transnational organised crime
DESCRIPTION
terrorism as TOC : JITRANSCRIPT
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRISEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
TERORISME DALAM PERSPEKTIF TRANSNATIONAL ORGANISED CRIME : TINJAUAN TERHADAP JAMAAH ISLAMIAH
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang pernah menjadi perhatian dunia sebagai
korban aksi terorisme. Dua aksi terorisme yang sangat dikenal adalah serangan Bom
Bali 2002 dan 2005. Kedua serangan ini dilakukan oleh sebuah kelompok teroris yang
dinamakan Jama’ah Islamiyah1.
Dalam era globalisasi sekarang ini, banyak timbul dan beroperasi
Transnational Organizations (organisasi lintas negara) dengan berbagai macam
tujuan. Hisbut Tahrir Indonesia, Jama’ah Ahmadiyah Indonesia, Lions Club
Indonesia, dan sebagainya adalah beberapa contoh jenis organisasi dimaksud. Apabila
organisasi sejenis berkecimpung dalam gerakan melanggar hukum guna mencapai
tujuannya, maka kejahatan yang dilakukan dikategorikan sebagai transnational
organised crime (TOC / Kejahatan terorganisasi lintas negara).
PEMBAHASAN
TOC ini memiliki 3 aspek pokok2, yaitu:
1. Aspek Pelaku
a. Pelaku merupakan kelompok terstruktur yang terdiri dari tiga orang atau
lebih.
b. Terbentuk dalam satuT
periode waktu dan bertindak secara terpadu dengan
tujuan untuk melakukan satu tindak pidana serius atau pelanggaran atau
lebih.
2. Aspek Transnasional / lintas nasional
a. Dilakukan di lebih dari satu negara.
b. Dilakukan di satu negara namun bagian penting dari kegiatan persiapan,
perencanaan, pengarahan atau kontrol terjadi di negara lain.
c. Dilakukan di satu negara tetapi melibatkan suatu kelompok penjahat
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Jemaah_Islamiyah diakses pada tanggal 4 September 2013.2 UNTOC 2004 dalam paparan BJP Dr. Petrus Reinhard Golose di Sespimmen 53 tanggal 2 September 2013
terorganisasi yang terlibat dalam kegiatan kriminal di lebih dari satu negara.
d. Dilakukan di satu negara namun memiliki akibat utama di negara lain.
3. Aspek tujuan
Mendapatkan keuntungan keuangan atau materi lainnya baik secara
langsung atau tidak langsung. Aspek tujuan ini tidak berlaku bagi kejahatan
berbasis ideologi seperti terorisme yang cenderung bertujuan kekuasaan.
Gerakan Jemaah Islamiyah memenuhi aspek-aspek tersebut di atas:
1. Aspek Pelaku
Jamaah atau Jemaah Islamiyah memiliki struktur dan Pedoman perjuangan
dalam mencapai tujuan organisasi, yaitu :
sumber : http://ilmawan51019.files.wordpress.com/2007/03/ji-clear.ppt diakses pada tanggal 4 September 2013
b. Pedoman Umum Perjuangan Al Jamaah Al Islamiyah (PUPJI) dikeluarkan
oleh Majelis Qiyadah Markaziyah Al- Jamaah Al Islamiyyah, tanggal 30 Mei
1996. Dalam pedoman tersebut, mereka menghalalkan cara untuk melakukan
kekerasan dan pembunuhan terhadap pihak-pihak yang dianggap musuh dalam
serangan terror, seperti pengeboman, perampokan bersenjata, dan sebagainya.
PUPJI terdiri dari :
Ushulul-Manhaj Al- Harakiy Li Iqomatid Dien (Sepuluh prinsip dlm
memahami Dien sbg landasan langkah-langkah sistematis yg wajib ditempuh
dlm rangka menegakkan Daulah Islamiyah dan selanjutnya menegakkan
a.
