training peld 2014

36
Penguatan Kerjasama Lintas Sektor dalam Pengembangan Ekonomi Daerah Disampaikan oleh: Kasubdit Agropolitan dan Transmigrasi, Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas Dalam Pelatihan Domestik dan Internasional PELD Yogyakarta & Thailand, 2014 Yogyakarta 28 Oktober 2014

Upload: kacung-abdullah

Post on 14-Jul-2015

252 views

Category:

Government & Nonprofit


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Training PELD 2014

Penguatan Kerjasama Lintas Sektor dalam

Pengembangan Ekonomi Daerah

Disampaikan oleh:

Kasubdit Agropolitan dan Transmigrasi,

Direktorat Perkotaan dan Perdesaan – Bappenas

Dalam Pelatihan Domestik dan Internasional PELD Yogyakarta & Thailand, 2014

Yogyakarta 28 Oktober 2014

Page 2: Training PELD 2014

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

2

Page 3: Training PELD 2014

ISU STRATEGIS KETERKAITAN KOTA-DESA

Kota Desa

Kesenjangan Antarwilayah –

Dikotomi Desa Kota

Pull Factor Push Factor

Urbanisasi

1. Masih terbatasnya persebaran pusat pertumbuhan dan konektivitas antara

kota atau pusat pertumbuhan yang menyediakan pelayanan ekonomi dan

sosial dengan desa-desa di sekitarnya;

2. Masih rendahnya keterkaitan antarsektor dari hulu ke hilir yang dapat

menciptakan diversifikasi kegiatan ekonomi di perdesaan serta memperkuat

hubungan ekonomi antara kota dan desa;

3. Belum optimalnya kerjasama antardaerah yang dapat mendorong terjadinya

peningkatan keterkaitan antara desa-kota dan antar daerah administrasi

3

Page 4: Training PELD 2014

ISU STRATEGIS PERKOTAAN

PERKEMBANGAN URBANISASI BERDASARKAN % PENDUDUK KOTA DAN DESA

4

Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18% pertahun lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1% pertahun. Sedangkan pertumbuhan

penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun.

Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 94 kota otonom (termasuk DKI Jakarta) hanya mencapai 40 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

% t

erh

adap

jum

lah

p

end

ud

uk

nas

ion

al

Page 5: Training PELD 2014

• Pengendalian perkembanganpenduduk di megapolitan/metropolitan dan kota besar, menyeimbangkan investasipembangunan antar tipologi kota.

ISU STRATEGIS

5

Konsentrasi penduduk meningkattinggi di megapolitan danmetropolitan, khususnya Jawa

Menguasai sekitar 34% PDRB Nasional, dan semakin meningkat.

Di luar Jawa, Kota-Kota Sedangberjumlah 56% dari seluruhkota, mendominasi petaperkotaan di Indonesia

Hanya berperan 7% pada PDRB Nasional, dan makin menurun.

26% desa tergolong tertinggal, diperbatasan, di pulau2 terluar;

Rendahnya akses perdesaanterhadap pusat kegiatan dan pasar

Tingkat perkembangan ekonomikabupaten 4,5% semakinmenurun, sementara kota sebesar 6,3% dan semakin meningkat.• Kota sedang dan kecil sebagai

penyangga urbanisasi dari desa ke kota besar, metropolitan, dan megapolitan.

•Membangun keterkaitan kegiatan ekonomi kota-desa.

Kota-Kota Sedang

Kota-Kota Kecil

Kota-Kota Besar

MegapolitanMetropolitan

Kawasan Perdesaan

Ket.

Arah Arus Urbanisasi Saat ini

: Penyangga urbanisasi langsung ke kota besar, metropolitan dan megapolitan

: Pembangunan dan penguatan desa/perdesaan sebagai upaya pengurangan urbanisasi

Arah Arus urbanisasi setelah penguatan kota sedang dan kota kecil sebagai penyangga urbanisasi

Page 6: Training PELD 2014

6

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERDESAAN

• Tingkat pendapatan yang rendah, tingkat penguasaan aset-aset produksi yang kurang memadai, status gizi dan kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah, serta masih kurangnya pelayanan dasar minimum menjadi penyebab tingginya angka kemiskinan masyarakat perdesaan, yaitu sekitar 63,20 persen dari total penduduk miskin di Indonesia (28,07 juta jiwa)

Kemiskinan dan kerentanan ekonomi

• Terbatasnya pelayanan dasar minimum di perdesaan menyebabkan rendahnya akses terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat

keterbatasan ketersediaan pelayanan dasar minimum yang jauh tertinggal dari perkotaan

