluaran untuk anggaran negara lazim disebut pendapatan dan

belanja.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama

pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk

mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya

menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.

Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan

yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga APBN

benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat

dan mengelola perekonomian negara dengan baik.

Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan

pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi

Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan

hukum yang kuat dengan telah disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara, dan UU

No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara.

3

Page 4: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

BAB II

PEMBAHASAN

Keuangan Negara yang meliputi semua hak dan kewajiban yang dinila

dengan uang berhubungan dengan hak-hak dan kewajiban tersebut, dapat dibagi

dalam kedua kategori: (1) Keuangan Negara yang merupakan pengurusannya

dipisahkan dan pengelolaannya berdasarkan hukum public dan/atau hukum

perdata. (2) Keuangan Negara yang diurus langsung oleh pemerintah yaitu (a)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang setiap yahunnya ditetapkan

dengan Undang-Undang dan (b) Barang-barang milik negara, yakni harta tetap,

barang bergerak, hewan-hewan Negara dan barang-barang dalam persediaan.

A. Pengurusan Keuangan Negara Yang Langsung Oleh Pemerintah

Dalam pengurusan keuangan Negara yang langsung oleh pemerintah,

sebagai kegiatan yang nyata dalam pelaksanaan anggaran Negara, dan

perlakuan atas barang-barang milik Negara dikenal dua komponen

pengurusan yang saling berkaitan, yaitu pengurus umum dan pengurus

khusus.

Kedua komponen tersebut mempunyai persamaan dalam unsur-unsur

pengurusan dan pertanggung-jawaban. Adapun perbedaannya, pengurusan

umum mempunyai unsur penguasaan dan keuangan negara, sedangkan

pengurusan khusus mengandung unsur kewajiban melaksanakan perintah

yang datang dari pengurusan umum.

1. Pengurusan Umum

Dalam prakteknya pengurusan umum ini terdiri dari dua jenis

pengurusan, yaitu:

1) Fungsi otorisator (autorisatie of beschikking bevoegheid)

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 4 ayat 1 yang berbunyi:

“Presiden RI memegang kekuasaan Pemerintah berdasarkan UUD”

maka pada prinsipnya fungsi ini dipegamg oleh Presiden RI.Fungsi

otorisasi ini juga dilimpahkan kepada para menteri atau Ketua

4

Page 5: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

Lembaga Negara.sedangkan fungsi otorisator ini dicerminkan dalam

berbagai otorisasi, baik penerimaan maupun pengeluaran. Dalam

bidang penerimaan Negara berfungsi sebagai otorisasi adalah

undang-undang serta peraturan yang akan membawa akibat

penerimaan Negara dalam bentuk: Perundang-undangan perpajakan,

bea, cukai, ipeda dan sebagainya.

Surat-surat keputusan dari berbagai Menteri, mengenai

permintaan non tax, sedangkan dibidang pengeluaran pengeluaran

otorisasi yang berlaku umum berbentuk instruksi presiden RI,

keputusan presiden RI, instruksi menteri atau /ketua lembaga, daftar

isian kegiatan (DIK) dan Daftar Isian Proyek (DIP) sebagai rincian

dari APBN periode yang bersangkutan. Otorisasi umum tersebut

agara dapat digunakan sebagai otorisasi secara khusus yang secara

langsung akan mengakibatkan pengeluaran keuangan Negara,

dijabarkan dalam surat keputusan otorisasi (SKO) atau dokumen lain

yang disamakan dengan SKO yang dapat digolongkan dengan

jenisnya, misalnya:

a. Otorisasi permanen yang berlaku terus menerus sampai dicabut

kembali, seperti surat keputusan pengangkatan pegawai negeri,

kenaikan gaji berkala, pemberian pension pegawai negeri,

kenaikan gaji berkala, pemberian pension pegawai

negeri/anggota ABRI/Polri.

b. Otorisasi Rutin, yang berisi mata anggaran non rutin pegawai

yang berlaku buat satu tahun anggaran. Kalau tidak bias

dicairkan akan masuk kembali kedalam rekening induk

Bendaharawan Umum Negara (BUN) sebagai penerimaan sisa

anggaran.