2
Khilafah Islamiyah)
Al-Manhaj Al Harakiy Li Iqomatid Dien (Pedoman mengenai langkah-langkah
sistematis yg wajib ditempuh dlm rangka menegakkan Dien (Daulah
Islamiyah)
Al-Manhaj Al-‘Amaliy (Pedoman Operasi Umum)
An-Nidhomul Asasiy (Ketentuan dasar)
2. Aspek Transnational / lintas negara
Wilayah Operasi Jamaah Islamiyah adalah terutama di Asia tenggara.
Wilayah latihan : Akademi militer mujahidin afghanistan di sadaa – pakistan
(berbatasan dengan afghanistan), Akademi militer jama’ah islamiyah di
turkhom – afghanistan (berbatasan dengan pakistan), dan Akademi Militer
Islam Jamaah Islamiyah hudaibiyah (900 meter diatas permukaan laut) dan
jabal quba (1500 diatas permukaan laut) di kamp abu bakar, mindanao, filipina
selatan.
Dalam menjalankan operasinya, mereka juga mempunyai hubungan dengan
kelompok teroris lainnya (TOC-terrorism). Seperti didapatkannya hubungan
dengan tangan kanan Osama Bin Laden dalam menjalankan terror Al Qaeda di
Asia Tenggara.
3. Aspek tujuan
sumber : http://ilmawan51019.files.wordpress.com/2007/03/ji-clear.ppt diakses pada tanggal 4 September 2013
Melihat fenomena tersebut di atas, maka kerjasama intersif antar negara guna
menanggulangi terorisme sangatlah memegang peran penting. Sehingga strategi
3
penanganan TOC-terorisme3 berorientasi pada masalah yang dapat dilakukan,
diantaranya:
1. Perjanjian kerjasama untuk melakukan penjagaan dan pengawasan di wilayah
perbatasan antar negara-negara.
2. Perjanjian kerjasama untuk mengumpulkan, mempertukarkan, dan
menganalisis informasi terkait TOC.
3. Perjanjian kerjasama ekstradisi.
4. Perjanjian kerjasama bantuan hukum secara timbal balik.
5. Perjanjian kerjasama untuk melakukan investigasi gabungan.
6. Perjanjian kerjasama di bidang penegakan hukum.
7. Kerjasama pelatihan dan pemberian bantuan secara teknis.
8. Melaksanakan teknik investigasi khusus terkait penanganan kasus TOC.
9. Perjanjian kerjasama untuk melakukan pelacakan terhadap aset serta
pendanaan terkait TOC, dengan lingkup pembekuan dan penyitaan.
10. Setiap negara menerapkan transparansi atas transaksi-transaksi yang akan
masuk atau keluar dari negara tersebut.
11. Meningkatkan kesadaran dan memberikan insentif serta alternatif bagi sektor
swasta untuk mengurangi dalam memfasilitasi TOC
12. Memberikan dukungan terhadap upaya kerja dari Financial Action Task
Force.
KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa terorisme,
sebagaimana gerakan yang dilakukan oleh Jamaah Islamiyah, dapat dipandang dalam
perspektif Transnational Organised Crime karena dalam struktur, instrumental
(aturan guna keterpaduan gerakan), dan tujuan sudah terorganisir dengan baik serta
dilakukan dengan mengabaikan batas negara (lintas negara). Perekrutan, pendanaan,
sarana yang digunakan, serta metode operasional dari pelatihan hingga pelaksanaan
aksi terorisme dilakukan lintas negara dan lintas bangsa. Terkait dengan Jamaah
Islamiah, hal tersebut dilakukan guna mendirikan Daulah Islamiah Nusantara yang
meliputi: Indonesia, Singapura, Brunei, Thailand selatan, Kamboja, Filipina selatan,
dan Malaysia. Oleh karena itu maka kerjasama antar negara, bukan hanya pada negara
3 Paparan BJP Dr. Petrus Reinhard Golose di Sespimmen 53 tanggal 2 September 2013
4
sebagai sasaran utama Daulah Islamiah Nusantara namun seluruh negara di dunia
sangat diperlukan dalam penanggulangan tindak pidana terorisme karena terorisme
mempunyai hubungan dengan kelompok yang mempunyai ideologi serupa di seluruh
dunia.
Lembang, 4 September 2013Penulis
M. Arif Sugiarto, Sik, MPPNo. Serdik: 201305002136
5