• Eksploitasi berlebihan dan kurangnya regenerasi sumber daya alam, diikuti dengan kerentanan perdesaan dalam menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim juga turut mengancam ketahanan pangan dan keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup di perdesaan

Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup di perdesaan

Page 7: Training PELD 2014

PETA SEBARAN KAWASAN PERDESAAN NASIONAL TAHUN 2011

Perdesaan Tertinggal

Perdesaan Berkembang

Batas Provinsi

WILAYAH PAPUA:Desa Tertinggal: 89.5%Desa Berkembang: 9.8%Desa Mandiri: 0.7%

WILAYAH MALUKU:Desa Tertinggal: 64.7%Desa Berkembang: 32.2%Desa Mandiri: 3.1 %

WILAYAH SULAWESI:Desa Tertinggal: 28.8%Desa Berkembang: 61.4%Desa Mandiri: 9.8%

WILAYAH KALIMANTAN:Desa Tertinggal: 49.0%Desa Berkembang: 43.5%Desa Mandiri: 7.5%

WILAYAH NUSA TENGGARA:Desa Tertinggal: 55.6%Desa Berkembang: 37.6%Desa Mandiri: 6.9%

WILAYAH JAWA-BALI:Desa Tertinggal: 1.8%Desa Berkembang: 53.8%Desa Mandiri: 44.4%

WILAYAH SUMATERA:Desa Tertinggal: 22.8%Desa Berkembang: 67.9%Desa Mandiri: 9.3%

Sumber: Potensi Desa Tahun 2005 dan 2011 (diolah) Catatan: jumlah desa termasuk kelurahan

Perdesaan Mandiri

Kota Otonom

7

Page 8: Training PELD 2014

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

8

Page 9: Training PELD 2014

GRAND DESAIN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 2015-2019

KTI-KBI

KESENJANGAN ANTAR WILAYAH

KESENJANGAN PERKOTAAN-PERDESAAN

MENGURANGI KESENJANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Pembangunan

Pusat

Pertumbuhan

Baru (KKD)

Penguatan

Pembangunan

Desa

Optimalisasi

Peran Kota

Sedang/ Kecil

Optimalisasi

Peran KSN

PEMERATAAN PEMBANGUNAN GROWTH

Pembangunan PerkotaanPembangunan Perdesaan

Arahan PW

Isu Strategis

Tujuan

Arah Kebijakan

Keterkaitan Kota-Desa

Kerjasama antardaerah

Page 10: Training PELD 2014

ARAH KEBIJAKAN KETERKAITAN KOTA-DESA TAHUN 2015-2019

Tujuan: Mengurangi Kesenjangan Desa-Kota

Meningkatkan Hulu-Hilir

Kota Kecil/ Kota Menengah: Fokus Pengembangan Kepada Peningkatan Jasa (Marketing, Distribusi, & Keuangan), Industri Pengolahan Tersier (final goods) Pusat Pertumbuhan Baru

Sebagai Embrio Kota Kecil

2

1

Desa Dapat Berfungsi

Sebagai Pusat Produksi

Primer dan Industri

Pengolahan Ringan

10

Kota Besar/Metropolitan: mendorong kegiatan sentra produksi pengolahan dan jasa untuk melayani Kawasan Timur Indonesia serta memantapkan fungsi keterkaitan dengan pusat pertumbuhan internasional

Page 11: Training PELD 2014

11

Mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional (SPN).

Pemenuhan Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Kota Layak Huni

Membangun Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana

Membangun Kota Cerdas dan Berdaya Saing

Mengembangkan perekonomian dengan membangun pencitraan kota (city branding) memanfaatkanproduk dan sumber daya manusia unggulan, serta arsitektur perkotaan (urban design), berdasarkankarakter sosial budaya lokal.

Membangun kapasitas masyarakat yang inovatif, kreatif dan produktif, mampu memanfaatkan potensi keragaman sosial budaya lokal untuk membangun daya saing kota.

Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN

TAHUN 2015-2019 (1/2)

Page 12: Training PELD 2014

12

Mengembangkan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Masyarakat Miskin dan Rentan di Desa

Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum di perdesaan.

Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan

Mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik

Mewujudkan kemandirian pangan dan pengelolaan desa yang berkelanjutan

Mengembangkan Ekonomi Perdesaan

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PEMBANGUNAN PERDESAAN

TAHUN 2015-2019

Page 13: Training PELD 2014

13

Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil danDesa sebagai Tulang Punggung (Backbone) Keterhubungan Desa-Kota

Perwujudan Keterkaitan antara Kegiatan Ekonomi Hulu (upstream linkages) danKegiatan Ekonomi Hilir (downstream linkages) Desa-Kota melalui pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi.

Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalamPeningkatan Keterkaitan Kota-Desa

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KETERKAITAN

PERKOTAAN DAN PERDESAAN TAHUN 2015-2019

Page 14: Training PELD 2014

A. MENGARAHKAN INVESTASI DI 5 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) PERKOTAAN BARU DI LUAR JAWA

No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan1 Kawasan Perkotaan Padang: Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada

mendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti: Industri; Perikanan laut; Pariwisata; dan Perdagangan dan jasa.

2 Kawasan Perkotaan Palembang: Sebagai pusat pertumbuhan Nasional (PKN) untuk mendukung pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya dan wilayah nasional, dengan memperhatikan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional.

3 Kawasan Perkotaan Mataram Sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada kegiatan pariwisata alam dan jasa.

4 Kawasan Perkotaan Banjarbakula:Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Baritokuala, dan Kab. Tanah Laut

Diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah nasional, gerbang pertama Pulau Kalimantan yang berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti kehutanan, pertambangan bijih besi dan agroindustri serta industri pengolahan

5 Kawasan Perkotaan Manado-Bitung: Diarahkan sebagai Pusat Pertumbuhan Nasional yang berbasis pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, perikanan dan kelautan, industri pengolahan dan perhubungan dalam rangka mempercepat pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI)

14

Page 15: Training PELD 2014

B. MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN EKONOMI DI 7 KSN PERKOTAAN YANG SUDAH ADA

No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan1 Mebidangro:

Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat), Kab. Deli Serdang, Kab. Karo

Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan sebagai pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet pemasaran untuk wilayah Sumatera Utara bagian Timur dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional

2 Jabodetabek:Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok, Kab. Bekasi, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor

Meningkatkan fungsi Jabodetabek sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) menjadi pusat kegiatan global (PKG) yang mendukung pertumbuhan wilayah nasional dan memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan atau kota-kota ditingkat internasional.

3 Kawasan Perkotaan cekungan Bandung:Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang

Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang berorientasi pada meningkatkan spesialisasi fungsi jasa pendidikan, teknologi sistem informasi, industri, dan dan pariwisata perkotaan (urban tourism)

4 Kawasan Perkotaan Kedungsepur:Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga, Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab. Demak, Purwodadi (Ibukota Kab. Grobogan)

Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional yang berfungsi mendorong pertumbuhan sektor jasa, teknologi informasi, pariwisata, dan industri wilayah Jawa Tengah

5 Kawasan Perkotaan Gerbang Kertosusila:Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab. Bangkalan, Kota Mojekerto

Dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah Indonesia bagian Timur

6 Kawasan Perkotaan Sarbagita:Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan

Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang mendorong pertumbuhan wilayah disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional

7 Kawasan Perkotaan Maminasata:Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa (Ibukota Kab. Gowa), Kab. Takalar

Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang mendorong pertumbuhan kota-kota disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat orientasi pelayanan berskala internasional dan penggerak utama bagi Kawasan Timur Indonesia;

15

Page 16: Training PELD 2014

PAPUA

• Jayapura

• Sorong

16

C. OPTIMALISASI PERAN 24 KOTA SEDANG DI LUAR JAWA

MALUKU

• Ternate

• Ambon

SULAWESI

• Bitung

• Gorontalo

• Palu

• Kendari

• Palopo

• Bau-bau

KALIMANTAN

• Singkawang

• Palangkaraya

• Banjarmasin

• Banjar Baru

• Tarakan

NUSA TENGGARA

• Mataram

• Bima

• Kupang

SUMATERA

• Lhokseumawe

• Payakumbuh

• Tanjung Pinang

• Tebing Tinggi

• Dumai

• Lubuklinggau

Page 17: Training PELD 2014

17

D. PERWUJUDAN 39 WILAYAH PENGEMBANGAN KETERKAITAN KOTA-DESA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN BARU

No. Jenis Kawasan Papua Maluku Sulawesi KalimantanNusa

TenggaraJawa - Bali

Sumatera Total

Kawasan Pengembangan Keterkaitan Kota dan Desa, mencakup :

4 3 9 7 4 4 8 39

1.Kawasan Perkotaan Baru (KPB)

