ttr klrg sken 5

9
Definisi. Bencana atau disaster adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis dan terjadi secara tiba-tiba. Manjemen Bencana adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan bencana dan keadaan daruat, sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong masyarakt dalam keadaan beresiko tinggi agar dapt menghindari ataupun pulih dari dampak bencana. Tahap atau fase. Menurut Barbara santamaria (1995), ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana yaitu : 1. Fase pre impact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan dengan baik oleh pemerintah, lembaga dan masyarakat. 2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup, fase impact ini terus berlanjut hingga tejadi kerusakan dan bantuan- bantuan yang darurat dilakukan. 3. Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat. Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas normal. Secara umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons fisiologi mulai dari penolakan (denial), marah (angry), tawar-menawar (bargaing), depresi (depression) hingga penerimaan (acceptance). Tujuan. Tujuan dari Manajemen bencana diantaranya:

Upload: agus-bourne

Post on 25-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

huhhhjhyg

TRANSCRIPT

Definisi.

Bencana atau disaster adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis dan terjadi secara tiba-tiba.Manjemen Bencana adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan bencana dan keadaan daruat, sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong masyarakt dalam keadaan beresiko tinggi agar dapt menghindari ataupun pulih dari dampak bencana.Tahap atau fase.

Menurut Barbara santamaria (1995), ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana yaitu :

1. Fase pre impact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan dengan baik oleh pemerintah, lembaga dan masyarakat.

2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup, fase impact ini terus berlanjut hingga tejadi kerusakan dan bantuan-bantuan yang darurat dilakukan.

3. Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat. Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas normal. Secara umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons fisiologi mulai dari penolakan (denial), marah (angry), tawar-menawar (bargaing), depresi (depression) hingga penerimaan (acceptance).Tujuan.

Tujuan dari Manajemen bencana diantaranya:

1.Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyarakt negara.

2.Mengurangi penderitaan korban bencana

3.Mempercepat pemulihan

4.Memberikan perlindunagan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam.5. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.

6. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang telah ada.

7. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

8. Menghargai budaya local.

9. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.

10. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan.

11. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegaraSiklus Manajemen BencanaUntuk tujuan diatas diperlukan beberapa tahap dalam upaya untuk menangani suatu bencana

1.Penanganan Darurat; yaitu upaya untuk menyelamatkan jiwa dan melindungi harta serta menangani gangguan kerusakan dan dampak lain suatu bencana.Sedangkan keadaan darurat yaitu kondisi yang diakibatkan oleh kejadian luar biasa yang berada di luar kemampuan masyarakat untuk menghadapnya dengan sumber daya atau kapasitas yang ada sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dan terjadi penurunan drastic terhadap kualitas hidup, kesehatan atau ancaman secara langsung terhadap keamanan banyak orang di dalam suatu kominitas atau lokasi.

2.Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi.Proses recovery terdiri dari:

a. Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka pendek.

b.Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen

3.Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman.Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb.Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana.

4.Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar.

5.Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau kemungkinan akan terjadi) bencana.Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.

Dampak bencana.

1. Korban meninggal dunia

2. Korban luka

3. Kerusakan property dan harta benda

4. Kerusakan lahan, hewan dan tanaman.

5. Hilangnya produksi/sumber mata pencarian

6. Kerugian ekonomi

7. Dampak sosial & psikososial

PERAN PERAWATA. Peran dalam Pencegahan PrimerAda beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain:

1.mengenali instruksi ancaman bahaya;

2.mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda)

3.melatih penanganan pertama korban bencana.

4.berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat

Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :

1. usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)

2. pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar

3. memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, RS dan ambulans.

4. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai)

5. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencanaB. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat (Impact Phase)Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan stabil.Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai bagian dari tim kesehatan.

Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama.Ada saat dimana seleksi pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif. (Triase )

TRIASE

1. Merah paling penting, prioritas utama.keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II

2. Kuning penting, prioritas kedua.Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II

3. Hijau prioritas ketiga.Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

4. Hitam meninggal.Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal

Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana1.Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari

2.Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian

3.Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS

4.Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian

5.Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan

6. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa

7.Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)

8.Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.

9.Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater

10.Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi

C. Peran perawat dalam fase postimpactBencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban.Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal.Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.IRK.Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumah kamu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (melakukan bala) apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. [QS. Ali Imran (3): 154

Dan ketahuilah, bahwa harta kamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan (fitnah) dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. al- Anfal (8): 28Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu (melakukan bala) dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan/ fitnah (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [QS. al-Anbiya (21): 35(Dia) Yang menciptakan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu (melakukan bala), siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [QS. al-Mulk (67): 2.Dalam sikososial.

Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologiskorban. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupannormal. Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembanghingga terjadi Posttraumatic Stres Disorder (PTSD) Syndrom yang memiliki 3 kriteria utama.Yaitu, Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejalaulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya.Ketiga, individu akan menunjukkan gangguan fisik. Selain itu individu dengan PTSD dapatmengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah,dan gangguan memori.Dalam hal ini perawat, psikiater, maupun psikolog harus menyadari tanda dan gejala darisindrom PTSD ini karena sindrom ini bisa saja terjadi berselang waktu yang lama dari kejadianbencana tersebut.Alternatif pelayanan yang dapat diberikan pada pasien dengan stres kejiwaan ini adalah:a. Jaminan perlindungan dari pemerintahb. Penyediaan tempat oleh pemerintah maupun lembaga untuk pelayanan emergency padakondisi tersebutc. Informasi alamat dan kontak dengan RS, yang dapat diinformasikan pada keluargad. Penyediaan layanan Home VisitPeran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencanaSelain tindakan emergency perawat juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakatkorban bencana yang mengungsi. Tugas dan tanggung jawab tersebut yaitu:a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-harib. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harianc. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganankesehatan di RSd. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan hariane. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatankesehatanf. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupunkondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannyag. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yangditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksipsikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan denganmemodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiaterj. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dankebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi

askep.Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau trauma yang dirasakan.

Noc :

Setelah dilakukan tindakan selama 2 hari diharapkan keluarga mampu mengatasi sindrom pasca trauma.

Kriteria hasil : 1. Keluarga mampu mengenal masalah trauma dalam keluarga. 2. Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi kecemasan dan trauma. 3. Keluarga mampu melakukan tindakan keperawatan mencegah trauma yang berlebih. 4. Keluarga mampu memelihara lingkungan fisik, psikis, dan social untuk mempertahankan derajat kesehatan. 5. Keluarga mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada dimasyarakat seperti puskesma, posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.Nic. :

1. Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kecemasannya. 2. Anjurkan keluarga untuk mengurangi stressor yang menyebabkan kecemasan seperti anjurkan keluarga untuk tidak berfokus terhadap kejadian banjir yang paling berkesan dan merusak harta benda. 3. Anjurkan keluarga untuk tetap mempertahankan mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah. 4. Anjurkan keluarga untuk menjaga hubungan social dengan tetangga yang memiliki kesamaan senasib dan sepenanggungan, menjaga keadaan psikis dengan mampu menerima dengan ikhlas keadaan yang menimpanya. 5. Anjurkan keluarga untuk meminta bantuan dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi masalah kesehatan.