5

Page 6: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

2) Fungsi Ordonatur

Fungsi ordonatur dibidang penerimaan dengan menerbitkan

surat penagihan (SPN) bagi instansi yang tidak mengurus

penatausahaan sendiri. Dibidang pengeluaran fungsi ordonatur ini

tercermin dalam penerbitan kertas-kertas berharga, dengan

memerintahkan bendaharawan umum untuk mengeluarkan uang

Negara dari kas Negara.

Proses pelaksanaan fungsi ini ternyata dari pekerjaannya, ialah:

a. Menguji tagihan pada Negara.

b. Membebankan tagihan tersebut kepada mata anggaran yang ada.

c. Memerintahkan pelaksanaan pembayaran atasnya dengan

menerbitkan kertas-kertas berharga: Surat Perintah

Membayar/SPM/SPMU, Dapem, cek pos, cek giro, aksep lelang.

2. Pengurusan Khusus

Pengurusan khusus (comptabel baheer) ini dilaksanakan oleh

bendaharawan, dapatdijabat oleh pegawai neger, badan hukum atau

orang swasta yang diangkat oleh Menteri atau Ketua Lembaga Negara

yang menguasai bagian anggaran Negara, dengan surat keputusan

membuat melakukan pengurusan uang, kertas berharga dan barang milik

negara. Tugas pengurusan bendaharawan ini terdiri dari: menerima,

menyimpan, membayar/menyerahkan, mencatat dan mempertanggung-

jawabkan uang, kertas, menyimpan, membayar/menyerahkan, mencatat

dan mempertanggung-jawabkan uang, kertas berharga atau barang yang

ada dalam pengurusan.

B. Pengertian Bendaharawan

Bendaharawan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan Negara

tercantum dalam UU No.1 tahun 2014 tentang perbendaharaan Negara.

Peraturan yang terkait dengan pengeloalaan keuangan Negara juga tertuang

dalam:

6

Page 7: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

1) UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2) UU No 1. Tahun 2004 tantang Perbendaharaan Negara.

3) UU No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara.

4) PP No.20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

5) PP N. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

kementrian Negara/Lembaga.

1. Bendahara Negara

Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggung-

jawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan yang

dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

1) Asas Umum, undang-undang perbendaharaan Negara ini menganut

asas kesatuan, asa universalitas, asas tahunn dan asas spesialitas.

2) Asas Kesatuan. Semua Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah

disajikan dalam satu dokumen anggaran

3) Asas Tahunan. Membatasi masa berlaku anggaran untuk satu tahun

tertentu

4) Asas Spesialitas. Mewajibkan agar kredit anggaran yang disedikan

terinci secara jelas peruntukannya.

a. Bendaharawan Umum

Fungsi bendarawan umum adalah:

1) Menerima yang berasal dari: (a) pemindah bukuan rekening

Dirjen Anggaran dan (b) Setoran-storan penerimaan Negara

yang berupa pajak dan lain-lain penerimaan (dari surat ketetapan

pajak/surat penagihan dan bendaharawan penyetor tetap)

2) Menyimpan, Bendaharawan menyimaan dalam kluisnya dan

membukukannya dalam buku kas umum tibelaris. Yang

disimpannya selain dari uang Negara juga uang pihak ketiga

seperti uang tender, uang lelang, uang miskin, juga menyimpan

7

Page 8: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

barang-barang Negara seperti (SPM) surat perintah membayar

yang belum dibayar, promes dan lain-lain.

3) Membayar atau Menyerahkan, Bendaharawan umum hanya

dapat membayarkan uang-uang Negara jika ada kertas-kertas

berharga/surat perintah membayar yang diterbitkan oleh

Ordonatur pelaksana atau suratperintah Direktur Kas Negara

untuk melakukan transfer uang kekas Negara lain yang

kekurangan uang.

4) Mempertanggungjawabkan Pengurusan, diwajibkan

mengirimkan laporan harian kepada kantor Wilayah Direktur

Jendral Anggaran setempat, la[poran harian/ laporan mingguan

kepada Direktorat Kas Negara dan laopran bulanan kepada

Badan Pengawasan Keuangan Negara dan Pembangunan

(BPKP).

b. Bendaharawan Khusus

Bendaharawan khusus hanya mengelola tugas-tugas tertentu

saja. Misalnya Bendaharawan penerima hanya menerima penerimaan

Negara dan menyetorkannya ke Kas Negara atau Rekeningnya dan

tidak boleh mempergunakan uang untuk kepentingan lainnya.