1 1 6 5 - - 7 20

2.Kawasan Transmigrasi

5 3 8 10 5 - 8 39

3.Kawasan Agropolitan

6 3 10 5 5 6 14 49

4.Kawasan Minapolitan

7 1 6 4 3 1 2 24

5.Kawasan Pariwisata

1 1 1 3 2 1 1 10

Kawasan Agropolitan/ Minapolitan

Kawasan Transmig

rasi

Kawasan Pariwisata

Kawasan Perkotaa

n Baru

Kota

Inti

Kawasan Agropolitan/ Minapolitan

Kawasan Perkotaan Baru

Kawasan Pariwisata/ Transmigra

si

Kawasan Agropolitan/ Minapolitan

Kawasan Pariwisata/

TransmigrasiKota

Inti

Kota

Inti

Pusat Pertumbuhan 1

Pusat Pertumbuhan 2

Pusat Pertumbuhan 3

Page 18: Training PELD 2014

1. Sebagai forum lintas pelaku Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah non

pemerintah di tingkat nasional.

2. Sebagai mitra pemerintah dalam mencari solusi yang tepat bagi isu-isu strategis

Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah di tingkat nasional.

3. Membantu/melaksanakan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah yang

berkoordinasi dengan TKPED.

4. Membantu proses perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, monitoring, dan

evaluasi program-program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah.

5. Membantu sosialisasi konsep kebijakan, aturan, pendekatan penyelesaian masalah,

contoh-contoh pembelajaran, dan informasi terkait pengembangan ekonomi lokal dan

daerah

Page 19: Training PELD 2014

HARAPAN TERHADAP FASILITASI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH

Tujuan

• Sinkronisasiperencanaan

• Terbangunnyakomunikasi antarstakeholer di pusat dandaerah

• Terlaksananya PELD

Output

• Tersusunnya Master Plan PELD

• Terbentuknya Forum stakeholder

• Pelaksanaan fasilitasiPELD

• Terlaksananya sinkronisasi K/L, donor, dan stakeholder lain

Dampak

• Peningkatan efektivitasfasilitasi/ intervensi

• Peningkatanpendapatan petani, nelayan, UMKM

• Percepatanpengembangan ekonomilokal dan daerah

1919

Page 20: Training PELD 2014

ROAD MAP KOORDINASIPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH DI TINGKAT NASIONAL

Penguatankoordinasi dan

sinergi antarstakeholder di

nasional melaluiTKPED

PENGUATAN FORUM LINTAS PELAKU

Penguatan kelompok kerja

Peningkatan kapasitasstakeholder nasional

PEMBENTUKAN FPPELD

Penyempurnaan FPPELD

Identifikasi donor

Penjajagan dan sosialisasi dgn badan usaha swasta dan BUMN

20

Page 21: Training PELD 2014

Road Map Fasilitasi Percontohan di Daerah Pilot

Review/Penyusunan Master Plan

Analisis rantainilai sektor

IdentifikasiMasalah

Identifikasikebutuhanintervensi

Jenis intervensi

Fisik (prasaranadan sarana)

Non fisik

Regulasi

Pelatihan

teknis

Pembukaan danperluasan

networking utkpasar, teknologi,

input

Perluasanketerkaitan

dgn sektor lain

Akses ke modal

Identifikasistakeholder

PenguatanStakeholder

Lokal

Pembentukanforum

stakeholder

Pelatihan PELD

2011 2012-2013 2014

Output: 1. Review masterplan2. Studi analisis sektoral3. Identifikasi stakeholder lokal4. Identifikasi kebutuhan intervensi5. Pelatihan/workshop ttg konsep PELD

Output: 1. Peningkatan,

penyediaan sarpras2. Pelatihan/workshop

teknis3. Penyusunan regulasi

Output: 1. Keg.

Pameran, pasarlelang dsj

Page 22: Training PELD 2014

PELATIHAN DOMESTIK DAN INTERNASIONAL PELD 2014

22

Page 23: Training PELD 2014

Tujuan dan OutcomesTujuan

• Meningkatkan pengetahuan stakeholder PELD dengan mempelajari dan membandingkan pengalaman penerapan PELD di negara lain dalam hal ini Thailand, dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diterapkan di daerah percontohan PELD.

• Meningkatkan pengetahuan stakeholder PELD di pusat dan daerah tentang peningkatan daya saing melalui kebijakan PELD serta penerapan kebijakan PELD dan pendekatan Rantai Nilai (Value Chain Development), Manajemen Klaster, Pengembangan Business Development Services, baik di Indonesia maupun di Thailand.

Outcomes

• Meningkatnya pemahaman atas konsep PELD terkait dengan pengembangan klaster dan penguatan rantai nilai

• Tersusunnya rencana aksi PELD di daerah percontohan

• Koordinasi yang lebih kuat lintas sektor dan antara pusat dan daerah

23

Page 24: Training PELD 2014

Ruang Lingkup Pelatihan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah

Konsep fasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah oleh fasilitator

Peningkatan kinerja forum PELD di daerah percontohan

Pembangunan Rantai Nilai (Value Chain Development) untuk klaster komoditas unggulan

Sharing experiences dalam pengelolaan PELD dgn daerah lain dan juga negara lain

Konsep Rantai Nilai dan Pengembangan Klaster pada Sektor Pertanian dan Perikanan di Thailand

Studi Banding tentang Pengembangan Ekonomi Lokal di Sektor Pertanian dan Perikanan di Thailand

Studi Banding tentang Keterkaitan Industri Pangan dan Pertanian terhadap Pengembangan Riset & Teknologi di Thailand

Studi Banding tentang Kebijakan Pengembangan Kluster Pertanian dan Perikanan Berkelanjutan di Thailand

Studi Banding tentang Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal di Sektor Perikanan dan Pesisir di Thailand

24

Page 25: Training PELD 2014

Peserta

Daerah

• 7 daerah percontohan PELD

• Bappeda dan SKPD terkait

• Tenaga ahli regional

Pusat

• Kementrian terkait (KKP, KPDT, Kemenperin)

• Bappenas (Dit. Perkotdes dan Dit KKDT)

25

Page 26: Training PELD 2014

TERIMAKASIH

26

Page 27: Training PELD 2014

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

BERDASARKAN WILAYAH PULAU UNTUK

TAHUN 2015-2019

Page 28: Training PELD 2014

LOKASI PRIORITAS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI PAPUA

ke Makassar dan Surabaya

ke Makassar dan Surabaya

ke Maluku

Sorong

Jayapura

Manokwari

Nabire

Timika

Marauke

D2

D4

D1Biak

Misool

D3

Waris

LEGENDA

Kota Sedang

Perdesaan Berkembang

Perdesaan Mandiri

Batas Provinsi

Konektivitas antar Pusat Ekonomi/Pusat Pertumbuhan

Jalur Eksisting

Jaringan Pelayaran Domestik

Kawasan Pengembangan untuk mengurangi kesenjangan wilayah

Perdesaan Tertinggal

P1

P2

Perkotaan

Page 29: Training PELD 2014

A. FOKUS PEMERATAAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KOTA SEDANG/KOTA KECIL DI WILAYAH PAPUALokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas

P1 Sorong

(Kota Sedang)

Sebagai Pusat Kegiatan

Nasional (PKN) yang

berorientasi pada

pengembangan kegiatan

industri pengolahan:

hasil hutan, bahan

tambang dan hasil

perikanan serta sebagai

Penghubung/Hub Utama

untuk Wilayah Papua

dan Maluku

Perwujudan peran kota

sebagai Pusat Kegiatan

Nasional (PKN) dalam

rangka mewujudkan Sistem

Perkotaan Nasional (SPN)

a. Meningkatkan aksesibilitas antar kota dan wilayah menuju sentra produksi (Kota Sorong-

Klamono-Ayamaru-Maruni-Manokwari) untuk mendukung proses koleksi dan distribusi

hasil hutan, bahan tambang dan hasil perikanan melalui sistem transportasi laut.

b. Membentuk dan mengembangkan kawasan industri pengolahan (hasil hutan, bahan

tambang dan hasil perikanan) sebagai pendukung pengembangan KAPET Seram dan

KAPET Biak.

c. Meningkatkan kapasitas dan akses Pelabuhan Nasional dan Bandar Udara Sorong yang

diarahkan menjadi pelabuhan dan bandara internasional.

Percepatan pemenuhan

Standar Pelayanan Perkotaan

(SPP)

a. Menyusun prioritas dan strategi percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

(SPP).

b. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana

prasarana pelayanan permukiman (akses perumahan, air minum, energi listrik, pengelolaan

sampah, RTH, dan Pedestrian), pelayanan sosial, dan prasarana sarana ekonomi.

Perwujudan kota hijau yang

berketahanan iklim dan

bencana

a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi

terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (urban resilience).

b. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak

perubahan iklim dan bencana (khususnya gempa bumi).