Demikian juga dalam hal pengeluaran uang anggara, hanya boleh

mengeluarkan saja. Terdapat beberapa bendaharawan khusus sesuai

dengan tugas yang dibebankan kepadanya yaitu:

1) Bendaharawan Penerima atau Penyetor Tetap.

2) Bendaharawan UUDP/Rutin/Proyek.

3) Bendaharawan Gaji.

4) Bendaharawan Pemberi Uang Muka Cabang.

5) Bendaharawan Pemegang Uang Muka Cabang.

6) Bendaharawan Pensiun dan Bendaharawan Pemilu.

8

Page 9: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

c. Bendaharawan Barang

Bendaharawan barang (Material Beheer) adalah yang

melakukan pengurusan atas barang-barang milik Negara dalam arti

kata menerima, menyimpan, mengeluaran dan mempertanggung-

jawabkan semua barang-barang milik Negara baik yang berada

dalam gudang negara maupun ditempat lain yang dikuasai Negara,

yang pengurusannya diserahkan kepada bendaharawan yang

bersangkutan.

1) Bendaharawan Gudang Pusat, barang dipusat yang menerima,

memelihara, menyalurkan, manata-usahakan, dan

mempertanggung-jawabkan barang-barang dari kuasa

material/Pembantu Kuasa Material, melalui produksi sendiri,

maupun melalui pembelian dibawah tangan atau melalui lelang

dari dalam maupun luar negeri.

2) Bendaharawan Gudang Penyalur, bendaharawan yang mengurus

barang-barang Negara transit antara bendaharawan pusat dengan

bendaharawan gudang prsediaan dipropinsi yang tak dapat

berhubungan langsung dengan bendaharawan gudang pusat,

disebut bendaharawan pusat, disebut bendaharawan gudang

penyalur.

3) Bendaharawan Gudang Persediaan, Bendaharawan barang yang

berada di ibukota propinsi dan yang mengurus barang-barang

Negara buat instansinya sendiri, dan instansi-instansi seinduk

yang lain didaerahnya disebut bendaharawan gudang persediaan.

4) Bendaharawan Gudang Persediaan, bendaharawan barang yang

mengurus barang-barang Negara yang diterimanya dari

bendaharawan gudang persediaan untuk memenuhi kebutuhan

instansinya secara perorangan yang sesungguhnya.

5) Tuntutan Ganti Rugi, apabila BPK mendapatkan kekurangan

perbendaharaan (comptaabel tekort) dari pemeriksaan SPJ, maka

terhadap bendaharawan/ahli waris/walinya dilaksanakan

9

Page 10: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

tuntutan ganti rugi. Kalau selisih perbendaharaan ini disebabkan

kesalahan bendaharawan yang besangkutan, maka apabila

bendaharawan tidak atau tidak bersedia mengganti seluruh

kerugian Negara, ditagih oleh KPN dengan SPN berdasar SK

ganti rugi sementara atau SK ganti rugi dari menteri/ ketua

lembaga Negara yang anggarannya dirugikan. Kalau terbukti

bukan karena kesalahan bendaharawan, dibuat surat keputusan

kekurangan perbendaharaan untuk penghapusan dengan SPP ke

KPN, akan diterima SPN nihil, segalanya harus diberitahukan

oleh BPK.

10

Page 11: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam pelaksanaan

APBN (anggara pendapatan belanja Negara) dapat dibedakan berupa pengurusan

umum dan pengurusan khusus. Pengurusan umum merupakan unsur penguasaan

atas APBN dan barang-barang milik negara. Dimana dalam pengurusan ini dapat

dibedakan menjadi fungsi otorisator dan fungsi ordonantur. Sedangkan

pengurusan khusus merupakan unsur melaksanakan perintah yang datang dari

pengurusan umum. Dalam pengurusan khusus, penyelenggaraannya tidak dapat

dipisahkan dari fungsi bendaharawan umum dan bendaharawan khusus.

11

Page 12: Topik 5 (Prosedur Pelaksanaan Apbn)

DAFTAR PUSTAKA

http://johnmaestro.blogspot.co.id/2012/05/resume-apbn-di-indonesia.html

12