Perwujudan kota layak huni

yang aman dan nyaman

a. Meningkatkan kemudahan masyarakat terhadap akses pendidikan dan kesehatan.

b. .Menyediakan fasilitas pameran (exhibition) bagi pelaku UMKM, ekonomi informal dan

industri kretif kota.

Perwujudan perekonomian

kota menuju kota yang

berdaya saing

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan vokasional dan perguruan tinggi

khususnya di bidang kelautan dan perikanan serta pengembangan pusat informasi,

penelitian dan pengembangan migas.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kantor PTSP dan BKPMD.

c. Memberikan bantuan modal dan peralatan penangkapan dan pengolahan ikan dan produk

laut lainnya.

d. Memberikan insentif fiskal bagi pelaku UMKM, ekonomi informal, dan industri kreatif di

kota.

Peningkatan kapasitas tata

kelola pembangunan

perkotaan

a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah melalui pendampingan, pembinaan,

pelatihan dan penilaian kinerja dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan

kota.

b. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

pemerintah kota melalui pendampingan secara langsung dari pemerintah pusat.

c. Meningkatkan kapasitas penegakan hukum.

d. Meningkatkan kapasitas aparatur TNI, Polri, dan Pemerintah Kota di wilayah

perbatasan negara.

e. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam manajemen

pembangunan kota.

Page 30: Training PELD 2014

Lokasi

Prioritas

Fokus

PengembanganSasaran Strategi Prioritas

P2 Jayapura

(Kota

Sedang)

SebagaiPusat Kegiatan

Nasional (PKN) yang

difokuskan dalam

pengembangan

Perdagangan dan Jasa

(outlet pemasaran

produksi tanaman

pangan, hasil hutan,

logam, dan perikanan),

Industri (pengolahan

pertanian,

perkebunan,

kehutanan, perikanan

dan pertambangan),

serta dikembangkan

sebagai transhipment

point di Kawasan

Timur Indonesia (KTI)

dan pusat pelayanan

administrasi pelintas

batas negara

(perbatasan

Indonesia-PNG-Palau)

Perwujudan peran

kota sebagai Pusat

Kegiatan Nasional

(PKN) dalam rangka

mewujudkan Sistem

Perkotaan Nasional

(SPN)

a. Meningkatkan aksesibilitas antar kota dan wilayah menuju sentra produksi (Jayapura-

Nimbrokang- Sarmi dan Jayapura-Wamena-Mulia) untuk mendukung proses koleksi dan

distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, serta perikanan

melalui sistem transportasi laut dan transportasi udara.

b. Mengembangkan kawasan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,

pertambangan, serta perikanan.

c. Meningkatkan fasilitas, kapasitas dan akses Pelabuhan Nasional Jayapura dan Bandar Udara

Sentani.

Percepatan

pemenuhan Standar

Pelayanan

Perkotaan (SPP)

a. Menyusun prioritas dan strategi percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

(SPP).

b. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana

prasarana pelayanan permukiman (akses perumahan, air minum, energi listrik, pengelolaan

sampah, RTH, dan Pedestrian), pelayanan sosial, dan prasarana sarana ekonomi disesuaikan

dengan budaya lokal

Perwujudan kota

hijau yang

berketahanan iklim

dan bencana

a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi

terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (urban resilience).

b. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak

perubahan iklim dan bencana (khususnya gempa bumi dan banjir).

Perwujudan kota

layak huni yang

aman dan nyaman

a. Meningkatkan akses bagi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan kota.

b. Menyediakan akses terhadap penyedia jasa keuangan dan sarana perdagangan dan jasa bagi

pelaku UMKM, ekonomi informal, dan industri kreatif di kota.

c. Membangun dan mengembangkan sistem penanganan keamanan yang terintegrasi dan

tanggap terhadap bencana, konflik sosial, kriminalitas, dan penyakit menular masyarakat.

Perwujudan

perekonomian kota

menuju kota yang

berdaya saing

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan vokasional dan perguruan tinggi khususnya di

bidang kelautan dan perikanan serta pengembangan pusat informasi, penelitian dan pengembangan migas.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kantor PTSP dan BKPMD.

c. Memberikan bantuan modal dan peralatan penangkapan dan pengolahan ikan dan produk laut lainnya.

Peningkatan

kapasitas tata kelola

pembangunan

perkotaan

a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah melalui pendampingan, pembinaan, pelatihan

dan penilaian kinerja dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan kota.

b. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah

kota melalui pendampingan secara langsung dari pemerintah pusat.

c. Meningkatkan kapasitas penegakan hukum.

d. Meningkatkan kapasitas aparatur TNI, Polri, dan Pemerintah Kota di wilayah perbatasan

negara.

e. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam manajemen

pembangunan kota.

A. FOKUS PEMERATAAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KOTA SEDANG/KOTA KECIL DI WILAYAH PAPUA

Page 31: Training PELD 2014

Lokasi Prioritas Fokus

Pengembangan

Sasaran Strategi Prioritas

D1. KKD Misool

dan sekitarnya

(Kab. Raja Ampat,

Prov. Papua Barat)

• Perkotaan Samate

• Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya: Samate, Pulau Rembombo,Pulau Yefman,Pulau Matan,Pulau Senapan

• Kawasan Pariwisata:KSPN Raja Ampat

• Kawasan Tertinggal: Raja Ampat

• Kota OtonomTerdekat : Sorong

Penyediaan

infrastruktur dan

pelayanan dasar

untuk mendukung

pengembangan

kawasan

minapolitan

perikanan

budidaya, serta

kawasan pariwisata

Raja Ampat.

Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap pusat pertumbuhan Misool.

b. Pengembangan dermaga dan transportasi laut ke Sorong, serta serta

pengembangan pelayanan transportasi udara ;

c. Pengembangan sarana dan prasarana dasar meliputi perumahan, pendidikan,

dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, komunikasi, irigasi, dan air

bersih.

d. Penyediaan layanan pendidikan dinamis yang menjangkaui daerah terpencil

Pengembangan

ekonomi lokal

a. Pengembangan budidaya perikanan berbasis kerapu dan rumput laut.

b. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis perikanan

c. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

d. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil menengah

e. Pengembangan pasar, koperasi, dan toko saprodi budidaya perikanan.

f. Pengembangan atraksi wisata Raja Ampat meliputi wisata Taman Nasional,

wisata pulau-pulau kecil, dan wisata bahari.

g. Peningkatan infrastruktur penunjang dan promosi Kawasan Pariwisata Raja

Ampat (selain di bagian selatan Pulau Misool) meliputi peningkatan kapasitas dan

kualitas penerbangan serta jalur darat menuju kawasan wisata, peningkatan

fasilitas resort dan pengembangan toko souvenir khas lokal.

Pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan desa dalam pemenuhan

pelayanan dasar dan pengelolaan keuangan desa

b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat

dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.

c. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemerintah desa dalam pengelolaan

dan pelestarian wilayah pesisir

d. Penguatan pengawasan dan peran aktif masyarakat lokal.

e. Penguatan kerjasama antara stakeholder dan kelompok pembudidaya

31

B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA

Page 32: Training PELD 2014

Lokasi Prioritas Fokus

Pengembangan

Sasaran Strategi Prioritas

D2. KKD

Manokwari dan

sekitarnya (Kab.

Manokwari, Prov.

Papua Barat)

• PerkotaanManokwari

• Kawasan Agropolitan (Padi): Prafi, Masui, Sidey

• Kawasan Transmigrasi: Prafi, Manokwari,

• PKW terdekat: Manokwari

Pusat

pertumbuhan

baru berbasis

agropolitan

sebagai sentra

produksi dan

pengolahan

produk pertanian

dan peternakan.

Pemenuhan

SPM

a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap PKW Manokwari.

b. Peningkatan dan perluasan dermaga dan transportasi laut menuju Biak,

Nabire, dan Sorong, serta pengembangan pelayanan transportasi udara;

c. Pemenuhan pelayanan dasar yang berfokus pada pemenuhan perumahan,

layanan pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik,

telekomunikasi, air bersih, dan irigasi;

Pengembangan

Ekonomi lokal

a. Pengembangan budidaya pertanian kakao, kelapa sawit, dan padi.

b. Pengembangan budidaya peternakan sapi dan kambing

c. Pembangunan dan pengembangan pasar, koperasi, BUMDes, dan toko

saprodi pertanian dan peternakan

d. Pengembangan industri pengolahan produk pertanian dan peternakan

Pemberdayaan a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan

masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi, dan tsunami. serta

konflik sosial

b. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan kampung dalam

pelaksanaan pelayanan dasar, pengelolaan keuangan desa, dan

peningkatan ekonomi lokal

32

B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA

Page 33: Training PELD 2014

Lokasi Prioritas Fokus

Pengembangan

Sasaran Strategi Prioritas

D3. KKD Waris

dan sekitarnya

(Kab. Keerom,

Kota Jayapura,

Prov. Papua)

• PerkotaanWaris

• Kawasan Transmigrasi: Senggi

• Kawasan Minapolitan PerikananBudidaya: Muara Tami dan Muara Heram.

• Kota OtonomTerdekat : Jayapura

Penyediaan

infrastruktur dan

pelayanan dasar

untuk

mendukung

pengembangan

kawasan

minapolitan

perikanan

budidaya.

Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap pusat pertumbuhan

Waris dan Kota Jayapura

b. Pengembangan sarana dan prasarana dasar meliputi perumahan,

pendidikan, dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik,

komunikasi,irigasi, sanitasi, dan air bersih.

c. Penyediaan layanan pendidikan dinamis yang menjangkaui daerah

terpencil

Pengembangan

ekonomi lokal

a. Pengembangan budidaya pertanian berbasis jagung

b. Pengembangan budidaya perternakan sapi

c. Peningkatan usaha kelautan dan perikanan bagi masyarakat pesisir ,

khususnya untuk komoditas nila melalui penambahan prasarana KJA untuk

pengembangan budidaya laut dan payau.

d. Mendorong pengembangan pusat pengembangan dan kawasan ekonomi

khusus melalui sentra dan kluster.

e. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil menengah dan layanan lembaga

keuangan yang secara prosedur mudah dan rendah bunganya.

f. Pengembangan pasar, koperasi, dan toko saprodi budidaya pertanian.

Pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan desa dalam

pemenuhan pelayanan dasar dan pengelolaan keuangan desa serta

pengembangan ekonomi lokal.

b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan

masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.

c. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemerintah desa dalam

pengelolaan dan pelestarian wilayah pesisir

d. Pengembangan kelembagaan berbasis kearifan lokal serta penguatan

pengawasan dan peran aktif masyarakat lokal. 33

B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA

Page 34: Training PELD 2014

Lokasi Prioritas Fokus

Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas

D4. KKD

Merauke dan

sekitarnya (Kab.

Merauke, Prov.

Papua)

• PerkotaanMerauke

• Kawasan Agropolitan (Padi): TanahMiring, Kurik, Malind

• KPB Salor• Kawasan

Transmigrasi: Kurik, Jagebob, Muting

• Kawasan Tertinggal: Marauke

• Kawasan MIFEE

• PKW terdekat: Merauke

Pusat

pertumbuhan baru

berbasis

agropolitan sebagai

sentra produksi

dan pengolahan

produk pertanian

untuk mendukung

KEK MIFEE.

Peningkatan

keterkaitan

desa-kota

a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap PKW Marauke;

b. Pengembangan dermaga dan transportasi laut ke Timika,

c. Peningkatan dan perluasan bandar udara Marauke; (Pengembangan

pelabuhan dan peningkatan aktivitas pelayaran ke Timika, serta

pengembangan bandar udara Marauke)

d. Pemenuhan pelayanan dasar yang berfokus pada pemenuhan perumahan,

layanan pendidikan dan kesehatan serta pembangunan PLTP dan PLT

Biomasa, peningkatan jaringan listrik, air bersih, dan irigasi.

e. Peningkatan jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, dan irigasi untuk

mendukung pengembangan KEK MIFEE

Pengembangan

ekonomi lokal

a. Pengembangan kegiatan budidaya pertanian berbasis padi, kelapa sawit,

tebu, dan peternakan sapi.

b. Pengembangan pasar,koperasi, dan toko saprodi pertanian.

c. Pengembangan pelayanan koperasi simpan pinjam dan UKM

d. Pengembangan industri pengolahan produk pertanian.

e. Pembangunan Balai Penelitan dan pengembangaan teknologi pertanian.

Pemberdayaan a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan

masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, serta

konflik sosial

b. Pengembangan badan pengelola kawasan transmigrasi

c. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan kampung dalam

pelaksanaan pelayanan dasar dan keuangan desa

34

B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA

Page 35: Training PELD 2014

TERIMA KASIH

106

Page 36: Training PELD 2014

Masukan untuk Buku III

• Buku III mengarahkan sektor bukan kompilasi kegiatan sektor.

• Perlu ada kejelasan mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pembangunan, apakah pemerintah pusat, pusat dan daerah, atau termasuk non pemerintah?

- Contoh: pembangunan balai pertemuan di desa yang diusulkan oleh dirjen PMD sementara kewenangan tersebut ada di desa.

107